lapkas ulkus kornea

36
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ulkus kornea adalah keadaan patologik kornea yang ditandai oleh adanya infiltrat supuratif disertai defek kornea bergaung, diskontinuitas jaringan kornea dapat terjadi dari epitel sampai stroma .Ulkus kornea adalah suatu kondisi yang berpotensi menyebabkan kebutaan yang membutuhkan penatalaksanaan secara langsung. 4 Data Badan Kesehatan Dunia (WHO) 2011 menyebutkan saat ini terdapat 285 juta orang menderita gangguan penglihatan, 39 juta diantaranya mengalami kebutaan. Sembilan puluh persen penderitanya berada di negara berkembang. Ekstrapolasi perkiraan India lanjut ke seluruh Afrika dan Asia, jumlah ulkus kornea yang terjadi setiap tahunnya di negara berkembang dengan cepat mendekati 1,5-2 juta, dan jumlah sebenarnya mungkin lebih besar. 4,5 . Ulkus kornea yang luas memerlukan penanganan yang tepat dan cepat untuk mencegah perluasan ulkus dan timbulnya komplikasi berupa descematokel, perforasi, endoftalmitis, bahkan kebutaan. Ulkus kornea yang sembuh akan menimbulkan kekeruhan kornea dan merupakan penyebab kebutaan nomor lima 1

Upload: eka-ranida-sari

Post on 19-Dec-2015

24 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

ophtamology

TRANSCRIPT

Page 1: lapkas ulkus kornea

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ulkus kornea adalah keadaan patologik kornea yang ditandai oleh

adanya infiltrat supuratif disertai defek kornea bergaung, diskontinuitas

jaringan kornea dapat terjadi dari epitel sampai stroma.Ulkus kornea adalah

suatu kondisi yang berpotensi menyebabkan kebutaan yang membutuhkan

penatalaksanaan secara langsung.4

Data Badan Kesehatan Dunia (WHO) 2011 menyebutkan saat ini

terdapat 285 juta orang menderita gangguan penglihatan, 39 juta

diantaranya mengalami kebutaan. Sembilan puluh persen penderitanya

berada di negara berkembang. Ekstrapolasi perkiraan India lanjut ke seluruh

Afrika dan Asia, jumlah ulkus kornea yang terjadi setiap tahunnya di negara

berkembang dengan cepat mendekati 1,5-2 juta, dan jumlah sebenarnya

mungkin lebih besar.4,5

. Ulkus kornea yang luas memerlukan penanganan yang tepat dan

cepat untuk mencegah perluasan ulkus dan timbulnya komplikasi berupa

descematokel, perforasi, endoftalmitis, bahkan kebutaan. Ulkus kornea yang

sembuh akan menimbulkan kekeruhan kornea dan merupakan penyebab

kebutaan nomor lima di Indonesia. Kekeruhan kornea ini terutama

disebabkan oleh infeksi mikroorganisme berupa bakteri, jamur, dan virus

dan bila terlambat didiagnosis atau diterapi secara tidak tepat akan

mengakibatkan kerusakan stroma dan meninggalkan jaringan parut yang

luas yang akhirnya mengarah pada kebutaan fungsional. Kebanyakan

gangguan penglihatan ini dapat dicegah, namun hanya bila diagnosis

penyebabnya ditetapkan secara dini dan diobati secara memadai.5

BAB II

1

Page 2: lapkas ulkus kornea

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi dan Fisiologi Kornea

Gambar 2.1

Gambar kornea dan bagian-bagian di sekitar kornea

a. Anatomi dan Fisiologi Kornea

Kornea adalah jaringan transparan, yang ukurannya sebanding dengan

kristal sebuah jam tangan kecil. Kornea ini disisipkan ke sklera di limbus,

lengkung melingkar pada persambungan ini disebut sulkus skleraris. Kornea

dewasa rata-rata mempunyai tebal 0,52 mm di tengah, sekitar 0,65 mm di

tepi, dan diameternya sekitar 12,5 mm.Dari anterior ke posterior, kornea

mempunyai lima lapisan yang berbeda-beda: lapisan epitel (yang

bersambung dengan epitel konjungtiva bulbaris), lapisan Bowman, stroma,

membran Descement, dan lapisan endotel. Batas antara sklera dan kornea

disebut limbus kornea. Kornea merupakan lensa cembung dengan kekuatan

refraksi sebesar + 43 dioptri.1

2

Kornea

Page 3: lapkas ulkus kornea

Gambar 2.2 Anatomi Kornea

Kornea terdiri dari 5 lapisan dari luar ke dalam:

1. Lapisan epitel

- Tebalnya 40 µm , terdiri atas 5 lapis sel epitel tidak bertanduk yang

saling tumpang tindih; satu lapis sel basal, sel polygonal dan sel gepeng.

- Pada sel basal sering terlihat mitosis sel, dan sel muda ini terdorong

kedepan menjadi lapis sel sayap dan semakin maju kedepan menjadi sel

gepeng, sel basal berikatan erat dengan sel basal disampingnya dan sel

polygonal didepannya melalui desmosom dan makula okluden; ikatan ini

menghambat pengaliran air, elektrolit dan glukosa yang merupakan

barrier.

- Sel basal menghasilkan membrane basal yang melekat erat kepadanya.

Bila terjadi gangguan akan menghasilkan erosi rekuren.

- Epitel berasal dari ektoderm permukaan.

