inventarisasi jamur pada buah tomat pasca panen

29
INVENTARISASI JAMUR PADA BUAH TOMAT ( Licopersicum Esculentum ) PASCA PANEN LAPORAN PRAKTIKUM DISUSUN OLEH : 1. ASRI AMSAH ( 13.821.0072 ) 2. BENNY UNARSO ( 13.821.00!7 ) 3. MUHAMMAD TEUH TARIAN ( 13.821.0038 ) ". RIDHO PASARIBU ( 13.821.00!# ) #. SELVI HANDAYANI ( 13.821.001# ) KELOMPOK " ( EMPAT ) PRORAM STUDI AROTEKNOLOI $AKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MEDAN AREA MEDAN 201" 1

Upload: bennydflazh

Post on 04-Oct-2015

160 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bakteri yang dapat menyebabkan menurunya kualitas buah tomat sehingga dapat menurunkan harga jual dan produksi yang diinginkan pada saat proses pasca panen

TRANSCRIPT

INVENTARISASI JAMUR PADA BUAH TOMAT (Licopersicum Esculentum) PASCA PANEN

LAPORAN PRAKTIKUM

DISUSUN OLEH :

1. ASRI AMSAH ( 13.821.0072 )2. BENNY GUNARSO ( 13.821.0067 )3. MUHAMMAD TEGUH TARIGAN ( 13.821.0038 )4. RIDHO PASARIBU ( 13.821.0065 )5. SELVI HANDAYANI ( 13.821.0015 )

KELOMPOK 4 ( EMPAT )

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS MEDAN AREAMEDAN2014

24

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas kasih dan karunia yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum yang berjudul INVENTARISASI JAMUR PADA BUAH TOMAT (Licopersicum Esculentum) PASCA PANEN .Adapun usulan Laporan Praktikum ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhi tugas akhir dari praktikum Matakuliah Dasar Mikrobiologi pada Fakultas Pertanian Universitas Medan Area.Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada :1. Dosen Matakuliah Dasar Mikrobiologi Ibu Ir. Maimunah, M.Si. dan Asisten Dosen Bapak Muhammad Usman S.Si. yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan, saran, serta bantuan kepada penulis agar dapat menguasai Matakuliah Dasar Mikrobiologi dan menyelesaikan Laporan Praktikum sebagai Tugas Akhir Mata kuliah Dasar Mikrobiologi.2. Kedua orang tua tercinta yang telah memberikan dorongan motivasi dengan penuh, baik moril maupun materil kepada penulis.3. Seluruh rekan rekan sesama mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Medan Area, dan khususnya rekan rekan satu kelompok yang telah membantu dan saling bekerja sama dalam menyelesaikan Laporan Praktikum sebagai Tugas Akhir Matakuliah Dasar Mikrobiologi.Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan Laporan Praktikum Dasar Mikrobiologi ini. Akhir kata penulis berharap agar Laporan Praktikum Dasar Mikrobiologi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 23 Juni 2014Penulis

Kelompok 4

DAFTAR ISIHalamanKATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I. PENDAHULUAN 1A. Latar Belakang 1B. Tujuan Praktikum 6C. Manfaat Praktikum 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 7A. Tanaman Tomat 7B. Kelompok Jamur 111. Gymnomycota 122. Amastigomycota 133. Mastigomycota 13

BAB III. BAHAN DAN PROSEDUR KERJA 15A. Waktu dan Tempat 15B. Bahan dan Alat 15C. Metode Percobaan 15D. Prosedur Kerja 161. Penyediaan Alat dan Bahan 162. Pembuatan Media 163. Sterillisasi Penuangan Media 174. Inokulasi 18a. Penuangan Media 18b. Penanaman Sampel 19

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 20A. Hasil 20B. Pembahasan 211. Aspergillus Flavus 212. Acremonium Sp 23

