(laporan iv) kardiovaskular_antihipertensi 2015 (wiri resky amalia)

44
Antihipertensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi adalah masalah kesehatan masyarakat yang serius, terapi sebagian besar penyebabnya tidak diketahui. Kadang-kadang mekanisme kontrol tekanan darah tidak berfungsi secara benar atau tidak mampu secara total mengkompensasi perubahan-perubahan yang terjadi. Tekanan darah dapat meningkat di atas rentang normal (hipertensi apabila di atas 140/90 mmHg) atau di bawah normal (hipotensi apabila kurang dari 100/60 mmHg) sedangkan tekanan darah normal adalah 120/80 mmHg. Perubahan tekanan darah dirasakan oleh baroreseptor ginjal. Apabila tekanan tinggi, maka pelepasan hormone resin berkurang. Apabila tekanan darah turun, maka pelepasan renin meningkat. Pelepasan renin juga dirangsang oleh saraf simpatis ke ginjal. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan ternyata prevalensi (angka kejadian) hipertensi Wiri Resky Amalia Amran Nur, S.farm., Apt. 15020140074

Upload: wiri-resky-amalia

Post on 13-Apr-2016

28 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kardio obat

TRANSCRIPT

Page 1: (Laporan IV) Kardiovaskular_antihipertensi 2015 (Wiri Resky Amalia)

Antihipertensi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi adalah masalah kesehatan masyarakat yang serius, terapi

sebagian besar penyebabnya tidak diketahui. Kadang-kadang mekanisme

kontrol tekanan darah tidak berfungsi secara benar atau tidak mampu secara

total mengkompensasi perubahan-perubahan yang terjadi. Tekanan darah dapat

meningkat di atas rentang normal (hipertensi apabila di atas 140/90 mmHg)

atau di bawah normal (hipotensi apabila kurang dari 100/60 mmHg) sedangkan

tekanan darah normal adalah 120/80 mmHg.

Perubahan tekanan darah dirasakan oleh baroreseptor ginjal. Apabila

tekanan tinggi, maka pelepasan hormone resin berkurang. Apabila tekanan

darah turun, maka pelepasan renin meningkat. Pelepasan renin juga dirangsang

oleh saraf simpatis ke ginjal.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan ternyata prevalensi (angka

kejadian) hipertensi meningkat dengan bertambahnya usia. Dari berbagai

penelitian epidemiologis yang dilakukan di Indonesia menunjukkan 1,8-26,8%

penduduk yang berusia diatas 20 tahun adalah penderita Hipertensi.

Tekanan darah tinggi berkaitan dengan penurunan usia harapan hidup

dan peningkatan resiko stroke. Penyakit jantung koroner dan penyakit organ

target lainnya (misalnya retinopati, gagal ginjal). Masalahnya adalah bahwa

resiko tersebut berjenjang sehingga tidak ada garis batas yang jelas antara

pasien yang harus diterapi dan yang tidak perlu diterapi. Penurunan tekanan

darah pasien yang tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg menurunkan

Wiri Resky Amalia Amran Nur, S.farm., Apt.15020140074

Page 2: (Laporan IV) Kardiovaskular_antihipertensi 2015 (Wiri Resky Amalia)

Antihipertensi

mortalitas dan morbiditas. Tetapi ini bisa mencakup 25% dari populasi. Di

Inggris secara umum, diterima bahwa pasien tanpa faktor resiko tambahan,

indikasi terapi adalah tekanan diastolik diatas 100 mmHgdan tekanan sistolik

diatas 160 mmHg. Faktor resiko lain untuk penyakit vaskular yang bisa bekerja

sinergis yaitu merokok,obesitas, hiperlipidemia, diabetes, hipertensi ventrikel

kiri. Beberapa pasien mengalami hipertensi sekunder akibat penyakit ginjal

atau endokrin.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka akan dilakukan

percobaan terhadap efektivitas dari obat antihipertensi dengan menggunakan 3

ekor hewan coba mencit yang akan dibagi menjadi 3 kelompok, setiap

kelompok akan diinduksi dengan menggunakan penginduksi yang sama yaitu

epinephrine dan setelah pemberian obat, nantinya akan diketahui dari

efektivitas obat antihipertensi yang digunakan dalam praktikum ini.

B. Tujuan Pengamatan

Untuk menentukan efektivitas obat antihipertensi yaitu bisoprolol,

amlodipine, dan losartan terhadap hewan coba mencit (Mus musculus) yang

diinduksi dengan epinephrin.

Wiri Resky Amalia Amran Nur, S.farm., Apt.15020140074

Page 3: (Laporan IV) Kardiovaskular_antihipertensi 2015 (Wiri Resky Amalia)

Antihipertensi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Denyut arteri adalah suatu gelombang yang terasa pada arteri darah

dipompa keluar jantung. Denyut ini mudah diraba disuatu tempat dimana arteri

melintasi sebuah tulang yang terletak dekat permukaan. Tiap menit sejumlah

volume yang tetap sama kembali ke vena tidak seimbang dan ventrikel gagal

mengimbanginya dengan daya pompa jantung, maka terjadi payah jantung.

Vena-vena besar dekat jantung menjadi membengkak berisi darah, sehingga

tekanan dalam vena naik dan kalau keadaan ini tidak dapat ditangani maka

terjadi udema (Pearce,2002).

Udema karena payah jantung sebagian karena adanya tekanan balik

didalam vena yang meningkatkan perembesan cairan keluar dari kapiler dan

sebagian karena daya pompa jantung rendah dan juga mengurangi pengantaran

darah keginjal. Maka ginjal gagal mengeluarkan garam. Penimbunan garam

menyebabkan penimbunan air (Pearce,evelyn.2002)

Dalam pengendalian tekanan darah berlangsung secara lambat

menggantikan refleks saraf yang telah gagal melaksanakan fungsinya. Dalam

pengendalian tekanan darah secara cepat berlangsung secara terintegrasi

dengan fungsi-fungsi organ yang terkait seperti kardiovaskular dan ginjal.

