laporan tahunan 2015 -...

161
LAPORAN TAHUNAN 2015 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA UTARA

Upload: trandien

Post on 06-Mar-2019

340 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA UTARA

i |Laporan Tahunan 2015

KATA PENGANTAR

Laporan tahunan 2015 merupakan sintesis dari kegiatan

yang dilakukan oleh segenap aparatur dan tenaga peneliti dan penyuluh yang ada di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara. Laporan ini memuat data kemajuan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi BPTP Sumut baik yang bersifat rutin maupun pembangunan dalam tahun anggaran 2015.

Kegiatan penelitian dan pengkajian sebagian besar bersifat terapan dan diimplementasikan langsung di lapangan. Dengan demikian, diharapkan kendala penerapan teknologi oleh pengguna selanjutnya dapat dieliminasi dan sekaligus dapat mempercepat proses transfer teknologi ke pengguna.

Struktur laporan terdiri atas empat bagian utamamencakup dukungan sumber daya manusia, pengelolaan anggaran, ringkasan kegiatan balai mencakup hasil pengkajian dan diseminasi, dan fasilitas yang dimiliki BPTP Sumatera Utara seperti kebun percobaan, laboratorium, perpustakaan. Banyak kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan terutama dalam aplikasi teknologi di lapangan maupun dalam sistem pengelolaan anggaran yang semua itu memberi pengalaman

tersendiri bagi BPTP Sumut. Namun kami percaya, kendala yang dihadapi akan menjadi informasi berharga dalam meningkatkan kinerja BPTP Sumut di masa yang akan datang.

Kami sampaikan apresiasi dan terima kasih kepada manajemen, seluruh staf BPTP Sumut yang telah membantu mempersiapkan bahan laporan ini. Semoga Laporan Tahunan 2015 ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan sebagai salah satu informasi dalam rangka upaya pembangunan pertanian regional Sumatera Utara dalam mendukung pembangunan pertanian nasional.

Medan, April 2016 Kepala BPTP Sumatera Utara

Dr. Andriko Noto Susanto, SP, MP NIP. 19721505 199803 1 004

ii|Laporan Tahunan 2015

TIM PENYUSUN

Andriko Noto Susanto

Khadijah EL Ramija

John Khaidir

Dorkas Parhusip

PENYUNTING

Muhammad Fadly

Ahmad Azhar Nasution

iii|Laporan Tahunan 2015

DAFTAR ISI

KATA PENGHANTAR ..................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................. ii

DAFTAR TABEL ............................................................. iv

DAFTAR GAMBAR ......................................................... vi

Pendahuluan ................................................................ 3

Dukungan Sumber Daya Manusia ................................ 3

Struktur Organisasi .......................................................... 3

Komposisi Sumberdaya Manusia ........................................ 4

Kenaikan Pangkat ............................................................ 9

Pendidikan Jangka Panjang dan Penelitian .......................... 10

Pegawai yang melakukan cuti ........................................... 11

Sarana dan Prasarana ...................................................... 12

Kerjasama, Pelayanan dan Pengkajian................................ 15

Perpustakaan Digital ........................................................ 16

Peningkatan Jasa Pelayanan perpustakaan ......................... 17

Layanan Sirkulasi ............................................................. 18

Laboratorium Tanam dan Tanaman ................................... 20

Sumberdaya Manusia Pendukung Laboratorium tanah dan tanaman ......................................................................... 21

Penerimaan Contoh Uji ..................................................... 21

Penerimaan PNBP ............................................................ 22

Permasalahan dan Saran .................................................. 23

Kondisi Peralatan Laboratorium Tanah BPTP Sumatera Utara hingga 2015 .................................................................... 24

Pengelolaan Kebun Percobaan ........................................... 27

Kebun Percobaan Pasar Miring .......................................... 27

Kebun Percobaan Gurgur .................................................. 28

iv|Laporan Tahunan 2015

Kebun Percobaan BPTP Sumut .......................................... 32

Pengelolaan Website ........................................................ 37

Produksi Bahan Informasi tercetak ..................................... 40

Kerjasama....................................................................... 48

Paket Teknologi yang telah didesimininasikan ..................... 50

Ringkasan Hasil Penelitian dan Pengkajian .......................... 53

Perakitan Teknologi Spesifik Lokasi Sumatera Utara ............. 53

Anggran dan Realisasi ...................................................... 123

Realisasi Pendapatan........................................................ 130

Penutup .......................................................................... 131

Karya Tulis Ilmiah Peneliti dan Penyuluh BPTP Sumatera utara .............................................................................. 133

v|Laporan Tahunan 2015

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Komposisi SDM BPTP Sumatera Utara .................... 4

Tabel 2. Komposisi Tenaga Peneliti menurut jabatan Fungsional ...................................................................... 5

Tabel 3. Komposis tenaga penyuluh menurut jabatan Fungsional ...................................................................... 6

Tabel 4. Komposisi peneliti/penyuluh dan PNK/calon penyuluh menurut tingkat Pendidikan ............................... 7

Tabel 5. Komposisi pustakawan menurut tingkat pendidikan . 7

Tabel 6. Komposisi tenaga administrasi menurut tingkat pendidikan ...................................................................... 8

Tabel 7. Keragaan PNS berdasarkan kenaikan pangkat reguler ........................................................................... 9

Tabel 8. Keragaan PNS berdasarkan kenaikan pangkat fungsional ....................................................................... 9

Tabel 9. Rekapitulasi Kenaikan Gaji Berkala PNS BPTP Sumatera Utara per 31 Desember 2015 .............................. 10

Tabel 10. Komposisi PNS yang saat ini sedang mengikuti pendidikan jangka panjang ............................................... 10

Tabel 11. Komposisi PNS BPTP Sumatera Utara yang mengikuti pelatihan selama tahun 2015 ............................. 11

Tabel 12. Rekapitulasi Cuti PNS BPTP Sumatera Utara per 31 Desember 2015........................................................... 11

Tabel 13. Bangunan gedung kantor dan perumahan pegawai lingkup BPTP Sumatera Utara ............................... 12

Tabel 14. Pengadaan barang-barang inventaris TA 2015 ...... 13

Tabel 15. Kendaraan roda empat dan roda dua yang dimiliki oleh BPTP Sumatera Utara ................................................ 14

Tabel 16. Koleksi Perpustakaan BPTP Sumatera Utara tahun 2015 .............................................................................. 17

Tabel 17. Entri Database koleksi perpustakaan hingga tahun 2015 .............................................................................. 18

vi|Laporan Tahunan 2015

Tabel 18. Layanan Sirkulasi Penggunaan perpustakaan BPTP Sumatera Utara tahun 2015 .............................................. 19

Tabel 19. Jenis contoh uji yang diterima pada tiga tahun terakhir .......................................................................... 22

Tabel 20. Penerimaan PNBP laboratorium tahun 2015 .......... 22

Tabel 21. Tanaman buah koleksi KP. Pasar Miring ............... 28

Tabel 22. Keragaan beberapa koleksi varietas padi di KP. Pasar Miring .............................................................. 28

Tabel 23. Jenis tanaman buah yang ada di KP Gurgur pada tahun 2015 ..................................................................... 29

Tabel 24. Data produksi kopi Lintong dan Gayo tahun 2015 .. 30

Tabel 25. Sarana dan Prasarana KP Gurgur ......................... 31

Tabel 26. Pendayagunaan dan Pemanfaatan KP Gurgur ....... 31

Tabel 27. Jenis tanaman buah-buahan, tanaman hias di Kebun Percobaan BPTP Sumatera Utara Tahun 2015 ........ 34

Tabel 28. Koleksi Peternakan KP. BPTP Sumut .................... 35

Tabel 29. Artikel/berita yang telah diinput dalam website selama tahun 2015 .......................................................... 38

Tabel 30. Bahan informasi tercetak produksi tahun 2015 ...... 40

Tabel 31.Teknologi pemupukan di VUB Spesifik lokasi TA 2015 di Sumut ............................................................ 51

Tabel 32.Teknologi pemupukan di VUB Spesifik lokasi lahan

pasang surut di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara ........... 52

Tabel 33.Teknologi Pembibitan SapiSpesifik Lokasi di Negori/Desa Silandak, Kecamatan Dolok Batu Nanggar Kabupaten Simalungun ..................................................... 52

Tabel 34. Masalah yang dihadapi petani Jeruk di masing-masing Kabupaten PKAH di Provinsi Sumatera Utara 88

Tabel 35. Realisasi Anggaran DIPA APBN tahun Anggaran 2015 .............................................................................. 124

Taabel 35. Karya Tulis Ilmiah (KTI) tahun 2015................... 133

vii|Laporan Tahunan 2015

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Organisasi BPTP Sumatera Utara ........... 3

Gambar 2. Komposisi Peneliti menurut kelas umur ............... 5

Gambar 3. Komposisi PNK Menurut kelas umur ................... 6

Gambar 4. Komposisi PNS menurut golongan ...................... 8

Gambar 5. Persentase Sirkulasi Subyek .............................. 18

Gambar 6. Struktur Organisasi Laboratorium Tanah dan Tanaman ........................................................................ 21

Gambar 7. Kebun Percobaan Pasar Miring .......................... 27

Gambar 8. Tanaman buah koleksi KPPasar Miring ................ 27

Gambar 9. Kegiatan Pengelolaan KP Gurgur dan pemasangan Patok Pembatas KP ....................................... 32

Gambar 10. Kegiatan di Kebun Percobaan BPTP Sumut ........ 36

Gambar 11. Halaman Muka Website BPTP Sumatera Utara ... 37

Gambar 12. X-Banner dan Kalender 2015 ........................... 41

Gambar 13. Kliping Koran ................................................. 42

Gambar 14. Penghargaan Stand Terbaik I pada Pekan Inovasi Provinsi Sumatera Utara ke III ............................... 47

Gambar 15. Pameran Kerjasama BP2KP Kab. Asahan Sumatera Utara di Kabupaten labuhan Batu Utara ............... 47

Gambar 16. A.Kegiatan tanam perdana Varietas unggul Lokal Sigambiri, b. Introduksi varietas Unggul Balitbangtan dan c. Panen Ubinan .................................................................. 54

Gambar 17. Pertemuan,tanam, benih langsung dan kegiatan panen ............................................................................. 56

Gambar 18. Keragaan varietaas inpara ............................... 57

Gambar 19. Lokasi Kegiatan dan Pertemuan ....................... 60

Gambar 20. Kegiatan Pengembangan Kampung Boerka Tahun

2015 .............................................................................. 62

Gambar 21. Penanganan segar cabai ................................. 67

viii|Laporan Tahunan 2015

Gambar 22. Koordinasi dan Survey di Kab, Tapanuli Utara dan Samosir .......................................................................... 68

Gambar 23. Survey Pengetahuan PRSV dan Kebun Pepaya terkena PRSV .................................................................. 70

Gambar 24. Evaluasi adopsi teknologi padi melalui SL-PTT ... 73

Gambar 25. Model Bioindustri Tanaman Dan Ternak di Kabupaten Nias ............................................................... 78

Gambar 26. Gapura, Saung dan Petak Percontohan Tanam Agroinovasi ..................................................................... 80

Gambar 27.Temu Lapang, Pelatihan dan Koordinasi ............. 83

Gambar 28.Temu Lapang dan Demplot di Kabupaten Simalungun, Karo dan Samosir .......................................... 85

Gambar 29.Koordinasi PKAH Jeruk di Dinas Pertanian Kabupaten Pembuatan Pestisida organik di desa Panribuan, Kec. Dolok Silau Kab. Simalungun ...................................... 89

Gambar 30.Diskusi Grup Terfokus dan Dukungan Bibit Kopi untuk KP Gurgur .............................................................. 90

Gambar 31.Pelatihan dan Pengamatan Tebu ....................... 92

Gambar 32.Pertemuan dan Temu Lapang di Kabupaten Batubara, Nias, Labuhan Batu dan Langkat ......................... 93

Gambar 33.a. Kandang Swadaya dan Teknologi Pakan Rumput ad libitum, b. Pembuatan Kompos Kotoran sapu oleh kelompok ................................................................. 94

Gambar 34.a. Panen bersma Dandim Tapanuli Tengah, b. Implementasi Model di Kabupaten Tapanuli Tengan, c. Pelatihan Katam terpadu untuk PPL se Sumatera Utara, d. Pelatihan Katam terpadu untuk para BABINSA .................... 99

Gambar 35.Alat Jarwo Transplanter, combine harnester, rouging pada produksi benih sumber padi .......................... 103

Gambar 36.Pertanaman dan Prosesing Produksi Benih Sumber Kedelai ............................................................... 105

Gambar 37.Kegiatan di Kab. Deli Serdang, Nias, Pakpak Bharat dan Batubara ........................................................ 108

ix|Laporan Tahunan 2015

Gambar 38. Alur benih kedelai mengikuti JABLSIM Model 2 di agroekosistem 3-4 bulan basah (perlu fasilitas penyimpanan benih) dengan tiga musim tanam ...................................... 110

Gambar 39. Model kemitraan dalam penangkaran benih kedelai berbasis komunikasi .............................................. 111

Gambar 40. Model sistem penangkaran benih, didesa mariah padang ........................................................................... 113

Gambar 41. Panen Perdana di desa Majanggut ................... 114

Gambar 42. Bimbingan teknis dari tim peneliti Balitkabi Malang di desa Mariah Padang Kec. Tebing Tinggi Kab, Serdang Bedagai ............................................................. 115

Gambar 43. Pelatihan kepada petani di deda Majanggut di Kec. Kerajaan Kab. Pakpak Bharat oleh kepala balitkabi malang ........................................................................... 115

Gambar 44. Tanam perdana kedelai bersama Bupati pakpak

Bharat didesa Majanggut I, Kecamatan Kerajaan ................. 116

Gambar 45. Pengamatan dan penyiangan oleh peneliti ........ 116

Gambar 46. Koordinasi, pertemuan dan dampel tanah bekas tanaman kedelai dan jagung untuk analisa mikroba ............. 119

Gambar 47. Proses pembuatan minyak kelapa .................... 121

Gambar 48. Lokasi Demplot di Kabupaten Karo ................... 123

1 |Laporan Tahunan 2015

PENDAHULUAN

Sebagai ujung tombak Kementerian Pertanian di daerah,

BPTP Sumatera Utara telah melakukan beberapa pengkajian dan

diseminasi untuk mendukung pencapaian sasaran pembangunan

pertanian wilayah propinsi. Kegiatan ini sekaligus ditunjuk untuk

mewujudkan visi dan misi Balai yang mengacu pada Rencana

Strategi Kementrian Pertanian 2015-2019.

Visi BPTP Sumatera Utara adalah menjadi lembaga pengkajian pertanian terdepan di Sumatera Utara untuk mewujudkan pertanian industrial berkelanjutan berbasis sumberdaya lokal dan berdaya saing. Misi BPTP Sumatera Utara

adalah: (1) Merancang, menghasilkan, dan mengembangkan inovasi pertanian spesifik lokasi, serta rekomendasi opsi-opsi kebijakan pembangunan pertanian di Provinsi Sumatera Utara sesuai dinamika kebutuhan masyarakat pertanian, (2) Meningkatkan efisiensi, efektivitas dan percepatan diseminasi inovasi pertanian kepada para pengguna serta meningkatkan penjaringan umpan balik inovasi pertanian, (3) Mengembangkan jaringan kerjasama lokal, nasional dan internasional dalam rangka penguasaan IPTEK, pengembangan pusat data agribisnis pertanian di daerah dan peningkatan peran BPTP Sumatera Utara dalam pengembangan usaha dan sistem agribisnis, ketahanan

pangan serta kesejahteraan petani, dan (4) Mengembangkan kapasitas dan akuntabilitas BPTP Sumatera Utara untuk menghasilkan inovasi pertanian bermutu, memberikan pelayanan-pelayanan prima kepada pengguna.

Pada tahun 2015, Kementerian Pertanian melalui Badan Litbang Pertanian berkerjasama dengan UPT Dinas Pertanian Provinsi di 33 Kabupaten/Kota dalam mewujudkan beragam program upaya khusus pencapaian swasembada padi, jagung dan kedelai (UPSUS). Kegiatan penelitian, pengkajiandan penyuluhan berbasis pada komoditas strategis (padi, jagung, kedelai, bawang merah dan cabai) juga dilaksanakan oleh BPTP dalam menyiapkan dan mendiseminasikan inovasi dan teknologi mendukung UPSUS. Kegiatan ini terlihat pada kegiatan penyediaan benihi sumber padi dan kedelai, pendampingan kawasan tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan.

BPTP Sumut juga melakukan kegiatan pengkajian dan diseminasi untuk mendukung swasembada dan swasembada

2 |Laporan Tahunan 2015

keberlanjutan terhadap ketersediaan gula, daging sapi dan kerbau, Pengelolaan Kebun Percobaan, Pendampingan Kalender Tanam (KATAM), Bioindustri, serta pembuatan Agro Ecological Zone (AEZ) di Provinsi Sumatera Utara. Untuk mempercepat proses transfer teknologi juga ditingkatkan keterkaitan antara peneliti dan penyuluh dengan petani serta pengguna lainnya. Kegiatan ini dilakukan melalui kerjasama pengembangan komoditas unggulan, media konsultasi dan penyampaian setiap

kegiatan dan hasil kegiatan melalui website BPTP Sumatera Utara, pengembangan visitor plot, pengujian dan validasi teknologi di lahan petani serta seminar, lokakarya dan kunjungan lapangan, ikut serta dalam pameran teknologi pertanian, pembuatan poster, buku, VCD, serta folder penggunaan inovasi dan pengembangan teknologi pertanian.

Semua kegiatan tersebut dibiayai oleh APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) Tahun Anggaran 2015.Disamping itu terdapat empat kegiatan yang didanai Balitbangtan melalui Kerjasama Kemitraan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian Spesifik Lokasi (KKP3SL). Laporan ini juga dilengkapi dengan data, administrasi perkantoran dan laporan lainnya.Laporan ini diharapkan dapat dijadikan arah kebijakan rekomendasi teknologi spesifik lokasi untuk kegiatan spesifik lokasi di Sumatera Utara dan menjadi acuan bagi perbaikan kegiatan penelitian dan pengkajian di tahun mendatang.

3 |Laporan Tahunan 2015

DUKUNGAN SUMBER DAYA MANUSIA

Struktur Organisasi

Sumber Daya Manusia yang dimiliki oleh BPTP Sumatera Utara memegang peranan yang strategis dalam mendukung kinerja BPTP Sumatera Utara menuju institusi yang akuntabel. Dalam menjalankan visi, misi dan tupoksinya, kepala BPTP Sumatera Utara dibantu oleh dua orang pejabat struktural yaitu Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan Kepala Seksi Kerjasama, Pelayanan dan Pengkajian. Dalam melaksanakan pengkajian, Kepala BPTP Sumatera Utara didukung oleh kelompok fungsional peneliti dan penyuluh yang dibagi dalam empat kelompok, yaitu Kelompok Pengkaji (Kelji) Budidaya, Sumberdaya, Pasca Panen dan Sosial Ekonomi. Sesuai dengan Surat Keputusan Kepala Badan Litbang Pertanian No 191.1/Kpts/OT.050/I/05/2015, pada bulan Juli 2015, dilakukan pergantian koordinator program BPTP Sumatera Utara, yang dilanjutkan dengan pergantian ketua kelji sumberdaya maupun pasca panen (Gambar 1).

Gambar 1. Struktur Organisasi BPTP Sumatera Utara

BPTP Sumatera Utara memiliki dua kebun percobaan, yaitu Kebun Percobaan Pasar Miring di Kabupaten Deli Serdang dan Kebun Percobaan Gurgur di Kabupaten Toba Samosir.

Kepala Kebun Percobaan Gurgur

Jintamin Saragih, STP

Kepala Balai

Dr.Ir. Catur Hermanto, MP

Kepala Seksi Kerjasama

Pelayanan dan Pengkajian

Ir. Akmal, MSi

Kepala Sub Bagian Tata Usaha

Ir. John Khaidir, MM

Program

Dr. Khadijah El Ramija, MP

Kepala Kebun

PercobaanPasar Miring

Ir. Timbul Marbun, MP

Kelji Budidaya

Ir. Helmi, MSi

Kelji Pascapanen

Ir. Lermansius Haloho, MP

Kelji Sumberdaya

Musfal, SP, MP

Kelji Sosial Ekonomi

Ir. Lermansius Haloho, MP

4 |Laporan Tahunan 2015

Struktur organisasi BPTP SumateraUtara berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 4584/Kpts/KP.330/8/2013 tanggal 20 Agustus 2013.

Komposisi Sumber Daya Manusia

BPTP Sumatera Utara dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) dengan berbagai bidang keahlian dan tingkat kompetensi. Hingga akhir bulan Desember tahun 2015 jumlah SDM lingkup BPTP Sumatera Utara (mencakup KP. Pasar Miring dan KP. Gurgur) adalah 140 orang yang terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 108 orang, calon Pegawai Negeri Sipil (PNS) 7 orang, satmingkal dua orangdan tenaga honorer/outsourcing 23 orang. SDM tersebut masih terkonsentrasi 86% bekerja diKantor Pusat (BPTP), sedangkan yang bekerja di Kebun Percobaan (Pasar Miring dan Gurgur, satminkal) sebesar 14% (Tabel 1). Pada tahun 2015 jumlah PNS BPTP Sumatera Utara yang memasuki masa pensiun sebanyak tiga (3) orang yang

merupakan tenaga administrasi.

Tabel 1. Komposisi SDM lingkup BPTP Sumatera

Jabatan/ Fungsional

BPTP (Medan)

KP. Pasar Miring

KP. Gurgur

Jumlah (orang)

Peneliti 27 1 - 28

Peneliti Non Klas 11 3 1 15

Penyuluh 5 - - 5

Penyuluh Non Klas 4 - - 4

Analis Kepegawaian 1 - - 1

Pustakawan 2 - - 2

Arsiparis - - - -

Teknisi 1 - - 1

Jabatan struktural 2 - - 2

Administrasi 39 9 9 57

Honorer/outsourcing 23 - - 23

Satminkal 2 - - 2

Jumlah 117 13 10 140

Pengalokasian gaji PNS yang masuk dalam DIPA BPTP Sumatera Utara pada Tahun Anggaran 2015 adalah 115orang, dengan perincian 113 orang ditempatkan langsung dilingkungan

5 |Laporan Tahunan 2015

BPTP Sumatera Utara, dan 2 (dua) orang penyuluh tenaga satminkal yang ditempatkan di kabupaten/kota se-Sumatera Utara.

Komposisi tenaga peneliti BPTP Sumatera Utara menurut jenjang jabatan fungsionalnya dapat dilihat pada Tabel 2. Hingga akhir tahun 2015, jumlah peneliti fungsional aktif BPTP Sumatera Utara sebanyak 26 orang dan kepala balai yang juga sebagai peneliti madya.

Tabel 2. Komposisi tenaga peneliti menurut jabatan fungsional

Jabatan/ Fungsional

BPTP (Medan)

KP. Pasar Miring

KP. Gurgur

Jumlah (orang)

Peneliti Utama 5 - - 5

Peneliti Madya 10 - - 10

Peneliti Muda 3 1 - 4

Peneliti Pertama

9 - - 9

Calon Peneliti/PNK

11 3 1 15

Jumlah 38 4 1 43

Berdasarkan kelas umur, sebagian besar (15 orang) peneliti berada di usia lebih dari 49 tahun (Gambar 2). PNK yang berjumlah 11 orang, sebagian besar berusia >50 tahun yaitu 5 orang, 6 orang berusia antara 24-37 tahun (Gambar 3).

Gambar 1. Komposisi peneliti menurut kelas umur

<4028%

40-447%

45-4911%

50-5432%

55-5911%

>6011%

PERSENTASE PENELITI MENURUT KELOMPOK

UMUR

6 |Laporan Tahunan 2015

Gambar 2. Komposisi PNK menurut kelas umur

Penyuluh fungsional aktif BPTP Sumatera Utara hingga akhir tahun 2015 berjumlah 5 (lima) orang. Kelima penyuluh BPTP Sumatera Utara tersebut berkantor di BPTP Sumatera Utara (Tabel 3).

Tabel 3. Komposisi tenaga penyuluh menurut jabatan fungsional

Jabatan/ Fungsional

BPTP (Medan)

KP. Pasar Miring

KP. Gurgur

Jumlah (orang)

Penyuluh Utama 0 0 0 0

Penyuluh Madya 1 0 0 1

Penyuluh Muda 0 0 0 0

Penyuluh Pertanian Pertama

4 0 0 4

Calon Penyuluh 3 0 0 3

Jumlah 8 0 0 8

Penyuluh BPTP Sumatera Utara berusia antara 37-51 tahun. Penyuluh fungsional aktif BPTP Sumatera Utara yang ada saat ini berjumlah 5 (lima) orang dengan kesenjangan usia yang cukup jauh, demikian juga peneliti non klas berjumlah empat orang berusia di bawah 40 tahun.Berdasarkan tingkat pendidikannya, komposisi peneliti dan penyuluh BPTP Sumatera Utara dapat dilihat pada Tabel 4. Sebagian besar (26 orang) tingkat pendidikan peneliti/penyuluh dan calon peneliti adalah Strata 1 (S1).

24-3027%

31-3727%0%

50-5546%

PERSENTASE PNK MENURUT KELOMPOK UMUR

7 |Laporan Tahunan 2015

Tabel 4. Komposisi peneliti/penyuluh dan PNK/calon penyuluh

menurut tingkat pendidikan

Tingkat Pendidikan

BPTP (Medan)

KP. Pasar Miring

KP. Gurgur

Jumlah (orang)

Strata 3 Strata 2 Strata 1 Sarjana Muda

4 15 27 0

0 1 3 0

0 0 1 0

4 16 31 0

Jumlah 46 4 1 51

Para peneliti dan penyuluh dalam melaksanakan

kegiatan pengkajiannya didukung oleh tenaga fungsional lainnya seperti pustakawan, arsiparis dan teknisi serta tenaga administrasi lainnya baik fungsional maupun non fungsional. Hanya saja pada akhir tahun 2014, tenaga arsiparis BPTP Sumatera Utara telah memasuki masa pensiun dan pada tahun 2015, satu orang pegawai mengikuti diklat arsiparis.

Tabel 5. Komposisi pustakawan menurut tingkat pendidikan

Tingkat Pendidikan

BPTP (Medan)

KP. Pasar Miring

KP. Gurgur

Jumlah (orang)

Strata 2 Strata 1 Sarjana Muda SLTA

0 1 0 0

0 0 0 0

0 0 0 0

0 1 0 0

Jumlah 1 0 0 1

Ketersediaan tenaga teknisi BPTP Sumatera Utara saat

ini masih dalam proses pengusulan fungsional sejumlah 2 (dua) orang, ditambah CPNS calon teknisi sebanyak 2 (dua) orang,sehingga jumlah tersebut belum mampu mendukung sepenuhnya tugas peneliti dan penyuluh. Kekurangan tenaga teknisi tersebut selama ini dipenuhi dengan tetap memberdayakan tenaga administrasi yang jumlahnya jauh lebih banyak yaitu sebanyak 31% dari total SDM BPTP Sumatera Utara (Tabel 6).

8 |Laporan Tahunan 2015

Tabel 6. Komposisi tenaga administrasi menurut tingkat pendidikan

Komposisi PNS lingkup BPTP Sumatera Utara

berdasarkan jenjang kepangkatan dan golongannya dapat dilihat pada Gambar 4. Jumlah PNS BPTP Sumatera Utara terbanyak ada pada golongan III (69,30%), disusul golongan IV (16,67%), golongan II (14.04%).

Gambar 3. Komposisi PNS menurut golongan

Kenaikan Pangkat

Keragaan PNS berdasarkan kenaikan pangkat dalam periode April dan Oktober selama tahun 2015, menunjukkan bahwa kenaikan pangkat reguler telah direalisasikan sebanyak 11 orang. Komposisi kenaikan pangkat terdiri dari pegawai

Tingkat Pendidikan

BPTP (Medan)

KP. Pasar Miring

KP. Gurgur

Jumlah (orang)

Strata 2 Strata 1 Sarjana Muda SLTA SLTP SD

1 9 1 19 1 1

0 0 0 7 1 1

0 1 1 5 1 0

1 10 2

31 3 2

Jumlah 32 9 8 49

17%

69%

14%

Komposisi PNS Menurut Golongan

IV

III

II

9 |Laporan Tahunan 2015

golongan II sebanyak 6 (enam) orang dan golongan III sebanyak 5 (lima) orang (Tabel 7).

Tabel 7. Keragaan PNS berdasarkan kenaikan pangkat reguler

Golongan Periode Jumlah

(orang) April 2014 Oktober 2014

I 0 0 0

II 6 0 6

III 5 0 5

IV 0 0 0

Jumlah 11 0 11

Di samping kenaikan pangkat reguler, selama tahun

2015 juga terjadi kenaikan pangkat jabatan fungsional sebagaimana tercantum pada Tabel 8. Pada periode April 2014, jumlah pegawai fungsional yang mengalami kenaikan pangkat juga sebanyak 7 (tujuh) orang terdri dari tiga orang golongan III dan empat orang golongan IV, sedangkan pada periode Oktober

2013, juga hanya satu orang yang mengalami kenaikan pangkat pada golongan III.

Tabel 8. Keragaan PNS berdasarkan kenaikan pangkat fungsional

Golongan Periode Jumlah

(orang) April 2015 Oktober 2015

I 0 0 0

II 0 1 1

III 1 3 4

IV 0 3 3

Jumlah 1 7 8

Keragaan PNS yang memperoleh Kenaikan Gaji Berkala

selama tahun 2013 berjumlah 53 orang. Kenaikan gaji yang

terbanyak terdapat pada golongan III yaitu sebanyak 32 orang, golongan II sebanyak 8 (delapan) orang dan golongan IV sebanyak 13 orang. Rekapitulasi PNS BPTP Sumatera Utara yang memperoleh Kenaikan Gaji Berkala per 31 Desember 2014 dapat dilihat pada Tabel 9.

10 |Laporan Tahunan 2015

Tabel 9. Rekapitulasi Kenaikan Gaji Berkala PNS BPTP Sumatera Utara per 31 Desember 2015

Bulan Golongan Jumlah

(orang) I II III IV

Januari - 1 7 - 8

Februari - - 1 - 1

Maret - - 4 5 9

April - 1 8 2 11

Mei - 1 2 - 3

Juni - 1 2 1 4

Juli - - 1 2 3

Agustus - - - - -

September - - - - -

Oktober - - 1 - 1

Nopember - - 2 - 2

Desember - 1 10 - 11

Jumlah - 5 38 10 53

Pendidikan Jangka Panjang dan Pelatihan

Dalam rangka peningkatan kompetensi SDM, BPTP Sumatera Utara memberikan kesempatan kepada para pegawainya untuk mengikuti pendidikan jangka panjang maupun

pelatihan dan magang baik di dalam maupun luar negeri. Pada Tabel 10 dapat dilihat komposisi PNS BPTP Sumatera Utara yang sedang mengikuti pendidikan jangka panjang baik yang didanai oleh Badan Litbang Pertanian maupun yang mendapat izin belajar untuk mengikuti pendidikan jangka panjang secara swadana.

Tabel 1. Komposisi PNS yang saat ini sedang mengikuti pendidikan jangka panjang

Sumber Dana Program

Jumlah S1 S2 S3

Badan Litbang Pertanian - 1 5 6

Biaya sendiri 1 1 - 3

Jumlah 1 2 5 9

Di samping mengikuti pendidikan jangka panjang, BPTP

Sumatera Utara juga mengirimkan sumber daya manusianya

11 |Laporan Tahunan 2015

untuk mengikuti berbagai pelatihan dan magang baik di dalam maupun luar negeri selama tahun 2015 (Tabel 11).

Tabel 21. Komposisi PNS BPTP Sumatera Utara yang mengikuti

pelatihan selama tahun 2015

Nama Pelatihan

Penyelenggara Tempat

Pelatihan Jumlah (orang)

Diklat Dasar Fungsional Peneliti

2

Diklat Arsiparis Terampil

Sekretariat Jendral – Biro Keuangan dan Perlengkapan

PPMKP-Ciawi 3

Diklat Dasar Penyuluh Pertanian

Badan Litbang

PPMKP-Ciawi 1

Diklat Instruktur Budidaya Kedelai

Ciawi 1

Jumlah 8

Pegawai yang Melakukan Cuti

Pada tahun 2015, jumlah PNS lingkup BPTP Sumatera Utara yang memanfaatkan Cuti Tahunan sebanyak tiga orang dan satu orang Cuti Bersalin. Berdasarkan golongannya keseluruhan PNS yang memanfaatkan cuti adalah golongan III dan golongan IV (Tabel 12).

Tabel 32. Rekapitulasi Cuti PNS BPTP Sumatera Utara per 31 Desember 2015

Jenis Cuti Golongan Jumlah

(orang) I II III IV

Cuti Tahunan - 2 13 5 20

Cuti Bersalin - 1 1 - 2

Jumlah - 3 14 5 22

12 |Laporan Tahunan 2015

Sarana dan Prasarana

Dalam rangka mendukung kelancaran operasionalnya,

BPTP Sumatera Utara membutuhkan dukungan sarana dan prasarana yang memadai, baik barang bergerak maupun tidak bergerak. Barang tidak bergerak berupa bangunan kantor, laboratorium, perumahan dan lain-lain (Tabel 13).

