laporan analisis vitamin c -fix

21
I. Judul Percobaan : Analisis Vitamin C II. Hari/Tanggal Percobaa : Selasa/25 September 2012 III. Selesai Percobaan : Selasa, 25 September 2012 pukul 12.30 WIB IV. Tujuan Percobaan : Menentukan kadar vitamin C dalam cabe merah V. Dasar Teori : Asam askorbat atau lebih dikenal dengan nama vitamin C adalah vitamin untuk jenis primat tetapi tidak merupakan vitamin bagi hewan-hewan lain. Asam askorbat adalah suatu reduktor kuat (Winarno,1997). Bentuk teroksidasinya, asam dehidroaskorbat, mudah direduksi lagi dengan berbagai reduktor seperti glutation dipastikan karena asam ini tidak dapat berikatan dengan protein yang manapun. Sifat fisik dan kimiawi asam askorbat adalah merupakan derivat monosakarida yang mempunyai gugus enediol dan mempunyai 2 rumus bangun yang erat, yaitu sebagai asam askorbat dan dehidro asam askorbat (Wahjudi, 2003). Dehidro asam askorbat terjadi karena oksidasi spontan dari udara. Keduanya merupakan bentuk aktif yang terdapat dalam cairan tubuh. Merupakan kristal putih tidak berbau yang larut dalam air (tetapi kurang stabil), tidak larut dalam lemak. Stabil dalam larutan dan penyimpanan dingin, peka terhadap pemanasan dan oksidasi (terutama bila ada Cu, maka vitamin C adalah pereduksi yang kuat). Kebutuhan vitamin C dewasa 45 mg/hari, anak-anak 35 mg/hari, bumil & buteki : 60 mg/hari (Hawab 2005). Laporan Praktikum Biokimia 1_Analisis Vitamin C 1

Upload: nrahma-trisna-putri

Post on 04-Aug-2015

1.352 views

Category:

Documents


17 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Analisis Vitamin C -Fix

I. Judul Percobaan : Analisis Vitamin CII. Hari/Tanggal Percobaa : Selasa/25 September 2012

III. Selesai Percobaan : Selasa, 25 September 2012 pukul 12.30 WIBIV. Tujuan Percobaan : Menentukan kadar vitamin C dalam cabe merahV. Dasar Teori :

Asam askorbat atau lebih dikenal dengan nama vitamin C adalah vitamin untuk

jenis primat tetapi tidak merupakan vitamin bagi hewan-hewan lain. Asam askorbat adalah

suatu reduktor kuat (Winarno,1997). Bentuk teroksidasinya, asam dehidroaskorbat, mudah

direduksi lagi dengan berbagai reduktor seperti glutation dipastikan karena asam ini tidak

dapat berikatan dengan protein yang manapun. Sifat fisik dan kimiawi asam askorbat

adalah merupakan derivat monosakarida yang mempunyai gugus enediol dan mempunyai 2

rumus bangun yang erat, yaitu sebagai asam askorbat dan dehidro asam askorbat (Wahjudi,

2003). Dehidro asam askorbat terjadi karena oksidasi spontan dari udara. Keduanya

merupakan bentuk aktif yang terdapat dalam cairan tubuh. Merupakan kristal putih tidak

berbau yang larut dalam air (tetapi kurang stabil), tidak larut dalam lemak. Stabil dalam

larutan dan penyimpanan dingin, peka terhadap pemanasan dan oksidasi (terutama bila ada

Cu, maka vitamin C adalah pereduksi yang kuat). Kebutuhan vitamin C dewasa 45 mg/hari,

anak-anak 35 mg/hari, bumil & buteki : 60 mg/hari (Hawab 2005).

Sifat vitamin C adalah:

1.      Dalam bentuk kristal tidak berwarna.

2.      Larut dalam air dan sedikit larut dalam asetat atau alkohol yang mempunyai berat.

3.      Stabil pada pH rendah.

4.      Merupakan reduktor kuat.

5.      Mudah teroksidasi

Faktor-Faktor yang dapat merusak vitamin C yaitu:

1. Pemanasan, karena ia mudah dioksidasi.

2. Membuka tempat berisi vitamin C, sebab oleh udara akan terjadi oksidasi yang

tidak reversible.

