laporan pkn fix
DESCRIPTION
laporan PKN FIX di plta simanTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangkit listrik tenaga air adalah salah satu sumber energi
listrik yang memanfaatkan air sebagai sumber listrik. Pembangkit ini
merupakan salah satu sumber energi listrik utama yang ada di Indonesia.
Keberadaannya diharapkan mampu memenuhi pasokan listrik bagi
masyarakat Indonesia, selain yang berasal dari bahan bakar batu bara.
Pembangkit listrik tenaga air di Indonesia banyak dikembangkan. Hal ini
karena persediaan air di Indonesia cukup melimpah. Keberadaan beberapa
waduk besar di Indonesia, selain digunakan untuk penampungan air juga
dimanfaatkan untuk menjadi energi penghasil listrik. Pilihan
mengembangkan pembangkit listrik tenaga air ini salah satunya
disebabkan potensi air yang ada di Indonesia. Jumlah air yang melimpah,
dikembangkan untuk menciptakan energi yang diubah menjadi sebuah
arus listrik.
Tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini kebutuhan seluruh dunia
akan tenaga listrik selalu meningkat dari tahun ke tahun. Semakin
banyaknya jumlah penduduk menjadi salah satu penyebab meningkatnya
permintaan masyarakat akan kebutuhan tenaga listrik. Dengan
meningkatnya angka pertumbuhan penduduk, maka pertumbuhan ekonomi
industri juga bertambah pesat. Sehingga kini kebutuhan akan listrik
semakin menunjukkan arti penting dalam seluruh aspek kehidupan. Jadi
dapat kita bayangkan apa yang terjadi apabila pihak pembangkit tidak
mampu memenuhi kebutuhan listrik tersebut, yakni terjadi black out pada
seluruh daerah.
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan listrik, pihak
pembangkit berusaha seoptimal mungkin untuk menciptakan alternative
pembangkit. Salah satu Alternatif pembangkit yang dapat diandalkan
adalah Pembangkit Listrik Tenaga Listrik (PLTA). PLTA memanfaatkan
energi potensial dari air pada ketinggian tertentu untuk kemudian diubah
1
menjadi energi kinetik untuk memutar turbin. Turbin yang terpasang satu
poros dengan rotor generator akan mengkonversikan energi kinetik
tersebut menjadi energi mekanik kemudian melalui proses elektromagnet
diubah menjadi energi listrik.
Pada umumnya PLTA didesain untuk jangka waktu operasi yang
cukup lama, sehingga seiring dengan perjalanan waktu sering dijumpai
bahwa kinerja dari generator mengalami penurunan. Penurunan kualitas
kualitas kerja generator karena faktor usia memang tidak dapat
dihindarkan. Pihak pembangkit harus selalu mempertahankan kualitas
kerja generator. Untuk itu pemeliharaan pada generator menjadi salah satu
alternatif yang mutlak diperlukan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sistem Pembangkitan di PLTA siman !
2. Bagaimana Sistem Peralatan di PLTA Siman !
3. Bagaimana Sistem SOP (Standard Operation Procedure) di PLTA
Siman !
1.3 Tujuan Laporan
Adapun tujuan dalam pembuatan laporan ini adalah :
1. Memahami Sistem pembangkitan di PLTA Siman
2. Memahami Sistem Peralatan di PLTA Siman.
3. Memahami Sistem SOP (Standart Operation Procedure) di PLTA
Siman
1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktek Kerja Nyata
Pelaksanaan PKN dimulai dari tanggal 30 Agustus s.d 27
September 2015 yang bertempat di PT. PJB UP. BRANTAS DISTRIK D
PLTA SIMAN cabang Kediri. Dalam kegiatan ini, mahasiswa melakukan
praktek kerja nyata dari hari Senin s.d Jum’at dari pukul 08.00 – 16.00
WIB.
2
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Profil Perusahaan
Pada PLTA Siman, energi listrik dibangkitkan oleh 3 generator
denga daya mampu masing-masing generator adala 3,5 MW yang
dioperasikan sesuai dengan kebutuhan beban sistem atau sesuai dengan
ketersediaan air sebagai bahan baku energi.
Energi listrik yang dibangkitkan disalurkan ke gardu induk Sekar
Putih di Mojokerto pada tegangan 70 KV.
Jumlah energi listrik yang dibangkitkan keseluruhan oleh 3 unit
pembangkit PLTA Siman rata-rata 60.000.000 KWH per tahun.
2.1.1 Kantor PusatAlamat : Jl. Basuki Rahmat 271 Karangkates,
Sumberpucung, Malang 65165-IndonesiaPhone : (62-341) 385545Fax : (62-341) 385545E-mail : [email protected]
2.1.2 Kantor CabangAlamat : Desa Pondok Agung-Kasembon 65393
Pondok Agung KasembonPhone : (0354) 326878
2.2 Logo Perusahaan
Gambar 2.1 Logo Perusahaaan
3
2.3 Sejarah Perusahaan
Pembangkit Listrik Tenaga Air Siman (PLTA Siman)
pembangunannya dimulai sejak zaman penjajahan Belanda. PLTA Siman
berdiri sekitar tahun 1930 yang merupakan rangkaian terakhir unit
pembangkit tenaga listrik yang menggunakan aliran sungai konto sebagai
sumber energi air untuk membangkitkan tenaga listrik. Pada tahun 1933
PLTA Siman mulai beroperasi dengan menggunakan 3 unit turbin
generator.
Pada tahun 1942 sampai dengan tahun 1945 PLTA Siman dan
semua perusahaan listrik di Indonesia direbut dan dalam kekuasaan
penjajahan Jepang. Setelah terusirnya penjajahan Jepang pada tahun 1945,
maka perusahaan listrik di Indonesia diambil alih oleh Negara Kesatuan
Indonesia dengan nama “Jawatan Listrik dan Gas Indonesia”.
Pada tahun 1949 tentara Belanda (KNIL) datang lagi ke Indonesia
untuk merebut PLTA Siman, dalam hal ini Belanda berusaha keras untuk
bisa menguasai kembali PLTA Siman, Namun rakyat Indonesia tidak rela,
sehingga terjadi pertempuran sengit dengan perlawanan yang sangat gigih
dan rakyat pada waktu itu dipimpin oleh Letda Sugiarto. Karena bala
tentara Belanda disukung oleh satuan dari pesawat tempur maka dengan
mudah PLTA siman dikuasai. Akibat dari pertempuran tersebut, maka
pengoperasian PLTA terhenti dengan hancurnya unit pembangkit nomor
dua (Unit II).
Pada pertengahan tahun 1949 Belanda mulai terhimpit dan
terjadilah genjatan senjata yang pada akhirnya Belanda mengakui
kedaulatan Republik Indonesia. Kemudian pada tahun yang sama, tepatnya
bulan November diadakan Konferensi Meja Bundar (KMB) yang isinya
antara lain kerja sama antara Indonesia dan Belanda. Maka dilaksanakan
KMB tersebut pihak Belanda mulai memperbaiki mesin-mesin unit
pembangkit Siman yang rusak dengan mengambil suku cadang dari PLTA
yang lain dan pada tahun 1956 unit II dapat beroperasi lagi sampai
sekarang.
4
2.4 Struktur Organisasi Perusahaan
5
1. SASMINTO WIDODO (MKP)
HELPERPLTA SIMAN
1. MUHKLIS ANSORI (MKP)
GUDANG & LK 3PLTA SIMAN
1. GUNARTO 6485145 JA
OFFICER ADMINISTRASIPLTA SIMAN
1. TOMY TATAG JATMIKO 7906117 JA
2. EKO SUHARSONO 618337 K 3
STAAF HAR KONIN
1. JOKO SUPRIYONO 7193206 JA
STAAF HAR LISTRIK
1. ANANG EFENDI 8406064 JA
2. TRI BUDI DARYANTO 6585140 JA
STAAF HAR MESIN
1. RISKA PRAWIRA UTAMA 8711070 JA
2. M. RIDWAN (PJBS) 9313018 KP
3. BAGUS DWI ARIANTO
OPT. PANEL/OPT. LOKALGROUP D
1. FAJAR BUDIMAN 8913097 ZJY
2. DIDIK SUPRIYANTO 8913098 ZJY
OPT. PANEL/OPT. LOKALGROUP C
1. ALUS TRIAWINATA 8913095 ZJY
2. RONI PRASEYO 8814027 ZJY
OPT. PANEL/OPT. LOKALGROUP B
1. DEDY SUWENDA 8711070 JA
2. M. HARIS S (PJBS) 9313058 KP
3. BOBI HIDAYAT
OPT. PANEL/OPT. LOKALGROUP A
KEPALAPLTA SIMAN
MUDJIONO SEMIN6485153 JA
6
FOREMAN PLTA SELOREJO
FOREMAN PLTA MENDALAN
FOREMAN PLTA SIMAN
FOREMAN UMUM DISTRIK DFOREMAN DISTRIK D
KEPALA PLTA DISTRIK D
Tek. Mesin Operator
Tek. Listrik
Tek. Kontrol
Tek. Sipil
Tek. Mesin Operator
Tek. Listrik
Tek. Kontrol
Tek. Sipil
Tek. Mesin Operator
Tek. Listrik
Tek. Kontrol
Tek. Sipil
BAB III
TEORI DASAR
Gejala alam dan perubahan waktu telah banyak dimanfaatkan oleh
manusia untuk meningkatkan kesejahteraannta. Angin, matahari, air
merupakan sumber energi yang dapat dimanfaatkan manusia untuk
memenuhi kesejahteraannya. Meskipun demikian seperti diketahui pada saat
ini pengembangan tenaga secara besar-besaran dari sumber tersebut masih
belum merupakan suatu kelaziman. Karena memang keadaan alam yang
tidak memungkinkan suatu pembangkit tenaga kerja secara konstan.
Sesuai dengan kriteria pembangkit tenaga ada tiga jenis sumber
energi, (Dadekar, 1991:2) yaitu :
1. Tenaga Uap
2. Tenaga Air
3. Tenaga Nuklir
Bukan berarti sumber energi lainnya tidak dapat digunakan, tetapi
dibandingkan dengan besarnya sumber energi yang dihasilkan dari ketiga
sumber tersebut konstribusinya memang sangat terbatas. Sumber lain
tersebut telah diklasifikasikan sebagai sumber daya tidak konvensional,
menurut (Dadekar, 1991:2) ada lima jenis yaitu :
1. Tenaga Pasang Surut
2. Tenaga Panas Matahari
3. Tenaga Bumi
4. Tenaga Angin
5. Tenaga Magnet Hidrodinamik
Tenaga Air merupakan sumber daya terpenting setelah tenaga uap/panas.
Hampir 30% dari seluruh kebutuhan tenaga di dunia dipenuhi oleh pusat-
pusat listrik tenaga air. Berdasarkan perkiraan jumlah seluruh potensi air
diseluruh dunia jika dimanfaatkan sebesar 5000 GW, tetapi harus
7
dimengerti jika kita bandingkan dengan jumlah seluruh kapasitas terpasang
hanya mendekati 200 GW (Dadekar, 1991:6).
Tenaga air mempunyai beberapa keuntungan yang tidak dapat
dipisah-pisahkan, yang membuat semakin menarik. Keuntungan tersebut
menurut (Dadekar, 1991:7) yaitu :
1. Bahan bakar PLTU adalah Batu Bara dan bahan bakar PLTN adalah
Uranium. PLTU dan PLTN dalam memproduksi tenaga menyisakan
suatu limbah abu bara dan limbah uranium yang sampai sekarang masih
menjadi mempermasalahn dalam pembuangannya yang membahayakan
bagi lingkungan hidup. Sedangkan PLTA tidak menghadapi masalah
yang serupa. Ia merupakan sumber energi yaitu air. Air melimpas turbin
melalui turbin tanpa kehilangan kemampuan pelayanan untuk wilayah
hilirnya. Ia masih mampu mengairi sawah ataupun dipergunakan sebagai
air minum atau kebutuhan manusia lainnya.
