laporan akhir praktikum planktonologi daphnia sp

38
LAPORAN PRAKTIKUM PLANKTONOLOGI KULTUR Daphnia sp. Disusun oleh : Kelompok 4 Kelas C Elsi Sri Mulyani 230210130052 Taufik Candra M. 230210130057 Mediana Rahma P. 230110130123 Risa Mawadatu S. 230110130129 Zulfiqar Wahyu I. 230110130142 Bastian H. Damanik 230110130152 Yuliana Rafika 230110130153 UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

Upload: anonymous-dsm44z8

Post on 17-Dec-2015

62 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Planktonologi

TRANSCRIPT

Happy Family

LAPORAN PRAKTIKUM PLANKTONOLOGIKULTUR Daphnia sp.Disusun oleh :

Kelompok 4Kelas CElsi Sri Mulyani230210130052

Taufik Candra M.230210130057

Mediana Rahma P.230110130123

Risa Mawadatu S.230110130129

Zulfiqar Wahyu I.230110130142

Bastian H. Damanik230110130152

Yuliana Rafika230110130153

UNIVERSITAS PADJADJARANFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTANJATINANGOR

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan akhir kegiatan Praktikum mata kuliah Planktonologi. Laporan terdiri dari 5 Bab yang dilampiri dokumentasi saat kegiatan praktikum Daphnia sp. Bab 1 Pendahuluan memaparkan latar belakang, tujuan dan manfaat praktikum. Bab 2 Tinjauan Pustaka merupakan penjelasan tentang definisi kultur, definisi Daphnia sp., klasifikasi, habitat, reproduksi, serta karakteristik Daphnia sp., faktor yang memengaruhi pertumbuhan Daphnia sp., kegunaan Daphnia sp., dan pupuk dalam budidaya Daphnia sp. Bab 3 Metodologi Praktikum memaparkan tentang tempat dan waktu pelaksanaan praktikum, alat dan bahan yang digunakan, serta prosedur kerja saat praktikum. Bab 4 Hasil dan Pembahasan menjelaskan data hasil praktikum dan pembahasan mengenai kultur Daphnia sp. Bab 5 berisi Kesimpulan dan Saran dari praktikum yang telah dilaksanakan.

Dalam penyusunan laporan ini, kami banyak dibantu oleh berbagai pihak. Untuk itulah pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kritik dan saranyang membangun sangat diharapkan demi perbaikan makalah ini.

Demikian laporan praktikum kultur Daphnia sp. ini kami buat semoga dapat bermanfaat. Aamiin.Jatinangor, Mei 2014

PenyusunDAFTAR ISI

BAB

Halaman

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR LAMPIRAN...

IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.

1.2 Tujuan Praktikum

1.3 Manfaat Praktikum..

IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Kultur.

2.2 Definisi Daphnia sp. ...

2.2.1 Klasifikasi Daphnia sp. ...

2.2.2 Habitat Daphnia sp. .

2.2.3 Reproduksi Daphnia sp. ..

2.2.4 Karakteristik Daphnia sp.

2.2.5 Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Daphnia sp. ..

2.2.6 Kegunaan Daphnia sp.

2.3 Pupuk Dalam Budidaya Daphnia sp. .

IIIMETODELOGI PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Praktikum

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat yang Digunakan

3.2.2 Bahan yang Digunakan.

3.3 Prosedur Kerja.

3.3.1 Persiapkan Alat dan Bahan...

3.3.2 Pemupukan...

3.3.3 Penebaran..

3.3.4 Aerasi

IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil.

4.2 Pembahasan.

VKESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan..

5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA.....

LAMPIRAN...

DAFTAR TABEL

No.

Judul

Halaman

1.Data Hasil Kepadatan Daphnia sp.

DAFTAR GAMBAR

No.

Judul

Halaman

1.Daphnia sp.

2.Reproduksi Daphnia sp.

3.Bagian Tubuh Daphnia sp.

4.Susunan Alat Kultur

DAFTAR LAMPIRAN

No.

