labioschisis (kelainan kongenital)

Upload: adianavikasanti

Post on 05-Oct-2015

77 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

kelainan kongenital

TRANSCRIPT

Kelainan Kongenital atau bawaan merupakan kelainan yang sudah ada sejak lahir yang dapat disebabkan oleh faktor genetik maupun non genetik. Dan ilmu yang mempelajari kelainan bawaan disebut dismorfologi.Ada beberapa kalainan bawaan atau kelainan kongenital yang sering ditemukan, salah satunya yaitu celah bibir atau langit-langit mulut (sumbing). Terjadi jika selama masa perkembangan janin, jaringan mulut atau bibir tidak terbentuk sebagaimana mestinya. Bibir sumbing adalah suatu celah diantara bibir bagian atas dengan hidung. Langit-langit sumbing adalah suatu celah diantara langit-langit mulut dengan rongga hidung.

A. Learning Issues

1. Diagnosa kasus ?2. Etiologi dari diagnosa ?3. Klasifikasi ?4. Manifestasi klinis ?5. Bagaimana proses terjadinya kelainan ?6. Hubungan ibu pasien mengonsumsi obat penenang saat hamil sama anaknya?7. Proses pembentukan palatal dan bibir secara normal dan kapan terjadinya?8. Apakah ada pengaruh usia ibu ?9. Apakah ada pengaruh jenis kelamin anak ?10. Akibat dari kelainan ?11. Pencegahan dari kasus ?12. Perawatan atau penatlaksanaan ?

PEMBAHASANCleft Lip dan Cleft PalateI. DefinisiCleft Lip and Palate disebut juga celah bibir dan atau langitan merupakan kelainan yang sering terjadi pada congenital deformity setelah clubfoot deformity. Celah bibir adalah suatu keadaan terbukanya bibir sedangkan celah langitan adalah kelainan terbukanya langit-langit rongga mulut. Hal ini merupakan suatu perkembangan bibir dan langitan yang tidak sempurna semasa janin terbentuk.Selain itu celah bibir dan langitan merupakan suatu bentuk kelainan sejak lahir atau cacat bawaan pada wajah. Kelainan ini terjadi akibat kegagalan penyatuan tonjolan processus facialis untuk bertumbuh dengan akurat dan saling bergabung satu sama lain, dimana melibatkan penutupan selubung ektoderma yang berkontak dengannya.Celah bibir merupakan bentuk abnormalitas dari bibir yang tidak terbentuk sempurna akibat kegagalan proses penyatuan processus selama perkembangan embrio didalam kandungan. Tingkat pembentukkan celah bibir dapat bervariasi, mulai dari yang ringan yaitu berupa sedikit takikan (notching) pada bibir, sampai yang parah dimana celah atau pembukaan yang muncul cukup besar yaitu dari bibir atas sampai ke hidung.Sedangkan celah langitan terjadi ketika palatum tidak menutup dengan sempurna, meninggalkan pembukaan yang dapat meluas sampai ke kavitas nasal. Celah dapat melibatkan sisi lain dari palatum, yaitu meluas ke bagian palatum keras di anterior mulut sampai palatum lunak ke arah tenggorokan.

II. EtiologiEtiologi celah bibir belum dapat diketahui secara pasti. Pembentukan bibir terjadi pada masa embrio minggu keenam sampai minggu kesepuluh kehamilan. Penyebab kelainan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, disamping faktor genetik sebagai penyebab celah bibir, juga faktor non genetik yang justru lebih sering muncul dalam populasi, kemungkinan terjadi satu individu dengan individu lain berbeda. Faktor genetikFaktor herediter mempunyai dasar genetik untuk terjadinya celah bibir telah diketahui tetapi belum dapat dipastikan secara seluruhnya. Dasar genetik terjadinya celah bibir dikatakan sebagai gagalnya mesodermal berproliferasi melintasi garis pertemuan, dimana bagian ini seharusnya bersatu dan bisa juga karena atropi dari pada ephitelium ataupun tidak adanya perubahan otot pada epithelium ataupun tidak adanya perubahan otot pada daerah tersebut. Sebagai tanda adanya hipoplasia mesodermal. Adanya gen yang dominan dan resesif juga merupakan penyebab terjadinya hal ini. Teori lain mengatakan bahwa celah bibir terjadi karena : Dengan bertambahnya usia ibu hamil dapat menyebabkan ketidak kebalan embrio terhadap terjadinya celah Adanay abnormalitas dari kromosom menyebabkan terjadinya malformasi kongenital yang ganda Adanya tripel autosom sindrom termasuk celah mulut yang diikuti dengan anomali kongenital yang lain.

