kpkk hasil pemantauan dan penelitian tempat kerja di bidang sektor industri kecil

10
Hasil Pemantauan dan Penelitian Tempat Kerja di bidang Sektor Industri Kecil 1. Bangunan : Bangunan yang di pakai adalah permanen dengan tanah, alat dan bangunan yang dimiliki oleh pemilik serta mempunyai surat lengkap dan izin untuk beroperasi serta mendirikan bangunan. 2. Ventilasi : Ventilasi yang ada di bangunan bagian dalam sangat tidak baik, bahkan dikatagorikan sangat tidak layak dan hanya berbentuk lubang kecil untuk keluar masuknya cahaya dan udara dimana luasnya hanya sebesar batu bata 3. Lantai : Lantai di katagorikan basah dan kasar bahkan bagian luar tidak berlantai dan hanya beralaskan tanah untuk bekerja sehingga ketika hujan lantai akan berlumpur basah dan tidak layak untuk bekerja 4. Cahaya : Cahaya dikatagorikan rendah (kurang) dan menggangu untuk bekerja, bagian luar bangunan tidak menggunakan lampu untuk penerangan 5. Suhu Udara : Suhu udara sangat lembab, basah dan berbau sampah sehingga tidak layak untuk bekerja dan mengganggu kesehatan untuk bekerja 6. Sumber Air Bersih : Sumber Air Bersih dengan menggunakan air sumur, untuk

Upload: adit

Post on 10-Dec-2015

237 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

KKK

TRANSCRIPT

Page 1: KPKK Hasil Pemantauan Dan Penelitian Tempat Kerja Di Bidang Sektor Industri Kecil

Hasil Pemantauan dan Penelitian Tempat Kerja di bidang Sektor Industri Kecil

1. Bangunan : Bangunan yang di pakai adalah permanen dengan tanah, alat dan bangunan yang dimiliki oleh pemilik serta mempunyai surat lengkap dan izin untuk beroperasi serta mendirikan bangunan.

2. Ventilasi : Ventilasi yang ada di bangunan bagian dalam sangat tidak baik, bahkan dikatagorikan sangat tidak layak dan hanya berbentuk lubang kecil untuk keluar masuknya cahaya dan udara dimana luasnya hanya sebesar batu bata

3. Lantai : Lantai di katagorikan basah dan kasar bahkan bagian luar tidak berlantai dan hanya beralaskan tanah untuk bekerja sehingga ketika hujan lantai akan berlumpur basah dan tidak layak untuk bekerja

4. Cahaya : Cahaya dikatagorikan rendah (kurang) dan menggangu untuk bekerja, bagian luar bangunan tidak menggunakan lampu untuk penerangan

5. Suhu Udara : Suhu udara sangat lembab, basah dan berbau sampah sehingga tidak layak untuk bekerja dan mengganggu kesehatan untuk bekerja

6. Sumber Air Bersih : Sumber Air Bersih dengan menggunakan air sumur, untuk membersihkan produk dan membersihkan diri setelah bekerja

7. WC : terdapat 2 WC di dalam bangunan dimana WC manager dan WC karyawan berbeda dimana kualitasnya juga berbeda dan WC karyawan masuk dalam kategori yang sangat buruk

8. Keadaan WC : WC karyawan maupun manager dikategorikan kotor untuk dipakai, tetapi dari segi kualitas WC manager lebih baik

9. Cerobong Asap : gedung tidak menggunakan cerobong asap untuk beroperasi karena tidak ada proses pembakaran

10. Dalam Ruangan : Didalam maupun diluar ruangan sangat kumuh untuk bekerja sehingga memungkinkan gangguan biologis berperan dalam proses pekerjaan berlangsung

11. Proses Kerjaa. Memakai Panas : Pekerjaan tidak menggunakan panas, baik sinar matahari maupun

panas buatanb. Produksi Panas : Pekerjaan tidak melakukan produksi panas untuk bekerjac. Bising : Pekerjaan sangat identik dengan Bising pada bagian pengupas,

pemotong dan penghancur sampah sehingga karyawan terganggu secara fisik selama bekerja.