Pengendalian tekanan darah dilakukan oleh renin-angiotensin diawali dengan

disekresinya bahan renin oleh glomerular (Syaifuddin,2009),

Tekanan darah tinggi berkaitan dengan penurunan usia harapan hidup

dan peningkatan resiko stroke. Penyakit jantung koroner dan penyakit organ

Wiri Resky Amalia Amran Nur, S.farm., Apt.15020140074

Page 4: (Laporan IV) Kardiovaskular_antihipertensi 2015 (Wiri Resky Amalia)

Antihipertensi

target lainnya (misalnya retinopati, gagal ginjal). Masalahnya adalah bahwa

resiko tersebut berjenjang sehingga tidak ada garis batas yang jelas antara

pasien yang harus diterapi dan yang tidak perlu diterapi. Penurunan tekanan

darah pasien yang tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg menurunkan

mortalitas dan morbiditas. Tetapi ini bisa mencakup 25% dari populasi. Di

Inggris secara umum, diterima bahwa pasien tanpa faktor resiko tambahan,

indikasi terapi adalah tekanan diastolik diatas 100 mmHgdan tekanan sistolik

diatas 160 mmHg. Faktor resiko lain untuk penyakit vaskular yang bisa bekerja

sinergis yaitu merokok,obesitas, hiperlipidemia, diabetes, hipertensi ventrikel

kiri. Beberapa pasien mengalami hipertensi sekunder akibat penyakit ginjal

atau endokrin. (Neal,MJ.2010)

Hipertensi

Hipertensi didenisikan sebagai tekanan darah diastolik tetap yang lebih

besar dari 90 mm Hg disertai dengan kenaikan tekanan darah sistolik (140 mm

Hg). Hipertensi disebabkan oleh peningkatan tonus otot polos vaskuler perifer

yang menyababkan peningkatan resistensi arteriola dan menurunnya kapasitas

sistem pembuluh vena (Mycek, 2013).

Berdasarkan tingginya tekanan darah seseorang dikatakan hipertensi bila

tekana darahnya ˃140/90 mmHg (Gunawan, 2007) :

KlasifikasiSistol Diastol

mm Hg mm Hg

Normal ˂ 120 ˂ 80

Prehipertensi 120-139 80-89

Wiri Resky Amalia Amran Nur, S.farm., Apt.15020140074

Page 5: (Laporan IV) Kardiovaskular_antihipertensi 2015 (Wiri Resky Amalia)

Antihipertensi

Hipertensi

Tingkat 1 140-159 90-99

Tingkat 2 ˃ 160 ˃ 100

Berdasarkan etiologinya hipertensi dibagi menjadi hipertensi esensial

atau hipertensi primer atau idiopatik adalah hipertensi tanpa kelainan dasar

patologi yang jelas. Penyebebnya multifaktorial meliputi faktor genetika dan

lingkungan. Dan Hipertensi sekunder meliputi 5-10% kasus hipertensi.

Termasuk dalam kelompok ini antara lain hipertensi akibat penyakit ginjal

(hipertensi renal), hipertensi endokrin, kelainan saraf pusat, oabt-obat-obatan

dan lain-lain. Hipertensi renal dapat berupa hipertensi renovaskuler , misalnya

pada stenosis arteri renalisvakulitis internal (Gunawan, 2007).

Ginjal mengatur tekanan darah jangka panjang dengan mengubah

volume darah. Barometereseptor pada ginjal menyebabkan penurunan tekanan

darah (dan stimulasi reseptor ß-adrenergik simpatik) dengan cara

mengeluarkan enzim renin . Pepetidase ini akan mengubah angiotensinogen

menjadi angiotensin I yang selanjutnya dikonversi menjadi angiotensin II

oleh enzim pengkonversi angiotensin (ACE). Angiotensin II adalah

vasokonstriktor yang sangat poten dalam sirkulasi, menyebabkan peningkatan

tekanan darah. Lebih lanjut, angiotensin II ini memacu sekresi aldosteron,

sehingga reabsorbsi natrium ginjal dan volume darah meningkat, yang

seterusnya juga akan meningkatkan tekanan darah (Mycek, 2013).

Wiri Resky Amalia Amran Nur, S.farm., Apt.15020140074

Page 6: (Laporan IV) Kardiovaskular_antihipertensi 2015 (Wiri Resky Amalia)

Antihipertensi

Antihipertensi memiliki beberapa golongan obat yaitu golongan diuretic,

Penyekat-Beta, inhibitor ACE, Antagonis angiotensin II, Penyekat kanal

kalsium, Penyekat –Alfa dan obat golongan lain-lain (Mycek, 2013).

Golongan diuretik tiazid bekerja merendahkan tekanan darah, dimulai

dengan peningkatan sekresi Na+ dan air. Ini menurunkan volume ekstrasel

menimbulkan pengurangan isi sekuncup jantung dan aliran darah ginjal.

Contoh obatnya yaitu hidroklorotiazid. Sedangkan diuretik loop , bekarja cepat

pada pasien contoh obatnya Furosemid. Menyebabkan penurunan resisitensi

vaskuler ginjal. Meningkatkan isi kadar kalsium urine sedangkan diuretika

tiazid menurunkan konsentrsi kalsium pada urine (Mycek, 2013) .

