laporan penelitian dasar universitas lampung

30
LAPORAN PENELITIAN DASAR UNIVERSITAS LAMPUNG MODEL PRILAKU KOMSUMEN PADA PRODUK BUDAYA Drs. A. Efendi.,MM 6687060 Diang Adistya S.Kom.,M.Si 6685432 PROGRAM ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG 2021

Upload: others

Post on 26-Jan-2022

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PENELITIAN DASAR UNIVERSITAS LAMPUNG

LAPORAN

PENELITIAN DASAR

UNIVERSITAS LAMPUNG

MODEL PRILAKU KOMSUMEN PADA PRODUK BUDAYA

Drs. A. Efendi.,MM 6687060 Diang Adistya S.Kom.,M.Si 6685432

PROGRAM ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

2021

Page 2: LAPORAN PENELITIAN DASAR UNIVERSITAS LAMPUNG

i Scanned by TapScanner

Page 3: LAPORAN PENELITIAN DASAR UNIVERSITAS LAMPUNG

i

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK .................................................................................................................. ii

RINGKASAN ............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1

1.2 Rumusan Permasalahan .................................................................... 3

1.3 Tujuan ................................................................................................ 3

1.4 Urgensi Penelitian .......................................................................... 4

1.5 Temuan dan Target Penelitian ........................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Produk Budaya .............................................................................. 5

2.2 Teori Prilaku Konsumen ................................................................... 5

2.3 Model Prilaku Konsumen ................................................................. 6

2.4 Kerangka Konseptual Penelitian ....................................................... 8

2.5 Roadmap Penelitian .......................................................................... 10

2.6 Kontribusi Penelitian ........................................................................ 11

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Alur Penelitian .................................................................................. 12

3.2 Proses Teknis dan Analsis Penelitian ............................................... 13

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pilot test Konstruk ............................................................................ 14

4.2 Statistik Deskrptif… ......................................................................... 15

4.3 Evaluasi Model Utama… .................................................................. 16

4.4 Validitas Konvergen… ..................................................................... 16

4.5 Validitas Diskriminan… ................................................................... 18

4.6 Pengujian Realibitas… ..................................................................... 18

4.7 Analisa Model Utama… ................................................................... 19

4.8 Uji Hipotesis… ............................................................................. 20

4.9 Diskusi Pembahasan dan Implikasi… .............................................. 21

BAB V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan .............................................................................. 23

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 4: LAPORAN PENELITIAN DASAR UNIVERSITAS LAMPUNG

ii

MODEL PRILAKU KONSUMEN PADA PRODUK BUDAYA

Oleh :

Drs. A. Efendi.,MM Diang Adistya S.Kom.,M.Si

Abstrak Produk budaya rata-rata hanya menjadi atribut budaya, dalam arti produk yang dihasilkan tidak memiliki nilai komersial yang mumpuni. Rata-rata produk budaya hanya berakhir pada etalase museum. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengungkap model prilaku konsumen sebagai bentuk usaha meningkatkan komesialitas produk budaya. Penelitian ini dilaksanakan sepanjang tahun 2021, dengan rencana kegiatan diataranya pengumpulan data, studi lapangan, olah data dan analisis, serta evaluasi penelitian. Pendekatan penelitian yang akan digunakan ialah pendekatan kuanlitatif dengan menggunakan alat analisis keprilakuan dengan alat analisis PLS. Hasil penelitian ini berupa model prilaku konsumen pada produk budaya yaitu kondis sosial yang memengaruhi konsumsi produk budaya, sedangkan kualitas dan harga, juga informasi dan pengetahuan adalah variabel yang terbukti tidak memengaruhi konsumsi produk budaya Kata kunci : Model Prilaku, Konsumsi, Produk Budaya

Page 5: LAPORAN PENELITIAN DASAR UNIVERSITAS LAMPUNG

iii

RINGKASAN

Permasalahan produk budaya yang dapat timbul selain model pengembangan yang harus tepat adalah tingkat konsumsi yang rendah. Berbagai faktor yang dapat memengaruhi diantaranya variabel kualitas dan harga produk, informasi dan pengetahuan mengenai produk, dan kondisi sosial. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui model dan pola konsumsi yang diwakili oleh variabel-variabel tersebut diharapkan diketahui apa dan bagaimana pola konsumsi dari produk budaya seiring waktu. Target khusus dari hasil penelitian dengan tema model konsumsi produk budaya ini adalah memberikan kebermanfaatan pada produk budaya sehingga dapat mempertahankan keberlangsungannya. Metode yang dipakai adalah dengan pendekatan kuantitatif, lebih rinci kuantitatif keperilakuan dalam rangka mencapai tujuan dan target penelitian. Akhirnya luaran dari penelitian ini dapat menjadi sumber karya ilmiah yang bermanfaat, lebih lanjut kebermanfaatan yang dapat diterapkan langsung pada masyarakat Lebih lanjut, proses olah dan analisa data penelitian dilakukan oleh semua tim peneliti yang direncanakan akan berlangsung sepanjang bulan April sampai dengan Juni tahun 2021. Kegiatan lain yang mendukung kegiatan penelitian akan dilakukan pada Laboratorium, Perpustakaan dan Ruang Baca Universitas Lampung. Luaran penelitian yang dijanjikan oleh tim peneliti adalah berupa artikel yang dimuat pada Jurnal Internasional Bereputasi (Scopus Q3) yaitu Journal of Asian Finance, Economics and Business, sedangkan luaran tambahan yang menjadi sasaran tim peneliti adalah artikel yang akan dipaparkan dalam The 4TH International Confrence of Economics, Business and Entepreneurship.

