laporan praktikum kimia fisika viskositas zandhika alfi pratama

44
LABORATORIUM KIMIA FISIKA Percobaan : VISKOSITAS Kelompok : X A Nama : 1. Davi Khoirun Najib NRP. 2313 030 009 2. Zandhika Alfi Pratama NRP. 2313 030 035 3. Rizuana Nadifatul M. NRP. 2313 030 043 4. Thea Prastiwi Soedarmodjo NRP. 2313 030 095 Tanggal Percobaan : 9 Desember 2013 Tanggal Penyerahan : 16 Desember 2013 Dosen Pembimbing : Nurlaili Humaidah, S.T., M.T. Asisten Laboratorium : Dhaniar Rulandri W. PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2013

Upload: zandhika-alfi-pratama

Post on 31-Dec-2015

675 views

Category:

Documents


30 download

DESCRIPTION

Laporan Praktikum Laboratorium Kimia Fisika 2013

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum Kimia Fisika Viskositas Zandhika Alfi Pratama

LABORATORIUM

KIMIA FISIKA

Percobaan : VISKOSITAS Kelompok : X A

Nama : 1. Davi Khoirun Najib NRP. 2313 030 009 2. Zandhika Alfi Pratama NRP. 2313 030 035 3. Rizuana Nadifatul M. NRP. 2313 030 043 4. Thea Prastiwi Soedarmodjo NRP. 2313 030 095

Tanggal Percobaan : 9 Desember 2013

Tanggal Penyerahan : 16 Desember 2013

Dosen Pembimbing : Nurlaili Humaidah, S.T., M.T.

Asisten Laboratorium : Dhaniar Rulandri W.

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA

2013

Page 2: Laporan Praktikum Kimia Fisika Viskositas Zandhika Alfi Pratama

i

ABSTRAK

Tujuan dari percobaan viskositas ini adalah untuk menentukan koesifien viskositas dan

densitas dari larutan aquadest, yoghurt Yakult, dan sabun cair Nuvo.

Prosedur percobaan viskositas ini adalah tahap pertama menghitung harga viskositas dengan

variabel larutan yang ditentukan. Memasukkan aquadest ke dalam viskometer Ostwald yang

diletakkan dalam beaker glass dan mengondisikan aquadest pada variabel suhu 39oC. Selanjutnya

menghisap aquadest sehingga melewati batas atas pada viskometer Ostwald. Kemudian membiarkan

aquadest mengalir ke bawah hingga tepat pada batas atas. Setelah itu mencatat waktu yang

diperlukan aquadest untuk mengalir dari batas atas ke batas bawah viskometer Ostwald dengan

menggunakan stopwatch. Mengulangi prosedur percobaan dengan mengondisikan aquadest pada

suhu 49oC dan 63

oC. Mengulangi prosedur percobaan dengan mengganti aquadest dengan yoghurt

Yakult dan sabun cair Nuvo. Tahap kedua yaitu menentukan densitas dari variabel yang ditentukan.

Menimbang massa piknometer kosong menggunakan timbangan berat (timbangan elektrik).

Memasukkan aquadest ke dalam piknometer hingga mencapai ukuran maksimum piknometer.

Kemudian mengondisikan aquadest pada suhu 39oC. Menimbang massa total piknometer dan

aquadest. Mencari massa aquadest dengan cara mencari selisih massa antara piknometer yang berisi

aquadest dan massa piknometer kosong. Mencari densitas aquadest dengan cara membagi massa

aquadest dengan volume larutan pada piknometer. Mengulangi prosedur percobaan dengan

mengondisikan aquadest pada suhu 49oC dan 63

oC. Mengulangi prosedur percobaan dengan

mengganti aquadest dengan yoghurt Yakult dan sabun cair Nuvo.

Pada data hasil percobaan densitas aquadest pada saat suhu 39oC viskositasnya sebesar

128,4254 cp, densitasnya sebesar 0,96 g/ml, pada saat suhu 49oC viskositasnya sebesar 110,3857 cp,

densitasnya sebesar 0,96 g/ml, dan pada saat suhu 63oC viskositasnya sebesar 96,2116 cp,

densitasnya sebesar 0,96 g/ml. Pada yoghurt Yakult saat suhu 39oC viskositasnya sebesar 170,0886

cp, densitasnya sebesar 1,04 g/ml, pada saat suhu 49oC viskositasnya sebesar 155,9144 cp,

densitasnya sebesar 1,04 g/ml, dan pada saat suhu 63oC viskositasnya sebesar 142,1699 cp,

densitasnya sebesar 1,04 g/ml. Sedangkan pada sabun cair Nuvo pada suhu 39oC viskositasnya

sebesar 26569 cp, densitasnya sebesar 1 g/ml, pada saat suhu 49oC viskositasnya sebesar 14380,2124

cp, densitasnya sebesar 1 g/ml, dan pada saat suhu 63oC viskositasnya sebesar 10669,1898 cp,

densitasnya sebesar 1 g/ml. Dari hasil percobaan tersebut dapat dilihat bahwa zat cair yang memiliki

viskositas tertinggi adalah sabun cair Nuvo, sedangkan yang terendah adalah aquadest. Untuk nilai

densitas, zat cair yang memiliki densitas tertinggi adalah yoghurt Yakult, sedangkan terendah adalah

aquadest.

Kata Kunci : koefisien viskositas, densitas, suhu, aquadest, yoghurt Yakult, sabun cair Nuvo

Page 3: Laporan Praktikum Kimia Fisika Viskositas Zandhika Alfi Pratama

ii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ iii

DAFTAR TABEL .................................................................................................... iv

DAFTAR GRAFIK ................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang ........................................................................................... I-1

I.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... I-2

I.3 Tujuan Percobaan ...................................................................................... I-2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Dasar Teori ............................................................................................... II-1

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN

III.1 Variabel Percobaan ................................................................................. III-1

III.2 Bahan yang Digunakan ........................................................................... III-1

III.3 Alat yang Digunakan ............................................................................... III-1

III.4 Prosedur Percobaan ................................................................................. III-1

III.5 Diagram Alir Percobaan ........................................................................... III-3

III.6 Gambar Alat Percobaan .......................................................................... III-5

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Percobaan ....................................................................................... IV-1

IV.2 Pembahasan.............................................................................................. IV-3

BAB V KESIMPULAN ........................................................................................... V-1

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ vi

DAFTAR NOTASI ................................................................................................... vii

APPENDIKS ............................................................................................................. viii

LAMPIRAN

- Laporan Sementara

- Fotokopi Literatur

- Lembar Revisi

Page 4: Laporan Praktikum Kimia Fisika Viskositas Zandhika Alfi Pratama

iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Viskometer Bola Jatuh ......................................................................... II-7

Gambar II.2 Piknometer ........................................................................................... II-9

Gambar II.3 Yakult ................................................................................................... II-14

Gambar II.3 Sabun Cair Nuvo .................................................................................. II-14

Gambar III.6 Gambar Alat Percobaan ....................................................................... III-5

Page 5: Laporan Praktikum Kimia Fisika Viskositas Zandhika Alfi Pratama

iv

DAFTAR TABEL

Tabel II.1 Perbedaan antara Viskositas Cairan dengan Viskositas Gas .......................... II-4

Tabel II.2 Pengaruh Suhu terhadap Koefisien Zat Cair .................................................. II-6

Tabel IV.1.1 Hasil Percobaan Viskositas ............................................................................ IV-1

Tabel IV.1.2 Hasil Perhitungan Densitas ............................................................................ IV-2

Tabel IV.1.3 Hasil Perhitungan Viskositas Cairan .............................................................. IV-2

Tabel IV.2.1 Data Densitas Aquadest..................................................................................IV-6

Tabel IV.2.2 Viskositas Air pada Berbagai Suhu ................................................................ IV-7

Page 6: Laporan Praktikum Kimia Fisika Viskositas Zandhika Alfi Pratama

v

DAFTAR GRAFIK

Grafik IV.1 Pengaruh Waktu terhadap Selisih Berat dengan Arus Tetap 100 mA ......... IV-2

Grafik IV. 2 Pengaruh Waktu terhadap Kuat Arus dengan Arus Tetap 100 mA ............. IV-3

Grafik IV.3 Pengaruh Waktu terhadap Selisih Berat dengan Arus Tetap 300 mA .......... IV-4

Grafik IV.4 Pengaruh Waktu terhadap Kuat Arus dengan Arus Tetap 300 mA .............. IV-5

Page 7: Laporan Praktikum Kimia Fisika Viskositas Zandhika Alfi Pratama

I-1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Viskositas merupakan karakteristik dari suatu zat cair yang disebabkan karena adanya

gesekan antara molekul–molekul zat cair dengan gaya kohesi pada zat cair tersebut. Setiap zat

cair memiliki sifat yang berbeda, salah satunya adalah viskositas zat cair (nilai kekentalan).

Sifat ini dimiliki oleh semua zat cair. Kekentalan adalah sifat dari suatu zat cair (fluida)

disebabkan adanya gesekan antara molekul-molekul zat cair dengan gaya kohesi pada zat cair

tersebut. Gesekan-gesekan inilah yang menghambat aliran zat cair. Suatu zat memiliki

kemampuan tertentu sehingga suatu padatan yang dimasukkan kedalamnya mendapat gaya

tekanan yang diakibatkan peristiwa gesekan antara permukaan padatan tersebut dengan zat

cair. Aliran viskos, dalam berbagai masalah keteknikan pengaruh viskositas pada aliran

adalah kecil, dan dengan demikian diabaikan.

Adanya praktikum viskositas ini bertujuan agar praktikan dapat mengetahui bagaimana

pengaruh kekentalan suatu fluida terhadap nilai viskositas pada suatu zat cair menggunakan

viskometer Ostwald dan besarnya densitas suatu cairan menggunakan piknometer.

