komposisi ekstrak etanol jahe (zingiber officinale) dan ...lppm.setiabudi.ac.id/images/files/final...
TRANSCRIPT
1
Deskripsi
KOMPOSISI EKSTRAK ETANOL JAHE (Zingiber officinale) DAN
EKSTRAK ETANOL MENGKUDU(Morinda citrifolia)
SEBAGAI ANTITUBERKULOSIS 5
Bidang Teknik Invensi
Invensi ini berkaitan dengan komposisi ekstrak etanol
jahe (Zingiber officinale) dan ekstrak etanol mengkudu
(Morinda citrifolia) untuk antituberkulosis pada manusia. 10
Lebih khusus, invensi ini berupa sediaan kombinasi ekstrak
etanol rimpang jahe dan ekstrak etanol buah mengkudu untuk
antituberkulosis, yang tidak toksik dan mempunyai efek
mematikan terhadap Mycobacterium tuberculosis galur resisten
dan galur peka. 15
Latar Belakang Invensi
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Penyakit
tuberkulosis paru merupakan masalah dunia, WHO memperkirakan 20
sepertiga penduduk dunia terinfeksi Mycobacterium
tuberculosis. Indonesia merupakan negara yang penduduknya
terinfeksi tuberkulosis dengan urutan ketiga setelah Cina
dan India. Resistensi Mycobacterium tuberculosis terhadap
obat standar antituberkulosis seperti iso nicotinic hidrazid 25
(INH) atau disebut isoniazid, etambutol, rifampisin,
pirazinamid dan streptomisin berkembang pesat dan dikenal
Mycobacterium tuberculosis yang resisten terhadap beberapa
obat standar (multi drug resistance), hal ini dapat
menggagalkan pengobatan TB yang mengancam kehidupan. Untuk 30
menanggulangi tidak efektifnya obat standar dicari obat
alternatif dari tumbuhan sebagai obat tambahan (ajuvan) atau
sebagai pengganti.
2
Jahe (Zingiber officinale) dikenal dalam tiga varietas
yaitu jahe merah, jahe gajah dan jahe emprit. Secara
tradisional digunakan untuk mengobati berbagai penyakit di
antaranya untuk menyembuhkan masuk angin, kurang napsu
makan, muntah, batuk kering, peluruh haid, peluruh keringat, 5
obat sakit kepala dan obat luka. Secara farmakologi Jahe
menunjukkan efek anti radang, antirematik, antiemetik,
antipiretik, antidiare, antimikroba terutama
antituberkulosis (Kasahara, 1986, Perry, 1980).
Mengkudu (Morinda citrifolia Linn.) digunakan oleh 10
masyarakat untuk berbagai penyakit karena menunjukkan efek
farmakologi seperti anthemintik, pelembut kulit, obat batuk
(ekspektoran), antipiretik, antiseptik, antituberkulosis,
antihipertensi dan efek lain ( Ditjen POM, 1989, Heyne 1987,
Perry 1980) 15
Masyarakat menggunakan jahe dan mengkudu dalam bentuk
seduhan atau godogan dan dalam bentuk bahan tunggal, bukan
dalam bentuk kombinasi. Di perdagangan, jahe terdapat
sebagai komponen berbagai jamu dan juga sebagai permen
sedangkan mengkudu terdapat dalam bentuk kapsul atau 20
cairan.
Ekstrak etanol jahe dan mengkudu menunjukkan efek yang
kuat pada urutan pertama dan kedua pada penapisan efek anti
Mycobacterium tuberculosis dari 11 ekstrak yaitu bawang
putih, bawang merah, lidah buaya, kunyit, temu putih, jahe 25
gajah, lempuyang wangi, antanan, kembang sepatu, selasih dan
mengkudu (Sugihartina, 2004). Jahe merah menunjukkan
keunggulan dalam aktivitas terhadap Mycobacterium
tuberculosis dibandingkan terhadap jahe gajah dan jahe
emprit. (Surya, 2005). Oleh karena itu pada penelitian ini 30
dipilih jahe merah dan mengkudu sebagai antituberkulosis.
