plb fix.docx

12
1 Pola Persebaran Famili Asteraceae Di Taman Wisata Alam Pananjung Pangandaran Innes Genia Sahira Prodi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidaytullah Jakarta Jl. Ir. Juanda no.95 Ciputat 15419 Abstract Family Asteraceae is one kind of plant that became constituent forest floor vegetation cover in Pangandaran Nature Park. Asteraceae is one family with a fairly high species diversity and has many benefits. This research aimed to determine the diversity, dominance and distribution of family Asteraceae in the shaded zone, which is somewhat shaded zone, open zone and the zone is rather open in the Pangandaran Nature Park. The method used in this research was square method which used 5 plots square (2 × 2 m 2 ) with 1 meter distance between each plot for sampling station.The results of this research were obtained 4 species Asteraceae family of plants that grow in the Pangandaran Nature Park is Pluchae indica, Eclipta prostrata, Wedelia biflora and Melanthera biflora. The most ubiquitous species inPangandaran Nature Parkis Eclipta prostrata, Asteraceae plants most commonly found in open areas, anddistribution patterns of family Asteraceae in the Pangandaran Nature Park is clumped to follow the direction of the light. Key word: Asteraceae, Nature Park Pangandaran, Distribution Pattern. Pendahuluan Taman Wisata Alam (TWA) Pananjung Pangandaranmerupakan salah satu kawasan konservasi yang terletak di area edge Cagar Alam Pananjung,desa Pananjung, Kabupaten Pangandaran. Keberagaman tumbuhan yang menyusun vegetasi di area TWA Pananjung Pangandaran yang belum banyak dieksplor mendukung untuk diadakannya kegiatan seperti analisis vegetasi dan inventarisasi tanaman, terlebih tumbuhan bawah yang biasa dianggap mengganggu namun sebenarnya banyak memiliki manfaat bagi ekosistem TWA itu sendiri. Famili Asteraceae adalah salah satu jenisfamili tumbuhan yang menjadi penyusun vegetasi penutup lantai hutan di TWA Pananjung Pangandaran. Asteraceae merupakan takson tumbuhan dengan keanekaragaman jenis yang cukup tinggi. Banyaknya potensi yang dimiliki oleh jenis–jenis tumbuhan dari famili ini menjadikan Asteraceae sebagai objek penelitian yang menarik untuk dikaji. Tumbuhan famili Asteraceae dikaji dari aspek ekologi mempunyai peranan yang penting

Upload: innes-genia-sahira

Post on 26-Dec-2015

86 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: plb fix.docx

1

Pola Persebaran Famili Asteraceae Di Taman Wisata Alam Pananjung Pangandaran

Innes Genia SahiraProdi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidaytullah Jakarta

Jl. Ir. Juanda no.95 Ciputat 15419

AbstractFamily Asteraceae is one kind of plant that became constituent forest floor vegetation cover in Pangandaran Nature Park. Asteraceae is one family with a fairly high species diversity and has many benefits. This research aimed to determine the diversity, dominance and distribution of family Asteraceae in the shaded zone, which is somewhat shaded zone, open zone and the zone is rather open in the Pangandaran Nature Park. The method used in this research was square method which used 5 plots square (2 ×2 m2) with 1 meter distance between each plot for sampling station.The results of this research were obtained 4 species Asteraceae family of plants that grow in the Pangandaran Nature Park is Pluchae indica, Eclipta prostrata, Wedelia biflora and Melanthera biflora. The most ubiquitous species inPangandaran Nature Parkis Eclipta prostrata, Asteraceae plants most commonly found in open areas, anddistribution patterns of family Asteraceae in the Pangandaran Nature Park is clumped to follow the direction of the light.

Key word: Asteraceae, Nature Park Pangandaran, Distribution Pattern.

PendahuluanTaman Wisata Alam (TWA)

Pananjung Pangandaranmerupakan salah satu kawasan konservasi yang terletak di area edge Cagar Alam Pananjung,desa Pananjung, Kabupaten Pangandaran.

Keberagaman tumbuhan yang menyusun vegetasi di area TWA Pananjung Pangandaran yang belum banyak dieksplor mendukung untuk diadakannya kegiatan seperti analisis vegetasi dan inventarisasi tanaman, terlebih tumbuhan bawah yang biasa dianggap mengganggu namun sebenarnya banyak memiliki manfaat bagi ekosistem TWA itu sendiri.

