kriteria dominan rumah tinggal impian - temu ilmiah...

4
TEMU ILMIAH IPLBI 2013 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2013 | A - 21 Kriteria Dominan Rumah Tinggal Impian Gierlang Bhakti Putra (1) , Prinka Victoria Widyasanti (2) , Natasya (3) (1) Program Fast Track Magister Arsitektur, Sekolah Arsitektur Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, ITB (2) Program Fast Track Magister Arsitektur, Sekolah Arsitektur Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, ITB (3) Magister Arsitektur, Sekolah Arsitektur Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, ITB Abstrak Penelitian tentang preferensi rumah impian dapat menjadi salah satu langkah awal untuk memahami keinginan dan kebutuhan masyarakat terhadap rumah tinggal. Tujuan penelitian adalah mengetahui aspek-aspek yang menjadi preferensi responden tentang rumah yang mereka impikan.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pengumpulan data melalui kuesioner yang diisi secara online, dan analisis data dilakukan dengan analisis data teks. Hasil analisis menunjukkan bahwa dari berbagai faktor-faktor preferensi rumah impian, ditemukan faktor-faktor dominan seperti ruang hijau, fasilitas yang menunjang, serta rumah dengan kesan ringan dan terbuka. Kata-kunci : rumah impian, ruang hijau, fasilitas, ringan, terbuka Pengantar Konsep berhuni selalu mengalami perubahan dari masa ke masa. Perubahan ini terjadi seba- gai respon manusia terhadap konteks yang se- dang terjadi pada masanya. Respon ini terjadi sebagai bentukan kebudayaan, kebiasaan, mau- pun latar belakang pengalaman pribadi masing- masing. Sejarah menunjukkan bagaimana wujud arsitektur pada masyarakat tradisi-onal sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, yang me- nunjukkan kepekaan hubungan antara sesama manusia maupun dengan alamnya. Pemahaman terhadap rumah tinggal idaman akan membuka potensi-potensi baru dalam pe- rencanaan maupun perancangan konsep hunian. Metode Penelitian Metode penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif (qualitative method). Pendekatan pe- nelitian kualitatif dapat dikelompokkan menjadi lima, yaitu: narrative study, etnography, grounded theory, phenomenology, dan case study (Cresswell, 2008). Penelitian ini meng- gunakan pendekatan grounded theory. Metode pengumpulan data yang digunakan bersifat open-ended melalui kuesioner yang dapat diakses secara online. Kuesioner berisi pertanyaan preferensi responden terhadap rumah tinggal yang mereka impikan. Kuesioner tersebut dapat diisi oleh para responden secara deskriptif. Data diambil dari 20 responden yang merupakan mahasiswa peserta mata kuliah Analisis Data di Program Magister Arsitektur alur Riset ITB. Data yang telah dikumpulkan kemudian dikodekan (coding) dengan mengambil kata kunci dari beberapa penggalan kalimat deskriptif yang dituliskan oleh responden. Kata kunci yang terkumpul dikategorikan ke dalam kata kunci yang lebih bersifat umum baik yang berupa aspek fisik maupun aspek non-fisik. Setelah pengkategorian kata kunci selesai, maka dila- kukan perhitungan dan analisis terhadap fre- kuensi dari masing-masing kata kunci. Berdasar- kan perhitungan frekuensi, didapatkan persen- tase harapan para responden terhadap kriteria- kriteria rumah impian mereka. Kriteria-kriteria tersebut kemudian disajikan dalam bentuk diagram frekuensi dan tabel. Dari diagram frekuensi tersebut diinterptretasikan pengeta- huan baru tentang rumah impian.

Upload: duongdien

Post on 07-Feb-2018

229 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kriteria Dominan Rumah Tinggal Impian - Temu Ilmiah IPLBItemuilmiah.iplbi.or.id/.../2015/01/...Dominan-Rumah-Tinggal-Impian.pdf · berbagai faktor-faktor preferensi rumah impian,

TEMU ILMIAH IPLBI 2013

Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2013 | A - 21

Kriteria Dominan Rumah Tinggal Impian

Gierlang Bhakti Putra(1), Prinka Victoria Widyasanti(2), Natasya(3)

(1)Program Fast Track Magister Arsitektur, Sekolah Arsitektur Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, ITB (2)Program Fast Track Magister Arsitektur, Sekolah Arsitektur Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, ITB (3)Magister Arsitektur, Sekolah Arsitektur Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, ITB

