laporan hemoglobin

32
LAPORAN PRAKTIKUM PENILAIAN STATUS GIZI BIOKIMIA DARAH “PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN” OLEH : SUCI QADRIANTY SAKINAH K21110283 KELOMPOK C3

Upload: suci-qadrianty-sakinah

Post on 19-Oct-2015

187 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Laporan Praktikum Penilaian Status Gizi, Uji Biokimia Hemoglobin.

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM

PENILAIAN STATUS GIZI BIOKIMIA DARAHPEMERIKSAAN HEMOGLOBIN

OLEH :

SUCI QADRIANTY SAKINAH

K21110283

KELOMPOK C3

PROGRAM STUDI ILMU GIZIFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKATUNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR2012BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masyarakat awam mengenal anemia sebagai penyakit kekurangan darah. Penyakit ini rentan dialami pada hampir setiap siklus kehidupan, mulai dari balita, remaja, dewasa, ibu hamil, ibu menyusui, hingga manula[footnoteRef:1]. [1: Citrakesumasari. 2012. Anemia Gizi, Masalah dan Pencegahannya. ]

Menurut Dr. dr. Citrakesumasari, M.Kes dalam bukunya Anemia Gizi Masalah dan Pencegahannya, anemia didefinisikan sebagai suatu kondisi di mana rendahnya konsentrasi hemoglobin (Hb) atau hematokrit berdasarkan nilai ambang batas (referensi) sebagai akibat dari rendahnya produksi sel darah merah (eritrosit) dan hemoglobin, meningkatnya hemolisis atau kerusakan sel darah merah, atau kehilangan darah yang berlebihan (misalnya pada keadaan perdarahan)1.Dalam penelitian Martin et al. yang dimuat dalam Medical Journal of Australia, dikemukakan hasil bahwa prevalensi diabetes yang ditemukan ialah 32% pada orang dewasa (36 orang dari 112 responden) dan 0% pada anak-anak. Prevalensi gangguan glukosa puasa bisa tidak dapat diandalkan 40% dinilai sebagai peserta yang tidak benar-benar berpuasa. Demikian pula, prevalensi gangguan toleransi glukosa tidak dihitung sebagai OGTT dilakukan hanya dalam peserta dengan kadar glukosa puasa plasma sekitar 5.5% mmol/L. Tak satu pun dari pasien dengan diabetes menerima pengobatan dialisis ginjal pada saat studi[footnoteRef:2]. [2: David D. Martin, et al. 2005. Point-of-Care Testing of HbA1c and Blood Glucose in a Remote Aboriginal Australian Community.]

Lama kelangsungan hidup eritrosit berkurang dalam anemia hemolitik, dan dapat dikurangi pada gagal ginjal kronik, penyakit hati yang parah dan anemia dari penyakit kronis[footnoteRef:3]. [3: d'Emden, M.C., et al. 2012. The Role of HbA1c in the Diagnosis of Diabetes Mellitus in Australia.]

Dalam penelitian Michael C dEmden dkk, direkomendasikan beberapa poin mengenai penggunaan pengujian terglikasi hemoglobin (HbA1c) untuk diagnosis diabetes, yakni sebagai berikut: 1) pengukuran tingkat HbA1c dapat digunakan sebagai tes diagnostic untuk diabetes jika analisis dilakukan di fasilitas produksi diterima kinerja dalam jaminan kualitas eksternal, tes yang standar untuk disesuaikan dengan kriteria internasional nilai acuan, dan jika tidak ada kondisi yang menghalangi nya akurasi yang hadir. Penting untuk dicatat bahwa HbA1c pengujian ini tidak didanai oleh Medicare untuk tujuan diagnosis diabetes; 2) tingkat HbA1c sebesar 6,5% (48 mmol/mol). Dianjurkan sebagai titik cut-off untuk mendiagnosis diabetes; 3) tingkat HbA1c