Guna meningkatkan kinerja dan pelaksanaan operasional kegiatannya, pada tahun 2015 BPTP Sumatera Utara mengalokasikan anggaran sejumlah Rp.1.662.500.000,-untuk pengadaaan barang tidak bergerak seperti diuraikan pada Tabel 14. Jenis barang yang direalisasikan pengadaannya sebagian besar berupa barang untuk perlengkapan ruang kerja dan laboratorium serta alat-alat pertanian lainnya. Di samping itu juga dialokasikan untuk perbaikan gedung.

Tabel 43. Bangunan gedung kantor dan perumahan pegawai lingkup BPTP Sumatera Utara

No Uraian

Bangunan Unit Lokasi Ket.

1 Gedung kantor 8 Medan, Pasar Miring, Gurgur

Baik

2 Laboratorium 2 Medan,Pasar Miring Baik

3 Perpustakaan 1 Medan Baik

4 Bengkel 1 Pasar Miring Baik

5 Lantai jemur 3 Pasar Miring Baik

6 Aula 3 Medan,Pasar Miring,Gurgur

Baik

7 Mess 3 Medan,Pasar Miring,Gurgur

Baik

8 Gudang, garasi, dll

3 Medan,Pasar Miring,Gurgur

Baik

9 Rumah dinas 54 Medan,Pasar Miring,Gurgur

Baik

13 |Laporan Tahunan 2015

Tabel 54. Pengadaan barang-barang inventaris TA. 2015

No Jenis barang Unit Keterangan

1 Alat Pencacah Daun 1 Kantor BPTP Sumut

2 LCD Projector/Infocus 16 Kantor BPTP Sumut

3 Pintu Elektrik (yang Memakai Akses)

3 Kantor BPTP Sumut

4 Meja Kerja Besi/Metal 10 Kantor BPTP Sumut

5 Kursi Besi/Metal 668 Kantor BPTP Sumut

6 Tempat Tidur Kayu 8 Kantor BPTP Sumut

7 Partisi 5 Kantor BPTP Sumut

8 Mesin Pemotong Rumput 10 Kantor BPTP Sumut

9 Lemari Es 8 Kantor BPTP Sumut

10 A.C. Window 2 Kantor BPTP Sumut

11 A.C. Split 48 Kantor BPTP Sumut

12 Mixer 2 Kantor BPTP Sumut

13 Televisi 8 Kantor BPTP Sumut

14 Loudspeaker 8 Kantor BPTP Sumut

15 Microphone 23 Kantor BPTP Sumut

16 DVD Player 1 Kantor BPTP Sumut

17 Modulation Monitor Speaker Kabaret

1 Kantor BPTP Sumut

18 Microphone/Wireless MIC 1 Kantor BPTP Sumut

19 Stand Partitur 2 Kantor BPTP Sumut

20 Pulse Distribution Amplifier 1 Kantor BPTP Sumut

21 Alat Pencacah Daun 1 Kantor BPTP Sumut

14 |Laporan Tahunan 2015

No Jenis barang Unit Keterangan

22 LCD Projector/Infocus 16 Kantor BPTP Sumut

23 Genset 1 Kantor BPTP Sumut

24 Alat Pengukur Kelembaban 2 Kantor BPTP Sumut

25 Oven (Alat Laboratorium Umum) 2 Kantor BPTP Sumut

26 Desicator 2 Kantor BPTP Sumut

27 Ice Maker (Alat Laboratorium Makanan)

1 Kantor BPTP Sumut

28 Analytical Balance (Alat Laboratorium Farmasi)

1 Kantor BPTP Sumut

29 Strip Packing Machine 1 Kantor BPTP Sumut

30 Mesin Penutup Botol 1 Kantor BPTP Sumut

31 PH Meter Digital 2 Kantor BPTP Sumut

32 Infrared Thermometer 2 Kantor BPTP Sumut

33 Printer (Peralatan Personal Komputer)

65 Kantor BPTP Sumut

Hingga tahun 2015, kendaraan roda empat dan roda dua yang dimiliki oleh BPTP Sumatera Utara dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 65. Kendaraan roda empat dan roda dua yang dimiliki oleh BPTP Sumatera Utara

No Uraian Unit Lokasi Kondisi

1 Kendaraan roda 4

9 Medan, Pasar Miring 2 unit rusak berat

2 Kendaraan roda 2

15 Medan,Pasar Miring, Gurgur

8 unit rusak berat

15 |Laporan Tahunan 2015

KERJASAMA, PELAYANAN DAN PENGKAJIAN

Diseminasi merupakan salah satu kegiatan BPTP Sumatera Utara yang sangat penting dan strategis. Hal ini tertuang dalam TUPOKSI BPTP SUMUT dalam Peraturan Menteri Pertanian No.16/2006, yaitu: (1) Inventarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; (2) Penelitian, pengkajian dan perakitan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; (3) Pengembangan teknologi dan diseminasi hasil pengkajian serta perakitan materi penyuluhan; (4) Menyiapkan kerja sama, informasi, dokumentasi serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; (5) Pelayanan teknik kegiatan pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; (6) Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai.

Untuk menjawab tugas tersebut, maka BPTP Sumatera Utara didukung Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian (KSPP) yang mempunyai peran menyiapkan bahan kerjasama, evaluasi, promosi, komunikasi hasil litkaji dan pelaporan, penyebarluasan hasil litkaji ke pengguna, optimalisasi pemanfaatan kebun percobaan, dan diseminasi hasil pengkajian.

Berbagai kegiatan diseminasi dapat digunakan, dan

bentuk penyampaian disesuaikan dengan latar belakang dan profesi pengguna. Untuk mengefektifkan kegiatan diseminasi dalam operasionalnya diimplementasikan dalam beberapa kegiatan dan pelayanan antara lain: (1) Perpustakaan Digital; (2) Laboratorium Tanah dan Tanaman; (3) Pameran dan Display Produk-produk Pertanian Teknologi Spesifik Lokasi; (4) Pengelolaan Kebun Percobaan; (5) Pengelolaan Website; (6) Produksi Bahan Informasi Tercetak; (7) Kerjasama; (8) Pameran.

16 |Laporan Tahunan 2015

PERPUSTAKAAN DIGITAL

Perpustakaan digital merupakan lembaga penyedia informasi yang bertugas untuk mengolah, menyediakan dan mendiseminasikan informasi baik dalam bentuk fisik maupun non fisik. Undang-Undang Perpustakaan Nomor 43 Tahun 2007 pasal 1 dan 2 disebutkan bahwa : “Perpustakaan merupakan suatu institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak dan atau karya rekam secara professional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian informasi dan rekreasi para pemustaka dan berdasarkan azas pembelajaran sepanjang hayat, demokrasi, keadilan, keprofesionalan, keterbukaan, keterukuran dan kemitraan “.

Keberadaan Perpustakaan BPTP Sumatera Utara merupakan unit kerja yang menunjang kegiatan penelitian dan pengkajian di bawah Kepala Seksi Kerjasama Penelitian dan Pengkajian (KSPP). Salah satu tugas pokok perpustakaan adalah mendokumentasikan koleksi bahan pustaka yang dimiliki agar dapat didayagunakan oleh pemustaka/para pengguna dengan lebih cepat dan mudah baik yang datang langsung maupun yang meminta informasi melalui surat , telephone, faximile, internet. Pemanfaatan teknologi informasi untuk perpustakaan telah digunakan secara katalog online yang dapat diakses tidak hanya di dalam perpustakaan.

Sumberdaya Manusia dan Fasilitas Pendukung Perpustakaan

Tenaga Perpustakaan BPTP Sumut terdiri dari 2 orang yaitu: Dra. Esteria Malau (Pustakawan Madya) sebagai Penanggungjawab Perpustakaan, dan Hotmarita Purba sebagai Teknisi.

Sarana dan Prasarana pendukung kegiatan perpustakaan digital terdiridari: (1)Laboratorium Komputer, LAN yang terintegrasi ke dalam internet; (2) Ruang koleksi dengan jumlah koleksi buku sebanyak 4513 exp, Majalah/Buletin/ jurnal/IPTAN 6262 exp, CD 70 buah, koran 4 Judul; (3) Ruang Baca terdiri dari 6 Meja dan 12 Kursi lipat; (4) Komputer

sebanyak 7 buah (5) Scanner sebanyak satu buah (6) Rak majalah satu buah, (7) Gantungan koran satu buah. Data base online terdiri atas buku sebanyak 2293 judul, majalah 1.447

17 |Laporan Tahunan 2015

judul, LIPTAN 2535 judul, PTTAN 32 judul. Pada tahun ini dilakukan pengadaan majalah Sains Indonesia yang disebarkan ke dinas terkait di Kabupaten/Kota provinsi Sumatera Utara melalui staf BPTP yang menjadi Liason Officer (LO) Kabupaten/Kota.

Dalam penyelenggaraan perpustakaan, unsur yang menentukan ruang perpustakaan adalah Rak Buku/Rak Majalah, Meja, Kursi Baca, meja Sirkulasi, Rak Pameran, Komputer dan ruang Operation Room (Internet).

Tabel 76. Koleksi Perpustakaan BPTP Sumatera Utara tahun 2015

Peningkatan jasa pelayanan perpustakaan

Jumlah pengguna/pemustaka tahun 2015 sebanyak 1438 orang, mengalami peningkatan sebesar 28% jika dibandingkan jumlah pengunjung tahun 2014. Berdasarkan data tamu perpustakaan, pengunjung perpustakaan meliputi peneliti 697 orang, penyuluh94 orang, staf 203 orang, dosen 17 orang, mahasiswa 151orang, umum5 orang, siswa/pelajar 240 orang, dinas terkait 30 orang, swasta 2 orang dan petani 4 orang. Koleksi Perpustakaan BPTP Sumut dapat diakses melalui jaringan Intranet Katalog Online Perpustakaan BPTP Sumatera Utara berupa buku, majalah, iptan, pptan dan lain-lain.

No Jenis Judul Jumlah

1 Buku 63 216 2 Buletin/Jurnal/Warta/Majalah 12 236 3 Brosur 27 36 4. Poster 2 2 5. Laporan 13 13 6. Prosiding 19 34 7. Thesis 1 3 8. Liptan 14 25 9. CD 7 11 10. 11.

Koran Trubus

4 10

4 10

Jumlah 170 590

18 |Laporan Tahunan 2015

Tabel 87. Entri Database koleksi Perpustakaan hingga tahun 2015

Layanan Sirkulasi

Pengguna perpustakaan umumnya peneliti, penyuluh, staf/administrasi BPTP Sumut, mahasiswa, pelajar dan dinas terkait. Melalui layanan ini pengguna bisa mendapatkan bimbingan dan menelusur informasi yang dibutuhkan melalui berbagai sarana penelusuran antara lain dengan katalog, daftar bibliografi, indeks, abstrak dan pangkalan data elektronis dan

internet. Jumlah pengguna perpustakaan terdapat pada Tabel 18, dengan subyek dominan disajikan pada Gambar 5.

Layanan penelusuran informasi via internet dapat menelusur dan memperoleh informasi teknologi hasil-hasil penelitian dan pengkajian, daftar isi majalah terbaru luar negeri, jurnal elektronik, warta litbang pertanian dan sebagainya serta koleksi CD-Rom/pangkalan data.

Gambar 4. Persentase Sirkulasi Subyek Dominan Di Perpustakaan

Tanaman Pangan

Hortikultura

Peternakan

PerkebunanLaporan

StatistikLain-lain

No. Jenis Rekord

1. Katalog Majalah 1.466 2. Katalog Buku 2.484 3. IPTAN/hasil penelitian Pengkajian Pertanian 2.834 4. PPTAN 32 5. Koleksi CD/VCD / elektronika 9

19 |Laporan Tahunan 2015

Tabel 98. Layanan Sirkulasi Penggunaan perpustakaan BPTP Sumut tahun 2015

No Kelompok Pengguna BPTP Jumlah

1 Peneliti 697 2 Penyuluh 94 3 4 5 6 7 8

Teknisi/Staf dan Administrasi Mahasiswa Dosen Petani Swasta Dinas Terkait

203 151 17 4 2

30

Jumlah 1438

20 |Laporan Tahunan 2015

LABORATORIUM TANAH DAN TANAMAN

Laboratorium Tanah dan Tanaman Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian Sumatera Utara sudah eksis sejak tahun 2000 dan sampai saat ini sudah banyak prestasi yang sudah diperoleh antara lain telah dipercaya oleh Kementerian Pertanian sebagai laboratorium untuk pengujian mutu pupuk organik dan pupuk anorganik melalui Peraturan Menteri Pertanian yang tertuang dalam PERMENTAN No. 43/Permentan/SR.140/8/2011 tentang lembaga yang ditunjuk untuk melakukan pengujian efektivitas. Disamping itu dalam jaminan mutu hasil pengujian telah diberi kepercayaan oleh Komite Akreditasi Nasional melalui pemberian Sertifikasi sejak tahun 2006. Saat ini laboratorium sudah memiliki Sertifikat dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) dengan masa berlaku mulai tanggal 26 November 2014 sampai dengan 25 November 2018. Dalam jaminan mutu hasil pengujian laboratorium tanah juga aktif dalam mengikuti uji profisiensi ditingkat nasional,

antara lain ikut dalam uji profisiensi uji tanah, daun, dan pupuk organik dengan provider Balai Penelitian Tanah Bogor serta uji pupuk anorganik dengan Komite Akreditasi Nasional Jakarta.

Tugas laboratorium tanah dan tanaman adalah memberikan pelayanan kepada pengguna baik yang ada dalam lingkungan sendiri maupun untuk kepentingan eksternal. Fungsi laboratorium melakukan analisis contoh tanah, tanaman, pupuk, air dan analisis tertentu lainnya yang berhubungan dengan kepentingan penelitian.

Penerimaan Contoh Uji

Laboratorium BPTP Sumut aktif melakukan pengujian terhadap sampel yang masuk. Pemakai jasa laboratorium berasal dari beberapa instansi pemerintah maupun swasta, pemakai jasa tersebut antara lain : 1. Instansi pemerintah baik yang berasal dari dalam/luar

provinsi Sumatera Utara (peneliti dan lain-lain) 2. Perguruan tinggi swasta/negeri baik yang berasal dari

dalam/luar provinsi Sumatera Utara 3. Perusahaan swasta 4. Petani/kelompok tani 5. Polisi

21 |Laporan Tahunan 2015

Selama ini BPTP Sumut sering mendapat sampel dari penegak hukum seperti kepolisian.

Sumberdaya Manusia Pendukung Laboratorium Tanah Dan Tanaman

Organisasi laboratorium ditunjuk berdasarkan SK Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara No.05/SK/OT.160/I/2014 tertanggal 02 Januari 2014. Dalam tugas dan fungsinya laboratorium dipimpin oleh Menejer Puncak dalam hal ini adalah selaku Kepala Balai. Menejer Puncak dibantu oleh Menejer Teknis yang bertugas dalam teknis pelaksanaan laboratorium, Menejer Mutu bertugas sebagai pengawas (Audit Internal) dalam pelaksanaan kegiatan dan Menejer Administrasi bertugas melakukan penerimaan contoh, pembukuan, penerimaan dan pengeluaran keuangan serta tugas administrasi lainnya berhubungan dengan laboratorium.

Gambar 5. Struktur Organisasi Laboratorium Tanah dan Tanaman

Penerimaan Contoh Uji

Contoh uji yang diterima pada tahun 2015 adalah sebanyak 717 contoh (Tabel 19).

22 |Laporan Tahunan 2015

Tabel 10. Jenis contoh uji yang diterima pada tiga tahun terakhir

Tahun Jenis sampel yang diuji

Tanah Pupuk Daun Air Pakan Buah Jumlah

2010 211 325 26 87 0 24 673

2011 311 204 11 11 3 0 540

2012 281 195 104 4 0 0 584

2013 234 120 4 14 0 0 372

2014 264 95 27 3 4 0 393

2015 444 169 99 3 2 0 717

Penerimaan PNBP

Total penerimaan sebagai PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) disesuaikan dengan PP tariff tahun 2012, adalah sebanyak Rp.119.655.500,- (Seratus sembilan belas juta enam ratus lima puluh lima ribu lima ratus rupiah) Rincian setiap bulannya adalah seperti uraian Tabel berikut ini.

Tabel 110. Penerimaan PNBP laboratorium tahun 2015

PNBP Tahun 2015 Jumlah penerimaan (Rp.)

Januari 3,865,000

Februari 18,040,000

Maret 0

April 7,541,000

Mei 14,819,500

Juni 7,857,000

Juli 17,022,000

Agustus 21,923,000

September 1,812,000

Oktober 25,217,000

November 1,559,000

Desember 0

Jumlah 119,655,500

23 |Laporan Tahunan 2015

Permasalahan dan Saran

Kondisi peralatan utama saat ini rata-rata sudah berusia lebih dari 10 tahun untuk itu perlu dilakukan peremajaan peralatan. Karena kondisi alat yang ada sekaran sudah relative lama maka tahun depan perlu dianggarkan oleh balai untuk biaya pemeliharaan alat/servis dan kalibrasi alat. Rencana kedepan adalah karena akreditasi lab sudah aktif mulai dari tanggal 26 November 2014 sampai dengan 25 November 2018, maka kita harus menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan, untuk itu diharapkan pada tahun 2015 supaya pengadaan alat di Laboratorium dapat segera direalisasi karena kondisi alat yang ada sekarang ini sudah berusia lebih 10 tahun seperti misalnya alat Atomic Absorben Spectro (AAS), Layarnya sudah mulai kabur, analisis untuk unsur Ca, Zn, dan Na tidak dapat dilakukan. Lampu alat spectrofotometer sudah mulai lemah. Tabel berikut menunjukkan kondisi peralatan di Laboratorium BPTP Sumut. Disamping itu perlu dilakukan pelatihan bagi analis untuk meningkatkan kemampuan masing-

masing dalam hal pelaksanaan kegiatan analisis di Laboratorium BPTP Sumut.

24|

Lap

oran

Tah

un

an 2

015

KO

ND

ISI

PE

RA

LA

TA

N

LA

BO

RA

TO

RIU

M T

AN

AH

BP

TP

SU

MA

TE

RA

UT

AR

A H

ING

GA

20

15

No

N

am

a P

era

lata

n

Uta

ma

M

ere

k

Typ

e/ S

eri

P

en

ga

da

an

(T

ah

un

)

Ju

mla

h

(Un

it)

Ko

nd

isi

Ala

t

Ba

ik

Ru

sa

k

Ke

tera

ng

an

1

Shaker

Ebberb

ach

-

1984

1

2

Grinder

Tanam

an

Thom

as

800.3

45.2

100

1984

1

3

Oven I

ncu

bato

r Fis

her

255 D

1984

1

4

Spect

rophoto

mete

r U

V/V

is

Milt

on R

oy

21.D

1997

1

Rusa

k b

era

t

5

Dest

illation W

ate

r G

FL

2002

1997

1

6

Oven I

sote

mp

Mem

mert

U

M.4

00

1997

1

7

Ble

nder

untu

k T

eks

tur

Waring

32BL7

9

1997

1

8

Analit

ical Bala

nce

O

haus

AP210S

1997

1

9

Bala

nce

top loadin

g

Ohaus

TP.2

000

1997

1

10

BO

D

Hach

26197

1997

1

11

Fum

e H

ood

Lokal

- 1997

1

12

Hotp

late

Therm

oly

ne

HP46820.2

6

1997

1

13

Refr

igera

tor

/ kulk

as

National

NR-B

.20G

F

1997

1

14.

W

ate

r bath

1997

1

15.

AA S

pect

rophoto

mete

r

1999

1

D

ispla

y k

abur

(tid

ak

bis

a

menganalis

Ca,

Na d

an Z

N)

16.

Conduct

ivity

mete

r

1999

1

17.

Shaker

1999

1

18.

Shaker

1999

1

V

19.

Kje

ltex

1999

1

20.

Furn

ace

1999

1

25|

Lap

oran

Tah

un

an 2

015

No

N

am

a P

era

lata

n

Uta

ma

Me

rek

T

yp

e/ S

eri

P

en

ga

da

an

(Ta

hu

n)

Ju

mla

h

(Un

it)

Ko

nd

isi

Ala

t

Ba

ik

Ru

sa

k

Ke

tera

ng

an

21.

Dig

est

er

Bok

6 H

oll

1999

1

22.

Mix

er

Tube

1999

1

23.

Centr

ifugal

1999

1

24.

Stire

r

1999

1

25.

Vacu

um

pum

p

1999

1

26.

Macr

o K

jeld

ahl

1999

1

27.

Mic

ro K

jeld

ahl

1999

28.

Soil

Hydro

mete

r

1999

1

29.

CEC A

pp

1999

1

30.

pH

mete

r

2002

1

31.

Analit

ical Bala

nce

2002

1

32.

Spect

rophoto

mete

r U

V/V

IS

2004

1

La

mpu lem

ah

33.

Dest

illation W

ate

r

2004

1

34.

Gas

Chro

mato

gra

phy

2004

1

35.

Kom

pute

r G

C

2004

1

36.

Kom

pute

r AAS

2010

1

37.

Kom

pute

r Adm

inis

trasi

2010

1

38.

Oven I

sote

mp

2010

1

39.

Kje

ltex

2010

1

40.

Shaker

rota

ry m

ountion

2010

1

41.

Stirr

er

2010

1

42.

Furn

ace

2013

1

43.

pH

mete

r

2013

1

44.

Mix

er

tube

2013

1

45.

Hotp

late

2013

1

46.

Regrigera

tor/

2013

1

26|

Lap

oran

Tah

un

an 2

015

No

N

am

a P

era

lata

n

Uta

ma

Me

rek

T

yp

e/ S

eri

P

en

ga

da

an

(Ta

hu

n)

Ju

mla

h

(Un

it)

Ko

nd

isi

Ala

t

Ba

ik

Ru

sa

k

Ke

tera

ng

an

47.

Stirr

er

untu

k te

kstu

r ta

nah

2013

1

48.

Analit

ical Bala

nce

2013

1

49.

Analit

ical Bala

nce

2013

1

27|Laporan Tahunan 2015

PENGELOLAAN KEBUN PERCOBAAN

KEBUN PERCOBAAN PASAR MIRING

Kebun Percobaan Pasar Miring terletak di desa Pasar Miring Kecamatan Pagar Merbau Kabupaten Deli Serdang yang mempunyai lokasi yang berada pada daerah persawahan. KP Pasar Miring terletak pada 3O29’58’’ Lintang Utaradan 98O54’30’’ Lintang Selatan dengan ketinggian 25 meter diatas permukaan laut, luas lahan 20 ha.

Gambar 6. Kebun Percobaan Pasar Miring

Kegiatan pengelolaan kebun yang dilakukan adalah koleksi dan pemeliharaan tanaman buah di sekitar kebun percobaan, koleksi beberapa varietas unggul baru padi sawah, perbaikan sifat kimia dan biologi lahan dengan pemberian bahan organik pada lahan sawah Kebun Percobaan Pasar Miring.

Gambar 7. Tanaman buah koleksi KP Pasar Miring

28|Laporan Tahunan 2015

Tabel 21. Tanaman buah koleksi KP. Pasar Miring

No Jenis Umur

(tahun)

Jlh No Jenis Umur

(tahun)

Jlh

1 Mangga 3 43 5 Duku 3 17

2 Kelengkeng 3 17 6 Durian 3 10

3 Sawo 3 9 7 Rambutan 6 4

4 Rambutan 23 15 8 Belimbing 6 5

Tabel 22. Keragaan beberapa koleksi varietas padi di KP. Pasar Miring

Perlakuan Tinggi

Tanaman

(cm)

Anakan

Produktif

Jumlah Gabah

Hampa

Jlh. Gabah

Bernas

Berat 1000

butir

Hasil Ubinan/ha

(ton)

Inpari 16 115,00 16,40 16,60 104,20 26,80 5,62

Inpari 15 122,60 14,70 14,70 121,00 29,10 5,21

Inpari 14 Inpari 30

115,30 118,20

18,30 17,5

18,30 15,4

116,10 120,20

26,50 29,5

5,34 5,89

KEBUN PERCOBAAN GURGUR

Kebun Percobaan Gurgur terletak di desa Gurgur Kecamatan Tampahan Kabupaten Toba Samosir yang mempunyai lokasi yang strategis berada dikawasan dataran tinggi Danau Toba merupakan kawasan objek wisata. Topografi bergelombang sampai berbukit dengan ketinggian 1.217 meter diatas permukaan laut, luas lahan 40 ha, dulunya 55 ha dan telah kembali kemasyarakat seluas 15 ha. Dari kebun percobaan kita dapat memandang indahnya panorama Danau Toba. Kawasan KP Gurgur juga mulai ditata oleh Dinas Pariwisata dengan tersedianya Rest House. Tersedianya berbagai tanaman buah-buahan dan didukung dengan peralatan klimatologi yang merupakan sarana pendukung untuk menjadikan KP Gurgur sebagai Agrowisata Ilmiah.

Lahan dataran tinggi Tobasa khususnya KP Gurgur merupakan lembaga riset yang mempunyai potensi besar untuk

29|Laporan Tahunan 2015

pengembangan bibit unggul khususnya tanaman hortikultura dan perkebunan, terutama kopi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Tobasa dan sekitarnya. Kabupaten Tobasa mempunyai peluang pengembangan tanaman pertanian dan sangat memungkinkan produktivitas komoditas unggulan dapat ditingkatkan. Pemanfaatan lahan dapat dioptimalkan sehingga akan menunjang kestabilan ketahanan pangan dan peningkatan kesejahteraan petani.

Kegiatan pengelolaan kebun percobaan tahun 2015 yang dilakukan adalah pengelolaan lahan kebun, pemeliharaan pohon induk kopi unggul (Kopi Lintong Dan Gayo), koleksi tanaman buah-buahan serta pembuatan sertifikat kebun percobaan.

Tabel 123. Jenis tanaman buah yang ada di KP Gurgur pada tahun 2015

Pada tahun 2015, koleksi tanaman kopi sudah menghasilkan dengan produksi seperti pada Tabel 24.

Jenis Tanaman

Populasi (Batang)

Jenis Tanaman

Populasi (Batang)

Jambu mente 7 Apel -

Jambu air 52 Matoa 35

Jeruk 100 Kesemek 12

Lengkeng 33 Sukun 2

Jambu biji 60 Biwah 20

Kuini Barus 12 Adpokat 50

Durian 25 Sawo 30

30|Laporan Tahunan 2015

Tabel 134. Data produksi kopi lintong dan Gayo tahun 2015

Kebun Percobaan gurgur masih dalam status hak pakai, sehingga riskan diambil alih oleh masyarakat, tahun 1998 telah diserahkan kemasyarakat seluas 15 ha, dan menjadi masalah masyarakat mengambil alih lebih dari 15 ha, pihak pemda juga sudah memanfaatkan lahan antara lain untuk pembangunan lokasi pariwisata, Kantor Kecamatan Tampahan dan Pembangunan sekolah anak usia dini (± 1 ha) oleh karena itu segera mungkin disertifikatkan. (dengan dikekolanya lahan dengan baik maka pengambilan lahan oleh masyarakat kemungkinan tidak akan terjadi).

Pagar pembatas kebun dengan masyarakat tidak ada, sehingga keamanan tanaman kurang, (pencegahan telah dilakukan penanaman tanaman aren dipinggir kebun dengan jarak tanam 6 m tahun 2010).

Tahun 2015 telah dibuat patok kebun sebanyak 30 buah yang terbuat dari beton dengan ukuran 20x20 cm dengan tinggi 1,5 m, yang ditancapkan disetiap sudut kebun. Patok ini masih kurang karena banyaknya sudut kebun yang berbatasan dengan lahan masrayakat yaitu sekitar 30 buah lagi. Pemasangan patok kebun tidak ada permasalahan dengan masyarakat. Fasilitas yang tersedia terdapat pada Tabel 25.

Jenis Tanaman

Populasi Tanaman

Rata-rata Tinggi

Tanaman (cm)

Rata-rata lebar tajuk

(cm)

Rata-rata

jumlah cabang

Rata-rata

jumlah cabang

berbuah

Produksi tahun

2015(kg gabah

kering)

Kopi sigalar utang

7000 300 180 67 60

2.500

KOPI GAYO

Ateng coklat

2100 280 160 65 50 1000

Timtim 650 250 140 66 48 500

Ateng pucuk hijau Arabika

3000 2

250

300

180

60

50 45

45 0

1257

31|Laporan Tahunan 2015

Tabel 145. Sarana dan Prasarana KP Gurgur

No Nama Jumlah Keterangan

1 Kantor 1 Baik

2 Gudang alsintan 1 Baik

3 Lantai jemur 20x20 m 1 Baik

4 Mess 1 Baik

5 Rumah dinas 11 Rusak ringan

6 Komputer 2 Baik

7 Screen house (6 x 8 m)dan (4 x 10m)

2 Baik

8 Hand traktor (thn2005) 10 hp 2 Baik

9 Kereta dinas merek Honda 125 1 Baik

10 Kereta Barang 1 Baik

11 Traktor Roda 4 (47HP) merek Massey Ferguson

1 Baik

12 Sumber air kebun (gravitasi) 1 Perlu penambahan pipa

Tabel 156. Pendayagunaan dan Pemanfaatan KP Gurgur

No Peruntukan Kondisi saat ini

A PENDAYAGUNAAN JUMLAH

TANAMAN LUASAN

(HA)

1 Visitor plot, pembibitan kentang 3000 0.25

2 Percobaan/Penelitian - 0,2

3 Plasma Nutfah buah-buahan 1400 8

4 Budidaya Kopi Lintong 7000 4

5 Budidaya Kopi Gayo 6000 3

6 Budidaya Kopi ateng super 4300 2,5

B PEMANFAATAN

1 Dimanfaatkan karyawan dengan bagi hasil dengan tanaman kopi dan tanaman sayuran

4

32|Laporan Tahunan 2015

Gambar 8. Kegiatan Pengelolaan KP Gurgur dan Pemasangan Patok Pembatas KP

KEBUN PERCOBAAN BPTP SUMUT

Pengelolaan kebun percobaan BPTP Sumut pada tahun 2015 lebih diarahkan pada penyiapan lahan, penataan dan pemeliharaan kebun, melanjutkan kegiatan pada tahun sebelumnya. Koleksi tanaman varietas Badan Litbang seperti pada Tabel 27. Melalui kebun percobaan ini diharapkan dapat mempercepat diseminasi/transfer inovasi teknologi secara langsung ke pengguna dan diharapkan ada umpan balik guna perbaikan sesuai dengan kebutuhan. Kebun ini diharapkan menjadi show window teknologi dan menjadi tempat penelitian

bagi peneliti maupun mahasiswa.

Kebun percobaan BPTP Sumut terdiri atas plot-plot yang selama ini belum termanfaatkan secara optimal. Untuk itu pada kegiatan ini setiap plot akan difungsikan dengan membaginya menjadi plot peternakan, plot sayuran organik, plot buah, plot tanaman sirsak, plot pohon induk, plot MKRPL, plot kebun bibit induk dan plot Sumber Daya Genetik (SDG).

33|Laporan Tahunan 2015

Setiap plot didesain secara khusus sesuai dengan komoditas yang akan ditanam. Untuk plot sayuran dikarenakan lahan tergolong rendah dan sering digenangi air ketika musim hujan, maka didesain model bertanam diatas yaitu dengan membuat bedeng yang dikelilingi batu bata untuk menyangga tanah yang menjadi media pertanaman. Pada bagian bawah ditanam buah naga putih dan merah. Dari hasil desain diperoleh 24 bedeng.

Untuk plot tanaman buah didesain dengan bertanam model tabula pot dengan memanfaatkan riol/bis sumur sebagai pot. Tanaman buah ini diharapkan menjadi tanaman dalam tabula pot yang berukuran kecil tapi produktif.

Penanaman Varietas Badan Litbang dan Komoditas lainnya

Setelah masing-masing plot dibagi maka ditentukan fungsi dan komoditasnya masing-masing. Berikut penjelasan tentang berbagai plot:

1. Plot/blok peternakan adalah sebagai display bagi komoditas peternakan hasil unggulan badan litbang yaitu ayam KUB dan kambing boerka (Tabel 28).

2. Plot sayuran adalah plot yang diperuntukkan bagi display sayuran dataran rendah. Jenis-jenis sayuran yang ditanam : kangkung, bayam merah, bayam hijau, sawi manis, sawi pahit, pakcoy, terong, cabai merah, cabai rawit, kemangi dan sawi liman.

3. Plot tanaman buah adalah diperuntukkan sebagai display tanaman buah. Model pertanaman buah-buahan ditanam dalam tabula pot. Plot dan blok buah ini akan dibagi dua yaitu plot buah-buahan varietas lokal sumut dan varietas badan litbang yang diperoleh dari Balitbu.

4. Plot tanaman sirsak adalah adalah plot yang dkhususkan untuk tanaman sirsak yaitu varietas lokal dan varietas ratu yang merupakan salah satu koleksi unggul varietas Badan Litbang.

5. Plot M-KRPL adalah display bagi miniatur Model Kawasan Rumah Pangan Lestari yang menampilkan model

34|Laporan Tahunan 2015

pemanfaatan pekarangan untuk meningkatkan ketahanan pangan keluarga.

6. Plot Kebun Bibit Inti (KBI) adalah plot yang berfungsi sebagai kebun bibit untuk memperbanyak bibit-bibit hasil varietas unggul badan litbang.