2. Membran Bowman

- Lapisan Bowman adalah lapisan yang terkuat dan terbentuk dari lapisan

fibril kolagen yang tersusun secara random.

- Ketebalan lapisan ini sekitar 8-14 mikro meter. Bila terjadi luka yang

mengenai bagian ini maka akan digantikan dengan jaringan parut karena

tidak memiliki daya regenerasi.

3. Jaringan Stroma

- Terdiri atas lamela yang merupakan susunan kolagen yang sejajar satu

dengan yang lainnya. Pada permukaan terlihat anyaman yang teratur

sedang dibagian perifer serat kolagen ini bercabang; terbentuknya

3

Page 4: lapkas ulkus kornea

kembali serat kolagen memakan waktu lama yang kadang-kadang sampai

15 bulan. Keratosit merupakan sel stroma kornea yang merupakan

fibroblast terletak diantara serat kolagen stroma. Diduga keratosit

membentuk bahan dasar dan serat kolagen dalam perkembangan embrio

atau sesudah trauma. Jenis kolagen yang dibentuk adalah tipe I, III dan

VI.

- Transparansi kornea juga ditentukan dengan menjaga kandungan air di

stroma sebesar 78%.

4. Membran Descement

- Merupakan membrana aselular dan merupakan batas belakang stroma

kornea dihasilkan sel endotel dan merupakan membrane basalnya.

- Bersifat sangat elastis dan berkembang terus seumur hidup, mempunyai

tebal 40 µm.

5. Endotel

- Berasal dari mesotelium, berlapis satu, bentuk heksagonal, besar 20-40

m. Endotel melekat pada membran descement melalui hemidosom dan

zonula okluden.

- Sel endotel mempunyai fungsi transport aktif air dan ion yang

menyebabkan stroma menjadi relatif dehidrasi sehingga terus menjaga

kejernihan kornea.

Gambar 2.3 Potongan Melintang Kornea

4

Page 5: lapkas ulkus kornea

Kornea dipersarafi oleh banyak saraf sensorik terutama berasal dari saraf siliar

longus, saraf nasosiliar, saraf ke V, saraf siliar longus berjalan supra koroid,

masuk ke dalam stroma kornea, menembus membran Bowman melepaskan

selubung Schwannya. Bulbus Krause untuk sensasi dingin ditemukan

diantaranya. Daya regenerasi saraf sesudah dipotong di daerah limbus terjadi

dalam waktu 3 bulan.1

Sumber nutrisi kornea adalah pembuluh-pembuluh darah limbus, humour

aquous, dan air mata. Kornea superfisial juga mendapat oksigen sebagian besar

dari atmosfir. Transparansi kornea dipertahankan oleh strukturnya seragam,

avaskularitasnya dan deturgensinya.1,2

Kornea berfungsi sebagai membran pelindung dan jendela yang dilalui

berkas cahaya menuju retina. Sifat tembus cahayanya disebabkan strukturnya

yang uniform, avaskuler dan deturgenes. Deturgenes, atau keadaan dehidrasi

relative jaringan kornea dipertahankan oleh pompa bikarbonat aktif pada endotel

dan oleh fungsi sawar epitel dan endotel. Endotel lebih penting daripada epitel

dalam mekanisme dehidrasi dan cidera kimiawi atau fisik pada endotel jauh lebih

berat daripada cedera pada epitel. Kerusakan sel-sel endotel menyebabkan edema

kornea dan hilangnya sifat transparan. Sebaliknya cedera pada epitel hanya

menyebabkan edema lokal stroma kornea sesaat yang akan menghilang bila sel-

sel epitel itu telah beregenerasi. Penguapan air dari film air mata prakornea akan

mengkibatkan film air mata akan menjadi hipertonik; proses itu dan penguapan

langsung adalah faktor-faktor yang yang menarik air dari stroma kornea

superfisialis untuk mempertahankan keadaan dehidrasi.1,2

Penetrasi kornea utuh oleh obat bersifat bifasik. Substansi larut lemak

dapat melalui epitel utuh, dan substansi larut air dapat melalui stroma yang utuh.

Karenanya agar dapat melalui kornea, obat harus larut lemak dan larut air

sekaligus.1

2.2. Definisi Ulkus Kornea

Ulkus kornea adalah hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian

jaringan kornea, yang ditandai dengan adanya infiltrat supuratif disertai defek

5

Page 6: lapkas ulkus kornea

kornea bergaung, dan diskontinuitas jaringan kornea yang dapat terjadi dari epitel

sampai stroma.1,2

Ulkus kornea adalah suatu kondisi yang berpotensi menyebabkan kebutaan

yang membutuhkan penatalaksanaan secara langsung.3

2.3. Etiologi Ulkus Kornea1,2,3,4

a. Infeksi

Infeksi Bakteri : P. aeraginosa, Streptococcus pneumonia dan spesies

Moraxella merupakan penyebab paling sering. Hampir semua ulkus

berbentuk sentral. Gejala klinis yang khas tidak dijumpai, hanya sekret

yang keluar bersifat mukopurulen yang bersifat khas menunjukkan

infeksi P aeruginosa.

Infeksi Jamur : disebabkan oleh Candida, Fusarium, Aspergilus,

Cephalosporium, dan spesies mikosis fungoides.