Faktor non GenetikFaktor non genetik memegang peranan penting dalam keadaan krisis dari penyatuan bibir pada masa kehamilan. Beberapa hal yang berperan penyebab terjadinya celah bibir adalah :a. Defisiensi nutrisiNutrisi yang kurang pada masa kehamilan merupak suatu hal penyebab terjadinya celah. Melalui percobaan yang dilakukan pada binatang dengan pemberian vit A secara berlebihan atau kurang. Yang hasilnya menimbulkan celah pada anak-anak tikus yang baru lahir. Begitu juga dengan defisiensi vitamin riboflavin pada tikus yang sedang dan hasilnya juga adanya celah dengan persentase yang tinggi, dan pemberian kortison pada kelinci yang sedang hamil maka akan menimbulkan efek yang sama.b. Zat kimiaPemberian aspirin, kortison dan insulin pada masa kehamilan trimester pertama dapat menyebabkan terjadinya celah. Obat-obat yang bersifat teratogenik seperti thalidomide dan phenitonin, serta alkohol, kaffein, aminoptherin dan injeksi steroid.c. Virus rubellaVirus rubella dapat menyebabkan cacar berat, namun hanya sedikit kemungkinan dapat menyebabkan celah.d. Beberapa hal lain yang juga dapat berpengaruh yaitu : Kurangnya daya perkembangan Radiasi merupakan bahan-bahan teratogenik yang potent Infeksi penyakit menular sewaktu trimester pertama kehamilan yang dapat mengganggu foetus Gangguan endokrin Pemberian hormon seks dan tyroid Merokok, alkohol dan modifikasi pekerjaanFaktor-faktor ini mempertinggi insiden terjadinya celah mulut, tetapi intensitas dan waktu terjadinya lebih penting dibandingkan dengan jenis faktor lingkungan yang spesifik.e. TraumaTrauma mental dan trauma fisik dapat menyebabkan terjadinya celah. Stres yang timbul menyebabkan fungsi korteks adrenal terangsang untuk mensekresi hidrokortison sehingga nantinya dapat mempengaruhi keadaan ibu yang sedang mengandung dan dapat menimbulkan celah, dengan terjadinya stres yang mengakibatkan celah yaitu : terangsangnya hipotalamus adrenocorticotropic hormone (ACTH). Sehingga merangsang kelenjar adrenal bagian glukokortikoid mengeluarkan hidrokortison, sehingga akan meningkat didalam darah yang dapat mengganggu pertumbuhan.

III. Klasifikasi1. Berdasarkan lengkap atau tidaknya celah yang terbentuk : Inkomplit Komplit2. Berdasarkan lokasi atau jumlah kelainan : Unilateral BilateralPembagian berdasatkan international clasification of the disease (ICD), celah bibir dapat ditemukan tipe unilateral (satu sisi) atau bilateral (dua sisi), tipe komplit atau inkomplit. Kerusakan terjadi hingga pada daerah alveolar sehingga menjadi sebuah perencanaan dalam pembedahan sebagai perbaikan. Umumnya kelainan celah pada kelahiran terbagi dalam 2 kategori yaitu : Unilateral komplit. Jika celah sumbing yang terjadi hanya disalah satu bibir dan memanjang hingga kehidung atau dengan kata lain unilateral komplit memberikan gambaran keadaan dimana telah terjadi pemisahan pada salah satu sisi bibir, cuping hidung dan gusi. Unilateral komplit memiliki dasar dari palatum durum yang merupakan daerah bawah daripadakartilago hidung. Unilateral inkomplit. Jika celah sumbing terjadi hanya disalah satu sisi bibir dan tidak memanjang hingga ke hidung atau dengan kata lain bahwa unilateral inkomplit memberikan gambaran keadaan dimana terjadi pemisahan pada salah satu bibir, namun pada hidung tidak mengalami kelainan. Bilateral komplit. Jika celah sumbing terjadi di kedua sisi bibir dan memanjang hingga ke hidung. Dapat terlihat adanya penonjolan pada daerah premaxilla, oleh karena terjadi ketidakadaanya hubungan dengan daerah lateral daripada palatum durum. Bilateral inkomplit. Jika celah ini terjadi secara inkomplit dimana kedua hidung dan daerah kedua premaxilla tidak mengalami pemisahan dan hanya menyertakan dua sisi bibir.

