laporan kasus psikiatri
DESCRIPTION
tugasTRANSCRIPT
LAPORAN KASUS PSIKIATRI
Tanggal masuk : 11 Agustus 2015
No. Rekam Medik : 242036
1. RIWAYAT PSIKIATRI
1.1 Data Identifikasi
Nama : Ny. Rahimyani
Tanggal Lahir : 20 juni 1976
Umur : 39 Tahun
Pangkat / NRP : ASK / Gol.IV
Kesatuan : Dep.Kelautan
Alamat / No. TLP : Antang jln.Seruling, no: B 17
1.2. Keluhan Utama : Susah Tidur
1.3 Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien wanita datang ke poli dengan keluhan susah tidur sudah 1 bulan sehingga
ia mengeluh sakit kepala. Pasien juga mengeluh jantung berdebar-debar, tangan selalu
dingin,nyeri ulu hati dan merasa lemas untuk memulai pekerjaannya serta cepat lelah
tetapi masih dapat menyelesaikan pekerjaannya. Pasien berobat 5 hari yang lalu
dipuskesmas dan diberi obat dua macam tetapi pasien tidak mengetahui apa jenis
obatnya. Pasien merasa obat ini tidak mampan dan diberi rujukan ke Pelamonia. Pasien
mengatakan kebiasaan tidurnya tidak seperti orang lain,dia merasa tidurnya hanya
mencapai 4-5 jam dalam sehari tetapi dia sudah merasa tidurnya maksimal. Akan tetapi
dalam 1 bulan ini dirasakan sangat kurang hanya mencapai 2 jam saja dalam sehari dan
sangat terganggu dengan bunyi telfon saat tidur dikarenakan pasien ini merasa telfon
tersebut dari Nasabah yang membutuhkan dirinya. Pasien merasakan sakit kepala sampai
merasa matanya ingin keluar jika memaksakan dirinya untuk tidur. Pasien mengaku
sebulan ini sering memikirkan masalah-masalah dalam keluarganya dimana suaminya
akan pensiun tahun depan sehingga ia mencemaskan masalah finansial dari keluarga dan
1
bagaimana masa depan anak-anaknya serta memikirkan adik kandungnya yang ingin
bercerai dengan suaminya. Dikeluarganya, pasien ini dikenal sebagai orang yang
nyaman dijadikan teman curhat dan sangat dihormati oleh saudara-saudaranya dan orang-
orang sekelilingnya.
1.4 Riwayat Penyakit Sebelumnya
a. Trauma : Tidak ada riwayat
b. Infeksi : tidak ada riwayat
c. Kejang : tidak pernah diderita
d. Alkohol : tidak ada riwayat konsumsi alkohol
e. Merokok : tidak merokok
f. Obat-obatan : Tidak ada riwayat pemakaian obat-obatan
1.5 Riwayat Pribadi
a. Riwayat prenatal dan perinatal :
Lahir secara normal dan spontan ditolong oleh dokter
b. Masa kanak awal (s/d usia 3 tahun):
Tumbuh kembang sesuai dengan usia
c. Masa kanak pertengahan (3-11 tahun) :
Tumbuh kembang sesuai dengan usia
d. Masa dewasa :
Riwayat pekerjaan : Pasien bekerja di Asuransi prudential.
Riwayat perkawinan : sudah menikah dan memiliki 3 orang anak
Riwayat pendidikan : Pendidikan terakhir S1
Riwayat keagamaan : Pasien beragama islam dan rajin beribadah
Riwayat aktivitas social :Pasien biasa bergaul di lingkungan dan
orang disekitarnya dan dikenal
sebagai orang yang ramah.
Riwayat kehidupan sekarang : pasien tinggal bersama anak kedua dan
anak bungsunya.
Riwayat Hukum : tidak ada
2
Riwayat psikoseksual : tidak ada
Riwayat keluarga : pasien merupakan anak ke 3 dari 5
bersaudara.
