laporan praktikum pasca panen tomat
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) adalah komoditas hortikultura yang
penting baik karena harganya yang cukup baik maupun penggunanya dalam
konsumsi masyarakat. Tomat dapat dikonsumsi sebagai sayur atau buah segar
maupun dikonsumsi dalam bentuk olahan seperti saus tomat.
Secara umum tomat dapat ditanam di dataran rendah sampai dataran tinggi.
Tomat menghendaki tanah yang gembur, porus, subur dengan kemasaman tanah
(pH) antara 5 – 6, curah hujan 750-1. 250 mm/tahun dan kelembaban relatif
25%.
Teknis budidaya tomat dapat berbeda-beda antara daerah yang satu dengan daerah yang lain tergantung kondisi lahan, ketinggian tempat, kondisi agroklimat, kebiasan dan kemampuan petani yang bersangkutan serta pembiayaan yang tersedia.
Tanaman tomat termasuk jenis tanaman perdu semusim, berbatang lemah dan basah, daunnya berbentuk segitiga, bunganya berwarna kuning, buahnya buah buni, hijau waktu muda dan kuning atau merah waktu tua, berbiji banyak, berbentuk bulat pipih, putih atau krem, kulit biji berbulu.
Tomat adalah komoditas hortikultura yang penting dan merupakan salah satu jenis sayuran yang banyak digemari orang karena rasanya enak, segar dan sedikit asam. Banyak sekali penggunaan buah tomat, antara lain sebagai bumbu sayur, lalap, makanan yang diawetkan (saus tomat), buah segar, atau minuman (juice). Buah tomat mengandung banyak vitamin (A, C dan juga vitamin B).
2. Tujuan Praktikum ini bertujuan praktikan dapat menangani secara benar sayuran daun hijau
TINJAUAN PUSTAKA
Buah-buahan mempunyai arti penting sebagi sumber vitamine, mineral, dan zat-zat lain dalam menunjang kecukupan gizi. Buah-buahan dapat kita makan baik pada keadaan mentah maupun setelah mencapai kematangannya. Sebagian besar buah yang dimakan adalah buah yang telah mencapai tingkat kematangannya. Untuk meningkatkan hasil buah yang masak baik secara kualias maupun kuantitasnya dapat diusahakan dengan substansi tertentu antara lain dengan zat
pengatur pertumbuan Ethylene. Dengan mengetahui peranan ethylene dalam pematangan buah kta dapat menentukan penggunaannya dalam industri pematangan buah atau bahkan mencegah produksi dan aktifitas ethyelen dalam usaha penyimpanan buah-buahan.
Ethylene mula-mula diketahui dalam buah yang matang oleh para pengangkut buah tropica selama pengapalan dari Yamaika ke Eropa pada tahun 1934, pada pisang masak lanjut mengeluarkan gas yang juga dapat memacu pematangan buah yang belum masak. Sejak saat itu Ethylene (C2 H2) dipergunakan sebagai sarana pematangan buah dalam industri.
Ethylene adalah suatu gas yang dapat digolongkan sebagai zat pengatur pertumbuhan (phytohormon) yang aktif dalam pematangan. Dapat disebut sebagai hormon karena telah memenuhi persyaratan sebagai hormon, yaitu dihasilkan oleh tanaman, besifat mobil dalam jaringan tanaman dan merupakan senyawa organik. Seperti hormon lainnya ethylene berpengaruh pula dalam proses pertumbuan dan perkembangan tanaman antara lain mematahkan dormansi umbi kentang, menginduksi pelepasan daun atau leaf abscission, menginduksi pembungaan nenas. Denny dan Miller (1935) menemukan bahwa ethylene dalam buah, bunga, biji, daun dan akar.
PROSEDUR KERJA
1. Alat dan Bahana. Sayuran bayam, seledri, sawi, kangkung dan tomat tua/masak hijaub. Kantong plastikc. Kotak karton/besekd. Pendingin/kulkas
2. Cara Kerjaa. Siapkan 18 ikat sayuran yang masih segar serta 16 buah tomat/masak hijau
ukuran sedangb. Berilah kode pada ikatan sayuran masing-masing
AT1,AT2,BT1,BT2,CT1,CT2c. Masukkan sayuran pada AT1,AT2,BT1 dan BT2 kedalam kantong plastik.d. Sedangkan sayuran dengan kode CT1,CT2, kedalam kotak karton/besek
terbuka. e. Sayuran dengan kode AT1,AT2,CT1,CT2 masing- dicampur 2 butir buah
tomat masak hijau.f. Simpanlah sayur dan buah dengan kode AT1,BT1,CT1 dalam Lemari
pendingin dan yang berkode AT2, BT2, CT2 pada suhu kamar.g. Lakukan pengamatan visual meliputi : warna dan kesegaran sayur serta warna
dan kesegaran tomat.
