laporan skrinning fitokimiasadac

Upload: jessica-becker

Post on 02-Jun-2018

243 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 LAPORAN SKRINNING FITOKIMIAsadac

    1/21

    SKRINING FITOKIMIA

    FIRSTIANAVI OKTARIANTI

    150 2012 0178

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I. Latar Belakang

    Sejak zaman dahulu masyarakat di indonesia telah

    mengenal tanaman yang mempunyai khasiat obat atau

    menyembuhkan berbagai macam penyakit. Tanaman yang

    berkhasiat obat tersebut sudah sering digunakan oleh

    masyarakat indonesia dan itu terbukti dapat menyembuhkan.

    Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang sangat

    berpotensi untuk dikembangkan dalam pencarian senyawa

    bioaktif.Diantara sekian banyak spesies tumbuhan yang

    memiliki potensi bioaktifikasi, hanya sebagian kecil yang dapat

    diuji.

    Tumbuh-tumbuhan yang digunakan oleh masyarakat

    sebagai obat maupun pestisida tradisional, setelah diteliti

    kandungan kimia yang terdapat pada tanaman tersebut

    memiliki keaktifan yang sangat bermanfaat bagi berbagai

    sistem hayati.

    Banyak khasiat yang dapat dihasilkan oleh tanaman

    tradisional dimana efek dan khasiat dari berbagai zat yang

    terkandung dalam tanaman tersebut. Sebagai contoh zat kimia

    yang terkandung dalam tanaman yang biasa digunakan

  • 8/10/2019 LAPORAN SKRINNING FITOKIMIAsadac

    2/21

    SKRINING FITOKIMIA

    FIRSTIANAVI OKTARIANTI

    150 2012 0178

    sebagai adalah alkaloid, flavonoid, glikosida, terpenoid,

    saponin, tanin dan polifenol.

    Uji skrining diLakukan agar kita dapat mengetahui uatau

    menentukan ciri senyawa aktif penyebab efek racun atau efek

    yang bermanfaat, yang ditunjukan oleh ekstrak tumbuhan kasar

    bila diuji dengan sistem biologis.

    II. Maksud dan tujuan praktikum

    1.2.1 Maksud Praktikum

    Maksud dari praktikum ini adalah untuk

    melakukan skrinning fitokimia pada daun sampel X.

    1.2.2 Tujuan Praktikum

    Untuk mengetahui kandungan kimia yang terdapat

    pada daun sampel X.

  • 8/10/2019 LAPORAN SKRINNING FITOKIMIAsadac

    3/21

    SKRINING FITOKIMIA

    FIRSTIANAVI OKTARIANTI

    150 2012 0178

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Teori Umum

    Simplisia adalah bahan alam yang digunakan sebagai obat yang

    belum mengalami pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan lain,

    berupa bahan yang telah dikeringkan (Ditjen POM. 1979).

    Penemuan berbagai senyawa obat baru dari bahan alam semakin

    memperjelas peran penting metabolit sekunder tanaman sebagai sumber

    bahan baku obat. Metabolit sekunder adalah senyawa hasil biogenesis

    dari metabolit primer. Umumnya dihasilkan oleh tumbuhan tingkat tinggi,

    yang bukan merupakan senyawa penentu kelangsungan hidup secara

    langsung, tetapi lebih sebagai hasil mekanisme pertahanan diri

    organisme. Aktivitas biologi tanaman dipengaruhi oleh jenis metabolit

    sekunder yang terkandung didalamnya. Aktivitas biologi ditentukan pula

    oleh struktur kimia dari senyawa. Unit struktur atau gugus molekul

    mempengaruhi aktivitas biologi karena berkaitan dengan mekanisme kerja

    senyawa terhadap reseptor di dalam tubuh (Lisdawati et al.,2007).

    Uji fitokimia terhadap kandungan senyawa kimia metabolit

    sekunder merupakan langkah awal yang penting dalam penelitian

    mengenai tumbuhan obat atau dalam hal pencarian senyawa aktif baru

    yang berasal dari bahan alam yang dapat menjadi precursor bagi sintesis

    obat-obat baru atau menjadi prototype senyawa aktif tertentu. Oleh

  • 8/10/2019 LAPORAN SKRINNING FITOKIMIAsadac

    4/21

    SKRINING FITOKIMIA

    FIRSTIANAVI OKTARIANTI

    150 2012 0178

    karenanya, metode uji fitokimia harus merupakan uji sederhana tetapi

    terandalkan. Metode uji fitokimia yang banyak digunakan adalah metode

    reaksi warna dan pengendapan yang dapat dilakukan di lapangan atau di

    laboratorium (Iskandar et al, 2012).