Aplikasi industri dari viskositas adalah pelumas mesin. Pelumas mesin ini biasanya kita

kenal dengan nama oli. Oli merupakan bahan penting bagi kendaraan bermotor. Oli yang

dibutuhkan tiap-tiap tipe mesin kendaraan berbeda-beda karena setiap tipe mesin kendaraan

membutuhkan kekentalan yang berbeda-beda. Kekentalan ini adalah bagian yang sangat

penting sekali karena berkaitan dengan ketebalan oli atau seberapa besar resistensinya untuk

mengalir. Sehingga sebelum menggunakan oli merek tertentu harus diperhatikan terlebih

dahulu koefisien kekentalan oli sesuai atau tidak dengan tipe mesin. Viskositas dari oli sangat

diperhitungkan untuk meminimalisir gaya gesek yang ditimbulkan oleh mesin yang bergerak

dan terkontak satu terhadap yang lain sehingga mencegah terjadinya keausan. Pada

permesinan bagian yang paling sering bergesekan adalah piston, ada banyak bagian lain

namun gesekannya tak sebesar yang dialami piston. Disinilah kegunaan oli. Oli memisahkan

kedua permukaan yang berhubungan sehingga gesekan pada piston diperkecil. Selain itu, oli

juga bertindak sebagai fluida yang memindahkan panas ruang bakar yang mencapai 1000-

1600 derajat celcius ke bagian lain mesin yang lebih dingin, sehingga mesin tidak over heat

(sebagai pendingin).

Page 8: Laporan Praktikum Kimia Fisika Viskositas Zandhika Alfi Pratama

I-2

Bab I Pendahuluan

Laboratorium Kimia Fisika

Program Studi D3 Teknik Kimia

FTI-ITS

I.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara menentukan koefisien viskositas aquadest, yoghurt Yakult, dan sabun

cair Nuvo pada suhu 39°C, 49°C, dan 63°C dengan menggunakan viskometer

Ostwald?

2. Bagaimana cara menentukan densitas aquadest, yoghurt Yakult, dan sabun cair Nuvo

pada suhu 39°C, 49°C, dan 63°C dengan menggunakan piknometer?

I.3 Tujuan Percobaan

1. Menentukan koefisien viskositas aquadest, yoghurt Yakult, dan sabun cair Nuvo pada

suhu 39°C, 49°C, dan 63°C dengan menggunakan viskometer Ostwald.

2. Menentukan densitas aquadest, yoghurt Yakult, dan sabun cair Nuvo pada suhu 39°C,

49°C, dan 63°C dengan menggunakan piknometer.

Page 9: Laporan Praktikum Kimia Fisika Viskositas Zandhika Alfi Pratama

II-1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II. 1 Dasar Teori

Viskositas adalah ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar kecilnya gesekan

di dalam fluida. Viskositas cairan dapat dibandingkan satu sama lain dengan adanya koefisien

viskositas (h). Koefisien viskositas adalah gaya tangensial per satuan luas yang dibutuhkan

untuk mempertahankan perbedaan kecepatan alir (Puspita, 2011).

Viskositas suatu cairan murni atau larutan merupakan indeks hambatan alir cairan.

Viskositas dapat diukur dengan mengukur laju aliran cairan yang melalui tabung berbentuk

silinder. Cara ini merupakan salah satu cara yang paling mudah dan dapat digunakan baik

untuk cairan maupun gas (Aryaditama, 2013).

Dalam menafsirkan pengukuran viskositas, banyak terdapat kerumitan kebanyakan

pengukuran (tidak semuanya) didasarkan pada pengamatan empiris, dan penentuan massa

molar biasanya didasarkan pada pembandingan dengan sampel standar (Aryaditama, 2013).

Salah satu kerumitan dalam pengukuran dalam pengukuran intensitas adalah dalam

beberapa kasus, ternyata fluida itu bersifat non-Newtonian, yaitu viskositasnya berubah saat

laju aliran bertambah. Penurunan viskositas dengan bertambahnya laju aliran menunjukkan

adanya molekul seperti batang panjang, yang terorientasi oleh aliran itu, sehingga saling

meluncur melewati satu sama lain dengan lebih bebas. Dalam beberapa kasus, tekanan yang

disebabkan oleh aliran menjadi sangat besar, sehingga molekul panjang terputus-putus. Ini

membawa konsekuensi lebih lanjut pada viskositas (Aryaditama, 2013).

Suatu jenis cairan yang mudah mengalir dapat dikatakan memiliki viskositas yang

rendah, dan sebaliknya bahan–bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang

tinggi. Pada hukum aliran viskos, Newton menyatakan hubungan antara gaya–gaya mekanika

dari suatu aliran viskos sebagai geseran dalam (viskositas) fluida adalah konstan sehubungan

dengan gesekannya (Devhy, 2013).

Pada zat cair, viskositas disebabkan oleh gaya kohesi antara molekul. Pada gas,

viskositas muncul dari tumbukan antar molekul. Fluida yang bebeda memiliki besar viskositas

yang berbeda, misal sirup lebih kental (lebih viskos) dari air, minyak lemak lebih kental dari

pada minyak mesin, zat cair pada umumnya jauh lebih kental dari gas. Viskositas fluida yang

berbeda dapat dinyatakan secara kuantitatif oleh koefisien viskositas, ŋ (huruf kecil dari abjad

yunani eta), yang didefinisikan sebagai satu lapisan tipis fluida ditempatkan antara dua

Page 10: Laporan Praktikum Kimia Fisika Viskositas Zandhika Alfi Pratama

II-2

Bab II Tinjauan Pustaka

Laboratorium Kimia Fisika

Program Studi D3 Teknik Kimia

FTI-ITS

lempeng yang rata. Satu lempeng diam dan yang lainnya bergerak dengan laju konstan. Fluida

yang langsung bersentuhan dengan setiap lempeng ditahan pada permukaan permukaan atas

fluida bergerak dengan laju v yang sama seperti lempeng yang atas, sementara fluida yang

bersentuhan dengan lempeng yang diam tetap diam. Lapisan fluida yang diam menahan aliran

lapisan yang persis di atasnya, yang juga menahan lapisan berikutnya, dan seterusnya. Untuk

fluida yang berbeda, makin kental fluida maka makin besar gaya yang diperlukan (Anggraeni,

2010)

Setiap zat cair mempunyai karakteristik yang khas, berbeda satu zat cair dengan zat

cair yang lain. Salah satunya adalah viskositas. Viskositas merupakan tahanan yang dilakukan

oleh suatu lapisan fluida terhadap suatu lapisan lainnya. Sifat viskositas ini dimiliki oleh

setiap fluida, gas, atau cairan. Viskositas suatu cairan murni adalah indeks hambatan aliran

cairan. Aliran cairan dapat dikelompokan menjadi dua yaitu aliran laminar dan aliran

turbulen. Aliran laminar menggambarkan laju aliran kecil melalui sebuah pipa dengan garis

tengah kecil. Sedangkan aliran turbulen menggambarkan laju aliran yang besar dengan

diameter pipa yang besar. Penggolongan tersebut berdasarkan bilangan Reynold (Anggraeni,

2010).

Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contohnya air. Sebaliknya,

fluida yang lebih kental biasanya lebih sulit mengalir, contohnya minyak goreng, oli, madu,

dan lain-lain. Hal ini bisa dibuktikan dengan menuangkan air dan minyak goreng diatas lantai

yang permukaannya miring. Pasti hasilnya air lebih cepat mengalir dari pada minyak goreng

atau oli. Tingkat kekentalan suatu fluida juga bergantung pada suhu. Semakin tinggi suhu zat

cair, semakin kurang kental zat cair tersebut. Misalnya ketika ibu menggoreng ikan di dapur,

minyak goreng yang awalnya kental, berubah menjadi lebih cair ketika dipanaskan.

Sebaliknya, semakin tinggi suhu suatu zat gas, semakin kental zat gas tersebut (Widya, 2013).

Perlu diketahui bahwa viskositas atau kekentalan hanya ada pada fluida rill (rill =

nyata). Fluida rill/nyata adalah fluida yang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, seperti

air sirup, oli, asap knalpot, dan lainnya. Fluida rill berbeda dengan fluida ideal. Fluida ideal

sebenarnya tidak ada dalam kehidupan sehari-hari. Fluida ideal hanya model yang digunakan

untuk membantu kita dalam menganalisis aliran fluida (fluida ideal ini yang kita pakai dalam

pokok bahasan fluida dinamis) (Widya, 2013).

Viskositas menentukan kemudahan suatu molekul bergerak karena adanya gesekan

antar lapisan material. Karenanya viskositas menunjukkan tingkat ketahanan suatu cairan

untuk mengalir. Semakin besar viskositas maka aliran akan semakin lambat. Besarnya

Page 11: Laporan Praktikum Kimia Fisika Viskositas Zandhika Alfi Pratama

II-3

Bab II Tinjauan Pustaka

Laboratorium Kimia Fisika

Program Studi D3 Teknik Kimia

FTI-ITS

viskositas dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti temperatur, gaya tarik antar molekul dan

ukuran, serta jumlah molekul terlarut. Fluida zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda

memiliki tingkat kekentalan yang berbeda. Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya

gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas

disebabkan oleh tumbukan antara molekul (Anggraeni, 2010).

Satuan sistem internasional (SI) untuk koefisien viskositas adalah Ns/m2

= Pa.S

(pascal sekon). Satuan CGS (centimeter gram sekon) untuk koefisien viskositas adalah

dyn.s/cm2 = poise (p). Viskositas juga sering dinyatakan dalam sentipoise (cp). 1 cp = 1/1000

p. satuan poise digunakan untuk mengenang seorang ilmuwan Prancis, Jean Louis Marie

Poiseuille (Widya, 2013).

1 poise = 1 dyn. s/cm2 = 10

-1 N.s/m

2

Fluida adalah gugusan molekul yang jarak pisahnya besar dan kecil untuk zat cair.

Jarak antar molukelnya itu besar jika dibandingkan dengan garis tengah molukel itu. Molekul-

molekul itu tidak terikat pada suatu kisi, melainkan saling bergerak bebas terhadap satu sama

lain. Jadi kecepatan fluida atau massanya kecepatan volume tidak mempunyai makna yang

tepat sebab jumlah molekul yang menempati volume tertentu terus menerus berubah (Widya,

2013)

Aliran cairan viskositas dapat dikelompokkan menjadi dua tipe, yaitu :

1. Aliran Laminer atau Aliran Kental

Menggambarkan laju aliran kecil melalui sebuah pipa dengan garis tengah kecil.