Infeksi virus

Ulkus kornea oleh virus herpes simplex cukup sering dijumpai. Bentuk

khas dendrit dapat diikuti oleh vesikel-vesikel kecil dilapisan epitel yang

bila pecah akan menimbulkan ulkus. Ulkus dapat juga terjadi pada

bentuk disiform bila mengalami nekrosis di bagian sentral. Infeksi virus

lainnya varicella-zoster, variola, vacinia (jarang).

Acanthamoeba

Acanthamoeba adalah protozoa hidup bebas yang terdapat didalam air

yang tercemar yang mengandung bakteri dan materi organik. Infeksi

kornea oleh acanthamoeba adalah komplikasi yang semakin dikenal pada

pengguna lensa kontak lunak, khususnya bila memakai larutan garam

buatan sendiri. Infeksi juga biasanya ditemukan pada bukan pemakai

lensa kontak yang terpapar air atau tanah yang tercemar.

b. Noninfeksi

Bahan kimia, bersifat asam atau basa tergantung PH.

Bahan asam yang dapat merusak mata terutama bahan anorganik,

organik dan organik anhidrat. Bila bahan asam mengenai mata maka

6

Page 7: lapkas ulkus kornea

akan terjadi pengendapan protein permukaan sehingga bila

konsentrasinya tidak tinggi maka tidak bersifat destruktif. 1,2

Pada bahan alkali antara lain amonia, cairan pembersih yang

mengandung kalium/natrium hidroksida dan kalium karbonat akan terjadi

penghancuran kolagen kornea. Trauma basa biasanya lebih berat

daripada trauma asam, karena bahan-bahan basa memiliki dua sifat yaitu

hidrofilik dan lipolifik dimana dapat mengijinkan  mereka secara cepat

untuk penetrasi sel membran dan masuk ke bilik mata depan, bahkan

sampai retina.3,4

Radiasi atau suhu

Dapat terjadi pada saat bekerja las, dan menatap sinar matahari yang

akan merusak epitel kornea.

Sindrom Sjorgen

Pada sindrom Sjorgen salah satunya ditandai keratokonjungtivitis sicca

yang merupakan suatu keadan mata kering yang dapat disebabkan

defisiensi unsur film air mata (akeus, musin atau lipid), kelainan

permukan palpebra atau kelainan epitel yang menyebabkan timbulnya

bintik-bintik kering pada kornea. Pada keadaan lebih lanjut dapat timbul

ulkus pada kornea dan defek pada epitel kornea terpulas dengan

flurosein.

Defisiensi vitamin A

Ulkus kornea akibat defisiensi vitamin A terjadi karena kekurangan

vitamin A dari makanan atau gangguan absorbsi di saluran cerna dan

ganggun pemanfaatan oleh tubuh.

Obat-obatan

Obat-obatan yang menurunkan mekanisme imun, misalnya;

kortikosteroid, IDU (Iodo 2 dioxyuridine), anestesi lokal dan golongan

imunosupresif.

Kelainan dari membran basal, misalnya karena trauma.

Pajanan (exposure)

Dapat timbul pada situasi apapun dengan kornea yang tidak cukup

dibasahi dan dilindung oleh palpebra.

7

Page 8: lapkas ulkus kornea

Neurotropik

Ulkus yang terjadi akibat gangguan saraf ke V atau ganglion Gaseri.

Pada keadaan ini kornea atau mata menjadi anestetik dan reflek

mengedip hilang. Benda asing pada kornea bertahan tanpa memberikan

keluhan selain daripada itu kuman dapat berkembang biak tanpa ditahan

daya tahan tubuh. Terjadi pengelupasan epitel dan stroma kornea

sehingga menjadi ulkus kornea.

c. Sistem Imun (Reaksi Hipersensitivitas)

SLE

Rheumathoid arthritis

2.4. Klasifikasi Ulkus Kornea1,2,3,4

Berdasarkan lokasi , dikenal ada 2 bentuk ulkus kornea , yaitu:

1. Ulkus kornea sentral

a. Ulkus kornea bakterialis

b. Ulkus kornea fungi

c. Ulkus kornea virus

d. Ulkus kornea acanthamoeba

2. Ulkus kornea perifer

a. Ulkus marginal

b. Ulkus mooren (ulkus serpinginosa kronik/ulkus roden)

c. Ulkus cincin (ring ulcer)

2.4.1. Ulkus Kornea Sentral

a. Ulkus Kornea Bakterialis

Ulkus Streptokokus :

Ulkus kornea sentral yang disebabkan Streptococcus Beta-Hemolyticus

tidak memiliki ciri khas. Stroma kornea di sekitarnya sering menunjukkan infiltrat

dan sembab, dan biasanya terdapat hipopion berukuran sedang.Kerokan

menampakkan kokus gram-positif dalam bentuk rantai.Ulkus bewarna kuning

keabu-abuan berbentuk cakram dengan tepi ulkus yang menggaung. Ulkus cepat

menjalar ke dalam dan menyebabkan perforasi kornea, karena eksotoksin yang

dihasilkan oleh streptokok pneumonia.1,2

8

Page 9: lapkas ulkus kornea

Ulkus Stafilokokus :

Banyak di antaranya pada kornea yang telah biasa terkena kortikosteroid

topikal.Ulkusnya sering indolen namun dapat disertai hipopion dan sedikit infiltrat

pada kornea sekitar.Ulkus ini sering superficial , dan dasar ulkus teraba pada saat

dilakukan kerokan.Kerokan mengandung kokus gram positif satu-satu,

berpasangan atau dalam bentuk rantai. Pada awalnya berupa ulkus yang bewarna

putik kekuningan disertai infiltrat berbatas tegas tepat dibawah defek epitel.

