koreksi lingkungan kerja di ruang jurusan ikm fix.docx

35
KOREKSI LINGKUNGAN KERJA DI RUANG JURUSAN IKM FIK Unnes Disusun untuk Memenuhi Tugas Hygiene Lingkungan Kerja Semester V Dosen Pengampu: Drs. Sugiharto, M.Kes Oleh 1. Linda Destya K. (6411411207) 2. Ulya Rais (6411411208) 3. Amanda Aini C. (6411411211) 4. Novita Anggraini (6411411217) 5. Yunita Triyana (6411411224) 6. M. Gilang R.A. (6441441228) 7. Galuh Dwi A (6411411232) 8. Aprilia Dwi P (6411411236) 9. Elvina Nurul H. (6411411237) 10. Nurhana Mutmainah (6411411248) 11. Sri Muryati (6411411259) Rombel 05

Upload: sri-muryati

Post on 20-Nov-2015

19 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

KOREKSI LINGKUNGAN KERJA DI RUANG JURUSAN IKM FIK Unnes

Disusun untuk Memenuhi Tugas Hygiene Lingkungan Kerja Semester VDosen Pengampu: Drs. Sugiharto, M.Kes

Oleh1. Linda Destya K.(6411411207)2. Ulya Rais (6411411208)3. Amanda Aini C.(6411411211)4. Novita Anggraini(6411411217)5. Yunita Triyana (6411411224)6. M. Gilang R.A.(6441441228)7. Galuh Dwi A(6411411232)8. Aprilia Dwi P(6411411236)9. Elvina Nurul H. (6411411237)10. Nurhana Mutmainah(6411411248)11. Sri Muryati(6411411259)

Rombel 05

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAANUNIVERSITAS NEGERI SEMARANG2013KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah Koreksi Lingkungan Kerja di Ruang Jurusan IKM Unnes ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimilikiKami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai pengertian, factor-faktor yang mempengaruhi, dan upaya penegndalian terhadap lingkungan kerja. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yangmembangun demi perbaikan di masa depan.

Semarang, Desember 2013Penyusun

DAFTAR ISIKATA PENGANTAR ... 2DAFTAR ISI .. 3BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang 51.2 Rumusan Masalah .. 61.3 Tujuan .... 6 1.4 Manfaat . 6BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1 Kondisi Lingkungan Kerja 7 2.2 Sirkulasi Udara . 8 2.3 Sarana dan Prasarana 10 2.3.1 Jenis-Jenis sarana dan Prasarana 112.3.1.1 Peralatan/perlengkapan kantor (office supplies) 112.3.1.2 Mesin-mesin kantor (office machine). 112.3.1.3 Mesin komunikasi kantor ... 112.3.1.4 Perabot kantor (office furniture . 112.3.1.5 Interior kantor (office arrangement) ... 112.3.1.6 Tata ruang kantor (office lay out) ... 112.4 Sanitasi Perkantoran 132.5 Kepadatan Ruang Kerja ... 16BAB III PEMBAHASAN3.1 Definisi Lingkungan Kerja ... 173.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja ... 173.3 Kondisi Lingkungan Kerja di Ruang urusna IKM 183.3.1 Kondisi Fisik Jurusna IKM 183.3.2 Sanitasi Perkantoran .. 183.3.3 Ventilasi (Sirkulasi Udara) .. 203.4 Kepadatan Ruang Kerja . 203.5 Upaya Pengendalian Kesehatan Lingkungan Kerja 213.5.1 Sanitasi Perkantoran . 213.5.2 Pemeliharaan Sarana dan Prasarana . 213.5.3 Pengendalian terhadap ventilasi ... 213.5.4 kepadatan Runag Kerja ... 21BAB IV KESIMPULAN 4.1 Simpulan . 224.2 saran ... 22DAFTAR PUSTAKA ... 25LAMPIRAN .......... 26

BAB IPENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pembangunan dan pengembangan memerlukan perubahan yang dinamis yang diharapkan berdampak positif. Salah satu aspek dalam mendukung pembangunan adalah terciptanya lingkungan kerja yang kondusif, dimana lingkungan kerja yang kondusif ialah faktor-faktor diluar manusia baik fisik maupun non fisik dalam suatu kegiatan yang diharapkan membawa pengaruh bagi pembangunan. Lingkungan kerja sangat berpengaruh terhadap kinerja serta kenyamanan pekerja dalam bekerja. Lingkungan kerja yang baik dapat meningkatkan kinerja para pekerja.Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan. (Nitisemito, 1996).Higiene lingkungan kerja berpengaruh dalam penilaian pada faktor penyebab penyakit secara kualitatif dan kuantitatif di lingkungan kerja dengan melakukan antisipasi, rekognisi, evaluasi, dan pengendalian terhadap faktor-faktor lingkungan kerja serta stresses, yang timbul di atau dari tempat kerja, yang bisa menyebabkan sakit, gangguan kesehatan dan kesejahteraan atau ketidaknyamanan yang berarti bagi pekerja maupun warga masyarakat masyarakat.Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kondisi lingkungan keja adalah kebisingan, penerangan, pertukaran udara, kebersihan di lingkungan kerja, temperature, pewarnaan (misal: dinding), bau-bauan, debu, tata letak ruang dan perabotan kerja, getaran dan psikologis pekerja.Lingkungan kerja yang buruk dapat menjadi hazardous atau sumber bahaya yang mengakibatkan penyakit akibat kerja serta kecelakaan di tempat kerja. Lingkungan kerja dapat menyebabkan gangguan kesehatan, penyakit akibat kerja, kecelakaan kerja dan ketidaknyamanan para pekerja dalam bekerja. Hal ini dapat dicegah dengan meningkatkan upaya kesehatan lingkungan kerja yang dapat diintensifkan di dalam tempat kerja.Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik menganalisis terkait koreksi lingkungan kerja dengan judul Koreksi Tempat Kerja di Ruang Jurusan IKM Unnes.1.2 Rumusan Masalah1. Apa definisi Lingkungan Kerja?2. Apa standar yang digunakan untuk mengevaluasi suatu lingkungan kerja?3. Bagaimana kondisi lingkungan kerja di ruang dosen IKM?4. Apakah kondisi lingkungan kerja di ruang dosen sudah sesuai dengan standar?5. Apa saja yang harus dilakukan agar kantor dekanan fik unnes sesuai dengan satndar kesehatan lingkungan kerja?