Abstrak

Penelitian tentang preferensi rumah impian dapat menjadi salah satu langkah awal untuk memahami

keinginan dan kebutuhan masyarakat terhadap rumah tinggal. Tujuan penelitian adalah mengetahui

aspek-aspek yang menjadi preferensi responden tentang rumah yang mereka impikan.Penelitian ini

menggunakan pendekatan kualitatif dengan pengumpulan data melalui kuesioner yang diisi secara

online, dan analisis data dilakukan dengan analisis data teks. Hasil analisis menunjukkan bahwa dari

berbagai faktor-faktor preferensi rumah impian, ditemukan faktor-faktor dominan seperti ruang hijau,

fasilitas yang menunjang, serta rumah dengan kesan ringan dan terbuka.

Kata-kunci : rumah impian, ruang hijau, fasilitas, ringan, terbuka

Pengantar

Konsep berhuni selalu mengalami perubahan

dari masa ke masa. Perubahan ini terjadi seba-

gai respon manusia terhadap konteks yang se-

dang terjadi pada masanya. Respon ini terjadi

sebagai bentukan kebudayaan, kebiasaan, mau-

pun latar belakang pengalaman pribadi masing-

masing. Sejarah menunjukkan bagaimana wujud

arsitektur pada masyarakat tradisi-onal sangat

dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, yang me-

nunjukkan kepekaan hubungan antara sesama

manusia maupun dengan alamnya.

Pemahaman terhadap rumah tinggal idaman

akan membuka potensi-potensi baru dalam pe-

rencanaan maupun perancangan konsep hunian.

Metode Penelitian

Metode penelitian dilakukan dengan pendekatan

kualitatif (qualitative method). Pendekatan pe-

nelitian kualitatif dapat dikelompokkan menjadi

lima, yaitu: narrative study, etnography,

grounded theory, phenomenology, dan case

study (Cresswell, 2008). Penelitian ini meng-

gunakan pendekatan grounded theory.

Metode pengumpulan data yang digunakan

bersifat open-ended melalui kuesioner yang

dapat diakses secara online. Kuesioner berisi

pertanyaan preferensi responden terhadap

rumah tinggal yang mereka impikan. Kuesioner

tersebut dapat diisi oleh para responden secara

deskriptif. Data diambil dari 20 responden yang

merupakan mahasiswa peserta mata kuliah

Analisis Data di Program Magister Arsitektur alur

Riset ITB.

Data yang telah dikumpulkan kemudian

dikodekan (coding) dengan mengambil kata

kunci dari beberapa penggalan kalimat deskriptif

yang dituliskan oleh responden. Kata kunci yang

terkumpul dikategorikan ke dalam kata kunci

yang lebih bersifat umum baik yang berupa

aspek fisik maupun aspek non-fisik. Setelah

pengkategorian kata kunci selesai, maka dila-

kukan perhitungan dan analisis terhadap fre-

kuensi dari masing-masing kata kunci. Berdasar-

kan perhitungan frekuensi, didapatkan persen-

tase harapan para responden terhadap kriteria-

kriteria rumah impian mereka. Kriteria-kriteria

tersebut kemudian disajikan dalam bentuk

diagram frekuensi dan tabel. Dari diagram

frekuensi tersebut diinterptretasikan pengeta-

huan baru tentang rumah impian.

Page 2: Kriteria Dominan Rumah Tinggal Impian - Temu Ilmiah IPLBItemuilmiah.iplbi.or.id/.../2015/01/...Dominan-Rumah-Tinggal-Impian.pdf · berbagai faktor-faktor preferensi rumah impian,

Kriteria Dominan Rumah Tinggal Impian

A - 22 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2013

Hasil Analisis

Melalui analisis data kualitatif hasil kuesioner,

didapatkan preferensi mahasiswa Magister

Arsitektur ITB 2013 terhadap rumah impian.

Preferensi ini dikategorikan dalam 25 kata kunci

yang mewakili secara umum keinginan para

responden. Dari 25 kata kunci, terdapat 6 kata

kunci dengan jumlah responden sama dengan

atau lebih dari 50%: ruang hijau, ringan dan

terbuka, fasilitas, interaksi sosial,

preferensi material, dan sederhana. Dari

data tersebut, ruang hijau (19), fasilitas (14),

dan ringan dan terbuka (12) menjadi kata

kunci dominan.