Penentuan Kadar Vitamin C

Titrasi netralisasi digunakan untuk menentukan kadar analit yang bersifat asam atau

basa atau zat yang dapat diubah menjadi asam/basa. Air digunakan sebagai pelarut karena

Laporan Praktikum Biokimia 1_Analisis Vitamin C 1

Page 2: Laporan Analisis Vitamin C -Fix

mudah diperoleh, murah, tidak beracun dan mempunyai koefisien suhu muai yang rendah

(Underwood 1992). Beberapa analit tidak dapat dititrasi dalam air karena kelarutannya

rendah atau memiliki kekuatan asam/ basa yang tidak memadai untuk mencapai titik akhir,

Titrasi merupakan salah satu cara untuk menentukan konsentrasi larutan suatu zat dengan

cara mereaksikan larutan tersebut dengan zat lain yang diketahui konsentrasinya. Prinsip

dasar titrasi asam basa didasarkan pada reaksi nertalisasi asam basa. Titik equivalen pada

titrasi asam basa adalah pada saat dimana sejumlah asam tepat di netralkan oleh sejumlah

basa. Selama titrasi berlangsung, terjadi perubahan pH. Di mana pH pada titik equivalen

ditentukan oleh sejumlah garam yang dihasilkan dari netralisaasi asam basa. Indikator yang

digunakan pada titrasi asam basa adalah yang memiliki rentang pH dimana titik equivalen

berada.

Pada umumnya titik equivalen tersebut sulit untuk diamati, yang mudah dimatai

adalah titik akhir yaang dapat terjadi sebelum atau sesudah titik equivalen tercapai. Titrasi

harus dihentikan pada saat titik akhir titrasi tercapai, yang ditandai dengan perubahan

warna indikator. Titik akhir titrasi tidak selalu berimpit dengan titik equivalen. Dengan

pemilihan indikator yang tepat, kita dapat memperkecil kesalahan titrasi.Pada titrasi asam

kuat dan basa kuat, asam lemah dan basa lemah dalam air akan terurai dengan sempurna.

Oleh karena itu, ion hidrogen dan ion hidroksida selama titrasi dapat langsung dihitung dari

jumlah asam atau basa yang ditambahkan (Mulyono 2005).

Penentuan Titik Akhir

Indikator yang digunakan pada titrasi iodometri adalah larutan kanji. Kanji atau pati

disebut juga amilum yang terbagi menjadi dua yaitu: Amilosa (1,4) atau disebut b-Amilosa

dan Amilopektin (1,4) ; (1,6) disebut a-Amilosa. Warna larutan iod 0,01 N cukup tua, tetapi

diperlukan penambahan 2mL amilum 2 % sebagai disperse koloid, karena warna biru tua

kompleks pati-iod berperan sebagai uji kepekaan terhadap iod. Molekul iod diikat pada

permukaan suatu konstituen amilum. Kepekaan itu lebih besar dalam larutan sedikit asam 

daripada dalam larutan netral dan lebih besar dengan adanya ion iodida. Indikator kanji

yang dipakai adalah amilosa, karena jika dipakai amilopektin, maka akan membentuk

kompleks kemerah-merahan (violet) dengan iodium, yang sulit dihilangkan warnanya

karena rangkaiannya yang panjang dan bercabang dengan Mr = 50.000 – 1.000.000.

Laporan Praktikum Biokimia 1_Analisis Vitamin C 2

Page 3: Laporan Analisis Vitamin C -Fix

Kadar vitamin C dapat ditentukan dengan cara Iodometri,dimana vitamin C

mereduksi I2 menjadi I-. Titik akhir titrasi ditentukan dari warna biru amilum. Kadar

vitamin C dapat dihitung sebagai berikut:

Kadar Vit C = V ( I 2 ) × N ( I 2)

0,01×0,88 mg=a mg

Kadar Vit C = 100 × a× 100 %

Vsampel×berat sampel (mg)

Kandungan vitamin C pada cabai antara 50-191 mg/100 g jika dijadikan

presentase:

Kadar vitamin C pada cabai merah = 0,05 gram100 gram

× 100 %=5 %

Kadar vitamin C pada cabai merah = 0,191 gram100 gram

× 100 %=19,1%

Peranan Vitamin C

Vitamin C diperlukan untuk menjaga struktur kolagen, yaitu sejenis protein yang

menghubungkan semua jaringan serabut, kulit, urat, tulang rawan, dan jaringan lain di

tubuh manusia. Struktur kolagen yang baik dapat menyembuhkan patah tulang, memar,

pendarahan kecil, dan luka ringan. Vitamin C juga berperan penting dalam membantu

penyerapan zat besi dan mempertajam kesadaran. Sebagai antioksidan, vitamin C mampu

menetralkan radikal bebas di seluruh tubuh. Melalui pengaruh pencahar, vitamini ini juga

dapat meningkatkan pembuangan feses atau kotoran. Vitamin C juga mampu menangkal

nitrit penyebab kanker. Penelitian di Institut Teknologi Massachusetts menemukan,

pembentukan nitrosamin (hasil akhir pencernaan bahan makanan yang mengandung nitrit)

dalam tubuh sejumlah mahasiswa yang diberi vitamin C berkurang sampai 81%.