1.3 Tujuan1. Untuk mengetahui definisi lingkungan kerja2. Untuk mengetahui standar lingkungan kerja yang baik3. Untuk mengetahui kondisi lingkungan kerja di ruang dosen IKM4. Untuk mengetahui kesesuaian antara standar dengan keadaan sebenarnya ruang kerja di kantor dekanant FIK Unnes5. Untuk mengetahui solusi yang dilakukan agar kantor dekanan fik unnes sesuai dengan satndar kesehatan lingkungan kerja.

1.4 Manfaat

1. Memberikan informasi yang bermanfaat mengenai standar lingkungan kerja yang memenuhi kriteria kesehatan lingkungan dan kerja.2. Memberikan informasi yang bermanfaat mengenai upaya solusi yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan lingkungan kerja kepada masyarakat terutama kepada para pekerja

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Kondisi Lingkungan KerjaJika manusia melakukan suatu pekerjaan maka sangat banyak faktor yang terlibat dan mempengaruhi keberhasilan pekerjaan itu. Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi manusia tersebut dapat dibagi dua, yaitu faktor individual dan faktor situasional. Faktor individual berasal dari diri manusia itu sendiri misalnya usia, pendidikan, motivasi, pengalaman. Faktor situasional berasal dari luar diri manusia itu mis. kondisi mesin, kondisi pekerjaan, karakteristik lingkungan. Berbeda dengan faktor-faktor individual, faktor-faktor situasional ini dapat diubah untuk memberikan pengaruh pada keberhasilan kerja. Dengan kata lain agar pekerjaan yang dilakukan efisien, hasil kerja yang didapat efektif dengan produktivitas tinggi. Apa yang dilakukan manusia dalam menghadapi pekerjaannya banyak dipengaruhi keadaan lingkungannya. Jika mesin dengan segala perangkat kelengkapannya adalah obyek fisik pekerjaan, maka suhu, pencahayaan, getaran dan lain-lain adalah lingkungan pekerjaan yang nirhayati. Semua sistem itu dapat digambarkan sebagai berikut : Dari Gambar 1. kita dapat melihat bahwa kondisi lingkungan memberi beban tersendiri pada manusia dalam melakukan pekerjaannya. Manusia harus melakukan usaha-usaha pengaturan agar ia merasa nyaman dalam melakukan tugasnya. Tujuan yang hendak dicapai adalah meningkatkan efektivitas kerja dengan tetap memandang manusia sebagai pusat sistem untuk mempertahankan dan meningkatkan unsur kenyamanan dan kesehatan.

