laporan acara 5

31
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batuan karbonat adalah batuan dengan kandungan material karbonat lebih dari 50 % yang tersusun atas partikel karbonat klastik yang tersemenkan atau karbonat kristalin hasil presipitasi langsung (Rejers & Hsu, 1986).Bates & Jackson (1987) mendefinisikan batuan karbonat sebagai batuan yang komponen utamanya adalah mineral karbonat dengan berat keseluruhan lebih dari 50 %. Sedangkan batugamping menurut definisi Reijers &Hsu (1986) adalah batuan yang mengandung kalsium karbonat hingga 95 %. Sehingga tidak semua batuan karbonat adalah batugamping. Untuk penentuan persentase komponen-komponen penyusun batuan karbonat diperlukan analisis petrografi guna penentuan nama batuan secara detail, untuk itu sangat dirasakan perlu untuk melakukan praktikum acara “Batuan Karbonat”

Upload: ikhwan-rasyidin-hadi-abbas

Post on 29-Jan-2016

270 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Acra praktikum Petrografi, Acra praktikum Petrografi, Acra praktikum Petrografi, Acra praktikum Petrografi, Acra praktikum Petrografi, Acra praktikum Petrografi, Acra praktikum Petrografi, Acra praktikum Petrografi, Acra praktikum Petrografi, Acra praktikum Petrografi, Acra praktikum Petrografi, Acra praktikum Petrografi, Acra praktikum Petrografi, Acra praktikum Petrografi, Acra praktikum Petrografi,

TRANSCRIPT

Page 1: laporan acara 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Batuan karbonat adalah batuan dengan kandungan material karbonat lebih dari

50 % yang tersusun atas partikel karbonat klastik yang tersemenkan atau karbonat

kristalin hasil presipitasi langsung (Rejers & Hsu, 1986).Bates & Jackson (1987)

mendefinisikan batuan karbonat sebagai batuan yang komponen utamanya adalah

mineral karbonat dengan berat keseluruhan lebih dari 50 %. Sedangkan batugamping

menurut definisi Reijers &Hsu (1986) adalah batuan yang mengandung kalsium

karbonat hingga 95 %. Sehingga tidak semua batuan karbonat adalah batugamping.

Untuk penentuan persentase komponen-komponen penyusun batuan karbonat

diperlukan analisis petrografi guna penentuan nama batuan secara detail, untuk itu

sangat dirasakan perlu untuk melakukan praktikum acara “Batuan Karbonat”

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dilakukannya praktikum ini unutk mengamati sayatan tipis batuan

karbonat dengan menggunakan mikroskop polarisasi

Adapun tujuan dari praktikum yaitu :

1. Praktikan dapat menentukan komponen – komponen penyusun batuan

karbonat

2. Praktikan dapat menentukan nama batuan dengan menggunakan

klasifikasi yang ada.

Page 2: laporan acara 5

1.3 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:

1. Lembar Kerja Praktikum

2. Buku Penuntun

3. Pensil Warna

4. Penggaris

5. Alat Tulis (Pensil, Penghapus, Rautan)

6. Mikroskop Polarisasi

7. Buku Optical Mineral

8. Sampel Mineral

1.4 Prosedur Kerja

Prosedur kerja dalam praktikum ini adalah:

1. Menyediakan lembar kerja praktikum dan alat tulis yang akan digunakan

dalam menggambar

2. Menyalakan mikroskop, lalu menyentringkannya sehingga mikroskop dapat

digunakan

3. Pengamatan terdiri atas dua sampel dengan menggunakan preparat sayatan

mineral dari suatu batuan yang telah disediakan dengan nomor peraga6.8,

BT.6 PG dan MS 5. Preparat diletakkan di atas meja preparat, lalu

mengatur posisi nikol yang akan digunakan, yaitu nikol sejajar dengan

menggunakan analisator. Kemudian, lengkapi data-data yang dibutuhkan

sesuai dengan format praktikum yang terdiri dari warna absorpsi,

Page 3: laporan acara 5

pleokrisme, intensitas, bentuk, indeks bias, belahan, pecahan, relief, inklusi

jika ditemukan dalam mineral yang diamati dan mengukur mineral yang

diamati.

