laporan planktonologi

Upload: antasari-malau

Post on 14-Oct-2015

96 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

KEANEKARAGAMAN PLANKTON DI PERAIRAN PANTAI MUARA INDAH JALAN LINTAS PESISIR DESA DENAI KUALA KECAMATANPANTAI LABU KABUPATEN DELI SERDANG SUMATERA UTARA

LAPORAN

ANTASARI MALAU130302046MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

LABORATORIUM PLANKTONOLOGIPROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRANFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS SUMATERA UTARAMEDAN 2014

24

KEANEKARAGAMAN PLANKTON DI PERAIRAN PANTAI MUARA INDAH JALAN LINTAS PESISIR DESA DENAI KUALA KECAMATANPANTAI LABU KABUPATEN DELI SERDANG SUMATERA UTARA

LAPORAN

ANTASARI MALAU130302046MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

Laporan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti praktikal test di Laboratorium Planktonologi Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

LABORATORIUM PLANKTONOLOGIPROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRANFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS SUMATERA UTARAMEDAN 2014

LEMBAR PENGESAHAN

Judul: Keanekaragaman Plankton di Perairan Pantai Muara Indah Jalan Lintas Pesisir Desa Denai Kuala Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Sumatera Utara MedanNama: Antasari MalauNIM: 130302406Prodi: Manajemen Sumberdaya Perairan

Disetujui Oleh:

Diperiksa olehAsisten Koordinator

Aulia Dwi AlwiNIM. 100302071Diperiksa olehAsisten Korektor

Nanda Rizki NIM. 110302035

Mengetahui,Dosen Penanggung Jawab

Ir. Dartius, MSNIP.130279509

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan karunian-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan laporan praktikum planktonologi dengan judul Keanekaragaman Plankton di Perairan Pantai Muara Indah Jalan Lintas Peisir Desa Denai Kuala Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara ini dengan tepat pada waktunya.Laporan ini disusun untuk melengkapi tugas terstruktur hasil praktikum planktonologi. Terima kasih penulis ucapkan kepada dosen mata kuliah planktonologi, Ir. Daritus, MS., para asisten labortorium planktonologi dan teman-teman yang telah banyak membantu dan mendukung sepenuhnya dalam penyelesaian laporan ini.Demikian laporan ini dibuat, semoga dapat digunakan sebagai bahan referensi maupun sebagai penambah pengetahuan bagi pembaca. Penulis juga mengharapkan saran dan kritik yang membangun sehingga dapat menambah pemahaman dalam pembuatan laporan selanjutnya serta dapat bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Juni 2014

Penulis

DAFTAR ISIHalamanLEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR LAMPIRAN iii

PENDAHULUANLatar Belakang 1Tujuan Praktikum 4 Manfaat Praktikum 4

TINJAUAN PUSTAKAGambaran Lokasi Praktikum 5Ekosistem Pantai 5Deskripsi Plankton 9Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Pertumbuhan 11

BAHAN DAN METODEWaktu dan Tempat16Alat dan Bahan16Deskripsi Area Praktikum17Parameter yang Diamati18Analisis Data19

HASIL DAN PEMBAHASANHasil20Pembahasan20

KESIMPULAN DAN SARANKesimpulan 22Saran 22

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRANHalaman

1. Peta Lokasi 252. Foto Lokasi 253. Alat dan Bahan 254. Prosedur Kerja Praktikum 275. Foto Fitoplankton 296. Foto Zooplankton 307. Foto Kelompok 308. Perhitungan 31