Golongan penyekat ß-adrenoreseptor, contoh obatnya yaitu : Atenolol,

Labetalol, Metoprolol, Nadolol, Propanolol dan Timolol, menyebebkan

penurunan tekanan darah terutama mengurangi isi sekuncup jantung . Obat ini

menurunkan aliran simpatik dari SSP dan menghambat pelepasan renin dari

ginjal, karena itu mengurangi pembentukan angiotensin II dan sekresi

aldosteron (Mycek, 2013).

Golongan inhibitor ACE ,contoh obatnya yaitu Benazepril, Kaptopril,

Enalapril, Fosinopril, Lisinopril, Moeksinipril, Quinapril, Ramipril,

menurunkan tekanan darah dengan mengurangi resistensi vaskuler perifer

tanpa meningkatkan curah jantung, kecepatan ataupun kontraktilitas. Obat-obat

ini menghambat enzim pengkonversi angiotensinogen yang mengubah

angiotensin I membentuk vasokontriksi poten angiotensin II. Vasodilatasi

terjadi sebagai efek kombinasi vasokontriksi yang lebih rendah disebabkan

Wiri Resky Amalia Amran Nur, S.farm., Apt.15020140074

Page 7: (Laporan IV) Kardiovaskular_antihipertensi 2015 (Wiri Resky Amalia)

Antihipertensi

oleh berkurangnya angiotensin II dan vasodilatasi dari peningkatan bradikinin

(Mycek, 2013).

Golongan Antagonis angiotensin II contoh obatnya yaitu Losartan,

menurunkan tekanna darah dengan memblok reseptor angiotensin . Obat ini

mempunyai sifat yang sama dengan inhibitor ACE yaitu menimbulkan

vasodilatasi dan meningkatkan sekresi aldosteron (Mycek, 2013).

Golongan penyekat kanal kalsium contoh obatnya yaitu Amlodipin,

Diltiazem, Felodipin,Isradipin, Nefedipin, dan Verapamil, menurunkan tekanan

darah dengan cara menghambat masuknya kalsium kedalam sel. Hal ini

menurunkan resistensi perifer dan menyebabkan penurunan tekanan darah

(Mycek, 2013).

Golongan penyekat α-Adrenergik menyebabkan penyakatan kompetitif

α1 – Adrenoreseptor contoh obatnya yaitu Doksazosin, Praosin, Terasozin.

Obat-obat ini menurunkan vaskuler periver dan menurunkan tekanan darah

arterial denga menyebabkan bukan hanya perubahan yang kecil dari curah

jantung, aliran darah ginjal dan kecepatan viltrasi glomerulus (Mycek, 2013).

Diuretik

Diuretik adalah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin.

Istilah diuresis mempunyai dua pengertian , pertama menunjukkan adanya

penambahan volume urine yang diproduksi dan yang kedua menunjukkan

jumlah pengeluaran (kehilangan) zat-zat terlarut dan air (Gunawan, 2007).

Wiri Resky Amalia Amran Nur, S.farm., Apt.15020140074

Page 8: (Laporan IV) Kardiovaskular_antihipertensi 2015 (Wiri Resky Amalia)

Antihipertensi

Fungsi utama diuretik adalah untuk memobilisasi cairan edema , yang

berarti mengbah keseimbangan cairan sedemiakian rupa sehinnga volume

cairan ekstra sel kembali menjadi normal (Gunawan, 2007).

Diuretika digunakan pada semua keadaan di mana dikehendaki

peningkatan pengeluaran air, khususnya pada hipertensi dan gagal jantung.

Pada hipertensi guna mengurangi volume darah seluruhnya hingga tekanan

darah (tensi ) menurun (Tjay, 2002).

Penghambat Karbonik Anhidrase obatnya yaitu Asetazolamid ,

menurunkan reabsorbsi bikarbonat pada tubulus proksimal malalui inhibisi

katalisis hidrasi CO2 dan reaksi dehidrasi . Oleh Karen aitu , ekskresi HCO3-,

Na+ dan H2O meningkat. Kehilangan HCO3- menyababkan asidois metabolic

dan efek obat menjadi self-limitingpada saat bikarbonat darah turun Na+ yang

dialirkan ke nefron distal meningkat sekresi K+ (Gunawan, 2007).

“Loop”Diuretik obatnya yaitu Bumatanid, furosemid, torsemid dan asam

ekrinat merupakan empat diuretik yang efek utamanya pada asendens ansa

henle. “Loop” diuretik menghambat kontraspor Na+/K+/Cl- dari membrane

lumen pada pars asendens ansa henle. Karena itu, resorbsi Na+/K+/Cl- menurun.

“Loop”diuretik merupakan obat diuretic yang paling efktif , karena pars

asenden benranggung jawab untuk absorbs 25-30% NaCl yang disaring dan

bagian distalnya tidak mampu untuk mengkompensasi keniakan muatan Na+

(Mycek, 2013).

Diruretik Tiazid contoh obatnya yaitu Klorotiazid. Tiazid merupakan

obat diuretik yang paling banyak digunakan. Derivat Tiazid bekerja terutama

Wiri Resky Amalia Amran Nur, S.farm., Apt.15020140074

Page 9: (Laporan IV) Kardiovaskular_antihipertensi 2015 (Wiri Resky Amalia)

Antihipertensi

pada tubulus distal untuk menurunkan reabsorbsi Na+ dengan menghambat

kontraspoter Na+/Cl- pada membrane lumen . Obat-obat ini memiliki sedikit

efek pada tubulus proksimal. Akibatnya oabt-obat ini meningkatkn konsentrasi

Na+dan Cl- pada ciran tubulus. Keseimbangan asam basa biasanya tidak

dipengaruhi katena tempat kerja derivate tiazid ialah membran lumen (Mycek,

2013).