Untuk meningkatkan khasiat antituberkulosis dan
menurunkan dosis masing-masing maka ekstrak etanol jahe dan
mengkudu dikombinasikan. Komposisi ekstrak jahe dan mengkudu
3
sebagai anti tuberkulosis tidak ditemukan dalam berbagai
laporan penelitian, pustaka resmi, dokumen paten, dan tidak
ditemukan di perdagangan.
Hasil pengujian di laboratorium menunjukkan bahwa
ekstrak etanol jahe dan mengkudu mempunyai aktivitas 5
terhadap berbagai galur Mycobacterium tuberculosis peka dan
resisten (terhadap obat standar: INH, rifampisisn,
etambutol) pada konsentrasi 5 - 20 µg/ml yang setara
dengan 25–100 mg pada manusia. Untuk mengantisipasi faktor
absorpsi dan biotransformasi maka dosis untuk manusia 10
ditingkatkan menjadi 500 mg yang setara dengan 50mg pada
tikus (bobot 200 g).
Agar komposisi ekstrak ini dapat diteruskan ke uji
klinik maka harus dibuktikan keamanannya. Dosis komposisi
ekstrak tidak menunjukkan kematian sampai 5 g/kg bobot badan 15
dan hasil uji toksisitas subkronik (pemberian 90 hari
berturut-turut) pada dosis pemakaian yaitu 50 mg/kg bobot
badan (25 mg ekstrak etanol jahe + 25 mg ekstrak etanol
mengkudu) tidak menunjukkan toksisitas terhadap perilaku dan
aktivitas motorik, aktivitas SGPT dan SGOT, kadar 20
kreatinin, glukosa, kolesterol total, LDL, HDL,
trigliserida, protein total dan BUN dalam darah. Tidak
mempengaruhi profil darah (eritrosit, leukosit, hemoglobin
dan hematokrit), tidak mempengaruhi makroskopik dan
histologi organ ( hati, limpa,jantung, paru-paru, otak, 25
testes, vesika seminalis, ovarium, tuba fallopi, ginjal dan
adrenal), dan tidak mempengaruhi bobot jenis serta pH urin.
Dari paten dan publikasi yang ada, belum ada yang
mengungkap komposisi jahe-mengkudu sebagai antituberkulosis.
Pada paten AS no. 5,439,891 berjudul ”Process for 30
preparation of pharmaceutical composition with enhanced
activity for treatment of tuberculosis and leprosy”
mengungkapkan tentang komposisi bahan untuk pengobatan
tuberkulosis dan lepra yang menggunakan lada (pepper) dan
4
dikombinasikan dengan obat standar tuberkulosis. Invensi
tersebut berbasis pada prinsip pengobatan India kuno atau
Ayurveda, yaitu komposisi bahan yang sering digunakan untuk
pengobatan berbagai penyakit, yaitu yang disebut Trikatu
yang mengandung lada dan jahe. Akan tetapi pada paten 5
tersebut tidak mengungkap peranan jahe sebagai anti
tuberkulosis.
Oleh karena itu, tujuan invensi ini adalah menyediakan
alternatif obat antituberkulosis pada pasien dengan
komposisi ekstrak ekstrak etanol rimpang jahe (Zingiber 10
officinale) dan ekstrak etanol buah mengkudu (Morinda
citrifolia), yang tidak toksik, tetapi memiliki efek
antituberkulosis yang kuat terhadap Mycobacterium
tuberkulosis baik galur peka maupun galur resisten.