iii

PENDAHULUANLatar BelakangIndonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai potensi sumberdaya alam pesisir dan lautan yang sangat besar. Potensi sumberdaya alam ini perlu dikelola dengan baik agar dapat dimanfaatkan secara optimal bagi kesejahteraan bangsa Indonesia dengan tetap memperhatikan dan melakukan usaha untuk menjaga kelestariannya. Pengelolaan sumberdaya alam pesisir dan lautan yang baik diperlukan metode dengan pendekatan multidisplin ilmu yang meliputi berbagai aspek, seperti aspek pemanfaatan sumberdaya, kelestarian lingkungan dan aspek sosial ekonomi masyarakat. Teknologi penginderaan jauh mempunyai kemampuan untuk mengindentifikasi serta melakukan monitoring terhadap perubahan sumberdaya alam dan lingkungan wilayah pesisir dan laut (Syah, 2010).Dengan 17.504 pulau, Indonesia adalah Negara kepulauan terbesar di dunia. Garis pantainya mencapai 95.181 kilometer persegi, terpanjang di dunia setelah Kanada, Amerika Serikat dan Rusia. Enam puluh lima persen dari total 467 kabupaten/kota yang ada di Indonesia berada di pesisir. Pada 2010 populasi penduduk Indonesia mencapai lebih dari 237 juta orang. dimana lebih dari 80% hidup di kawasan pesisir. Kepulauan Indonesia terbentang antara terumbu karang di Indonesia mencapai 50.875 kilometer persegi5, atau sekitar 18% dari total kawasan terumbu karang dunia. Sebagian besar terumbu karang ini berlokasi di bagian timur Indonesia, di wilayah yang lazim disebut segitiga karang (coral triangle) (Solihin dkk., 2010).Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Utara yang memiliki banyak daerah tujuan wisata alam dan berpotensi untuk dikembangkan. Salah satu objek wisata yang ada di kabupaten ini adalah Objek Wisata Pantai Muara Indah yang terletak di Denai Kuala Kecamatan Pantai Labu yang memiliki keunggulan dibandingkan pantai-pantai lain yang ada di Kabupaten Deli Serdang yaitu, kejernihan air laut dan pantainya dikelilingi oleh hutan mangrove membuat kawasan ini menjadi sejuk dan asri. Tapi sangat disayangkan karena belum ada pengelolaan yang serius baik itu dari pihak pengelola maupun pemerintah, sehingga keberadaan pantai ini jarang diketahui oleh wisatawan lokal, padahal pantai ini memiliki potensi wisata yang bisa dikembangkan menjadi objek wisata yang unggul di Kabupaten Deli Serdang (Siregar, 2012). Wilayah pesisir khususnya pantai dan laut memiliki potensi yang sangat besar bagi kehidupan manusia, dari bidang perikanan hingga bidang pariwisata yang menghasilkan devisa bagi daerah setempat. Satu diantara beberapa pemanfaatan yang penting adalah sebagai kawasan pemukiman, lebih dari 70% kota besar di dunia berada di daerah pantai. Potensi pantai yang khas adalah daya tarik visual. Secara empiris wilayah pesisir merupakan tempat aktivitas ekonomi yang mencakup perikanan laut, transportasi dan pelabuhan, pertambangan, kawasan industri, agribisnis dan agroindustri, rekreasi dan pariwisata, kawasan pemukiman serta tempat pembuangan limbah (Surinati, 2007).Kawasan pesisir merupakan daerah pencampuran antara rezim darat dan laut, serta membentuk suatu keseimbangan yang dinamis dari masing-masing komponen. Interaksi antara hutan mangrove, padang lamun dan terumbu karang dengan lingkungannya di perairan pesisir mampu menciptakan kondisi lingkungan yang cocok bagi berlangsungnya proses biologi dari berbagai macam jenis organisme akuatik (Thoha, 2007).Pengembangan kawasan wisata pantai untuk rekreasi di Indonesia dewasa ini cenderung meningkat bersamaan dengan semakin digiatkannya kegiatan-kegiatan di bidang kepariwisataan. Sektor pariwisata di kawasan pantai berpotensi untuk meningkatkan kegiatan ekonomi lokal yang mempengaruhi pendapatan penduduk sekitar wilayah wisata pantai tersebut dan pembangunan wilayah di daerah yang bersangkutan termasuk kegiatan wisata lainnya (Siregar, 2004).Salah satu jenis biota yang sering digunakan untuk keperluan analisis kualitas air adalah plankton. Fitoplankton merupakan microalgae yang hidup bebas di kolom air (free living algae) dan berfungsi sebagai sumber oksigen terlarut, pakan alami, serta shading. Fitoplankton merupakan produsen primer di perairan karena kemampuannya melakukan proses fotosintesis yang menghasilkan bahan organic dan oksigen (Handaryono, 2011).Penelitian mengenai keanekaragaman plankton suatu badan perairan senantiasa banyak mendapat perhatian dari para ahli yang kecimpung dalam bidang limnologi dan oseanografi. Karena dengan mengetahui keanekaragaan plankton yang dimiliki oleh suatu ekosistem perairan akan dapatlah diketahui tingkat kesuburan dari perairan tersebut. Pantai Muara Indah termasuk pantai yang belum mengalami fluktuasi pencemaran, seperti kebanyakkan pantai pada umumnya yang sering dikunjungi oleh masyarakat, tingkat pencemaran yang terjadi pada pantai tersebut semakin memburuk. Perhitungan kembali nilai indeks keanekaragaman plankton di pantai ini adalah untuk mengetahui kondisi perairan pantai saat ini, agar dapat dilakukannya konservasi apabila terjadi hal yang sangat merugikan bagi ekosistem pantai, dan jika didapatkan hal yang sebaliknya akan dilakukannya pelestarian agar tetap terjaga ekosistem yang seimbang.Dengan bertitik tolak dari permasalahan yang ditimbulkan oleh Pantai Muara Indah nantinya, perlu dilakukannya penelitian tentang keanekaragaman plankton agar dapat diantisipasi baik kerugian maupun keuntungannya.

Tujuan PraktikumPraktikum ini bertujuan untuk melihat indeks keanekaragaman plankton di Perairan Pantai Mura Indah Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang, serta menentukan kondisi perairan pantai dari hasil kesimpulan indeks keanekaragaman plankton yang ditemukan.

Manfaat PraktikumPraktikum ini bermanfaat sebagai syarat untuk mengikuti praktikal test laboratorium planktonologi juga bermanfaat sebagai bahan informasi untuk kperluan tertentu atau sebagai referensi penelitian selanjutnya mengenai Pantai Muara Indah.

TINJAUAN PUSTAKA

Gambaran Lokasi PraktikumKabupaten Deli Serdang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Utara yang memiliki banyak daerah tujuan wisata alam dan berpotensi untuk dikembangkan. Salah satu objek wisata yang ada di kabupaten ini adalah Objek Wisata Pantai Muara Indah yang terletak di Denai Kuala Kecamatan Pantai Labu yang memiliki keunggulan dibandingkan pantai-pantai lain yang ada di Kabupaten Deli Serdang yaitu, kejernihan air laut dan pantainya dikelilingi oleh hutan mangrove membuat kawasan ini menjadi sejuk dan asri. Tapi sangat disayangkan karena belum ada pengelolaan yang serius baik itu dari pihak pengelola maupun pemerintah, sehingga keberadaan pantai ini jarang diketahui oleh wisatawan lokal, padahal pantai ini memiliki potensi wisata yang bisa dikembangkan menjadi objek wisata yang unggul di Kabupaten Deli Serdang (Siregar, 2012).