Hipoaskorbemia (defisiensi asam askorbat) bisa berakibat seriawan, baik di mulut maupun

perut, kulit kasar, gusi tidak sehat sehingga gigi mudah goyah dan lepas, perdarahan di

bawah kulit (sekitar mata dan gusi), cepat lelah, otot lemah dan depresi. Di samping itu,

Laporan Praktikum Biokimia 1_Analisis Vitamin C 3

Page 4: Laporan Analisis Vitamin C -Fix

asam askorbat juga berkorelasi dengan masalah kesehatan lain, seperti kolesterol tinggi,

sakit jantung, artritis (radang sendi), dan pilek.

VI. Alat dan Bahan- Alat

No.

Nama Alat Jumlah

1. Mortar 1 buah2. Alu 1 buah3. Labu ukur 50 mL 2 buah4. Erlenmeyer 3 buah5. Buret 1 buah6. Pipet tetes 5 buah7. Gelas kimia 2 buah8. Klem 1 buah9. Statif 1 buah10. Gelas ukur 2 buah11. Tabung Reaksi 3 buah12. Corong pisah 1 buah13. Kertas saring 1 buah14. Neraca ohaus 1 buah

- Bahan

No.

Nama Bahan Volume

1. Cabe merah 4 gram2. Larutan I2 0,01N

(diencerkan)10 Ml

3. Larutan I2 0,01N (buret)

50 mL

4. Larutan amilum 1% 10 tetes

Laporan Praktikum Biokimia 1_Analisis Vitamin C 4

Page 5: Laporan Analisis Vitamin C -Fix

VII. Cara Kerja

Langkah Kerja :

1. Kupaslah cabe merah dan timbanglah sebanyak 4 gram2. Hancurkan cabe merah dengan mortar sampai diperoleh slurry. Masukkan ke

dalam labu ukur 50 mL dan tambahkan aquades sampai tanda batas (jangan lupa membilas mortar)

3. Tunggulah selama 15 menit sambil kadang-kadang dikocok4. Ambil 10 mL filtrat dengan pipet dan masukkan ke dalam Erlenmeyer. Tambahkan

amilum 1% sebanyak 3 tetes. Tambahkan 20 mL aquades5. Kemudian titrasilah dengan larutan standar iodium 0,001 N

Alur Langkah Kerja

- dikupas- ditimbang sebanyak 4 gram- dihancurkan dengan mortar sampai diperoleh slurry- dimasukkan ke dalam labu ukur 25 ml- ditambahkan aquades sampai tanda batas- ditunggu selama 15 menit sambil kadang dikocok- disaring

- diambil 10 ml filtrat dengan pipet ukur- dimasukkan ke dalam Erlenmeyer- ditambah 3 tetes amilum 1%- ditambah 20 ml aquades

- dititrasi dengan larutan standar iodium 0,001N

Keterangan : 1ml iodium 0,001N = 0,088 mg asam askorbat

Laporan Praktikum Biokimia 1_Analisis Vitamin C 5

Cabe Merah Besar

Residu Filtrat

Volume Titrasi

Page 6: Laporan Analisis Vitamin C -Fix

VIII. Hasil pengamatan

No ProsedurHasil Pengamatan

Dugaan/Reaksi KesimpulanSebelum Sesudah

Laporan Praktikum Biokimia 1_Analisis Vitamin C 6

Page 7: Laporan Analisis Vitamin C -Fix

diambil dagingnya (dihilangkan isinya)ditimbang 4 gramdihancurkan dengan mortar sampai diperoleh slurrydimasukkan kedalam labu ukur 50mLditambahkan aquades sampai tanda batasditunggu selama 15 menit sambil kadang dikocokdisaring

Cabe merah besar

filtratendapan

1. Cabe merah besar = merah

Slurry = orange (+++)