4. Pengamatan ortoskop nikol silang dengan menggunakan preparat sayatan

mineral dari sampel yang sama, yaitu nomor peraga 6.8, BT.6 PG dan MS

5. Preparat diletakkan di atas meja preparat, lalu mengatur posisi nikol yang

akan digunakan, yaitu nikol silang dengan menggunakan polarisator.

Kemudian, lengkapi data-data yang dibutuhkan sesuai dengan format

praktikum yang terdiri dari ukuran mineral, warna interferensi maksimum,

bias rangkap, kembaran, sudut gelapan, jenis gelapan dan tanda rentang

optik.

5. Tentukan persentase mineral dari tiga medan pandang, lalu rata-ratakan

persentase mineral tersebut. Setelah itu, tentukan nama batuan dari masing-

masing preparat.

6. Membersihkan kembali meja pengamatan dan mematikan mikroskop yang

digunakan.

Page 4: laporan acara 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Batuan Karbonat

Batuan karbonat adalah batuan dengan kandungan material karbonat lebih

dari 50 % yang tersusun atas partikel karbonat klastik yang tersemenkan atau

karbonat kristalin hasil presipitasi langsung (Rejers & Hsu, 1986).Bates & Jackson

(1987) mendefinisikan batuan karbonat sebagai batuan yang komponen utamanya

adalah mineral karbonat dengan berat keseluruhan lebih dari 50 %. Sedangkan

batugamping menurut definisi Reijers &Hsu (1986) adalah batuan yang mengandung

kalsium karbonat hingga 95 %. Sehingga tidak semua batuan karbonat adalah

batugamping.

Komponen Penyusun Batugamping Menurut Tucker (1991), komponen

penyusun batugamping dibedakan atas non skeletal grain, skeletal grain, matrix dan

semen.

1. Non Skeletal grain, terdiri dari :

a. Ooid dan Pisoid

Page 5: laporan acara 5

Gambar 2.1. Ooid dan Pisoid

Ooid adalah butiran karbonat yang berbentuk bulat atau elips yang punya satu

atau lebih struktur lamina yang konsentris dan mengelilingi inti. Inti penyusun

biasanya partikel karbonat atau butiran kuarsa (Tucker, 1991). Ooid memiliki ukuran

butir < 2 mm dan apabila memiliki ukuran > 2 mm maka disebut pisoid.

b. Peloid

Peloid adalah butiran karbonat yang berbentuk bulat, elipsoid atau merincing

yang tersusun oleh mikrit dan tanpa struktur internal. Ukuran peloid antara 0,1 – 0,5

mm. Kebanyakan peloid ini berasala dari kotoran (faecal origin) sehingga disebut

pellet (Tucker 1991).

c. Agregat dan Intraklas

Agregat merupakan kumpulan dari beberapa macam butiran karbonat yang

tersemenkan bersama-sama oleh semen mikrokristalin atau tergabung akibat material

organik. Sedangkan intraklas adalah fragmen dari sedimen yang sudah terlitifikasi

atau setengah terlitifikasi yang terjadi akibat pelepasan air lumpur pada daerah

pasang surut atau tidal flat (Tucker,1991).

2. Skeletal Grain

Skeletal grain adalah butiran cangkang penyusun batuan karbonat yang terdiri

dari seluruh mikrofosil, butiran fosil, maupun pecahan dari fosil-fosil makro.

Cangkang ini merupakan allochem yang paling umum dijumpai dalam batugamping

(Boggs, 1987). Komponen cangkang pada batugamping juga merupakan penunjuk

Page 6: laporan acara 5

pada distribusi invertebrata penghasil karbonat sepanjang waktu geologi (Tucker,

1991).