2.2 Sirkulasi UdaraKualitas udara dalam ruangan menurut Widagdo (2009) adalah udara di dalam suatu bangunan yang dihuni atau ditempati untuk suatu periode sekurang-kurangnya 1 jam oleh orang dengan berbagai status kesehatan yang berlainan. Ruang kerja yang terlalu padat penghuninya dan sistem AC yang kurang terawatdengan sirkulasi udara yang kurang memadai akan dapat meningkatkan resiko timbulnya gangguan kesehatan. Resiko tersebut kemungkinan dapat lebih diperparah oleh kondisi sebagai berikut : - Asap rokok dalam ruangan- Bahan-bahan bangunan, furniture, dan peralatan-peralatan modern- Produk-produk pembersih ruangan- Bahan-bahan pencemar udara dari luar ruangan dan lain-lainMenurut Herjanto (2011) ventilasi diperlukan untuk menjaga lingkungan kerja dengan udara yang bersih dan segar. Bau dan udara kotor (seperti asap, uap dan gas beracun yang berasal dari sampah dan kotoran lain) dapat menganggu suasana kerja yang baik, bahkan dapat berbahaya bagi kesehatan para pekerja. Untuk itu, ventilasi yang memadai diperlukan dalam setiap ruangan kerja. Peralaran penyejuk udara dan kipas angin biasanya dipergunakan untuk membantu sirkulasi udara dan mendapatkan udara yang bersih. Udara pada beberapa tempat kerja, terutama yang peralatannya menghasilkan panas, harus disirkulasikan untuk menghasilkan kenyamanan. Tanpa sirkulasi udara, temperatur udara sekitar akan meningkat dan keberadaan off-gas, seperti yang dibahas sebelumnya, akan semakin menetap di tempat yang sama dan mengakibatkan gangguan pernafasan serta gangguan fisik lainnya pada pegawai. Tingkat pergantian udara rata-rata yang cukurp 0,67m3 per menit per orang harus disirkulasikan setiap menitnya untuk tiap karyawan pada area tertentu. Sirkulasi volume udara yang lebih besar akan diperlukan apabila merokok diperbolehkan pada area kerja. Salah satu upaya untuk mendapatkan ruangan dengan udara yang nyaman adalah dengan memasang AC pada ruang kerja. Pemasangan AC biasanya dapat dilakukan baik secara sentral maupun secara split. Pada dasarnya kedua jenis AC tersebut mempunyai prinsip pengaliran udara yang agak berbeda. Pada AC split, udara dari luar gedung dihisap dan didinginkan dalam suatu phase kemudian dihembuskan ke dalam ruangan, selanjutnya udara dikeluarkan melalui lubang-lubang yang dibuka dan ditutup. Sedangkan pada AC sentral, udara didinginkan dan kemudian dihembuskan kedalam ruangan yang selanjutnya udara di dalam ruangan yang masih agak dingin dihisap lagi untuk didinginkan kembali dan kemudian dihembuskan ke dalam ruangan lagi, demikian seterusnya. Pada AC sentra ada kemungkinan udara yang dialirkan terkontaminasi dengan bahan-bahan pencemar yang berasal dalam ruangan itu sendiri, seperti; gas CO, sebagai sisa pernafasan, gas CO terutama dari asap rokok, O3 dari peralatan kerja.Selain itu, menurut Sedarmayanti (2009) tanaman dapat memberikan kesejukan dan kesegaran pada ruangan terutama ruang kerja. Dengan cukupnya oksigen yang tersedia di tempat kerja , ditambah dengan pengarug secara psikologis akibat adanya tanaman di sekitar tempat kerja, keduanya akan memberikan kesejukan dan keseharan pada jasmani penghuninya. Rasa sejuk dan segar selama bekerja akan membantu mempercepat pemulihan tubuh akibat lelah setelah bekerja.Ventilasi merupakan proses untuk mencatu udara segar ke dalam bangunan gedung dalam jumlah yang sesuai kebutuhan.Ventilasi alami terjadi karena adanya perbedaan tekanan di luar suatu bangunangedung yang disebabkan oleh angin dan karena adanya perbedaan temperatur, sehingga terdapat gas-gas panas yang naik di dalam saluran ventilasi.Ventilasi bertujuan :a). menghilangkan gas-gas yang tidak menyenangkan yang ditimbulkan oleh keringat dansebagainya dan gas-gas pembakaran (CO2) yang ditimbulkan oleh pernafasan danproses-proses pembakaran.b). menghilangkan uap air yang timbul sewaktu memasak, mandi dan sebagainya.c). menghilangkan kalor yang berlebihan.d). membantu mendapatkan kenyamanan termal.Menurut klasifikasi bangunan, ruangan dosen IKM UNNES merupakan bangunan kelas 5 yang merupakan bangunan kantor. Ventilasi alami yang disediakan harus terdiri dari bukaan permanen, jendela,pintu atau sarana lain yang dapat dibuka. Berdasarkan 2006 IMC dan 62,1-2004 ASHRAE tingkat ventilasi minimum dalam kaki kubik per menit (cfm) per orang untuk ruang kantor adalah IMC (20 cfm/orang) dan ASHRAE (6 cfm/orang). American Society of Heating, Refrigerating, dan Air Conditioning Engineers (ASHARE) SATANDAR, yang telah ditetapkan : Flowrate = 0.25 0.5 m/s atau (50 100) fpm Flowrate difusser : (50- 100) fpm ; Temperatur udara = 800F atau (24 26) 0C Kelembaban nisbi/relative humaddity = 30 50 % Ruang kerja = 4 m2/person Flowrate (Q) = 20 cfm/person Dimensi Diffuser (40 cm x 40 cm ) x 20 % Standar exhaust : (20 cm x 20 cm ) x 50 % Jam kerja : 8 jam /hari Perbandingan Luas ruang kerja : luas lantai : 1: 4 Oksigen di ruang kerja = (15 20) % udara Inhalasi manusia = 30 m3/hari atau = 44,14 ft3/jam Kecepatan aliran udara = 1 : 3,28 m/jam per-person Catatan, 1 cfm = 59,85 liter/menit 1 m3 = 35,314 ft3

Persyaratan teknis ventilasi dan jendela sebagai berikut :1. Luas lubang ventilasi tetap, minimum 5% dari luas lantai ruangan dan luas lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup) minimum 5% luas lantai, dengan tingg lubang ventilasi minimal 80 cm dari langit-langit.2. Tinggi jendela yang dapat dibuka dan ditutup minimal 80 cm dari lantai dan jarak dari langit-langit sampai jendela minimal 30 cm.3. Udara yang masuk harus udara yang bersih, tidak dicemari oleh asap pembakaran sampah, knalpot kendaraan, debu dan lain-lain.4. Aliran udara diusahakan crossventilation dengan menempatkan lubang hawa berhadapan antara dua dinding ruangan.Aliran udara ini diusahakan tidak terhalang oleh barang-barang seperti almari, dinding, sekat-sekat, dan lain-lain.5. Kelembaban udara dijaga antara 40%s /d 70%.Untuk ruang yang menggunakan AC secara periodik harus dimatikan dan diupayakan mendapat pergantian udara secara alamiah dengan cara membuka seluruh pintu dan jendela atau dengan kipas angin dan membersihkan saringan/filter udara AC secara periodik sesuai ketentuan pabrik.

