laporan kinerja 2016 - kemsos · iv dan empat unit kerja eselon v. diharapkan laporan ini dapat...
TRANSCRIPT
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT dengan tersusunnya Laporan Kinerja
(LAKIN) Panti Sosial Bina Rungu Wicara ”Meohai” Kendari Tahun 2016. LAKIN ini
menyajikan informasi tentang pelaksanaan program dan kegiatan di lingkungan kerja Panti
Sosial Bina Rungu Wicara ”Meohai” Kendari tahun 2016 yang terdiri dari satu unit kerja eselon
IV dan empat unit kerja eselon V. Diharapkan laporan ini dapat dijadikan bahan pertimbangan
untuk penyempurnaan kegiatan di tahun mendatang dan meningkatkan kualitas kinerja yang
lebih baik dari tahun sebelumnya.
Disadari bahwa LAKIN Panti Sosial Bina Rungu Wicara ”Meohai” Kendari tahun 2016
masih banyak kekurangan dan masih perlu proses perbaikan, sehingga secara teknis laporan ini
masih memerlukan penyempurnaan lebih lanjut. Untuk itu saran dan kritik sangat kami
harapkan untuk perbaikan LAKIN ke depan.
Akhirnya selaku Kepala Panti Sosial Bina Rungu Wicara ”Meohai” Kendari Direktorat
Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial RI saya menyampaikan ucapan terima kasih
dan penghargaan kepada seluruh staf Panti Sosial Bina Rungu Wicara ”Meohai” Kendari yang
telah bekerja dan menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab sehingga kegiatan tahun
2016 dapat terlaksana dengan baik.
Kendari, 25 Januari 2017.
Kepala PSBRW ”Meohai” Kendari,
BUDI SUCAHYONO
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………. i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ……………………………………………………………… 1
1.2. Kedudukan, Tugas dan Fungsi ……………………………………………... 2
1.3. Struktur Organisasi …………………………………………………………. 3
1.4. Sistematika Penyajian ………………………………………………………. 4
BAB II PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA
2.1. Visi …………………………………………………………………………. 5
2.2. Misi …………………………………………………………………………. 5
2.3. Tujuan ………………………………………………………………………. 6
2.4. Penetapan Kinerja …………………………………………………………... 8
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
3.1. Pengukuran Kinerja ……………………………………………………… 22
3.2. Capaian Kinerja Tahun 2016 ……………………………………………… 22
3.3. Analisis Capaian Kinerja ………………………………………………….. 23
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan …………………………………………………………………. 48
4.2. Saran ………………………………………………………………………... 49
1 | Lakin PSBRW “Meohai” Kendari 2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penyusunan LAKIN PSBRW “Meohai” dimaksudkan sebagai bentuk pertanggung
jawaban atas pelaksanaan mandat, visi dan misi, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan di
dalam Rencana Kinerja Tahun 2014, serta sebagai umpan balik untuk perbaikan kinerja
PSBRW “Meohai” pada tahun mendatang. Pelaporan kinerja juga dimaksudkan sebagai media
untuk mengkomunikasikan pencapaian kinerja Panti Sosial Bina Rungu Wicara “Meohai”
dalam satu tahun anggaran kepada masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya.
Target kinerja yang harus dicapai PSBRW “Meohai” tahun 2016, yang merupakan
penjabaran dari visi, misi, dan tujuan yang telah dituangkan dalam Rencana Strategis (Renstra)
PSBRW “Meohai” Tahun 2014–2019 dan Rencana Kerja (Renja) PSBRW “Meohai” Tahun
2016. Pengukuran pencapaian kinerja bertujuan untuk mendorong instansi pemerintah dalam
meningkatkan transparansi, akuntabilitas dan efektifitas dari kebijakan dan program serta dapat
menjadi masukan dan umpan balik bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam rangka
meningkatkan kinerja instansi pemerintah. Oleh karena itu, substansi penyusunan LAKIN
didasarkan pada hasil-hasil capaian indikator kinerja pada masing-masing sub seksi yang ada
di lingkungan PSBRW “Meohai” Kendari.
1.2. Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Berdasarkan Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2012
tentang Organisasi dan Tata Kerja Panti Sosial Bina Rungu Wicara (PSBRW) “Meohai”
Kendari, maka kedudukan, tugas, dan fungsi PSBRW “Meohai” Kendari sebagai berikut :
1.2.1. Kedudukan
a. Panti Sosial Bina Rungu Wicara “Meohai” merupakan Unit Pelaksana Teknis di
lingkungan Kementerian Sosial yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial, dan secara fungsional dibina oleh Direktur
Rehabilitasi Sosial Orang Dengan Kecacatan.
2 | Lakin PSBRW “Meohai” Kendari 2016
b. PSBRW “Meohai” Kendari dipimpin oleh seorang Kepala.
1.2.2. Tugas
PSBRW “Meohai” Kendari mempunyai tugas memberikan bimbingan, rehabilitasi
sosial yang bersifat kuratif, rehabilitatif, promotif dalam bentuk bimbingan dasar tentang
rungu wicara, fisik, mental, sosial, pelatihan keterampilan, resosialisasi dan bimbingan lanjut
bagi penyandang disabilitas rungu wicara.
1.2.3. Fungsi
Dalam melaksanakan tugasnya, PSBRW “Meohai” Kendari menyelenggarakan
fungsi:
a. Penyusunan rencana dan program, evaluasi dan laporan;
b. Pelaksanaan registrasi, observasi, identifikasi dan diagnosa sosial;
c. Pelaksanaan rehabilitasi sosial yang meliputi bimbingan mental, fisik dan
keterampilan;
d. Pelaksanaan resosialisasi, penyaluran dan bimbingan lanjut;
e. Pelaksanaan pemberian informasi, advokasi dan rujukan;
f. Pelaksanaan pengkajian dan penyiapan standar rehabilitasi sosial; dan
g. Pelaksanaan urusan tata usaha.
1.2.4. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi PSBRW “Meohai” Kendari terdiri atas:
a. Urusan Tata Usaha;
Urusan Tata Usaha mempunyai tugas melakukan penyiapan penyusunan rencana
anggaran, urusan surat menyurat, kepegawaian, keuangan, perlengkapan, dan rumah
tangga serta kehumasan.
b. Subseksi Program dan Advokasi Sosial;
3 | Lakin PSBRW “Meohai” Kendari 2016
Subseksi Program dan Advokasi Sosial mempunyai tugas melakukan penyusunan
rencana program pelayanan rehabilitasi sosial, pemberian informasi, advokasi sosial
dan kerjasama, penyiapan bahan standardisasi pelayanan, resosialisasi, pemantauan
serta evaluasi pelaporan.
c. Subseksi Rehabilitasi Sosial; dan
Subseksi Rehabilitasi Sosial mempunyai tugas melakukan observasi, identifikasi,
registrasi, bimbingan jasmani dan penetapan diagnosa, bimbingan dasar tentang
rungu wicara, fisik, mental, sosial, dan keterampilan, penyaluran dan bimbingan
lanjut.
d. Kelompok Jabatan Fungsional;
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan
jabatan fungsional masing-masing berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Gambar 1.1.
Struktur Organisasi Panti Sosial Bina Rungu Wicara “Meohai” Kendari
2. Sistematika Penyajian
Sistematika penyajian LAKIN PSBRW “Meohai” ini berpedoman pada Peraturan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun
Ka. PSBRW Meohai
Kendari
Kel. Jab. Fungsional Kepala Urusan Tata Usaha
Kepala Subseksi
Program dan
Advokasi Sosial
Kepala Subseksi
Rehabilitasi Sosial
Direktorat
Jenderal
Rehabilitasi
Direktorat Rehabilitasi Sosial
Orang Dengan Kecacatan
4 | Lakin PSBRW “Meohai” Kendari 2016
2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah sebagai beikut :
Bab I Pendahuluan menjelaskan secara ringkas latar belakang, aspek strategis serta
struktur organisasi PSBRW “Meohai” Kendari.
Bab II Perencanaan
Kinerja
Perencanaan Kinerja, menjelaskan uraian ringkasan/ikhtisar
perjanjian konerja tahun yang bersangkutan.
Bab III Akuntabilitas
Kinerja
Menyajikan penjelasan analisis pencapaian kinerja Panti Sosial
Bina Rungu Wicara dikaitkan dengan pertanggungjawaban publik
terhadap pencapaian strategis untuk tahun 2016 dan penjelasan
tntang realisasi anggaran tahun 2016.
Bab IV Penutup
Lampiran
menjelaskan siampulan umum realisasi anggaran yang digunakan
dan yang telah digunakan serta langkah di masa mendatang yang
akan dilakukan PSBRW “Meohai” untuk meningkatkan
kinerjanya.
Berisi lampiran Perjanjian Kinerja dan lain-lain yang berkaitan.
21 | Lakin P S B R W “ M e o h a i ” K e n d a r i 2 0 1 6
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
Perencanaan kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai penjabaran
dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam rencana stratejik, yang dilaksanakan oleh
instansi pemerintah melalui berbagai kegiatan tahunan. didalam rencana kinerja ditetapkan
rencana capaian kinerja tahunan untuk seluruh indikator kinerja yang ada pada tingkat sasaran
dan kegiatan.penyusunan rencana kinerja dilakukan seiring dengan agenda penyusunan dan
kebijakan anggaran, serta merupakan komitmen bagi instansi untuk mencapainya dalam tahun
tertentu.
Dokumen rencana kinerja memuat informasi tentang: sasaran yang ingin dicapai dalam
tahun yang bersangkutan; indikator kinerja sasaran, dan rencana capaiannya.selain itu dimuat
pula keterangan yang antara lain menjelaskan keterkaitan kegiatan, dengan sasaran, kebijakan
dengan programnya, serta keterkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh
instansi/sektor lain.
Adapun komponen rencana kinerja meliputi:
1. Sasaran
Sasaran yang dimaksud pada rencana kinerja ini adalah sasaran sebagaimana dimuat
dalam dokumen renstra. selanjutnya diidentifikasi sasaran mana yang akan diwujudkan
pada tahun yang bersangkutan beserta indikator dan rencana tingkat capaiannya
(targetnya).
2. Program
program-program yang ditetapkan merupakan program-program yang berada dalam
lingkup kebijakan tertentu sebagaimana dituangkan dalam strategi yang diuraikan pada
dokumen rencana strategi. selanjutnya perlu diidentifikasi dan ditetapkan program-
program yang akan dilaksanakan pada tahun bersangkutan, sebagai cara untuk
mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
3. Kegiatan
kegiatan adalah tindakan nyata dalam jangka waktu tertentu yang dilakukan oleh
instansi pemerintah sesuai dengan kebijakan dan program yang telah ditetapkan dengan
memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai sasaran dan tujuan tertentu.
dalam komponen kegiatan ini perlu ditetapkan indikator kinerja kegiatan dan
21 | Lakin P S B R W “ M e o h a i ” K e n d a r i 2 0 1 6
Rencana capaiannya.
4. Indikator Kinerja Kegiatan
Indikator kinerja ialah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat
pencapaian suatu kegiatan yang telah ditetapkan. indikator kinerja kegiatan yang akan
ditetapkan dikategorikan kedalam kelompok;
5. masukan (inputs) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan
dan program dapat berjalan atau dalam rangka menghasilkan output, misalnya sumber
daya manusia, dana, material, waktu, teknologi, dan sebagainya.
