laporan praktikum oseanografi

50
Laporan Praktikum OSEANOGRAFI MORFOLOGI PANTAI Oleh : NAMA : YASRIN KARIM NIM : 451 409 057 KELAS : GEOGRAFI B ANGKATAN : 2009 KELOMPOK : I (Satu) JURUSAN FISIKA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2011

Upload: yasrin-karim

Post on 22-Jun-2015

81 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Morfologi Pantai

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI

Laporan Praktikum

OSEANOGRAFI

MORFOLOGI PANTAI

Oleh :

NAMA : YASRIN KARIM

NIM : 451 409 057

KELAS : GEOGRAFI B

ANGKATAN : 2009

KELOMPOK : I (Satu)

JURUSAN FISIKA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2011

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat, hidayah,

serta inayah-Nya, kami masih diberi kesehatan sehingga dapat menyelesaikan laporan

ini walaupun masih jauh dari kesempurnaan.

Laporan ini dimaksudkan untuk mengembangkan minat dan wawasan

mahasiswa dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Sehingga nantinya dapat

mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Ucapan terimakasih kepada dosen pembimbing yang memiliki peran penting

dalam penyusunan laporan ini, serta dari semua pihak yang secara langsung ataupun

tidak telah memberikan inspirasinya guna tersusunnya laporan ini.

Permohonan maaf yang tidak terkira dihaturkan kepada semua pihak apabila

dalam penulisan laporan ini banyak terdapat kesalahan dan jauh dari kesempurnaan.

Untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat diharapkan dari semua

pihak demi lengkap dan sempurnanya laporan ini.

Akhir kata, semoga laporan ini dapat menambah wawasan kita sebagai

mahasiswa walaupun hanya sebagian kecil dari ilmu pengatahuan yang ada.

Nuun wal Qalami wamaa yasthuruun

Sekian dan terimakasih……………..

Gorontalo, 09 Januari 2011

Penulis

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI

ii

DAFTAR ISI

Kata pengantar .............................................................................................. i

Daftar isi ......................................................................................................... ii

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1

1.2 Tujuan ............................................................................................. 2

1.2 Manfaat ........................................................................................... 2

1.3 Rumusan masalah ........................................................................... 2

Bab II Metodologi Pengamatan

2.1 Alat dan Bahan ................................................................................. 3

2.2 Waktu dan tempat ............................................................................ 3

Bab III Kajian Teori

3.1 Gelombang Laut ............................................................................... 5

3.2 Sedimen ............................................................................................ 8

3.3 Iklim Laut ......................................................................................... 12

3.4 Pencemaran Laut .............................................................................. 14

3.5 Arus Laut .......................................................................................... 17

3.6 Morfologi pantai............................................................................... 20

3.7 Air Laut ............................................................................................ 21

3.8 Pasang surut Air Laut ....................................................................... 22

3.9 Biota Laut ......................................................................................... 23

Bab IV Hasil dan Pembahasan 4.1 Hasil ................................................................................................. 24

4.2 Pembahasan ...................................................................................... 33

Bab V Penutup

5.1 Simpulan ......................................................................................... 44

5.2 Saran ............................................................................................... 45

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Oseanografi dapat didefinisikan secara sederhana sebagai suatu ilmu yang

mempelajari lautan. Ilmu ini semata-mata bukanlah merupakan suatu ilmu yang

murni, tetapi merupakan perpaduan dari bermacam-macam ilmu dasar yang lain.

Ilmu-ilmu lain yang termasuk di dalamnya ialah ilmu tanah (geology). Ilmu bumi

(geography). Ilmu fisika (physics), ilmu kimia (chemistry). Ilmu hayat (biology) dan

ilmu iklim (metereology), (Hutabarat, 1985).

Laut seperti halnya daratan, dihuni oleh biota, yakni tumbuh-tumbuhan,

hewan dan mikroorganisme hidup. Biota laut menghuni hampir semua bagian laut,

mulai dari pantai, permukaan laut sampai dasar laut yang teluk sekalipun. Keberadaan

biota laut ini sangat menarik perhatian manusia, bukan saja karena kehidupannya

yang penuh rahasia, tetapi juga karena manfaatnya yang besar bagi kehidupan

manusia (Romimohtarto, 2001).

Kedalaman dasar laut pada umumnya tidak sama. Selain itu, banyak terdapat

fenomena-fenomena alam yang berkaitan dengan laut di dalamnya, diantaranya ada

pasang surut, gelombang air laut, arus laut, dan fenomena-fenomena lainnya. Banyak

faktor yang mempengaruhi keadaan laut dan ekosistem di dalamnya yang dapat

mejadi perhatian untuk diamati.

Dengan bebagai asumsi diatas, maka laporan pengamatan oseanografi ini

dibuat guna memberikan pemahaman mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

perihal tersebut.

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI

2

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari pengamatan ini adalah sebagai berikut :

1) Mengetahui morfologi pantai.

2) Mengetahui gejala-gejala alam yang terjadi di pantai.

3) Mengetahui dan memahami berbagai faktor yang ikut mempengaruhi

keadaan pantai.

4) Mengetahui berbagai jenis biota laut.

5) Memahami bahaya yang dapat ditimbulkan dari pencemaran laut.

1.3 Manfaat

Adapun manfaat yang dapat ditimbulkan dengan adanya pengamatan ini

adalah sebagai berikut :

1) Dapat mengetahui bagaimana sebenarnya morfologi pantai.

2) Dapat mengetahui gejala-gejala alam yang terjadi di pantai.

3) Dapat mengetahui dan memahami berbagai faktor yang ikut

mempengaruhi keadaan pantai.

4) Dapat mengetahui berbagai jenis biota laut.

5) Dapat memahami bahaya yang ditimbulkan dari pencemaran laut.

1.4 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari pengamatan ini adalah sebagai berikut :

1) Bagaimana morfologi pantai ?

2) Bagaimana gejala-gejala alam yang terjadi di pantai ?

3) Bagaimana jenis-jenis biota yang ada di laut ?

4) Apa faktor-faktor yang memepengaruhi keadaan pantai ?

5) Bagaimana bahaya yang ditimbulkan dari pencemaran laut ?

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI

3

BAB II

METODOLOGI PENGAMATAN

2.1 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pengamatan pantai ini adalah

sebagai berikut ?

1) GPS

2) Rool Meter

3) PH-meter

4) Thermometer infrared

5) Anemometer digital

6) Stopwatch

7) Papan silang

8) Tali rafia (2 meter)

9) Tongkat

10) Pemberat

2.2 Waktu dan Tempat

Pengamatan Oseanografi ini dilaksanakan pada hari Minggu, tanggal 09

Januari 2011 tepatnya di Pantai Wisata Olele Gorontalo.

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI

4

BAB III

KAJIAN TEORI

Menurut sejarahnya, laut terbentuk 4,4 milyar tahun yang lalu, dimana

awalnya bersifat sangat asam dengan air yang mendidih (dengan suhu sekitar 100 °C)

karena panasnya Bumi pada saat itu. Asamnya air laut terjadi karena saat itu atmosfer

Bumi dipenuhi oleh karbon dioksida.

Menurut para ahli, awal mula laut terdiri dari berbagai versi; salah satu versi

yang cukup terkenal adalah bahwa pada saat itu Bumi mulai mendingin akibat mulai

berkurangnya aktivitas vulkanik, disamping itu atmosfer bumi pada saat itu tertutup

oleh debu-debu vulkanik yang mengakibatkan terhalangnya sinar Matahari untuk

masuk ke Bumi. Akibatnya, uap air di atmosfer mulai terkondensasi dan terbentuklah

hujan. Hujan inilah (yang mungkin berupa hujan tipe mamut juga) yang mengisi

cekungan-cekungan di Bumi hingga terbentuklah lautan.

Secara perlahan-lahan, jumlah karbon dioksida yang ada diatmosfer mulai

berkurang akibat terlarut dalam air laut dan bereaksi dengan ion karbonat membentuk

kalsium karbonat. Akibatnya, langit mulai menjadi cerah sehingga sinar Matahari

dapat kembali masuk menyinari Bumi dan mengakibatkan terjadinya proses

penguapan sehingga volume air laut di Bumi juga mengalami pengurangan dan

bagian-bagian di Bumi yang awalnya terendam air mulai kering. Proses pelapukan

batuan terus berlanjut akibat hujan yang terjadi dan terbawa ke lautan, menyebabkan

air laut semakin asin.

Pada 3,8 milyar tahun yang lalu, planet Bumi mulai terlihat biru karena laut

yang sudah terbentuk tersebut. Suhu bumi semakin dingin karena air di laut berperan

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI

5

dalam menyerap energi panas yang ada, namun pada saat itu diperkirakan belum ada

bentuk kehidupan di bumi.

Kehidupan di Bumi, menurut para ahli, berawal dari lautan (life begin in the

ocean). Namun demikian teori ini masih merupakan perdebatan hingga saat ini.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat (2008) pengertian

laut adalah kumpulan air asin (dalam jumlah yang banyak dan luas) yang

menggenangi dan membagi daratan atas benua atau pulau-pulau.

Laut atau bahari adalah kumpulan air asin yang luas dan berhubungan dengan

samudra. Pengertian laut berbeda dengan samudra. Definisi samudra adalah

bentangan air asin yang menutupi cekungan yang sangat luas. Sedangkan laut

merupakan bagian dari samudra. Di laut ataupun samudra banyak terdapat fenomena

fenomena laut yang unik. Untuk mengetahui dan memahami mengenai fenomena-

fenomena laut tersebut, berikut dipaparkan uraiannya.

