laporan penelitian yunior universitas lampung

40
1 LAPORAN PENELITIAN YUNIOR UNIVERSITAS LAMPUNG ANALISIS PERFORMANSI PRAKTIK TARI DALAM PEMBELAJARAN DARING MAHASISWA PRODI TARI DI MASA PANDEMIC COVID 19 TIM PENGUSUL Dr. Fitri Daryanti, M.Sn. NIDN 0010018003 SINTA ID 6680539 Nabilla Kurnia Adzan, M.Pd. NIDN 0017039301 SINTA ID 6680727 Goesthy Ayu Mardiana Devi L, M.Sn. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TARI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2021

Upload: others

Post on 16-Feb-2022

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

LAPORAN PENELITIAN YUNIOR

UNIVERSITAS LAMPUNG

ANALISIS PERFORMANSI PRAKTIK TARI DALAM PEMBELAJARAN DARING MAHASISWA PRODI TARI DI MASA PANDEMIC COVID 19

TIM PENGUSUL

Dr. Fitri Daryanti, M.Sn. NIDN 0010018003 SINTA ID 6680539 Nabilla Kurnia Adzan, M.Pd. NIDN 0017039301 SINTA ID 6680727 Goesthy Ayu Mardiana Devi L, M.Sn.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TARI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG 2021

2

PENELITIAN SKEMA UNGGULAN FKIP UNIVERSITAS LAMPUNG

Judul Pengabdian : Analisis Performansi Praktik Tari Dalam Pembelajaran Daring Mahasiswa Prodi Tari di Masa Pandemi Covid 19

Ketua Peneliti a. Nama Lengkap : Dr. Fitri Daryanti, M.Sn. b. NIDN : 0010018003 c. SINTA ID : 6680539 d. Jabatan Fungsional : Lektor e. Program Studi : Pendidikan Tari f. Alamat surel (e-mail) : [email protected] Anggota (1) a. Nama Lengkap : Nabila Kurnia Adzan, S.Pd., M.Pd. b. NIDN : 0017039301 c. SINTA ID : 6680727 d. Program Studi : Pendidikan Tari Anggota (2) a. Nama Lengkap : Goesthy Ayu Mariana Devi Lestari, S.Sn., M.Sn. b. NIDN : - c. SINTA ID : - d. Program Studi : Pendidikan Tari Jumlah mahasiswa yang terlibat : 1 (Satu) orang Jumlah alumni yang terlibat : - Jumlah staf yang terlibat : - Lokasi kegiatan : Kota Bandar Lampung Lama kegiatan : 6 (enam) bulan Biaya Penelitian : Rp 7.500.000,00 Sumber dana : DIPA UNILA T.A. 2021 Bandar Lampung, Oktober 2021 Mengetahui, Ketua Peneliti, a.n. Dekan FKIP Unila Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerjasama Prof. Dr. Sunyono, M.Si. Dr. Fitri Daryanti, M.Sn. NIP 19651230 19911 1 001 NIP 19801001 200501 2 002

Menyetujui,

Ketua LPPM Universitas Lampung

Dr, Ir. Lusmeilia Afriani, D.E.A NIP. 196505101993032008

3

IDENTITAS URAIAN UMUM

1. Judul Penelitian: Analisis Performansi Praktik Tari Dalam Pembelajaran Daring

Mahasiswa Prodi Tari Di Masa Pandemic Covid 19

2. Tim Peneliti:

No Nama Jabatan Bidang keahlian

Program studi

Alokasi waktu

(jam/minggu) 1. Dr. Fitri Daryanti,

M.Sn. Ketua Seni Tari Pendidikan

Tari 12

2. Nabilla Kurnia Adzan, M.Pd.

Anggota I Seni Tari Pendidikan Tari

12

3. Goesthy Ayu Mardiana Devi, M.Sn.

Anggota II Seni Tari Pendidikan Tari

12.

3. Objek Penelitian (jenis material yang akan diteliti dan segi penelitian): objek

penelitian yang diteliti adalah mahasiswa prodi tari FKIP Universitas Lampung.

Penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen.

4. Masa Pelaksanaan Mulai Bulan Juni s.d Desember 2021.

5. Biaya DIPA FKIP UNILAT.A 2021: Rp 7.500.000,- DIPA UNILA T.A. 2021

6. Kontribusi mendasar pada suatu bidang ilmu: Proses dan produk

penelitiandiharapkan menjadi temuan untuk menambah khasanah keilmuan,

khususnya pada prodi pendidikan tari mengenai strategi pembelajaran mata kuliah

praktik tari, yang mampu mengembangkan dan meningkatkan performansi artistik

mahasiswa prodi tari dalam pembelajaran di masa pandemic covid 19.

7. Penelitian ini akan diterbitkan pada jurnal ilmiah internasional bereputasi atau

nasional terakreditasi, atau prosiding internasional bereputasi.

4

ANALISIS PERFORMANSI PRAKTIK TARI DALAM PEMBELAJARAN DARING MAHASISWA PRODI TARI DI MASA PANDEMIC COVID 19

RINGKASAN

Di masa pandemi ini pembelajaran masih dilakulan secara daring, belum diketahui

secara pasti kapan pembelajaran tatap muka akan dilaksanakan kembali. Pembelajaran

daring adalah pembelajaran yang dilakukan di dalam jaringan, dimana proses

pembelajaran dilakukan tidak secara langsung tetapi melalui tata maya atau secara

virtual. Pembelajaran daring ini memang dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja,

asalkan ada jaringan internet. Pada pelaksanaan pembelajaran daring ini memiliki

kendala teknis yang dihadapi oleh prodi-prodi yang memiliki mata kuliah praktik.

Prodi Pendidikan tari memiliki permasalahan tersendiri dalam pelaksanaan sistem

pembelajaran secara daring, terutama pada pembelajaran praktik tari. Sebagian besar

mata kuliah di prodi tari merupakan mata kuliah praktik, meskipun demikian mata

kuliah praktik ini seluruhnya dilakukan secara daring untuk mencegah penyebaran

wabah covid 19. Selama 4 semester pembelajaran praktik dilakukan secara daring,

sejauhmana keberhasilan mahasiswa dalam memahami, mempraktikan, dan menarikan

tarian yang dipelajari. Sangat menarik untuk dikaji lebih dalam untuk mengetahui

performansi praktik tari hasil dari pembelajaran daring untuk melihat keefektifan dan

keberhasilan pembelajaran praktik, mencari model pembelajaran yang tepat dalam

pelaksanaan pembelajaran praktik tari secara daring untuk masa mendatang.

Kata kunci: Performansi, praktik tari, pembelajaran daring.

5

DAFTAR ISI

Halaman Sampul........................................................................................................ i

Halaman Pengesahan................................................................................................ ii

Identitas dan Uraian Umum......................................................................................iii

Ringkasan..................................................................................................................iv

Daftar Isi....................................................................................................................v

BAB 1. PENDAHULUAN ..........................................Error! Bookmark not defined.

1.1 Latar Belakang .......................................................Error! Bookmark not defined.

1.2 Tujuan Khusus........................................................Error! Bookmark not defined.

1.3 Urgensi Penelitian ................................................................................................

1.4 Kontribusi Penelitian............................................. Error! Bookmark not defined.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA………………….....Error! Bookmark not defined.

2.1 Performasi..............................................................Error! Bookmark not defined.

2.2 Praktik Tari……………………………………………………............................

2.3 Penilaian Tari……………………………………………………………………

2.4 Hasil Studi Pendahuluan yang Telah Dilakukan dan Roadmap Penelitian……12

BAB III. METODE PENELITIAN......................................................................... 15

3.1 Rancangan Penelitian ....................................................................................... 15

3.2 Subyek Penelitian ............................................................................................. 16

3.3 Instrumen Penelitian.......................................................................................... 16

3.4 Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ........................................................... 16

BAB IV. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN ……………………................. 19

4.1 Anggaran Biaya ............................................................................................... 19

4.2 Jadwal Penelitian ............................................................................................. 20

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

6

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penelitian performansi merupakan penelitian yang penting karena untuk

mendeskripsikan tentang penampilan seseorang terkait dengan kemampuannya dalam

melakukan gerak tari, aspek performansi ini dapat dilihat dan diamati. Tampilan

tersebut merupakan kebiasaan yang berlaku dan menjadi bentuk baku yang merupakan

data untuk melakukan evaluasi dan mengetahui tindakan yang akan diambil selanjutnya.

Pada masa pandemik ini, segala sesuatu dilakukan secara virtual untuk mencegah

penyebaran virus corona. Seluruh aktivitas pembelajaran dari mulai pendidikan anak

usia dini hingga ke perguruan tinggi dilakukan secara daring, meskipun ada pula

kebijakan dari sekolah yang memberlakukan sistem visiting door to door oleh guru

namun tidak semua daerah yang menerapkannya. Pada tataran lembaga pendidikan

tinggi, pelaksanaan kegiatan pembelajaran dilakukan secara daring sepenuhnya.

Beberapa universitas menggunkan platform e-learning yang telah dikembangkan

masing-masing.