15
Uraian Ringkas Invensi
Sesuai invensi ini disediakan suatu komposisi bahan
yang dapat digunakan sebagai antituberkulosis pada manusia,
metode pembuatan dan penggunaanya. Komposisi bahan sesuai
invensi ini terdiri dari ekstrak etanol rimpang jahe 20
(Zingiber officinale) sebanyak 125-500 mg; dan ekstrak
etanol buah mengkudu (Morinda citrifolia) sebanyak dengan
250 -500 mg. Metode untuk memperoleh komposisi bahan sesuai
invensi ini terdiri dari tahapan sebagai berikut : mengiris
tipis rimpang jahe (Zingiber officinale)dan buah mengkudu 25
(Morinda citrifolia); mengeringkan rimpang jahe dan buah
mengkudu yang sudah diiris tipis; mengekstraksi irisan
rimpang jahe kering dan irisan buah mengkudu kering dengan
etanol 95% secara terpisah dan menguapkan ekstrak etanol
rimpang jahe dan ekstrak buah mengkudu secara terpisah 30
dengan penguap vakum berputar hingga masing-masing
diperoleh ekstrak kental dan mencampurkan ekstrak kental
rimpang jahe sebanyak 125-500 mg dan ekstrak kental buah
mengkudu sebanyak 125-500 mg. Sedangkan komposisi bahan
5
sesuai invensi ini digunakan dalam pembuatan obat untuk
pengobatan tuberkulosis pada manusia.
Uraian Lengkap Invensi
Invensi ini berkaitan dengan komposisi ekstrak ekstrak 5
etanol rimpang jahe (Zingiber officinale) dan ekstrak etanol
buah mengkudu (Morinda citrifolia Linn.) yang menunjukkan
sifat sinergis atau menghasilkan efek mematikan yang
berlipatganda terhadap Mycobacterium tuberculosis galur peka
atau aditif (efek berganda) terhadap galur multiresisten 10
terhadap obat-obat standar yaitu isoniazid, rifampisin,
etambutol dan streptomisin. Kombinasi masing-masing setengah
dosis menunjukkan efek yang sebanding dibandingkan dengan
ekstrak masing-masing dalam bentuk tunggalnya untuk galur
resisten dan memiliki efek yang lebih besar untuk galur 15
peka. Invensi ini juga bersifat tidak toksik.
Invensi ini didasari atas informasi pemakaian
masyarakat dan hasil penelitian dari pustaka bahwa jahe dan
mengkudu digunakan untuk mengatasi berbagai penyakit
termasuk sebagai antituberkulosis. Dengan pemikiran agar 20
efek antituberkulosis meningkat dan mencegah pengembangan
resistensi yang relatif cepat pada Mycobacterium
tuberculosis serta menurunkan dosis maka dilakukan kombinasi
jahe dan mengkudu. Penurunan dosis secara umum akan
menurunkan efek samping dan toksisitas. Maka pada pengujian 25
digunakan komposisi ekstrak jahe-mengkudu dengan
perbandingan 1:1. Komposisi ekstrak jahe dan mengkudu
sebagai antituberkulosis tidak ditemukan dalam berbagai
laporan penelitian, tidak ada dalam pustaka resmi dan tidak
ditemukan di perdagangan. 30
Hasil pengujian aktivitas di laboratorium menunjukkan
bahwa ekstrak etanol rimpang jahe (Zingiber officinale) dan
ekstrak etanolbuah mengkudu (Morinda citrifolia) serta
kombinasinya menunjukkan efek yang kuat terhadap berbagai
6
galur Mycobacterium tuberculosis peka dan resisten (terhadap
obat standar: INH, rifampisin, etambutol) dengan konsentrasi
hambat minimum masing-masing ekstrak 5-20 µg/ml setara
dengan kurang dari 50 mg pada tikus (bobot 200 g).
Untuk menjamin keamanan ekstrak tersebut dan agar dapat 5
diteruskan ke uji klinik maka dilakukan uji toksisitas akut
pada mencit dan diperoleh data sampai dosis 5 g/kg bobot
badan tidak menunjukkan kematian dan tidak mengubah perilaku
serta aktivitas motorik dan tidak berpengaruh pada organ
secara makroskopik. Mengingat pemberian obat 10
antituberkulosis berlangsung lama maka diuji toksisitas
pemberian berulang (toksisitas subkronis) yaitu dengan
pemberian 90 hari berturut-turut dan hasilnya menunjukkan
bahwa dosis 50 mg/kg bobot badan (25 mg ekstrak etanol jahe
+ 25 mg ekstrak etanol mengkudu) tidak toksik, tidak 15
menunjukkan toksisitas terhadap perilaku dan aktivitas
motorik, aktivitas SGPT dan SGOT, kadar kreatinin, glukosa,
kolesterol total, LDL, HDL, trigliserida, protein total dan
BUN dalam darah. Tidak mempengaruhi profil darah
(eritrosit, leukosit, hemoglobin dan hematokrit), tidak 20
mempengaruhi makroskopik dan histologi organ ( hati,
limpa,jantung, paru-paru, otak, testis, vesika seminalis,
ovarium, tuba fallopi, ginjal dan adrenal), dan tidak
mempengaruhi bobot jenis serta pH urin.