3.1 Gelombang Laut

Gelombang laut merupakan pergerakan naik dan turunnya air dengan arah

tegak lurus permukaan air laut yang membentuk kurva/grafik sinusoidal. Gelombang

laut merupakan contoh dari gelombang mekanik. Secara umum, gelombang laut

terjadi karena hembusan angin secara teratur, terus-menerus, di atas permukaan air

laut. Hembusan angin yang demikian akan membentuk riak permukaan, yang

bergerak kira-kira searah dengan hembusan angin.

Gelombang laut/ombak yang terjadi di lautan dapat diklasifikasikan menjadi

beberapa macam tergantung kepada gaya pembangkitnya. Pembangkit gelombang

laut dapat disebabkan oleh angin (gelombang angin), gaya tarik menarik bumi-bulan-

matahari (gelombang pasang-surut), gempa (vulkanik atau tektonik) di dasar laut

(gelombang tsunami), ataupun gelombang yang disebabkan oleh gerakan kapal.

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI

6

Berdasarkan proses terbentukknya, gelombang laut dibedakan menjadi tiga,

yaitu gelombang angin, gelombang pasang surut, dan gelombang tsunami.

1) Gelombang Angin

Gelombang angin disebabkan oleh tiupan angin di permukaan laut.

Gelombang ini dapat menimbulkan energi untuk membentuk pantai. Selain itu

juga dapat menimbulkan arus dan transpor sedimen dalam arah tegak lurus di

sepanjang pantai, serta menyebabkan gaya-gaya yang bekerja pada bangunan

pantai. Gelombang merupakan faktor utama di dalam penentuan tata letak

pelabuhan, alur pelayaran, dan perencanaan bangunan pantai.

2) Gelombang Pasang Surut

Gelombang pasang surut disebabkan adanya pasang surut air laut.

Pasang surut laut merupakan suatu fenomena pergerakan naik turunnya

permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya

gravitasi dan gaya tarik menarik dari benda-benda astronomi terutama oleh

matahari, bumi dan bulan. Pasang surut air laut ini juga merupakan faktor

yang penting karena bisa menimbulkan arus yang cukup kuat terutama di

daerah yang sempit, misalkan di teluk dan muara sungai. Elevasi muka air

pasang dan air surut juga sangat penting untuk merencanakan bangunan–

bangunan pantai. Sebagai contoh elevasi puncak bangunan pantai ditentukan

oleh elevasi muka air pasang untuk mengurangi limpasan air, sementara

kedalaman alur pelayaran dan perairan pelabuhan ditentukan oleh muka air

surut.

3) Gelombang Tsunami

Gelombang tsunami merupakan gelombang yang terjadi karena

letusan gunung berapi atau gempa bumi di bawah laut. Gelombang yang

terjadi bervariasi dari 0,5 m sampai 30 m dan periode dari beberapa menit

sampai sekitar satu jam. Tinggi gelombang tsunami dipengaruhi oleh

Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI

7

konfigurasi dasar laut. Selama penjalaran dari tengah laut (pusat terbentuknya

tsunami) menuju pantai, sedangkan tinggi gelombang semakin besar oleh

karena pengaruh perubahan kedalaman laut. Di daerah pantai tinggi

gelombang tsunami dapat mencapai puluhan meter.

Dipandang dari sisi sifat-sifatnya, gelombang dibagi menjadi dua tipe, yaitu:

4) Gelombang pembangun/pembentuk pantai (Constructive wave).

Yang tergolong gelombang pembentuk pantai bercirikan mempunyai

ketinggian kecil dan kecepatan rambatnya rendah. Sehingga saat gelombang

tersebut pecah di pantai akan mengangkut sedimen (material pantai). Material

pantai akan tertinggal di pantai (deposit) ketika aliran balik dari gelombang

pecah meresap ke dalam pasir atau pelan-pelan mengalir kembali ke laut.

5) Gelombang perusak pantai (Destructive wave).

Gelombang perusak pantai biasanya mempunyai ketinggian dan

kecepatan rambat yang besar (sangat tinggi). Air yang kembali berputar

mempunyai lebih sedikit waktu untuk meresap ke dalam pasir. Ketika

gelombang datang kembali menghantam pantai akan ada banyak volume air

yang terkumpul dan mengangkut material pantai menuju ke tengah laut atau

ke tempat lain.

3.2 Sedimen Laut

Sedimen merupakan material lepas yang berasal dari daratan, laut maupun

bisa berasal dari benda- benda hidup lainnya yang tertransfer melalui media air

maupun udara.

Pettijohn (1975) mendefinisikan sedimentasi sebagai proses pembentukan

sedimen atau batuan sedimen yang diakibatkan oleh pengendapan dari material

pembentuk atau asalnya pada suatu tempat yang disebut dengan lingkungan

Page 11: LAPORAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI

8

pengendapan berupa sungai, muara, danau, delta, estuaria, laut dangkal sampai laut

dalam. Sedimen yang di jumpai di dasar lautan dapat berasal dari beberapa sumber

yang menurut Reinick (Dalam Kennet, 1992) dibedakan menjadi empat yaitu :

1) Lithougenus sedimen yaitu sedimen yang berasal dari erosi pantai dan

material hasil erosi daerah up land. Material ini dapat sampai ke dasar laut

melalui proses mekanik, yaitu tertransport oleh arus sungai dan atau arus laut

dan akan terendapkan jika energi tertrransforkan telah melemah.

2) Biogeneuos sedimen yaitu sedimen yang bersumber dari sisa-sisa organisme

yang hidup seperti cangkang dan rangka biota laut serta bahan-bahan organik

yang mengalami dekomposisi.

3) Hidreogenous sedimen yaitu sedimen yang terbentuk karena adanya reaksi

kimia di dalam air laut dan membentuk partikel yang tidak larut dalam air laut

sehingga akan tenggelam ke dasar laut, sebagai contoh dan sedimen jenis ini

adalah magnetit, phosphorit dan glaukonit.

4) Cosmogerous sedimen yaitu sedimen yang bersal dari berbagai sumber dan

masuk ke laut melalui jalur media udara/angin. Sedimen jenis ini dapat

bersumber dari luar angkasa , aktifitas gunung api atau berbagai partikel darat

yang terbawa angin. Material yang bersal dari luarangkasa merupakan sisa-

sisa meteorik yang meledak di atmosfir dan jatuh di laut. Sedimen yang bersal

dari letusan gunung berapi dapat berukuran halus berupa debu volkanin, atau

berupa fragmen-fragmen aglomerat. Sedangkan sedimen yang bersal dari

partikel di darat dan terbawa angin banyak terjadi pada daerah kering dimana

proses eolian dominan namun demikian dapat juga terjadi pada daerah sub

tropis saat musim kering dan angin yang bertiup kuat.

Adapun klasifikasi sedimen berdasarkan partikel Menurut skala Wentworth

adalah sebagai berikut :

Page 12: LAPORAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI

9

Nama sedimen Partikel Ukuran (mm)

Batu (Stone) Bongkah (boulder)

Krakal (coble)

Kerikil (Peble)

Butiran (granule)

> 256

64 - 256

4 - 64

2 - 4

Pasir (Sand) Pasir sangat kasar (v.coarse sand)

pasir kasar (coarse sand)

pasir sedang (medium sand)

Pasir Halus (fine sand)

pasir sangat halus (very fine sand)

1 – 2

½ - 1

¼ - 1/2

1/8 - 1/4

1/16 - 1/8

Lumpur (Silt) Lumpur kasar (coarse silt)

Lumpur sedang (medium silt)

Lumpur halus (fine silt)

Lumpur sangat halus (very fine silt)

1/32 - 1/16

1/64 - 1/32

1/128 - 1/64

1/256 - 1/128

Lempung (Clay) Lempung kasar (coase clay)

Lempung sedang (medium clay)

Lempung halus (fine clay)

Lempung sangat halus (very fine

clay )

1/640 - 1/256

1/1024 - 1/640

1/2360 - 1/1024

1/4096 - 1/2360

Kalsifikasi sedimen skala Afnor adlah sebagai berikut :

Nama sedimen ukuran sedimen

Batu

Kerikil

Pasir Kasar

Pasir sedang

Pasir halus

> 20,00

20 – 2

2 – 2,8

0, 8 – 0,315

0,315 – 0,0125

Page 13: LAPORAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI

10

pasir sangat halus

Debu

0,0125 – 0,050

< 0,050

Transport sedimen

Gross (1992) menyatakan bahwa butiran yang berukuran besar akan

mengendap pada daerah yang dekat dengan tempat pertama kali sedimen masuk ke

laut. Sedangkan untuk butiran yang berukuran kecil bisa di transportasikan lebih jauh,

untuk jarak 4 km sedimen dengan ukuran lumpur akan mengendap membutuhkan

waktu yang kurang lebih 185 hari. Secara teoritis partikel sedimen berukuran debu

bisa di transportasikan di seluruh samudra dan akan mengendap sampai ke dasar

setelah 50 tahun.

Struktur sedimen

Salley (1988) membagi struktur sedimen dalam dua kelas yaitu, kelas primer

dan kelas sekunder. Struktur sediman primer adalah struktur yang di hasilkan selama

atau segera setelah terjadi seposisi yang di sebabkan oleh proses-proses fisika.

Struktur sedimen primer dapat di bagi menjadi struktur anorganik (misalnya: Flute

merks, cross bedding, slump dan slide) dan struktur organik (misalnya: liang, jejak

organisme, dan sisa-sisa organisme). Struktur sedimen sekunder adalah struktur yang

terbentuk beberapa waktu setelah terjadinya sedimentasi dan struktur ini biasanya

terjadi akibat proses-proses kimia.