Meskipun berbagai cara dilakukan oleh pemilik kebijakan seperti diberikannya kuota

belajar, akses layanan daring atau platform e-learning dari univeritas, nampaknya

pembelajaran daring tetap menjadi kendala tersendiri bagi beberapa dosen dan

mahasiswa ketika melakukan pembelajaran praktikum. Contohnya dalam pengajaran

praktikum tari, meskipun dalam pembelajarannya menerapkan metode, teknik, maupun

model pembelajaran yang dirancang untuk mendukung materi praktik, akan tetapi tidak

sepenuhnya membuat mahasiswa memerhatikan dan menguasai materi tari sesuai

dengan teknik dan performansi yang diharapkan.

7

Padahal teknik menari dan keterampilan menari mahasiswa saat penting dalam sebuah

penampilan menari. Performansi dalam proses pembelajaran bermula dari tampilan

yang terjadi dalam proses tersebut.

Bagaimana diskusi yang terjadi antara dosen dengan mahasiswa dan antara mahasiswa

dengan mahasiswa selama proses pembelajaraan daring berlangsung. Penerapan

pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa (students centered) mungkin berhasil

dibeberapa tempat akan tetapi belum tentu di tempat yang lain. Ada beberapa hal yang

harus diperhatikan sebelum menerapkan student centered karena sangat berkaitan

dengan perilaku yang dimiliki. Di Negara budaya barat yang memperbolehkan

mahasiswa menyela, menginterupsi atau bertanya pada saat dosen sedang mengajar

tentu tidak akan menimbulkan masalah pada saat hal tersebut terjadi. Akan tetapi

berbeda dengan budaya Indonesia, menginterupsi atau menyela dosen yang sedang

bicara pada saat mengajar merupakan tindakan yang berlawanan dengan etika dan

norma yang dianut karena menyela orang yang lebih tua pada saat berbicara dianggap

kurang sopan. Artinya, ada karakter dan kondisi yang harus dimiliki sebelum

menerapkan sebuah metode/teknik. Ini merupakan hal yang perlu diperhatikan agar

penerapan metode/teknik pembelajaran dapat berjalan dengan baik pada saat ingin

menerapkan kondisi student centered.

Untuk itu, penelitian performansi partisipasi pada pembelajaran dilakukan dengan

tujuan untuk mendeskripsikan pola/bentuk partisipasi yang dilakukan mahasiswa dalam

proses pembelajaran di pertemuan kelas. Partisipasi dalam konsep penelitian ini adalah

kegiatan alih wicara (shifting or turn taking). Performansi dalam pertunjukan tari sangat

penting terkait dengan penilaian pada gerak, ketepatan teknik gerak yang dilakukan

oleh penari, pola lantai, desain lantai, penggunaan rias busana, kesesuaian gerak dan

irama tari, dan ekspresi dan karakter gerak yang dibawakan penari. Penelitian ini sangat

penting dilakukan, untuk menganalisis ketercapaian pembelajaran praktik tari yang

dilakukan secara daring, ke depannya hasil penelitian ini akan membawa dampak

positif untuk menanggulangi permasalahan pelaksanaan materi praktik tari pada saat

8

pembelajaran daring, dapat ditemukan model yang tepat untuk materi praktik tari saat

pembelajaran daring pada masa yang akan datang.

1.2.Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran praktik tari pada masa pandemic Covid-19?

2. Bagaimanakah performanasi praktik tari mahasiswa prodi tari dalam pembelajaran

daring selama masa pandemic Covid 19?

1.3.Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk:

1. Menganalisis pelaksanaan pembelajaran praktik tari pada masa pandemic Covid

19

2. Menganalisis performanasi praktik tari mahasiswa prodi tari dalam pembelajaran

daring selama masa pandemic Covid 19.

3. Memberikan penilaian terhadap performansi pelaksanaan pembelajaran tari pada

masa pandemic Covid 19

1.4.Manfaat dari penelitian

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan mengetahuan pelaksanaan

pembelajaran praktik tari pada masa pandemic Covid 19.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan penjelasan mengenai

performansi praktik tari dalam pembelajaran daring pada masa pandemic Covid

19.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan motivasi perbaikan performansi

pada waktu masa mendatang.

9

1.5. Urgensi Penelitian

Adapun yang menjadi urgensi penelitian ini adalah pentingnya penampilan atau

performansi dalam membawakan tarian dilihat dari kemampuan mahasiswa tari

melakukan teknik gerak yang tepat dan penjiwaan terkait dengan rasa estetis. Mata

kuliah praktik tari yang akan dianalisis bersumber dari mahasiswa yang menempuh mata

kuliah praktik di setiap semester.

1.6. Kontribusi Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan dari segi teoritis dan praktis,

yaitu: 1) secara teoritis, berguna bagi pengembangan ilmu pendidikan khususnya

pendidikan tari tentang performasi, 2) secara praktis, memiliki manfaat dalam praktik

pembelajaran dan aplikasinya bagi: (a) mahasiswa tari, harus memiliki kemampuan

praktik tari, memberikan pengalaman langsung dalam menarikan sebuah tari; (b) teknik

gerak, yaitu menjadi salah satu factor penting dalam penguasaan pertunjukan praktik

tari.

10

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian ini dilakukan dengan berpijak pada beberapa teori atau konsep penelitian. A. Seni Pertunjukan (Performance)

Seni pertunjukan Bahasa Inggris: Performance Art adalah karya seni yang

melibatkan aksi individu atau kelompok di tempat dan waktu tertentu. Seni performance

biasanya melibatkan empat unsur: waktu, ruang, tubuh penari dan hubungan seniman

dengan penonton. Meskipun seni performance bisa juga dikatakan termasuk didalamnya

kegiatan-kegiatan seni Mainstream seperti teater, musik, tari dan sirkus, tapi biasanya

kegiatan- kegiatan seni tersebut pada umumnya lebih dikenal dengan istilah “Seni

Pertunjukan” Performing Arts. Seni performance adalah istilah yang biasanya mengacu

pada seni konseptual atau avant garde yang tumbuh dari seni rupa dan kini mulai beralih

kearah seni kontemporer Wikipedia Bahasa Indonesia, 2008, Ensiklopedia Bebas.

Dalam sebuah pertunjukan termuat nilai-nilai universal yang melahirkan nilai-nilai

estetik yang ditangkap secara visual oleh setiap pengamat Rina Martiana (1997: 169).

Rina Martiana menambahkan bahwa pertunjukan pada hakekatnya merupakan

pernyataan manusia untuk menyampaikan rasa batinnya kepada orang lain siapa saja

selain dirinya sendiri.

Richard Schecner mendefinisikan pertunjukan sebagai suatu aktifitas yang

dilakukan individu maupun kelompok, di hadapan kelompok dan untuk individu atau

kelompok lain dalam Rina Martiana, (1997:70). Bila kata pertunjukan ditambah seni di

depannya, maka akan memiliki arti “tontonan” yang bernilai seni, seperti drama, musik,

dan tari yang disajikan sebagai pertunjukkan di depan penonton. Rina Martiana, (1997:

170). Menurut Sal Murgiyanto dalam jurnal MPSI tahun (1996:153), menjelaskan

bahwa pengertian seni pertunjukan menjadi lebih luas yang mencakup seluruh perilaku

manusia yaitu performative behavior atau budaya pertunjukan dan cultural performance

atau pertunjukan budaya. Pada cakrawala ini pengertian pertunjukan berkembang lebih

11

luas lagi, tidak hanya mewadahi seni pertunjukan yang sudah dikenal teater, musik dan

tari, melainkan berkembang pada segala bentuk keramaian misalnya upacara suku

bangsa, pertunjukan eksperimental, telenovela atau opera sabun, hiburan popular bahkan

olahraga, parade, festival, karnaval dan segala macam bentuk permainan dapat pula

dimasukkan ke dalam pengertian seni pertunjukan.

Pertunjukan merupakan komunikasi dari seorang atau lebih pengirim pesan yang

bertanggung jawab kepada seorang atau lebih penerima pesan dan kepada sebuah tradisi

seperti yang dipahami bersama melalui seperangkat tingkah laku yang khas subset of

behavior. Komunikasi terjadi jika pengirim pesan pelaku pertunjukan benar mempunyai

maksud intention dan penonton memiliki perhatian attention untuk menerima pesan.

Suatu pertunjukan harus ada pemain performer, penonton audience, pesan yang dikirim,

dan penyampaian pesan yang khas. Mediumnya bisa audiktif, visual, atau gabungan

keduanya yaitu gerak, laku suara, rupa multimedia dan sebagainya Rina Martiana,

(1997: 171).

Menurut Jazuli bahwa seni pertunjukan adalah suatu bentuk seni tontonan yang

cara penampilannya didukung oleh perlengkapan seperlunya, berlaku dalam kurun

waktu tertentu. Berdasarkan pengertian itu, terdapat dua prinsip dasar yang perlu

diketahui dalam pertunjukan, yaitu: ada yang menyelenggarakan pertunjukan, ada yang

mempertunjukkan dan ada yang menyaksikan. Berdasarkan uraian di atas maka dapat

disimpulkan bahwa seni pertunjukkan adalah suatu aktifitas, dan perilaku manusia dalam

menyampaikan rasa batinnya mengekspresikan yang dilakukan secara individu maupun

kelompok di hadapan kelompok dan untuk individu atau kelompok lain yang melibatkan

empat unsur; waktu, ruang, tubuh si seniman dan hubungan seniman dan penonton.

