konsep anatomi dan fisiologi sistem pernapasan

16
7/14/2019 Konsep Anatomi Dan Fisiologi Sistem Pernapasan http://slidepdf.com/reader/full/konsep-anatomi-dan-fisiologi-sistem-pernapasan 1/16 KONSEP ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN Sistem pernafasan terdiri dari komponen berupa saluran pernafasan yang dimulai dari hidung, pharing, laring, trakea, bronkus, bronkiolus, alveolus. Saluran pernafasan bagian atas dimulai dari hidung sampai trakea dan bagian bawah dari bronkus sampai alveolus. Fungsi utama sistem pernafasan adalah untuk mengambil oksigen (O2) dari atmosfer ke dalam sel-sel tubuh dan untuk mentranspor karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan sel-sel tubuh kembali ke atmosfer. Sedangkan fungsi tambahan sistem pernafasan adalah sebagai produksi wicara dan berperan dalam keseimbangan asam basa, pertahanan tubuh melawan benda asing, dan pengaturan hormonal tekanan darah.

Upload: alvarez-octorian-jefferson-ticoalu

Post on 28-Oct-2015

161 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Konsep Anatomi Dan Fisiologi Sistem Pernapasan

TRANSCRIPT

Page 1: Konsep Anatomi Dan Fisiologi Sistem Pernapasan

7/14/2019 Konsep Anatomi Dan Fisiologi Sistem Pernapasan

http://slidepdf.com/reader/full/konsep-anatomi-dan-fisiologi-sistem-pernapasan 1/16

KONSEP ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN

Sistem pernafasan terdiri dari komponen berupa saluran pernafasan yang

dimulai dari hidung, pharing, laring, trakea, bronkus, bronkiolus, alveolus.

Saluran pernafasan bagian atas dimulai dari hidung sampai trakea dan bagian

bawah dari bronkus sampai alveolus.

Fungsi utama sistem pernafasan adalah untuk mengambil oksigen (O2) dari

atmosfer ke dalam sel-sel tubuh dan untuk mentranspor karbon dioksida (CO2)

yang dihasilkan sel-sel tubuh kembali ke atmosfer. Sedangkan fungsi tambahan

sistem pernafasan adalah sebagai produksi wicara dan berperan dalam

keseimbangan asam basa, pertahanan tubuh melawan benda asing, dan

pengaturan hormonal tekanan darah.

Page 2: Konsep Anatomi Dan Fisiologi Sistem Pernapasan

7/14/2019 Konsep Anatomi Dan Fisiologi Sistem Pernapasan

http://slidepdf.com/reader/full/konsep-anatomi-dan-fisiologi-sistem-pernapasan 2/16

Respirasi melibatkan proses sebagai berikut :

1. Ventilasi Pulmonar (Pernafasan) adalah jalan masuk dan keluar udara dari

saluran pernafasan dan paru-paru.

2. Respirasi Eksternal adalah difusi O2 dan CO2 antara udara dalam paru dankapiler pulmonar.

3. Respirasi Internal adalah difusi O2 dan CO 2 antara sel-sel darah dan sel-sel

jaringan.

4. Respirasi Selular adalah penggunaan O2 oleh sel-sel tubuh untuk produksi

energi, dan pelepasan produk oksidasi (CO2 dan air) oleh sel-sel tubuh.

Adapun kondisi yang mendukung dari proses pernafasan adalah tekanan oksigen

atau udara atmosfer harus cukup, kondisi jalan napas dalam keadaan normal,

kondisi otot pernafasan dan tulang iga harus baik, ekspansi dan rekoil paru,

fungsi sirkulasi (jantung), kondisi pusat pernafasan dan hemoglobin sebagai

pengikat oksigen.

Rongga Hidung dan Nasal 

Page 3: Konsep Anatomi Dan Fisiologi Sistem Pernapasan

7/14/2019 Konsep Anatomi Dan Fisiologi Sistem Pernapasan

http://slidepdf.com/reader/full/konsep-anatomi-dan-fisiologi-sistem-pernapasan 3/16

a. Hidung Eksternal berbentuk piramid disertai dengan suatu akar dan dasar.

Bagian ini tersusun dari kerangka kerja tulang, kartilago hialin, dan jaringan

fibroareolar.

1) Septum nasal membagi hidung menjadi sisi kiri dan sisi kanan rongga nasal.Bagian anterior septum adalah kartilago.