Famili Asteraceae adalah salah satu jenisfamili tumbuhan yang menjadi penyusun vegetasi penutup lantai hutan di TWA Pananjung Pangandaran. Asteraceae merupakan takson tumbuhan dengan keanekaragaman jenis yang cukup tinggi. Banyaknya potensi yang dimiliki oleh jenis–jenis tumbuhan dari famili ini menjadikan Asteraceae sebagai objek penelitian yang menarik untuk dikaji.

Tumbuhan famili Asteraceae dikaji dari aspek ekologi mempunyai peranan yang penting kaitannya dengan ekosistem yang

terdapat di kawasan Taman Wisata Alam Pangandaran yang berperan menjaga keseimbangan ekosistem. Tjitrosoedirdjo (2000) mengemukakan tumbuhan ini berperan dalam mencegah terjadinya erosi karena tumbuhan ini mempunyai empat peran yaitu untuk menghalangi tumbukan-tumbukan langsung butir-butir hujan untuk direduksi, mengurangi kecepatan aliran permukaan dan melindungi pengikisan- pengikisan oleh aliran permukaan, mendorong perkembangan biota tanah, menambah bahan organik tanah, dan menambah resistensi tanah terhadap erosi.

Jenis-jenis famili Asteraceae merupakan salah satu dari sekian banyak potensi alam Pangandaran yang belum diperhatikan namun memiliki manfaat sebagai penyeimbang ekosistem hutan, sedangkan kegiatan inventarisasi, identifikasi dan studi pola penyebaran tanaman Asteraceae di hutan Pangandaran masih jarang dilakukan sehingga mengakibatkan kurangoptimalnya pemanfaatan dan pengelolaan dari famili Asteraceae ini.Dengan demikian, upaya konservasi famili Asteraceae perlu dilakukan secara berkelanjutan, dan langkah awal sebelum konservasi dilakukan adalah dengan mengetahui karakteristik ekologi Asteraceae,

Page 2: plb fix.docx

2

antara lain berupa identifikasi jenis – jenisAsteraceae, keanekaragaman jenis Asteraceae, pola persebaran, dan habitat yang sesuai untuk kelangsungan hidup Asteraceae.Hal ini perlu diketahui sebagai pengetahuan dan bahan petimbangan untuk melakukan konservasi lebih lanjut.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis, dominansi dan pola penyebaran dari tumbuhan famili Asteraceae pada zona yang ternaung, zona yang agak ternaung, zona terbuka dan zona agak terbuka di kawasan Taman Wisata Alam Pananjung Pangandaran,

Bahan dan MetodePenelitian ini dilaksanakan pada

tanggal 29 – 30 Mei 2014 di Taman Wisata Alam Pananjung Pangandaran, Jawa Barat, dan identifikasi tumbuhan dilakukan di Laboratorium Ekologi Pusat Laboratorium Terpadu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.Cara kerja :

Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuadrat yaitu dengan membuat 5 plot kuadrat berukuran 2 x 2 m2 dengan jarak antar plot yaitu 1 meter disetiap stasiun sampling.

1. Penentuan Titik samplingPenentuan titik sampling dilakukan

dengan cara membuat plot kuadrat di 4 stasiun sampling sebagai berikut :Stasiun I : 4,5 meter dari bibir pantai (zona terbuka)Stasiun II : 14,5 meter dari bibir pantai (zona agak terbuka)Stasiun III : 24,5 meter dari bibir pantai (zona agak ternaung)Stasiun IV : Kawasan dalam TWA Pangandaran ( zona ternaung).

2. Pengambilan SampelJenis tumbuhan famili Asteraceae

yang ada pada tiap stasiun dicatat jenisnya dan dihitung jumlah individunya, dan famili Asteraceae yang belum diketahui spesiesnya, dikoleksi untuk diidentifikasi di laboratorium Ekologi Pusat Laboratorium Terpeadu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan menggunakan buku identifikasi: Backer &Bakhuizen van den Brink. 1968, lalu

dianalisis indeks nilai penting dan pola persebarannya.

2 x 15 meter

Gambar 1. Pembagian plot pengamatan famili Asteraceae di Taman Wisata Alam Pananjung

Pangandaran

3. Pengukuran Faktor FisikaFaktor lingkungan yang diukur pada

penelitian ini adalah intensitas cahaya dan kelembaban udara. Intensitas cahaya diukur dengan lux meter, sedangkan kelembaban udara diukur dengan menggunakan higrometer.