Page 6: LAPORAN PENELITIAN DASAR UNIVERSITAS LAMPUNG

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lampung merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki

berbagai macam produk hasil olahan warga lokal. Hasil olehan tersebut merupakan

produk budaya asli yang keterampilan dalam hal proses produksinya dilakukan oleh

penduduk asli lampung (pribumi). Produk budaya tersebut merupakan hasil

produksi masyarakat lokal yang hanya digunakan untuk keperluan budaya misalnya

upacara adat (pernikahan, khitan, dll). Produk budaya dapat berupa makanan,

pakaian, arsitektur bangunan, tekhnologi, dan lain-lain. Faktanya dilapangan saat

ini, keanekaragaman produk budaya yang dihasilkan tidak diikuti dengan

kemampuan melestarikan yang berujung pada pemberdayaan. Pemberdayaan

produk budaya dapat didefenisikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh kelompok

sosial masyarakat atas produk budaya yang dihasilkan dengan tujuan untuk

melakukan peningkatan taraf sosial terutama dalam aspek ekonomi.

Pemberdayaan produk budaya yang bertujuan untuk mendapatkan manfaat

ekonomi selain harus memperhatikan model pengembangannya, juga harus

memperhatikan pola prilaku konsumen (Efendi dan Prasetya, 2020). Manfaat

ekonomi menjadi penting agar produk budaya tidak hanya dipamerkan didalam

museum dengan mengharapkan adanya wisatawan yang melihat (bukan membeli).

Permasalahan pengembangan produk yang berbasis budaya lokal (sovenir, oleh-

oleh khas, dan barangbarang lainnya) memiliki berberapa kendala diantaranya

sumber daya manusia yang tidak kreatif dan inovatif dalam mengembangkan

produk, sehingga produk tersebut tidak memiliki nilai komersial (dapat dijual)

untuk mendatangkan pendapatan (Vivit dan Damayanti, 2017). Oleh karena itu

pengembangan produk budaya juga harus memperhatikan pola prilaku konsumen

sebagai pembeli, pertimbangan-pertimbangan dalam hal keputusan pembelian

produk dapat dilihat dari sisi ini.

Konsumen secara umum bertumbuh dengan pola konsumsi yang

meningkat. Prilaku konsumen terhadap keputusan membeli suatu produk

dipegaruhi berbagai macam pertimbangan. Menyediakan produk budaya sebagai

Page 7: LAPORAN PENELITIAN DASAR UNIVERSITAS LAMPUNG

2

produk konsumsi harian akan memberikan tambahan pilihan kepada konsumen.

Produk budaya merupakan produk yang diciptakan tidak dengan tujuan komersial,

namun untuk tetap menjaga keberlangsungan nya produk budaya bergeser melalui

model transaformasi produk yaitu fashion system dan advertising system (Efendi,

2020). Penelitian ini menganggap produk budaya sebagai produk yang berjuang

untuk tetap tersedia, sehingga usaha keberlangsungan untuk tetap menjadi produk

yang dibutuhkan konsumen dapat tercapai.

Feriadi dan Saputra tahun 2019 dalam penelitiannya menyatakan tingkat

konsumsi kopi sebagai produk budaya lokal masih rendah, dengan penentu

pertimbanagan konsumsi yang signifikan salah satunya adalah harga produk.

Sejalan dengan hal tersebut pengetahuan keuangan yang dimiliki konsumen

menjadi pengaruh langsung terhadap pola konsumsinya (Rahman, dkk, 2020). Hal

ini dapat diartikan bahwa model konsumsi produk budaya juga dapat dipengaruhi

oleh harga dan kualitas dari produk.

Lebih lanjut, informasi dan pengetahuan yang mempengaruhi keputusan

pembelian adalah yang mencakup detail tentang fitur produk, manfaat lingkungan,

efek kesehatan, dan potensi manfaat ekonomi yang dapat dihasilkan dalam jangka

menengah dan panjang (Leire dan Thiedell, 2005). Konsumen akan tertarik

terhadap suatu produk yang mereka konsumi saja, dan cederung akan mencari

informasi lebih mengenai produk tersbut dan tidak tertarik untuk menerima

informasi tentang produk lainnya (Cherian dan Jacob, 2012). Hanya individu yang

termotivasi untuk mengkonsumsi suatu produk yang cenderung mencari informasi

tentang produk dan manfaat terkait kepada konsumen, baik secara individu maupun

kolektif (Spangenberg et al., 2010). Hal ini menyatakan bahwa model dan pola

prilaku konsumsi dari produk budaya dapat dipengaruhi oleh informasi dan

pengetahuan konsumen mengenai produk.

Variabel penutup dari dugaan model dan pola konsumsi produk budaya

dapat dipengaruhi konteks social. Konsumsi berkelanjutan dapat dipengaruhi oleh

aspek sosial; perilaku kelompok konsumen; dan kehidupan pribadi, sosial, dan

ekonomi konsumen (Spangenberg et al., 2010). Di negara berkembang, konsumsi

berkelanjutan akan menjadi pendekatan yang menarik jika dapat mengurangi

kelaparan dan kemiskinan; elemen-elemen ini secara langsung berkorelasi dengan

Page 8: LAPORAN PENELITIAN DASAR UNIVERSITAS LAMPUNG

3

degradasi lingkungan (O ́Neill et al., 2009). Konsumsi produk terkait dengan

kepemilikan materi tetapi juga memberikan kontribusi non-materi terhadap kualitas

hidup komunitas (Lorek dan Fuchs, 2013). Dengan demikian, tekanan sosial dapat

mendorong konsumen untuk membeli suatu produk (Zhao et al., 2014).

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya,

maka dapat diidentifikasi beberapa pertanyaan penelitian, yaitu:

1. Apakah kualitas dan harga secara parsial dan signifikan memengaruhi

konsumsi atas produk budaya?

2. Apakah informasi dan pengetahuan secara parsial dan signifikan

memengaruhi konsumsi atas produk budaya?

3. Apakah kondisi sosial secara parsial dan signifikan memengaruhi konsumsi

atas produk budaya?

4. Apakah kualitas dan harga, informasi dan pengetahuan produk, dan kondisi

sosial secara simultan dan signifikan memengaruhi konsumsi atas produk

budaya?

1.3 Tujuan Khusus Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang ada, maka secara

rinci tujuan utama penelitian ini adalah untuk:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis kualitas dan harga secara parsial dan

signifikan memengaruhi konsumsi atas produk budaya?

