laporan penelitian dasar universitas lampung
TRANSCRIPT
LAPORAN
PENELITIAN DASAR
UNIVERSITAS LAMPUNG
MODEL PRILAKU KOMSUMEN PADA PRODUK BUDAYA
Drs. A. Efendi.,MM 6687060 Diang Adistya S.Kom.,M.Si 6685432
PROGRAM ADMINISTRASI BISNIS
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2021
i Scanned by TapScanner
i
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK .................................................................................................................. ii
RINGKASAN ............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Rumusan Permasalahan .................................................................... 3
1.3 Tujuan ................................................................................................ 3
1.4 Urgensi Penelitian .......................................................................... 4
1.5 Temuan dan Target Penelitian ........................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Produk Budaya .............................................................................. 5
2.2 Teori Prilaku Konsumen ................................................................... 5
2.3 Model Prilaku Konsumen ................................................................. 6
2.4 Kerangka Konseptual Penelitian ....................................................... 8
2.5 Roadmap Penelitian .......................................................................... 10
2.6 Kontribusi Penelitian ........................................................................ 11
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Alur Penelitian .................................................................................. 12
3.2 Proses Teknis dan Analsis Penelitian ............................................... 13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pilot test Konstruk ............................................................................ 14
4.2 Statistik Deskrptif… ......................................................................... 15
4.3 Evaluasi Model Utama… .................................................................. 16
4.4 Validitas Konvergen… ..................................................................... 16
4.5 Validitas Diskriminan… ................................................................... 18
4.6 Pengujian Realibitas… ..................................................................... 18
4.7 Analisa Model Utama… ................................................................... 19
4.8 Uji Hipotesis… ............................................................................. 20
4.9 Diskusi Pembahasan dan Implikasi… .............................................. 21
BAB V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan .............................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ii
MODEL PRILAKU KONSUMEN PADA PRODUK BUDAYA
Oleh :
Drs. A. Efendi.,MM Diang Adistya S.Kom.,M.Si
Abstrak Produk budaya rata-rata hanya menjadi atribut budaya, dalam arti produk yang dihasilkan tidak memiliki nilai komersial yang mumpuni. Rata-rata produk budaya hanya berakhir pada etalase museum. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengungkap model prilaku konsumen sebagai bentuk usaha meningkatkan komesialitas produk budaya. Penelitian ini dilaksanakan sepanjang tahun 2021, dengan rencana kegiatan diataranya pengumpulan data, studi lapangan, olah data dan analisis, serta evaluasi penelitian. Pendekatan penelitian yang akan digunakan ialah pendekatan kuanlitatif dengan menggunakan alat analisis keprilakuan dengan alat analisis PLS. Hasil penelitian ini berupa model prilaku konsumen pada produk budaya yaitu kondis sosial yang memengaruhi konsumsi produk budaya, sedangkan kualitas dan harga, juga informasi dan pengetahuan adalah variabel yang terbukti tidak memengaruhi konsumsi produk budaya Kata kunci : Model Prilaku, Konsumsi, Produk Budaya
iii
RINGKASAN
Permasalahan produk budaya yang dapat timbul selain model pengembangan yang harus tepat adalah tingkat konsumsi yang rendah. Berbagai faktor yang dapat memengaruhi diantaranya variabel kualitas dan harga produk, informasi dan pengetahuan mengenai produk, dan kondisi sosial. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui model dan pola konsumsi yang diwakili oleh variabel-variabel tersebut diharapkan diketahui apa dan bagaimana pola konsumsi dari produk budaya seiring waktu. Target khusus dari hasil penelitian dengan tema model konsumsi produk budaya ini adalah memberikan kebermanfaatan pada produk budaya sehingga dapat mempertahankan keberlangsungannya. Metode yang dipakai adalah dengan pendekatan kuantitatif, lebih rinci kuantitatif keperilakuan dalam rangka mencapai tujuan dan target penelitian. Akhirnya luaran dari penelitian ini dapat menjadi sumber karya ilmiah yang bermanfaat, lebih lanjut kebermanfaatan yang dapat diterapkan langsung pada masyarakat Lebih lanjut, proses olah dan analisa data penelitian dilakukan oleh semua tim peneliti yang direncanakan akan berlangsung sepanjang bulan April sampai dengan Juni tahun 2021. Kegiatan lain yang mendukung kegiatan penelitian akan dilakukan pada Laboratorium, Perpustakaan dan Ruang Baca Universitas Lampung. Luaran penelitian yang dijanjikan oleh tim peneliti adalah berupa artikel yang dimuat pada Jurnal Internasional Bereputasi (Scopus Q3) yaitu Journal of Asian Finance, Economics and Business, sedangkan luaran tambahan yang menjadi sasaran tim peneliti adalah artikel yang akan dipaparkan dalam The 4TH International Confrence of Economics, Business and Entepreneurship.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lampung merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki
berbagai macam produk hasil olahan warga lokal. Hasil olehan tersebut merupakan
produk budaya asli yang keterampilan dalam hal proses produksinya dilakukan oleh
penduduk asli lampung (pribumi). Produk budaya tersebut merupakan hasil
produksi masyarakat lokal yang hanya digunakan untuk keperluan budaya misalnya
upacara adat (pernikahan, khitan, dll). Produk budaya dapat berupa makanan,
pakaian, arsitektur bangunan, tekhnologi, dan lain-lain. Faktanya dilapangan saat
ini, keanekaragaman produk budaya yang dihasilkan tidak diikuti dengan
kemampuan melestarikan yang berujung pada pemberdayaan. Pemberdayaan
produk budaya dapat didefenisikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh kelompok
sosial masyarakat atas produk budaya yang dihasilkan dengan tujuan untuk
melakukan peningkatan taraf sosial terutama dalam aspek ekonomi.