2. Biaya pengoperasian dan pemeliharaan PLTA sangat rendah bila
dibandingankan PLTU dan PLTN. Pada PLTU disamping mengeluarkan
biaya untuk batu bara perlu diperhitungkan pula biaya transportasi bahan
bakar. Untuk PLTA, air yang dipergunakan tidak mengeluarkan biaya
pembelian dan transportasinya juga tidak mengeluarkan biaya, karena
air mengalir secara ilmiah.
3. Turbin-turbin pada PLTA biasa dioperasikan atau dihentikan
pengoperasiannya setia saat. Ha ini tidak dimungkinkan pada PLTU dan
PLTN. Untuk memenuhi kebutuhan puncak terjadi hanya beberapa jam
saja bukan merupakan masalah bagi PLTA, karena
kemampuannyauntuk dioperasikan atau dihentikan kembali. Hampir
pada setiap saat merupakan modal utama pengoperasian sementara pada
PLTU dan PLTN akan mengakibatkan pemborosan bahan bakar yang
luar biasa.
4. PLTA cukup sederhana untuk dimengerti dan cukup mudah untuk
dioperasikan. Ketangguhan sistemnya dapat diandalkan, dibandingkan
sumber daya lainnya.
8
5. Peralatan PLTA yang mutakhir umumnya memiliki peluang yang lebih
besar untuk dioperasikannya selama lebih dari 50 tahun. Hal ini cukup
bersaing jika dibandingkan dengan umur efektif dari PLTN yang hanya
sekitar 30 tahun.
6. Mengingat kebutuhan untuk memikul beban ataupun melepaskan
kembali, PLTA juga bisa dimanfaatkan sebagai cadangan yang baik
diandalkan pada sistem kelistrikan terpadu antara PLTU, PLTA, dan
PLTN.
3.1 Klasifikasi Turbin Air
Klasifikasi turbin air berdasarkan perubahan momentum fluida
kerjanya. Turbin air ialah suatu mesin konversi energi yang berfungsi
untuk mengkonversikan bentuk energi potensial yang dimiliki oleh air ke
bentuk energi mekanik pada poros turbin, dimana head elevasi. Dari
waduk menunjukkan tersedianya energi potensial spesifik suatu potensi
dan kapasitas yang dapat dialirkan dari waduk untuk turbin sebagai suplai
ke turbin.
Menurut witanto arismunandar dalam bukunya, pengerak mula
turbin, turbin air dibedakan dalam dua golongan utama yaitu dipandang
dari segi pengubahan momentum fluida kerjanya sebagai berikut :
a. Turbin Implus
Turbin implus juga disebut turbin tekanan karena perubahan
energi potensial menjadi energi kinetik terjadi pada sudu tepatnya,
sehingga dengan ketinggian air dapat digunakan untuk merubah
kecepatan dan untuk meningkatkan kecepatan dipasang pada sebuah
nozzel yang dekat dengan runner turbin. Dengan adanya air ini runner
dengan konstruksinya tentu akan berputar.
b. Turbin Reaksi
Turbin Reaksi adalah turbin dimana proses perubahan energi
potensial ke energi kinetik terjadi baik diroda maupun pada sudu
pengatur sehingga terjadi penurunan pada sudu-sudunya. Air yang
mempunyai energi potensial saat mengalir melalui saluran pengarah
9
akan mempunyai energi tekanan dan kecepatan kemudian secara
bertahap didalam rumah spiral dirubah menjadi energi kecepatan dan
tekanan air akan berkurang.
3.2 Jenis- jenis Turbin Air
Fourneyron, jonval, girard adalah beberapa jenis turbin pada jaman
dahulu. Jenis-jenis utama turbin yang dipergunakan dibidang teknik
hidrolistrik pada saat ini adalah :
1. Turbin Francis
2. Turbin Pelton
3. Turbin Kaplan
4. Turbin Deriaz
Disamping jenis-jenis utama diatas, adakala turbin seperti roda Turgo-
Implus atau Turbin Banki dipergunakan untuk proyek tipikal yang lebih
kecil. Keempat turbin saling berlainan dalam berbagai hal walaupun pola
dasar sama untuk masing-masing. Masing-masing turbin terdiri dari
sebuah penggerak (runner) dengan bilah-bilah lengkung atau baling-baling
yang disusun begitu rupa sehingga air dapat mengalir melalui baling-
baling ini dan baling-baling tersebut membelokkan air menuju keluar
sehingga menimbulkan tenaga putar bagi seluruh penggerak (runner).
3.3 Penggolongan Turbin Berdasarkan Head
Perbedaan kemiringan (elevansi) dari muka air antara hulu dan hilir
dari turbin adalah tinggi tekan (head). Mosonyi memaparkan wilayah
tersebut, sebagai berikut :
Tinggi tekan rendah 2 – 15 m
Tinggi tekan sedang 15 – 50 m
Tinggi tekan tinggi > 50 m
Dasar dari penggolongan ini dapat dikatakan bahwa untuk tinggi tekan
rendah hanya turbin baling/Kaplan yang digunakan. Untuk tinggi tekan
menengah, selain turbin kaplan dapat dipergunakan juga turbin francis.
Untuk tinggi tekan sangat tinggi, dipergunakan turbin pelton dengan
berbagai macam penyesuaian. Untuk tinggi tekan 300 m dipergunakan
10
turbin Deriaz, tetapi pemakaiannya terbatas dibawah keadaan aliran balik
(reversible flow). Gambar dibawah ini sebagai dasar pemilihan turbin
berdasarkan headnya.
SPESIFIKASI HEAD
20m 30 40 50 70 100 200 400 500 600
185m 625
DERIAZ PELTON
FRANCIS
KAPLAN
TUBULER
3.4 GovernorDalam pembahasan Governor ini akan dibahas hal – hal sebagai
berikut :1. Fungsi Governor2. Macam – Macam Governor
3.4.1 Fungsi GovernorGovernor digunakan sebagai pengatur putaran turbin pada
putaran nominalnya untuk beban yang bervariasi, sehingga putaran turbin akan tetap terjaga konstan sesuai dengan yang diinginkan. Peralatan Governor terdiri dari beberapa bagian : Pengaturan kecepatan sebelum kerja paralel Pengatur kecepatan untuk merubah frequensi dalam paralel Pengatur stop operasi pada waktu gangguan.
3.4.2 Macam – macam Governor MekanikBerikut merupakan macam – macam governor Mekanik : Flyball Governor
Berfungsi sebagai speed transducer, juka kecepatan naik flyball naik dan sebaliknya jika kecepatan turun flyball turun.
11
Gambar 3.1 Flyball Governor Speed Droop Governor
Feedback mekanik berfungsi untuk memperkuat gaya dan stroke posisi throttle rod melalui hydrolic servomotor.
Gambar 3.2 Speed dropp Governor3.5 Kavitasi
Kavitasi adalah fenomena perubahan phase uap dari zat cair yang
sedang mengalir, karena tekanannya berkurang hingga dibawah tekanan
uap jenuhnya. Kavitasi pada turbin air biasanya terjadi pada bagian –
bagian sudu runner, pada ujung sebelah bawah dan atas dari runner, pada
12
pipa isap, pada bagian belakan sudu runner, pada guide vane dan pada
draft tube.
Pada turbin yang sedang berjalan atau berputar, maka gejala –
gejala yang akan timbul dan berbahaya bagi turbin akibat adanya kavitasi
adalah :
1. Menyebabkan putaran turbin tidak setimbang yang dapat menurunkan
efisiensi dan daya turbin.
2. Menyebabkan terjadinya getaran mekanik serta merusak instalasi
turbin.
3. Terdengar suara berisik.
4. Dengan tekanan begitu tinggi dapat mudah merusak material –
material yang dipakai pada instalasi turbin.
5. Mengikis bagian dalam pipa – pipa dan permukaan pada runner.
Hal – hal yang perlu diperhatikan untuk menghindari atau
mengurangi terjadinya dampak dari kavitasi adalah sebagai berikut :
1. Memilih sudu runner yang tepat bentuknya, membuatnya secara teliti
dan finishing permukaannya harus baik.
2. Masang runner pada posisi yang rendah terhadap permukaan air
sebelah bawah (tail water).
3. Memilih kecepatan spesifik yang kecil.
4. Memberi udara dalam jumlah yang tepat pada bagian atas dari draft
tube.
5. Melapisi sudu runner dengan bahan yang tahan terhadap kavitasi,
seperti baja tahan karat (stainless steel) 13 Cr dan 18-8 Vi-Cr, atau
membuat runner turbin dari semua bahan – bahan ini.
13
BAB IV
BAHASAN PRAKTEK KERJA NYATA
4.1 Sistem Peralatan Pembangkit
4.1.1 Water Way
Dalam proses penyaluran air dari waduk sampai ke turbin
diperlukan sarana pendukung. Sehingga air dapat disalurkan tanpa
kebocoran dan daya yang disalurkan tidak berkurang.
Gambar 4.1 Aliran Air pada PLTA Siman
PLTA Siman
Turbin Prancis Vertikal Generator
N = 5000 Ps 4850 Ps Daya Terpasang
H = 98 m 95,75 3 x 3,6 MW-10,8 MW
Q = 500 L/s 4440
Put = 600 Rpm 600 Rpm
4.1.1.1 Waduk (Reservoir)
Untuk menggerakkan turbin, Air Sungai dibendung
untuk memperoleh air sebanyak mungkin dan mencapai
ketinggian muka air tertentu sesuai yang dibutuhkan . Dengan
14
adanya waduk ini, air sungai tersebut tertampung pada suatu
tempat yang disebut resevoir. Air ini sangat dibutuhkan untuk
persediaan bila curah di daerah aliran sungai berkurang.
Waduk PLTA Siman merupakan kolam tandon harian,
dimana air yang ditampung dapat digunakan untuk
mengoperasikan mesin sepanjang tahun, data spesifikasi waduk
PLTA Siman.
Type kth
Kapasitas 100.000 m3
Tinggi kolam 4,75 m
Luas dasar 21, 276 m
Hel elevasi 424,75 m
Gambar 4.2 Waduk Siman
4.1.1.2 Bangunan Pengambilan Air (Intake)
Intake merupakan fasilitas yang dipakai untuk
pengambilan air langsung dari sungai atau waduk ke saluran
pengantar dengan persyaratan :
Dapat mengatur kebutuhan air
Dapat mengontrol dan mencegah sampah masuk ke
saluran tekan.
Mengurangi masuknya sedimentasi
Pada PLTA jenis alam langsung seperti halnya di PLTA
Siman diperlukan bangunan pengambil air berbentuk bendungan
15
sungai intake dan yang disertai kolam pengendap pasir untuk
menghindari masuknya tanah atau pasir ke dalam saluran tekan..
4.1.1.3 Pintu Pengambilan Air (Intake Gate)
Intake gate adalah pintu yang dipasang dimuka intake
dan digunakan hanya bila mana saluran tekan tunnel dan pipa
pesat dikosongkan, katup yang digunakan PLTA Sian adalah
type sorong slide gate.
4.1.1.4 Saluran Tekan (Preasurre Tank)
Untuk menghantarkan air dari waduk kth PLTA Siman
yang ada di PLTA mendalan disalurkan melalui terowongan
bawah tanah sepanjang 3,6 km dan pada akhir tunel dipasang
surge tank.
4.1.1.5 Tangki Pendatar (Surge Tank)
Surge tank bertugas untuk menyerap pukulan air (water
hammer) apabila terjadi pelepasan beban secara tiba-tiba yang
menimbulkan tekanan balik dan juga berfungsi untuk
membuang gelembung udara pada air yang akan masuk ke
penstock.