2. Untuk mengetahui dan menganalisis informasi dan pengetahuan secara

parsial dan signifikan memengaruhi konsumsi atas produk budaya?

3. Untuk mengetahui dan menganalisis kondisi sosial secara parsial dan

signifikan memengaruhi konsumsi atas produk budaya?

4. Untuk mengetahui dan menganalisis kualitas dan harga, informasi dan

pengetahuan produk, dan kondisi sosial secara simultan dan signifikan

memengaruhi konsumsi atas produk budaya?

Page 9: LAPORAN PENELITIAN DASAR UNIVERSITAS LAMPUNG

4

1.4 Urgensi Penelitian

Model konsumsi produk budaya penting untuk diungkapkan dalam rangka

menemukan akar masalah dari produk budaya agar dapat berdayasaing baik loKal

maupun global. Pertimbangan konsumen mengenai kualitas dan harga produk

menjadi variabel utama yang akan dianalisa. Lebih lanjut mencari pengaruh dari

informasi dan pengetahuan mengenai produk yang akan dikonsumsi. Pada tahap

akhir kondisi sosial akan adanya produk budaya sebagai salah satu pilihan juga

menarik untuk diketahui dan dilakukan analisis secara mendalam.

1.5 Temuan dan Target Penelitian

Temuan dari kegiatan penelitian ini adalah model konsumsi produk budaya

yang dapat diaplikasikan kepada komunitas masyarakat luas. Lebih lanjut, target

dari penelitian dengan tema model konsumsi produk budaya ini adalah memberikan

kebermanfaatan pada produk budaya sehingga dapat mempertahankan

keberlangsungannya.

Page 10: LAPORAN PENELITIAN DASAR UNIVERSITAS LAMPUNG

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dipaparkan

penulis pada bab sebelumnya, selanjutnya adalah pembahasan mengenai state of

the art dalam bidang yang diteliti dengan menggunakan pustaka acuan primer yang

relevan dan terkini dan mengutamakan hasil penelitian pada jurnal ilmiah

bereputasi. Bahan kajian akan membahas mengenai produk budaya, teori prilaku

konsumen dan model konsumsi. Lebih lanjut dalam bab ini juga akan dijelaskan

roadmap dan kontribusi hasil penelitian yang saling berkaitan dan mendukung

untuk penelitian selanjutnya.

2.1 Produk Budaya

Produk budaya diciptakan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan

tradisi, sehingga nilai komersial produk budaya cenderung rendah. Nilai komersial

yang cenderung rendah dari sebuah produk budaya menyebabkan produk ini sulit

untuk terus tersedia. Hartoyo (2012) mengatakan bahwa dalam aktivitas budaya

(adat) secara tidak sadar ada pengetahuan matematika ala masyarakat setempat

yang diterapkan dengan memberikan batasan sesuai kesepakatan mereka. Produk

budaya tentunya memiliki kemungkinan untuk bertranspformasi menjadi produk

yang memliki nilai komersial, hal ini karena produk budaya rata-rata memiliki nilai

keunikan yang tinggi. Keunikan dan nilai produk yang tinggi tersebut,

menyebabkan produk dengan proses yang tepat pun dinilai memiliki potensi yang

paling besar untuk terus dikembangkan (Pugersari dkk ,2013).

2.2. Teori Perilaku Konsumen

Utilitas adalah rasa kesenangan atau kepuasan yang timbul karena

konsumsi. Utilitas adalah subyektif. Utilitas yang muncul karena mengkonsumsi

suatu barang tergantung pada selera, yang merupakan perilaku dan preferensi

seseorang terhadap berbagai barang dan jasa, atau merupakan kesukaan dan

ketidaksukaan dalam konsumsi (MCaechen, 2001). Ekonom mengasumsikan

bahwa bahwa selera sebagai sesuatu yang ada begitu saja dan relatif stabil, sehingga

Page 11: LAPORAN PENELITIAN DASAR UNIVERSITAS LAMPUNG

6

tiap orang mungkin saja mempunyai selera sendiri tetapi selera individual tidak

dalam keadaaan berubah yang terus menerus. Selera atas beberapa produk memang

berubah sepanjang waktu tetapi selera cukup stabil sehingga dapat

menggunakannkya sebagai dasar hubungan antara harga dan jumlah yang diminta.

Jika selera tidak cukup stabil maka tidak dapat membuat asumsi dalam analisis

permintaan (Mcaechen, 2001).

Utilitas dibedakan menjadi dua yaitu utilitas total dan utiitas marginal.

Utilitas total adalah Kepuasan total yang dinikmati konsumen karena melakukan

konsumsi. Sebagai contoh, utilitas total adalah kepuasan yang didapatkan dengan

mengkonsumsi empat gelas air. Utilitas marginal adalah perubahan utilitas total

akibat adanya perubahan konsumsi suatu.

2.3. Model Perilaku Konsumen

Pemahaman terhadap perilaku konsumen bukanlah suatu hal yang mudah

untuk dilakukan, karena terdapat banyak faktor yang berpengaruh dan saling

interaksi satu sama lainnya, sehingga pendekatan pemasaran yang dilakukan oleh

suatu perusahaan harus benar-benar dirancang sebaik mungkin dengan

memperhatikan faktor-faktor tersebut. Selain itu, para pemasar harus mampu

memahami konsumen, dan berusaha mempelajari bagaimana mereka berperilaku,

bertindak dan berpikir. Walaupun konsumen memiliki berbagai macam perbedaan

namun mereka juga memiliki banyak kesamaan. Para pemasar wajib memahami

keragaman dan kesamaan konsumen atau perilaku konsumen agar mereka mampu

memasarkan produknya dengan baik.

Pemasar yang mengerti perilaku konsumen akan mampu memperkirakan

bagaimana kecenderungan konsumen untuk bereaksi terhadap informasi yang

diterimanya, sehingga pemasar dapat menyusun strategi pemasaran yang sesuai.

Tidak dapat diragukan lagi bahwa pemasar yang memahami konsumen akan

memiliki kemampuan bersaing yang lebih baik.