2. Aliran Turbulen

Menggambarkan laju aliran yang besar melalui pipa dengan diameter yang lebih besar.

Dengan kata lain pembagian ini ialah pertama bagian air yang mengalir seakan-akan

mengikuti suatu garis tak putus, bik lurus maupun melengkung. Ada bagian-bagian yang

alirannya berputar-putar dengan putaran yang tidak jelas ujung dan pangkalnya (Hastriawan,

2012).

Aliran yang mengikuti suatu garis (lurus ataupun melengkung) yang jelas ujung dan

pangkalnya disebut aliran garis arus atau dalam bahasa Inggris disebut aliran Streamline.

Secara lebih cermat dikatakan bahwa aliran garis arus adalah aliran yang tiap partikel yang

melalui suatu titik mengikuti suatu garis yang sama seperti partikel-partikel lain melalui titik

itu. Selain itu, pada aliran garis arus arah gerak partikel-partikel itu sama dengan arah aliran

secara keseluruhan. Garis yang dilalui oleh partikel-partikel itu pada aliran seperti ini disebut

garis arus (Hastriawan, 2012).

Page 12: Laporan Praktikum Kimia Fisika Viskositas Zandhika Alfi Pratama

II-4

Bab II Tinjauan Pustaka

Laboratorium Kimia Fisika

Program Studi D3 Teknik Kimia

FTI-ITS

Berbeda dengan aliran garis arus, ada aliran yang disebut aliran turbulen. Aliran

turbulen ditandai oleh adanya aliran berputar. Ada partikel-partikel yang arah geraknya

berbeda, bahkan berlawanan dengan arah gerak keseluruhan fluida. Jika aliran turbulen maka

akan terdapat pusaran-pusaran dalam gerakannya dan lintasan partikel-partikelnya senantiasa

berubah. Aliran turbulen menggambarkan laju aliran yang beasar melalui pipa dengan

diameter yang lebih besar (Hastriawan, 2012).

Fluida dapat digolongkan kedalam cairan atau gas. Perbedaan-perbedaan utama antara cair

dan gas adalah :

a. Cairan praktis tidak kompersibel, sedangkan gas kompersibel dan seringkali harus

diperlakukan demikian.

b. Cairan mengisi volume tertentu dan mempunyai permukaan-permukaan bebas, sedangkan

agar dengan massa tertentu mengembang sampai mengisi seluruh bagian wadah

tempatnya. (Widya, 2013)

Perbedaan antara viskositas cairan dengan viskositas gas adalah sebagai berikut :

Tabel II.1 Perbedaan antara Viskositas Cairan dengan Viskositas Gas

Jenis Perbedaan Viskositas Cairan Viskositas Gas

Gaya gesek Lebih besar untuk mengalir Lebih kecil dibandingkan

viskositas cairan

Koefisien viskositas Lebih besar Lebih kecil

Temperatur Temperatur naik, viskositas

turun

Temperatur naik, viskositas naik

Tekanan Tekanan naik, viskositas naik Tidak tergantung tekanan

(Anonim, 2011)

Macam-macam viskositas menurut Lewis (1987) adalah :

1. Viskositas dinamik, yaitu rasio antara shear, stress, dan shear rate. Viskositas dinamik

disebut juga koefisien viskositas.

2. Viskositas kinematik, yaitu viskositas dinamik dibagi dengan densitasnya. Viskositas ini

dinyatakan dalam satuan stoke (St) pada cgs dan m²/s pada SI.

3. Viskositas relatif dan spesifik, pada pengukuran viskositas suatu emulsi atau suspensi

biasanya dilakukan dengan membandingkannya dengan larutan murni.

(Anonim, 2011)

Page 13: Laporan Praktikum Kimia Fisika Viskositas Zandhika Alfi Pratama

II-5

Bab II Tinjauan Pustaka

Laboratorium Kimia Fisika

Program Studi D3 Teknik Kimia

FTI-ITS

Viskometer Brookfield

Pada viskometer ini nilai viskositas didapatkan dengan mengukur gaya puntir sebuah

rotor silinder (spindle) yang dicelupkan ke dalam sample. Viskometer Brookfield

memungkinkan untuk mengukur viskositas dengan menggunakan teknik dalam viskometri.

Alat ukur kekentalan (yang juga dapat disebut viskosimeter) dapat mengukur viskositas

melalui kondisi aliran berbagai bahan sampel yang diuji. Untuk dapat mengukur viskositas

sampel dalam viskometer Brookfield, bahan harus diam didalam wadah sementara poros

bergerak sambil direndam dalam cairan (Anonim, 2011).

Pada metode ini sebuah spindle dicelupkan ke dalam cairan yang akan diukur

viskositasnya. Gaya gesek antara permukaan spindle dengan cairan akan menentukan tingkat

viskositas cairan (Anonim, 2011)

Untuk membuat sebuah hasil viskositas dengan metode pengukuran Rotasional harus

dipenuhi beberapa hal sebagai berikut :

Jenis Spindle

Kecepatan putar Spindle

Tipe Viskometer

Suhu sample

Shear Rate (bila diketahui)

Lama waktu pengukuran (bila jenis sampelnya Time Dependent)

(Anonim, 2011)

Viskometer Brookfield merupakan salah satu viskometer yang menggunakan gasing

atau kumparan yang dicelupkan kedalam zat uji dan mengukur tahanan gerak dari bagian

yang berputar. Tersedia kumparan yang berbeda untuk rentang kekentalan tertentu, dan

umumnya dilengkapi dengan kecepatan rotasi. Prinsip kerja dari viskometer Brookfield ini

adalah semakin kuat putaran semakin tinggi viskositasnya sehingga hambatannya semakin

besar (Anonim, 2011).

Koefisien Viskositas

Satuan Sistem Internasional (SI) untuk koefisien viskositas adalah Ns/m2 = Pa.s (pascal

sekon). Satuan CGS (centi gram sekon) untuk koefisien viskositas adalah dyn.s/cm2 = poise

(P). Viskositas juga sering dinyatakan dalam sentipoise (cP) dan 1cP = 1/100 P. Berikut

adalah pengaruh suhu terhadap koefisien viskositas zat cair pada Tabel II.2

Page 14: Laporan Praktikum Kimia Fisika Viskositas Zandhika Alfi Pratama

II-6

Bab II Tinjauan Pustaka

Laboratorium Kimia Fisika

Program Studi D3 Teknik Kimia

FTI-ITS

Tabel II.2 Pengaruh Suhu terhadap Koefisien Viskositas Zat Cair

Fluida Temperatur ( 0C ) Koefisien Viskositas

Air 0 1,8 x 10-3

20 1,0 x 10-3

60 0,65 x 10-3

100 0,3 x 10-3

Darah ( Keseluruhan ) 37 4,0 x 10-3

Plasma Darah 37 1,5 x 10-3

Ethyl Alkohol 20 1,2 x 10-3

Oli Mesin 30 200 x 10-3

Gliserin 0 10.000 x 10-3

20 1.500 x 10-3

60 81 x 10-3

Udara 20 0,018 x 10-3

Hidrogen 0 0,009 x 10-3

Uap Air 100 0,013 x 10-3

(Pratama, 2011)

Pengukuran Viskositas

Peralatan untuk mengukur viskositas disebut viscometer. Ada tiga cara untuk

menentukan µ, yaitu:

a.Viskometer Torsi

Rumus R = µA, dipakai pada silinder konsentris.

b.Viskometer Ostwald

Pada viskometer Ostwald yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah

tertentu cairan untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat

cairan itu sendiri. Pada percobaan sebenarnya, sejumlah tertentu cairan (misalnya 10 cm3,

bergantung pada ukuran viskometer) dipipet kedalam viskometer. Cairan kemudian dihisap

melalui labu pengukur dari viskometer sampai permukaan cairan lebih tinggi daripada batas a.

cairan kemudian dibiarkan turun ketika permukaan cairan turun melewati batas a, stopwatch

mulai dinyalakan dan ketika cairan melewati tanda batas b, stopwatch dimatikan. Jadi waktu

yang dibutuhkan cairan untuk melalui jarak antara a dan b dapat ditentukan. Tekanan ρ

merupakan perbedaan antara kedua ujung pipa U dan besarnya disesuaikan sebanding dengan

Page 15: Laporan Praktikum Kimia Fisika Viskositas Zandhika Alfi Pratama

II-7

Bab II Tinjauan Pustaka

Laboratorium Kimia Fisika

Program Studi D3 Teknik Kimia

FTI-ITS

berat jenis cairan. Waktu alir dari cairan yang diuji dibandingkan dengan waktu yang

dibutuhkan bagi suatu cairan yang viskositasnya sudah diketahui (biasanya air) untuk lewat

antara dua tanda tersebut.

c.Hukum Stokes untuk Bola Jatuh.

Viskositas cairan juga dapat ditentukan berdasarkan hukum Stokes. Hukum Stokes

berdasarkan jatuhnya melalui medium zat cair. Benda bulat dengan radius r dan rapat d yang

jatuh karena gaya gravitasi melalui fluida dengan rapat dm.

Benda yang jatuh mempunyai kecepatan yang makin lama makin besar. Tetapi dalam

medium ada gaya gesek, yang makin besar bila kecepatan benda jatuh makin besar. Pada saat

kesetimbangan, besarnya kecepatan benda jatuh tetap (V).

Hukum stokes merupakan dasar viskometer bola jatuh. Viskometer ini terdiri atas gelas

silinder dengan cairan yang akan diteliti dan dimasukkan dalam termostat (Sukardjo, 1989).

Gambar II.1 Viskometer bola jatuh

Bola baja dengan rapat d dan diameter r dijatuhkan ke dalam tabung dan waktu yang

diperlukan untuk jatuh antara 2 tanda a dan b, dicatat dengan stopwatch.