Deskripsi PlanktonPlankton merupakan organisme melayang yang hidupnya dipengaruhi oleh arus dan umum digunakan sebagai indikator perubahan biologis suatu perairan, karena kelompok biota perairan ini umumnya sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan dan siklus hidupnya relatif singkat. Plankton juga merupakan komponen utama dalam rantai makanan di perairan. Plankton dibagi menjadi fitoplankton dan zooplankton. Fitoplankton merupakan kelompok yang memegang peranan sangat penting dalam ekosistem air, karena kelompok mampu melakukan fotosintesis. Fitoplankton ini merupakan sumber nutrisi utama bagi kelompok organisma lainnya yang berperan sebagai konsumen, dimulai dari zooplankton dan diikuti oleh organisme lainnya sehingga membentuk rantai makanan (Junaidi dkk., 2013).Plankton merupakan makanan alami larva organisme perairan. Sebagai produsen utama di perairan adalah fitoplankton, sedangkan organisme konsumen adalah zooplankton, larva, ikan, udang, kepiting, dan sebagainya. Produsen adalah organisme yang memiliki 37 kemampuan untuk menggunakan sinar matahari sebagai sumber energi dalam melakukan aktivitas hidupnya, sedangkan konsumen adalah organisme yang menggunakan sumber energi yang dihasilkan oleh organisme lain. Plankton dalam ekosistem perairan mempunyai peranan yang sangat penting terutama dalam rantai makanan dilaut, karena plankton merupakan produsen utama yang memberikan sumbangan terbesar pada produksi primer total suatu perairan. Peranan penting plankton bagi produktivitas primer perairan, karena plankton dapat melakukan proses fotosintesis yang menghasilkan bahan organik yang kaya energi maupun kebutuhan oksigen bagi organisme yang tingkatannya lebih tinggi (Sari, 2013).Keberadaan plankton terutama dari jenis phytoplankton di dalam ekosistem perairan tambak ataupun kolam air awar mempunyai peran yang sangat besar terhadap kestabilan dan produktifitas perairan yang sangat dibutuhkan oleh organisme yang berada di dalamnya dalam melakukan aktifitas kehidupannya. Peran dan fungsi utama plankton (phytoplankton) di dalam perairan yang dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan pengelolaan kualitas air, (1) Phytoplankton merupakan produsen utama dalam rantai makanan yang terdapat di dalam ekosistem perairan tersebut, sehingga tingkat produktivitasnya akan berpengaruh pada produktifitas perairan; (2) Phytoplankton merupakan salah satu penyuplai oksigen melalui proses fotosintesa dengan bantuan sinar matahari yang dibutuhkan organisme lainnya untuk melakukan respirasi di dalam perairan; (3) Oksigen (O2) yang dihasilkan phytoplankton dapat menekan terjadinya proses kimiawi perairan yang bersifat racun dan membahayakan bagi udang dan organisme lainnya; (4) Phytoplankton merupakan shelter bagi udang yang bersifat nocturnal dan phototaksis negatif (Handaryono, 2011).Fitoplankton merupakan kelompok yang memegang peranan sangat penting dalam ekosistem air, karena kelompok ini dengan adanya kandungan klorofil mampu melakukan fotosintesis. Proses fotosintesis pada ekosistem air yang dilakukan oleh fitoplankton (produsen), merupakan sumber nutrisi utama bagi kelompok organisma air lainnya yang berperan berbagai konsumen, dimulai dengan zooplankton dan diikuti oleh kelompok organisma air lainnya yang membentukrantai makanan. Dalam ekosistem air hasil dari fotosintesis yang dilakukan oleh fitoplankton bersama dengan tumbuhan air lainnya disebut sebagai produktivitas primer yang akan dibahas lebih rinci pada pembahasan mengenai ekosistem danau. Fitoplankton hidup terutama pada lapisan peraiaran yang yang mendapat cahaya matahari yang dibutuhkan untuk melakukan proses fotosintesis.Salah satu factor lingkungan yang mempengaruhi kepadatan fitoplankton disuatu perairan lotik adalah kecepatan arus air (Barus, 2004).Zooplankton adalah suatu grup yang terdiri dari berjenis-jenis hewan yang sangat banyak macamnya termasuk protozoa, coelenterata, moluska, annelida, crustacea. Grup ini mewakili hampir seluruh phylum yang terdapat di Animal Kingdom. Beberapa dari organisme ini ada yang sersifat sebagai plankton untuk seluruh masa hidupnya. Sebagai contoh copepoda, baik larva atau bentuk dewasa dari crustacea kecil ini sangat banyak dijumpai dalam zooplankton. Kebalikannya banyak hewan yang bersifat sebagai plankton hanya untuk sebagian dari masa hidupnya (Hutabarat, 1985).