BAB V. PENUTUP 25A. Kesimpulan 25B. Saran 25

DAFTAR PUSTAKA 26

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Tomat adalah komoditas hortikultura yang penting, tetapi produksinya baik kuantitas dan kualitas masih rendah. Hal ini disebabkan antara lain tanah yang keras, miskin unsur hara mikro, serta hormon pemupukan tidak berimbang, serangan hama dan penyakit, pengaruh cuaca dan iklim, serta teknis budidaya petani. Pertumbuhan tomat yang baik, membutuhkan tanah yang gembur, kadar pH antara 5 - 6, sedikit mengandung pasir, pengairan secara intensif, dan cukup pada saat mulai penanaman hingga panen. (Tugiyono, 2001) Buah tomat mempunyai nama ilmiahLicopersicum Esculentum,dan merupakan buah asli amerika tengah dan amerika selatan. Buah tomat sering kita jumpai dalam berbagai menu masakan maupun dalam bentuk jus. Tomat dikategorikan sebagai buah yang berkeluarga dekat dengan kentang, hanya saja berwarna merah saat matang. Buah tomat adalah jenis buah yang mempunyai kandungan vitamin yang cukup banyak sehingga sangat baik bagi kesehatan tubuh anda. Berdasarkan penelitian, buah tomat yang telah masak / matang memililiki berbagai kandungan vitamin di antaranya adalahsebagai berikut: Kalsium = 5 mg,Vitamin A = 1500 SI, Kalori+ 20 kal, Vitamin C = 40 mg, Protein = 1.0 g, Lemak = 0.3 mg, Karbohidrat = 4.2 g. Berdasarkan kandungan nutrisi di dalamnya tersebut, maka buah tomat baik dikonsumsi setiap hari karena akan membantu menjaga kesehatan tubuh. Maka tidak heran jika sebagian besar orang menyukai buah tomat untuk dikonsumsi dalam sajian yang beraneka ragam. Berikut ini adalah beberapa manfaat buah tomat bagi kesehatan tubuh manusia : Menjaga kesehatan mata anda, Mencegah penggumpalan darah, Antioksidan, Anti inflamasi, Mencegah wasir dan sembelit, Membantu menurunkan demam, Menambah jumlah produksi sperma. ( Constiti, 2013 )Di Indonesia hasil produksi buah tomat setiap tahunnya bisa meliputi angka yang fantastis dan juga penurunan hasil produksi yang cukup tajam. Berdasarkan data yang telah dihasilkan dari tahun 2000 tahun 2013 pertumbuhan produksi buah tomat tidaklah begitu stabil dan cukup sering terjadinya kenaikan produksi dan penurunan produksi yang cukup tajam seperti halnya pada tahun 2013 penurunan produksi buah tomat se-Indonesia mengalami penurunan yang sangat signifikan hingga mencapai di angka 441.250 ton, hal ini menunjukkan begitu sulitnya penanganan produk buah tomat agar dapat menghasilkan produksi yang cukup stabil. Hal ini dapat terjadi karena akibat dari kendala yang dihadapi baik dari segi budidaya tanaman tomat sampai pada proses pasca panen buah tomat. ( bps.go.id. )Pasca panen adalah semua kegiatan yang di lakukan terhadap suatu komoditi sejak komoditi tersebut di panen sampai penggunaan akhir, baik untuk konsumsi maupun untuk maksud lain. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi pemanenan, pemasaran, pemilihan, dan penyimpanan. Masalah penanganan produk hortikultura setelah dipanen (pasca panen) sampai saat ini masih mejadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang serius, baik dikalangan petani, pedagang, maupun dikalangan konsumen sekalipun. Walau hasil yang diperoleh petani mencapai hasil yang maksimal tetapi apabila penanganan setelah dipanen tidak mendapat perhatian, maka hasil tersebut segera akan mengalami penurunan mutu atau kualitasnya. Seperti diketahui bahwa produk hortikultura relatif tidak tahan disimpan lama dibandingkan dengan produk pertanian yang lain. Hasil tanaman hortikultura khususnya pada buah tomat pada umumnya mudah rusak (perishable), sehingga kehilangan hasil setelah panen akan sangat tinggi jika produk tersebut tidak segera diolah menjadi bahan yang lebih tahan simpan. Kehilangan hasil pada tahap pascapanen ini umumnya lebih besar di negara-negara berkembang dibandingkan dinegara maju. Besarnya porsi kehilangan hasil pasca panen di Indonesia disebabkan antara lain karena:1.Sistem transportasi yang kurang baik, sehingga waktu yangdibutuhkan untuk mengangkut produk pertanian dari lahan produksi kepasar menjadi lebih lama.2.Kurang tersedianya fasilitas untuk penyimpanan produk pertanian yanglayak.3.Kurangnya pengetahuan petani tentang cara pengolahan produksipertanian4.Kurang tersedianya fasilitas pengolahan produk pertanian5.Rendahnya rangsangan pasar (harga jual produk olahan tetap rendah atautidak sepadan antara tenaga dan ongkos yang dikeluarkan