Keterangan :

s = jarak bola jatuh

dm= rapat cairan

r = jari-jari bola

t = waktu bola jatuh

R= jari-jari tabung viskometer

(Sukardjo, 1989)

d. Viskometer Cup dan Bob

Prinsip kerjanya sampel digeser dalam ruangan antara dinding luar Bob dan dinding

dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengan-tengah. Kelemahan viscometer ini adalah

=

Page 16: Laporan Praktikum Kimia Fisika Viskositas Zandhika Alfi Pratama

II-8

Bab II Tinjauan Pustaka

Laboratorium Kimia Fisika

Program Studi D3 Teknik Kimia

FTI-ITS

terjadinya aliran sumbat yang disebabkan gesekan yang tinggi disepanjang keliling bagian

tube sehingga menyebabkan penemuan konsentrasi. Penurunan konsentrasi ini menyebebkan

bagian tengah zat yang ditekan keluar memadat. Hal ini disebut aliran sumbat (Anggraeni,

2010).

e. Viskometer Cone dan Plate

Cara pemakaiannya adalah sampek yang ditempatkan di tengah-tengah papan,

kemudian dinaikkan hingga posisi dibawah kerucut. Kerucut digerakkan oleh motor dengan

bermacam kecepatan dan sampelnya digeser didalam ruang sempit antara papan yang diam

dan kemudian kerucut yang berputar (Anggraeni, 2010).

f. Viskometer Hoppler

Pada viscometer ini yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh sebuah bola logam

untuk melewati cairan setinggi tertentu. Suatu benda karena adanya gravitasi akan jatuh

melalui medium yang berviskositas (seperti cairan misalnya), dengan kecepatan yang semakin

besar sampai mencapai kecepatan maksimum. Kecepatan maksimum akan tercapai bila

gravitasi sama dengan fictional resistance medium (Anggraeni, 2010).

Berdasarkan hukum stokes pada kecepatan bola maksimum, terjadi keseimbangan

sehingga : gaya gesek = gaya berat, gaya Archimedes :

Dimana :

t = waktu jatuh bola pada ketinggian h

Catatan pada viskositas :

1. Aliran viskositas (viscous flow). Dalam berbagai masalah keteknikan pengaruh dari

viskositas pada aliran adalah kecil, dan dengan demikian diabaikan. Cairan kemudian

dinyatakan sebagai tidak kental (invicid) atau, seringkali, ideal, dan µ diambil sebesar nol.

Tetapi kalau istilah aliran viskos dipakai, ini berarti bahwa viskositas tidak diabaikan.

2. Kecepatan (velocity). Dalam aliran viskos hokum dasarnya adalah bahwa kecepatan fluida

pada tepi batas harus sama dengan kecepatan dari tepi batas itu. Sebaliknya, ada gradient

6πrVmax = 4/3 r3

(ρbola – ρcair) g

Ŋ = { 2/g r3 (ρbola – ρcair) g }/Vmax

Vmax = h / t

Page 17: Laporan Praktikum Kimia Fisika Viskositas Zandhika Alfi Pratama

II-9

Bab II Tinjauan Pustaka

Laboratorium Kimia Fisika

Program Studi D3 Teknik Kimia

FTI-ITS

kecepatan sangat kecil di sebelah tepi batas dan, karena R = µA, suatu tegangan geseran

tak hingga.

3. Tegangan geser (shear strength). Telah diketahui benar bahwa cairan yang tidak bergerak

tidak memiliki tegangan geser, karena dalam keseluruhan mereka berubah bentuk untuk

mengisi tempatnya, bagaimanapun juga bentuknya.

4. Dimensi-dimensi dari µ. Karena hambatan viskos, R =µA, µ mempunyai dimensi-dimensi

dari tegangan dibagi dengan gradient kecepatan yaitu:

(MT-2

L-1

) ÷ (LT-1

/L) = ML-1

T-1

Dalam system c.g.s. satuan-satuan dari µ adalah poise, yang sama dengan 1 g/(cm detik).

Jadi: 1 kg/ms = 10 poise = 1000 centipoise.

5. Koefisien viskositas kinematis (Coeficient of kinematic viscosity).

6. Hambatan viskos (viscos drag). RumusR =µA. Dapat dipakai pada gerak relatif dua

silinder konsentris (dengan cairan diantaranya) dari diameter yang hampir sama. Ini mirip

dengan rencana keteknikan biasa, yang terdapat misalnya, pada poros, dilumasi dengan

minyak, berputar di dalam bantalannya.

(Widya, 2013).

Piknometer

Gambar II.2 Piknometer

Piknometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur nilai massa jenis atau

densitas dari fluida. Berbagai macam fluida yang diukur massa jenisnya, biasanya dalam

praktikum yang diukur adalah massa jenis oli, minyak goreng, dan lain-lain. Piknometer itu

terdiri dari 3 bagian, yaitu tutup pikno, lubang, gelas atau tabung ukur. Cara menghitung

massa fluida yaitu dengan mengurangkan massa pikno berisi fluida dengan massa pikno

kosong. Kemudian di dapat data massa dan volume fluida, sehingga tinggal menentukan nilai

cho/massa jenis (ρ) fluida dengan persamaan = cho (ρ) = m/v (Wahyuni, 2012).

Page 18: Laporan Praktikum Kimia Fisika Viskositas Zandhika Alfi Pratama

II-10

Bab II Tinjauan Pustaka

Laboratorium Kimia Fisika

Program Studi D3 Teknik Kimia

FTI-ITS

Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas adalah sebagai berikut.

1. Suhu

Viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka viskositas akan turun,

dan begitu sebaliknya. Hal ini disebabkan karena adanya gerakan partikel-partikel cairan

yang semakin cepat apabila suhu ditingkatkan dan menurun kekentalannya.

2. Konsentrasi larutan

Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan dengan konsentrasi

tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula, karena konsentrasi larutan menyatakan

banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak partikel yang

terlarut, gesekan antar partikrl semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula.

3. Berat Molekul Solut

Viskositas berbanding lurus dengan berat molekul solut. Karena dengan adanya solut yang

berat akan menghambat atau memberi beban yang berat pada cairan sehingga menaikkan

viskositas.

4. Tekanan

Semakin tinggi tekanan maka semakin besar viskositas suatu cairan.

(Donna, 2009)

Viskositas Dalam Kehidupan Sehari-hari

Teori dasar viskositas merupakan suatu sifat fluida yang mendasari diberikannya

tahanan terhadap tegangan geser oleh fluida tersebut. Viskositas sering diartikan sebagai

kekentalan. Viskositas sebenarnya disebabkan oleh kohesi dan pertukaran momentum

molekuler di antara lapisan-lapisan fluida dan pada waktu berlangsungnya aliran, efek ini

terlihat sebagai tegangan tangensial atau tegangan geser di antara lapisan yang bergerak.

Akibat adanya gradien kecepatan, akan menyebabkan lapisan fluida yang lebih dekat pada

plat yang bergerak, dan akan diperoleh kecepatan yang lebih besar dari lapisan yang lebih

jauh (Widya, 2013).

Cairan yang mempunyai viskositas lebih tinggi akan lebih lambat mengalir didalam

pipa dibandingkan cairan yang viskositasnya lebih rendah. Sebuah benda yang bergerak

dalam fluida yang punya viskositas lebih tinggi mengalami gaya gesek viskositas yang lebih

besar daripada jika benda tersebut bergerak didalam fluida yang viskositasnya lebih rendah.

Tujuan mempelajari viskositas ini adalah memahami bahwa benda yang bergerak di dalam

fluida akan mendapatkan gesekan yang disebabkan oleh kekentalan fluida tersebut. Selain itu,

dapat menentukan koefisien kekentalan dari fluida. Faktor-faktor yang mempengaruhi

Page 19: Laporan Praktikum Kimia Fisika Viskositas Zandhika Alfi Pratama

II-11

Bab II Tinjauan Pustaka

Laboratorium Kimia Fisika

Program Studi D3 Teknik Kimia

FTI-ITS

viskositas antara lain adalah koefisien kekentalan zat cair itu sendiri, massa jenis dari fluida

tersebut, bentuk atau besar dari partikel fluida tersebut, karena cairan yang partikelnya besar

dan berbentuk tak teratur lebih tinggi dari pada yang partikelnya kecil dan bentuknya teratur.

Selain itu juga suhu, semakin tinggi suhu cairan semakin kecil viskositasnya, semakin rendah

suhunya maka semakin besar viskositasnya (Widya, 2013).

Aplikasi teori aplikasi dari viskositas adalah pelumas mesin. Pelumas mesin ini

biasanya kita kenal dengan nama oli. Oli merupakan bahan penting bagi kendaraan bermotor.

Oli yang dibutuhkan tiap-tiap tipe mesin kendaraan berbeda-beda karena setiap tipe mesin

kendaraan membutuhkan kekentalan yang berbeda-beda. Kekentalan ini adalah bagian yang

sangat penting sekali karena berkaitan dengan ketebalan oli atau seberapa besar resistensinya

untuk mengalir. Sehingga sebelum menggunakan oli merek tertentu harus diperhatikan

terlebih dahulu koefisien kekentalan oli sesuai atau tidak dengan tipe mesin. Memilih dan

menggunakan oli yang baik dan benar untuk kendaraan bermotor merupakan langkah tepat

untuk merawat mesin dan peralatan kendaraan agar tidak cepat rusak dan mencegah

pemborosan. Masyarakat umum beranggapan bahwa fungsi utama oli hanyalah sebagai

pelumas mesin. Padahal oli memiliki fungsi lain, yakni sebagai pendingin, pelindung karat,

pembersih dan penutup celah pada dinding mesin. Sebagai pelumas mesin oli akan membuat

gesekan antar komponen didalam mesin bergerak lebih halus dengan cara masuk kedalam

celah-celah mesin, sehingga memudahkan mesin untuk mencapai suhu kerja yang ideal

(Widya, 2013).