2.3 Sarana dan Prasarana di Lingkungan Kerja

Sarana lebih ditujukan untuk benda-benda bergerak seperti komputer, meja, telepon, dan sebagainya. Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses. Prasarana lebih ditujukan pada benda-benda yang tidak bergerak seperti gedung, ruang, dan tanah. Suatu kantor tidak dapat berfungsi dengan baik tanpa didukung dengan perlengkapan kantor sebagai sarana kantor. Kegunaan Sarana dan Prasaranan Kantor Sebagai penunjang kegiatan kantor. Mempermudah dan mempercepat proses pelaksanaan kegiatan kantor. Memperoleh hasil pekerjaan yang lebih memuaskan. Sebagai aset kantor.

2.3.1 Jenis-Jenis Sarana dan Prasarana Lingkungan kerja2.3.1.1 Peralatan/perlengkapan kantor (office supplies)Peralatan/perlengkapan adalah alat atau bahan yang digunakan untuk membantu pelaksanaan pekerjaan kantor, sehingga menghasilkan suatu pekerjaan yang diharapkan selesei lebih cepat, lebih tepat dan lebih baik. Peralatan/perlengkapan kantor dibedakan menjadi dua, yaitu :I. Peralatan/perlengkapan kantor dilihat dari bentuknya ;i. Peralatan/perlengkapan kantor berbentuk lembaran.ii. Perlatan/perlengkapan kantor yang berbentuk lembaran/helaianiii. Peralatan/perlengkapan kantor berbentuk nonlembaraniv. Peralatan/perlengkapan kantor yang berbentuk nonlembaran (bukan berupa kertas lembaran)v. Peralatan/perlengkapan kantor berbentuk bukuvi. Peralatan/perlengkapan kantor yang berbentuk buku; buku catatan (block note), buku pedoman organisasi, buku tamu, buku agenda surat, dllII. Peralatan/perlengkapan kantor dilihat dari penggunaannyaDilihat dari penggunaannya, peralatan/perlengkapan kantor dapat dibedakan menjadi dua, antara lain:i. Barang habis pakaiBarang habis pakai adalah barang/benda kantor yang pengguanaannya hanya satu/beberapa kali pakai atau tidak tahan lama. Contoh : kertas, tinta, karbon, klip, pensil dan pulpen.ii. Barang tidak habis pakaiBarang yang tidak habis pakai adalah barang/benda kantor yang penggunaannya tahan lama. Contoh : stapler, perforator, cutter, dan gunting.2.3.1.2 Mesin-mesin kantor (office machine)Mesin-mesin kantor (office machine) adalah alat yang digunakan untuk menghimpun, mencatat, mengolah bahan-bahan keterangan dalam pekerjaan kantor yang bekerja secara mekanik, elektrik, dan magnetik. Contoh : komputer, laptop, LCD, mesin tik manual dan elektrik, mesin fotocopy dll.2.3.1.4 Mesin komunikasi kantorMesin komunikasi kantor adalah sarana kantor yang digunakan untuk melakukan komunikasi, baik di lingkungan organisasi sendiri maupun ke luar organisasi. Contoh : telepon, interkom, faksimile dan telepon wireless.2.3.1.4 Perabot kantor (office furniture)Perabot kantor adalah benda-benda kantor yang terbuat dari kayu atau besi untuk membantu pelaksanaan tugas pekerjaan kantor. Contoh : meja, kursi, sofa (meja dan kursi untuk tamu), rak buku, lemari, papan tulis dll.2.5.1.5 Interior kantor (office arrangement)Interior kantor adalah benda-benda kantor yang digunakan untuk menambah suasana jadi menyenangkan sehingga memberi semangat dan kenyamanan dalam menyeleseikan pekerjaan. Contoh : gambar presiden dan wakil presiden, gambar lambang negara, bendera, struktur organisasi, lukisan, patung, vas bunga, tanaman hidup maupun buatan, jam dinding dll.2.5.1.6 Tata ruang kantor (office lay out)Tata ruang kantor adalah pengaturan ruangan kantor serta penyusunan alat-alat dan perabotan kantor sesuai dengan luas lantai dan ruangan kantor yang tersedia sehingga memberikan kepuasan dan kenyamanan kepada karyawan dan pekerja.Manfaat tata ruang kantor:1. Menjamin efisiensi dari arus kerja yang ada.2. Mengoptimalkan penggunaan ruang yang ada secara efektif. 3. Mengembangkan lingkungan kerja yang nyaman bagi pegawai.4. Meningkatkan produktivitas kerja pegawai.5. Memberikan kesan positif terhadap pelanggan perusahaan. 2.6 Sanitasi PerkantoranPada perkantoran, sanitasi adalah suatu usaha untuk memberikan fasilitas di dalam ruang-ruang kantor yang dapat menjamin agar keadaan di dalamnya selalu bersih dan sehat. Usaha ini harus ditunjang oleh adanya penyediaan air bersih yang cukup dan pembuangan air kotoran yang lancar. Semua sistem itu termasuk cara memperoleh, penampungan, pengolahan dan saluran-salurannya, sesuai dengan kebutuhan dan syarat kesehatan.Standar Sanitasi Lingkungan Kerja menurut keputusan menteri kesehatan republik indonesia nomor 1405/menkes/sk/xi/2002 tentang persyaratan kesehatan lingkungan kerja perkantoran dan industri.Ketentuan fasilitas sanitasi dilingkungan kerja yaitu dilingkungan perkantoran, yaitu :a. Fasilitas sanitasi harus mudah dijangkau dan tidak jauh dari aera pekerja (accessible)b. Letak toilet tidak lebih dari satu lantai di atas atau di bawah dari area kerja regulerc. Jumlah fasilitas harus sesuai dengan jumlah pekerjad. Luas area sanitasi harus memenuhi minimal kriteriae. Fasilitas sanitasi khsuus harus tersedia untuk pekerja dengan kondisi tertentu (contoh : hamil)f. Fasilitas sanitasi untuk pria dan wanita terpisah dan dibedakang. Terdapat petugas yang bertugas untuk membersihkan dan menjaga kondisi fasilitas yang ada.Detail standar yang dipersyaratkan pada sanitasi lingkungan kerja sebagai berikut :1. Retiring room and dressing facilities for women