Menurut Kotler (2008) keputusan seseorang atas merek, kategori produk,

tempat untuk didatangi, waktu pembelian, dan jumlah pembelian, merupakan hasil

dari rangsangan (stimulasi) yang berasal dari luar dirinya. berikut gambaran model

perilaku konsumen menurut kotler :

Page 12: LAPORAN PENELITIAN DASAR UNIVERSITAS LAMPUNG

7

Table 2.1

Prilaku Konsumen

Pada tabel ditujukan perilaku konsumen dalam melakukan keputusan

pembelian, baik rangsangan dari dalam pemasaran maupun rangsangan lain yang

berasal dari luar pemasaran. Rangsangan tersebut meliputi psikologi konsumen dan

karakteristik konsumen sehingga konsumen dapat memutuskan suatu tindakan

dalam keputusan pembelian. Oleh sebab itu, pemasar harus dapat mengetahui dan

memahami karakteristik dan psikologi setiap calon konsumen dalam proses

keputusan pembelian.

2.4. Kerangka Konseptual Penelitian

Berdasarkan teori-teori yang telah diungkapkan diatas, peneliti membentuk

hipotesis penelitian yang secara rinci ditunjukan dalam gambar 1. Sebagai berikut:

Page 13: LAPORAN PENELITIAN DASAR UNIVERSITAS LAMPUNG

8

Gambar 2.1

Kerangka Konseptual Penelitian

Hipotesis yang dibentuk dalam penelitia ini adalah:

Ho1 Kualitas dan harga, informasi dan pengetahuan produk, dan kondisi sosial

secara parsial dan signifikan memengaruhi konsumsi atas produk budaya.

Ha1 Kualitas dan harga, informasi dan pengetahuan produk, dan kondisi sosial

secara parsial dan signifikan tidak memengaruhi konsumsi atas produk

budaya.

Ho2 Kualitas dan harga, informasi dan pengetahuan produk, dan kondisi sosial

secara simultan dan signifikan memengaruhi konsumsi atas produk budaya.

Ha2 Kualitas dan harga, informasi dan pengetahuan produk, dan kondisi sosial

secara simultan dan signifikan tidak memengaruhi konsumsi atas produk

budaya.

Berikut adalah indicator pengukuran untuk setiap variable yang terdapat

dalam penelitian ini. Table 1. juga dilengkapi dengan rujukan dalam menentukan

indicator dari setiap varibel.

Page 14: LAPORAN PENELITIAN DASAR UNIVERSITAS LAMPUNG

9

Tabel 2.2

Elemen, Indikator, dan Rujukan

Element Indicative Variabel Author

Kualitas dan Harga 1. Memiliki standar kualitas yang dapat diterima dan harga yang wajar;

2. Menjadi pilihan terbaik jika mereka memiliki harga yang sama dengan produk;dan

3. Dapat dimanfaatkan dan sudah tersedia di pasar.

Lin and Chan (2012); Gleim et al. (2013); Zhao et al. (2014); Laroche et al. (2001); Cherian and Jacob (2012).

Informasi dan Pengetahuan 1. Memiliki lebih banyak informasi tentang produk akan memengaruhi keputusan untuk membeli;

2. Informasi tentang produk dapat diandalkan;

3. Label dan kemasan yang menyebutkan fitur produk akan berkontribusi pada keputusan untuk membeli;

4. Iklan yang menjelaskan manfaat dokter akan mempengaruhi keputusan untuk membeli;

Lai (1993); Cherian and Jacob (2012); Spangenberg et al. (2010); Leire and Thiedell (2005); Gleim et al. (2013); Tseng and Hung (2013).

Kondisi sosial 1. Menghargai produk budaya, konsumsi produk menghasilkan bisnis baru;

2. Konsumsi produk budaya berkontribusi bagi masyarakat sekarang dan di masa depan;

3. Pendapatan yang lebih besar atau gaji yang lebih tinggi akan mendorong konsumsi produk budaya;

4. Kontribusi keuangan atau tindakan sukarela untuk mendorong konsumsi produk budaya.

Lin and Huang (2012); Veeravatnanond et al., (2012); Williams and Parkman (2003); Schlegelmilch et al. (1996).

Page 15: LAPORAN PENELITIAN DASAR UNIVERSITAS LAMPUNG

10

2.5 Roadmap Penelitian

Gambar 2.2 Roadmap Penelitian

Roadmap atau peta jalan penelitian dibagi mennjadi empat (4) tahun dan

tahapan. Tahun pertama, penelitian telah dilakukan yaitu melakukan penelitian

mengenai model pengembangan produk budaya. Tahun pertama penelitian telah

menemukan bahwa pengembangan produk budaya harus melalui dengan strategi

fashion dan advertising system yang kuat sehingga produk budaya dapat terus

tersedia dan terjaga keberlangsungannya. Tahun kedua, peneliti merancang

penelitian mengenai model konsumsi dari produk budaya. Dengan penelitian ini

diharapkan akan diketahui bagaimana prilaku konsumen terhadap produk budaya.

Tahun ketiga, direncanakan penelitian mengambil tema mengenai model inovai dan

kreasi dari produk budaya. Tahun keempat, direncanakan penelitian akan

mengambil tema mengenai pendekatan sociopreneurship sebagai model bisnis

produk-produk budaya.

Page 16: LAPORAN PENELITIAN DASAR UNIVERSITAS LAMPUNG

11

2.6. Kontribusi Penelitian

Secara spesifik, hasil penelitian ini diharapkan dapat menangkap fenomena

empiric dan memberikan bukti penerapan model model konsumsi pada produk

budaya. Lebih lanjut, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan

untuk riset-riset mendatang bagi para peneliti yang berminat dalam bidang sejenis

atau dalam bidang lain yang terkait.

Kontribusi praktik hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

manfaat khususnya dalam hal informasi tentang kelebihan dan kekurangan

kebijakan, model dan strategi yang diterapkan, sehingga infromasi tersebut dapat

digunakan sebagai dasar evaluasi kebijakan, model dan strategi yang akan datang.