Pemberdayaan produk budaya yang bertujuan untuk mendapatkan manfaat
ekonomi selain harus memperhatikan model pengembangannya, juga harus
memperhatikan pola prilaku konsumen (Efendi dan Prasetya, 2020). Manfaat
ekonomi menjadi penting agar produk budaya tidak hanya dipamerkan didalam
museum dengan mengharapkan adanya wisatawan yang melihat (bukan membeli).
Permasalahan pengembangan produk yang berbasis budaya lokal (sovenir, oleh-
oleh khas, dan barangbarang lainnya) memiliki berberapa kendala diantaranya
sumber daya manusia yang tidak kreatif dan inovatif dalam mengembangkan
produk, sehingga produk tersebut tidak memiliki nilai komersial (dapat dijual)
untuk mendatangkan pendapatan (Vivit dan Damayanti, 2017). Oleh karena itu
pengembangan produk budaya juga harus memperhatikan pola prilaku konsumen
sebagai pembeli, pertimbangan-pertimbangan dalam hal keputusan pembelian
produk dapat dilihat dari sisi ini.
Konsumen secara umum bertumbuh dengan pola konsumsi yang
meningkat. Prilaku konsumen terhadap keputusan membeli suatu produk
dipegaruhi berbagai macam pertimbangan. Menyediakan produk budaya sebagai
2
produk konsumsi harian akan memberikan tambahan pilihan kepada konsumen.
Produk budaya merupakan produk yang diciptakan tidak dengan tujuan komersial,
namun untuk tetap menjaga keberlangsungan nya produk budaya bergeser melalui
model transaformasi produk yaitu fashion system dan advertising system (Efendi,
2020). Penelitian ini menganggap produk budaya sebagai produk yang berjuang
untuk tetap tersedia, sehingga usaha keberlangsungan untuk tetap menjadi produk
yang dibutuhkan konsumen dapat tercapai.
Feriadi dan Saputra tahun 2019 dalam penelitiannya menyatakan tingkat
konsumsi kopi sebagai produk budaya lokal masih rendah, dengan penentu
pertimbanagan konsumsi yang signifikan salah satunya adalah harga produk.
Sejalan dengan hal tersebut pengetahuan keuangan yang dimiliki konsumen
menjadi pengaruh langsung terhadap pola konsumsinya (Rahman, dkk, 2020). Hal
ini dapat diartikan bahwa model konsumsi produk budaya juga dapat dipengaruhi
oleh harga dan kualitas dari produk.
Lebih lanjut, informasi dan pengetahuan yang mempengaruhi keputusan
pembelian adalah yang mencakup detail tentang fitur produk, manfaat lingkungan,
efek kesehatan, dan potensi manfaat ekonomi yang dapat dihasilkan dalam jangka
menengah dan panjang (Leire dan Thiedell, 2005). Konsumen akan tertarik
terhadap suatu produk yang mereka konsumi saja, dan cederung akan mencari
informasi lebih mengenai produk tersbut dan tidak tertarik untuk menerima
informasi tentang produk lainnya (Cherian dan Jacob, 2012). Hanya individu yang
termotivasi untuk mengkonsumsi suatu produk yang cenderung mencari informasi
tentang produk dan manfaat terkait kepada konsumen, baik secara individu maupun
kolektif (Spangenberg et al., 2010). Hal ini menyatakan bahwa model dan pola
prilaku konsumsi dari produk budaya dapat dipengaruhi oleh informasi dan
pengetahuan konsumen mengenai produk.
Variabel penutup dari dugaan model dan pola konsumsi produk budaya
dapat dipengaruhi konteks social. Konsumsi berkelanjutan dapat dipengaruhi oleh
aspek sosial; perilaku kelompok konsumen; dan kehidupan pribadi, sosial, dan
ekonomi konsumen (Spangenberg et al., 2010). Di negara berkembang, konsumsi
berkelanjutan akan menjadi pendekatan yang menarik jika dapat mengurangi
kelaparan dan kemiskinan; elemen-elemen ini secara langsung berkorelasi dengan
3
degradasi lingkungan (O ́Neill et al., 2009). Konsumsi produk terkait dengan
kepemilikan materi tetapi juga memberikan kontribusi non-materi terhadap kualitas
hidup komunitas (Lorek dan Fuchs, 2013). Dengan demikian, tekanan sosial dapat
mendorong konsumen untuk membeli suatu produk (Zhao et al., 2014).
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya,
maka dapat diidentifikasi beberapa pertanyaan penelitian, yaitu:
1. Apakah kualitas dan harga secara parsial dan signifikan memengaruhi
konsumsi atas produk budaya?
2. Apakah informasi dan pengetahuan secara parsial dan signifikan
memengaruhi konsumsi atas produk budaya?
3. Apakah kondisi sosial secara parsial dan signifikan memengaruhi konsumsi
atas produk budaya?
4. Apakah kualitas dan harga, informasi dan pengetahuan produk, dan kondisi
sosial secara simultan dan signifikan memengaruhi konsumsi atas produk
budaya?
1.3 Tujuan Khusus Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang ada, maka secara
rinci tujuan utama penelitian ini adalah untuk:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis kualitas dan harga secara parsial dan
signifikan memengaruhi konsumsi atas produk budaya?
2. Untuk mengetahui dan menganalisis informasi dan pengetahuan secara
parsial dan signifikan memengaruhi konsumsi atas produk budaya?
3. Untuk mengetahui dan menganalisis kondisi sosial secara parsial dan
signifikan memengaruhi konsumsi atas produk budaya?