6. keluaran (outputs) adalah segala sesuatu berupa produk/ jasa (fisik dan atau non fisik)
sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan dan program berdasarkan
masukan yang digunakan.
7. Hasil (outcomes) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran
kegiatan pada jangka menengah.outcomes merupakan ukuran seberapa jauh setiap
produk/ jasa dapat memenuhi dan harapan masyarakat.
8. Manfaat (benefits) adalah kegunaan suatu keluaran (outputs) yang dirasakan langsung
oleh masyarakat.dan dapat berupa tersedianya fasilitas yang dapat diakses oleh publik.
9. Dampak (impact) adalah ukuran tingkat pengaruh sosial, ekonomi lingkungan atau
kepentingan umum lainnya yang dimulai oleh capaian kinerja disetiap indikator dalam
suatu kegiatan.
Indikator-indikator tersebut secara langsung atau tidak langsung dapat mengindikasi sejauh
mana keberhasilan pencapaian sasaran.dalam hubungan ini, penetapan indikator kinerja
kegiatan merupakan proses identifikasi, pengembangan, seleksi dan konsultasi tentang
indikator kinerja atau ukuran kinerja atau ukuran keberhasilan kegiatan dan program-program
instansi.
Penetapan indikator kinerja kegiatan harus didasarkan pada perkiraan yang realistis dengan
memperhatikan tujuan dan sasaran yang ditetapkan serta data pendukung yang harus
diorganisasi, indikator kinerja dimaksud hendaknya (1) spesifik dan jelas , (2) dapat diukur
secara objektif, (3) relevan dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai,dan (4) tidak bias.
1. VISI
21 | Lakin P S B R W “ M e o h a i ” K e n d a r i 2 0 1 6
Visi PSBRW “Meohai” adalah :
Maksud Pelayanan Prima dari visi di atas adalah :
1. Terpenuhinya Kebutuhan Dasar Penerima Manfaat dalam panti (UU No. 11 Tahun
2009; Sandang, Pangan, Papa, Kesehatan dan Pendidikan).
2. Meningkatnya Kemampuan Sosial (bimbingan fisik, mental, social dan lain-lain).
3. Kesederhanaan (prosedur pelayanan yang diselenggarakan secara mudah dan tidak
berbelit-belit).
4. Kejalasan dan Kepastian (mengenai prosedur pelayanan, persyaratan, jadwal waktu
pelayanan).
5. Keterbukaan (prosedur serta proses pelayanan diinformasikan secara terbuka).
6. Efisien (proses pelayanan berkaitan langsung dengan pencapaian sasaran).
7. Keadilan yang merata (pelayanan diusahakan seluas mungkin dengan distribusi yang
merata dan diperlakukan secara adil).
2. MISI
Dalam mewujudkan pencapaian visi, maka PSBRW “Meohai” Kendari
menetapkan misi sebagai berikut:
a. Melaksanakan rehabilitasi sosial, bagi penerima manfaat sesuai dengan standar
pelayanan;
b. Melaksanakan program dan advokasi pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi penerima
manfaat secara efisien dan efektif;
c. Melaksanakan dukungan, manajemen rehabilitasi sosial yang akuntabel, transparan,
dan efisien.
d. Melaksanakan upaya peningkatan sumberdaya manusia bagi peningkatan kinerja
pegawai yang professional, dinamis, berpengetahuan, dan berkemampuan.
“ MEWUJUDKAN PANTI SOSIAL BINA RUNGU WICARA “MEOHAI” KENDARI
SEBAGAI LEMBAGA REHABILITASI SOSIAL BAGI PENYANDANG DISABILITAS RUNGU
WICARA SECARA PRIMA”
21 | Lakin P S B R W “ M e o h a i ” K e n d a r i 2 0 1 6
3. Tujuan
Dalam rangka pencapaian visi dan misi PSBRW “Meohai” Kendari ditetapkan
tujuan sebagai berikut:
a. Terwujudnya rehabilitasi sosial bagi penerima manfaat sesuai dengan standar
pelayanan;
b. Tercapainya target rehabilitasi sosial bagi penerima manfaat;
c. Terciptanya manajemen rehabilitasi sosial dalam panti yang akuntabel, transparan, dan
efisien.
d. Terwujudnya pembinaan sumber daya pegawai yang professional, dinamis,
berpengetahuan, dan berkemampuan.
Berdasarkan uraian diatas, maka akan tampak benang merah antara Visi, Misi,
Tujuan dan Sasaran Strategis. Keempat hal tersebut saling terkait satu sama lain. Untuk
mencapai Visi yang telah ditetapkan, Panti Sosial Bina Rungu Wicara “Meohai”
mempunyai Misi yang harus dilaksanakan agar tujuan dapat terlaksana dan berhasil dengan
baik, Misi tersebut adalah :
1 Melaksanakan rehabilitasi sosial bagi Penerima Manfaat sesuai dengan standar pelayanan.
Tabel 2.1.
Sasaran Strategis, dan IKU Misi 1
Misi
Tahun 2014-2019 Sasaran Strategis
Tahun 2016 Indikator Kinerja Utama
Melaksanakan rehabilitasi sosial bagi penerima manfaat sesuai dengan standar pelayanan
Meningkatnya kualitas pemenuhan kebutuhan dasar Penerima Manfaat
Jumlah Penerima Manfaat yang
terpenuhi kebutuhan dasarnya
Jumlah Penerima Manfaat yang
memiliki kemampuan sosial
21 | Lakin P S B R W “ M e o h a i ” K e n d a r i 2 0 1 6
Jumlah dokumen program
pelayanan rehabilitasi
penerima manfaat dalam panti
2 Melaksanakan program dan advokasi pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi Penerima
Manfaat secara efisien dan efektif.
Tabel 2.2.
Tujuan Strategis, Sasaran Strategis, dan IKU Misi 2
Misi
Tahun 2014-2019 Sasaran Strategis
Tahun 2016 Indikator Kinerja Utama
Melaksanakan program dan advokasi pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi penerima manfaat secara efisien dan efektif
Meningkatnya kualitas program dan advokasi sosial bagi penerima manfaat luar panti
Jumlah dokumen program
pelayanan rehabilitasi
penerima manfaat luar panti
Jumlah bahan standar
pelayanan
Jumlah penerima manfaat yang
mendapatkan pelayanan luar
panti
Jumlah penerima manfaat
mandiri dalam Usaha Ekonomi
Produktif
21 | Lakin P S B R W “ M e o h a i ” K e n d a r i 2 0 1 6
3 Melaksanakan dukungan, manajemen rehabilitasi sosial yang akuntabel, transparan, dan
efisien
Tabel 2.3.
Tujuan Strategis, Sasaran Strategis, dan IKU Misi 3
Misi
Tahun 2014-2019 Sasaran Strategis
Tahun 2016 Indikator Kinerja Utama
(IKU)
Melaksanakan
dukungan, manajemen
rehabilitasi sosial
yang akuntabel,
transparan, dan efisien
Meningkatnya kualitas perencanaan dan akuntabilitas kinerja pelayanan dan rehabilitasi sosial dalam panti
Jumlah dokumen perencanaan
Jumlah dokumen kepegawaian
Jumlah laporan keuangan
Jumlah laporan Barang Milik
Negara
4 Mengupayakan peningkatan kinerja pegawai yang professional, dinamis, berpengetahuan,
dan berkemampuan.
Tabel 2.4.
Tujuan Strategis, Sasaran Strategis, dan IKU Misi 3
Misi
Tahun 2014-2019 Sasaran Strategis
Tahun 2016 Indikator Kinerja Utama
(IKU)
21 | Lakin P S B R W “ M e o h a i ” K e n d a r i 2 0 1 6
Mengupayakan
peningkatan kinerja
pegawai yang
proffesional, dinamis,
berpengetahuan, dan
berkemampuan
Meningkatnya kualitas dan kinerja pegawai yang professional, dinamis, berpengetahuan dan berkemampuan
Jumlah pegawai yang telah
mengikuti diklat/bimbingan
kepegawaian
Jumlah pegawai yang telah
mengikuti bimbingan teknis
barang dan jasa
Jumlah pegawai yang telah
mengikuti diklat jabatan
fungsional
2.2. Penetapan Kinerja
Penetapan kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang merepresentasikan
tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu
tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelola. Tujuan khusus
penetapan kinerja antara lain adalah untuk: (1) meningkatkan akuntabilitas, transparansi,
dan kinerja aparatur; (2) sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan
pemberi amanah; (3) sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan
sasaran organisasi; (4) menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja
aparatur; dan (5) sebagai dasar pemberian reward atau penghargaan dan sanksi.
PSBRW “Meohai” telah membuat penetapan kinerja tahun 2016 secara berjenjang
sesuai dengan kedudukan, tugas, dan fungsi yang ada. Penetapan kinerja ini merupakan
tolok ukur evaluasi akuntabilitas kinerja pada akhir tahun 2016. Penetapan Kinerja PSBRW
“Meohai” tahun 2016 disusun dengan berdasarkan pada Rencana Kinerja Tahun 2016 yang
telah ditetapkan. Ringkasan Rencana Kerja Tahun 2016 dan Penetapan Kinerja Tahunan
2016 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2.5.
Penetapan Kinerja Tahun 2016
Sasaran Strategis
Tahun 2016 Indikator Kinerja Utama
(IKU)
Target Tahun 2016
Meningkatnya kualitas pemenuhan kebutuhan
Jumlah Penerima Manfaat
yang terpenuhi kebutuhan
dasarnya
35 Penerima Manfaat
21 | Lakin P S B R W “ M e o h a i ” K e n d a r i 2 0 1 6
dasar Penerima Manfaat
Jumlah Penerima Manfaat
yang memiliki
kemampuan sosial
35 Penerima Manfaat
Jumlah dokumen program
pelayanan rehabilitasi
penerima manfaat dalam
panti
9 Dokumen
Meningkatnya kualitas program dan advokasi sosial bagi penerima manfaat luar panti
Jumlah dokumen program
pelayanan rehabilitasi
penerima manfaat luar
panti
8 Dokumen
Jumlah bahan standar
pelayanan
1 Dokumen
Jumlah Penerima Manfaat
yang mendapatkan
pelayanan luar panti
150 Penerima Manfaat
Jumlah Penerima Manfaat
mandiri dalam Usaha
Ekonomi Produktif
13 Penerima Manfaat
Meningkatnya kualitas perencanaan dan akuntabilitas kinerja pelayanan dan rehabilitasi sosial dalam panti
Jumlah dokumen
perencanaan
5 Dokumen
Jumlah dokumen
kepegawaian
4 Dokumen
Jumlah laporan keuangan
14 Dokumen
Jumlah laporan Barang
Milik Negara
2 Dokumen
Meningkatnya kualitas dan kinerja pegawai yang professional, dinamis,
Jumlah pegawai yang telah
mengikuti
diklat/bimbingan
kepegawaian
28 Orang
21 | Lakin P S B R W “ M e o h a i ” K e n d a r i 2 0 1 6
berpengetahuan dan berkemampuan
Jumlah pegawai yang telah
mengikuti bimbingan
teknis barang dan jasa
4 Orang
Jumlah pegawai yang telah
mengikuti diklat jabatan
fungsional
3 Orang
Jumlah anggaran Panti Sosial Bina Rungu Wicara ”Meohai” Kendari sebesar Rp.