Diuretik Hemat Kalium contoh obatnya yaitu Spironolakton, amilorid

dan Triamteren. Diuretik ini bekerja pada segmen yang berperan terhadap

aldosteron pada nefron distal, dimana homeostatis K+ dikendalikan. Aldosteon

menstimulasi reabsorbsi Na+, membangkitkan poten sial negative kedalam

lumen , yang mengarahkan ion K+ dan H+ ke dalam lumen (dan kemudian

ekskresinya). Diuretik hemat kalium menurunkan reabsorbsi Natrium dengan

mengantagonis (Spironolakton) atau memblok kanal Na+ (Amilorid dan

triamteren). Hal ini meyebabkan potensial aksi listrik epitel tubulus menurun,

sehingga gaya untuk sekresi K+ berurang (Gunawan, 2007).

Diuretik osmotik , sejumlah zat kimia yang sederhana dan hidrofilik

disaring glomerulus , seperti matinol dan urea menyebabkan berbagai derajat

dieresis. Hal ini terjai karena kemampuan zat-zat ini untuk mengangkut air

bersama kedalam cairan tubulus . Bila zat-zat yang tersaring berikutnya

mengalami sedikit atau tidak direabsorbsi sama sekali kemudian zat yang

disaring akan menyebabkan peningkatan keluaran urine. Hanya dalam jumlah

kecil dari garam-garam yang ditambahkan dapat juga diekskresikan karena

diuretik osmotic digunakan untuk meningkatkan ekskresi air dari pada

Wiri Resky Amalia Amran Nur, S.farm., Apt.15020140074

Page 10: (Laporan IV) Kardiovaskular_antihipertensi 2015 (Wiri Resky Amalia)

Antihipertensi

ekskresi Na+maka obat-obat ini tidak berguna untuk mengobati terjadinya

retensi Na+ . Obat-obat ini digunakan untuk memelihara aliran urine dalam

keadaan toksisk akut setelah manelan zat-zat beracun yang berpotensi

menimbulkan kegagalan ginjal akut (Mycek, 2013).

B. Uraian Bahan dan Obat

1. Uraian Bahan

a. Na-CMC (Dirjen POM, 1979: 401)

Nama Resmi : NATRII CARBOXYMETHYLCELLULOSUM

Nama Lain : Natrium karboksilmetilselulosa

Pemerian : Serbuk atau butiran, putih atau kuning gading,

tidak berbau dan hampir tidak berbau,

higroskopik.

Kelarutan : Mudah mendispersi dalam air, membentuk

suspensi koloidal, tidak larut dalam etanol (95%)

P, dalam eter P,dalam pelarut organik lain.

b. Aqua Pro Injeksi (Ditjen POM, 1979 : 97)

Nama Resmi : AQUA STERILE PRO INJECTION

Nama Lain : Air steril untuk injeksi

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna dan tidak berbau.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

2. Uraian Obat

a. Epinefrin (Dirjen POM, 1979)

Wiri Resky Amalia Amran Nur, S.farm., Apt.15020140074

Page 11: (Laporan IV) Kardiovaskular_antihipertensi 2015 (Wiri Resky Amalia)

Antihipertensi

Nama Resmi :

:

EPINEPHRINUM

Nama lain :

:

Epinefrin

RM / BM : C9H13NO3 / 183,21

Pemerian :

:

Serbuk hablur renik, putih atau putih kuning gading

Kelarutan :

:

Agar sukar larut dalam air; tidak larut dalam etanol

(95%) P dan dalam eter P, mudah larut dalam

larutan asam mineral, dalam natrium hidroksida P

dan dalam kalium hidroksida P, tetapi tidak larut

dalam larutan ammonia dan dalam alkali karbonat.

Tidak stabil dalam alkali atau netral, berubah

menjadi merah jika terkena udara

Penyimpanan :

:

Dalam wadah tertutup rapat berisi nitrogen,

terlindungi dari cahaya

Kegunaan : simpatomimetik

b. Bisoprolol

Nama Paten : BISOPROLOL (MIMS, 2014)

Indikasi : Hipertensi sebagai monoterapi (dept.farmakologi

dan terapi UI, 2010

Kontra indikasi

:

: Anti aritmia, kelas II, Beta adrenergik bloker non

selektif

Efek samping : Anti muskarinik, bradikardia, penurunan secret

Wiri Resky Amalia Amran Nur, S.farm., Apt.15020140074

Page 12: (Laporan IV) Kardiovaskular_antihipertensi 2015 (Wiri Resky Amalia)

Antihipertensi

bronchial, retensi urin, mulut kering kulit kering

(Mycek, 2013)

Farmakokinetik

:

: Onset beta-bloker oral 1 – 2 jam , durasi 6 jam.

Distribusi Vd= 3,9 L/kg untuk dewasa menembus

Plasenta, sejumlah kecil masuk air susu. Ikatan

protein pada bayi 68% dan dewasa 93%.

Metabolisme aktif di hati dan kombinasi tidak

aktif. (Dept. farmakologi dan terapi, 2010)

Dosis obat : Awal 5 mg 1 x/hr, dapat ditingkatkan menjadi 10-

20 mg 1 x/hr (MIMS, 2014).

c. Losartan®

Nama Paten : Losartan K (MIMS, 2014)

Indikasi : Hipertensi

Kontra indikasi

:

: Hipersensitif terhadap Losartan K

Efek samping : Pusing, sakit Pusing, sakit kepala, lelah, batuk,

diare, dispepsia, kram otot, malgia, nyeri

punggung, nyeri tungkai, insomnia, hidung

tersumbat, infeksi saluran nafas atas, dan sinusitis.

Farmakokinetik

:

: Losartan diabsorbsi dengan baik melalui saluran

cerna dengan bioavailabilitas sekitar 33%.

Absorpsinya tidak dipengaruhi oleh adanya

makanan dilambung.