4. Untuk mengetahui dan menganalisis kualitas dan harga, informasi dan
pengetahuan produk, dan kondisi sosial secara simultan dan signifikan
memengaruhi konsumsi atas produk budaya?
4
1.4 Urgensi Penelitian
Model konsumsi produk budaya penting untuk diungkapkan dalam rangka
menemukan akar masalah dari produk budaya agar dapat berdayasaing baik loKal
maupun global. Pertimbangan konsumen mengenai kualitas dan harga produk
menjadi variabel utama yang akan dianalisa. Lebih lanjut mencari pengaruh dari
informasi dan pengetahuan mengenai produk yang akan dikonsumsi. Pada tahap
akhir kondisi sosial akan adanya produk budaya sebagai salah satu pilihan juga
menarik untuk diketahui dan dilakukan analisis secara mendalam.
1.5 Temuan dan Target Penelitian
Temuan dari kegiatan penelitian ini adalah model konsumsi produk budaya
yang dapat diaplikasikan kepada komunitas masyarakat luas. Lebih lanjut, target
dari penelitian dengan tema model konsumsi produk budaya ini adalah memberikan
kebermanfaatan pada produk budaya sehingga dapat mempertahankan
keberlangsungannya.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dipaparkan
penulis pada bab sebelumnya, selanjutnya adalah pembahasan mengenai state of
the art dalam bidang yang diteliti dengan menggunakan pustaka acuan primer yang
relevan dan terkini dan mengutamakan hasil penelitian pada jurnal ilmiah
bereputasi. Bahan kajian akan membahas mengenai produk budaya, teori prilaku
konsumen dan model konsumsi. Lebih lanjut dalam bab ini juga akan dijelaskan
roadmap dan kontribusi hasil penelitian yang saling berkaitan dan mendukung
untuk penelitian selanjutnya.
2.1 Produk Budaya
Produk budaya diciptakan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan
tradisi, sehingga nilai komersial produk budaya cenderung rendah. Nilai komersial
yang cenderung rendah dari sebuah produk budaya menyebabkan produk ini sulit
untuk terus tersedia. Hartoyo (2012) mengatakan bahwa dalam aktivitas budaya
(adat) secara tidak sadar ada pengetahuan matematika ala masyarakat setempat
yang diterapkan dengan memberikan batasan sesuai kesepakatan mereka. Produk
budaya tentunya memiliki kemungkinan untuk bertranspformasi menjadi produk
yang memliki nilai komersial, hal ini karena produk budaya rata-rata memiliki nilai
keunikan yang tinggi. Keunikan dan nilai produk yang tinggi tersebut,
menyebabkan produk dengan proses yang tepat pun dinilai memiliki potensi yang
paling besar untuk terus dikembangkan (Pugersari dkk ,2013).
2.2. Teori Perilaku Konsumen
Utilitas adalah rasa kesenangan atau kepuasan yang timbul karena
konsumsi. Utilitas adalah subyektif. Utilitas yang muncul karena mengkonsumsi
suatu barang tergantung pada selera, yang merupakan perilaku dan preferensi
seseorang terhadap berbagai barang dan jasa, atau merupakan kesukaan dan
ketidaksukaan dalam konsumsi (MCaechen, 2001). Ekonom mengasumsikan
bahwa bahwa selera sebagai sesuatu yang ada begitu saja dan relatif stabil, sehingga
6
tiap orang mungkin saja mempunyai selera sendiri tetapi selera individual tidak
dalam keadaaan berubah yang terus menerus. Selera atas beberapa produk memang
berubah sepanjang waktu tetapi selera cukup stabil sehingga dapat
menggunakannkya sebagai dasar hubungan antara harga dan jumlah yang diminta.
Jika selera tidak cukup stabil maka tidak dapat membuat asumsi dalam analisis
permintaan (Mcaechen, 2001).
Utilitas dibedakan menjadi dua yaitu utilitas total dan utiitas marginal.
Utilitas total adalah Kepuasan total yang dinikmati konsumen karena melakukan
konsumsi. Sebagai contoh, utilitas total adalah kepuasan yang didapatkan dengan
mengkonsumsi empat gelas air. Utilitas marginal adalah perubahan utilitas total
akibat adanya perubahan konsumsi suatu.
2.3. Model Perilaku Konsumen
Pemahaman terhadap perilaku konsumen bukanlah suatu hal yang mudah
untuk dilakukan, karena terdapat banyak faktor yang berpengaruh dan saling
interaksi satu sama lainnya, sehingga pendekatan pemasaran yang dilakukan oleh
suatu perusahaan harus benar-benar dirancang sebaik mungkin dengan
memperhatikan faktor-faktor tersebut. Selain itu, para pemasar harus mampu
memahami konsumen, dan berusaha mempelajari bagaimana mereka berperilaku,
bertindak dan berpikir. Walaupun konsumen memiliki berbagai macam perbedaan
namun mereka juga memiliki banyak kesamaan. Para pemasar wajib memahami
keragaman dan kesamaan konsumen atau perilaku konsumen agar mereka mampu
memasarkan produknya dengan baik.
Pemasar yang mengerti perilaku konsumen akan mampu memperkirakan
bagaimana kecenderungan konsumen untuk bereaksi terhadap informasi yang
diterimanya, sehingga pemasar dapat menyusun strategi pemasaran yang sesuai.
Tidak dapat diragukan lagi bahwa pemasar yang memahami konsumen akan
memiliki kemampuan bersaing yang lebih baik.