Judul

Halaman

1.Data Perhitungan Kultur Daphnia sp.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara penghasil produk perikanan terbesar di dunia. Hal ini dapat menjadi salah satu modal untuk tambahan devisa negara. Untuk para pengusaha pun usaha budidaya ikan termasuk usaha yang menjanjikan, mengingat potensi wilayah perairan, iklim, serta factor lainnya yang terdapat di Indonesia mampu menunjang keberhasiulan usaha perikanan.

Salah satu faktor penunjang keberhasilan budidaya perikanan adalah ketersediaannya pakan. Pakan untuk larva ikan berdasarkan asalnya dibagi menjadi dua yaitu, pakan alami dan pakan buatan. Secara kualitas organisme pakan alami belum bisa diganti sepenuhnya dengan pakan buatan untuk ikan stadia larva, hal ini disebabkan pakan alami lebih mudah dicerna oleh larva juga bentuk dan ukuran yang sesuai dengan bukaan mulut ikan. Salah satu contoh pakan alami yang biasa digunakan untuk budidaya larva adalah zooplankton yang berasal dari filum Arthropoda dari kelas Branchiopoda, yaitu Daphnia sp.

Menurut Pennak (1989) Daphnia sp. sebagai pakan alami memiliki beberapa kelebihan yaitu kandungan nutrisi yang tinggi, memiliki ukuran yang sesuai dengan mulut larva, pergerakan yang lambat sehingga mudah ditangkap oleh larva, serta tingkat pencemaran air kultur akan lebih rendah daripada menggunakan pakan buatan.

1.2 Tujuan

1. Memberikan pengertian dan pemahaman mengenai proses kultur Zooplankton utamanya untuk Daphnia sp.2. Memberikan pengertian dan pemahaman cara-cara serta teknik yang digunakan dalam kultur Daphnia sp. mulai dari persiapan media hingga pemanenan.3. Mengenal salah satu jenis zooplankton yang dapat dibudidaya dan dimanfaatkan sebagai pakan alami ikan.1.3 Manfaat

Manfaat dari praktikum ini adalah:

1. Praktikan mengenal wadah budidaya Daphnia sp. dalam skala laboratorium.

2. Praktikan mampu menghitung kepadatan Daphnia sp. dalam budidaya.

3. Praktikan mampu mengetahui jenis pupuk untuk media tumbuh plankton.

4. Praktikan mampu membudidayakan Daphnia sp. secara mandiri.BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Kultur

Kultur merupakan suatu proses pembiakan organisme perairan dari mulai proses produksi, penanganan hasil sampai pemasaran (Wheaton, 1977). Kultur merupakan upaya produksi biota atau organisme perairan melalui penerapan teknik domestikasi (membuat kondisi lingkungan yang mirip dengan habitat asli organisme yang dibudidayakan), penumbuhan hingga pengelolaan usaha yang berorientasi ekonomi (Bardach, dkk., 1972). Kultur merupakan proses pengaturan dan perbaikan organisme akuatik untuk kepentingan konsumsi manusia (Websters Dictionary, 1990).2.2 Definisi Daphnia sp.

Daphnia sp. adalah jenis zooplankton yang hidup di air tawar, mendiami kolam atau danau. Daphnia dapat tumbuh optimum pada suhu perairan sekitar 21 C dan pH antara 7,1 8,0. Jenis makanan yang baik untuk pertumbuhan Daphnia sp. adalah bakteri, fitoplankton dan detritus. Kebiasaan makannya dengan cara membuat aliran pada media, yaitu dengan menggerakan alat tambahan yang ada di mulut, sehingga makanan masuk ke dalam mulutnya.2.2.1 Klasifikasi Daphnia sp.Filum

: Arthropoda

Kelas

: CrustaceaSub Kelas: BranchiopodaDivisi

: OligobranchiopodaOrdo

: CladoceraFamili

: Daphnidae

Gambar 1. Daphnia sp.Genus

: DaphniaSpesies: Daphnia sp.2.2.2 Habitat Daphnia sp.

