kompetensi keahlian gambar dan teknik
TRANSCRIPT
Dandung Novianto
KOMPETENSI KEAHLIANGAMBAR DAN TEKNIK
i
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
ii
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR TEKNIK
Penulis :
Dandung Novianto
Penerbit :
Polinema Press
iii
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
Hak Cipta © Dandung Novianto
Hak Terbit pada POLINEMA PRESS
Penerbit POLINEMA PRESS, Politeknik Negeri Malang
Jl. Soekarno-Hatta no.09 PO BOX 04 Malang 65141
Telp. (0341) 404424, 404425
Fax. (0341) 404420
UPT. Percetakan dan Penerbitan
Gedung AU ground floor
www.polinemapress.org
press.polinema.ac.id
Anggota APPTI (Asosiasi Penerbit Perguruan Tinggi Indonesia) no.
207/KTA/2016
Anggota IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia) no. 177/JTI/2017
Cetakan Pertama, Juni 2021
ISBN : 978-623-6562-89-5
xiv;65 hlm.; 15,5 x 23 cm
Setting & Layout : Putra Fanda Hita
Cover Design : Putra Fanda Hita
Penyunting : Abd. Muqit
Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak karya tulis ini
dalam bentuk dan dengan cara apapun, termasuk fotokopi, tanpa izin tertulis dari
penerbit. Pengutipan harap menyebutkan sumber.
iv
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
Sanksi Pelanggaran Pasal 113
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014
Tentang Hak Cipta
1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara
Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau
pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang
Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk
Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3
(tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus
juta rupiah).
3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang
Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk
Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4
(empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah).
4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang
dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling
lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).
v
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
KATA PENGANTAR
Gambar dapat digunakan sebagai alat komunikasi yang paling efektif
dibandingkan dengan bahasa lisan maupun tulisan terutama yang
berkaitan dengan pekerjaan keteknikan. Dalam dunia teknik,
komunikasi secara lisan maupun tulisan akan menimbulkan kesulitan
dalam melakukan pekerjaan. Untuk mengatasi hal tersebut, kalangan
akademisi maupun praktisi di bidang keteknikan berusaha mencari
cara berkomunikasi yang lebih universal dan dapat dimengerti oleh
para praktisi teknik dengan menggunakan gambar teknik di bidang
teknik dan industri.
Gambar teknik merupakan bahasa grafis yang dapat
menjelaskan objek maupun metode kerja dari bidang-bidang ilmu
teknik. Hampir semua ilmu teknik memerlukan suatu bahasa grafis
yang dapat mejelaskan suatu objek secara lebih jelas. Gambar teknik,
kali pertama diperkenalkan oleh insinyur bangsa Chaldean kira-kira
4000 tahun yang lalu yang bernama Gudea yang diukir pada kepingan
batu sebagai gambar denah untuk rencana benteng.
Matakuliah Gambar Teknik yang ditulis oleh Dandung Novianto
khususnya ditujukan untuk Jurusan Teknik Sipil di Politeknik Negeri
Malang ini bertujuan agar mahasiswa dapat membuat suatu gambar
kerja bangunan gedung tidak bertingkat. Dengan teknik menggambar
secara manual sebagai kompetensi utama menjadi seorang drafter
untuk bangunan gedung tidak bertingkat. Selanjutnya menjadi
seorang estimator dan quantity surveyor, dengan menghitung volume
bangunan dan rencana anggaran biaya proyek.
Secara substansial, penulisan buku ini dibagi menjadi dua
tahapan, yaitu: Gambar Teknik Dasar dan Gambar Teknik Terapan.
Gambar Teknik Dasar merupakan matakuliah yang memberikan
dasar-dasar menggambar untuk menghasilkan suatu gambar kerja
yang baik. Dasar-dasar menggambar meliputi: pengelolaan suatu
bidang gambar, keterangan gambar yang rapi dan jelas, arsir dan
simbol-simbol bahan bangunan, keterangan dimensi/ukuran dan
vi
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
skala, dan teknik-teknik proyeksi yang umum digunakan. Sebagai
akhir dari pembelajaran dan pemahaman tersebut, mahasiswa
ditugaskan untuk membuat gambar kerja bangunan gedung
sederhana secara utuh dan gambar-gambar kerja bangunan sipil,
seperti jalan, jembatan, dan bangunan air. Sebelum tugas diberikan,
mahasiswa dibekali dengan teori pengenalan sistem-sistem bangunan
gedung maupun bangunan sipil.
Saya berharap, kehadiran buku Gambar Teknik ini menjadi
sebuah pengayaan dan merupakan matakuliah dasar yang harus
dikuasai oleh para mahasiswa jurusan teknik sebagai keahlian dasar
sebelum menjadi seorang engineer di dunia nyata. Hampir semua ilmu
keteknikan memerlukan gambar teknik dengan objek gambar yang
disesuaikan dengan kebutuhan dan konsentrasi masing-masing
bidang ilmu, misalnya teknik sipil, teknik arsitektur, teknik mesin,
teknik elektronika, teknik kimia, teknik industri, maupun bidang-
bidang ilmu teknik lainnya. Selamat membaca, menyimak, dan
mempraktikkan.