Lebih luas informasi tersebut dapat berguna untuk produk budaya lainya, sehingga

model dan strategi yang digunakan dapat dijalankan lebih efisien dan efektif.

Page 17: LAPORAN PENELITIAN DASAR UNIVERSITAS LAMPUNG

12

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Alur Penelitian

Pada bab ini akan dijelaskan cara atau metode yang akan dipakai untuk

mencapai tujuan penelitian sehingga manfaat penelitian yang diharapkan juga dapat

terpenuhi. Berikut adalah gambar diagram fishbone yang merinci proses penelitian

dari tahapan awal sampai tahap akhir :

Gambar 3.1 Alur Penelitian

Proses penelitian adalah tahapan-tahapan yang dilakukan peneliti untuk

mendapatkan, mengelola atau memproses, kemudian menganalisa data penelitian.

Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan tahap-tahap sebagai berikut:

Tabel 3.1 Tahapan, Aktivitas,

Luaran, dan Indikator Sukses Penelitian

Tahapan Aktivitas Luaran Indikator Sukses

1 Pengumpulan Data 1. Menentukan Populasi

2. Memilih Sampel

Terkumpulnya data populasi dan terpilihnya sampel penelitian.

Page 18: LAPORAN PENELITIAN DASAR UNIVERSITAS LAMPUNG

13

Tahapan Aktivitas Luaran Indikator Sukses

2 Proses Data 1. Data excel kuisioner yang sesuai dengan kriteria alat analisis

2. Hasil proses data dari alat analisis

Data dapat running pada alat analisis dan memberikan output.

3 Memastikan Data 1. Ouput yang telah selesai diperiksa sesuai dengankaidah statistik.

Output hasil proses data dapat digunakan pada proses selanjutnya.

4 Analisis Data 1. Visualisasi hasil. 2. Mendiskripsikan

hasil.

Output dapat divisualisasikan melalui grafik, dll. Output dapat didiskripsikan.

5 Diskusi Hasil Penelitian

1. Implikasi hasil penelitian.

2. Saran penelitian.

Hasil penelitian memberikan impikasi dan saran untuk kemajuan keilmuan dan praktik.

3.2. Proses Teknis dan Analisis Penelitian

Langkah teknis awal untuk pernelitian ini adalah pengumpulan data dengan

menggunkan kuesioner yang telah disusun sebelumnya. Kuisioner menggunakan 5

skala likert sebagai alat penilaian jawaban dari responden penelitian. Responden

yang terlibat yaitu konsumen dari produk-produk budaya yang mewakili

karakteristik. Jumlah respoden yang di targetkan adalah sebanyak 100 responden.

Setelah proses pengumpulan data selesai dilakukan, langkah selanjutnya adalah

melakukan input data pada software yang kemudian akan dilakukan proses olah

data menggunkan alat analisis smartPLS versi 3.3.3. Hasil olah data selanjutnya

akan dilakukan analisa mendalam juga dilakukan diskusi atas hasil tersebut.

Page 19: LAPORAN PENELITIAN DASAR UNIVERSITAS LAMPUNG

14

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembahasan pada bab ini meliputi hasil penelitian terhadap hasil studi

lapangan yang diperoleh dengan menggunakan kuesioner untuk mengukur

variabel-variabel yang diteliti. Pembahasan pada bab ini difokuskan pada analisis

secara mendalam atas hasil penelitian. Hasil yang ditampilkan dalam bab ini

meliputi; hasil pilot tes, deskripsi responden, hasil pengujian data, serta statistik

deskriptif variabel penelitian, kemudian hasil pengujian hipotesis,dan pembahasan

atas temuan penelitian.

4.1. Pilot-Test Konstruk

Pilot test dilakukan dalam rangka mencari kepastian awal apakah kontruk

dan indicator yang membentuknya memberikan sinyal baik untuk kelanjutan

analisa data. Setelah menyakinkan peneliti bahwa indikator-indikator dalam

kuisioner telah lengkap dan dapat dipahami oleh responden penelitian maka ini

adalah titik awal dimana data akan dipakai dalam keseluruhan proses penelitian.

Pilot test dilakukan dengan menyebar kusioner pada responden penelitian yaitu

sebanyak 31 kuisioner. Hasil dari proses pilot test dapat dilihat pada tabel overview

algoritma dibawah ini:

Tabel 4.1

Tabel Algoritma

AVE

Communality

Composit Reliability

R Square

Cronbachs Alpha

Redudancy

Kualitas dan Harga 0,38 0,38 0,82 0,89 Informasi dan Pengetahuan 0,62 0,62 0,93 0,92 Kondisi sosial 0,51 0,51 0,91 0,89 Konsumsi PB 0,41 0,41 0,75 0,70

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa seluruh konstruk memiliki nilai

Page 20: LAPORAN PENELITIAN DASAR UNIVERSITAS LAMPUNG

15

composite realiability diatas 0,7 dan nilai cronbachs alpha menunjukan angka diatas

0,6 sehingga dapat dikatakan intrument dalam penelitian ini reliabel. Hartono

(2008:52) mengatakan bahwa pada tahapan awal dari studi, nilai reliabilitas yang

cukup adalah antara 0,5 sampai dengan 0,6.

Dalam penelitian ini penilaian dalam pengujian validitas didasarkan pada tiga

parameter, yaitu nilai AVE dan Communality yang lebih dari 0,5 dan nilai Faktor

Loading yang lebih dari 0,7. Dari tabel 5.1 dapat dilihat nilai AVE dan

Communality dari konstruk motivasi kualitas dan mencari ilmu menunjukan angka

dibawah 0,5, ini mengindikasikan bahwa terdapat indikator pertanyaan yang kurang

valid, sehingga peneliti harus melakukan diskusi ulang dengan responden

penelitian. Hasil diskusi menunjukan tidak ada perbedaan pemahaman dalam hal

makna dari pertanyaan penelitian, sehingga peneliti tidak menghapus atau merubah

pertanyaan dalam kuisioner penelitian.