5.847.056.000,- (Lima milyar delapan ratus empat puluh tujuh juta lima puluh enam ribu
rupiah).
2.3. Strategi
2.3.1. Kebijakan
Arah kebijakan yang menjadi acuan untuk pelaksanaan program dan kegiatan sesuai
dengan Rencana Strategis PSBRW “Meohai” Kendari sebagai berikut:
1. Meningkatnya kualitas pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi Penerima Manfaat.
2. Meningkatnya kualitas program dan advokasi pelayanan dan rehabilitasi sosial kepada
Penerima Manfaat.
3. Meningkatkan kualitas, manajemen pelayanan rehabilitasi social dalam panti yang
akuntabel, transparan dan efisien.
2.3.2. Strategi
1. Program
Program yang dilaksanakan di Panti Sosial Bina Rungu Wicara “Meohai” Kendari
adalah Program Rehabilitasi Sosial sesuai dengan DIPA dan Rencana Pembangunanan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
2. Kegiatan
Kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai indikator kinerja utama yaitu :
a. Jumlah PM yang terpenuhi kebutuhan dasarnya
• Pengadaan Permakanan dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan makan
penerima manfaat sesuai dengan menu dan standar pelayanan SOSH (satuan
21 | Lakin P S B R W “ M e o h a i ” K e n d a r i 2 0 1 6
orang satu hari) yakni 3 (tiga) kali sehari untuk pelayanan makan dan 3 (tiga) kali
seminggu untuk pelayanan snack.
• Pengadaan Pakaian Seragam diberikan untuk memenuhi kebutuhan sandang
penerima manfaat untuk digunakan dalam aktifitas bimbingan sosial, bimbingan
mental dan bimbingan ketrampilan.
• Pengadaan Kebutuhan Asrama diberikan untuk menyediakan perangkat lunak
berupa peralatan dan bahan kebutuhan kebersihan Asrama seperti ember, gayung,
loyang, sapu ijuk, sapu lidi dan sebagainya.
• Pengadaan Kebersihan Diri PM disiapkan untuk menjaga kebersihan dan
kesehatan penerima manfaat dalam aktifitas sehari-hari.
• Penyediaan Obat-Obatan dipersiapkan untuk mengantisipasi ketersediaan obat-
obatan sebagai kebutuhan emergensi atau pun insidentil untuk pemenuhan
kesehatan PM yang prima.
• Penyediaan Hygenkit, adalah ketersediaan alat-alat kebersihan diri seperti
handuk, sisir, cukur kumis/jenggot, pemotong kuku, dan peralatan kebutuhan
lainnya.
b. Jumlah PM yang telah memiliki Kemampuan Sosial
• Registrasi dan Penerimaan PM, hal-hal yang dilakukan da dipersiapkan dalam
pelaksanaan registrasi dan penerimaan PM adalah Penunjukan Tim Registrasi dan
penerimaan, penerbitan SK tim registrasi dan assessment, penggandaan
instrument, sosialiasi instrumen, penerapan instrument, melaksanakan
pengungkapan masalah penerima manfaat, koordinasi dengan sub seksi
rehabilitasi sosial, menganalisa hasil pengungkapan masalah, pembuatan laporan
dan pengarsipan.
• Assesment, dalam pelaksanaan assesmen perlu dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Penunjukan Tim assessment
2. Penerbitan Surat Keputusan Tim assessment
3. Penggandaan instrument assessment
4. Sosialisasi instrument
5. Penerapan Instrumen
6. Melaksanakan pengungkapan masalah sosial penerima manfaat
21 | Lakin P S B R W “ M e o h a i ” K e n d a r i 2 0 1 6
7. Mengkoordinasikan dengan sub seksi Rehabilitasi Sosial
8. Menganalisa hasil pengungkapan masalah
9. Pembuatan Laporan
10. Pengarsipan.
• Bimbingan Fisik, Metal, Sosial dan Keterampilan
Kegiatan bimbingan mental sosial diutamakan pada perubahan sikap dan
perilaku kelayan (Mental Attitude), pemberian pengetahuan dasar, kerja sama, dan
hubungan kemasyarakatan (Human Relation).
Materi Bimbingan Mental Sosial meliputi ; Teori Sistem Isyarat Bahasa
Indonesia (SIBI), Praktek SIBI, Teori Bina Wicara (BIWI), Praktek BIWI, Seni
Musik, Bahasa Indonesia, Matematika, Pengetahuan Umum, Pendidikan Agama,
Etika dan Budi Pekerti, Pendidikan Olah Raga, Seni Tari dan kepramukaan.
Pelaksanaan kegiatan bimbingan mental sosial dilakukan pada umumnya
di ruang kelas atau diruang khusus bina wicara, dimana kelayan dibagi dalam 3
(tiga) kelas/kelompok sesuai tingkat kemampuannya.
Kelas A adalah kelompok kelayan yang belum memiliki pengetahuan
dasar (masih buta aksara, buta bahasa Indonesia, dan buta isyarat bahasa
Indonesia yang sudah dibakukan).
Kelas B adalah kelompok kelayan yang pada dasarnya mereka telah
memiliki pengetahuan dasar, mereka tidak lagi buta aksara tetapi masih perlu
ditingkatkan.
Kelas C adalah kelompok kelayan yang sudah memiliki pengetahuan
dasar cukup baik, tetapi masih perlu ditingkatkan kemampuannya terutama
perubahan mental sosialnya.
Di PSBRW Meohai Kendari melaksanakan bimbingan Ketrampilan
sebanyak 3 (tiga) jenis keterampilan yaitu : Keterampilan Sablon, Keterampilan
Penjahitan, dan Keterampilan Tata Rias, masing-masing keterampilan tersebut
dibagi dalam 3 (tiga) kelas/kelompok kelayan.
Kegiatan pendukung dalam penyelenggaraaan bimbingan fisik, mental,
social dan ketrampilan adalah :
a. Bimbingan Kedisiplinan.
21 | Lakin P S B R W “ M e o h a i ” K e n d a r i 2 0 1 6
Kegiatan ini dilakukan terus-menerus sepanjang waktu selama kelayan
di dalam panti, baik dilakukan di dalam kelas maupun diluar kelas. Para
kelayan diberikan pemahaman tentang penghargaan terhadap waktu
misalnya dengan mentaati jadual kegiatan yang sudah ditentukan setiap hari
sejak bangun pagi hingga tidur malam hari. Untuk kegiatan ini yang lebih
banyak berperan aktif adalah orang tua asuh, pengajar/ instruktur.
b. Bimbingan Belajar.
Di Cottage masing-masing para kelayan diharuskan memanfaatkan
waktunya untuk sebanyak-banyaknya melakukan kegiatan belajar, agar
materi pembelajaran yang diberikan oleh pengajar/instruktur dapat benar-
benar dimengerti dan dipahami oleh kelayan. Kegiatan belajar bersama di
cottage dilakukan oleh kelayan pada waktu malam hari. Untuk kegiatan ini
dibimbing dan diawasi langsung oleh orang tua asuh.
c. Bimbingan kebersihan, kerapihan, dan keindahan.
Kegiatan ini dilakukan dilingkungan cottage masing-masing,
lingkungan kompleks UPT Panti Sosial, di ruang belajar, di dapur/ruang
makan kelayan PSBRW. Kegiatan ini dibimbing dan diawasi oleh : orang tua
asuh, pengajar/instruktur, dan juru masak.
d. Bimbingan hidup bermasyarakat.
Kehidupan bermasyarakat perlu diberikan pemahaman secara baik dan
benar terhadap kelayan sesuai aturan, norma dan nilai yang berlaku pada
masyarakat yang dihadapi. Mereka dibimbing bahwa kecacatan tidak perlu
menjadi penghalang untuk bergaul dengan siapa pun, yang terpenting jaga
etika dan sopan santun sesuai tatanan yang berlaku pada masyarakat tersebut.
e. Bimbingan kebiasaan hidup sehat.
Kesehatan fisik perlu mendapat perhatian bagi semua pihak, oleh
karenanya kepada kelayan diberikan bimbingan olah raga secara rutin setiap
pagi atau sore hari, pembagian waktu untuk bekerja, untuk bermain, untuk
belajar, untuk istirahat tidur, dan yang terpenting makan makanan yang
cukup dan bernilai gizi sesuai kebutuhan tubuh.
f. Bimbingan kebiasaan melaksanakan ibadah keagamaan.
Kebiasaan melaksanakan kegiatan kewajiban keagamaan sangat penting
ditanamkan dalam diri kelayan seperti mendirikan shalat wajib setiap tiba
waktunya.
21 | Lakin P S B R W “ M e o h a i ” K e n d a r i 2 0 1 6
• Resosialisasi;
- Praktek Belajar Kerja dimaksudkan agar penerima manfaat memiliki
pengalaman berinteraksi dengan dunia usaha dan dapat mempersiapkan diri
jika nanti akan memasuki dunia usaha setelah menyelesaikan masa rehabilitasi
social di PSBRW Meohai Kendari.
- Bimbingan Kewirausahaan
Agar para penerima manfaat memiliki ketrampilan plus dalam melaksanakan
dan menerapkan ketrampilan yang dimiliki dalam dunia usaha diberikan
pembekalan melalui bimbingan kewirausahaan yang bertujuan untuk lebih
mematangkan dan memantapkan konsep dan praktek berwirausaha di dunia
usaha.
- Home Visit dilakukan kepada keluarga penerima manfaat yang akan selesai atau
berakhir masa bimbingan dan rehabilitasi sosialnya di dalam Panti serta dalam
rangka mempersiapkan orangtua, keluarga, dan masyarakat serta Pemerintah
daerah asal penerima manfaat untuk melaksanakan persiapan atau pra kondisi
di saat penerima manfaat akan kembali ke keluarga yang tentunya memerlukan
dukungan semua pihak dalam upaya kemandiriannya.
• Penyaluran;
- Bantuan Stimulans Penerima manfaat diberikan pada saat pelaksanaan
rehabilitasi sosial di dalam PSBRW Meohai Kendari berakhir, sebagai upaya
merangsang atau mendorong penerima manfaat, orangtua, keluarga, masyarakat
dan pemerintah setempat untuk memberikan pendampingan dalam
penyelenggaraan kegiatan usaha para penerima manfaat.
• Seleksi dan Pemanggilan;
Untuk mendapatkan data yang akurat dan terkini serta sesuai dengan BNBA (by
name by address) diperlukan penyelenggaraan seleksi. Dari kegiatan seleksi ini
diharapkan ditemukan penerima manfaat yang memenuhi syarat dan ketentuan
untuk menjadi calon penerima manfaat di PSBRW Meohai Kendari. Jika terdapat
penerima manfaat yang memenuhi syarat sesuai ketentuan yang ada maka akan
dilakukan pemanggilan melalui Instansi Dinas Sosial yang ada di Daerah asal
penerima manfaat.
