laporan skrinning fitokimiasadac
TRANSCRIPT
-
8/10/2019 LAPORAN SKRINNING FITOKIMIAsadac
1/21
SKRINING FITOKIMIA
FIRSTIANAVI OKTARIANTI
150 2012 0178
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Sejak zaman dahulu masyarakat di indonesia telah
mengenal tanaman yang mempunyai khasiat obat atau
menyembuhkan berbagai macam penyakit. Tanaman yang
berkhasiat obat tersebut sudah sering digunakan oleh
masyarakat indonesia dan itu terbukti dapat menyembuhkan.
Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang sangat
berpotensi untuk dikembangkan dalam pencarian senyawa
bioaktif.Diantara sekian banyak spesies tumbuhan yang
memiliki potensi bioaktifikasi, hanya sebagian kecil yang dapat
diuji.
Tumbuh-tumbuhan yang digunakan oleh masyarakat
sebagai obat maupun pestisida tradisional, setelah diteliti
kandungan kimia yang terdapat pada tanaman tersebut
memiliki keaktifan yang sangat bermanfaat bagi berbagai
sistem hayati.
Banyak khasiat yang dapat dihasilkan oleh tanaman
tradisional dimana efek dan khasiat dari berbagai zat yang
terkandung dalam tanaman tersebut. Sebagai contoh zat kimia
yang terkandung dalam tanaman yang biasa digunakan
-
8/10/2019 LAPORAN SKRINNING FITOKIMIAsadac
2/21
SKRINING FITOKIMIA
FIRSTIANAVI OKTARIANTI
150 2012 0178
sebagai adalah alkaloid, flavonoid, glikosida, terpenoid,
saponin, tanin dan polifenol.
Uji skrining diLakukan agar kita dapat mengetahui uatau
menentukan ciri senyawa aktif penyebab efek racun atau efek
yang bermanfaat, yang ditunjukan oleh ekstrak tumbuhan kasar
bila diuji dengan sistem biologis.
II. Maksud dan tujuan praktikum
1.2.1 Maksud Praktikum
Maksud dari praktikum ini adalah untuk
melakukan skrinning fitokimia pada daun sampel X.
1.2.2 Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui kandungan kimia yang terdapat
pada daun sampel X.
-
8/10/2019 LAPORAN SKRINNING FITOKIMIAsadac
3/21
SKRINING FITOKIMIA
FIRSTIANAVI OKTARIANTI
150 2012 0178
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Simplisia adalah bahan alam yang digunakan sebagai obat yang
belum mengalami pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan lain,
berupa bahan yang telah dikeringkan (Ditjen POM. 1979).
Penemuan berbagai senyawa obat baru dari bahan alam semakin
memperjelas peran penting metabolit sekunder tanaman sebagai sumber
bahan baku obat. Metabolit sekunder adalah senyawa hasil biogenesis
dari metabolit primer. Umumnya dihasilkan oleh tumbuhan tingkat tinggi,
yang bukan merupakan senyawa penentu kelangsungan hidup secara
langsung, tetapi lebih sebagai hasil mekanisme pertahanan diri
organisme. Aktivitas biologi tanaman dipengaruhi oleh jenis metabolit
sekunder yang terkandung didalamnya. Aktivitas biologi ditentukan pula
oleh struktur kimia dari senyawa. Unit struktur atau gugus molekul
mempengaruhi aktivitas biologi karena berkaitan dengan mekanisme kerja
senyawa terhadap reseptor di dalam tubuh (Lisdawati et al.,2007).
Uji fitokimia terhadap kandungan senyawa kimia metabolit
sekunder merupakan langkah awal yang penting dalam penelitian
mengenai tumbuhan obat atau dalam hal pencarian senyawa aktif baru
yang berasal dari bahan alam yang dapat menjadi precursor bagi sintesis
obat-obat baru atau menjadi prototype senyawa aktif tertentu. Oleh
-
8/10/2019 LAPORAN SKRINNING FITOKIMIAsadac
4/21
SKRINING FITOKIMIA
FIRSTIANAVI OKTARIANTI
150 2012 0178
karenanya, metode uji fitokimia harus merupakan uji sederhana tetapi
terandalkan. Metode uji fitokimia yang banyak digunakan adalah metode
reaksi warna dan pengendapan yang dapat dilakukan di lapangan atau di
laboratorium (Iskandar et al, 2012).