a) Jika terdapat 5 (lima) atau lebih pekerja wanita maka harus disediakan minimal 1 (satu) ruang istirahat khusus wanitab) Ruang istirahat harus nyaman, dan ditempatkan pada area yang mudah dijangkau setiap saat di dalam ruang istirahat sebaiknya dipisah anatara toilet dan ruang ganti.2. Toilet rooms, water closets, and urinalsa) Harus tersedia toilet yang bisa digunakan oleh pekerjab) Toilet untuk pria dan wanita harus terpisahc) Terdapat tanda yang jelas. Pekerja dilarang keras menggunakan toilet yang bukan untuk jenis kelamin yang bersangkutand) Lokasi, letak toilet tidak lebih dari satu lantai di atas atau di bawah di area kerja reguler, kecuali ruang kerja tersdia lift atau elevator yang memudahkan pekerja untuk menuju toilet. Toilet tidak boleh kontak langsung dengan ruang lain seperti dapur, atau ruang penyimpan makanan yang tidak dibungkus, kecuali ada pintu pembatas. Pintu pembatas harus mempunyai sistem tertutup secara otomatise) Toilet pria dan wanita harus dipindahkan dengan kontruksi yang permanen (soundproof, material tidak transparan). Perlu dicantumkan tanda jangan dibuka.f) Dinding dan plafon yang digunakan sebaiknya dari bahan yang mudah dibersihkang) Pintu toilet sebaiknya tertutup rapat dan dilengkapi dengan alat yang membuat pintu bisa tertutup sendiri.h) Toilet harus mempunyai penerangan yang memadaii) Toilet dilengkapi dengan exhaust fan, dan terdapat ventilasi untuk masuknya cahaya.3. Maintance a) Didalam toilet terdapat poster atau himbauan kepada pengguna agar menjaga kebersihan dan tidak melakukan tindakan yang dapat merusak fasilitas toiletb) Terdapat tisu atau toilet paperc) Dinding, partisi dan bagian lain dari ruang toilet harus bersih dan bebas dari kotoran atau coretan coretand) Sebaiknya toilet pria dibersihkan oleh petugas pria dan toilet wanita oleh petugas wanita, kecuali pada waktu di luar jam kerja.e) Ruang khusus wanita di dalam toilet wanita harus mempunyai penutup4. Water closet (WC)a) Jumlah WC yang tersedia untuk setiap jenis kelamin harus berdasarkan jumlah maksimal pekerja untuk setiap jenis kelaminb) Jika terdapat urinals, maka jumlah WC harus dikurangi sejumlah urinals yang tersedia, dan jumlah WC tidak boleh kurang 2/3 dari jumlah yang dipersyaratkanc) Harus terdapat keran atau alat pengatur supply air dari pipa penyalur.d) Dilengkapi dengan keran untuk penyiraman. Ukuran pipa untuk penyiraman mempunyai diameter yang tidak boleh kurang dari 1 inch.e) Pintu dilengkapi dengan kunci. Tinggi pintu minimal 60 inch dari lantai dan jika pintu tidak menyentuh tanah maka jarak maksimal adalah pintu dari lantai 12 inch.5. Urinals a) Jumlah urinalsJika jumlah pekerja pria kurang dari 30 orang, maka sebaiknya tersedia tersedia 1 urinals. Jika jumlah oekerja pria 30 sampai 80 harus terdapat 2 urinals, dan setiap penambahan 80 orang atau kelipatannya ditambahkan 1 unit urinalsb) Ukuran minimal 2 feet dan terbuat dari marmer / porcelainc) Mempunyai tinggi lantai tidak kurang dari 15 inch diukur dari ujung bagian bawah urinalsd) Urinals sebaiknya diletakkan di dalam ruang toilet dan untuk setiap urinals dibatasi oleh partisi.e) Dilengkapi dengan keran untuk menyiram. Ukuran diameter pipa untuk flushing/ menyiram tidak kurang inch.6. Fasilitas ganti pakaianFasilitas untuk ganti pakaian seperti loker atau rak dengan hanger atau gantungan yang terpisah untuk setiap orang harus tersedia. Fasilitas ini harus berada di dalam ruang istirahat atau di ruang lain yang memadai.7. Washing facilitiesa) Jumlah fasilitas untuk mencuci ( tangan) yang disediakanb) Setiap penambahan 25 orang pekerja atau kelipatannya tempat cuci tangan di tambah 1 unitc) Tempat cuci tangan terusan yang berbentuk lingkaran dan terdapat air mancur dianggap inchi 1 unit jika panjang lingkarannya minimal 20 inchi.d) Tempat cuci tangan dilengkapi dengan sabun atau bahan lain yang berguna untuk membersihkan kotoran yang menempel pada tangan.e) Penerangan di ruang atau area tempat dipasangnya washing facilities harus memadai.f) Tersedia kertas tissue, handuk (individual), kain lap di area wastafel. Jangan menggunakan handuk secara bersama sama