dalam prosespengolahan produk pertanian dengan nilai tambah ekonomi yangdidapatkan dari produk olahan tersebut). (Lakitan, 1995).Selain itu penanganan produk buah tomat pasca panen bila tidak mendapatkan perhatian penuh baik dengan cara pemanenan dan penyimpanan maka dapat menimbulkan infeksi ataupun serangan dari mikroorganisme yang dapat menurunkan kualitas buah tomat setelah dipanen. Infeksi mikroorganisme terhadap produk dapat terjadi semasih buah dan sayuran tersebut tumbuh dilapangan dan pada saat pasca panen, namun mikroorganisme tersebut tidak tumbuh dan berkembang, hanya berada di dalam jaringan. Bila kondisinya memungkinkan terutama setelah produk tersebut dipanen dan mengalami penanganan dan penyimpanan lebih lanjut, maka mikroorganisme tersebut segera dapat tumbuh dan berkembang dan menyebabkan pembusukan yang serius.Kemampuan mikroba patogen untuk memulai terjadinya penyakit sangat tergantung pada sejumlah faktor, yang secara umum dipertalikan dengan mikroba inang, lingkungan, yang dikenal sebagai segitiga penyakit. Masing-masing faktor tersebut saling memengaruhi dan akan menimbulkan makin parahnya penyakit pascapanen. Mikroba patogen dijumpai sangat banyak, baik selama buah berada di tanaman maupun di dalam ruang simpan. Meskipun demikian, hanya beberapa jenis patogen yang mampu tumbuh dan berkembang, dan menimbulkan kerusakan pada produk pascapanen. Perkembangan patogen pascapanen sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, khususnya suhu, pH, nutrisi, dan kandungan air, yang harus tersedia. Selain itu, patogen pascapanen harus bekerja sama dengan enzim yang dihasilkannya untuk menguraikan jaringan inang, yang mengakibatkan keluarnya nutrisi yang sesuai bagi pertumbuhan patogen dari jaringan yang terurai tersebut.Berikut merupakan beberapa penyakit atau mikroorganisme yang dapat merusak kualitas produk buah tomat selama masa taman hingga panen dan penyimpanan produk buah tomat setelah pasca panen: Blossom and rot (Busuk ujung buah),menyerang buahtomatbaik yang masih muda maupun yang sudah tua. gejala seranganpenyakit tomatini sudah tampak ketika buah masih muda. Mula-mula terlihat bercak berwarna hijau gelap pada ujung buah tomatyang kemudian berubah menjadi basah dan berwarna cokelat sampai kehitaman.Penyakit blossom and rot ini disebabkan kekurangan unsur hara mikro Ca (kalsium). Berikutnya adalah Busuk Buah Antrak. Penyakit tomat ini disebabkan cendawanColletotrichum coccodes. serangan pada buah menyebabkan timbulnya bercak-bercak kecil, berair, bulat dan cekung. Pada pangkal buah terdapat bercak-bercak berwarna ungu, terletak dekat pangkal tangkai buah. Serangan pada akar dan batang menyebabkan jaringan korteks berwarna cokelat dan daun layu. (Agus 2011).Masih banyak lagi mikroorganisme atau kapang yang dapat tumbuh pada buah tomat. Karena buah tomat mengandung nutrisi yang dapat dimanfaatkan oleh mikroorganisme atau kapang yang dapat merusak kualitas buah tomat. Beberapa mikroorganisme itu terdiri dari Fusarium solani (Mart.) Sacc., Fusarium sporotrichioides Sherb., Cladosporium herbarum (Pers.) Link., Penicillium corylophilum Dierckx., Geotrichum candidum Link., Blastomyces dermatitidis, Cladosporium sphaerospermum Penzig, dan Cladosporium macrocarpum Preuss. Mycelia sterilia 1, Aspergillus ochraceus Wilhelm., Geotrichum candidum Link., Moniliella suaveolens (Lindner) v. Arx, Penicillium variabile Sopp, Papulospora sp., Mycelia sterilia 2, Mycelia sterilia 3, dan Aspergillus niger van Tieghem. ( Otavia Dewi. 2013 )Masalah penanganan produk hortikultura khususnya pada buah tomat setelah dipanen (pasca panen) sampai saat ini masih mejadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang serius, baik dikalangan petani, pedagang, maupun dikalangan konsumen sekalipun. Walau hasil yang diperoleh petani mencapai hasil yang maksimal tetapi apabila penanganan setelah dipanen tidak mendapat perhatian maka hasil tersebut segera akan mengalami penurunan mutu atau kualitasnya. Seperti diketahui bahwa produk hortikultura relatif tidak tahan disimpan lama dibandingkan dengan produk pertanian yang lain. Hal tersebutlah yang menjadi perhatian kita semua, bagaimana agar produk hortikultura yang telah dengan susah payah diupayakan agar hasil yang dapat di panen mencapai jumlah yang setinggi-tingginya dengan kualitas yang sebaik-baiknya dapat dipertahankan kesegarannya atau kualitasnya selama mungkin.