21 | Lakin P S B R W “ M e o h a i ” K e n d a r i 2 0 1 6
• Bimbingan Lanjut
Pelaksanaan bimbingan lanjut dilaksanakan kepada penerima manfaat yang telah
berada di tengah keluarga dan atau di tengah dunia usaha untuk mengevaluasi
sampai sejauh mana pengembangan berwirausaha yang telah dan sedang
dilakukan oleh Penerima manfaat, jika terdapat kendala diupayakan untuk
mencari solusi sehingga mereka benar-benar dapat mandiri.
• Penjangkauan
Pelaksanaan penjangkauan dilaksanakan di luar Panti yakni di Kecamatan Abuki
Kabupaten Konawe dan di Kecamatan Puwatu Kota Kendari dengan sasaran 50
orang penyandang disabilitas rungu wicara dikemas dalam kegiatan home care
dan 50 orang mewakili keluarga atau wali penyandang disabilitas rungu wicara
dikemas dalam kegiatan family support, kegiatan utama yang dilaksanakan
adalah pemberian bimbingan Komunikasi Total (bimbingan SIBI dan bina wicara
bagi PDRW).
c. Jumlah dokumen Program Pelayanan
Untuk mendapatkan dokumen penyelenggaraan pelayanan perlu dibuat jadwal
tentatif yang memuat jam bimbingan, materi bimbingan, petugas pembimbing dan
ruang atau tempat pelaksanaan bimbingan, sehingga dokumen tersebut harus
dikategorikan ke dalam 4 (empat) jenis dokumen yakni :
• Dokumen Program Bimbingan Fisik;
• Dokumen Program Bimbingan Mental;
• Dokumen Program Bimbingan Sosial dan;
• Dokumen Program Bimbingan Keterampilan.
Selain dokumen-dokumen penyelenggaraan program bimbingan diatas, terdapat
pula beberapa dokumen lain yang perlu dipersiapkan, yaitu:
• Dokumen pembinaan pegawai fungsional pekerja sosial;
• Dokumen pameran;
• Dokumen pertemuan pembentukan Forum Orang Tua (FORKOT);
• Dokumen pengadaan alat bantu;
• Dokumen diklat sertifikasi pengadaan barang dan jasa;
• Dokumen penjangkauan.
d. Jumlah bahan standar pelayanan
21 | Lakin P S B R W “ M e o h a i ” K e n d a r i 2 0 1 6
Sesuai dengan jumlah dokumen pelayanan yang perlu dibuat, maka perlu pula
ditetapkan dokumen standar sebagai berikut :
• Dokumen Standar Bimbingan Fisik;
• Dokumen Standar Bimbingan Mental;
• Dokumen Standar Bimbingan Sosial;
• Dokumen Standar Bimbingan Keterampilan
e. Jumlah laporan resosialisasi
• Laporan Pelaksanaan Kegiatan Resosialisasi dibuat sebagai upaya untuk
mengetahui kebehasilan pencapaian kegiatan resosialisasi yang telah dilakukan
kepada para penerima manfaat.
f. Jumlah laporan Monev
• Laporan Pelaksanaan Kegiatan Monitoring dan Evaluasi dilakukan untuk menguji
dan mengukur keberhasilan program rehabilitasi sosial yang telah dilaksanakan,
serta untuk mengkaji kendala-kendala yang dihadapi dan solusi-solusi dari
kendala yang ditemukan.
g. Jumlah Dokumen Kepegawaian
• Penyusunan Peta Jabatan dimaksudkan untuk menganalisa tugas pokok dan fungsi
kelembagaan dalam pemetaan jabatan yang dibutuhkan untuk mencapai
keberhasilan dan tujuan organisasi/kelembagaan PSBRW Meohai Kendari.
• Penyusunan Analisis Beban Kerja dan Analisis Jabatan
Dalam rangka pendistribusian tugas yang seimbang, merata dan proporsional perlu
dibuat analisa beban kerja dan jabatan setiap pegawai negeri sipil maupun tenaga
tidak tetap dalam lingkup PSBRW Meohai Kendari.
h. Jumlah Laporan Keuangan
• Menyusun Laporan Keuangan PSBRW Meohai Kendari diperlukan sebagai bentuk
pertanggungjawaban pengelolaan keuangan yang akuntabel dan informative,
sehingga dapat dijadikan sebagai bahan penilaian dan dievaluasi kelembagaan.
ii. Jumlah Laporan Barang Milik Negara
21 | Lakin P S B R W “ M e o h a i ” K e n d a r i 2 0 1 6
• Menyusun Laporan BMN PSBRW Meohai Kendari harus secara disiplin dan
kontinu dilakukan agar penilaian terhadap asset dan kekayaan PSBRW Meohai
Kendari baik bergerak maupun tidak bergerak dapat terpantau dan termonitoring.
j. Jumlah Dokumen Perencanaan Anggaran
• Menyusun Laporan RKA-KL sebagai persiapan perencanaan pelaksanaan kegiatan
pada tahun berjalan dan pengusulan kegiatan pada tahun mendatang. Dalam
penyusunan RKA-KL harus didasarkan pada skala prioritas dan tingkatan
kebutuhan mendesak atau urgensi sehingga benar-benar RKA-KL yang dibuat
adalah yang terseleksi secara baik dan benar sesuai kebutuhan penerima manfaat
dan proses rehabilitasi sosial.
47 | L a k i n P S B R W “ M e o h a i ” K e n d a r i 2 0 1 6
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
3.1. Pengukuran Kinerja
Langkah berikutnya dalam pencapaian kinerja adalah tahap Pengukuran Kinerja.
Pengukuran Kinerja dapat dilihat berdasarkan hasil pencapaian indikator dan analisis hasil
capaian indikator. Pengukuran pencapaian indikator kinerja layaknya dilakukan melalui
identifikasi peran dan tanggung jawab setiap tingkat manajemen dalam Evaluasi Manajemen
Akuntabilitas Kinerja organisasi untuk kemudian dianalisis upaya pencapaian target kinerja
yang bersangkutan dan dibandingkan dengan indikator yang telah disepakati sebelumnya.
Pengukuran kinerja merupakan salah satu alat untuk mendorong terciptanya
akuntabilitas kinerja. Pengukuran kinerja akan menunjukkan seberapa besar kinerja
manajerial yang dicapai, seberapa bagus kinerja finansial organisasi, dan kinerja lainnya yang
menjadi dasar penilaian akuntabilitas. Pengukuran tingkat capaian kinerja dilakukan dengan
cara membandingkan antara target kinerja yang telah ditetapkan dengan realisasinya.
Adapun rumusannya adalah sebagai berikut:
Prosentase Capaian = Realisasi
X 100% Target
Dengan membandingkan antara realisasi dan rencana kegiatan, maka dapat dilihat
jumlah prosentase pencapaian pada masing-masing indikator kinerja. Dengan diketahui
capaian kinerja, maka dapat dianalisis faktor penyebab keberhasilan dan ketidakberhasilan,
yang selanjutnya dapat dipetakan kekurangan dan kelemahan realisasi dan rencana kegiatan,
kemudian ditetapkan strategi untuk meningkatkan kinerja dimasa yang akan datang.
Untuk mengukur capaian masing-masing IKU dilakukan secara umum yakni melalui
data program dan kegiatan. Sedangkan analisis capaian masing-masing IKU diupayakan
disampaikan secara rinci dengan mendefinisikan alasan penetapan masingmasing IKU dan
cara mengukurnya. Untuk lebih jelasnya, terkait dengan Pengukuran Kinerja secara lebih rinci
dipaparkan pada sub bab berikutnya (analisis capaian kinerja).
47 | L a k i n P S B R W “ M e o h a i ” K e n d a r i 2 0 1 6
3.2. Capaian Kinerja Tahun 2016
Berikut ini disampaikan hasil pengukuran pencapaian sasaran strategis Panti Sosial
Bina Rungu Wicara “Meohai” tahun 2016 yang realisasinya diukur dengan membandingkan
Target Capaian Kinerja yang telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja PSBRW “Meohai”
tahun 2016 dengan realisasi capaian kinerja tahun 2016. Tingkat capaian kinerja berdasarkan
hasil pengukurannya dapat diilustrasikan sebagai berikut:
Tabel. 3.1.
Pengukuran Kinerja 2016
Sasaran Strategis
Tahun 2016 Indikator Kinerja Utama
(IKU)
Target Tahun
2016
Realisasi
Tahun 2016
Capaian
Target
(%)
Meningkatnya kualitas pemenuhan kebutuhan dasar Penerima Manfaat
Jumlah Penerima Manfaat
yang terpenuhi kebutuhan
dasarnya
35 Penerima
Manfaat
35 Penerima
Manfaat
100%
Jumlah Penerima Manfaat
yang telah memiliki
kemampuan sosial
35 Penerima
Manfaat
21 Penerima
Manfaat
100%
Jumlah dokumen program
pelayanan rehabilitasi PM
dalam panti
9 dokumen 9 dokumen 100%
Meningkatnya kualitas program dan advokasi sosial bagi penerima manfaat luar panti
Jumlah dokumen program
pelayanan rehabilitasi PM
dalam panti
8 dokumen 8 dokumen 100%
Jumlah bahan standar
pelayanan
1 dokumen 1 dokumen 100%
Jumlah PM yang
mendapatkan pelayanan
luar panti
150 orang 38 orang 100%
47 | L a k i n P S B R W “ M e o h a i ” K e n d a r i 2 0 1 6
Jumlah PM yang mandiri
dalam Usaha Ekonomi
Produktif
13 PM 13 PM 100%
Meningkatnya kualitas perencanaan dan akuntabilitas kinerja pelayanan dan rehabilitasi sosial dalam panti
Jumlah dokumen
perencanaan
5 dokumen 5 dokumen 100%
Jumlah laporan
Kepegawaian
4 Orang 4 Orang 100%
Jumlah laporan Keuangan 14 dokumen 14 dokumen 100%
Jumlah laporan Barang
Milik Negara
2 dokumen 2 dokumen 100%
Meningkatnya kualitas dan kinerja pegawai yang professional, dinamis, berpengetahuan dan berkemampuan
Jumlah pegawai yang telah
mengikuti
diklat/bimbingan
kepegawaian
28 Orang 28 Orang 100%
Jumlah pegawai yang telah
mengikuti bimbingan
teknis barang dan jasa
3 Orang 3 Orang 100%
Jumlah pegawai yang telah
mengikuti diklat jabatan
fungsional
6 Orang 2 Orang 33%
Capaian kinerja Panti Sosial Bina Rungu Wicara (PSBRW) “Meohai” adalah untuk
meningkatkan kemampuan sosial dan taraf hidup penyandang disabilitas rungu wicara
melalui kegiatan strategis rehabilitasi sosial, yaitu program Orang dengan Kecacatan tubuh
dan bekas penderita penyakit kronis, cacat rungu wicara, cacat netra, cacat fisik dan mental
yang mendapatkan rehabilitasi dan perlindungan sosial, Program Sumber Daya Manusia
yang mendapatkan bimbingan teknis bidang Rehabilitasi dan Perlindungan Sosial Orang
dengan Kecacatan, Program Laporan Keuangan/Kinerja/Monitoring/Evaluasi/ Publikasi
serta pelaksanaan rehabilitasi dan perlindungan sosial orang dengan kecacatan, Program
perlengkapan keterampilan dan pelayanan klien dalam panti, Program Orang dengan
47 | L a k i n P S B R W “ M e o h a i ” K e n d a r i 2 0 1 6
Kecacatan Rungu Wicara yang memperoleh rehabilitasi dan perlindungan kesejahteraan
sosial, Program Layanan Perkantoran, Program Kendaraan Bermotor, Program perangkat
pengolah data dan komunikasi, Program Peralatan dan Fasilitas Perkantoran, serta Program
Gedung dan Bangunan.