Bogor, 20 September 2021
Asessor/Editor/Trainer/Penulis,
Dr. H. Abdu Rahmat Rosyadi, S.H., M.H
vii
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
DAFTAR ISI
PRAKATA .............................................................................................. v
KATA PENGANTAR .......................................................................... vii
DAFTAR ISI ........................................................................................ viii
I. PENGANTAR GAMBAR TEKNIK DASAR ............................ 1
II. GAMBAR GARIS, HURUF DAN ANGKA ............................. 17
III. SIMBOL DAN ARSIR ............................................................... 27
IV. DIMENSI DAN SKALA ............................................................ 35
V. GAMBAR PROYEKKSI ........................................................... 43
VI. SISTEM BANGUNAN ............................................................... 55
viii
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 3D Printing Universal ....................................................... 1
Gambar 1.2 Blok Diagram Software 3D Printing ................................. 3
Gambar 1.3 Desain Balok pada CAD Software .................................... 4
Gambar 1.4 Desain 3D balok pada Tahap Slicing ................................ 5
Gambar 2.1 Desain Mekanik 3D printing 2 x 2.1.2 meter .................... 7
Gambar 2.2 Bagan Alir Metode Desain 3D Printing ............................ 8
Gambar 2.3 Gerak Kinematika Double Extruders pada Z Bar.............. 9
Gambar 2.4 Konsep Mekanik X- Axis .................................................. 9
Gambar 2.5 Konsep Mekanik Gate 3D Printing ................................ 10
Gambar 2.6 Gerak Kinematika Bedplate ............................................ 10
Gambar 2.7 Konsep Mekanik Roda Bearing Y Axis .......................... 11
Gambar 2.8 Gerak Kinematika Z Bar ................................................. 12
Gambar 2.9 Metode Counter Balance dengan Rantai......................... 13
Gambar 2.10 Simulasi Aktuator pada Proteus .................................... 15
Gambar 2.11 Input G-Code pada Pronterface .................................... 16
Gambar 2.12 Desain Mekanik X Axis (Z-Bar).................................... 18
Gambar 2.13 Desain Mekanik Bedplate Metode Roda Bearing ......... 20
Gambar 2.14 Desain Mekanik Gate Metode Counter Balance ........... 22
Gambar 2.15 Rancangan Elektronik Sistem ....................................... 24
Gambar 2.16 Diagram Pengaturan Marlin Motor X ........................... 26
Gambar 2.17 Diagram Perencanaan Marlin Motor Y ......................... 26
Gambar 2.18 Diagram Pengaturan Marlin Motor Z ............................ 27
Gambar 2.19 Diagram Perencanaan Marlin Motor X Axis ................. 29
Gambar 2.20 Diagram Perencanaan Marlin Motor Y dan Z Axis ....... 31
Gambar 2.21 Diagram Perencanaan Marlin Motor Y ......................... 33
Gambar 2.22 Instalasi Mekatronika 3D Printing 2000 mm ................ 35
Gambar 3.1 Grafik Kecepatan Putaran dan Sudut Motor X Axis ........ 40
Gambar 3.2 Grafik Pulse Motor X Terhadap Jarak ............................ 44
Gambar 3.3 Grafik Pulse Motor Y Terhadap Jarak ............................ 47
Gambar 3.4 Grafik Pulse Motor Z Terhadap Jarak ............................. 49
Gambar 3.5 Desain Objek SolidWork ................................................ 53
Gambar 3.6 Slicing Objek Simplify 3D ............................................... 54
Gambar 3.7 Instalasi Mekatronika 3D Printing 2000 mm .................. 55
Gambar 3.8 Instalasi Elektronika Mesin 3D Printing 2000 mm ......... 56
Gambar 3.9 Setting Extruder pada Simplify 3D .................................. 57
Gambar 3.10 Setting Temperature Extruder pada Simplify 3D ........... 58
Gambar 3.11 Setting Temperature Bedplate pada Simplify 3D ........... 58
Gambar 3.12 Setting Speeds pada Simplify 3D ................................... 59
Gambar 3.13 Hasil Printing Mesin 3D ............................................... 59
Gambar 3.14 Pemberian Tugu Polinema ke Dirjen Vokasi ................ 60
ix
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Spesifikasi Part pada X Axis ................................................ 17
Tabel 2. Torsi Minimum untuk Motor Stepper ................................... 23
Tabel 3. Microstep dan Pitch Sumbu.................................................. 26
Tabel 4. Spesifikasi Motor Stepper..................................................... 28
Tabel 5. Hasil Simulasi Akurasi Jarak X Axis ................................... 37
Tabel 6. Hasil Simulasi Akurasi Jarak Y Axis .................................... 38
Tabel 7. Hasil Simulasi Akurasi Jarak Z Axis ..................................... 38
Tabel 8. Hasil Simulasi Akurasi Kecepatan Motor X Axis ................. 39
Tabel 9. Hasil Simulasi Akurasi Kecepatan Motor Y Axis ................. 41
Tabel 10. Hasil Simulasi Akurasi Kecepatan Motor Z Axis ................ 41
Tabel 11. Jarak Translasi pada Motor X ............................................. 43
Tabel 12. Jarak Translasi pada Motor Y ............................................. 43
Tabel 13. Jarak Translasi pada Motor Z ............................................. 47
Tabel 14. Kecepatan Motor Stepper Sumbu X ................................... 49
Tabel 15. Kecepatan Motor Stepper Sumbu Y ................................... 54
Tabel 16. Kecepatan Motor Stepper Sumbu Z .................................... 52
Tabel 17. Desain SolidWork Vs Hasil Printing .................................. 60
1
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
BAB. I
PENGANTAR GAMBAR TEKNIK DASAR
Capaian Pembelajaran (CP) :
Setelah mempelajari subbab ini diharapkan mahasiswa dapat :
1. Memahami dan menjelaskan pengantar gambar teknik dasar.
2. Memahami dan mengerti sifat-sifat gambar.
3. Memahami dan mengerti ruang lingkup gambar teknik dasar.
4. Menerapkan dan melaksanakan perlengkapan gambar.
5. Menerapkan, menggunakan kertas gambar.
1.1 Pendahuluan
Walaupun orang di seluruh dunia berbicara dengan bahasa yang
berbeda-beda, suatu bahasa gambar yang umum telah ada sejak awal
waktu. Bentuk tulisan yang paling awal adalah melalui bentuk gambar,
misalnya hieroglyph Mesir. Kemudian bentuk-bentuk ini disederhanakan
dan menjadi simbol-simbol abstrak yang dipakai dalam tulisan kita hari
ini.
Sebuah gambar adalah suatu bentuk goresan yang sangat jelas dari
benda nyata, ide atau rencana yang diusulkan untuk pembuatan atau
konstruksi selanjutnya. Gambar mungkin berbentuk banyak, tetapi metode
membuat gambar yang sangat jelas adalah sebuah bentuk alami dasar dari
komunikasi ide-ide yang umum.
Gambar 1.1 Huruf hieroglyph Dari Mesir
Gambar teknik merupakan bahasa grafis yang dapat menjelaskan
objek maupun metode kerja dari bidang-bidang ilmu teknik. Hampir semua
ilmu teknik memerlukan suatu bahasa grafis yang dapat mejelaskan suatu
2
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
objek secara lebih jelas. Gambar teknik paling awal yang pernah ada adalah
gambar denah untuk sebuah rencana benteng yang digambarkan oleh
insinyur bangsa Chaldean kira-kira 4000 tahun yang lalu yang bernama
Gudea yang diukir pada kepingan batu. Gambar itu dibuat serupa dengan
denah yang dibuat oleh arsitek jaman sekarang. Walaupun sudah berusia
4000 tahun tetapi para insinyur dapat membaca gambar itu. Dengan kata
lain gambar dapat dipakai sebagai alat komunikasi yang paling efektif
dibandingkan dengan bahasa tulisan.
Dalam dunia teknik, komunikasi secara lisan akan banyak
menimbulkan kesulitan. Hal ini karena di dunia ini terdapat banyak macam
bahasa dan dialek-dialek yang digunakan sehingga kemungkinan
seseorang sulit mengerti atau bahkan tidak tahu apa yang dibicarakan oleh
orang yang berbeda bahasanya. Untuk mengatasi hal diatas, orang-orang
yang berkecimpung di bidang teknik berusaha mendapatkan cara
berkomunikasi yang lebih universal dan bisa dimengerti oleh orang-orang
teknik di seluruh dunia. Untuk mencapai maksud diatas, orang-orang
teknik menggunakan gambar sebagai alat berkomunikasi dalam pekerjaan
mereka di bidang teknik dan industri.