Analisa kimia sedimen

Keanekaragaman ukuran butir dalam sedimen didefinisikan sebagai pilahan

(sortasi). Jika suatu endapan sedimen di susun oleh butiran yang mempunyai ukuran

hampir sama dengan merata atau homogen, maka sedimen itu tergolong sortasi baik.

Sebaliknya, bila sedimen disusun oleh butiran yang beragam ukuran, maka sedimen

tersebut terpilah buruk. Bentuk butiran sedimen klastika erat hubungannya dengan

tingkatan proses sedimentasinya. Mineral yang menyusun batuan beku mempunyai

Page 14: LAPORAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI

11

bentuk kristal yang berbeda-beda, seperti bentuk kubus, heksagonal, tetragonal, dan

seterusnya. Ciri umum dari krisatal tersebut adalah bentuk ujungnya yang menyudut.

Jika terjadi proses sedimentasi pada batuan tersebut, maka kemungkinan besar kristal

– kristal dari mineral yang terdapat pada sedimen klastika tersebut sebagian besar

akan berubah. Jika bentuk kristal sebagai partikel sedimen klastika tersebut sebagian

besar masih memperlihatkan bentuk menyudut, maka endapan sedimen itu berada

tidak jauh dari asal sumber batuannya. Begitu juga jika bentuk maupun ukuran kristal

berubah menjadi ukuran sangat kecil dan berbentuk memudar baik, dapat di pastikan

telah terjadi tingkatan proses sedimentasi yang sempurna. Batuan endapan kimiawi

dan biokimia merupakan batuan yang terbentuk itu berasal dari endapan larutan

kimia, atau berasal dari endapan cangkang moluska bermineral karbonat, silikan atau

fosfat.

Lapisan Kimia dan warna sedimen.

1) Lapisan aerob, lapisan ini berada di permukaan sedimen atau langsung di

bawah kolom air sampai pada kedalaman kira- kira 4 cm. Umumnya

organisme bentos dari golongan epi-fauna sering di temukan pasa

permukaan zona ini.

2) Lapisan Reduksi nitrat, lapisan sedimen ini biasanya berwarna kuning dan

mempunyai ketebalan antara 4-10 cm. hewan-hewan bentos golongan in-

fauna, sebagian besar mendiami sampai pada zona ini.

3) Lapisan reduksi sulfat, lapisan sedimen pada zona ini biasanya berwarna

abu-abu dan mempunyai ketebalan antara 10-50 cm.

4) Lapisan reduksi karbonat (MgCO3), sedimen pada zona ini biasanya

berwarna hitam dan mempunyai aroma khas karena mengandung banyak

gas metana(CH4) dan amonia (NH3). Contohnya batuan beku granit yang

mengandung mineral kuarsa (Sio2), felspar, dan mineral mafik.

Page 15: LAPORAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI

12

Dalam suatu proses sedimentasi, zat-zat yang masuk ke laut berakhir menjadi

sedimen. Dalam hal ini zat yang ada terlibat dalam proses biologi dan kimia yang

terjadi sepanjang kedalaman laut. Sebelum mencapai dasar laut dan menjadi sedimen,

zat tersebut melayang-layang di dalam laut. Setelah mencapai dasar lautpun , sedimen

tidak diam tetapi sedimen akan terganggu ketika hewan laut dalam mencari makan.

Sebagian sedimen mengalami erosi dan tersusfensi kembali oleh arus bawah sebelum

kemudian jatuh kembali dan tertimbun. Terjadi reaksi kimia antara butir-butir mineral

dan air laut sepanjang perjalannya ke dasar laut dan reaksi tetap berlangsung

penimbunan, yaitu ketika air laut terperangkap di antara butiran mineral.

(Agus Supangat dan Umi muawanah).

3.3 Iklim Laut

Iklim merupakan keadaan cuaca rata-rata dalam waktu satu tahun yang

penyelidikannya dilakukan dalam waktu yang lama (minimal 30 tahun) dan meliputi

wilayah yang luas. Matahari merupakan kendali iklim yang sangat penting dan

sumber energi di bumi yang menimbulkan gerak udara dan arus laut. Kendali iklim

yang lain, misalnya distribusi darat dan air, tekanan tinggi dan rendah, massa udara,

pegunungan, arus laut dan badai. Adapun ilmu yang mempelajari dan membahas

tentang iklim disebut Klimatologi, Sedangkan cuaca merupakan keadaan udara pada

saat tertentu dan di wilayah tertentu yang relatif sempit dan pada jangka waktu yang

singkat. Untuk ilmu yang mempelajari tentang keadaan cuaca disebut Meteorologi.

Meteorologi mempelajari proses fisis dan gejala cuaca yang terjadi didalam atmosfer

terutama pada lapisan bawah (troposfer).

Iklim di bumi sangat dipengaruhi oleh posisi matahari terhadap bumi. Terdapat

beberapa klasifikasi iklim di bumi ini yang ditentukan oleh letak geografis. Secara

umum kita dapat menyebutnya sebagai iklim tropis, lintang menengah dan lintang

tinggi. Iklim yang di kenal di Indonesia ada tiga iklim antara lain terdiri dari iklim

musim (muson), iklim tropika (iklim panas), dan iklim laut.

Page 16: LAPORAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI

13

1) Iklim Musim (iklim Muson)

Iklim Muson terjadi karena pengaruh angin musim yang bertiup berganti

arah tiap-tiap setengah tahun sekali. Angin musim di Indonesia terdiri atas

Musim Barat Daya dan Angin Musim Timur Laut.

Angin Musim Barat Daya adalah angin yang bertiup antara bulan

Oktober sampai April sifatnya basah. Pada bulan-bulan tersebut,

Indonesia mengalami musim penghujan

Angin Musim Timur Laut adalah angin yang bertiup antara bulan

April sampai Oktober, sifatnya kering. Akibatnya, pada bulan-bulan

tersebut, Indonesia mengalami musim kemarau.

2) Iklim Tropika (Iklim Panas)

Indonesia terletak di sekitar garis khatulistiwa. Akibatnya, Indonesia

termasuk daerah tropika (panas). Keadaan cuaca di Indonesia rata-rata

panas mengakibatkan negara Indonesia beriklim tropika (panas), Iklim ini

berakibat banyak hujan yang disebut Hujan Naik Tropika.

3) Iklim Laut

Negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagian besar tanah daratan

Indonesia dikelilingi oleh laut atau samudra. Itulah sebabnya di Indonesia

terdapat iklim laut. Sifat iklim ini lembab dan banyak mendatangkan

hujan.

3.4 Pencemaran Laut

Pencemaran merupakan pemasukan bahan pencemar seperti bahan kimia,

limbah, hama, cahaya dan tenaga ke dalam alam sekitar yang mengakibatkan kesan

yang memusnahkan sehingga membahayakan kesehatan manusia, mengancam

sumber alam dan ekosistem, serta mengganggu pemanfaatan alam sekitar.

Sedangkan Pencemaran laut didefinisikan sebagai peristiwa masuknya

partikel kimia, limbah industri, pertanian dan perumahan, kebisingan, atau

Page 17: LAPORAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI

14

penyebaran organisme invasif (asing) ke dalam laut, yang berpotensi memberi efek

berbahaya bagi laut tersebut.

Pencemaran laut di dunia menyebabkan kerusakan pada lingkungan dan

kehidupan bawah laut. Sebagian besar sumber pencemaran laut berasal dari daratan,

baik tertiup angin, ulah manusia, terhanyut maupun melalui tumpahan. Berikut

beberapa sumber polutan yang masuk ke laut.

Buangan Kapal

Kapal dapat mencemari sungai dan laut dalam banyak cara. Antara lain

melalui tumpahan minyak, air penyaring dan residu bahan bakar. Polusi dari

kapal dapat mencemari pelabuhan, sungai dan lautan. Kapal juga membuat

polusi suara yang mengganggu kehidupan liar alam, dan air dari balast tank

dapat menyebarkan ganggang/alga berbahaya dan spesies asing yang dapat

mempengaruhi ekosistem local yang sudah ada.

Plastik

Plastik telah menjadi masalah global. Sampah plastik yang dibuang, terapung

dan terendap di lautan. Delapan puluh persen dari sampah di laut adalah

plastic. Plastik dan turunan lain dari limbah plastik yang terdapat di laut

berbahaya untuk satwa liar dan perikanan. Organisme perairan dapat terancam

akibat terbelit, sesak napas, maupun termakan.

Jaring ikan yang terbuat dari bahan plastik, kadang dibiarkan hilang di laut.

Jaring ini dikenal sebagai hantu jala sangat membahayakan lumba-lumba,

penyu, hiu, dugong, burung laut, kepiting, dan makhluk lainnya. Plastik yang

membelit membatasi gerakan, menyebabkan luka dan infeksi, dan

menghalangi hewan yang perlu untuk kembali ke permukaan untuk bernapas.

Racun

Selain plastik, ada masalah-masalah tertentu dengan racun yang tidak hancur

Page 18: LAPORAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI

15

dengan cepat di lingkungan laut. Terbagi dua kelompok racun yang sring

mencemari lautan, pertama kelompok racun yang sifatnya cenderung masuk

terus menerus seperti pestisida, furan, dioksin dan fenol. Terdapat pula logam

berat, suatu unsur kimia metalik yang memiliki kepadatan yang relatif tinggi

dan bersifat racun atau beracun pada konsentrasi rendah. Contoh logam berat

yang sering mencemari adalah air raksa, timah, nikel, arsenik dan kadmium.