Tangki pendatar yang digunakan di PLTA Siman adalah
jenis tangki pendatar yang sederhana dimana jenis yang lain dari
surge tank adalah deferensial lubang dan tangki pendatar dengan
ruangan.
Gambar 4.3 Surge Tank
16
4.1.1.6 Katup Utama (Penstock Valve)
Katup ini dipasang pada akhir saluran tekan setelah surge
tank berfungsi untuk membuka dan menutup saluran air serta
mengamankan, mengosongkan penstok baik pada saat operasi
ataupun pada saat pemeliharaan katup. Yang terpasang pada
surge tank PLTA Siman adalah type butterfly.
Gambar 4.4 Surge Tank Type Butterfly
4.1.1.7 Pipa Pesat (Penstok)
Adalah saluran air yang terbuat dari besi baja yang
berfungsi untuk mengalirkan air dari saluran tekan menuju
turbin PLTA Siman sepanjang 106 meter dengan diameter 2,4
meter tebal pipa 1,2 cm dan terbuat dari pipa baja tung yang
disambung dengan keling dan fleksibel joint.
Gambar 4.5 Pipa Pesat (Penstock)
17
4.1.1.8 Katup Induk
Katup induk dipasang pada ujung penstok dan spiral
case, berfungsi untuk membuka dan menutup aliran air yang
masuk ke turbin untuk keperluan unit stop dan operasi. Jenis
injet valve yang terpasang adalah tipe spherical valve.
Gambar 4.6 Main Valve (Katup Induk)
4.1.2 Turbin dan kelengkapannya
Turbin air adalah mesin turbin dengan air sebagai media dimana
air dengan tekanan tinggi yang dialirkan melalui pipa pesat (penstok)
memutar sudu-sudu gerak sehingga terjadi gaya putar pada poros. Jadi
turbin air berfungsi merubah energi kinetik air menjadi energi
mekanis berupa daya putar dan poros turbin.
Ditinjau dari dudukan porosnya turbin dibagi menjadi dua
macam, yaitu turbin horizontal dan turbin vertikal. Ditinjau dari fluida
kerjanya dibagi menjadi :
Turbin Reaksi, contoh :
1. Turbin Francis
2. Turbin Kaplan
3. Turbin Propeller
Turbin Impuls
1. Turbin Pelton
Ditinjau dari arah aliran dibagi menjadi :
1. Turbin Radial, Contoh : Turbin Pelton
2. Turbin Axial, Contoh : Turbin Kaplan
3. Turbin Radial, Contoh : Turbin Francis
18
Turbin di PLTA Siman merupakan Turbin Reaksi , Tipe Francis
Vertikal dengan putaran 600 Rpm.
Data teknik turbin PLTA Siman unit I, II, III
Type
Merk
Max Output
Rpm
Max Discharge
Max. Head
Min Head
Ef. Head
Francis Vertical
Escherwyss
5.000 HP
600
925 m2/detik
110 m
100 m
104 m
Nama Bagian :
1. Draft Tube
2. Guide Vane
3. Spiral Case
4. Turbin Bearing
5. Shaft Turbin
6. Servo Motor
7. Kopling Tetap
8. Lower Bearing
9. Rotor
10. Stator
11. Upper Breaket
12. Upper Bearing
13. Exicter Sistem
Gambar 4.7 Turbin Francis
19
4.1.2.1 Spiral Casing
Casing turbin reaksi, sesuai dengan bentuknya pada
umumnya dinamakan rumah keong/spiral casing yang berfungsi
untuk mendistribusikan air ke sekeliling sudu pengatur dengan
tekanan dan kecepatan yang sama. Casing turbin impuls, fungsinya
mendistribusikan air atau mengarahkan pancaran air yang lepas
dari sudu jalan dan diteruskan ke saluran buang.
4.1.2.2 Sudu Tetap
Sudu Tetap merupakan bagian dari spiral casing. Pada
beberapa jenis turbin reaksi berfungsi untuk mengarahkan air ke
sudu jalan (runner) melalui sudu pengarut.
4.1.2.3 Sudu Pengatur (Guide Vane)
Guide vane berfungsi menutup, membuka dan mengatur air
yang masuk ke runner. Jadi tugas guide vane sangan penting sebab
untuk menentukan mesdin stop dan operasi.
Gerakan dan posisi seluruh guide vane harus serempak sama
sehingga menghasilkan aliran air yang sama dan merata pada
runner. Bentuk penampang sudu pengatur merupakan bentuk profit
air foil dengan maksud agar tidak terjadi turbolensi aliran air yang
akan masuk ke runner setelah melewati sudu pengatur.
Pada turbin reaksi berfungsi sebagai pemegang sudu pengatur
disamping penutup runner. Pada tutup turbin juga, dipasang
pelindung khusus (slite ring) yang dipasang antar tutup turbin
dengan runner berfungsi untuk mengatur celah toleransi (clearance)
pada guide vane.
20
Gambar 4.8 Instalasi Air Main Valve
4.1.2.4 Tutup Turbin (Head Cover)
Pada turbin reaksi berfungsi sebagai pemegang sudu pengatur
disamping penutup runner. Pada tutup turbin juga, dipasang
pelindung khusus (slite ring) yang dipasang antar tutup turbin
dengan runner berfungsi untuk mengatur celah toleransi (clearance)
pada guide vane.
4.1.2.5 Cincin Aus (Slite Ring)
Cicin aus hanya terdapat pada turbin reaksi yang pada
umumnya dipasang pada turbin. Cicin aus berfungsi untuk
mengatur celah (Clearance) pada guide vane.
4.1.2.6 Cincin Pelepas Air (Draft Tube)
Cincin ini berfungsi untuk melindungi turbin bagian bawah
dari kavitasi cincin pelepas air yang terdapat pada turbin reaksi
dengan poros tegak
4.1.2.7 Distributor
Distributor merupakan suatu komponen turbin yang berfungsi
untuk mengatur debit air dan mengarahkan aliran air yang akan
21
memutar runner. Untuk turbin impuls distributor berfungsi untuk
mengatur debit air sesuai dengan besarnya beban
Bagian-bagian distributor pada turbin reaksi:
Poros
Berfungsi untuk meneruskan gerakan servo motor
distributor dari governor kepada cincin penggerak sudu
pengatur (guide vane) ke arah membuka atau menutup
Ring Penggerak sudu pengatur
Merupakan ring yang berfungsi untuk
menggerakkan sudu pengatur ke arah membuka atau menutup
Pengamanan sudu pengatur
Berfungsi sebagai pengaman sudu pengatur sehingga
bila terjadi gangguan bukan daun sudu pengatur yang patah,
melainkan pengamanannya yang patah
Sudu Jalan (Runner)
Berfungsi untuk merubah energi kinetik menjadi
energi mekanik berupa putaran poros turbin. Runner turbin
francis pada PLTA Siman letak daun sudunya tetap.
Penampang runner merupakan bentuk profil air foil, hal
tersebut dimaksudkan agar tidak terjadi kavitasi pada runner
Gambar 4.9 Runner
22
4.1.2.8 Kopling
Kopling berfungsi untuk menghubungkan poros turbin
dengan poros generator. Pada umumnya di PLTA menggunakan
kopling tetap, dimana penyambungan digunakan mur baut dan
kopling dipasang pada ujung poros turbin yang berhubungan
dengan poros generator.
4.1.2.9 Bantalan ( Bearing)
Bantalan berfungsi agar menjaga putaran dalam satu titik dan
juga sebagai pemegang yang mampu menerima gaya-gaya radial
atau aksial poros. Antara poros dan bantalan terdapat ruang
(clearance), dimana pada waktu operasi akan terjadi lapisan minyak
pelumasan bantalan atau oil film pada ruang tersebut pada turbin
PLTA Siman terdapat beberapa bantalan :
Bantalan turbin (Turbin Bearing)
Bantalan Bawah (Lower Bearing)
Bantalan dukung (Trush Bearing)
Bantalan Atas (Upper Bearing)
Gambar 4.10 Bantalan Turbin
23
1.1.2.10 Pipa Lepas
Pipa lepas pada turbin reaksi berfungsi untuk mendapatkan
energi potensial air antara runner dan muka air bawah ( tail water
level) dan untuk mendapatkan kembali ( recover) energi air yang
dikeluarkan dari runner.
Bila air dibiarkan keluar dari runner secara bebas, maka
turbin air hanya akan bekerja pada beda tinggi antara permukaan
kolam atau waduk sampai dengan sisi keluar runner. Untuk
mendapatkan sisa energi kinetik air, yaitu memanfaatkan
kecepatan air yang masih cukup tinggi yang keluar dari runner.
Dengan dipasangnya pipa lepas maka kecepatan air pada
sisi keluar pipa akan lebih kecil daripada kecepatan air pada sisi
masuk pipa lepas ( sisi keluar runner)
Dengan perbedaan kecepatan air yang memanfaatkan beda
tinggi runner dengan saluran pembuangan, untuk menambah daya
turbin tersebut. Berarti sistem energi kinetik air dapat diambil
untuk menambah daya turbin
Terpasangnya pipa lepas yang dihubungkan antara runner
dengan saluran pembuangan yang terendam air, maka akan
diperoleh kevakuman pada sisi luar runner atau sisi masuk pipa
lepas yaitu tekanan pada tempat tersebut lebih kecil dari tekanan
udara luar, sehingga turbin akan bekerja dengan beda tinggi
antara permukaan kolam/ waduk dengan permukaan saluran
pembuangan. Kevakuman tersebut dibatasi untuk memperkecil
terjadinya kavitasi, yaitu dengan jalan memasang pipa injeksi
udara yang dilengkapi dengan indikator tekanan hampa
1.1.3 Generator dan Perlengkapannya
Generator berfungsi untuk mengubah energi mekanik menjadi
energi listrik. Penggolongan generator berdasarkan arah poros:
Poros Horizontal biasanya untuk pembangkitan yang berdaya
kecil dengan putaran tinggi.
24
Poros Vertikal untuk pembangkitan yang berdaya sedang sampai
dengan yang berdaya besar dengan putaran sedang sampai
dengan rendah.
4.1.3.1 Parameter Pada Generator
Satuan- satuan generator yang perlu diketahui :
Tegangan ( volt) tegangan keluar harus sesuai dengan
daya atau kapasitas generator. Besarnya tegangan
dipengaruhi oleh jumlah lilitan dan diameter lilitan
tersebut.
Arus ( ampere) keluar tergantung pada kapasitas
generator bila tegangan yang keluar besar maka arusnya
mengalir kecil , demikian sebaliknya.
Faktor Daya ( cos φ) dipilih 0,8-0,9 dalam operasinya
ada hubungan antara tegangan, arus dan faktor daya.
Frekuensi (Hz) merupakan siklus sinusoida tegangan
dimana untuk PLN ditetapkan 50 Hz.
4.1.3.2 Efek Roda Daya
Dalam perencanaan perlu perhitungan efek roda daya (fly
wheel effect) yang tergantung pada besarnya kapasitas dan berat
generator.