4. Analisis DataJumlah individu setiap jenis tumbuhan

famili Asteraceae dianalisis secara deskriptif. Analisis data dilakukan dengan menghitungbesarnya kelimpahan setiap jenis dinilai berdasarkan nilai Indeks Nilai Penting (INP) berdasarkan dua parameter; kepadatan atau kerapatan populasi (Kr), dan Frekuensi relative (Fr) (Bengen, 2002).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keanekaragaman Jenis dan Deskripsi Famili Asteraceae

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan sebanyak 4 jenis tumbuhan Asteraceae yang terdapat di sepanjang pantai dan kawasan Taman Wisata Alam Pangandaran yang disampling dari zona terbuka, zona agak terbuka, zona ternaung, dan zona agak ternaung.

1. Beluntas (Pluchea indica L.)Tumbuhan beluntas adalah tanaman

perdu kecil, tumbuh tegak, tinggi mencapai 2 meter. Tumbuhan ini memerlukan cukup cahaya matahari atau sedikti naungan,banyak ditemukan didekat pantai, dekat laut sampai ketinggian 1.00 meter dpl (Dalimartha,1999).

Daunnya bertangkai pendek, yang letaknya berseling dengan helaian daun telur sungsang, ujung bulat melancip, tepi bergerigi, dengan panjang antara 2,5 - 9 cm, dan lebar 1,5-5 cm, berwarna hijau terang.

Page 3: plb fix.docx

3

Bunga majemuk berbentuk rata, keluar dari ketiak daun dan ujung tangkai, bunga berbentuk bonggol bergagang, berwarna putih kekuning-kuningan sampai ungu (Dalimartha,1999).

Gambar 1. Pluchea indica L.Sumber : Dokumentasi pribadi

2. Eclipta prostrata L Tumbuhan Eclipta prostrata L

merupakan tumbuhan gulma yang dapat ditemui sebagai tumbuhan liar atau gulma.Daun Eclipta prostrata L. memiliki daun berhadapan, duduk, lanset memanjang hingga bundar telur memanjang, 2 – 12,5 x 0,5 – 3,5 cm, dengan pangkal menyempit dan ujung runcing, tepi daun bergerigi atau hampir rata, dan kedua permukaannya berambut. Sedangkan bunganya tergabung dalam bongkol bunga majemuk bertangkai panjang, selanjutnya 2 – 3 bongkol bersama – sama berkumpul di ujung (terminal) atau di ketiak. Daun pembalut dalam 2 lingkaran, panjang 5 mm, membentuk mangkuk.

Gambar 2. Eclipta prostrata L.Sumber : Dokumentasi pribadi

3. Wedelia bifloraWedelia biflora merupakan tanaman

yang biasa ditemukan pada daerah belakang pantai dan sepanjang aliran pasang surut dan batas hutan bakau.

Tanaman ini memiliki daun berwarna hijau cerah mengkilap, duduk daun berhadapan, jarang tersebar, kebanyakan

tanpa daun penumpu, panjang 1,5-6 cm. Dilihat dari toreh pada tepi daun dan susunan tulang-tulang daunnya, bunganya berwarna kuning cerah, mirip seperti bunga matahari (hanya ukurannya lebih kecil) (Pujowati dan Penny, 2006)

Gambar 3. Wedelia bifloraSumber : Dokumentasi pribadi

4. Melanthera bifloraMelanthera biflora merupakan

tumbuhan famili Asteraceae yang tumbuh liar disekitar pesisir pantai. Memiliki morfologi daun dengan tepi bergerigi, lebar 3-5 cm dan panjang 3- 7cm, berbentuk oval, berwarna hijau dengan permukaan agak kasar. Morfologi batang bercabang berwarna hijau hingga coklat dan herba, bunganya majemuk, berwarna kuning dan tumbuh berpasangan diketiak batang (Pujowati dan Penny, 2006).

Gambar 4. Melanthera bifloraSumber : Dokumentasi pribadi

Indeks Nilai Penting dan Pola Persebaran Famili Asteraceae

Indeks Nilai Penting (INP) adalah penjumlahan nilai relatif (RDi), frekuensi relatif (RFi) dari identifikasi famili Asteraceae. Adapun nilai masing-masing komponen penyusun Indeks Nilai Penting, sebagai berikut :

Tabel 1. Nilai Kerapatan Jenis Asteraceae (Di) dan Nilai Kerapatan Relatif (RDi) Pada Tiap Stasiun Pengamatan

Page 4: plb fix.docx

4

Tabel 1 diatas, menunjukkan perbedaan nilai kerapatan relatif (RDi) masing-masing jenis Asteraceae ditiap stasiun pengamatan. Jenis Pluchae indica memiliki kerapatan yang lebih rendah dibandingkan dengan jenis Wedelia biflora pada stasiun I (zona terbuka), karena intensitas cahaya sangat berpengaruh besar terhadap pertumbuhan Asteraceae dan pola persebarannya.

Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel 1, kondisi lingkungan di stasiun pengamatan merupakan kondisi yang cukup baik bagi pertumbuhan Asteraceae, baik suhu, kelembaban, intensitas cahaya dan substrat. Kondisi lingkungan yang baik akan medukung bagi pertumbuhan famili Asteracea, yang ditunjukkan dengan jumlah Asteraceae yang terdapat diarea terbuka, agak terbuka dan agak ternaung, dimana intensitas cahaya yaitu 8,9 kilo lux, kelembaban tanah 1%, dan ph tanah 6,6. Namun famili Asteraceae tidak terdapat pada zona ternaung karena perbedaan substrat yang didominansi oleh serasah dan intensitas cahaya yang lebih rendah, yaitu 2,67 kilo lux, kelembaban tanah 1,5% dan ph tanah 6,8. Perbedaan kerapatan

masing-masing jenis famili Asteraceae di 4 stasiun pengamatan, lebih banyak disebabkan oleh instensitas cahaya (Bengen, 2002).

Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan kerapatan masing-masing jenis family Asteraceae di 4 stasiun pengamatan. Dimana pada stasiun I, dan III terdapat memiliki kerapatan relatif tinggi dibandingkan pada stasiun II karena pada stasiun II merupakan zona transisi dan lokasi agak tertutup oleh sebuah pohon yang besar, sedangkan pada stasiun IV telah memasuki zona tenaung tidak terdapat famili Asteraceae sama sekali. Sehingga menyebabkan pola persebaran Asteraceae termasuk pada pola persebaran mengelompok, dimana suatu jenis membuat sebuah kelompok berdasarkan zonasi dengan nilai intensitas cahaya dan faktor fisik lainnya yang berbeda, seperti kelembaban udara dan kecepatan angin.

Nilai Frekuensi Relatif (RFi)Nilai frekuensi jenis adalah

perbandingan antara frekuensi jenis ke-i dengan jumlah frekuensi seluruh jenis (Bengen, 2002). Adapun frekuensi relatif jenis Asteraceae di tiap stasiun sebagai berikut :

Tabel 2. Nilai Frekuensi Relatif Jenis Asteraceae (Di) dan Nilai Kerapatan Relatif (RDi) Pada Tiap Stasiun Pengamatan

Page 5: plb fix.docx

5

Tabel 2, diatas menunjukkan penyebaran dan keberadaan tiap jenis Asteraceae dapat ditemukan hampir di setiap plot pada stasiun pengamatan kecuali distasiun pengamatan IV atau pada zona ternaung yang terdapat didalam kawasan Taman Wisata Alam Pangandaran. Hal ini disebabkan karena tumbuhan famili Asteraceae dapat tumbuh dengan baik dikawasan tropis yang memiliki intensitas penyinaran matahari yang tinggi, karena sinar matahari merupakan sumber energi utama dalam membantu proses fotosintesis. (Salisbury dkk, 1995).

Berdasarkan zonasi tersebut, jenis Asteraceae pada lokasi penelitian berada pada kondisi lingkungan dengan kisaran intensitas cahaya antara 5-9 kilo lux. Hal tersebut menunjukkan Asteraceae jenis Pluchae indica, Eclipta protata, Wedelia biflora dan Melanthera biflora dapat tumbuh dengan stabil, sedangkan pada intensitas cahaya dibawah 3 kilo lux menyebabkan famili Asteraceae tidak dapat tumbuh.

Indeks Nilai Penting (INP)Indeks Nilai Penting (INP) adalah

penjumlahan nilai relatif (RDi) dan frekuensi relatif (RFi) dari Asteraceae (Bengen,

2002).Berikut adalah indeks nilai penting (INP) masing-masing jenis Asteraceae di tiap stasiun pengamatan.

Tabel 3. Nilai Indeks Penting Pada Tiap Stasiun Pengamatan

Page 6: plb fix.docx

6

Indeks Nilai Penting (INP) merefleksikan keberadaan peran (dominansi) dan struktur vegetasi Asteraceae di suatu lokasi. Berdasarkan hasil perhitungan INP (Tabel 3), nilai indeks nilai penting tertinggi terdapat pada stasiun III (zona agak ternaung) dengan jenis tertinggi yaitu E.prostata dan yang terendah adalah jenis Pluchae indica.Tingkat dominansi (INP) antara 0 - 300 menunjukkan keterwakilan jenis Asteraceae yang berperan dalam ekosistem, sehingga jika INP 300 berarti Asteraceae memiliki peran yang penting dalam lingkungan pesisir dan hutan tropis Taman Wisata Alam Pananjung Pangandaran (Bengen, 2002).