Viskositas dari oli sangat diperhitungkan untuk meminimalisir gaya gesek yang

ditimbulkan oleh mesin yang bergerak dan terkontak satu terhadap yang lain sehingga

mencegah terjadinya keausan. Pada permesinan bagian yang paling sering bergesekan adalah

piston, ada banyak bagian lain namun gesekannya tak sebesar yang dialami piston. Disinilah

kegunaan oli. Oli memisahkan kedua permukaan yang berhubungan sehingga gesekan pada

piston diperkecil. Selain itu, oli juga bertindak sebagai fluida yang memindahkan panas ruang

bakar yang mencapai 1000-1600 derajat celcius ke bagian lain mesin yang lebih dingin,

sehingga mesin tidak over heat (sebagai pendingin). Pembersih mesin dari sisa pembakaran

dan deposit senyawa karbon yang masuk dalam ruang bakar supaya tidak muncul endapan

lumpur (Widya, 2013).

Teknologi mesin yang terus berkembang menuntut kerja pelumas semakin lengkap,

seperti penambahan anti karat dan anti foam. Semakin kental oli, maka lapisan yang

ditimbulkan menjadi lebih kental. Lapisan halus pada oli kental memberi kemampuan ekstra

Page 20: Laporan Praktikum Kimia Fisika Viskositas Zandhika Alfi Pratama

II-12

Bab II Tinjauan Pustaka

Laboratorium Kimia Fisika

Program Studi D3 Teknik Kimia

FTI-ITS

menyapu atau membersihkan permukaan logam yang terlumasi. Sebaliknya oli yang terlalu

tebal akan memberi resitensi berlebih mengalirkan oli pada temperatur rendah sehingga

mengganggu jalannya pelumasan ke komponen yang dibutuhkan. Untuk itu, oli harus

memiliki kekentalan lebih tepat pada temperatur tertinggi atau temperatur terendah ketika

mesin dioperasikan karena nilai viskositas masing-masing oli akan berkurang jika suhu cairan

dinaikkan. Suhu semakin tinggi diikuti makin rendahnya viskositas oli atau sebaliknya

(Widya, 2013) .

Beberapa kriteria yang penting yang harus dipenuhi oleh oli antara lain :

1. Viskositas harus cukup kental untuk menahan agar bagian peralatan yang bergerak relatif

terpisah, tetapi juga harus mencegah kebocoran dari segel.

2. Fluida harus cukup pada saat awal yaitu pada saat peralatan masih dingin.

3. Dapat membentuk film yang cukup kuat untuk pelumasan perbatasan.

4. Tahan terhadap oksidasi suhu tinggi.

5. Mengandung deterjen dan dispersan cukup untuk menyerap endapan atau lumpur yanga

terbentuk.

6. Tidak membentuk emulsi dengan air yang masuk dari segel yang bocor.

(Widya, 2013).

Dengan tingkat kekentalan yang disesuaikan dengan kapasitas volume maupun

kebutuhan mesin. Maka semakin kental oli, tingkat kebocoran akan semakin kecil, namun

disisi lain mengakibatkan bertambahnya beban kerja bagi pompa oli. Oleh sebab itu,

peruntukkan bagi mesin kendaraan Baru (dan/atau relatif baru berumur dibawah 3 tahun)

direkomendasikan untuk menggunakan oli dengan tingkat kekentalan minimum SAE10W.

Sebab seluruh komponen mesin baru (dengan teknologi terakhir) memiliki lubang atau celah

dinding yang sangat kecil, sehingga akan sulit dimasuki oleh oli yang memiliki kekentalan

tinggi (Widya, 2013).

Selain itu kandungan aditif dalam oli, akan membuat lapisan film pada dinding silinder

guna melindungi mesin pada saat start. Sekaligus mencegah timbulnya karat, sekalipun

kendaraan tidak dipergunakan dalam waktu yang lama. Disamping itu pula kandungan aditif

deterjen dalam pelumas berfungsi sebagai pelarut kotoran hasil sisa pembakaran agar

terbuang saat pergantian oli. Oli jenis mesin diesel ini memerlukan tambahan aditif dispersant

dan detergent untuk menjaga oli tetap bersih karena menghasilkan kontaminasi jelaga sisa

pembakaran yang tinggi. Sedangkan bila oli yang digunakan sudah tipe sintetik maka tidak

perlu lagi diberikan bahan aditif lain karena justru akan mengurangi kireja mesin bahkan

Page 21: Laporan Praktikum Kimia Fisika Viskositas Zandhika Alfi Pratama

II-13

Bab II Tinjauan Pustaka

Laboratorium Kimia Fisika

Program Studi D3 Teknik Kimia

FTI-ITS

merusaknya. Tingkat kekentalan oli disebut Viscosity Grade, yaitu ukuran kekentalan dan

kemampuan oli untuk mengalir pada temperatur tertentu menjadi prioritas terpenting dalam

memilih oli. Kode pengenal oli adalah berupa huruf SAE yang merupakan singkatan dari

Society of Automotive Engineers (Widya, 2013).

Selanjutnya angka yang mengikuti dibelakangnya, menunjukkan tingkat kekentalan oli

tersebut. Misalnya oli yang bertuliskan SAE 15W-50, berarti oli tersebut memiliki tingkat

kekentalan SAE 10 untuk kondisi suhu dingin dan SAE 50 pada kondisi suhu panas. Semakin

besar angka yang mengikuti kode oli menandakan semakin kentalnya oli tersebut. Sedangkan

huruf W yang terdapat dibelakang angka awal, merupakan singkatan dari Winter. Dengan

kondisi seperti ini, oli akan memberikan perlindungan optimal saat mesin start pada kondisi

ekstrim sekalipun. Sementara itu dalam kondisi panas normal, idealnya oli akan bekerja pada

kisaran angka kekentalan 40-50 menurut standar SAE (Widya, 2013).

Dalam penggunaan sehari-hari, viskositas dikenal sebagai ukuran ketahanan oli untuk

mengalir dalam mesin kendaraan. Zat cair dan gas memiliki viskositas, hanya saja zat cair

lebih kental (viscous) daripada gas. Viskositas oli didefinisikan dengan nomor SAE’S (Society

of Automotive Engineer’s) (Widya, 2013).

Densitas

Massa jenis (densitas) adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin

tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya. Massa

jenis rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi dengan total volumenya. Sebuah

benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi (misalnya besi) akan memiliki volume yang

lebih rendah daripada benda bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih rendah

(misalnya air) (Julianto, 2012).

Satuan SI massa jenis adalah kilogram per meter kubik (kg·m-3

). Massa jenis berfungsi

untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda. Dan satu zat berapapun

massanya berapapun volumenya akan memiliki massa jenis yang sama (Julianto, 2012).

Rumus untuk menentukan massa jenis adalah

dengan

ρ adalah massa jenis,

m adalah massa,

V adalah volume.

ρ = m

v

Page 22: Laporan Praktikum Kimia Fisika Viskositas Zandhika Alfi Pratama

II-14

Bab II Tinjauan Pustaka

Laboratorium Kimia Fisika

Program Studi D3 Teknik Kimia

FTI-ITS

Satuan massa jenis dalam ‘CGS [centi-gram-sekon]‘ adalah gram per sentimeter kubik

(g/cm3).

1 g/cm3 = 1000 kg/m

3

(Julianto, 2012).

Berikut ini adalah zat-zat cair yang digunakan untuk percobaan viskositas.

Yoghurt (yakult)

Gambar II.3 Yakult

Yoghurt atau yogurt adalah susu yang dibuat melalui fermentasi bakteri. Yoghurt

dapat dibuat dari susu apa saja, termasuk susu kacang kedelai. Produksi modern saat ini

didominasi susu sapi. Fermentasi gula susu (laktosa) menghasilkan asam laktat yang berperan

dalam protein susu untuk menghasilkan tekstur seperti gel dan aroma unik pada yoghurt.

Yoghurt tersedia dalam beraneka macam rasa, rasa alami, rasa buah, rasa vanilla, atau rasa

cokelat juga populer (Anonim, 2011).

Yakult adalah minuman probiotik mirip yogurt yang dibuat dari fermentasi skimmed

milk dan gula dengan bakteri Lactobacillus casei. Karena L. casei Shirota dapat ditemui

dalam sistem pencernaan, Yakult dipromosikan sebagai minuman yang baik untuk kesehatan.

Yakult telah memperkenalkan berbagai minuman yang mengandung bakteri Bifidobacterium

breve, dan telah menggunakan lactobacilli untuk mengembangkan kosmetika. Yakult juga

memiliki salah satu tim bisbol terbesar di Jepang, Tokyo Yakult Swallows. Saat ini, Yakult

diproduksi dan dijual di Jepang, Asia, Australia, Amerika Latin, dan Eropa, walaupun

bakterinya masih diimpor dari Jepang (Anonim, 2011)

Sabun cair (Nuvo)

Gambar II.4 Sabun Cair Nuvo

Page 23: Laporan Praktikum Kimia Fisika Viskositas Zandhika Alfi Pratama

II-15

Bab II Tinjauan Pustaka

Laboratorium Kimia Fisika

Program Studi D3 Teknik Kimia

FTI-ITS

Sabun cair adalah reaksi saponifikasi menggunakan minyak dan lemak yang

mempunyai kandungan asam oleat tinggi dan perbandingan yang tajam dari kalium,

digunakan dalam kombinasi dengan soda kaustik untuk untuk memproduksi cairan yang

setara normal warnanya agak gelap dan mempunyai bau yang kuat (Pertiwi, 2013).

Nuvo merupakan brand produk sabun dari Wings Group. Sabun Nuvo merupakan

sabun antiseptik yang mampu melindungi anda dan keluarga dari serangan kuman. Sabun ini

efektif memberihkan tubuh dari kotoran dan membunuh kuman yang menempel pada kulit.

Nuvo cocok untuk semua jenis kulit, memberikan perlindungan terhadap gangguan kulit.

Selain sabun mandi, Nuvo juga menghadirkan produk pembersih tangan. Beberapa varian dari

brand Nuvo antara lain, sabun batang Nuvo (putih, gold, merah, hijau), sabun batang Nuvo

Family, sabun batang Nuvo Family Cool, Nuvo Hand Sanitizer (pembersih tangan), Nuvo

Premium, sabun cair Nuvo (Anonim, 2013).