Penapisan fitokimia dilakukan menurut metode Cuiley (1984).
Penapisan fitokimia dilakukan untuk mengetahui komponen kimia pada
tumbuhan tersebut secara kualitatif. Misalnya: identifikasi tannin dilakukan
dengan menambahkan 1-2 ml besi (III) klorida pada sari alkohol.
Terjadinya warna biru kehitaman menunjukkan adanya tanin galat sedang
warna hijau kehitaman menunjukkan adanya tanin katekol (Praptiwi et al,
2006).
Pemanfaatan prosedur fitokimia telah mempunyai peranan yang
mapan dalam semua cabang ilmu tumbuhan. Meskipun cara ini penting
dalam semua telaah kimia dan biokimia juga telah dimanfaatkan dalam
kajian biologis (Robinson, 1991).
Senyawa bahan alam adalah hasil metabolisme suatu organisme
hidup (tumbuhan, hewan, sel) berupa metabolit primer dan sekunder.
Senyawa metabolit sekunder merupakan sumber bahan kimia yang tidak
akan pernah habis, sebagai sumber inovasi dalam penemuan dan
pengembangan obat-obat baru ataupun untuk menunjang berbagai
kepentingan industri. Selain sebagai bahan obat, senyawa metabolit
sekunder juga dipergunakan oleh manusia untuk menunjang kepentingan
-
8/10/2019 LAPORAN SKRINNING FITOKIMIAsadac
5/21
SKRINING FITOKIMIA
FIRSTIANAVI OKTARIANTI
150 2012 0178
industri seperti industri kosmetik dan industri pembutan pestisida dan
insektisida (Putra, 2005).
Metabolik sekunder adalah hasil metabolisme yang disintesis oleh
beberapa organisme tertentu yang tidak merupakan kebutuhan pokok
untuk hidup dan tumbuh. Meskipun demikian, metabolik sekunder dapat
berfungsi sebagai nutrien darurat untuk pertahanan hidup
(Judoamdjojo, 1990).
Senyawa metabolit sekunder yang umum terdapat pada tanaman
adalah: alkaloid, flavanoid, steroid, saponin, terpenoid dan tanin
(Harborne, 1984).
Alkaloid adalah suatu golongan senyawa yang tersebar luas
hampir pada semua jenis tumbuhan. Semua alkaloid mengandung paling
sedikit satu atom nitrogen yang biasanya bersifat basa dan membentuk
cincin heterosiklik (Harborne, 1984).
Flavonoid adalah kelompok senyawa fenol terbesar yang
ditemukan di alam terutama pada jaringan tumbuhan tinggi. Senyawa ini
merupakan produk metabolik sekunder yang terjadi dari sel dan
terakumulasi dari tubuh tumbuhan sebagai zat racun (Robinson, 1991).
Flavonoid sering terdapat sebagai glikosida, golongan terbesar
flavonoid berciri mempunyai cincin piran yang menghubungkan rantai tiga
karbon dengan salah satu dari cincin benzene.Efek flavonoid terhadap
macam-macam organism sangat banyak macamnya dan dapat
menjelaskan mengapa tumbuhan yang mengandung flavonoid dipakai
-
8/10/2019 LAPORAN SKRINNING FITOKIMIAsadac
6/21
SKRINING FITOKIMIA
FIRSTIANAVI OKTARIANTI
150 2012 0178
dalam pengobatan tradisional.Flavonoid tertentu merupakan komponen
aktif tumbuhan yang digunakan secara tradisional untuk mengobati
gangguan hati (Robinson, 1995).