Gambar Teknik merupakan matakuliah dasar yang harus dikuasai
oleh para mahasiswa jurusan teknik sebagai keahlian dasar sebelum
mereka menjadi seorang engineer di dunia nyata. Teknik sipil, teknik
arsitektur, teknik mesin, teknik elektronika, teknik kimia, teknik industri,
maupun bidang-bidang ilmu teknik yang lainnya memiliki matakuliah
gambar teknik, dengan objek gambar yang disesuaikan dengan kebutuhan
dan konsentrasi masing-masing bidang ilmu tersebut. Pada bidang teknik
sipil, gambar teknik memiliki fokus pada penggambaran objek-objek
bangunan maupun infrastruktur. Contoh-contoh bangunan yang menjadi
objek gambar di teknik sipil atau teknik bangunan adalah bangunan
gedung, bangunan jalan, jembatan, maupun bangunan air. Obyek pada
bangunan gedung sebagai contoh adalah bangunan pos keamanan, rumah
tinggal, apartemen maupun hotel, Rumah Sakit, perkantoran, hingga
menara pandang maupun menara pada suatu rumah ibadah. Obyek pada
bangunan jalan antara lain jalan raya, jalan Tol, jalan layang (Fly Over),
jalan bawah tanah (Under Pass), jalur landasan pesawat, dll. Obyek pada
jembatan antara lain jembatan rangka baja, jembatan gantung, jembatan
kabel, jembatan beton, jembatan bambu, dll. Sedangkan obyek bangunan
air dapat berupa bendung, bendungan, bangunan irigasi, saluran, mapun
gorong-gorong, serta obyek-obyek lainnya.
3
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
Gambar 1.2 Obyek Bangunan Gedung Maupun Bangunan Sipil.
Gambar teknik memiliki suatu standar penggambaran, mulai dari
jenis arsir maupun simbol yang digunakan, penggambaran dimensi
maupun ukuran, hingga penggunakan ukuran kertas, cara melipat kertas,
mapun menjilid berkas-berkas gambar. Dengan demikian matakuliah
Gambar Teknik Dasar ini akan memberikan bekal kepada mahasiswa
Jurusan Teknik Sipil untuk dapat menggambar bangunan gedung dan
bangunan sipil (jalan, jembatan, dan bangunan air) sesuai dengan kaidah-
kaidah penggambaran yang ada.
1.2 Sifat-Sifat Gambar
Sifat-sifat gambar dapat berupa tujuan-tujuan gambar yaitu :
a) Internasionalisasi gambar
Agar supaya tujuan pembagian kerja secara internasional dan
perkenalan dengan teknologi asing, maka penunjukan-
penunjukan dalam gambar harus sama secara internasional,
maupun ketentuan-ketentuan dari pengertian cara-cara
penunjukan dan lambang harus diseragamkan secara
internasional.
4
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
b) Mempopulerkan gambar
Dalam lingkungan teknologi tinggi, akibat dikenalnya teknologi,
golongan yang harus membaca dan mempergunakan gambar
meningkat jumlahnya. Akibatnya diperlukan mempopulerkan
gambar.
c. Perumusan gambar
Hubungan yang erat antara bidang-bidang industri yang
berlainan seperti permesinan, struktur, kapal dan lain-lain, untuk
mempersatukannya dalam satu proyek besar diperlukan
perumusan yang tepat dalam mengidentifikasi standar-standar
gambar masing-masing.
d. Sistimatika gambar
Dalam gambar kerja, isi gambar menyajikan banyak perbedaan-
perbedaan, tidak hanya dalam penyajian bentuk dan ukuran,
tetapi tanda-tanda toleransi ukuran, toleransi bentuk dan keadaan
permukaan juga. Dilain pihak, bersamaan dengan sistematika
teknologi, pentingnya gambar dengan lambang grafis telah
meningkat, dan lambang-lambang ini dipergunakan secara luas
sebagai diagram blok atau aliran proses dalam berbagai-bagai
bidang industri. Dibawah keadaan-keadaan demikian, jangkauan
yang berkembang dan isi gambar sangat memperkuat susunan
dan kosolidasi sistem standar gambar.
e. Penyederhanaan gambar
Penghematan tenaga kerja dalam menggambar adalah penting,
tidak hanya untuk mempersingkat waktu, tetapi juga untuk
meningkatkan mutu rencana. Oleh karena itu penyederhanaan
gambar menjadi masalah penting untuk menghemat tenaga
dalam menggambar.
f. Modernisasi gambar
Bersamaan dengan kemajuan teknologi, standar gambar juga
telah dipaksa mengikutinya. Dapat disebutkan di sini cara-cara
modern yang telah dikembangkan. Seperti misalnya pembuatan
film mikro, mesin gambar otomatis dengan bantuan komputer,
perencanaan dengan bantuan komputer, dll.
1.3 Ruang Lingkup Gambar Teknik Dasar
Matakuliah Gambar Teknik untuk Jurusan Teknik Sipil di Politeknik
Negeri Malang dibagi menjadi dua tahapan, yang pertama adalah Gambar
Teknik Dasar dan yang kedua adalah Gambar Teknik Terapan. Gambar
Teknik Dasar merupakan matakuliah yang memberikan dasar-dasar
penggambaran untuk menghasilkan suatu gambar kerja yang baik. Dasar-
dasar penggambaran tersebut meliputi bagaimana mengelola suatu bidang
5
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
gambar, memberikan keterangan gambar yang rapi dan jelas, seperti
memberikan ukuran, tulisan berupa rangkaian kata dan angka, memberikan
arsir dan simbol-simbol bahan bangunan, pemberian keterangan dimensi
(ukuran) dan skala, teknik-teknik proyeksi yang umum digunakan. Pada
akhirnya mahasiswa akan belajar membuat gambar kerja bangunan gedung
sederhana secara utuh dan gambar-gambar kerja bangunan sipil (jalan,
jembatan, dan bangunan air), yang tentunya sebelumnya akan didasari
dahulu dengan teori pengenalan sistem-sistem bangunan gedung maupun
bangunan sipil (jalan, jembatan, dan bangunan air).
Tujuan dari matakuliah ini adalah agar mahasiswa dapat membuat
suatu gambar kerja untuk bangunan gedung tidak bertingkat dengan teknik
menggambar secara manual (menggunakan gambar tangan). Kompetensi
utama yang akan dicapai dengan mengikuti matakuliah Gambar Teknik
Dasar ini adalah menjadi seorang drafter untuk bangunan gedung tidak
bertingkat. Dengan demikian manfaat dari pemberian matakuliah ini
adalah mahasiswa dapat membaca suatu gambar kerja dari bangunan
gedung tidak beringkat, dan untuk tahapan selanjutnya mahasiswa dapat
meningkatkan kompetensinya sebagai seorang estimator dan quantity
surveyor, yaitu dengan menghitung volume bangunan dan rencana
anggaran biaya proyek.