Page 2: KPKK Hasil Pemantauan Dan Penelitian Tempat Kerja Di Bidang Sektor Industri Kecil

Karyawan juga terganggu akan bising dalam bagian penganggkutan sampah dengan suara mesin truck yang beroperasi

d. Bergetar : Tidak ada proses getaran yang terjadi selama keryawan bekerjae. Memotong : Terdapat bagian pemotongan dalam perusahaan, dimana pekerja

hanya memotong sampah dari awal hingga akhir sehingga terdapat gangguan ergonomi jika berlangsung selama berulang-ulang akan mengakibatkan gangguan pada pekerja

f. Mengelas : Tidak ada bagian mengelas dalam proses pekerjaang. Mengaduk : Tidak ada bagian mengaduk dalam proses pekerjaanh. Menggiling : Tidak ada bagian menggiling dalam proses pekerjaani. Mengecat : Tidak ada bagian mengacat dalam proses pekerjaanj. Manjahit : Tidak ada bagian Menjahit dalam proses pekerjaank. Mengasah : Tidak ada bagian mengasah dalam proses pekerjaanl. DLL : Memilah

MengumpulMengikatMengangkatMenyusunSemua pekerjaan di atas dilakukan selama berulang-ulang sehingga menggangu ergonomi pekerja

12. Pemakaian Mesin : Pemakaian mesin dilakukan keryawan setelah pengumpulan, mengikat dan mengangkat produk kedalam truk pengangkut

13. Alat Kerjaa. Tumpul : Pekerja menggunakan tali serta timbangan untuk mengikat dan

menimbang sampahb. Tajam : Pekerja menggunakan pisau panjang untuk memotong sampah

menjadi kecil sehingga terdapat resiko untuk mengalami kecelakaan kerja sewaktu jam kerja berlangsung

c. Bergetar : Tidak ada alat dalam kategori bergetar yang digunkan selama pekerjaan berlangsung

d. Berputar : Tidak ada alat dalam kategori berputar yang digunakan selama pekerjaan berlangsung

14. Faktor Risiko yang ditemukana. Fisik : . Tersayat pisau sewaktu bekerja dalam proses pemotongan sampah

. Terjatuh dari alat pengangkut ketika bekerjab. Kimia : .

.

.

.

.c. Biologi : .

.

.

.

.

Page 3: KPKK Hasil Pemantauan Dan Penelitian Tempat Kerja Di Bidang Sektor Industri Kecil

d. Ergonomi : . Berdiri selama > 5 jam sehari sehingga menyebabkan gangguan ergonomi dalam bekerja. Mengupas selama > 5 jam sehari sehinga menyebabkan pekerja terkena gangguan Carpal Tunnel Syndrom (CTS) ketika bekerja. Duduk selama > 5 jam sehari sehingga menyebabkan gangguan ergonomi dalam bekerja terutama pada bagian tulang belakang dikarenakan posisi dukduk yang tidak benar pada pekerja

e. Psiko Sosial : . Gangguan dalam Psiko Sosial dimana kejenuhan pada pekerja sering terjadi dalam kurun waktu singkat ketika bekerja dikarenakan gedung dan typical pekerjaan yang dikategorikan rendah

f. Kecelakaan kerja : terdapat beberapa kecelakaan kerja seperti tersayat pisau, tetapi pada umumnya pekerja terpapar penyakit akibat kerja seperti terserang mikroorganisme atau bakteri dan terpapar zat kimia akibat pemuaian sampah

15. Lama Bekerja (hari): Para pekerja setiap hari biasa bekerja di tas 8 jam terutama banyak pekerja yang lembur bahkan mengantar hasil pembersihan serta olahan sampah sehingga para pekerja lebih dari 8 jam bekerja per hari

16. Lama Bekerja (minggu) : Para pekerja bekerja seminggu di atas 40jam, dimana pekerja telah melewati Nilai Ambang Batas yang ditetapkan sehingga pekerja sering mengalami gangguan baik fisik, kimia, biologi maupun ergonomi dan psikis

17. Sabtu/Minggu lembur : Tidak, umumnya karyawan tetap mengantar hasil olahan sampah untuk di jual pada hari sabtu bahkan malam hari

18. Ditempat Kerja Disediakan : Tidak ada fasilitas yang disediakan di tempat kerja seperti penyedot debu maupun kipas angin

19. Disediakan Air Minum : Para pekerja disediakan air minum oleh manager ketika break maupun istirahat makan siang, air minum yang disediakan berupa air minum kemasan gelas

20. Disediakan Jatah Makan : Jatah makan disediakan 2x sehari dimana dimulai pada siang hari dan malam hari ketika akan lembur, para pekerja diberikan nasi bungkus dengan lauk sayur dan ikan oleh manager