2) Naris (nostril) eksternal dibatasi oleh kartilago nasal.

a) Kartilago nasal lateral terletak di bawah jembatan hidung.

b) Ala besar dan ala kecil kartilago nasal mengelilingi nostril.

3) Tulang hidung

a) Tulang nasal membentuk jembatan dan bagian superior kedua sisi hidung.

b) Vomer dan lempeng perpendikular tulang etmoid membentuk bagian

posterior septum nasal.

c) Lantai rongga nasal adalah palatum keras yang terbentuk dari tulang maksila

dan palatinum.

d) Langit-langit rongga nasal pada sisi medial terbentuk dari lempeng kribriform

tulang etmoid, pada sisi anterior dari tulang frontal dan nasal, dan pada sisi

posterior dari tulang sfenoid.

e) Konka (turbinatum) nasalis superior, tengah dan inferior menonjol pada sisi

mesial dinding lateral rongga nasal. Setiap konka dilapisi membran mukosa

(epitel kolumnar bertingkat dan bersilia) yang berisi kelenjar pembuat mukus

dan banyak mengandung pembuluh darah.

f) Meatus superior, medial dan inferior merupakan jalan udara rongga nasal

yang terletak di bawah konka.

4) Empat pasang sinus paranasalis (frontal etmoid, maksilar, dan sfenoid) adalah

kantong tertutup pada bagian frontal etmoid, maksilar, dan sfenoid. Sinus ini

dilapisi membran mukosa.

a) Sinus berfungsi untuk meringankan tulang kranial, memberi area permukaan

tambahan pada saluran nasal untuk menghangatkan dan melembabkan udara

yang masuk, memproduksi mukus dan memberi efek resonansi dalam produksi

wicara.

b) Sinus paranasal mengalirkan cairannya ke meatus rongga nasal melalui

duktus kecil yang terletak di area tubuh yang lebih tinggi dari area lantai sinus.

Pada posisi tegak, aliran mukus ke dalam rongga nasal mungkin terhambat,

Page 4: Konsep Anatomi Dan Fisiologi Sistem Pernapasan

7/14/2019 Konsep Anatomi Dan Fisiologi Sistem Pernapasan

http://slidepdf.com/reader/full/konsep-anatomi-dan-fisiologi-sistem-pernapasan 4/16

terutama pada kasus infeksi sinus.

c) Duktus nasolakrimal dari kelenjar air mata membuka ke arah meatus inferior.

b. Membran Mukosa Nasal

1) Struktura) Kulit pada bagian ekternal permukaan hidung yang mengandung folikel

rambut, keringat dan kelenjar sebasea, merentang sampai vestibula yang

terletak di dalam nostril. Kulit di bagian dalam ini mengandung rambut 

(vibrissae) yang berfungsi untuk menyaring partikel dari udara terhisap.

b) Di bagian rongga nasal yang lebih dalam, epitelium respiratorik membentuk 

mukosa yang melapisi ruang nasal selebihnya, lapisan ini terdiri dari epitelium

bersilia dengan sel goblet yang terletak pada jaringan ikat tervaskularisasi dan

terus memanjang untuk melapisi saluran pernafasan sampai ke bronkus.

2) Fungsi

a) Penyaring partikel kecil. Silia pada epitelium respiratorik melambai ke depan

dan belakang dalam suatu lapisan mukus. Gerakan dan mukus membentuk suatu

perangkap untuk partikel yang kemudian akan disapu ke atas untuk ditelan,

dibatukkan, atau dibersinkan keluar.

b) Penghangatan dan pelembaban udara yang masuk. Udara kering akan

dilembabkan melalui evaporasi sekresi serosa dan mukus serta dihangatkan oleh

radiasi panas dari pembuluh darah yang terletak di bawahnya.

c) Resepsi odor. Epitelium olfaktori yang terletak di bagian atas rongga hidung di

bawah lempeng kribriform, mengandung sel-sel olfaktori yang mengalami

spesialisasi untuk indera penciuman.

Page 5: Konsep Anatomi Dan Fisiologi Sistem Pernapasan

7/14/2019 Konsep Anatomi Dan Fisiologi Sistem Pernapasan

http://slidepdf.com/reader/full/konsep-anatomi-dan-fisiologi-sistem-pernapasan 5/16

 

Faring 

Adalah tabung muscular berukuran 12,5 cm yang merentang dari bagian dasar

tulang tengkorak sampai sampai esofagus. Faring terbagi menjadi nasofaring,

orofaring dan laringofaring.

a. Nasofaring adalah bagian posterior rongga nasal yang membuka ke arah

rongga nasal melalui dua naris internal (koana).