B. Tujuan PraktikumMenginventarisasi jenis jenis cendawan atau kapang pada buah tomat yang terbawa pasca panen sehingga dapat menurunkan kualitas produk buah tomat yang biasa terjadi dalam penyimpanan pada saat pemasaran.

C. Manfaat Praktikum Memberikan informasi jenis jenis cendawan atau kapang penyebab penyakit pada buah tomat sehingga dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan untuk meningkatkan kewaspadaan dalam menangani produk buah tomat pasca panen agar tidak mengalami penurunan kualitas dan kuantitas buah tomat.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Tanaman TomatTomat merupakan salah satu tanaman hortikultura. Ciri-ciritanamanhortikultura adalah di panen dan dimanfaatkan dalam keadaan hidup, produknya bersifat mudah rusak (perishable), serta komponen utama dari mutu ditentukan oleh kandungan air, bukan oleh kandungan kering (dry matter). Selain itu, bersifat melimpah (voluminous) dan kualits produk sangat penting bagi konsumen.Jenis tanamanhortikultura bukanlah sumber karbohidrat, melainkan sumber vitamin, mineral, dan zat-zat yang diperlukan tubuh. Karena itu, perlakuan pascapanen sangat penting guna menjaga agar produk bisa bertahan lebih lama. Menurut ilmu tumbuh-tumbuhan (botani) tomat diklasifikasikan kedalam golongan sebagai berikut.Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)Divisi : Spermatopyta (tumbuhan berbiji)Subduvisi : Angiosprmae (berbiji tertutup)Kelas : Dicotyledonae (biji berkeping dua) Ordo : Tubiflorae (solanales)Famili : Solanaceae (berbunga seperti terompet)Genus : Lycopersicum (lycopersicon)Spesies : Lycopersicum esculentum mill./syn;solanum licopersicumGenus tanaman tomat dibedakan lagi menjadi subgenus sebagai berikut ini.1. Subgenus EulycopersicumMemiliki buah berwarna merah atau kadang-kadang kuning, sedikit berbulu, dan enak dimakan. Umumnya di budidayakan sebagai tanaman setahun, meski bisa hidup sebagai tanaman tahunan. Subgenus ini dibedakan menjadi dua spesies.2. Lycopersicum Esculentum MillSpesies ini memiliki buah yang enak dimakan, dengan bentuk ukuran yang bervariasi. Umumnya, diameter buah berkisar 1,5-2,5 cm. Tanaman ini melakukan penyerbukan sendiri. Jenis tomat ini dibedakan menjadi lima varietas. Esculentum var. Cerasiforme atau biasa disebut tomat cherry. Esculentum var. Commune bailey yang biasa ditemui di pasar-pasar lokal. Esculantum var. Pyriforme alrf atau biasa disebut tomat apel atau pir, karna bentuk buahnya seperti buah apel atau pir. Esculantum var. Grandifolium bailey atau biasa disebut tomat kentang atau tomat daun lebar. Esculentum var. Validium bailey atau disebut tomat tegak, sebab pertumbuhan tanaman tegak dengan cabang mengarah ke atas.3. Lycopersicum Pimpinellifolium (Jusl.) Mill.Spesies ini disebut juga tomat anggur (curran tomato), sebab buah kecil-kecil dan terletak dalam rangkaian, seperti buah anggur. Karenanya, jenis ini biasanya dijadikan sebagai tanaman hias. Sebenarnya, spesies ini termasuk kelompok tomat liar yang berasal dari dataran rendah peru. Buahnya berwarna merah dan enak dimakan. Buahnya memiliki dua ruang, berbiji halus, dan tidak berbulu. Garis tengah buah sekitar 1 cm denagn diameter 1_1,5 cm. Umumnya, dalam satu rangkaian terdapat 10-40 buah. Sehingga diperlukan ajir (lanjaran) agar tanaman bisa berdiri tegak. Mampu melakukan penyerbukan sendiri dan silang. Jenis ini sering melakukan persilangan secara alami dengan lycopersicum esculentrum, sebab keduanya memiliki hubungan kekerabatan yang dekat. Umumnya, hasil persilangan ini mengahasilkan tomat yang tahan penyakit. ( Faedahjaya, 2013 )Tomat merupakan tanaman herba semusim berbentuk perdu atau semak. Tanaman ini diperbanyak dengan biji dan disemaikan terlebih dahulu. Penanaman dilakukan ketika tanaman berumur sekitar tiga minggu di persemaian. (Nurtika dan Abidin, 1997). Tomat dibudidayakan dalam bedengan dengan lebar 150-180 cm.Tomat yang dijual dalam bentuk segar ditanam menggunakan jarak tanam dalam baris 60-75 cm dan antar baris 120-150 cm sehingga populasinya 8. 000 - 14.000 tanaman/ha. Tomat membutuhkan iklim yang kering dan dingin untuk pertumbuhannyaagar diperoleh produksi yang tinggi dan baik. Suhu optimal untuk pertumbuhan dan pembungaan tomat adalah 21-24 C dan suhu malam 18-22 C. (Rubatzky dan Yamaguchi, 1999).Tomat mampu hidup dalam musim kemarau maupun musim hujan, akan tetapi pada musim hujan tidak akan terjamin hasilnya. Pada iklim basah akan membentuk tanaman yang rimbun, bunga berkurang, dan pada daerah pegunungan akan timbul penyakit yang berakibat fatal pada pertumbuhannya. (Rismunandar, 2001). Tomat sendiri memiliki akar tunggang, akar cabang, dan akar serabut berwarna keputihan dan memiliki bau yang khas, serta perakaran yang tidak terlalu dalam yakni antara 30-40 cm. (Pitojo,2005). Batang Tomat berbentuk bulat serta membengkak pada buku-buku. Batang muda berambut halus dan berkelenjar. Mudah patah, dapat bersandar pada turus atau merambat pada tali. (Rismunandar, 2001). Daun tomat memiliki ciri yang khas, yakni berbentuk oval, bergerigi, memiliki celah yang menyirip, berbulu, berwarna hijau, panjang antara 20-30 cm dan lebar 15-20 cm. (Wiryanta, 2004)Bunga tomat berwarna kuning dan tersusun dalam dompolan dengan jumlah 5-10 bunga/dompolan atau tergantung varietasnya. Kuntum bunga terdiri dari 5 helai daun kelopak dan 5 helai mahkota. Pada serbuk sari terdapat kantong yang letaknya jadi satu dan berbentuk bumbung yang mengelilingi tangkai kepala putik, sehingga mampu melakukan penyerbukan sendiri. (Wiryanta 2004)Buah tomat adalah buah buni. Selagi muda berwarna hijau, berbulu dan relatif keras, namun pada saat tua berwarna merah muda, merah, atau kuning cerah, mengkilat, serta relatif lunak. Diameter antara 2-15 cm tergantung varietasnya. Jumlah ruang dalam buah juga bervariasi, ada yang dua seperti tomat ceri dan tomat roma atau lebih dari dua, seperti tomat marmade yang beruang delapan. Pada buah masih terdapat tangkai bunga yang berubah fungsi menjadi tangkai buah, serta kelopak bunga berubah fungsi menjadi kelopak buah (Pitojo, 2005)Biji tomat berbentuk pipih, berbulu, berwarna putih kekuningan dan coklat muda. Panjang antara 3-5 mm dan lebar 2-4 mm. Jumlah biji berbeda tiap buahnya, tergantung varietasnya, maksimum 200 biji/buah. Biji mulai tumbuh setelah ditanam 5-10 hari. (Agromedia, 2007).Tanaman tomat dapat tumbuh dengan baik baik di dataran rendah hingga dataran tinggi yakni 1250 m dpl. Di Indonesia, tanaman tomat dapat dibudidayakan di daerah ketinggian 100 m dpl. Ketinggian tempat berkaitan erat dengan suhu udara siang maupun malam. (Pitojo,2005). Pertumbuhan tomat yang baik, membutuhkan tanah yang gembur, kadar pH antara 5-6, sedikit mengandung pasir, pengairan secara intensif dan cukup pada saat mulai penanaman hingga panen. (Tugiyono, 2001)