Data teknik Main Generator PLTA Siman Unit I dan III :
Merk : BBC
Type : WAV-190/10
Tegangan : 6000 KVA
Phasa : 3
Daya : 4500 KVA
Frekuensi : 50 Hz
Kecepatan : 600 Rpm
Jenis : Generator AC Sinkron 3 Phasa
Sambungan stator : Hubungan Bintang
25
Power Factor : 0,8
Tegangan Penguatan : 70 Volt
Arus Penguat : 458 A
Jumlah Pole : 10
Data teknik Main Generator PLTA Siman Unit II :
Merk : OERLIKON
Type : WAV-400/130
Tegangan : 6000 V ± 5 %
Phasa : 3
Daya : 4500 KVA
Frekuensi : 50 Hz
Kecepatan : 600 Rpm
Jenis : Generator AC Sinkron 3 Phasa
Sambungan stator : Hubungan Bintang
Power Factor : 0,8
Tegangan Penguatan : 70 Volt
Arus Penguat : 458 A
Jumlah Pole : 10
4.1.3.3 Sistem Penguatan (Excitation)
Arus pada Main Generator dihasilkan dengan cara
membangkitkan medan magnet dari kumpulan rotor yang dialiri
arus searah : Suplay arus searah diperoleh dari pilot Exciter yang
dikuatkan oleh Main Exciter.
Pada PLTA Siman menggunakan dua unit generator penguat
yang dipasang diatas generator utama pada salah satu poros.
Generator penguat awal sebagai pilot exciter dan generator penguat
terakhir sebagai Main Exciter.
Pilot Exciter
Main Exciter
26
Gambar 4.11 Sistem Penguatan
Daya teknik pilot exciter PLTA Siman Unit I, II, III :
Merk : BBC
Type : GCFV 124 e 2
Daya : 1,65 kW
Putaran : 600 Rpm
Arus Nominal : 15 A
Jumlah Sikat Arang : 4
Daya teknik main exciter PLTA Siman Unit I, II, III :
Merk : BBC
Type : GCFV 124 e 2
Daya : 50 kW
Putaran : 600 Rpm
Arus Nominal : 500 A
Jumlah Sikat Arang : 18
4.2 Sistem Pembangkitan Di PLTA Siman
4.2.1 Pengairan
Untuk menghasilkan gaya gerk rotasi pada generator PLTA
Siman menggunakan prinsip tekanan air sebagai media penggerak
yaitu dengan dialirkannya air menuju turbin dan turbin itu sendiri
terkopel terhadap generator sehingga jika turbin berputar generator
juga ikut berputar.
Tiga prinsip dasar yang digunakan untuk menghasilkan energi
tekan adalah sebagai berikut :
1. Tinggi jatuh air
2. Volume air
3. Panjang saluran
27
Air yang dialirkan menuju generator siman berasal dari waduk
air buangan PLTA Mendalan yang mana jaraknya 3,6 Km, dibuatlah
suatu saluran bawah tanah (Presure Tunel) dan pada ujung tunel
dipasang surge tank yang mana dan disitulah air dialirkan langsung
menuju turbin melalui penstok dengan ketinggian 104,25 m,
panjang saluran 106 m, diameter 2,4 m.
4.2.2 Turbin
Air bertekanan yang difungsikan untuk memutar turbin tidak
diperbolehkan langsung mengalir menuju turbin tetapi terlebih dahulu
melewati beberapa bagian dari sistem turbin yang bertujuan sebagai
pengaturan tekanan air yang diinginkan agar menghasilkan putaran
generator stabil pada putaran nominal.
Adapun bagian-bagian dari sistem operasi turbin tersebut telah
dijelaskan pada bab sebelumnya, contoh :
1. Main Valve (keran sudu)
2. Guide Vane (sudu pengatur)
Gambar 4.12 Guide Vane Gambar 4.13 Main Valve
4.2.3 Generator
Generator pada pusat pembangkit merupakan bagian utama
untuk membangkitkan tenaga listrik, untuk PLTA yang mempunyai
kapasitas kecil pada umumnya menggunakan beberapa generator
menjadi satu sistem yaitu generator penguat (exciter) dan generator
28
utama. Di PLTA Siman sistem generator menggunakan 3 jenis
generator yaitu :
1. Generator DC kompon panjang (Pilot Exciter)
2. Generator DC shunt (Main Exciter)
3. Generator AC Syncron (Main Generator)
Pada PLTA yang lebih modern generator exciter tidak
digunakan, namun untuk tegangan penguatan pada awalnya diambil
dari sistem baterai dan pada putaran nominal generator sistem baterai
digantikan oleh trafo Excitasi.
Generator utama yang digunakan PLTA Siman adalah
generator arus bolak-balik yang dipasang vertikal satu poros dengan
generator exciter, dimana belitan atau kumparn jangkar ditempatkan
pada stator sedangkan kumparan medan ditempatkan pada stator
jumlah kutub 5 pasang.
Stator Main Exciter Rotor Pilot Exciter
Gambar 4.14 Bagian Generator
4.2.3.1 Operasi Generator
Generator dioperasikan dengan cara membuka Main
Valve dahulu kemudian secara bertahap Guide vane dibuka
sampai putaran mencapai 600 Rpm. Setelah mencapai nominal
(600 Rpm) kemudian generator diisi tegangan (Excitasi) sampai
mencapai 6 KV dengan beban kosong. Kemudian proses
sikronisasi dilakukan, setelah itu PMT 6 KV boleh dimasukkan.
29
4.2.3.2 Kerja Paralel Generator
Untuk melayani beban berkembang, unit pembangkit
harus memparalelkan unitnya dengan maksud untuk memperbesar
kapasitas daya yang dibangkitkan. Selain tujuan tersebut, kerja
paralel sering dibutuhkan untuk menjaga kontinuitas pelayanan
apabila ada mesin yang harus dihentikan/reparasi/pemeliharaan.
Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk
paralel (synchrone) generator, yaitu antara lain :
1. Tegangan generator harus sama dengan tegangan sistem
2. Frekuensi generator harus sama dengan frekuensi sistem
3. Fasa generator harus sama dengan fasa pada sistem
4. Urutan fasa harus sama.
Proses sinkronisasi generator yang diparalel dengan jala-
jala, mula-mula generator diputar oleh penggerak, mula
mendekati putarab sinkronnya kemudian penguatan Iex diatur
hingga tegangan generator tersebut sama denga jala-jala. Untuk
mendeteksi frekuensi dan urutan fasa kedua tegangan
(generator dan jala-jala) digunakan alat pendeteksi berupa
lampu sinkronskop.
Ada dua macam sinkronskop yang digunakan dalam
proses, yaitu hubung gelap dan hubung terang. Sinkronskop
yang banyak digunakan pada unit pembangkit adalah sistem
dengan hubung gelap, yang artinya pada kondisi lampu
indikator benar-benar tidak menyala (gelap) maka kedua
tegangan yang akan diparalelkan pada posisi sinkron.
Di PLTA Siman proses paralel unit pembangkit
dilakukan secara manual, yaitu menggunakan sistem “hubungan
gelap” karena belum ada sarana untuk paralel secara otomatis
sehingga resiko kesalahan akibat oleh human error sangat
tinggi.
30
4.2.3.3 Pengaturan Generator
Sebuah generator bolak-balik (AC) berbeban yang
dioperasikan pada tegangan dan frekuensi tertentu akan stabil jika
beban tersebut tidak berubah (tetap) tetapi jika beban generator
tersebut berubah maka Rpm, tegangan dan frekuensi generator
ikut berubah secara linier terbalik terhadap perubahan beban.
Hal demikian juga terjadi pada generator syncron tetapi
tentunya generator syncron kita tidak hanya memandang pada
generator dan bebannya tetapi juga sistem dimana semua
generator dibuat syncron/paralel/satu sistem itu disebut
interkoneksi.
Untuk menjaga stabilitas tegangan, rpm dan frekuensi
generator diperlukan pengaturan yang terbilang handal mengatur
eksitasi dan rpm. Di PLTA Siman pengaturan eksitasi dilakukan
oleh Automatic Voltage Regulator (AVR) dan rpm pengaturannya
dilakukan oleh governor (putaran nominal 600 rpm, frekuensi 50
Hz).
4.2.3.3.1 Sistem Excitasi
Pada putaran normal turbin generator, pilot exciter yang
merupakan generator arus searah penguatan kompon panjang
menghasilkan tegangan dan arus yang dapat diatur oleh
tahanan. Tegangan dan arus searah tersebut pada awalnya
dibangkitkan oleh fluks residu (yang tersimpan pada belitan
kompon stator pilot exciter) dengan penambahan tingkat
kecepatan akan menghasilkan arus-tegangan sampai dengan
titik kritis pada putaran tertentu.
Tegangan yang dihasilkan oleh pilot exciter merupakan
tegangan penguatan untuk generator main exciter, dimana
generator main exciter adalah generator arus searah shunt
dengan penguatan terpisah. Penguatan pada generator utama
disuplai oleh main exciter melalui saklar penguat medan.
31
Pada awal pengoperasian unit pembangkit setelah
turbin generator pada putaran nominal (600 rpm) pengisian
tegangan main generator dilakukan dengan memutar penuh
hand wheel (shunt regular) pada panel operator searah jarum
jam (menurunkan harga resistansi sampai dengan batas
minimum) yang sebelumnya memasukkan saklar penguat
medan (field switch) pada tegangan output generator 6 KV,
selanjutnya memutar voltage regular dengan arah yang sama
dengan shunt regular sampai dengan output generator
menunjuk 6 KV.
4.2.3.3.2 Automatic Voltage Regulator (AVR)
AVR adalah unit voltage regulator yang bekerja secara
otomatis yang mengatur jumlah arus tegangan ekcitasi
generator hingga tegangan generator tetap berada pada
tegangan nominalnya (tetangan syncron). Meskipun terjadi
perubahan beban yang variatif.
Pengaturan excitasi tersebut dilakukan dengan merubah
nilai resistansi yang artinya semakin besar jumlah resistansi
yang dilalui oleh arus excitasi maka jumlah arus excitasi
tersebut semakin kecil sedangkan jika jumlah resistansi yang
dilalui oleh arus excitasi semakin kecil maka arus excitasi
tersebut semakin besar.
Arus tegangan penguatan generator yang berasal dari
pilot exciter terlebih dahulu dialirkan menuju AVR setelah itu
arus tegangan penguatan tersebut dialirkan menuju main
exciter dan output dari main exciter dialirkan menuju sumber
medan magnet generator (rotor) dan generator kan
mengeluarkan tegangan.
Pada AVR tedapat piringan yang dapat berputar searah
jarum jam (memperbesar nilai resistansi) dan berputar
berlawanan arah jarum jam (memperkecil nilai resistansi).
32
Gerakan itu terjadi karena pada piringan terdapat 2 energi,
yaitu :
1. Energi pegas (melawan arah jarum jam)
2. GGL induksi (searah jarum jam), namun demikian
kedua energi tersebut dibuat seimbang pada
tegangan 6 KV.
GGL induksi itu sendiri diambil dari rangkaian umpan
balik output generator yang sebelumnya melalui CT dan PT,
jadi bila output generator melebihi harga nominal maka GGL
induksi memiliki energi lebih besar dibandingkan pegas
menyebabkan piringan berputar dan akan menambah nilai
resistansi tetapi arus penguatan menjadi berkurang yang
menyebabkan tegangan generator ikut berkurang dan akan
kembali stabil pada posisi 6 KV. Sebaliknya jika output
generator berada dibawah harga nominal maka pegas yang
memiliki energi lebih besar akan menarik piringan melawan
arah jarum jam, artinya nilai resistansi menjadi berkurang dan
arus penguatan menjadi naik dan menyebabkan tegangan
generator bertambah lalu menjadi stabil pada tegangan 6 KV.
Perlu kembali kami ingatkan bahwa generator yang
belum bertegangan excitasinya dilakukan secara manual
melalui AVR yaitu dengan memutar penuh hand whell,
selanjutnya memutar voltage regular agar tegangan bisa
mencapai 6 KV dan barulah AVR bekerja secara otomatis.