Ketika pestisida masuk ke dalam ekosistem laut, mereka segera diserap ke

dalam jaring makanan di laut. Dalam jarring makanan, pestisida ini dapat

menyebabkan mutasi, serta penyakit, yang dapat berbahaya bagi hewan laut ,

seluruh penyusun rantai makanan termasuk manusia.

Eutrofikasi

Peristiwa Eutrofikasi merupakan kejadian peningkatan/pengkayaan nutrisi,

biasanya senyawa yang mengandung nitrogen atau fosfor dalam ekosistem.

Hal ini dapat mengakibatkan peningkatan produktivitas primer (ditandai

peningkatan pertumbuhan tanaman yang berlebihan dan cenderung cepat

membusuk). Efek lebih lanjut termasuk penurunan kadar oksigen, penurunan

kualitas air, serta tentunya menganggu kestabilan populasi organisme lain.

Muara merupakan wilayah yang paling rentan mengalami eutrofikasi karena

nutrisi yang diturunkan dari tanah akan terkonsentrasi. Nutrisi ini kemudian

dibawa oleh air hujan masuk ke lingkungan laut , dan cendrung menumpuk di

muara.

Peningkatan keasaman

Lautan biasanya menyerap karbon dioksida dari atmosfer. Karena kadar

karbon dioksida atmosfer meningkat, lautan menjadi lebih asam. Potensi

Page 19: LAPORAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI

16

peningkatan keasaman laut dapat mempengaruhi kemampuan karang dan

hewan bercangkang lainnya untuk membentuk cangkang atau rangka.

Polusi Kebisingan

Kehidupan laut dapat rentan terhadap pencemaran kebisingan atau suara dari

sumber seperti kapal yang lewat, survei seismik eksplorasi minyak, dan

frekuensi sonar angkatan laut. Perjalanan suara lebih cepat di laut daripada di

udara.

Hewan laut, seperti paus, cenderung memiliki penglihatan lemah, dan hidup

di dunia yang sebagian besar ditentukan oleh informasi akustik. Hal ini

berlaku juga untuk banyak ikan laut yang hidup lebih dalam di dunia

kegelapan. Dilaporkan bahwa antara tahun 1950 dan 1975, ambien kebisingan

di laut naik sekitar sepuluh desibel (telah meningkat sepuluh kali lipat).

Jelas sekarang bahwa sumber pencemaran sangat bervariasi. Tidak hanya dari

hal-hal yang menurut kita hanya bisa dilakukan oleh industri besar, namun juga bisa

disebabkan oleh aktiftas harian manusia.

3.5 Arus Laut

Arus merupakan proses pergerakan massa air menuju kesetimbangan yang

menyebabkan perpindahan horizontal dan vertikal massa air. Sedangkan arus air laut

merupakan pergerakan massa air secara vertikal dan horisontal sehingga menuju

keseimbangannya, atau gerakan air yang sangat luas yang terjadi di seluruh lautan

dunia. Arus juga merupakan gerakan mengalir suatu massa air yang dikarenakan

tiupan angin atau perbedaan densitas atau pergerakan gelombang panjang. Pergerakan

arus dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain arah angin, perbedaan tekanan air,

Page 20: LAPORAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI

17

perbedaan densitas air, gaya Coriolis, topografi dasar laut, arus permukaan,

upwelling.

Gaya Coriolis mempengaruhi aliran massa air, dimana gaya ini akan

membelokan arah angin dari arah yang lurus. Gaya ini timbul sebagai akibat dari

perputaran bumi pada porosnya. Gaya Coriolis ini yang membelokan arus dibagian

bumi utara kekanan dan dibagian bumi selatan kearah kiri. Pada saat kecepatan arus

berkurang, maka tingkat perubahan arus yang disebabkan gaya Coriolis akan

meningkat. Hasilnya akan dihasilkan sedikit pembelokan dari arah arus yang relaif

cepat dilapisan permukaan dan arah pembelokanya menjadi lebih besar pada aliran

arus yang kecepatanya makin lambat dan mempunyai kedalaman makin bertambah

besar. Akibatnya akan timbul suatu aliran arus dimana makin dalam suatu perairan

maka arus yang terjadi pada lapisan-lapisan perairan akan dibelokan arahnya.

Hubungan ini dikenal sebagai Spiral Ekman, Arah arus menyimpang 450 dari arah

angin dan sudut penyimpangan bertambah dengan bertambahnya kedalaman

(Supangat, 2003).

Ketika angin berhembus di laut, energi yang ditransfer dari angin ke batas

permukaan. Sebagian energi ini digunakan dalam pembentukan gelombang gravitasi

permukaan yang memberikan pergerakan air dari yang kecil kearah perambatan

gelombang sehingga terbentuklah arus dilaut. Semakin cepat kecepatan angin,

semakin besar gaya gesekan yang bekerja pada permukaan laut, dan semakin besar

arus permukaan laut yang dihasilkan (Supangat,2003).

Arus laut dapat terjadi di samudera luas yang bergerak melintasi samudera

(ocean currents), maupun terjadi di perairan pesisir (coastal currents).

1) Arus Samudera, terbagi atas :

Arus Permukaan Laut di Samudera (Surface Circulation)

Page 21: LAPORAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI

18

Penyebab utama arus permukaan laut di samudera adalah tiupan angin

yang bertiup melintasi permukaan Bumi melintasi zona-zona lintang yang

berbeda. Ketika angin melintasi permukaan samudera, maka massa air laut

tertekan sesuai dengan arah angin.

Pola umum arus permukaan samudera dimodifikasi oleh faktor-faktor fisik

dan berbagai variabel seperti friksi, gravitasi, gerak rotasi Bumi,

konfigurasi benua, topografi dasar laut, dan angin lokal. Interaksi berbagai

variabel itu menghasilkan arus permukaan samudera yang rumit.

Arus di samudera bergerak secara konstan. Arus tersebut bergerak

melintasi samudera yang luas dan membentuk aliran yang berputar searah

gerak jarum jam di Belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere), dan

berlawanan arah gerak jarum jam di Belahan Bumi Selatan (Southern

Hemisphere).

Karena gerakannya yang terus menerus itu, massa air laut mempengaruhi

massa udara yang ditemuinya dan merubah cuaca dan iklim di seluruh

dunia.

Arus di Kedalaman Samudera (Deep-water Circulation)

Faktor utama yang mengendalikan gerakan massa air laut di kedalaman

samudera adalah densitas air laut. Perbedaan densitas diantara dua massa

air laut yang berdampingan menyebabkan gerakan vertikal air laut dan

menciptakan gerakan massa air laut-dalam (deep-water masses) yang

bergerak melintasi samudera secara perlahan. Gerakan massa air laut-

dalam tersebut kadang mempengaruhi sirkulasi permukaan.

Perbedaan densitas massa air laut terutama disebabkan oleh perbedaan

temperatur dan salinitas air laut. Oleh karena itu gerakan massa air laut-

Page 22: LAPORAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI

19

dalam tersebut disebut juga sebagai sirkulasi termohalin (thermohaline

circulation)

2) Arus Perairan Pesisir

Arus Pasang Surut (Tidal Current)

Arus pasang surut terjadi terutama karena gerakan pasang surut air laut.

Arus ini terlihat jelas di perairan estuari atau muara sungai. Bila air laut

bergerak menuju pasang, maka terlihat gerakan arus laut yang masuk ke

dalam estuari atau alur sungai, sebaliknya ketika air laut bergerak menuju

surut, maka terlihat gerakan arus laut mengalir ke luar.

Arus Sepanjang Pantai (longshore current) dan Arus Rip (rip current)

Kedua macam arus ini terjadi di perairan pesisir dekat pantai, dan terjadi

karena gelombang mendekat dan memukul ke pantai dengan arah yang

muring atau tegak lurus garis pantai. Arus sepanjang pantai bergerak

menyusuri pantai, sedang arus rip bergerak menjauhi pantai dengan arah

tegak lurus atau miring terhadap garis pantai.

3.6 Morfologi Pantai

Pantai adalah geologi bentuk lahan di sepanjang garis pantai dari laut, atau

danau. Biasanya terdiri dari partikel-partikel lepas yang sering terdiri dari batuan,

seperti pasir, kerikil, sirap, kerikil, gelombang atau batu-batuan.

Dalam memahami morfologi pantai ada dua istilah yang sering digunakan

untuk membedakan bagian daratan dipinggir laut, yang dalam bahasa Inggris disebut

shore dan coast. Shore atau pesisir ialah sejalur daerah tempat pertemuan

daratandengan laut, mulai dari batas permukaan laut ketika pasang surut terendah

menuju kearah darat sampai batas tertinggi yang mendapat pengaruh gelombang

Page 23: LAPORAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI

20

ketika badai. Jadi daerah ini akan tergenang ketika pasang naik dan kering ketika

sedang pasang surut.

Sedangkan coast atau pantai ialah suatu zone yang mendapat pengaruh kuat

dari proses marine “a zone in which coastal prosesses operate or have a strong

influence”(Strahler,1979:534). Dan dataran pantai atau coastal plain adalah jalur

pantai yang muncul dari bawah permukaan laut yang merupakan bagian dari

dangkalan benua atau continental shelf, dibatasi oleh suatu tingkat dengan lereng

yang curam ke arah laut.