Page 24: Laporan Praktikum Kimia Fisika Viskositas Zandhika Alfi Pratama

III-1

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

III.1 Variabel Percobaan

1. Variabel Bebas :

Bahan : Aquadest, yoghurt Yakult, dan sabun cair Nuvo

Suhu : 39oC, 49

oC, dan 63

oC

2. Variabel Kontrol : Volume dan tekanan

3. Variabel Terikat : Temperatur, viskositas, dan densitas

III. 2 Bahan yang Digunakan

1. Aquadest

2. Yoghurt Yakult

3. Sabun cair Nuvo

III. 3 Alat yang Digunakan

1. Corong Kaca

2. Erlenmeyer

3. Gelas Ukur

4. Pemanas Elektrik

5. Piknometer

6. Pipet Tetes

7. Stopwatch

8. Termometer

9. Timbangan Elektrik

10.Viskometer Ostwald

11.Waterbath (Beaker Glass)

III.4 Prosedur Percobaan

III.4.1 Prosedur Menghitung Harga Viskositas Cairan

1. Memasukkan aquadest ke dalam viskometer Ostwald yang diletakkan dalam

beaker glass dan mengondisikan aquadest pada variabel suhu 39oC.

Page 25: Laporan Praktikum Kimia Fisika Viskositas Zandhika Alfi Pratama

III-2

Bab III Metodologi Percobaan

Laboratorium Kimia Fisika

Program Studi D3 Teknik Kimia

FTI-ITS

2. Menghisap aquadest sehingga melewati batas atas pada viskometer Ostwald.

3. Membiarkan aquadest mengalir ke bawah hingga tepat pada batas atas.

4. Mencatat waktu yang diperlukan aquadest untuk mengalir dari batas atas ke

batas bawah viskometer Ostwald dengan menggunakan stopwatch.

5. Mengulangi langkah 1-4 dengan mengondisikan aquadest pada suhu 49oC dan

63oC.

6. Mengulangi langkah 1-5 dengan mengganti aquadest dengan yoghurt Yakult dan

sabun cair Nuvo

III.4.2 Prosedur Menghitung Harga Densitas Cairan :

1. Menimbang massa piknometer kosong menggunakan timbangan berat

(timbangan elektrik).

2. Memasukkan aquadest ke dalam piknometer hingga mencapai ukuran

maksimum piknometer.

3. Mengondisikan aquadest pada suhu 39oC.

4. Menimbang massa total piknometer dan aquadest.

5. Mencari massa aquadest dengan cara mencari selisih massa antara piknometer

yang berisi aquadest dan massa piknometer kosong.

6. Mencari densitas aquadest dengan cara membagi massa aquadest dengan volume

larutan pada piknometer.

7. Mengulangi langkah 2-6 dengan mengondisikan aquadest pada suhu 49oC dan

63oC.

8. Mengulangi langkah 2-7 dengan mengganti aquadest dengan yoghurt Yakult dan

sabun cair Nuvo.

Page 26: Laporan Praktikum Kimia Fisika Viskositas Zandhika Alfi Pratama

III-3

Bab III Metodologi Percobaan

Laboratorium Kimia Fisika

Program Studi D3 Teknik Kimia

FTI-ITS

III.5 Diagram Alir

III.5.1 Menghitung Harga Viskositas Cairan

Mulai

Memasukkan aquadest ke dalam viskometer Ostwald yang diletakkan dalam

beaker glass dan mengondisikan aquadest pada suhu 39oC.

Membiarkan aquadest mengalir ke bawah hingga tepat pada batas atas.

Mencatat waktu yang diperlukan larutan untuk mengalir dari batas atas ke batas

bawah viskometer Ostwald dengan menggunakan stopwatch.

Mengulangi langkah 1-4 dengan mengondisikan aquadest pada suhu

49oC dan 63

oC.

Selesai

Mengulangi langkah 1-5 dengan mengganti aquadest dengan yoghurt

Yakult dan sabun cair Nuvo

Menghisap aquadest sehingga melewati batas atas pada viskometer Ostwald.

Page 27: Laporan Praktikum Kimia Fisika Viskositas Zandhika Alfi Pratama

III-4

Bab III Metodologi Percobaan

Laboratorium Kimia Fisika

Program Studi D3 Teknik Kimia

FTI-ITS

III.5.2 Menghitung Harga Densitas Cairan

Menimbang massa piknometer kosong menggunakan timbangan berat

(timbangan elektrik).

Memasukkan aquadest ke dalam piknometer hingga penuh mencapai ukuran

maksimum piknometer.

Mengondisikan aquadest pada suhu 39oC.

Menimbang massa total piknometer dan aquadest.

Mencari massa aquadest dengan cara mencari selisih massa antara

piknometer yang berisi aquadest dan massa piknometer kosong.

Mencari densitas aquadest dengan cara membagi massa aquadest dengan

volume larutan pada piknometer.

Mengulangi langkah 2-6 dengan mengondisikan aquadest pada suhu

49oC dan 63

oC.

Mulai

Mengulangi langkah 2-7 dengan mengganti aquadest dengan yoghurt

Yakult dan sabun cair Nuvo

Selesai

Page 28: Laporan Praktikum Kimia Fisika Viskositas Zandhika Alfi Pratama

III-5

Bab III Metodologi Percobaan

Laboratorium Kimia Fisika

Program Studi D3 Teknik Kimia

FTI-ITS

III.6 Gambar Alat Percobaan

Corong kaca

Erlenmeyer

Gelas ukur

Pemanas elektrik

Piknometer

Pipet tetes

Stopwatch

Termometer

Timbangan elektrik

Viskometer Ostwald

Waterbath

Page 29: Laporan Praktikum Kimia Fisika Viskositas Zandhika Alfi Pratama

IV-1

BAB IV

HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Percobaan

Dari percobaan viskositas yang telah dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel IV.1.1 Hasil Percobaan Viskositas

Larutan Suhu

(°C)

Waktu

t1 (s) t2 (s) Rata-rata (s)

Aquadest

39 1,53 1,46 1,495

49 1,31 1,26 1,285

63 1,01 1,23 1,12

Yakult

39 1,68 2,28 1,98

49 1,65 1,98 1,815

63 1,64 1,67 1,655

Sabun Cair Nuvo

39 306 312,6 309,5

49 132,6 202,2 167,4

63 94,8 153,6 124,2

Page 30: Laporan Praktikum Kimia Fisika Viskositas Zandhika Alfi Pratama

IV-2

Laboratorium Kimia Fisika

Program Studi D3 Teknik Kimia

FTI-ITS

Hasil Percobaan dan Pembahasan

Tabel IV.1.2 Hasil Perhitungan Densitas

Larutan

Massa

Piknometer

(gram)

Suhu

(˚C)

Massa pikno + larutan

(gram)

Densitas

(gr/ml)

Aquadest 12,5

39

24,5 0,96 49

63

Yoghurt Yakult 12,5

39

25,5 1,04 49

63

Sabun Cair Nuvo 12,5

39

25 1 49

63

Tabel IV.1.3 Hasil Perhitungan Viskositas Cairan

Larutan Suhu

(˚C)

Waktu

(s)

Volume

( ml )

r

(cm)

l

(cm)

P

(dyne/cm²)

Viskositas

(cp)

Aquadest

39 1,495

5 0,3 3 1013253,93

321,0636

49 1,285 275,9644

63 1,12 240,529

Yoghurt

Yakult

39 1,98

5 0,3 3 1013253,93

425,2214

49 1,815 389,7863

63 1,655 355,4249

Sabun

Cair Nuvo

39 309,5

5 0,3 3 1013253,93

66467,6938

49 167,4 35950,5394

63 124,2 26672,9808

Page 31: Laporan Praktikum Kimia Fisika Viskositas Zandhika Alfi Pratama

IV-3

Laboratorium Kimia Fisika

Program Studi D3 Teknik Kimia

FTI-ITS

Hasil Percobaan dan Pembahasan

IV.2 Pembahasan

Percobaan viskositas cairan ini bertujuan untuk mengetahui kekentalan zat cair yang

ditentukan dengan metode Ostwald dan untuk menyelidiki pengaruh suhu terhadap

kekentalan zat cair tersebut. Viskositas dapat terjadi karena adanya interaksi antar molekul

cairan. Bahan uji yang digunakan dalam percobaan viskositas ini adalah aquadest, yoghurt

Yakult, dan sabun cair Nuvo dengan variabel suhu 39oC, 49

oC, dan 63

oC. Selain itu, juga

percobaan ini bertujuan untuk menghitung nilai densitas dari bahan uji yaitu aquadest,

yoghurt Yakult, dan sabun cair Nuvo pada variabel suhu 39oC, 49

oC, dan 63

oC. Dari hasil

percobaan didapatkan hubungan antara suhu, viskositas, dan densitas zat cair.

Tabel IV.2.1 Data Densitas Aquadest

Temperatur (°C) Densitas (g/ml)

100 0,9584

90 -

80 0,9718

70 0,97781

63 0,98158

60 0,9832

50 0,98807

49 0,98848

40 0,9922

39 0,99254

30 0,99565

20 0,9982071

10 0,9997026

(Korson Drost Hansen)

Page 32: Laporan Praktikum Kimia Fisika Viskositas Zandhika Alfi Pratama

IV-4

Laboratorium Kimia Fisika

Program Studi D3 Teknik Kimia

FTI-ITS

Hasil Percobaan dan Pembahasan

Grafik IV.2.1 Hubungan Suhu dan Densitas Aquadest

Berdasarkan grafik IV.2.1 dapat diperoleh data densitas air pada suhu 39˚C, 49˚C, dan

63˚C adalah 0,96 gr/mL. Hasil percobaan tersebut tidak sesuai dengan teori pada literatur

bahwa semakin tinggi suhu fluida zat cair, maka massanya akan berkurang karena terjadi

penguapan sehingga harga densitasnya cenderung semakin menurun (Widya,2013).

Apabila hasil percobaan dibandingkan pada tabel IV.2.1, densitas aquadest pada suhu

39˚C sebesar 0,99254 gr/mL, pada suhu 49˚C densitas aquadest sebesar 0,98848 gr/mL, pada

suhu 63˚C densitas aquadest sebesar 0,98158 gr/mL. Ketidaksesuaian ini dapat disebabkan

oleh ketelitian dari neraca analitik yang kami pakai adalah 0,5 gram sedangkan selisih berat

yang terjadi memiliki ketelitian 0,1 gram. Selain itu, juga dapat disebabkan oleh kurang

cermatnya dalam mengamati suhu.