3. Lumpur Karbonat atau Mikrit

Mikrit merupakan matriks yang biasanyaberwarna gelap. Pada batugamping

hadir sebagai butir yang sangat halus. Mikrit memiliki ukuran butir kurang dari 4

mikrometer. Pada studi mikroskop elektron menunjukkan bahwa mikrit tidak

homogen dan menunjukkan adanya ukuran kasar sampai halus dengan batas antara

kristal yang berbentuk planar, melengkung, bergerigi ataupun tidak teratur. Mikrit

dapat mengalami alterasi dan dapat tergantikan oleh mozaik mikrospar yang kasar

(Tucker, 1991).

4. Semen

Semen terdiri dari material halus yang menjadi pengikat antar butiran dan

mengisi rongga pori yang diendapkan setelah fragmen dan matriks. Semen dapat

berupa kalsit, silika, oksida besi ataupun sulfat.

2.2 Komposisi Kimia/Mineral Batuan Karbonat

Jenis-jenis mineral batuan karbonat adalah sebagai berikut :

1. Aragonit (CaCO3, sistem kristal Orthorombik)

Bentuk yang paling tidak stabil, sering dalam bentuk serabut (fibrous), jarum-

jarum aragonite biasanya diendapkan secara kimia, dari presipitasi langsung

dari air laut. Diagenesa biasanya merubahanya jadi kalsit.

2. Calcite (CaCO3, sistem kristal Hexagonal)

Page 7: laporan acara 5

Mineral ini lebih stabil dan biasanya merupakan hablur yang baik spar.

Terdapat sebagai hasil rekristalisasi dari Aragonite

3. Dolomite (CaMg(CO3)2)

Juga merupakan mineral penting, terutama sebagai batuan reservoir. Kristal

sama dengan kalsit tetapi beda dalam indeks refraksi. Terjadi secara primer

(presipitasi langsung dari air laut), tetapi kebanyakan hasil dolomitisasi

(replacement) dari kalsit.

4. Magnesite (MgCO3, sistem kristal Hexagonal)

Biasanya berasosiasi dengan evaporite dan dapat terjadi sebagai akibat

penggantian dari kalsit dan dolomit, namun sering terjadi sebagai akibat dari

rombakan batuan yang mengandung Magnesium Silikat.

5. Siderite (FeCO3)

6. Ankerite (CaFe(CO3)2)

2.2 Klasifikasi Batuan Karbonat

Dalam sejarah klasifikasi batuan karbonat, dapat dibagi berdasarkan atas

klasifikasi deskriptif dan genetik. Pada klasifikasi deskriptif, diperhatikan kriteria

sebagai berikut : komposisi mineralogi, komposisi kimia dan parameter fisik (ukuran

butir, sortasi, bentuk rounded), sedangkan pada klasifikasi genetik, yang diperhatikan

adalah cara pengendapannya (genesanya) dan lingkungan pengendapannya

(environment).

Page 8: laporan acara 5

Dasar klasifikasi yang dipakai (Folk,1961) meliputi : kedudukan relatif dari

allokimia dan lumpur karbonat, derajat sortasi allokimia serta pembundaran dari

allokimia. Batu gamping terdiri dari tiga family atau komponen yaitu :

1. Sparry allochemical rocks / mud – free allochems

Adalah batugamping yang tersaring dan identik dengan konglomerat dan

batupasir yang “well rounded” dan pada umumnya terbentuk pada kondisi

pengendapan yang dipengaruhi oleh arus yang mempunyai tenaga penuh. Daerah

pengendapan seperti itu misalnya daerah pantai “bar” ataupun daerah submarine

dangkal. Namun demikian “sparry allochemical rocks” dapat juga terbentuk pada

lingkungan arus yang lebih lemah. Allochemical dibagi atas empat tipe yaitu :

Intraklast, merupakan fragmen – fragmen yang terjadi dengan serentak dan

pada umumnya merupakan hasil erosi dari endapan – endapan gampingan

yang mengalami konsolidasi lemah, hasil erosi tersebut kemudian diendapkan

kembali sebagai sedimen yang baru. Ukuran intraklast yakni dari pasir amat

halus sampai pebble ataupun boulder.