Daphnia sp. adalah jenis zooplankton yang hidup di air tawar, mendiami kolam-kolam atau danau-danau. Daphnia sp. dapat hidup di daerah tropis dan subtropis. Daphnia sp. dapat hidup dalam air yang kandungan oksigen terlarutnya sangat bervariasi yaitu dari hampir nol sampai lewat jenuh. Ketahanan Daphnia sp. pada perairan yang miskin oksigen mungkin disebabkan oleh kemampuannya dalam mensintesis haemoglobin. Dalam kenyataannya, laju pembentukan haemoglobin berhubungan dengan kandungan oksigen lingkungannya. Naiknya kandungan haemoglobin dalam darah Daphnia sp. dapat juga diakibatkan oleh naiknya temperatur, atau tingginya kepadatan populasi.

2.2.3 Reproduksi Daphnia sp.

Pada keadaan baik Daphnia sp. berkembang secara parthenogenesis, dimana individu baru berasal dari telur-telur yang tidak dibuahi. Cara ini hanya menghasilkan individu betian saja dan jumlah telur yang dihasilkan rata-rata 10-20 butir (Edmonson dalam Casmuji, 2002). Pada saat kondidi kurang baik, seperti adanya perubahan temperature, kurangnya makanan dan akumulasi limbah, produksi telur secara parthenogenesis menjadi berkurang bahkan beberapa menetas dan telur berkembang menjadi individu jantan (Hickman, 1967 dalam Casmuji, 2002). Dengan munculnya Daphnia jantan, maka populasi mulai bereproduksi secara seksual.

Selama hidupnya Daphnia sp. mengalami empat periode yaitu telur, anak, remaja dan dewasa. Pertambahan ukuran terjadi sesaat setelah telur menetas didalam ruang pengeraman. Setelah dua kali instar pertama, anak Daphnia sp. yang bentuknya mirip Daphnia sp. dewasa dilepas dari ruang pengeraman. Jumlah instar pada stadium anak ini hanya dua sampai lima kali, tetapi tingkat pertumbuhan tertinggi terjadi pada stadium ini (Mokoginta, 2003).

Periode remaja adalah instar tunggal antara instar anak terakhir dan instar dewasa pertama. Pada periode ini sekelompok telur pertama mencapai perkembangan penuh di dalam ovarium. Segera setelah Daphnia sp. ganti kulit pada akhir instar remaja memasuki instar dewasa pertama, sekelompok telur pertama dilepaskan ke ruang pengeraman. Selama instar dewasa pertama, kelompok telur kedua berkembang di ovarium dan seterusnya. Namun adakalanya terdapat periode steril pada Daphnia sp. tua (Casmuji, 2002).

Gambar 2. Reproduksi Daphnia sp.2.2.4 Karakteristik Daphnia sp.

Daphnia sp. memiliki ukuran 1-3 mm, tubuh lonjong, pipih, terdapat ruas-ruas/segmen meskipun ruas ini tidak terlihat. Pada bagian kepala terdapat sebuah mata majemuk, ocellus (kadang-kadang), dan lima pasang alat tambahan (Casmuji, 2002), yang pertama disebut antenna pertama, kedua disebut antenna kedua yang mempunyai fungsi utama sebagai alat gerak. Tiga pasang yang terakhir adalah bagian-bagian dari mulut (Mokoginta, 2003). Umumnya cara berenang Daphnia sp. tersendat-sendat (intermitenly), tetapi ada beberapa spesies yang tidak bias berenang dan bergerak dengan merayap karena telah beradaptasi untuk hidup di lumut dan sampah daun-daun yang berasal dari dalam hutan tropik (Suwignyo, 1989 dalam Casmuji, 2002).

Bagian tubuh Daphnia sp. tertutup oleh cangkang dari khitin yang transparan. Daphnia sp. mempunyai warna yang berbeda-beda tergantung habitatnya. Spesies daerah limnetik biasanya tidak mempunyai warna atau berwarna muda, sedangkan di daerah litoral, kolam dangkal, dan dasar perairan berwarna lebih gelap. Pigmentasi terdapat baik pada bagian karapas maupun jaringan tubuh (Casmuji, 2002).

Daphnia sp. termasuk hewan filter feeder, memakan berbagai macam macam bakteri, ragi, alga bersel tunggal, detritus, dan bahan organic terlarut (Rodina dalam Casmuji, 2002). Daphnia sp. muda berukuran panjang kurang dari satu millimeter menyaring partikel kecil ukuran 20-30 mikrometer, sedangkan yang dewasa dengan ukuran 2-3 mm dapat menagkap partikel sebesar 60-140 mikrometer (Fasileva dalam Casmuji, 2002).