Apabila tidak diobati secara adekuat, akan terjadi abses kornea yang disertai

edema stroma dan infiltrasi sel leukosit.1

Ulkus Pseudomonas :

Ulkus kornea pseudomonas berawal sebagai infiltrat kelabu atau kuning di

tempat epitel kornea yang retak.Nyeri yang sangat biasanya menyertainya.Lesi ini

cenderung cepat menyebar ke segala arah karena pengaruh enzim proteolitik yang

dihasilkan organism ini.Meskipun pada awalnya superficial , ulkus ini dapat

mengenai seluruh kornea.Umumnya terdapat hipopion besar yang cenderung

membesar dengan berkembangnya ulkus.Infiltrat dan eksudat mungkin berwarna

hijau kebiruan.Ini akibat pigmen yang dihasilkan organism dan patognomonik

untuk infeksi P aeruginosa.Dapat terjadi pada abrasi kornea minor atau

penggunaan lensa kontak lunak terutama yang dipakai agak lama.Kerokan dari

ulkus mengandung batang gram negative halus panjang yang sering tidak banyak.

Gambar 2.5 Ulkus Kornea Pseudomonas

Ulkus Pneumokokus :

S pneumonia merupakan penyebab ulkus kornea bakteri di banyak bagian

dunia.Ulkus ini sering terdapat pada pasien dengan sumbatan duktus

9

Page 10: lapkas ulkus kornea

nasolakrimalis.Biasanya muncul 24-48 jam setelah inokulasi pada kornea yang

lecet.Infeksi ini secara khas menimbulkan sebuah ulkus berbatas tegas warna

kelabu yang cenderung menyebar secara tak teratur dari tempat infeksi ke sentral

kornea.Batas yang maju menampakkan ulserasi aktif dan infiltrasi sementara batas

yang ditinggalkan mulai sembuh.( Efek merambat ini menimbulkan istilah “ulkus

serpiginosa akut”).Lapis superficial kornea adalah yang pertama terlibat ,

kemudian parenkim bagian dalam.Kornea sekitar ulkus biasanya ada

hipopion.Kerokan dari tepian depan ulkus kornea pneumokokus mengandung

diplokokus berbentuk lancet gram positif.Dakriosistitis yang timbul bersamaan

harus diobati pula.1

Gambar 2.6 Ulkus Kornea Bakterialis dengan hipopion

b.. Ulkus Kornea Fungi

Ulkus fungi itu indolen , dengan infiltrate kelabu , sering dengan hipopion ,

peradangan nyata pada bola mata , ulserasi superficial , dan lesi-lesi satelit

umumnya infiltrat di tempat-tempat yang jauh dari daerah utama ulserasi ).Lesi

utama dan lesi satelit merupakan plak endotel dengan tepian tidak teratur di

bawah lesi kornea utama , disertai reaksi kamera anterior yang hebat dan abses

kornea.Kebanyakan ulkus fungi disebabkan organism oportunis seperti Candida ,

Aspergillus , dan lain-lain.Kerokan dari ulkus kornea fungi kecuali yang

disebabkan Candida mengandung unsure-unsur hypha.Kerokan dari ulkus

Candida umumnya mengandung pseudohyphae atau bentuk ragi yang

menampakkan kuncup-kuncup khas.1

10

Page 11: lapkas ulkus kornea

Gambar 2.7 Ulkus Kornea Fungi

c. Ulkus Kornea Virus

Ulkus Kornea Herpes Zoster :

Biasanya diawali rasa sakit pada kulit dengan perasaan lesu. Gejala ini

timbul satu 1-3 hari sebelum timbulnya gejala kulit. Pada mata ditemukan

vesikel kulit dan edem palpebra, konjungtiva hiperemis, kornea keruh akibat

terdapatnya infiltrat subepitel dan stroma. Infiltrat dapat berbentuk dendrit

yang bentuknya berbeda dengan dendrit herpes simplex. Dendrit herpes

zoster berwarna abu-abu kotor dengan fluoresin yang lemah. Kornea hipestesi

tetapi dengan rasa sakit keadaan yang berat pada kornea biasanya disertai

dengan infeksi sekunder.1

Ulkus Kornea Herpes simplex :