Menurut Kotler (2008) keputusan seseorang atas merek, kategori produk,
tempat untuk didatangi, waktu pembelian, dan jumlah pembelian, merupakan hasil
dari rangsangan (stimulasi) yang berasal dari luar dirinya. berikut gambaran model
perilaku konsumen menurut kotler :
7
Table 2.1
Prilaku Konsumen
Pada tabel ditujukan perilaku konsumen dalam melakukan keputusan
pembelian, baik rangsangan dari dalam pemasaran maupun rangsangan lain yang
berasal dari luar pemasaran. Rangsangan tersebut meliputi psikologi konsumen dan
karakteristik konsumen sehingga konsumen dapat memutuskan suatu tindakan
dalam keputusan pembelian. Oleh sebab itu, pemasar harus dapat mengetahui dan
memahami karakteristik dan psikologi setiap calon konsumen dalam proses
keputusan pembelian.
2.4. Kerangka Konseptual Penelitian
Berdasarkan teori-teori yang telah diungkapkan diatas, peneliti membentuk
hipotesis penelitian yang secara rinci ditunjukan dalam gambar 1. Sebagai berikut:
8
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual Penelitian
Hipotesis yang dibentuk dalam penelitia ini adalah:
Ho1 Kualitas dan harga, informasi dan pengetahuan produk, dan kondisi sosial
secara parsial dan signifikan memengaruhi konsumsi atas produk budaya.
Ha1 Kualitas dan harga, informasi dan pengetahuan produk, dan kondisi sosial
secara parsial dan signifikan tidak memengaruhi konsumsi atas produk
budaya.
Ho2 Kualitas dan harga, informasi dan pengetahuan produk, dan kondisi sosial
secara simultan dan signifikan memengaruhi konsumsi atas produk budaya.
Ha2 Kualitas dan harga, informasi dan pengetahuan produk, dan kondisi sosial
secara simultan dan signifikan tidak memengaruhi konsumsi atas produk
budaya.
Berikut adalah indicator pengukuran untuk setiap variable yang terdapat
dalam penelitian ini. Table 1. juga dilengkapi dengan rujukan dalam menentukan
indicator dari setiap varibel.
9
Tabel 2.2
Elemen, Indikator, dan Rujukan
Element Indicative Variabel Author
Kualitas dan Harga 1. Memiliki standar kualitas yang dapat diterima dan harga yang wajar;
2. Menjadi pilihan terbaik jika mereka memiliki harga yang sama dengan produk;dan
3. Dapat dimanfaatkan dan sudah tersedia di pasar.
Lin and Chan (2012); Gleim et al. (2013); Zhao et al. (2014); Laroche et al. (2001); Cherian and Jacob (2012).
Informasi dan Pengetahuan 1. Memiliki lebih banyak informasi tentang produk akan memengaruhi keputusan untuk membeli;
2. Informasi tentang produk dapat diandalkan;
3. Label dan kemasan yang menyebutkan fitur produk akan berkontribusi pada keputusan untuk membeli;
4. Iklan yang menjelaskan manfaat dokter akan mempengaruhi keputusan untuk membeli;
Lai (1993); Cherian and Jacob (2012); Spangenberg et al. (2010); Leire and Thiedell (2005); Gleim et al. (2013); Tseng and Hung (2013).
Kondisi sosial 1. Menghargai produk budaya, konsumsi produk menghasilkan bisnis baru;
2. Konsumsi produk budaya berkontribusi bagi masyarakat sekarang dan di masa depan;
3. Pendapatan yang lebih besar atau gaji yang lebih tinggi akan mendorong konsumsi produk budaya;
4. Kontribusi keuangan atau tindakan sukarela untuk mendorong konsumsi produk budaya.
Lin and Huang (2012); Veeravatnanond et al., (2012); Williams and Parkman (2003); Schlegelmilch et al. (1996).
10
2.5 Roadmap Penelitian
Gambar 2.2 Roadmap Penelitian
Roadmap atau peta jalan penelitian dibagi mennjadi empat (4) tahun dan
tahapan. Tahun pertama, penelitian telah dilakukan yaitu melakukan penelitian
mengenai model pengembangan produk budaya. Tahun pertama penelitian telah
menemukan bahwa pengembangan produk budaya harus melalui dengan strategi
fashion dan advertising system yang kuat sehingga produk budaya dapat terus
tersedia dan terjaga keberlangsungannya. Tahun kedua, peneliti merancang
penelitian mengenai model konsumsi dari produk budaya. Dengan penelitian ini
diharapkan akan diketahui bagaimana prilaku konsumen terhadap produk budaya.
Tahun ketiga, direncanakan penelitian mengambil tema mengenai model inovai dan
kreasi dari produk budaya. Tahun keempat, direncanakan penelitian akan
mengambil tema mengenai pendekatan sociopreneurship sebagai model bisnis
produk-produk budaya.
11
2.6. Kontribusi Penelitian
Secara spesifik, hasil penelitian ini diharapkan dapat menangkap fenomena
empiric dan memberikan bukti penerapan model model konsumsi pada produk
budaya. Lebih lanjut, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan
untuk riset-riset mendatang bagi para peneliti yang berminat dalam bidang sejenis
atau dalam bidang lain yang terkait.
Kontribusi praktik hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat khususnya dalam hal informasi tentang kelebihan dan kekurangan
kebijakan, model dan strategi yang diterapkan, sehingga infromasi tersebut dapat
digunakan sebagai dasar evaluasi kebijakan, model dan strategi yang akan datang.
Lebih luas informasi tersebut dapat berguna untuk produk budaya lainya, sehingga
model dan strategi yang digunakan dapat dijalankan lebih efisien dan efektif.