Steroid adalah terpenoid yang kerangka dasarnya terbentuk dari
sistem cincin siklopentana prehidrofenantrena. Steroid merupakan
golongan senyawa metabolik sekunder yang banyak dimanfaatkan
sebagai obat. Hormon steroid pada umumnya diperoleh dari senyawa-
senyawa steroid alam terutama dalam tumbuhan (Djamal, 1988)
Saponin adalah glikosida triterpen dan sterol. Saponin merupakan
senyawa aktif permukaan dan bersifat seperti sabun, serta dapat dideteksi
berdasarkan kemampuannya membentuk busa yang stabil dalam air dan
menghomolisis sel darah merah. Dari segi pemanfaatan, saponin sangat
ekonomis sebagai bahan baku pembuatan hormon steroid, tetapi saponin
kadang-kadang dapat menyebabkan keracunan pada ternak (Robinson,
1991).
Saponin adalah suatu glikosida yang mungkin ada pada banyak
macam tanaman. Saponin ada pada seluruh tanaman dengan konsentrasi
tinggi pada bagian-bagian tertentu, dan dipengaruhi oleh varietas tanaman
dan tahap pertumbuhan. Kemungkinan lain adalah sebagai pelindung
terhadap serangan serangga. Fungsi dalam tumbuh-tumbuhan tidak
diketahui, mungkin sebagai bentuk penyimpanan karbohidrat, atau
merupakan wasteproduct dari metabolisme tumbuh-tumbuhan (Lenny,
2006).
-
8/10/2019 LAPORAN SKRINNING FITOKIMIAsadac
7/21
SKRINING FITOKIMIA
FIRSTIANAVI OKTARIANTI
150 2012 0178
Penapisan golongan kimia ekstrak senyawa saponin yaitu Lapisan
air pada fraksi di atas diambil, lalu dikocok vertikal. Apabila terbentuk busa
yang stabil selama 10 menit berarti positif saponin(Soetarno dan Soediro,
1997; Depkes RI, 2000).
-
8/10/2019 LAPORAN SKRINNING FITOKIMIAsadac
8/21
SKRINING FITOKIMIA
FIRSTIANAVI OKTARIANTI
150 2012 0178
BAB III
PROSEDUR KERJA
III.1 Alat Dan Bahan
a. Alat yang digunakan
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu batang
pengaduk, cawan porselin, gelas arloji, pipet tetes, plat tetes, rak
tabung, sendok tanduk, sonikator, tabung reaksi.
b. Bahan yang digunakan
Adapun bahan yang digunakan pada praktium ini yaitu
Bauchardat, Dragendroff, Etanol 95 %, Eter, FeCl3 1 N, FeCl3 P,
HCl P, HCl 0,5 N, HCl 2 N, kertas saring, KOH 10%, Liberman
Burchard, Mayer, Serbuk Mg, tisu
III.2 Cara Kerja (Anonim, 2014)
a. Golongan Senyawa Tanin
- Identifikasi golongan katekol
a. Sampel di basahi dengan larutan FeCl3 1 N, jika
mengandung katekol akan menghasilkaan warna hijau.
b. Sampel ditambahkan dengan larutan brom , jika
mengandung kotekol akan terjadi endapan.
- Identifikasi golongan Pirogalotanin
a. Sampel dibasahi dengan larutan FeCl3 1 N, jika
mengandung pirogalotanin akan menghasilkan warna
biru.
-
8/10/2019 LAPORAN SKRINNING FITOKIMIAsadac
9/21
SKRINING FITOKIMIA
FIRSTIANAVI OKTARIANTI
150 2012 0178
b. Sampel ditambahkan dengan larutan Brom, jika
mengandung pirogalotanin tidak terjadi endapan.
b.Golongan Senyawa Dioksiantrakinon
Sedikit serbuk dimasukkan ke dalam tabung reaksi,
lalu ditetesi dengan KOH 10 % P b/v dalanm etanol 95% P,
jika mengandung dioksiantrakinon akan menghasilkan warna
merah.
c. Golongan Senyawa Alkaloid
Ekstrak methanol di masukkan kedalam masing-masiing
tabung reaksi kemudian di tetesi ;
1. HCl 0,5 N dan pereaksi Mayer, jika mengandung alkaloid
maka akan menghasilkan endapan kuning
2. HCl 0,5 N dan pereaksi Bauchardat, jika mengandung
alkaloid akan menghasilkan endapan coklat
3. HCl 0,5 N dan pereaksi Dragendroff, jika mengandung
alkaloid akan menghasilkan endapan warna jingga.
d. Golongan Senyawa Steroid
Serbuk dihaluskan dengan etanol kemudian didihkan
selama 15 menit lalu disaring, filtrat diuapkan sampai kering.