: Meninggal dunia : Laki-Laki
: Perempuan : Pasien
Mimpi, khayalan dan nilai hidup : pasien ingin tidurnya maksimal
2. PEMERIKSAAN PSIKIATRI
2.1 Gambaran umum ( termasuk penampilan, sikap terhadap pemeriksa, perilaku, dan
aktivitas psikomotor )
a. Penampilan :
Tampak seorang wanita dengan memakai jilbab sepinggang motif bunga-
bunga , wajah sesuai umur, kulit sawo matang, mengenakan pakaian terusan
berwarna coklat. Perawakan sedang. Perawatan diri cukup.
b. Perilaku dan aktivitas Psikomotor :
Pasien cukup tenang saat dianamnesis
c. Sikap terhadap pemeriksa :
Kooperatif
2.2 Mood dan Afek
a. Mood : Cemas
b. Afek : Hipotimia
c. Keserasian : Serasi
3
2.3 Bicara : Spontan, intonasi biasa
2.4 Gangguan Persepsi
a. Halusinasi : tidak ada
b. Ilusi : tidak ada
c. Depersonalisasi : tidak ada
d. Derealisasi : tidak ada
2.5 Pikiran
a. Bentuk pikir : Realistik
b. Arus pikir : Relevan
c. Isi pikir
Preokupasi : Pasien cemas dengan masa depan keluarga (finansial)
Gangguan isi pikir : Obsesif
2.6 Sensorium dan Kognitif
a. Kesiagaan dan tingkat kesadaran : Komposmentis. GCS : E4 M6 V5
b. Orientasi
Waktu : tidak terganggu
Tempat : tidak terganggu
Personal : tidak terganggu
Situasional : tidak terganggu
c. Daya Ingat
Daya ingat segera : tidak terganggu
Daya ingat baru lalu : tidak terganggu
Daya ingat jangka pendek : tidak terganggu
Daya ingat jangka panjan : tidak terganggu
d. Konsentrasi dan perhatian : cukup
e. Kapasitas untuk membaca dan menulis : baik
4
f. Kemampuan visuospasial : baik
g. Pikiran abstrak : baik
h. Sumber informasi dan kecerdasan : baik
2.7 Pengendalian Impuls : Tidak Terganggu
2.8 Pertimbangan dan tilikan : Tilikan 6 ( pasien sadar bahwa dirinya
sakit dan butuh pengobatan).
2.9 Reabilitas : Dapat dipercaya
3. PEMERIKSAAN DAN DIAGNOSTIK LANJUTAN
3.1 Pemeriksaan Internus
Tekanan darah : 140/80 mmHg
Nadi : 120 x/m
Pernapasan : 26 x/m
Suhu : 36,5 °C
Pemeriksaan Thorax
Inspeksi : Tampak simetris kiri dan kanan
Palpasi : tidak teraba adanya massa
Perkusi : sonor kiri dan kanan
Auskultasi : Bunyi pernapasan vesicular, tidak ada ronchi paru.
Pemeriksaan Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis teraba
Perkusi
Batas Kiri : ICS II linea midclavicularis sinistra
Batas Kanan : Linea parasternalis dextra
Auskultasi : BJ I/II murni irregular, tidak ada bising.
5
Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : datar, ikut gerak napas
Auskultasi : peristaltik usus normal
Palpasi : nyeri tekan ulu hati (+)
Perkusi : tympani
3.2 Pemeriksaan Neurologis
GCS : GCS 15, E4 M6 V5
Refleks : APR +/+ KPR +/+
4. FORMULA DIAGNOSTIK
Berdasarkan autoanamnesis dan pemeriksaan status mental, didapatkan gejala
klinis yang bermakna, yaitu perubahan pola tidur yang dulunya mancapai 4-5 jam dalam
sehari sejak satu bulan ini hanya mencampai 2 jam tiap harinya, pasien juga sering sakit
kepala,nyeri ulu hati dan lemas jika memulai pekerjaan serta mudah lelah tetapi pasien
masih dapat menyelesaikan pekerjaannya walaupun tidak semaksimal seperti dulu. Keadaan
ini menimbulkan penderitaan (distress) dan disabilitas sehingga dapat disimpulkan sebagai
gangguan jiwa.
Pada pemeriksaan status mental tidak didapatkan adanya hendaya berat seperti
halusinasi dan waham sehingga dikategorikan sebagai Gangguan jiwa non psikotik.
Pada pemeriksaan status internus dan neurologis tidak ditemukan kelainan yang
mengindikasikan gangguan medis umum yang menimbulkan gangguan otak, sehingga
penyebab organik dapat disingkirkan dan pasien ini didiagnosis sebagai gangguan jiwa non
psikotik non-organik.