3.3. Analisis Capaian Kinerja
Capaian kinerja sasaran maupun capaian kinerja kegiatan PSBRW “Meohai” Kendari
tahun 2016 menunjukkan hasil cukup baik dengan capaian kinerja rata-rata 100%. Hal ini
menandakan bahwa PSBRW “Meohai” telah dapat melaksanakan tugas dan fungsi dengan sangat
baik. Analisis capaian kinerja sasaran PSBRW “Meohai” tahun 2016 dijelaskan sebagai berikut:
Sasaran 1 Meningkatnya kualitas pemenuhan kebutuhan dasar
Penerima Manfaat
Sasaran strategis 1, yaitu “Meningkatnya kualitas pemenuhan kebutuhan dasar Penerima
Manfaat” dicapai melalui 1 (satu) indikator kinerja utama : “Jumlah Penerima Manfaat yang
terpenuhi kebutuhan dasarnya”. Penjelasan capaian kinerja dari indikator kinerja tersebut adalah
sebagai berikut:
Jumlah Penerima Manfaat yang terpenuhi kebutuhan dasarnya
Pengertian dari indikator kinerja utama Jumlah Penerima Manfaat yang terpenuhi
kebutuhan dasarnya adalah terpenuhinya secara layak kebutuhan dasar penerima mafaat meliputi
: sandang, pangan, papan, pendidikan dan kesehatan (UU No. 11 Tahun 2009 tentang
Kesejahteraan Sosial).
Capaian target Jumlah Penerima Manfaat yang terpenuhi kebutuhan dasarnya kebutuhan
dasarnya sebesar 35 penerima manfaat dengan realisasi sebesar 100%. Adapun kegiatan
pendukung untuk mewujudkan capaian kegiatan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
47 | L a k i n P S B R W “ M e o h a i ” K e n d a r i 2 0 1 6
Tabel 3.2
Capaian Kinerja
Jumlah Penerima Manfaat yang terpenuhi kebutuhan dasarnya
Indikator Kinerja
Utama Kegiatan
Target
2016
Target
Anggaran
(Rp)
Reasli
-sasi
2016
Realisasi
Angga-
ran 2016
Target
Capaian
%
1
.
Jumlah
Penerima
Manfaat yang
terpenuhi
kebutuhan
dasarnya
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Pengasramaan:
Pemenuhan kebutuhan
makan penerima manfaat
(belanja bahan makanan
)
Belanja Obat-obatan
Belanja Alat Kebersihan
Diri (sabun mandi, sabun
cuci, pepsodent, pakaian
dalam dll)
Belanja Hygenkit
(handuk , sikat gigi,
pemotong kuku dll)
Belanja Pakaian
Seragam (Seragam OR,
Pramuka, Batik)
Belanja Sepatu dan
Sandal
Belanja Perlengkapan
Peralatan Tidur (Sprei)
Belanja Perangkat Sholat
(Mukena, Sajadah, Baju
Koko, Sarung )
35 PM
35 PM
35 PM
35 PM
35 PM
35 PM
35 PM
35 PM
306.600.000
4.000.000
19.740.000
3.500.000
14.000.000
8.750.000
3.750.000
8.750.000
35
PM
35
PM
35
PM
35PM
35
PM
35
PM
35
PM
35
PM
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100 %
Penyandang disabilitas rungu wicara sebagai warga negara mempunyai kedudukan, hak
dan kewajiban yang sama dengan warga Negara lainnya dalam memperoleh tingkat kesejahteraan
dalam segala aspek kehidupan dan penghidupannya. Berkenaan dengan itu, pemerintah dalam hal
47 | L a k i n P S B R W “ M e o h a i ” K e n d a r i 2 0 1 6
ini PSBRW “Meohai” Kendari melaksanakan upaya pengembangan potensi yang dimiliki oleh
penyandang disabilitas rungu wicara (penerima manfaat). Jalan keluar untuk mengembangkan
potensi mereka adalah dengan melakukan rehabilitasi sosial secara optimal.
Dalam upaya melaksanakan rehabilitasi sosial secara komprehensif perencanaan dan
pelaksanaannya telah dilakukan secara maksimal oleh PSBRW “Meohai” Kendari, sekalipun pada
perjalanannya sangat banyak dijumpai aral dan tantangan. Upaya yang paling vital dalam tahapan
rehabilitasi sosial adalah pemenuhan kebutuhan dasar penerima manfaat. Kebutuhan dasar tersebut
berkaitan dengan pemenuhan sandang, pangan, papan, kesehatan, kebersihan dan pendidikan
penerima manfaat. Upaya yang dilakukan PSBRW “Meohai” untuk memenuhi kebutuhan dasar
penerima manfaat dengan, antara lain:
- Pemenuhan kebutuhan makan penerima manfaat.
Pemenuhan pangan untuk penerima manfaat
diberikan setiap hari yaitu pemenuhan makan 3 kali
sehari, minum teh dan susu serta pemberian snack.
Pengadaan bahan pemakanan panti dikelola oleh
rekanan/pihak ketiga yang mana kegiatan ini
termasuk dalam Standar Biaya Khusus yang menjadi
tanggungjawab Subsie Rehabilitasi Sosial.
Pemenuhan makan disesuaikan dengan menu yang
telah dibuat dengan siklus tujuh harian. Realisasi
kinerja kegiatan pemenuhan kebutuhan makan
Penerima Manfaat tersebut mencapai 100%.
- Belanja obat-obatan dilaksanakan dalam rangka mengobati penerima manfaat yang menderita
sakit. Obat-obatan tersebut disediakan sebelum atau pada saat penerima manfaat mengalami
sakit. Adapun jenis obat-obatan yang dibeli, seperti: altalgin, antasida, milanta, avamol,
amoxcicilin, asam mafenamat, sangobion, vitagesit, vit. C, vitamin B complex, kain kasa,
betadin, samprima, minyak gosok, minyak kayu putih, ,salep gatal (cinolon), dan lain-lain.
Sedangkan jenis penyakit yang sering diderita penerima manfaat adalah flu, batuk, demam,
alergi/gatal-gatal dan sakit gigi. Target Indikator Kinerja Jumlah Penerima Manfaat yang
terpenuhi kebutuhan dasarnya yang dicapai melalui kegiatan Belanja Obat-obatan mencapai
47 | L a k i n P S B R W “ M e o h a i ” K e n d a r i 2 0 1 6
100 %. Selama tahun anggaran ini penerima manfaat tidak ada yang mengalami penyakit berat
dan harus dirujuk ke rumah sakit, pelayanan kesehatan dilakukan oleh dokter dan perawat panti
dengan pemeriksaan rutin seminggu dua kali. Kegiatan ini penting dilakukan untuk menjaga
kesehatan penerima manfaat dan untuk mengetahui penyakit berbahaya yang diderita oleh
penerima manfaat sedini mungkin. Pengadaan obat-obatan sebagai persediaan juga penting
untuk pertolongan pertama pada saat penerima manfaat sakit di luar jam pemeriksaan yang
mana pemberian obat tetap dalam control dokter dan perawat panti. Realisasi kinerja kegiatan
pengadaan obat-obatan penerima manfaat mencapai 100% sedangkan realisasi anggarannya
mencapai ……..
- Belanja alat kesehatan diri penerima manfaat adalah kegiatan pemberian alat kesehatan diri
berupa sabun mandi, pasta gigi, bedak, shampoo, sabun cuci, pembalut, minyak rambut,
handbody dan pakaian dalam. Alat kesehatan diri ini diberikan setiap bulan kepada penerima
manfaat guna terpenuhinya kebersihan diri para penerima manfaat, sedangkan pakaian dalam
diberikan setiap tahun berupa pemberilan celana dalam, kaos dalam dll. Kegiatan ini dibawah
tanggung jawab Subsie Rehabilitasi. Target Indikator Kinerja Jumlah Penerima Manfaat yang
terpenuhi kebutuhan dasarnya melalui kegiatan Pengadaan Alat Kesehatan Diri
47 | L a k i n P S B R W “ M e o h a i ” K e n d a r i 2 0 1 6
realisasinya mencapai 100%. Sedangkan realisasi anggaran mencapai ….. Hal ini menunjukkan
bahwa 35 Penerima Manfaat telah tercapai secara penuh kebutuhan kebersihan dirinya.
- Belanja kebutuhan hygenkit penerima manfaat dilaksanakan sekali dalam 1 (satu) tahun,
meliputi: pengadaan handuk, sikat gigi, pemotong kuku, sisir, keranjang pakaian dalam dan
lain-lain. Realisasinya mencapai 100%.
- Belanja Pakaian Seragam Penerima Manfaat dipenuhi dalam bentuk pemberian pakaian
seragam sebanyak 3 steel seragam dalam satu tahun anggaran, yaitu seragam olah raga,
seragam pramuka lengkap dan seragam batik . Kegiatan ini menjadi tanggungjawab Subsie
Rehabilitasi Sosial yang realisasinya mencapai 100 %, sehingga pemenuhan seragam bagi
penerima manfaat terpenuhi dan tercapai seluruhnya. Sedangkan realisasi anggaran adalah
……
47 | L a k i n P S B R W “ M e o h a i ” K e n d a r i 2 0 1 6
- Pengadaan Sepatu dan sandal diberikan sebanyak masing-masing 2 pasang, yaitu 2 pasang
sandal dan dua pasang sepatu selama satu tahun anggaran, yang realisasinya mencapai 100 %,
pemenuhan akan sepatu sandal menjadi tanggung jawab subsie. rehabilitasi sosial.
- Untuk memberi kenyamanan penerima manfaat pada saat istirahat dan menunjang kebersihan
didalam kamar diberikan perlengkapan tidur kepada penerima manfaat berupa pemberian sprei
dan sarung bantalnya, selama satu tahun anggaran diberikan satu kali. Realisasi kegiatan adalah
100%, sedangkan realisasi anggaran mencapai……
47 | L a k i n P S B R W “ M e o h a i ” K e n d a r i 2 0 1 6
- Sebagai wujud takwa kita kepada Tuhan , para penerima
manfaat harus menjalankan kewajiban beragama seperti
sholat dan puasa, untuk itu panti memberikan sarananya
yang salah satunya pemberian perangkat sholat berupa
mukena dan sajadah untuk penerima manfaat
perempuan dan baju koko, sarung dan sajadah untuk
penerima manfaat laki-laki. Alat sholat ini diberikan satu kali dalam satu tahun, yang
realisasinya mencapai 100 %, sedangkan realisasi anggaran …..
Sasaran 2 Meningkatnya kualitas program dan advokasi sosial bagi Penerima
Manfaat luar panti
Sasaran strategis 2, yaitu “Meningkatnya kualitas kemampuan sosial Penerima Manfaat”
dicapai melalui 1 (satu) indikator kinerja utama : “Jumlah Penerima Manfaat yang telah
memiliki kemampuan sosial”. Penjelasan capaian kinerja dari indikator kinerja tersebut adalah
sebagai berikut:
Jumlah Penerima Manfaat yang telah memiliki kemampuan sosial
Tuna Rungu adalah suatu keadaan dimana anak tidak dapat mendengar karena kehilangan
kemampuan untuk mendengar dari ringan hingga berat meliputi tuli dan susah mendengar.