Tingginya nilai indeks penting (INP), E. prostata di stasiun III (199,513) pada skala 0-300, menunjukkan bahwa famili Asteraceae berperan dalam menjaga keberlangsungan ekosistem suatu kawasan, salah satunya dapat mencegah terjadinya erosi tanah pada suatu kawasan (Utami, dkk 2011). Hal ini ditunjukkan dengan besarnya nilai RDi, dan RFi dari Asteraceae jenis E.prostata pada stasiun Idan III (Tabel 3). Untuk tumbuh dengan baik, famili Asteraceae memerlukan sejumlah faktor pendukung. Salah satu pendukung utama dalam pertumbuhannya adalah ketersediaan cahaya matahari dan bahan organik (Suprihayono, 2007).

Faktor yang menyebabkan rendahnya tumbuhan famili Asteraceae pada zona ternaung adalah karena serasah yang jatuh jauh lebih banyak dibandingkan dengan stasiun III. Lebih lanjut, Bengen (2002) menyatakan bahwa semakin tinggi kepadatan tumbuhan tiang dan pancang berarti semakin banyak serasah yang diproduksi, sehingga menyebabkan lantai vegetasi Taman Wisata Alam Pananjung Pangandaran menjadi tertutupi, terlebih kanopi yang menjadi naungan tumbuhan bawah menghalangi masuknya sinar matahari kedalam lingkungan dalam TWA Pangandaran.

KESIMPULANBerdasarkan hasil penelitian, maka

dapat disimpulkan bahwa :1. Jenis tumbuhan famili Asteraceae

yang ditemukan pada zona terbuka, agak terbuka dan agak ternaung yaitu Pluchae indica, Eclipta prostata,

Wedelia biflora dan Melanthera biflora, sedangkan di zona ternaung tidak ditemukan famili Asteraceae.

2. Eclipta prostata mendominansi zona agak ternaung dan zona terbuka Taman Wisata Alam Pangandaran.

3. Pola persebaran tumbuhan famili Asteraceae yaitu mengelompok dipengaruhi faktor fisik lingkungan, terutama intensitas cahaya dan substrat tanah.

ACKNOWLEDGMENTAlhamdulillahirabbilalamin puji

syukur kepada Allah SWT yang telah memberi nikmat sehat beserta berkahnya sehingga Penelitian Lapangan Biologi ini telah selesai dengan baik, ucapan terimakasih saya haturkan kepada dosen pembimbing Penelitian Lapangan Biologi yang telah membimbing praktikum ini Dini Damayanti, M.Si dan dosen mata kuliah Penelitian Lapangan Biologi Priyanti, M.Si sehingga jurnal ini dapat selesai dengan tepat waktu.

DAFTAR PUSTAKABacker, C.A., dan R.C. 1986. Bakhuizen van

den Brink. 1968. Flora of Java. Vol. I dan III. NoordhofN.V. Gronigen, The Netherldans.

Bengen. 2002. Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan. Sipnosis. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Dalimartha, S. 1999. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid I. Trubus Agriwidya, Jakarta.

Pujowati dan Penny. 2006. Pengenalan Ragam Tanaman Lanskap Asteraceae (Compositae).http://www.freewebs.com/arl_ipb_2006/deskripsi/asteraceae.pdf. Diakses tanggal 20 Juni 2014.

Salisbury, F.B. dan Ross, C.W. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. ITB Press, Bandung.

Supriharyono. 2007. Konservasi Ekosistem Sumberdaya Hayati di Wilayah Pesisir dan Laut Tropis. Penerbit Pustaka Pelajar Jakarta.

Page 7: plb fix.docx

7

Tjitrosoepomo, G. 1989. Taksonomi Tumbuhan (Schozophyta, Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta). Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Tjiroosepomo.1996. Taksonomi Tumbuhan Spematophyta. Gajah Mada University Press

Tjitrosoedirdjo, S.S. 2000. The Asteraceae of Sumatera. Disertation. Post Graduate Programme, Bogor Agricultural University. Bogor.

LAMPIRANGambar plot pengambilan sampel Asetraceae

Stasiun I (Zona Terbuka)

Plot 1

Plot 2

Plot 3 Plot 4

Plot 5

Stasiun II (Zona Agak Terbuka)

Plot 1 Plot 2

Plot 3 Plot 4

Plot 5

Stasiun III (Zona Agak Ternaung)

Plot 1 Plot 2

Plot 3 Plot 4

Page 8: plb fix.docx

8

Plot 5

Stasiun IV (Zona Ternaung)

Plot 1 Plot 2

Plot 3 Plot 4

Plot 5