Wiri Resky Amalia Amran Nur, S.farm., Apt.15020140074

Page 13: (Laporan IV) Kardiovaskular_antihipertensi 2015 (Wiri Resky Amalia)

Antihipertensi

d. Amlodipine

Nama Generik : Amlodipine

Indikasi : Hipertensi, Angina.

Kontra indikasi

:

: Hipersensitivitas terhadap dyhidropiridine.

Efek samping : sakit kepala, udema, letih, somnolensi, mual,

nyeri perut, kulit memerah, palpitasi, pening.

Dosis obat : 1x sehari 1 tablet 5mg atau 10mg; Angina dosis

awal 1x sehari 2,5mg, dosis maksimum 1x sehari

10mg

Wiri Resky Amalia Amran Nur, S.farm., Apt.15020140074

Page 14: (Laporan IV) Kardiovaskular_antihipertensi 2015 (Wiri Resky Amalia)

Antihipertensi

BAB III METODE KERJA

A. Alat yang digunakan

Adapun alat yang digunnakan dalam praktikum ini adalah batang

pengaduk, botol vial, gelas kimia, kanula, labu ukur, lap kasar, lap halus, dan

spoit.

B. Bahan yang digunakan

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah API (Aqua

pro injeksi), Bisoprolol, Amlodipine, Epinefrin, Losartan, dan Na-CMC.

C. Hewan Coba

Adapun hewan coba yang digunakan pada praktikum SSO ini yaitu

Mencit (Mus musculus).

D. Prosedur Kerja

a) Pembuatan Bahan

a. Pembuatan Na-CMC 1% b/v

1. Ditimbang Na-CMC sebanyak 1gram

2. Dipanaskan 100 mL air suling hingga suhu 70oC

3. Dimasukkan Na-CMC kedalam lumpang, ditambahkan 100 mL air

yang telah dipanaskan kemudian diaduk hingga homogen

4. Dimasukkan larutan Na-CMC 1% ke dalam wadah dan disimpan

dalam lemari pendingin

b. Epinefrin

1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Diambil epinefrin 1 mg/ml kemudian dilakukan pengenceran

dengan dicukupkan 5 ml dengan API (Aqua Pro Injeksi) sehingga

diperoleh konsentrasi 1mg/5ml.

Wiri Resky Amalia Amran Nur, S.farm., Apt.15020140074

Page 15: (Laporan IV) Kardiovaskular_antihipertensi 2015 (Wiri Resky Amalia)

Antihipertensi

3. Diambil 1 ml dari pengenceran diatas ke dalam labu ukur 5 mL yag

lain dan dilakukan pengenceran ke-2 dengan dicukupkan dengan

larutan API (Aqua Pro Injeksi) sampai batas tanda , lalu homogen

sehingga diperoleh konsentrasi 0,2 mL

4. Dihitung volume yang akan dipipet dan diperoleh sebanyak 0,625

mL

5. Dipipet larutan pada pengenceran ke-2 sebanyak 0,625 mL ke

dalam labu ukur 5 mL dan cukupkan dengan larutan API sampai

batas tanda

6. Dihomogenkan

7. Ditutup rapat labu ukur tersebut dan disimpan dalam kulkas

b) Pembuatan Obat

a. Amlodipine

1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Ditimbang Amlodipine sebanyak 50 mg

3. Dimasukkan ke dalam labu ukur 5 ml

4. Dilarutkan dengan 5 ml Na-CMC 1% (pengenceran pertama)

5. Dihomogenkan

6. Dispoit sebanyak 1,195 mL

7. Dimasukkan ke dalam labu ukur 5 ml

8. Dicukupkan dengan Na-CMC 1% sampai batas tanda (pengenceran

kedua)

9. Dihomogenkan lalu dipindahkan ke botol vial dan diberi etiket.

b. Bisoprolol

Wiri Resky Amalia Amran Nur, S.farm., Apt.15020140074

Page 16: (Laporan IV) Kardiovaskular_antihipertensi 2015 (Wiri Resky Amalia)

Antihipertensi

1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Ditimbang Bisoprolol sebanyak 50 mg

3. Dimasukkan ke dalam labu ukur 5 ml

4. Dilarutkan dengan Na-CMC 1% sampai batas tanda (pengenceran

pertama)

5. Dihomogenkan

6. Dispoit sebanyak 0,36 mL

7. Dimasukkan ke dalam labu ukur 5 ml

8. Dicukupkan dengan Na-CMC 1% sampai batas tanda

(pengenceran kedua)

9. Dihomogenkan lalu dipindahkan ke botol vial dan diberi etiket.

c. Losartan

1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Ditimbang Losartan sebanyak 50 mg

3. Dimasukkan ke dalam labu ukur 5 ml

4. Dilarutkan dengan Na-CMC 1% sampai batas tanda (pengenceran

pertama)

5. Dihomogenkan

6. Dispoit sebanyak 0,708 mL

7. Dimasukkan ke dalam labu ukur 5 ml

8. Dicukupkan dengan Na-CMC 1% sampai batas tanda (pengenceran

kedua)

9. Dihomogenkan lalu dipindahkan ke botol vial dan diberi etiket.

Wiri Resky Amalia Amran Nur, S.farm., Apt.15020140074

Page 17: (Laporan IV) Kardiovaskular_antihipertensi 2015 (Wiri Resky Amalia)

Antihipertensi

c) Perlakuan Pada Hewan Coba

1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Disiapkan mencit kemudian dibagi menjadi 3 kelompok

3. Masing-masing mencit diamati warna telinga mencit sebelum

diinduksi adrenalin (epinefrin)

4. Diinduksi adrenalin (epinefrin) pada telinga mencit

5. Setelah 30 menit, diamati kembali warna telinga mencit, jika berwarna

pucat menandakan vasokontriksi (hipertensi).