Seni pertunjukan merupakan bagian dari 3 klasifikasi seni yaitu seni rupa, seni

sastra dan seni pertunjukan. Seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi

individu atau kelompok di tempat dan waktu tertentu. Pertunjukan biasanya melibatkan

empat unsur yaitu waktu, ruang, tubuh seniman dan hubungan seniman dengan

penonton. Jika dilihat dari sudut pandang seni pertunjukan modern di Barat, seni

pertunjukan dapat diartikan sebagai kegiatan bernilai seni yang melibatkan para

penampil (performers) yang menginterpretasikan suatu materi kepada penonton

12

(audiences); baik melalui tutur kata, musik, gerakan, tarian, dan bahkan akrobat. Unsur

terpenting dari seni pertunjukan adalah terjadinya interaksi secara langsung (live) antara

penampil dan penonton, walaupun elemen pendukung seperti film atau materi rekaman

termasuk di dalamnya (A Guide to The UK Performing Arts, 2006). Disesuaikan dengan

konteks perkembangan seni pertunjukan yang terjadi di Indonesia dan berdasarkan

kerangka pemetaan potensi ekonomi, maka seni pertunjukan didefinisikan sebagai

cabang kesenian yang melibatkan perancang, pekerja teknis dan penampil (performers),

yang mengolah, mewujudkan dan menyampaikan suatu gagasan kepada penonton

(audiences); baik dalam bentuk lisan, musik, tata rupa, ekspresi dan gerakan tubuh, atau

tarian; yang terjadi secara langsung (live) di dalam ruang dan waktu yang sama, di sini

dan kini (hic et nunc).

Seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi individu atau kelompok

di tempat dan waktu tertentu. Seni pertunjukan yang dimaksud di sini adalah seni

pertunjukan yang dikonsep sebagai satu kesatuan pertunjukan yang mempunyai tema

dan tujuan tertentu, baik untuk kepentingan orang banyak, maupun bagi seni itu sendiri.

Jenis-jenis seni pertunjukan biasanya meliputi: seni musik, seni tari, seni rupa, seni

drama Sedyawati (2002: 8).

Menurut Sedyawati (2002:9), seni pertunjukan merupakan sebuah bentuk

ungkapan budaya, wahana untuk menyampaikan nilai-nilai budaya dan perwujudan

norma-norma estetik artistik yang berkembang sesuai dengan zaman. Sebuah

pertunjukan mungkin mengandung: musik saja, tari dengan musik sebagai pengiring

atau sebagai “mitra dialog”, pertunjukan drama dengan iringan music, pertunjukan

drama diiringi musik yang dipimpin oleh dalang yang menggunakan wayang untuk

mewakili tokoh-tokoh, atau sandiwara seperti drama model Eropa.

Seni pertunjukan dalam kehidupan manusia sudah sangat tua usianya dan

memiliki fungsi yang bermacam-macam yaitu: sebagai ritual kesuburan, memperingati

daur hidup sejak kelahiran manusia sampai ia mati, mengusir wabah penyakit,

melindungi masyarakat dari berbagai ancaman bahaya, sebagai hiburan pribadi, sebagai

presentasi estesis tontonan, sebagai media propaganda, sebagai penggugah solidaritas

sosial, sebagai pembangun integritas sosial, sebagai pengikat solidaritas nasional dan

13

sebagainya dalam Soedarsono (1999: 1-2). Penyebab dari hidup dan matinya sebuah seni

pertunjukan ada bermacam- macam: ada yang disebabkan oleh karena perubahan yang

terjadi di bidang politik, ada yang disebabkan oleh masalah ekonomi, ada yang karena

perubahan selera masyarakat penikmat, dan ada pula yang karena tidak mampu bersaing

dengan bentuk-bentuk pertunjukan yang lain. Selain itu perkembangan seni pertunjukan

bisa pula dilihat dari siapa yang menjadi penyandang dana produksinya.

Seni pertunjukan, khususnya dalam hal ini seni pertunjukan musik memiliki

beberapa aspek yang terdapat di dalamnya Sedyawati (2002: 22) meliputi: perlengkapan

penyajian, segala sesuatu yang berhubungan dengan kelengkapan suatu pertunjukan

musik, dalam hal ini panggung mempunyai peranan yang sangat penting. Bentuk dan

Struktur Penyajian, jenis penyajian yang dipakai oleh seniman dalam menyajikan suatu

tampilan kesenian, termasuk di dalamnya waktu penyajian.

Aspek Wiraga terkait dengan teknik gerak, Wirasa terkait dengan ekspresi dan

penjiwaan, dan Wirama terkait dengan tempo/irama gerak dan musik, akan dilihat dari

performance yang dilakukan oleh mahasiswa dalam membawakan karya tarinya. Urutan

Penyajian Tari, cara menyajikan video tari tersebut ditampilkan atau disajikan dengan

teknik pengambilan gambar yang tepat, menarik dan jelas. Semua aspek-aspek

pertunjukan tersebut berhubungan dengan kejelasan detail gerak unsur-unsur keindahan

pertunjukan tari. Bentuk lahiriah suatu hasil karya seni adalah wujud yang menjadi

wadah seni. Wujud seni dikatakan bermutu apabila wujud itu mampu memperlihatkan

keindahan serta berisi suatu pesan dan menyampaikan pesan tertentu kepada orang lain

Bastomi (1992: 80).

Bentuk lahiriah suatu seni dapat diamati dan dihayati. Bentuk hasil seni ada yang

visual yaitu hasil seni yang dapat dihayati dengan indra pandang yaitu seni rupa, tetapi

ada yang hanya dapat dihayati oleh indra pendengaran yaitu seni musik Bastomi

(1992:2). Seni pertunjukan dapat dilihat dari tiga faset Cahyono (2006:69). Pertama, seni

pertunjukan diamati melalui bentuk yang disajikan. Kedua, seni pertunjukan dipandang

dari segi makna yang tersimpan di dalam aspek-aspek penunjang wujud penyajiannya.

Ketiga, seni pertunjukan dilihat dari segi fungsi yang dibawakannya bagi komponen-

komponen yang terlibat didalamnya. Bentuk, makna, dan fungsi saling berhubungan

14

serta merupakan rangkaian yang memperkuat kehendak atau harapan para

pendukungnya. Pengkajian seni pertunjukan mencangkup aspek yang bersifat tekstual

dan kontekstual. Menurut Susetyo (2009: 1-2), aspek kajian bersifat tekstual yang

dimaksud adalah hal-hal yang terdapat pada bentuk seni pertunjukan, saat disajikan

secara utuh dan dinikmati langsung oleh masyarakat pendukungnya, yaitu bentuk

komposisi dan bentuk penyajiannya.

B. Tubuh Sebagai Medium Ekspresi

Sesuai pendefinisiannya, menurut Murti (dalam Marry, 2009: 4) performance art

didefinisikan sebagai praktik seni berupa suatu aksi yang dikonsepkan oleh senimannya,

di mana kehadiran tubuh dalam ruang dan waktu tertentu menjadi medium utama dalam

mengekspresikan sesuatu. Performance art berbeda dengan performing art/seni

pertunjukan dalam segi konsep dan partisipasi apresiator. Jika dalam seni

pertunjukan/performing art, tontonan dianggap sebagai bentuk seni di mana apresiator

bersifat pasif. Sedangkan dalam performance art, tubuh ditempatkan dalam medium

yang senantiasa terbuka, audience bisa ikut berpartisipasi. Selain itu disisi lain tubuh

sebagai medium ekspresi secara alami hadir untuk mencipta suasana atau suatu peristiwa

yang didasari realitas secara alami untuk mendekatkan jarak sosial sehingga terjalin

hubungan komunikasi, di mana tubuh sebagai mediumisasi rasa antara performer dengan

audience dan dengan orang lain disekitarnya.

Aksi tubuh adalah perantara penyampai pesan (massage) yang tidak dibatasi oleh

ruang dan waktu, siapapun yang memiliki tubuh dapat mengekspresikan rasanya secara

bebas dan terbuka tanpa tekanan. Untuk mengkaji mengenai visualisasi performance art

maka perlu memahami elemen-elemen performnace art diantaranya, tubuh sebagai

medium ekspresi, waktu (time), ruang (space), dan penonton (audience). Leo Tolstoy

menjelaskan bahwa karya seni ditujukan untuk mempengaruhi audience, sehingga akan

mempengaruhi emosinya (Tolstoy dalam Sunarto, 2016: 118), Barthes menegaskan

bahwa, sebuah pertunjukan (live performance) hanya akan bisa hidup dalam

improvisasinya atau aktualisasinya jika performer dan audience sama-sama berperan,

bahkan peran performer lebih dari penulis atau pemain (Bezruckm, 2011: 1079-1081).