1.4 Perlengkapan Gambar
Gambar teknik dapat dibuat dengan mengunakan perlengkapan
gambar manual maupun dengan menggunakan aplikasi komputer. Pada
tahap pertama pemberian matakuliah Gambar Teknik Dasar ini,
mahasiswa akan menggambar secara manual. Untuk mendapatkan gambar
teknik yang baik, tidak hanya menguasai teknik menggambar yang baik
tetapi juga perlu didukung dengan alat-alat gambar yang tepat
penggunaannya. Berikut ini akan dijelaskan mengenai pemilihan dan
penggunaan alat-alat gambar secara tepat :
a. Pensil gambar
Ada tiga golongan kekerasan pensil, yang masing-masing dibagi lagi
dalam tingkat kekerasan (Gambar 1.3). Golongan tersebut adalah
keras (H), sedang (F) dan lunak (B). Golongan keras dari 9H sampai
4H, golongan sedang dari 3H sampai B dan golongan lunak dari 2B
sampai dengan 7B. Sayang sekali derajat kekerasan pensil ini masih
belum di standarkan sepenuhnya., karena itu dianjurkan untuk
menggunakan satu merk pensil saja agar lebih tepat derajat
kekerasannya.
Untuk menarik garis yang panjang dengan tebal yang sama (konstan)
sebaiknya pensil dibuat pipih (baji) (Gambar 1.4.a), jadi jangan
6
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
runcing/konis seperti (Gambar 1.4.b). Untuk membuat pensil pipih
dapat digunakan kertas ampelas/cutter.
Gambar 1.3 Tingkat Kekerasan Pensil
Gambar 1.4. Pensil Pipih/Baji (Kiri), Pensil Tirus (Kanan)
Gambar 1.5 Kecondongan Pensil
Sekarang sudah banyak dipakai pensil yang diisi kembali (pensil
mekanik). Isi dari pensil ini mempunyai tingkat kekerasan yang
bermacam-macam demikian juga dengan ukuran diameter isinya
dapat disesuaikan dengan ukuran tebal garis, sehingga tidak perlu lagi
penajaman. Ukuran-ukuran yang ada ialah 0,3, 0,5, 0,7 dan 0,9 mm
dan kekerasannya dapat dipilih dari HB atau F, H, 2H dan 3H. Supaya
hasil dari garis yang dibuat dengan pensil tersebut baik, maka pensil
terhadap mistar hams mempunayi sudut 90 derajat, sedang
kecondongan dari arah gerakannya bersudut antara 80 - 90 derajat.
Perhatikan Gambar 1.6 .
7
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
Gambar 1.6 Pensil gambar mekanik 2 mm yang direkomendasikan (kiri),
isi pensil mekanik 2 mm (kanan)
b. Rapido dan Drawing Pen
Rapido dan drawing pen memiliki ketebalan tertentu untuk menarik
garis sesuai yang dikehendaki. Hampir sama dengan penggunaan
pensil, rapido maupun drawing pen (Gambar 1.7) juga dapat
digunakan untuk membuat gambar secara manual. Untuk membuat
gambar dengan lebih dari satu ketebalan garis, diperlukan beberapa
tipe ukurn ketebalan rapido atau drawing pen. Perlu dipersiapkan
sedikitnya tiga tipe rapido dan drawing pen dengan ketebalan yang
berbeda (Gambar 1.8)
Gambar 1.7 Rapido Kiri), Drawing Pen (Kanan)
Gambar 1.8 Tingkat Ketebalan Rapido (Kiri) / Drawing Pen (Kanan)
8
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
c. Penghapus
Untuk menghapus garis yang salah dipergunakan penghapus dengan
mutu yang baik. Ada penghapus yang dibuat dari karet dan ada yang
dibuat dari plastik. Penghapus yang baik harus dapat menghilangkan
garis atau gambar yang tidak diinginkan dengan tidak merusak
gambar. Dapat digunakan dua macam penghapus (Gambar 1.9),
yaitu penghapus pensil dan penghapus tinta atau kombinasi keduanya
dalam satu penghapus sekaligus. Standar yang disarankan adalah
buatan Staedtler, Rotring, Faber Castell karena dianggap lebih mampu
menghapus bekas pensil atau tinta yang ada pada kertas tanpa
merusak atau meninggalkan bekas pada bidang kertas itu sendiri.
Gambar 1.9 Penghapus Tinta (Kiri), Kertas (Tengah), Kombinasi
(Kanan).
d. Jangka
Jangka digunakan untuk membuat lingkaran, membagi garis atau
sudut dan sebagainya. Konstruksi dari jangka pada dasarnya terdiri
dari beberapa bagian yang disambungkan antara satu dengan yang lain
mempergunakan engsel (Gambar 1.10).
Gambar 1.10 Konstruksi Jangka (Kiri), Macam
Jangka (Kanan)
9
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
e. Penggaris / Mistar
Digunakan sebagai alat pengukur dan alat bantu gambar untuk
menggambar garis lurus. Terdapat berbagai macam penggaris yang
dapat digunakan sebagai alat bantu gambar teknik antara lain:
penggaris lurus (untuk mengukur panjang dan membuat garis lurus
horisontal/vertikal), penggaris segitiga (untuk mengukur panjang,
membuat garis horisontal/vertikal/diagonal dan menentukan sudut
garis. penggaris segi tiga yang dipakai ada 2 (dua) buah, penggaris
yang pertama mempunyai sudut 45°, 90°, 45°, sedangkan yang
lainnya mempunyai sudut 30°, 60° dan 90°), serta penggaris busur
(untuk menentukan/menemukan sudut sebuah garis/gambar lebih
mudah. Biasanya busur derajat ini mempunyai garis-garis pembagi
dari 0° sampai dengan 180°) (Gambar 1.11). dari mulai yang lurus
sampai yang berbentuk segitiga. Penggaris dapat terbuat dari plastik,
logam, berbentuk pita dan sebagainya.
Gambar 1.11 Penggaris Lurus (Kiri Atas), Penggaris Segitiga Sepasang
(Kanan Atas), Penggaris Teknik (Kiri Bawah),
Penggaris Busur (Kanan Bawah)
f. Papan/Meja dan Mesin Gambar
Papan/meja dan mesin gambar dapat digunakan untuk menghasilkan
suatu gambar yang berkualitas serta membuat drafter tidak cepat
merasa lelah. Pada dasarnya meja gambar adalah meja yang dapat
10
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
diatur kemiringan bidang mejanya, sehingga para drafter dapat
menggambar dengan posisi tubuh yang tegak. Meja gambar yang baik
harus mempunyai bidang permukaan yang rata, keras, dan tidak
melengkung. Bidang meja gambar dapat terbuat dari papan kayu,
kaca, maupun tripleks dengan ketebalan 2-3cm yang telah di-finishing
seperti halnya white board.