6. Mencit I diberikan obat bisoprolol, mencit II diberikan obat

amlodipine, dan mencit III diberikan obat losartan sesuai dengan

perhitungan VP pada masing – masing mencit

7. Diamati warna telinga mencit pada menit 15, 30 dan 60, jika warna

merah (vasodilatasi) mengalami penurunan tekanan darah dan jika

warna putih pucat (vasokontriksi) mengalami peningkatan tekanan

darah.

Wiri Resky Amalia Amran Nur, S.farm., Apt.15020140074

Page 18: (Laporan IV) Kardiovaskular_antihipertensi 2015 (Wiri Resky Amalia)

Antihipertensi

BAB IV HASIL PENGAMATAN

A. Data Pengamatan

OBAT BB VP

Warna Telinga

Sebelum

pemberian

epinefrin

Setelah

pemberian

epinefrin

15’ 30’ 60

Losartan 28 g0,97

mLmerah pucat pucat merah merah

Bisoprolol 29 g0,96

mLmerah pucat

Mulai

merahmerah merah

Amiodipin 26 g0,86

mLmerah pucat pucat merah merah

B. Pembahasan

Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah sistolik lebih berat dari

140 mmgH dana tau diastolic lebih besar dari 90 mmgH. Hipertensi merupakan

penyakit yang timbul akibat adanya interaksi berbagai factor resiko yang

dimiliki seseorang. Factor pemicu hipertensi dibedakan menjadi yang tidak

dapat dikontrol seperti keluarga sedangkan factor yang dapat dikontrol seperti

obesitas.

Golongan obat antihipertensi yang banyak digunakan adalah diuretic

tiazid, beta-blocker, penghambat angiotensin converting enzymes, antagonis

angiotensin II, calcium channel blocker dan alpha blocker.

Diuretic tiazid : dengan potensi menengah yang menurunkan tekanan

darah dengan cara menghambat reabsorpsi sodium pada daerah awal tubulus

distal ginjal, meningkatkan ekskresi sodium dan volume urin. Salah satu

contoh obatnya yaitu furosemide

Wiri Resky Amalia Amran Nur, S.farm., Apt.15020140074

Page 19: (Laporan IV) Kardiovaskular_antihipertensi 2015 (Wiri Resky Amalia)

Antihipertensi

Penghambat –β : memblok beta adrenoreseptor. Salah satu contoh

obatnya yaitu acebutolol, bekerja sbagai stimulant beta pada saat aktivitas

adrenergic minimal tetapi akan memblok aktivitas beta pada saat aktivitas

adrenergic meningkat.

Penghambat ACE : menghambat secara kompetitif pembentukan

angiotensin II dari precursor angiotensin I yang inaktif, yang terdapat pada

darah, pembuluh darah, ginjal, jantung, kelenjar adrenal, dan otak. Salah satu

contoh obatnya yaitu captopril.

Antagonis Reseptor Angiotensin II : mempunyai banyak kemiripan

dengan ACE tetapi AIRA tidak mendegradasi kinin, karena efeknya pada

ginjal dan AIRA dikontra indikasikan pada steonosis arteri ginjal bilateral dan

pada stenosis arteri yang berat merupakan ginjal yang hanya berfungsi satu.

Salah satu contoh obatnya yaitu Losartan.

Penghambat Kanal Ca2+ : menurunkan influks ion Ca2+ ke dalam sel

miokard. Sel-sel dalam sistem konduksi jantung dan sel-sel otot polos dan

pembulu darah. Salah satu contoh obatnya yaitu Dilitiazem

Penghambat -α : memblok adrenoreseptor α-1 perifer, mengakibatkan

efek vasodilatasi karena merelaksasi otot polo pembuluh darah. Diindikasikan

untuk hipertensi yang seseitem. Salah satu contoh obatnya yaitu Doxazosin.

Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu untuk menentukan efektivitas

obat antihipertensi yaitu amioodipin,bisoprolol, dan losartan terhadap hewan

coba tikus (Mus Musculus)yang diinduksikan dengan epinefrin.

Wiri Resky Amalia Amran Nur, S.farm., Apt.15020140074

Page 20: (Laporan IV) Kardiovaskular_antihipertensi 2015 (Wiri Resky Amalia)

Antihipertensi

Adapun alat dan bahan yang digunakan yaitu, alat : gelas kimia, kanula,

spoit injuksi 1mL dan 3 mL dan stopwatch. Bahan : aquades, amiodipin,

bsoprolol, epinefrin, losartan dan Na CMC 1 %.

Adapun hewan coba yang digunakan pada percobaan ini yaitu (Mus

Musculus) yang nantinya akan diamati dengan penginduksian oral dnegan

obat-obat golongan antihipertensi yaitu Amiodipin, bisoprolol, dan losartan.

Adapun mekanisme kerja obat yang pertama yaitu Amiodipin : sebagai

blocker kanal Ca2+ yang terikat pada kanal tipe I dan dengan menghambat

masuknya Ca2+ ke dalam sel. Antagonis ini menyebabkan relaksasi otot polos

arteriol. Hal ini menurunkan resistensi perifer dan menyebabkan penurunan

tekanan darah.

Adapun mekanisme kerja obat yang kedua yaitu Bisoprolol :

kardioselektif pada dosis rendah dan mengikat baik pada reseptor β1 dari pada

reseptor β2 sehingga dapat melibatkan penurunan curah jantung melalui

inotropic negatif dan efek inotropic jantung dan inhibisi pelepasan renin dari

ginjal.