Gambar 3. Bagian Tubuh Daphnia sp.2.2.5 Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Daphnia sp.

Kehidupan Daphnia sp. dipengaruhi oleh beberapa faktor ekologi perairan antara lain: suhu, oksigen terlarut dan pH. Daphnia sp. dapat beradaptasi dengan baik pada perubahan lingkungan hidupnya dan termasuk dalam ketegori hewan eutitropik dan tahan terhadap fluktuasi suhu harian atau tahunan. Kisaran suhu yang dapat ditolerir bervariasi sesuai adaptasinya pada lingkungan tertentu.

Daphnia sp. hidup pada kisaran pH cukup besar, tetapi nilai pH yang optimal untuk kehidupannya sukar ditentukan. Lingkungan perairan yang netral dan relatif basah yaitu pada pH 7,1 8,0 baik untukpertumbuhannya. Pada kandungan amoniak antara 0,35 0,61 ppm, Daphnia sp. masih dapat hidup dan berkembangbiak dengan baik (Mokoginta, 2003). Untuk dapat hidup dengan baik Daphnia sp. memerlukan oksigen terlarut yang cukup besar yaitu di atas 3,5 ppm (Mokoginta, 2003).

2.2.6 Kegunaan Daphnia sp.

Daphnia merupakan sumber pakan bagi ikan kecil, burayak dan juga hewankecil lainnya. Kandungan proteinnya bisa mencapai lebih dari 70% kadar bahan kering. Secara umum,dapat dikatakan terdiri dari 95% air, 4% protein, 0.54% lemak, 0.67% karbohidrat dan 0.15% abu. Daphnia sp. dibudidayakansehingga dapat tersedia dalam jumlah mencukupi, hampir setiap saat.

Kegunaan lainnya yaitu :

a. Sebagai bahan uji toksisitasb. Sebagai pembersih lingkungan tercemarc. Sebagai bahan baku penghasil kitind. Sebagai raw model dalam mempelajari interaksi gen dan lingkungan (Mc Taggart et. Al 2009)2.3 Pupuk dalam Budidaya Daphnia sp.

Pemupukan dilakukan agar Daphnia sp. bisa tumbuh dan tetap mendapatkan nutrisi. Pupuk yang digunakan adalah kotaran ayam yang berfungsi untuk menumbuhkan plankton. Selain itu yang harus diperhatikan adalah dosis pemupukan yang diberikan tidak boleh berlebihan karena hal tersebut dapat mengakibatkan terjadinya blooming fitoplankton. Hal tersebut dapat mengakibatkan kadar ammonia yang tinggi dan oksigen terlarut yang rendah dalam wadah budidaya sehingga dapat menyebabkan kematian daphnia.

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Praktikum

Pelaksanaan kegiatan praktikum kultur Daphnia sp. dilaksanakan pada,

Waktu

: Tanggal 14 April 2014 s.d. selesai.

Tempat: Laboratorium MSP, FHA, Aquakultur Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan, Universitas Padjadjaran.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat yang Digunakan

1. Toples (wadah budidaya)

2. Cover Glass

3. Gelas Ukur

4. Hand Counter

5. Lampu Neon

6. Mikroskop

7. Neraca

8. Piala Gelas

9. Pipet Tetes

10. Plankton Net

11. Blower

12. Selang Aerator

13. Sendok

3.2.2 Bahan yang Digunakan

1. Air bersih/ air kolam

2. Biakan Daphnia sp

3. Kain kasa

4. Pupuk Kandang (Kotoran Ayam)

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Persiapkan Alat dan Bahan

1. Siapkan alat dan bahan.

2. Bersihkan wadah yang akan digunakan dengan cara meyikat wadah tersebut sampai bersih, kemudian bilas dengan air bersih dan keringkan.