Pellet, mempunyai bentuk membundar sampai eliptis memperlihatkan bentuk

dan ukuran yang seragam, disamping itu pellet tidak mempunyai struktur

dalam. Ukuran Pellet antara 0,03 – 0,2 mm, lebih besar daripada itu sampai

cobble/boulder adalah intraklast.

Oolit, mempunyai bentuk yang membundar dan mempunyai atau

memperlihatkan struktur berlapis yang tebal. Ukuran oolit relatif sama atau

lebih besar dari pellet (30 – 40 mk).

Fossil

Page 9: laporan acara 5

2. Microcrystalline allochemical rocks

Batu gamping ini identik dengan batupasir lempungan ataupun konglomerat

dan terbentuk pada lingkungan pengendapan yang dipengaruhi oleh arus yang tidak

begitu kuat dan cepat. Kadang-kadang juga disebut material terrigen adalah semua

bahan berasal dari luar cekungan atau pengendapan. Komponen dari material ini

terdiri dari :

Mikrit, mempunyai diameter butir antara 0,001 – 0,004 mm, sering

memperlihatkan warna kecoklatan dalam sayatan tipis. Mikrit sebagian besar

terbentuk oleh hasil presipitasi kimiawi ataupun biokimia. Mikrit tersebut

akan terbentuk dan mengendap ke dasar laut pada kondisi arus yang lemah.

Sparit, mempunyai ukuran butir lebih besar dari pada 0,004 mm dan

memperlihatkan kenampakan yang jernih dalam sayatan tipis.

3. Mikrokristalin rocks

Batu gamping ini identik dengan batu lempung dan terbentuk pada

lingkungan yang tidak dipengaruhi oleh arus yang kuat. Pada daerah

pengendapannya pada laut amat dangkal, daerah lagoon yang terlindung oleh lereng

yang landai dan terendam serta mempunyai tingkat kedalaman yang sedang.

Dunham (1962) membagi batuan karbonat dalam dua kelompok utama yang

dicirikan sebagai berikut :

Komponen asal terikat satu sama lain selama pengendapan.

Komponen asal tidak terikat satu sama lain selama pengendapan.

Page 10: laporan acara 5

Kelompok pertama disebut Boundstone, sedangkan kelompok kedua disebut

Mudstone, Wackestone, Packstone dan Grainstone yang tergantung dari jumlah

butiran, jenis matriks dan posisi antara butir (saling bersentuhan atau mengambang).

Batuan karbonat yang mengalami kristalisasi kuat, sehingga tekstur asal tidak dapat

dikenali lagi disebut gamping kristalin.

Gambar 2.2. Klasifikasi Duham

2.3 Batuan Karbonat Sebagai Batuan Reservoar

Reservoir adalah suatu tempat terakumulasinya minyak dan gas bumi. Pada

umumnya reservoir minyak memiliki karakteristik yang berbeda-beda tergantung

dari komposisi, temperature dan tekanan pada tempat dimana terjadi akumulasi

hidrokarbon didalamnya. Suatu reservoir minyak biasanya mempunyai tiga unsur

Page 11: laporan acara 5

utama yaitu adanya batuan reservoir, lapisan penutup dan perangkap. Beberapa

syarat terakumulasinya minyak dan gas bumi adalah :

1. Adanya batuan Induk (Source Rock)

Merupakan batuan sedimen yang mengandung bahan organik seperti sisa-sisa

hewan dan tumbuhan yang telah mengalami proses pematangan dengan waktu yang

sangat lama sehingga menghasilkan minyak dan gas bumi.