3. Berdasarkan organ yang terlibat : Celah dibibir (labioskizis) Celah digusi (gnatoskizis) Celah dilangit (palatoskizis) Celah dapat terjadi lebih dari satu organ misalnya pada bibir dan langit-langit (labiopalatoskizis)

IV. Manifestasi klinisManifestasi klinis dari kelainan labioschizis antara lain : Masalah asupan makananMerupakan masalah pertama yang terjadi pada bayi penderita labioskizis. Adanya labioskizis memberikan kesulitan pada bayi untuk melakukan hisapan pada payudara ibu atau dot. Tekanan lembut pada pipi bayi dengan labioskizis mungkin dapat meningkatkan kemampuan hisapan oral. Keadaan tambahan yang ditemukan adalah reflex hisap dan refleks menelan pada bayi normal, dan bayi dapat menghisap lebih banyak udara pada saat menyusu. Memegang bayi dengan posisi tegak lurus mungkin dapat membantu proses menyusu bayi. Menepuk-nepuk punggung bayi secara berkala juga dapat membantu.Bayi yang hanya menderita labioskizis atau dengan celah kecil pada palatum biasanya dapat menyusui, namun pada bayi dengan labiopalatoskizis biasanay membutuhkan penggunaan dot khusus. Dot khusus ( cairan dalam dot ini dapat keluar dengan tenaga hisap kecil ) ini dibuat untuk bayi dengan labiopalatoskizis dan bayi dengan masalah pemberian makan/ asupan makanan tertentu. Masalah dentalAnak yang lahir dengan labioskizis mungkin mempunyai masalah tertentu yang berhubungan dengan kehilangan, malformasi, dan malposisi dari gigi geligi pada arean dari celah bibir yang terbentuk. Infeksi telinga anak dengan labiopalatiskizis lebih mudah untuk menderita infeksi telinga karena terdapatnya abnormalitas perkembangan dari otot-otot yang mengontrol pembukaan dan penutupan tuba eustachius. Gangguan berbicaraPada bayi dengan labiopalatoskizis biasanya juga memiliki abnormalitas pada perkembangan otot-otot yang mengurus palatum molle. Saat palatum molle tidak dapat menutup runag / rongga nasal pada saat bicara, maka didapatkan suara dengan kualitas nada yang lebih tinggi (hypernasal quality of speech). Meskipun telah dilakukan reparasi palatum, kemampuan otot-otot tersebut diatas untuk menutupi ruang/ rongga nasal pada saat bicara mungkin tidak dapat kembali sepenuhnya normal. Anak mungkin mempunyai keuslitan untuk memproduksi suara/ kata p, b, d, t, h, k, g, s, sh, and ch, dan terapi bicara (speech therapy) biasanya sangat membantu.