BAB IIHASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel Hasil Pengamatan Tomat
Suhu dingin
No Hari ke Kode sampel Warna Kesegaran Keterangan
1 I AT1 ++++ ++++ Warna dan kesegaran masih tinggi
BT1 ++++ ++++ Warna dan kesegaran masih tinggi
CT1 ++++ ++++ Warna dan kesegaran masih tinggi
2 I AT1 ++++ ++++ Warna dan kesegaran masih tinggi
BT1 ++++ ++++ Warna dan kesegaran masih tinggi
CT1 ++++ ++++ Warna dan kesegaran masih tinggi
3 I AT1 +++ ++++ Warna berubah agak kekuningan, kesegaran
masih tinggiBT1 +++ ++++ Warna berubah agak
kekuningan, kesegaran masih tinggi
CT1 +++ ++++ Warna berubah agak kekuningan, kesegaran
masih tinggi
Suhu kamar
No Hari ke Kode sampel Warna Kesegaran Keterangan
1 I AT2 ++++ ++++ Warna dan kesegaran masih tinggi
BT2 ++++ ++++ Warna dan kesegaran masih tinggi
CT2 ++++ ++++ Warna dan kesegaran masih tinggi
2 I AT2 ++++ ++++ Warna dan kesegaran masih tinggi
BT2 +++ ++++ Warna agak menguning dan kesegaran masih
tinggiCT2 +++ +++ Warna agak menguning
dan kesegaran masih segar
3 I AT2 ++++ ++++ Warna berubah agak kekuningan, kesegaran
masih tinggiBT2 +++ ++++ Warna agak menguning
dan kesegaran masih tinggi
CT2 ++ +++ Warna berubah kekuningan, kesegaran
masih segar
• Dari hasil kedua tabel diatas, AT1,AT2,BT1,BT2,CT1 dan CT2 pada hari pertama suhu dingin dan suhu kamar warna dan kesegaran sangat segar dan sangat hijau.
• Pada hari kedua pada suhu dingin AT1,BT1,CT1 kesegaran masih sangat segar dan warna masih hijau.
• Sedangkan sampel pada suhu kamar AT2 warna hijau dan kesegaran,BT2 kesegaran masih sangat segar warna agak kekuningan,CT2 kesegaran agak segar dan warna agak kuning.
• Pada hari ketiga AT1,BT1,CT1 yang ditempatkan pada suhu dingin mengalami perubahan warna agak kekuningan dan kesegaran masih sangat segar.
• Sedangkan pada hari ketiga AT2 warna hijau dan kesegaran masih sangat segar,BT2 warna agak kekuningan dan kesegaran masih sangat segar,CT2 warna kuning kemerahan kesegaran agak segar.
B. Pembahasan.
Proses pematangan buah sering dihubungkan dengan rangkaian perubahan yang dapat dilihat meliputi warna, aroma, konsistensi dan flavour (rasa dan bau). Perpaduan sifat-sifat tersebut akan menyokong kemungkinan buah-buahan enak dimakan. Begitu pula pada buah tomat proses pematangan buah didahului dengan klimakterik (pada buah klimakterik). Klimakterik dapat didefinisikan sebagai suatu periode mendadak yang unik bagi buah dimana selama proses terjadi serangkaian perubahan biologis yang diawali dengan proses sintesis ethylene. Meningkatnya respirasi dipengaruhi oleh jumlah ethylene yang dihasilkan, meningkatnya sintesis protein dan RNA.
Perubahan warna dapat terjadi baik oleh proses-proses perombakan maupun proses sintetik, atau keduanya, seperti warna hijau menjadi kuning pada buah tomat terjdi
karena hilangnya klorofil tanpa adanya atau sedikit pembentukan zat karoteneid. Sisntesis likopen dan perombakan khlorofil merupakan ciri perubahan warna pada buah tomat.
Menjadi lunaknya buah atau hilangnya kesegaran pada buah tomat disebabkan oleh perombakan propektin yang tidak larut menjadi pektin yang larut, atau hidrolisis zat pati atau lemak. Perubahan komponen-komponen buah ini diatur oleh enzym-enzym antara lain enzym hidroltik, poligalakturokinase, metil asetate, selullose.
Pembentukan ethylene dalam jaringan-jaringan tanaman dapat dirangsang oleh adanya kerusakan-kerusakan mekanis dan infeksi. Oleh karena itu adanya kerusakan mekanis pada buah-buahan yang baik di pohon maupun setelah dipanen akan dapat mempercepat pematangannya.
Penggunaan sinar-sinar radioaktif dapat merangsang produksi ethylene. Pada buah Peach yang disinari dengan sanar gama 600 krad ternyata dapat mempercepat pembentukan ethylene apabila dibeika pada saat pra klimakterik, tetapi penggunaan sinar radioaktif tersebut pada saat klimakterik dapat menghambat produksi ethylene.
Produksi ethylene juga dipengaruhi oleh faktor suhu dan oksigen. Suhu renah maupun suhu tinggi dapat menekan produk si ethylene. Pada kadar oksigen di bawah sekitar 2 % tidak terbentuk ethylene, karena oksigen sangat diperlukan. Oleh karena itu suhu rendah dan oksigen renah dipergunakan dalam praktek penyimpanan buah-buahan, karena akan dapat memperpanjang daya simpan dari buah-buahan tersebut.