2. Adanya batuan waduk (Reservoir Rock)

Merupakan batuan sedimen yang mempunyai pori, sehingga minyak dan gas

bumi yang dihasilkan batuan induk dapat masuk dan terakumulasi.

3. Adanya struktur batuan perangkap

Merupakan batuan yang berfungsi sebagai penghalang bermigrasinya minyak

dan gas bumi lebih jauh.

4. Adanya batuan penutup (Cap Rock)

Merupakan batuan sedimen yang tidak dapat dilalui oleh cairan

(impermeable), sehingga minyak dan gas bumi terjebak dalam batuan tersebut.

5. Adanya jalur migrasi

Merupakan jalan minyak dan gas bumi dari batuan induk sampai

terakumulasi pada perangkap.

Batuan karbonat merupakan salah satu batuan reservoar yang penting untuk

minyak dan gas bumi. Batuan karbonat merupakan batuan yang sangat mudah

dikenai proses-proses diagenesa (pelarutan, sementasi, dsb), hal ini disebabkan antara

Page 12: laporan acara 5

lain oleh adanya variasi kestabilan mineral karbonat. Proses diagenesa ini meliputi

pelarutan dan sementasi yang dapat mempengaruhi porositasnya sehingga berubah

dari porositas pada saat awal diendapkan (porositas primer). Perubahan tersebut

meliputi penghancuran atau pembentukan pori. Akibatnya porositas batuan karbonat

tidak hanya diinterpretasikan dari sejarah pengendapannya tetapi juga dari sejarah

diagenesanya.

Proses diagenesa yang terjadi pada batuan karbonat terjadi pada lingkungan

tertentu dan akan menghasilkan produk diagenesa dengan ciri tertentu pula. Proses

diagenesa pada batuan karbonat terjadi di berbagai lingkungan diagenesa serta

tahaptahap diagenesa dan hal ini berpengaruh terhadap perkembangan sistem pori

dalam batuan karbonat, baik pengaruhnya terhadap pembentukan serta pengurangan

porositas sehingga hal ini akan berkaitan dengan kualitasnya sebagai suatu batuan

reservoar. Besarnya porositas pada suatu reservoar akan berpengaruh terhadap

recovery efficiency reservoar tersebut, sehingga penting sekali untuk mengetahui

atau memprediksi besarnya porositas dari suatu proses diagenesa.

Page 13: laporan acara 5

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

3.1.1 Sampel Pertama

Nomor Peraga : BT 6 PGNama : Rizki Azizah AM Acara : Batuan Sedimen Karbonat NIM : D611 13 308Tipe Batuan (Rock Type) : Batuan Sedimen KarbonatKlasifikasi (Classification) : Dunham, 1962Mikroskopis (Microscopic) :Berwarna colorless, ukuran mineral 0,04 mm, warna interferensi berwarna orange, intensitas tinggi, relief sedang dan komponen batuan terdiri dari skeletal grain, non skeletal grain dan mineral berupa kalsit.

Deskripsi Mineralogi (Mineralogy Of Description)Komponen Batuan Sedimen

KarbonatCompotition of Carbonate

Sedimentary Rock

JumlahAmount

(%)

Keterangan Optik mineralDescription of Optical Mineralogy

Grain Supported (A1) 85Berwarna kuning, warna interferensi cokelat, bentuk memanjang dengan nama nummulites.

Mud Supported 7,67Berwarna cokelat muda, warna interferensi cokelat tua, bentuk bulat dengan jenis peloid.

Mikrit 3,67Berwarna cokelat, tidak ada pleokrisme, berbintik-bintik.

Sparit (D4) 4,33

Berwarna kuning kecokelatan, tidak ada pleokrisme, intensitas sedang, relief rendah, indeks bias nmin>ncb, warna interferensi hijau kekuningan, belahan tidak ada, sudut gelapan 37o, jenis gelapan miring dengan nama mineral Calcite.