B. Kelompok JamurJamur dalam beberapa pustaka masih dimasukkan dalam dunia tumbuhan, yakni Thallophyta, akan tetapi tidak mempunyai klorofil, sehingga untuk hidupnya memerlukan sumber bahan organik. Dinding selnya kebanyakan mengandung zat khitin, yang terdiri dari rangkayan molekul N-acetylglocosamina. Jamur merupakan organisme uniseluler maupun multiseluler (umumnya berbentuk benang disebut hifa, hifa bercabang-cabang membentuk bangunan seperti anyaman disebut miselium, dinding sel mengandung kitin, eukariotik, tidak berklorofil. Hidup secara heterotrof dengan jalan saprofit (menguraikan sampah organik), parasit (merugikan organisme lain), dan simbiosis. Habitat jamur secara umum terdapat di darat dan tempat yang lembab. Jamur uniseluler dapat berkembangbiak dengan dua cara yaitu vegetatif dapat dilakukan dengan cara membentuk spora, membelah diri, kuncup (budding). Secara generatif dengan cara membentuk spora askus. Sedang untuk jamur multiseluler reproduksi vegetatif dengan cara fragmentasi, konidium, zoospora. Secara generatif dapat dilakukan dengan cara konjugasi, hifa yang akan menghasilkan zigospora, spora askus, spora basidium.Fungi adalah komponen biosfer yang sangat sangat besar dan penting. Keanekaragamanrnya menakjubkan: sementara sekitar 100.000 spesies telah di identivikasi, diperkirakan bahwa sebenarnya terdapat tak kurang dari 1,5 juta sepesies fungi. Beberapa fungi khusus bersel tunggal, namun sebagian besar memiliki tubuh multiseluler yang kompleks, yang pada banyak kasus mencakup struktur yang kita kenal sebagai cendawan. Jamur dibedakan dalam beberapa divisi yaitu antara lain Gymnomycota, Mastigomycota, Amastigomycota.1. GymnomycotaGymnomycota dapat dikatan sebagai jamur lendir karena jamur divisi Gymnomycota dapat tumbuh dilingkungan yang lembab. Jamur lendir atau Myxomicota adalah sekelompok protista yang berpenampilan mirip jamur namun berperilaku menyerupai amoeba. Myxomycota berasal dari kata myxo yang artinya lendir, dan mykes yang artinya cendawan. Ciri umum myxomycota adalah memiliki fase soma berupa plasmodium. Plasmodium yang mengering membentuk sklerotium. Fase reproduktifnya berupa sporangium yang berisi miksospora. Dinding sel sporangium disebut peridium. Habitat cendawan ini adalah di tempat yang lembap, kayu busuk, daun mati, dan benda organik lainnya.Jamur lendir (slime mold) mempunyai pola pertumbuhan yang khusus. Jamur ini lebih mirip dengan protozoa, tetapi pada satu tahap perkembangannya jamur ini membentuk spora. Dalam skema klasifikasi, jamur lendir dikelompokan ke dalam Myxomycetes. Perkembangan jamur lendir bervariasi sesuai dengan jenisnya. Tahap plasmodium terdiri atas massa protoplasma bernukleus banyak. Pada tahap plasmodium ini jamur dapat bergerak pada substrat seperti amoeba dan melakukan ingesti terhadap bakteri maupun benda kecil. Jika kondisi tidak menguntungkan, misalnya subtrat mengering, akan berubah menjadi sel berinti yang berfungsi sebagai spora atau membentuk kantong (sporangium) tanpa tangkai yang berisi banyak spora. Jika kondisi menguntungkan lagi, spora akan memproduksi protoplas berflagela satu kemudian berpasangan, berfusi membentuk zigot yang berflagela dua. Zigot yang berflagela ganda ini kemudian melepaskan kedua flagelanya dan melakukan pembelahan sehingga terbentuk plasmodium.2. MastigomycotaMastigomycota merupakan cendawan berflagel yang memiliki beberapa diskripsi yaitu : Kelas ChytridiomycetesBentuk vegetatif bervariasi menghasilkan sel motil dengan uniflagella posterior dengan flagella berbentuk cambuk Kelas HyphochytridiomycetesKelompok kecil jamur, menghasilkan sel motil dengan uniflagella anterior dengan flagella berbentuk tinsel Kelas Plasmodiophoromycetes Jamur parasit dengan plasmodia banyak inti dan sel pada inang;sel istirahat (kista) dihasilkan dalam masa tetapi tidak dalam sporofor yang jelas;sel motil dengan dua anterior flagella yang berbentuk cambuk Kelas Oomycetes Bentuk vegetatif bervariasi, biasanya berbentuk filamen, sonositik,menghasilkan zoospora, masing-masing dengan satu flagel cambuk dan satu tinsel; reproduksi seksual menghasilkan oogamus dalam pembentukan oospora3. AmastigomycotaTidak seperti Gymnomycota dan Mastigomycota, pada Amastigomycota tidak menghasilkan sel-sel motil. Terdiri dari empat subdivisio yaitu: Zygomycotina, Ascomycotina, Basidiomycotina dan Deuteromycotina.