7. Plot Sumber Daya Genetik (SDG) adalah plot yang berfungsi sebagai display sumber daya genetik (SDG) Sumatera Utara dari berbagai kabupaten dan kota di provinsi Sumut.

8. Plot tanaman pangan yang berfungsi sebagai display beberapa tanam pangan yaitu padi, kedelai. Display ini bertujuan untuk memperlihatkan teknologi budidaya tanaman pangan.

Tabel 167. Jenis tanaman buah-buahan, tanaman hias di Kebun Percobaan BPTP Sumut Tahun 2015

No. Nama Varietas Koleksi

Tanaman Buah

1. Jeruk Pamelo Raja Varietas unggul Balitbangtan

2. Jeruk Pamelo Ratu Varietas unggul Balitbangtan

3. Lengkeng Diamond River Varietas unggul Balitbangtan

4. Lengkeng Pingpong Varietas unggul Balitbangtan

5. Jambu Kristal Putih Varietas unggul Balitbangtan

6. Jambu kristal Merah Varietas unggul Balitbangtan

7. Jambu air cincalo hijau Varietas unggul Balitbangtan

8. Jambu air citra Varietas unggul Balitbangtan

9. Alpukat Mega Gagauan Varietas unggul Balitbangtan

10. Alpukat Mega Murapi Varietas unggul Balitbangtan

11. Alpukat Mega Paninggahan Varietas unggul Balitbangtan

12. Alpukat Tongar Varietas unggul Balitbangtan

13. Alpukat Pesako Varietas unggul Balitbangtan

14. Alpukat Raja giri Varietas unggul Balitbangtan

15. Manggis Ratu Kamang Varietas unggul Balitbangtan

16. Tembilahan Varietas unggul Balitbangtan

17. Pisang roti Varietas unggul Balitbangtan

18. Pisang kirana Varietas unggul Balitbangtan

19. Pisang Ameh pasaman Varietas unggul Balitbangtan

20. Sirsak Ratu Varietas unggul Balitbangtan

21. Sirsak Lokal Varietas unggul Balitbangtan

22. Pepaya Merah Delima Varietas unggul Balitbangtan

23. Markisa Erbis Varietas unggul Balitbangtan

24. Jambu Deli Kusuma Merah Varietas lokal Sumatera Utara

25. Jambu Madu Deli Hijau Varietas lokal Sumatera Utara

26. Belimbing Dewa Varietas lokal Sumatera Utara

27. Belimbing Dewi Varietas lokal Sumatera Utara

28. Jambu klutuk putih Varietas lokal Sumatera Utara

35|Laporan Tahunan 2015

No. Nama Varietas Koleksi

29. Rambutan Berahrang Varietas lokal Sumatera Utara

30. Sawo Manila Varietas lokal Sumatera Utara

31. Mangga Malaba Varietas lokal Sumatera Utara

32. Mangga kelong Varietas lokal Sumatera Utara

33. Jambu Kltuk Merah Varietas lokal Sumatera Utara

34. Jambu hijau jumbo Varietas lokal Sumatera Utara

35. Buah Naga Merah Varietas lokal Sumatera Utara

36. Buah Naga Putih Varietas lokal Sumatera Utara

Tanaman Hias

1. Anggrek tanah Lokal

2. Sedap malam Balithi

3. Criysan Balithi

4. Bunga bakung Lokal

Tanaman Sayuran

1. Kangkung Lokal

2. Terong Balithi

3. Bayam merah Balithi

4. Bayam hijau Lokal

5. Sawi Lokal

Tabel 178. Koleksi Peternakan KP BPTP Sumut

No. Jenis Jumlah (ekor)

1. Kambing Boerka 5

2. Ayam KUB 165

3. Itik 50

4. Ikan nila merah 1000

5. Ikan nila hitam 1000

6. Ikan lele 2000

7. Ikan patin 1000

8. Ayam kalkun 2

9. Ayam kate 3

10. Angsa 2

11. Kelinci 3

36|Laporan Tahunan 2015

Gambar 9. Kegiatan di Kebun Percobaan BPTP Sumut

Pengunjung Kebun Percobaan BPTP Sumut pada tahun 2015 cukup banyak (± 2000 orang) karena bertepatan dengan acara pekan agro inovasi yang dilakukan di kebun percobaan BPTP Sumut, antara lain dari badan litbang, dinas pertanian propinsi/kabupaten, Bakorluh, STTP, Balai Besar Karantina, Balai Besar Perkebunan, Balai Veteriner, mahasiswa, pelajar SD, SMP, SMA, swasta dan stakeholder lainnya.

37|Laporan Tahunan 2015

PENGELOLAAN WEBSITE

KSPP dalam melaksanakan tugasnya juga melakukan

diseminasi teknologi melalui media website. Sejak September 2011, website BPTP Sumut telah menggunakan template 2.1. yang merupakan penyempurnaan dari Template 2.0 sebelumnya. Tampilan Template 2.1 lebih dinamis dan informatif.

Untuk meningkatkan penyebarluasan informasi hasil-hasil pengkajian BPTP Sumatera Utara melalui website, Pengelolaan website senantiasa dilakukan secara terpadu selaras dengan tupoksi UK/UPT. Kegiatan yang dilakukan meliputi

penyediaan konten situs web, pemutakhiran dan koreksi bahan informasi situs web, membuat tampilan situs web, memantau secara teratur dan cermat mengenai data informasi dalam situs web yang harus dimutakhirkan dan mengelola email BPTP Sumatera Utara.

Kegiatan website pada tahun 2015 ini antara lain penambahan banner slide pada tampilan website, yakni banner M-KRPL yang merupakan program strategis Badan Litbang saat ini. Materi yang diinput dalam website adalah berupa berita yang meliputi kegiatan yang dilakukan di BPTP Sumatera Utara,

inovasi budidaya dan teknologi pertanian.

Gambar 10. Halaman Muka Website BPTP Sumatera Utara

38|

Lap

oran

Tah

un

an 2

015

Tabel 189. Art

ikel/berita

yang t

ela

h d

iinput

dala

m w

ebsi

te s

ela

ma t

ahun 2

015

39|

Lap

oran

Tah

un

an 2

015

40 |Laporan Tahunan 2015

PRODUKSI BAHAN INFORMASI TERCETAK

Bahan informasi tercetak yang diproduksi pada tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 30. Bahan informasi tercetak produksi tahun 2015

No Jenis Media Cetak

Judul Penulis Jumlah (ekspl)

1. Brosur Rekomendasi Teknologi Spesiik Lokasi Mendukung P2BN di Sumatera Utara

Tim Redaksi 100

2. Brosur Penerapan Cara Tanam Jajar Legowo Padi di

Sumatera Utara

33 orang LO se Sumut

40

3. Liptan Tikus (Seri Tanaman Pangan)

Siti Suryani 500

4. Liptan Keong mas (Seri Tanaman

Pangan)

Siti Suryani 500

5. Liptan Penyakit Hawar Bakteri (Seri Tanaman Pangan)

Siti Suryani 500

6. Liptan Wereng Batang Coklat

(Seri Tanaman Pangan)

Siti Suryani 500

7. Liptan Tungro (Seri Tanaman Pangan)

Siti Suryani 500

8. Liptan Penggerek Batang (Seri

Tanaman Pangan)

Siti Suryani 500

9. Liptan Teknologi Pembuatan Mie dari Tepung Ubi Kayu Fermentasi (Seri Pasca Panen)

Besman Napitupulu

500

10. Liptan Pembuatan Roti Tawar dari Tepung Ubi Kayu Fermentasi (MOCAF) (Seri Pasca Panen)

Besman Napitupulu

500

11. Liptan Teknologi Pembuatan Mie Basah dan Roti Tawar dari Tepung Ubi jalar (Seri Pasca Panen)

Besman Napitupulu

500

12. Liptan Teknologi Pembuatan Tepung Ubi Kayu Fermentasi (MOCAF) (Seri Pasca Panen)

Besman Napitupulu

500

13. Folder Pengendalian Penyakit

Kuning Keriting pada Cabai

Siti Suryani 1000

14. Folder Teknologi Budidaya Bawang Merah

Siti Suryani 1000

15. Poster Pengembangan Tanaman

Kedelai diantara Tanaman Kelapa Sawit Belum Menghasilkan

Siti Suryani 1

16. Poster Mau Tanam Jajar Legowo

Tetapi Tenaga Kerja Mahal...? Solusinya .....Indo Jarwo Transplanter

Siti Suryani 1

41|Laporan Tahunan 2015

No Jenis Media Cetak

Judul Penulis Jumlah (ekspl)

17. Poster Sistem Informasi KATAM

TERPADU

Khadijah El Ramija 1

18. Poster Automatic Weather Station (Stasiun Cuaca Otomatis)

Siti Fatimah

19. Buletin 1. Volume 8 No. 1, April

2014 2. Volume 8 No. 2,

Agustus 2014

6 orang penulis

6 orang penulis

50

50

20. Kalender Kalender Bulanan 2015 KSPP 100

21. Kliping koran

Kliping Berita Pertanian (4 Triwulan)

Pustaka

22. Berita kegiatan BPTP di

koran (6 kali terbit)

1. Peringati HUT ke-40 Bagan Litbang Pertanian Gelar

Pekan Agro Inovasi 2. Pekan Agro Inovasi :

Sumut harus lakukan mekanisasi

3. KATAM Tingkatkan

Produksi Padi 2,2 ton per hektar

4. Produksi Pertanian Hanya Penuhi 98% Kebutuhan Keluarga

Tani 5. BPTP Sumut

Targetkan Swasembada Kedelai

6. Sektor Pertanian

Turut Berkontriobusi Dukung MEBIDANGRO

Terbit 4 September 2014

Terbit 9 September 2014 Terbit 10 September 2014

Terbit 11 September 2014 Terbit 2 November

2014 Terbit 27 Noember 2014

Gambar 11. X-Banner dan Kalender 2015

42|Laporan Tahunan 2015

Gambar 13. Kliping Koran Pameran dan display produk-produk pertanian spesifik lokasi

Kegiatan pameran dalam rangka display produk-produk dan teknologi pertanian spesifik lokasi yang diikuti sepanjang tahun 2015 adalah sebagai berikut :

a. Pameran Pertama adalah pameran bekerjasama dengan BP2KP Kabupaten Asahan dari tanggal 13 – 17 Maret 2015 dalam rangka HUT Kabupaten Asahan. Materi pameran dititik beratkan pada hasil-hasil litkaji dalam bentuk media cetak maupun bahan sesungguhnya seperti : beberapa jenis padi varietas unggul hasil litkaji Badan Litbang. Selain itu juga dipamerkan teknologi bertanam dengan sistem hidroponik baik dengan bahan yang mahal maupun dengan barang-barang bekas. Teknologi ini diharapkan dapat memotivasi masyarakat utamanya yang tinggal di perkotaan sehingga kelestarian pekarangan dapat terus terjaga. Sampai akhir penutupan, pengunjung tercatat berjumlah 184 orang, sebenarnya pengunjung sangat membludak pada sore hingga malam hari namun banyak pengunjung yang tidak sempat mengisi buku tamu. Materi pameran

yang paling menarik adalah pertanian hidroponik karena sistem pertanian ini tergolong baru di daerah ini.

43|Laporan Tahunan 2015

b. Pameran kedua adalah pameran dalam rangka Pekan Inovasi Propinsi Sumatera Utara sebagai salah satu acara tahunan Pemerintah Propinsi Sumatera Utara yang dikoordinir oleh Badan Penanaman Modal dan Promosi Sumut. Tahun 2015 merupakan pelaksanaan ke tiga kalinya dengan mengambil tempat di lapangan Merdeka Kota Medan dari tanggal 21 – 24 Mei 2015. Dari 80 stand yang tersedia, Badan Litbang Pertanian berpartisipasi dalam 2 stand dimana materi pameran diisi oleh beberapa UPT lingkup Balitbangtan seperti : BB Pascapanen, Balitbu Solok, BPTP Sumut, Lolit Kambing Potong Sei Putih dan KP. Tongkoh Berastagi serta Balitbangtan sendiri.Materi yang ditampilkan antara lain: beberapa olahan pascapanen seperti : sauce cabai, sauce tomat, sayuran kering dan selai dari BB Pascapanen, KRPL perkotaan dengan sistem hidroponik dari BPTP Sumut, buah Pepaya, Markisa dan buah Naga produksi Balitbu, sayuran Kubis, Kentang, Cabai, Tomat, Bawang merah dan Wortel dari KP. Tongkoh

Berastagi dan beberapa jenis hijauan pakan ternak serta Model kandang pemeliharaan kambing domba oleh Lolit Kambing Sei Putih. Selain itu dipamerkan dan disebarluaskan berbagai media cetak serta demonstrasi cara oleh 3 (tiga) orang peneliti dari BB Pascapanen dalam pembuatan selai terung dan nenas, sirup tomat campur pepaya yang kesemua bahan diproduksi dari KRPL. Bahan demonstrasi ini dapat dicicip langsung oleh semua pengunjung sehingga menjadi salah satu daya tarik bagi lebih dari 200 pengunjung (yang tercatat) selama kegiatan berlangsung, selain itu teknologi yang paling banyak ditanya pengunjung adalah teknologi hidroponik yang merupakan inovasi baru bagi sebagian besar pengunjung.

Di hari terakhir panitia pelaksana mengumumkan bahwa stand terbaik Pekan Inovasi Propinsi Sumatera Utara tahun 2015 adalah stand Badan Litbang Pertanian yang dinilai dari : disain stand pameran, bahan/materi yang dipamerkan, info guide yang menguasai bahan/materi, jumlah pengunjung dan keramahan dalam pelayanan serta kebersihan stand.

c. Kegiatan ke 3 adalah pameran dan bazar Produk Unggulan Spesifik Lokasi tanggal 10 – 13 Juni 2015 di auditorium

44|Laporan Tahunan 2015

Badan Litbang Pertanian Cimanggu Bogor. Acara pameran diikuti oleh seluruh unit kerja Badan Litbang Pertanian, BPTP dari 10 propinsi yang stand pamerannya disatukan di stand Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP). Pameran dibuka oleh Kepala Badan Litbang Pertanian (Dr. Ir. Moch. Syakir MS.).Materi yang dipamerkan adalah produk-produk spesifik Sumatera Utara seperti : pisang barangan, salak, jeruk siem madu, biwa, markisa, jambu madu, jambu biji dan lain-lain. Dari produk sayuran ditampilkan : kentang, cabe keriting dan tomat. Selain itu juga produk perikanan seperti ikan teri dan ikan asin serta makanan olahan dari bahan pertanian. Kegiatan pameran yang pada kesempatan ini dikaitkan juga dengan bazar merupakan wadah bagi setiap daerah untuk mempromosikan produk unggulan daerah yang dihasilkan oleh petani di daerah yang mungkin tidak dihasilkan oleh daerah lain. Melalui pameran diharapkan produk daerah bisa dikenal sehingga memungkinkan terbukanya pasar

yang lebih luas. BPTP Sumut telah mengintroduksi teknologi spesifik lokasi untuk tanaman jeruk, salak, pisang barangan kentang dan cabai sehingga hasil produksi petani sudah dapat ditampilkan di ajang nasional. Dari sisi atusias pengunjung sangat tertarik pada berbagai produk dari Sumatera Utara. Pada kegiatan pameran ini BPTP yang tergabung di stand BBP2TP mendapat penghargaan sebagai stand terbaik dan teramai.

d. Pameran ke empat adalah pameran dalam rangka peringatan Dies Natalis Sekolah Tinggi Penyuluhan

Pertanian STPP) Medan pada tanggal 24 – 26 Agustus 2015. Pada pameran yang banyak dikunjungi oleh penyuluh pertanian baik yang sedang mengikuti pendidikan maupun penyuluh dari Balai Pertanian Kecamatan yang diundang panitia sangat tertarik pada materi pameran yang dikemas oleh BPTP Sumut seperti alsintan, contoh benih padi, kedelai dan jagung serta berbagai media cetak. Momentum pameran ini menjadi sarana bagi penyuluh pertanian untuk mendapatkan informasi dan teknologi terkini yang sangat bermanfaat dalam mendukung tugas pokok penyuluh. Oleh

karena itu stand BPTP Sumut menjadi stand terfavorit bagi pengunjung, sehingga panitia penyelenggara menetapkan

45|Laporan Tahunan 2015

stand BPTP Sumut sebagai stand terbaik pertama pada acara pameran ini.

e. Kegiatan pameran ke lima adalah rangka memperingati Hari Pangan Sedunia yang diselenggarakan di Kantor Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara dari tanggal 2 September sampai 1 Oktober 2015. Kegiatan pameran tahun 2015 diwarnai juga dengan kegiatan bazar, sehingga

semua peserta pameran dapat menjual produk-produk unggulannya, termasuk BPTP Sumut yang menjual beras produksi KP Pasar Miring, sayur dan buah produksi visitor plot KP. Medan. Semua produk yang dijual laku keras bahkan sebelum acara dimulai hampir smeua produk sudah terjual. Pengalaman ini sebenarnya dapat menjadi salah satu momentum bagi BPTP Sumut untuk membuka Agrimart di tahun mendatang, karena lingkungan mendukung dengan banyaknya pegawai kantor di sekitar BPTP. Melalui agri mart produsen dan konsumen menjadi lebih dekat sekaligus dapat memotong rantai pemasaran sehingga

harga jual menjadi lebih murah.

f. Pameran ke-enam dilaksanakan mulai tanggal 18 – 20 Nopember di Kota Stabat Kabupaten Langkat dalam rangka acara Jambore Penyuluhan Pertanian ke III tahun 2015. Penyelenggaraan pameran adalah Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (Bakorluh) Propinsi Sumatera Utara. Pada pameran ini BPTP Sumut menfokuskan peragaan beberapa teknologi hasil litkaji seperti: teknologi sistem tanam jajar legowo 2:1, alat indojarwo transplanter, informasi Katam, alat-alat uji tanah

(PUT, PUTK, PUTR dan PUHT) serta alat uji pupuk (PUPO dan PUPS), media cetak (brosur, leaflet, poster) dan pemutaran video. Selain itu bahan contoh benih kedelai dan padi. Pada kesempatan pameran tersebut BPTP Sumut juga memberi bantuan benih padi INPARI 3, INPARA dan CIHERANG produksi KP. Pasar Miring masing-masing 50 kg. Bantuan benih ini diserahkan kepada kelompoktani yang dikoordinir oleh Bakorluh. Momentum pameran ini sangat diminati oleh pengunjung terutama para penyuluh dari 33 kabupaten/kota se Sumatera Utara, karena masih banyak

penyuluh pertanian yang belum mengetahui perkembangan ilmu dan teknologi pertanian terkini. Oleh karena itulah

46|Laporan Tahunan 2015

pengunjung tercatat melebihi 250 orang selama 3 hari. Komentar pengunjung stand BPTP Sumut adalah stand yang informatif dan menjadi media belajar secara nyata di lapangan.

g. Pameran ke tujuh dilaksanakan mendukung kegiatan Seminar Nasional “Membangun Pertanian Berkelanjutan” di Hotel Santika Medan tanggal 2 Desember 2015. Pameran

lebih difokuskan kepada bahan pangan utamanya padi seperti beberapa arietas unggul padi yang dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian. Selain itu beberapa alat panen padi seperti : ani-ani, sabit berigi dan lainnya.

h. Pameran ke delapan dilaksanakan dalam rangka Pekan Pasar Tani ke 12 Tahun 2015 yang dikoordinir oleh Dinas pertanian Propinsi Sumatera Utara di Desa Namo Mbelin Kecamatan Namo Rambe Kabupaten Deli Serdang dari tanggal 21 – 23 Desember 2015. Pameran ini sebenarnya lebih difokuskan sebagai mwdia pemasaran hasil produk pertanian dari kabupaten/kota baik yang dibawa langsung oleh petani maupun yang dikoordinir pihak Dinas Pertanian kab/kota. Bagi BPTP Sumut, moment pameran ini hanya menjadi sarana untuk “menjual” (diseminasi) teknologi produksi beberapa komoditas strategis yang ditujukan kepada pengunjung agar dapat bertani lebih baik dan berteknologi sehingga pada akhirnya usahatani akan lebih efisien. Pameran dibuka oleh Plt. Gubernur Sumatera Utara. Selain pameran juga diselenggarakan temu usaha dan lomba beberapa keterampilan bagi pengunjung dan petugas pameran yang hadir.

47|Laporan Tahunan 2015

Gambar 12. Penghargaan Stand Terbaik I pada Pekan Inovasi Propinsi Sumatera Utara ke III

Gambar 13. Pameran Kerjasama BP2KP Kab. Asahan Sumatera Utara di Kabupaten Labuhan Batu Utara

48|Laporan Tahunan 2015

KERJASAMA

Kerjasama dengan stakeholder bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan/pendayagunaan tenaga, teknologi dan sarana milik Badan Litbang Pertanian, agar dapat: 1. Meningkatkan promosi dan penyebarluasan penemuan atau

perakitan teknologi kepada masyarakat pengguna; dan 2. Mengoptimalkan penggunaan tenaga, teknologi dan sarana

BPTP Sumatera Utara dalam upaya melaksanakan tugas pokok dan fungsi serta meningkatkan pelayanan kepada pihak-pihak yang membutuhkan.

Kerjasama Dengan Instansi Lainnya

Kerjasama yang terjalin antara Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Kabupaten Samosir dengan dan BPTP Sumut

Kerjasama BPTP Sumatera Utara dengan Pemerintahan Kabupaten Samosir sudah dilakukan yaitu dengan cara Kepala BPTP dan staf mengunjungi pemda Kabupaten Samosir dengan kontak person Kepala Badan Penyuluhan Kabupaten Samosir, kemudian tim berkunjung ke kantor bupati yang diterima baik oleh bapak bupati. Kepala BPTP menyampaikan tupoksi, hasil-hasil pengkajian yang sudah dihasilkan dan fasilitas pendukung yang miliki oleh BPTP. Kemudian bapak bupati juga menyampaikan potensi yang ada di Kabupaten Samosir dan beliau menginginkan tanaman mangga samosir kalau bisa diputihkan melalui kerjasama. Pada tanggal 6 Juli 2015 dilakukan penandatanganan MOU dengan Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten Samosir di BPTP Sumatera

Utara dengan ruang lingkup kerjasama sebagai berikut;

1. Melakukan kerjasama aspek peningkatan sumberdaya manusia, pendampingan penerapan inovasi teknologi dan penyebarluasan bahan informasi teknologi bawang merah;

2. Demplot dilaksanakan oleh Penyuluh Pertanian di 8 (delapan) Balai Penyuluhan Kecamatan (BPK) pada Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten Samosir;

3. Pendampingan dilakukan oleh tenaga ahli yang berasal dari Peneliti BPTP Sumatera Utara;

49|Laporan Tahunan 2015

4. Tugas dan tanggung jawab tenaga ahli:

a. Melakukan pendampingan dengan memberikan masukan/rekomendasi penerapan paket teknolgi tepat guna untuk keberhasilan pelaksanaan demplot;

b. Melakukan monitoring dan evaluasi penerapan paket teknolgi terhadap perkembangan demplot dengan jadwal yang akan disepakati kemudian;

c. Sebagai Narasumber dalam pertemuan/Farm Field Day (FFD); Membuat laporan pendampingan dalam pelaksanaan Demplot.

Nota kesepahaman Antara BPTP Sumatera utara dengan Badan KetahananPangan dan Pelaksana PenyuluhanKabupaten

Samosir

50|Laporan Tahunan 2015

PAKET TEKNOLOGI YANG TELAH DIDISEMINASIKAN

Teknologi Spesifik Lokasi BPTP Sumatera Utara melalui kegiatan penelitian dan pengkajian telah didiseminasikan ke seluruh kabupaten/kota se Sumatera Utara. Adapun paket teknologi yang telah dihasilkan adalah sebagai berikut :

Tabel 31. Teknologi pemupukan dan VUB spesifik lokasi TA. 2015 di Sumut

No Kabupaten

/Kota Teknologi

Pemupukan Teknologi VUB

1 Asahan - Urea : 200 kg/ha - KCL: 50 kg/ha - SP-36 : 100 kg/ha

Inpari 3 dan Inpari 4

2 Batubara - Urea : 200 kg/ha - Za : 100 kg/ha

SP-36 : 75 kg/ha

Inpari 3 dan Inpari 9

3 Dairi - Urea : 250 kg/ha - KCl : 50 kg/ha

SP-36 : 75 kg/ha

Inpari 4 dan Inpari 9

4 Deli Serdang - Urea : 200 kg/ha

- KCl : 70 kg/ha - SP-36 : 100

kg/ha

Inpari 1, Inpari 3 dan Inpari 4

5. Karo - Urea : 230 kg/ha

- KCl : 30 kg/ha - SP-36 : 50 kg/ha - Jerami : 2 ton

Inpari 3, Inpari 4 dan Inpari 9

6 Labuhan Batu

- Urea : 200 kg/ha

- KCl : 100 kg/ha

- SP-36 : 50 kg/ha

Inpari 9

7 Labuhan Batu Utara

- Urea : 200 kg/ha - KCl : 100 kg/ha - SP-36 : 50 kg/ha

Inpari 3 dan Inpari 9

8 Labuhan Batu Selatan

- Urea : 200 kg/ha - KCl : 100

kg/ha SP-36 : 50 kg/ha

Inpari 10

9 Langkat - Urea : 200 kg/ha

Inpari 1, Inpari 3, Inpari 4, Inpari 9,

51|Laporan Tahunan 2015

No Kabupaten

/Kota Teknologi

Pemupukan Teknologi VUB

- KCl : 75 kg/ha -SP-36 : 100 kg/ha

Inpari 10 dan Indragiri

10 Mandailing Natal

- Urea : 200 kg/ha

- KCl : 100 kg/ha

- SP-36 : 75 kg/ha

Inpari 1, Inpari 3, Inpari 4 dan Inpari 9

11 Kepulauan Nias

- Urea : 200 – 250 kg/ha

- KCl : 100 – 125 kg/ha

- SP-36 : 100 – 150 kg/ha

Inpari 1, Inpari 3, Inpari 4 dan Mekongga

12 Padang Lawas

- Urea : 200 kg/ha

- KCl : 100 kg/ha

- SP-36 : 50 kg/ha

Inpari 4, Inpari 9 dan Inpari 10

13 Padang Lawas Utara

- Urea : 200 kg/ha

- KCl : 100 kg/ha

-SP-36 : 50 kg/ha

Inpari 1 dan Inpari 10

14 Pakpak Bharat

- Urea : 200 kg/ha

- KCl : 100 kg/ha

- SP-36 : 75 kg/ha

Inpari 3, Inpari 4 dan Inpari 9

15 Samosir - Urea : 250 kg/ha

- KCl : 100 kg/ha

- SP-36 : 100 kg/ha

Inpari 1, Inpari 4 dan Inpari 9

16 Serdang Bedagai

- Urea : 250 kg/ha

- KCl : 100 kg/ha

- SP-36 : 50 kg/ha

Inpari 3, Inpari 4, Cigeulis dan Mekongga

17 Simalungun - Urea : 200 kg/ha

- KCl : 75 kg/ha - SP-36 : 50 kg/ha

Inpari 1, Inpari 3, Inpari 4, dan Inpari 13

52|Laporan Tahunan 2015

No Kabupaten

/Kota Teknologi

Pemupukan Teknologi VUB

18 Tap. Selatan /Padangsidimpuan

- Urea : 200 kg/ha

- KCl : 50 kg/ha - SP-36 : 100

kg/ha

Inpari 1, Inpari 3 dan Inpari 4

19 Tapanuli Tengah

- Urea : 250 kg/ha

- KCl : 100 kg/ha

- SP-36 : 100 kg/ha

Inpari 1, Inpari 3, Inpari 4, dan Inpari 10

20 Tapanuli Utara

- Urea : 250 kg/ha

- KCl : 50 kg/ha - SP-36 : 75 kg/ha

Inpari 1

21 Toba Samosir

- Urea : 250 kg/ha

- KCl : 100 kg/ha

- SP-36 : 100 kg/ha

Inpari 1, dan Inpari 3

53|Laporan Tahunan 2015

Tabel 32. Teknologi pemupukan dan VUB spesifik lokasi lahan pasang surut di kabupaten Langkat, Sumatera Utara

No Kabupaten/Kota Teknologi Pemupukan Teknologi

VUB

1 Langkat Pemupukan berdasarkan analisis tanah (Urea 185 kg + SP 36 adalah 114 kg dan KCL 69 kg/ha)dengan cara aplikasi N diberikan 3 kali sedangkan P dan K diberikan satu kali pada umur 10 HST merupakan cara terbaik pada dua lokasi pengkajian

Varietas Punggur dan Inpara 3

Tabel 33. Teknologi pembibitan sapi spesiifik lokasi di Nagori/Desa Silenduk, Kec. Dolok Batu Nanggar, Kab. Simalungun, Sumatera Utara

Komponen Teknologi

Uraian teknologi spesifik lokasi

Sistem Pemeliharaan Kombinasi (Penggembalaan dan Dikandangkan)

Saat Awal Obat cacing, vitamin ADEK, B-Pleks

Sistem Reproduksi Kawin Alam

Pakan Tambahan Jam 06.00-08.00 (3kg/ekor/hari).

Penggembalaan Jam 08.00-15.00 (7 jam)

Hijauan segar di kandang

Jam 15.00-06.00 (7,5% berat badan)

Mineral + air minum Mineral block + air minum

54|Laporan Tahunan 2015

RINGKASAN HASIL PENELITIAN DAN PENGKAJIAN

PERAKITAN TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI DI SUMATERA UTARA

A. PENGKAJIAN PENGEMBANGAN PADI GOGO PADA DATARAN RENDAH DAN DATARAN TINGGI DI SUMATERA UTARA

Pengkajian teknologi budidaya spesifik lokasi dilaksanakan di lahan kering milik petani di Desa Majanggut, Kecamatan Kerajaan sedangkan pengembangan teknologi budidaya spesifik lokasi dilaksanakan di 4 Desa yaitu Desa Tinada, Kacamatan Tinada, Desa Traju, Kecamatan Siempat Rube, Desa Kuta Dame, Kecamatan Kerajaan, dan di Desa Tanjung Merah Kecamatan. STTU Jehe pada MT I (April-September 2015) sedangkan pada MT II (September-Desember 2015) dilakukan pengembangan pertanaman padi gogo di 1 Desa yaitu Majanggut I, Kecamatan Kerajaan dan Desa Aornakan I Kecamatan PGGS untuk agroekosistem dataran tinggi sedangkan dataran rendah di Desa Tanjung Raja, Kecamatan STM Hulu, Deli Serdang. Disamping pengkajian teknologi budidaya spesifik lokasi, juga dikaji beberapa varietas unggul nasional (Batu Tegi dan Jati Luhur) dan unggul lokal (Sigambiri Putih, Sigambiri Merah dan Siramos (lokal setempat) di Desa Majanggut I, Kecamatan Kerajaan. Dilakukan juga perbanyakan benih di lahan sawah KP Pasar Miring, sebagai benih sumber untuk pertanaman MT II dan memenuhi permintaan petani untuk ditanam pada pertanaman September 2015. Pengkajian paket teknologi budidaya padi gogo spesifik lokasi ini ditanam pada tanggal 7 April 2015 dan dipanen pada

21 Agustus 2015 (134 hari). Hasil pengkajian menunjukkan bahwa hasil gabah kering giling secara rata-rata dengan penerapan teknologi budidaya spesifik lokasi untuk padi gogo unggul nasional Batu Tegi mampu memberikan hasil secara rata-rata sebesar 3,43 t/ha GKG dan lebih tinggi sebesar 14% dibanding teknologi petani setempat (2,99 tha GKG).Dari hasil uji varietas unggul nasional dan unggul lokal menunjukkan bahwa hasil gabah kering giling tertinggi didapat oleh varietas Jati Luhur (3,97 t/ha), diikuti oleh Batu Tegi (3,63 t/ha), Sigambiri Merah (3,21 t/ha), Sigambiri Putih (3,17 t/ha) dan terendah sebesar

2,44 t/ha didapat pada varitas lokal Siramos. Berdasarkan hasil kajian ini didapat dampak langsung dari pengkajian ini terhadap

55|Laporan Tahunan 2015

minat petani sekitar untuk menanam varietas Batu Tegi dan Jati Luhur, bahkan tidak terbatas di Desa Majanggut I saja akan tetapi sudah menyebar ke luar desa malahan ke luar kecamatan, seperti Kecamatan Tinada, STTU Jehe dan Siempat Rube malahan ke luar daerah seperti Dairi, Subusalam, Humbanghas, Palas dan Labuhan Batu.

Gambar 16 a. Kegiatan Tanam Perdana Varietas Unggul Lokal Sigambiri Putih b. Introduksi Varietas Unggul Balitbangtan dan

c. Panen Ubinan Teknologi varietas unggul nasional Batu Tegi dan Jati Luhur telah diadopsi oleh sebagian besar petani di daerah Pakpak Bharat namun teknologi budidaya padi gogo unggul nasional spesifik lokasi anjuran BPTP Sumut masih sangat rendah diterapkan oleh petani baik secara kuantitas maupun kualitasnya. Oleh karena itu dalam rangka pengembangan varietas Batu Tegi, Jati Luhur dan varietas unggul lokal Sigambiri Putih dan Sigambiri Merah lebih luas lagi dan dilakukan oleh petani dengan menerapkan teknologi budidaya spesifik lokasi, disarankan Pemda bekerja sama dengan BPTP Sumut atau instansi lainnya terus melakukan pertanaman demplot-demplot pengkajian. Dalam upaya penyediaan benih bermutu juga disarankan pemda untuk memulai pembinaan ke kelompok tani sebagai penangkar benih khusus padi gogo yang pada giliranya diharapkan Pakpak Bharat menjadi pemasok benih khusus padi gogo.