Ada dua bentuk yaitu primer dan rekurens.Perjalanan klinik dapat

berlangsung lama karena stroma kornea kurang vaskuler , sehingga

menghambat migrasi limfosit dan makrofag ke tempat lesi.Infeksi okuler

HSV pada hospes imunokompeten biasanya sembuh sendiri namun pada

hospes yang secara imunologik tidak kompeten , termasuk pasien yang

diobati dengan kortikosteroid topikal , perjalanan penyakitnya mungkin

menahun dan dapat merusak.Penyakit stroma dan endotel tadinya diduga

hanyalah respons imunologik terhadap partikel virus atau perubahan seluler

akibat virus namun sekarang bukti menunjukkan infeksi virus aktif dapat

timbul di dalam stroma dan juga sel-sel endotel , selain di jaringan lain dalam

segmen anterior seperti iris dan endotel trabekel.Kortikosteroid topikal dapat

mengendalikan respons peradangan yang merusak namun memberi peluang

terjadinya replikasi virus.Jadi setiap kali menggunakan kortikosteroid

11

Page 12: lapkas ulkus kornea

topikal , harus ditambahkan obat anti-viral.Kebanyakan infeksi HSV pada

kornea disebabkan HSV tipe 1 ( penyebab herpes labialis ) namun beberapa

kasus pada bayi dan dewasa dilaporkan disebabkan HSV tipe 2 ( penyebab

herpes genitalis ).Lesi kornea kedua jenis ini tidak dapat dibedakan.1

Ulkus dendritik terjadi pada epitel kornea memiliki percabangan linear

khas dengan tepian kabur , memiliki bulbus-bulbus terminalis pada

ujungnya.Pemulasan floresein memudahkan melihat dendrit.Ulserasi

geografik sebentuk penyakit menahun yang lesi dendritiknya berbentuk lebih

lebar.Tepian ulkus tidak kabur.Sensasi kornea menurun.1

Gambar 2.8 Ulkus Kornea Dendritik

Gambar 2.9 Ulkus Kornea Herpetik

d.Ulkus Kornea Acanthamoeba

Acanthamoeba adalah protozoa hidup bebas yang terdapat di dalam air

tercemar yang mengandung bakteri.Komplikasi pada pengguna lensa kontak lunak

khususnya bila memakai larutan garam buatan sendiri.Infeksi ini juga pada yang

terpapar pada air yang tercemar.Gejala awal adalah rasa sakit yang tidak

sebanding dengan temuan kilniknya yaitu kemerahan dan fotofobia.Tanda klinik

khas adalah ulkus kornea indolen , cincin stroma dan infiltrate

perineural.Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan kerokan dan biakan.Biopsi

kornea mungkin diperlukan.Sediaan histopatologik menampakkan adanya kista

atau trofozoit.1,2

12

Page 13: lapkas ulkus kornea

Gambar 2.10 Ulkus Kornea Acanthamoeba

2.5.2. Ulkus Kornea Perifer

a. Ulkus Marginal

Kebanyakan ulkus kornea marginal bersifat jinak namun sangat sakit.Ulkus

ini timbul akibat konjungtivitis bakteri akut atau menahun khususnya

blefarokonjungtivitis stafilokok.Namun ulkus ini bukan proses infeksi dan

kerokan tidak mengandung bakteri penyebab.Ulkus timbul akibat sensitisasi

terhadap produk bakteri di mana antibody dari pembuluh limbus bereaksi dengan

antigen yang telah berdifusi melalui epitel kornea.Infiltrat mulai berupa infiltrat

linear atau lonjong terpisah dari limbus oleh interval bening dan hanya pada

akhirnya menjadi ulkus dan mengalami vaskularisasi.Proses ini sembuh sendiri

umumnya setelah 7 sampai 10 hari namun yang menyertai blefarokonjungtivitis

stafilokok umumnya kambuh.1,2

Gambar 2.11 Ulkus Marginal

b. Ulkus Mooren

Penyebab ulkus Mooren belum diketahui namun diduga autoimun.Paling

sering terdapat pada usia tua namun tidak berhubungan dengan penyakit sistemik

yang sering diderita orang tua.Ulkus ini tidak responsive terhadap antibiotic atau

kortikosteroid.1,2

13

Page 14: lapkas ulkus kornea

A

B

C

Gambar 2.12 Mooren's Ulcer (A : Gambaran awal ulkus Mooren, B :

Gambaran lanjut Ulkus Mooren, C: Ulkus Mooren dengan penyebaran lesi

ke tengah)

c. Ring Ulcer

Terlihat injeksi perikorneal sekitar limbus. Di kornea terdapat ulkus

yang berbentuk melingkar dipinggir kornea, di dalam limbus, bisa dangkal

atau dalam, kadang-kadang timbul perforasi. Ulkus marginal yang banyak

14

Page 15: lapkas ulkus kornea

kadang-kadang dapat menjadi satu menyerupai ring ulcer. Perjalanan

penyakitnya menahun.1,3

Gambar 2.13 Ulcer Ring

2.6. Patofisiologi

Kornea merupakan bagian anterior dari mata, yang harus dilalui

cahaya, dalam perjalanan pembentukan bayangan di retina, karena jernih,

sebab susunan sel dan seratnya tertentu dan tidak ada pembuluh darah.

Biasan cahaya terutama terjadi di permukaan anterior dari kornea.

Perubahan dalam bentuk dan kejernihan kornea, segera mengganggu

pembentukan bayangan yang baik di retina. Oleh karenanya kelainan sekecil

apapun di kornea, dapat menimbulkan gangguan penglihatan yang hebat

terutama bila letaknya di daerah pupil.1,3

Karena kornea avaskuler, maka pertahanan pada waktu peradangan

tidak segera datang, seperti pada jaringan lain yang mengandung banyak

vaskularisasi. Maka badan kornea, wandering cell dan sel-sel lain yang

terdapat dalam stroma kornea, segera bekerja sebagai makrofag, baru

kemudian disusul dengan dilatasi pembuluh darah yang terdapat dilimbus

dan tampak sebagai injeksi perikornea. Sesudahnya baru terjadi infiltrasi

dari sel-sel mononuclear, sel plasma, leukosit polimorfonuklear (PMN),

yang mengakibatkan timbulnya infiltrat, yang tampak sebagai bercak

berwarna kelabu, keruh dengan batas-batas tak jelas dan permukaan tidak

licin, kemudian dapat terjadi kerusakan epitel dan timbullah ulkus kornea.

