laporan komunikasi penyuluhan
DESCRIPTION
SORRY YANG MAU DOWNLOAD SMS 085720178202TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Serangan hama merupakan salah satu faktor pembatas untuk peningkatkan
produksi padi sawah. Salah satunya hama wereng cokelat. Wereng coklat
(Nilaparvata lugens) adalah salah satu hama padi yang paling berbahaya dan
merugikan, terutama di Asia Tenggara dan Asia Timur. Serangga kecil ini menghisap
cairan tumbuhan sehingga menyebabkan daun berubah warna menjadi kuning atau
oranye sebelum menjadi cokelat dan mati. Dalam populasi yang tinggi dan varietas
yang ditanam rentan terhadap wereng batang cokelat dapat juga menyebarkan dan
menularkan beberapa virus seperti virus yang menyebabkan kerdil hampa dan kerdil
rumput yang sangat merusak pertanaman padi.
Untuk megendalikan hama tersebut seringkali digunakan pestisida kimia
dengan dosis yang berlebihan. Konsep pengendalian hama terpadu (PHT) muncul dan
berkembang sebagai koreksi terhadap kebijaksanaan pengendalian hama secara
konvensional yang bertumpu pada penggunaan pestisida berspektrum luas yang
ternyata dapat menimbulkan masalah resistensi hama, resurjensi hama, timbulnya
hama sekunder, residu pada hasil pertanian, pencemaran lingkungan dan kesehatan
masyarakat. Konsep PHT didasarkan pada pengembangan ekologi dan efisiensi dalam
rangka pengelolaan agroekosistem yang berkelanjutan. Sasaran PHT tidak hanya
mengupayakan agar populasi atau sasaran organisme pengganggu tanaman (OPT)
terkendali dan produktifitas pertanian meningkat tetapi juga mengupayakan
peningkatan penghasilan dan kesejahteraan petani serta mengurangi resiko
pencemaran lingkungan akibat penggunaan pestisida.
Strategi operasional penerapan konsep PHT adalah memadukan beberapa
teknik pengendalian dengan memprioritaskan pada teknik-teknik yang mempunyai
dampak minimal sehingga aman terhadap lingkungan, sedangkan pengunaan pestisida
Laporan Praktikum Komunikasi Penyuluhan
2
merupakan cara yang terakhir apabila cara lain tidak mampu mengendalikan OPT.
Penggunaan pestisida didasarkan pada hasil pengamatan apabila ditemukan populasi
OPT telah mencapai batas ambang ekonomi.
Memperhatikan strategi operasional tersebut, maka penempatan pestisida
hayati (agen hayati) merupakan komponen kunci dalam penerapan konsep PHT. Salah
satu alternatif pengendalian hama wereng cokelat adalah pemanfaatan jamur
penyebab penyakit pada serangga (bioinsectisida), yaitu menggunakan agen hayati
berupa jamur patogen serangga Beauveria bassiana. Jamur Beauveria bassiana telah
dikembangkan dan diproduksi secara massal untuk digunakan sebagai pestisida
hayati. Berdasarkan kajian jamur Beauveria bassiana efektif mengendalikan hama
walang sangit, wereng batang coklat, dan kutu (Aphids sp). Beberapa keunggulan
jamur patogen serangga Beauveria bassiana sebagai pestisida hayati yaitu:
1. Selektif terhadap serangga sasaran sehingga tidak membahayakan serangga lain
bukan sasaran, seperti predator, parasitoid, serangga penyerbuk, dan serangga
berguna lebah madu.
2. Tidak meninggalkan residu beracun pada hasil pertanian, dalam tanah maupun
pada aliran air alami.
3. Tidak menyebabkan fitotoksin (keracunan) pada tanaman
4. Mudah diproduksi dengan teknik sederhana.
Walaupun keberhasilan dari insektisida biologis dari jamur ini memberikan
dampak positif terhadap pengendalian serangga hama tanaman dan keselamatan
lingkungan. Namun dalam penerapannya di masyarakat masih minim, sehingga
memerlukan upaya sosialisasi yang lebih intensif. Oleh karena itu perlu dilakukan
penyuluhan terhadap masyarakat khususnya petani mengenai jamur patogen serangga
Beauveria bassiana ini.
Laporan Praktikum Komunikasi Penyuluhan
3
1.2 Tujuan Kegiatan
Tujuan kegiatan penyuluhan ini adalah :
1) Pemberian bekal pemahaman kepada petani mengenai teknologi penggunaan
pestisida hayati untuk mengendalikan hama wereng batang cokelat pada tanaman
Padi Sawah dengan penggunaan jamur patogen serangga Beauveria bassiana.