Pantai merupakan hasil dari pemuatan gelombang, proses dimana gelombang

atau arus memindahkan pasir atau material lepas pantai lainnya yang dibuat sebagai

partikel-partikel ini diadakan di suspensi. Atau, mungkin pasir digerakkan oleh

saltation (gerakan memantul partikel besar). komponen-komponen pantai berasal dari

erosi dari batuan lepas pantai, serta dari tanjung erosi dan longsoran memproduksi

simpanan Scree. Sebuah terumbu karang lepas pantai merupakan sumber signifikan

dari pasir.

Indonesia merupakan negara berpantai terpanjang kedua di dunia setelah

Kanada. Panjang garis pantai Indonesia tercatat sebesar 81.000 km. Garis pantai

merupakan batas pertemuan antara bagian laut dan daratan pada saat terjadi air laut

pasang tertinggi. Garis laut dapat berubah karena adanya abrasi, yaitu pengikisan

pantai oleh hantaman gelombang laut yang menyebabkan berkurangnya areal daratan.

3.7 Air Laut

Air laut adalah air dari laut atau samudera. Air laut memiliki kadar garam

rata-rata 3,5%. Artinya dalam 1 liter (1000 mL) air laut terdapat 35 gram garam

(terutama, namun tidak seluruhnya garam dapur/NaCl).

Walaupun kebanyakan air laut di dunia memiliki kadar garam sekitar 3,5 %,

air laut juga berbeda-beda kandungan garamnya disetiap daerah. Yang paling tawar

Page 24: LAPORAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI

21

adalah di timur Teluk Finlandia dan di utara Teluk Bothnia, keduanya bagian dari

Laut Baltik. Yang paling asin adalah di Laut Merah, di mana suhu tinggi dan sirkulasi

terbatas membuat penguapan tinggi dan sedikit masukan air dari sungai-sungai.

Kadar garam di beberapa danau dapat lebih tinggi lagi.

Air laut memiliki kadar garam karena bumi dipenuhi dengan garam mineral

yang terdapat di dalam batu-batuan dan tanah. Contohnya natrium, kalium, kalsium,

dll. Apabila air sungai mengalir ke lautan, air tersebut membawa garam dalam

alirannya ke lautan. Ombak laut yang memukul pantai juga dapat menghasilkan

garam yang terdapat pada batu-batuan. Lama-kelamaan air laut menjadi asin karena

banyak mengandung garam.

Keberadaan garam-garaman di laut mempengaruhi sifat fisis air laut (seperti:

densitas, kompresibilitas, titik beku, dan temperatur dimana densitas menjadi

maksimum) beberapa tingkat, tetapi tidak menentukannya. Beberapa sifat (viskositas,

daya serap cahaya) tidak terpengaruh secara signifikan oleh salinitas. Dua sifat yang

sangat ditentukan oleh jumlah garam di laut (salinitas) adalah daya hantar listrik

(konduktivitas) dan tekanan osmosis.

Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi salinitas adalah sebagai berikut :

1) Penguapan, makin besar tingkat penguapan air laut di suatu wilayah, maka

salinitasnya tinggi dan sebaliknya pada daerah yang rendah tingkat penguapan

air lautnya, maka daerah itu rendah kadar garamnya.

2) Curah hujan, makin besar/banyak curah hujan di suatu wilayah laut maka

salinitas air laut itu akan rendah dan sebaliknya makin sedikit/kecil curah

hujan yang turun salinitas akan tinggi.

3) Banyak sedikitnya sungai yang bermuara di laut tersebut, makin banyak

sungai yang bermuara ke laut tersebut maka salinitas laut tersebut akan

rendah, dan sebaliknya makin sedikit sungai yang bermuara ke laut tersebut

maka salinitasnya akan tinggi.

Page 25: LAPORAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI

22

3.8 Pasang Surut air Laut

Pasang surut laut merupakan suatu fenomena pergerakan naik turunnya

permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan

gaya tarik menarik dari benda-benda astronomi terutama oleh matahari, bumi dan

bulan. Pengaruh benda angkasa lainnya dapat diabaikan karena jaraknya lebih jauh

atau ukurannya lebih kecil.

Faktor non astronomi yang mempengaruhi pasang surut terutama di perairan

semi tertutup seperti teluk adalah bentuk garis pantai dan topografi dasar perairan.

Ada tiga penyebab terjadinya pasang surut air laut yaitu Matahari, Bulan, dan Bumi.

Selain itu, pasang surut air laut dapat disebabkan oleh terjadinya perubahan

iklim. Saat ini perubahan iklim tidak dapat diprediksi dengan tepat. Hal ini

dikarenakan adanya gejala pemanasan global yang diakibatkan oleh kerusakan

lingkungan. Kerusakan lingkungan ini seringkali ditimbulkan oleh manusia.

Adanya perubahan iklim ini maka permukaan air laut sering mengalami

kenaikan. Selain itu, adanya pemanasan global mengakibatkan terjadinya pelelehan di

Kutub Utara maupun Kutub Selatan. Dengan adanya peristiwa pelelehan es tersebut,

dapat menimbulkan peristiwa alam pasang surut air laut.

3.9 Biota Laut

Biota laut merupakan berbagai jenis organisme hidup di perairan laut yang

menurut fungsinya digolongkan menjadi tiga, yaitu produsen merupakan biota laut

yang mampu mensintesa zat organik baru dari zat anorganik, kedua adalah konsumen

merupakan biota laut yang memanfaatkan zat organik dari luar tubuhnya secara

langsung. Dan yang ketiga adalah redusen merupakan biota laut yang tidak mampu

menelan zat organik dalam bentuk butiran, tidak mampu berfotosintesis namun

mampu memecah molekul organik menjadi lebih sederhana.

Page 26: LAPORAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI

23

Penggolongan biota laut menurut sifat hidupnya dibedakan menjadi plankton

merupakan semua biota yang hidup melayang di dalam air yang pergerakkannya

ditentukan oleh lingkungannya. Kemudian nekton adalah semua biota yang dapat

berenang bebas dan mengatur sendiri arah pergerakkannya dan bentos yang

merupakan semua biota yang hidup didasar perairan baik membenamkan diri,

menempel maupun merayap.

Perubahan kondisi laut yang terjadi dimasa lalu hingga saat ini ditambah

dengan interaksi biota laut dalam pemangsaan merupakan faktor yang berpengaruh

terhadap daya adaptasi pada biota laut. Kemampuan adaptasi biota laut yang berlanjut

dalam jangka waktu lama yang akhirnya menjadi sebuah evolusi menjadikan

keanekaragaman biota laut menjadi tinggi. Selain itu, laut dengan berbagai kondisi

fisik, kimia dan topografi menjadikan biota laut yang hidup didalamnya semakin

beragam. Berikut disajikan gambar-gambar sebagai bukti beragam dan indahnya

biota laut.

Page 27: LAPORAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI

24

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Pengamatan Kelompok 1

1) Gelombang laut

Titik koordinat : N 000 24’ 44,4”

E 1230 09’ 11,8”

Titik ketinggian : 1 m dpl

Tabel. 1Panjang Gelombang

No. Jarak

(m)

Waktu gelombang

(s)

Panjang gelombang

(m)

Tinggi gelombang

(m)

1 10 06,375 2,10 1

2 15 04,525 2 1,70

Menentukan suhu air laut dengan menggunakan thermometer infrared

1. 300

C

2. 290C

3. 300C

4. 300C

5. 300C

𝒔𝒖𝒉𝒖 𝒂𝒊𝒓 𝒓𝒂𝒕𝒂 − 𝒓𝒂𝒕𝒂 =𝟏𝟒𝟗

𝟓= 𝟐𝟗,𝟖 °C

Page 28: LAPORAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI

25

2) Sedimen laut

Lokasi dengan titik koordinat

N 000 24’ 36,8”

E 1230 09’ 00,0”

Memiliki sedimen berupa :

Litos : pasir, batuan

Biogenesis : keong, terumbu karang, lumut

Lokasi dengan titik koordinat

N 000 24’ 36,0”

E 1230 09’ 00,1”

Memiliki sedimen berupa :

Litos : pasir, batuan

Biogenesis : terumbu karang, lumut

Lokasi dengan titik koordinat

N 000 24’ 36,6”

E 1230 09’ 00,0”

Memiliki sedimen berupa :

Litos : batuan, kerikil

Biogenesis : keong, terumbu karang, lumut

Hidrogenesis

Lokasi dengan titik koordinat

N 000 24’ 36,4”

E 1230 09’ 00,1”

Memiliki sedimen berupa :

Litos : batuan, kerikil

Biogenesis : terumbu karang, lumut

Page 29: LAPORAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI

26

3) Iklim laut

Titik koordinat : N 000 24’ 37,4”

E 1230 09’ 08,7”

Kecepatan angin : 0,6 pada pukul 14.28

Arah angin : dari selatan ke utara

No Pada pukul Suhu udara

1 09.00 -

2 13.00 36,5

3 16.00 33,1

4) Pencemaran laut

Sampah di pesisir berupa :

Kotoran hewan

Plastik

dll

Sampah di permukaan air laut berupa :

Kertas

Bangkai hewan

dll

Sampah di dasar laut berupa :

Kulit jagung

Plastik

Botol aqua

Page 30: LAPORAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI

27

Dedaunan

dll

4.1.2 Pengamatan Kelompok 2

1) Morfologi Pantai

Jenis pantai merupakan Pantai Terangkat (Emergency)

Jenis Biota : Terumbu karang, ikan, dll.