4.2.3.3.3 Governor
Governor berfungsi untuk mengatur dan
mempertahankan putaran turbin agar tetap pada putaran
nominal. Meskipun ada perubahan pada beban yang bervariasi,
dengan menggunakan peralatan ini dapat mengatur jumlah air
yang disesuaikan dengan pembebanan generator sehingga
putaran turbin dapat dipertahankan. Pengaturan ini dilakukan
33
dengan proses buka tutup guide vane yang diatur dari
governor. Beberapa bagian penting dari governo :
1. Motor Servo
Motor servo adalah peralatan utama yaitu
mengatur buka dan penutupan dari sudu air (guide vane)
berbentuk tabung yang dilengkapi dengan torak dan
diberikan tekanan minyak yang dapat merubah posisi
torak karenan adanya perubahan volume minyak
bertekanan dalam tabung. Servo motor yang digunakan
di PLTA Siman adalah tipe double action silinder,
dimana untuk sisi tekanan minyak konstan yang diambil
dari tekanan air penstok, sedangkan tekanan minyak
digunakan untuk membuka guide vane dengan cara
melawan tekanan air.
Gambar 4.15 Governor Gambar 4.16 Torak
2. Panel Kontrol
Berupa kontrol elektronik yang panel kontrolnya
berfungsi untuk mengatur putaran rpm generator dan
mengendalikan urutan kerja (sequence) dari operasi
pembangkit.
34
Gambar 4.17 Kontrol Panel
3. Pick Up
Pick up adalah alat yang mampu mendeteksi
gejala perubahan putaran pada turbin atau generator
diletakkan pada poros yang menghubungkan turbin
dengan generator.
Pick Up
Gambar 4.18 Pick up
Prinsip kerja governor
Pada start awal pengoperasian unit pembangkit
governor mendapat sumber daya dari trafo EB ( pemakaian
sendiri) untuk memompa minyak guna menyediakan minyak
bertekanan konstan
35
Setelah putaran turbin mencapai 100 % ( 600 rpm
sesuai dengan program DTL 525 komputer unit, exsitasi on
sampai timbul tegangan output generator mencapai 5,5 KV
maka sumber daya generator diambil alih oleh hulptrafo ( trafo
bantu) yang memperoleh sumber tegangan dari output
generator itu sendiri secara otomatis digerakkan oleh Under
Voltages Regullar ( UVR), dengan demikian governor telah
bekerja dengan beban nol dan unit pembangkit telah siap untuk
sinkron dan dibebani. Pada keadaan berbeban putaran turbin
akan terjadi perubahan. Oleh pick up perubahan putaran dari
600 rpm ( kurang lebih) akan mengeluarkan sinyal listrik
tertentu dan diolah oleh panel kontrol ( suilzer escerwyss)
sehingga motor servo bergerak untuk mengatur buka tutup
guide vane agar putaran turbin kembali ke 600 rpm.
4.2.3.4 Single line diagram penyaluran daya
Generator unit 1,2,3 masing-masing menghasilkan
tegangan 6 KV dan daya 3,6 MW. Tegangan yang dihasilkan
masing-masing generator selanjutnya akan masuk bus 6 KV
melalui saluran tanah. Dari bus 6 KV yang mana sebelumnya
harus melewati PT dan CT, selain itu juga digunakan sebagai
penyuplai awal generator dan beberapa alat lain.
Generator unit 1,2,3 yang masing-masing telah terlewati
sistem ( bus 6 KV) ketiganya akan disatukan pada satu sistem
tegangan 6 KV ( bus 6 KV) tetapi sebelumnya melewati pemisah
kemudian PMT pada sistem ini dibuatkan 2 saluran energi listrik
yaitu :
1. Saluran pemakaian sendiri ( station service)
PLTA Siman mengambi kebutuhan energi listrik
untuk mengoperasikan peralatan atau penerangan berasal
dari saluran ini yang sebelumnya diturunkan dan 6000 V
2. Sistem 70 KV
36
Tegangan 6 KV dinaikkan oleh transformator daya
yaitu 6 KV -70 KV. Terdapat 3 buah transformator yang
digunakan untuk menaikkan tegangan
Dari U 70 KV dibuatkan dua saluran transmisi yang
diarahkan ke PLTA Mendalan dan PLTA Sekarputih dan
distribusi 20 KV untuk melayani pembebanan lokal yaitu
Siman, Kepung, Puncu,(SIKEPU) dan Kasembon
Gambar 4.19 Gardu Induk 6/70 KV
4.3 SOP (Standart Operation Procedure) Di PLTA Siman
4.3.1 S.O.P MAIN VALVE
1. DATA TEKNIK
Merk : Esscherwyss Zurich
Type : Hydraulic Butterfly
Diameter : 800 mm
2. FUNGSI
Peralatan ini dipasang di muka atau sebelum turbin, yang
berfungsi untuk membuka dan menutup aliran air ( menghentikan
turbin) dan untuk mengamankan turbin dari pipa pesat yang
bertekanan pada waktu dilakukan pemeliharaan/Overhoul serta
pada waktu untuk tidak beroperasi.
3. PEMERIKSAAN SEBELUM OPERASI
Posisi spei valve pada cassing dalam keadaan terbuka
Valve blokir ventil dalam keadaan tertutup
Valve omkir ventil dalam keadaan tertutup
Stur magnit pada posisi OFF
37
4. CARA PENGOPERASIAN
Membuka
Menutup drain valve spiral case
2 buah stop valve untuk saluran bypass dibuka
Stop valve yung menuju sturr ventil melalui filter
Piston sturr ventil ditekan secara manual dan otomatis,
vull klep (bypass valve) onlass klep balancing valve
dibuka, tekanan pada servo valve posisi menutup menjadi
kosong dibuang lewat saluran buang
Air dari pipa pesat melalui bypass mengisi spiral case
sampai balance
Dengan tekanan air dari rumah keong bluker ventil akan
bekerja menggerakkan piston sehingga servo valve
bekerja ( membuka)
Spheracall valve ( main valve) terbuka
Menutup
Tuas piston slurr ventil ditarik, aliran berubah terbalik dan
dengan cara mekanis spheracall valve ( main valve)
tertutup
Sebagai tindakan penaman valve blokir ventil dan valve
omkir ventil ditutup
Drain valve rumah keong dibuka untuk pengosongan
4.3.2 S.O.P GENERATOR UNIT 1, 2, 3
1. DATA TEKNIK
Jenis : Brown Boveri
Type No. : M 34512 WAV 190/1
Daya : 4500 KVA
Putaran : 600 rpm
Hubungan : Bintang
Frekuensi : 50 Hz
38
2. FUNGSI
Untuk membangkitkan tenaga dan daya
3. PEMERIKSAAN SEBELUM OPERASI
Pastikan bahwa sikat arang pilot exciter dan sliping sudah
masuk dalam keadaan baik
Periksa kabel startor yang dihubungkan bintang
Periksa kabel 6 KV PMS Ground sudah lepas atau belum
Periksa PMS sudah masuk atau belum
Periksa peralatan
4. CARA PENGOPERASIAN
Putar switch governor ke posisi local
Tombol start untuk membuka main valve, cooling water
dan pompa minyak
Menunggu guide vane membuka sehingga AS ( poros)
berputar sampai normal
Memasukkan VVA
Mengisi tegangan sampai 5,9 KV sehingga hulf trafo masuk
ke switch pompa minyak
Putar switch governor ke posisi otomatis
Governor siap sinkron secara manual
4.3.3 SOP GOVERNOR UNIT 1,2,3
1. DATA TEKNIK
Jenis : Sulzer Escherwyss
Type No. : FL 8700 Nm
No : Lf. Nr. 5616
Tekanan : 50 Bar
Elektronik : Dtl 525
2. FUNGSI
Untuk mempertahankan putaran turbin agar tetap pada
putaran nominal meskipun ada perubahan beban yang bervariasi.
Dengan digunakan peralatan in dapat mengatur jumlah air yang
39
disesuaikan dengan pembebanan generator sehingga putaran
turbin dapat dipertahankan. Pada putaran nominalnya dengan
jalan system buka tutup Guide vane yang diatur dari governor . di
PLTA Siman menggunakan jenis governor elektrik
3. PEMERIKSAAN SEBELUM OPERASI
Mengatur minyak pada isi tangki governor melalui level
minyak
Saluran air pendingin untuk pendinginan minyak governor
Handle pompa minyak pada posisi ON
Handle filter minyak untuk posisi 1 dan 2 (digunakan salah
satu)
Valve saluran minyak untuk brake dalam keadaan tertutup
Valve pengatur besar kecilnya air pendingin atau perlu
diatur
Grease pada stang penggerak guide vane cukup/ tidak
4. CARA PENGOPERASIAN
Pada start awal pengoperasian unit pembangkit, governor
mendapat sumber daya dari trafo SB (pemakaian sendiri) untuk
memompa minyak guna menyediakan minyak bertekanan yang
konstan. Setelah putaran turbin mencapai 100 % ( 600 rpm)
sesuai dengan program DTL 525 computer unit, eksitasi on
( Penguatan dimasukkan) sampai timbul tegangan output
generator mencapai 5,5 KV maka sumber daya governor diambil
alih oleh hulp trafo ( trafo sendiri) yang memperoleh sumber
tegangan dari output generator itu sendiri secara otomatis
digerakkan oleh under voltage ( UVR), dengan demikian
governor telah bekerja dengan beban nol ( tanpa beban) dan unit
pembangkit telah siap untuk sinkron dan dibebani
40
4.3.4 S.O.P PMS 6 KV GENERATOR UNIT 1,2,3
1. DATA TEKNIK
MANUAL OPERATING MECHANIC
Voltage : 6 KV
Current : 700 A
Frekuensi : 50/60 Hz
Jenis : BROWN BOVERI
2. FUNGSI
Untuk memisahkan secara nyata rangkaian generator
dengan tegangan kerja dan hanya boleh dioperasikan bila PMT
generator kondisi off
3. PEMERIKSAAN SEBELUM OPERASI
Pastikan PMT generator dalam keadaan lepas (off), tegangan
generator 0 volt, lampu signal (133) menyala hijau
Periksa dengan detector apakah pisau PMS bebas dari
tegangan
4. CARA PENGOPERASIAN
Pengoperasian hanya dengan manual :
Memasukkan : masukkan batang pemutar pada poros PMS,
putar ke kanan sampai pada batas garis merah, lampu signal
(L4) menyala merah
Melepas : putar poros PMS dengan batang pemutar ke arah
kiri sampai dengan batas hijau lampu signal ( L3) menyala
hijau
Lepaskan batang pemutar bila selesai bekerja
4.3.5 S.O.P PMT 6 KV ( Air Circuit Breaker)
1. DATA TEKNIK
Type : DIT 1-25 No : 76-4330
Voltage : 7,2 KV Current : 600 A
Frequency : 50/60 Hz
Interupting capacity : 2,50 MVA (AT 72 KV)
41
Making : 5,4 KA Short time : 20 KA 2 sec
Interupt time : 5 Cycles Opening time : 0.05 sec
Making time at no load : 0,5 sec
Clossing Voltage : DC 110 volt Current : 5 A
Tripping Voltage : DC 110 volt Current : 3,5 A
Control Voltage : DC 110 volt
2. FUNGSI
Melepas atau menghubungkan rangkaian generator dengan
bus 6 KV baik dalam keadaan bertegangan maupun tidak dengan
media udara sebagai pemadam busur api
3. PEMELIHARAAN SEBELUM OPERASI
Pastikan PMT telah terpasang pada kedudukannya dengan
tepat, jarum penunjuk pada posisi Connected dan batang
pengunci posisi ke bawah.
Fuse dan kabel kontrol soket- soketnya terpasang dengan
baik
PMS 6 KV posisi masuk, lampu signal ( L4) warna lampu
merah.