2) Pemberian pemahaman tentang aspek-aspek teknologi pengembangan dan cara
memproduksi jamur patogen serangga Beauveria bassiana.
3) Menciptakan kemandirian petani dalam menanggulangi permasalahan pertanian
yang ada di lingkungan kelompoknya dengan bekal pengetahuan yang didapat
sehingga petani mampu mengembangkan jamur patogen serangga Beauveria
bassiana secara mandiri.
4) Peningkatan pengetahuan petani melalui kegiatan penyuluhan merupakan salah
satu strategi yang diharapkan mampu memberikan konstribusi yang lebih besar
terhadap peningkatan produksi tanaman padi di Indonesia.
1.3 Sasaran Kegiatan
Dengan terlaksananya kegiatan penyuluhan penggunaan pestisida hayati
Beauveria bassiana untuk mengatasi hama wereng cokelat ini diharapkan dapat
memberikan hasil berupa:
1) Perubahan tingkah laku dan sudut pandang petani dalam meminimalkan
penggunaan pestisida kimia yang sampai saat ini terkesan kurang terkendali.
2) Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan petani dalam penanganan serangan
hama dengan pestisida hayati.
3) Munculnya kemampuan dalam penanganan pengelolaan usahatani yang lebih
aman terhadap lingkungan serta sumberdaya alam yang tersedia, sehingga dapat
meminimalisir aspek-aspek kegagalan panen yang diakibatkan oleh serangan
hama.
Laporan Praktikum Komunikasi Penyuluhan
4
1.4 Tempat, Peserta dan Waktu Kegiatan
Kegiatan penyuluhan ini dilaksanakan pada hari Jumat, 21 Januari 2011.
Bertempat di Kp. Sukamulya Desa Jamali Kec. Mande – Cianjur. Jumlah peserta yang
hadir kurang lebih sebanyak 20 orang, yang merupakan petani dari kelompok tani
Harapan Maju.
Laporan Praktikum Komunikasi Penyuluhan
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pendahuluan
Pestisida hayati (agen pengendali hayati) adalah setiap organism yang meliputi
semua jenis serangga, nematode, protozoa, jamur, bakteri virus mikoplasma serta
organisme lainnya yang dalam semua tahapan perkembangannya dapat dipergunakan
untuk keperluan pengendalian hama dan penyakit atau organisme pengganggu
tanaman.
Pengendalian hayati alami adalah pengendalian OPT di alam oleh musuh
alami hama tersebut yang sudah terdapat dilokasi tanpa campur tangan manusia. Pada
dasarnya agen pengendali hayati dikelompokan kedalam 4 kelompok, anatara lain :
a. Predator
b. Parasitoid
c. patogen serangga
d. agen antagonis
Pengendalian hayati terapan adalah pengendalian OPT di alam oleh musuh
alami hama tersebut tetapi dalam hal ini diperlukan adanya campur tangan manusia
dalam penyediaan dan pelepasan musuh alami hama tersebut berupa pemindahan
musuh alami (introduksi) dan peningkatan potensi dan populasi musuh alami.
Prosedur umum pengembangan jamur patogen serangga Beauveria bassiana
antara lain:
1. Eksplorasi
2. Isolasi
3. Identifikasi
4. Uji efektifitas dan kestabilan
5. Uji produksi masal dan kestabilan
Laporan Praktikum Komunikasi Penyuluhan
6
6. Uji pefektifitas skala lapang
7. Pemasyarakatan
2.2 Jamur Patogen Beauveria bassiana
Beauveria bassiana merupakan jamur entomopatogen yaitu jamur yang dapat
menimbulkan penyakit pada serangga.
Klasifikasi ilmiah Beauveria bassiana
Kerajaan : Fungi
Filum : Ascomycota
Kelas : Sordariomycetes
Ordo : Hypocreales
Famili : Cordycipitaceae
Genus : Beauveria
Spesies : Beauveria bassiana
Laporan Praktikum Komunikasi Penyuluhan
7
Beauveria bassiana secara alami terdapat didalam tanah sebagai jamur
saprofit. Pertumbuhan jamur di dalam tanah sangat dipengaruhi oleh kondisi tanah,
seperti kandungan bahan organik, suhu, kelembapan, kebiasaan makan serangga,
adanya pestisida sintetis, dan waktu aplikasi. Secara umum, suhu di atas 30 °C,
kelembapan tanah yang berkurang dan adanya antifungal atau pestisida dapat
menghambat pertumbuhannya.