    Penapisan fitokimia dilakukan menurut metode Cuiley (1984).

    Penapisan fitokimia dilakukan untuk mengetahui komponen kimia pada

    tumbuhan tersebut secara kualitatif. Misalnya: identifikasi tannin dilakukan

    dengan menambahkan 1-2 ml besi (III) klorida pada sari alkohol.

    Terjadinya warna biru kehitaman menunjukkan adanya tanin galat sedang

    warna hijau kehitaman menunjukkan adanya tanin katekol (Praptiwi et al,

    2006).

    Pemanfaatan prosedur fitokimia telah mempunyai peranan yang

    mapan dalam semua cabang ilmu tumbuhan. Meskipun cara ini penting

    dalam semua telaah kimia dan biokimia juga telah dimanfaatkan dalam

    kajian biologis (Robinson, 1991).

    Senyawa bahan alam adalah hasil metabolisme suatu organisme

    hidup (tumbuhan, hewan, sel) berupa metabolit primer dan sekunder.

    Senyawa metabolit sekunder merupakan sumber bahan kimia yang tidak

    akan pernah habis, sebagai sumber inovasi dalam penemuan dan

    pengembangan obat-obat baru ataupun untuk menunjang berbagai

    kepentingan industri. Selain sebagai bahan obat, senyawa metabolit

    sekunder juga dipergunakan oleh manusia untuk menunjang kepentingan

  • 8/10/2019 LAPORAN SKRINNING FITOKIMIAsadac

    5/21

    SKRINING FITOKIMIA

    FIRSTIANAVI OKTARIANTI

    150 2012 0178

    industri seperti industri kosmetik dan industri pembutan pestisida dan

    insektisida (Putra, 2005).

    Metabolik sekunder adalah hasil metabolisme yang disintesis oleh

    beberapa organisme tertentu yang tidak merupakan kebutuhan pokok

    untuk hidup dan tumbuh. Meskipun demikian, metabolik sekunder dapat

    berfungsi sebagai nutrien darurat untuk pertahanan hidup

    (Judoamdjojo, 1990).

    Senyawa metabolit sekunder yang umum terdapat pada tanaman

    adalah: alkaloid, flavanoid, steroid, saponin, terpenoid dan tanin

    (Harborne, 1984).

    Alkaloid adalah suatu golongan senyawa yang tersebar luas

    hampir pada semua jenis tumbuhan. Semua alkaloid mengandung paling

    sedikit satu atom nitrogen yang biasanya bersifat basa dan membentuk

    cincin heterosiklik (Harborne, 1984).

    Flavonoid adalah kelompok senyawa fenol terbesar yang

    ditemukan di alam terutama pada jaringan tumbuhan tinggi. Senyawa ini

    merupakan produk metabolik sekunder yang terjadi dari sel dan

    terakumulasi dari tubuh tumbuhan sebagai zat racun (Robinson, 1991).

    Flavonoid sering terdapat sebagai glikosida, golongan terbesar

    flavonoid berciri mempunyai cincin piran yang menghubungkan rantai tiga

    karbon dengan salah satu dari cincin benzene.Efek flavonoid terhadap

    macam-macam organism sangat banyak macamnya dan dapat

    menjelaskan mengapa tumbuhan yang mengandung flavonoid dipakai

  • 8/10/2019 LAPORAN SKRINNING FITOKIMIAsadac

    6/21

    SKRINING FITOKIMIA

    FIRSTIANAVI OKTARIANTI

    150 2012 0178

    dalam pengobatan tradisional.Flavonoid tertentu merupakan komponen

    aktif tumbuhan yang digunakan secara tradisional untuk mengobati

    gangguan hati (Robinson, 1995).