Ekstrak kering ditambahkan eter setelah terlebih dahulu
disuspensikan dengan sedikit air, bagian yang larut dalam
-
8/10/2019 LAPORAN SKRINNING FITOKIMIAsadac
10/21
SKRINING FITOKIMIA
FIRSTIANAVI OKTARIANTI
150 2012 0178
eter dipisahkan . Lapisan eter kemudian ditetesi dengan
pereaksi Liebermann-burchard jika mengandung steroid
akan menghasilkan warna merah jambu.
e. Golongan Senyawa Saponin
Serbuk di masukkan kedalam tabung reaksi,
ditambahkan 10 ml air panas,didinginkan kemudian kocok
kuat-kuat selama 10 detik , terbentuk buih, lalu tambahkan 1
tetes asam klorida 2 N, buih tidak hilang.
f. Golongan Senyawa Flavonoid
Serbuk ditambahkan dengan FeCl3 dan HCl P, jika
terejadi warna merah menunjukkan adanya Flavanoid.
-
8/10/2019 LAPORAN SKRINNING FITOKIMIAsadac
11/21
SKRINING FITOKIMIA
FIRSTIANAVI OKTARIANTI
150 2012 0178
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A. Data Pengamatan
No Golongan komponen kimia Pereaksi /
perlakuan
Pengamatan
Daun
sampel x
1 Tanin : - Katekol FeCl3 +
Pirogalatonin FeCl3 -
2 Dioksiantrakinon KOH 10% -
3 Alkaloid Mayer+ HCl -
Bauchardat
+ HCL
+
Dragendorf
+ HCl
-
4 Flavonoid FeCl3 +
HClmerah
-
AlCl3 + HCl
P Kuning
-
Serbuk Mg
+ HCl P
Merah
-
5 Saponin Air panas+
HCl
+
6 Steroid Ekstrak
etanol +
eter, lapisan
eter B.
Libermann
-
-
8/10/2019 LAPORAN SKRINNING FITOKIMIAsadac
12/21
SKRINING FITOKIMIA
FIRSTIANAVI OKTARIANTI
150 2012 0178
BAB V
PEMBAHASAN
Tanaman merupakan bahan alam yang digunakan sebagai sumber
obat. Di Indonesia terdpaat berbagai macam tanaman yang berpotensi
atau dapat dijadikan sebagai bahan baku obat khususnya sebagai obat
tradisional yang telah digunakan oleh sebagian besar rakyat Indonesia
secara turun-temurun. Keuntungan penggunaan obat tradisional ini,
karena mudahnya diperoleh serta bahan bakunya yang dapat
dikembangkan sendiri.
Bahan alam memang sangat mudah digunakan sebagai obat
karena mudah ditemukan disekitar kita. Namun, tetap saja memiliki cara-
cara tertentu dalam pengambilan dan proses pengolahannya. Skrinning
fitokimia atau penapisan kimia merupakan tahapan awal untuk
mengidentifikasi kandungan kimia yang terkansung dalam tumbuhan,
karena pada tahap ini kita bisa mengetahui golongan senyawa kimia yang
dikandung tumbuhan yang sedang kita uji/teliti.
Pada praktikum ini dilakuakn identifikasi kandungan kimia.
Diantaranya, identifikasi golongan tanin, golongan dioksiantrakinon,
alkaloid, steroid, golongan saponin, dan golongan flavonoid pada daun
sampel X.