Metode pembuatan sediaan kombinasi ekstrak etanol 25
rimpang jahe dan ekstrak etanol buah mengkudu sesuai invensi
ini terdiri dari tahapan-tahapan sebagai berikut :
a. mengiris tipis rimpang jahe (Zingiber officinale)dan
buah mengkudu (Morinda citrifolia);
b. mengeringkan rimpang jahe dan buah mengkudu yang sudah 30
diiris tipis ;
c. mengekstraksi irisan rimpang jahe kering dan irisan buah
mengkudu kering dengan etanol 95% secara terpisah;
7
d. menguapkan ekstrak etanol rimpang jahe dan ekstrak buah
mengkudu secara terpisah dengan penguap vakum berputar
hingga masing-masing diperoleh ekstrak kental;
e. mencampurkan ekstrak kental rimpang jahe sebanyak 125-500
mg dan ekstrak kental buah mengkudu sebanyak 125-500 mg 5
dalam perbandingan berat yang sama.
Bentuk sediaan kompisisi bahan sesuai invensi ini adalah
kapsul.
Hasil uji aktivitas anti Mycobacterium tuberculosis 10
menunjukkan bahwa kombinasi ekstrak sudah aktif pada
komposisi ekstrak setengah dosis tunggal masing-masing
ekstrak. Ekstrak jahe tunggal aktif pada 5 µg/ml terhadap
galur H37Rv, pada kombinasi dengan mengkudu aktif pada 2,5
µg/ml. Demikian juga ekstrak mengkudu tunggal aktif pada 15
konsentrasi 5 µg/ml dan pada kombinasi sudah aktif pada 2,5
µg/ml. Terhadap galur multiresisten aktivitas masing-masing
ekstrak pada 20 µg/ml, sedangkan dalam kombinasi 10 µg/ml.
Hasil uji toksisitas akut menunjukkan bahwa kombinasi
ekstrak sampai dosis 5 g/kg bobot badan tidak menunjukkan 20
kematian dan tidak mempengaruhi perilaku dan aktivitas
motorik Mencit.
Hasil uji toksisitas subkronis menunjukkan bahwa
kombinasi ekstrak dosis 50 mg adalah aman tidak tidak
menunjukkan toksisitas terhadap perilaku dan aktivitas 25
motorik, aktivitas SGPT dan SGOT, kadar kreatinin, glukosa,
kolesterol total, LDL, HDL, trigliserida, protein total dan
BUN dalam darah. Tidak mempengaruhi profil darah
(eritrosit, leukosit, hemoglobin dan hematokrit), tidak
mempengaruhi makroskopik dan histologi organ (hati, 30
limpa,jantung, paru-paru, otak, testes, vesika seminalis,
ovarium, tuba fallopi, ginjal dan adrenal), dan tidak
mempengaruhi bobot jenis serta pH urin. Dosis yang lebih
tinggi yaitu 400 mg/kg bb tikus relatif aman hanya terdapat
8
pengendapan protein pada glomerulus, dosis 1000 mg/kg bb
menunjukkan hepatotoksik dan nefrotoksik tetapi bersifat
reversibel yaitu kembali normal setelah 1 bulan tidak
diberi zat uji (kelompok satelit).