4. CARA PENGOPERASIAN
Cara Pengoperasian Electric :
Putar switch ( S2-G3) ke posisi ON, tekan kemudian putar ke
kanan, maka lampu signal ( L14) menyala warna merah
Putar switch ( S2-G3) ke posisi OFF, tekan kemudian putar
ke kiri, maka lampu signal ( L13) menyala warna hijau
Cara Pengoperasian Manual :
Dalam keadaan paralel bila switch ( S2-G2) tidak berfungsi,
maka untuk melepas paralel kita tarik tuas pengunci pada
PMT
Dalam keadaan tanpa tegangan, lepas pengunci kedudukan
PMT ke atas, kemudian tarik keluar sampai jarum penunjuk
42
Masukkan: memasukkan tuas pengungkit pada posisi, tekan
ke bawah sampai tuas pengunci bekerja, plat indikator warna
merah (ON)
4.3.6 S.O.P PMT 70 KV Trafo II
1. DATA TEKNIK
MANUAL OPERATING MECHANIC
Type : OP 63
Voltage : DC 110 Volt
Pabrik : Perance
Merk : Merlin Gerlin
No : 525
2. FUNGSI
Untuk memasukkan dan memisahkan tegangan secara manual
3. PEMERIKSAAN
Pastikan bahwa PMT Trafo sudah dalam posisi lepas
(OFF) lampu indikator di panel menyala hjau, Periksa secara
visual pada peralatan
4. CARA PENGOPERASIAN
Masukkan PMS secara manual remaut tandai dengan lampu
indikator warna merah yang berasal dari panel
Yakinkan/ periksa visual bahwa kerja anda sudah betul-
betul sempurna
4.3.7 S.O.P PENGOPERASIAN UNIT
CARA MENGOPERASIKAN UNIT
1. Ruang Turbine
Menutup Spiral Casing drain valve
Menutup Spay main strainer
Membuka Spay blokir ventil
43
Membuka control valve
Menunggu sampai turbine berputar kemudian membuka
valve minyak pelumas turbine sedikit demi sedikit sampai
putaran normal
2. Ruang Generator
Main switch posisi 2 (Local Auto)
Tekan tombol start
Pompa oil governor ON, lampu indikator governor oil
pressure exixting menyala
Cooling water valve open, cooling flow existing menyala
Main valve (spherical valve) open, indicator spherical open
menyala
Guide vane membuka 30 % turbin berputar 10%
Opening limiter membuka
Pada putaran turbin >1 % dari putaran normal 600
rpm,lubrication ( pelumasan ) valve open
Pada putaran turbine 99 % dari putaran 600 rpm, lampu
indicator ready to synchron menyala
3. Ruang Panel ( memsukkan tegangan )
Memasukkan switch VVA ( saklar penguat medan) ke
posisi ON
Memutar maksimum searah jarum jam shut regullar sampai
tegangan output generator menunjuk 5,9 KV
Memutar searah jarum jam spaning regullar sampai
tegangan sama dengan tegangan unit yang beroperasi
4. Ruang Panel
Atur tegangan sampai 6 KV
Menghubungi piket region ( Area IV) bahwa unit siap
masuk jaring-jaring
44
Memutar switch Synchronice pada posisi ON, untuk
mengetahui bus 6 KV ada tegangan
Menyamakan tegangan generator dengan tegangan bus
Menyamakan frekuensi unit dengan frekuensi bus dengan
mengamati meter synchronoscope ( jarum berputar pelan
dan lampu indicator padam karena hubungan gelap) PMT
bisa dimasukkan
Generator sudah masuk jaring-jaring dan siap dibebani
MELEPAS UNIT DARI JARING - JARING
1. Ruang Panel
Menghubungi region ( Area IV ) untuk minta izin melepas
unit
Menurunkan beban secara perlahan dengan menggerakkan
handel turen dan belasting ( opening limiter) ke arah lower
sampai beban menunjukkan nol
Melepas PMT ( ACB) 52 G membuka dan lampu indicator
L52 G ( merah) akan padam dan L52 G ( hijau ) menyala
Putar spanning regullar ke arah lower ( berlawanan dengan
arah jarum jam ) sampai tegangan generator turun
sehingga secara otomatis supply AC untuk governor
berpindah dari hulp Trafo ke Trafo EB/PS ( digerakkan
oleh UVR)
Bila tegangan generator menunjukkan 0 KV, putarlah
switch VVA ( saklar penguat medan ke posisi OFF)
2. Ruang Generator
Lampu indicator READY TO SYNCHRON padam
Ubah posisi main switch ke posisi 2 (local auto)
Lampu indicator READY TO START menyala
Tekan tombol stop
Shutdown valve menutup
Guide vane menutup penuh (0%)
45
Main valve close (menutup) indicator sphrerical valve
close menyala, spherical valve open padam
Cooling water valve close, indicator cooling water
pressure exciting water pressure exciting padam
Bearing oil valve close interval 2 detik
Pada putaran turbine 20 % di bawah putaran normal,
indicator break ON menyala
Pada putaran turbine 0% governor oil pump off, break
valve close
Lampu indicator governor oil pressure exciting dan break
ON padam
Turbine Stop
3. Ruang Turbine
Menutup stop valve (blokir Ventil) dan control valve
(StirVentil)
Membuka spiral casing drain valve
Menutup stop valve minyak pelumas bantalan turbine
secara perlahan dengan menyesuaikan putaran sampai
berhenti
Membuka strainer drain valve
4. Ruang Instalasi 6 KV
Melepas DS (PMS) secara manual
4.3.8 S.O.P PENGOPERASIAN UNIT PEMBANGKIT BILA
TERJADI BLACK OUT
Prosedur Penanganan Black Out
1. Menormalkan unit yang trip
2. Mengoperasikan genset untuk supply penerangan sendiri (EB/PS)
sesuai dengan SOP Genset yang berlaku yaitu :
a) Membuka valve bahan bakar solar sampai posisi full open
b) Menstart Genset dengan menggunakan kunci kontak yang
telah disediakan di ruang panel
46
c) Memasukkan NFB 63 ampere di ruang genset dan memeriksa
tegangan kerja (teg : 220 VAC ± 5 % ), frekuensi : 50 Hz dan
arus kerja : 0 Ampere
d) Mengatur output generator jika tidak sesuai dengan yang
dimaksud diatas (mengatur RPM diesel/ gas)
e) Memasukkan switch 3 posisi 100 Ampere di ruang genset
pada posisi 2 sehingga tegangan masuk ke line pemakaian
sendiri (EB/PS)
3. Pastikan semua PMT 6 KV sisi trafo dan sisi generator kondisi
lepas dan posisi switch local auto ( posisi 2)
4. Mengoperasikan salah satu pembangkit sampai terisi tegangan 6
KV
5. Memasukkan PMT 6 KV unit yang sedang di operasikan
6. Setelah EB/PS terisi tegangan, lakukan Shutdown Genset sesuai
dengan SOP Genset yang berlaku
7. Selalu koordinasi dengan pihak G.I Sekar Putih dan PLTA
Mendalan apakah line 70 KV arah Sekar Putih sudah terisi
tegangan atau belum
8. Jika dipastikan bahwa tegangan 70 KV line Sekar Putih/ Mendalan
sudah terisi tegangan, lakukan koordinasi dengan Area IV untuk
rencana salah satu unit pembangkit PLTA Siman yang
dioperasikan masuk jaring-jaring
9. Melepas PMT 6 KV generator ( synchron) pada unit yang sedang
dioperasikan
10. Yakinkan bahwa PMT 6 KV sisi generator unit 1,2 an 3 posisi
lepas
11. Memasukkan salah satu PMT 6 KV sisi trafo
12. Memasukkan PMT 70 KV trafo 1,2 dan 3 secara bertahap
13. Unit pembangkit yang sedang dioperasikan siap masuk jaring-
jaring
47
4.3.9 PENGOPERASIAN DIESEL GENERATOR SET
1. DATA TEKNIK
A. Engine
Genset Type : Open
Engine Mark : Deutz
Engine Type : F3L- 912
Engine S/N : 8741620
Putaran Engine : Open
Battery : 12 VDC
B. Generator
Generator merk : Stamford
Generator Type : BCI 18461
Generator S/N : X 05 E 1906763
Kapasitas (KVA Base Rate) : 31,3 KVA
KW Base Rate : 25 KW
Frekuensi : 50 Hz
Rpm : 1500 Rpm
Voltage : 380 VAC
Tegangan kerja : 220 VAC
Phase : 3 Phase
Power Faktor : 0,8
Enclose : IP 23
Insulation clans : H
AVR Type : SX 460
2. FUNGSI
Untuk power emergency pada saat black start generator
unit 1,2,3
3. PEMERIKSAAN SEBELUM OPERASI
Memastikan level minyak bahan bakar (solar) dalam
kondisi mencukupi
Memastikan kondisi baterai (level elektrolit dan
tegangan) dalam kondisi normal (teg: 12 VDC)
48
Memastikan switch tegangan 12 VDC charger kondisi
lepas
Memastikan switch 3 posisi 100 A dan NFB 63 A dalam
kondisi lepas
4. PROSEDUR PENGOPERASIAN
Membuka valve bahan bakar solar sampai pada posisi
open
Menstart genset dengan menggunakan kunci kontak yang
telah disediakan di ruang panel
Memasukkan NFB 63 A pada ruangan genset dan
memeriksa tegangan kerja (teg: 220 VAC ± 5 %)
Frekuensi 50 Hz, dan arus kerja: 0A
Atur output generator apabila tidak sesuai dengan
dimaksud diatas (mengatur RFM Diesel/ Gas)
Memasukkan Switch 3 posisi 100 A pada ruangan genset
pada posisi 2 sehingga tegangan genset masuk ke jaring-
jaring EB/PS
5. PROSEDUR PELEPASAN
Melepas switch 3 posisi 100 A sehingga tegangan genset
lepas dan jaring-jaring EB/PS
Melepas NFB 63 A pada ruang genset
Mematikan genset dengan meng-Off-kan kunci kontak
Menutup valve bahan bakar solar sampai posisi full close
Memasukkan switch tegangan 12 VDC charger
6. PEMELIHARAAN
I. Pemeliharaan harian
a) Pemeriksaan secara visual kebocoran oli dan solar
b) Pemeriksaan secara visual panel NFB 63 A
II. Pemeriksaan mingguan
a) Pemeriksaan dan pembersihan peralatan
b) Pengukuran level solar dan elektrolir baterai
c) Melakukan pemanasan genset 5-10 menit
49
d) Pengukuran tegangan baterai dan tahanan isolasi
stator generator
7. FAKTOR KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA
Bahaya/resiko yang mungkin terjadi :
Tersengat listrik
Luka bakar akibat terkena benda panas
Kebakaran/meledak bila salah dalam prosedur
pengoperasian
8. PERALATAN KERJA
Alat ukur
a) Digital Multimeter
b) Megger (Metriso 5000)
Tools
a) Tool Set (obeng plus minus dan tang)
b) Vacum Cleaner
Material
a) Waste/majun
b) Contact cleaner
c) Kuas
d) Kertas gosok
4.3.10 PEMELIHARAAN GEN. UTAMA
1. FUNGSI
Sebagai acuan mekanik untuk mengetahui tata cara
pemeliharaan dan juga untuk mengetahui kondisi generator
yang siap dioperasikan