12
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Alur Penelitian
Pada bab ini akan dijelaskan cara atau metode yang akan dipakai untuk
mencapai tujuan penelitian sehingga manfaat penelitian yang diharapkan juga dapat
terpenuhi. Berikut adalah gambar diagram fishbone yang merinci proses penelitian
dari tahapan awal sampai tahap akhir :
Gambar 3.1 Alur Penelitian
Proses penelitian adalah tahapan-tahapan yang dilakukan peneliti untuk
mendapatkan, mengelola atau memproses, kemudian menganalisa data penelitian.
Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan tahap-tahap sebagai berikut:
Tabel 3.1 Tahapan, Aktivitas,
Luaran, dan Indikator Sukses Penelitian
Tahapan Aktivitas Luaran Indikator Sukses
1 Pengumpulan Data 1. Menentukan Populasi
2. Memilih Sampel
Terkumpulnya data populasi dan terpilihnya sampel penelitian.
13
Tahapan Aktivitas Luaran Indikator Sukses
2 Proses Data 1. Data excel kuisioner yang sesuai dengan kriteria alat analisis
2. Hasil proses data dari alat analisis
Data dapat running pada alat analisis dan memberikan output.
3 Memastikan Data 1. Ouput yang telah selesai diperiksa sesuai dengankaidah statistik.
Output hasil proses data dapat digunakan pada proses selanjutnya.
4 Analisis Data 1. Visualisasi hasil. 2. Mendiskripsikan
hasil.
Output dapat divisualisasikan melalui grafik, dll. Output dapat didiskripsikan.
5 Diskusi Hasil Penelitian
1. Implikasi hasil penelitian.
2. Saran penelitian.
Hasil penelitian memberikan impikasi dan saran untuk kemajuan keilmuan dan praktik.
3.2. Proses Teknis dan Analisis Penelitian
Langkah teknis awal untuk pernelitian ini adalah pengumpulan data dengan
menggunkan kuesioner yang telah disusun sebelumnya. Kuisioner menggunakan 5
skala likert sebagai alat penilaian jawaban dari responden penelitian. Responden
yang terlibat yaitu konsumen dari produk-produk budaya yang mewakili
karakteristik. Jumlah respoden yang di targetkan adalah sebanyak 100 responden.
Setelah proses pengumpulan data selesai dilakukan, langkah selanjutnya adalah
melakukan input data pada software yang kemudian akan dilakukan proses olah
data menggunkan alat analisis smartPLS versi 3.3.3. Hasil olah data selanjutnya
akan dilakukan analisa mendalam juga dilakukan diskusi atas hasil tersebut.
14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembahasan pada bab ini meliputi hasil penelitian terhadap hasil studi
lapangan yang diperoleh dengan menggunakan kuesioner untuk mengukur
variabel-variabel yang diteliti. Pembahasan pada bab ini difokuskan pada analisis
secara mendalam atas hasil penelitian. Hasil yang ditampilkan dalam bab ini
meliputi; hasil pilot tes, deskripsi responden, hasil pengujian data, serta statistik
deskriptif variabel penelitian, kemudian hasil pengujian hipotesis,dan pembahasan
atas temuan penelitian.
4.1. Pilot-Test Konstruk
Pilot test dilakukan dalam rangka mencari kepastian awal apakah kontruk
dan indicator yang membentuknya memberikan sinyal baik untuk kelanjutan
analisa data. Setelah menyakinkan peneliti bahwa indikator-indikator dalam
kuisioner telah lengkap dan dapat dipahami oleh responden penelitian maka ini
adalah titik awal dimana data akan dipakai dalam keseluruhan proses penelitian.
Pilot test dilakukan dengan menyebar kusioner pada responden penelitian yaitu
sebanyak 31 kuisioner. Hasil dari proses pilot test dapat dilihat pada tabel overview
algoritma dibawah ini:
Tabel 4.1
Tabel Algoritma
AVE
Communality
Composit Reliability
R Square
Cronbachs Alpha
Redudancy
Kualitas dan Harga 0,38 0,38 0,82 0,89 Informasi dan Pengetahuan 0,62 0,62 0,93 0,92 Kondisi sosial 0,51 0,51 0,91 0,89 Konsumsi PB 0,41 0,41 0,75 0,70
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa seluruh konstruk memiliki nilai
15
composite realiability diatas 0,7 dan nilai cronbachs alpha menunjukan angka diatas
0,6 sehingga dapat dikatakan intrument dalam penelitian ini reliabel. Hartono
(2008:52) mengatakan bahwa pada tahapan awal dari studi, nilai reliabilitas yang
cukup adalah antara 0,5 sampai dengan 0,6.
Dalam penelitian ini penilaian dalam pengujian validitas didasarkan pada tiga
parameter, yaitu nilai AVE dan Communality yang lebih dari 0,5 dan nilai Faktor
Loading yang lebih dari 0,7. Dari tabel 5.1 dapat dilihat nilai AVE dan
Communality dari konstruk motivasi kualitas dan mencari ilmu menunjukan angka
dibawah 0,5, ini mengindikasikan bahwa terdapat indikator pertanyaan yang kurang
valid, sehingga peneliti harus melakukan diskusi ulang dengan responden
penelitian. Hasil diskusi menunjukan tidak ada perbedaan pemahaman dalam hal
makna dari pertanyaan penelitian, sehingga peneliti tidak menghapus atau merubah
pertanyaan dalam kuisioner penelitian.