Kornea mempunyai banyak serabut saraf maka kebanyakan lesi pada

kornea baik superfisial maupun profunda dapat menimbulkan rasa sakit dan

fotofobia. Rasa sakit juga diperberat dengan adanya gesekan palpebra

(terutama palbebra superior) pada kornea dan menetap sampai sembuh.

15

Page 16: lapkas ulkus kornea

Kontraksi bersifat progresif, regresi iris, yang meradang dapat menimbulkan

fotofobia, sedangkan iritasi yang terjadi pada ujung saraf kornea merupakan

fenomena reflek yang berhubungan dengan timbulnya dilatasi pada

pembuluh iris.1,3

Penyakit ini bersifat progresif, regresif atau membentuk jaringan

parut. Infiltrat sel leukosit dan limfosit dapat dilihat pada proses progresif.

Ulkus ini menyebar kedua arah yaitu melebar dan mendalam. Jika ulkus

yang timbul kecil dan superficial maka akan lebih cepat sembuh dan daerah

infiltrasi ini menjadi bersih kembali, tetapi jika lesi sampai ke membran

Bowman dan sebagian stroma maka akan terbentuk jaringan ikat baru yang

akan menyebabkan terjadinya sikatrik.1,3

2.7. Manifestasi Klinis9

Gejala klinis pada ulkus kornea secara umum dapat berupa :

2.7.1. Gejala Subjektif

a. Eritema pada kelopak mata dan konjungtiva

b. Sekret mukopurulen

c. Merasa ada benda asing di mata

d. Pandangan kabur

e. Mata berair

f. Bintik putih pada kornea, sesuai lokasi ulkus

g. Silau

h. Nyeri

i. Infiltat yang steril dapat menimbulkan sedikit nyeri, jika ulkus

terdapat pada perifer kornea dan tidak disertai dengan robekan

lapisan epitel kornea.

2.7.2. Gejala Objektif

a. Injeksi siliar

16

Page 17: lapkas ulkus kornea

b. Hilangnya sebagian jaringan kornea, dan adanya infiltrat

c. Hipopion

2.8. Diagnosis Ulkus Kornea1,2,3,4

Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan

fisik, pemeriksaan klinis dengan menggunakan slit lamp dan pemeriksaan

laboratorium.3,4

Anamnesis pasien penting pada penyakit kornea, sering dapat

diungkapkan adanya riwayat trauma, benda asing, abrasi, adanya riwayat

penyakit kornea yang bermanfaat, misalnya keratitis akibat infeksi virus

herpes simplek yang sering kambuh. Hendaknya pula ditanyakan riwayat

pemakaian obat topikal oleh pasien seperti kortikosteroid yang merupakan

predisposisi bagi penyakit bakteri, fungi, virus terutama keratitis herpes

simplek. Juga mungkin terjadi imunosupresi akibat penyakit sistemik seperti

diabetes, AIDS, keganasan, selain oleh terapi imunosupresi khusus.3,4

Pada pemeriksaan fisik didapatkan gejala obyektif berupa adanya

injeksi siliar, kornea edema, terdapat infiltrat, hilangnya jaringan kornea.

Pada kasus berat dapat terjadi iritis yang disertai dengan hipopion. 3,4

Disamping itu perlu juga dilakukan pemeriksaan diagnostik seperti :

a. Ketajaman penglihatan

b. Tes refraksi

c. Pemeriksaan slit-lamp

d. Keratometri (pengukuran kornea)

e. Respon reflek pupil

f. Pewarnaan kornea dengan zat fluoresensi.

g. Goresan ulkus untuk analisa atau kultur (pulasan gram, giemsa atau

KOH)

h. Pada jamur dilakukan pemeriksaan kerokan kornea dengan spatula

kimura dari dasar dan tepi ulkus dengan biomikroskop dilakukan

pewarnaan KOH, gram atau Giemsa. Lebih baik lagi dengan biopsi

17

Page 18: lapkas ulkus kornea

jaringan kornea dan diwarnai dengan periodic acid Schiff. Selanjutnya

dilakukan kultur dengan agar sabouraud atau agar ekstrak maltosa.

2.9. Penatalaksanaan Ulkus Kornea1,2,3,4

Ulkus kornea adalah keadaan darurat yang harus segera ditangani oleh

spesialis mata agar tidak terjadi cedera yang lebih parah pada kornea.

Pengobatan pada ulkus kornea tergantung penyebabnya, diberikan obat tetes

mata yang mengandung antibiotik, anti virus, anti jamur, sikloplegik dan

mengurangi reaksi peradangan dengann steroid. Pasien dirawat bila

mengancam perforasi, pasien tidak dapat memberi obat sendiri, tidak

terdapat reaksi obat dan perlunya obat sistemik.1,2

a. Penatalaksanaan ulkus kornea di rumah

- Jika memakai lensa kontak, secepatnya untuk melepaskannya

- Jangan memegang atau menggosok-gosok mata yang meradang

- Mencegah penyebaran infeksi dengan mencuci tangan sesering mungkin

dan mengeringkannya dengan handuk atau kain yang bersih

- Berikan analgetik jika nyeri

b. Penatalaksanaan medis

1.Pengobatan lokal

Benda asing dan bahan yang merangsang harus segera dihilangkan.