Aquades = tidak berwarna

Larutan I2 = kuning (++)

Slurry + aquades (dalam labu ukur) = orange (++)

Larutan cabe merah + 3 tetes amilum = orange (++)

Larutan cabe + 3 tetes amilum + 20mL aquades = orange (+)

Pada titrasi 1 :Warna =

Reaksi oksidasi :I2 + 2e → 2I-

Reaksi reduksi :C6H8O6 → C6H8O6+2e +2H+

Reaksi :I2 + 2e → 2I-

C6H8O6 → C6H8O6+2e +2H+

I2 + C6H8O6 → C6H8O6 + 2H+

Pada titrasi 1 :- Kadar vitamin C (mg)

= 0,7392 mg- Kadar vitamin C (%)

= 18,84%

Pada titrasi 2 :- Kadar vitamin C (mg)

= 0,7128 mg- Kadar vitamin C (%)

= 17,82%

Pada titrasi 3 :- Kadar vitamin C (mg)

= 0,7216 mg- Kadar vitamin C (%)

= 18,04%

Laporan Praktikum Biokimia 1_Analisis Vitamin C 7

Page 8: Laporan Analisis Vitamin C -Fix

diambil 10mL filtrate dengan pipet ukurdimasukkan kedalam erlenmeyerditambah 3 tetes amilum 1%ditambah 20mL aquadesdititrasi dengan larutan standar iodium 0,001N

Filtrat cabe merah

volume titrasi

kuning kehijauanVolume =8,4mL

Pada titrasi 2 :Warna = kuning kehijauanVolume =8,1mL

Pada titrasi 3 :Warna = kuning kehijauanVolume =8,2mL

Laporan Praktikum Biokimia 1_Analisis Vitamin C 8

Page 9: Laporan Analisis Vitamin C -Fix

IX. Pembahasan

Sebelum melakukan percobaan, semua alat gelas yang akan digunakan

dalam percobaan harus dicuci terlebih dahulu dan setelah itu dikeringkan. Alat

gelas yang digunakan dalam percobaan harus dalam keadaan bersih dan kering

agar kuantitatif, bebas dari zat-zat pengotor yang dapat mengganggu percobaan

sehingga hasilnya tidak akurat. Untuk menentukan kadar vitamin C di dalam

sampel, kami melakukan percobaan analisis vitamin C pada cabe merah besar

dengan titrasi Iodometri. Adapun langkah pertama yaitu mengupas cabe merah

besar kemudian diambil dagingnya (dihilangkan isinya),hal ini dikarenakan

kandungan vitamin C terbesar pada cabe merah besar ada di bagian dagingnya.

Langkah yang kedua, menimbang daging cabe merah besar seberat 4 gram

dengan menggunakan neraca ohauss. Adapun berat daging cabe merah besar

diperoleh dari hasil pengurangan ( berat kaca arloji + daging cabe merah besar)

dikurangi dengan (berat kaca arloji). Langkah yang ketiga, menghacurkan daging

cabe merah besar yang telah dituangkan ke dalam mortar dan dinacurkan dengan

alu sampai diperoleh slurry (daging cabe merah besar yang sudah halus dan

berair) yang berwarna orange (+++), kemudian slurry dimasukkan ke dalam labu

ukur 50 mL dan ditambahkan aquades sampai dengan tanda batas. Penambahan

aquades ini dilakukan untuk proses pengenceran, selain itu aquades digunakan

karena aquades sebagai pelarut yang mudah diperoleh, murah, tidak beracun dan

mempunya koefisien suhu muai yang rendah (Underwood 1992) setelah

penambahan aquades ke dalam labu ukur yang berisi slurry sampai tanda batas,

langkah yang keempat yaitu ditunggu sampai 15 menit sambil kadang-kadang

dikocok. Hal ini dilakukan agar slurry tercampur dengan aquades secara merata

dan menghasilkan larutan slurry yang berwarna orange (++). Langkah kelima

yaitu menyaring slurry yang sudah tercampur dengan aquades secara merata

dengan menggunakan kertas saring dan corong pisah. Penyaringan adalah

pemisahan endapan dari larutan induknya, agar endapan dan medium penyaring

secara kuantitatif bebas dari larutan. Proses penyaringan harus diperhatikan agar

endapan tidak ikut masuk, kertas saring disesuaikan agar pas dengan corongnya.