Aktifitas ethylene dalam pematangan buah akan menurun dengan turunnya suhu, misalnya pada tomat dan apel yang disimpan pada suhu 30 C, penggunaan ethylene dengan konsentrasi tinggi tidak memberikan pengaruh yang jelas baik pada proses pematangan maupun pernafasan. Pada suhu optimal untuk produksi dan aktifitas ethylene pada buah tomat dan apel adalah 320 C, untuk buah-buahan yang lain suhunya lebih rendah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesegaran buah tomat yang disimpan pada suhu dingin pada suhu 20 - 30 C seperti yang dilakukan pada paraktikum tetap terjaga karena pada suhu dingin aktifitas etilen akan terhambat. Sedangakan untuk tomat pada suhu ruangan akan cepat masak dibanding tomat yang disimpan disuhu dingin karen aktifitas etilen tidak terhalang untuk terus melakukan produksi gas etilen.
B. Saran.
Simpanlah tomat pada suhu dingin yaitu suhu 20-30 C, untuk menjaga kesegaran dan memperlambat pemasakan buahnya. Untuk mendapatkan pematangan buah lebih cepat tomat cukup disimpan pada suhu ruangan saja.
Pada praktikum ini praktikan dibagi menjadi 2 kelompok besar kemudian data hasil praktikum yang akan kami dijadikan perbandingan dari kelompok lain tidak kami dapatkan karena data tersebut tidak ada atau hilang pada kelompok lain sehingga kami tidak melampirkan data tomat dari kelompok lain.
LAPORAN
PRAKTIKUM PANEN DAN PASCA PANEN
TANAMAN TOMAT
A. Latar BelakangTomat (Lycopersicon esculentum Mill.) adalah komoditas hortikultura yang penting baik karena harganya yang cukup baik maupun penggunanya dalam konsumsi masyarakat. Tomat dapat dikonsumsi sebagai sayur atau buah segar maupun dikonsumsi dalam bentuk olahan seperti saus tomat.
Panen tomat dilakukan sesuai dengan tujuan pemasarannya sehingga perlu diperhitungkan lama perjalanan sampai di tujuan. Sebaiknya tomat berada di pasaran pada saat masak penuh, tetapi tidak terlalu masak atau busuk.
Pada saat masak penuh itulah tomat memperlihatkan penampilannya yang terbaik. Jika tujuan pemasaran adalah pasar lokal yang jaraknya tidak begitu jauh, dapat ditempuh dalam beberapa jam, panen sebaiknya dilakukan sewaktu buah masih berwarna kekuning-kuningan.
1. TujuanUntuk mengetahui tehnik pemanenan dan penanganan pasca panen secara baik dan benar.
2. Waktu dan tempatPraktikum dilakukan didua tempat yaitu Rasau Jaya dan Sui. Ambawang, tanggal 3-4 Oktober.
3. Metode kerja.Praktikum dilakukan dilapangan dengan metode survey langkah-langkah pengumpulan informasi dan dokumentasi sebanyak-banyaknya untuk keperluan dan tujuan praktikum.
B. Hasil
Jenis tomat yang ditanama di Rasau Jaya dan Sui Ambawang merupakan jenis tomat mutiara, para petani lebih memilih jenis ini untik ditanam karena mudah dibudidayakan dan cocok dikembangkan ditanah gambut.
Umur petik tergantung varietas tomat yang ditanam dan kondisi tanaman, umumnya buah tomat dapat dipanen pertama pada waktu berumur 2 atau 3 bulan setelah tanam. Panen dilakukan beberapa kali, yaitu antara 10-15 kali
pemetikan buah dengan selang 2-3 hari sekali. Pemetikan dapat dilakukan pagi atau sore hari (umumnya petani disini memetik pada sore hari).
Tomat yang dipanen oleh petani menggunakan sarung tanggan agar tidak melukai dan merusak buah tomat yang dipanen, kemudian diisi kedalam ember kecil agar memudahkan pengangkutannya dan penempatan ke keranjang yang lebih besar yang biasanya terletak di jalur utama (jalan utama kebun) setelah itu tomat diangkut menggunakan Arco dorong untuk di angkut ke rumah. Langkah selanjutnya buah tomat kemudian dijual kepasar atau pengepul.
DAFTAR PUSTAKA
Isbandi, J. 1983. Pertumbuhan dan perkembangan Tanaman. Fakulas Pertanian UGM. Yogyakarta.
Kamarani. 1986. Fisiologi Pasca Panen. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Winarno, F.G. dan M. Aman. 1979. Fisiologi Lepas Panen. Sustra Hudaya. Bogor.
LAMPIRAN PHOTO PEMANENAN TOMAT
1. Cara pemetikan
2. Penempatan buah yang dipetik kedalam keranjang
3. Pengangkutan menggunkan Arco.
4. Penempatan setelah panen.
5. Beberapa buah tomat yang rusak pada saat penyimpanan
Penyimpanan
Suhu Kulkas
AT1,BT1,CT1
Suhu Kulkas
AT1,BT1,CT1
Suhu Kamar
AT1,BT1,CT1
Suhu Kamar
AT1,BT1,CT1
Pengamatan
Dilakukan selama 3 hari
Pengamatan
Dilakukan selama 3 hari