15

BAB 3. METODE PENELITIAN

Penelitian ini termasuk dalam jenis kualitatif. Menurut Sugiyono (2015:15)

pendekatan kualitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme,

digunakan pada kondisi objek yang alamiah, dan peneliti adalah sebagai instrumen

kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive sample, yaitu

pengambilan sampel dengan cara memberikan ciri khusus yang sesuai tujuan penelitian.

Adapun teknik pengumpulan data yaitu dengan trianggulasi dan analisis data bersifat

induktif/kualitatif serta hasil dari penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada

generalisasi Penelitian ini juga merupakan bentuk penelitian deskriptif yang berusaha

untuk memberikan gambaran secara apa adanya mengenai implementasi teknologi

virtual reality pada guru dan siswa di sekolah untuk mengatasi pembelajaran selama

pandemi.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dala penelitian ini antara lain: 1. Penelitian

Lapangan, menggunakan kuesioner yaitu pengumpulan data yang diperoleh dengan cara

memberikan pertanyaan – pertanyaan kepada responden. Kuesioner yang digunakan

dalam penelitian ini adalah kuesioner terbuka dan tertutup dengan skala likert ordinal. 2.

Penelitian Kepustakaan, yaitu pengumpulan data sekunder sebagai bahan pelengkap

dengan meneliti buku – buku literatur yang berkaitan dengan penelitian.

Lokasi penelitian:

Lokasi penelitian ini dilakukan mahasiswa prodi tari dimulai dari mahasiswa prodi tari

FKIP Unila yang berada di Kota Bandar Lampung. Alasan memilih lokasi penelitian

untuk melihat hasil mata kuliah praktik tari pada pembelajaran daring yang ada di sekitar

peneliti.

16

Sumber Data

Sampel dalam penelitian kualitatif dinamakan narasumber atau informan. Informan

adalah orang yang dapat memberikan informasi mengenai situasi dan kondisi yang ada

pada tempat penelitian. Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive

sampling. Purposive sampling yakni penetapan responden sebagai sampel karena

berdasarkan adanya tujuan tertentu atau kriteria-kriteria tertentu, bukan berdasar atas

random dan strata (Sugiyono, 2011). Kriteria pengambilan sampel ini dilakukan

berdasarkan pertimbangan kondisi sekolah, tempat tinggal, setelah dilakukan analisis

kebutuhan pada tahap pendahuluan. Penelitian ini dilakukan pada siswa sekolah yang

berada di Bandar Lampung, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung Timur, Kabupaten

Lampung Barat, Lampung Tengah dan Pesisir Barat. Sumber data pada penelitian ini

menggunakan 30 responden yang menyebar hampir di seluruh Propinsi Lampung.

Sumber data dalam penelitian adalah siswa dan guru Sekolah Dasar yang ada di

Kabupaten dan Kota yang ada di Propinsi Lampung.

Teknik Pengumpulan Data

Ada beberapa teknik yang dapat digunakan dalam pengumpulan data penelitian.

Menurut Sugiyono (2015:193) bahwa metode pengumpulan data adalah cara-cara yang

digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Dalam penelitian ini menggunakan

teknik pengumpulan data wawancara, observasi, studi dokumen, dan angket.

Observasi

Observasi dilakukan guna menjaring berbagai fenomena yang ditemukan di lapangan

berkaitan dengan objek yang diangkat dalam penelitian ini, gambaran secara lengkap

dari berbagai aspek yang terdapat dalam penelitian. Observasi dilakukan dengan

17

Pedoman Observasi

Tabel 3.1 Pelaksanaan Pembelajaran Praktik Tari

No Mata Kuliah

Semester Pemberian Materi

Proses Pembelajaran

Hasil Belajar (UAS) Konten Kemasan

1 Tari Jawa Genap Praktik Daring Video Video

2 Olah Tubuh Genap Praktik Daring/tatap muka

Video Video

3 Tata Rias dan Busana

Genap Praktik Daring/tatap muka

Video Video

Pedoman pengamatan ini untuk mengetahui aplikasi yang digunakan prodi tari dalam

pelaksanaan pembelajaran daring pada mata kuliah tari pada tiap semesternya. Data ini

digunakan untuk mengetahui jenis aplikasi yang sering digunakan dan menjadi pilihan

dari mahasiswa untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran daring.

Tabel 3.2 Pengamatan Performansi Praktik Tari

No Nama NPM Materi Tari

Performansi

Wiraga (teknik gerak)

Wirasa (ekspresi)

Wirama (ketepatan gerak dan musik)

1

2

3

4

18

Wawancara

Wawancara digunakan untuk menggali informasi secara langsung pada narasumber

sebagai pihak yang terlibat langsung dalam pemanfaatan aplikasi zoom meeting baik di

sekolah maupun di rumah. Narasumber dari wawancara ini adalah dosen dan mahasiswa,

selain wawancara data juga diperoleh dari penyebaran angket.

Angket

Teknik pengumpulan data selanjutnya yaitu dengan menggunakan angket, angket

diberikan kepada mahasiswa prodi tari dari berbagai semester. Selain diberikan kepada

mahasiswa angket juga disebarkan kepada para mengajar mata kuliah praktik tari.

Tujuan disebarkan angket kepada mahasiswa dan dosen untuk mengetahui pelaksanaan

selama pembelajaran praktik tari dari kedua belah pihak. Angket yang disebarkan berupa

angket yang bersifat terbuka, dalam artian daftar pertanyaan yang diberikan tidak hanya

membutuhkan jawaban iya dan tidak, akan tetapi lebih kepada pertanyaan-pertanyaan

yang membutuhkan alasan atau tanggapan dari para responden. Daftar pertanyaan

digunakan untuk mengukur tingkat keefektifan pembelajaran praktik yang dilaksanakan

secara daring pada mahasiswa program studi pendidikan tari. Angket diberikan melalui

aplikasi google form, hal ini untuk memudahkan mendapatkan data dan mengolah data

dalam penelitian, selain itu penggunaan google form juga digunakan untuk

meminimalisir kontak langsung dengan responden, sebagai bentuk mendukung program

penangganan terhadap penyebaran virus corona. Berikut ini angket yang akan digunakan

sebagai alat ukurnya.

19

Tabel 3.3 Angket

No. Aspek Indikator Pertanyaan

1.

Praktik Tari

Teknik gerak Hitungan Musik Pola lantai

1. Bagaimana kejelasan materi yang

disampaikan?

2. Bagaimana kejelasan hitungan gerak dan

musik yang disampaikan?

3. Bagaimana kejelasan pola lantai, yang

disampaikan?

4. Kendala apa saja yang dihadapi dalam

menerima materi

5. Bagaimana strategi yang digunakan dosen?

6. Strategi apa saja yang mahasiswa gunakan

untuk memahami materi?

2. Penggunakan Aplikasi

1. Apakah fasilitas pembelajaran mendukung

proses pembelajaran?

2. Apakah anda mudah mengakses dan

mengikuti kegiatan pembelajaran?

3. Apakah sinyal anda mendukung pembelajaran

daring?

4. Apakah aplikasi yang digunakan mudah untuk

aplikasikan?

5. Kendala apa yang anda hadapi dalam

menggunakan aplikasi dalam pembelajaran?

6. Adakah solusi yang anda tawarkan dalam

implementasi penggunaan aplikasi untuk

proses pembelajaran?

20

3. Media

Pembelajaran

1. Apakah tampilan media yang digunakan oleh

dosen menarik?

2. Apakah media yang digunakan dosen

mempermudah anda mengikuti materi?

Studi Dokumentasi

Selain Dosen dan mahasiswa sumber data dalam penelitian ini, bersumber data juga

diperoleh melalui video hasil latihan mandiri dan hasil ujian praktik tari yang

dikumpulkan oleh mahasiswa. Video tersebut diambil dari unggahan mahasiswa melalui

aplikasi Instagram, youtube, dan video di vclass. Video hasil praktik tari mahasiswa

tersebut digunakan dan dianalisis untuk mengukur ketercapaian pembelajaran praktik

tari selama pembelajaran daring.

Road Map Penelitian:

Tahap1•menganalisisprosespembelajaranpraktiktari•menganalisisvideohasilpembelajaranpraktiktarimahasiswaproditari

Tahapke2• merancangstrategiyangtepatdalampembelajarandaripadamatakuliahpraktiktari

Tahapke3• membuatmodelpembelajarandaringpadamateripraktiktarimahasiswaproditari

21

Penelitian ini dilakukan secara bertahap, tahap pertama dimulai dengan membuat

menganalisis proses pembelajaran yang dilakukan secara daring pada prodi pendidikan

tari, terutama pada mata kuliah praktik tari. Berdasarkan hasil analisis terhadap proses

dan hasil pembelajaran praktik tari secara daring, tahap selanjutnya yaitu merancang

strategi dan model yang dapat digunakan dalam mata kuliah daring. Tahap selanjutnya,

membuat model pembelajaran daring pada mata kuliah praktik tari.