Laporan Praktikum Biokimia 1_Analisis Vitamin C 9

Page 10: Laporan Analisis Vitamin C -Fix

Penyaringan ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan filtrat. Larutan

slurry yang berwarna orange (++) bertindak sebagai filtrat yang akan diuji kadar

vitamin C-nya. Langkah keenam yaitu mengambil 10 mL filtrat dengan

menggunakan pipet ukur dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer kemudian

ditambah 3 tetes amilum (jernih tak berwarna)dan ditambahkan aquades 20 mL

sehingga filtrat berwarna orange (+) kemudian dititrasi dengan larutan Iodium

0,001N. Penambahan amilum pada filtrat dilakukan karenak amilum bertindak

sebagai indikator pendeteksi titik akhir titrasi. Adapun kelebihan amilum sebagai

indikator yaitu karena amilum memiliki sifat yaitu tak dapat larut dalam air

dingin, ketidak-stabilan suspensinya dalam air dan dengan iod memberi suatu

kompleks yang tak dapat larut dalam air, sehingga amilum tidak boleh

ditambahkan terlalu dini dalam titrasi. Sebelum larutan Iodium bertindak sebagai

titrat, larutan iodium ini mengalami pengenceran 10x sehingga kosentrasi Iodium

yang semula sebesar 0.01 N berubah menjadi 0,001 N. Pengenceran ini dilakukan

agar titik akhir titrasi mudah diidentifikasi. Iodine digunakan sebagai titrat karena

iodine dapat bereaksi dengan vitamin C, di mana vitamin C dapat mereduksi I2

menjadi I- sehingga kadar vitamin C dapat ditentukan. Titik akhir titrasi dapat

ditentukan setelah terjadi perubahan warna pada filtrat yang semula berwarna

orange (+) menjadi kuning kehijauan. Dan kadar vitamin C pada cabe merah

besar dapat ditentukan dengan rumus.

Pada titrasi pertama, diperoleh volume I2 sebanyak 8,4 mL dan kadar

vitamin C yang diperoleh sebesar 0,7392 mg atau 18,84 %. Pada titrasi kedua

diperoleh volume I2 sebanyak 8,1 mL dan kadar vitamin C yang diperoleh sebesar

0,7128 mg atau 17,82 %. Pada titrasi ketiga, diperoleh volume I2 sebanyak 8,2 mL

dan kadar vitamin C yang diperoleh sebesar 0,7216 mg atau 18,04 %. Adapun

rata-rata persentase kadar vitamin C pada cabe merah besar yaitu sebesar 18,23%

dan kadar ini sesuai dengan kadar vitamin C pada cabe merah besar secara teori

yaitu yang berkisar antara 5% - 19,1%.

Laporan Praktikum Biokimia 1_Analisis Vitamin C 10

Page 11: Laporan Analisis Vitamin C -Fix

X. Kesimpulan

Dari percobaan yang kami lakukan dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Iodometri adala analisa titimetrik yang secara tidak langsung untuk zat yang

bersifat oksidator, dimana zat ini akan mengoksidasi iodide ditambahkan

membentuk iodine

2. Dengan metode titrasi iodometri, diperoleh kadar vitamin C pada cabe merah

besar sebesar : titrasi 1 : 18,84%, titrasi 2 : 17,82%, titrasi 3 : 18,04%

sehingga diperoleh rata-rata sebesar 18,23%

XI. Jawaban Pertanyaan

1. Hitung kadar vitamin C yang terdapat dalam sampel !

Jawab :

Rumus umum :

Kadar Vit C = V ( I 2 ) × N ( I 2)

0,01×0,88 mg=a mg

Kadar Vit C = 100 × a× 100 %

Vsampel×berat sampel (mg)

Pada titrasi 1 :

Kadar Vit C = 8,4 mL× 0,001 N

0,01×0,88 mg=0,7392 mg

Kadar Vit C = 100× 0,7392 mg× 100

10 × 0,004 mg= 18,84%

Pada titrasi 2 :

Kadar Vit C = 8,1 mL×0,001 N

0,01× 0,88 mg=0,7128 mg

Kadar Vit C = 100× 0,7392 mg× 100

10 × 0,004 mg= 17,82%

Pada titrasi 3 :

Kadar Vit C = 8,2 mL×0,001 N

0,01× 0,88 mg=0,7216 mg

Laporan Praktikum Biokimia 1_Analisis Vitamin C 11

Page 12: Laporan Analisis Vitamin C -Fix

Kadar Vit C = 100× 0,7392 mg× 100

10 × 0,004 mg= 18,04%

2. Gambarlah struktur vitamin C!

Jawab :

Struktur dari vitamin C atau L-asam askorbat

3. Sebutkan penyakit atau gejala yang tampak yang disebabkan oleh defisiensi

vitamin C !