Cara jamur Beauveria bassiana menginfeksi tubuh serangga dimulai dengan
kontak inang, masuk ke dalam tubuh inang, reproduksi di dalam satu atau lebih
jaringan inang, kemudian kontak dan menginfeksi inang baru.
Beauveria bassiana masuk ke tubuh serangga inang melalui kulit, saluran
pencernaan, spirakel dan lubang lainnya. Inokulum jamur yang menempel pada tubuh
serangga inang akan berkecambah dan berkembang membentuk tabung kecambah,
kemudian masuk menembus kulit tubuh. Penembusan dilakukan secara mekanis dan
atau kimiawi dengan mengeluarkan enzim atau toksin. Pada proses selanjutnya, jamur
akan bereproduksi di dalam tubuh inang. Jamur akan berkembang dalam tubuh inang
dan menyerang seluruh jaringan tubuh, sehingga serangga mati. Miselia jamur
menembus ke luar tubuh inang, tumbuh menutupi tubuh inang dan memproduksi
konidia. Dalam hitungan hari, serangga akan mati. Serangga yang terserang jamur
Beauveria bassiana akan mati dengan tubuh mengeras seperti mumi dan jamur
menutupi tubuh inang dengan warna putih.
Dalam infeksinya, Beauveria bassiana akan terlihat keluar dari tubuh serangga
terinfeksi mula-mula dari bagian alat tambahan (apendages) seperti antara segmen-
segmen antena, antara segmen kepala dengan toraks , antara segmen toraks dengan
abdomen dan antara segmen abdomen dengan cauda (ekor). Setelah beberapa hari
kemudian seluruh permukaan tubuh serangga yang terinfeksi akan ditutupi oleh massa
jamur yang berwarna putih. Penetrasi jamur entomopatogen sering terjadi pada
membran antara kapsul kepala dengan toraks atau diantara segmen-segmen apendages
demikian pula miselium jamur keluar pertama kali pada bagian-bagian tersebut.
Laporan Praktikum Komunikasi Penyuluhan
8
Serangga yang telah terinfeksi Beauveria bassiana selanjutnya akan
mengkontaminasi lingkungan, baik dengan cara mengeluarkan spora menembus
kutikula keluar tubuh inang, maupun melalui fesesnya yang terkontaminasi. Serangga
sehat kemudian akan terinfeksi. Jalur ini dinamakan transmisi horizontal patogen
(inter/intra generasi).
Dilaporkan telah diketahui lebih dari 175 jenis serangga hama yang menjadi
inang jamur B. bassiana. Berdasarkan hasil kajian jamur ini efektif mengendalikan
hama walang sangit (Leptocorisa oratorius) dan wereng batang coklat (Nilaparvata
lugens) pada tanaman padi serta hama kutu (Aphis sp.) pada tanaman sayuran.
Sebagian contoh lain yang menjadi inang jamur Beauveria bassiana adalah jangkrik,
ulat sutra, dan semut merah. Karena Beauveria bassiana dapat menyerang hampir
semua jenis serangga, jamur ini digolongkan ke dalam non-selektif pestisida sehingga
dianjurkan tidak digunakan pada tanaman yang pembuahannya dibantu oleh serangga.
Penggunaan jamur ini untuk membasmi hama dapat dilakukan dengan
beberapa metode. Jamur ini bisa dipakai untuk jebakan hama. Adapun cara
penggunaanya yaitu dengan memasukkan Beauveria bassiana beserta alat pemikat
berupa aroma yang diminati serangga (feromon) ke dalam botol mineral. Serangga
akan masuk ke dalam botol dan terkena spora. Akhirnya menyebabkan serangga
tersebut terinfeksi. Cara aplikasi lain yaitu dengan metode penyemprotan.
Laporan Praktikum Komunikasi Penyuluhan
9
Selain itu, berdasarkan hasil penelitian, ternyata Beauveria bassiana bukan
parasit bagi manusia dan invertebrata lain. Tapi, bila terjadi kontak dengan spora yang
terbuka bisa menyebabkan alergi kulit bagi individu yang peka.
Laporan Praktikum Komunikasi Penyuluhan
10
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan kegiatan ini secara teknis dilaksanakan dengan pendekatan
pembelajaran Learning by doing, dimana petani diajak untuk berpartisipasi aktif
selama pembelajaran berlangsung. Metode-metode pembelajaran ini berupa :
3.1 Ceramah
Ceramah merupakan suatu pertemuan yang bertujuan untuk menyampaikan
informasi sebanyak-banyaknya dalam waktu yang relatif cepat serta untuk
menyampaikan informasi yang lengkap dengan penyelasan yang lebih mendalam.