Lesi kornea sekecil apapun harus diperhatikan dan diobati sebaik-baiknya.

Konjungtivitis, dakriosistitis harus diobati dengan baik. Infeksi lokal pada hidung,

telinga, tenggorok, gigi atau tempat lain harus segera dihilangkan.

Infeksi pada mata harus diberikan :

Sulfas atropine sebagai salep atau larutan,

Kebanyakan dipakai sulfas atropine karena bekerja lama 1-2 minggu.

Efek kerja sulfas atropine :

- Sedatif, menghilangkan rasa sakit.

- Dekongestif, menurunkan tanda-tanda radang.

- Menyebabkan paralysis M. siliaris dan M. konstriktor pupil.

18

Page 19: lapkas ulkus kornea

Dengan lumpuhnya M. siliaris mata tidak mempunyai daya

akomodasi sehingga mata dalan keadaan istirahat. Dengan

lumpuhnya M. konstriktor pupil, terjadi midriasis sehinggga

sinekia posterior yang telah ada dapat dilepas dan mencegah

pembentukan sinekia posterior yang baru

Analgetik.

Untuk menghilangkan rasa sakit, dapat diberikan tetes pantokain,

atau tetrakain tetapi jangan sering-sering.

Antibiotik

Antibiotik yang sesuai dengan kuman penyebabnya atau yang

berspektrum luas diberikan sebagai salep, tetes atau injeksi

subkonjungtiva. Pada pengobatan ulkus sebaiknya tidak diberikan

salep mata karena dapat memperlambat penyembuhan dan juga dapat

menimbulkan erosi kornea kembali.

Anti jamur

Terapi medika mentosa di Indonesia terhambat oleh terbatasnya

preparat komersial yang tersedia berdasarkan jenis keratomitosis yang

dihadapi bisa dibagi :

1. Jenis jamur yang belum diidentifikasi penyebabnya

: topikal amphotericin B 1, 2, 5 mg/ml, Thiomerosal 10 mg/ml,

Natamycin > 10 mg/ml, golongan Imidazole

2. Jamur berfilamen : topikal amphotericin B,

thiomerosal, Natamicin, Imidazol

3. Ragi (yeast) : amphotericin B, Natamicin, Imidazol

4. Actinomyces yang bukan jamur sejati : golongan

sulfa, berbagai jenis antibiotik.

Anti Viral

Untuk herpes zoster pengobatan bersifat simtomatik diberikan streroid

lokal untuk mengurangi gejala, sikloplegik, antibiotik spektrum luas

untuk infeksi sekunder analgetik bila terdapat indikasi.

19

Page 20: lapkas ulkus kornea

Perban tidak seharusnya dilakukan pada lesi infeksi supuratif karena dapat

menghalangi pengaliran sekret infeksi tersebut dan memberikan media yang baik

terhadap perkembangbiakan kuman penyebabnya. Perban memang diperlukan

pada ulkus yang bersih tanpa sekret guna mengurangi rangsangan.

Untuk menghindari penjalaran ulkus dapat dilakukan :

1. Kauterisasi

a. Dengan zat kimia : Iodine, larutan murni asam karbolik, larutan murni

trikloralasetat

b. Dengan panas (heat cauterisasion) : memakai elektrokauter atau

termophore. Dengan instrumen ini dengan ujung alatnya yang

mengandung panas disentuhkan pada pinggir ulkus sampai berwarna

keputih-putihan.

2. Pengerokan epitel yang sakit

Parasentesa dilakukan kalau pengobatan dengan obat-obat tidak

menunjukkan perbaikan dengan maksud mengganti cairan coa yang lama

dengan yang baru yang banyak mengandung antibodi dengan harapan luka

cepat sembuh. Penutupan ulkus dengan flap konjungtiva, dengan melepaskan

konjungtiva dari sekitar limbus yang kemudian ditarik menutupi ulkus dengan

tujuan memberi perlindungan dan nutrisi pada ulkus untuk mempercepat

penyembuhan. Kalau sudah sembuh flap konjungtiva ini dapat dilepaskan

kembali.3,4

Bila seseorang dengan ulkus kornea mengalami perforasi spontan berikan

sulfas atropine, antibiotik dan balut yang kuat. Segera berbaring dan jangan

melakukan gerakan-gerakan. Bila perforasinya disertai prolaps iris dan

terjadinya baru saja, maka dapat dilakukan :

- Iridektomi dari iris yang prolaps

- Iris reposisi

- Kornea dijahit dan ditutup dengan flap konjungtiva

- Beri sulfas atropin, antibiotik dan balut yang kuat

20

Page 21: lapkas ulkus kornea

Bila terjadi perforasi dengan prolaps iris yang telah berlangsung lama, kita

obati seperti ulkus biasa tetapi prolaps irisnya dibiarkan saja, sampai akhirnya

sembuh menjadi leukoma adherens. Antibiotik diberikan juga secara sistemik.

3. Keratoplasti

Keratoplasti adalah jalan terakhir jika urutan penatalaksanaan diatas

tidak berhasil. Indikasi keratoplasti terjadi jaringan parut yang mengganggu

penglihatan, kekeruhan kornea yang menyebabkan kemunduran tajam

penglihatan, serta memenuhi beberapa kriteria yaitu :

a. Kemunduran visus yang cukup mengganggu aktivitas penderita

b. Kelainan kornea yang mengganggu mental penderita.

c. Kelainan kornea yang tidak disertai ambliopia.