3. Pasanglah aerator ke dalam wadah budidaya tersebut dengan memberikan pemberat pada selang aerasi.

4. Masukan pupuk kandang kedalam wadah budidaya dengan dosis 2,4 g/liter air.

5. Media penambahan pupuk kandang ini bisa dilakukan dengan cara disebar.

6. Secara merata diseluruh wadah, atau dengan cara membungkusnya dengan kain.

7. Kasa/kantong plastik yang dilubangi.

8. Masukan Daphnia sp. sebanyak individu/liter.

9. Pada hari ke tujuh Daphnia sp. Sudah bisa dipanen.

3.3.2 Pemupukan

Pemupukan dilakukan agar Daphnia sp. bisa tumbuh dan tetap mendapatkan nutrisi. Pupuk yang digunakan adalah kotoran ayam yang berfungsi untuk menumbuhkan plankton. Selain itu yang harus diperhatikan adalah dosis pemupukan yang diberikan tidak boleh berlebihan karena hal tersebut dapat mengakibatkan terjadinya blooming phytoplankton. Hal tersebut dapat mengakibatkan kadar ammonia yang tinggi dan oksigen terlarut yang rendah dalam wadah budidaya sehingga dapat menyebabkan kematian daphnia.

3.3.3 Penebaran

Inokulasi Daphnia dapat dilakukan dengan memakai siste maupun Induk Daphnia (Daphnia dewasa). Padat tebar Daphnia awal pada umunya antara 20-100 individu perliter media. Inokulan dapat diperoleh dari hasil budidaya petani, Balai Benih Air Tawar, Lembaga Penelitian, serta di perairan umum.

Keberadaan Daphnia di perairan dapat dilihat dengan mata telanjang, oleh karena itu untuk menghitung kepadatan Daphnia pada saat inokulasi maupun masa budidaya, dapat dilakukan tanpa menggunakan alat pembesar atau mikroskop. Daphnia dari dalam wadah dengan menggunakan gelas vial 100 ml kemudian tuangkan secara perlahan-lahan sambil dihitung jumlah Daphnia yang keluar bersama air. Apabila jumlah Daphnia yang ada sangat banyak, maka dari gelas vial 100 ml dapat diencerkan, caranya adalah dengan menuangkan ke dalam gelas pial 1000 ml dan ditambah air hingga volumenya 1000 ml. Dari gelas 1000 ml, lalu diambil sebanyak 100 ml. Daphnia yang ada dihitung seperti cara diatas, lalau kepadatan di dalam wadah budidaya dapat diketahui dengan cara mengalikan 10 kali jumlah didalam gelas 100 ml. Penebaran dilakukan agar Daphnia sp dapat berkembang dalam wadah budidaya yang berisi aquades dan pupuk kotoran sehingga Daphnia sp akan berkembangbiak serta dapat di manfaatkan untuk pakan ikan.

Skema Pelaksanaan Budidaya Daphnia sp.

3.3.4 Aerasi

Aerasi merupakan pengaliran udara kedalam air untuk meningkatkan kandungan oksigen dengan memancarkan air atau melewatkan gelembung udara kedalam air. Aerasi ini digunakan agar Daphnia sp. tetap bisa mendapatkan oksigen walaupun pada keadaan tertutup. Aerasi ini disambungkan dengan menggunakan selang. Fungsi aerasi adalah suplai O2 /CO2 pengaduk air media pemeliharaan, pemerataan cahaya dan pemerataan pupuk.

Proses aerasi dilakukan dengan susunan alat sebagai berikut :

Gambar 4. Susunan Alat Kultur

Sumber: Format laporan praktikum kultur plankton, 2014

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tabel 1. Data Hasil Kepadatan Daphnia sp.Jumlah Daphnia (sel/L)Massa Pupuk (gram/L)Volume Aquades

(mL)Volume Inokulan dalam Gelas UkurJumlah Individu saat Pemanenan (sel/L)

1002,5956,543,5168

4.2 PembahasanPada praktikum kali ini adalah budidaya Dhapnia sp. dengan menggunakan media toples, karena Daphnia sp. hidup di air tawar maka air yang digunakan untuk mengkultur Daphnia sp. adalah air bersih dan penambahan media lainnya. Media yang dipakai pada praktikum kultur Daphnia sp. ini adalah media kotoran, yakni kotoran ayam yang sudah kering. Media ini digunakan sebagai tempat tumbuhnya Daphnia sp.