Terdapat beberapa keuntungan dari metode penyuluhan dengan cara ceramah,
yaitu :
a) Penceramah dapat mengubah isi pidatonya disesuaikan dengan keperluan dan
minat hadirin maupun tingakat pendidikan mereka.
b) Penceramah dapat memperhatikan tanggapan hadirin ketika berbicara dan
dapat segera mengubah pendekatannya.
c) Hadirin dapat mengetahui penceramah dengan baik dan memperoleh kesan
yang jelas mengenai topik pembicaraan.
d) Ceramah memberi kesempatan kepada hadirin untuk memajukan pertanyaan
dan mendiskusikan isu-isu lebih mendalam.
Sedangkan kekurangan dari metode ceramah adalah materi yang disampaikan
biasanya lebih mudah dilupakan dibandingkan dengan yang tertulis.
Dalam kegiatan penyuluhan yang dilakukan, metode ceramah menjadi metode
yang paling pertama dilakukan. Metode ceramah ini dilakukan dengan penyampaian
Laporan Praktikum Komunikasi Penyuluhan
11
materi mengenai pestisida hayati dari Beauveria bassiana dengan didukung dengan
media visual berupa power point mengenai materi yang disampaikan, sehingga salain
mendengarkan pemaparan dari pemateri, para petani bisa secara langsung menyimak
visualisasi dari materi yang disampaikan.
Selain power point yang menunjang dalam proses penyampaian materi,
ditampilkan pula video singkat mengenai Beauveria bassiana serta ditunjukan secara
langsung pula contoh bahan yang dijelaskan (Beauveria bassiana dalam media beras)
sehingga pemahaman petani mengenai jamur ini bisa lebih dalam dan jelas.
3.2 Leaflet
Selain berupa power point dan video, alat bantu yang digunakan dalam
kegiatan penyuluhan ini yaitu berupa leaflet yang berisi point – point penting dari
materi yang disampaikan yang berisikan pula beberapa gambar dari jamur Beauveria
bassiana. Pembuatan leaflet ini juga bertujuan untuk melengkapi kekurangan dari
metode ceramah, yang dianggap lebih mudah dilupakan dibandingkan dengan metode
secara tertulis.
Leaflet/liptan adalah jenis salah satu media informasi penyuluhan pertanian
dalam bentuk lembaran informasi pertanian yang disajikan dalam selembar kertas
berisikan urain materi informasi pertanian, penampilan lembar leaflet/liptan tanpa ada
pelipatan kertas. Pada bagian muka lembar leaflet berisikan judul tulisan dan uraian
tulisan pembuka materi informasi yang akan disampaiakan dan pada bagian lembar
belakang leaflet berisikan muatan isi materi lanjutan dari lembar depan leaflet. Isi
materi informasi pertanian yang disapaikan melalui leflet/liptan harus singkat jelas
dan padat berupa pokok – pokok uraian yang penting saja dengan mengunakan
kalimat yang sederhana.
Untuk menarik minat sasaran pembaca leaflet/liptan sangat dianjurkan
pembuatannya dilengkapi dengan pemberian gambar sederhana dan terfokus yang
akan memperjelas materi tulisan. Leaflet/liptan dapat disampaikan kepada petani saat
kegiatan kursus tani ,demonstrasi, karya wisata dan sebagainya.
Laporan Praktikum Komunikasi Penyuluhan
12
3.3 Diskusi Kelompok
Diskusi kelompok merupakan metode penyuluhan yang sangat penting, karena
memberi kesempatan untuk mempengaruhi perilaku pesertanya. Peranan agen
penyuluhan berbeda, tidak seperti pada pidato / ceramah yang menempatkan agen
penyuluhan sebagai sumber informasi sehingga statusnya lebih tinggi daripada
hadirin. Pada kelompok diskusi, agen penyuluhan merupakan bagian dari anggota
kelompok yang turut memecahkan masalah.
Diskusi kelompok membantu proses alih teknologi dari ahlinya kepada
kelompok walaupun media cetak dan bahan audio visual serta pidato lebih murah
dan tertata rapi serta umumnya lebih efektif. Walaupun demikian, diskusi kelompok
membantu anggotanya memadukan pengetahuan dengan memberikan kesempatan
mengajukan pertanyaan, menghubungkan informasi baru dengan yang telah mereka
ketahui, dan jika perlu, memperbarui pandangan mereka dapat mendiskusikannya
dengan penyuluh.
Peserta yang merupakan petani dari kelompok tani Harapan Maju dapat
dikatakan aktif dalam menanggapi materi yang disampaikan. Terbukti dengan
adanya beberapa peserta yang mengajukan pertanyaan terkait dengan materi yang
disampaikan.