-
8/10/2019 LAPORAN SKRINNING FITOKIMIAsadac
13/21
SKRINING FITOKIMIA
FIRSTIANAVI OKTARIANTI
150 2012 0178
Fungsi penambahan bahan-bahanpada pengujian tersebut yaitu
untuk menguji ada tidaknya senyawa yang kita uji tersebut pada sampel.
Tiap uji sendiri memiliki ciri yang khusus seperti saponion berbusa jika
positif. Pereaksi meyer, pereaksi wagner, pereaksi dragendorf yaitu
reagen yang digunakan untuk identifikasi awal pada alkaloid.
Tanin terbagi menjadi dua golongan, yaitu golongan katekol dan
pirogalotanin. Pada uji golongan katekol, serbuk simplisia secukupnya
dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan FeCl3, jika
terbentuk warna hijau maka positif katekol. Sedangkan pada uji golongan
pirogalotanin, serbuk simplisisa secukupnya dimasukkan ke dalam tabung
reaksi dan ditambahkan FeCl3, jika terbentuk warna biru maka positif
pirogalotanin. Alasan penambahan FeCl3, karena reagen ini mengandung
logam, sehingga ketika bereaksi dengan tani Fe3+akan tereduksi menjadi
Fe2+dan membentuk senyawa kompleks kelat tanin.
Pada uji golongan dioksiantrakinon serbuk simplisisa dimasukkan
ke dalam tabung reaksi ditambahakan etanol 95% dan ditetesi KOH 10%,
jika terbentuk endapan warna merah maka positif dioksiantrakinon. Alasan
penambahan etanol karena etanol pelarut yang dapat melarutka semua
golongan senyawa metabolit sekunder sedangkan penambahan KOH
adalah untuk memberi suasan abasa dan berfungsi untuk menghidrolisis
glikosida.
-
8/10/2019 LAPORAN SKRINNING FITOKIMIAsadac
14/21
SKRINING FITOKIMIA
FIRSTIANAVI OKTARIANTI
150 2012 0178
Pada uji golongan lakaloid, serbuk simplisia diekstraksi pelarut
metanol, kemudian filtrat nya dimasukkan ke dalam 3 tabung reaksi.
Tabung reaksi I ditambahakna pereaksi meyer dan ditetesi HCl 0,5 N jika
terbentuk endapan kuning maka positif alkaloid. Tabung reaksi II
ditambahkan pereaksi bauchardat dan ditetesi HCl 0,5 N jika terbentuk
endapan coklat maka positif alkaloid. Tabung reaksi III, ditambahkan
pereaksi dragendorf dan ditetesi HCl 0,5 N jika terbentuk endapan jingga
maka positif alkaloid. Alasan penambahan metanol karena metanol
pelarut yang bersifat semipolar dan dapat menarik senyawa yang bersifat
polar maupun non polar. Sedangkan dengan penambahan HCl 0,5 N
karena untuk menarik senyawa alkaloid yang bersifat basa menjadi
alkaloid garam yang mudah larut.
Pada uji goolongan saponin, serbuk ditambahkan 10 ml air panas
dan didinginkan, kemudian dikocok kuat-kuat selama 10 menit hingag
terbentuk buih dan ditetesi HCl, jiak buih tidak hilang setelah penetesan
HCl maka poditif saponin. Alasana penambahan air panas karena untuk
membantu mempercepat putusnya sapogenin dari ikatan glikosidanya.
Sedangakn penambahan HCl 2 N untuk menarik senyawa saponin yang
memiliki sifat aktif permukaan, sehingga dapat berbusa.
Pada uji golongan steroid, serbuk halus ditambahakan etanol
kemudian dididihkan selama 15 menit lalu disaring, filtrat diuapkan sampai
kering, kemudian ekstrak kering ditambahakan eter setelah terlebih dahulu
-
8/10/2019 LAPORAN SKRINNING FITOKIMIAsadac
15/21
SKRINING FITOKIMIA
FIRSTIANAVI OKTARIANTI
150 2012 0178
disuspensikan dengan sedikit air, bagian yang larut dlam eter dipisahkan.