ZygomycotaSaprofit, parasit atau predator, miselium sonositik; reproduksi aseksual dengan sporangiospora; reproduksi seksual melalui fusi gametangia yang sama atau tidak sama dan menghasilkan zygosporangia yang mengandung zygospora Ascomycota, Saprofit, simbiotik atau parasit; uniseluler atau miselium bersepta, menghasilkan askospora dalam sel yang berbentuk kantung (askus) Basidiomycota, Saprofit, simbiotik atau parasit; uniseluler atau miselium bersepta, menghasilkan basidiospora pada permukaan berbagai tipe basidia Deuteromycota, Saprofit, simbiotik, parasitatau predator; uniseluler atau miselium bersepta, biasanya menghasilkan konidia dari berbagai tipe sel konidiogenous, tidak dikenal adanya reproduksi seksual. ( Suroso Adi Yudianto, 1992 )

BAB IIIBAHAN DAN PROSEDUR KERJA

A. Waktu dan TempatPelaksanaan praktikum dilaksanakan pada tanggal 18 Juni 2014, pukul 14.00 WIB sampai dengan selesai. Dilaksanakan di Laboratorium Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Medan Area.

B. Bahan dan AlatBahan yang digunakan adalah buah tomat yang dibeli di pasar, aquadest, kentang, agar agar, gula pasir, dan alkohol. Alat alat yang digunakan adalah erlen mayer, bunsen, hot plate, cawan petri, botol penyemprot, pinset, oven, kertas, plastik crawp, auto clave, pisau carter, serbet, panci, dan laminar air flow.

C. Metode PercobaanPercobaan praktikum ini menggunakan Metode Deksriptif yaitu menerangkan hasil gambaran percoban yang dilakukan dengan mengidentifikasi jamur yang tumbuh pada penanaman mikroorganisme dari kulit sampel buah tomat dan menggunakan metode PDA ( patato dexdrose agar ). Metode PDA ( patato dexdrose agar ) merupakan metode pembiakan mikroorganisme melalui biakkan murni yang bertujuan mengindentifikasi jamur patogen yang berasal dari buah tomat. Identifikasi jamur patogen dengan menggunakan mikroskop binokuler dengan pembesaran lemah ( 10 x 10 ), sedang ( 10 x 40 ), dan tinggi ( 10 x 100 ).

D. Prosedur Kerja1. Penyediaan Bahan dan Alat Penyediaan bahan dan alat harus dilakukan dengan tepat agar tidak kesulitan dalam melakukan percobaan praktikum nanntina. Penyediaan bahan dan alat nantinya akan melewati proses sterillisasi. Sterillisasi merupakan suatu proses yang dilakukan untuk tujuan membunuh atau menghilangkan mikroorganisme yang tidak diinginkan pada suatu objek atau specimen. Untuk sterilisasi alat yang digunakan biasanya bersuhu 220oC selama 1 2 jam.2. Pembuatan MediaBahan yang terdiri dari campuran zat zat hara ( nutrient ) yang berguna untuk membiakkan mikroorganisme. Untuk pembuatan media ini nantinya membutuhkan proses sterilisasi pemanasan basah menggunakan auto clave. Adapun bahan bahan yang digunakan untuk pembuatan media PDA adalah sebagai berikut. Bahan bahan 1. Kentang 1,5 kg2. 1,5 liter air3. 500 ml Aquadest 4. 10 gr Agar ( bubuk )5. 200 gr GulaCara kerja :a. Kentang dikupas hingga bersih, kemudian dicuci dengan air bersih.b. Setelah dicuci, kentang dipotong halus dengan tujuan agar kentang bila dipanaskan lebih cepat lunak.c. Kentang dimasak / direbus sampai kentang menjadi lunak.d. Setelah kentang lunak kemudian dihancurkan hingga halus lalu disaring hingga menghasilkan ekstrak kentang.e. 500 ml Ekstrak kentang ditambahkan 500 ml Aquadest kemudian dimasak dan ditambahkan agar dan gula aduk hingga rata.f. Setelah selesai tuang kedalam wadah ( Erlenmayer ) untuk kemudian disterilkan3. Sterilisasi Penuangan MediaSterilisasi alat dan bahan dilakukan bertujuan agar nantinya pada saat penanaman mikroorganisme dari buah tomat tidak terjadi kontaminasi dari bakteri lain yang dapat mengganggu proses biakkan yang akan diteliti nantinya.Cara kerja :a. Bungkus alat alat yang ingin digunakan nantinya pada saat penanaman mikroorganisme dari buah tomat dengan kertas, baik itu erlen mayer, dan cawan petri.b. Kemudian masukkan kedalam oven untuk sterilisasi pemanasan kering. Sterilisasi pemanasan kering dilakukan selama 2 ( dua ) jam hingga suhu mencapai 2200C.c. Lalu persiapkan auto clave untuk sterilisasi pemanasan basah yang digunakan untuk sterilisasi media PDA yang telah dibuat.d. Sterilisasi media PDA dilakukan menggunakan autoclave yang biasa disebut sterilisasi pemanasan basah. Sterilisasi media dengan metode pemanasan basah dilakukan hingga suhu mencapai 127 0 C, lalu dibiarkan selama 15 menit setelah itu diangkat.4. InokulasiInokulasiPenanaman bakteri atau biasa disebut jugainokulasiadalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi) terlebih dahulu diusakan agar semua alat yang ada dalam hubungannya dengan medium agar tetap steril, hal ini agar menghindari terjadinya kontaminasi (Dwijoseputro, 1998).a. Penuangan Media Cara kerja : Persiapkan alat alat yang ingin digunakan untuk penanaman kedalam laminar air flow. Gunakan alkohol dengan menyemprotkannya di kedua tangan hingga merata. Hidupkan bunsen yang telah disiapkan, ambil media PDA dan juga cawan petri yang telah disterilkan. panaskan seluruh pinggiran cawan petri dengan bunsen, setelah itu buka tutup media PDA dengan jari jentik sebelah kiri, lalu panaskan bibir erlen mayer tempat media PDA secara merata. Tuangkan media PDA dengan perlahan diatas api bunsen, lalu segera tutup cawan petri, dan panaskan seluruh pinggiran cawan petri. kemudian panaskan tutup erlen mayer beserta dengan bibir erlen mayer lalu segera tutup media hingga rapat.