    Steroid adalah terpenoid yang kerangka dasarnya terbentuk dari

    sistem cincin siklopentana prehidrofenantrena. Steroid merupakan

    golongan senyawa metabolik sekunder yang banyak dimanfaatkan

    sebagai obat. Hormon steroid pada umumnya diperoleh dari senyawa-

    senyawa steroid alam terutama dalam tumbuhan (Djamal, 1988)

    Saponin adalah glikosida triterpen dan sterol. Saponin merupakan

    senyawa aktif permukaan dan bersifat seperti sabun, serta dapat dideteksi

    berdasarkan kemampuannya membentuk busa yang stabil dalam air dan

    menghomolisis sel darah merah. Dari segi pemanfaatan, saponin sangat

    ekonomis sebagai bahan baku pembuatan hormon steroid, tetapi saponin

    kadang-kadang dapat menyebabkan keracunan pada ternak (Robinson,

    1991).

    Saponin adalah suatu glikosida yang mungkin ada pada banyak

    macam tanaman. Saponin ada pada seluruh tanaman dengan konsentrasi

    tinggi pada bagian-bagian tertentu, dan dipengaruhi oleh varietas tanaman

    dan tahap pertumbuhan. Kemungkinan lain adalah sebagai pelindung

    terhadap serangan serangga. Fungsi dalam tumbuh-tumbuhan tidak

    diketahui, mungkin sebagai bentuk penyimpanan karbohidrat, atau

    merupakan wasteproduct dari metabolisme tumbuh-tumbuhan (Lenny,

    2006).

  • 8/10/2019 LAPORAN SKRINNING FITOKIMIAsadac

    7/21

    SKRINING FITOKIMIA

    FIRSTIANAVI OKTARIANTI

    150 2012 0178

    Penapisan golongan kimia ekstrak senyawa saponin yaitu Lapisan

    air pada fraksi di atas diambil, lalu dikocok vertikal. Apabila terbentuk busa

    yang stabil selama 10 menit berarti positif saponin(Soetarno dan Soediro,

    1997; Depkes RI, 2000).

  • 8/10/2019 LAPORAN SKRINNING FITOKIMIAsadac

    8/21

    SKRINING FITOKIMIA

    FIRSTIANAVI OKTARIANTI

    150 2012 0178

    BAB III

    PROSEDUR KERJA

    III.1 Alat Dan Bahan

    a. Alat yang digunakan

    Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu batang

    pengaduk, cawan porselin, gelas arloji, pipet tetes, plat tetes, rak

    tabung, sendok tanduk, sonikator, tabung reaksi.

    b. Bahan yang digunakan

    Adapun bahan yang digunakan pada praktium ini yaitu

    Bauchardat, Dragendroff, Etanol 95 %, Eter, FeCl3 1 N, FeCl3 P,

    HCl P, HCl 0,5 N, HCl 2 N, kertas saring, KOH 10%, Liberman

    Burchard, Mayer, Serbuk Mg, tisu

    III.2 Cara Kerja (Anonim, 2014)

    a. Golongan Senyawa Tanin

    - Identifikasi golongan katekol

    a. Sampel di basahi dengan larutan FeCl3 1 N, jika

    mengandung katekol akan menghasilkaan warna hijau.

    b. Sampel ditambahkan dengan larutan brom , jika

    mengandung kotekol akan terjadi endapan.

    - Identifikasi golongan Pirogalotanin

    a. Sampel dibasahi dengan larutan FeCl3 1 N, jika

    mengandung pirogalotanin akan menghasilkan warna

    biru.

  • 8/10/2019 LAPORAN SKRINNING FITOKIMIAsadac

    9/21

    SKRINING FITOKIMIA

    FIRSTIANAVI OKTARIANTI

    150 2012 0178

    b. Sampel ditambahkan dengan larutan Brom, jika

    mengandung pirogalotanin tidak terjadi endapan.

    b.Golongan Senyawa Dioksiantrakinon

    Sedikit serbuk dimasukkan ke dalam tabung reaksi,

    lalu ditetesi dengan KOH 10 % P b/v dalanm etanol 95% P,

    jika mengandung dioksiantrakinon akan menghasilkan warna

    merah.

    c. Golongan Senyawa Alkaloid

    Ekstrak methanol di masukkan kedalam masing-masiing

    tabung reaksi kemudian di tetesi ;

    1. HCl 0,5 N dan pereaksi Mayer, jika mengandung alkaloid

    maka akan menghasilkan endapan kuning

    2. HCl 0,5 N dan pereaksi Bauchardat, jika mengandung

    alkaloid akan menghasilkan endapan coklat

    3. HCl 0,5 N dan pereaksi Dragendroff, jika mengandung

    alkaloid akan menghasilkan endapan warna jingga.

    d. Golongan Senyawa Steroid

    Serbuk dihaluskan dengan etanol kemudian didihkan

    selama 15 menit lalu disaring, filtrat diuapkan sampai kering.