V. Proses terjadinya kelainanPertumbuhan dan perkembangan wajah serta rongga mulut merupakan suatu proses yang sangat kompleks. Bila terdapat gangguan pada waktu pertumbuhan dan perkembangan wajah serta mulut embrio, akan timbul kelainan bawaan (kongenital). Kelainan bawaan adalah suatu kelainan pada struktur, fungsi maupun metabolisme tubuh yang ditemukan pada bayi ketika dia dilahirkan. Salah satunya adalah celah bibir dan langit-langit.Kelainan wajah ini terjadi karena adanya gangguan pada organogenesis antara minggu keempat sampai minggu kedelapan masa embrio. Gangguan pertumbuhan ini tidak saja meyulitkan penderita, tetapi juga menimbulkan kesulitan pada orang tua, terutama ibu. Tidak saja dalam hal pemberian makan, tetapi juga efek psikologis karena mempunyai anak yang tidak sempurnaBeberapa teori yang menggambarkan terjadinya celah bibir :a. Teori fusiDisebut juga teori kalsik. Pada akhir minggu ke enam pada awal ketujuh masa kehamilan, processus maxillaris berkembang kearah depan menuju garis median, mendekati processus nasomedialis dan kemudian bersatu. Bila terjadi kegagalan fusi antara processus maxillaris denagn processus nasomedialis maka celah bibir akan terjadi.b. Teori penyusupan mesodermalDisebut juga teori hambatan perkembangan. Mesoderm mengadakan penyusunan menyebrangi celah sehingga bibir atas berkembang normal. Bila terjadi kegagalan migrasi meosdermal menyebrangi celah bibir akan terbentuk.c. Teori mesodermal sebagai kerangka membran brankhialPada minggu kedua kehamilan, membran brankhial memerlukan jaringan mesodermal yang bermigrasi melalui puncak kepala dan kedua sisi kearah muka. Bila mesodermal tidak ada maka jdalam pertumbuhan embrio membran brankhial akan pecah sehingga akan terbentuk celah bibir.d. Gabungan teori fusi dan penyusupan mesodermalPertama kali menggabungkan kemungkinan terjadinya celah bibir, yaitu adanya fusi processus maxillaris dan penggabungan kedua processus nasomedialis yang kelak akan membentuk bibir bagian tengah.Sumbing yang hanya mengenai bibir dinamakan cheiloschisis. Sumbing bibir umumnya terjadi pada minggu ke 6-7 intrauterin, sesuai dengan waktu perkembangan bibir normal dengan terjadinya kegagalan penetrasi dari sel mesodermal pada grove epitel diantara processus nasalis medialis dan lateralis. Lebih sering terjadi pada bayi laki-laki dan lebih sering terjadi pada bagian kiri daripada bagian kanan. Sumbing pada bibir bawah selalu dibagian tengah akibat gagalnya perpaduan kedua processus mandibularis.Pada syndrom pierre Robin yang mneyerang wanita, ditemukan sumbing palatum lunak tanpa sumbing bibir dan disertai mikrognasia (rahang yang kecil) dan mikroglosia (lidah yang kecil).Sumbing sempurna yang meliputi kelainan yang dimulai dari perbatasan bibir dan kulit melalui tulang alveolar rahang atas sampai bagian bawah (dasar) rongga hidung dan rongga mulut disebut cheilognathoschizis. Sumbing palatum terjadi pada minggu ke-8 akibat kegagalan fusi prosesus palatinus dan prosesus premaxilla. Sumbing yang sudah melibatkan palatum dinamakan cheilonathopalatoschizis.

VI. Hubungan ibu pasien mengonsumsi obat penenang saat hamil sama anaknyaPenggunaan obat pada saat mengandung bagi ibu hamil harus diperhatikan. Ibu hamil yang mengonsumsi obat secara sembarangan dapat menyebabkan cacat pada janin. Sebagian obat yang diminum oleh ibu hamil dapat menembus plasenta sampai masuk dalam sirkulasi janin, sehingga kadarnya dalam sirkulasi bayi hampir sama dengan kadar dalam darah ibu yang dalam beberapa situasi akan membahayakan bayi.Resiko terjadinya efek merugikan akibat mengkonsumsi obat pada ibu hamil tergantung pada jenis dan kapan obat tersebut diberikan. Dalam dua minggu pertama, pertumbuhan embrio janin diketahui rentan terhadap efek teratogenik (kecacatan janin) yang berakibat abortus spontan, malfoemasi bawaan, perlambatan pertumbuhan janin dan perkembangan mental. Periode paling kritis dari pertumbuhan embrio dimulai sekitar 17 hari pascakonsepsi (paska pembuahan) saat sistem organ sedang berkembang, hingga 60-70 hari. Pada periode tersebut dapat menyebabkan terjadinya cacat bawaan.Obat-obat yang perlu diperhatikan semasa kehamilan diantaranya : Obat peluruh kencing (golongan thiazid) obat jenis ini biasanay diberikan jika tungkai dan kaki ibu hamil membengkak, atau tekanan darah ibu sedikit meninggi. Obat jenis ini perlu dowaspadai karena dapat menyebabkan bayi lahir dengan berbibir sumbing. Obat-obat pelunturPenggunaan obat pelancar haid, untuk haid yang terlambat yang dapat berarti terjadi kehamilan, sebenarnay bekerja sebagai obat penggugur kandungan. Apabila dengan obat tersebut anak gagal dikeluarkan dan kehamilan terus berlanjut, maka kemungkinan besar anak akan lahir cacat, hormon golongan norethisteron dab progesteron dapat membuat anak perempuan yang dilahirkan bersifat kelaki-lakian.

Obat TBCObat-obat ini dilarang oleh ibu hamil, terutama pada trimester pertama kehamilan. Jika dikonsumsi akan mengakibatkan bayi lahir dengan kondisi bisu tuli. Obat-obatan antituberkulosis seperti isoniazid dan rifampisin, aman digunakan pada kehamilan.