1) Dua tuba Eustachius (auditorik) menghubungkan nasofaring dengan telinga

tengah. Tuba ini berfungsi untuk menyetarakan tekanan udara pada kedua sisi

gendang telinga.

2) Amandel (adenoid) faring adalah penumpukan jaringan limfatik yang terletak 

di dekat naris internal. Pembesaran adenoid dapat menghambat aliran udara.

b. Orofaring dipisahkan dari nasofaring oleh palatum lunak muscular, suatu

perpanjangan palatum keras tulang.

1) Uvula (anggur kecil) adalah prosesus kerucut (conical) kecil yang menjulur ke

bawah dari bagian tengah tepi bawah palatum lunak.

2) Amandel palatinum terletak pada kedua sisi orofaring posterior.

c. Laringofaring mengelilingi mulut esofagus dan laring, yang merupakan

Page 6: Konsep Anatomi Dan Fisiologi Sistem Pernapasan

7/14/2019 Konsep Anatomi Dan Fisiologi Sistem Pernapasan

http://slidepdf.com/reader/full/konsep-anatomi-dan-fisiologi-sistem-pernapasan 6/16

gerbang untuk sistem respiratorik selanjutnya.

Laring (kotak suara) 

Menghubungkan faring dengan trakea. Laring adalah tabung pendek berbentuk 

seperti kotak triangular dan ditopang oleh sembilan kartilago; tiga berpasangan

dan tiga tidak berpasangan. Walaupun laring biasanya dianggap sebagai organ

penghasil suara, namun ternyata mempunyai tiga fungsi utama yaitu proteksi

jalan napas, respirasi dan fonasi.

a. Kartilago tidak berpasangan

1) Kartilago tiroid (jakun) terletak di bagian proksimal kelenjar tiroid. Biasanyaberukuran lebih besar dan lebih menonjol pada laki-laki akibat hormon yang

disekresi saat pubertas.

2) Kartilago krikoid adalah cincin anterior yang lebih kecil dan lebih tebal,

terletak di bawah kartilago tiroid.

3) Epiglotis adalah katup kartilago elastis yang melekat pada tepian anterior

kartilago tiroid. Saat menelan, epiglottis secara otomatis menutupi mulut laring

untuk mencegah masuknya makanan dan cairan.b. Kartilago berpasangan

Page 7: Konsep Anatomi Dan Fisiologi Sistem Pernapasan

7/14/2019 Konsep Anatomi Dan Fisiologi Sistem Pernapasan

http://slidepdf.com/reader/full/konsep-anatomi-dan-fisiologi-sistem-pernapasan 7/16

1) Kartilago aritenoid terletak di atas dan di kedua sisi kartilago krikoid.

Kartilago ini melekat pada pita suara sejati, yaitu lipatan berpasangan dari

epitelium skuamosa bertingkat.

2) Kartilago kornikulata melekat pada bagian ujung kartilago aratenoid.3) Kartilago kuneiform berupa batang-batang kecil yang membantu menopang

jaringan lunak.

c. Dua pasang lipatan lateral membagi rongga laring.

1) Pasangan bagian atas adalah lipatan ventrikular (pita suara semu) yang tidak 

berfungsi saat produksi suara.

2) Pasangan bagian bawah adalah pita suara sejati yang melekat pada kartilago

tiroid dan pada kartilago aritenoid serta kartilago krikoid. Pembuka di antara

kedua pita ini adalah glottis.

a) Saat bernafas, pita suara teraduksi (tertarik membuka) oleh otot laring, dan

glottis berbentuk triangular.

b) Saat menelan, pita suara teraduksi (tertarik menutup), dan glottis membentuk 

celah sempit.

c) Dengan demikian, kontraksi otot rangka mengatur ukuran pembukaan glottis

dan derajat ketegangan pita suara yang diperlukan untuk produksi suara.