Keabsahan Data

Menurut Sugiyono (2015:372-373), uji keabsahan data dalam penelitian ini

menggunakan uji kredibilitas data dengan teknik triangulasi. Triangulasi adalah

pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dalam

penelitian ini dilakukan triangulasi sumber, yaitu cara mengecek data yang telah

diperoleh melalui beberapa sumber. Disamping menggunakan triangulasi sumber,

peneliti juga menggunakan triangulasi teknik, yaitu suatu cara untuk menguji kredibilitas

data dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda

(Sugiyono, 2015:373). Teknik berbeda yang dimaksud dalam pengumpulan data

penelitian ini yaitu dengan membandingkan hasil wawancara yang didapat dengan

analisis observasi, dokumentasi dan kuesioner.

Gambar 1. Triangulasi.

Dokumen

Wawancara

Observasi

22

Teknik Analisis Data

Untuk mencapai target penelitian sesuai dengan metode yang digunakan, maka

penelitian ini dilakukan melalui tahap sebagai berikut:

(1) Analisis Teori dan Hasil-hasil Penelitian

Pada tahap awal penelitian dilakukan analisis terhadap isi uraian hasil penelitian

terdahulu khususnya yang tentang performansi. Hasil penelitian tersebut

menunjukan bahwa pembejaran daring di sekolah mayoritas semua menggunakan

pemanfaatan teknologi, informasi, dan komunikasi. Namun pada kenyataannya

penggunaan teknologi tersebut tidak semuanya dapat dilakukan, ada beberapa

kendala saat pelaksanaannya. Analisis terhadap teori dan hasil-hasil penelitian yang

berkaitan identifikasi masalah yang diangkat dalam penelitian tersebut, merupakan

tahap yang juga dilakukan pada penelitian kali ini. Hasil yang diharapkan pada

kegiatan ini adalah seperangkat deskripsi teori dan kisi-kisi instrumen.

(2) Analisis Kebutuhan

Tahap selanjutnya adalah analisis kebutuhan dengan cara menganalisis berbagai

aspek yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran daring yang dapat dimanfaatkan

dosen dan mahasiswa. Analisis kebutuhan dilakukan melalui survey dengan sampel

dari berbagai sekolah yang menerapkan pembelajaran daring.

(3) Hasil pengamatan penilaian terhadap performansi hasil praktik tari mahasiswa dan

penyempurnaan hasil pembelajaran daring, pada tahap ini dilakukan review dan

penyempurnaan melalui hasil angket dari jawaban dan pernyataan dari mahasiswa

dan dosen pengampu mata kuliah praktik.

(4) Penyusunan Laporan

Pada tahap ini dilakukan penyusunan laporan guna akuntabilitas kegiatan penelitian.

Hasil yang diharapkan pada kegiatan akhir ini berupa laporan hasil penelitian hasil

pembelajaran praktik tari saat pembelajaran daring.

23

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Selama pandemic covid-19 berlangsung pembelajaran di sekolah maupun

perguruan tinggi dilakukan secara daring (dalam jaringan), dosen dan mahasiswa

bertemu dalam ruang maya yang ada di beberapa platform seperti zoom, google meet,

google classroom dan lain sebagainya. Sama halnya yang dilakukan di Program Studi

Pendidikan Tari Jurusan Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung. Perkuliahan teori maupun praktik keduanya dilakukan secara

daring, dosen dituntut untuk kreatif dan adaptif dalam kondisi ini. Kreatif untuk

menciptakan metode agar tujuan pembelajaran dapat terlakasana dan tidak menimbulkan

kebosanan kepada mahasiswa, terlebih dalam mata kuliah praktik yang biasa dilakukan

secara langsung. Dan adaptif dalam segala situasi yang terjadi.

Penelitian ini melihat bagaimana performansi praktik tari yang dilakukan oleh

mahasiswa pada tiga mata kuliah, yaitu Tari Jawa, Olah Tubuh dan Tata Rias. Ketiga

mata kuliah ini biasanya dilakukan secara tatap muka, karena mata kuliah tersebut

mengharuskan pengajar mempraktikan langsung materi dan juga mengkoreksi praktik

mahasiswa secara langsung. Mata kuliah tari Jawa ditempuh oleh mahasiswa semester

empat dengan materi tari Jejer yang berasal dari Banyuwangi, mata kuliah ini bersifat

apresiatif yang memberikan pengalaman ketubuhan bagi mahasiswa untuk dapat

menguasai tari diluar kebudayaan daerahnya atau dalam hal ini kebudayaan Lampung.

Sedangkan mata kuliah Olah Tubuh adalah sebuah mata kuliah dasar yang harus

ditempuh oleh mahasiswa tari, mata kuliah ini bertujuan untuk membentuk ketubuhan

mahasiswa sebagai seorang penari. Melalui mata kuliah ini juga mahasiswa dibekali

beberapa teknik dasar tentang power, flexibility, dan balancing yang berguna bagi

mahasiswa untuk menyelesaikan semua mata kuliah praktik sampai dengan akhir

perkuliahan. Mata kuliah ini ditempuh oleh mahasiswa program studi pendidikan tari

semester dua.

24

Penelitian ini selanjutnya melihat bagaimana performansi mahasiswa pada mata

kuliah tata rias. Tata rias merupakan salah satu mata kuliah praktik di Program Studi

Pendidikan Tari yang mana mahasiswa tidak melakukan praktik tari, melainkan praktik

merias wajah atau make up dan menata rambut (hair do). Sebagai seorang penari,

koreografer dan guru tari memiliki kompetensi untuk merias dan menata rambut adalah

kewajiban. Hal ini menyempurnakan performansi penari dalam setiap tampilannya.

Sebelum pandemi covid-19 menerpa dunia, mahasiswa dapat secara langsung praktik

tata rias menggunakan alat-alat yang disediakan oleh kampus, namun saat ini mahasiswa

harus melengkapi sendiri alat-alat pendukung perkuliahannya agar perkuliahan ini

berjalan dengan lancar. Tentu ini menjadi kendala, karena untuk memenuhi kebutuhan

perkuliahan tata rias mengharuskan mahasiswa merogoh kocek yang cukup dalam.

Berikut merupkan tabel hasil pengamatan performansi mahasiwa pendidikan tari

di ketiga mata kuliah tersebut di atas:

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaran

No Mata Kuliah

Semester Pemberian Materi

Proses Pembelajaran

Hasil Belajar (UAS) Konten Kemasan

1. Tari Jawa

Genap (4)

16 Pertemuan

- 12 pertemuan daring

- 3 pertemuan luring

- 1 pertemuan Ujian Tengah Semester (daring)

- 1 pertemuan Ujian Akhir

Pertemuan daring dilakukan dengan melaksanakan tatap maya melalui aplikasi zoom, pemberian materi melalui video tutorial sedangkan pertemuan luring dilakukan dengan bertemu beberapa perwakilan kelas untuk

Mahasiswa mengirimkan hasil belajar berupa video, sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati di awal kelas.

UAS dikirimkan dalam bentuk video yang terdapat penjelasan nama mahasiswa dan nomor pokok mahasiswa. Video juga diberikan dengan kualitas gambar yang baik utnuk memudahkan dosen dalam tahap

25

Semster (Daring)

belajar secara langsung dan dilanjtkan dnegan metode tutor sebaya.

evaluasi.

2 Olah Tubuh

Genap (2)

16 kali Pertemuan dengan pembagian tiga pokok materi yaitu power, balancing dan flexibility. - 6

pertemuan luring

- 8 pertemuan daring

- 1 pertemuan UTS daring

- 1 pertemuan UAS daring.

Pertemuan daring dilakukan melalui aplikasi zoom, untuk memberikan materi yang dibantu dengan video tutorial gerak. Pertemuan luring dilakukan untuk memeberikan materi dan membenarkan teknik-teknik olah tubuh yang baik.

Mahasiswa mengirimkan hasil belajar berupa video, sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati di awal kelas.

UAS dikirimkan dalam bentuk video yang terdapat penjelasan nama mahasiswa dan nomor pokok mahasiswa. Video juga diberikan dengan kualitas gambar yang baik utnuk memudahkan dosen dalam tahap evaluasi.

3 Tata

Rias

Genap

(4)

16 kali

pertemuan

- 10 pertemuan luring terbatas

- 4 pertemu

Pertemuan luring terbatas dilakukan untuk memberikan materi secara langsung, pertemuan daring dilakukan

Mahasiswa mengirimkan video hasil make up dengan materi yang telah ditetukan.

Mahasiswa membuat video dengan kemasan menarik, menggunakan efek transisi dan diberikan tambahan musik untuk

26

an daring

- 1 pertemuan uts daring

- 1 pertemuan UAS daring

dnegan memberikan materi pembelajaran melalui video tutorial.

menambah daya tarik video.