Adapun mekanisme kerja obat yang ketiga yaitu Losartan : senyawa

imidazole tetrazid ini adalh angiotensin II. Blocker pertama yang dipasarkan,

obat ini berlainan dengan penghambat ACE. Zat ini tidak menghambat enzim

ACE yang merombak angiotensin I menjadi angiotensin II. Melainkan

memblok reseptor Angiotensin II dengan efek vasodilatasi. Kerjanya dari usus

baik tetapi BA nya hanya 3,5%, berhubungan efek besar kadar puncak dalam

darah dicapai sesuai 3-4 jam.

Wiri Resky Amalia Amran Nur, S.farm., Apt.15020140074

Page 21: (Laporan IV) Kardiovaskular_antihipertensi 2015 (Wiri Resky Amalia)

Antihipertensi

Adapun mekanisme kerja obat yang keempat yaitu Epinefrin : langsung

berikatan dengan reseptor adrenergic sehingga menghasilkan efek, sehingga

terjadi pelebaran atau midriasis serta takikardia atau kontraksi jantung

dipercepat.

Hasil percobaan pada kelompok I dengan menggunakan obat Losarta

dengan Berat badan 28 g dan volume pemberiannya 0,97 mL. sebelum

penginduksian obat, mencit diinjeksikan dengan epinefrin pada telinga mencit.

Kemudian setelah penginjeksian dengan epinefrin diamati selam 30 menit lalu

diamati warna telinga mencit. Jika terjadi vasokontriksi itu artinya telinga

mencit berwarna pucat. Kemudian setelah penginduksian obat losartan yang

VP nya 0,97 mL. maka hasil yang diperoleh yaitu pada menit ke 15 telinga

berwarna pucat, sedangkan pada menit ke 30 dan 60 telinga berwarna merah.

Hasil percobaan pada kelompok IV dengan menggunakan obat

Bisoprolol dengan Berat badan 29 g dan volume pemberiannya 0,96 mL.

sebelum penginduksian obat, mencit diinjeksikan dengan epinefrin pada telinga

mencit. Kemudian setelah penginjeksian dengan epinefrin diamati selam 30

menit lalu diamati warna telinga mencit. Jika terjadi vasokontriksi itu artinya

telinga mencit berwarna pucat. Kemudian setelah penginduksian obat

bisoprolol yang VP nya 0,96 mL. maka hasil yang diperoleh yaitu pada menit

ke 15 telinga mulai berwarna merah, sedangkan pada menit ke 30 dan 60

telinga berwarna merah.

Hasil percobaan pada kelompok V dengan menggunakan obat Amiodipin

dengan Berat badan 26 g dan volume pemberiannya 0,86 mL. sebelum

Wiri Resky Amalia Amran Nur, S.farm., Apt.15020140074

Page 22: (Laporan IV) Kardiovaskular_antihipertensi 2015 (Wiri Resky Amalia)

Antihipertensi

penginduksian obat, mencit diinjeksikan dengan epinefrin pada telinga mencit.

Kemudian setelah penginjeksian dengan epinefrin diamati selam 30 menit lalu

diamati warna telinga mencit. Jika terjadi vasokontriksi itu artinya telinga

mencit berwarna pucat. Kemudian setelah penginduksian obat amiodipin yang

VP nya 0,86 mL. maka hasil yang diperoleh yaitu pada menit ke 15 telinga

berwarna pucat, sedangkan pada menit ke 30 dan 60 telinga berwarna merah.

Sesuai pengamatan dan perbandingan literature pada percobaan pertama

dengan obat Losartan. Pada kali ini berbeda dengan literature. Pada literature

yang didapatkan cara kerja obat dan efeknya yaitu terjadi vasodilatasi

sedangkan pada menit ke 15 mencit mengalami vasokontriksi. Namun pada

menit ke 30 dan 60 terjadi vasodilatasi dengan ditandainya telinga mencit

berubah menjadi warna merah.

Sedangkan pada obat kedua dengan obat Bisoprolol. Pada kali ini sudah

sesuai dengan literature. Dimana literature yang didapatkan cara kerja obat dan

efeknya yaitu dapat menurunkan curah jantung sehingga telingan mencit

mengalami vasokontriksi setelah pemberian obat.

Dan pada obat ketiga dengan obat Amiodipin. Pada kali ini sudah seduai

dengan literature. Dimana literature yang didapatkan cara kerja obat dan

efeknya yaitu menyebabkan penurunan tekanan darah sehingga telinga mencit

mengalami vasodilatasi setelah pemberian obat.

Wiri Resky Amalia Amran Nur, S.farm., Apt.15020140074

Page 23: (Laporan IV) Kardiovaskular_antihipertensi 2015 (Wiri Resky Amalia)

Antihipertensi

BAB V KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari percobaan ini yaitu :

1. Obat Losartan. Efek obat yang dihasilkan pada menit ke 15 terjadi

kepucatan pada telingan mencit. Namun pada menit ke 30 dan 60 telinga

mencit berubah warna menjadi merah. Artinya obat sudah memberikan

efek yang baik dan sesuai dengan literature

2. Obat Bisoprolol. Efek obat yang dihasilkan pada menit ke 15 terjadi reaksi

dimana telingan mencit mulai berwarna merah. Kemudian pada menit ke

30 dan 60 telinga mencit sudah berubah menjadi warna merah. Artinya

obat sudah memberikan efek yang baik dan sesuai dengan literature

3. Obat Amlodipin. Efek obat yang dihasilkan pada menit ke 15 terjadi

kepucatan pada telinga mencit. Namun pda menit ke 30 dan 60 telinga

mencit berubah menjadi merah. Artinya obat sudah memberikan efek yang

baik dan sesuai dengan literatur.