Page 8: Konsep Anatomi Dan Fisiologi Sistem Pernapasan

7/14/2019 Konsep Anatomi Dan Fisiologi Sistem Pernapasan

http://slidepdf.com/reader/full/konsep-anatomi-dan-fisiologi-sistem-pernapasan 8/16

 

Trakea (pipa udara)

Adalah tuba dengan panjang 10 cm sampai 20 cm dan diameter 2,5 cm serta

terletak di atas permukaan anterior esofagus. Tuba ini merentang dari laring

Page 9: Konsep Anatomi Dan Fisiologi Sistem Pernapasan

7/14/2019 Konsep Anatomi Dan Fisiologi Sistem Pernapasan

http://slidepdf.com/reader/full/konsep-anatomi-dan-fisiologi-sistem-pernapasan 9/16

pada area vertebra serviks Keenam sampai area vertebra toraks kelima

tempatnya membelah menjadi dua bronkus utama.

a. Trakea dapat tetap terbuka karena adanya 16 sampai 20 cincin kartilago

berbentuk C. Ujung posterior mulut cincin dihubungkan oleh jaringan ikat danotot sehingga memungkinkan ekspansi esofagus.

b. Trakea dilapisi epitelium respiratorik (kolumnar bertingkat dan bersilia) yang

mengandung banyak sel goblet.

Bronkus 

a. Bronkus primer (utama) kanan berukuran lebih pendek, lebih tebal, dan lebih

lurus dibandingkan bronkus primer kiri karena arkus aorta membelokkan trakea

bawah ke kanan. Objek asing yang masuk ke dalam trakea kemungkinan

ditempatkan dalam bronkus kanan.

b. Setiap bronkus primer bercabang 9 sampai 12 kali untuk membentuk bronki

sekunder dan tertier dengan diameter yang semakin kecil. Saat tuba semakin

menyempit, batang atau lempeng kartilago mengganti cincin kartilago.

c. Bronki disebut ekstrapulmonar sampai memasuki paru-paru, setelah itu

disebut intrapulmonar.

Page 10: Konsep Anatomi Dan Fisiologi Sistem Pernapasan

7/14/2019 Konsep Anatomi Dan Fisiologi Sistem Pernapasan

http://slidepdf.com/reader/full/konsep-anatomi-dan-fisiologi-sistem-pernapasan 10/16

d. Struktur mendasar dari kedua paru-paru adalah percabangan bronkial yang

selanjutnya : bronki, bronkiolus, bronkiolus terminal, bronkiolus respiratorik 

duktus alveolar dan alveoli. Tidak ada kartilago dalam bronkiolus; silia tetap ada

sampai bronkiolus respiratorik terkecil.

Bronkiolus 

Adalah salah satu cabang yang lebih kecil dan tidak memiliki cartilago dalam

dindingnya. Setiap bronkiolus memecah menjadi cabang-cabang yang lebih kecil.

Duktus alveolaris adalah cabang yang paling kecil; setiap ujung terdapat 

sekelompok alveolus.

 Alveolus 

Page 11: Konsep Anatomi Dan Fisiologi Sistem Pernapasan

7/14/2019 Konsep Anatomi Dan Fisiologi Sistem Pernapasan

http://slidepdf.com/reader/full/konsep-anatomi-dan-fisiologi-sistem-pernapasan 11/16

Adalah unit fungsional paru. Setiap paru mengandung lebih dari 350 juta alveoli,

masing-masing dikelilingi banyak kapiler darah. Alveoli berkelompok mirip

anggur dan menyediakan permukaan yang amat luas bagi pertukaran gas, yaitu

60-70 m2, yang 20 kali lebih luas permukaan kulit. Ada dua jenis sel pelapisalveoli, yaitu tipe I (sel alveolar gepeng) dan tipe II (sel septa). Sel tipe II

berbentuk kuboid dan menonjol ke dalam ruang alveoli. Sel tipe II ini

menghasilkan surfaktan, yang ikut menahan agar alveoli tidak kolaps. Pada

alveolus terdapat pula makrofag alveolar (disebut juga sel debu), yang terdapat 

di dalam septum interalveolaris atau bebas di dalam ruang alveolus. Sel ini

makan dan memusnahkan mikroorganisme dan partikel asing lainnya. 

Paru-paru 

Page 12: Konsep Anatomi Dan Fisiologi Sistem Pernapasan

7/14/2019 Konsep Anatomi Dan Fisiologi Sistem Pernapasan

http://slidepdf.com/reader/full/konsep-anatomi-dan-fisiologi-sistem-pernapasan 12/16

a. Paru-paru adalah organ berbentuk pyramid seperti spons dan berisi udara,

terletak dalam rongga toraks.

1) Paru kanan memiliki tiga lobus; paru kiri memiliki dua lobus.