2. SPESIFIKASI
Data terdahulu pada pekerjaan bulanan :
Kekuatan pegas 1,5-1,7 KG/Cm2 untuk slipring
Panjang Sikat Arang Slipring minimum 22 mm
Harga tahanan isolasi mengering stator =100 M Ohm
Harga tahanan isolasi mengering rotor =100 M Ohm
50
CT titik bintang diperiksa/ dimerger
3. PERSIAPAN KERJA
I. Alat kerja
a) Menggunakan kelengkapan K-3
b) Helm dan sepatu karet
c) Kunci pas dan ring 12, 19, 20, 22
d) Kompresor
e) Megger Metriso 5000
f) Pocket Balance 5000
g) Buku untuk mencatat hasil pemeliharaan
II. Material
a) Waste/majun = 2 lembar
b) Premium = 2 liter
c) Kertas gosok = 1 lembar
4. PELAKSANAAN KERJA
Melapor pada operator akan ada pekerjaan pada salah satu
unit generator dan minta unit bebas tegangan
Memasang tagging bahwa ada pekerjaan pada debu
dengan kompresor
Membersihkan rotor dan stator dari debu dengan
kompresor
Mengukur kekuatan pegas slipring dengan pocket balance
5 Kg
Mengukur panjang sikat arang yang 22 mm diganti
membuka baut pengikat brush dengan kunci 12
Mengukur tahanan isolasi/mengering skala 500 V untuk
rotor
Mengukur tahanan isolasi/mengering skala 500 V untuk
stator melepas baut pengikat kabel dengan kunci 19,20,22
Memasang sikat arang kembali setelah diukur
Melepas tagging di ruang kontrol
51
Melaporkan pada operator bahwa unit sudah siap untuk
dioperasikan
Membuat laporan pada WO penutup dengan memberi
catatan apabila ada kelainan yang perlu ditindak lanjuti
4.3.11 PEMELIHARAAN MAIN EXCITER (Bulanan)
1. FUNGSI
Sebagai acuan mekanik untuk mengetahui tata cara
pemeliharaan dan untuk mengetahui kondisi exciter yang siap
dioperasikan
2. SPESIFIKASI
Data terdahulu pada pekerjaan Annual Inspection
Kekuatan pegas 1,4-1,9 kg/Cm2
Panjang sikat arang minimum 22 mm
Harga tahanan isolasi mengering stator > 0,5 M ohm
Harga tahanan isolasi mengering rotor > 0,5 M ohm
Tegangan Output 110 V
3. PERSIAPAN KERJA
I. ALAT KERJA
a) Menggunakan kelengkapan K-3
b) Kunci pas dan Ring 12 dan 13 (untuk unit 2)
c) Kunci pas dan Ring 10 dan 12 (untuk unit 1 dan 3)
d) Schuif match
e) Pocket balance 0 – 5 kg
f) Buku yang mencatat hasil pemeliharaan
II. MATERIAL
a) Waste/ majun = 2 lembar
b) Premium = 2 liter
c) Kertas gosok = 1 lembar
4. PELAKSANAAN KERJA
Melapor pada operator akan pekerjaan pada salah satu unit-
unit generator dan minta unit bebas tegangan
52
Memasang tagging bahwa ada pekerjaan pada unit di ruang
kontrol
Membersihkan rotor dan stator dari debu dengan kompresor
Mengukur kekuatan pegas dengan pocket balance 0-5 kg
Mengukur panjang sikat arang yang 21 mm diganti/alat
shuit match
Mengukur tahanan isolasi/mengering skala 500 V hasilnya
dicatat
Memasang sikat arang kembali setelah diukur panjangnya
Melepas tagging di ruang kontrol
Melapor pada operator bahwa unit sudah siap untuk
dioperasikan
Membuat laporan pada WO penutup dengan memberi
catatan apabila ada bagian-bagian yang tidak bagus
4.3.12 PEMELIHARAAN PILOT EXCITER (Bulanan)
1. FUNGSI
Sebagai acuan mekanik untuk mengetahui tata cara
pemeliharaan dan untuk mengetahui kondisi Pilot Exciter yang
siap dioperasikan
2. SPESIFIKASI
Data terdahulu pada pekerjaan Annual Inspection
Kekuatan pegas 1,3 – 1,7 kg /Cm2
Panjang sikat arang minimum 22 mm
Harga tahanan isolasi mengering stator > 0.5 M Ohm
Harga tahanan isolasi mengering rotor > 0.5 M Ohm
Tegangan Output 110 V
3. PERSIAPAN KERJA
I. Alat kerja
a) Menggunakan kelengkapan K-3
b) Kunci pas dan Ring 12 dan 13 (untuk unit 2)
c) Kunci pas dan Ring 10 dan 12 (untuk unit 1 dan 3)
53
d) Schuif match
e) Pocket balance 0 – 5 kg
f) Buku yang mencatat hasil pemeliharaan
II. Material
a) Waste/ majun = 2 lembar
b) Premium = 1 liter
c) Kertas gosok = 1 lembar
4. PELAKSANAAN KERJA
Melapor pada operator akan pekerjaan pada salah satu unit-
unit generator dan minta unit bebas tegangan
Memasang tagging bahwa ada pekerjaan pada unit di ruang
kontrol
Membersihkan rotor dan stator dari debu dengan kompresor
Mengukur kekuatan pegas dengan pocket balance 5 kg
Mengukur panjang sikat arang yang 20 mm diganti.
Mengukur tahanan isolasi/mengering skala 500V hasilnya
dicatat
Memasang sikat arang kembali setelah diukur panjangnya
Melepas tagging di ruang kontrol
Melaporkan pada operator bahwa unit sudah siap untuk
dioperasikan
Membuat laporan pada WO penutup dengan memberi
catatan apabila ada bagian-bagian yang tidak bagus
4.3.13 PEMELIHARAAN TRAFO 6/70 KV (Triwulan)
1. FUNGSI
Sebagai acuan mekanik untuk mengetahui tata cara
pemeliharaan, mengetahui kondisi transformator yang siap
untuk dioperasikan dan memenuhi syarat keamanan operasi
2. SPESIFIKASI
Data terdahulu pada pekerjaan Predictive maintenance
Mengering sisi 6 KV = 15 M Ohm (untuk trafo unit 2 dan 3)
54
Mengering sisi 70 KV = 145 M Ohm (untuk trafo unit 2 dan
3)
Mengering sisi 6 KV = 170 M Ohm (untuk trafo unit 1)
Mengering sisi 70 KV = 200 M Ohm (untuk trafo unit 1)
Harga tegangan tembus minyak trafo = 200 KV/Cm
Mengering kabel tenaga 6 KV = 40 M Ohm
Harga tahanan isolasi untuk unit 2 dan 3 berubah-ubah
sesuai cuaca
3. PERSIAPAN KERJA
I. Alat Kerja
a) Menggunakan kelengkapan K-3
b) Kunci pas dan Ring 14,17,19,22
c) Megger Metriso 5000
d) Obeng plus (+) dan minus (-)
e) Buku untuk mencatat hasil pemeliharaan
II. Material
a) Waste/majun = 3 lembar
b) Premium = 5 liter
c) Kertas gosok = 2 lembar
4. PELAKSANAAN KERJA
Melapor pada operator akan ada pekerjaan pada salah satu
unit Trafo Utama 6/70W dan minta unit membebaskan dari
tegangan
Memasang tagging bahwa ada pekerjaan pada unit
transformator
Membersihkan Bushing isolator dari debu dengan lap dan
bensin, juga isolator CT 70 KV dan arrester
Mengecek PMT dan penggeraknya dengan memeriksa
kompresor,alat yang digunakan obeng plus-minus dan kunci
pas 17 dan 19 mm
55
Mengukur tahanan isolasi/mengering skala 5000 V hasilnya
dicatat dengan terlebih dahulu melepas sambungan 70 KV
dengan kunci 14
Mengukur tahanan isolasi/mengering skala 5000 V hasilnya
dicatat dengan terlebih dahulu melepas sambungan kabel
dengan kunci 22
Mengukur tegangan tembus minyak (alat ada di PLTA
Mendalan).
Melepas tagging
Melaporkan pada operator unit sudah siap untuk
dioperasikan
Membuat laporan pada WO penutup dengan memberi
catatan apabila ada kelainan atau penurunan hasil Megger
4.3.14 PEMELIHARAAN TRAFO EB 6/0,22 KV (Triwulan)
1. FUNGSI
Sebagai acuan mekanik untuk mengetahui tata cara
pemeliharaan, mengetahui kondisi Trafo EB 1 yang siap
untuk dioperasikan dan memenuhi syarat keamanan operasi.
2. SPESIFIKASI
Data terdahulu pada pekerjaan Predictive maintenance
Mengering sisi 6 KV = 65 M Ohm
Mengering sisi 0,22 KV = 125 M Ohm
Harga tegangan tembus minyak trafo = 200 KV/Cm
Mengering kabel tenaga 6 KV = 2000 M Ohm
3. PERSIAPAN KERJA
I. Alat Kerja
a) Menggunakan kelengkapan K-3
b) Kunci pas dan Ring 19,22
c) Megger Metriso 5000
d) Obeng plus (+) dan minus (-)
e) Buku untuk mencatat hasil pemeliharaan
56
II. Material
a) Waste/majun = 2 lembar
b) Premium = 3 liter
c) Minyak trafo = sesuai kebutuhan
d) Kertas gosok = 1 lembar
4. PELAKSANAAN KERJA
Melapor pada operator akan ada pekerjaan pada salah satu
unit Trafo Utama 6/70W dan minta unit membebaskan dari
tegangan dan melepas sekring pada tembok jurusan EB 1.
Memasang tagging bahwa ada pekerjaan pada unit
transformator
Membersihkan Bushing isolator dari debu dengan lap dan
bensin, juga isolator dan DS 6KV.
Mengukur tahanan isolasi/mengering skala 5000 V hasilnya
dicatat dengan melepas kabel ground dengan kunci pas
19,22
Mengukur tegangan tembus minyak (alat ada di PLTA
Mendalan).
Melaporkan pada operator unit sudah siap untuk
dioperasikan
Membuat laporan pada WO penutup dengan memberi
catatan apabila ada kelainan atau penurunan hasil Megger
4.3.15 PEMELIHARAAN TRAFO 6/0,22/0,38 KV (Triwulan)
1. FUNGSI
Sebagai acuan mekanik untuk mengetahui tata cara
pemeliharaan dan kondisi Trafo EB 2 yang siap untuk
dioperasikan dan memenuhi syarat keamanan operasi
2. SPESIFIKASI
Data terdahulu pada pekerjaan Predictive maintenance
Mengering sisi 6 KV = 200 M Ohm
Mengering sisi 0,22 KV = 150 M Ohm
57
Mengering sisi 0,38 KV = 150 M Ohm
Mengering sisi 6 KV/0,22 KV = 1JOO M Ohm
Mengering sisi 6 KV/0,38 KV = 1500 M Ohm
Harga tegangan tembus minyak trafo = 200 KV/Cm
Mengering kabel tenaga 6 KV = 2000 M Ohm
3. PERSIAPAN KERJA
I. Alat Kerja
a) Menggunakan kelengkapan K-3
b) Kunci pas dan Ring 19,22,24
c) Megger Metriso 5000
d) Obeng plus (+) dan minus (-)
e) Buku untuk mencatat hasil pemeliharaan
II. Material
a) Waste/majun
b) Premium
c) Minyak trafo
d) Kertas gosok
4. PELAKSANAAN KERJA
Melapor pada operator akan ada pekerjaan pada salah satu
unit Trafo dan minta unit membebaskan dari tegangan dan
melepas sekring pada tembok jurusan EB 2.
Memasang tagging bahwa ada pekerjaan pada unit
transformator EB
Membersihkan Bushing isolator dari debu dengan lap dan
bensin, juga isolator dan DS 6 KV
Mengukur tahanan isolasi/mengering skala 5000 V hasilnya
dicatat dengan melepas sambungan kabel ground dengan
kunci pas 19,22
Mengukur tegangan tembus minyak (alat ada di PLTA
Mendalan).