4

5

6

7

8

9

10

11

12

Page 14: laporan acara 5

12.1.1 Sampel Kedua

Nomor Peraga : MS 5Nama : Rizki Azizah AM Acara : Batuan Sedimen Karbonat NIM : D611 13 308Tipe Batuan (Rock Type) : Batuan Sedimen KarbonatKlasifikasi (Classification) : Dunham, 1962Mikroskopis (Microscopic) :Berwarna kuning, ukuran mineral 0,2 mm-0,4 mm, warna interferensi berwarna hijau kekuningan , intensitas tinggi, relief sedang dan komponen batuan terdiri dari kristal mineral berupa kalsit.

Deskripsi Mineralogi (Mineralogy Of Description)Komponen Batuan Sedimen

KarbonatCompotition of Carbonate

Sedimentary Rock

JumlahAmount

(%)

Keterangan Optik mineralDescription of Optical Mineralogy

Kristal (B1) 95

Berwarna kuning kecokelatan, tidak ada pleokrisme, intensitas sedang, relief rendah, indeks bias nmin>ncb, warna interferensi hijau kekuningan, belahan tidak ada, sudut gelapan 60o, jenis gelapan miring dengan nama mineral Calcite.

Mikrit (A6) 5Berwarna cokelat, tidak ada pleokrisme, berbintik-bintik.

13

14

15

16

17

18 3.1.3 Sampel Ketiga

Nomor Peraga : 6.8 Nama : Rizki Azizah AM Acara : Batuan Sedimen Karbonat NIM : D611 13 308Tipe Batuan (Rock Type) : Batuan Sedimen KarbonatKlasifikasi (Classification) : Dunham, 1962Mikroskopis (Microscopic) :Berwarna orange, ukuran mineral 0,02 mm – 1 mm, warna interferensi berwarna hijau kecokelatan, intensitas sedang, belahan tidak ada, pecahan tidak ada, relief rendah dan komponen batuan terdiri dari skeletal grain, non skeletal grain dan mineral berupa kalsit.

Deskripsi Mineralogi (Mineralogy Of Description)Komponen Batuan Sedimen

KarbonatCompotition of Carbonate

JumlahAmount

(%)

Keterangan Optik mineralDescription of Optical Mineralogy

Page 15: laporan acara 5

Sedimentary Rock

Grain Supported (A2) 12,67Berwarna kuning, warna interferensi cokelat, bentuk tube dengan nama bryozoa dan nummulites.

Mud Supported 70Berwarna cokelat muda, warna interferensi cokelat tua, bentuk bulat dengan jenis peloid.

Mikrit 4,33Berwarna orange, ukuran 0,02 mm, tidak ada pleokrisme, berbintik-bintik.

Sparit (G2) 4,33

Berwarna kuning kecokelatan, tidak ada pleokrisme, intensitas sedang, relief rendah, indeks bias nmin>ncb, warna interferensi hijau kekuningan, belahan tidak ada, sudut gelapan 35o, jenis gelapan miring dengan nama mineral Calcite.

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

3.2 Pembahasan

3.2.1 Sampel Pertama

Berdasarkan pengamatan pada sampel pertama nomor peraga BT 6 PG dengan

ciri-ciri berwarna colorless, ukuran mineral 0,04 mm, warna interferensi berwarna

orange, intensitas tinggi, relief sedang dan komponen batuan terdiri dari skeletal

grain, non skeletal grain dan mineral berupa kalsit dengan persentase sebagai berikut:

Komponen

Batuan Sedimen

Karbonat

I (%) II (%) III (%)Rata-Rata

(%)

Grain Supported 85 80 90 85

Page 16: laporan acara 5

Mud Supported 7 10 6 7,67

Mikrit 3 3 5 3,67

Sparit 5 5 3 4,33

Berdasarkan komposisi batuan yang ada, maka nama batuannya adalah

Grainstone(Dunham, 1962).