Kecepatan Angin : 292 m/s (Angin Laut)

Salinitas (kadar garam) :

1) 12,06

2) 12,07

3) 9,02

Jumlah = 33,15

Rata-rata = 11,05

Jadi, Salinitas (kadar garam) adalah 11,05 yang merupakan pH Basa.

Temperatur:

1) 32,4 ºC

2) 31,6 ºC

3) 32,8 ºC

4) 33,0 ºC

5) 32,6 ºC

Jumlah = 162,4 ºC

Suhu Rata-rata = 32,48 ºC

Jadi, Suhu rata-rata pada saat itu (siang hari) adalah 32,48 ºC

4.1.3 Pengamatan Kelompok 3

1) Menghitung kecepatan arus laut

Page 31: LAPORAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI

28

Adapun data yang diperoleh pada saat pengamatan berkenaan dengan

kecepatan arus laut adalah sebagai berikut :

Data yang diperoleh kelas B

S (m) t (sekon)

1 157

1 57

1 55

Jarak dari bibir pantai ke tongkat = 16 meter

Kedalaman laut =1,58 meter

Dari data yang diperoleh, ditanyakan kec. rata-rata arus laut = ……….???

Mencari kecepatan arus laut, menggunakan persamaan 𝒗 = 𝒔

𝒕.

Maka :

𝒗𝟏 =

𝒔𝒕

= 𝟏

𝟏𝟓𝟕

= 𝟎,𝟎𝟎𝟔𝟒 𝒎 𝒔

𝒗𝟐 =

𝒔𝒕

= 𝟏

𝟓𝟕

= 𝟎,𝟎𝟏𝟕 𝒎 𝒔

Dan

𝒗𝟑 =

𝒔𝒕

Page 32: LAPORAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI

29

= 𝟏

𝟓𝟓

= 𝟎,𝟎𝟏𝟖 𝒎 𝒔

Dari perolehan v1, v2, dan v3, maka dapat ditentukan kecepatan rata-rata dari

arus laut tersebut sebagai berikut :

𝒗 = 𝒗𝟏 + 𝒗𝟐 + 𝒗𝟑

𝟑

= 𝟎,𝟎𝟎𝟔𝟒+ 𝟎,𝟎𝟏𝟕+ 𝟎,𝟎𝟏𝟖

𝟑

= 𝟎,𝟎𝟏𝟑𝟖 𝒎 𝒔

Jadi, kecepatan arus rata-rata yang diperoleh oleh kelas B adalah 0,0138 m/s.

Data yang diperoleh kelas C

S (m) t (sekon)

1 16

1 17

1 17

Jarak dari bibir pantai ke tongkat = 31,5 meter

Kedalaman laut = 10 meter

Dari data yang diperoleh, ditanyakan kec. rata-rata arus laut = ……….???

Penyelesaian :

Page 33: LAPORAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI

30

𝒗𝟏 =

𝒔𝒕

= 𝟏

𝟏𝟔= 𝟎,𝟎𝟔𝟑 𝒎 𝒔

𝒗𝟐 =

𝒔𝒕

= 𝟏

𝟏𝟕

= 𝟎,𝟎𝟓𝟖 𝒎 𝒔

Dan

𝒗𝟑 =

𝒔𝒕

= 𝟏

𝟏𝟕

= 𝟎,𝟎𝟓𝟖 𝒎 𝒔

Dari perolehan v1, v2, dan v3, maka dapat ditentukan kecepatan rata-rata dari

arus laut tersebut sebagai berikut :

𝒗 = 𝒗𝟏 + 𝒗𝟐 + 𝒗𝟑

𝟑

= 𝟎,𝟎𝟔𝟑+ 𝟎,𝟎𝟓𝟖+ 𝟎,𝟎𝟓𝟖

𝟑

= 𝟎,𝟎𝟔 𝒎 𝒔

Jadi, kecepatan arus rata-rata yang diperoleh oleh kelas C adalah 0,06 m/s.

Data yang diperoleh kelas A

S (m) t (sekon)

Page 34: LAPORAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI

31

1 32

1 35

1 50

Jarak dari bibir pantai ke tongkat = 31,4 meter

Kedalaman laut = 8,55 meter

Dari data yang diperoleh, ditanyakan kec. rata-rata arus laut = ……….???

Penyelesaian :

𝒗𝟏 =

𝒔𝒕

= 𝟏

𝟑𝟐

= 𝟎,𝟎𝟑 𝒎 𝒔

𝒗𝟐 =

𝒔𝒕

= 𝟏

𝟑𝟓

= 𝟎,𝟎𝟐𝟖 𝒎 𝒔

Dan

𝒗𝟑 =

𝒔𝒕

= 𝟏

𝟓𝟎

= 𝟎,𝟎𝟐 𝒎 𝒔

Dari perolehan v1, v2, dan v3, maka dapat ditentukan kecepatan rata-rata dari

arus laut tersebut sebagai berikut :

Page 35: LAPORAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI

32

𝒗 = 𝒗𝟏 + 𝒗𝟐 + 𝒗𝟑

𝟑

= 𝟎,𝟎𝟑+ 𝟎,𝟎𝟐𝟖+ 𝟎,𝟎𝟐

𝟑

= 𝟎,𝟎𝟐𝟔 𝒎 𝒔

Jadi, kecepatan arus rata-rata yang diperoleh oleh kelas A adalah 0,026 m/s.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengamatan Kelompok 1

1) Gelombang laut

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan di pantai wisata Olele,

diketahui bahwa gelombang laut terjadi karena hembusan angin secara teratur, terus-

menerus, di atas permukaan air laut. Hembusan angin yang demikian akan

membentuk riak permukaan, yang bergerak kira-kira searah dengan hembusan angin.

Dalam pengukuran gelombang yang telah dilakukan, ternyata semakin cepat gerak

gelombang, maka gelombang semakin panjang dan semakin tinggi. Gelombang

dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya angin yang meliputi kecepatan angin,

panjang/jarak hembusan angin, dan waktu (lamanya) hembusan angin.

Ketinggian dan periode gelombang tergantung kepada panjang fetch

pembangkitannya. Fetch yang dimaksud disini merupakan jarak perjalanan tempuh

gelombang dari awal pembangkitannya. Fetch ini dibatasi oleh bentuk daratan yang

mengelilingi laut. Semakin panjang jarak fetchnya, ketinggian gelombangnya akan

semakin besar. Angin juga mempunyai pengaruh yang penting pada ketinggian

gelombang. Angin yang lebih kuat akan menghasilkan gelombang yang lebih besar.

Gelombang yang menjalar dari laut dalam (deep water) menuju ke pantai akan

mengalami perubahan bentuk karena adanya perubahan kedalaman laut. Apabila

gelombang bergerak mendekati pantai, pergerakan gelombang di bagian bawah yang

berbatasan dengan dasar laut akan melambat. Hal ini diakibatkan oleh friksi/gesekan

Page 36: LAPORAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI

33

antara air dan dasar pantai. Sementara itu, bagian atas gelombang di permukaan air

akan terus melaju. Semakin menuju ke pantai, puncak gelombang akan semakin tajam

dan lembahnya akan semakin datar. Fenomena ini yang menyebabkan gelombang

tersebut kemudian pecah.

2) Sedimen laut

Sedimen merupakan material lepas yang berasal dari daratan, laut maupun

bisa berasal dari benda- benda hidup lannya yang tertransfer melalui media air

maupun udara. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan di pantai wisata Olele,

telah ditemukan berbagai macam sedimen laut yang terdapat pada pantai tersebut,

diantaranya sedimen jenis Litos atau Lithougenus sedimen yaitu sedimen yang

berasal dari erosi pantai dan material hasil erosi daerah up land. Material ini dapat

sampai ke dasar laut melalui proses mekanik, yaitu tertransport oleh arus sungai dan

atau arus laut dan akan terendapkan jika energi tertrransforkan telah melemah,

sedimen ini berupa berupa hasil sedimentasi dari pasir, batuan dan kerikil.

Selain itu, di pantai wisata Olele juga terdapat sedimen jenis biogenesis yang

merupakan sedimen yang bersumber dari sisa-sisa organisme yang hidup seperti

cangkang dan rangka biota laut serta bahan-bahan organik yang mengalami

dekomposisi. Serta terdapat juga sedimen jenis hidrogenesis yang merupakan

sedimen yang terbentuk karena adanya reaksi kimia di dalam air laut dan membentuk

partikel yang tidak larut dalam air laut sehingga akan tenggelam ke dasar laut,

sebagai contoh dan sedimen jenis ini adalah magnetit, phosphorit dan glaukonit.

3) Iklim laut

Iklim merupakan kondisi rata-rata cuaca dalam waktu yang panjang. Matahari

merupakan kendali iklim yang sangat penting dan sumber energi di bumi yang

menimbulkan gerak udara dan arus laut. Kendali iklim yang lain, misalnya distribusi

Page 37: LAPORAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI

34

darat dan air, tekanan tinggi dan rendah, massa udara, pegunungan, arus laut dan

badai.

Ketika kita berbicara tentang iklim maka kita akan berbicara tentang kondisi

lautan yang mempengaruhi iklim yaitu suhu permukaan laut. Iklim di bumi sangat

dipengaruhi oleh posisi matahari terhadap bumi. Perubahan iklim dapat terjadi secara

tiba-tiba. Perubahan iklim tersebut dapat mempengaruhi keadaan laut, dalam hal ini

gelombang, arus laut, sedimen, dan dapat juga mempengaruhi morfologi pantai.