56|Laporan Tahunan 2015

B. PERAKITAN PAKET TEKNOLOGI PADI SAWAH TADAH

HUJAN DI SUMATERA UTARA

Penelitian dilakukan di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, pada bulan Januari sampai Desember 2015. Pemberian polymer penyimpan air (PPA) dilakukan setelah tanam dengan cara ditabur pada petakan sesuai dengan masing-masing paket:

A = Tanah diolah sempurna + diairi seperti sawah biasa + bibit ditanam setelah disemai 15 hari + PPA 2 kg/ha + Pupuk berdasarkan PUTS; B = Tanah diolah sempurna + diairi seperti sawah biasa + bibit ditanam setelah disemai 15 + PPA 4 kg ha + Pupuk Berdasarkan PUTS; C = Tanah diolah sempurna + Benih ditugal 5-7 biji/lubang (Gogo Rancah) + PPA 2 kg ha + Pupuk Berdasarkan PUTS; D = Tanah diolah sempurna + benih ditugal 5-7 biji/lubang (Gogo Rancah) + PPA 4 kg ha + Pupuk Berdasarkan PUTS; E = Cara Petani 1. (Tanah diolah sempurna +bibit ditanam umur 17 hss + diaridengan pompa selama pertumbuhan tanaman +Tanpa PPA + Pupuk cara petani; F =

Cara petani 2. (tanah diolah sempurna + bibit di tanam 17 hss) + air sawah tergantung curah hujan + pupuk cara petani. Pengkajian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 4 ulangan. Hasil pengkajian paket teknologi B = Tanah diolah sempurna + diairi seperti sawah biasa + bibit ditanam setelah disemai 15 + PPA 4 kg ha + Pupuk Berdasarkan PUTS memiliki hasil yang tertinggi yaitu 7,138 t/ha. Pemberian PPA 4 kg/ha dapat memberikan hasil yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan paket C=Tanah diolah sempurna + Benih ditugal 5-7 biji/lubang (Gogo Rancah) + PPA 2 kg ha + Pupuk

Berdasarkan PUTS hanya memberikan hasil 6,888 ton/ha. Paket teknologi lain seperti Paket D = Tanah diolah sempurna + benih ditugal 5-7 biji/lubang (Gogo Rancah) + PPA 4 kg ha + Pupuk berdasarkan PUTS dapat memberikan hasil 6,640 t/ha. Sedangkan paket A, E dan F memberikan hasil lebih rendah masing-masing 5,263 t/ha ; 5,213 t/ha dan 5,863 t/ha. Masing-masing paket teknologi memberikan hasil yang berbeda. Perbedaan ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan tumbuh dimana tanaman itu hidup. Tanaman yang tumbuh pada lingkungan normal maka hasilnya akan lebih tinggi bila

dibandingkan dengan tanaman yang mengalami tekanan lingkungan. Paket B dengan pemberian PPA 4 kg dimana setiap satu kilogram PPA dapat mengikat air 250 liter. Sehingga

57|Laporan Tahunan 2015

tanaman yang diberi PPA terlihat tumbuh normal bila dibandingkan dengan tanaman yang diberi PPA 2 kg/ha.

Gambar 17. Pertemuan, tanam benih langsung dan kegiatan panen

C. PENGKAJIAN OPTIMALISASI LAHAN RAWA PASANG SURUT MENDUKUNG PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI BERAS NASIONAL (P2BN) DI PROVINSI SUMATERA UTARA

Lahan pasang surut termasuk lahan yang marginal untuk sistem budidaya pertanian. Lahan yang sering tergenang oleh air pasang menyebabkan kadar salinitas tanah meningkat dan pH tanah menurun hingga menjadi sangat masam. Akibatnya timbul bermacam zat-zat yang bersifat toksis bagi tanaman seperti tingginya kadar Al dan Fe. Penelitian dilaksanakan di Desa

Pematang Cermei, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai dari bulan Juni hingga Oktober 2015. Penelitian dibagi dalam dua tahap kegiatan yaitu uji pemupukan dan uji adaptasi varietas. Tujuan kegiatan untuk melihat adaptasi beberapa varietas padi rawa dan uji cara pemberian pupuk khusus untuk lahan rawa pasang surut. Hasil dari kegiatan uji adaptasi varietas, varietas Inpara maupun Banyu Asin mampu memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan varietas

58|Laporan Tahunan 2015

Ciherang yang biasa digunakan oleh petani setempat. Hasil terbanyak diperoleh dari varietas Inpara.4 yaitu 7.50 t/ha gabah kering panen dan disusul oleh varietas Inpara 2 dan Banyu Asin masing-masing seberat 7.05 dan 6.70 t/ha. Dari hasil uji pemupukan terlihat bahwa pemberian pupuk menurut cara petani memberikan hasil yang lebih rendah, namun bila dilakukan melalui uji tanah cara PUTR dan PHSL hasil nyata meningkat. Hasil tertinggi 8.80 t/ha gabah kering panen diperoleh dari pemberian pupuk cara PHSL (Phonska dan Urea: 300 dan 200 kg/ha)+1.0 t/ha POG. Hasil selanjutnya 8.60 t/ha diperoleh dari cara pemberian pupuk menurut PUTR (Urea:SP.36:KCl : 300:100:125 kg/ha) +1.0 t/ha POG. Pemberian pupuk cara PHSL rata-rata memberikan nilai B/C ratio yang lebih tinggi dibandingkan cara PUTR.

Gambar 18. Keragaan varietas Inpara

59|Laporan Tahunan 2015

D. PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH MELALUI PENDEKATAN PENGGUNAAN VARIETAS UNGGUL BARU DAN SISTEM TANAM DI SUMATERA UTARA

Penggunaan varietas unggul baru dan pendekatan sistem tanam, merupakan komponen dari teknik budidaya dalam upaya peningkatan produktivitas padi sawah dalam pendekatan

pengelolaan sumberdaya tanaman terpadu. Pengkajian ini dilaksanakan di Kecamatan Datuk Bandar, Kota Tanjung Balai. Pengkajian dimulai bulan Januari sampai dengan Desember 2015.

Pengkajian ini menggunakan Rancangan Petak terbagi menempatkan varietas unggul yang disimbolkan dengan huruf V sebagai petak utama dan sistem tanam yang disimbolkan dengan huruf T sebagai anak petak. Susunan perlakuan adalah sebagai berikut: Petak Utama (Penggunaan varietas ungul) V1 = Inpari 3, V2 = Inpari 30, V3 = Mekongga. Sedangkan sebagai Anak petak (Penggunaan sistem tanam) T1 = Sistem Tandur Jajar (20 cm X 20 cm) populasi 250.000 rumpun/ha, T2 = Sistem Legowo 2 : 1 dan T3 = Sistem Legowo 4 : 1 tipe A (20 cm x 10 cm x 40 cm) populasi 400 rumpun/ha, T4 = Sistem Legowo tipe B, populasi 300.000 rumpun/ha, dan T5 = Sistem botis, populasi 215.000 rumpun/ha. Kombinasi perlakuan dari 3 (tiga) varietas unggul padi sawah dan 5 (lima) cara sistem tanam, perlakuan diulang 3 kali membutuhkan 45 satuan petak percobaan. Satuan petak percobaan berukuran 10 m x 20 m, dengan total areal percobaan lebih kurang 10.000 m2atau 1ha. Petak percobaan terletak pada satu hamparan jumlah petani kooperator

tergantung pada jumlah petani yang ada pada hamparan 1 ha. Parameter yang diamati: Tinggi tanaman masing-masing varietas, jumlah anakan produktif, persentase gabah hampa, persentase gabah bernas, bobot 1000 butir, produktivitas t/ha, dan analisis usahatani pada masing-masing sistem tanam.

Hasil pengkajian menunjukan bahwa kombinasi pendekatan penggunaan beberapa varietas unggul baru dengan beberapa sistem tanam berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan, tinggi tanaman, jumlah anakan produktif dan komponen lainnya. Penggunaan varietas Inpari 3 dengan berbagai pendekatan sistem tanam T1=Sistem Tandur Jajar/Tegel (20 cm X 20 cm) populasi 250.000 rumpun/ha, T2 =

60|Laporan Tahunan 2015

Sistem Legowo 2 : 1 dan T3 = Sistem Legowo 4 : 1 tipe A (20 cm x 10 cm x 40 cm) populasi 400 rumpun/ha, T4 = Sistem Legowo tipe B, populasi 300.000 rumpun/ha, tidak berpengaruh nyata sesama terhadap produktivitas t/ha yaitu berkisar antara 7,09 – 8,17 t/ha, kecuali penggunaan varietas Inpari 3 dengan pendekatan sistem tanam T5 = Sistem botis, populasi 215.000 rumpun/ha dengan produktivitas hanya 6,45 t/ha. Kombinasi penggunaan varietas Inpari 3 dengan berbagai sistem tanam kombinasi V1T2 = Sistem Legowo 2 : 1 dan V1T3 = Sistem Legowo 4 : 1 tipe A (20 cm x 10 cm x 40 cm) populasi 400 rumpun/ha memberikan produktivitas tertinggi yaitu masing-masing V1T2 = 8,17 t/ha dan V1T3 = 8,01 t/ha. Sedangkan kombinasi penggunaan varietas unggul baru Inpari 30 dengan berbagai sistem tanam yang lain, yang dapat memberikan hasil rata-rata diatas 7,00 t/ha hanya V2T2 = Sistem Legowo 2 : 1 dan V2T3 = Sistem Legowo 4 : 1 tipe A (20 cm x 10 cm x 40 cm) populasi 400 rumpun/ha, masing-masing V2T2 = 7,89 t/ha dan V2T3 = 7,08 t/ha. Untuk kombinasi penggunaan varietas unggul

baru Mekongga dengan berbagai sistem tanam yang lain, yang dapat memberikan hasil rata-rata diatas 7,00 t/ha hanya V3T2 = Sistem Legowo 2 : 1 dan V3T3 = Sistem Legowo 4 : 1 tipe A (20 cm x 10 cm x 40 cm) populasi 400 rumpun/ha, masing-masing V3T2 = 7,29 t/ha dan V3T3 = 7,07 t/ha. Selainnya kombinasi kombinasi T1 = Sistem Tandur Jajar/Tegel (20 cm X 20 cm) populasi 250.000 rumpun/ha, T4 = Sistem Legowo tipe B, populasi 300.000 rumpun/ha, dan T5 = Sistem botis, populasi 215.000 rumpun/ha, hanya menampilkan hasil rata-rata dibawah 7,00 t/ha.

61|Laporan Tahunan 2015

Gambar 19. Lokasi Kegiatan dan Pertemuan

E. PENGEMBANGAN KAMPUNG KAMBING BOERKA DI SUMATERA UTARA

Mayoritas ternak kambing di provinsi ini didominasi oleh kambing Lokal Kacang yang diketahui memiliki postur kecil dan berat badan yang rendah sebagai kambing potong. Perbaikan postur dan bobot badan dapat dilakukan melalui persilangan dengan kambing Boer membentuk bangsa kambing Boerka. Percepatan pengembangan bangsa kambing ini dapat diupayakan dengan membentuk village breeding centre (VBC) kambing Boerka dalam sistem integrasi dengan ekosistem setempat. Kegiatan ini ditujukan untuk mewujudkan kampung kambing Boerka dalam bentuk VBC sebagai sumber bibit berkualitas di tingkat petani. Kegiatan dilakukan di Desa Sukadamai, Kecamatan Pulo Bandring, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara. Kelompok Peternak yang menangani pengembangan VBC ini adalah Kelompok Sari Makmur. Kegiatan tahun ke-3 ini dilakukan dari bulan Januari sampai dengan Desember 2015. Tim Pelaksana terdiri dari peneliti/penyuluh BPTP Sumut, dan peneliti Lokalitkapo Sei Putih, yang didukung oleh Dinas Peternakan dan BP2KP Kab. Asahan. Ruang lingkup kegiatan terdiri dari pertemuan kelompok, evaluasi kinerja tahun sebelumnya, pemeliharaan kambing, perkawinan kambing, dan pencatatan performans reproduksi kambing.

Pertemuan kelompok dilakukan di setiap kunjungan Tim Pelaksana ke lapangan untuk membahas permasalahan dan

62|Laporan Tahunan 2015

sosialisasi teknologi baru dalam budidaya pembibitan kambing.Teknologi meliputi seleksi, hijauan pakan ternak unggul, pakan berimbang, perkawinan, dan pencatatan data kinerja pembibitan. Hasil evaluasi kinerja pembibitan tahun 2014 menunjukkan bahwa a) pembibitan sudah diterapkan dengan pola Close Nucleus sesuai kesepakatan, dan b) jumlah kambing Boerka lepas sapih yang dihasilkan (18 ekor F-1 dan 1 ekor F-2) masih jauh di bawah target yang ditetapkan. Rendahnya pencapaian target berkaitan dengan rendahnya perkawinan (33 ekor, 37%) dan tingginya kematian anak pra sapih (28%). Pada tahun 2015, hal tersebut diantisipasi dengan strategi pemeliharaan intensif bagi induk kering, induk laktasi dan jantan, pemeliharaan ekstensif bagi induk bunting. Pakan hijauan yang diberikan bagi induk 4 kg/ek/hari dan pakan tambahan 200 gr/e/hari. Serangan hama dan penyakit dikendalikan tepat pada waktunya. Untuk mencari hijauan diperlukan bantuan tenaga anggota kelompok sejumlah 3 orang/hari sehingga semua ternak mendapatkan hijauan dalam jumlah sesuai dengan yang

dianjurkan. Pakan tambahan disediakan oleh BPTP Sumut secara rutin setiap bulan.

Namun demikian, pada prakteknya kelompok tidak mampu menyediakan tambahan tenaga sehingga pola pemeliharaan secara semi intensif masih diterapkan bagi semua ternak induk yang ada. Dalam pola ini, semua ternak induk digembalakan dari jam 13:00 dan biasanya kembali ke kandang pada jam 18:00. Perkawinan yang tidak dikehendaki biasanya terjadi di lahan penggembalaan dan akan mengurangi jumlah induk yang kawin dengan pejantan Boer. Oleh karena itu, perkawinan dalam tahun 2015 juga masih rendah yaitu 23 ekor atau 39% dari populasi induk yang ada. Pada bulan Nopember 2015, 18 ekor diantaranya telah partus dan memberikan 22 ekor anak, atau dengan rata-rata litter size 1,22 yang lebih baik dari tahun sebelumnya (1,04). Mortalitas anak pra sapih 3 ekor (14%), jauh lebih rendah dari tahun sebelumnya (28%). Lima ekor induk lainnya diharapkan akan melahirkan pada bulan Februari/Maret 2016. Perbaikan ini terjadi dikarenakan adanya curah hujan yang cukup dan mendukung pertumbuhan hijauan rumput di perkebunan kelapa sawit/karet tempat penggembalaan. Selain faktor makanan yang mendukung, pengendalian kesehatan hewan yang tepat waktu juga menekan mortalitas anak pra sapih. Modifikasi salah satu kandang menjadi kandang khusus

63|Laporan Tahunan 2015

bagi induk laktasi yang tidak boleh digembalakan atau dikawinkan sampai anaknya berumur 3 bulan juga ikut menekan mortalitas anak pra sapih.

Namun demikian, sampai akhir tahun 2015, pengelola kandang inti di kampung Boerka masih dilakukan hanya oleh 1 orang, yaitu Ketua Kelompok, dibantu secara terbatas oleh keluarganya. Hal ini sudah berlangsung lama, karena solusi berupa tambahan tenaga dari anggota kelompok tidak kunjung dapat direalisasikan. Dalam kondisi seperti ini, disarankan agar pembinaan dalam pengembangan kampung kambing Boerka selanjutnya diserahkan sepenuhnya kepada Dinas Peternakan Kabupaten Asahan.

Pada Gambar 19, dapat dilihat cukup banyak anak kambing boerka yang lahir pada tahun 2015, dan dilakukan penimbangan ternak pada setiap bulannya yang dicatat sebagai data seleksi.

Gambar 20. Kegiatan Pengembangan Kampung Boerka

Tahun2015

F. OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN PERTANIAN DALAM MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN PETANI DI SUMATERA UTARA

Lokasi kegiatan yaitu Kabupaten Langkat, Deli Serdang, dan Kota Medan. Tujuan pengkajian yaitu: mendapatkan paket teknologi optimasi lahan sawah dalam mewujudkan kesejahteraan petani, mendapatkan paket teknologi optimasi lahan sempit dataran rendah berbasis diversifikasi usaha spesifik lokasi dalam

mewujudkan kesejahteraan petani, mendapatkan paket teknologi optimasi lahan sela kelapa sawit dalam mewujudkan kesejahteraan petani pengkajian dengan metoda partisipatif

64|Laporan Tahunan 2015

secara natural setting (Denzin dan Lincoln, 1994). Kegiatan 2015 : (a) pengaturan dan pergiliran pola tanam setahun berbasis tanaman pangan adaptif di lahan sela sawit, (b) display VUB padi gogo pada musim kemarau di sawah tadah hujan, dan TOT padi sawah irigasi, (b) diversifikasi usaha pada lahan sempit dataran rendah. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa optimasi lahan sawah berbasis PTT padi, diversifikasi usaha pangan berbasis optimasi pemanfaatan lahan sempit dataran rendah dengan tanaman hortikultura atau pangan, atau lahan sela perkebunan kelapa sawit dengan tanaman pangan dan hortikultura memiliki peranan yang sangat penting dilihat dari berbagai aspek. Perkembangan optimasi lahan atau diversifikasi cenderung dilakukan oleh petani sendirisecara naluriah, atau melalui pendampingan pemerintah guna menghadapi gejolak harga komoditas pangan, selain untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Pengembangan optimasi lahan atau diversifikasi memerlukan strategi yang tepat, agar memberikan manfaat khususnya tambahan pendapatan bagi petani, tetapi tidak bertentangan

dengan upaya ekspor kelapa sawit secara optimal.

G. PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK DI SUMATERA UTARA Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu wilayah pusat

biodiversitas sumber daya genetik (SDG) tanaman di Indonesia. Pengelolaan sumber daya genetik tanaman lokal meliputi upaya untuk mengamankan, melestarikan dan memanfaatkan keanekaragaman sumber daya genetik tanaman seoptimal mungkin, sehingga berguna bagi kehidupan manusia masa sekarang dan masa mendatang. Tujuan pengelolaan sumber daya genetik tanaman lokal tahun 2015 adalah: (a) Melanjutkan karakterisasi SDG tanaman lokal spesifik Sumatera Utara baik secara in-situ maupun ex-situ; (b) Melaksanakan konservasi SDG tanaman lokal di Sumatera Utara yang mempunyai sifat unik, eksotik dan fungsional; (c) Membangun koordinasi sinkronisasi dan kolaborasi dalam kelembagaan pengelola SDG daerah (Komda) Sumatera Utara.

Ruang lingkup kegiatan Pengelolaan SDG tanaman lokal di Sumatera Utara mencakup : (1) Karakterisasi sumber daya genetik (SDG) (2) Konservasi sumber daya genetik tanaman di kebun koleksi; dan (3) Koordinasi, tukar informasi dan sosialisasi

65|Laporan Tahunan 2015

dalam rangka penguatan kelembagaan pengelolaan SDG tanaman lokal.

Pelaksanaan kegiatan pengelolaan SDG tanaman lokal Sumatera Utara antara bulan Januari sampai Desember 2015. Kegiatan karakterisasi SDG tanaman spesifik Sumatera Utara serta melengkapi data karakterisasi tahun-tahun sebelumnya. Pengembangan/pembinaan kebun koleksi dalam rangka

konservasi tanaman padi lokal dilaksanakan di KP Pasar Miring. Deli Serdang dan Jagung Lokal di KP Gurgur, Tobasa. Konservasi tanaman hortikultura (tanaman buah dan biofarmaka) di Kebun koleksi BPTP Sumatera Utara

Metode yang digunakan dalam karakterisasi adalah sesuai panduan karakterisasi masing-masing komoditas (a) karakterisasi adalah dengan melaksanakan karakterisasi pada habitat aslinya yaitu yang berada di lahan pekarangan dan lahan di luar pekarangan; (b) karakterisasi SDG tanaman secara ex-situ dilaksanakan di Kebun Koleksi Kegiatan ini dilaksanakan pada kebun-kebun koleksi milik pemerintah/ swasta/lembaga/perorangan yang tersebar di seluruh wilayah Sumatera Utara; (d) Pendokumentasian database dari hasil karakterisasi dalam bentuk softcopy sementara masih menggunakan program MS-EXCEL .

Data yang dikumpulkan dalam kegiatan Karakterisasi SDG tanaman lokal berupa data paspor dan data karakterisasi. Data hasil Konservasi berupa data dan foto manajemen koleksi benih dan tanaman, serta data/foto kegiatan penataan/ pemeliharaan kegiatan kebun koleksi. (c) Penyebaran informasi yang telah dilaksanakan baik melalui media cetak seperti bentuk buletin maupun melalui media elektronik. Data yang dikumpulkan dari kegiatan karakterisasi dari kultivar tanaman dari pekarangan dan luar pekarangan, serta dari kebun koleksi serta data hasil konservasi pada kebun koleksi dilakukan analisis secara diskriptif, disusun taksonominya, ditabulasi dan disusun secara spasial dari masing-masing wilayah SDG tanaman di temukan. Hasil karakterisasi pada setiap komoditas untuk memudahkan pengelolaan dan penyederhanaan koleksi dianalisis dengan analisis kekerabatan berdasarkan karakteristik morfologi yang diamati.

66|Laporan Tahunan 2015

Hasil menunjukkan bahwa Karakterisasi sumber daya genetik (SDG) tanaman lokal baik secara in-situ dilaksanakan terhadap koleksi padi lokal sebanyak 20 aksesi, 6 aksesi ubi jalar, dan 5 aksesi ubi kayu, 10 aksesi talas rejuvinasi, perbanyakan dan karakterisasi koleksi tanaman semusim (ubi jalar, tanaman obat). Perbanyakan benih pisang barangan merah SDG eksostik spesifik lokasi Sumatera Utara dilakukan di laboratorium kultur jaringan BPTP Sumatera Utara. Pengembangan/pembinaan kebun koleksi yaitu dilaksanakan kegiatan penambahan koleksi tanaman spesifik, andaliman (Zanthopylim acanthopodium), sirsak kuning, melinjo manis (Gnetum gnemon), tebu merah (Sacccarum officinarum). Pengembangan kebun koleksi sebagai wahana pembelajaran ditunjang dengan peningkatan fasilitas pemeliharaan dan kenyamanan seperti pemasangan para-para besi, membuat bedengan permanen, karena lokasi sering tergenang kala musim penghujan, system pengairan dan gazebo. Masalah dan kendala yang dihadapi dalam meningkatkan aktifitas Komda ialah pergantian pejabat di

Lingkup Kegernuran. Ketua Komda telah pindah ke Jakarta, karena tugas baru. Sedangkan pejabat baru masih harus memulai kembali.

Hasil evaluasi awal padi lokal Kuku Balam yang terkenal rasanya enak dan harga di atas rata–rata sudah dilakukan. Dijumpai adanya keragaman warna tanaman, merah, dan kuning. Tingginya ada 3 variasi, sedang, pendek dan tinggi. Warna gabah ada 3, kuning, kuning emas, dan kemerahan coklat.

Hasil Evaluasi awal jagung lokal Siarang yang toleran bijinya

toleran hujan dibanding varietas hibrida sudah dilakukan. Dijumpai adanya keragaman warna tanaman, merah, danijo. Warna biji ada merah dan ungu. Kandungan antosianin jagung siarang hitam 24,046 mg/100 g, sedangkan jagung si arang ungu tua 12.023 mg/100 g, dan jagung merah 12.023 mg/100 g dan jagung si arang kuning kandungan antosianinnya 1.001 mg/100 g. Colocasia yang ada di Sumut ada 12 aksesi, sedangkan untuk tanaman Xanthosoma ada 4 aksesi.

67|Laporan Tahunan 2015

H. KAJIAN OPTIMALISASI SISTEM PRODUKSI TEPUNG UMBI-UMBIAN DAN PENANGANAN SEGAR MENDUKUNG PERTANIAN BIOINDUSTRI DI SUMATERA UTARA

Perlakuan penanganan segar dengan proses penggaraman kering maupun penggaraman basah, dimana cabai merah dalam bentuk utuh setelah dibersihkan kemudian diikuti dengan proses

blanshing maupun tanpa blanshing, yang kemudian dikemas dalam wadah tertutup. Untuk penggaraman kering konsentrasi yang ditambahkan yaitu 5, 10 , 15, 20 dan 25%. Dari hasil pengkajian diperoleh dengan proses penggaraman yang terbaik dengan penggaraman basah dan tanpa proses blanshing, hanya saja proses ini lebih sesuai pada penyimpanan cabai merah segar dengan tujuan untuk pengolahan lanjutan seperti pembuatan saos, didapati tekstur cabai merah sudah mengkisut walau masih layak dikonsumsi. Masa penyimpanan dengan penggunaan garam ini hanya sampai jangka waktu 6 hari dalam suhu dingin (19oc). Dilakukan juga penanganan segar cabai

merah dengan menggunakan edible coating. Masa penyimpanan dengan menggunakan edible coating hanya sampai jangka waktu 9 hari dalam suhu dingin (19oc). Penggunaan kemasan dengan plastik vakum memberikan susut bobot yang rendah.

Pengkajian optimalisasi produksi tepung beras merah dengan cara kering maupun dengan cara basah, dan tepung beras merah yang diperoleh dengan cara basah menghasilkan warna yang lebih putih dibandingkan dengan tepung dengan cara kering. Pada saat pembuatan mie kering dengan konsentrasi komposit tepung beras merah : tepung mocaf= 40% : 60%

menghasilkan mie yang lebih kokoh dibandingkan dengan konsentrasi komposit tepung beras merah: tepung mocaf = 60% : 40%. Kemudian dilakukan juga pengkajian pembuatan mie kering dengan konsentrasi komposit tepung beras merah yang dihasilkan dengan cara basah maupun cara kering dengan tepung mocaf = 60%: 40%. Diperoleh mie kering yang dihasilkan dengan menggunakan tepung beras merah cara basah menghasilkan mie yang lebih disukai dari segi rasa.

68|Laporan Tahunan 2015

Gambar 14. Penanganan segar cabai merah dan produksi olahan tepung beras

I. AGRO ECOLOGICAL ZONE (AEZ) SKALA 1:50.000 DI SUMATERA UTARA

Kegiatan Peta Pewilayahan Komoditas Pertanian berdasarkan Zona Agroekologi (ZAE) skala 1:50000 di Sumatera Utara telah dilaksanakan di Kabupaten Tapanuli Utara dan Samosir. Adapaun kegiatan ini bertujuan dalam mendapatkan karakteristik potensi sumberdaya lahan skala 1:50000 guna menyusun peta arahan penggunaan lahan sebagai dasar perencanaan pembangunan pertanian di Kabupaten Tpanuli Utara dan Samosir. Metodologi dalam penyusunan peta AEZ

secara garis besar mencakup beberapa tahapan, yakni: (a) tahapan persiapan (pengumpulan peta kerja meliputi peta administrative, peta satuan lahan, peta tata guna lahan, peta hutan), (b) Pembuatan peta satuan lahan, (c) observasi lapang (data sumberdaya lahan, data klimatologi dan data sosial ekonomi), (d) analisis contoh tanah di laboratorium, (e) pembuatan peta kesesuaian lahan, (f) peta arahan penggunaan lahan untuk komoditas pertanian. Hasil kegiatan menunjukkan terdapat 7 grup landform di Kab. Tapanuli Utara (Grup Alluvial, Perbukitan, Karst, Pegunungan, Tuf Masam Toba, Volkan dan

Grup Aneka Bentuk). Jenis tanah yang ditemukan di Kab. Tapanuli Utara ada 4 ordo (12 sub grup) yakni: Entisol,

69|Laporan Tahunan 2015

Inceptisol, Ultisol, dan Alfisol, sedangkan untuk Kab. Samosir terdiri dari 3 ordo (12 sub grup) yakni: Inceptisol, Entisol, dan Histosol. Dengan petunjuk teknis yang ada satuan peta tanah di Kab. Tapanuli Utara berkembang menjadi 232 jenis dan Kab. Samosir menjadi 99 jenis. Terdapat 5 zona AEZ di Kab. Tapanuli Utara dan 6 zona AEZ di Kab. Samosir yang tersebar di pewilayahan untuk pertanian lahan kering, tanaman pangan, hortikultura sayuran dan buah, perkebunan dan vegetasi alami (hutan). Zona II/Dej adalah zona terluas untuk Kab. Tapanuli Utara yakni 104.217, 11 Ha (28,07%) sedangkan di Kab. Samosir zona IV/Dej adalah zona terluas yakni 32.716,17 Ha (26,46%). Hasil penilaian tingkat kesesuaian lahan untuk beberapa komoditi pertanian berdasarkan nilai LQ juga dilakukan pada lahan pertanian di Kab. Tapanuli Utara dan Samosir yang didalamnya terdapat beberapa kelas kesesuaian lahan yang didominasi oleh kelas S2 dan S3 dengan faktor pembatas media perakaran (rc), retensi hara (nr), ketersediaan hara (na) dan bahaya erosi (eh).

Gambar 15. Koordinasi dan Survey di Kab. Tapanuli Utara dan

Samosir

70|Laporan Tahunan 2015

J. ANALISIS MASALAH DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN DI SUMATERA UTARA

Periode Tahun 2013-2014 telah terjadi serangan hama dan penyakit terhadap tanaman pepaya oleh virus yang disebut Papaya Ringspot Virus (PRSV) seluas 281.612 ha dari 294.815 ha pertanaman pepaya yang ada di 5 kabupaten yaitu Deli Serdang,

Langkat, Kota Binjai, Kota Padang Sidempuan dan Tapanuli Selatan. Berdasarkan hasil survey dan tinjauan ke lapangan saat ini serangan masih tetap ada, sehingga petani masih trauma untuk kembali menanam, takut akan gagal panen seperti sebelumnya yang dialami petani. Gejala PRSV terlihat dari daun pepaya yang terkena mozaik atau perubahan warna daun dari hijau menjadi kuning, kemudian dari buah sudah kelihatan ring spot (berbentuk cincin) yang disebabkan virus serta streak pada tangkai daun di mana muncul warna hijau tua pada batang daun. Menurut Pengamat Organisme Penganggu Tumbuhan (POPT) untuk mengendalikan PRSV hingga tuntas adalah melakukan

eradikasi agar siklus hidup virus bisa dihentikan, akan tetapi tindakan eradikasi ini sangat sulit dilakukan, seperti yang terlihat dari pengamatan di lapangan banyak tanaman pepaya di pekarangan rumah penduduk yang terserang PRSV, dan ini menjadi sumber atau inang untuk penularan berikutnya. Untuk memulihkan kembali kepercayaan petani sangat diperlukan peran penyuluh pertanian lapangan (PPL) sebagai pendamping petani, selain itu, penggunaan obat-obatan yang tepat dan penggunaan varietas tahan juga harus disosialisasikan kepada petani, sehingga petani tidak lagi merasa khawatir menanam

pepaya.

Kegiatan kajian pemasaran, pengetahuan, dan perilaku serta resistensi pestisida untuk tanaman hortikultura di tingkat petani di Kabupaten Karo Sumatera Utara diperoleh beberapa kesimpulan antara lain 1) Pengetahuan Retair-II terhadap fungsi dari semua pestisida yang dijual, kode kerja; 2) formulasi pestisida yang berbahaya berdasarkan klasifikasi kesehatan WHO masih rendah; 3) hubungan retair-II dengan pembeli (petani) hanya sebatas penjualan dan pembeli tanpa melakukan monitoring pada beberapa sampel lokasi tanaman bermasalah

untuk disampaikan sebagai top topik kepada sales pestisida/distributor; 4) Pengetahuan petani tentang hama dan

71|Laporan Tahunan 2015

penyakit yang menyerang tanaman, beserta bahaya penggunaan pestisida rendah sehingga meningkatkan frekwensi pemakaian pestisida; 5) pengetahuan petani terhadap bahan aktif dan kode kerja pestisida masih rendah sehingga pada saat penyemprotan petani melakukan pencampuran fungi dan insektisida lebih dari 2 jenis dan 6) pengetahuan petani tentang pendataan ambang intensitas serangan hama penyakit dilapangan untuk mengendalikan hama penyakit sangat rendah sehingga petani memakai pestisida pada intensitas serangan 1/16 dari jumlah tanaman keseluruhan.