Tabel di atas merupakan hasil pengamatan pelaksanaan perkuliahan pada semester

genap tahun ajaran 2020 untuk tiga mata kuliah, yaitu tari Jawa, Olah Tubuh dan Tata

Rias. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pada dasarnya perkuliahan yang

bersifat praktik tidak seutuhnya dilakukan secara daring, masih terdapat pertemuan-

pertemuan luring dengan segala peraturan dan pertimbangan untuk memaksimalkan

terwujudnya tujuan pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara kepada dosen

pengampu mata kuliah, dari ketiga mata kuliah tersebut memiliki alasan yang berbeda

mengapa perlu dilakukan perkuliahan hybrid antara luring dan daring. Alasan tersebut

antara lain:

1. Mata Kuliah tari Jawa dilakukan secara hybrid dikarenakan oleh ketubuhan

mahasiswa prodi tari yang belum terbiasa dengan ketubuhan di luar Lampung

yang dalam kasus ini yaitu ketubuhan tari Jejer dari Banyuwani Jawa Timur.

Oleh karena itu dosen merasa perlu untuk bertemu secara luring guna

mengevaluasi ketubuhan dan rasa ‘kejawaan’ para mahasiswa. Para mahasiswa

dibagi kedalam beberapa kelompok, yang mana dari tiap kelompok bergantian

untuk bertemu secara luring dengan dosen pengampu dan mempelajari teknik tari

Jejer secara langsung. Setelah itu mahasiswa yang bertugas untuk belajar secara

langsung akan mengajarkan teknik tersebut kepada teman-temannya.

2. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa matakuliah olah tubuh

merupakan mata kuliah dasar bagi mahasiswa tari. Ketubuhan seorang penari

harus dibekali dengan teknik yang benar, agar semua tari pada semester

selanjutnya akan mudah dipelajari. Atas alasan tersebut, dosen pengampu mata

27

kuliah olah tubuh melaksanakan pertemuan luring bagi mahasiswa dengan

protokol kesehatan yang ketat. Ketika beberapa teknik sudah diberikan secara

luring maka selanjutnya mahasiswa diminta untuk berlatih mandiri dirumah

masing-masing dan mengirimkan progres ketubuhannya melalui video.

3. Mata kuliah berikutnya adalah Tata Rias. Merupakan mata kuliah praktik, namun

bukan praktik tari. Tata rias sebagai unsur pendukung penting tari juga harus

dikuasai oleh penari dan calon guru tari. Alasan dosen pembimbing mengadakan

pertemuan luring pada mata kuliah ini bukan hanya terletak dari materi seperti

pada mata kuliah sebelumnya. Melainkan pertemuan luring dilakukan karena

tidak semua mahasiswa memiliki peralatn lengkap guna mendukung

terlaksananya perkuliahan ini. Pertemuan luring dengan jumlah terbatas

dilakukan untuk membantu meringankan mahasiwa dalam hal pengadaan alat

pendudkung perkuliahan yang relative banyak dan memiliki harag yang cukup

tinggi.

Setelah mendapatkan data mengenai pelaksanaan perkuliahan sampai kepada

pelaksanaan UAS maka selanjutnya akan dipaparkan hasil dari performansi mahasiswa

dalam tiga mata kuliah tersebut melalui tabel berikut ini:

1. Mata Kuliah Tari Jawa

Tabel 4.2 Pengamatan Performansi Mahasiswa di Mata Kuliah tari Jawa

No Nama Performansi Mahasiswa

Wiraga Wirama Wirasa Video UAS

1. Indika Oktaviani Kurang Cukup Cukup Cukup

2. Elda Savira Baik Baik Cukup Baik

3. Putri Anita M Kurang Baik Baik Baik

4. Diah Amelia S Cukup Baik Cukup Baik

5. Diana Mai Sari Kurang Kurang Kurang Baik

6. Etika Witantri Baik Baik Baik Sangat Baik

28

7. Sairul Anwar Baik Sangat Baik Baik Baik

8. Ahmad Faisal A Cukup Baik Cukup Baik

9. Gabriel Stephani M Cukup Baik Baik Baik

10. Retno Anisa Putri Baik Baik Baik Cukup

11. Dona Rika Novalia Cukup Cukup Baik Baik

12. Meva Liwasa Baik Baik Cukup Baik

13. Desta Ayu R Cukup Cukup Baik Baik

14. Try Amelia Izzati R Kurang Kurang Kurang Cukup

15. Okta Berliana Baik Baik Baik Cukup

16. Denta Pramana P Cukup Cukup Baik Sangat Baik

17. Cantika Anisa W.T Kurang Kurang Baik Baik

18. Desi Fitriyana Cukup Baik Cukup Sangat Baik

19. Rara Ardelia

Artanti

Baik Cukup Cukup Baik

20. Amalia Rizqi Baik Baik Baik Baik

21. Nehemia Setia N Cukup Cukup Cukup Sangat Baik

22. Noviza Junita Baik Cukup Baik Baik

23. Rara Alifia Putri Kurang Kurang Kurang Cukup

24. Ikhsan Taufiq Cukup Sangat Baik Baik Sangat Baik

25. Siti Anisa R Cukup Baik Baik Baik

26. Ade Liesna Carin A Baik Baik Baik Cukup

27. Tri yulita Sari Baik Kurang Baik Cukup

28. Rabia Al Adawiyah Kurang Kurang Kurang Kurang

29. Irfan Wahid Kurang Baik Baik Baik

30. Prata Hanifah K Cukup Cukup Cukup Cukup

31. Nudzulia Carola Baik Cukup Baik Baik

32. Laila Wafiq Azizah Kurang Kurang Kurang Baik

33. Nanda Alia Fahsa Cukup Baik Cukup Baik

34. Dela Dwi Baik Cukup Cukup Sangat Baik

29

Mardalina

35. Anggun Trishia

U.H

Baik Baik Baik Sangat Baik

36. Nyimas Sekartaji K Kurang Kurang Kurang Baik

Tabel 4.2 di atas merupakan hasil pengamatan performansi mahasiswa pada mata kuliah

tari Jawa. Aspek yang dinilai meliputi aspek Wiraga atau teknik gerak yang dilakukan

oleh mahasiswa, aspek Wirama yaitu ketepatan gerak dengan musik iringan tari, aspek

Wirasa yaitu aspek yang melihat bagaiman mahasiswa mampu merasakan atau menjiwai

tarian tersebut. Aspek yang terakhir merupakan aspek tambahan, yang sebelumnya tidak

ada dalam penilaian mahasiswa yaitu aspek tampilan video Ujian Akhir mahasiswa.

Pada aspek ini dilakukan pengamatan kualitas video ujian akhir, bagaimana teknik

pegambilannya dan kualitas gambar dari video tersebut. Hal ini dilakukan karena

mempengaruhi evaluasi tari tersebut.

2. Mata Kuliah Olah Tubuh

Tabel 4.3 Pengamatan Performansi Mahasiswa di Mata Kuliah Olah Tubuh

No Nama Performansi Mahasiswa

Power Balance Flexibel Video UAS

1. Nelyta Pebrianis Baik Baik Cukup Baik

2. Anas Tasia Dayu A Baik Baik Sangat Baik Baik

3. Riki Ardian Kurang Cukup Kurang Baik

4. Ratu Ababiel N Cukup Cukup Kurang Cukup

5. Ni Ketut Putri A Baik Baik Kurang Baik

6. Indah Kharisma Z Baik Baik Baik Baik

7. Desta Riski Y Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik

8. Selamet Riaji Baik Baik Sangat Baik Baik

9. Niar Feby Arifa Cukup Cukup Kurang Cukup

30

10. Nilam Cahya Cukup Cukup Kurang Cukup

11. Ade Lutfhi Usa A Cukup Cukup Cukup Baik

12. Heru Bapenda Kurang Kurang Cukup Baik

13. Listia Ayu Anjani Sangat Baik Baik Baik Baik

14. Widia Oktari Safitri Kurang Kurang Kurang Cukup

15. Vina Ervina Cukup Cukup Cukup Baik

16. Shela Deifani Kurang Kurang Kurang Kurang

17. Amalia Putri Utami Cukup Cukup Cukup Baik

18. Yuli Yanti Cukup Cukup Cukup Baik

19. Vora Prasivila Kurang Kurang Sangat Kurang Cukup

20. Revadilah Awanda Kurang Cukup Sangat Kurang Cukup

21. Ajeng Prianjani Cukup Baik Baik Baik

22. Ade Zahra Falerin Cukup Baik Sangat Baik Baik

23. Zulfa Agus Putri Cukup Cukup Kurang Cukup

24. Fina Puryantika Cukup Cukup Kurang Baik

25. Amanda Luwih S Kurang Kurang Sangat Kurang Cukup

26. Indira Margareta M Kurang Kurang Sangat Kurang Kurang

27. Dian Febiyanti Cukup Cukup Cukup Cukup

28. Indah Lestari Cukup Cukup Kurang Cukup

29. Aulia Restiana Putri Baik Cukup Cukup Baik

30. Siska Maharani Baik Baik Cukup Baik

Tabel 4.3 merupakan tabel pengamatan performansi mahasiswa pada mata kuliah olah

tubuh. Terdapat empat aspek yang diamati yaitu bagaimana performasi mahasiswa

dalam kekuatan tubuh pada aspek power, selanjutnya bagaimana performansi mahasiswa

dalam keseimbanagn tubuh pada aspek balance, lalu bagaimana performansi mahasiswa

dalam kelenturan tubuh pada aspek flexsibel. Sama dengan mata kuliah tari Jawa, pada

mata kuliah ini juga diamati performansi mahasiswa pada saatu Ujian AKhir dalam

bentuk Video.