Lapisan eter kemudian ditetesi dengan pereaksi Lieberman-Bauchardat,
jiak terbentuk warna merah jambu maka positif steroid. Alasan
penambahan etanol karena etanol merupakan pelarut yang dianggap
dapat melarutkan seluruh golongan metabolit sekunder. Sedangkan
disuspensikan dengan air untuk membentuk lapisan eter.
-
8/10/2019 LAPORAN SKRINNING FITOKIMIAsadac
16/21
SKRINING FITOKIMIA
FIRSTIANAVI OKTARIANTI
150 2012 0178
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari beberapa hasil pengamatan yang telah dilakukan, daun
sampel X positif mengandung tanin (katekol), alkaloid dan saponin.
B. Saran
Sebaiknay pada saat praktikum lebih teliti dalam
mengidentifikasi suatu senyawa agar didapatkan hasil yang benar-
benar akurat.
-
8/10/2019 LAPORAN SKRINNING FITOKIMIAsadac
17/21
SKRINING FITOKIMIA
FIRSTIANAVI OKTARIANTI
150 2012 0178
DAFTAR PUSTAKA
Analisis Senyawa Alkaloid Beberapa Jenis Tumbuhan Obat Sebagai
Bahan Aktif Fitofarmaka. Pacific Journal.
Anonim. 2014. Penuntun dan Buku Kerja Praktikum Fitokimia I Farmasi.UMI.Makassar.
Ditjen POM. (1979). Farmakope Indonesia. Edisi Ketiga. DepartemenKesehatan RI. Jakarta.
Harada, K., Rahayu, M., dan Muzakkir.A. 2006. Tumbuhan Obat Taman
Nasional Gunung Halimun, Jawa Barat, Indonesia. PALMediacreative pro: Bandung Harborne, J.B. 1987.
Iskandar, Y., dan Susilawati, Y. 2012. Panduan Praktikum Fitokimia.Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran: Jatinangor.
Iwang Soediro.ITB : Bandung Kinho, Julianus Dkk. 2011. Metode
Fitokimia : Penuntun cara modern menganalisa tumbuhan.
Terbitan Kedua.
Nadjib, Ahmad, Abd Malik A. 2013.Tumbuhan Obat Tradisional Di
Sulawesi Utara Jilid II. Balai Penelitian Kehutanan: Manado
Simbala, Herny. E.i., 2009, Penuntun dan Buku Kerja Praktikum Fitokimia
I. Universitas Muslim Indonesia : Makassar
-
8/10/2019 LAPORAN SKRINNING FITOKIMIAsadac
18/21
SKRINING FITOKIMIA
FIRSTIANAVI OKTARIANTI
150 2012 0178
LAMPIRAN
Gambar Hasil Pengamatan
Gambar tanaman
Gambar sampel kering
Gambar sampel haksel
Gambar serbuk
-
8/10/2019 LAPORAN SKRINNING FITOKIMIAsadac
19/21
SKRINING FITOKIMIA
FIRSTIANAVI OKTARIANTI
150 2012 0178
a. Uji saponin
terdapat buih
Menimbulkan buih , (+) positif mengandung saponin
b. Uji tanin
1. terhadap katekol
Menghasilkan warna hijau
(+) positif mengandung tanin
-
8/10/2019 LAPORAN SKRINNING FITOKIMIAsadac
20/21
SKRINING FITOKIMIA
FIRSTIANAVI OKTARIANTI
150 2012 0178
c. Uji Dioksiantrakinon
Tidak terjadi warna merah
(-) negatif tidak mengandung dioksiantrakinon
2. Uji flavonoid
Tidak terjadi warnah merah
(-) negatif tidak mengadung
-
8/10/2019 LAPORAN SKRINNING FITOKIMIAsadac
21/21
SKRINING FITOKIMIA
FIRSTIANAVI OKTARIANTI
150 2012 0178
3. Uji alkaloid
Tidak ada end. kuning terdapat end. coklat tidak ada end. jingga
(-) (+) (-)
5. Uji Steroid
(-) warna merah jambu