Pemeriksaan autoanamnesis, didapatkan gejala anxietas seperti rasa cemas
ketegangan motorik seperti sakit kepala, jantung berdebar-debar dan overaktivitas motorik
dengan keluhan nyeri ulu hati. Pada pasien ini juga didapatkan gejala depresi seperti afek
depresif dimana pasien murung dan kurang bersemangat, mudah lelah (unenergi) dan gejala
lain seperti tidur terganggu dan nafsu makan berkurang. Akan tetapi masing-masing tidak
menunjukkan rangkaian gejala yang cukup berat untuk menegakkan diagnosis tersendiri
6
sehingga berdasarkan PPDGJ-III didiagnosis sebagai Gangguan Campuran Anxietas dan
depresi ( F41.2), di mana pedoman diagnostiknya yaitu :
Menurut kriteria diagnostik DSM-IV-TR Gangguan campuran ansietas depresif ialah :
a. Mood disforik yang berulang atau menetap dan bertahan sedikitnya 1 bulan
b. Mood disforik disertai Empat (atau lebih) gejala berikut selama sedikitnya 1 bulan :
1) Kesulitan berkonsentrasi atau pikiran kosong
2) Gangguan tidur (sulit jatuh tertidur atau tetap tidur atau gelisah,tidur tidak puas)
3) Lelah atau energi rendah
4) Iritabilitas
5) Khawatir
6) Mudah menangis
7) Hypervigillance
8) Antisipasi hal terburuk
9) Tidak ada harapan (pesimis yang menetap akan masa depan)
10) Harga diri yang rendah atau rasa tidak berharga
c. Gejala menimbulkan penderitaan yang secara klinis bermakna atau hendaya dalam area
fungsi sosial, pekerjaan atau area fungsi penting lain.
d. Gejala tidak disebabkan efek fisiologis langsung suatu zat (cth.,penyalahgunaan obat,
pengobatan) atau keadaan medis umum.
e. Semua hal berikut :
1) Kriteria tidak pernah memenuhi gangguan depresif berat, gangguan distimik,
gangguan panik, atau gangguan ansietas menyeluruh
2) Kriteria saat ini tidak memenuhi gangguan mood atau ansietas lain (termasuk
gangguan ansietas atau gangguan mood,dalam remisi parsial)
3) Gejala tidak lebih mungkin disebabkan gangguan jiwa lain.
Berdasarkan PPDGJ III untuk mendiagnosis pasien Gangguan Campuran
Anxietas dan Depresi (F41.2) harus memenuhi pedoman diagnostik,yaitu:
Terdapat gejala-gejala anxietas maupun depresi, dimana masing-masing tidak
menunjukkan rangkaian gejala yang cukup berat untuk menegakkan diagnosis
7
tersendiri. Untuk anxietas, beberapa gejala otonomik,harus ditemukan walaupun
hasus tidak terus menerus,disamping rasa cemas atau kekhawatiran berlebihan.
Bila ditemukan anxietas berat disertai depresi yang lebih ringan, maka harus
dipertimbangkan kategori gangguan anxietas lainnya atau gangguan anxietas
fobik.
Bila ditemukan sindrom depresi dan anxietas yang cukup berat untuk menegakkan
diagnosis maka kedua diagnosis tersebut harus dikemukakan, dan diagnosis
gangguan campuran tidak dapat digunakan. Jika karena sesuatu hal hanya dapat
dikemukakan satu diagnosis maka gangguan depresif harus diutamakan.
Bila gejala-gejala tersebut berkaitan erat dengan stress kehidupan yang jelas maka
harus digunakan kategori F.43.2 gangguan penyesuaian.
Dari hasil pemeriksaan status mental ditemukan gejala Anxietas dan depresi yang
masing-masing tidak menunjukkan rangkaian gejala yang cukup berat. Sehingga pasien
di diagnosis dalam kategori Gangguan campuran Anxietas dan Depresi (F41.2)
5. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL (BERDASARKAN PPDGJ III) :
Aksis I
Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi (F 41.2)
Aksis II
Ciri kepribadian tidak khas.
Aksis III
Dispepsia
Aksis IV
Stressor psikososial : Pasien mencemaskan masalah finansial keluarga dan masalah adik
kandung yang ingin berpisah dengan suaminya.