2.7 Kepadatan Ruang KerjaBerdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 261/ MENKES/ SK/ II/ 1998 Tentang: Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja. Terdapat persyaratan kesehatan mengenai ruangan dan bangunan, yaitu:a. Bangunan kuat, terpelihara, bersih dan tidak memungkinkan terjadinya gangguan kesehatan dan kecelakaan.b. Lantai terbuat dari bahan bahan yang kuat, kedap air,permukaan rata, tidak licin dan bersih.c. Setiap karyawan mendapatkan ruang udara minimal10m3/karyawan.d. Dinding bersih dan berwarna terang. Permukaan dinding yang selalu terkena percikan air terbuat dari bahan yang kedap air.e. Langit-langit kuat, bersih, berwarna terang, ketinggian minimal 2,50 m dari lantai. Atap kuat dan tidak bocor.f. Luas jendela, kisi-kisi atau dinding gelas kaca untuk masuknyag. Cahaya minimal 1/6 kali luas lantai.

BAB IIIPEMBAHASAN3.1 Definisi Lingkungan KerjaPengertian lingkungan kerja menurut Komarudin (1983), adalah kehidupan sosial, psikologi, dan fisik dalam perusahaan yang berpengaruh terhadap pekerja dalam melaksanakan tugasnya. Kehidupan manusia tidak terlepas dari berbagai keadaan lingkungan sekitarnya, antara manusia dan lingkungan terdapat hubungan yang sangat erat. Dalam hal ini, manusia akan selalu berusaha untuk beradaptasi dengan berbagai keadaan lingkungan sekitarnya. Demikian pula halnya ketika melakukan pekerjaan, karyawan sebagai manusia tidak dapat dipisahkan dari berbagai keadaan disekitar tempat mereka bekerja, yaitu lingkungan kerja. Selama melakukan pekerjaan, setiap karyawan akan berinteraksi dengan berbagai kondisi yang terdapat dalam lingkungan kerja. 3.2 Faktor-Faktor yang Dapat Mempengaruhi Lingkungan KerjaAda beberapa faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja, seperti yang dikemukakan Sedarmayanti (1996:5), yaitu :1. Penerangan Penerangan yang baik dapat memberikan kepuasan dalam bekerja dan tentunya akan meningkatkan produktivitas, selanjutnya penerangan yang tidak baik dapat memberikan ketidak puasan dalam bekerja dan menurunkan produktivitas. Hal ini disebabkan karena penerangan yang baik tentunya akan memudahkan para karyawan dalam melakukan aktivitas. 2. Suhu UdaraSuhu udara dalam ruangan kerja merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan oleh manajemen perusahaan agar karyawan dapat bekerja dengan menggunakan seluruh kemampuan sehinggan menciptajkan hasil yang optimal. Dimana suhu udara meliputi : kelembaban udara, suhu udara, dan sirkulasi udara3. Kebisingan Bunyi bising dapat mengganggu konsentrasi dalam bekerja, untuk itu suara-suara ribut harus diusahakan berkurang.Turunya konsentrasi karena ditimbulkan oleh suara bising dapat berdampak pada meningkatnya stres pekerja4. Ruang Gerak atau Kepadatan Ruang KerjaTata ruang kerja yang baik adalah tata ruang kerja yang dapat mencegah timbulnya gangguan keamanan dan keselamatan kerja bagi semua karyawan yang bekerja di dalamnya.Barang-barang yang diperlukan dalam ruang kerja harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan gangguan terhadap para karyawan.