b. Penanaman Sampel Cara kerja :a. Persiapkan kembali alat dan bahan yang akan digunakan kedalam laminar air flow.b. Gunakan kembali alkohol dengan menyemprotkannya di kedua tangan hingga merata.c. Ambil media yang telah mengeras tadi kemudian panaskan seluruh pinggirannya dengan api bunsen, kemudian ambil pinset dan panaskan hingga berwarna kemerahan biarkan sesaat lalu ambil kulit buah tomat, kemudian cuci selama 5 detik.d. setelah itu letakkan kedalam media yang telah dipersiapkan tadi. Peletakan kulit buah tomat harus berdekatan dengan api bunsen agar tidak terjadi kontaminasi, dan pastikan pada saat penanaman tidak diperbolehkan berbicara. Lakukan sebanyak 4 kali.e. Setelah selesai panaskan kembali pinggiran cawan petri hingga merata lalu di rekatkan dengan menggunakan plastik crawp agar terhindar dari kontaminasi udara bebas.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Acremonium SpAspergillus FlavusTerdapat 2 miselium yang tumbuh pada sampel kulit buah tomat berwana kuning dan hitam, miselium berbentuk renggang.

B. Pembahasan Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan pada sampel buah tomat terdapat kapang yang terdiri dari 2 miselium yang berbentuk longgar, Miselium pertama berwarna kuning dan miselium kedua berwarna hitam. Setelah di identifikasi ternyata 2 miselium yang tumbuh pada sampel buah tomat yang dilakukan penanaman cendawan ( inokulasi ) dengan menggunakan metode PDA adalah Aspergillus Flavus, dan Acremonium sp.1. Aspergillus FlavusKlasifikasi Aspergillus flavus :Super kingdom: EukaryotaKingdom : FungiPhylum : AscomycotaClassis : EurotiomycetesOrdo : EurotialesFamilia : TrichocomaceaeGenus : AspergillusSpesies : Aspergillus flavusAspergillus flavusmerupakan kapang saprofit di tanah yang umumnyamemainkan peranan penting sebagai pendaurulang nutrisi yang terdapat dalam sisa-sisa tumbuhan maupun binatang. Kapang tersebut juga ditemukan pada biji-bijian yang mengalami deteriorasi mikrobiologis selain menyerang segala jenis substrat organik dimana saja dan kapan saja jika kondisi untuk pertumbuhannya terpenuhi. Kondisi ideal tersebut mencakup kelembaban udara yang tinggi dan suhu yang tinggi. Sifat morfologis Aspergillus flavus yaitu bersepta, miselia bercabang biasanya tidakberwarna, konidiofor muncul dari kaki sel, sterigmata sederhana atau kompleks dan berwarna atau tidak berwarna, konidia berbentuk rantai berwarna hijau, coklat atau hitam.Aspergillusflavusmemiliki konidiofor yang panjang (400-800 m) dan relatif kasar, bentuk kepala konidial bervariasi dari bentuk kolom, radial, dan bentuk bola, hifa berseptum,dan koloni kompak. Koloni dariAspergillus flavusumumnya tumbuhdengan cepat dan mencapai diameter 6-7 cm dalam 10-14 hari Kapang ini memiliki warna permulaan kuning yang akan berubah menjadi kuningkehijauan atau coklat dengan warna inversi coklat keemasan atau tidak berwarna,sedangkan koloni yang sudah tua memiliki warna hijau tua.Aspergillus flavustersebar luas di dunia. Hal ini disebabkan oleh produksi konidia yang dapat tersebar melalui udara (airborne) dengan mudah maupun melaluiserangga. Komposisi atmosfir juga memiliki pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan kapang dengan kelembaban sebagai variabel yang paling penting.Tingkat penyebaranAspergillus flavusyang tinggi juga disebabkan oleh kemampuannya untuk bertahan dalam kondisi yang keras sehingga kapang tersebut dapat dengan mudah mengalahkan organisme lain dalam mengambil substrat dalam tanah maupun tanaman.Aspergillus flavusdanAspergillus parasiticusmerupakanbagian grupAspergillusyang sudah sangat dikenal karena peranannya sebagaipatogen pada tanaman dan kemampuannya untuk menghasilkan aflatoksin pada tanaman yang terinfeksi. Kedua spesies tersebut merupakan produsen toksin paling penting dalam grupAspergillus flavusyang mengkontaminasi produk agrikultur.Aspergillus flavusdanAspergillus parasiticusmampu mengakumulasi aflatoksin pada berbagai produk pangan meskipun tipe toksin yang dihasilkan berbeda.Aspergillus flavusmerupakan kapang yang menghasilkan toksin atau racun berupa aflatoksin. Aflatoksin adalah senyawa racun/toksin yang dihasilkan oleh metabolit sekunder kapang/jamurAspergillus flavusdanA.parasiticus. Aflatoksi merupakan segolongan mikotoksin (racun/toksin yang berasal dari fungi/kapang/jamur)yang sangat mematikan dan karsinogenik (pemicu kanker) bagi manusia dan hewan. tingginya kandungan aflatoksin pada makanan/pakan akan berbuntut keracunan dan berakibat kematian, hal ini menjadi tantangan bagi kita semua. ( Fadiel, 2013 )