VII. Proses pembentukan palatal dan bibir secara normal dan waktu terjadinya Tahap terpenting pada pembentukan bibir, palatum , hidung dan rahang terjadi pada 9 minggu pertama kehidupan embrio Mulai sekitar minggu ke-5 usia kehamilan, processus maksilaris tumbuh keanterior dan medial dan menyatu dengan pembentukan processus fronto nasal pada dua titik tepat dibawah lubang hidung dan membentuk bibir atas. Palatum dibentuk oleh processus palatal dari processus maxilaris yang tumbuh kearah medial untuk bergabung dnegan septum nasi pada garis tengah, kra-kira pada usia kehamilan 9 minggu.

VIII. Pengaruh usia ibu Para ahli kesehatan memang merekomendasikan untuk melahirkan diusia produktif dibawah usia 40 tahun. Ada pertimbangan kesehatan mengapa sebaiknya hamil masih diusia bawah 40 tahun daripada diatas usia 40 tahun. Pertimbangan kesehatannya jika hamil diatas usia 40 tahun adalah sebagai berikut : Pada usia 40 tahun, kondisi jantung sudah semakin menurun dan melemah pada wanita yang hamil.apabila nanti ditambah menjadi lebih stres pada saat akan melahirkan, disinilah kekhawatiran akan kondisi jantung pada wanita dengan usia tersebut Beresiko terjadinya kondisi preeklamsia yaitu suatu kondisi yang mengancam jiwa ditandai dengan tingginya tekanan darah dan protein dalam urin Belum lagi pada usia tersebut, seorang wanita sudah menderita diabetes Resiko munculnya serangan kanker payudara bagi wanita yang habis melahirkan diatas usia 40 tahun Adanay gangguan pada plasenta yang mungkin dapat menyebabkan kelahiran bayi premature Adanya pengaruh kesehatan yang nyata pada kesehatan bayi, dan yang sering ditemukan selama ini adalah nantinya ada gangguan jantung pada bayi Karena faktor usia, kemungkinan besar dinding rahim juga sudah lemah. Dari pengaruh hormon , melihat usia 40 tahun keatas produksi hormon itu sendiri otomatis akan berkurang

IX. Pengaruh jenis kelamin anak Berdasarkan penelitian yaitu bayi berjenis kelamin laki-laki lebih rentan dibandingkan dengan bayi perempuan dan sumbing bibir lebih sering terjadi pada pria sedangkan sumbing palatum pada wanita karena wanita lebih bayak terkena syndrom Pierre Rubin serta pada wanita pembentukan pada palatum cenderung lambat.

X. Akibat dari kelainan Komplikasi yang terjadi pada pasien dengan labiopalatoskizis adalah : Kesulitan berbicara-hipernasalitas, artikulasi, kompensatori, dengan adanya celah bibir dan palatum, pada faring terjadi pelebaran sehingga suara yang keluar menjadi sangau Maloklusi pola erupsi gigi abnormal. Jika celah melibatkan tulang alveolar, alveolar ridge terletak disebelah palatal, sehingga disisi celah dan didaerah celah sering terjadi erupsi Masalah pendengaran otitis media rekurens sekunder. Dengan adanya celah pada palatum sehingga muara tuba eustachii terganggu akibatnya dapat terjadi otitis media rekurens sekunder Aspirasi dengan terganggunya tuba eustachii, menyebabkan refleks menghisap dan menelan terganggu akibatnya dapat terjadi aspirasi Distress pernafasan dengan terjadinya aspirasi yang tidak dapat ditolong secara dini, akan mengakibatkan distress pernafasan Resiko infeksi saluran nafas adanya celah pada bibir dan palatum dapat mengakibatkan udara luar dapat masuk bebas ke dalam tubuh, sehingga kuman dan bakteri dapat masuk ke dalam saluran pernafasan Pertumbuhan dan perkembangan terlambat dengan adanya celah bibir dan palatum dapat menyebabkan kerusakan menghisap dan menelan terganggu. Akibatnya bayi kaan kekurangan nutrisi sehingfa menghambat pertumbuhan dan perkembangan bayi. Asimetri wajah jika celah melebar ke dasar hidung alar cartilago dan kurangnay penyangga pada dasar alar pada sisi celah menyebabkan asimetri wajah Penyakit periodontal gigi permanen yang bersebelahan dengan celah yang tidak mencukupi d dalam tulang. Sepanjang permukaan akar didekat aspek distal dan medial insisiv pertama dapat menyebabkan terjadinya penyakit periodontal Crosbite penderita labiopalatoskizis sering kali paroksimal menonjol dan lebih rendah posterior premaxillary yang colaps medialnya dapat menyebabkan terjadinya crosbite Perubahan harga diri dan citra tubuh adanya celah pada bibir dan palatum serta terjadinya asimetri wajah menyebabkan perubahan harga diri dan citra tubuh