Ekosistem PantaiEkosistem pantai merupakan daerah yang letaknya berbatasan dengan ekosistem daratan, laut, dan daerah pasang surut. Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut. Organisme yang hidup di pantai memiliki adaptasi struktural sehingga dapat melekat erat pada substrat yang keras. Sebagai daerah perbatasan antara ekosistem laut dan ekosistem darat, hempasan gelombang dan hembusan angin menyebabkan pasir dari pantai membentuk gundukan ke arah darat, sehingga membentuk hutan pantai. Keadaan dalam massa air yang berdekatan dengan daratan, sedikit berbeda dengan keadaan laut terbuka (Lase, 2014).Daerah pinggir laut atau wilayah darat, yang berbatasana langsung dengan laut disebut sebagai pantai. Pantai juga bisa didefenisikan sebagai wilayah pertwmuan antara daratan dan lautan. Lebih lanjut pengertian pesisir bisa dijabarkan dari dua segi ayng berlawanan, yakni:a. Dari segi daratan: pesisir adalah wilayah daratan sampai wilayah laut yang masih dipengaruhi sifat-sifat darat (seperti misalnya, angin darat, drainase air tawar dari sungai, sedimentasi). b. Dari segi laut: pesisir adalh wilayah alut sampai wilayah darat yang msih dipengaruhi sifat-sifat laut, seperti misalnya, pasang surut, salinitas, intrusi air laut ke wilayah daratan, angin laut, dan lain-lain (Wibisono, 2011).Wilayah pesisir memiliki produktivitas yang sangat tinggi dengan tingkat aksesibilitas yang sangat tinggi pula. Ekosistem pesisir pantai menyediakan pilihan yang sangat beragam terhadap barang (komoditas) dan jasa, menjadi lokasi pelabuhan niaga, penghasil ikan, kerang-kerangan, krustase, sumber penghasil bahan-bahan kimia untuk farmasi, kosmetik, bahan kebutuhan rumah tangga, bahan-bahan untuk konstruksi, dan sebagainya. Wilayah pesisir berbagai jenis habitat dan menjadi tempat berkerumunnya keanekaragaman genetik dan spesies, menyimpan dan mengedarkan nutrient, menyaring bahan pencemar dari daratan dan melindungi pantai dari erosi dan badai. Selain itu, wilayah pesisir pantai menjadi daya tarik bagi manusia untuk menghuninya atau menggunakannya sebagai area rekreasi dan pariwisata (Lase, 2014).

Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi PertumbuhanFaktor cahaya matahari yang masuk kedalam air akan mempengaruhi sifat-sifat optis dari air. Sebagian cahaya matahari tersebut akan diabsorsi dan sebagian lagi akan dipantulkan keluar dari permukaan air. Dengan bertambahnya kedalaman lapisan air intensitas cahaya tersebut akan mengalami perubahan yang signifikan baik secara kualitatif amupun kuantitatif. Cahaya gelombang pendek merupakan yang paling kuat mengalami pembiasan yang menyebabkan kolam air yang jernih akan terlihat berwarna biru dari permukaan (Barus, 2004).Cahaya yang mencapai permukaan bumi dan permukaan perairan terdiri atas cahaya yang langsung (direct) berasal dari matahari dan cahaya yang disebarkan (diffuse) oleh awan (yang sebenarnya juga berasal dari cahaya matahari) (Effendi, 2003).Bagi organisme air, intensitas cahaya berfungsi sebagai alt orientasi yang akan mendukung kehidupan organisme tersebut dalam habitatnya. Larva dari Baetis rhodani akan bereaksi terhadap perubahan intensitas cahaya dengan melakukan gerakan lokomotif. Apabila intensitas cahaya cahaya berkurang, hewan ini akan dirangsang untuk melakukan gerakkan lokomotif untuk keluar dari perlindungannya yang terdapat pada bagian bawah dari bebatuan tersebut didasar perairan (Barus, 2004).Kecerahan air tergantung pada warna dan kekeruhan. Kecerahan merupakan ukuran transparansi perairan, yang ditentukan secara visual dengan menggunakan secchi disk. Secchi disk dikembangkan oleh Profesor Secchi pada sekitar abad 19, yang berusaha menghitung tingkat kekeruhan air secara kuantatif. Tingkat kekeruhan air tersebut dinyatakn dengan suatu nilai yang dikenal dengan kecerahan secchi disk. Nilai kecerahan dinyatakan dalam satuan meter. Nilai ini sangat dipengaruhi keadaan cuaca, waktu pengukuran, kekeruhan dan padatan tersuspensi, serta ketlitian orang yang melakukan pengukuran (Effendi, 2003).Pola temperatur ekosistem air dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti intensitas cahaya matahari, pertukaran panas antara air dengan udara sekelilingnya, ketinggian geografis dan juga oleh faktor kanopi (penutupan oleh vegetasi) dari pepohonan yang tumbuh ditepi. Disamping itu pola temperatur perairan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor anthropogen (faktor yang diakibatkan oleh aktivasi manusia) seprti limbah pnas yang berasal dari air pendingan, pabrik, penggundulan DAS, yang menyebabkan hilangnya perlingdungan, sehingga badan air terkena cahay amtahari secara langsung. Hal ini terutama akan menyebabkan peningkatan temperatur suatu sistem perairan (Barus, 2004).Arus berpengaruh besar terhadap distribusi organism perairan dan juga meningkatkan terjadinya difusi oksigen dalam perairan. Arus juga membantu penyebab plankton dari satu tempat ke tempat lainnya dan membantu menyuplai bahan makanan yang dibutuhkan plankton.Secara umum yang dimaksud dengan arus laut adalah gerakan massa air laut ke arah horizontal dalam skala besar. Walaupun ada arus vertikal namun ulasa ini hanya memabahas arus horizontal saja. Tidak seperti arus sungai yang searah dengan aliran sungai menuju ke arah hilir, dimana kecepatan arus sungai bias diukur secara sederhana. Arus alut dipengaruhi oleh banyak factor. Salah satu faktor yang mempengaruhi timbulnya arus yaknitiupan angina musim. Selain itu juga faktor suhu permukaan laut yang selalu berubah-ubah (Wibisono, 2011).Arus laut permukaan merupakan pencerminan langsung dari pola angin yang bertiup pada waktu itu. Jadi arus permukaan ini digerakkan oelh angin. Air dilapisan bawahnya ikut terbawa. Karena adanya gaya Coriolis (Coriolis force), yakni gaya yang diakibatkan oleh perputarakn bumi, maka arus dilapisan permukaan laut berbelok kekanan dari arah angin dan arus dilapisan bawahnya akan berbelok lebih kekanan lagi dari arah arus permukaan. Ini terjadi dibelahan bumi utara. Dibelahan bumi selatan, terjadi hal sebaliknya. Makin jeluk lapisan air maka arah arus semakin menyimpang dari arah arus permukaan, kekanan dibelahan bumi utara atau kekiri dibelahan bumi selatan. Dan kecepatannya pun amkin berkurang, sehingga membentuk apa yang dikenal dengan spiral Ekman. Jika terjadi divergensi atau pembuyaran arus permukaan, maka akan terjadi permuakaan massa air atau disingkat permukaan, yakni naiknya massa air dari lapisan bawah laut ke lapisan permukaan dan jika terjadi konvergensi atau pemusatan arus permukaan, maka akan terjadi keadaan sebaliknya, yang disebut tenggelaman massa air atau disingkat tenggelaman, yakni turunnya massa air laut dari lapisan atas ke lapisan bawah (Romimohtarto dan Sri, 2009).Organisme air dapat hidup dalam suatu perairan yang mempunyai nilai pH netral dengan kisaran toleransi antara asam lemah sampai basa lemah. Nilai pH yang ideal bagi kehidupan organism air pada umumnya terdapat antara 7 sampai 8,5. Kondisi perairan yang bersifat sangat asam maupun sangat basa kan membahayakan kelangsungan hidup organisme karena akan menyebabkan terjadinya ganguan metabolisme dan respirasi. Disamping itu pH yang sangat rendah akan menyebabkan mobilitas berbagai senyawa logam berat terutama ion aluminum yang bersifat toksik, semakin tinggi yang tentunya akan mengancam kelangsungan hidup organisme air (Barus, 2004).Atmosfer mengandung oksigen sekitar 210 ml/liter. Oksigen merupakan salah satu gas yang terlarut dalam perairan. Kadar oksigen yang terlarut dalam perairan. Kadar oksigen yang terlarut di perairan alami bervariasi, tergantung pada suhu, salinitas, turbulensi air dan tekanan atmosfer. Semakin besar suhu dan ketinggian (altitude) serta semakin kecil tekanan atmosfer, kadar oksigen terlarut yang semakin kecil (Effendi, 2003).Oksigen terlarut merupakan suatu faktor yang penting didalam ekosistem air, terutama sekali dibutuhkan untuk proses respirasi bagi sebagian besar organisme air. Umumnya kelarutan oksigen dalam air sangat terbatas. Dibandingkan dengan kadar oksigen di udara yang mempunyai konsentrasi sebanyak 21% volume, air hanya mampu menyerap oksigen sebanyak 1% volume saja (Barus, 2004).Di laut, oksigen terlarut (Dissolved Oxygen/DO) berasal dari sumber yakni dari atmosfer dan dari hasil proses fotosintesis fitoplankton berjenis tanaman laut. Keberadaan oksigen terlarut ini sangat memungkinkan untuk langsung dimanfaatkan bagi kebanyakan organisme untuk kehidupan antara lain pada proses respirasi dimana oksigen diperlukan untuk pembakaran (metabolisme) bahan organik sehingga terbentuk energi diikuti dengan pembentukan CO2 dan H2O (Wibisono, 2011).Pada perairan laut dan limbah industri, salinitas perlu diukur. Salinitas adalah konsentrasi total ion yang terdapt diperairan, salinitas menggambarkan padata total didalam sir, setelah semua karbonat dikonversi menjadi oksida, semua Bromida dan Iodida digantikan oleh klorida, dan semua bhan organik telah dioksidasi. Salinitas dinyatakn dalam satuan g/kg atau promil (o/oo). Terminologi yang mirip dengan salinitas adalah kloronitas, yang hanya mencangkup klorida, bromida dan iodida, dan nilai yang lebih kecil dari pada salinitas (Effendi, 2003).

BAHAN DAN METODE

Waktu dan TempatPraktikum ini dilakukan didalam Laboratorium Biologi Fakultas Pertanian dan dilaksanakan pada hari Sabtu, 17 Mei 2013 pada pukul 10.30 s/d 16.00 WIB. di Perairan Pantai Muara Indah Jalan Pantai Pesisir Desa Denai Kuala Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara.