Sedangkan Tuna wicara adalah suatu keadaan dimana individu tidak bisa menggunakan
kemampuan wicaranya/berbicaranya dengan baik. Tunarungu - wicara sendiri adalah suatu istilah
yang saling dikaitkan satu sama lain, hal ini disebabkan karena hubungan yang spesifik antara
kemampuan mendengar dengan kemampuan berbicara. Anak yang tuli sejak lahir bisa dipastikan
tidak bisa menggunakan kemampuan berbicaranya dengan baik. Oleh karena itu penyandang
disabilitas rungu wicara memerlukan perlakuan khusus dalam menanganinya.
Dalam penanganannya berbagai upaya dilakukan oleh PSBRW “Meohai” dalam rangkaian
tahapan rehabilitasi sosial yakni melalui bimbingan fisik, mental, sosial dan keterampilan. Proses
rehabilitasi sosial tersebut, sangat jitu mengubah kemampuan sosial penerima manfaat. Yang
tadinya penerima manfaat belum bisa membaca dan menulis menjadi bisa, penerima manfaat yang
belum dapat berbicara atau mengeluarkan suara menjadi mampu, penerima manfaat yang tadinya
47 | L a k i n P S B R W “ M e o h a i ” K e n d a r i 2 0 1 6
pendiam menjadi aktif, periang dan kreatif, dan banyak hal kemampuan lainnya mereka tunjukkan.
Kecerdasan mereka tidak kalah dengan orang normal lainnya, hanya saja mereka tidak dapat
mendengar.
Capaian target Jumlah Penerima Manfaat yang telah memiliki kemampuan sosial sebesar
35 penerima manfaat dengan realisasi sebesar 100%. Adapun kegiatan pendukung untuk
mewujudkan capaian kegiatan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 3.3
Capaian Kinerja
Jumlah Penerima Manfaat yang memiliki kemampuan sosial
Indikator Kinerja
Utama Kegiatan
Target
2016
Target
Anggaran
(Rp)
Reasli-
sasi
2016
Reali-sasi
Angga-
ran (Rp)
Target
Capai-
an %
1.
Jumlah dokumen
program
pelayanan
rehabilitasi PM
luar panti
1.
2.
3.
4.
Bimbingan fisik,
mental, dan spiritual
Bimbingan
Psikososial
(Widyawisata,
Outbound dan
Persami)
Bimbingan
Keterampilan
Pembahasan kasus
PM
35 PM
35 PM
35 PM
9 PM
22.160.000
34.800.000
106.900.000
650.000
35 PM
35 PM
35 PM
5 PM
100%
100%
100%
100%
Dalam upaya meningkatkan kualitas kemampuan sosial penerima manfaat, berbagai upaya
telah dilakukan oleh PSBRW “Meohai”, yaitu dengan melaksanakan beberapa kegiatan:
- Bimbingan fisik, mental, dan spiritual dengan pemenuhan beberapa hal berikut ini:
bimbingan mental sebagai kegiatan bimbingan untuk memahami dan mendalami serta
praktek tentang mental yang sehat agar memiliki rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri,
keluarga, dan lingkungannya secara mantap, tidak mudah terombangambing oleh hal-hal
47 | L a k i n P S B R W “ M e o h a i ” K e n d a r i 2 0 1 6
yang negatif. Bimbingan ini dimaksudkan untuk melatih, membina, memupuk kemauan dan
kemampuan klien supaya bermental sehat dan disiplin diri secara mantap dalam tatanan
hidup bermasyarakat secara normatif yang diwarnai suasana kemandirian.2
Kegiatan ini dicapai dengan melaksanakan kegiatan bimbingan SIBI (Sistem Isyarat Bahasa
Indonesia) dan BIWI (Bina Wicara), bimbingan keterampilan sablon dan bimbingan
keterampilan tatarias. Dalam melaksanakan bimbingan mengacu pada jadwal bimbingan
selama 6 hari sejak senin hingga sabtu. Mata pelajaran/bimbingan yang diberikan adalah;
bahasa Indonesia, agama, budi pekerti, matematika, pramuka, olah raga dan kesenian.
Dalam rangka melancarkan kegiatan bimbingan yang disebutkan diatas, maka
dilaksanakanlah belanja alat peraga bimbingan fisik, mental, sosial dan keterampilan. Alat
peraga tersebut seperti tas, buku, pulpen, pensil, dan lain-lain.
Jumlah Penerima Manfaat berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada diagram di bawah
ini.
Berdasarkan jenis kelamin, Penerima Manfaat yang berjenis kelamin Laki-laki sebanyak 19
orang (38%), sedangkan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 32 orang (62%).
0
5
10
15
20
25
30
35
Laki-laki Perempuan
19
32
38% 62%
Anak
Presentase
47 | L a k i n P S B R W “ M e o h a i ” K e n d a r i 2 0 1 6
Dari 35 Penerima Manfaat,
terdistribusi sebanyak 15
Penerima Manfaat di Kelas A, 10
Penerima Manfaat di Kelas B, dan
10 Penerima Manfaat di Kelas C.
Sedangkan Penerima Manfaat
yang mendapatkan Bimbingan
Keterampilan terdistribusi
berdasarkan minat dan bakat
mereka, dengan klasifikasi 13
Penerima Manfaat menekuni bidang keterampilan Penjahitan, 17 Penerima
Manfaat menekuni bidang keterampilan Tata Rias dan 5 Penerima Manfaat menekuni bidang
keterampilan Sablon.
Gambar diatas adalah gambar pada saat dilakukan Praktek Bimbingan
Keterampilan Tata Rias. Dalam melaksanakan bimbingan keterampilan Tatarias, penerima
manfaat dipandu oleh 2 orang instruktur TataRias. Salah satu instrukturnya adalah alumni
PSBRW “Meohai” Kendari, sedangkan instruktur lainnya berprofesi sebagai Guru SMK
di Kota Kendari. Jumlah penerima manfaat yang menekuni keterampilan Tata rias
sebanyak 13 penerima manfaat. Paket keterampilan yang diberikan meliputi; keterampilan
rias rambut dan gunting rambut, rias busana dan rias pengantin, facial wajah, manicure dan
pedicure, dan pengetahuan kecantikan lainnya.
0
5
10
15
20
25 22
1513
22 23
5
Anak
Anak
47 | L a k i n P S B R W “ M e o h a i ” K e n d a r i 2 0 1 6
Gambar disamping kiri ini
menampilkan adegan salah seorang
PM yang tengah mempraktekan
bimbingan keterampilan Sablon.
Bimbingan keterampilan Sablon
dipandu oleh 2 (dua) orang
instruktur.
Jumlah penerima manfaat yang menekuni keterampilan tersebut sebanyak 5 penerima
manfaat. Keterampilan sablon merupakan keterampilan yang berhubungan dengan
kegiatan cetak mencetak atau memperbanyak hasil cetakan dengan mutu yang berkualitas.
Kemahiran dalam menyablon dapat sebagai modal bagi Penerima Manfaat untuk membuka
usaha atau berwirausaha. Dimana kita tahu kebutuhan cetak mencetak dewasa ini semakin
berkembang dengan pesat seiring dengan perkembangan teknologi dan semakin banyaknya
mata pencaharian / usaha yang menggunakan ataupun membutuhkan hasil cetak mencetak.
Diharapkan dengan keterampilan ini penerima manfaat kelak dapat membuka usaha
mandiri minimal manjadi karyawan perusahaan percetakan.
Sedangkan gambar disamping kiri,
salah seorang Instruktur yang tampak
tengah sibuk memberikan bimbingan
keterampilan Menjahit kepada
Penerima Manfaat. Instruktur
keterampilan Penjahitan sebanyak 2
orang, dengan salah satu
instrukturnya alumni PSBRW
“Meohai” Kendari (penyandang
disabilitas rungu wicara).
Dalam menjalankan tugasnya sehari-hari, instruktur membimbing 17 penerima manfaat.
Bayaknya minat penerima manfaat pada keterampilan Penjahitan, disebabkan oleh prospek
kerjanya yang lebih menjanjikan dan mempunyai nilai jual tinggi dibandingkan
47 | L a k i n P S B R W “ M e o h a i ” K e n d a r i 2 0 1 6
keterampilan lainnya. Fasilitas mesin jahit yang dimiliki PSBRW “Meohai” pada tahun
2014 sebanyak 23 buah, mesin jahit serba guna 3 buah, mesin obras sebanyak 6 buah.
Dalam kegiatan bimbingan keterampilan penjahitan ini setiap anak difasilitasi satu mesin
jahit yang digunakan untuk praktek menjahit.
- Evaluasi bimbingan fisik, mental, sosial dan keterampilan, didukung oleh belanja alat tulis
kantor untuk kegiatan ujian atau evaluasi bimbingan fisik, mental, sosial, dan keterampilan
penerima manfaat. Evaluasi diadakan sebanyak 2 (dua) kali dalam 1 tahun. Hasil evaluasi
setelah dirata-ratakan menunjukkan nilai yang cukup baik. Evaluasi dilakukan secara
serentak untuk kelas A, kelas B dan kelas C. Jumlah penerima manfaat di kelas A yang
mengikuti evaluasi sebanyak 22 penerima manfaat, di kelas B sebanyak 15 penerima
manfaat dan di kelas C sebanyak 13 penerima manfaat.
- Widyawisata, kegiatan ini dilaksanakan untuk mempererat kekeluargaan dan rasa
kebersamaan antara pembimbing dan para penerima manfaat sehingga terjalin
keharmonisan dalam melaksanakan program rehabilitasi sosial dan memenuhi kebutuhan
rekreasi serta menambah wawasan penerima manfaat tentang alam dan lingkungan. Lokasi
47 | L a k i n P S B R W “ M e o h a i ” K e n d a r i 2 0 1 6
kegiatan Widyawisata bertempat di Waterpark Citraland Kendari Kegiatan Widyawisata
diikuti oleh 35 penerima manfaat dan 15 orang petugas Panti. Kegiatan Widyawisata
dilaksanakan pada bulan Juni 2016 dengan capaian 100%.
.- Persami, kegiatan dimaksudkan agar penerima memiliki kepribadian yang beriman,
berakhlak mulia, berjiwa patriotik, disiplin , memiliki kecakapan hidup serta dapat
melestarika lingkungan. Tujuan dari kegiatan ini untuk mendidik dan membina penerima
manfaat guna mengembangkan mental, spiritual , emosional , sosial , intelektual dan
fisiknya sehingga menjadi orang yang berkepribadian dan berbudi pekerti luhur, juga
menjadikan mereka pribadi yang baik serta kuata dan sehat jasmani.
Kegiatan yang dilakukan dalam Persami antara lain baris berbaris, olahraga, bakti sosial
dengan kegiatan kerja bakti, pentas seni dan lain-lain. Persami dilaksanakan di Desa
Wanggudu Kabupaten Konawe Utara pada bulan Agustus 2016, yang diikuti oleh 35 orang
Penerima Manfaat dan 15 petugas pendamping, serta dilaksanakan satu kali dalam satu
tahun anggaran.