Gambar 16. Survei Pengetahuan PRSV dan Kebun Pepaya terkena PRSV

72|Laporan Tahunan 2015

K. PENINGKATAN KOMUNIKASI, KOORDINASI, AKSELERASI INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN SPESIFIK LOKASI MELALUI PENYULUHAN

a. Publikasi, Pencetakan Bahan Diseminasi Dan Pameran

Teknologi inovasi pertanian semakin berkembang secara dinamis seiring berkembangnya pengetahuan dan kebutuhan masyarakat. Menyikapi hal ini, BPTP Sumatera utara memaksimalkan potensi yang ada untuk menjawab berbagai tantangan dan permasalahan pertanian yang berkembang di masyarakat. Berbagai teknologi inovasi pertanian mendukung pertanian akan dibangun Taman Agro Inovasi. Dalam rangka mendukung penyebaran informasi dan diseminasi inovasi teknologi Badan Litbang diperlukan suatu wadah yang dapat menjadi display bagi kemajuan perkembangan teknologi yang dihasilkan oleh Badan Litbang dipandang perlu menciptakan

sebuah taman yang memberikan suasana kekeluargaan dan santai tetapi memberikan banyak informasi perkembangan teknologi pertanian. Taman agro inovasi adalah pengembangan beragam teknologi unggulan Balitbangtan pada satu hamparan yang kompak dan strategis di sekitar UK/UPT. Kegiatan ini lebih kepada sebuah pengembangan dari program atau kegiatan yang telah ada dan dibangun oleh UK/UPT yang menitegrasikan berbagai program terutama terkait dengan penyediaan stok teknologi (Panduan Umum Taman Agroinovasi, Balitbangtan, 2015). Kegiatan ini akan dilakukan di kebun percobaan (KP) BPTP Sumatera Utara dimana Kebun Percobaan (KP) merupakan bentuk aset di Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan Litbang Pertanian) berupa sebidang tanah yang berada pada agroekosistem tertentu dilengkapi sarana dan prasarana tertentu dengan fungsi utama untuk mendukung pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan inovasi teknologi pada skala lapangan. Adapun tujuan dari di dirikannya taman agroinovasi adalah: 1). Menyiapkan objek kunjungan tentang agro inovasi bagi mahasiswa, pelajar, stake holder, petani dan petugas pertanian terkait untuk mempelajari inovasi teknologi Badan Litbang Pertanian, 2). Memperlihatkan dan memberikan kemudahan bagi pengunjung/masyarakat terhadap teknologi yang dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian 3). Memanfaatkan

73|Laporan Tahunan 2015

lahan yang tersedia sebagai kebun koleksi tanaman buah-buahan, tanaman hias, tanaman tahunan dan tanaman lainnya. Kegiatan yang dilaksanakan di taman Agroinovasi diawali dengan pembenahan infrastruktur dan penyiapan lahan dengan menentukan denah (petakan), saluran dan teknologi serta varietas yang akan digunakan. Selanjutnya penataan lahan dengan membagi dan menata kembali peruntukan plot-plot, perbaikan saluran air, penanaman tanaman sayur, hias, dan buah-buahan, pembuatan gapura dari besi untuk pertanaman merambat seperti markisa, labu, gambas dan paria, pembuatan saung. Pemeliharaan Kebun Koleksi juga dilakukan dengan pengolahan tanah, penimbunan dan penambahan pupuk kandang untuk memperkaya hara tanah, membuat bedengan, penanaman dan pemeliharaan Pemeliharaan tanaman dilakukan selama tanaman ada, dan terus menerus yaitu penyiangan, pemupukan, pemangkasan dan pengendalian OPT. Kegiatan yang terus berkelanjutan adalah pemeliharaan kebun berupa pemupukan, pemangkasan, perbaikan saluran air, penyiangan

dan penyiraman, pembersihan keliling pagar. Dengan terciptanya Taman Agoinovasi diharapkan percepatan diseminasi teknologi cepat terjadi dan masyarakat dapat memberikan manfaat yang seluas-luasnya.

b. Peningkatan Komunikasi Dan Koordinasi Melalui

Penyuluhan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian telah cukup berhasil dalam menghasilkan inovasi pertanian tepat guna dan sejumlah diantaranya telah digunakan secara luas dan menjadi pendorong utama pertumbuhan dan perkembangan usaha serta sistem agribisnis berbagai komoditas pertanian. Pengguna inovasi memerlukan inovasi yang dapat menjawab permasalahan lapang, mengembangkan potensi ataupun berupa teknologi masa depan. Aspek penguasaan dan kejelasan informasi teknologi juga sangat menentukan persepsi dan pemahaman petani terhadap teknologi yang pada umumnya terkait dengan intensitas dan mutu penyuluhan pertanian. Hal ini didasarkan pada keadaan nyata di lapangan bahwa di Sumatera Utara penerapan teknologi pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) banyak yang belum sesuai dengan harapan, aplikasi komponen teknologi juga belum tepat misalnya

74|Laporan Tahunan 2015

penerapan sistem tanam jajar legowo masih banyak yang belum sesusai (bodong). Padahal dari hasil litkaji menunjukkan bahwa jika komponen teknologi padi dalam PTT diterapkan secara konsisten dan benar maka bukan saja produktivitas padi naik tetapi efisiensi usahatani juga meningkat. Untuk mengetahui sampai seberapa besar dampak dari program ini baik terhadap peningkatan produksi maupun peningkatan diffusi inovasi sebagai bagian dari partisipasi petani untuk menyebarkan teknologi PTT kepada petani lainnya perlu dilakukan evaluasi di beberapa kabupaten terpilih seperti Kabupaten Serdang Bedagai, Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kabupaten Pakpak Bharat. Tujuan dari RODHP Peningkatan Komunikasi Koordinasi melalui Penyuluhan adalah : (1) meningkatkan kapasitas penyuluh/pengkaji dan peneliti dalam mengakses informasi dan teknologi melalui keiikutsertaan sebagai peserta/narasumber pada acara workshop/seminar/pertemuan dan pelatihan; (2) melakukan evaluasi tingkat adopsi teknologi dari hasil kegiatan diseminasi PTT padi untuk menghasilkan tulisan ilmiah. Hasil

kegiatan menunjukkan (1) penyuluh BPTP Sumut telah berpartisipasi dalam berbagai seminar/workshop dan pelatihan serta menjadi narasumber dalam pelatihan/workshop baik yang dilaksanakan oleh bPTP Sendiri maupun oleh dinas/instansi lingkup pertanian di Sumatera Utara; (2) hasil evaluasi adopsi teknologi padi melalui pendekatan PTT di 3 desa ex lokasi kegiatan diseminasi tahun 2012 -2014 yakni di Kabupaten Serdang Bedagai, Tapanuli Tengah dan Pakpak Bharat menunjukkan : tingkat adopsi masih cukup rendah yakni antara 40-58% padahal sudah berlalu selama ± 2 tahun. Namun demikian respon petani terhadap hasil pengkajian yang dilakukan BPTP cukup positif, petani merasakan manfaatnya namun tingkat adopsi teknologi masih rendah baik adopsi teknologi komponen dasar maupun komponen pilihan. Banyak keterbatasan yang dialami petani untuk mengadopsi secara keseluruhan komponen tersebut seperti: 1) tidak memiliki alat, 2) tidak dapat menemukan varietas yang dianjurkan, 3) tidak mampu menambah biaya usahatani misalnya upah tanam dan 4) cenderung merasa lebih enak dengan kebiasaan berusahatani yang sudah turun menurun.

75|Laporan Tahunan 2015

Gambar 17. Evaluasi adopsi teknologi padi melalui SL-PTT

L. MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN BIOINDUSTRI BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL DI SUMATERA UTARA

a. Model Pengembangan Inovasi Pertanian Bioindustri Berbasis Gambir Dan Ternak Di Kabupaten Pakpak Bharat

Salah satu misi pembangunan pertanian ke depan adalah terwujudnya sistem pertanian bioindustri berkelanjutan yang menghasilkan beragam pangan sehat dan produk bernilai tambah tinggi dari sumberdaya hayati pertanian dan kelautan

tropika. Pertanian bioindustri adalah sistem pertanian yang pada prinsipnya mengelola dan/atau memanfaatkan secara optimal seluruh sumberdaya hayati termasuk biomasa dan/atau limbah organik pertanian, bagi kesejahteraan masyarakat dalam suatu ekosistem secara harmonis. Pakpak Bharat salah satu kabupaten di Sumatera Utara memiliki potensi sumberdaya lahan dalam pengembangan komoditas perkebunan rakyat. Tanaman gambir merupakan tanaman unggulan daerah tersebut sudah dibudidayakan masyarakat secara turun temurun. Luas tanaman gambir di daerah ini tercatat 1.224 ha dengan produksi 1.453 t. Produk yang dihasilkan berupa getah kering dipasarkan untuk ekspor. Manfaat dan kegunaan gambir cukup banyak antara lain bahan baku industri farmasi, penyamak kulit, zat pewarna tekstil, ramuan cat, tinta pemilu, pestisida nabati dan lain-lain. Selain getah gambir, daun gambir dapat diproduksi menjadi teh celup, minuman ringan dan permen jelly. Melalui kerjasama Badan Litbang Pertanian dengan Pemkab Pakpak Bharat sudah

76|Laporan Tahunan 2015

diperkenalkan dan dilatih beberapa petani dan kelompok tani untuk memproduksi teh celup dan minuman ringan lainnya.

Tujuan kajian ini adalah memperoleh model pengembangan inovasi pertanian bioindustri berbasis gambir dan ternak sapi di Kabupaten Pakpak Bharat. Pengkajian ini dilakukan di desa Binanga Boang, Kecamatan Salak di mulai bulan Januari hingga Desember 2015. Tanaman gambir yang dikaji seluas 100 ha sudah eksis dan ternak sapi 10 ekor milik Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat. Pendekatan yang digunakan yaitu 1) spesifik lokasi, 2) sinergitas program, 3) kawasan, 4) partisipatif dan 5) melibatkan pakar disiplin berbeda. Lingkup kegiatan meliputi : persiapan, baseline survei, penyusunan konsep model bioindustri, implementasi dan pelaporan. Pengamatan dilakukan pada setiap proses dan produk yang dihasilkan.

Hasil kajian diperoleh: (1) salah satu komoditas unggulan dan mendapat perhatian dari Pemkab Pakpak Bharat adalah gambir. Berdasarkan potensi sumberdaya lahan sudah sesuai dikembangkan, mengingat kondisi geografis wilayah

bergelombang hingga berbukit, disamping sarana dan prasarana masih sangat terbatas. Komoditas tersebut mudah dibudidayakan dan belum dijumpai gangguan hama ataupun penyakit yang dapat merugikan. Panen daun dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan ketersediaan tenaga kerja. Hasil panen dapat diolah di lokasi kebun dengan menggunakan peralatan sederhana hingga menjadi getah kering. Selanjutnya dapat getah kering dapat disimpan terlebih dahulu sebelum dipasarkan, (2) inovasi teknologi untuk meningkatkan produksi gambir yang dibudidayakan secara monokultur adalah penanaman tanaman penutup tanah (cover crop). Tanaman jenis kacangan Mucuna bracteata berperan dalam konservasi lahan mengingat lokasi tanaman gambir sebagian besar memiliki derajat kemiringan > 25o, dapat mengendalikan gulma, dan juga sebagai pupuk hijau. Mucuna ditanam diantara gawangan tanaman gambir. Keragaan tanaman Mucuna hingga pengamatan terakhir (8 minggu setelah tanam) yaitu rata-rata jumlah daun (74,53 helai), panjang sulur tanaman (150,03 cm), jumlah sulur (3,97 batang), dan luas tutupan daun (169,0 cm2).(3) dari hasil pengolahan getah gambir dihasilkan limbah berupa ampas daun dan selama ini limbah tersebut belum dimanfaatkan oleh petani. Pemanfaatan ampas daun sebagai bahan pakan ternak sapi telah dikaji. Pemberian ampas daun

77|Laporan Tahunan 2015

setelah dihaluskan terlebih dahulu atau difermentasi dengan bantuan probion sebagai campuran formula pakan konsentrat. Hasil sementara diperoleh campuran ampas daun pakan konsentrat baru mencapai 10% dari komposisi pakan dengan pertambahan bobot badan harian 0,7-1,1 kg/ekor dan tanpa ampas daun hanya 0,4 kg/ekor, (4) upaya diversifikasi produk tanaman gambir, selain getah adalah mengolah menjadi teh celup. Badan Litbang Pertanian telah membina petani/kelompok tani dan UKM di Kabupaten Pakpak Bharat. UKM Maju Bersama yang berada di Dusun Sondel, Desa Kutatinggi, telah dapat memproduksi teh celup dari bahan daun gambir segar dengan teknologi skala rumah tangga yang diproses menjadi bubuk teh, selanjutnya dikemas dalam kotak berisi 25 sachet. Produk tersebut telah didaftarkan pada Dinas Kesehatan dan memperoleh sertifikat halal dari MUI Sumatera Utara serta masih dalam proses izin dari BPOM. Gambir celup ini telah dipromosikan dan sudah dipasarkan di Sumatera Utara dengan harga Rp. 6.500/kotak atau ± harga bubuk teh celup merek Sari wangi.

Namun demikian masih perlu dilakukan pembinaan dari aspek teknis dan non teknis, terutama dalam kelembagaan usaha dan pemasaran, (4) Limbah ternak sapi berupa faeses dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan biogas dan kompos. Instalasi biogas sudah dibangun dan sudah diinstall, tetapi hingga kini belum berfungsi dengan baik. Limbah dari hasil proses biogas berupa cairan padat ditampung dalam bak terbuat dari semen, limbah cairan padat tersebut tidak dapat mengendap, sehingga masih dibutuhkan bak tambahan dari tanah. Dengan demikian limbah ini akan menghasilkan kompos yang sudah siap digunakan sebagai pupuk untuk tanaman.

b. Model Pengembangan Pertanian Bioindustri Berbasis Tanaman dan Ternak di Nias

Model pembangunan pertanian “zero waste” atau bioindustri sangat tepat dilaksanakan di Indonesia karena sesuai sda dan budaya Indonesia. Pertanian berkelanjutan adalah mengintegrasikan aspek lingkungan dengan sosial ekonomi masyarakat pertanian dimana mempertahankan ekosistem alami lahan pertanian yang sehat, melestarikan kualitas lingkungan, dan melestarikan sumber daya alam. Pertanian berkelanjutan

harus dapat memenuhi kriteria keuntungan ekonomi, keuntungan sosial, dan konservasi lingkungan secara

78|Laporan Tahunan 2015

berkelanjutan. Tujuan kajian ini adalah Merancang model bioindustri pertanian berbasis sumberdaya lokal (padi, ubi jalar dan ternak babi) di Kabupaten Nias. Sehingga ada keluaran: Rekomendasi model pengembangan bioindustri pertanian berbasis sumberdaya lokal (padi, ubi jalar dan ternak babi) di Kabupaten Nias. Lokasi kegiatan model bioindustri pertanian berbasis sumberdaya lokal (padi, ubi jalar dan ternak babi) dilakukan di Desa Hilizoi, Kecamatan Gido, Kabupaten Nias pada Kelompok Tani “Mandiri”. Pelaksanaan kegiatan Januari - Desember 2015. Hasil kegiatan adalah: (1) Telah dilakukan koordinasi, konsultasi, pengumpulan data dan sosialisasi kegiatan “Model Pengembangan Pertanian Bioindustri Berbasis Sumberdaya Lokal di Sumatera Utara” ke Bupati Nias (Sokhiatulo Laoli, MM), Dinas Pertanian dan Balitbangda Nias pada tanggal 11 Pebruari 2015 bertempat di Kantor Bupati Nias dan juga ke Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Pertambangan, Energi dan Sumberdaya Mineral Kabupaten Nias. Bupati dan SKPD Kabupaten Nias menyambut baik adanya kegiatan bioindustri di

Nias dan siap mendukung serta bersinergi; (2) Koordinasi dan sosialisasi dan penetapan lokasi dilanjutkan ke Dinas Pertanian, BKP dan Penyuluhan, Badan Penyuluh dan Kehutanan Kecamatan Gido, para penyuluh. Hasil kesepakatan Tim BPTP Sumut dan SKPD Nias, BPP dan penyuluh disepakati lokasi bioindustri di Desa Hilizoi, Kecamatan Gido pada kelompok tani “Mandiri”. Terdapat bangunan UPPO (Unit Pengolah Pupuk Organik) dan kandang ternak babi bantuan dari Dinas Pertanian Nias pada TA 2014 dan Tahun 2016 direncanakan akan dibangun lumbung pangan dari Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Nias. Disamping itu, lokasinya juga strategis dan mudah dijangkau, sudah mempunyai poktan “Mandiri”, serta mempunyai motivasi kuat untuk maju; (3) Pelaksanaan Fokus Group Discusion (FGD) dan pelaksanaan survey pada poktan “Mandiri” Desa Hilizoi, Kecamatan Gido dengan melibatkan Tim Distan Nias, BPP, Penyuluh dan PMT PUAP bekerjasama dengan Tim BPTP Sumut. Potensi Desa Hilizoi mencakup: padi, ubi jalar, kelapa, karet, kakao, ternak babi, ayam dan itik. Termasuk gilingan padi mini RMU mini, kandang ternak, UPPO (Unit Pengolah Pupuk Organik) mencakup bangunan, mesin pengolah, penyaring pupuk organik dan bangunan kandang sebanyak 8 unit; (4) Telah dihasilkan: Rancangan Model dan Road Map Pengembangan Bioindustri Berbasis Sumberdaya Lokal (Padi, Ubi

79|Laporan Tahunan 2015

Jalar dengan Ternak Babi) di Nias; (5) Teknologi spesifik lokasi yang diterapkan dalam pengembangan bioindustri mencakup: padi (benih, pengolahan lahan, hama dan penyakit, pasca panen, lumbung pangan, RMU mini; ubi jalar (introduksi varietas dual purpose yaitu batang, daun dan umbi afkir sebagai pakan ternak babi dan umbi untuk pangan, pengolahan lahan, pemupukan, perawatan, hama dan penyakit, pasca panen.

Gambar 18. Model Bioindustri Tanaman Dan Ternak di Kabupaten Nias.

Tanaman perkebunan kelapa: pengolahan hasil buah

kelapa diproses menjadi minyak lalu ampasnya diberikan kepada ternak babi. Peternakan: ternak babi yaitu bibit unggul, pakan, perkawinan, perkandangan, penanganan penyakit. Termasuk teknologi biogas, pembuatan pupuk organik padat dan cair, pemanfaatan jerami, sekam yang potensinya sangat besar di Hilizoi; (6) Kelembagaan akan dioptimalkan peranannya: jumlah dan keanggotaan, administrasi, sistem kerja dan pembinaan serta struktur organisasi. Para pengurus kelompok akan dibimbing dan dibina menjadi penyuluh swakarsa dan (7) Implementasi teknologi: Padi (Pertanaman Padi milik Kelompok Tani “Mandiri” Desa Hilizoi seluas 15 ha Pengelolaan Tanaman

80|Laporan Tahunan 2015

Terpadu (PTT) Padi Musim Tanam April, panen Agustus 2015, berupa komponen pemupukan urea 200 kg/ ha, penyiangan, pasca panen. Hasil panen sekitar 6 ton/ ha; Demplot MT Juli/ Januari 2016 varietas Mekongga, Inpari 3, 4 dan 30 pada luasan lahan 20 ha; Ubi Jalar (Introduksi Ubi jalar Varietas Papua Solossa, Sawentar, Antin-2, dan Kidal) seluas 1 ha; Pembangunan kandang 8 unit dan 30 ekor babi serta rehab kandang 4 unit; pembuatan pupuk organik; pembuatan Saung Tani 8 x 10 meter; Bangunan Biogas 1 unit serta; (8) Pelatihan Teknologi Pembuatan Pupuk Organik, PTT Padi, Ubi Jalar dan Magang.

M. TAMAN AGROINOVASI

Teknologi inovasi pertanian semakin berkembang secara

dinamis seiring berkembangnya pengetahuan dan kebutuhan masyarakat. Menyikapi hal ini, BPTP Sumatera utara memaksimalkan potensi yang ada untuk menjawab berbagai

tantangan dan permasalahan pertanian yang berkembang di masyarakat. Berbagai teknologi inovasi pertanian mendukung pertanian akan dibangun Taman Agro Inovasi. Dalam rangka mendukung penyebaran informasi dan diseminasi inovasi teknologi Badan Litbang diperlukan suatu wadah yang dapat menjadi display bagi kemajuan perkembangan teknologi yang dihasilkan oleh Badan Litbang dipandang perlu menciptakan sebuah taman yang memberikan suasana kekeluargaan dan santai tetapi memberikan banyak informasi perkembangan teknologi pertanian. Taman agro inovasi adalah pengembangan beragam teknologi unggulan Balitbangtan pada satu hamparan yang kompak dan strategis di sekitar UK/UPT. Kegiatan ini lebih kepada sebuah pengembangan dari program atau kegiatan yang telah ada dan dibangun oleh UK/UPT yang menitegrasikan berbagai program terutama terkait dengan penyediaan stok teknologi (Panduan Umum Taman Agroinovasi, Balitbangtan, 2015). Kegiatan ini akan dilakukan di kebun percobaan (KP) BPTP Sumatera Utara dimana Kebun Percobaan (KP) merupakan bentuk aset di Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan Litbang Pertanian) berupa sebidang tanah yang berada pada agroekosistem tertentu dilengkapi sarana dan prasarana tertentu dengan fungsi utama untuk mendukung pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan inovasi teknologi pada

81|Laporan Tahunan 2015

skala lapangan. Adapun tujuan dari di dirikannya taman agroinovasi adalah : 1). Menyiapkan objek kunjungan tentang agro inovasi bagi mahasiswa, pelajar, stake holder, petani dan petugas pertanian terkait untuk mempelajari inovasi teknologi Badan Litbang Pertanian, 2). Memperlihatkan dan memberikan kemudahan bagi pengunjung/masyarakat terhadap teknologi yang dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian 3). Memanfaatkan lahan yang tersedia sebagai kebun koleksi tanaman buah-buahan, tanaman hias, tanaman tahunan dan tanaman lainnya. Kegiatan yang dilaksanakan di taman Agroinovasi diawali dengan pembenahan infrastruktur dan penyiapan lahan dengan menentukan denah (petakan), saluran dan teknologi serta varietas yang akan digunakan.

Gambar 19. Gapura, Saung dan Petak Percontohan Taman Agroinovasi

Selanjutnya penataan lahan dengan membagi dan menata kembali peruntukan plot-plot, perbaikan saluran air, penanaman tanaman sayur, hias, dan buah-buahan, pembuatan gapura dari besi untuk pertanaman merambat seperti markisa, labu, gambas dan paria, pembuatan saung. Pemeliharaan Kebun Koleksi juga dilakukan dengan pengolahan tanah, penimbunan dan

penambahan pupuk kandang untuk memperkaya hara tanah, membuat bedengan, penanaman dan pemeliharaan.

82|Laporan Tahunan 2015

Pemeliharaan tanaman dilakukan selama tanaman ada, dan terus menerus yaitu penyiangan, pemupukan, pemangkasan dan pengendalian OPT. Kegiatan yang terus berkelanjutan adalah pemeliharaan kebun berupa pemupukan, pemangkasan, perbaikan saluran air,penyiangan dan penyiraman, pembersihan keliling pagar. Dengan terciptanya Taman AgoInovasi diharapkan percepatan diseminasi teknologi cepat terjadi dan masyarakat dapat memberikan manfaat yang seluas-luasnya.

N. PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN NASIONAL TANAMAN HORTIKULTURA DI SUMATERA UTARA

a. Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional Hortikultura Komoditas Cabai Di Sumatera Utara

Kegiatan Pendampingan Pengembangan kawasan pertanian nasional hortikultura komoditi cabai merah di Sumatera Utara dilaksanakan di 3 (tiga) Kabupaten yaitu Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Deli Serdang dan Kodya Medan. Kegiatan pendampingan kawasan hortikultura untuk tanaman cabai merah dimulai dari Januari sampai Desember 2015. Kegiatan ini dilakukan secara partisipatif melalui koordinasi, kunjungan, wawancara, nara sumber, pertemuan, diskusi serta penerapan teknologi yang mendukung kegiatan strategis kementerian pertanian. Pendampingan pengembangan kawasan hortikultura cabai merah dilaksanakan secara partisipatif. Pemilihan lokasi ini bersinergi dengan kegiatan pendampingan yang ada di Dinas Pertanian Propinsi dan Dinas Pertanian Kabupaten. Bentuk pendampingan yang dilakukan adalah berupa demplot yang disebut mother dan pendampingan peningkatan kualitas petani berupa baby. Demplot yang dilakukan ini bertujuan untuk memperkenalkan secara langsung kepada petani beberapa teknologi yang dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian, misalnya : varietas unggul cabai merah, budidaya tanaman cabai merah ramah lingkunga, penanganan pestisida maupun insektisida secara nabati. Hasil dari kegiatan ini diperoleh sebagai berikut : Kabupaten Tapanuli Utara dilakukan di 2 (dua) lokasi dan bentuk pendampingan berbentuk mother dan baby. Masing-masing bentuk pendampingan terdiri dari dua unit. Satu unit demplot (mother) terdapat di Desa Sigumbang dan satu unit demplot di Desa Parit Sabungan Kecamatan Siborong-borong.

83|Laporan Tahunan 2015

Implementasi teknologi yang dilakukan adalah pemakaian varietas unggul cabai merah dan pengendalian hama dan penyakit yang ramah lingkungan. Hasil yang diperoleh adalah peningkatan produksi antara 20,32 – 25,89% naik dari yang dilakukan oleh petani. Pendampingan dalam bentuk peningkatan kualitas petani dan petugas (baby) terdiri dari dua unit yaitu satu unit dilakukan di Desa Sigumbang dan satu unit di Desa Silangit Kecamatan Siborongborong. Pelatihan terhadap petugas maupun petani yang dilakukan di Kecamatan Siborong-borong berupa teknologi budidaya tanaman cabai merah yang ramah lingkungan serta pembuatan pestisida nabati. Selain melakukan pelatihan, petani juga diberi media informasi dalam bentuk tercetak. Judul media cetak yang diberikan antara lain adalah poster penanganan virus kuning, buku petunjuk budidaya tanaman cabai, pembuatan pestisida nabati. Kabupaten Deli serdang terdiri dari dua bentuk pendampingan dan masing-masing bentuk terdiri dari 1 (satu) unit. Kegiatan dalam bentuk demplot (mother) dilakukan di Desa Namombelin, Kecamatan

Namorambe. Implementasi teknologi yang dilakukan adalah pemakaian varietas unggul cabai merah dan pengendalian hama dan penyakit yang ramah lingkungan. Di lokasi ini tidak dapat disampaikan hasil atau dinyatakan gagal panen, akibat dari adanya cuaca buruk yaitu asap yang menyelimuti Sumatera Utara selama dua bulan, sehingga pertumbuhan tanaman cabai gagal total. Hal ini dibuktikan dengan surat pernyataan dari petani dan tim ahli dari BPTP Sumatera Utara. sebenarnya, gangguan asap ini tidak hanya terjadi di Kabupaten Deli Serdang, tetapi juga terjadi di Kabupaten Tapanuli Utara dan Kodya Medan. Pendampingan dalam bentuk peningkatan kualitas petani dan petugas (baby) dilakukan di Desa Sudirejo Kecamatan Namorambe. Pelatihan terhadap petugas maupun petani yang dilakukan di Kecamatan Namorambe berupa teknologi budidaya tanaman cabai merah yang ramah lingkungan serta pembuatan pestisida nabati. Disamping itu juga diserahkan beberapa informasi dalam bentuk tercetak. Kota Madya Medan terdiri dari dua bentuk pendampingan yaitu berupa demplot mother dan baby. Demplot dilakukan di Kelurahan Rengas Pulau, Kecamatan Medan Marelan. Implementasi teknologi yang dilakukan adalah pemakaian varietas unggul cabai merah dan pengendalian hama dan penyakit yang ramah lingkungan. Kegiatan demplot disini juga terkena pengaruh asap, sehingga

84|Laporan Tahunan 2015

pertumbuhan tanaman menjadi terganggu. Walaupun demikian hasil yang diperoleh pada demplot lebih tinggi 27,85% dibanding dengan cara petani. Pendampingan dalam bentuk peningkatan kualitas petani dan petugas (baby) dilakukan di Kelurahan Rengas pulau Kecamatan Medan Marelan. Pelatihan terhadap petugas maupun petani yang dilakukan di Kecamatan Medan Marelan adalah pembuatan pestisida nabati dan juga penyerahan beberapa materi cetakan. Selain pelatihan ada juga tiga kelompok tani yang dibina dalam bentuk penyediaan benih sehat. Dalam hal ini petani dibimbing memakai bibit sehat mulai dari pembibitan. Kelompok yang menerima bantuan ini adalah kelompok tani Karya Maju, kelompok tani Sedar, kelompok tani Serbajadi.

Gambar 207. Temu Lapang, Pelatihan dan Koordinasi

b. Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional Hortikultura Komoditas Bawang Merah Di Sumatera Utara

Pendampingan Program Pengembangan Kawasan Agribisnis Hortikultura khususnya bawang merah di Sumatera Utara.

85|Laporan Tahunan 2015

Tujuan kegiatan ini Meningkatkan pengetahuan petani dalam melaksanakan pengembangan komodtas bawangmerah. Mendukung pengembangan komoditas bawang merah, di Provinsi Sumatera Utara. Selain itu upaya penumbuhan penangkar benih bawang merah. Metoda yang digunakan pendekan partisipatif. Kegiatan pendampingan SL-GAP/GPH meliputi : 1) penyusunan inovasi teknologi GAP/SOP, 2) demoplot GAP/SOP; 3) pelatihanan penyuluh pendamping; dan 5) pendampingan penerapan teknologi GAP bawang merah. Cakupan kegiatan, meliputi : (a) sosialisasi dan koordinasi dengan pemerintah kabupaten, (b) KKP untuk menggali potensi dan permasalahan bawang merah di lokasi SL-GAP/SOP, (c) apresiasi teknologi GAP/SOP bawang merah, (d) bimbingan penerapan GAP/SOP, (e) demo-plot GAP/SOP, f), Penyediaan benih sumber bawang merah. Pendampingan melibatkan dinas terkait, petugas lapang, dan gapoktan/kelompok tani secara partisipatif. Hasil koordinasi dengan pemerintah daerah Provinsi dan Kabupaten Kegiatan GAP SOP Bawang merah di Provinsi

Sumatera Utara tahun 2015 dana Dekon dilakukan pada 2 kabupaten yaitu, Kabupaten Samosir dan Simalungun, terdiri dari 8 Kecamatan, 25 desa. Luas untuk Kabupaten Samosir 30 ha dan kabupaten Simalungun 45 ha total 75 ha. Lokasi pendampingan ditentukan setelah melakukan koordinasi dengan Dinas Pertanian Provinsi dan kabupaten. Pendampingan yang dilakukan oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara berupa kegiatan identifikasi masalah melalui KKP bawang merah, kemudian penyusunan teknologi yang akan disosialisikan pada demonstrasi plot. Pelatihan dilakukan pada penyuluh dan petani koperator sebelum dilakukan demplot. Materi diseminasi dibeikan pada saat temu lapang. Lokasi demplot dilakukan pada kedua Kabupaten yaitu Simalungun dan Samosir. Di Kabupaten Simalungun dilakukan di Desa Sarang Padang, Kecamatan Dolok Silau dan di Haranggaol Kecamatan Haranggaol Horisan. Sedangkan di Kabupaten Samosir dilakukan di Desa Cinta Damai, Kecamatan Simanindo. Demplot bawang merah di Kabupaten Simalungun, dan Samosir mendapatkan hasil 15 ton/ha. Bawang merah pada demplot menggunakan Varietas Maja. Modal demplot bawang merah lebih besar 17 juta rupiah dibanding non demplot. Modal demplot bawang merah per ha Rp 64.789.750,- Sedangkan modal usahatani non demplot hanya Rp.47.760.000,. Pertambahan modal paling besar disumbangkan oleh benih.

86|Laporan Tahunan 2015

Harga benih bawang merah demplot selain lebih mahal juga volumenya lebih banyak. Penggunaan mulsa plastik dan jumlah pupuk kandang juga lebih besar di demplot dibanding demplot. Akan tetapi biaya tenaga kerja, pestisida kimia, pupuk anorganik, biayanya lebih di demplot dibanding non demplot.

Gambar 218. Temu Lapang dan Demplot di Kabupaten Simalungun, Karo dan Samosir

Hasil panen bawang merah demplot menghasilkan 15 ton/ha sedangkan non demplot hasilnya hanya 8 ton/ha. Dari hasil yang didapatkan biaya produksi bawang merah per kg pada demplot lebih murah yaitu Rp 4.319,- sedangkan di non demplot Rp 5.970,-. Ada penghematan biaya produksi sebesar Rp 1.650,- per kg.Harga jual umbi bawang merah demplot lebih tinggi Rp 2.000,- per kg. Karena tampilannya lebih baik, persentase ukuran besar 50% lebih banyak dibanding non demplot. Jika harga jual bawang merah demplot Rp 12 .000/kg diperoleh keuntungan per ha Rp 115.00.210.250, sedangkan non demplot harga jual Rp 10.000/kg keuntungannya per ha hanya Rp 32.240.000,- Pertambahan keuntungan usahatani demplot dibanding non demplot Rp 82.970.250,- per ha. Usahatani bawang merah menggunakan inovasi Balingtan yang dilakukan BPTP Sumatera Utara (demplot) mempunyai B/C yaitu 1.78, sedangkan di petani 0.68. Peningkatan B/C usahatani bawang merah 1.10. Pembinaan penangkar benih bawang merah melalui perbanyakan benih sumber dilakukan di Kecamatan merek Kabupaten Karo, mampu mensuplai benih bawang merah di Kecamatan Haranggaol dan di sekitarnya. Hasil kajian pendahuluan usaha pembentukan TSS bawang merah, varietas bawang merah Polisud lebih mudah perawatannya dibanding

varietas yang lain.