Jawab :

Hipoaskorbemia (defisiensi asam askorbat) bisa berakibat seriawan, baik di

mulut maupun perut, kulit kasar, gusi tidak sehat sehingga gigi mudah goyah

dan lepas, perdarahan di bawah kulit (sekitar mata dan gusi), cepat lelah, otot

lemah dan depresi. Di samping itu, asam askorbat juga berkorelasi dengan

masalah kesehatan lain, seperti kolesterol tinggi, sakit jantung, artritis (radang

sendi), dan pilek.

4. Sebutkan bahan makanan yang mengandung vitamin C !

Jawab : makanan yang mengandung vitamin C :

No. Jenis makanan mg/100mg

1. Bawang 80

2. Cabe rawit 70

3. Daun katuk 239

4. Daun mlinjo 182

5. Daun pepaya 150

Laporan Praktikum Biokimia 1_Analisis Vitamin C 12

Page 13: Laporan Analisis Vitamin C -Fix

6. Gandaria 111

7. Daun singkong 275

8. Jabu mente 197

9. Jambu biji 87

10. Jeruk bali 43

11. Jeruk manis 49

12. Kembang kol 69

13. Labu kuning 52

14. Mlinjo 100

15. Pepaya 78

16. Peterseli 193

17. Rambutan 58

18. Sawi 102

5. Sebutkan peranan penting vitamin C di dalam tubuh !

Jawab :   Vitamin C atau asam askorbat memiliki peranan yang penting dalam

pembentukan kalogen (kerangka sel) sehingga sangat perlu untuk menjaga

keutuhan pembulun darah (mencegah pendarahan). Bersama protein, vitamin

A dan seng, vitamin C juga diperlukan dalam sistem pertahanan tubuh kita.

Dalam pencegahan asteroklerosis, vitamin C juga berperan penting karena

dapat mencegah luka goresan pada dinding endotel pembuluh darah melelui

pembentukan kolagen; luka goresan ini akan diikuti dengan pengendapan

kolestrol (fatty streak)yang merupakan dasar terjadinya ateroklerosis. Namun,

konsumsi vitamin C secara berlebihan akan mengakibatkan pembentukan

oksalat. Yang membawa konsekuensi batu kemih disamping dapat

mengganggu lambung akibat sifat asamnya. 

XII. Daftar Pustaka

Laporan Praktikum Biokimia 1_Analisis Vitamin C 13

Page 14: Laporan Analisis Vitamin C -Fix

Tim, 2012, Petunjuk Praktikum Biokimia. Surabaya : Jurusan Kimia FMIPA UNESA.

Winarno,F.G.1991.Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.Mulyono,HAM.2005.Kamus Kimia.Jakarta:Bumi Aksara.

Lehninger  A.1982. Dasar-dasar Biokimia. diterjemahkan oleh Maggy Thenawidjaya. Jakarta:Erlangga.

Hawab,HM. 2005. Pengantar Biokimia Edisi Revisi. Medan : Bayumedia.

XIII. Lampiran1. Perhitungan

Rumus umum :

Kadar Vit C = V ( I 2 ) × N ( I 2)

0,01×0,88mg=a mg

Kadar Vit C = 100 × a× 100 %

Vsampel×berat sampel (mg)

Pada titrasi 1 :

Kadar Vit C = 8,4 mL× 0,001 N

0,01×0,88 mg=0,7392 mg

Kadar Vit C = 100× 0,7392 mg× 100

10 × 0,004 mg= 18,84%

Pada titrasi 2 :

Kadar Vit C = 8,1 mL×0,001 N

0,01× 0,88 mg=0,7128 mg

Kadar Vit C = 100× 0,7392 mg× 100

10 × 0,004 mg= 17,82%

Pada titrasi 3 :

Kadar Vit C = 8,2 mL×0,001 N

0,01× 0,88 mg=0,7216 mg

Kadar Vit C = 100× 0,7392 mg× 100

10 × 0,004 mg= 18,04%

Laporan Praktikum Biokimia 1_Analisis Vitamin C 14

Page 15: Laporan Analisis Vitamin C -Fix

Laporan Praktikum Biokimia 1_Analisis Vitamin C 15