2. Acremonium SpAcremonium sp.,dikatagorikan sebagai jenis jamur penginduksi wangi gaharu yang tinggi. Sehingga dari jenis jamur yang telahberhasil diisolasi dari KRUS tidak menutup kemungkinan untuk diuji (diinokulasikan) padapohon gaharu yang ada di KRUS atau pada pohon gaharu yang ada di tempat lain. Klasifikasi jamurAcremonium kilense.Kingdom : FungiDivision : EumycotaSubdivision: DeuteromycotinaClass : DeuteromycetesOrdo : MonilialesFamily : MoniliaceaeGenus : AcremoniumSpecies : Acremonium kilenseAcremonium killiense diduga dapat berperan dalam proses pembentukan gaharu yang mengandung kualitas wangi tinggi. Ciri morfologi fungiAcremonium chrysogenum (syn. Cephalosporium acremonium)adalah hifanya berbentuk filamen, segmen pada hifanya berbentuk cembung (swollen), memiliki arthrospora, Konidia dangermlings.Kondisi lingkungan kayaC, N, Mg, dan PO43-, sangat sesuai dalam proses germinasinya. HifaAcremonium chrysogenumtumbuh apikal dan bercabang.Proses reproduksi secara seksual belum ditemukan, sehingga fungi ini dimasukkan dalam kelas deuteromycetes.Hasil penelitian dengan menggunakan perlakuan medium menunjukkan adanya pengaruh medium terhadap diferensiasi morfologi, misalnya pada medium yang mengandung metionin,swollen hyphadan arthospora tampak lebih jelas dari pada bila ditumbuhkan pada medium yang mengandung sulfat. ( Sterren, 2013 )

BAB. VSIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan tentang inventarisasi jamur pada buah tomat, dihasilkan dua jenis kapang yang tumbuh pada media PDA yaitu Aspergillus Flavus dan Acremonium Sp

B. Saran Sebaiknya para petani lebih memperhatikan bagaimana menangani proses pasca panen yang baik khususnya dalam proses penyimpanan dan pemasaran produk buah tomat, agar tidak terjadinya pertumbuhan kapang / cendawan pada buah tomat, yang dapat bersifat merusak hasil produksi buah tomat atau menurunkan kualitas produk buah tomat.

DAFTAR PUSTAKAhttp://fadielunderground666.blogspot.com/2013/05/aspergillus-flavus.html ( Diakses pada tanggal 20 juni 2014 )

http://nurhidayat.lecture.ub.ac.id/2009/05/25/kingdom-jamur/ ( Diakses pada tanggal 20 juni 2014 )

http://ub-agus.blogspot.com/2011/07/penyakit-tomat.html ( Diakses pada tanggal 19 juni 2014)

http://vlial.wordpress.com/2013/05/24/jamur/ ( Diakses pada tanggal 19 juni 2014 )

http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=3&tabel=1&daftar=1&id_subyek=55&notab=70 ( Diakses pada tanggal 24 juni 2014 )

Lakitan B. 1995.Dasar-dasar Klimatologi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta

Pitojo, 2005. Benih Tomat. Kanisius : Jogjakarta

Rubatzky, V. E., M. Yamaguchi.1999.Sayuran dunia :Prinsip, produksi dan gizi,jilid 3. Penerbit ITB.Bandung. 320 hal.

Rismunandar, 2001. Tanaman Tomat. Sinar Baru Algesindo : Bandung

Tugiyono, H, 2005. Bertanam Tomat. Penebar Swadaya : Jakarta