47 | L a k i n P S B R W “ M e o h a i ” K e n d a r i 2 0 1 6
- Outbound, adalah sebuah kegiatan yang dilakukan di alam terbuka (Outdoor) dengan
melakukan beberapa simulasi permainan (Outbound Games) baik secara individu maupun
kelompok dengan tujuan untuk meningkatkan motivasi, kepercayaan diri, berpikir kreatif,
rasa kebersamaan , tanggung jawab, komunikasi dan rasa saling percaya. Lokasi kegiatan
outbound tahun 2016 bertempat di lokasi outbound Nanga-nanga. Lokasi Outbound Nanga-
nanga menyediakan fasilitas outbound yang cukup lengkap sehingga memudahkan
penerima manfaat bermain dalam outbond.. Metodenya, penerima manfaat dibagai beberapa
kelompok dan individu, lalu melakukan permainan yang seru dan menegangkan.
- Kejar Paket A, adalah kegiatan Penyetaraan Pendidikan penerima manfaat setingkat Sekolah
Dasar. Pada tahun 2016 ini, sebanyak 10 penerima manfaat mengikuti ujian penyetaraan
pendidikan Kejar Paket A yang dilaksanakan pada bulan Mei 2016 di SDN 03 Poasia
Kendari. Sedangkan Kejar Paket B diikuti 4 orang Penerima Manfaat yang dilaksanakan
pada bulan bulan Mei 2016 di SMP 2 Kendari.
- Resosialisasi, kegiatannya meliputi Praktek Belajar Kerja (PBK) dan kegiatan Home Visit
bagi 13 Penerima Manfaat yang akan ditamatkan di PSBRW “Meohai”.
PBK dilaksanakan selama 40 (empat puluh hari) sejak tanggal 8 September sampai dengan
tanggal 23 Oktober 2016. Lokasi PBK meliputi 7 tempat usaha , yaitu; UD. Primatama
(perusahaan percetakan) diikuti 1 penerima manfaat, UD. Ramai (Perusahaan percetakan)
diikuti 1 penerima manfaat, Penjahit Jeffen diikuti 3 penerima manfaat, Penjahit Rahma
diikuti 2 penerima manfaat , Penjahit Diana Gorden diikuti 2 penerima manfaat dan Salon
47 | L a k i n P S B R W “ M e o h a i ” K e n d a r i 2 0 1 6
Martha Ayu diikuti 2 penerima manfaat, Salon Bunga diikuti 2 penerima manfaat. Selain
PBK, kegiatan Resosialisasi lainnya adalah Home Visit. Kegiatan home visit dilaksanakan
di 11 Kabupaten/kota, yaitu; Kabupaten Muna, Kabupaten Konawe Utara, Kabupaten
Konawe, Kabupaten Konawe Selatan dan Kabupaten Kolaka.
Sedangkan Home Visit dilaksanakan di 11 Kabupaten di Sulawesi Tenggara, dengan pola
kegiatan mengadakan kunjungan rumah orang tua Penerima Manfaat yang akan ditamatkan
atau diberhentikan dalam masa Bimbingan Fisik, Mental, Sosial dan Keterampilannya.
Tujuannya adalah untuk membentuk kemandirian secara mental, sosial, ekonomi, dan harkat
hidup Penerima Manfaat yang telah mendapatkan bimbingan dan pelayanan rehabilitasi
social selama 3 tahun di dalam Panti.
- Penyaluran. Kegiatan Penyaluran pada tahun 2016 berupa pemberian Bantuan Stimulan bagi
13 Penerima Manfaat yang diterminasi. Bantuan Stimulan diberikan pada saat pelaksanaan
rehabilitasi sosial di dalam PSBRW “Meohai” berakhir. Tujuannya adalah untuk
merangsang atau mendorong penerima manfaat, orangtua, keluarga, masyarakat dan
pemerintah setempat untuk memberikan pendampingan dalam penyelenggaraan kegiatan
usaha para Penerima Manfaat. Bantuan Stimulan tersebut berupa perangkat alat dan bahan
keterampilan (bahan dan alat Penjahitan, bahan dan alat Sablon, serta bahan dan alat Tata
Rias). Peralatan dan bahan keterampilan tersebut didistribusikan kepada Penerima Manfaat,
dengan klasifikasi jumlah Penerima Manfaat yang mendapatkan bantuan stimulan alat dan
bahan keterampilan Menjahit sebanyak 7 orang (53%), Penerima Manfaat yang
mendapatkan bantuan stimulant alat dan bahan keterampilan Sablon sebanyak 2 orang
(15%),
53%
15%
30%
Stimulan
7 orang
2 orang
4 orang
47 | L a k i n P S B R W “ M e o h a i ” K e n d a r i 2 0 1 6
sedangkan 4 orang lainnya (30%) mendapatkan bantuan stimulant peralatan dan bahan
keterampilan Tata Rias. Berikut diagram besaran distribusi bantuan stimulan Penerima
Manfaat.
Berdasarkan diagram diatas, dapat disimpulkan bahwa Jenis Bantuan Stimulan berupa
peralatan dan bahan keterampilan Penjahitan yang paling banyak diberikan kepada
Penerima Manfaat. Capaian kegiatan tersebut 100%.
- Pelaporan kegiatan Pemanggilan dan Pemulangan Penerima Manfaat
Kegiatan ini terdiri atas 2 kegiatan yakni; 1) kegiatan Pemanggilan Penerima Manfaat
sebanyak 13 orang, dalam rangka mengganti 13 Penerima Manfaat yang sudah diterminasi,
dan 2) kegiatan Pemulangan Penerima Manfaat, yang merupakan kegiatan akhir dari
rehabilitasi sosial. Pada tahapan ini sebanyak 13 Penerima Manfaat yang sudah di terminasi
karena masa bimbingan yang telah diselesaikan dan mereka diharapkan dapat mandiri
secara sosial, sehinggga pengasuhannya dikembalikan ke keluarga. Capaian kegiatan ini
adalah 100%.
- Seleksi penerima manfaat.
Kegiatan Seleksi merupakan kegiatan tahapan awal rehabilitasi sosial. Pada kegiatan ini,
dilakukan pendataan dan seleksi terhadap calon Penerima Manfaat yang akan mendapatkan
pelayanan rehabilitasi sosial di PSBRW “Meohai”. Target kegiatan Seleksi dilakukan di 6
Kabupaten/Kota dengan realisasi mencapai 100%. Hasil yang diperoleh dari kegiatan
tersebut adalah terjaringnya/terseleksinya sebanyak 30 calon Penerima Manfaat yang akan
mendapatkan pelayanan rehabilitasi sosial di PSBRW “Meohai”. Dari 30 calon Penerima
Manfaat tersebut, akan dilakukan Pemanggilan sebanyak 13 calon Penerima Manfaat. 17
calon Penerima Manfaat lainnya dimasukkan dalam daftar tunggu.
Diagram menggambarkan bahwa, hasil kegiatan Seleksi di Kabupaten Wakatobi terdapat
5 penyandang disabilitas rungu wicara yang bersedia menempuh proses rehabilitasi sosial
di PSBRW “Meohai”. Sementara di beberapa tempat lainnya seperti di kabupaten Kolaka,
47 | L a k i n P S B R W “ M e o h a i ” K e n d a r i 2 0 1 6
Kolaka Utara dan Konawe Utara, masing-masing terdapat 4 calon Penerima Manfaat.
Calon Penerima Manfaat yang paling banyak berasal dari kabupaten Konawe sebanyak 6
orang dan Buton Utara sebanyak 7 orang.
Sasaran 3 Meningkatnya kualitas advokasi sosial bagi Penerima Manfaat
Sasaran strategis 3, yaitu “Meningkatnya kualitas advokasi sosial bagi Penerima
Manfaat” dicapai melalui 4 (empat) indikator kinerja utama, yaitu :
1. “Jumlah dokumen program pelayanan”. Penjelasan capaian kinerja dari indikator kinerja
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Jumlah dokumen program pelayanan
Dalam rangka mendapatkan dokumen penyelenggaraan pelayanan. Maka perlu dibuat
jadwal tentatif yang memuat jam bimbingan, materi bimbingan, petugas pembimbing
dan ruang atau tempat pelaksanaan bimbingan.
Target indikator kinerja dicapai melalui kegiatan:
1). Dokumen Program Bimbingan Fisik
4
4
4
6
7
5
Seleksi
Kolaka
Kolaka Utara
Konawe Utara
Konawe
Buton Utara
Wakatobi
47 | L a k i n P S B R W “ M e o h a i ” K e n d a r i 2 0 1 6
Bimbingan fisik meliputi; bimbingan olah raga, bimbingan wina wicara (speech
terapy) dan bimbingan bahasa isyarat. Bimbingan fisik dilaksanakan oleh 2 orang
instruktur SIBI dan BIWI yang mana mereka adalah pekerja sosial panti yang telah
mengikuti diklat SIBI.
Gambar dibawah, memperlihatkan seorang instruktur tengah memberikan
bimbingan olah raga kepada Penerima Manfaat. Kegiatan bimbingan olah raga ini
rutin dilakukan setiap hari Jum’at pagi. Capaian kegiatan Bimbingan Fisik adalah
100%.
2) Dokumen Program Bimbingan Mental
Bimbingan Mental meliputi; bimbingan Agama, Budi Pekerti dan Pancasila. Capaian
kegiatan tersebut adalah 100%. Gambar di bawah ini menampilkan Penerima Manfaat
yang sedang berdoa bersama usai melaksanakan sholat 5 waktu diimami oleh salah
seorang instruktur.
3) Dokumen Program Bimbingan Sosial
47 | L a k i n P S B R W “ M e o h a i ” K e n d a r i 2 0 1 6
Pencapaian target dokumen program Bimbingan Sosial dilakukan melalui kegiatan;
bimbingan Pramuka, dinamika kelompok, kesenian, kegiatan rekreasi, dan kerja bakti.
Capaian kegiatan ini adalah 100%.
4) Dokumen Program Bimbingan Keterampilan
Meliputi keterampilan menjahit, sablon dan tata rias.
2. “Jumlah Dokumen Bahan Standar Pelayanan” Penjelasan capaian kinerja dari indikator
kinerja tersebut adalah sebagai berikut:
Sesuai dengan jumlah dokumen pelayanan yang perlu dibuat, maka perlu pula ditetapkan
dokumen standar pelayanan sebagai berikut:
1) Dokumen Standar Bimbingan Fisik
2) Dokumen Standar Bimbingan Mental
3) Dokumen Standar Bimbingan Sosial
4) Dokumen Standar Bimbingan Keterampilan
Capaian kinerja dari indikator Jumlah Dokumen Bahan Standar Pelayanan adalah 100%.
3. “Jumlah Laporan Resosialisasi” Penjelasan capaian kinerja dari indikator kinerja tersebut
adalah sebagai berikut:
47 | L a k i n P S B R W “ M e o h a i ” K e n d a r i 2 0 1 6
Laporan pelaksanaan kegiatan Resosialisasi dibuat sebagai upaya untuk mengetahui
keberhasilan pencapaian kegiatan resosialisasi yang telah dilakukan kepada Penerima
Manfaat.
Target indikator kinerja dicapai melalui kegiatan :
1). Laporan kegiatan Praktek Belajar Kerja.