4) Pencemaran laut

Pencemaran laut didefinisikan sebagai peristiwa masuknya partikel kimia,

limbah industri, pertanian dan perumahan, kebisingan, atau penyebaran organisme

invasif (asing) ke dalam laut, yang berpotensi memberi efek berbahaya. Sebagian

besar sumber pencemaran laut berasal dari daratan, baik tertiup angin, terhanyut

maupun melalui tumpahan. Pencemaran laut di dunia menyebabkan kerusakan pada lingkungan dan

kehidupan bawah laut.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, pencemaran laut di pantai wisata Olele bisa dikatan sangat

memprihatinkan. Baik disekitar wilayah pesisir pantai maupun di pantai banyak terdapat bahan-bahan pencemar,

baik pencemaran dari bahan organic maupun anorganik. Disekitar peseisir pantai banyak terdapat sampah-sampah

plastik, botol-botol air kemasan, kulit jagung, kotoran hewan bahkan bangkai hewan pun ada. Saampah-sampah

tersebut bukan hanya tersebar diwilayah pesisir, namun juga tersebar disekitar permukaan laut bahkan dasar laut

juga pun ada.

Pantai wisata Olele merupakan salah satu tempat wisata di Gorontalo yang terkenal dengan terumbu

karangnya dan sudah tersebar di seluruh Indonesia. Sehingga hendaknya pencemaran laut patut ditangani dan

ditanggulangi. Hal ini demi kelestarian pantai, keragaman biota lautnya, dan kesehatan lingkungan sekitarnya,

mengingat disekitar Pantai wisata Olele merupakan pemukiman penduduk. Berikut gambar pencemaran yang

terlihat di pantai wisata Olele.

Page 38: LAPORAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI

35

4.2.2 Pengamatan Kelompok 2

1) Morfologi Pantai

Berdasarkan hasil pengamatan, Morfologi pantai wisata Olele merupakan

jenis pantai Terangkat (Emergency), ini ditunjukkan dengan adanya Cleaf-Cleaf pada

pinggiran pantai. Terdapat tebing-tebing yang menggambarkan keadaan dimana

dulunya berupa dataran pantai yang mengalami pengangkatan daratan. Berikut

beberapa hal yang kami amati mengenai keadaan pantai wisata Olele.

Pengukuran Salinitas (Kadar Garam)

Pada pengukuran Salinitas (kadar garam) air laut ini, kami menggunakan alat

pengukur PH yaitu PH Meter. Sebelum digunakan, alat tersebut di celupkan pada

cairan agar terkalibrasi dengan PH normal = 7. Selanjutnya dicelupkan pada air laut

dan mendapatkan PH berturut-turut adalah 12,06, 12,07 dan 9,02 dengan PH rata-rata

adalah 11,05. Sehingga menunjukkan bahwa Salinitas air laut di pantai wisata Olele

tersebut adalah Basa.

Air di laut merupakan campuran dari 96,5% air murni dan 3,5% material

lainnya seperti garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan partikel-

Page 39: LAPORAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI

36

partikel tak terlarut. Sifat-sifat fisis utama air laut ditentukan oleh 96,5% air murni.

Selain air murni (H2O), air laut mengandung garam. Karena itu, rasanya menjadi asin.

Rata-rata air laut mengandung 3,5% garam. Artinya, dalam setiap 1 kg air laut

terkandung garam 35 gram.

Air laut mempunyai kemampuan menyangga yang sangat besar untuk

mencegah perubahan pH. Perubahan pH sedikit saja dari pH alami akan memberikan

petunjuk terganggunya sistem penyangga. Hal ini dapat menimbulkan perubahan dan

ketidakseimbangan kadar CO2 yang dapat membahayakan kehidupan biota laut.

Pengukuran Suhu (Temperatur)

Pengukuran suhu pada pantai wisata Olele menggunakan alat Termometer

infra red, dengan cara menembakkan ±30 m kearah laut. Pengukuran dilakukan 5 kali

berturut-turut dengan hasil yang diperoleh yaitu:

1) 32,4 ºC

2) 31,6 ºC

3) 32,8 ºC

4) 33,0 ºC

5) 32,6 ºC

Sehingganya dengan pengukuran tersebut, didapatkan Suhu rata-rata 32,48 ºC.

Suhu berpengaruh terhadap pasang surut air laut. Dimana pada suhu rendah pada

daerah kutub mengalami pembekuan dan menyebabkan penyusutan air laut,

sedangkan ketika suhu tinggi menyebabkan es dikutub mencair dan berakibat pada

penambahan volume air laut dan biasanya menjadi air pasang.

Suhu air mempunyai pengaruh yang besar terhadap proses pertukaran zat atau

metabolisne dari makhluk-makhluk hidup. Keadaan ini jelas terlihat dari jumlah

plankton didaerah-daerah yang beriklim sedang lebih banyak daripada didaerah-

daerah yang beriklim panas (Asmawi,1986). Suhu merupakan salah satu faktor

Page 40: LAPORAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI

37

lingkungan yang mempengaruhi kecepatan aktivitas proses metabolisme. Suhu air

mempunyai arti penting bagi organisme perairan karena berpengaruh terhadap laju

metabolisme dan pertumbuhan. Suhu bagi hewan poikilotermik merupakan faktor

pengontrol (controlling factor) yaitu pengendali kecepatan reaksi kimia didalam

tubuh termasuk prosses metabolisme. Foresberg dan summerfelt (1998) menyatakan

bahwa meningkatkannya suhu akan mempercepat kelangsungan proses metabolisme

(Widiyati, 2005).

Pengukuran Kecepatan Angin

Pada Pengukuran Kecepatan Angin menggunakan alat yaitu Anemometer

Digital. Alat tersebut diarahkan menghadap laut dan di diamkan beberapa saat hingga

alat secara otomatis menunjukkan berapa kecepatan angin pada saat itu. Dan

berdasarkan hasil pengukuran didapatkan kecepatan angin di pantai wisata Olele pada

saat itu adalah 292 m/s. Pengukuran kecepatan angin dilakukan pada siang hari

sehingga menunjukkan bahwa angin pada saat itu adalah angin laut.

Kecepatan angin mempengaruhi frekuensi gelombang laut. Dimana semakin

besar kecepatan angin maka gelombang laut semakin besar pula, dan begitupun

sebaliknya.

2) Pasang Surut

Kami mengambil gambar pengamatan di daerah Desa Botubarani Kecamatan

Kabila Bone kabupaten Bone Bolango pada tanggal 23 desember 2010. Yang mana

air laut sudah mulai naik. Kami mengambil gambar pada waktu sore hari menjelang

magrib. Kemudian pada pagi harinya kondisi air laut sudah mulai turun.

Pasang surut terbentuk karena rotasi bumi yang berada di bawah muka air

yang menggelembung yang mengakibatkan kenaikan dan penurunan permukaan laut

di wilayah pesisir secara periodik. Gaya tarik gravitasi matahari juga memiliki efek

yang sama namun dengan derajat yang lebih kecil.

Page 41: LAPORAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI

38

Dengan kata lain peristiwa alam pasang surut air laut merupakan naik

turunnya perairan yang diakibatkan oleh pengaruh gaya gravitasi bulan dan matahari.

Bumi dan matahari saling menarik. Demikian juga antara Bumi dan Bulan.

Gaya tariknya tergantung pada jaraknya. Semakin dekat jaraknya, gaya tariknya

makin kuat. Bumi terdiri dari bagian yang padat, termasuk daratannya, dan bagian

laut. Kedua bagian itu sama-sama mengalami tarikan dari Bulan dan Matahari. Tetapi

besarnya gaya tarik pada bagian padat dan lautan berbeda, tergantung jaraknya dari

bulan atau Matahari. Akibat perbedaan gaya tarik itu, air laut cenderung bergerak

menjauhi bagian padat. Akibatnya akan terjadi pasang, baik di bagian yang

menghadap Bulan atau Matahari maupun di bagian sebaliknya. Di bagian lain air laut

surut. Karena rotasi Bumi, bagian yang pasang dan yang surut selalu berpindah.

Setiap setengah hari akan mengalami keadaan pasang yang bergantian dengan

keadaan surut.

Karena Matahari lebih jauh daripada Bulan, pengaruh pasang surut oleh

matahari lebih kecil daripada oleh Bulan. Tetapi, kalau digabungkan pengaruhnya

akan lebih kuat dari biasanya. Ini terjadi pada saat bulan sabit atau bulan purnama.

Itulah sebabnya pada saat bulan purnama air pasang paling tinggi.

Kemudian Adanya gaya gravitasi Bulan yang besarnya dua kali daripada gaya

gravitasi Matahari, mengakibatkan terjadinya gejala pasang surut air laut. Gaya

gravitasi Bulan lebih besar daripada matahari dikarenakan oleh letak bulan lebih

dekat dengan bumi.

Selain itu, pasang surut air laut dapat disebabkan oleh terjadinya perubahan

iklim. Saat ini perubahan iklim tidak dapat diprediksi dengan tepat. Hal ini

dikarenakan adanya gejala pemanasan global yang diakibatkan oleh kerusakan

lingkungan. Kerusakan lingkungan ini seringkali ditimbulkan oleh manusia.

Adanya perubahan iklim ini maka permukaan air laut sering mengalami

kenaikan. Selain itu, adanya pemanasan global mengakibatkan terjadinya pelelehan di

Kutub Utara maupun Kutub Selatan. Dengan adanya peristiwa pelelehan es tersebut,

dapat menimbulkan peristiwa alam pasang surut air laut.