4.2. Statistik Deskriptif
Tabel 4.2 menunjukan dan menyajikan nilai statistic deskriprif untuk setiap
item konstruksi yang digunakan dalam penelitian ini. Berikut hasil uji statsitik
deskripsi secara rinci:
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif
16
Tabel diatas menunjukan dari jumlah responden sebanyak 46, dengan rentang skala
jawabab responden 1 samapi dengan 5, rata-rata responden (mean) memberikan
nilai 4 dan minimal memeberikan nilai 2 pada setiap item pertanyaan penelitian.
Nilai standart deviasi memberikan informasi kepada kita semua mengenai suatu
ukuran penyimpangan. Dengan kreteria jika mempunyai nilai kecil maka data yang
digunakan mengelompok di sekitar nilai rata-rata. Nilai skewness digunakan untuk
melihat tingkat kenormalan data. Sukmawati (2013) mengatakan bahwa untuk
memenuhi keriteria kenormalan data, skewness mempunyai nilai lebih kecil ± 1.
Tabel 4.2 menunjukan semua nilai dari konstruk dalam penelitian memiliki nilai
skewness lebih kecil ± 1, maka model penelitian ini telah memenuhi asumsi
kenormalan data.
4.2 Evaluasi Model Utama
Statistik deskriptif telah memberikan kita gambaran awal bagaimana
penelitian ini dapat dimulai. Tahapan awal adalah hal yang juga krusial agar dapat
memastikan perencanaan penelitian lanjutan dapat memberikan hasil yang sesuai
dengan tujuan. Analisis pendahuluan dilakukan dengan analisis validitas dan
realitibiltas dari intrumen penelitian yang dipakai. Evaluasi model dilakukan
dengan tiga tahapan, yaitu pengujian terhadap validitas konvergen, pengujian
validitas diskriminan, serta pengujian reliabilitas.
4.2.1. Validitas Konvergen
Penilaian dalam pengujian validitas konvergen didasarkan pada tiga
parameter, yaitu nilai Avarage variance yang lebih dari 0,5. Lebih lanjut untuk
memastikan semua indicator yang dipakai untuk mengukur konstruk dalam
penelitian ini dan nilai faktor dari Outer Loading dipersyaratkan lebih dari 0,7.
Secara rinci tabel 4.2 menunjukan validitas konvergen dengan kreteria nilai
average variance lebih dari 0,5 sudah tercapai.
17
Tabel 4.2
Tabel Realibiltas dan Validitas Konstruk
Croncbach's Alpha
rho_A Composite Reliability
Ave. Variance
Laten Var 1 0,888 0,9959 0,921 0,745 Laten Var 2 0,910 0,911 0,937 0,789 Laten Var 3 0,907 0,964 0,928 0,722 Laten Var 4 1,000 1,000 1,000 1,000
Lebih lanjut, validitas konvergen dari konstruk dalam penelitian ini juga
mempertimbangan nilai dari Outer Loading. Tabel 4.3 menunjukan nilai outer
Loading yang telah memenuhi kreteria penilaian yaitu setiap indikator yang dipakai
dalam mengukur konstruk memiliki nilai lebih dari 0,7. Hal tersebut menenujukan
dari dua metode pengukuran validitas dapat diyakini bahwa indikator dan konstruk
sepenuhnya telah valid.
Tabel 4.3
Tabel Outer loading
Latent Var 1 Latent Var 2 Latent Var 3 Latent Var 4 I1 0,840 I1 0,890 I1 0,802 I1 0,917 I2 0,930 I2 0,921 I2 0,823 I2 0,876 I3 0,798 I3 0,798 I3 0,864 I3 0,934 I3 0,847 I4 1,000
Berdasarkan Tabel Algoritma 5.6 yang ditampilkan diatas, dapat diketahui
nilai AVE dan Communality disetiap konstruk adalah lebih dari 0,5. Hasil
18
pengujian outer loading pada tabel 5.7 Outer Loading juga menunjukan seluruh
indikator mempunyai nilai lebih besar dari 0,7. Hasil pengujian menunjukan bahwa
validitas konvergen dari instrumen penelitian yang dipakai telah terpenuhi.
4.2.2. Validitas Diskriminan
Setelah menilai validitas konvergen, tahap selanjutnya adalah mengukur
validitas diskriminan setiap konstruk yang dipakai dalam penelitian. Lapisan
tahapan pemeriksaan pada penelitian untuk memastikan tingkat validitas telah
memenuhi persyaratan. Table 4.3 menunjukan nilai dari validitas diskriminan
setiap konstruk. Kreteria yang dipakai dalam pengukuran yaitu nilai setiap konstruk
diatas 0,7 untuk setiap cross loading. Dari hasil olah data nilai validitas diskriminan
dari setiap konstruk telah terpenuhi.
Tabel 4.3
Tabel Validitas Diskriminan
Latent Var 1 Latent Var 2 Latent Var 3 Latent Var 4 Laten Var 1 0,863
Laten Var 2 0,963 0,888
Laten Var 3 0,259 0,207 0,850
Laten Var 4 0,219 0,214 0,847 1,000
4.2.3. Pengujian Reliabilitas
Setelah melakukan pengujian terhadap validitas konstruk dan memperoleh
data keseluruhan nilai yang valid, maka selanjutnya dilakukan pengujian terhadap
reliabilitas. Uji reliabilitas dapat dilakukan dengan dua metode yaitu a) nilai
Cronbach’s Alpha yang nilainya harus lebih besar dari 0,6 dan b) nilai Composite
Reliability yang harus lebih besar dari 0,7. Berdasarkan tabel Alogaritma 4.2 yang
ditampilkan dalam sub bab sebelumnya, semua variabel mempunyai nilai
Cronbach’s Alpha > 0,6 dan nilai Composite Reliability > 0,7 sehingga semua
variabel telah memenuhi kreteria.