2.10. Komplikasi Ulkus Kornea5,11

Komplikasi yang paling sering timbul berupa:

a. Kebutaan parsial atau komplit dalam waktu sangat singkat

b. Kornea perforasi dapat berlanjut menjadi endoftalmitis dan

panopthalmitis

c. Prolaps iris

d. Sikatrik kornea

e. Katarak

f. Glaukoma sekunder

2.11. Prognosis Ulkus Kornea3,4

Prognosis ulkus kornea tergantung pada tingkat keparahan dan cepat

lambatnya mendapat pertolongan, jenis mikroorganisme penyebabnya, dan

ada tidaknya komplikasi yang timbul. Ulkus kornea yang luas memerlukan

waktu penyembuhan yang lama, karena jaringan kornea bersifat avaskular.

Semakin tinggi tingkat keparahan dan lambatnya mendapat pertolongan

serta timbulnya komplikasi, maka prognosisnya menjadi lebih buruk.

Penyembuhan yang lama mungkin juga dipengaruhi ketaatan penggunaan

obat. Dalam hal ini, apabila tidak ada ketaatan penggunaan obat terjadi pada

penggunaan antibiotika maka dapat menimbulkan resistensi.3,4

21

Page 22: lapkas ulkus kornea

Ulkus kornea harus membaik setiap harinya dan harus disembuhkan

dengan pemberian terapi yang tepat. Ulkus kornea dapat sembuh dengan

dua metode; migrasi sekeliling sel epitel yang dilanjutkan dengan mitosis

sel dan pembentukan pembuluh darah dari konjungtiva. Ulkus superfisial

yang kecil dapat sembuh dengan cepat melalui metode yang pertama, tetapi

pada ulkus yang besar, perlu adanya suplai darah agar leukosit dan fibroblas

dapat membentuk jaringan granulasi dan kemudian sikatrik. 3,4

22

Page 23: lapkas ulkus kornea

BAB III

KESIMPULAN

Ulkus Kornea merupakan hilangnya sebagian permukaan kornea akibat

kematian jaringan kornea, yang ditandai dengan adanya infiltrat supuratif disertai

defek kornea bergaung, dan diskontinuitas jaringan kornea yang dapat terjadi dari

epitel sampai stroma. Ulkus kornea adalah suatu kondisi yang berpotensi

menyebabkan kebutaan yang membutuhkan penatalaksanaan secara langsung.4,6

Ulkus Kornea bisa disebabkan oleh infeksi (bakteri, jamur ,virus dan

Acanthamoeba), noninfeksi ; seperti bahan kimia bersifat asam atau basa

tergantung PH, radiasi atau suhu, Sindrom Sjorgen, defisiensi vitamin, obat-

obatan, pajanan (exposure), neurotropik dan juga bisa disebabkan oleh pengaruh

sistem imun (Reaksi Hipersensitivitas). 4,6

Pengobatan pada ulkus kornea tergantung penyebabnya, diberikan obat tetes

mata yang mengandung antibiotik, anti virus, anti jamur, sikloplegik dan

mengurangi reaksi peradangan dengann steroid. Pasien dirawat bila mengancam

perforasi, pasien tidak dapat memberi obat sendiri, tidak terdapat reaksi obat dan

perlunya obat sistemik. 4,6

Prognosis ulkus kornea tergantung pada tingkat keparahan dan cepat

lambatnya mendapat pertolongan, jenis mikroorganisme penyebabnya, dan ada

tidaknya komplikasi yang timbul. 4,6

DAFTAR PUSTAKA

23

Page 24: lapkas ulkus kornea

1. Biswell R. Ulserasi Kornea. Dalam: Riordan-Eva P, Whitcher JP, editors.

Vaughan & Asbury Oftamologi Umum. Edisi 17. Jakarta: EGC, 2007; 126-

138.

2. Ilyas S. Tukak (Ulkus) Kornea. Dalam Ilmu Penyakit Mata, Edisi 3, Balai

Penerbit FKUI, Jakarta, 2010. 159-167

3. Wijana. N.Ulkus Kornea. Dalam: Ilmu Penyakit Mata, cetakan ke-4, 1989.

Jakarta

4. Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia, Ulkus Kornea dalam : Ilmu

Penyakit Mata Untuk Dokter Umum dan Mahasiswa Kedokteran, edisi ke 2,

Penerbit Sagung Seto, Jakarta,2002

5. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2012, Jakarta. Diunduh dari web

site: http://depkes.go.id/index.php/component/content/article/43-newsslider/

2084-kemenkes-canangkan-hari-pemberantasan-gangguan-penglihatan-dan-

kebutaan-di-indonesia.html. pada tanggal 15 Juni 2013.

6. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2012, Jakarta. Diunduh dari web

site: http://depkes.go.id/index.php/berita/press-release/845-gangguan-

penglihatan-masih-menjadi-masalah-kesehatan.html. pada tanggal 15 Juni

2012

7. Suhardjo, Widodo F, dan Dewi MU. Artikel Tingkat Keparahan Ulkus

Kornea di RS Dr. Sardjito Sebagai Tempat Pelayanan Mata. Diunduh dari

website : http://www.tempo.co.id/medika/online/tmp.online.old/art-1.htm

24