58
Melaporkan pada operator unit sudah siap untuk
dioperasikan
Membuat laporan pada WO penutup dengan memberi
catatan apabila ada kelainan atau penurunan hasil Megger
4.3.16 PEMELIHARAAN PMT 6 KV (Bulanan)
1. FUNGSI
Sebagai acuan mekanik untuk mengetahui tata cara
pemeliharaan dan mengetahui kondisi PMT 6KV yang siap
untuk dioperasikan.
2. SPESIFIKASI
Data terdahulu pada pekerjaan Predictive maintenance
Harga tahanan isolasi mengering sisi atas-bawah = 5000 M
Ohm
Harga tahanan isolasi mengering sisi bawah-tanah = 5000
M Ohm
3. PERSIAPAN KERJA
I. Alat Kerja
a) Menggunakan kelengkapan K-3
b) Kunci pas dan Ring 22
c) Buku untuk mencatat hasil pemeliharaan
5. Material
a) Waste/majun = 1 lembar
b) Premium = 2 liter
c) Electro Contact Cleaner
d) Kertas gosok = 1 lembar
4. PELAKSANAAN KERJA
Melapor pada operator akan ada pekerjaan pada salah satu
PMT dan minta membebaskan dari tegangan.
Memasang tagging bahwa ada pekerjaan pada PMT
Melepas kabel control system socket nomor 1 sampai 4
Mengeluarkan PMT dari ruang cubicle
59
Membongkar perangkat peredam busur api
Memeriksa/membersihkan kontak-kontak hubung
Mengukur tahanan isolasi PMT sisi atas dan sisi bawah
Mengembalikan bagian PMT yang dibongkar
Mengembalikan PMT ke tempatnya di cubicle
Memasang kembali kabel control system socket nomor 1
dan 4
Melaporkan pada operator PMT sudah siap untuk
dioperasikan
Membuat laporan pada WO penutup dengan memberi
catatan apabila ada bagian-bagian yang tidak bagus.
4.3.17 PEMELIHARAAN PMT 70 KV (Triwulan)
1. FUNGSI
Sebagai acuan mekanik untuk mengetahui tata cara
pemeliharaan dan mengetahui kondisi PMT 70 KV yang siap
untuk dioperasikan.
2. SPESIFIKASI
Data terdahulu pada pekerjaan Predictive maintenance
Harga tahanan isolasi mengering sisi atas-bawah = 3000 M
Ohm
Harga tahanan isolasi mengering sisi bawah-tanah = 4000
M Ohm
Minyak secukupnya.
3. PERSIAPAN KERJA
I. Alat Kerja
a) Menggunakan kelengkapan K-3
b) Kunci pas dan Ring 10, 12, 14, 27
c) Alat pengetes tegangan tembus minyak trafo
d) Ember plastik
e) Buku untuk mencatat hasil pemeliharaan
60
II. Material
a) Waste/majun = 3 lembar
b) Minyak trafo secukupnya
c) Premium = 3 liter
d) Electro Contact Cleaner
e) Kertas gosok = 1 lembar
4. PELAKSANAAN KERJA
Melapor pada operator akan ada pekerjaan pada salah satu
unit PMT 70 KV dan minta membebaskan dari tegangan.
Memasang tagging bahwa ada pekerjaan pada PMT
Memeriksa ketinggian minyak PMT pada gelas penduga.
Bila perlu ditambah minyak dengan membuka baut untuk
mengisi minyak dengan menggunakan kunci 27 mm.
Memeriksa wiring dan memeriksa kotak kabel dengan kunci
pas 12, 14
Mengukur tahanan isolasi PMT sisi atas dan sisi bawah
terhadap tanah
Memeriksa mechanical dan memberi pelumasan bagian
yang bergerak
Melepas tagging ruang kontrol
Melaporkan pada operator unit PMT sudah siap untuk
dioperasikan
Membuat laporan pada WO penutup dengan memberi
catatan apabila ada bagian-bagian yang tidak bagus.
4.4 Fasilitas Penunjang4.4.1 Gedung Utama
Bangunan ini adalah tempat diletakkannya instalasi turbin
air, generator, peralatan bantu, ruang kontrol, ruang instalasi listrik,
kantor dan ruang pemeliharan. Pengaturan ruangan baik luas atau
konstruksi disesuaikan dengan kebutuhan dan spesifikasi dari
instalasi yang tepasang.
61
4.4.2 Peralatan bantu
Peralatan bantu adalah semua peralatan yang berfungsi
untuk mendukung pekerjaan, operasi turbin-generator sehingga
efektivitas dan efisiensinya dapat dipertaruhkan dalam jangka
waktu lama dan bisa mencegah kerusakan-kerusakan yang parah
akibat operasi, yang termasuk peralatan bantu pada PLTA Siman
adalah :
a) Sistem cantu minyak
b) Sistem pelumasan
c) Sistem pendinginan
d) Sistem drainese
e) Sistem pemadam kebakaran
4.4.3 Pemakaian sendiri
Pemakaian sendiri untuk gedung sentral adalah sistem
penyediaan dan pendistribusian tenaga listrik untuk pengoperasikan
peralatan bantu dan penerangan serta panel kontrol pada waktu unit
beroperasi maupun standby.
Supply tenaga listrik untuk pemakaian sendiri diperoleh
dari :
Rangkaian generator utama
Dari jaringan saluran transmisi tegangan tinggi atau
tegangan menengah yang diturunkan menjadi tegangan
rendah oleh trafo station service
Dari generator bantu
Dari diesel generator
4.4.4 Bentuk pengoperasian PLTA
Tergantung dari kontinuitas tersedianya air, maka pada
umumnya PLTA-PLTA berkapasitas besar dioperasikan untuk
memikul beban puncak, sistem kelistrikan, sedangkan PLTA-PLTA
berkapasitas kecil/sedang. Dioperasikan untuk membantu memikul
beban dasar kelistrikan. Dalam hal ini PLTA Siman merupakan
62
PLTA berkapasitas kecil, sehingga dalam operasinya sangat
berpengaruh terhadap perubahan beban sistem. Untuk tujuan
tersebut diatas maka cara mengoperasikan/sitem kontrol untuk
pembangkit PLTA sesuai dengan perkembangan teknologi.
4.4.4.1 Sistem Kontrol Dengan Tangan (Manual Kontrol Sistem)
Pengoperasian unit pembangkit mulai start, pengisian
beban, berhenti dan berbagai pengontrolan lainnya dilakukan
dengan tangan dan perkiraan pengalaman para operator ity
sendiri.
4.4.4.2 Sistem Kontrol Semi Otomatis
Pengoperasian unit pembangkit mulai start, pemberian
beban dan berhenti dari turbin generator dikerjakan dengan
tangan. Penghentian secara otomatis hanya dilakukan bila ada
gangguan.
4.4.4.3 Sistem Operasi Yang Dikontrol Oleh Salah Satu Orang
Pada sistem ini operator dapat mengoperasikan unit
pembangkit dari mulai start, pemberian beban, paralel, berhenti
normal dan berbagai pengontrolan peralatan lainnya hanya
cukup dilakukan oleh satu orang yang dilakukan secara
bertahap. Pada sistem ini juga diterapkan di PLTA Siman.
4.4.4.4 Sistem Kontrol Otomatis
Sistem operesi yang mengontrol jalannya unit
pembangkit secara otomatis meliputi dengan keadaan awal
yang telah ditentukan pembebanan secara otomatis, operasi
kontinuitas, operasi penghentian secara otomatis bila keadaan
mengkehendaki apabila terjadi gangguan.
63
4.4.4.5 Sistem Kontrol Pengawasan Jarak Jauh
Pada sistem ini satu atau beberapa PLTA tanpa operator
dikontrol dari PLTA lain atau pusat pengontrolan yang jauh
lokasinya dimana panel kontrol yang semestinya ada di PLTA
juga dipasang dipusat pengontrolan. Untuk pengoperasiannya
digunakan sistem transmisi isyarat disesuaikan dengan jauhnya
jarak antara PLTA-PLTA. Sistem ini cocok untuk PLTA
dengan sistem aliran kaskade seperti PLTA Siman, Mendalan
dan Selorejo.
4.4.5 Sistem Pemeliharaan PLTA
Pemeliharaan adalah suatu tindakan teknis, administrasi
dan finansial yang ditujukan kepada instansi tersebut kembali pada
unjuk kerja semula seperti pada saat peformance test. Pada
prinsipnya pemeliharaan berdasarkan pada :
Time Base Maintenance
Condition Base Maintenance
Dalam pelaksanaan kedua prinsip dasar tersebut biasanya
digabungkan dan selalu dikaitkan dengan efisiensi serta efektifitas
terutama bilamana menyangkut masalah biaya.
Dalam perkembangan selanjutnya pemeliharaan mengarah
pada prediktif maintenance terbagi menjadi 2 kegiatan yaitu :
1. Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan rutin adalah pemeliharaan yang
dilaksanakan frekuensinya kurang dari satu tahun sebagai
berikut ini :
Harian, memantau parameter dan kondisi selama
operasi, pembersihan-pembersihan, melaksanakan
tindakan ringan setelah meneliti kondisi operasi dan
lain-lain yang dilaksanakan setiap hari.
Mingguan, mengulangi pelaksanaan pekerjaan harian,
mingguan dan perbaikan-perbaikan yang diperlukan.
64
Triwulan, mengulangi pekerjaan pemeliharaan bulanan
dan pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai dengan
instruksi pada manual dan maintenance book.
2. Pemeliharaan Periodik
Adalah pemeliharaan berkala yang dilaksanakan
berdasarkan jumlah jam operasi mesin yang dapat
diklasifikasikan :
Annual Inspection (AI)
Pemeliharaan yang dilaksannakan satu tahun
sekali yang pada umumnya jumlah jam operasi mesin
telah mencapai 6000 s/d 8000 jam (terhitung sejak
mesin beroperasi baru atau sejak over houl terakhir).
General Inspection (GI)
Pemeliharaan yang dilaksanakan jika jumlah
jam operasi telah mencapai 200 jam (terhitung sejak
mesin beroperasi baru atau sejak over houl terakhir).
Major Overhoul (MO)
Pemeliharaan yang dilaksanakan jika jumlah
jam operasi mesin telah mencapai 40000 jam (terhitung
sejak mesin beroperasi baru atau sejak over houl
terakhir).
65
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Sistem pembangkitan di PLTA Siman menggunakan prinsip tekanan
air sebagai media penggerak dengan mengalirkan air ke turbin
kemudian turbin itu sendiri terkopel terhadap generator sehingga
generator juga ikut berputar
2. Turbin yang digunakan di PLTA Siman adalah turbin dengan tipe
Francis Vertical dengan putaran sebesar 600 rpm
3. AVR adalah unit volteage regulator yang bekerja secara otomatis
untuk pengaturan sistem eksitasi sehingga dapat menjaga stabilitas
tegangan, rpm dan frekuensi generator meskipun dengan beban-
beban yang bervariasi
4. Governor berfungsi untuk mengatur dan mempertahankan putaran
turbin agar tetap pada putaran nominal. Meskipun ada perubahan
beban yang bervariasi
5. Generator unit 1,2,dan 3 pada PLTA Siman menggunakan arah poros
vertical yang masing-masing menghasilkan tegangan 6 KV dan daya
3,6 MW
6. Sistem pemeliharaan di PLTA pada prinsipnya berdasarkan pada :
- Time Base maintenance
- Condition Base Maintenance
5.2
66
DAFTAR PUSTAKA
M. M. Dadekar, Pusat Pembangkit Tenaga Listrik
Revisie Tekening N.V. Wemi. PLTA Siman
PJB, Materi Pembekalan OJT PT Pembangkit Jawa-Bali Bidang PLTA,
2012, PT PJB Unit Pembangkit Cirata.
SOP (Standart Operational Procedure) Unit Pembangkit PLTA Siman
.
67