Praktek Belajar Kerja (PBK) dilaksanakan dengan tujuan sebagai ajang aktualisasi
(praktek) kemampuan sosial dan keterampilan yang dimiliki oleh Penerima Manfaat di
dunia usaha atau dunia kerja. Kegiatan PBK diikuti oleh 20 Penerima Manfaat sebagai
salah satu bagian dari bekal hidup mereka sebelum ditamatkan dari PSBRW “Meohai”
Kendari. PBK dilaksanakan selama 40 hari, dimulai sejak 8 September sampai dengan
23 Oktober 2016. Hasil yang diharapkan dari kegiatan PBK ini adalah timbulnya rasa
tanggung jawab dan kesadaran yang tinggi terhadap penggunaan alat keterampilan.
Diagram di atas menggambarkan distribusi Penerima Manfaat yang melakukan PBK di 7
tempat usaha di kota Kendari
2). Laporan hasil kegiatan Home Visit.
Home Visit dilakukan kepada keluarga Penerima Manfaat yang akan selesai atau berakhir
masa bimbingan dan rehabilitasi sosialnya di dalam Panti serta dalam rangka
mempersiapkan orangtua, keluarga, dan masyarakat, serta pemerintah daerah asal
Penerima Manfaat untuk melaksanakan persiapan atau pra kondisi disaat Penerima
Manfaat akan kembali ke keluarga mereka.
3 3
2
3 3 3 3
0
1
2
3
4
SalonUdin
UD.Ramai
PenjahitJeffen
DianaGorden
DianaGorden
SalonMartha
Ayu
SalonBunga
PBK
PBK
47 | L a k i n P S B R W “ M e o h a i ” K e n d a r i 2 0 1 6
Kegiatan Home Visit ditargetkan dilakukan di 11 Lokasi Kabupaten/Kota di Sulawesi
Tenggara yaitu; Kabupaten Kolaka, Kabupaten Konawe, Kabupaten Muna, Kabupaten
Konawe Utara, Kabupaten Konawe Kepulauan, Kabupaten Kolaka Utara dan Bombana,
Bau-bau, Buton dan Buton Utara. Dengan demikian capaian target kegiatan Home Visit
hanya 100%.
4. “Jumlah Laporan Monitoring dan Evaluasi (Monev)” Penjelasan capaian kinerja dari
indikator kinerja Jumlah Laporan Monev, didukung oleh pencapaian kegiatan Bimbingan
Lanjut bagi Penerima Manfaat yang sudah diterminasi.
pembinaan lanjut oleh petugas atau pekerja sosial PSBRW Meohai dengan tujuan untuk:
1. Mendapatkan data dan informasi tentang kegiatan monitoring dan evaluasi hasil
pembinaan PSBRW Meohai terhadap eks penerima manfaat;
2. Mendapatkan data dan informasi tentang pemahaman eks penerima manfaat, orang
tua/keluarga, maupun aparat setempat dan lingkungan tempat eks penerima manfaat
berinteraksi terhadap kegiatan pembinaan lanjut;
3. Mendapatkan data dan informasi tentang faktor-faktor apa yang mempengaruhi eks
penerima manfaat.
47 | L a k i n P S B R W “ M e o h a i ” K e n d a r i 2 0 1 6
Di bawah ini daftar eks penerima manfaat dan asalnya yang mendapatkan Bimbingan
Lanjut di tahun anggaran 2016;
No. Nama Eks. Penerima
Manfaat
Kab/Kota Kecamatan Desa/Kel
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Siti Nasrah
Nensa Aprilia
Satria
Syahrul Munajib
Mardiana
Addiza Rezky
Kiky Resti
Fitrawan setiady
Ronald
La Sandara
Konsel
Konsel
Konsel
Konsel
Bombana
Muna
Muna
Muna
Kolaka
Kolaka
Andoolo
Tinanggea
Tinanggea
Tinanggea
Kasipute
Katobu
Batalaiworu
Katobu
Wundulako
Wundulako
Bekenggasu
Ngapaaha
Ngapaaha
Wadumbolo
Kasipute
Watonea
Laiworu
Butung2
Silea
Silea
11. Riasni Kolaka Wundulako Ngapa
12. Nurlita Konawe Lambuya Silea
13.
14.
15.
Imelda
Ahmad Hidayat
Isdar Astudi
Konawe
Bombana
Muna
Uepai
Kasipute
Katobu
Uepai
Kasipute
Watonea
Ke lima belas eks penerima manfaat tersebut diatas tersebar di 11 Kabupaten dan kota, dan
diobservasi oleh petugas panti. Jadi masing-masing kabupaten dan kota ditindak lanjuti
oleh 1 (satu) orang petugas panti.
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil bimbingan lanjut, yaitu:
47 | L a k i n P S B R W “ M e o h a i ” K e n d a r i 2 0 1 6
- Dari 9 Penerima Manfaat telah dapat mandiri, sebagian telah membuka usaha /
berwirausaha dengan memanfaatkan bantuan toolkit yang diperolehnya sejak setahun
yang lalu, sedangkan sebagian lainnya bekerja di perusahaan-perusahaan di kota Kendari,
tentunya sesuai dengan keahlian yang mereka miliki. Dengan kata lain ke-9 eks Penerima
Manfaat tersebut telah berkembang dengan baik dan dapat mandiri tanpa bergantung
hidup pada keluarganya.
- Salah seorang eks Penerima Manfaat pernah membuka usaha penjahitan di rumahnya,
namun karena mesin yang digunakan sudah rusak, Penerima Manfaat tersebut pun tidak
lagi menggunakan mesin jahitnya yang rusak dan menghentikan usaha menjahitnya.
Penerima Manfaat tersebut membutuhkan dorongan/support dari berbagai pihak agar
dapat berkembang lebih baik, dan mandiri sebagaimana teman-temannya yang sudah
mandiri.
Berdasarkan paparan diatas, dapat disimpulkan bahwa, Jumlah Laporan Monev di 5
lokasi Kabupaten/Kota telah tercapai 100%.
Sasaran 4 Meningkatnya kualitas administrasi pelayanan dan rehabilitasi
sosial dalam panti
Sasaran strategis yang ke-4, yaitu “Meningkatnya kualitas administrasi pelayanan
dan rehabilitasi sosial dalam panti” dicapai melalui 4 (empat) indikator kinerja utama, yaitu :
1. “Jumlah Dokumen Kepegawaian”
Penjelasan capaian kinerja dari indikator kinerja Jumlah dokumen Kepegawaian,
didukung oleh pencapaian kegiatan antara lain:
1) Penyusunan Peta Jabatan yang dimaksudkan untuk menganalisa tugas pokok dan
fungsi kelembagaan dalam Pemetaan Jabatan yang dibutuhkan untuk mencapai
keberhasilan dan tujuan organisasi/kelembagaan PSBRW “Meohai” Kendari.
2) Penyusunan Analisis Beban Kerja dan Analisa Jabatan
Dilakukan dalam rangka pendistribusian tugas yang seimbang, merata dan
proporsional perlu dibuat analisa beban kerja dan jabatan setiap pegawai negeri sipil
maupun tenaga yang tidak tetap dalam lingkup PSBRW “Meohai” Kendari.
47 | L a k i n P S B R W “ M e o h a i ” K e n d a r i 2 0 1 6
2. “Jumlah Laporan Keuangan”
Pencapaian kinerja dari indikator Jumlah Laporan Keuangan dilakukan dengan kegiatan:
1) Penyusunan Laporan Keuangan Bulanan
2) Penyusunan Laporan Keuangan Triwulan
3) Penyusunan Laporan Keuangan Semester
4) Penyusunan Laporan Keuangan Akhir Tahun
Capaian Kinerja keempat kegiatan ini adalah 100%.
3. “Jumlah Laporan Barang Milik Negara”
Pencapaian kinerja dari indicator tersebut dilakukan melalui kegiatan:
1) Penyusunan Laporan BMN per Semester
2) Penyusunan Laporan BMN Akhir Tahun
Realisasi dari indikator Jumlah Laporan Barang Milik Negara mencapai 100%.
4. “Jumlah Dokumen Perencanaan Anggaran”.
Pencapaian kinerja dari indikator diatas dilakukan dengan kegiatan:
1) Penyusunan RKAKL PSBRW “Meohai” revisi 01 tahun anggaran 2016
2) Penyusunan RAKL PSBRW “Meohai” revisi 02 tahun anggaran 2016
3) Penyusunan RKAKL PSBRW “Meohai” revisi 03 tahun anggaran 2016
Dalam penyusunan RKAKL didasarkan pada skala prioritas dan tingkatan kebutuhan
mendesak atau urgensi sehingga RKAKL yang dibuat benar-benar terseleksi secara baik
dan benar sesuai kebutuhan penerima manfaat dalam proses rehabilitasi. Pencapaian
kegiatan tersebut adalah 100%.
49
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Laporan Kinerja (LAKIN) Panti Sosial Bina Rungu Wicara (PSBRW) “Meohai” ini
menyajikan capaian kinerja PSBRW “Meohai” selama tahun anggaran 2016 yang
tercermin dalam capaian indikator kinerja utama (IKU), maupun analisis kinerja
berdasarkan tujuan dan sasaran.
2. Secara umum pelaksanaan program/kegiatan PSBRW “Meohai” dapat mencapai
sasaran sesuai dengan sasaran dalam rencana strategis PSBRW “Meohai”. Kendala
yang terjadi dalam pelaksanaan kegiatan PSBRW “Meohai” dapat diatasi dan
diselesaikan dengan mengoptimalkan pelaksanaan koordinasi dengan instansi/unit
kerja terkait dan pemanfaatan sumber daya yang ada.
3. Seluruh pelaksanaan program/kegiatan PSBRW “Meohai” telah diuraikan dalam
LAKIN ini dengan harapan :
a. Meningkatnya akuntabilitas dan kredibilitas PSBRW “Meohai” sehingga akan
meningkatkan kepercayaan masyarakat.
b. Menjadi umpan balik bagi PSBRW “Meohai” dalam meningkatkan kinerjanya.
c. Mengetahui keberhasilan dan kendala dalam pelaksanaan tugas dan tanggung
jawab PSBRW “Meohai”.
d. Menjadi pendorong bagi PSBRW “Meohai” dalam menyelenggarakan tugas-
tugas umum kepemerintahan dan pembangunan secara baik sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku serta kebijakan yang transparan dan dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.
e. Menjadikan PSBRW “Meohai” sebagai unit kerja yang akuntabel, yang dapat
beroperasi secara efisien, efektif dan responsif terhadap aspirasi masyarakat dan
lingkungan.
B. Saran
49
Agar pelaksanaan kegiatan dapat dilaksanakan secara optimal sesuai target indikator
kinerja yang telah ditetapkan, maka optimalisasi mekanisme manajemen internal
organisasi di PSBRW “Meohai” akan ditingkatkan untuk secara aktif memonitor dan
mengevaluasi pelaksanaan berbagai kegiatan yang dilaksanakan.
Demikian Laporan Kinerja PSBRW “Meohai” Tahun Anggaran 2016, semoga dapat
menjadi bahan evaluasi untuk kinerja PSBRW “Meohai” di tahun 2017 mendatang.
Kendari, 25 Januari 2017.
Kepala PSBRW “Meohai” Kendari
BUDI SUCAHYONO, SST