XI. Pencegahan a. Menghindari merokokIbu yang merokok mungkin merupakan faktor resiko lingkungan terbaik yang telah dipelajari untuk terjadinya celah orofacial. Ibu yang menggunakan tembakau selama kehamilan secara konsisten terkait dengan peningkatan resiko dengan terjadinya celah-celah orofacial. Mengingat frekuensi kebiasaan kalangan perempuan di Amerika Serikat, merokok dapat menjelaskan sebanyak 20% dari celah orofacial yang terjadi pada populasi negara itu.b. Menghindari alkoholPeminum alkohol berat pada kehamilan diketahui dapat mempengaruhi tumbuh kembang embrio, dan langit-langit mulut sumbing telah dijelaskan memiliki hubungan dengan terjadinya defek sebanyak 10% kasus pada sindrom alkohol fetal.c. Memperbaiki nutrisi ibuNutrisi yang adekuat dari ibu hamil saat konsepsi dan trimester 1 kehamilan sabgat penting dalam tumbuh kembang bibir, palatum dan struktur kraniofacial yang normal dari fetus Asam folatPeran asupan folat pada ibu dengan kaitanya enan celah orofacial sulit untuk ditentukan dalam studi kasusu kontrol manusia karena folat dari sumber makanan memiliki bioavaibilitas yang luas dan suplemen asam folat biasanya diambil dengan vitamin mineral dan elemen-elemen lainnya. Vitamin B6Vitamin B6 diketahui dapat melindungi terhadap induksi terjadinya celah orofacial secara laboratorium pada binatang oleh sifat teratogennya demikian juga kortikosteroid, kelebihan vit A, dan siklofosfamid. Deoksipiridin atau antagonis vit B6, diketahui menginduksi celah orofacial dan defisiensi vit B6 sendiri cukup untuk membuktikan terjadinya langit-langit mulut sumbing dan defek lahir lainya pada binatang cobaan. Namun penelitian pada manusia kurang untuk membuktikan peran vitamin B6 dalam terjadinya vitamin B6 Vitamin AAsupan vitamin A yang kurang atau lebih dikaitkan dengan mengkaitkan resiko terjadinya celah orofacial dan kelainan kraniofasial lainya. Modifikasi pekerjaanDari data-data yang ada dan penelitian skala besar menyarankan bahwa ada hubungan antara celah orofacial dengan pekerjaan ibu hamil (pegawai kesehatan, industri reparasi, pegawai agrikultur)

XII. Perawatan dan penatalaksanaan Perawatan Segera setelah bayi lahir dipasangi penutup plastik yang berguna untuk membantu pengendalian cairan, pemberian bidang referensi untuk penghisapan dan menjaga arcus lateral (diganti secara berkala) Puting artifisial lunak dengan lubang besar berguna untuk penderita celah palatum Penutupan secara bedah dilakukan setelah usia 2 bulan, serta berat badan naik dan bebas dari infeksi oral , saluran nafas atau sistemik Oprasi plastik cara Z paling sering dilakukan karena garis jahitan yang diatur berguna untuk memperkecil takik bibir akibat retraksi jaringan parut Perbaikan pertama direvisi pada usia 4-5 tahun, sedangkan operasi hidung ditunda hingga remaja Umumnya celah bibir diperbaiki pada usia 6 bulan, sedangkan celah palatum pada usia 6-12 bulan agar sesuai dengan dimulainya perkembangan bicara pertama kali. Perbaikan ini sering diikuti pemakaian obturator, dan apada 4-6 tahun palatum durum diperbaiki. Penundaan ini dilakukan agar pertumbuhan maksila bisa berlangsung lebih normal Prosedur kedua diarahkan untuk perbaikan bicara dan estetik. Terutama membutuhkan pemanjangan palatum molle dan flap faring untuk memperbaiki katub velofaringeal. Untuk memperbaiki panampilan meliputi berbagai prosedur pembedahan nasal dan labial, dan juga rehabilitasi dental dan perawatan orthodontik untuk memperbaiki maloklusi

KONSEP MAPPING

DampakHerediterLingkunganpenatalaksanaanklasifikasiProses terjadinya kelainanEtiologiBayi dengan celah bibir dan palatum