4.2. Statistik Deskriptif

Tabel 4.2 menunjukan dan menyajikan nilai statistic deskriprif untuk setiap

item konstruksi yang digunakan dalam penelitian ini. Berikut hasil uji statsitik

deskripsi secara rinci:

Tabel 4.2

Statistik Deskriptif

Page 21: LAPORAN PENELITIAN DASAR UNIVERSITAS LAMPUNG

16

Tabel diatas menunjukan dari jumlah responden sebanyak 46, dengan rentang skala

jawabab responden 1 samapi dengan 5, rata-rata responden (mean) memberikan

nilai 4 dan minimal memeberikan nilai 2 pada setiap item pertanyaan penelitian.

Nilai standart deviasi memberikan informasi kepada kita semua mengenai suatu

ukuran penyimpangan. Dengan kreteria jika mempunyai nilai kecil maka data yang

digunakan mengelompok di sekitar nilai rata-rata. Nilai skewness digunakan untuk

melihat tingkat kenormalan data. Sukmawati (2013) mengatakan bahwa untuk

memenuhi keriteria kenormalan data, skewness mempunyai nilai lebih kecil ± 1.

Tabel 4.2 menunjukan semua nilai dari konstruk dalam penelitian memiliki nilai

skewness lebih kecil ± 1, maka model penelitian ini telah memenuhi asumsi

kenormalan data.

4.2 Evaluasi Model Utama

Statistik deskriptif telah memberikan kita gambaran awal bagaimana

penelitian ini dapat dimulai. Tahapan awal adalah hal yang juga krusial agar dapat

memastikan perencanaan penelitian lanjutan dapat memberikan hasil yang sesuai

dengan tujuan. Analisis pendahuluan dilakukan dengan analisis validitas dan

realitibiltas dari intrumen penelitian yang dipakai. Evaluasi model dilakukan

dengan tiga tahapan, yaitu pengujian terhadap validitas konvergen, pengujian

validitas diskriminan, serta pengujian reliabilitas.

4.2.1. Validitas Konvergen

Penilaian dalam pengujian validitas konvergen didasarkan pada tiga

parameter, yaitu nilai Avarage variance yang lebih dari 0,5. Lebih lanjut untuk

memastikan semua indicator yang dipakai untuk mengukur konstruk dalam

penelitian ini dan nilai faktor dari Outer Loading dipersyaratkan lebih dari 0,7.

Secara rinci tabel 4.2 menunjukan validitas konvergen dengan kreteria nilai

average variance lebih dari 0,5 sudah tercapai.

Page 22: LAPORAN PENELITIAN DASAR UNIVERSITAS LAMPUNG

17

Tabel 4.2

Tabel Realibiltas dan Validitas Konstruk

Croncbach's Alpha

rho_A Composite Reliability

Ave. Variance

Laten Var 1 0,888 0,9959 0,921 0,745 Laten Var 2 0,910 0,911 0,937 0,789 Laten Var 3 0,907 0,964 0,928 0,722 Laten Var 4 1,000 1,000 1,000 1,000

Lebih lanjut, validitas konvergen dari konstruk dalam penelitian ini juga

mempertimbangan nilai dari Outer Loading. Tabel 4.3 menunjukan nilai outer

Loading yang telah memenuhi kreteria penilaian yaitu setiap indikator yang dipakai

dalam mengukur konstruk memiliki nilai lebih dari 0,7. Hal tersebut menenujukan

dari dua metode pengukuran validitas dapat diyakini bahwa indikator dan konstruk

sepenuhnya telah valid.

Tabel 4.3

Tabel Outer loading

Latent Var 1 Latent Var 2 Latent Var 3 Latent Var 4 I1 0,840 I1 0,890 I1 0,802 I1 0,917 I2 0,930 I2 0,921 I2 0,823 I2 0,876 I3 0,798 I3 0,798 I3 0,864 I3 0,934 I3 0,847 I4 1,000

Berdasarkan Tabel Algoritma 5.6 yang ditampilkan diatas, dapat diketahui

nilai AVE dan Communality disetiap konstruk adalah lebih dari 0,5. Hasil

Page 23: LAPORAN PENELITIAN DASAR UNIVERSITAS LAMPUNG

18

pengujian outer loading pada tabel 5.7 Outer Loading juga menunjukan seluruh

indikator mempunyai nilai lebih besar dari 0,7. Hasil pengujian menunjukan bahwa

validitas konvergen dari instrumen penelitian yang dipakai telah terpenuhi.

4.2.2. Validitas Diskriminan

Setelah menilai validitas konvergen, tahap selanjutnya adalah mengukur

validitas diskriminan setiap konstruk yang dipakai dalam penelitian. Lapisan

tahapan pemeriksaan pada penelitian untuk memastikan tingkat validitas telah

memenuhi persyaratan. Table 4.3 menunjukan nilai dari validitas diskriminan

setiap konstruk. Kreteria yang dipakai dalam pengukuran yaitu nilai setiap konstruk

diatas 0,7 untuk setiap cross loading. Dari hasil olah data nilai validitas diskriminan

dari setiap konstruk telah terpenuhi.

Tabel 4.3

Tabel Validitas Diskriminan

Latent Var 1 Latent Var 2 Latent Var 3 Latent Var 4 Laten Var 1 0,863

Laten Var 2 0,963 0,888

Laten Var 3 0,259 0,207 0,850

Laten Var 4 0,219 0,214 0,847 1,000

4.2.3. Pengujian Reliabilitas

Setelah melakukan pengujian terhadap validitas konstruk dan memperoleh

data keseluruhan nilai yang valid, maka selanjutnya dilakukan pengujian terhadap

reliabilitas. Uji reliabilitas dapat dilakukan dengan dua metode yaitu a) nilai

Cronbach’s Alpha yang nilainya harus lebih besar dari 0,6 dan b) nilai Composite

Reliability yang harus lebih besar dari 0,7. Berdasarkan tabel Alogaritma 4.2 yang

ditampilkan dalam sub bab sebelumnya, semua variabel mempunyai nilai

Cronbach’s Alpha > 0,6 dan nilai Composite Reliability > 0,7 sehingga semua

variabel telah memenuhi kreteria.