Sebagian besar dari peserta bertanya mengenai bagaimana cara pembuatan
(pembiakan) jamur Beauveria bassiana pada media beras sesuai dengan contoh yang
ditunjukan pada mereka. Cara untuk membuatnya antara lain:
Jagung/beras dicuci bersih
Panaskan air sampai mendidih
Masukkan jagung/beras kedalam air mendidih selama 4 menit
Setelah matang kering anginkan selama 3 tahun
Masukkan ke dalam kantong plastic kurang lebih 100 gram
Sterilkan dengan cara dikukus dengan menggunakan dandang selama 2 x 90
menit dengan interval 24 jam.
Laporan Praktikum Komunikasi Penyuluhan
13
Inokulasikan inokulum Beauveria bassiana dengan menggunakan jarum ose
di dalam enkas
Media padat yang belum digunakan langsung dapat disimpan dalam lemari
pendingin.
3.4 Demonstrasi
Demonstrasi merupakan suatu metode penyuluhan di lapangan untuk
memperlihatkan / membuktikan secara nyata tentang cara dan atau hasil penerapan
teknologi pertanian yang telah terbukti menguntungkan bagi petani. Berdasarkan
sasaran yang akan dicapai demonstrasi dibedakan atas demostrasi usahatani
perorangan (demplot), demonstrasi usahatani kelompok (demfarm), demonstrasi
usahatani gabungan kelompok (dem area).
Demontrasi dapat mendorong petani mencoba sendiri inovasi baru. Penyebab
masalah dapat ditunjukkan disertai kemungkinan pemecahannya tanpa rincian teknis
yang rumit. Keuntungan demontrasi adalah kesanggupan melihat suatu metode baru
untuk dituangkan dalam praktek. Tidak diperlukan adanya saling mempercayai yang
tinggi antara petani dan penyuluh, karena petani dapat melihat sendiri segala
sesuatunya dengan jelas. Agen penyuluhan pun tak perlu terlalu melibatkan diri pada
penguraian pesan yang kemungkinan bisa keliru diartikan. Demontrasi sangat berguna
bagi orang yang tak bisa berpikir secara abstrak. Agar efektif, demontrasi harus
diintegrasikan ke dalam program penyuluhan.
Setelah mendapatkan pemaparan mengenai pestisida hayati Beauveria
bassiana, peserta langsung diajak melakukan praktik langsung di lapangan bagaimana
cara aplikasi pestisida hayati untuk mengendalikan wereng cokelat pada tanaman padi
di lapangan.
Dalam aplikasi langsung di lapangan ada beberapa tahap yang harus dikerjakan dan diperhatikan, antara lain:
Laporan Praktikum Komunikasi Penyuluhan
14
Siapkan larutan semprot dengan mencuci hasil biakan jamur Beauveria
bassiana dalam media padat sebanyak 1 bungkus (100 gram) ke dalam 1 liter
air.
Saring dengan kain dan masukan larutan yang didapat kedalam tangki
semprot, kemudian tambahkan 10 liter air bersih
Tambahkan bahan perekat secukupnya
Waktu aplikasi pada sore hari
Aplikasi dilakukan pada saat populasi hama rendah
Mamati perkembangan populasi hama dengan interval 7 hari sekali
Bila masih terjadi peningkatan populasi hama, maka lakukan aplikasi yang
kedua
Laporan Praktikum Komunikasi Penyuluhan
15
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dalam kegiatan penyuluhan alangkah lebih baik apabila kita menggabungkan
beberapa metode sekaligus seperti yang telah dilakukan pada praktikum penyuluhan
Sosialisasi Cara Aplikasi Pestisida Hayati Beauveria Bassiana dalam Pengendalian
Wereng Cokelat Pada Padi ini. Harapan yang ingin dicapai yaitu pemahaman oleh
para petani mengenai informasi terknologi baru, sehingga mampu merubah pemikiran
dan perilaku petani serta terjadinya proses adopsi inovasi.
Laporan Praktikum Komunikasi Penyuluhan
16
DAFTAR PUSTAKA
http://www.deptan.go.id/bpsdm/stppmagelang/download/alih_metod_pp.pdf
http://h0404055.wordpress.com/2010/04/03/metode-penyuluhan-pertanian/
http://www.pelitakarawang.com/2010/06/memproduksi-media-informasi-
penyuluhan.html
http://h0404055.wordpress.com/2010/04/03/alat-bantu-dan-alat-peraga-penyuluhan-
pertanian/
Laporan Praktikum Komunikasi Penyuluhan