Page 42: LAPORAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI

39

3) Biota Laut

Biota laut merupakan berbagai jenis organisme hidup di perairan laut yang

menurut fungsinya digolongkan menjadi tiga, yaitu produsen merupakan biota laut

yang mampu mensintesa zat organik baru dari zat anorganik, kedua adalah konsumen

merupakan biota laut yang memanfaatkan zat organik dari luar tubuhnya secara

langsung.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di pantai wisata Olele, terdapat

beragam biota laut, namun lebih didominasi oleh terumbu karang. Terumbu karang

ini berperan penting bagi pertumbuhan sumberdaya perikanan, Mencegah terjadinya

pengikisan pantai (abrasi) dan dapat dijadikan sebagai daya tarik wisata bahari yang

dapat mendatangkan wisataan.

Tidak semua tempat dilaut dapat menjadi ekosistem dari terumbu karang atau

biota laut lainnya, hal ini dipengaruhi oleh tingkat intensitas cahaya matahari,

pencemaran lautnya, serta zonasi wilahnya. Intensitas cahaya matahari dapat

membantu proses fotosintesis dari terumbu karang, sehingganya terumbu karang

hanya dapat tumbuh pada daerah laut yang masih dipengaruhi dan mampu ditembus

oleh cahaya matahari.

Pencemaran laut juga dapat mempengaruhi keberadaan biota laut. Pencemaran

laut yang berlebih dapat mempengaruhi warna terumbu karang, dan proses kehidupan

biota laut lainnya. Dengan adanya pencemaran laut, misalnya sampah-sampah

anorganik seperti plastic atau sejenisnya, dapat mempengaruhi perkembangan biota

laut didalamnya. Pencemaran plastic dapat menghambat aktivitas biota laut

didalamnya.

Sesuai dengan hasil pengamatan yang telah dilakukan, pencemaran pantai

wisata Olele sangat memprihatinkan. Banyak terdapat sampah-sampah berserakan

Page 43: LAPORAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI

40

disekitar pesisir pantai sampai dengan wilayah pantai itu sendiri. Pencemaran yang

ada bukan hanya berupa sampah anorganik, tapi juga terdapat pencemaran minyak

dari berbagai macam sumber, diataranya minyak dari pembuangan perahu, dan dari

pembuangan rumah tangga. Berikut beberapa gambar beragam biota laut yang ada di

pantai wisata Olele.

4.2.3 Pengamatan Kelompok 3

4.2.4 Menghitung Kecepatan arus laut

Arus laut merupakan gerakan massa air laut yang berpindah dari satu tempat

ke tempat lain. Arus di permukaan laut terutama disebabkan oleh tiupan angin,

sedang arus di kedalaman laut disebabkan oleh perbedaan densitas massa air laut.

Arus mempunyai pengaruh positif maupun negativ terhadap kehidupan biota

perairan. Arus dapat mengakibatkan luasnya jaringan. Jaringan jasad hidup yang

Page 44: LAPORAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI

41

tumbuh didaerah itu dan partikel-partikel dalam supensi dapat menghasilkan

pengkikisan. Manfaat dari arus yakni banyak biota yang menyangkut penambahan

makanan bagi biota-biota lainnya dan pembuangan kotoran-kotoranya. (anonymous c,

2009).

Pada pengamatan yang dilakukan di pantai wisata Olele mengenai kecepatan

arus laut, kami menggunakan papan silang, tali 1 meter, dan tongkat sekitar 2 meter

sebagai medianya. Pada pengamatan ini, kecepatan rata-rata arus pantai Olele

menjadi objek yang ingin diketahui.

Pada proses mencari kecepatan rata-ratanya, menggunakan media yang telah

disediakan. Papan silang diikat pada tongkat dengan tali sepanjang 1 meter.

Kemudian tongkat tersebut dibawa ke permukaan laut dengan jarakdari bibir pantai

sesuai dengan yang diinginkan. Pada pengamatan tersebut, jarak yang digunakan dari

bibir pantai ke tongkat untuk tiap-tiap kelas berbeda-beda. Untuk kelas A, jarak yang

digunakan 31,5 meter, kelas B 16 meter, dan kelas C 31,4 meter. Setelah itu,

menentukan kedalaman yang digunakan, untukkelas A kedalaman laut yang

digunakan 8,55 meter, kelas B 1,58 meter, dan kelas C 10 meter. Kemudian, setelah

segala sesuatunya telah ditentukan, papan silang yang terikat pada tongkat dibawa ke

permukaan laut, dan setelah sampai lokasi yang telah ditentukan papan silang yang

tetap terikat pada tongkat dilepaskan dan dibiarkan sampai talinya meregang, dan

mencatat berapa waktu yang diperlukan untuk tali meregang. Hal ini dilakukan

sebanyak 3 kali. Kemudian setelah memperoleh waktu yang diperlukan tali untuk

meregang, maka dengan data yang ada dapat ditentukan berapa kecepatan rata-rata

dari arus laut tersebut. Untuk kecepatan rata-rata yang diperoleh dari pengukuran

kelas A adalah 0,026 m/s, kelas B 0,0138 m/s, dan kelas C 0,06 m/s.

Kecepatan arus rata-rata yang diperoleh dari setiap kelas berbeda. Kecepatan

arus yang paling besar diperoleh dari perhitungan data kelas C, sedangkan untuk

kecepatan arus rata-rata yang paling rendah yakni perolehan data dari kelas B. Hal

Page 45: LAPORAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI

42

yang menyebabkan perbedaan tersebut adalah jarak tongkat dari bibir pantai, dan

kedalaman laut yang digunakan pada saat pengambilan data.

Jauh jarak pengambilan data dari bibir pantai dan semakin dalam lautnya

sangat mempengaruhi waktu tali pada papan silang meregang. Mengapa? Karena

apabila jarak yang digunakan dekat dengan bibir pantai dan kedalaman lautnya tidak

begitu dalam, gerak dari papan silang selain dipengaruhi oleh arus dating, juga

dipengaruhioleh arus balik.

Semakin jauh dari bibir pantai dan semakin dalam lautnya, kuat arus semakin

besar dan bergerak normal. Begitupula sebaliknya, semakin dekat dengan bibir

pantai, kuat arus semakin rendah dan bergerak tidak normal, hal ini dikarenakan di

daerah dekat bibir pantai terjadi pertemuan antara ombak dating dan ombak balik atau

dikenal dengan istilah wilayah kepesisiran.

Menurut Hinckteg Etall (1991), arus selalu berhungan dengan kedalaman.

perubahan arah arus yang kompleks susunannya terjadi sesuai dengan makin

bertambahnya kedalaman perairan. Hal ini sesuai dengan pengamatan yang telah

dilakukan.

Page 46: LAPORAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI

43

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berapa kesimpulan yang dapat dipaparkan berkaitan dengan pengamatan ini

adalah sebagai berikut :

1) Pantai wisata Olele terbentuk karena adanya proses pengangatan lautan.

2) Ekosistem laut di pantai wisata Olele terdiri dari beragam biota laut yang unik

dan indah. Untuk pantai wisata Olele, biota laut yang mendominasi yaitu

terumbu karang.

3) Keragaman ekosistem laut dalam hal ini biota laut sangat dipengaruhi oleh

intensitas cahaya matahari, pencemaran laut, dan zonasi wilayahnya.

4) Kecepatan arus laut sangat dipengaruhi oleh kedalaman laut dan kecepatan

angin.

5) Gelombang dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya angin yang meliputi

kecepatan angin, panjang/jarak hembusan angin, dan waktu (lamanya)

hembusan angin.

6) Sedimen yang terdapat di pantai wisata Olele terdiri dari sedimen sedimen

jenis Litos atau Lithougenus, sedimen jenis biogenesis, serta sedimen jenis

hidrogenesis.

7) Pencemaran laut dapat mempengaruhi kehidupan biota laut.

8) Perubahan iklim dalam jangka waktu yang panjang dapat mempengaruhi

gelombang laut, arus laut, dan lambat laun juga akan mempengaruhi

morfologi pantai.

Page 47: LAPORAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI

44

5.2 Saran

Adapun beberapa hal yang dapat disampaikan terkait pengamatan ini adalah

sebagai berikut :

1) Dalam pengamatan selanjutnya hendaknya pematangan materi perlu agar

dalam proses pengamatan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

2) Hendaknya dalam pengamatan selanjutnya, alat yang digunakan lebih

ditunjang lagi kelengkapannya.

3) Bimbingan dari dosen pembimbing perlu dilakukan demi kelancaran

kelangsungan pengamatan.

Page 48: LAPORAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2010.http://www.alpensteel.com/article/52-106-energi-laut-ombak-

gelombang-arus/2174--definisi-gelombang-laut.html (diakses tanggal 08

terumbu karang-laut.hJanuari 2011)

Anonim.2010.http://pengertian-definisi.blogspot.com/2010/10/morfologi-biota- tml

(diakses tanggal 08 Januari 2011)

Hutabarat,Sahala dan M.Evans,Stewart. 2008 . pengantar oseanografi . Universitas

Indonesia Press : JAKARTA

Kresna, T, D, dan Y. Darlan. 2008. Partikel microskopis dasar laut Nusantara.

Universitas Gajah Mada Press : Jogyakarta

Upangat A, dan Susanna. 2003. Pengantar Oseanografi. Pusat Riset wilayah Laut

dan Sumberdaya Non-Hayati, BRPKP-DKP. ISBN.No. 979-97572-4-1

Page 49: LAPORAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI

LAMPIRAN

Gambar 1. Anemometer digital dalam menentukan arah angin

Gambar 2. Termometer Infra red dalam mengukur suhu

Page 50: LAPORAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI

Gambar 3. Mengamati Biota Laut