Grainstone terbentuk pada kondisi energi yang tinggi, butiran-produktif

lingkungan di mana lumpur tidak dapat terakumulasi, terdapat pada arus yang putus

butir dan melewati lumpur pada lingkungan.Grainstone mempunyai tekstur berpori

dan dikenal sebagai karbonat yang terdapat pada sekitar pantai.

3.2.2 Sampel Kedua

Berdasarkan pengamatan pada sampel kedua nomor peraga MS 5 dengan ciri-

ciri berwarna kuning, ukuran mineral 0,2 mm-0,4 mm, warna interferensi berwarna

hijau kekuningan , intensitas tinggi, relief sedang dan komponen batuan terdiri dari

kristal mineral berupa kalsit dengan persentase sebagai berikut:

Page 17: laporan acara 5

Komponen

Batuan Sedimen

Karbonat

I (%) II (%) III (%)Rata-Rata

(%)

Kristal 95 95 95 95

Mikrit 5 5 5 5

Berdasarkan komposisi batuan yang ada, maka nama batuannya adalah

Crystalline(Dunham, 1962).

Batuan karbonat kelompok ini berdasarkan diagenetiknya, yaitu jika

komponen penyusunnya tidak lagi memperlihatkan tekstur asalnya. Kelompok

batuan ini dikenal sebagai kristallin karbonat yang kristallinnya berupa calcite.

3.2.3 Sampel Ketiga

Berdasarkan pengamatan pada sampel ketiga nomor peraga 6.8 dengan

Berwarna orange, ukuran mineral 0,02 mm – 1 mm, warna interferensi berwarna

hijau kecokelatan, intensitas sedang, belahan tidak ada, pecahan tidak ada, relief

Page 18: laporan acara 5

rendah dan komponen batuan terdiri dari skeletal grain, non skeletal grain dan

mineral berupa kalsit dengan persentase sebagai berikut:

Komponen

Batuan Sedimen

Karbonat

I (%) II (%) III (%)Rata-Rata

(%)

Grain Supported 15 10 13 12,67

Mud Supported 75 65 70 70

Mikrit 5 3 5 4,33

Sparit 5 5 3 4,33

Berdasarkan komposisi batuan yang ada, maka nama batuannya adalah

Wackestone(Dunham, 1962).

Wackestone adalah matriks yang didukung batuan karbonat yang

mengandung lebih dari 10% allochems dalam matriks lumpur karbonat.Wackestone

merupakan lumpur didukung batu kapur yang mengandung butiran karbonat lebih

Page 19: laporan acara 5

dari 10% (lebih besar dari 20 mikron) "mengambang" dalam matriks lumpur halus-

halus kapur.

Page 20: laporan acara 5

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum acara ini adalah:

1. Mineral penciri dari batuan karbonat adalah mineral yang mengandung CaCO3,

seperti kalsit, dolomit dan aragonit.

2. Nama batuan yang diamati pada preparat, preparat BT.6 PG adalah Grainstone,

preparat MS 5 adalah Crystalline, dan 6.8 adalah Wackestone yang penamaan

batuannya berdasarkan klasifikasi Dunham, 1962.

4.2 Saran

4.2.1 Untuk Asisten

Metode yang digunakan oleh para asisten ketika melakukan asistensi dilakukan

dengan efektif,

4.2.2 Untuk Laboratorium

Kebersihan ruangan tetap dijaga dan fasilitas lebih diperbanyak.

Page 21: laporan acara 5

DAFTAR PUSTAKA

Graha, Doddy S. 1987. Batuan dan Mineral. Bandung: Penerbit Nova.

Irfan, U. R. 2015. Penuntun Praktikum Mineral Optik. Makassar: Laboratorium

Petrografi Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas

Hasanuddin.

Koist. 2012. Karbonat Oh Karbonat. https://thekoist.wordpress.com/2012/05

/21/karbonat-oh-karbonat-sedikit-tentang-tetek-bengeknya/ Diakses pada

Minggu, 8 November 2015 pukul 23.35 WITA

Page 22: laporan acara 5

L

A

M

P

I

R

A

N