19
4.3. Analisis Model Utama
Berdasarkan tahapan yang telah dilakukan diawal, maka dapat disimpulkan
bahwa data dan hasil pengukuran variabel penelitian yang dilakukan dianggap
memenuhi uji validitas dan reliabilitas. Oleh karena itu, gambaran model utama dari
penelitian dapat ditampilkan sebagai berikut:
Gambar 4.1
Model Alogaritma
Secara umum gambar model algoritma dari penelitian ini telah memberikan
informasi mengenai hubungan antara variabel dependen dan independent. Namun
nilai-nilai yang terinci digunakan dalam tabel 4.4 sehingga analisis hubungan jalur
dapat dianalisa lebih dalam.
20
Tabel 4.4
Tabel Total Jalur
Original
Sample (o)
Sample
Mean (M)
Standard Deviatio
n (STDEV)
T-Statistc
s
P Values
Laten VAR 1 to VAR 4 -0,543 -0,342 0,423 1,284 0,200 Laten VAR 2 to VAR 4 0,557 0,348 0,450 1,237 0,217 Laten VAR 3 to VAR 4 0,873 0,871 0,054 16,058 0,000
4.4. Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini kami merumuskan dugaan atas setiap variabel
dependen berhubungan atau memiliki pengaruh terhadap variabel independent.
Variable dependen kami adalah Kualitas dan Harga, Informasi dan Pengetahuan,
dan Kondisi social. Lebih lanjut variabel dependen tersebut diduga memengaruhi
variabel independent yaitu Konsumsi Produk Budaya. Secara rinci hasil olah data
dan analisis semua variabel tersebut kami jelaskan lebih lanjut.
Hipotesis 1
Hipotesis ini memiliki dugaan bahwa variabel kualitas dan harga
berpengaruh terhadap konsumsi produk budaya. Table 4.4 menunjukan nilai jalur
dari hipotesis kualitas dan harga terhadap konsumsi produk budaya. Nilai t-statistik
dari hipotesis pertama ini sebesar 1,284 atau dibawah 1,64. Kondisi ini dapat
diartikan bahwa kualitas dan harga tidak memiliki pengaruh terhadap produk
budaya. Oleh karena itu, dugaan atas hubungan antara variabel tidak dapat
didukung.
Hipotesis 2
Hipotesis kedua memiliki dugaan bahwa variabel informasi dan
pengetahuan berpengaruh terhadap konsumsi produk budaya. Dengan nilai t-
statistik 1,237 atau dibawah 1,64, maka variabel ini juga tidak memiliki pengaruh.
Berdasarkan hasil tersebut pengaruh atas informasi dan pengetahuan yang diduga
memiliki pengaruh terhadap konsumsi produk budaya tidak dapat didung.
21
Hipotesis 3
Hipotesis terakhir adalah dugaan atas kondisi social yang memengaruhi
konsumsi produk budaya. Untuk itu, maka pertimbangan nilai dari t statistic
kembali dipertimbangkan. Tabel 4.4 menunjukan nilai t statistic dari variabel
kondisi social adalah 16,058 atau diatas 1,64. Berdasarkan hal tersebut maka
hipotesis atas kondisi social memengaruhi konsumsi produk budaya dapat
didukung. Keyakinan atas nilai t statistic juga dikonfirmasi dengan nilai p value
0,000 yang dapat diartikan secara positif.
4.5. Diskusi Pembahasan dan Implikasi
Hasil dari langkah-langkah statistic dalam penelitian ini telah dilewati.
Angka-angka pada sub bab sebelumnya menunjukan semua proses penelitian
dengan metode yang dirancang dan diterapkan berhasil memberikan kesempatan
peneliti mencapai tujuan penilitian. Lebih lanjut, bagian yang juga penting untuk
dilakukan dalam penelitian adalah membahas nilai dan angka-angka statistic yang
telah dihasilkan. Harapan terbesar dari penelitian ini adalah dapat memberikan
implikasi praktis khususnya yang berkaitan dengan produk budaya. Bagian ini akan
menyajikan pembahasan berdasarkan model kausal yang diperoleh, implikasi hasil
dan arah penelitian masa depan yang terkait dengan penelitian ini.
4.5.1 Pengaruh Kualitas dan Harga Terhadap Konsumsi Produk Budaya
Hasil pengolahan data secara statistik yang telah dibahas sebelumnya
menunjukan hasil yang berlawanan hipotesis penelitian. Kualitas dan harga produk
budaya secara signifikan tidak memengaruhi konsumsi produk itu sendiri.
Responden penelitian menganggap bahwa kualitas produk budaya bukan hal yang
dianggap memotivasi untuk membeli. Hal itu juga didukung dengan responden
yang tidak mempermasalahkan harga yang relative mahal dari produk budaya.
Secara umum responden berpendapat bahwa konsumsi mereka akan produk budaya
bukan ditentukan dari kualitas dan harga produk.
Lebih lanjut, persepsi lain dari yang dapat ditangkap dari isian respon
respoanden adalah konsumen produk budaya tidak mengetahui secara pasti
22
tingkatan kualitas yang harus terkadung dalam produk budaya. Pengamatan mereka
atas kualitas produk juga sangat minim. Fakta lapangan juga menunjukan tidak ada
nya harga yang pasti dari setiap produk budaya yang diperjualbelikan. Harga
produk hanya berdasarkan prakiraan penjual yang dihitung dari biaya modal
produksi.