Gambar 1. Histogram frekuensi preferensi responden

terhadap rumah tinggal impian

Ruang hijau menempati urutan pertama dalam

preferensi rumah tinggal impian. Kata kunci ini

diungkapkan oleh 19 responden. Responden

mengungkapkan ruang hijau yang diinginkannya

dalam bentuk fisik dan suasana. Bentuk fisik

yang diungkapkan oleh responden adalah

halaman luas, kebun untuk bercocok

tanam, pepohonan, inner courtyard dan

area resapan. Sedangkah suasana diungkap-

kan melalui kata asri.

Gambar 2. Diagram Bentuk ruang hijau beserta

frekuensinya yang diungkapkan oleh responden

Fasilitas mewakili ruang kebutuhan khusus yang

diinginkan oleh responden. Responden meng-

ungkapkan ruang tersebut dalam bentuk open

kitchen, olah raga, studio, galeri, kamar

mandi privat, ruang luar, laboratorium,

mushola, integrasi teknologi, tempat

bermain anak, utilitas air, dan per-

pustakaan. Ruang-ruang dengan frekuensi

paling banyak adalah open kitchen, studio,

ruang olah raga.

Gambar 3. Diagram fasilitas yang diinginkan

oleh responden

Kesan ringan dan terbuka menempati posisi

ketiga dalam preferensi rumah idaman. Kesan

ringan dan terbuka diungkapkan melalui kata

void, mendapat pemandangan yang baik,

interior terkesan lapang, transparansi

fasad, bukaan, dan teras. Responden memilih

Page 3: Kriteria Dominan Rumah Tinggal Impian - Temu Ilmiah IPLBItemuilmiah.iplbi.or.id/.../2015/01/...Dominan-Rumah-Tinggal-Impian.pdf · berbagai faktor-faktor preferensi rumah impian,

Gierlang Bhakti Putra

Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2013| A - 23

mendapat pemandangan baik dan trans-

paransi fasad sebagai preferensi dengan

jumlah frekuensi paling banyak.

Gambar 4. Diagram jumlah frekuensi kata kunci

ungkapan rasa ringan dan terbuka

Diskusi

Kenyamanan dalam berhuni pada dasarnya

memiliki hubungan dengan aspek sosio-ekonomi

dan lingkungan. Manusia berinteraksi dengan

arsitektur sebagai respon terhadap kondisi

masyarakat serta kondisi geografis. Wujud

arsitektur berbeda-beda antar tempat sebagai

hasil adaptasi manusia terhadap keadaan di

sekitarnya.

Ruang terbuka hijau memiliki peran besar

dalam membentuk kondisi psikologis penghuni

yang positif. Apabila ruang terbuka hijau dan

manusia diperhatikan sebagai kesatuan dalam

ekosistem, maka ruang terbuka hijau mewadahi

interaksi antara manusia dan alamnya. Interaksi

ini menciptakan keberagaman dan sifat dinamis

pada lingkungan.

Buku Iklim dan Arsitektur di Indonesia (1969)

menyebutkan ada tiga faktor penting sebagai

bahan pertimbangan perencanaan bangunan:

1. Manusia dan kebutuhannya

2. Pengaruh iklim

3. Bahan bangunan

Faktor manusia dan kebutuhannya menjelaskan

bagaimana latar belakang seseorang individu

serta budaya komunitas akan menentukan

preferensinya dalam memiliki hunian. Iklim me-

nentukan intensitas pencahayaan dan pengha-

waan udara yang mempengaruhi faktor kenya-

manan seorang individu. Faktor kenyamanan ini

dipengaruhi oleh pergerakan udara, suhu udara,

kelembaban udara, dan radiasi. Iklim juga

memegang peranan penting dalam pemilihan

bahan bangunan yang terkait dengan konstruksi

dan daya tahan material.

Berdasarkan latar belakang responden yang

merupakan mahasiswa Magister Arsitektur,

fasilitas seperti open kitchen, studio, olahraga

dan galeri memiliki frekuensi paling banyak. Hal

ini menjelaskan bahwa latar belakang sebagai

mahasiswa arsitektur mempengaruhi pilihan

mahasiswa dalam ruang kebutuhan khusus. Hal

ini menjelaskan kesesuaian antara faktor

manusia dan kebutuhannya.