Alat dan BahanAdapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah plankton net digunakan untuk mengambil sampel plankton diperairan, Botol film digunakan untuk tempat sampel air yang telh disaring dari plankton net, Spray digunakan untuk menyemprot pinggiran plankton net pada saat penyaringan agar plankton yang tersaring dibagian atas plankton net dapat turun, Ember digunakan utnuk mengambil sampel air sebelum diambil untuk disaring dengan plankton net. Gayung digunakan untuk mengambil air untukdisaring di plankton net, Lakban kuning digunakan untuk menutup botol film secara keseluruhan untuk menghambat kemungkinan terjadinya fotosintesis.Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut. Aquades digunakan untuk air penyemprot pada spray, larutan lugol, serta air laut. Larutan lugol digunakan untuk mengawetkan plankton yang terdapat pada botol sampel, dan air lau sebagai media hidup plankton.

Deskripsi Area PraktikumPantai Muara Indah Desa Denai Kuala Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara yang lokasinya memiliki titik koordinat 3 40 12.21 N 98 52 08.15 E. Pantai Muara Indah adalah salah satu pantai yang masih jarang dikunjungi oleh masyarakat serta masih belum ada tercamppur aktivitas rumah tangga maupun pabrik. Pantai ini beralamat lengkap di jalan Lintas Pesisir Desa Denai Kuala Kecamatan Panatai Labu Kabupaten Sumatera Utara. Meskipun termasuk pantai yang unggul di Deli Serdang namun pantai ini belum banyak diminati oleh para wisatawan. Pantai Muara Indah biasanya dijadika untuk tenpat penelitian atau sebagai pembandung untuk pantai=pantai lain yang sudah lama dijadikan ekowisata oleh pemerintahan maupun masyarakat setempat.Area praktikum dilaksanakan di Perairan Pantai Muara Indah di Desa Denai Kuala Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara. Kondisi perairan secara umum oleh pengamatan mata, Pantai Muara Indah, masih bisa dikatakan perairan yang asri, karena tidak begitu terkontaminasi oleh limbah domestik maupun limbah prabrik. Pantai Muara Indah ini sebahagian lahannya dikelilingi oleh hutan mangrove. Tetapi hutan mangrove pada daerah ini belum maksimal, karena tidak banyak dijumpaia disekeliling pantai.Pada lokasi pengambilan sampel ini, dibuat menjadi empat stasiun dimana setiap stasiun dilakukan dua kali pengulangan. Ditetapkan beberapa stasiun adalah untuk membandingakan hasil keanekaragaman plankton di setiap stasiunnya. Sehingga dapatlah disimpulkan kondisi perairan dari hasil perstasiun yang mengarah ke kondisi perairan pantai secara keseluruhan.Parameter yang DiamatiPlankton dalam ekosistem perairan mempunyai peranan yang sangat penting terutama dalam rantai makanan dilaut, karena plankton merupakan produsen utama yang memberikan sumbangan terbesar pada produksi primer total suatu perairan. Peranan penting plankton bagi produktivitas primer perairan, karena plankton dapat melakukan proses fotosintesis yang menghasilkan bahan organik yang kaya energi maupun kebutuhan oksigen bagi organisme yang tingkatannya lebih tinggi.Parameter yang diamati adalah plankton, yaitu fitoplankton dan zooplankton. Pengamatan plankton dilakukan dengan mengambil atau meletakkan satu tetes air sampel diatas Object Glass untuk diidentifikasi dengan menggunakan mikroskop okuler.

Analisis DataPerhitungan keanekaragaman umumnya dilakukan dengan menggunakan Indeks Diversitas Shanon-Wiener, yaitu sebagai berikut (Barus, 2004).

Keterangan:H = Indeks KeanekaragamanPi = Jumlah satu Spesies/Total semua spesies

Derajat PencemaranIndeks Diversity (H)

Tidak Tercemar>2,0

Tercemar Ringan1,6 2,0

Tercemar Sedang1,0 1,6

Tercemar Berat< 1,0

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Tabel Plankton yang ditemukan di Pantai Muara Indah