3.3 Kondisi Lingkungan Kerja di Ruang Jurusan IKM3.3.1 Kondisi Fisik Ruang Jurusan IKMBerdasarkan hasil observasi di Ruang Dosen IKM Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang (Ruang F216 dan F212) didapatkan hasil bahwa: Luas ruangan (F216+F212) = 52 m2 Luas ventilasi total Di ruang F216 tersedia : 2 buah AC 1 buah kipas angin gantung 1 buah pintu keluar-masuk Di ruang F212 tersedia : 2 buah AC 1 buah kipas angin gantung 1 buah kipas angin berdiri 1 buah pintu keluar-masuk 2 buah tanaman hias dibagian luar kedua ruangan yang terletak di ujung ruangan dan depan pintu masuk F212. Meja dosen 35 meja Ruang tersebut biasanya dihuni penuh oleh 20 dosen atau terkadang hanya beberapa dosen yang menempati. AC yang tersedia sering dinyalakan, namun terkadang pintu keluar-masuk yang ada di salah satu ruang tidak ditutup sehingga udara dari luar tetap dapat masuk dengan mudah. Kipas angin yang tersedia jarang digunakan karena sudah menggunakan AC. Suhu ruangan berkisar antara 20-26O C. Kedua ruangan itu digabung membentuk seperti huruf U, dan hanya dipisah dengan triplek pada bagian luarnya. Pada bagian tengahnya, terdapat ruangan kecil yang pada bagian depannya terdapat semacam lubang seluas 2 x 40 x 70 meter yang tidak terdapat penutup pada lubang tersebut. Lubang tersebut berbentuk persegi panjang dan biasanya digunakan untuk bagian administrasi. Ruang Dosen tersebut sudah cukup memiliki lubang pertukaran udara, namun kurang sesuai mengingat ruangan tersebut menggunakan AC. Jika melihat kondisi ruangan, udara dapat masuk melalui berbagai jalur, diantaranya pintu masuk-keluar, ventilasi yang terdapat diatas pintu, dan lubang administrasi. Apabila tetap menggunakan AC, sebaiknya pintu dijaga agar tidak terlalu lama terbuka. Selain itu, lubang untuk administrasi sebaiknya ditutup menggunakan kaca agar udara didalam ruangan tetap terjaga dari kontaminasi.

3.3.2 Sanitasi Perkantoran Standar Sanitasi Lingkungan Kerja menurut keputusan menteri kesehatan republik indonesia nomor 1405/menkes/sk/xi/2002 tentang persyaratan kesehatan lingkungan kerja perkantoran dan industri.Sarana sanitasi di industri yang meliputi kamar mandi, WC, dan westafel yang disediakan atau dipergunakan oleh karyawan selama jam kerja. 1. Toilet karyawan wanita terpisah dengan toilet untuk karyawan pria. 2. Setiap kantor harus memiliki toilet dengan jumlah wastafel, jamban dan peturasan minimal seperti pada tabel-tabel berikut : a. Untuk karyawan pria :

3. Toilet karyawan wanita terpisah dengan toilet untuk karyawan pria. Dari standar di atas,dapat diambil kesimpulan bahwa :1. Di lantai 2 gedung F1 terdapat 1 kamar mandi yaitu di jurusan PKLO, tidak terdapat wastafel , terdapat jamban, toilet wanita terpisah dengan toilet pria.2. Ruang kantor jurusan IKM FIK Unnes tidak terdapat toilet3. Jumlah dosen dan karyawan di jurusan IKM sebanyak 32 orangGedung F1 itu terdiri dari 2 lantai, dan jurusan IKM terletak di lantai 2. Untuk syarat bahwa setiap lantai minimal ada 1 kamar mandi (toilet), gedung ini telah memenuhi standar yang ada. Namun jika dilihat dari jumlah karyawan dan dosen, 1 toilet belum memenuhi syarat. Karena 1 toilet minimal digunakan oleh 25 orang, sedangkan diketahui jumlah dosen dan karyawan adalah 32 orang dan belum ditambah jumlah karyawan dan dosen di jurusan PKLO. Jadi, toilet tersebut belum memenuhi syarat bila dilihat dari jumlah kepadatan penduduk.

3.3.3 Ventilasi (Sirkulasi Udara)Di dalam ruangan dosen IKM UNNES terdapat 30 ventilasi udara yang terletak diatas jendela dengan ukuran 60cm x 70cm yang berbentuk persegi dengan tralis dan terbuat dari kayu, juga terdapat 26 jendela kaca yang tidak bisa dibuka dengan ukuran 110cm x 70 cm, terdapat 2 pintu untuk keluar dan masuk. Terdapat AC di dalam ruangan.3.4 Kepadatan Ruang Kerja Ruang Kerja Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, memiliki:NoRincianJumlah

Luas Ruangan132,3 m2 (12,6m x 10,5m)

Tinggi Ruangan4m

Dosen32 orang

Meja25 buah

Almari18 almari

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan ruang kerja Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat memiliki tingkat kepadatan yang cukup tinggi dengan banyak meja dan almari di dalamnya.