Pengujian klinis pada manusia untuk kombinasi ekstrak 5
etanol rimpang jahe dan ekstrak etanol buah mengkudu sesuai
invensi ini sudah dilakukan. Semua penderita yang diuji
mendapat terapi dengan regimen pengobatan selama enam bulan
yaitu dua bulan fase intensif dengan pemberian rifampisin,
INH, etambutol, dan pirazinamid ditambah vitamin B6 setiap 10
hari (2RHEZ). Dilanjutkan dengan fase lanjutan selama empat
bulan dengan pemberian rifampisin dan INH yang diberikan
tiga kali dalam seminggu (4R3H3).
Obat antituberkulosis yang diberikan untuk penderita
ini sesuai dengan panduan obat antituberkulosis jangka 15
pendek Program Nasional Pemberantasan TB Paru kategori I
yaitu pada fase intensif diberikan 300 mg INH, 450 mg
rifampisin, 750 mg etambutol, dan 1500 mg pirazinamid setiap
hari selama dua bulan. Kemudian fase lanjutan diberikan 600
mg INH dan 450 mg rifampisin, tiga kali dalam seminggu 20
selama empat bulan.
Pengujian klinis dilakukan pada penderita berjumlah 111
orang. Evaluasi pengujian adalah efikasi dan keamanan pada
fase intensif selama dua bulan dan pengobatan 6 bulan.
Penderita dibagi menjadi tiga kelompok yaitu: 25
Kelompok I diberi 2 kapsul ekstrak rimpang jahe merah
(dosis 500 mg, setiap kapsul berisi 250 mg ekstrak
rimpang jahe merah) sehari setiap hari pagi dan 2
kapsul plasebo sore selama dua bulan, dilanjutkan tiga
kali dalam seminggu dengan dosis yang sama selama empat 30
bulan.
Kelompok II diberi 2 kapsul ekstrak buah mengkudu
(dosis 500 mg, setiap kapsul berisi 250 mg ekstrak
mengkudu) sehari setiap hari pagi dan 2 kapsul plasebo
9
sore selama dua bulan, dilanjutkan tiga kali dalam
seminggu dengan dosis yang sama selama empat bulan.
Kelompok III diberi kombinasi ekstrak jahe merah dan
ekstrak buah mengkudu dosis masing-masing 500 mg, 2
kapsul kombinasi ekstrak jahe - ekstrak mengkudu (satu 5
kapsul mengandung kombinasi ekstrak jahe 125 mg dan
ekstrak mengkudu 125 mg) 2 kali sehari (pagi dan sore)
selama tahap fase intensif dua bulan, tahap lanjutan
selama empat bulan.
Kelompok IV diberi kombinasi ekstrak jahe merah dan 10
ekstrak buah mengkudu, dosis masing-masing ekstrak 250
mg, 2 kapsul (satu kapsul mengandung kombinasi ekstrak
jahe 125 mg dan ekstrak mengkudu 125 mg) pagi, dan 2
kapsul plasebo sore.
Kelompok V atau kelompok kontrol diberi plasebo berisi 15
amilum dua kali sehari 2 kapsul selama tahap fase
intensif dua bulan, tahap lanjutan selama empat bulan.
Untuk menghindari interaksi antara obat uji dengan obat
standar, diberikan interval waktu selama dua jam antara
pemberian obat uji dengan obat standar. 20
Penderita yang diteliti pada penelitian ini sudah dilakukan
pemeriksaan:
a. Pemeriksaan klinis yang terdiri dari anamnesis meliputi
gejala (scoring system: batuk, batuk berdahak, batuk
darah, sesak, panas badan, kurang nafsu makan) dan 25
pemeriksaan fisik (skor karnofsky, berat badan)
b. Pemeriksaan laboratorium yang meliputi darah rutin (Hb,
jumlah leukosit, laju endap darah, faal hati (SGOT,
SGPT), faal ginjal (kreatinin), dan glukosa darah.
c. Pemeriksaan sputum BTA tiga kali untuk diagnostik 30
d. Foto thoraks PA (Postero Anterior)
e. Kultur BTA
10
Seperti pada tabel 1, semua penderita yang diberikan
pengobatan di follow-up dengan cara:
Dilakukan pemantauan secara intensif setiap dua minggu
selama dua bulan fase intensif, dan setiap bulan
selama empat bulan fase lanjutan. Obat dimakan 5
dihadapan petugas pada saat kontrol. Kepatuhan minum
obat diawasi langsung oleh Pengawas Minum Obat yaitu
anggota keluarga atau teman yang tinggal serumah.