4.5.2 Pengaruh Informasi dan Pengetahuan Terhadap Konsumsi Produk
Budaya
Hipotesis penelitian selanjutnya adalah dugaan atas informasi dan
pengetahuan yang memengaruhi konsumsi produk budaya. Hasil statistik juga
menunjukan hasil yang berbeda dengan dugaan awal penelitian. Informasi dan
pengetahuan secara penuh dan signifikan tidak memengaruhi konsumsi produk
budaya. Hal ini dapat disebabkan responden penelitian memiliki pengetahuan yang
rendah mengenai produk budaya. Kondisi tersebut ddidukung dengan keterbatasan
informasi yang disampaikan oleh produsen dan penjual produk budaya. Informasi
yang singkat dan lugas penting untuk tersampaikan kepada konsumen. Arus
informasi mengenai produk budaya dapat menjadi saluran promosi yang rendah
biaya. Semakin informasi tersebar maka diharapkan pengetahuan akan fungsi dan
manfaat dari produk budaya dapat menjakau pada tataran konsumen yang lebih
luas.
4.5.3 Pengaruh Kondisi Sosial Terhadap Konsumsi Produk Budaya
Pada tahapan akhir kami merancang dugaan atas kondisi social yang
memengaruhi konsumsi produk budaya. Hasilnya cukup menggembirakan, dengan
dasar hasil olah data statistik kami yang menunjukan bahwa kondisi social adalah
variabel yang memengaruhi konsumsi produk budaya. Kondisi social yang
mendukung adanya kebanggaan dalam memakai produk budaya menjadi hal yang
penting menurut responden penelitian. Model dan design produk budaya yang
otentik dan tidak terpengaruh oleh zaman juga adalah hal yang membuat konsumen
untuk memutuskan dalam membeli produk budaya. Lebih dalam keinginan
responden dalam memberikan kontribusi berkelanjutan menjadi jalur produk
budaya untuk tetap dikonsumsi.
23
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Proses penelitian telah melalui tahapan dengan dasar teori yang kuat dan
metode yang sesuai dengan tujuan penelitian. Penelitian ini dilakukan sebagai
bahan kajian ilmiah didasarkan pada kebutuhan untuk memahami bagaimana
konsumen produk budaya dalam memutuskan untuk mengkonsumsi produk
budaya. Lebih lanjut, hal yang sangat kruisal adalah juga memahami aspek-aspek
yang mempengaruhi keputusan tersebut. Penelitian mengeksplorasi sikap
konsumen sebagai langkah pertama, topik yang terkait dengan konsumsi produk
budaya diidentifikasi dalam literatur dan dikelompokkan dalam elemen yang
mendukung kerangka teoritis. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
sampel yang sebagian besar terdiri dari konsumen produk budaya. Berdasarkan
kumpulan data, model akhir dibuat melalui parcial lest square.
24
DAFTAR PUSTAKA
Cherian, J., Jacob, J., 2012. Green Marketing: A study of consumers’ attitude
towards environment friendly products. Asian Science Society. 8, 117-
126.
Efendi. A. 2016. Refleksi Bussiines Model Perusahaan Sosial Dengan
Pendekatan Outobiografi Dalam Menunjang Pembiayaan Petani
Jagung di Lampung. Prosiding: Membangun Produk Lokal Di pasar
Global.
Fariadi, H. and Saputra, B., 2019. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Konsumsi Kopi Bubuk 1001 Di Kota Bengkulu. AGRITEPA: Jurnal
Ilmu dan Teknologi Pertanian, 6(2), pp.64-73.
Hartoyo, A., 2012. Eksplorasi Etnomatematika Pada Budaya Masyarakat
Dayak Perbatasan Indonesia-Malaysia Kabupaten Sanggau Kalbar.
Jurnal Penelitian Pendidikan, 13(1), pp.14-23.
Kotler, Philip. 2003. Marketing Manajemen. Elevent Edition. New Jersey:
Prentice Hall Inc.
Leire, C., Thidell, A. K., 2005. Product-related environmental information to
guide consumer purchases e a review and analysis of research on
perceptions, understanding and use among Nordic consumers. J. Clean.
Prod. 13, 1061-1070.
Lorek, S., Fuchs, D., 2013. Strong sustainable consumption governance e
precondition for a degrowth path? J. Clean. Prod. 38, 36-43.
O’Neill Jr., G., Hershauer, J., Golden, J., 2009. The Cultural Context of
Sustainability. Entrepreneurship. 2009 Greenleaf Publishing Ltd –
avaiable in http://www.greenleaf- publishing.com.
Rahman, A., Rahmatia, R. and Nurbayani, N., 2020, July. Model pola
konsumsi mahasiswa dilihat dari literasi keuangan. In FORUM
EKONOMI (Vol. 22, No. 2, pp. 165-176).
Spangenberg, J. H., Fuad-Luke, A., Blincoe, K., 2010. Design for
Sustainability (DfS): the interface of sustainable production and
consumption. J. Clean. Prod. 18, 1485-1493.
25
Pugersari, Dewi, Syarief, Achmad, & Larasati, Dwinita. 2013. Eksperimen
Pengembangan Produk Fungsional Bernilai Komersial Berbahan Baku
Tempurung Kelapa Berusia Muda dengan Teknik Pelunakan
Vivit, Barthoven. N. & Damayanti. 2017. Merawat Pengetahuan Lokal
Menjadi Potensi Ekonomi Kreatif dan Pariwisata Pada Masyarakat
Adat Sai Batin Keratuan Semaka Tanggamus Lampung. Seminar
Nasional FISIP Unila: Membangun Etika Sosial Politik Menuju
Masyarakat yang Berkeadilan.
Zhao, H., Wu, Y., Wang, Y., Zhu, X., 2014. What affects green consumer
behavior in China? A case study from Qingdao. J. Clean. 63, 143-161.