31

3. Mata Kuliah Tata Rias

Tabel 4.4 Pengamatan Performansi Mahasiswa di Mata Kuliah Tata Rias

No Nama Performansi Mahasiswa

Teknik Pengetahuan Tampilan Video UAS

1. Indika Oktaviani Kurang Cukup Cukup Baik

2. Elda Savira Baik Baik Baik Baik

3. Putri Anita M Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik

4. Diah Amelia S Cukup Cukup Cukup Baik

5. Diana Mai Sari Kurang Kurang Kurang Baik

6. Etika Witantri Cukup Cukup Baik Baik

7. Sairul Anwar Cukup Baik Cukup Kurang

8. Ahmad Faisal A Cukup Cukup Cukup Baik

9. Gabriel Stephani M Sangat Baik Baik Sangat Baik Baik

10. Retno Anisa Putri Baik Baik Baik Baik

11. Dona Rika Novalia Cukup Cukup Baik Baik

12. Meva Liwasa Baik Baik Baik Baik

13. Desta Ayu R Cukup Cukup Cukup Baik

14. Try Amelia Izzati R Kurang Cukup Cukup Baik

15. Okta Berliana Baik Baik Baik Baik

16. Denta Pramana P Sangat Baik Baik Baik Baik

17. Cantika Anisa W.T Kurang Kurang Cukup Baik

18. Desi Fitriyana Cukup Baik Cukup Sangat Baik

19. Rara Ardelia

Artanti

Baik Cukup Baik Baik

20. Amalia Rizqi Baik Baik Baik Baik

21. Nehemia Setia N Cukup Cukup Baik Sangat Baik

22. Noviza Junita Baik Baik Sangat Baik Baik

32

23. Rara Alifia Putri Kurang Cukup Kurang Baik

24. Ikhsan Taufiq Cukup Sangat Baik Baik Sangat Baik

25. Siti Anisa R Cukup Baik Baik Baik

26. Ade Liesna Carin A Baik Baik Baik Baik

27. Tri yulita Sari Baik Cukup Baik Cukup

28. Rabia Al Adawiyah Cukup Cukup Kurang Cukup

29. Irfan Wahid Kurang Cukup Cukup Baik

30. Prata Hanifah K Cukup Baik Cukup Cukup

31. Nudzulia Carola Baik Cukup Baik Baik

32. Laila Wafiq Azizah Kurang Cukup Kurang Baik

33. Nanda Alia Fahsa Baik Baik Baik Baik

34. Dela Dwi

Mardalina

Baik Cukup Baik Baik

35. Anggun Trishia

U.H

Baik Baik Sangat Baik Baik

36. Nyimas Sekartaji K Cukup Kurang Kurang Baik

Tabel 4.4 merupakan tabel pengamatan performansi mahasiswa pada mata kuliah Tata

Rias Terdapat empat aspek yang diamati yaitu bagaimana penguasaan teknik make up

mahasiswa, selanjutnya bagaimana performansi mahasiswa dalam pengetahuan

mahasiswa mengenai make up, lalu bagaimana performansi mahasiswa dalam hasil akhir

make up disetiap materi yang diberikan oleh dosen. Pada mata kuliah ini juga diamati

performansi mahasiswa pada saatu Ujian Akhir dalam bentuk Video meliputi tampilan

video, editing dan transisi video.

33

4. 2 Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah di uraikan sebelumnya didapatkan hasil

mengenai performanansi mahasiswa program stiudi pendidikan tari di tiga mata kuliah

tersebut. Untuk memudahkan pembacaan performansi mahasiswa akan diuraikan

kedalam diagram berikut ini :

a. Mata Kuliah Tari Jawa

Diagram diatas menunjukan hasil bahwa pada aspek wiraga tidak ada mahasiswa

yang mendapatkan kategori sangat kurang dan sangat baik. Semua mahasiswa mampu

menyelesaikan dengan kriteria baik sebanyak lima belas mahasiswa, lalu yang

mendapatkan kategori cukup sebanyak dua belas mahasiswa dan kategori kurang

sepuluh mahasiswa. Penilaian wiraga adalaah penilaian mengenai gerak mahasiswa pada

tari Jejer, tidak ada mahasiswa yang tidak bisa menggerakan tari Jejer namun belum ada

pula mahasiswa yang dapat menuntaskan tari Jejer dengan kriteria sangat baik. Dosen

pengampu mengatakan hal ini terjadi dikarenakan ridak semua mahasiswa dikoreksi

ketubuhannya scera langsung oleh dosen karena perkuliahan daring. Namun, untuk

0

5

10

15

20

25

Wiraga Wirama Wirasa UAS

TariJawa

SangatKurang Kurang Cukup Baik SangatBaik

34

pembelajaran daring kriteria penilaian yang didapatkan oleh mahaisswa sudah menjadi

pencapaian yang luar biasa.

Aspek yang dinilai selanjutnya adalah aspek wiraga, yang mana pada aspek ini

dilihat bagaiman penguasaan musik para penari dan bagaimana penar-penari tersebut

dapat menyesuaikan setiap ketukan pada musiknya. Terdapat delapan mahasiswa yang

mendapatkan kategori kurang, sepuluh orang mahasiswa mendapatkan kategori sukup,

lima belas mahasiswa mendapatkan kategori baik dan dua mahasiswa mendapatkan

kategori sangat baik. Semua mahasiswa berhasil mengikuti musik tari yang diberikan,

hal ini dibuktikan dengan tidak adanya mahasiswa yang mendapatkan kategori sangat

kurang. Walaupun mahasiswa yang mendapat kategori kurang masih berjumlah delapan

mahasiswa, berdasarkan hasil wawancara dengan mahasiswa hal ini terjadi karena

kebingungan ketukan pada musik. Perkuliahan yang dilakukan melalui daring seringkali

mendapatkan kendala signal yang mengakibatkan suara menjadi delay dan mahasiswa

sulit mengikuti musik iringan tari.

Aspek ketiga adalah aspek wirasa. Pada aspek ini mahasiswa dinilai bagaimana

mereka mampu menjiwai tari Jejer tersebut. Bukan hanya beregerak dan mengikuti

musik, sebelumnya dosen telah memberikan informasi mengenai tema tarian dan

ekspresi yang harus di wujudkan pada tarian ini. Berdasarkan hasil penilaian, terdapat

satu mahasiswa yang mendapatkan kategori kurang dalam hal wirasa, lalu delapan

mahasiswa dengan kategori cukup, Sembilan belas mahassiswa dengan kategori baik

dan tujuh mahasiswa dengan katogeri sangat baik. Aspek ini menjadi aspek yang cukup

berhasil dilakukan oleh mahasiswa, tidak ada satu orang pun yang mendakatkan kategori

sangat kurang dan yang mendapatkan kategori kurang hanya satu mahasiswa. Hal ini

menunjukan bahwa mahasiwa dapat menjiwai dan mengkeskresikan tari Jejer sesuai

dengan kriteria yang telah ditentukan.

Penilain terakhir adalah penilain pada Ujian Akhir Mahasiswa, penilaian aspek

ini meliputi video UAS yang dikirimkan mahasiswa kepada dosen. Berdasarkan hasil

penilaian tidak ada mahasiwa yang mendapatkan kategori sangat kurang, lalu satu

mahasiswa dengan kategori kurang, delapan mahasiswa dengan kategori cukup, dua

puluh mahasiswa dengan kategori baik dan tujuh mahaisswa dengan kategori sangat

35

baik. Pada aspek ini mahasiswa mampu menjalankan tugas dengan cukup baik, hal ini

dilihat dari banyak nya mahasiswa yang mencapai kategori baik dan sangat baik.

b. Mata Kuliah Olah Tubuh

Hasil penilaian keempat aspek pada mata kuliah olah tubuh menunjukan hasil

yang cukup beragam. Pada aspek penilaian power, dilakuakn penilaian untuk kekuatan

tubuh mahasiswa. Aspek power meliputi gerak berlari, pernafasan dan kekuatan kuda-

kuda penari. Terdapat delapan mahasiswa dengan kategori kurang, tiga belas mahasiswa

dengan kategori cukup, lalu tujuh mahasiswa dengan kategori baik dan satu orang

mahasiswa dengan kategori sangat baik. Rata-rata mahasiswa mendapatkan kategori

cukup dalam hal kekuatan tubuh. Aspek selanjutnya yaitu aspek keseimbangan atau

Balance pada aspek ini mahasiswa dibekali beberapa teknik tentang keseimbangan yang

dibutuhkan sebagai modal penari.

Aspek balance mendapatkan hasil sebanyak enam orang mahasiswa dengan

kategori kurang, empat belas mahasiwa dengan kategori cukup, dan sepuluh mahasiswa

dengan kategori baik. Tidak ada satu mahasiswa pun yang mendapatkan kategori sangat

kurang dan sangat baik, itu berarti belum ada mahasiswa yang mampu menuntaskan

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

Power Balance Flexibel UAS

OlahTubuh

SangatKurang Kurang Cukup Baik SangatBaik

36

kategori ini walaupun tidak ada mahasiswa yang tidak berhasil. Berdasarkan hasil

wawancara dengan dosen pengempu mata kuliah olah tubuh hal ini disebabkan oleh

pertemuan yang hanya melalui platform zoom sehingga mahasiswa kurang memahami

materi yang diberikan.