Kemiringan meja gambar dapat diatur secara manual maupun secara
hidrolik. Bagian atas meja gambar lebih tinggi dibanding dengan
bagian bawahnya. Meja gambar yang baik juga harus dapat diatur
tidak saja kemiringannya, namun juga ketinggiannya. Dengan
demikian meja gambar tersebut dapat diatur sesuai dengan postur
tubuh drafternya.
Mesin gambar adalah sebuah alat yang dapat menggantikan alat-alat
gambar lainnya seperti busur derajat, penggaris, segitiga, mistar skala
dsb. Keuntungannya dapat mempercepat penyelesaian gambar.
Diujung alat ini ada sepasang pengaris tegak lurus dan dapat diputar
pada sudut yang dikehendaki. Alat ini juga dapat dipakai untuk
menarik garis-garis sejajar, garis tegak lurus dengan mudah. Pengaris
yang dipasang pada alat ini bisa diganti-ganti sesuai dengan skala
yang ingin dipakai 1:1; 1:2; 1:5; 1:10 dsb. Sepasang pengaris tegak
lurus tersebut dapat digerakan bebas disemua permukaan papan
gambar.
Gambar 1.12 Papan/Meja Gambar dengan Mesin Gambar (Kiri), Mesin
Gambar (Kanan)
11
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
1.5 Kertas Gambar
Sesuai dengan tujuan gambar, bermacam-macam kertas gambar
dipakai, seperti misalnya kertas gambar putih, kertas kalkir, padalarang,
kertas roti, dsb. Untuk gambar tata letak (perencanaan awal), biasanya
dipakai kertas gambar putih yang permukaannya tidak berbulu atau kasar
dan menggunakan pensil. Sedang untuk gambar kerja yang biasanya
dibutuhkan lebih dari satu (untuk diperbanyak untuk disebarkan ke
bengkel, arsip dsb.) biasanya dipakai kertas kalkir. Sebab gambar diatas
kertas kalkir ini dapat diperbanyak dengar cara cetak biru (blue print) atau
dengan copy biasa. Jadi gambar yang dipakai dibengkel adalah gambar
cetak birunya, sedang gambar asli (kalkir) disimpan sebagai arsip. Untuk
gambar diatas kalkir ini biasanya digunakan tinta untuk mendapatkan hasil
cetak biru (foto copy) yang baik. Saat ini penggunaan kertas kalkir,
padalarang, maupun kertas roti sudah berkurang, karena sudah tergantikan
dengan adanya kertas HVS. Begitu pula teknologi gambar digital untuk
gambar-gambar perencanaan maupun pelaksanaan yang sekarang sudah
berkembang pesat dilapangan menjadikan kertas HVS lebih digemari
untuk digunakan sebagai media cetak dibanding kertas kalkir tersebut.
Disamping karena harganya jauh lebih murah, bahannya mudah ditemukan
dipasaran, juga karena mesin-mesin cetak saat ini justru lebih umum
digunakan untuk mencetak jenis-jenis kertas semacam HVS dibanding
kertas kalkir dll tersebut diatas.
Ukuran kertas gambar yang paling baik digunakan adalah ukuran
kertas A3, hal ini karena dengan ukuran kertas tersebut maka dapat
merepresentasikan gambar secara proporsional, tidak terlalu besar maupun
tidak terlalu kecil, sehingga dapat memudahkan para pelaksana di
lapangan. Namun demikian penggunaan ukuran kertas gambar hendaklah
disesuaikan dengan kebutuhan dan jenis gambar yang akan
dipresentasikan. Jika gambar yang akan dipresentasikan berukuran cukup
besar, misalnya untuk menyajikan gambar suatu kawasan perumahan,
maka mungkin dapat menggunakan ukuran kertas gambar yang lebih besar
dari ukuran A3. Demikian pula sebaliknya, jika hanya akan menyajikan
ukuran gambar yang kecil, maka dapat digunakan ukuran kertas gambar
yang lebih kecil dari ukuran A3 (Gambar 1.13)
12
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
Gambar 1.13 Perbandingan dan Ukuran Kertas
Pada umumnya penyajian suatu gambar kerja dilengkapi dengan
adanya Kop atau kepala gambar karena disinilah akan ditempatkan
informasi/identitas yang penting. Identitas yang dimaksudkan adalah
identitas proyek, objek gambar, instansi pemberi tugas, penanggung jawab
gambar, drafter (pembuat gambar), judul gambar, skala yang digunakan,
kode gambar serta identitas lain yang diperlukan. Kepala gambar
sebenarnya tidak ada ketentuan yang spesifik untuk ukuran maupun
bentuknya, disesuaikan ukuran kertas yang akan dipakai. Semakin besar
ukuran kertas yang kita pakai semakin besar pula ukuran kepala gambar
dan huruf yang dipakai. Contoh identitas pada Kop (Gambar 1.14).
13
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
Gambar 1.14 Contoh Kop Gambar A
1. Nama gambar “SHOP DRAWING”.
2. Project = nama proyek yang digambar.
3. Owner = nama pemilik proyek
4. Kolom tanda tangan persetujuan dari perwakilan owner
sebagai penanggung jawab gambar.
5. Construction manajement = nama perusahaan manajemen
konstruksi atau konsultan pengawas yang ditugaskan oleh
owner untuk mengawal jalanya proyek.
6. Kolom tanda tangan persetujuan dari manajemen
konstruksi.
7. Contractor = kontraktor yang mengerjakan proyek
pembangunan.
8. Kolom status gambar apakah asli atau sudah revisi sebanyak
sekian kali.
9. Architect Consultant = konsultan arsitektur.
10. Structure Consultant = konsultan struktur.
11. Mechanical & electrical consultan = konsultan mekanikal
dan elektrikal.
12. Drawing Tile = Judul gambar shop drawing.
13. Scale = skala gambar
14. Drawing by = nama drafter kontraktor yang menggambar.
15. Check = nama personil dari kontraktor yang mengoreksi
gambar.
16. Aproved = nama personil dari kontraktor yang menyetujui
gambar.
17. Issued for = tujuan pembutan gambar. 18. Date = tanggal pembuatan gambar. 19. Code = nomor kode gambar. 20. Drawing No = nomor gambar.