Pemeriksaan dilakukan oleh dokter dan petugas
puskesmas/rumah sakit. 10
Anamnesis dan pemeriksaan fisik dilakukan pada setiap
kunjungan mencakup keluhan, adanya efek samping obat,
dan pengukuran berat badan.
Pemeriksaan bakteriologis sputum ulang secara
mikroskopis dilakukan pada akhir minggu kedua, 15
keempat, keenam, kedelapan.
Pemeriksaan laboratorium Hb, jumlah leukosit, laju
endap darah, faal hati (SGOT, SGPT), faal ginjal
(kreatinin), dan glukosa darah dilakukan pada awal
penelitian dan diulang pada akhir bulan kedua. 20
Foto thoraks PA dilakukan pada awal penelitian dan
diulang pada akhir fase intensif.
25
30
11
Tabel 1 Pemeriksaan Penderita TB Selama Fase
Pengujian Intensif(2 bulan) dan Fase Lanjutan
Pemeriksaan Minggu ke
0 (Inklusi)
2 4 6 8 12 16 20 24
An
PD
BB
BTA3x
Lab
Ro
ES
Kompl
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
Keterangan:
An : anamnesis
PD : pemeriksaan fisik (Physical diagnosis) 5 BB : berat badan
BTA(3kali):pemeriksaan sputum SPS (sewaktu, pagi,
sewaktu)
Lab : pemeriksaan laboratorium (Hb, jumlah leukosit,
laju endap darah,faal hati (SGOT, SGPT), faal 10 ginjal(kreatinin), dan glukosa darah
Ro : foto thoraks
ES : efek samping
Kompl : komplikasi
15
Seperti pada Tabel 2 Hasil pemeriksaan BTA dan Tabel 3
Skor Gejala Klinis, hasil uji pada pasien tuberculosis
dengan pemberian kombinasi ekstrak etanol rimpang jahe dan
ekstrak etanol buah mengkudu sesuai invensi ini menunjukkan
hal-hal sebagai berikut : 20
1. Pada kombinasi ekstrak jahe 250 mg dengan ekstrak
mengkudu 250 mg dan kombinasi ekstrak jahe 500 mg dengan
ekstrak mengkudu 500 mg terlihat konversi BTA (basil
tahan asam) positip menjadi BTA negatip yang lebih cepat
dibandingkan ekstrak jahe tunggal, ekstrak mengkudu 25
tunggal dan placebo pada dosis yang sama.
2. Keadaan umum lebih cepat membaik pada kombinasi
3. Leukosit menurun bermakna pada minggu ke 8 pada JM 250-
250 dan JM 500-500 (p =0,004 dan 0,002)
12
4. Pasien yang tidak ada perbaikan (tidak ada konversi BTA)
terjadi pada kelompok plasebo 6 orang, ekstrak jahe
tunggal 3 orang dan ekstrak mengkudu tunggal 2 orang
setelah minggu ke 8, sedangkan pada kombinasi ekstrak
jahe-mengkudu 250-250 semua pasien menunjukkan konversi 5
BTA dari positip ke negatip dan hanya 1 pasien tidak
konversi pada dosis 500-500 karena berat badannya sangat
rendah (39 kg) sehingga pertahanan tubuh sangat lemah.
5. Penurunan SGOT yang bermakna dari keadaan awal
dibandingkan terhadap plasebo terlihat pada kombinasi 10
jahe-mengkudu dosis 250mg-250mg (p=0,08)pada minggu ke
24.