Aksis V
GAF Scale 60-51 ( Gejala sedang (moderate ),disabilitas sedang )
8
6. PROGNOSA
DUBIA AT BONAM
1. Faktor pendukung :
a. Adanya keinginan yang kuat dari pasien untuk sembuh.
b. Tidak ada riwayat gangguan jiwa dalam keluarga
c. Tingkat pendidikan yang tinggi
2. Faktor penghambat :
a. Pasien susah untuk menceritakan atau berkeluh kesah tentang keadaannya kepada
keluarga.
b. Adanya faktor stressor (Finansial)
8. TERAPI
Psikofarmaka
Clobazam 10 mg
Fluoxetin 20 mg
a) Clobazam 10 mg
Clobazam merupakan obat dari golongan Benzodiazepin yang dimana
mekanisme kerja benzodiazepin terutama merupakan potensiasi inhibisi neuron
dengan GABA sebagai mediatornya. Interaksinya dengan reseptor penghambat
neurotransmiter yang diaktifkan oleh asam Gamma amino butirat (GABA).
Reseptor GABA merupakan protein yang terikat pada membran dan dibedakan
dalam 2 bagian besar yaitu reseptor GABAA dan reseptor GABAB. Hampir
semua efek benzodiazepin merupakan hasil kerja golongan ini pada SSP
dengan efek utama: sedasi, hipnosis, pengurangan terhadap rangsangan
emosi/ansietas, relaksasi otot tetapi juga efek perifer pada susunan saraf
kolinergik, adrenergik dan triptaminergik.
b) Fluoxetin 20 mg
Obat ini merupakan obat golongan SSRI (serotonin selective reuptake
inhibitor) yang paling luas digunakan dan merupakan obat line pertama untuk
antidepresan , karena obat ini kurang menyebabkan antikolinergik.
9
Psikoterapi
Ventilasi : Memberikan kesempatan kepada pasien untuk menceritakan keluhan dan
isi hatinya sehingga pasien menjadi lebih lega dan kecemasannya akan berkurang.
Sehingga pasien dapat melihat masalahnya dalam proporsi yang sebenarnya.
Konseling : Memberi pengertian kepada pasien tentang penyakitnya dan memahami
kondisi dirinya lebih baik dan menganjurkan pasien untuk berobat teratur.
Sosioterapi
Memberikan pasien dorongan dan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk
mempercepat pemulihannya.
9. USUL/SARAN/ANJURAN
Control kembali, memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakitnya
serta efektivitas terapi dan kemungkinan terjadinya efek samping dari terapi
farmakologi yang diberikan.
10
AUTOANAMNESIS
11 Agustus 2015
DM : Assalamualaikum ibu
P : iya waalaikumsalam dok,
DM : Perkenalkan saya reskiyani muda di sini bu, saya akan mengajukan beberapa pertanyaan
kepada ibu, dimohon untuk kerja samanya ya bu..
P : Iya silahkan dok
DM : Siapa namanya ibu?
P : Rahimyani dok
DM : umurnya sekarang berapa bu?
P : sudah 39 tahun
DM : tanggal lahirnya?
P : 20 juni 1976
DM : berarti sudah benar umurnya 39 tahun, ibu alamatnya di mana?
P : di Antang jl.seruling No.B17 dok
DM : ohh.. disana ibu tinggal sama siapa?
P : dulu saya tinggal bersama suami dan ketiga anak saya dok , tapi 9 bulan yang lalu dia
ditugaskan di jakarta dan anak pertama saya juga kuliah dijakarta. jadi kurang lebih 9 bulan ini
saya hanya tinggal dengan kedua anak saya dok.
DM : kapan suaminya terakhir pulang kerumah ibu ?
P : bulan lalu, karena per tiga bulan suamiku pulang dok
DM : pekerjaan suami ibu ?
P : di kelautan dok
DM : kalau ibu kerja dimana ?
P : Saya kerja di Asuransi prudentian dok
DM : bagaimana kabarnya ibu ?
P : hmm .. kurang baiklah dok, ( pasien berfikir untuk menjawab dan tampak gelisah)
DM : apa keluhan ibu datang kesini ?
P : selama sebulan ini susah tidur dok
11
DM : susah tidur yang bagaimana itu bu?