    Ekstrak kering ditambahkan eter setelah terlebih dahulu

    disuspensikan dengan sedikit air, bagian yang larut dalam

  • 8/10/2019 LAPORAN SKRINNING FITOKIMIAsadac

    10/21

    SKRINING FITOKIMIA

    FIRSTIANAVI OKTARIANTI

    150 2012 0178

    eter dipisahkan . Lapisan eter kemudian ditetesi dengan

    pereaksi Liebermann-burchard jika mengandung steroid

    akan menghasilkan warna merah jambu.

    e. Golongan Senyawa Saponin

    Serbuk di masukkan kedalam tabung reaksi,

    ditambahkan 10 ml air panas,didinginkan kemudian kocok

    kuat-kuat selama 10 detik , terbentuk buih, lalu tambahkan 1

    tetes asam klorida 2 N, buih tidak hilang.

    f. Golongan Senyawa Flavonoid

    Serbuk ditambahkan dengan FeCl3 dan HCl P, jika

    terejadi warna merah menunjukkan adanya Flavanoid.

  • 8/10/2019 LAPORAN SKRINNING FITOKIMIAsadac

    11/21

    SKRINING FITOKIMIA

    FIRSTIANAVI OKTARIANTI

    150 2012 0178

    BAB IV

    HASIL PENGAMATAN

    A. Data Pengamatan

    No Golongan komponen kimia Pereaksi /

    perlakuan

    Pengamatan

    Daun

    sampel x

    1 Tanin : - Katekol FeCl3 +

    Pirogalatonin FeCl3 -

    2 Dioksiantrakinon KOH 10% -

    3 Alkaloid Mayer+ HCl -

    Bauchardat

    + HCL

    +

    Dragendorf

    + HCl

    -

    4 Flavonoid FeCl3 +

    HClmerah

    -

    AlCl3 + HCl

    P Kuning

    -

    Serbuk Mg

    + HCl P

    Merah

    -

    5 Saponin Air panas+

    HCl

    +

    6 Steroid Ekstrak

    etanol +

    eter, lapisan

    eter B.

    Libermann

    -

  • 8/10/2019 LAPORAN SKRINNING FITOKIMIAsadac

    12/21

    SKRINING FITOKIMIA

    FIRSTIANAVI OKTARIANTI

    150 2012 0178

    BAB V

    PEMBAHASAN

    Tanaman merupakan bahan alam yang digunakan sebagai sumber

    obat. Di Indonesia terdpaat berbagai macam tanaman yang berpotensi

    atau dapat dijadikan sebagai bahan baku obat khususnya sebagai obat

    tradisional yang telah digunakan oleh sebagian besar rakyat Indonesia

    secara turun-temurun. Keuntungan penggunaan obat tradisional ini,

    karena mudahnya diperoleh serta bahan bakunya yang dapat

    dikembangkan sendiri.

    Bahan alam memang sangat mudah digunakan sebagai obat

    karena mudah ditemukan disekitar kita. Namun, tetap saja memiliki cara-

    cara tertentu dalam pengambilan dan proses pengolahannya. Skrinning

    fitokimia atau penapisan kimia merupakan tahapan awal untuk

    mengidentifikasi kandungan kimia yang terkansung dalam tumbuhan,

    karena pada tahap ini kita bisa mengetahui golongan senyawa kimia yang

    dikandung tumbuhan yang sedang kita uji/teliti.

    Pada praktikum ini dilakuakn identifikasi kandungan kimia.

    Diantaranya, identifikasi golongan tanin, golongan dioksiantrakinon,

    alkaloid, steroid, golongan saponin, dan golongan flavonoid pada daun

    sampel X.