Nama SpesiesStasiun 1Stasiun 2Stasiun 3Stasiun 4Total

U1U2U1U2U1U2U1U2

Astercnella-------11

Biddulphia-2------2

Botrydium sp---1----1

Campo cercus1-------1

Ceriodaphnia------2-2

Chaetoceros sp15169254511691

Chilodon sp--1---8-9

Closterium sp--11----2

Colanus finmaarchicus1-------1

Cosanodicus linecals---1----1

Cyclops2-------2

Cynedra sp--44-33121

Dalythona sp-----1--1

Diaphanosoma sp---1----1

Dytilum----1---1

Gulnanelia-----1--1

Itshmia sp7532-8--25

Limnocalonus1-------1

Melasina hyrortiruna-----1--1

Nephrocytum sp---1----1

Nitschia sigma--32----5

Oedogonium sp--1-----1

Oscillatoria renus------415

Protoccocus----563418

Richteriella sp-119--1-12

Riothella sp---1541--47

Rizhoselenia alata-2-1-1116

Scenedesmus sp---1----1

Thalassiohtrix------516

Thalossothea sp---122--5

Tinnidium muacola1-------1

Triceratium fauls1-------1

Ulotrix sp11-5-5-113

Volvox22------4

Jumlah3229235617743816285

Tabel 1. Data plankton semua stasiun

Tabel Indeks Keanekaragaman Plankton Perstasiun

StasiunIndeks KeanekaragamanKeterangan

Stasiun 11,386Tercemar Sedang

Stasiun 21,525Tercemar Sedang

Stasiun 33,345Tidak Tercemar

Stasiun 41,392Tercemar Sedang

Tabel 2. Indeks Keanekaragaman plankton setiap stasiun

PembahasanDari hasil pengidentifikasian, di dapatkan bahwa jenis fitoplankton Chaetoceros sp, sangat mendominasi di perairan Pantai Muara Indah, dan kemudian disusul oleh jenis fitoplankton Riothella sp, dan Isthmia sp. Keberadan fitoplankton jenis ini, tidk berbahaya jika berada dalam perairan, mereka cenderung bersifat positif dan tidak merusak ekosistem perairan. Hal ini sesuai dengan literatur Junaidi dkk. (2013), yang menyatakan bahwa keberadaan plankton terutama dari jenis phytoplankton di dalam ekosistem perairan tambak ataupun kolam air awar mempunyai peran yang sangat besar terhadap kestabilan dan produktifitas perairan yang sangat dibutuhkan oleh organisme yang berada di dalamnya dalam melakukan aktifitas kehidupannya.Hasil dari pengamatan plankton, didapatkan bahwa Indeks keanekaraman stasiun 1 yaitu 1,386, stasiun 2 yaitu 1,525, stasiun 3 yaitu 3,345 dan stasiun 4 adalah 1,392. Perbedaan keanekaragaman karena komposisi plankton pada setiap stasiun berbeda-beda. Hal ini sesuai dengan literatur Handaryono (2011), yang menyatakan bahwa fitoplankton merupakan microalgae yang hidup bebas di kolom air (free living algae) dan berfungsi sebagai sumber oksigen terlarut, pakan alami, serta shading. Fitoplankton merupakan produsen primer di perairan karena kemampuannya melakukan proses fotosintesis yang menghasilkan bahan organik dan oksigen .Keanekaragaman tertinggi terdapat pada stasiun 3 dan keanekaragaman terendah terdapat pada stasiun 1. Pada sasiun 1 indeks keanekaragaman plankton yaitu, 1, 386 sedangkan pada sasiun 3 adalah 3,345. Berdasarkan kisaran nilai indeks keanekaragaman dapat disimpulkan bahwa setiap stasiun menyimpulkan tingkat keanekaragamannya. Indeks keanekaragaman ini mengalami fluktuasi ayng signifikan pada stasiun 3. Pada stasiun ini indeks keanekaragamannya sangat tinggi, sangat berbeda dengan ketiga stasiun lainnya. Kondisi perairan di stasiun 3 saat baik hingga melebihi 2,0. Sedangkan pada ketiga stasiun lainnya cenderung stabil berada di skala sedang. Hasil perhitungan indeks keseragaman di perairan Pantai Muara Indah pada setiap stasiun secara umum berkisar antara 1,386 3,345. Berdasarkan kisaran nilai indeks keseragaman dapat disimpulkan bahwa perairan Pantai Muara Indah Deli Serdang, memiliki tingkat keseragaman tercemar rendah hingga tidak tercemar. Keseragaman rendah mengindikasikan bahwa dalam ekosistem tersebut ada kecendrungan dominasi jenis yang disebabkan adanya ketidakstabilan faktor-faktor lingkungan dan populasi (Krebs, 1989). Keseragaman tercenar seang sedang, dapat dikatakan bahwa ekosistem tersebut dalam kondisi yang tidak baik, dimana penyebaran individu tiap jenis relatif hampir seragam (Krebs, 1989).Dengan hitungan indeks keanekaragamannya mencapai lebih dari dua, Perairan Pantai Muara Indah dapat dikatakan perairan dengan kondisi air yang tercemar sedang, dinilai dari indeks keanekaragaman planktonnya yang berkisar antara 1 3, dapat dikatakan perairan tersebut tercemar sedang. Hal ini sesuai dengan literatur Barus (2004), yaitu tabel derajat pencemaran, tidak tercemar >2,0, tercemar ringan 1,6 - 2,0, tercemar sedang 1,0 1,6 dan < 1,0 tercemar berat.Dari hasil praktikum ini dapat disimpulkan bahwa, perairan Pantai Muara Indah termasuk kedalam perairan yang tidak tercemar. Ini dapat disimpulkan dari hasil indeks keanekaragaman yang telah diketahui dari pengambilan sampel. Hal ini sesuai dengan literatur Hansaryono (2011) yang menyatakan bahwa keberadaan plankton terutama dari jenis phytoplankton di dalam ekosistem perairan tambak ataupun kolam air awar mempunyai peran yang sangat besar terhadap kestabilan dan produktifitas perairan yang sangat dibutuhkan oleh organisme yang berada di dalamnya dalam melakukan aktifitas kehidupannya. Peran dan fungsi utama plankton (phytoplankton) di dalam perairan yang dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan pengelolaan kualitas air, (1) Phytoplankton merupakan produsen utama dalam rantai makanan yang terdapat di dalam ekosistem perairan tersebut, sehingga tingkat produktivitasnya akan berpengaruh pada produktifitas perairan; (2) Phytoplankton merupakan salah satu penyuplai oksigen melalui proses fotosintesa dengan bantuan sinar matahari yang dibutuhkan organisme lainnya untuk melakukan respirasi di dalam perairan; (3) Oksigen (O2) yang dihasilkan phytoplankton dapat menekan terjadinya proses kimiawi perairan yang bersifat racun dan membahayakan bagi udang dan organisme lainnya; (4) Phytoplankton merupakan shelter bagi udang yang bersifat nocturnal dan phototaksis negatif.