87|Laporan Tahunan 2015

c. Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional Hortikultura Komoditas Jeruk Di Sumatera Utara

Jeruk siam madu merupakan tanaman hortikultura yang menjadi yang menjadi salah satu komoditas unggulan yang di Sumatera Utara, serta mempunyai peluang untuk meningkatkan taraf hidup petani karena bernilai ekonomi tinggi. Tujuan

kegiatan adalah untuk melaksanakan pendampingan pengembangan kawasan agribisnis hortikultura jeruk di Sumatera Utara. Sasaran kegiatan pendampingan kawasan hortikultura ini dilakukan pada 4 lokasi dengan inovasi teknologi sesuai dengan permintaan stakeholder (Pemerintah Kabupaten Dairi, Simalungun, Tapanuli Utara dan dan Karo). Kegiatan ini diarahkan untuk mendapatkan kelompok petani yang aktif serta mau menerapkan teknologi budidaya spesifik lokasi sesuai Standar Operasional dan dihasilkannya benih varietas unggul jeruk yang dapat diproduksi secara massal di Sumatera Utara. Kegiatan dilaksanakan pada bulan Januari 2015 sampai dengan

bulan Desember 2015. Sasaran pendampingan ini adalah diterapkannya inovasi teknologi pengelolaan kebun jeruk sehat spesifik Sumatera Utara sehingga mendukung percepatan perluasan kawasan pengembangan jeruk unggulan daerah dan sekaligus peningkatan kesejahteraan petani. Kegiatan yang dilaksanakan: 1) Membuat kebun percontohan PTKJS dengan mengajak petani, kelompok tani serta stake holder terkait untuk melaksanakan bersama-sama serta mengevaluasi hasilnya DAN 2) Melakukan pelatihan terhadap petani maupun kelompok tani. Kegiatan yang dilaksanakan: mendampingi PTKJS dengan

mengajak petani, kelompok tani serta stake holder terkait untuk melaksanakan bersama-sama dalam perbaikan budidaya jeruk siam, mendampingi pembibitan petani dengan menggunakan bibit jeruk bebas penyakit dan melakukan pelatihan terhadap petani maupun kelompok tani. Kegiatan pendampingan kawasan hortikultura buah dilakukan pada beberapa lokasi yang sudah lama dikenal sebagai penghasil jeruk. Agar kegiatan yang dilakukan oleh BPTP Sumatera Utara sejalan dengan program dari Dinas setempat maka dilakukan koordinasi dengan Dinas-dinas terkait. Dari hasil survey beberapa wilayah didapatkan

lokasi kegiatan dilakukan di Daerah Sarang Padang Kabupaten Simalungun, Desa Perjuangan Kecamatan Sumbul, Kabupaten Dairi, Desa Sukanalu Kecamatan Barus Jahe dan Kegiatan yang

88|Laporan Tahunan 2015

dilakukan oleh BPTP Sumut ditekankan untuk pendampingan kepada petani untuk budidaya jeruk, cara mendapatkan benih sumber dan cara pengendalian hama penyakit pada tanaman jeruk. Beberapa teknologi yang telah disosialisasikan BPTP selama kegiatan pendampingan kawasan agribisnis hortikultura jeruk berjalan adalah: pemberian bibit berlabel yang didapat dari penangkar jeruk, interval aplikasi pestisida sistemik yang aman bagi petani, teknologi kombinasi pupuk sintetik dan pupuk organik untuk menjaga kelestarian lingkungan dan untuk mempertahankan atau meningkatkan hasil, teknik pemetikan jeruk agar kulitnya tidak terluka, teknologi pengendalian blendok pada batang jeruk, teknologi pengendalian lalat buah pada tanaman jeruk dengan menggunakan perangkap dan sex feromon, teknologi untuk mendapatkan ukuran dan berat buah melalui pemupukan dan pengairan, pembuahan diluar musim dengan teknik pemangkasan yang tepat dan pemberian amistar pada saat musim panen. Pengendalian hama penyakit terpadu dilakukan dengan sanitasi kebun dan budidaya optimal pada

tanaman jeruk dengan meramu antara pestisida sintetik dan pestisida organik sehingga produk menjadi aman bagi konsumen. Pembinaan kelembagaan petani juga telah dilakukan dengan pelatihan: teknik budidaya jeruk siam madu, pengendalian hama dan penyakit pada tanaman jeruk dengan menggunakan pestisida organik, teknik pemangkasan dan pemupukan dalam mengatur musim panen, dan teknologi pengendalian lalat buah dengan menggunakan perangkap lalat buah dan lem. Untuk memperlancar kegiatan tersebut sehingga mudah diadopsi petani maka dilakukan demplot dan pertemuan di lading petani yang aktif sehingga masyarakat atau petani lain dengan mudah untuk menirukan di lahan masing-masing.

Tabel 34. Masalah yang dihadapi petani jeruk di masing-masing

Kabupaten PKAH di provinsi Sumatera Utara

NNo.

Kabupaten Karo

Kabupaten Dairi

Kabupaten Taput

Kabupaten Simalungun

Ds Sukanalu

Ds Perjuangan

Ds Jambur Nauli

Ds Panribuan

1 Lalat Buah Gugur Buah Gugur Daun Gugur Buah

2 Penggerek Buah

Buah Kecil Ulat Peliang Daun

Lalat Buah

89|Laporan Tahunan 2015

3 Buah Burik Buah Burik Daun Muda Gugur

Penggerek Buah

4 Jamur Merah Ulat Peliang Daun

Bibit Buah Burik

5 Gugur Buah Daun Muda Gugur

Aphids Jamur Merah

6 Busuk Akar Bibit Ulat Peliang Daun

7 Diplodia Aphids Daun Muda Gugur

8 Ulat Peliang Daun

Embun Jelaga Defisiensi Hara

9 Defisiensi Hara

Buah Kecil

10 Buah Kecil Ranting Meranggas

11 Embun Jelaga

Aphids

12 Aphids Busuk Akar

13 Ranting Meranggas

Diplodia

14 Daun Muda Gugur

Embun Jelaga

15 Pemasaran Pemasaran

Dengan adanya pertanaman jeruk yang telah eksis dan berproduksi cukup luas serta adanya perluasan wilayah pengembangan, maka pendampingan inovasi teknologi budidaya oleh BPTP Sumut sangat diperlukan. Kegiatan pendampingan terdiri dari sosialisasi teknologi jeruk sehat, demoplot budidaya jeruk serta penerapan inovasi teknologi jeruk di visitor plot.

90|Laporan Tahunan 2015

Gambar 29. Koordinasi PKAH Jeruk di Dinas Pertanian Kabupaten Pembuatan pestisida organik di Desa Panribuan, Kec. Dolok Silau Kab.

Simalungun

O. PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN KAWASAN

PERTANIAN NASIONAL TANAMAN PERKEBUNAN DI SUMATERA UTARA

a. Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional Komoditas Kopi Di Sumatera Utara

Kegiatan Pendampingan Kawasan Pertanian Nasional Tanaman Perkebunan Komoditas Kopi merupakan salah satu program strategis Kementerian Pertanian yang bertujuan mempercepat penyampaian inovasi teknologi produksi kopi di

kawasan perkebunan Sumatera Utara. Lokasi kegiatan dilaksanakan di Desa Perjuangan, Kecamatan Sumbul, Kabupaten Dairi. Kegiatan yang dilakukan adalah pelatihan dan implementasi teknologi dalam bentuk demonstrasi plot. Hasil Kajian Kebutuhah dan Peluang (KKP) melalui FGD menunjukkan bahwa produksi ditingkat petani masih rendah yaitu 0,3 – 0,5 ton per ha. Hal ini disebabkan karena rata-rata petani menanam kopi hanya sebagai sampingan, dimana lahan pertanaman kopi selalu

91|Laporan Tahunan 2015

ditumpangsarikan dengan tanaman lain utamanya tanaman sayuran, belum melakukan pemangkasan dan pemupukan, biasanya hanya melakukan pemupukan terhadap tanaman sayuran yang ditumpangsarikan seperti cabai, tomat, sawi dll. Selain itu permasalahan utama yang mereka hadapi adalah serangan hama dan penyakit seperti busuk buah, busuk batang dan daun keriting. Jenis atau varietas yang mereka gunakan selama ini juga kurang diketahui, biasanya bibit didapatkan dari bantuan dinas pertanian atau dari teman sesama petani dan tetangga. Berdasarkan hasil dari FGD tersebut maka dilakukan implementasi teknologi melalui demplot yang dilakukan pada 3 petani kooperator dengan pemberian bibit kopi sebanyak 750 polibag, bantuan pupuk kandang dan pupuk kimia. Kondisi tanaman hingga laporan ini dibuat berumur 5 bulan setelah pindah tanam, pertumbuhan tanaman sangat baik dan petani kooperator sangat senang melihat perkembangan dari tanaman. Mereka optimis bahwa hasilnya nanti akan lebih baik dari tanaman kopi yang sudah mereka tanam selama ini. Disamping

itu masih tersedia bibit kopi yang di bibitkan sendiri oleh kelompok tani berumur 5 bulan yang akan di bagikan kepada seluruh anggota yang tergabung dalam kelompok tani.

Gambar 220. Diskusi Grup Terfokus dan Dukungan Bibit Kopi untuk KP Gurgur

92|Laporan Tahunan 2015

b. Pendampingan Pengembangan Kawasanpertanian Nasionalkomoditas Tebu Di Sumatera Utara

Pendampingan pengembangan kawasan pertanian nasional komoditas tebu di Sumatera Utara. Gula merupakankomoditas strategis karena dikomsumsi seluruh lapisan masyarakat. Peningkatan konsumsi ini tidak dapat dipenuhi dari produksi gula dalam negeri, sehingga harus

mengimpor untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Indonesia merupakan salah satu importir gula terbesar di dunia. Mengingat capaian produksi gula yang relatif masih rendah tersebut, maka upaya memenuhi kebutuhan gula nasional yang telah dilakukan pemerintah selama ini, perlu terus ditingkatkan. Peluang untuk meningkatkan produktivitas tebu di Indonesia masih terbuka melalui upaya peningkatan produktivitas karena rata-rata produktivitas tebu nasional masih dibawah potensinya oleh sebab itu perlu pendampingan dengan pendekatan teknologi. Demplot teknologi rawat raton (RC1) menggunakan sistem tanam juring ganda dan rawat raton (RC1) system juring tunggal

telah dilakukan di Desa Buluh Cina, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang dan Desa Kuala Begumit, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat, pada Perkebunan Tebu Rakyat (PTR) dibawah bimbingan asosiasi petani tebu rakyat intensif (APTRI) dan Pabrik Gula Kuala Madu dan Sei Semayang. Hasil kajian memperlihatkan bahwa Rawat Ratun (RC1) sistem tanam juring ganda dengan paket budidaya intensif lebih baik dibandingkan Rawat Ratun (RC1) sistem juring tunggal cara petani, terhadap komponen hasil yang ditampilkan seperti populasi tanaman, tinggi tanaman. Teknologi Rawat Raton

(RC1) sistem tanam juring ganda memberikan populasi per hektar lebih tinggi 16.400 batang atau 25,00 % dibandingkan teknologi Rawat raton (RC1) sistem tanam juring tunggal. Teknologi Rawat ratoon (RC) sistem tanam juring ganda pada umumnya menampilkan komponen hasil yang lebih baik, dibandingkan teknologi rawat ratoon (RC) sistem tanam juring tunggal. Meningkatnya populasi tanaman dan menampilkan komponen hasil yang lebih baik pada sistem juring ganda akan dapat meningkatkan produktivitas dan rendemen gula. Dalam pendampingan tanaman tebu yang dilakukan, adopsi teknologi

juring ganda belum terlihat, karena petani melakukan bongkar ratun tebu cukup lama yaitu pada ratun ke 4 dan kelima, baru dilakukan bongkar raton (PC) atau pertanaman baru.

93|Laporan Tahunan 2015

Gambar 231. Pelatihan dan Pengamatan Tebu

c. Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional Tanaman Pangan Komoditas Padi Di Sumatera Utara

Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional Tanaman Pangan Komoditas padi Di Sumatera Utara tahun 2015, sudah dilakukan pada agroekosistem lahan sawah irigasi dataran rendah di empat kabupaten antara lain; (1) Kabupaten Batubara; (2) Kabupaten Nias Selatan; (3) Kabupaten

Langkat (4) Kabupaten Labuhan Batu. Model pendampingan yang dilakukan berupa konsultasi/koordinasi, kajian kebutuhan dan peluang (KKP), bimbingan teknologi, Display Varietas atau uji adaptasi varietas, terdiri dari : Inpari 3, Inpari 4, Inpari 10, Inpari 30, dan Mekongga, penyediaan bahan diseminasi dan pelatihan Petani/petugas. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa (1). Provitas padi dilokasi pendampingan meningkat antara 23–37%, pada musim yang sama, (2) Keragaan provitas demplot di lokasi pendampingan 28-46 % lebih tinggi dibanding cara petani dan (3) Didapat beberapa VUB yang adaptif di lokasi Display

(Batubara: Inpari 30 dan Inpari 3), Nias Selatan Inpari 3 dan Inpari 30) , (Langkat : Inpari 3 dan Hipa 2) dan Labuhan Batu : Inpari 10 dan Inpari 3. Pada acara Temu Lapang, petani sangat

94|Laporan Tahunan 2015

respon dan dapat melihat serta menilai hasil dari penerapan komponen teknologi yang digunakan pada semua kabupaten.

Gambar 242. Pertemuan dan Temu Lapang di Kabupaten

Batubara, Nias, Labuhan Batu dan Langkat

d. Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional Sapi Potong Di Sumatera Utara

Kinerja usaha pembibitan dan penggemukan sapi potong

di Indonesia umumnya, dan Sumatera Utara khususnya masih rendah, hal ini terjadi karena kegiatan pengembangan peternakan sapi potong yang dilakukan selama ini masih bersifat dispersal dan berdasar pemerataan. Oleh karena itu, pengembangan peternakan saat ini dilakukan dengan

pendekatan kawasan sehingga diharapkan berbagai pelayanan standar peternakan dapat berlangsung secara intensif dan efektif. Sejalan dengan implementasi pengembangan berorientasi kawasan tersebut, Badan Litbang Pertanian melalui BPTP memberikan kontribusinya berupa penyediaan dan pendampingan teknologi peternakan yang sesuai dengan kondisi setempat. Lokasi kegiatan disepakati pertama kali di Kec.Beringin, Kab. Dei Serdang, namun karena adanya potensi

95|Laporan Tahunan 2015

konflik dipindah kan ke Kec. Secanggang, Kab. Langkat. Ruang Lingkup Kegiatan meliputi koordinasi dan sosialisasi dengan instansi terkait di Provinsi Sumatera Utara maupun di Kabupaten, Penentuan kawasan yang akan didampingi, Perancangan demplot, Perumusan perbaikan teknologi, Pelaksanaan demplot, pengamatan indikator keberhasilan. Dapat disimpulkan bahwa melalui demplot inovasi teknologi budidaya sapi potong dikenal dan difahami oleh2 (dua) kelompok peternak sapi potong di kawasan peternakan sapi potong Langkat. Petani menginginkan teknologi yang mudah, murah, dan efektif.Teknologi pakan dalam bentuk hanya hijauan ad libitum disukai dan diaplikasikan oleh 2 kelompok petani.Teknologi pengolahan kompos sudah dilakukan petani. Dapat disarankan agar Penyuluh perlu meningkatkan intensitas pertemuan dengan kelompok untuk perencanaan aplikasi teknologi yang belum dilakukan seperti penanaman legume pohon.

Gambar 253. a. Kandang Swadaya dan Teknologi Pakan Rumput ad libitum, b. Pembuatan Kompos kotoran sapi oleh

kelompok

P. PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) DI SUMATERA UTARA

a. Pendampingan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Di Sumatera Utara

Pemenuhan ketersediaan pangan secara kontiniu menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan sehingga

96|Laporan Tahunan 2015

terwujud ketahanan pangan berkesinambungan. Ketahanan pangan adalah suatu kondisi dimana setiap individu dan rumah tangga memiliki akses secara fisik, ekonomi dan ketersediaan pangan yang cukup, aman serta bergizi untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan seleranya bagi kehidupan yang aktif dan sehat. Melihat potensi keragamaan hayati di Indonesia yang sangat baik, menjadi sebuah faktor pendukung untuk meningkatkan pemenuhan gizi masyarakat dan dapat meningkatkan pemanfaatkan sumber daya alam yang disediakan lingkungannya secara mandiri dengan upaya memanfaatkan lahan pekarangan rumah yang akan dikelola oleh setiap rumah tangga. Badan Litbang Pertanian melalui BPTP Sumut sebagai unit kerja Badan Litbang Pertanian berperan aktif dalam pengembangan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (m-KRPL)/ KBI, Taman Agro Inovasi dan Agro Mart sehingga dapat diadopsi dengan baik dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Prosedur pelaksanaan BPTP Sumut: Diawali dengan melakukan koordinasi dan sosialisasi ke BKP/ Distan Propinsi/

Kabupate, selanjutnya penguatan Kebun Bibit Inti (KBI) untuk menyuplai bibit ke KBD dan display KRPL BPTP adalah sebagai LL atau Demplot percontohan bagi kelompok KRPL yang ada di BKP dan SL (Sekolah Lapang) dilaksanakan di KBD tahun 2012 – 2014 yang masih eksis di Kab/Kota, dan (4). Pendampingan: Pelatihan, Penyediaan media informasi (buku, lefleat, brosur). Hasil pendampingan adalah: (1) Telah dilaksanakan koordinasi, konsultasi, sosialisasi dan pengumpulan data kepada BKP Propinsi Sumatera Utara, SKPD, petani KRPL di Kabupaten Langkat dan Kota Pematang Siantar dan Tebing Tinggi; (2) Permintaan bibit ayam KUB (DOC) tinggi, dan sampai saat ini, BPTP Sumatera Utara belum dapat memenuhi sebagian besar permintaan tersebut, pada tahun 2015 BPTP Sumatera Utara, telah melakukan pengganti induk (replacement), untuk menghasilkan telur tetas dan DOC ayam KUB yang lebih baik.

b. Pengelolaan Kebun Bibit Inti (KBI) Di Sumatera Utara

Kegiatan pengelolaan Kebun Bibit Inti merupakan bagian dari lanjutan kegiatan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (MKRPL) yang telah dibangun oleh BPTP Sumut periode 2012 s/d

2014 yang bertujuan untuk penyediaan benih bagi KBD/KBK yang masih aktif di lapangan di masing-masing kabupaten/kota.

97|Laporan Tahunan 2015

Sudah dihasilkan beberapa benih dalam bentuk kemasan yaitu kangkung, kacang panjang, koro pedang, sawi, buncis, kacang koro, tomat cherry, terong ungu bulat, mentimun, bawang merah, bayam merah, bayam hijau, cabai besar, cabai merah keriting, cabai rawit dan sawi masing-masing dalam berbagai ukuran. Sebagian dari benih yang dihasilkan sudah didistribusikan ke beberapa daerah seperti Dinas Pertanian Kampar, Dinas Pertanian Kota Pematang Siantar, Kodim Dairi dan staf BPTP Sumut. Kegiatan ini pengelolaan KBI ini masih perlu dilanjutkan agar BPTP Sumut dapat memproduksi benih sendiri sebagai buah tangan jika ada tamu atau kunjungan sekaligus sebagai sarana menyebarluaskan atau mendiseminasikan varietas-varietas yang dihasilkan oleh Balai-Balai Penelitian. Akan tetapi perlu di benahi dan diperlengkapi dengan ruangan dan alat-alat prosesing benih yang memadai agar menghasilkan benih yang bermutu.

Q. PENDAMPINGAN KALENDER TANAM (KATAM) MENDUKUNG PENGEMBANGAN PADI DI SUMATERA

UTARA

Pengkajian Pendampingan Kalender Tanam Terpadu di Provinsi Sumatera Utara telah dilaksanakan di Kecamatan Badiri, dan kecamatan Tuka Kabupaten Tapanuli Tengah, dengan agroekosistem lahan sawah tadah hujan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Februari 2016. Kegiatan ini bertujuan untuk mengaplikasikan Kalender Tanam Terpadu Pada Lahan Sub Optimal (Lahan Sawah Tadah Hujan) Di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara dalam Pencapaian 10 Juta Ton Surplus Beras Tahun 2015 dan mengkaji Ketepatan Kalender Tanam

Terpadu Pada Lahan Sawah Tadah Hujan di Kabupaten Tapanuli Tengah Sumatera Utara. Dampak yang diperoleh adalah validasi Katam Terpadu di Lahan Sawah Tadah Hujan di Sumatera Utara berdampak pada pada peningkatan hasil dan produksi padi pada lahan sub optimal di Sumatera Utara. Peningkatan produksi padi di lahan tadah hujan akan meningkatkan ketersediaan pangan dan pendapatan petani serta meningkatkan kontribusinya terhadap peningkatan produksi padi nasional dalam pencapaian 10 juta ton surplus beras tahun 2015. Kegiatan Pendampingan Katam Terpadu terdiri dari Sosialisasi dan Validasi.

98|Laporan Tahunan 2015

Sosialisasi Kalender Tanam Terpadu di Kabupaten Tapanuli Tengah Kegiatan pendampingan Kalender Tanam mendukung pengembangan padi di Sumatera Utara terdiri dari 4 kegiatan yaitu Sosialisasi Katam Terpadu di 33 Kabupaten Kota, Verifikasi Katam Terpadu di Tapanuli Tengah, Implementasi dan Validasi Katam Terpadu di Kabupaten Tapanuli Tengah dan Validasi Standing Crop di Sumatera Utara. Pendampingan Kalender Tanam Tahun 2015 di Sumatera Utara dimulai dengan lounching katam MK 2015 yang dilakukan oleh Tim Katam Pusat pada tanggal 23 sampai dengan 26 Maret 2015 di BPTP Banten yang dilanjutkan dengan sosialisasi oleh BPTP Sumatera Utara kepada seluruh stakeholder dan pengguna di provinsi Sumatera Utara. Output dari sosialisasi katam MK 2015 diharapkan adanya respon dari stakeholder setiap Kabupaten/Kota untuk melakukan sosialisasi di daerahnya masing-masing yang melibatkan seluruh penyuluh dan kelompok tani sehingga informasi Katam dapat

diaplikasikan di setiap Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara. Sosialisasi Katam MK 2015 di Kabupaten/Kota setelah lounching pertama kali dilakukan di Kabupaten Pakpak Bharat pada tanggal 7 April 2015 yang dihadiri oleh Kepala Badan penyuluhan dan seluruh penyuluh dari BPP yang terdapat di Kabupaten Pakpak Bharat. Kabupaten/Kota lainnya yang dilakukan sosialisasi Katam MK 2015 adalah Padang Lawas Utara, Padang Lawas, Kabupaten Simalungun, Kota Pematang Siantar, Kabupaten Karo, Kabupaten Batu Bara, Kabupaten Langkat, Kabupaten Tapanuli Tengah, Kabupaten Labuhan Batu Utara, Kabupaten Labuhan Batu, dan Kabupaten Mandailing Natal.

Hasil verifikasi sederhana yang dilakukan dengan menggunakan grafik maka dapat disimpulkan bahwa prakiraan yang dilakukan oleh BMKG pada tahun 2015 yang paling akurat adalah pada fase musim hujan. Sedangkan hasil dari tabel kontingensi akurasi prakiraan curah hujan dan sifat hujan berkisar antara 42 – 67 %, hal ini tentunya menyebabkan informasi prakiraan di daerah Tapanuli Tengah pada tahun 2015 masih belum bisa maksimal. Sehingga bisa berdampak pada banyaknya jadwal tanam anjuran katam yang tidak sesuai dengan eksisting. Verifikasi prakiraan bulanan yang dikeluarkan

99|Laporan Tahunan 2015

oleh BMKG berdasarkan pada pewilayahan ZOM dan wilayah kajian sama yaitu < 50%.

Gambar 26a. Panen bersama Dandim Tapanuli Tengah, b. Implementasi Model di Kabupaten Tapanuli Tengah, c. Pelatihan Katam terpadu untuk para PPL se Sumatera Utara, d. Pelatihan Katam terpadu untuk para BABINSA

Hasil Validasi Katam Terpadu Mk dam MH yang dilakukan pada 2 musim tanam (Katam MT III 2015 dan Katam MT I 2015/2016). Produktivitas tertinggi diperoleh pada MT 1 (Katam MT III 2015). Hasil validasi data iklim (curah hujan) di 2 MT (Katam MT III 2015 dan Katam Mt I 2015/2016) menunjukan adanya perbedaan antara rekomendasi jadwal tanam pada kalender tanam dengan kondisi eksisting terutama pada MT 2 (Katam Mt I 2014/2015. Verifikasi prakiraan bulanan yang dikeluarkan oleh BMKG berdasarkan pada pewilayahan ZOM dan wilayah yang lebih kecil khususnya kecamatan Badiri < 50%.

ba

b

c

b

d

100|Laporan Tahunan 2015

R. KOORDINASI PENDAMPINGAN PUAP DI SUMATERA UTARA

Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) merupakan bagian dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-Mandiri) dan merupakan program pemberdayaan petani miskin yang tidak mendapatkan akses pembiayaan kepada Lembaga Keuangan. PUAP dirancang untuk

merubah petani subsistem tradisional menjadi petani petani modern yang berwawasan agribisnis. Sejak Tahun 2013 BPTP Sumut melakukan kegiatan Koordinasi Pendampingan PUAP di Sumatera Utara yang bertujuan 1) Melaksanakan pembinaan dan pengendalian tugas-tugas PMT PUAP; 2) Mengkoordinasikan pelaksanaan verifikasi dokumen pengajuan BLM PUAP dari Gapoktan calon penerima yang ditetapkan dalam Daftar Nominatif Sementara (DNS) tahun 2015; dan 3) Mengetahui perkembangan pelaksanaan PUAP di Sumatera Utara. Lingkup kegiatan yang dilaksanakan adalah: 1) Fasilitasi Honor/BOP dan Pertemuan koordinasi PMT PUAP; 2) Verifikasi dokumen

pengajuan BLM-PUAP tahun 2015; 3) Pembinaan dan pengendalian pelaksanaan PUAP di Sumatera Utara. Hasil kegiatan yang dilaksanakan pada Tahun 2015 adalah sebagai berikut: a) telah dilakukan fasilitasi Honor dan BOP dan terhadap 74 orang penyelia Mitra Tani (PMT) yang tertuang dalam SK Menteri Pertanian Nomor: 06/Kpts/SR.210/B/02/2015, tanggal 27 Pebruari 2015 dan Nomor: 15/Kpts/SR.210/B/05/2015, tanggal 7 September 2015; b) Verifikasi Dokumen Penerima BLM PUAP tahun 2015 sebanyak 171 Dokumen Gapoktan/Desa yang tertuang dalam Daftar Nominatif Sementara (DNS) dan yang

lolos verifikasi ditingkat pusat sebanyak 141 Desa/Gapoktan yang telah dituangkan dalam SK Mentan sehingga Dana Rp. 100 juta per Desa/Gapoktan sudah ditransfer ke rekening masing-masing Gapoktan. Sudah dikoordinasikan dengan seluruh Kabupaten/Kota penerima dana BLM tersebut agar memberikan pembinaan terkait penggunaan dana tersebut untuk menghidari penyalah gunaan atau penyelewengan mengingat ada beberapa gapoktan yang baru terealisasi pada bulan November sampai Desember 2015; c) Perkembangan Dana BLM PUAP sejak Tahun 2008 sampai dengan 2014 di monitor melalui laporan bulanan

Form Exel oleh PMT setiap bulannya. Hingga Desember 2015 keuangan Dana BLM PUAP telah berkembang menjadi sebesar Rp. 281,735,223,108,- dari 2045 Gapoktan. Telah dilakukan

101|Laporan Tahunan 2015

monitoring dan evaluasi di beberapa kabupaten/kota, antara lain Dairi, Tebing Tinggi, Pematang Siantar, Serdang Bedagai, Karo dan Tapanuli Utara. Hasilnya adalah: (1) Pada beberapa Gapoktan PUAP di kabupaten/kota; dana PUAP telah berkembang walau masih termasuk kategori rendah sampai sedang. Namun demikian di Kota Tebing Tinggi terjadi kasus penyelewengan Dana BLM PUAP sebesar Rp. 100 juta oleh Ketua Gapoktan, tanpa pernah menggulirkannya kepada anggotanya. Hal ini terjadi karena di awal dana PUAP di serahkan pada Tahun 2012 tidak ada pembinaan maupun pengawasan dari Tim Teknis maupun PMT yang pada saat itu belum terbentuk. Sudah disarankan kepada Tim Teknis agar melakukan tindakan untuk menelusuri keberadaan Ketua Gapoktan dan menyarankan anggota gapoktan untuk melaporkan kepada pihak yang berwajib.

S. IDENTIFIKASI CALON LOKASI, KOORDINASI, BIMBINGAN DAN DUKUNGAN TEKNOLOGI TERHADAP UPAYA KHUSUS PENCAPAIAN

SWASEMBADA PADI, JAGUNG DAN KEDELAI Upaya khusus (UPSUS) Pencapaian Swasembada

Berkelanjutan Padi dan Jagung serta Swasembada Kedelai pengembangan jaringan irigasi, optimasi lahan, Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT), Optimasi Perluasan Areal Tanam Kedelai melalui Peningkatan Indeksi Pertanaman (PAT-PIP Kedelai), Perluasan Areal Tanam Jagung (PAT Jagung), penyediaan sarana dan prasarana pertanian (benih, pupuk, pestisida dan alat mesin pertanian) (Alsintan) dan

pengawalan/pendampingan merupakan terobosan untuk meningkatkan produktivitas dan produksi padi, jagung dan kedelai. Diperlukan dengan intensif koordinasi pelaksanaan tterutama pelaksanaan di tingkat lapangan mengingat volume kegiatan dan anggaran untuk mendukung UPSUS yang sangat besar. Kegiatan Identifikasi Calon Lokasi, Koordinasi, Bimbingan Dan Dukungan Teknologi Terhadap Upaya Khusus Pencapaian Swasembada Padi, Jagung Dan Kedelai bertujuan untuk melakukan Identifikasi Calon Petani Dan Calon Lokasi Penerima Manfaat Kegiatan Upsus Pajale Dan Komoditas Utama

Kementan, Melakukan Koordinasi dengan Institusi Terkait Guna Memperlancar Dan Meningkatkan Keberhasilan Pelaksanaan Kegiatan Upsus Pajale Dan Komoditas Utama Kementan,

102|Laporan Tahunan 2015

Menyediakan Teknologi Pendukung Untuk Keberhasilkan Pelaksanaan Kegiatan Upsus Pajale Dan Komoditas Utama Kementan, Melakukan Pendampingan Dan Pengawalan Program Nasional Upaya Khusus Untuk Meningkatkan Produksi Dan Produktivitas Tanaman Pangan Dapat Terlaksana Dengan Baik. Hasil yang diperoleh dari kegiatan di 32 kabupaten kota adalah sebagai berikut: 1) berdasarkan hasil identifikasi calon petani dan calon lokasi penerima manfaat kegiatan Upsus padi, jagung dan kedelai, dari perencanaan 27 kabupaten/kota yang terealisasi 100% di 26 kabupaten kota dan 1 kabupaten Deli Serdang sebesar 98%; 2) koordinasi dengan institusi di tingkat provinsi dan kabupaten/kota guna memperlancar dan meningkatkan keberhasilan pelaksanaan kegiatan Upsus Pajale dan Komoditas Utama Kementan telah berjalan dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan dari target tanam padi periode Oktober-Maret 2014/2015 seluas 406.126 ha telah terealisasi seluas 387.005 ha (95%) dan periode April-September 2015 seluas 456.942 ha telah teralisasi 386.483 ha (85%); 3) teknologi pendukung untuk keberhasilkan

pelaksanaan kegiatan Upsus Pajale dan Komoditas Utama Kementan. Berdasarkan hasil pemetaan teknlogi PTT padi di 32 kabupaten/kota dapat digambarkan komponen teknologi PTT yang sudah di a) VUB 25%; b) sistem tanam 10% (jajar legowo 4:1 2%); c) pemupukan berimbang belum diterapkan di kabupaten/kota, penerapan berdasarkan analisis tanah menggunakan PUTS 2%; d) penggunaan benih dan pupuk organik; e) pengendalian OPT pada umumnya POPT sudah bekerja maksimal sudah dikendalikan dengan cara ; f) umur bibit muda sudah diterapka 50%; g) intermitten tidak ada; h) penanganan pasca panen penggunaan tresher 75% dan combine tresher 50%; dan 4) pendampingan dan pengawalan program nasional Upaya Khusus untuk meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman pangan dapat terlaksana dengan baik.