6. Pada pengujian invensi ini ditemukan kasus pasien yang
dihentikan karena SGPT dan SGOT tinggi akibat efek
samping obat antituberkulosis (OAT) standar, kemudian 15
diberi kombinasi ekstrak jahe-mengkudu sesuai invensi
ternyata terjadi konversi BTA positip menjadi negatip,
hal ini menunjukkan aktivitas jahe-mengkudu dapat
digunakan tanpa OAT standar.
7. Keluhan pasien mual, muntah akibat efek samping obat 20
anti tuberculosis (OAT) standar terlihat berkurang pada
jahe dan mengkudu dibandingkan dengan kelompok plasebo,
demikian juga nyeri sendi hanya terjadi pada kelompok
plasebo.
25
Dari hasil pengujian dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Penambahan kombinasi ekstrak jahe dan mengkudu sesuai
invensi terhadap OAT dapat mempercepat konversi BTA
positip ke BTA negatip.
2. Kombinasi ekstrak jahe – mengkudu menunjukkan konversi 30
BTA positip ke BTA negatip yang lebih cepat
dibandingkan dengan ekstrak ekstrak jahe tunggal atau
ekstrak mengkudu tunggal.
13
3. Penambahan kombinasinya ekstrak jahe dan mengkudu
sesuai invensi terhadap OAT standar dapat mengurangi
efek samping OAT.
4. Kombinasi ekstrak jahe-mengkudu sesuai invensi dapat
digunakan untuk antituberkulosis tanpa pemberian OAT. 5
Tabel 2. Hasil Pemeriksaan BTA
BTA (SD) 10
JM 1 = kombinasi jahe mengkudu dosis 250 mg
JM 2 = kombinasi jahe mengkudu dosis 500 mg
15
Klp J
(n=17) P
Klp M
(n=18) P
Klp
JM 1
(n=21) P
Klp
JM 2
(n=17) P
Klp P
(n=13)
0
2,90
(1,07) 0,21
3,20
(0,83) 0,83
2,80
(0,82) 0,05
2,84
(0,85) 0,08
3,25
(0,74)
2
1,65
(1,39) 0,51
2,00
(1,33) 0,12
0,92
(1,47) 0,23
0,74
(1,05) 0,04
1,39
(1,16)
4
1,20
(1,54) 0,42
1,53
(1,22) 0,07
0,48
(0,92) 0,12
0,48
(0,95) 0,20
0,87
(1,10)
6
0,70
(0,98) 0,01
0,94
(0,94) 0,01
0,32
(0,80) 0,30
0,02
(0,42) 0,76
0,13
(0,45)
8
0,30
(0,73) 0,22
0,21
(0,63) 0,12
0,02
(0,20) 0,01
0,00
(0,00) 0,01
0,67
(1,13)
20
0,00
(0,00)
0,00
(0,00)
0,00
(0,00)
0,00
(0,00)
0,00
(0,00)
0,00
(0,00)
0,00
(0,00)
0,00
(0,00)
0,00
(0,00)
24
0,00
(0,00)
0,00
(0,00)
0,00
(0,00)
0,00
(0,00)
0,00
(0,00)
0,00
(0,00)
0,00
(0,00)
0,00
(0,00)
0,11
(0,47)
14
Tabel 3: Skor Gejala Klinis
5
10
Klp J
(n=20) P
Klp M
(n=19) P
Klp
JM 1
(n=25) P
Klp
JM 2
(n=23) P
Klp P
(n=24)
0
4,00
(0,92) 0,48
4,00
(0,97) 0,49
3,68
(1,44) 0,15
2,92
(1,32) 0,00
4,22
(1,04)
2
1,50
(1,23) 0,36
1,21
(0,98) 0,04
2,48
(1,53) 0,11
1,21
(0,88) 0,02
1,87
(1,01)
4
0,90
(1,21) 0,37
1,11
(0,88) 0,70
1,32
(0,80) 0,74
0,71
(0,46) 0,04
1,23
(1,11)
6
0,60
(0,75) 0,75
0,84
(0,83) 0,61
0,84
(0,80) 0,58
0,48
(0,51) 0,35
0,69
(0,97)
8
0,35
(0,75) 0,58
0,33
(0,59) 0,53
0,68
(0,85) 0,50
0,35
(0,49) 0,50
0,50
(0,96)
12
0,39
(1,14) 0,59
0,11
(0,32) 0,66
0,33
(0,90) 0,65
0,02
(0,24) 0,48
0,20
(0,77)
16
0,41
(1,00) 0,43
0,02
(0,24) 0,50
0,19
(0,40) 0,83
0,02
(0,24) 0,50
0,15
(0,55)
20
0,29
(0,69) 0,55
0,11
(0,32) 0,79
0,02
(0,22) 0,44
0,18
(0,53) 0,91
0,15
(0,55)
24
0,18
(0,53) 0,24
0,00
(0,00) -
0,00
(0,00) -
0,00
(0,00) -
0,00
(0,00)
15
Klaim
1. Suatu komposisi untuk pengobatan tuberkulosis pada
manusia, dimana terdiri dari :
ekstrak etanol rimpang jahe (Zingiber officinale)
sebanyak 125-500 mg; dan 5
ekstrak etanol buah mengkudu (Morinda citrifolia)
sebanyak 125-500 mg.