Page 24: LAPORAN PENELITIAN DASAR UNIVERSITAS LAMPUNG

19

4.3. Analisis Model Utama

Berdasarkan tahapan yang telah dilakukan diawal, maka dapat disimpulkan

bahwa data dan hasil pengukuran variabel penelitian yang dilakukan dianggap

memenuhi uji validitas dan reliabilitas. Oleh karena itu, gambaran model utama dari

penelitian dapat ditampilkan sebagai berikut:

Gambar 4.1

Model Alogaritma

Secara umum gambar model algoritma dari penelitian ini telah memberikan

informasi mengenai hubungan antara variabel dependen dan independent. Namun

nilai-nilai yang terinci digunakan dalam tabel 4.4 sehingga analisis hubungan jalur

dapat dianalisa lebih dalam.

Page 25: LAPORAN PENELITIAN DASAR UNIVERSITAS LAMPUNG

20

Tabel 4.4

Tabel Total Jalur

Original

Sample (o)

Sample

Mean (M)

Standard Deviatio

n (STDEV)

T-Statistc

s

P Values

Laten VAR 1 to VAR 4 -0,543 -0,342 0,423 1,284 0,200 Laten VAR 2 to VAR 4 0,557 0,348 0,450 1,237 0,217 Laten VAR 3 to VAR 4 0,873 0,871 0,054 16,058 0,000

4.4. Uji Hipotesis

Dalam penelitian ini kami merumuskan dugaan atas setiap variabel

dependen berhubungan atau memiliki pengaruh terhadap variabel independent.

Variable dependen kami adalah Kualitas dan Harga, Informasi dan Pengetahuan,

dan Kondisi social. Lebih lanjut variabel dependen tersebut diduga memengaruhi

variabel independent yaitu Konsumsi Produk Budaya. Secara rinci hasil olah data

dan analisis semua variabel tersebut kami jelaskan lebih lanjut.

Hipotesis 1

Hipotesis ini memiliki dugaan bahwa variabel kualitas dan harga

berpengaruh terhadap konsumsi produk budaya. Table 4.4 menunjukan nilai jalur

dari hipotesis kualitas dan harga terhadap konsumsi produk budaya. Nilai t-statistik

dari hipotesis pertama ini sebesar 1,284 atau dibawah 1,64. Kondisi ini dapat

diartikan bahwa kualitas dan harga tidak memiliki pengaruh terhadap produk

budaya. Oleh karena itu, dugaan atas hubungan antara variabel tidak dapat

didukung.

Hipotesis 2

Hipotesis kedua memiliki dugaan bahwa variabel informasi dan

pengetahuan berpengaruh terhadap konsumsi produk budaya. Dengan nilai t-

statistik 1,237 atau dibawah 1,64, maka variabel ini juga tidak memiliki pengaruh.

Berdasarkan hasil tersebut pengaruh atas informasi dan pengetahuan yang diduga

memiliki pengaruh terhadap konsumsi produk budaya tidak dapat didung.

Page 26: LAPORAN PENELITIAN DASAR UNIVERSITAS LAMPUNG

21

Hipotesis 3

Hipotesis terakhir adalah dugaan atas kondisi social yang memengaruhi

konsumsi produk budaya. Untuk itu, maka pertimbangan nilai dari t statistic

kembali dipertimbangkan. Tabel 4.4 menunjukan nilai t statistic dari variabel

kondisi social adalah 16,058 atau diatas 1,64. Berdasarkan hal tersebut maka

hipotesis atas kondisi social memengaruhi konsumsi produk budaya dapat

didukung. Keyakinan atas nilai t statistic juga dikonfirmasi dengan nilai p value

0,000 yang dapat diartikan secara positif.

4.5. Diskusi Pembahasan dan Implikasi

Hasil dari langkah-langkah statistic dalam penelitian ini telah dilewati.

Angka-angka pada sub bab sebelumnya menunjukan semua proses penelitian

dengan metode yang dirancang dan diterapkan berhasil memberikan kesempatan

peneliti mencapai tujuan penilitian. Lebih lanjut, bagian yang juga penting untuk

dilakukan dalam penelitian adalah membahas nilai dan angka-angka statistic yang

telah dihasilkan. Harapan terbesar dari penelitian ini adalah dapat memberikan

implikasi praktis khususnya yang berkaitan dengan produk budaya. Bagian ini akan

menyajikan pembahasan berdasarkan model kausal yang diperoleh, implikasi hasil

dan arah penelitian masa depan yang terkait dengan penelitian ini.

4.5.1 Pengaruh Kualitas dan Harga Terhadap Konsumsi Produk Budaya

Hasil pengolahan data secara statistik yang telah dibahas sebelumnya

menunjukan hasil yang berlawanan hipotesis penelitian. Kualitas dan harga produk

budaya secara signifikan tidak memengaruhi konsumsi produk itu sendiri.

Responden penelitian menganggap bahwa kualitas produk budaya bukan hal yang

dianggap memotivasi untuk membeli. Hal itu juga didukung dengan responden

yang tidak mempermasalahkan harga yang relative mahal dari produk budaya.

Secara umum responden berpendapat bahwa konsumsi mereka akan produk budaya

bukan ditentukan dari kualitas dan harga produk.

Lebih lanjut, persepsi lain dari yang dapat ditangkap dari isian respon

respoanden adalah konsumen produk budaya tidak mengetahui secara pasti

Page 27: LAPORAN PENELITIAN DASAR UNIVERSITAS LAMPUNG

22

tingkatan kualitas yang harus terkadung dalam produk budaya. Pengamatan mereka

atas kualitas produk juga sangat minim. Fakta lapangan juga menunjukan tidak ada

nya harga yang pasti dari setiap produk budaya yang diperjualbelikan. Harga

produk hanya berdasarkan prakiraan penjual yang dihitung dari biaya modal

produksi.