Wiri Resky Amalia Amran Nur, S.farm., Apt.15020140074

Page 24: (Laporan IV) Kardiovaskular_antihipertensi 2015 (Wiri Resky Amalia)

Antihipertensi

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2015.Penuntun Farmakologi dan Toksikologi 2. Makassar : FF UMI

Chung, Edward.K. Penuntun Praktis Penyakit Kardiovaskuler, Edisi III, diterjemahkan oleh Petrus Andryanto, Jakarta, Buku Kedokteran EGC, 1995

Dirjen POM1979. Farmakope Indonesia, Edisi III. Depkes RI; Jakarta.

Gunawan, Gan, Sulistia. 2007. Farmakologi Dan Terapi, Edisi V. Gaya Baru; Jakarta.

Mutschaler,Ernst.1991.Dinamika obat Farmakologi dan ToKsikologi.bandung ; ITB

Mycek, Mary. J. Dkk. 2001. Farmakologi Ulasan Bergambar edisi 2. Jakarta: Widya Medika

Price, Sylvia A.,2005. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. EGC; Jakarta.

Syarif, amir, dkk. 2007. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran UI, Jakarta.

Tjay Tan Hoan, Rahardja Kirana. 2007. Obat-obat Penting ed. 6 depkes RI. Jakarta.

Wiri Resky Amalia Amran Nur, S.farm., Apt.15020140074

Page 25: (Laporan IV) Kardiovaskular_antihipertensi 2015 (Wiri Resky Amalia)

Antihipertensi

LAMPIRAN

A. Skema Kerja

3 ekor coba mencit

I II III

Diamati warna telinga mencit

Diinjeksi dengan adrenalin (epinefrin) pada telinga mencit

Setelah 30 menit, diamati warna telinga mencit, jika berwarna pucat menandakan vasokontriksi (hipertensi)

Bisoprolol Amlodipine Losartan

Amati warna telinga mencit pada menit 0, 30,60 dan 90

(warna merah (vasodilatasi) penurunan tekanan darah)

(warna pucat (vasokontriksi) peningkatan tekanan darah)

Wiri Resky Amalia Amran Nur, S.farm., Apt.15020140074

Page 26: (Laporan IV) Kardiovaskular_antihipertensi 2015 (Wiri Resky Amalia)

Antihipertensi

Perhitungan Dosis

1. Bisoprolol = 10 mg , Berat etiket rata – rata = 122 mg

Dosis dewasa = 10 mg

60 kgBB

= 0,16 mg/kgBB

Dosis mencit = 0,16 mg/kgBB × 373

= 1,973 mg/kgBB

Dosis maks = 1,973mg1000 g

×30 g

= 0,05919 mg

Larutan stock = 5 mL1mL × 0,05919 mg

= 0,29595 mg

BYD = 0,29595 mg

10 mg×122 mg

= 3,61059 mg

Pengenceran :

50 mg → 5 mL (50 mg/5 mL)

X → 5 mL (3, 61059 mg / 5 mL)

X = 3,61059mg

50 mg ×5 mL

= 0,36 mL/5 mL

2. Amlodipine = 10 mg, Berat etiket rata – rata = 403,8 mg

Dosis dewasa = 10 mg

60 kgBB

Wiri Resky Amalia Amran Nur, S.farm., Apt.15020140074

Page 27: (Laporan IV) Kardiovaskular_antihipertensi 2015 (Wiri Resky Amalia)

Antihipertensi

= 0,16 mg/kgBB

Dosis mencit = 0,16 mg/kgBB × 373

= 1,973 mg/kgBB

Dosis maks = 1,973mg1000 g

×30 g

= 0,05919 mg

Larutan stock = 5 mL1mL × 0,05919 mg

= 0,29595 mg

BYD = 0,29595 mg

10 mg× 403,8mg

= 11,95 mg

Pengenceran :

50 mg → 5 mL (50 mg/5 mL)

X → 5 mL (11,95 mg / 5 mL)

X = 11,95mg

50 mg ×5 mL

= 1,195 mL/5 mL

3. Losartan = 50 mg, Berat etiket rata – rata = 229,8

Dosis dewasa = 50 mg

60 kgBB

= 0,83 mg/kgBB

Dosis mencit = 0,83mg/kgBB × 373

= 10,27 mg/kgBB

Wiri Resky Amalia Amran Nur, S.farm., Apt.15020140074

Page 28: (Laporan IV) Kardiovaskular_antihipertensi 2015 (Wiri Resky Amalia)

Antihipertensi

Dosis maks = 10,27 mg1000 g

×30 g

= 0,3081 mg

Larutan stock = 5 mL1mL × 0,3081 mg

= 1,5405 mg

BYD = 1,5405mg

10 mg× 229,8 mg

= 7,08 mg

Pengenceran :

50 mg → 5 mL (50 mg/5 mL)

X → 5 mL (7,08 mg / 5 mL)

X = 7,08 mg50 mg ×5 mL

= 0,708 mL/5 mL

4. Epinefrin 1 mg/ ml

Dosis Dewasa = 1mg60 kg

=0.016 mg / kgBB

Dosis mencit = 0,016mg/kgBB ×373

=0,197 mg /kgBB

Dosis maks = 0,197 mg1000 g

×30 g=0,005 mg

Larutan stok = 5 mL1mL

× 0,005 mg=0,025mg

Pengenceran =

1 mg 5 ml (1 mg/5mL)

Wiri Resky Amalia Amran Nur, S.farm., Apt.15020140074

Page 29: (Laporan IV) Kardiovaskular_antihipertensi 2015 (Wiri Resky Amalia)

Antihipertensi

1 mL 5 ml (0,2mg/5mL)

X 5 mL (0,025 mg/5 mL)

X = 0,025 mg

0,2 mg×5 mL=0,625 mL /5 mL

Wiri Resky Amalia Amran Nur, S.farm., Apt.15020140074