P : susah memulai tidur dok dan cepat bangun dari tidur dok, tiap hari begitu ,paling
maksimal tidurku dalam sehari hanya 2 jam dok pada malam hari itupun saya paksakan sampai
sakit kepalaku dok, karena kalau siang tidak bisa sama sekali saya tidur dok, biar saya paksakan.
Itupun kalau tidur malam biasanya terbangun oleh suara telpon karena saya cemas jika yang
telfon itu dari Nasabah yang perlukan saya.
DM : Sebelumnya tidur ibu bagaimana ?
P : memang saya tidak banyak tidur dok, biasanya 4-5 jam dalam sehari tapi sudah
maksimal itu tidur ku dok tidak seperti sekarang dalam sebulan ini .
DM : kalau dengar suara ambulance , langsungki juga bangun bu ?
P : tidak ji dok , itu ji kalau ada telfon
DM : apa yang ibu lakukan kalau susah tidur ?
P : baca buku dok , kebetulan saya memang suka membaca buku dok .
DM : terus kita susah tidur kenapa bu? Ada yang ibu selalu pikirkan?
P : bagaimana ya dok , sebenarnya saya cemas fikirkan masa depan keluarga ku dok ,
karena suami saya sudah mau pensiun tahun depan sedangkan anak-anak semua masih
sekolah ..yaa masalah finansial lah dok saya fikirkan nantinya .. tapi tidak terlalu bagaimana ji
juga dok.
DM : mulai kapan ibu fikir tentang masalah itu ?
P : sejak suamiku datang bulan lalu dok.
DM : kan kita fikirkan masalah finansial keluarga toh bu, jd apa sekarang yang sudah kita
lakukan kedepannya kalau suami ta sudah pensiun ?
P : nabung buat anak dok , ini mi saya masukkan anakku semua asuransi .
DM : jumlah anaknya berapa bu ?
P : ada 3 dok
DM : bagaimana sekolahnya anak ta bu ?
P : yang pertama itu sudah kuliah dijakarta dok .. terus yang ke dua kuliah di UNHAS dan
yang bungsu masih SD umur 11 tahun dok
DM : hubungan dengan keluarga bagaimana bu ?
P : alhamdulillah baik dok .. bahkan saudara-saudaraku lebih suka cerita atau curhat ke
saya dok .
12
DM : masalah apa yang biasa ia ceritakan bu ?
P : masalah keluarganya juga, sebenarnya dok ada juga saya fikir .... (sambil merebahkan
badannya dikursi)
DM : apa itu ? ceritakan saja bu
P : itu adikku dok, mau pisah sama suaminya
DM : oh itu juga jadi beban fikiran ta bu ?
P : iya dok karena dia punya 2 anak.. kasian ka lihat ki dok
DM : keluhan apa lagi kita rasa bu ?
P : itu ji dok sakit kepala ku dan lambungku ..
Dm ; tiap hariki rasa itu bu?
P : tidak ji dok , kupikir pi lagi itu masalahku
DM : sering ki memang sakit kepala dan lambung ta bu ?
P : baru jg dok, semenjak susah tidu mulai sering sakit kepalaku, itumi biasa lemes ka
mulai kerja. Kalo lambung sudah lama dok , tapi kambuh lagi sekarang ini . kalo bisa diberikan
juga obat nyeri lambung ku dok
DM : Ibu ada merasa jantung berdebar-debar ?
P : iya dok biasa sama tanganku dingin saya rasa.
DM : oh iya bu , kalo ibu beraktifitas sampai selesai pekerjaan nya dengan tepat waktu bu ?
P : akhir-akhir ini terganggu dok karena kurang tidur ka dan sering sakit kepalaku tp saya
selesaikan ji dok alhamdulillah
DM : Ibu merasa mudah capek saat melakukan aktifitas bu ?
P : iya cepat capek .
DM : Nafsu makan nya ibu bagaimana ?
P : biasa dok .. tapi memang sebulan ini juga agak berkurang ki dok
DM : tidak ada kita dengar suara tau bisikan-bisikan yang gangguki ?
P : oh tidak ada dok cuman ituji tidurku , kalau bisa diberikan obat yang langsung minum
bisa tidur dok..
DM : oh iye, ibu saya rasa pertanyaan saya cukup, silahkan masuk ke ruang dokter spesialis
untuk pengobatannya ya bu
P : oh iya dok terimakasih
13
14