4.5.2 Pengaruh Informasi dan Pengetahuan Terhadap Konsumsi Produk

Budaya

Hipotesis penelitian selanjutnya adalah dugaan atas informasi dan

pengetahuan yang memengaruhi konsumsi produk budaya. Hasil statistik juga

menunjukan hasil yang berbeda dengan dugaan awal penelitian. Informasi dan

pengetahuan secara penuh dan signifikan tidak memengaruhi konsumsi produk

budaya. Hal ini dapat disebabkan responden penelitian memiliki pengetahuan yang

rendah mengenai produk budaya. Kondisi tersebut ddidukung dengan keterbatasan

informasi yang disampaikan oleh produsen dan penjual produk budaya. Informasi

yang singkat dan lugas penting untuk tersampaikan kepada konsumen. Arus

informasi mengenai produk budaya dapat menjadi saluran promosi yang rendah

biaya. Semakin informasi tersebar maka diharapkan pengetahuan akan fungsi dan

manfaat dari produk budaya dapat menjakau pada tataran konsumen yang lebih

luas.

4.5.3 Pengaruh Kondisi Sosial Terhadap Konsumsi Produk Budaya

Pada tahapan akhir kami merancang dugaan atas kondisi social yang

memengaruhi konsumsi produk budaya. Hasilnya cukup menggembirakan, dengan

dasar hasil olah data statistik kami yang menunjukan bahwa kondisi social adalah

variabel yang memengaruhi konsumsi produk budaya. Kondisi social yang

mendukung adanya kebanggaan dalam memakai produk budaya menjadi hal yang

penting menurut responden penelitian. Model dan design produk budaya yang

otentik dan tidak terpengaruh oleh zaman juga adalah hal yang membuat konsumen

untuk memutuskan dalam membeli produk budaya. Lebih dalam keinginan

responden dalam memberikan kontribusi berkelanjutan menjadi jalur produk

budaya untuk tetap dikonsumsi.

Page 28: LAPORAN PENELITIAN DASAR UNIVERSITAS LAMPUNG

23

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Proses penelitian telah melalui tahapan dengan dasar teori yang kuat dan

metode yang sesuai dengan tujuan penelitian. Penelitian ini dilakukan sebagai

bahan kajian ilmiah didasarkan pada kebutuhan untuk memahami bagaimana

konsumen produk budaya dalam memutuskan untuk mengkonsumsi produk

budaya. Lebih lanjut, hal yang sangat kruisal adalah juga memahami aspek-aspek

yang mempengaruhi keputusan tersebut. Penelitian mengeksplorasi sikap

konsumen sebagai langkah pertama, topik yang terkait dengan konsumsi produk

budaya diidentifikasi dalam literatur dan dikelompokkan dalam elemen yang

mendukung kerangka teoritis. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

sampel yang sebagian besar terdiri dari konsumen produk budaya. Berdasarkan

kumpulan data, model akhir dibuat melalui parcial lest square.

Page 29: LAPORAN PENELITIAN DASAR UNIVERSITAS LAMPUNG

24

DAFTAR PUSTAKA

Cherian, J., Jacob, J., 2012. Green Marketing: A study of consumers’ attitude

towards environment friendly products. Asian Science Society. 8, 117-

126.

Efendi. A. 2016. Refleksi Bussiines Model Perusahaan Sosial Dengan

Pendekatan Outobiografi Dalam Menunjang Pembiayaan Petani

Jagung di Lampung. Prosiding: Membangun Produk Lokal Di pasar

Global.

Fariadi, H. and Saputra, B., 2019. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi

Konsumsi Kopi Bubuk 1001 Di Kota Bengkulu. AGRITEPA: Jurnal

Ilmu dan Teknologi Pertanian, 6(2), pp.64-73.

Hartoyo, A., 2012. Eksplorasi Etnomatematika Pada Budaya Masyarakat

Dayak Perbatasan Indonesia-Malaysia Kabupaten Sanggau Kalbar.

Jurnal Penelitian Pendidikan, 13(1), pp.14-23.

Kotler, Philip. 2003. Marketing Manajemen. Elevent Edition. New Jersey:

Prentice Hall Inc.

Leire, C., Thidell, A. K., 2005. Product-related environmental information to

guide consumer purchases e a review and analysis of research on

perceptions, understanding and use among Nordic consumers. J. Clean.

Prod. 13, 1061-1070.

Lorek, S., Fuchs, D., 2013. Strong sustainable consumption governance e

precondition for a degrowth path? J. Clean. Prod. 38, 36-43.

O’Neill Jr., G., Hershauer, J., Golden, J., 2009. The Cultural Context of

Sustainability. Entrepreneurship. 2009 Greenleaf Publishing Ltd –

avaiable in http://www.greenleaf- publishing.com.

Rahman, A., Rahmatia, R. and Nurbayani, N., 2020, July. Model pola

konsumsi mahasiswa dilihat dari literasi keuangan. In FORUM

EKONOMI (Vol. 22, No. 2, pp. 165-176).

Spangenberg, J. H., Fuad-Luke, A., Blincoe, K., 2010. Design for

Sustainability (DfS): the interface of sustainable production and

consumption. J. Clean. Prod. 18, 1485-1493.

Page 30: LAPORAN PENELITIAN DASAR UNIVERSITAS LAMPUNG

25

Pugersari, Dewi, Syarief, Achmad, & Larasati, Dwinita. 2013. Eksperimen

Pengembangan Produk Fungsional Bernilai Komersial Berbahan Baku

Tempurung Kelapa Berusia Muda dengan Teknik Pelunakan

Vivit, Barthoven. N. & Damayanti. 2017. Merawat Pengetahuan Lokal

Menjadi Potensi Ekonomi Kreatif dan Pariwisata Pada Masyarakat

Adat Sai Batin Keratuan Semaka Tanggamus Lampung. Seminar

Nasional FISIP Unila: Membangun Etika Sosial Politik Menuju

Masyarakat yang Berkeadilan.

Zhao, H., Wu, Y., Wang, Y., Zhu, X., 2014. What affects green consumer

behavior in China? A case study from Qingdao. J. Clean. 63, 143-161.