14
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
Gambar 1.15 Contoh Kop Gambar B
15
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
Dalam pembuatan kop / kepala gambar patut diperhatikan juga batas
marginnya, berikut batas margin yang sesuai dengan standar ISO :
Tabel 1.1 Batas Margin Kop Gambar
LATIHAN
1. Jelaskan manfaat dari mengikuti perkuliahan Gambar Teknik Dasar.
2. Sebutkan 6 hal yang merupakan sifat-sifat/tujuan gambar seperti yang
telah dijelaskan diatas.
3. Buat skema dalam bentuk gambar ukuran kertas gambar mulai dari A7
hingga A0.
4. Buat Kop Gambar untuk Tugas Matakuliah Gambar Teknik Dasar
Pada Kertas Gambar Ukuran A3 menggunakan Pensil 1 Lembar.
NO UKURAN BATAS MARGIN (MM)
SISI
KIRI
SISI
ATAS
SISI
KANAN
SISI
BAWAH
1 A0 20 10 10 10
2 A1 20 10 10 10
3 A2 20 10 10 10
4 A3 20 10 10 10
5 A4 20 5 5 5
6 A5 20 5 5 5
16
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
17
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
BAB. II
GAMBAR GARIS, HURUF, DAN ANGKA
Capaian Pembelajaran (CP) :
Setelah mempelajari subbab ini diharapkan mahasiswa dapat :
1. Memahami, menjelaskan dan menggambar garis.
2. Memahami, menjelaskan dan menggambar garis tebal tipis.
3. Memahami, menjelaskan dan menggambar huruf dan angka.
2.1 Menggambar Garis
Menggambar garis-garis tegak lurus (Gambar 2.1), sejajar
(Gambar 2.2), maupun diagonal/miring (Gambar 2.3) yang rapi dan
sesuai kebutuhan bisa didapat dengan penggunaan peralatan penggaris
segitiga yang sepasang. Waktu yang dibutuhkan untuk menggambar
sebuah garis juga menjadi lebih ringkas. Penggunaaan sepasang penggaris
ini memerlukan teknik tersendiri dan masing-masing memiliki fungsi
sebagai pedoman penahan laju gerakan agar tetap dalam posisi yang sama,
sedangkan penggaris yang lain digunakan sebagai alat yang digunakan
untuk membuat garis sejajar/tegak lurus/diagonal dapat dilihat pada
Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Penggunaan Penggaris Segitiga Untuk Membuat Garis2
Tegak Lurus
18
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
Gambar 2.2 Penggunaan Penggaris Segitiga Untuk Membuat Garis-Garis
Miring
Gambar 2.3 Penggunaan Penggaris Segitiga Untuk Membuat Garis-Garis
Sejajar
19
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
Gambar 2.4 Garis Sejajar Horizontal, Vertikal, dan Diagonal
2.2 Garis Tebal Tipis
Didalam menggambar teknik setiap macam dan tebal garis
mempunyai bentuk dan tebal sesuai penggunaan dan kebutuhannya.
Bermacam garis inipun bisa diperoleh dengan cara seperti pada (Gambar
2.5):
Gambar 2.5 Teknik Menggunakan Pensil Untuk Membuat Perbedaan
Tebal Tipis Garis
Seperti pada gambar dan tabel di bawah ini (Gambar 2.6 - 2.9)
memperlihatkan contoh-contoh penggunaannya.
20
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
Garis tebal / menggambarkan
objek yang terpotong
Garis tipis / menggambarkan
garis tampak
Garis titik / menggambarkan objek
yang tidak nampak
Garis titik-putus-titik / menggambarkan
garis potong objek
Garis putus-putus / menggambarkan
objek yang tidak nampak
Gambar 2.6 Jenis Tipe Garis
Tabel 2.1 Tipe Garis
A TEBAL
GARIS
MACAM
GARIS
CONTOH
PENGGUNAAN
0,6 – 0,8 Garis Tebal 1. Garis benda yang
langsung terlihat.
2. Garis tepi
B 0,1 – 0,2 Garis Tipis 1. Garis penunjuk ukuran,
garis bantu, garis
penunjuk
2. Garis arsir
3. Garis untuk penampang
yang diputar ditempat
4. Garis khayal yang terjadi
dari perpotongan yang
dibulatkan
5. Garis dasar ulir
C 0,1 – 0,2 Garis Bebas Tipis 1. Garis potong yang
dihilangkan sebagian
benda
2. Garis batas antara bagian
benda yang dipotong dan
sebagian dalam
pandangan
D 0,3 - 0,4 Garis Sedang
(putus-putus)
Garis benda yang
terhalang/tidak langsung
terlihat
E 0,1 – 0,2 Garis tipis
(strip titik)
1. Garis sumbu
2. Bagian benda yang
terletak didepan
penampang irisan
21
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
F 0,2 – 0,6 Garis strip titik
(strip tebal pada
ujung-ujungnya)
Garis untuk memotong
penampang
G 0,6 Garis tebal
(strip titik)
Garis untuk menunjukkan
permukaan yang akan
mendapatkan tambahan
pekerjaan
Gambar 2.7 Contoh Penggunaan Garis Sambung dan Putus-Putus
22
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
Gambar 2.8 Contoh Penggunaan Garis Tipis, Sedang, Tebal
2.3 Menggambar Huruf Dan Angka
Gambar teknik tidak hanya menyajikan garis, simbol, dan arsir,
namun dalam setiap penggambarannya, perlu dilengkapi catatan, ukuran
angka/dimensi, judul, dan keterangan gambar yang berupa tulisan.
Penulisan huruf dan angka pada suatu bidang gambar hendaknya dibuat
secara rapi, jelas, standar, serta proporsional dengan ukuran gambar dan
bidang tulisan yang tersedia.
Dalam gambar teknik huruf yang sering dipakai adalah huruf
vertikal dengan standar ISO (International Organization For
Standarization) (Gambar 2.9)
23
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
Gambar 2.9 Huruf dan Angka Standar
Tabel 2.2 Huruf dan Angka Standar
24
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
Gambar 2.10 Huruf dan Angka Tegak Jenis Arial
Gambar 2.11 Huruf dan Angka Miring Jenis Arial
Gambar 2.12 Huruf dan Angka Tegak Jenis Isocpeur
25
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
Gambar 2.13 Huruf dan Angka Miring Jenis Isocpeur
Penulisan huruf dan angka pada teknik menggambar manual dapat
dilakukan secara freehand atau tanpa bantuan sablon atau mal tulisan,
namun juga dapat menggunakan mal atau sablon tulisan. Terdapat pula alat
bantu tulisan berupa Huruf Gosok (rugos) sehingga dapat langsung
digunakan ada kertas gambar.
Pemilihan alat bantu pembuatan huruf dan angka dapat diseuaikan dengan
kebutuhan dan kepentingan penyajian gambar.