2) Setiap paru memiliki sebuah apeks yang mencapai bagian atas iga pertama,sebuah permukaan diafragmatik (bagian dasar) terletak di atas diafragma,

sebuah permukaan mediastinal (medial) yang terpisah dari paru-paru lain oleh

mediastinum, dan permukaan kostal terletak di atas kerangka iga.

3) Permukaan mediastinal memiliki hilus (akar), tempat masuk dan keluarnya

pembuluh darah bronki, pulmonar dan bronkial dari paru.

b. Pleura adalah membran penutup yang membungkus setiap paru.

1) Pleura parietal melapisi rongga toraks (kerangka iga, diafragma,

mediastinum).

2) Pleura viseral melapisi paru dan bersambungan dengan pleura parietal di

bagian bawah paru.

3) Rongga pleura (ruang intrapleural) adalah ruang potensial antara pleura

parietal dan viseral yang mengandung lapisan tipis cairan pelumas. Cairan ini

disekresi oleh sel-sel pleural sehingga paru-paru dapat mengembang tanpa

melakukan friksi. Tekanan cairan (tekanan intrapleura) agak negatif 

dibandingkan tekanan atmosfer.

4) Resesus pleura adalah area rongga pleura yang tidak berisi jaringan paru.

Area ini muncul saat pleura parietal bersilangan dari satu permukaan ke

permukaan lain. Saat bernafas, paru-paru bergerak keluar masuk area ini.

a) Resesus pleura kostomediastinal terletak di tepi anterior kedua sisi pleura,

tempat pleura parietal berbelok dari kerangka iga ke permukaan lateral

mediastinum.

b) Resesus pleura kostodiafragmatik terletak di tepi posterior kedua sisi pleura

diantara diafragma dan permukaan kostal internal toraks.

Page 13: Konsep Anatomi Dan Fisiologi Sistem Pernapasan

7/14/2019 Konsep Anatomi Dan Fisiologi Sistem Pernapasan

http://slidepdf.com/reader/full/konsep-anatomi-dan-fisiologi-sistem-pernapasan 13/16

 

FUNGSI RESPIRASI DAN NON RESPIRASI DARI PARU 1. Respirasi : pertukaran gas O² dan CO² 2. Keseimbangan asam basa 3. Keseimbangan cairan 4. Keseimbangan suhu tubuh 5. Membantu venous return darah ke atrium kanan selama fase inspirasi 6. Endokrin : keseimbangan bahan vaso aktif, histamine, serotonin, ECF dan

angiotensin 7. Perlindungan terhadap infeksi: makrofag yang akan membunuh bakteri 

Mekanisme Pernafasan Agar terjadi pertukaran sejumlah gas untuk metabolisme tubuh diperlukan usaha

keras pernafasan yang tergantung pada: 

1. Tekanan intar-pleural Dinding dada merupakan suatu kompartemen tertutup melingkupi paru. Dalam

keadaan normal paru seakan melekat pada dinding dada, hal ini disebabkan karena

ada perbedaan tekanan atau selisih tekanan atmosfir  ( 760 mmHg) dan tekanan

intra pleural (755 mmHg). Sewaktu inspirasi diafrgama berkontraksi, volume

rongga dada meningkat, tekanan intar pleural  dan intar alveolar  turun dibawah

tekanan atmosfir sehingga udara masuk Sedangkan waktu ekspirasi volum rongga

dada mengecil mengakibatkan tekanan intra pleural dan tekanan intra alveolar 

meningkat diatas atmosfir sehingga udara mengalir keluar. 

2. Compliance 

Page 14: Konsep Anatomi Dan Fisiologi Sistem Pernapasan

7/14/2019 Konsep Anatomi Dan Fisiologi Sistem Pernapasan

http://slidepdf.com/reader/full/konsep-anatomi-dan-fisiologi-sistem-pernapasan 14/16

Hubungan antara perubahan tekanan dengan perubahan volume dan aliran dikenal

sebagai copliance. Ada dua bentuk compliance: 

- Static compliance, perubahan volum paru persatuan perubahan

tekanan saluran nafas ( airway pressure) sewaktu paru tidak bergerak.

Pada orang dewasa muda normal : 100 ml/cm H2O -  Effective Compliance : (tidal volume/peak pressure) selama fase

 pernafasan. Normal: ±50 ml/cm H2O Compliance dapat menurun karena: 

-  Pulmonary stiffes : atelektasis, pneumonia, edema paru, fibrosis paru - Space occupying prosess: effuse pleura, pneumothorak  - Chestwall undistensibility: kifoskoliosis, obesitas, distensi abdomen 

Penurunan compliance akan mengabikabtkan meningkatnya usaha/kerja nafas. 