Pemandangan yang baik serta transparansi fa-

sad memiliki frekuensi paling tinggi dalam aspek

kesan ringan dan terbuka. Aspek ini bisa

mempengaruhi aspek fisik bangunan melalui

penggunaan material serta penggunaan elemen

arsitektur yang dominan. Kesan ringan dan

terbuka juga menjelaskan kaitan hubungan an-

tara manusia dan lingkungannya.

Pemandangan di balik jendela telah menjadi

suatu hal yang dianggap penting bahkan dapat

menjadi efek restoratif bagi penikmatnya. R.

Kaplan (2001) mengatakan bahwa kepuasan

pekerjaan dan sikap antar kolega berhubungan

dengan adanya jendela untuk samplenya, yaitu

123 pekerja kantor dan penyedia jasa kese-

hatan. Dalam konteks perumahan, pemandang-

an pun menjadi daya tarik tersendiri. Sebagai

contoh, rumah yang mendapatkan pemandang-

an yang lebih menarik biasanya memiliki harga

jual maupun harga sewa yang lebih tinggi

dibandingkan dengan rumah dengan peman-

dangan yang kurang menarik.

Kedua hal tersebut mengindikasikan betapa

berpengaruhnya aspek pemandangan terhadap

preferensi penghuni dalam menikmati ruang

maupun kegiatan yang dilakukan di dalam ruang

tersebut. Namun tidak semua pemandangan

dapat menimbulkan efek restoratif bagi peng-

huninya. Efek restoratif lebih cepat dicapai

ketika penghuni melihat lingkungan natural dari-

pada gedung-gedung dan objek buatan lainnya

(Rachel Kaplan, 2001). Selain itu, efek restoratif

Page 4: Kriteria Dominan Rumah Tinggal Impian - Temu Ilmiah IPLBItemuilmiah.iplbi.or.id/.../2015/01/...Dominan-Rumah-Tinggal-Impian.pdf · berbagai faktor-faktor preferensi rumah impian,

Kriteria Dominan Rumah Tinggal Impian

A - 24 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2013

juga lebih banyak timbul apabila penghuni

melihat pemandangan dari sedikit pohon dari-

pada dari lapangan luas yang kosong. Hal ini

menunjukkan terdapatnya hubungan yang kuat

antara efek restoratif dengan lingkungan hijau

dan vegetasi alam.

Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bagian analisis, dapat

ditarik kesimpulan bahwa:

Tiga faktor utama preferensi responden

terhadap rumah idaman adalah ruang

hijau, fasilitas, dan kesan ringan dan

terbuka. Kesimpulan yang bisa ditarik dari

analisa data tersebut, bahwa pertimbangan

utama pemilihan faktor-faktor tersebut

adalah lingkungan, kebutuhan dan

psikologi. Rumah dengan lingkungan baik

serta mengakomodir kebutuhan khusus

pengguna menjadi preferensi utama.

Faktor ruang hijau dan kesan ringan dan

terbuka memiliki keterkaitan sebagai aspek

lingkungan. Hal ini menjelaskan hubungan

antara manusia dan alam memiliki keter-

kaitan yang erat dalam membentuk psi-

kologi penghuni.

Daftar Pustaka

Amirudin, Saleh (1969). Iklim dan Arsitektur di

Indonesia. Bandung: Direktorat Pekerdjaan Umum

dan Tenaga Listrik

Creswell, J.W. (2008). Research Design: Qualitative,

Quantitative, and Mixed Methods Approaches.

California: Sage Publications, Inc.

Groat, L. & Wang, D. (2002). Architectural Research

Methods. New York: John Wiley & Sons. Inc.

Laurie, Ian C. (1979). Nature in Cities. New York: John

Wiley & Sons Ltd.

Kaplan, Rachel(2001).The Nature of View from Home:

Psychological Benefits. Michigan: University of

Michigan

Referensi Internet

Cement and Concrete Association of New Zealand

(2010). Designing Comfortable Homes: Guidelines

on the Use of Glass, Mass and Insulationfor Energy

Efficiency.

http://www.ccanz.org.nz/files/DCH_Book_WEB.pdf

Akses 22 September 2013 pada 17:22 WIB

Frank, Marc S. (2003). The Benefits of Plants and

Landscaping.

http://greenplantsforgreenbuildings.org/attachments/c

ontentmanagers/25/BenefitofPlants.pdf

Akses 22 September 2013 pada 17:00 WIB