Mengapa harus kotoran ayam? Karena kotoran ayam baik untuk pertumbuhan fitoplankton, yang berfungsi sebagai pupuk untuk menumbuhkan fitoplankton. Di dalam air pupuk akan diuraikan oleh bakteri menjadi bahan anorganik yang akan dimanfaatkan oleh fitoplankton. Kotoran ayam yang dipakai adalah 2 gr dan ditambahkan 956,5 mL aquades + volume inokulan 43,5 mL dalam 1 toples yang sudah diberi aerasi.

Untuk menghitung kepadatan Daphnia sp. pada saat dilakukan pemanenan, perhitungan dilakukan dengan menggunakan alat kaca pembesar. Daphnia sp. dalam aquarium disaring dengan menggunakan plankton net. Setelah Daphnia sp. tersaring kemudain jumlah Daphnia sp. yang tersaring bersama air, dimasukkan kedalam mangkuk, lalu di hitung individunya menggunakan sendok dan jumlahnya dihitung dengan menggunakan hand counter atau bisa juga dihitung secara manual.

Pemanenan dilakukan pada hari ke 7. Pemanenan dilakukan hari 7 karena pada hari itu merupakan fase Stasioner, fase yang sangat ideal untuk pemanenan. Dari hasil praktikum kelompok empat, total panen Daphnia yang hidup adalah sebanyak 168 individu. Stok awal bibit Daphnia yang di masukkan adalah 100 individu. Hasil menunjukan bahwa Daphnia sp. tersebut berkembang, ini dapat dikatakan cukup berhasil. Pupuk yang dimasukkan kedalam media kultur pakan alami Daphnia sp. ini berfungsi untuk menumbuhkan bakteri, fungi, detritus dan beragam phytoplankton sebagai makanan utama Daphnia sp. Keberhasilan dalam membudidayakan Daphnia sp. yang kami lakukan karena kondisi media yang cukup baik dan terjaga, aerasi yang cukup stabil, dalam keadaan homogen, sehingga pembagian oksigen terlarut dapat merata dalam toples

Praktikum yang dilakukan oleh kelompok 1, 2, 8 mengalami perkembangan yang cukup tinggi, yakni secara berturut-turut 981, 396, 265 individu. Ini menunjukan media yang digunakan cukup baik. Media yang dipakai mungkin sesuai dengan kultur hidup Daphnia dan baik bagi pertumbuhannya

Sedangkan kelompok 3 dan 5 tidak terlalu berhasil karena mengalami penurunan individu kelompok 3 awalnya 100 menjadi 98 individiu, kelompok 5 awalnya 100 menjadi 63 individu kemungkinan dikarenakan media yang kurang baik. Sedangkan kelompok 7 dan 9 mengalami penurunan yang cukup besar yakni kelompok 7 yang awalnya 100 menjadi 7 individu, kelompok 9 awalnya 100 menjadi 7 individu. Kematian Daphnia yang drastis kemungkinan diakibatkan dari kotoran ayam yang merupakan pakan Daphnia habis dan plankton-plankton tersebutpun habis sehingga Daphnia tidak dapat bertahan hidup.

Kegagalan pada setiap kelompok bisa saja disebabkan oleh kurangnya ketersediaan oksigen terlarut, ini kemungkinan besar disebabkan karena padat tebar yang terlalu tinggi dan juga aerasi yang tidak stabil. Kurangnya oksigen terlarut di dalam media kultur menyebabkan Daphnia mati.

Daphnia merupakan hawan yang sensitif terhadap kontaminasi bahan kimia sehingga wadah yang di gunakan harus disterilisasikan. Faktor lingkungan seperti sinar matahari sangat menunjang keberhasilan budidaya karena ekologi cahaya berfungsi sebagai proses fotosintesa yang dapat merangsang fhytoplankton tumbuh dan berkembang cepat.