KESIMPULAN DAN SARAN

KesimpulanAdapun kesimpulan yang didapatkan pada praktikum ini adalah sebagai berikut.1. Perairan Pantai Muara Indah didominasi oleh jenis plankton Chaetaceros atlanticus, Rhiohella sp dan Isthmia sp2. Nilai indeks keanekaragaman pada setiap stasiun adalah sebagai berikut. Stasiun 1 = 1,386, sasiun 2 = 1,525, stasiun 3 = 3,345 dan stasuin 4 = 1,392.3. Nilai indeks keanekaragamn tertinggi adalah stasiun 3 yaitu 3,345, dan nilai indeks keanekaragaman terendah adalah stasiun 4 yaitu 1,392.4. Nilai indeks keanekaragaman dengan kisaran 1,396 3,345, masuk kedalam kategori perairan tercemar sedang dan tidak tercemar.5. Kondisi perairan Pantai Pasir Muara Indah dinilai dari Indeks Keanekaragamannya, masuk kedalam perairan yang tercemar sedang.

SaranSaran untuk praktikum ini adalah, dibutuhkan waktu lebih lama untuk melakukan pengidentifikasian sampling plankton, karena masih banyak sampling air tersaring yang tidak terindentifikasi karena keterlambatannya waktu. Selain itu, perlu adanya buku identifikasi yang lengkap, kurangnya buku identifikasi plankton membuat kesalahan pada hasil tabel sampling plankton.DAFTAR PUSTAKA

Barus, T. A. 2004. Pengantar Limnologi. USU Press. Medan.Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Penglolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Kanisius. Yokyakarta. Handaryono, P. S. 2011. Pengaruh Plankton terhadap Budidaya. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Brawijaya. Malang.

Hutabarat, S., dan Stawart M. E. Pengantar Oseanografi. UI Press. Jakarta.

Lase, M. 2014. Keanekaragaman Makroalga di Sekitar Pantai Desa Fodo Kota Gunungsitoli. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Romimohtarto, K. dan Sri J. 2009. Biologi laut Ilmu Pengetahuan tentang Biota Laut. Djambatan. Jakarta.

Sari, E. P., Falmi Y. K. dan Nancy W. 2013. Keanekaragaman Plankton di Kawasan Perairan Teluk Bakau. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Siregar, J. 2006. Persepsi Masyarakat Tentang Program Konpensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak Bidang Infrastruktur Perdesaan Di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Siregar, J. 2012. Pengembangan Pantai Muara Indah sebagai Daya Tarik Wisata di Kabupaten Deli Serdang. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Siregar, R. A. 2014. Karakteristik Fisika-Kimia Perairan Dan Struktur Komunitas Moluska (Bivalvia Dan Gastropoda) Di Pantai Cermin Sumatera Utara. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Surinati, D. 2007. Pasang Surut dan Energinya. Oseanografi. 32 (1): 15-22.

Solihin, A., Epharaim B., dan Arifsyah M. N. 2010. Laut Indonesia dalam Krisis. GreanPeace. Jakarta.

Syah, A. F. 2010. Penginderaan Jauh dan Aplikasinya di Wilayah Pesisir dan Lautan. Universitas Turnojoyo. 3 (1). ISSN. 1907-9931.

Thoha, H. 2007. Kelimpahan Plankton di EkosistemPerairanTelukGilimanuk, Taman Nasional, Bali Barat. Pusat Penelitian Oseanografi. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta. 11 (1): 44-48.

Wibisono, M. S. 2011. Pengantar Ilmu Kelautan Edisi 2. UI Press. Depok.

DAFTAR LAMPIRAN

1. Peta Lokasi Pantai Muara Indah

2. Foto Lokasi Pantai Muara Indah

3. Alat dan Bahan

Botol FilmPlankton Net

EmberGayung

AlatTulisLakbankuning

4. Prosedur Praktikum1. Diambil sampel plankton pada 4 stasiun menggunakan plankton net dengan pengulangan dilakukan sebanyak 2 kali. Diambil contoh air dengan ember berukuran 5 liter sebanyak 2 kali lalu dituangkan ke dalam plankton net.

2. Disemprot dengan spray yang berisi aquades agar plankton yanng tersaring dibagian atas turun.

3. Dimasukkan plankton kedalam botol film dan diawetkan dengan larutan lugol 4 % sebanyak 5 tetes.

4. Dianalisis dan dihitung jumlah serta jenisnya.

5. Foto Fitoplankton

ClosteriumminutumChaetocerosatlanticusBotrydiumsp

Nitcshia sigmaNephrocytiumspCoscinodiscussp

RhizosoleniaalataProtococcusspOedogoniumsp

6. Foto Zooplankton

DiaphanosomaspChilodonsp

Diaphanosomasp7. Foto Kelompok