T. UNIT PENGELOLAAN BENIH SUMBER

a. UnitPengelolaan Benih Sumber Padi Kelas FS dan SS di Sumatera Utara (6 Ton dan 29,9 ton)

Penggunaan benih bermutu dari varietas unggul merupakan cara yang paling efisien dan efektif dalam meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman. Kontribusi kenaikan produksi melalui penggunaan benih dari varietas

103|Laporan Tahunan 2015

unggul, pengairan dan perbaikan teknik budidaya sekitar 75%. Keberhasilan diseminasi teknologi varietas unggul ditentukan antara lain oleh kemampuan industri benih untuk memasok benih hingga ke petani dengan kondisi 6 Tepat (Tepat waktu, tepat jumlah, tepat tempat, tepat mutu, tepat jenis dan tepat harga). Oleh karena itu, sistem perbenihan yang tangguh (produktif, efisien, berdaya saing dan berkelanjutan) sangat diperlukan untuk mendukung upaya peningkatan produksi benih dan mutu produk pertanian. BPTP Sumatera Utara sebagai unit kerja Badan Litbang Pertanian dapat berperan dalam mempercepat penyebaran varietas unggul baru melalui Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS). Tujuan dari kegiatan ini adalah memperbanyak dan mendiseminasikan benih sumber varietas unggul baru padi.

Gambar 275. Alat jarwo transplanter, combine harvester, rouging pada produksi benih sumber padi

Perbanyakan benih sumber padi dilaksanakan di Kebun Percobaan Pasar Miring BPTP Sumatera Utara di Kabupaten Deli Serdang, dan sebagian di lahan penangkar benih dengan metode sewa lahan. Lingkup kegiatan yang dilakukan secara umum mencakup aspek sistem perbenihan, yaitu: perbanyakan benih unggul padi. Perbanyakan benih padi dilakukan dalam dua kali musim tanam dengan luas tanam 45 Ha, yang terdiri dari kelas benih FS dan SS yang terdiri dari varietas Ciherang, Mekongga, cibogo, Inpari 3, Inpari 4, Inpari 10, Inpari 28, Inpari 30, Inpari 32, Situbagendit, Inpara 2 IPB 3 S dan IPB 4 S. Produksi benih Varietas Unggul Baru (VUB) padi sawah pada musim kemarau

104|Laporan Tahunan 2015

(MK) tahun 2015 menghasilkan benih sebanyak 66.744 kg dari 13 varietas unggul dengan kelas benih FS dan SS. Seluruh benih padi sudah terdistribusi kepada pengguna di berbagai kabupaten sentra produksi padi Sumatera Utara.

b. Unit Pengelolaan Benih Sumber (UPBS) Kedelai Kelas FS dan SS di Sumatera Utara (1 ton dan 25 ton)

Perbanyakan benih sumber kedelai melalui UPBS dilaksanakan di Kabupaten Langkat sepanjang tahun.Dalam kegiatan ini UPBS BPTP Sumatera Utara melakukan perbanyakan benih sumber kedelai dari kelas BS menjadi FS, kelas FS menjadi SS. Dalam melaksanakan kegiatan tersebut dibagi menjadi 3 tahapan. Tahap pertama perbanyakan benih BS menjadi FS dilaksanakan pada bulan Februari 2015, tahap kedua perbanyakan benih BS menjadi FS dilaksanakan bulan Agustus 2015, begitu juga perbanyakan FS menjadi SS dilaksanakan pada bulan Agustus 2015 dan yang ke tiga perbanyakan benih kelas FS menjadi kelas SS dilaksanakan bulan Oktober2015 sampai

dengan Januari 2016, Varietas yang diperbanyak adalah Anjasmoro, jarak tanam yang digunakan 20 cm x 40 cm. Penanaman tahap pertama dilaksanakan di Kecamatan Wampu dengan luasan 15 ha, tahap kedua dilaksanakan di kecamatan Binjai (4 ha) dan Sei Binge (2 ha), tahap ketiga dilaksanakan di Kecamatan Binjai,desa Tanjung Jati pasar 1 (4 ha). Untuk pemeliharaannya tanaman kedelai diberikan pupuk Urea 50 kg/ha, SP 36 100 kg/ha dan KCl 100 kg/ha. Untuk menaikkan pH tanah diberikan Dolomit 1 ton/ha dan pupuk organik 0,5 ton/ha. Pengendalian gulma pada tanaman berumur 20 hari

menggunakan herbisida, pengendalian gulma pada tanaman berumur 40 hari secara manual. Pengendalian OPT dilakukan sistem PHT yaitu sistem pemantauan. Hasil yang diperoleh dalam kegiatan ini pada pertanaman bulan Februari 2015 tinggi tanaman terendah (67,5-73,8 cm), dibandingkan pada pertanaman Agustus 2015. (81,70 – 89,33 cm). Hal ini terjadi karena pada bulan Februari terjadi musim kering sehingga pertanaman kekurangan air, penyiraman dilakukan dengan sumur bur yang dibuat 8 titik tetapi tidak mampu membasahai tanah, yang akhirnya menghambat pertumbuhan. Pada bulan

Agustus, pertumbuhan tanaman pada fase vegetatif curah hujan cukup tinggi, namun pada pengisian polong terjadi angin kencang sehingga tanaman banyak yang roboh . Kondisi yang

105|Laporan Tahunan 2015

sama juga terjadi pada jumlah cabang utama dan jumlah polong per tanaman. Serangan hama tertinggi terjadi pada pertanaman bulan Februari 2015.

Gambar 286. Pertanaman dan Prosesing Produksi Benih Sumber Kedelai

Serangan hama akan lebih tinggi pada musim kemarau dibanding musim hujan, karena persentase penetasan telur serangga lebih tinggi pada musim kemarau, sedangkan pada musim hujan telur serangga banyak yang busuk. Produksi benih BS dan FS dari desa Stabat lama tidak lulus ke FS dan SS, tetapi lulus ke kelas BR I, perbanyakan benih BS dan FS yang dilaksanakan di Kecamatan Binjai dapat menhasilkan 1100 kg (FS), perbanyakan benih FS ke SS yang dilaksanakan di kecamatan Binjai dan Sei Binge hasilnya 3840 kg lulus ke FS dan SS dan berlabel. Ungu. Hasil benih kelas BR I yang dihasilkan sudah dijual sebanyak 1300 kg dengan harga Rp 13.140.000, yang didistribusikan ke petani kedelai 250 kg. Benih kelas FS yang dihasilkan 1100 kg di jual dengan harga Rp 16.500..000,- Hasil panen yang di tanam Bulan Oktober 2015 dipanen Januiari 2016 menghasilakan 3050 kg lulus ke kelas SS

106|Laporan Tahunan 2015

didistribusikan petani Nis 260 kg, penangkar benih langkat 1550 kg, Stok benih 1240 kg di gudang Pasar Miring.

U. MODEL PENYEDIAAN BENIH UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN WILAYAHNYA MELALUI PENINGKATAN KEMAMPUAN CALON PENANGKAR

a. Model Penyediaan Benih Untuk Pemenuhan

Kebutuhan Wilayahnya Melalui Peningkatan Kemampuan Calon Penangkar Padi

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara pada tahun 2015 telahmelakukan kegiatan Model Penyediaan Benih Untuk Pemenuhan Kebutuhan Wilayah melalui Peningkatan Kemampuan Calon Penangkar Padi Pengkajian ini dilaksanakan di lahan sawah irigasi dataran rendah di Desa Kramat Gajah, Kecamatan Galang, Desa Sukamandi Hulu, Kecamatan Pagar Merbau, Deli Serdang dan di Desa Durian, Kecamatan Sei Balai, Batu Bara pada MT I (April-September 2015) sedangkan pada MT II (September-Desember 2015) dilaksanakan pada lahan sawah irigasi dataran rendah di Desa Tetehosi Afia, Kecamatan Gunung Siitoli Utara, Kota Gunung Sitoli, Nias dan di lahan sawah dataran tinggi di Desa Parbotihan, Kecamatan Onan Ganjang, Kabupaten Humbanghas serta di lahan kering dataran tinggi di Desa Majanggut I, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat. Pengkajian menggunakan pendekatan partispatif bersama kelompok tani calon penangkar dengan pola pembinaan metoda sekolah lapang dimana pada luasan 1 ha dibuat sebagai Laboratorium Lapang (LL) benih dan pada luasan 10 ha sebagai

Sekolah Lapang Produksi Benih (SL-PB). Hasil pengkajian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan kemampuan petani sebagai calon penangkar secara umum masih rendah namun dari beberapa aspek sikap terhadap penggunaan benih bermutu cukup tinggi serta terhadap minat untuk jadi penangkar relatif mampu untuk melakukannya. Telah didapatkan sejumlah benih bermutu dan bersertifikat namun kuantitasnya masih rendah dibanding luasan penangkarannya. Pada calon penangkar kelompok tani Setia di Deli Serdang didapatkan benih bermutu dan bersertifikat varietas Inpari 30 kelas benih SS isebanyak 5

ton dan 1.030 kg bermutu namun tidak bersertifikat dari lokasi LL seluas 1 ha. Pada calon penangkar kelompok tani Taruna Jaya

107|Laporan Tahunan 2015

gabah sebanyak 11.800 kg tidak jadi diproses untuk benih bersertifikat padahal telah diuji laboratorium di BPSB Medan dan telah lulus (kelas SS). Namun, karena kurangnya komunikasi antara penangkar formal Tani Lestary dan pihak yang memprosessing, menyebabkan gabah tersebut dijual untuk konsumsi. Pada calon penangkar kelompok tani Lamtubona, Batubara didapatkan benih bersertifikat sebanyak 5 ton (1.000 kemasan) dengan kelas benih SS varietas Inpari 30 dan benih bersertifikat tersebut dalam waktu yang tidak lama telah habis terjual. Pada calon penangkar kelompok tani Fariawo, Gunung Sitoli, Nias telah didapatkan benih bersertifikat kelas benih ES vareitas Mekongga sebanyak 5 ton dari LL (1 ha) sedangkan dari SL (10 ha), hanya dapat diproses jadi benih sebanyak 5,5 ton. Pada calon penangkar KWT Keke Karina benih padi gogo varietas Batu Tegi (label unggu) ditargetkan sebanyak 4 ton dan non label sebanyak 25 ton. Penyebaran benih bermutu dari varietas unggul cukup baik dan cepat diadopsi oleh petani sekitar lokasi kajian maupun ke luar wilayah. Calon penangkar yang dibina

layak dan sudah menjadi penangkar formal (2 kelompok tani) dan akan menjadi penangkar formal (2 kelompok tani) dari 6 lokasi kajian dan pembinaan pada tahun 2015. Permasalahan pemibinaan kepada calon penangkar sering muncul pada saat dan setelah panen. Sering terjadi gabah kualitas benih dijadikan konsumsi karena tidak adanya kerja sama antara calon penangkar dengan pihak lain. Oleh karena itu pola kemitraan dalam bentuk kerjasama yang saling menguntungkan pada model penyediaan benih merupakan opsi dan anjuran agar tujuan dari pembinaaan kepada calon penangkar menjadi penangkar formal untuk memenuhi kebutuhan benih di wilayahnya atau ke luar wilayah dapat terwujud.

108|Laporan Tahunan 2015

Gambar 37. Kegiatan di Kab. Deli Serdang, Nias, Pakpak Bharat dan Batubara

109|Laporan Tahunan 2015

b. Model Penyediaan Benih Untuk Pemenuhan Kebutuhan Wilayahnya Melalui Peningkatan Kemampuan Calon Penangkar Kedelai

Model Penyediaan Benih untuk Pemenuhan Kebutuhan

Wilayahnya melalui Peningkatan Calon Penangkar Kedelai, adalah kegiatan untukmendukung Program Desa Mandiri Benih yang merupakan salah satu program utama Kementeriaan Pertanian. Kegiatan dilaksanakan di Kabupaten Pakpak Bharat, dan Serdang Bedagai untuk komoditas kedelai. Pemilihan lokasi didasarkan atas pertimbangan; 1) merupakan daerah sentra kedelai, 2) adopsi penggunaanbenih bermutu relati frendah, dan 3) mempunyai peluang besar untuk penumbuhan penangkar benih kedelai. Disetiap lokasi kegiatan disinergiskan dengan program Gerakan Penerapan pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT), dan Desa Mandiri Benih dari Direktorat Perbenihan. Hasil yang diperoleh adalah: 1) Diperoleh data dan informasi mengenai Karakteristikbiofisik, sosial, ekonomi, kelembagaan

tani, pelaku dan pola usahatani di wilayah pengembangan kedelai, 2) Melalui pelatihan dan pendampingan, pengetahuan dan keterampilan petani dan calon penangkar meningkat dalam halteknik produksi dan sertifikasi benih bermutu kedelai, 3) Sejumlah 8 orang petani telahtumbuh sebagai calon penangkar untuk komoditas kedelai, 4) Di wilayah Desa Majanggut, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat, di Desa Mariah Padang, Kecamatan TebingTinggi, dan Kabupaten Serdang Bedagai, telah tersedia benih kedelai kelas benih pokok (BP)dan 5) Benih tersebut sudah tersalurkan untuk pemenuhan kebutuhan wilayah desa, beberapa desa dalam satu kecamatan, bahkan keluar wilayah untuk pemenuhan program dinas teknis terkait.

Sistem Jabalsim Di Dua Lokasi Penelitian Alur Benih Kedelai mengikuti JABALSIM Model 2 di agroekosistem 3-4 bulan basah (perlu fasilitas penyimpanan benih) dengan tiga musim tanam dapatnamun agroekosistem adalah Lahan Kering lahan Kering dan kembali ke Lahan kering pada Gambar berikut:

110|Laporan Tahunan 2015

Model 2:

Gambar 38. Alur benih kedelai mengikuti JABALSIM Model 2 di agroekosistem 3-4 bulan basah (perlu fasilitas penyimpanan

benih) dengan tiga musim tanam

Model Sistem Penangkaran Benih Kedelai Spesifik Lokasi Di Kelompok Tani Di Desa Mariah Padang, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Serdang Bedagai

Berdasarkan hasil FGD yang dilakukan terhadap beberapa

tokoh kunci (Kepala Desa, PPL Dinas Pertanian Kabupaten Serdang Bedagai, penyuluh BPSB IV, penyuluh BPP Kecamatan Tebing Tinggi, dan Ketua Gapoktan Martabe di Desa Mariah Padang telah diperoleh

model sistem penangkaran benih kedelai spesifik lokasi khususnya Di desa Mariah Padang , Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Sergai . Model Sistem Penangkaran yang diharapkan ke depan adalah terciptanya kolaborasi antar instansi terkait BPTP Sumut sebagai fasilitator untuk memperoleh benih kedelai ke BALITKABI MALANG dan Dinas Pertanian Propinsi dan Kabupaten Serdang Bedagai dapat membina petani melalui PPL, BPSB IV Propinsi Sumatera berperan dalam sistem perbenihan sampai pelabelan sehingga benih kedelai yang di kembangkan sampai ke petani/kelompok tani lain dan penangkaran benih kedelai juga dapat berkembang di kelompok tani

dapat selanjutnya berkembang di gabungan kelompok tani (GAPOKTAN) sehingga pemberdayaan kelompok tani dan

111|Laporan Tahunan 2015

GAPOKTAN dalam penangkaran benih kedelai bermutu dan berkualitas tentunya bersertifikat dapat terus berkesinambungan dan semakin berkembang di Desa Mariah Padang, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Serdang Bedagai. Model sistem penangkaran benih kedelai dengan model kemitraan dalam penangkaran benih kedelai berbasis komunitas dapat dikembangkan di daerah ini secara spesifik lokasi (Gambar 2).

Gambar 39. Model kemitraan dalam penangkaran benih kedelai berbasis komunitas

Agar sistem penyediaan benih kedelai bermutu dapat

berkembang maka upaya penumbuhan usaha penangkaran benih kedelai perlu menyesuaikan dengan perkembangan tingkat usahatani. Perusahaan benih ke depan akan diberi keleluasaan melepas varietas baru yang mereka hasilkan ke pasar tanpa harus melalui mekanisme pelepasan varietas oleh pemerintah. Nantinya pasar (masyarakat pengguna benih) yang akan menilai apakah varietas tersebut diterima atau tidak. Berkaitan dengan pengembangan penangkaran benih kedelai berbasis komunitas seperti gambar di atas, strategi yang dapat ditempuh adalah sebagai berikut:

Benih Sumber

(BALITKABI ,

Malang, BPTP

Sumut)

Kelompo

k Tani

Penangk

Industri/

Perusahaan

Benih (PT.

Pertani, PT.

SUPLIER

PUPUK

BANK/LEMB

AGA

PASAR/ KELOM

POK

TANI

SAPRODI

112|Laporan Tahunan 2015

1. Mendorong terbentuknya penangkar benih informal di sentra produksi kedelai dalam hal ini Kabupaten Langkat (Desa Mariah Padang, Kecamatan Tebing Tinggi).

2. Memberdayakan kelompok tani di sentra produksi kedelai dengan jalan pelatihan, magang dan sekolah lapang produksi benih kedelai (peran BPTP Sumatera Utara, Dinas Pertanian Propinsi dan Dinas Pertanian Tk II Kabupaten Serdang Bedai).

3. Mendorong salah satu anggota kelompok tani di sentra produksi menjadi penangkar benih kedelai. Pada tahap awal, mereka menyediakan benih untuk kelompoknya, selanjutnya untuk petani kelompok lain di wilayahnya dan di luar wilayah desa. Di Desa Banyumas ketua kelompok tani ORBA (Molen Rumapea) ingin menjadi penangkar Kedelai. Benih yang telah dihasilkan digunakan petani lain di kelompoknya dan di kelompok lain yang sudah tergabung dalam Gapoktan Martabe, bahkan ke wilayah lain dan telah sampai kembali ke Kabupaten Langkat

4. Membimbing penangkar benih informal untuk menjadi perusahaan benih skala kecil, berbasis modal anggota kelompok

atau koperasi (Sudah dilakukan BPTP Sumatera Utara dan Dinas Pertanian Propoinsi dan Kabupaten Serdang Bedagai).

5. Menjadikan perusahaan-perusahaan benih formal kecil di sentra produksi kedelai sebagai kekuatan sistem perbenihan kedelai nasional (Sedang dilakukan)

6. Membentuk asosiasi perusahaan benih dan mengusahakan kemitraan usaha antara perusahaan benih kecil dengan perusahaan benih besar, seperti PT. Sang Hyang Sri, PT. Pertani, dan PT. Pioneer (segera dibentuk di Desa ini difasilitasi oleh BPTP Sumatera Utara dan Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten Serdang Bedagai serta BPSB).

7. Menjadikan usaha perbenihan sebagai bagian integral dari kegiatan agribisnis d pedesaan (Pemerintah Daerah dan difasilitasi oleh BPTP Sumatera Utara dan Dinas Pertanian Propoinsi dan Kabupaten Serdang Bedagai).

Berdasarkan kondisi sosial ekonomi petani di Indonesia khususnya di Desa Mariah Padang, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Serdang Sumatera Utara, maka model industri benih kedelai yang sesuai untuk dikembangkan adalah “industri benih berbasis komunitas” Penangkaran benih kedelai berbasis komunitas mempunyai prospek untuk dikembangkan di Desa ini karena: (1). Potensi permintaan pasar terhadap benih bermutu cukup besar, (2) industri pengolahan pangan berbahan baku kedelai makin

113|Laporan Tahunan 2015

berkembang (pabrik pengolahan tahu, tempe, susu, makanan bayi, dll) dan (3) kesadaran dan pemahaman petani tentang penggunaan benih bermutu semakin meningkat.

Gambar 40. Model Sistem Penangkaran Benih Kedelai di Desa Mariah Padang, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Serdang

Bedagai

Pengadaan benih melalui penangkaran berbasis komunitas memiliki ciri: penanaman pada saat optimum, pemusatan lokasi produksi, sentralisasi manajemen, pengendalian mutu benih secara optimal, adanya partisipasi petani (kelompok tani) dalam pemanfaatan modal alam dan modal sosial, dan adanya kemitraan antara petani/kelompok tani penangkar dengan produsen/industri benih swasta atau perorangan yang memiliki fasilitas pengolahan benih cukup memadai. Dengan berkembangnya penangkaran benih berbasis komunitas dan maka akan tumbuh dan berkembang pula usaha agribisnis yang sehat dan berkesinambungan di sentra produksi kedelai (Desa Mariah Padang di masa mendatang). Sehingga sistem ijon yang selama ini dirasakan petani kurang menguntungkan dapat diputus. Pembinaan yang kontinu dari BPTP

Sumatera Utara, Dinas Pertanian Propinsi dan Kabupaten Langkat dan BPSB sangat diperlukan pada tahap-tahap awal pengembangan

KELOMPOK TANI

GAPOKTAN

UNIT SAPRODI

UNIT PRODUKSI dan PENANGKAR

BENIH

UNIT PASCA PANEN UNIT PEMASARAN

Industri

Perusahaan Benih

SUPLIER PUPUK

DAN

LEMBAGA

KEUANGAN

BALITKABI

BPTP

SUMATERA UTARA

114|Laporan Tahunan 2015

penangkaran benih kedelai berbasis komunitas di Desa ini di masa mendatang.Model rekomendasi untuk sistem penangkaran benih kedelai di Gapoktan Abadi Jaya apabila semua unit usaha (unit saprodi, unit produksi dan penangkaran benih, unit pasca panen, unit pemasaran dan LKM) sudah terbentuk di Gapoktan tersebut (Gambar 3).

Gambar 41. Panen Perdana Desa Majanggut

Tim Balitkabi Malang melakukan Monitoring terhadap uji

adaptasi beberapa VUB Kedelelai di Desa Mariah padang Kec. Tebing Tinggi, Kab. Serdang Bedagai

Panen Perdana di Desa

Majanggut I, Kec. Kerajaan,

Kab. Pakpak Barat bersama

Kepala BALITKABI MALANG

TIM Monev BBP2TP

mengunjungi Lokasi Desa

Mandiri Benih di Desa

Majanggut I, Kec. Kerajaan, Kab.

Pakpak Barat

115|Laporan Tahunan 2015

Gambar 42. Bimbingan Teknis dari Tim peneliti BALITKABI MALANG di Desa Mariah padang Kec. Tebing Tinggi, Kab.

Serdang Bedagai

Gambar 43. Pelatihan kepada petani di Desa Majanggut I, Kec. Kerajaan, Kab. Pakpak Barat oleh Kepala BALITKABI MALANG

116|Laporan Tahunan 2015

Gambar 44. Tanam Perdana Kedelai bersama Bupati Pakpak Barat di Desa Majanggut I, Kecamatan Kerajaan.

Gambar 45. Pengamatan dan Penyiangan oleh peneliti

117|Laporan Tahunan 2015

KEGIATAN KKP3SL

A. Pengkajian Efektivitas Inokulan Bakteri Pelarut Fosfat Potensial Pada Sistem Pergiliran Jagung Dan Kedelai Di Tanah Marginal Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara (KKP3SL) Komoditas jagung dan kedelai mengalami penurunan

produksi tahun 2014 dibanding tahun 2013 di Provinsi Sumatera Utara. Produksi jagung pada tahun 2014 sebesar 1,16 juta ton, turun sebesar 23.304 ton dibanding produksi jagung tahun 2013. Penurunan produksi disebabkan oleh penurunan luas panen. Luas panen jagung Tahun 2013 sebesar 211.750 ha menjadi 200.588 ha pada tahun 2014 dalam arti menurun sebesar 11.162 ha atau 5,27% sedangkan hasil per ha naik sebesar 1,95 kw/ha atau 3,49%. Produksi kedelai pada tahun 2014 sebesar 5.705 ton, naik sebesar 2.476 ton atau sebesar 76,68% dibanding produksi tahun 2013. Kenaikan produksi disebabkan kenaikan

luas panen. Luas panen kedelai tahun 2013 sebesar 3.126 ha menjadi 5.024 ha pada tahun 2014 dalam arti naik sebesar 1.898 ha atau 60,72% dan hasil per hektar naik sebesar 1,03 kw/ha atau 9,97% (BPS, 2015). Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu daerah di Provinsi Sumatera Utara yang memiliki potensi cukup besar dalam bidang pertanian. Masalah utama yang sering dihadapi petani dalam budidaya tanaman adalah ketersediaan unsur hara didalam tanah termasuk fosfor. Fosfor merupakan unsur hara esensial makro yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Mikroba Pelarut Fosfat mempunyai kemampuan melarutkan P dari yang terikat dengan Fe, Ca, Mg dan Al sehinggamudah diserap oleh tanaman. Untuk itu dalam penelitian ini perlu dilakukan dalam upaya mengurangi pemakaian pupuk kimia secara berlebihan pada Tanah pertanian. Pemanfaatan mikroba pelarut fosfat dan pupuk kandang kotoran sapi diharapkan mampu meningkatkan populasi MPF pada pergiliran tanaman polikultur dengan menanam tanaman yang berbeda pada lahan yang sama. Tujuan dari kegiatan ini adalah : (1) Menguji efektivitas inokulan Mikroba Pelarut Fosfatdalam melarutkan fosfat anorganik pada pola tanam jagung dan kedelai dengan sistem pertanian organik dan (2) Melihat pengaruh pemberian Bakteri Pelarut Fosfat dan pupuk kandang kotoran sapi pada sistem pola tanam jagung dan kedelai terhadap

118|Laporan Tahunan 2015

peningkatan produksi di lahan marginal, Kabupaten Deli Serdang.

Dari hasil survey pada 20 petani dilapangan pada saat pengolahan tanah untuk persiapan musim tanam I, petani jagung menggunakan dosis P yang tinggi sekitar 110-150 kg/ha sebesar 80%, sedangkan anjuran dosis pada tanaman jagung adalah 100 kg/ha. Demikian juga petani kacang kedelai

menggunakan dosis tinggi sebesar 100 kg/ha sebesar 75%, sementara dosis anjuran 50-75 kg/ha. Pada musim tanam kedua, rekomendasi pupuk fosfat pada tanaman jagung menjadi 75 kg ha-1 dan tanaman kedelai sebesar 50 kg dengan kata lain masing-masing berkurang sebesar 35% dan 30% dibanding musim tanam kedua. Hasil uji yang didapat pada Laboratorium Bioteknologi Tanah Universitas Sumatera Utara adalah total bakteri pelarut fosfat tertinggi dijumpai pada pemberian pupuk kandang 10 ton/ha + inokulan bakteri pelarut fosfat. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak pupuk kandang diberikan, maka populasi BPF semakin tinggi karena pupuk organik adalah

makanan utama bagi mikroba dalam memperbanyak diri. Isolat bakteri dengan koloni yang mempunyai rasio yang tinggi terdapat pada pemberian pupuk kandang 10 t/ha. Isolat yang mempunyai rasio zona bening per koloni yang tinggi menunjukkan jika isolate BPF tersebut mempunyai peluang untuk dikembangkan lebih lanjut.Pola pergiliran tanaman jagung-kedelai lebih meningkatkan laju pertambahan populasi bakteri pelarut fosfat dibandingkan dengan pola kedelai-kedelai atau jagung-jagung. Produksi paling tinggi terdapat pada tanaman jagung dengan perlakuan inokulan BPF + pupuk

organik dibanding dengan tanpa pupuk organik (perlakuan petani). Demikian juga pada tanaman kedelai dengan perlakuan pupuk organik yang sama. Pergiliran tanaman kedelai dan jagung menunjukkan dinamika mikroba yang lebih tinggi dibanding pada pertanaman monokultur.

119|Laporan Tahunan 2015

Gambar 46. Koordinasi, pertanaman dan sampel tanah bekas tanaman kedelai dan jagung untuk analisa

mikroba

B. Pengkajian Optimasi Produksi Lahan Gambir (Unicaria Gambir Roxb) Melalui Integrasi Dengan Sapi Potong Mendukung Swasembada Daging Di Sumatera Utara

Kajian ini dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi pemanfaatan limbah gambir pada sapi potong di dataran tinggi Kabupaten Pakpak Bharat.Selain itu, melalui kegiatan kajian ini diharapkan terjadi percepatan penyebaran dan adopsi teknologi budidaya gambir, dan budidaya sapi potong di kabupaten Pakpak Bharat. Uji pemanfaatan limbah gambir dilakukan di Desa Binanga Boang, Kecamatan Salak dengan menggunakan 3 perlakuan pakan (P1,P2,P3) terhadap sapi potong. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 ulangan dan ulangan adalah 1 ekor sapi yang seluruhnya berjumlah 3x3= 9 ekor. Sapi potong dalam perlakuan P1 mendapatkan ransum dasar berupa Rumput Raja ad libitum dan pakan tambahan (konsentrat) 3,4 kg BK/e/h. Sementara pada P2 diberikan Rumput Raja ad libitum, limbah

120|Laporan Tahunan 2015

gambir 0,34 kg BK/e/h, dan pakan tambahan (konsentrat) 3,4 kg BK/e/h. Sapi potong pada perlakuan P3 mendapatkan Rumput Raja ad libitum, limbah gambir fermentasi 0,34 kg BK/e/h, dan pakan tambahan (konsentrat) 3,4 kg BK/e/h. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap pertambahan bobot badan ternak (0,40-0,75 kg/e/h), konsumsi pakan (5,92 – 6,17 kg BK/e/h), dan konversi pakan (7,89 – 15,20). Terlihat ada kecenderungan bahwa ransum P2, dan P3 lebih efisien dibandingkan dengan P1.Hal ini mungkin berkaitan dengan membaiknya daya cerna bahan kering dan bahan organik akibat inklusi limbah gambir.Dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan limbah gambir, baik difermentasi ataupun tidak difermentasi, sebagai campuran pakan konsentrat sapi dapat dilakukan sekitar 10%.Hal ini juga dapat diartikan telah ditemukan teknologi peningkatan palatabilitas ampas gambir sebagai pakan ternak sapi potong.Selain kajian ini, 1 kelompok tani telah mendapatkan pembinaan tentang teknologi budidaya gambir dan sapi potong yang baik.

C. Peningkatan Mutu Minyak Kelapa Melalui Proses Fermentasi Dan Penambahan Tepung Bawang Merah Di Sumatera Utara

Minyak kelapa murni dengan menggunakan starter ragi

roti dengan konsentrasi 15% dengan lama fermentasi 24 jam merupakan hasil perlakuan yang terbaik dimana memiliki nilai rendemen yang cukup tinggi (13,60%) dan minyak kelapa yang dihasilkan lebih disukai oleh panelis dengan aroma khas kelapa dan berwarna bening. Dengan perlakuan tersebut, jika rata-rata bobot daging buah kelapa 400 g/ butir maka dengan rendemen 13,60%, akan menghasilkan minyak kelapa (13,60 : 100) x 400 = 54,4 ml. Jadi jika ingin memperoleh minyak kelapa 1 liter dengan menggunakan starter ragi roti dibutuhkan (1000 : 54,4) = 18,38 butir kelapa. Adapun mutu minyak kelapa yang

dihasilkan memiliki nilai kadar air 0,136%, FFA 0,170%, bil peroksida 1,056, kadar kotoran 1,286 gr dan nilai kandungan asam lauratnya sebesar 48,3371%.

Untuk menghambat kerusakan mutu pada minyak kelapa selama penyimpanan, dengan penambahan tepung bawang merah sebanyak 0,2%, dimana selama masa penyimpanan akan terjadi peningkatan nilai kadar air, FFA, bil peroksida dan kadar

121|Laporan Tahunan 2015

Minyak (lap. Atas)

kotoran, hanya saja peningkatan tersebut akan mengalami kenaikan nilainya secara perlahan. Hasil diperoleh selama penyimpanan hingga 57 hari, minyak kelapa dengan menggunakan stater ragi roti memiliki nilai kadar air 0,156%, FFA 0,156%, bil peroksida 1,06, kadar kotoran 1,386 gr dan minyak kelapa dengan menggunakan stater ragi tempe memiliki nilai kadar air 0,15%, FFA 0,16%, bil peroksida 1,053, kadar kotoran 1,693 gr.

Hasil perhitungan analisis usaha pembuatan minyak kelapa, tingkat pendapatan yang diterima adalah Rp 178.994,4 per 100 butir kelapa dan diperoleh nilai R/C (return cost) ratio sebesar 1,25 (R/C ratio >1)yang berarti bahwa pengolahan minyak kelapa dengan cara fermentasi ini layak untuk diusahakan.

Gambar 47. Proses Pembuatan Minyak Kelapa

122|Laporan Tahunan 2015

D. Pemberian Cendawan Mikoriza dan Bahan Amelioran pada Tanaman Jagung dan Bawang di Lahan Tercemar Abu Vulkanik Gunung Sinabung Kabupaten Karo

Pemberian cendawan mikoriza dan bahan amelioran

pada tanaman jagung dan daun bawang di lahan tercemar abu vulkanik Gunung Sinabung Kabupaten Karo. Bencana Gunung Sinabung di Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara memberikan dampak yang kurang baik terhadap kualitas lahan maupun hasil pertanian di Kabupaten Karo. Pencemaran abu vulkanik kelahan yang datang setiap saat menyebabkan terjadinya penurunan pH tanah, meningkatnya kadar Fe dan S serta terjadinya pemadatan tanah. Untuk mengatasi masalah ini telah dilakukan penelitian pemberian bahan amelioran pupuk kandang dan kapur dolomit serta mikoriza pada tanaman jagung dan daun bawang di lahan tercemar abu vulkanik Gunung Sinabung tepatnya di Desa Sirumbia, Kecamatan Simpang

Empat, Kabupaten Karo dari bulan Mei hingga Oktober 2015. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada lahan yang tercemar abu vulkanik perlu dilakukan pemberian bahan amelioran seperti pupuk kandang dan kapur dolomit atau mikoriza. Tanpa pemberian bahan amelioran pertumbuhan dan hasil tanaman nyata lebih rendah. Hasil jagung terbanyak 12.29 t/ha pipilan kering panen diperoleh dari pemberian 100% pupuk (Urea:SP-36:KCl 350:100:100 kg/ha) yang diikuti dengan penambahan pupuk kandang 1 t/ha dan kapur dolomit 500 kg/ha. Sedangkan hasil terberat 20.83 t/ha tanaman daun bawang segar diperoleh dari pemberian 100% pupuk (Urea:ZA:SP-36:KCl 200:400:200:150 kg/ha) yang diikuti dengan penambahan pupuk kandang 5 t/ha, dolomit 500 kg/ha dan mikoriza sebanyak 10 g/batang. Dari hasil analisis usaha tani memperlihatkan bahwa, walaupun paket pemberian mikoriza nyata meningkatkan hasil jagung dan daun bawang namun hasil yang diberikan tidak dapat menutupi biaya produksi. Sebaliknya paket pemberian pupuk kandang dan kapur dolomit memberikan tingkat keuntungan yang tertinggi.