  • 8/10/2019 LAPORAN SKRINNING FITOKIMIAsadac

    13/21

    SKRINING FITOKIMIA

    FIRSTIANAVI OKTARIANTI

    150 2012 0178

    Fungsi penambahan bahan-bahanpada pengujian tersebut yaitu

    untuk menguji ada tidaknya senyawa yang kita uji tersebut pada sampel.

    Tiap uji sendiri memiliki ciri yang khusus seperti saponion berbusa jika

    positif. Pereaksi meyer, pereaksi wagner, pereaksi dragendorf yaitu

    reagen yang digunakan untuk identifikasi awal pada alkaloid.

    Tanin terbagi menjadi dua golongan, yaitu golongan katekol dan

    pirogalotanin. Pada uji golongan katekol, serbuk simplisia secukupnya

    dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan FeCl3, jika

    terbentuk warna hijau maka positif katekol. Sedangkan pada uji golongan

    pirogalotanin, serbuk simplisisa secukupnya dimasukkan ke dalam tabung

    reaksi dan ditambahkan FeCl3, jika terbentuk warna biru maka positif

    pirogalotanin. Alasan penambahan FeCl3, karena reagen ini mengandung

    logam, sehingga ketika bereaksi dengan tani Fe3+akan tereduksi menjadi

    Fe2+dan membentuk senyawa kompleks kelat tanin.

    Pada uji golongan dioksiantrakinon serbuk simplisisa dimasukkan

    ke dalam tabung reaksi ditambahakan etanol 95% dan ditetesi KOH 10%,

    jika terbentuk endapan warna merah maka positif dioksiantrakinon. Alasan

    penambahan etanol karena etanol pelarut yang dapat melarutka semua

    golongan senyawa metabolit sekunder sedangkan penambahan KOH

    adalah untuk memberi suasan abasa dan berfungsi untuk menghidrolisis

    glikosida.

  • 8/10/2019 LAPORAN SKRINNING FITOKIMIAsadac

    14/21

    SKRINING FITOKIMIA

    FIRSTIANAVI OKTARIANTI

    150 2012 0178

    Pada uji golongan lakaloid, serbuk simplisia diekstraksi pelarut

    metanol, kemudian filtrat nya dimasukkan ke dalam 3 tabung reaksi.

    Tabung reaksi I ditambahakna pereaksi meyer dan ditetesi HCl 0,5 N jika

    terbentuk endapan kuning maka positif alkaloid. Tabung reaksi II

    ditambahkan pereaksi bauchardat dan ditetesi HCl 0,5 N jika terbentuk

    endapan coklat maka positif alkaloid. Tabung reaksi III, ditambahkan

    pereaksi dragendorf dan ditetesi HCl 0,5 N jika terbentuk endapan jingga

    maka positif alkaloid. Alasan penambahan metanol karena metanol

    pelarut yang bersifat semipolar dan dapat menarik senyawa yang bersifat

    polar maupun non polar. Sedangkan dengan penambahan HCl 0,5 N

    karena untuk menarik senyawa alkaloid yang bersifat basa menjadi

    alkaloid garam yang mudah larut.

    Pada uji goolongan saponin, serbuk ditambahkan 10 ml air panas

    dan didinginkan, kemudian dikocok kuat-kuat selama 10 menit hingag

    terbentuk buih dan ditetesi HCl, jiak buih tidak hilang setelah penetesan

    HCl maka poditif saponin. Alasana penambahan air panas karena untuk

    membantu mempercepat putusnya sapogenin dari ikatan glikosidanya.

    Sedangakn penambahan HCl 2 N untuk menarik senyawa saponin yang

    memiliki sifat aktif permukaan, sehingga dapat berbusa.

    Pada uji golongan steroid, serbuk halus ditambahakan etanol

    kemudian dididihkan selama 15 menit lalu disaring, filtrat diuapkan sampai

    kering, kemudian ekstrak kering ditambahakan eter setelah terlebih dahulu

  • 8/10/2019 LAPORAN SKRINNING FITOKIMIAsadac

    15/21

    SKRINING FITOKIMIA

    FIRSTIANAVI OKTARIANTI

    150 2012 0178

    disuspensikan dengan sedikit air, bagian yang larut dlam eter dipisahkan.