3.5 Upaya Pengendalian Kesehatan Lingkungan Kerja 3.5.1 Sanitasi PerkantoranUntuk memenuhi syarat jika dilihat dari jumlah kepadatan pekerja dalam lingkungan kerja maka dibutuhkan adanya penambahan toilet di kantor Jurusan IKM. 3.5.2 Pemeliharaan Sarana dan PrasaranaPemeliharaan adalah kegiatan terus-menerus untuk mengusahakan agar barang/bahan kantor tetap dalam keadaan baik atau siap untuk dipakai. Tujuan pemeliharaan sarana dan prasarana kantor, antara lain:1. Agar barang tidak mudah rusak karena hama atau suhu/cuaca.2. Agar barang tidak mudah hilang.3. Agar barang tidak kadaluarsa. d) Agar barang tidak mudah susut.4. Agar sarana dan prasarana selalu dalam keadaan baik5. Inventarisasi Inventarisasi adalah semua kegiatan dan usaha untuk memperoleh data yang diperlukan mengenai sarana dan prasarana yang dimiliki

3.5.3 Pengendalian terhadap ventilasi 1. Penataan ruangan kerja dosen agar ruangan tidak terlihat terlalu sempit2. Sebaiknya dibuat jendela atau ventilasi yang dapat dibuka agar mendapatkan pergantian udara secara alamiah3. mengukur gerak udara di ruang kerja sebagai bagian dari ventilasi menggunakan globe termometer dibantu dengan table chart untuk memperoleh hasil gerak udara di tempat kerja dengan standar 2 kali per orang per menit3.5.4 Kepadatan Ruang KerjaTingkat kepadatan di ruang kerja yang cukup tinggi dapat diminimalisasi dengan mengurangi meja atau barang yang tidak terpakai, dengan mengeluarkan benda atau barang yang tidak terpakai maka diharapkan dapat mengurangi kepadatan di ruang Ilmu Kesehatan Masyarakat.

BAB IVKESIMPULAN

4.1 SimpulanBerdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa :1. Lingkungan kerja merupakan kehidupan sosial, psikologi, dan fisik dalam perusahaan yang berpengaruh terhadap pekerja dalam melaksanakan tugasnya, sehingga pekerja/karyawan saling berinteraksi dengan berbagai situasi dan kondisi yang tidak dapat dipisahkan dari lingkungan kerja. 2. Factor-faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja diantaranya : penerangan, suhu udara, kebisingan, ruang gerak atau kepadatan ruang kerja.3. Kondisi lingkungan kerja ruang jurusan IKM jika dilihat dari luas lantai dan kepadatan populasi di ruang jurusan IKM telah memiliki sirkulasi udara yang baik, selain penggunaan ventilasi dan jendela juga dilengkapi dengan AC. Namun hal yang perlu diperhatikan saat AC dioperasikan yaitu pintu atau celah-celah jalur udara keluar masuk dapat tertutup untuk tetap menjaga kualitas udara di dalam. Selain itu jumlah toilet yang berada di gedung tersebut belum memenuhi syarat sanitasi. Jika dilihat dari kepadatan ruang kerja, tingkat kepadatannya cukup tinggi. Kondisi ini terlihat dari banyaknya meja dan almari yang belum ditempatkan secara efisien sehingga mempengaruhi ruang gerak.4. Upaya pengendalian Kesehatan Lingkungan Kerja yang dapat dilakukan diantaranya : pemeliharaan sarana dan prasarana, pengendalian terhadap ventilasi, pengendalian kepadatan ruang gerak.

4.2 Saran Sebaiknya untuk mempermudah analisis factor factor yang mempengaruhi lingkungan kerja dapat mengunakan alat bantu ukur (pencahayaan, kelembaban, suhu, kebisingan), sehingga mendapatkan hasil yang lebih tepat sesuai pengukuran.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim .2012. Fungsi, Prinsip dan Mekasnisme Sistem Kerja Ventilasi http://inspeksisanitasi.blogspot.com/2012/12/prinsip-kerja-ventilasi.html. 6 desember 2013 (21.50)Herjanto, Eddy. 2011. Manajemen Operasi Edisi 3. Jakarta: Gramedia Pustaka UtamaIswanto, joni.2011 , Higiene Kerja.2011.http://www.sumbarsehat.com/2011/10/hidiene-kerja.html . 8 desember 2013 (19.00).Keputusan menteri kesehatan republik indonesia nomor 1405/menkes/sk/xi/2002 tentang persyaratan kesehatan lingkungan kerja perkantoran dan industri.Latar Muhammad Arief, Ir, MSc .2013. Perencanaan sistim ventilasi pengenceran udara dengan menggunakan ashare satandar http://ikk365.blog.esaunggul.ac.id/files/2013/03/DILUSI-VENTILASI-ASHRAES-STANDAR4.pdf. 6 Desember 2013 (18.00)Tata cara perancangan sistem ventilasi dan pengkondisian udarapada bangunan gedung. SNI 03-6572-2001.http://www. ciptakarya.pu.go.id/pbl/doc/sni/SNI_VENTI.PDF . 6 Desember 2013 (18.00)Sedarmayanti. 2009. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: Mandar Maju.Widagdo, Suharyo. 2009. Kualitas Udara dalam Ruang Kerja. Sigma Epsilon Vol 3 No 3 hal 86-89Widagdo, suharyo. 2010. Studi Literatur Tentang Lingkungan Kerja Fisik Perkantoran. http://jurnal.sttn-batan.ac.id/wp-content/uploads/2010/03/C-16.pdf. 05 Desember 2013 (15.00)

LAMPIRAN

Gambar 3. Bagian ruang kerja Gambar 3. Bagian Adminidtrasi Gambar 3. Bagian ruang tunggi Gambar 2. Tampak jendela dan ventilasi bagian dalamGambar 1. Pintu masuk Ruang Jurusan IKm24