0,9

0,91

0,92

0,93

0,94

0,95

0,96

0,97

0,98

0,99

1

39 49 63

Densitas

gr/mL

Suhu(˚C)

Page 33: Laporan Praktikum Kimia Fisika Viskositas Zandhika Alfi Pratama

IV-5

Laboratorium Kimia Fisika

Program Studi D3 Teknik Kimia

FTI-ITS

Hasil Percobaan dan Pembahasan

Grafik IV.2.2 Hubungan Suhu dan Densitas Yoghurt Yakult

Berdasarkan grafik diatas dapat diperoleh data densitas yoghurt Yakult pada suhu

39˚C, 49˚C, dan 63˚C adalah 1 gr/mL. Hal ini tidak sesuai dengan teori pada literatur yang

menyatakan bahwa semakin tinggi suhu fluida zat cair, maka massanya akan berkurang

karena terjadi penguapan sehingga harga densitasnya cenderung semakin menurun (Widya,

2013).

Ketidaksesuaian ini dapat disebabkan oleh ketelitian dari neraca analitik yang kami

pakai adalah 0,5 gram sedangkan selisih berat yang terjadi memiliki ketelitian 0,1 gram.

Selain itu, juga dapat disebabkan oleh kurang cermatnya dalam mengamati suhu.

Grafik IV.2.3 Hubungan Suhu dan Densitas Sabun Cair Nuvo

1

1,01

1,02

1,03

1,04

1,05

1,06

1,07

1,08

1,09

1,1

39 49 63

0,5

0,6

0,7

0,8

0,9

1

1,1

1,2

1,3

1,4

1,5

39 49 63

Page 34: Laporan Praktikum Kimia Fisika Viskositas Zandhika Alfi Pratama

IV-6

Laboratorium Kimia Fisika

Program Studi D3 Teknik Kimia

FTI-ITS

Hasil Percobaan dan Pembahasan

Berdasarkan grafik IV.2.3 dapat diperoleh data densitas sabun cair Nuvo pada suhu

39˚C, 49˚C, dan 63˚C adalah 1,04 gr/mL. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan

bahwa semakin tinggi suhu fluida zat cair, maka massanya akan berkurang karena terjadi

penguapan sehingga harga densitasnya cenderung semakin menurun (Widya, 2013).

Ketidaksesuaian ini dapat disebabkan oleh ketelitian dari neraca analitik yang kami

pakai adalah 0,5 gram sedangkan selisih berat yang terjadi memiliki ketelitian 0,1 gram.

Selain itu, juga dapat disebabkan oleh kurang cermatnya dalam mengamati suhu.

Grafik IV.2.4 Hubungan antara Suhu dengan Densitas Aquadest, Yoghurt Yakult, dan Sabun

Cair Nuvo pada Suhu 39oC, 49

oC, dan 63

oC

Berdasarkan grafik diatas diperoleh data densitas aquadest pada suhu 39˚C, 49˚C, dan

63˚C adalah 0,96 gr/mL, densitas yoghurt Yakult pada suhu 39˚C, 49˚C, dan 63˚C adalah 1

gr/mL densitas sabun cair Nuvo pada suhu 39˚C, 49˚C, dan 63˚C adalah 1,04 gr/mL. Hal ini

tidak sesuai dengan teori yang menyatakan semakin tinggi suhu fluida zat cair, maka

massanya akan berkurang karena terjadi penguapan sehingga harga densitasnya cenderung

semakin menurun (Widya, 2013).

0,95

0,96

0,97

0,98

0,99

1

1,01

1,02

1,03

1,04

1,05

39 49 63

aquadest

yoghurt Yakult

sabun cair Nuvo

Page 35: Laporan Praktikum Kimia Fisika Viskositas Zandhika Alfi Pratama

IV-7

Laboratorium Kimia Fisika

Program Studi D3 Teknik Kimia

FTI-ITS

Hasil Percobaan dan Pembahasan

Ketidaksesuaian ini dapat disebabkan oleh ketelitian dari neraca analitik yang kami

pakai adalah 0,5 gram sedangkan selisih berat yang terjadi memiliki ketelitian 0,1 gram.

Selain itu, juga dapat disebabkan oleh kurang cermatnya dalam mengamati suhu.

Berdasarkan grafik IV.2.4 dapat dilihat bahwa densitas zat cair tertinggi adalah

yoghurt Yakult kemudian terdapat sabun cair Nuvo dan yang terendah adalah aquadest.

yoghurt Yakult memiliki densitas tertinggi kerena molekulnya yang lebih rapat dan tidak

mudah menguap. Sedangkan aquadest molekulnya kurang rapat dan lebih cepat menguap

daripada sabun cair Nuvo, sehingga menyebabkan aquadest memiliki densitas lebih kecil

daripada sabun cair Nuvo.

Tabel IV.2.2 Viskositas Air Pada Berbagai Suhu (satuan cp)

Temperatur (°C) Viskositas

100 0,00282

90 0,00315

80 0,00354

70 0,00404

63 0,004474

60 0,00466

50 0,00547

49 0,005576

40 0,00653

39 0,06673

30 0,00796

25 0,00891

20 0,01

15 0,0114

10 0,0131

5 0,0179

(Fuki, 2009)

Page 36: Laporan Praktikum Kimia Fisika Viskositas Zandhika Alfi Pratama

IV-8

Laboratorium Kimia Fisika

Program Studi D3 Teknik Kimia

FTI-ITS

Hasil Percobaan dan Pembahasan

Grafik IV.2.5 Hubungan Suhu dengan Viskositas Aquadest

Berdasarkan grafik diatas didapat viskositas aquadest mengalami penurunan yang

disertai dengan kenaikan suhu. Pada suhu 39˚C viskositas dari aquadest adalah 321,0636 cp,

pada suhu 49˚C viskositas aquadest sebesar 275,9644 cp,dan pada suhu 63˚C viskositas

aquadest sebesar 240,529 cp. Hal ini sesuai dengan teori pada literatur bahwa semakin tinggi

suhu, maka viskositas zat cair semakin kecil (Donna, 2009).

Apabila dibandingkan dengan tabel IV.2.2, pada suhu 39˚C viskositas aquadest adalah

0,06673 cp, pada suhu 49˚C viskositas aquadest adalah 0,005576 cp, dan pada suhu 63˚C

viskositas aquadest adalah 0,004474 cp. Ketidaksesuaian ini disebabkan oleh kurang

cermatnya dalam mengamati suhu, mengukur volume, serta menghitung waktu yang

diperlukan aquadest untuk melewati batas atas dan bawah.

Grafik IV.2.6 Hubungan Suhu dengan Viskositas Yoghurt Yakult

240

250

260

270

280

290

300

310

320

330

39 49 63

ɳ(dyne.s/cm2)

Suhu(˚C)

355

365

375

385

395

405

415

425

39 49 63 Suhu(˚C)

Viskositas

Page 37: Laporan Praktikum Kimia Fisika Viskositas Zandhika Alfi Pratama

IV-9

Laboratorium Kimia Fisika

Program Studi D3 Teknik Kimia

FTI-ITS

Hasil Percobaan dan Pembahasan

Berdasarkan grafik diatas didapat viskositas yoghurt Yakult mengalami penurunan

yang disertai dengan kenaikan suhu. Pada suhu 39˚C viskositas dari yoghurt Yakult adalah

425,2214 cp, pada suhu 49˚C viskositas yoghurt Yakult sebesar 389,7863 cp,dan pada suhu

63˚C viskositas yoghurt Yakult sebesar 355,4249 cp. Hal ini sesuai dengan teori yang

menyebutkan bahwa semakin tinggi suhu, maka viskositas zat cair semakin rendah.Hal ini

disebabkan pemanasan zat cair menyebabkan molekul-molekulnya memperoleh energi.

Molekul-molekul cairan bergerak sehingga gaya interaksi antar molekul melemah(Donna,

2009).

Grafik IV.2.7 Hubungan Suhu dengan Viskositas Sabun Cair Nuvo

Berdasarkan grafik diatas didapat viskositas sabun cair Nuvo mengalami penurunan

yang disertai dengan kenaikan suhu. Pada suhu 39˚C viskositas dari sabun cair Nuvo adalah

66467,6938 cp, pada suhu 49˚C viskositas sabun cair Nuvo sebesar 35950,5394 cp,dan pada

suhu 63˚C viskositas sabun cair Nuvo sebesar 26672,9808 cp.Hal ini sesuai dengan teori

yang menyebutkan bahwa semakin tinggi suhu, maka viskositas zat cair semakin rendah.Hal

ini disebabkan pemanasan zat cair menyebabkan molekul-molekulnya memperoleh energi.

Molekul-molekul cairan bergerak sehingga gaya interaksi antar molekul melemah (Donna,

2009).

25000

30000

35000

40000

45000

50000

55000

60000

65000

70000

39 49 63 Suhu(˚C)

Page 38: Laporan Praktikum Kimia Fisika Viskositas Zandhika Alfi Pratama

IV-10

Laboratorium Kimia Fisika

Program Studi D3 Teknik Kimia

FTI-ITS

Hasil Percobaan dan Pembahasan

Grafik IV.2.8Hubungan antara Suhu dengan Viskositas Aquadest, Yoghurt Yakult, dan

Sabun Cair Nuvo pada Suhu 39oC, 49

oC, dan 63

oC

Berdasarkan grafik diatas didapat viskositas aquadest pada suhu 39˚C adalah

321,0636 cp, pada suhu 49˚C viskositasnya sebesar 275,9644 cp, dan pada suhu 63˚C

viskositasnya sebesar 240,529.Viskositas yoghurt Yakult pada suhu 39˚C adalah 425,2214

cp, pada suhu 49˚C viskositasnya sebesar 389,7863, dan pada suhu 63˚C viskositasnya

sebesar 355,4249 cp. Viskositas sabun cair Nuvo pada suhu 39˚C adalah 66467,6938 cp, pada

suhu 49˚C viskositasnya sebesar 35950,5394 cp, dan pada suhu 63˚C viskositasnya sebesar

26672,9808 cp. Hal ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa semakin tinggi suhu,

maka viskositas zat cair semakin rendah.Hal ini disebabkan pemanasan zat cair menyebabkan

molekul-molekulnya memperoleh energi. Molekul-molekul cairan bergerak sehingga gaya

interaksi antar molekul melemah (Donna, 2009).