Gambar 2. 14 Mal Sablon Huruf (Kiri) dan Rugos Huruf dan Angka
(Kanan)
26
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
LATIHAN
1. Buat Huruf (A sampai dengan Z) dan Angka (0 sampai dengan 9)
sebanyak 2 lembar kertas gambar ukuran A3 (diberi garis bantu,
setiap jenis huruf dan angka masing-masing 2 baris mendatar)
2. Gambar Garis-garis sejajar secara Horizontal, Vertikal, Diagonal,
putus-putus, putus-titik-putus dengan ketebalan garis dan jenis garis
yang berbeda pada kertas gambar ukuran A3 sebanyak 2 lembar
(maing-masing lembar dibagi menjadi 2 Kolom 2 Baris)
27
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
BAB. III
SIMBOL DAN ARSIR
Capaian Pembelajaran (CP) :
Setelah mempelajari subbab ini diharapkan mahasiswa dapat :
1. Memahami, menjelaskan dan menggambar jenis-jenis simbol dan
arsir bangunan gedung.
2. Memahami, menjelaskan dan menggambar jenis-jenis simbol dan
arsir bangunan sipil.
3.1 Jenis-Jenis Simbol dan Arsir Bangunan Gedung
Pada suatu gambar teknik, simbol dan arsir diperlukan untuk
menunjukkan bahan bangunan yang digunakan. Simbol dan arsir yang
digunakan sudah menunjukkan notasi gambar yang standar, sehingga
berkomunikasi dengan menggunakan gambar teknik artinya menggunakan
komunikasi yang standar, dapat dipahami oleh kalangan yang
berkecimpung di bidang yang sama. Dengan demikian tidak lagi
diperlukan keterangan berupa tulisan untuk simbol dan arsir yang sudah
standar pada gambar teknik bangunan gedung Gambar 3.1.
Simbol dan arsir harus digambar dengan menggunakan ketebalan pensil
yang lebih tipis dibandingkan dengan pensil yang digunakan untuk
menggambar garis tampak dan potongan. Dengan demikian akan
dihasilkan arsir yang halus dan menyatu dengan gambar. Jika
menggunakan pensil yang lebih tebal, maka akan dihasilkan arsir yang
terlalu mendominasi gambar. Hal ini kurang baik, karena pada dasarnya
arsiran adalah penunjang gambar, bukan merupakan elemen utama
gambar.
Simbol dan arsiran untuk gambar manual dapat dibuat dengan
menggunakan teknik freehand, tidak perlu menggunakan penggaris. Hal
ini akan membuat gambar menjadi lebih natural dan berkarakter. Arsiran
hendaknya memperhatikan pula unsur datangnya cahaya, sehingga dengan
adanya arsiran ini dapat memperkuat efek bayangan ataupun efek tiga
dimensi.
28
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
Gambar 3.1 Jenis Simbol dan Arsir Bangunan Gedung
29
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
Gambar 3.2 Penggunaan Arsir dan Simbol Pada Gambar Bangunan
Gedung
30
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
3.2 Jenis-Jenis Simbol dan Arsir Bangunan Sipil
Sedangkan Gambar 3.2 adalah beberapa simbol dan arsiran yang
umumnya digunakan pada gambar teknik bangunan sipil.
Gambar 3.3 Jenis Simbol dan Arsir Jalan, Jembatan, dan Bangunan Air
31
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
Gambar 3.4 Contoh Penggunaan Arsir dan Simbol Pada Gambar
Bangunan Jalan
32
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
Gambar 3.5 Contoh Penggunaan Arsir dan Simbol Pada Gambar
Jembatan
Gambar 3.6 Contoh Penggunaan Arsir dan Simbol Pada Gambar
Bangunan Air
33
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
LATIHAN
1. Buat Gambar Arsir seperti pada (Gambar 3.1) dan (Gambar 3.3) di
kertas Gambar A3 sebanyak 2 lembar kertas. Kemudian beri penjelas
di bagian bawah masing-masing gambar (keterangan bahan/simbol).
2. Buat satu obyek gambar Bangunan Gedung/Sipil (denah/tampak)
sederhana yang anda ketahui kemudian isikan arsiran pada obyek
tersebut sampai rapat/terisi penuh.
34
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
35
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
BAB. IV
DIMENSI DAN SKALA
Capaian Pembelajaran (CP) :
Setelah mempelajari subbab ini diharapkan mahasiswa dapat :
1. Memahami, menjelaskan dan menggambarkan penulisan dimensi.
2. Memahami, menjelaskan dan menggambar koordinat modul/grid.
3. Memahami, menjelaskan dan menggambar dengan menggunakan
skala.
4.1 Penulisan Dimensi
Memberi ukuran (dimensi) besaran-besaran geometrik dari bagian
benda harus menentukan secara jelas tujuannya. Untuk itu semua bagian
di dalam gambar harus dijelaskan sedetail mungkin agar gambar tersebut
bila dibaca orang lain dapat dengan mudah dimengerti maksudnya.
Menempatkan dimensi suatu objek dapat dilaksanakan pada masing-
masing bagian disertai penunjukan ukuran antara garis sumbu dengan garis
sumbu.
Penulisan dimensi atau ukuran pada suatu objek gambar memerlukan
4 unsur garis, tanda, maupun angka utama yaitu garis yang
menggambarkan panjang objek (garis ukur), garis bantu yang
menghubungkan garis ukur dengan obyek yang didimensikan, tanda/panah
pertemuan antara garis ukur dengan garis bantu, serta angka ukur/dimensi
(Gambar 4.1).
Gambar 4.1 Empat Unsur Utama Penulisan Dimensi/Ukuran Pada
Gambar
36
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
Hampir seluruh penggunaan dimensi dari gambar yang diperlukan
merupakan ukuran horizontal atau vertikal. Dimensi horizontal pertama
harus dapat dibaca dari bawah gambar, sedangkan dimensi vertikal harus
dapat dibaca dari sebelah kanan gambar atau lebih umum disebut standar
ISO. Ini berarti bahwa angka ukur horizontal harus terletak di atas garis
ukur, dan ukuran vertikal harus terletak sebelah kiri garis ukur. Angka dan
garis ukur mempunyai jarak sedikit. Penggunaan dimensi ukuran berbeda
juga dapat digunakan untuk memberikan kemudahan pada saat membuat
dan membaca gambar yaitu dengan penulisan angka horisontal secara
keseluruhan ditengah-tengah garis ukur walaupun garis ukur berdiri
vertikal (Gambar 4.2).
Gambar 4.2 Penulisan Dimensi Standar ISO (Kiri), dan Angka
Horisontal (Kanan)
37
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
Dalam dimensi standard ISO, Angka-angka ukur yang tidak
horizontal maupun vertikal, harus ditulis sesuai dengan garis ukurnya.
Sedapatnya ukuran-ukuran jangan diletakkan di daerah yang diarsir, yaitu
daerah antara sudut 300. Berbeda pula dengan tipe dimensi angka
horisontal. Dalam tipe dimensi angka horisontal seluruh angka tetap ditulis
secara horisontal ditengah-tengah garis ukur tanpa kecuali, walaupun garis
ukur bersifat diagonal.