Pemupukan bertujuan : meningkatkan zat hara dalam perairan, sehingga menumbuhkan fhytoplankton dan organisme lain. Sehingga dalam budidaya daphnia kiranya perlu melakukan pemupukan susulan. Didalam pemupukan hal yang perlu diperhatikan : dosis pupuk yang dibutuhkan karna bila terjadi kelebihan pupuk mengakibatkan bloming fhytoplankton.BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

a. Daphnia sp. merupakan zooplankton yang hidup di air tawar yang sangat toleran terhadap perairan yang kandungan oksigen terlarutnya rendah

b.Daphnia sp. berkembang biak dengan cara parthenogenesis dimana individu baru berasal dari telur-telur yang tidak dibuahi

c.Daphnia sp. ini pada hidupnya mengalami 4 periode yaitu, telur, anak, remaja dan dewasa

d.Daphnia sp. berukuran 1-3mm, tubuh lonjong, pipih, terdapat ruas-ruas/segmen meskipun ruas ini tidak terlihat

e.Ada berbagai faktor yang memperngaruhi pertumbuhan Daphnia sp. yang pertama adalah suhu, lalu oksigen terlarut, dan yang terakhir adalah pH

f.Daphnia sp. ini termasuk hewan yang mampu beradaptasi pada perubahan di lingkungannya, dan termasuk kedalam hewan eutotropik dan tahan terhadap fluktuasi suhu harian atau tahunan

g.Daphnia sp. dapat dijadikan sebagai pakan ikan

h.Pada kultur daphnia pupuk yang digunakan adalah kotoran ayam, karena kotoran ayam ini dapat menumbuhkan fitoplankton yang menjadi makanan dari Daphnia sp. tersebut. Takaran dari kotoran ayam itu harus pas dengan jumlah Daphnia sp. dan volume air dari wadah pengkulturan daphnia tersebut agar tidak terjadi blooming fitoplankton. Dan harus mengikuti prosedur-prosedur yang sudah tertera agar pengkulturan daphnia itu bisa berhasil tanpa kendala.5.2 Saran

Sebaiknya dalam kultur Daphnia sp., tempat atau wadahnya diisi sesuai dengan habitat dari daphnia tersebut. Lalu harus dilakukan control terus-menerus agar terhindar dari hal yang tidak diinginkan yaitu kegagalan. Dari pakan atau kotoran ayam tersebut harus diperhatikan sekali, dari mulai penakaran dan pembukusan dengan kassanya. Dari takaran harus pas, karena jika berlebihan akan menyebabkan blooming fitoplankton yang tumbuh dan hidup dari kotoran ayam tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Hutabarat, S dan Evans. 1985. Kunci Identifikasi Zooplankton Daerah Tropik . UI Press: Jakarta.

Romimohtarto, Kasijan. 2004. Meroplanton Laut . Djambatan: Jakarta.

Sachlan, M. 1982. Planktonologi. Fakultas Peternakan dan Perikanan. Universitas Diponegoro: Semarang.

Stewart. M dan Hutabarat.1986. Kunci Identifikasi Plankton. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Diponegoro: Semarang.

LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Perhitungan Kultur Daphnia sp.KelompokJumlah Daphnia (sel/L)Massa Pupuk (gram/L)Volume Aquades

(mL)Volume Inokulan dalam Gelas UkurJumlah Individu saat Pemanenan (sel/L)

1100293070981

21002396

31002,590010098

41002,5956,543,5168

51003983,716,3 63

6100

71003--7

81003,51000?265

9100 4 95050 7

10100

Alat dan Bahan yang

Digunakan

Disiapkan Sesuai Kebutuhan

Dimasukkan 1500 ml Air Kolam ke dalam toples

Ditambahkan pupuk kandang sebanyak 25 gr/l

Dilakukan Proses Aerasi

Ditambahkan Biakan yang akan Dikultur Sebanyak 50 ekor perliter

Biarkan Daphnia tersebut selama satu minggu sehingga akan berkembangbiak

Hitunglah kepadatannya setiap hari sehingga

diketahui kepadatan puncak populasi di dalam

wadah budidaya

Panen Daphnia

Toples

Lampu Neon

Lubang aerator

1. Susun wadah kultur yang telah siap seperti gambar di atas

2. Atur cahaya lampu yang digunakan

3. Atur aerator hingga sesuai dengan kebutuhan

4. Dilakukan Pengamatan setelah 1 x 24 jam

5. Perhitungan kepadatan secara berkala