    Lapisan eter kemudian ditetesi dengan pereaksi Lieberman-Bauchardat,

    jiak terbentuk warna merah jambu maka positif steroid. Alasan

    penambahan etanol karena etanol merupakan pelarut yang dianggap

    dapat melarutkan seluruh golongan metabolit sekunder. Sedangkan

    disuspensikan dengan air untuk membentuk lapisan eter.

  • 8/10/2019 LAPORAN SKRINNING FITOKIMIAsadac

    16/21

    SKRINING FITOKIMIA

    FIRSTIANAVI OKTARIANTI

    150 2012 0178

    BAB VI

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Dari beberapa hasil pengamatan yang telah dilakukan, daun

    sampel X positif mengandung tanin (katekol), alkaloid dan saponin.

    B. Saran

    Sebaiknay pada saat praktikum lebih teliti dalam

    mengidentifikasi suatu senyawa agar didapatkan hasil yang benar-

    benar akurat.

  • 8/10/2019 LAPORAN SKRINNING FITOKIMIAsadac

    17/21

    SKRINING FITOKIMIA

    FIRSTIANAVI OKTARIANTI

    150 2012 0178

    DAFTAR PUSTAKA

    Analisis Senyawa Alkaloid Beberapa Jenis Tumbuhan Obat Sebagai

    Bahan Aktif Fitofarmaka. Pacific Journal.

    Anonim. 2014. Penuntun dan Buku Kerja Praktikum Fitokimia I Farmasi.UMI.Makassar.

    Ditjen POM. (1979). Farmakope Indonesia. Edisi Ketiga. DepartemenKesehatan RI. Jakarta.

    Harada, K., Rahayu, M., dan Muzakkir.A. 2006. Tumbuhan Obat Taman

    Nasional Gunung Halimun, Jawa Barat, Indonesia. PALMediacreative pro: Bandung Harborne, J.B. 1987.

    Iskandar, Y., dan Susilawati, Y. 2012. Panduan Praktikum Fitokimia.Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran: Jatinangor.

    Iwang Soediro.ITB : Bandung Kinho, Julianus Dkk. 2011. Metode

    Fitokimia : Penuntun cara modern menganalisa tumbuhan.

    Terbitan Kedua.

    Nadjib, Ahmad, Abd Malik A. 2013.Tumbuhan Obat Tradisional Di

    Sulawesi Utara Jilid II. Balai Penelitian Kehutanan: Manado

    Simbala, Herny. E.i., 2009, Penuntun dan Buku Kerja Praktikum Fitokimia

    I. Universitas Muslim Indonesia : Makassar

  • 8/10/2019 LAPORAN SKRINNING FITOKIMIAsadac

    18/21

    SKRINING FITOKIMIA

    FIRSTIANAVI OKTARIANTI

    150 2012 0178

    LAMPIRAN

    Gambar Hasil Pengamatan

    Gambar tanaman

    Gambar sampel kering

    Gambar sampel haksel

    Gambar serbuk

  • 8/10/2019 LAPORAN SKRINNING FITOKIMIAsadac

    19/21

    SKRINING FITOKIMIA

    FIRSTIANAVI OKTARIANTI

    150 2012 0178

    a. Uji saponin

    terdapat buih

    Menimbulkan buih , (+) positif mengandung saponin

    b. Uji tanin

    1. terhadap katekol

    Menghasilkan warna hijau

    (+) positif mengandung tanin

  • 8/10/2019 LAPORAN SKRINNING FITOKIMIAsadac

    20/21

    SKRINING FITOKIMIA

    FIRSTIANAVI OKTARIANTI

    150 2012 0178

    c. Uji Dioksiantrakinon

    Tidak terjadi warna merah

    (-) negatif tidak mengandung dioksiantrakinon

    2. Uji flavonoid

    Tidak terjadi warnah merah

    (-) negatif tidak mengadung

  • 8/10/2019 LAPORAN SKRINNING FITOKIMIAsadac

    21/21

    SKRINING FITOKIMIA

    FIRSTIANAVI OKTARIANTI

    150 2012 0178

    3. Uji alkaloid

    Tidak ada end. kuning terdapat end. coklat tidak ada end. jingga

    (-) (+) (-)

    5. Uji Steroid

    (-) warna merah jambu