Berdasarkan grafik IV.2.8 dapat dilihat bahwa viskositas zat cair tertinggi adalah

sabun cair Nuvo kemudian terdapat yoghurt Yakult dan yang terendah adalah aquadest.

Sabun cair Nuvo memiliki viskositas tertinggi kerena berat molekul zat terlarutnya paling

besar. Sedangkan sabun cair Nuvo berat molekul zat terlarutnya lebih besar daripada

aquadest, sehingga menyebabkan aquadest memiliki viskositas lebih kecil daripada yoghurt

Yakult.

0

10000

20000

30000

40000

50000

60000

70000

39 49 63

Sabun Cair Nuvo

Yoghurt Yakult

Aquadest

Page 39: Laporan Praktikum Kimia Fisika Viskositas Zandhika Alfi Pratama

V-1

BAB V

KESIMPULAN

1. Pada suhu 390C larutan aquadest memiliki viskositas sebesar 321,0636 cp, pada suhu

49oC diperoleh viskositas sebesar 275,9644 cp, dan pada suhu 63

oC diperoleh

viskositas sebesar 240,529 cp. Pada suhu 39oC yoghurt Yakult diperoleh viskositas

sebesar 425,2214 cp, pada suhu 49oC diperoleh viskositas sebesar 389,7863 cp, dan

pada suhu 63oC diperoleh viskositas sebesar 355,4249 cp. Sedangkan pada suhu 39

oC

sabun cair Nuvo diperoleh viskositas sebesar 66467,6938 cp, pada suhu 49oC diperoleh

viskositas sebesar 35950,5394 cp, dan pada suhu 63oC diperoleh viskositas sebesar

26672,9808 cp.

2. Pada suhu 39oC, 49

oC, dan 63

oC aquadest diperoleh densitas sebesar 0,96 gr.ml

-1.

Pada suhu 39oC, 49

oC, dan 63

oC yoghurt Yakult diperoleh densitas sebesar 1,04

gr.ml-1

. Sedangkan sabun cair Nuvo pada suhu 39oC, 49

oC, dan 63

oC diperoleh densitas

sebesar 1 gr.ml-1

.

3. Densitas zat cair tertinggi adalah yoghurt Yakult kemudian sabun cair Nuvo dan yang

terendah adalah aquadest. Yoghurt Yakult memiliki densitas tertinggi kerena

molekulnya yang lebih rapat dan tidak mudah menguap. Sedangkan aquadest

molekulnya kurang rapat dan lebih cepat menguap daripada sabun cair Nuvo, sehingga

menyebabkan aquadest memiliki densitas lebih kecil daripada sabun cair Nuvo.

4. Viskositas zat cair tertinggi adalah sabun cair Nuvo kemudian terdapat yoghurt Yakult

dan yang terendah adalah aquadest. Sabun cair Nuvo memiliki viskositas tertinggi

kerena berat molekul zat terlarutnya paling besar. Sedangkan sabun cair Nuvo berat

molekul zat terlarutnya lebih besar daripada aquadest, sehingga menyebabkan aquadest

memiliki viskositas lebih kecil daripada yoghurt Yakult.

5. Faktor-faktor yang memengaruhi percobaan densitas adalah massa dan volume larutan,

Sedangkan pada viskositas adalah suhu, tekanan, dan berat molekul zat terlarut

Page 40: Laporan Praktikum Kimia Fisika Viskositas Zandhika Alfi Pratama

vi

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (t.thn.). Laporan penentuan viskositas. Dipetik desember 4, 2013, dari

http://himka1polban.wordpress.com/laporan/kimia-instrumen/laporan-penentuan-

viskositas/

Anonim. (t.thn.). Yakult. Dipetik Desember 10, 2013, dari

http://id.wikipedia.org/wiki/Yakult

Anonim. (t.thn.). Yoghurt. Dipetik Desember 10, 2013, dari

http://id.wikipedia.org/wiki/Yoghurt

Aryaditama. (2013, Februari). Viskositas. Dipetik Desember 5, 2013, dari Aryaditama

zone: aryaditamarisman.blogspot.com/2013/03/dasar-teori-viskositas.html

Devhy. (2013, mei 3). laporan praktikum kimia fisik " PENENTUAN VISKOSITAS " .

Dipetik Desember 4, 2013, dari welcome to devhy's blog :):

http://devhyvhy.blogspot.com/2013/05/laporan-praktikum-kimia-fisik-

penentuan.html

Donna. (t.thn.). viskositas. Dipetik desember 4, 2013, dari

http://dcycheesadonna.wordpress.com/2012/12/15/viskositas/

Hastriawan, H. (t.thn.). viskositas. Dipetik desember 4, 2013, dari Hedi Hastriawan:

http://hedihastriawan.wordpress.com/kimia-fisika/viskositas/

Pratama, I. (2011, Maret 31). Teori Viskositas(Fisika dasarII). Dipetik desember 4, 2013,

dari IPURR TAMTAM: http://tamtamndud.blogspot.com/2011/03/teori-viskositas-

fisika-dasar-ii.html

Puspita, W. (2011, Februari 28). viskositas. Dipetik Desember 5, 2013 , dari Wenny

puspita's blog: http://wennypuspita.wordpress.com/2011/02/28/viskositas/

Sukardjo. (1989). viskositas cairan. Dalam Kimia Fisika (hal. 110). Yogyakarta: PT Bina

Aksara.

Wahyuni, I. T. (2012, oktober 2). Laporan Kimia Fisika Viskositas Zat Cair . Dipetik

desember 4, 2013, dari Welcome ~ ita blog:

http://itatrie.blogspot.com/2012/10/laporan-kimia-fisika-viskositas-zat-cair.html

Widya, w. (2013, mei 29). Contoh Makalah Fisika "VISKOSITAS" || Teknik Informatika

STT-PLN Jakarta.Dipetik desember 4, 2013, dari wid-site:

http://wiwitwidya27p.blogspot.com/2013/05/contoh-makalah-fisika-viskositas-

teknik.html

Page 41: Laporan Praktikum Kimia Fisika Viskositas Zandhika Alfi Pratama

vii

DAFTAR NOTASI

Simbol Keterangan Satuan

V Volume liter

P Tekanan dyne/cm2

ɳ Koefisien Viskositas dyne.s/cm2

r Jari-jari cm

T Suhu °C

Densitas gr/ml

t Waktu sekon

l Panjang cm

m Massa gram

Page 42: Laporan Praktikum Kimia Fisika Viskositas Zandhika Alfi Pratama

viii

APPENDIKS

Perhitungan Koefisien Viskositas

Diketahui: l = 3 cm

V= 12,5 ml

r= 0,3 cm

P= 1013250 dyne/cm2

- Aquadest - Yoghurt yakult - Sabun cair Nuvo

Suhu 39°C Suhu 39°C Suhu 39°C

24254128

35128

10132504951430143

8

4

dyne.s/cm,η

.,.

.,.),.(,η

vl

tPπrη

2/.0886,170

3.5,12.8

1013250.98,1.4)3,0.(14,3

8

4

cmsdyne

vl

tPr

2/.8906,26569

3.5,12.8

1013250.3,309.4)3,0.(14,3

8

4

cmsdyne

vl

tPr

Suhu 49°C Suhu 49°C Suhu 49°C

2/.3857,110

3.5,12.8

1013250.285,1.4)3,0.(14,3

8

4

cmsdyne

vl

tPr

2/.9144,155

3.5,12.8

1013250.815,1.4)3,0.(14,3

8

4

cmsdyne

vl

tPr

2/.2124,14380

3.5,12.8

1013250.4,167.4)3,0.(14,3

8

4

cmsdyne

vl

tPr

Suhu 63°C Suhu 63°C Suhu 63°C

2/.2116,96

3.5,12.8

1013250.12,1.4)3,0.(14,3

8

4

cmsdyne

vl

tPr

2/.1699,142

3.5,12.8

1013250.655,1.4)3,0.(14,3

8

4

cmsdyne

vl

tPr

2/.1898,10669

3.5,12.8

1013250.2,124.4)3,0.(14,3

8

4

cmsdyne

vl

tPr

Page 43: Laporan Praktikum Kimia Fisika Viskositas Zandhika Alfi Pratama

ix

Perhitungan Densitas

- Aquadest - Yoghurt yakult - Sabun cair Nuvo

Suhu 39°C Suhu 39°C Suhu 39°C

Suhu 49°C Suhu 49°C Suhu 49°C

Suhu 63°C Suhu 63°C Suhu 63°C

mlgr

v

m

/96,0

5,12

12

5,12

5,125,24

mlgr

v

m

/04,1

5,12

13

5,12

5,125,25

mlgr

v

m

/1

5,12

5,12

5,12

5,1225

mlgr

v

m

/96,0

5,12

12

5,12

5,125,24

mlgr

v

m

/04,1

5,12

13

5,12

5,125,25

mlgr

v

m

/1

5,12

5,12

5,12

5,1225

mlgr

v

m

/96,0

5,12

12

5,12

5,125,24

mlgr

v

m

/04,1

5,12

13

5,12

5,125,25

mlgr

v

m

/1

5,12

5,12

5,12

5,1225

Page 44: Laporan Praktikum Kimia Fisika Viskositas Zandhika Alfi Pratama

x

Perhitungan Densitas Aquadest dengan Metode Interpolasi

Suhu 39°C

-

- =

-

-

= gr/mL

Suhu 49°C

-

- =

-

-

= gr/mL

Suhu 63°C

-

- =

-

-

= gr/mL

Perhitungan Viskositas Aquadest dengan Metode Interpolasi

Suhu 39°C

-

- =

-

-

= cp

Suhu 49°C

-

- =

-

-

= cp

Suhu 63°C

-

- =

-

-

= cp