123|Laporan Tahunan 2015

Gambar 48. Lokasi Demplot di Kabupaten Karo

124|Laporan Tahunan 2015

ANGGARAN DAN REALISASI

Pada Tahun anggaran 2015 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara mendapat alokasi dana Pagu sebesar Rp.21.553.531.000,-. Dana ini merupakan dana APBN Murni, dengan rincian alokasi anggaran sebagai berikut:

1. Belanja Pegawai : Rp. 8.118.562.000,-

2. Belanja Non Operasional : Rp. 10.311.119.000,-

3. Belanja Operasional : Rp. 1.461.350.000,-

3. Belanja Modal : Rp. 1.662.500.000,-

TOTAL : Rp. 21.553.531.000,-

Adapun realisasi keuangan yang dicapai pada kegiatan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara Tahun Anggaran 2015 adalah sebagai berikut:

1. Target dalam DIPA 2015 : Rp. 21.553.531.000,-

2. Realisasi Anggaran:

a. Belanja Pegawai : Rp. 8.100.349.514,-

b. Belanja Operasional : Rp. 1.440.073.254,-

b. Belanja Non Opersional : Rp. 10.305.105.243,-

c. Belanja Modal : Rp. 1.662.220.830,-

TOTAL REALISASI : Rp. 21.507.748.841,-

3. Sisa anggaran : Rp. 45.782.159,-

Dengan rincian alokasi, realisasi, dan sisa anggaran di atas terlihat bahwa sampai dengan akhir Desember 2015realisasi penyerapan anggaran mencapai sebesar sekitar 99,79% dari total anggaran yang tersedia. Secara rinci realisasi anggaran per output kegiatan dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.

Tabel 35. Realisasi Anggaran DIPA APBN Tahun Anggaran 2015

125|Laporan Tahunan 2015

Kode Uraian Kegiatan Pagu Realisasi %

12 Program Penciptaan Teknologi

dan Inovasi Pertanian Bio-Industri Berkelanjutan

1801 Pengkajian dan Percepatan Diseminasi Inovasi Teknologi Pertanian

1801.003

Laporan Pengelolaan Satker

011 Pengelolaan Manajemen Satker 1,300,609.000 1,295,857,332 99.63

A. Pengelolaan Manajemen Keuangan Satker

669,875.000

669,464,770 99.94

B. UAPPA/B-W Kementerian 540,800.000 540,429,000 99.93

012 Penyusunan Rencana Kegiatan dan Penganggaran

167,125.000 166,996,820 99.92

013 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan

115,500.000 115,459,625 99.97

014 Peningkatan Kapasitas SDM 55,063.000 55,063,000 100.00

015 Sistem Pengendalian Intern (SPI)

40,750.000 37,426,653 91.84

016 Pengelolaan Website/Database dan Perpustakaan

134,655.000 133,672,464 99.27

017 Pembinaan dan Peningkatan

Kapasitas Kelembagaan dan Implementasi ISO 9001:2008

117,64.000 117,574,000 99.94

1801.008

KERJASAMA DENGAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA (1 MOU)

37,000,000 36,955,000 99.88

011 Kerjasama Penelitian 37,000,000 36,955,000

99.88

1801.01

LAPORAN KOORDINASI DAN

SINKRONISASI KEGIATAN SATKER

203,240,000 203,197,724

99.98

011 Laporan Koordinasi dan Sinkronisasi Kegiatan

203,240,000 203,197,724

99.98

126|Laporan Tahunan 2015

Kode Uraian Kegiatan Pagu Realisasi %

1801.013

TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI 1,308,650,000 1,300,884,223

99.41

011 Perakitan Teknologi Spesifik Lokasi di Sumatera Utara

559,615,000

556,034,915

99.36

012 Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Pertanian Dalam Mewujudkan Kesejahteraan Petani di Sumatera Utara

295,062,000

292,778,185

99.23

013 Pengelolaan Sumberdaya Genetik di Sumatera Utara

131,773,000

131,677,800

99.93

014 Kajian Optimalisasi Sistem Produksi Tepung Umbi-umbian dan Penanganan Segar Mendukung Pertanian Bioindustri di Sumatera Utara

134,000,000

131,677,800

98.27

015 Agro Ecological Zone (AEZ)

Skala 1:50.000 di Sumatera Utara

188,200,000

186,543,323

99.12

1801.015

REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN

114,000,000 113,998,000

100.00

011 Analisis Masalah dan Kebijakan Pembangunan Pertanian di Sumatera Utara

114,000,000 113,998,000

100.00

1801.016

PENGELOLAAN INSTALASI PENGKAJIAN

011 Pengelolaan Kebun Percobaan

Pasar Miring, Gurgur dan BPTP Sumatera Utara

464,604,000 463,893,000 99.85

1801.018

TEKNOLOGI YANG TERDISEMINASI KE PENGGUNA

1,151,216,000 1,150,014,344 99.90

011 Peningkatan Komunikasi, Koordinasi, Akselerasi Inovasi

Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi melalui Penyuluhan

274,000,000 273,611,810 99.86

012 Taman Agroinovasi 100,000,000 99,963,000 99.96

013 Model Penyediaan Benih Untuk Pemenuhan Kebutuhan Wilayahnya Melalui

777,216,000 776,439,534 99.90

127|Laporan Tahunan 2015

Kode Uraian Kegiatan Pagu Realisasi %

Peningkatan Kemampuan Calon Penangkar

1801.019

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PENDAMPINGAN INOVASI PERTANIAN DAN PROGRAM STRATEGIS NASIONAL

3,192,800,000 3,184,973,092 99.75

020 Pendampingan Pengembangan

Kawasan Pertanian Nasional Tanaman Pangan Komoditas Padi di Sumatera Utara

380,800,000 379,292,530 99.60

021 Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional Hortikultura di Sumatera Utara

498,000,000 497,702,000 99.94

023 Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional Peternakan di Sumatera Utara

80,000,000 79,818,642 99.77

023 Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional Perkebunan di Sumatera Utara

160,000,000

159,950,000

99.97

024 Identifikasi Calon Lokasi, Koordinasi, Bimbingan, dan Dukungan Teknologi UPSUS,

PJK, dan Komoditas Utama Kementan

1,600,000,000

1,600,000,000

100.00

025 Koordinasi Pendampingan PUAP di Sumatera Utara

150,000,000 140,668,399 93.78

026 Pendampingan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) di Sumatera Utara

234,000,000 233,950,000 99.98

027 Pendampingan KATAM di Sumatera Utara

90,000,000 89,719,177 99.69

1801.022

PERALATAN 987,500,000 987,409,330 99.99

012 Pengadaan Alsin Combine Harvester

682,500,000 682,409,705 99.99

013 Pengadaan Traktor 305,000,000 304,999,625 100.00

1801.025

PRODUKSI BENIH 1,284,000,000 1,283,944,122 100.00

128|Laporan Tahunan 2015

Kode Uraian Kegiatan Pagu Realisasi %

012 Unit Pengelolaan Benih Sumber

Padi Kelas FS dan SS di Sumatera Utara (6 Ton dan 84,9 ton)

1,284,000,000 1,283,944,122 100.00

013 Unit Pengelolaan Benih Sumber (UPBS) Kedelai Kelas FS dan SS di Sumatera Utara (1 ton dan 25 ton)

368,000,000 367,999,450 100.00

1801.027

MODEL PENGEMBANGAN INOVASI PERTANIAN BIOINDUSTRI BERKELANJUTAN SPESIFIK LOKASI

887,000,000 886,891,196 99.99

026 Model Pengembangan

Pertanian Bioindustri Berbasis Sumber Daya Lokal di Sumatera Utara

887,000,000 886,891,196 99.99

1801.994

LAYANAN PERKANTORAN 9,579,912,000 9,566,243,184 99.86

001 Pembayaran Gaji dan Tunjangan

8,118,562,000 8,105,032,970 99.83

002 Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran

1,461,350,000 1,461,210,214 99.99

1801.996

PERANGKAT PENGOLAH DATA DAN KOMUNIKASI

195,500,000 195,500,000 100.00

011 Belanja Modal Mendukung IT 195,500,000 195,500,000 100.00

1801.997

PERALATAN DAN FASILITAS PERKANTORAN

199,500,000 199,454,400 99.98

011 Belanja Modal Mendukung Kegiatan Balai

199,500,000 199,454,400 99.98

1801.998

GEDUNG/BANGUNAN 280,000,000 278,857,100 99.59

01 Belanja Modal Mendukung Kegiatan Balai

280,000,000 278,857,100 99.59

Total 21,553,531,000 21,517,072,279

99.79

129|Laporan Tahunan 2015

Bila dilihat dari pencapaian anggaran dimana realisasi sampai dengan akhir Desember 2015 sebesar 99,79%, ini termasuk pencapaian dengan kategori sangat baik dengan rata-rata pencapaian setiap kegiatan 99%.

Penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang dihasilkan oleh BPTP Sumatera Utara pada tahun 2015 diperoleh dari penerimaan umum dan penerimaan fungsional. Estimasi PNBP yang dialokasikan pada Satker BPTP Sumatera Utara sesuai DIPA tahun anggaran 2015 adalah sebesar Rp.219.570.000,-yang terdiri dari estimasi penerimaan dalam negeri (umum dan fungsional). Realisasi penerimaan pada akhir tahun anggaran 2015 sebesar Rp.576.794.474,- sehingga dapat dikatakan estimasi PNBP dari Satker BPTP Sumut mengalami surplus sebesar Rp.357.227.474,- atau sebesar 262,69%. Peningkatan ini diperoleh dari penerimaan fungsional yaitu kegiatan perbanyakan benih sumber padi di Kebun Percobaan Pasar Miring dan pengelolaan Kebun Percobaan Gurgur Balige dimana komoditas yang di tanam adalah kopi yang saat ini sudah

menghasilkan dan masa produktif.

REALISASI PENDAPATAN

Penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang dihasilkan oleh BPTP Sumatera Utara pada tahun 2014 diperoleh dari penerimaan umum dan penerimaan fungsional. Estimasi PNBP yang dialokasikan pada Satker BPTP Sumatera Utara sesuai DIPA tahun anggaran 2014 adalah sebesar Rp.204.470.000,- yang terdiri dari estimasi penerimaan dalam negeri (umum dan fungsional). Realisasi penerimaan pada akhir tahun anggaran 2014 sebesar Rp.545.094.803,- sehingga dapat dikatakan

estimasi PNBP dari Satker BPTP Sumut mengalami surplus sebesar Rp.340.624.803,- atau sebesar 266,59%. Peningkatan ini diperoleh dari penerimaan fungsional yaitu kegiatan perbanyakan benih sumber padi di Kebun Percobaan Pasar Miring dan pengelolaan Kebun Percobaan Gurgur Balige dimana komoditas yang di tanam adalah kopi yang saat ini sudah menghasilkan dan masa produktif.

130|Laporan Tahunan 2015

PENUTUP

Implementasi kegiatan BPTP Sumatera Utara dalam tahun 2015, diukur kinerjanya dan dilaporkan dalam bentuk Laporan Tahunan BPTP Sumatera Utara Tahun 2015 ini, mengawali pelaksanaan Renstra BPTP Sumatera Utara 2015-2019. Dengan kata lain kegiatan yang telah direncanakan telah dapat dilaksanakan dengan baik.

Laporan Tahunan ini merupakan pertanggung-jawaban atas kebijakan yang telah dilaksanakan sehingga dapat menjadi bahan pembelajaran untuk meningkatkan kompetensi dan kapabilitas di masa mendatang. Alternatif solusi dapat ditempuh antara lain dengan melakukan perencanaan dan perancangan program/kegiatan dengan matang, peningkatan kualitas SDM secara berkelanjutan yang mampu mengiringi perkembangan zaman dan mengatasi permasalahan yang muncul, peningkatan sarana dan prasarana untuk mendukung pelaksanaan kegiatan serta pemantapan kelembagaan/organisasi dengan pola

pengelolaan yang transparan dan efisien.

Dalam upaya memperbaiki Kinerja BPTP Sumatera Utara perlu disampaikam saran untuk ke dalam (internal) dan ke luar (eksternal) BPTP Sumatera Utara. Adapun saran-saran tersebut adalah sebagai berikut:

1. Perlu ada pembinaan secara sistematis terhadap SDM peneliti dan penyuluh untuk lebih meningkatkan kompetensi baik melalaui jalur formal maupun informal

2. Perlu melakukan revitalisasi peran laboratorium, kebun percobaan, dan perpustakaan dalam mendukung kegiatan

litkaji dan diseminasi 3. Membangun dan melengkapi secara berkelanjutan data base

teknologi tepat guna untuk merespon dan mengantisipasi kebutuhan informasi teknologi yang sangat beragam oleh petani, pelaku usaha, dan pemangku kepentingan

4. Mempererat jaringan litkaji dan diseminasi dengan Puslit dan Balit Komoditas

5. Mempererat jaringan kerjasama dengan Pemerintah Daerah, dan pelaku usaha.

6. Mengkoordinasikan kebutuhan SDM baru terutama dari bidang keahlian hama dan penyakit, pengolahan hasil pertanian, dan mekanisasi pertanian.

131|Laporan Tahunan 2015

KARYA TULIS ILMIAH PENELITI DAN PENYULUH BPTP SUMATERA UTARA

Tabel 36. Karya Tulis Ilimiah (KTI) Tahun 2015

No. Judul KTI Publikasi Penerbit Keterangan

1. Peningkatan Produksi Padi Pada Lahan Sub Optimal (Lahan Sawah Tadah Hujan ) Melalui Penerapan Kalender Tanam Terpadu di Sumatera Utara

Prosiding Seminar Nasional 2015, Inovasi Teknologi Padi Mendukung Pertanian Bioindustri..

Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Badan Litbang Pertanian, Kementrian Pertanian. 2015

2. Peningkatan Efisiensi Usahatani Padi Sawah dengan Perbaikan Teknologi Pemupukan di Desa Ipar Bondar Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara

Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Volume 18 Nomor 1, Maret 2015

Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Kementrian Pertanian.

3. Optimasi Lahan Perkebunan Sawit Berbasis Padi Gogo Mendukung Ketahanan Pangan di

Bagian Buku

“ Memperkuat Kemampuan Swasembada Pangan”

132|Laporan Tahunan 2015

No. Judul KTI Publikasi Penerbit Keterangan

sumatera Utara

IAARD PRESS, 2015

4. Pola Perubahan Kualitas Tanah Pada Budidaya Padi IP 400 di Lahan Sawah Irigasi Teknis Kabupaten Simalungun

Prosiding Seminar Nasional Himpunan Ilmu Tanah Indonesia HITI, Oktober 2015. Universitas Brawijaya Malang.

5. Analisis Tren Suhu Udara Dan Curah HujanDi Sumatera Utara

Prosiding “Simposium VIII dan Kongres Perhimpi VII” yang bertema " “Membangun Kapasitas Adaptasi Menghadapi Perubahan Iklim Melalui Climate Smart Agriculture" 7-9 Juni 2015

6 Analisis Pemanfaatan Informasi Katam Terpadu Dan Informasi Prakiraan Curah Hujan

Prosiding “Simposium VIII dan Kongres Perhimpi VII” yang bertema " “Membangun Kapasitas

133|Laporan Tahunan 2015

No. Judul KTI Publikasi Penerbit Keterangan

Di Kabupaten Langkat

Adaptasi Menghadapi Perubahan Iklim Melalui Climate Smart Agriculture" 7-9 Juni 2015

7. Penampilan Varietas Unggul Baru Padi dan Sistem Tanam Legowo Di Lahan Tadah Hujan di Kalimantan Barat

Prosiding Seminar Nasional Padi “ Membangun Pertanian Berkelanjutan Mendukung Kedaulatan Pangan Nasional 2 Desember 2015.

Kerjasama GIZ ( German International Cooperation), Badan Litbang pertanian, STPP Medan , USU Medan, UISU Medan dan BASF

8. Optimalisasi Lahan Rawa Pasang Surut untuk Peningkatan

Prosiding Seminar Nasional Padi “ Membangun

134|Laporan Tahunan 2015

No. Judul KTI Publikasi Penerbit Keterangan

Produkstivitas Padi di Provinsi Sumatera Utara

Pertanian Berkelanjutan Mendukung Kedaulatan Pangan Nasional 2 Desember 2015.

Kerjasama GIZ ( German International Cooperation), Badan Litbang pertanian, STPP Medan , USU Medan, UISU Medan dan BASF

9. Pengaruh Tiga Penentuan Dosis Pupuk pada Lima Varietas Padi Sawah Pasang Surut di Desa Pulau Banyak di Kabupaten Langkat Sumatera Utara (Khadijah)

Prosiding Seminar Nasional Padi “ Membangun Pertanian Berkelanjutan Mendukung Kedaulatan Pangan Nasional 2 Desember 2015.

Kerjasama GIZ ( German International Cooperation)

135|Laporan Tahunan 2015

No. Judul KTI Publikasi Penerbit Keterangan

, Badan Litbang pertanian, STPP Medan , USU Medan, UISU Medan dan BASF

10. Pengenalan dan pengendalian hama penyakit tanaman cabai (Loso Winarto)

Brosur BPTP Sumut

11. Teknologi Budidaya Pisang Barangan Ramah Lingkungan (Loso Winarto)

Brosur BPTP Sumut

12. Pemanfaatan Ekstrak Daun Mimba Untuk menekan Serangan Alternaria Porri Tanaman Bawang Merah

Jurnal Jurnal AGROS Vol 15 N0 1 Agustus 2015Fakultas Pertanian Universitas Janabdra Yogyakarta

13. Budidaya Kedele di Sela Tanaman Kelapa sawit Belum Menghasilkan

Brosur BPTP Sumut

14. Pengendalian Hama Penggerek

Brosur BPTP Sumut

136|Laporan Tahunan 2015

No. Judul KTI Publikasi Penerbit Keterangan

Buah Kakao (PBK) secara Terpadu

15. Pengendalian Hama Terpadu (PHT) Penggerek Buah Kakao (PBK) mendukung pertanian bioindustri di Sumatera Utara

Bagian dari buku

IAARD Press

Dalam proses cetak

16. Teknologi Budidaya Sayuran (Putri Nirwana Sari)

Buku BPTP Sumatera Utara

17. Teknologi Budidaya Ayam Buras dan Itik (Putri Nirwana Sari)

Buku BPTP Sumatera Utara

18. Green Agrotech Spotlight BPTP Sumut (Putri Nirwana Sari)

Buku BPTP Sumatera Utara

19. Pengaruh Perilaku petani terhadap tingkat penerapan teknologi PUTS di Desa Mangga Kec. Tanjung Beringin Kab. Serdang Bedagai (Putri Nirwana Sari)

Prosiding Seminar Nasional Padi

BPTP Sumatera Utara KErjasama dengan GTZ

Dalam proses penerbitan

137|Laporan Tahunan 2015

No. Judul KTI Publikasi Penerbit Keterangan

20. Kajian penggunaan tepung pisang siberas dengan tepung ubi jalar substitusi terigu pada pembuatan mie kering (N.D.M Romauli Hutabarat dan Henri F. Purba)

Jurnal Pengkajian dan Pengembangan TEknologi Pertanian (JPPTP) Vol. 18. No. 3 (2015)

Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

21. Potential and constrains of rice farming in sub optimal-land of North Sumatera

Prosiding international, 2015 . ISBN 978-979-1159-67-8

International Rice Research Institute (IRRI-Philipine)

22. Inter-cropping maize and coconut

Buku BPTP Sumut

Dalam proses penerbitan

23. Penanganan Pasca Panen Gambir (Uncaria gambir Roxb)

Petunjuk Teknis

BPTP Sumut

Dalam proses penerbitan

24. Permasalahan irigasi di Sumatera Utara

Bulletin Vol III No 1. April 2015

BPTP Sumut

Dalam proses penerbitan

25. Kajian optimasi produksi tepung ubi kayu dengan proses fermentasi

Prosiding Seminar Nasional BPTP Aceh Tahun 2014

BPTP Aceh

138|Laporan Tahunan 2015

No. Judul KTI Publikasi Penerbit Keterangan

dalam pembuatan mie basah di Sumatera Utara (Besman Napitupulu, Hendri F Purba)

26. Kajian pembuatan roti tawar dari beberapa jenis tepung komposit ubi kayu dengan terigu

Prosiding Seminar Nasional BPTP Aceh Tahun 2014

BPTP Aceh

27. Penampilan pertumbuhan dan produksi varietas unggul baru padi sawah di Kab Nias Selatan (Perdinanta Sembiring dan Hendri F. Purba)

Seminar Nasional Padi Tahun 2015

BPTP Sumut dan GTZ

Dalam proses penerbitan

28. Keragaman Komponen Hasil Varietas Unggul Baru Dibandingkan dengan Deskripsinya di Kabupaten Toba Samosir (Helmi)

ISBN: 978-602-72871-0-5. Prosiding Seminar Nasional dan Agro-Expo 2014 Fakultas Pertanian UISU. Tema : Pengelolaan

139|Laporan Tahunan 2015

No. Judul KTI Publikasi Penerbit Keterangan

Sistem Pertanian Berkelanjutan Dalam Rangka Mewujudkan Ketahanan Pangan Nasional Yang Mandiri dan Berdaulat.

29. Peningkatan Produktivitas Padi Lahan Rawa Lebak Melalui Penggunaan Varietas Unggul Padi Rawa. (Helmi)

ISSN: 2356-4725. Jurnal Pertanian Tropik.Jurnal Pertanian Tropik Merupakan Jurnal Ilmiah Online Pascasarjana FP USU. http://jurnal.usu.ac.id/index.php/tropik.

30. Karakteristik Usaha Tani Di Desa Sumberejo, Kecamatan Pagar Marbau, Deli Serdang, Sumatera Utara.(Helmi)

Buletin Informasi Pertanian Medan. Volume VIII No. 2, Agustus 2015. Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian, Balai Pengkajian Teknologi

140|Laporan Tahunan 2015

No. Judul KTI Publikasi Penerbit Keterangan

Pertanian Sumatera Utara 2015.

31. Penerapan Teknologi Juring Ganda (Double Row) Dalam Upaya Peningkatan Produktivitas Tanaman Tebu di Sumatera Utara.(Helmi)

ISBN : 978-979-3137-48-3. Brosur Pertanian Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara 2015.

32. Display Produktivitas Beberapa Varietas Unggul Baru Padi Sawah. (Helmi)

ISBN: Prosiding Seminar Nasional Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara 2015

33. Keragaan Varietas Padi Hibrida Pada Lahan sawah Irigasi Di Kabupaten

ISBN: Prosiding Seminar Nasional Badan Penelitian Dan Pengembang

141|Laporan Tahunan 2015

No. Judul KTI Publikasi Penerbit Keterangan

Batubara. (Helmi)

an Pertanian, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara 2015

34. Potential And Constraints Of Rice Farming In Sub-Optimal Land OF North Sumatera

International Proceeedings of Unfavorable Rice Land Securing National Rice Produduction In Indonesia. Indonesian Center for Food Crops Research and Development

2015 sudah Terbit

35. Pemanfaatan Polymer Penyimpan Air (PPA) Dan Paket Teknologi Pemupukan Dilahan Sawah Tadah Hujan Untuk Mengantisipasi Perubahan Iklim Di Sumatera Utara

Sudah diseminarkan Pada Seminar Nasional di Palembang

2015 Belum terbit

36. Keragaan Varietas Unggul Padi Sawah

Sudah diseminarkan Pada Seminar

2015 Belum terbit

142|Laporan Tahunan 2015

No. Judul KTI Publikasi Penerbit Keterangan

Di Lokasi Pendampingan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu Kabupaten Mandailing Natal

Nasional Padi di Medan

37. Peningkatan Produktivitas Padi Melalui Penerapan Paket Teknologi Pemupukan Di Lahan Sawah Tadah Hujan Untuk Mendukung Ketahanan Pangan Nasional

Sudah diseminarkan Pada Seminar Nasional Padi di Medan

2015 Belum terbit

38. Kajian Metode, Waktu Dan Dosis Pemupukan Nitrogen Oleh Petani Di Kabupaten Asahan Sumatera Utara (Study Kasus : Kecamatan Meranti Dan Rawang Panca Arga)

Sudah diseminarkan Pada Seminar Nasional Padi di Medan

2015 Belum terbit

143|Laporan Tahunan 2015

No. Judul KTI Publikasi Penerbit Keterangan

39. Kajian Jumlah Bibit dan Jarak antar baris penanaman rumput Setaria (Setaria sphacelata) Maya Yustika dan Sri Haryani SItindaon

Buletin Informasi Pertanian Vol VIII No 1, April 2015

BPTP Sumut

40. Analisis Potensi Pupuk Organik asal kotoran ternak di Kabupaten Deli Serdang (Sri Haryani Sitindaon)

Buletin Informasi Pertanian Vol VIII , No. 2 Agustus 2015

BPTP Sumut

41. Pemeliharaan dan Penyebaran Ayam Kampung Unggul Badan Litbang di Sumatera Utara (Sri Haryani SItindaon dan Khairiah)

Buletin Informasi Pertanian Vol VIII , No. 2 Agustus 2015

BPTP Sumut

42. Potensi Pupuk Organik di Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara (Jakoni dan Sri

Prosiding Seminar Nasional UIR, Riau

Dalam proses penerbitan

144|Laporan Tahunan 2015

No. Judul KTI Publikasi Penerbit Keterangan

Haryani Sitindaon)

43. Keragaan pertumbuhan dan hasil enam varietas unggul baru padi sawah di Kabupaten Nias Utara (Perdinanta Sembiring dan Hendri F Purba)

Seminar Nasional Padi Tahun 2015

BPTP Sumut dan GTZ

Dalam proses penerbitan

44. Keragaaan pertumbuhan dan hasil beberapa varietas unggul baru padi sawah di Kab. Karo (Perdinanta Sembiring dan Dorkas Parhusip)

Seminar Nasional Padi Tahun 2015

BPTP Sumut dan GTZ

Dalam proses penerbitan

45. Kajian penerapan penanganan pasca panen padi di Kabupaten Labuhan Batu Utara (NDM Romauli Hutabarat)

Seminar Nasional Padi Tahun 2015

BPTP Sumut dan GTZ

Dalam proses penerbitan

46. Pengkajian Uji Adaptasi Varietas Padi Unggul Baru di

Jurnal Pertanian Tropik, Vo. 2, No. 3

Universitas Sumatera Utara

145|Laporan Tahunan 2015

No. Judul KTI Publikasi Penerbit Keterangan

Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara (Delima Napitupulu, Lermansius Haloho)

Desember 2015 (28):239-245

47. Tantangan dan Upaya Dalam Pencapaian Swasembada Pangan di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara

Seminar Nasional Padi Tahun 2015, 2 Desember 2015 Hotel Santika, Medan

BPTP Sumut dan GIZ

Dalam proses penerbitan

48. Identifikasi Tingkat Penerapan Petani terhadap Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi di Kabupaten Simalungun

Seminar Nasional Padi Tahun 2015, 2 Desember 2015 Hotel Santika, Medan

BPTP Sumut

Dalam proses penerbitan

49. Pemberian pupuk padi sawah menurut rekomendasi PUTS dan PHSL

Buletin Informasi Pertanian Vol VIII/1 April 2015

BPTP Sumut

50. Tingkat adopsi petani terhadap penerapan sistem tanam

Seminar Nasional Padi Tahun 2015, 2 Desember

BPTP Sumut

Dalam proses penerbitan

146|Laporan Tahunan 2015

No. Judul KTI Publikasi Penerbit Keterangan

jajar leogo di Tapanuli Tengah (A. Thohir, Listiawati, Nazaruddin Hutapea)

2015 Hotel Santika, Medan

51. Potensi dan Kandungan Buah Kelapa (Lely Zulhaida Nst dan Sortha Simatupang)

Buletin Informasi Pertanian Medan Vol. VIII No. 1, April 2015

BPTP Sumut

52. Potensi Sumber Daya Genetik Pisang Barangan Sumatera Utara (Lely Zulhaida Nasution dan Sri Haryani Sitindaon)

Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Sumber Daya Genetik Pertanian, Bogor 27 Mei 2015

ISBN 978-979-1415-99-6

Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi

53. Peran Kultur Jaringan Dalam Penyebaran Pisang Barangan (Lely Zulhaida Nasution)

Buletin Informasi Pertanian Medan Vol. VIII No. 1, Agustus 2015

BPTP Sumut

54. Identifikasi dan Karakterisasi Morfologi Plasmanutfah Padi Lokal

Prosiding Seminar Nasional Padi, Medan,

BPTP Sumut

147|Laporan Tahunan 2015

No. Judul KTI Publikasi Penerbit Keterangan

Sumatera Utara (Lely Zulhaida Nasution, Sri Romaito Dalimunthe dan Sortha Simatupang

Desember 2015

55. Padi Lokal Tadah Hujan Desa Karang Anyar, Secanggang, Langkat, Sumatera Utara(Lely Zulhaida Nasution, Sri Haryani Sitindaon

Prosiding Seminar Nasional Padi, Medan, Desember 2015

BPTP Sumut

56. Uji Daya Hasil Galur/Varietas Padi Sawah Dataran Rendah (Akmal,Catur Hermanto, Lely Zulhaida Nasution)

Prosiding Seminar Nasional Padi, Medan, Desember 2015

BPTP Sumut

57. Sosialisasi Pemanfaatan Jerami Padi sebagai Pakan Ternak Sapi di Desa Sumberrejo, Pagar Merbau, Deli Serdang (Sri Haryani Sitindaon, Tatang M

Prosiding Semnas Padi, Medan

BPTP Sumut

148|Laporan Tahunan 2015

No. Judul KTI Publikasi Penerbit Keterangan

Ibrahim, Helmi)

57. Padi lokal di lahan sawah tadah hujan di Desa Karang Anyar, Sei Canggan,Langkat, Sumatera Utara. (Lely Zulhaida Nst dan Sri Haryani Sitindaon)

Prosiding Semnas Padi

BPTP Sumut

58. Potensi Jerami Padi sebagai pakan ternak ruminansia di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara (Sri Haryani Sitindaon)

Prosiding Semnas Padi

BPTP Sumut

59. Keberadaan Padi Lokal Kuku Balam Sebagai Plasma Nutfah Sumatera Utara

Prossiding BBP2TP 2015

ISBN 978-979-1415-99-6

Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

60.

Yieldloss At Rice Agriculture Systems

Seminar International Pasca Panen Belum terbit

149|Laporan Tahunan 2015

No. Judul KTI Publikasi Penerbit Keterangan

61 Pemeliharaan dan Penyebaran Ayam Kampung Unggul Badan Litbang di Sumatera Utara

Buletin informasi pertanian Medan Vol VII No 2 Agustus 2015 02150079

Upaya Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Peternak Sapi Pada Sistem Integrasi Sawit- Sapi Di Kabupaten Labuhan Batu Utara Dalam Rangka Mendukung Swasembada Daging

Semnas Puslitbangnak. Belum terbit

Potensi dan Permasalahan perkembangan Ternak Sapi di Kab Asahan

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Inovasi Teknologi Pertanian Lampung.2015

Studi Pedahuluan Pelaksanaan

Prosiding Seminar Nasional

150|Laporan Tahunan 2015

No. Judul KTI Publikasi Penerbit Keterangan

Pengelolaan Padi Lahan Pasang Surut Di Pulau Kampai Kabupaten Langkat

Padi Medan 2015. Belum terbit

Analisa Usaha Tani Padi Pada Lahan Tadah Hujan (Kasus Desa Lubuk Kertang Kecamatan Berandan Barat Kab Langkat)

Prosiding Seminar Nasional Padi Medan 2015. Belum terbit

Optimalisasi Lahan Perkebunan Sawit Berbasis Padi Gogo Mendukung Ketahanan Pangan di Sumatera Utara

Bagian buku Memperkuat Pembangunan Swasembada Pangan

IAARD Press 2015

Eksistensi Hama dan penyakit Padi Pada PTT Padi Berbasis Limbah Cair Pabrik Gula

Prosiding Seminar Nasional Padi Medan 2015. Belum terbit

151|Laporan Tahunan 2015

No. Judul KTI Publikasi Penerbit Keterangan

Kuala Madu di Kab Langkat

Keputusan Petani Dalam mengadopsi varietas unggul baru Pada Usaha Tani Padi di Kel Bakti Karya Kota Binjai Sumatera Utara

Semnas BB Padi 2015 Belum terbit