3.  Airway resistance (tahanan saluran nafas) Rasio dari perubahan tekanan jalan nafas 

SIRKULASI PARU a.  Pulmonary blood flow total = 5 liter/menit 

Ventilasi alveolar = 4 liter/menit Sehingga ratio ventilasi dengan aliran darah dalam keadaan normal = 4/5 =

0,8  b. Tekanan arteri pulmonal = 25/10 mmHg dengan rata-rata = 15 mmHg.

Tekanan vena pulmolais = 5 mmHg, mean capilary pressure = 7 mmHg Sehingga pada keadaan normal terdapat perbedaan 10 mmHg untuk 

mengalirkan darah dari arteri pulmonalis ke vena pulmonalis c. Adanya mean capilary pressure mengakibatkan garam dan air mengalir dari

rongga kapiler  ke rongga interstitial, sedangkan osmotic colloid pressure 

akan menarik garam dan air dari rongga interstitial  kearah rongga

kapiler . Kondisi ini dalam keadaan normal selalu seimbang.Peningkatan

tekanan kapiler  atau penurunan koloid  akan menyebabkan

 peningkatan akumulasi air dan garam dalam rongga interstitial. 

TRANSPOR OKSIGEN 

Page 15: Konsep Anatomi Dan Fisiologi Sistem Pernapasan

7/14/2019 Konsep Anatomi Dan Fisiologi Sistem Pernapasan

http://slidepdf.com/reader/full/konsep-anatomi-dan-fisiologi-sistem-pernapasan 15/16

1.Hemoglobin Oksigen dalam darah diangkut dalam dua bentuk: 

- Kelarutan fisik dalam plasma - Ikatan kimiawi dengan hemoglobin 

Ikatan hemoglobin dengan tergantung pada  saturasi O2,  jumlahnya dipengaruhi

oleh pH darah dan suhu tubuh. Setiap penurunan pH dan kenaikkan suhu tubuh

mengakibatkan ikatan hemoglobin dan O2 menurun. 2. Oksigen content Jumlah oksigen yang dibawa oleh darah dikenal sebagai oksigen content (Ca O2 ) 

-  Plasma -  Hemoglobin 

REGULASI VENTILASI Kontrol dari pengaturan ventilasi dilakukan oleh sistem syaraf dan

kadar/konsentrasi gas-gas yang ada di dalam darah Pusat respirasi di medulla oblongata mengatur: - Rate impuls   Respirasi rate - Amplitudo impuls  Tidal volume Pusat inspirasi d an ekspirasi : posterior medulla oblongata, pusat kemo reseptor :

anterior medulla oblongata, pusat apneu dan pneumothoraks : pons. Rangsang ventilasi terjadi atas : PaCo2, pH darah, PaO2 

Page 16: Konsep Anatomi Dan Fisiologi Sistem Pernapasan

7/14/2019 Konsep Anatomi Dan Fisiologi Sistem Pernapasan

http://slidepdf.com/reader/full/konsep-anatomi-dan-fisiologi-sistem-pernapasan 16/16

 

DAFTAR PUSTAKA

1.  Soetirto Indro,Bashiruddin Jenny,Bramantyo Brastho,Gangguan

 pendengaran Akibat Obat ototoksik,Buku ajar Ilmu Kesehatan Telinga

,Hidung ,Tenggorok Kepala & Leher.Edisi IV.Penerbit FK-UI,jakarta

2007,halaman 9-15,53-56.

2.  Anatomi fisiologi telinga. Available from :

http://arispurnomo.com/anatomi-fisiologi-telinga

3.  Telinga : Pendengaran dan sistem vestibular. Available from :

http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://webschoolsolutions.com/patts/systems/ear.htm 

4.  Adams,G.L.1997.Obat-obatan ototoksik.Dalam:Boies,Buku Ajar Penyakit

THT,hal.129.EGC,Jakarta.

5.  Andrianto,Petrus.1986.Penyakit Telinga,Hidung dan Tenggorokan,75-

76.EGC,Jakarta

6.  Anatomi dan fisiologi hidung. Available from :

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21283/4/Chapter%20II.pd

f  

7.  Anatomi dan fisiologi system pernapasan. Available from :

http://fraxawant.wordpress.com/2008/07/16/anatomi-dan-fisiologi-sistem-

 pernapasan/ 

8.  Gambar diunduh dari www.google.com