Aspek selanjutnya yang diamati adalah aspek kelenturan atau flexible. Sebagai

seorang penari, harus memiliki tubuh yang lentur sebagai modal dalam menguasai

berbagai tarian. Aspek ini menjadi aspek yang cukup sulit untuk dituntaskan oleh

mahasiswa, hal ini terlihat dari terdapat empat mahasiswa yang ada pada kategori sangat

kurang, lalu Sembilan mahasiswa dengan kategori cukup, tiga mahasiswa pada kategori

baik dan empat mahasiswa dengan kategorisangat baik. Aspek terakhir yang diamati

pada mata kuliah Olah Tubuh adalah hasil video UAS yang dikrimkan oleh mahasiswa,

video tersebut berupa penguasaan ketiga aspek sebelumnya. Berdasarkan hasil

pengamatan dosen terdapat dua orang mahasiswa dengan kategori kurang, sepuluh

mahasiswa dengan kategori cukup, lalu tujuh belas mahasiswa dengan kategori baik, dan

satu orang mahasiwa dengan kategori baik.

Terdapar perubuahan yang cuku signifikan dari hasil harian dengan hasil ujian

akhir, berdasarkan wawancara dengan dosen pegampu hal ini disebabkan oleh

penambahan pertemuan pada luring untuk pematangan ketiga teknik olah tubuh tersebut

yang sebelumnya sudah diberikan secara daring. Dosen perlu mengoreksi dan

mencontohkan secara langsung teknik gerak yang benar, bukan hanya untuk penilaian

namun juga mengurangi kemungkinan cidera yang akan terjadi di mahasiswa. Hal ini

terbukti meningkatkan kemampuan mahasiwa.

37

c. Tata Rias

Dapat dilihat pada diagram di atas, pada mata kuliah tata rias terdapat empat

aspek penilaian yaitu penilaian mengenaik teknik make up yang dilakukan mahasiswa,

apaka sudah sesuai dengan yang diberikan oleh dosen pengampu atau belum. Tata rias

atau make up memiliki istilah-istilah asing yang diadaptasi dari bahasa Inggris, hal ini

mengharuskan mahasiswa memiliki pengetahuan tentang hal tersebut. selain itu

mahaisswa jug ahrus peka dan mengteahui trend make-up yang sedang berkembang saat

ini. Setelah mengetahui teknik yang baik dan benar ditambah dengan pengetahuan

mengenai alat dan trend make up maka spek berikutnya yang dinilai adalah hasil make

up diwajah model atau wajah mahasiswa itu sendiri.

Pada aspek Teknik, terdapat tujuh orang mahasiswa yang belum berhasil

sehingga mendapatka kategori penilaian kurang, lalu tiga belas mahasiswa lainnya

berada pada kategori cukup, dua belas mahasiswa dengan kategori baik dan tiga

mahasiswa dengan kategori sangat baik. Tidak ada satu mahssiwa pun pada kategori

0

5

10

15

20

25

30

Teknik Pengetahuan Hasil UAS

TataRias

SangatKurang Kurang Cukup Baik SangatBaik

38

sangat kurang hal ini menunjukan bahwa pada dasarnya mahasiswa mampu menguasai

teknik tata rias yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah. Aspek selanjutnya

adalah aspek pengetahuan. Pada aspek ini terdapat tiga mahasiswa dengan kategori

kurang, lalu lima belas mahasiwa dengan kategori cukup, enam belas mahasiwa dengan

kategori baik dan satu mahasiwa dengan kategori sangat baik. Rata-rata mahasiwa

memiliki pengetahun yang cukup baik mengenai make up. Pesatnya kemajuan

tekhnologi dan aktifitas di sosial media menyebabkan mahasiswa memiliki pengetahun

yang baik.

Aspek selanjutnya aspek hasil, yaitu pengamatan mengenai hasil make up

mahasiswa. Terdapat lima mahaaiswa dengan kategori kurang, lalu sepuluh mahasiswa

dengan kategori cukup, enam belas mahasiswa dengan kategori baik serta empat

mahasiswa dengan kategori sangat baik. Serta tidak ada satu mahaiswa pun dengan

kategori sangat kurang. Aspek terakhir yang diamati dalam rangka melihat performansi

mahasiwa pada mata kuliah tata rias adalah dari video Ujian Akhir yang dikrimkan

kepada dosen pengampu. Dalam asoek ini terdapat satu mahasiswa dengan kategori

kurang, lalu tiga mahasiswa dengan kategori cukup, dua puluh delapan mahaisiswa

dengan kategori baik dan empat oaring mahasiswa dengan kategori sangat baik.

Ketiga mata kuliah yang telah dijabarkan di atas, telah terlihat hasil bahwa

performansi mahasiswa dapat dikatakan cukup baik. Namun terdapat satu hal yang

kunco yang terjadi pada pelaksanaan perkuliahan, yaitu dengan pelaksanaan hybrid

perkuliahan. Hasil wawancara dengan dosen pengampu mata kuliah dikatakan bahwa

terjadi peningkatan yang cukup signifikan setelah dilakukan pertemuan luring.

39

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan pengamatan performansi praktik tari dalam pembelajaran tari

mahasiswa Program Studi Pendidikan Tari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung, pada ketika mata kuliah yaitu tari Jawa, Olah Tubuh dan Tata

Rias mendapatkan hasil bahwa pembelajaran tetap bisa terlaksana. Namun, tidak

seluruhnya dilakukan secara daring. Pembelajaran dilakukan secara hybrid dengan

beberapa pertemuan dilakukan secara luring dengan metode yang berbeda-beda dari

setiap mata kuliahnya.

Hasil pembelajaran juga menunjukan bahwa masih banyak mahasiswa yang

kurang memahami detail gerak dan detail teknik ketika pembelajaran dilakukan hanya

secara daring. Oleh karena itu, pembelajaran daring untuk praktik tari mahasiswa

Program Studi Pendidikan Tari Universitas Lampung tidak seutuhnya berhasil.

5.2 Saran

Jika pembelajaran online masih berlangsung, dosen di tuntut untuk bisa adaptif

dalam menciptakan metode pembelajaran agar tujuan pembelajaran tetap terlaksana.

Melalui penelitian ini juga diharapkan para pemegang kebijakan dapat membuat sebuah

aturan baru terhadap pembelajaran-pembelajaran pratik yang dilakukan secara daring.

Selain itu, efek lain dari pembelajaran ini adalah terbiasanya dosen dan mahasiswa untuk

dapat melakukan pembelajaran secara blended learning.

40

DAFTAR PUSTAKA

Clark, Donald. 2006. Motivation in e-learning. Disponível em: Março, 2012

<http://www.epic.co.uk> [Internet]. Diakses pada 22 Februari 2021 D. Hamilton, at all. 2020. Immersive Virtual Reality as a Pedagogical Tool in

Education: a Systematic Literature Review of Quantitative Learning Outcames and Experimental Design. J. Comput. Educ. (2021) 8(1):1–32.

Jebara et al. 2014 Jebara N, Orriols E, Zaoui M, Berthoz A, P P. Effects of enactment in episodic memory: a pilot virtual reality study with young and elderly adults. Front Aging Neurosci. 2014;6: 338.

Marry, M.P.L.2014. “Kajian Tubuh Dalam Karya-Karya Video Performans Dekade 200 an Di Indonesia, Studi Kasus: Prilla Tania, Reza Afisina, dan Vincensius Christiawan”. Visual Art Vol 3, No 1. Hal 1-11. Bandung: Institut Tehnologi Bandung.

Ricka Tesi Muskania, Zulela MS. 2021. Realita Transformasi Digital Pendidikan Di

Sekolah Dasar Selama Pandemi Covid-19. Jurnal Pendidikan Dasar Nusantara (JPDN) ISSN 2579-6461 (Online) ISSN 2460-6324 (Print).Volume 6 Nomor 2. Januari 2021.

S. Yoganathan, D.A. Finch, E. Parkin, J. Pollard. 2018. 360° Virtual Reality Video for The Acquisition ff Knot Tying Skills: A Randomised Controlled Trial. International Journal of Surgery 54 (2018) 24–27.

Purwanto, A., Pramono, R., Asbari, M., Hyun, C., Wijayanti, L., Putri, R., & santoso,

priyono. (2020). Studi Eksploratif Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Proses Pembelajaran Online di Sekolah Dasar. EduPsyCouns: Journal of Education, Psychology and Counseling, 2(1), 1-12. Retrieved from. https://ummaspul.e-journal.id/Edupsycouns/article/view/397

Sunarto. 2009. Seni sebagai Ekspresi Emosi: Telaah Hakiki dan Nilai Seni dalam Ekspresivisme.http://download.portalgaruda.org/article.php?article=136195 &val=5660 Sunarto. 2001.