2. Suatu komposisi bahan seperti pada klaim 1, dimana
komposisi yang lebih disukai masing-masing bahan adalah :
ekstrak etanol rimpang jahe (Zingiber officinale) 10
sebanyak 250 mg; dan
ekstrak etanol buah mengkudu (Morinda citrifolia)
sebanyak dengan 250 mg.
3. Suatu komposisi bahan seperti pada klaim 1 dan 2, dimana
bentuk sediaan adalah kapsul. 15
4. Suatu metode untuk membuat komposisi seperti pada klaim-
klaim sebelumnya dimana terdiri dari tahapan sebagai
berikut :
a. mengiris tipis rimpang jahe (Zingiber officinale)dan
buah mengkudu (Morinda citrifolia); 20
b. mengeringkan rimpang jahe dan buah mengkudu yang sudah
diiris tipis ;
c. mengekstraksi irisan rimpang jahe kering dan irisan
buah mengkudu kering dengan etanol 95% secara terpisah;
d. menguapkan ekstrak etanol rimpang jahe dan ekstrak buah 25
mengkudu secara terpisah dengan penguap vakum berputar
hingga masing-masing diperoleh ekstrak kental;
e. mencampurkan ekstrak kental rimpang jahe sebanyak 125-
500 mg dan ekstrak kental buah mengkudu sebanyak 125-
500 mg. 30
16
Abstrak
KOMPOSISI EKSTRAK ETANOL JAHE (Zingiber officinale) DAN
EKSTRAK ETANOL MENGKUDU(Morinda citrifolia) 5
SEBAGAI ANTITUBERKULOSIS
Invensi ini berupa komposisi ekstrak etanol rimpang
jahe (Zingiber officinale) dan ekstrak etanol buah mengkudu
(Morinda citrifolia) untuk antituberkulosis. Kombinasi bahan 10
sesuai invensi ini menunjukkan efek mematikan terhadap
Mycobacterium tuberculosis.
Komposisi bahan sesuai invensi ini adalah ekstrak
etanol rimpang jahe (Zingiber officinale) dan ekstrak etanol
buah mengkudu (Morinda citrifolia) masing-masing sebanyak 15
125-500 mg. Metode membuat komposisi bahan sesuai invensi
ini terdiri dari tahapan sebagai berikut : mengiris tipis
rimpang jahe (Zingiber officinale) dan buah mengkudu
(Morinda citrifolia); mengeringkan rimpang jahe dan buah
mengkudu yang sudah diiris tipis ; mengekstraksi irisan 20
rimpang jahe kering dan irisan buah mengkudu kering dengan
etanol 95% secara terpisah dan menguapkan ekstrak etanol
rimpang jahe dan ekstrak buah mengkudu secara terpisah
dengan penguap vakum berputar hingga masing-masing
diperoleh ekstrak kental dan mencampurkan ekstrak kental 25
rimpang jahe sebanyak 125-500 mg dan ekstrak kental buah
mengkudu sebanyak 125-500 mg.