21. Di Dinding Terpasang : Tidak ada terpasang apapun tentang informasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di dinding bangunan maupun diluar bangunan. Padahal para pekerja sangat rentan terhadap gangguan biologis dan kimia ketika bekerja

22. Bekerja pakai APD : Tidak, para karyawan maupun manager sama sekali tidak

Page 4: KPKK Hasil Pemantauan Dan Penelitian Tempat Kerja Di Bidang Sektor Industri Kecil

menggunakan APD ketika bekerja, padahal resiko untuk terpapar oleh gangguan biologis dan gangguan kimia sangatlah besar. Para pekerja hanya memakai topi sederhana ketika bekerja untuk menutupi panas

23. APD yang digunakan : Tidak ada

24. Bila sakit berobat ke : Para pekerja umumnya berobat dengan membeli obat sendiri tanpa tahu takaran obat yang pas akan kebutuhan. Pekerja enggan berobat ke rumah sakit maupun puskesmas. Resiko untuk bekerja dalam bidang pengelolaan sampah sangatlah rentan akan paparan zat kimia terutama paparan biologis dari mikroorganisme maupun vektor pembawa penyakit

25. Halaman : Halaman bangunan sangatlah kumuh dan dan berbau tidak sedap serta terpapar mikroorganisme yang dapat menyebabkan gangguan biologis dikarenakan sampah yang berderetan hingga ke ujung bangunan tanpa ada pengawasan. Halaman sangat dikategorikan Kotor

26. Tempat Sampah : terdapat tempat sampah di ujung bangunan, tempat sampah terpisah dari sampah yang sudah di olah oleh para pekerja. Tempat sampah tergolong terbuka dan bahkan tidak sehat karena telah menimbulka gangguan biologis pada pekerka

27. Sampah : Sampah yang dihasilkan umumnya dipilah petugas kembali dan dibiarkan bahkan tidak dilakukan pembersihan secara rutin. Sampah dibiarkan menumpuk lalu di transit ke tempat pembuangan sampah

28. Air Limbah : Air limbah hasil perusahaan di buang ke got, sehingga menyebabkan air got sangat tercemar dan menyebabkan banyaknya vektor penyebab penyakit yang berada di got di depan dan disamping dari bangunan pekerja sehingga pekerja dapat dengan mudah terpapar

Page 5: KPKK Hasil Pemantauan Dan Penelitian Tempat Kerja Di Bidang Sektor Industri Kecil

Perbandingan Pekerja pada Perusahaan Pengelola Sampah di Indonesia dengan Jepang

1. Bangunan :

a. Indonesia b. Jepang

Dari segi bangunan, Indonesia tidak memiliki atap dan lan lantai yang layak untuk bekerja dalam pengelolaan sampah. Bangunan yang kumuh dan tidak layak serta jauh dari kata bersih sehingga pekerja dapat dengan mudah terpapar akan gangguan kimia dan biologi

Jepang menunjukan bahwa bangunan dari perusahaan pengelola sampah memiliki kualitas yang jauh lebih baik dari segala lini. Sehingga, kebersihan dari internal maupun eksternal dapat menjaga kesehatan para pekerja

2. APD (Alat Pelindung Diri) :

a. Indonesia b. Jepang

Dari segi APD, perusahaan di Indonesia menunjukan bahwa pekerja sama sekali tidak memakai seragam bahkan tidak memakai lengan tertutup, sehingga para pekerja dapat dengan mudah terpapar gangguan

Page 6: KPKK Hasil Pemantauan Dan Penelitian Tempat Kerja Di Bidang Sektor Industri Kecil

Disisilain, perusahaan pengelola sampah di jepang menunjukan kualitas dengan memberi APD pada pekerja berupa sarung tangan, topi, rompi, sepatu dan celana karet serta masker pada karyawan

3. Manajemen :

a. Indonesia b. Jepang

Perusahaan Indonesia hanya di kepalai satu orang tanpa membagi bidang bidang kepemimpinan dalam perusahaan. Perusahaan hanya bekerja sendiri tanpa adanya kerjasama dengan pemerintah Republik Indonesia

Perusahaan di Jepang di dipimpin oleh satu orang dengan membagi kepala divisi serta bekerja sama dengan pemerintah untuk mencapai kebersihan lingkungan