Gambar 4.3 Penulisan Dimensi diagonal berdasar Standar ISO (Kiri),
dan Angka Horisontal (Kanan)
Garis ukur pada dimensi lengkung (Angular) dibuat berbentuk garis
lengkung. Pada tipe standard ISO angka dimensi terletak diatas dan
mengikuti garis ukur yang berbentuk lengkung. Sedangkan apabila
menggunakan tipe dimensi angka horisontal, angka dimensi tetap ditulis
secara horisontal memotong tengah garis ukur.
Gambar 4.4 Penulisan Dimensi Sudut (Angular) berdasar Standar ISO
(Kiri), dan Angka Horisontal (Kanan)
38
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
Gambar 4.5 Penulisan Dimensi Horisontal dan Vertikal (Elevasi) Pada
Tampak atau potongan Bangunan
Gambar 4.6 Penulisan Dimensi Horisontal dan Vertikal Potongan
Jembatan
4.2 Koordinat Modul/Grid
Pembuatan suatu gambar kerja juga tidak lepas dari pemberian
keterangan koordinat modul/grid sebagai titik bantuan menentukan suatu
perletakan obyek satu dengan lainnya misalkan koordinat perletakkan
lantai 2 rumah terhadap lantai 1 rumah. Contoh lain seperti perletakkan
sebuah ruang tamu dalam gambar denah rumah dengan perletakan ruang
39
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
tamu pada gambar potongan rumah. Koordinat modul/grid dapat
menggunakan urutan huruf di salah satu bagian sumbu (misal sumbu
horisontal “X”), dan menggunakan urutan angka di salah satu bagian
sumbu yang lain (misal sumbu vertikal “Y”)
Gambar 4.7 Penulisan Koordinat Grid pada Denah Lantai 1, Lantai 2,
dan Gambar Potongan
4.3 Skala Gambar
Skala adalah perbandingan antara ukuran objek aslinya dengan ukuran
objek pada tampilan di kertas gambar. Untuk menggambar sebuah obyek
gambar, kita tidak selalu mendapati ukuran obyek gambar sesuai dengan
40
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
ukuran kertas yang tersedia. Maka dari itu dalam gambar teknik
diperbolehkan mempergunakan skala dalam penggambaran/pencetakan,
agar gambar yang dihasilkan mudah dibaca atau dipahami. Selain itu juga
untuk menyesuaikan dengan ukuran kertas yang tersedia.
Dalam satu kertas gambar kita diperbolehkan untuk menggunakan
skala lebih dari satu macam, jadi dalam satu gambar kita bisa
mencantumkan skala pembesaran, pengecilan maupun skala 1:1, secara
bersamaan.
Ada 3 jenis skala dalam gambar teknik :
a. Skala Pembesaran : Gambar yang kita buat lebih besar ukuranya dari
pada benda asli.
b. Skala 1:1 : Gambar yang kita buat sama ukuranya dengan benda asli.
c. Skala Pengecilan : Gambar yang kita buat lebih kecil ukuranya dari
pada benda asli.
Tabel 4.1 Ukuran Skala yang dapat digunakan
SKALA
PEMBESARAN
UKURAN
PENUH
SKALA
PENGECILAN
50:1
20:1
10:1
5:1
2:1
1:1 1:2
1:5
1:10
1:20
1:50
1:100
1:200
1:500
1:1000
1:2000
1:5000
1:10000
Penentuan skala gambar dilakukan dengan mempertimbangkan besar
kecilnya objek terhdap kertas gambar yang digunakan, serta kebutuhan
presentasi gambar tersebut. Dengan tampilan gambar yang proporsional
dengan ukuran kertas, maka akan didapatkan tampilan gambar yang baik.
Gambar kerja bangunan gedung maupun sipil umumnya
menggunakan skala pembesaran. Skala 1:100 akan membuat objek ukuran
1 meter digambar sebsar 1 centimeter. Skala 1:10 akan membuat objek
ukuran 1 meter digambar sebesar 10 centimeter. Skala yang umunya
digunakan untuk gambar denah, tampak, potongan bangunan adalah 1:100
41
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
atau 1:50, sedangkan untuk gambar detail, umunya menggunakan skala
yang lebih besar yaitu 1:20 dan 1:10. Untuk peta situasi atau lay out plan
suatu kawasan, umumnya menggunakan skala 1:500 atau 1:200 atau dapat
juga menggunakan skala batang apabila ukuran skala angka dirasa sudah
kurang mudah untuk dipahami (rasio ukuran sebenarnya dengan ukuran
pada gambar terlalu besar)
Sama halnya dengan skala angka, skala batang menunjukkan jarak
suatu wilayah atau tempat di peta untuk mendeskripsikan jarak sebenarnya
di kenyataan. Akan tetapi berbeda dengan skala angka, skala batang
ditunjukkan dengan gambar batang yang dibedakan dengan deret angka.
Ada bagian yang diarsir atau berwarna hitam dan ada juga yang tidak
diarsir atau bewarna putih.
Gambar 4.8 Contoh Skala Batang Bila Digantikan Dengan Skala Angka
42
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
LATIHAN
1. Buatlah Sebuah Obyek Persegi panjang berukuran asli 4 x 8 meter di
kertas gambar A3 dengan menggunakan skala gambar 1:50.
2. Tambahkan dengan dimensi standar ISO di seluruh sisinya dan
berikan koordinat modul/grid pada sumbu “X” maupun “Y” nya.
43
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
BAB. V
GAMBAR PROYEKSI
Capaian Pembelajaran (CP) :
Setelah mempelajari subbab ini diharapkan mahasiswa dapat :
1. Memahami, mengerti dan menjelaskan proyeksi
2. Memahami, menjelaskan dan menggambar proyeksi piktorial.
3. Memahami, menjelaskan dan menggambar proyeksi orthogonal.
4. Memahami, menjelaskan dan menggambar proyeksi Amerika dan
Eropa
5.1 Pendahuluan
Proyeksi merupakan cara penggambaran suatu benda, titik, garis,
bidang, benda ataupun pandangan suatu benda terhadap suatu bidang
gambar secara lengkap. Secara umum, menggambar proyeksi terdapat dua
jenis, yaitu menggambar objek secara dua dimensi dan menggambar objek
secara tiga dimensi. Terkadang objek tiga dimensi perlu didetailkan
penggambarannya sesuai dengan arah pandangan. Suatu objek tiga dimensi
jika digambar dari pandangan atas, pandangan depan, serta pandangan
samping dikatakan menggambarkan dengan proyeksi multi pandangan
atau yang lebih dikenal dengan proyeksi orthogonal/ orthografi. Cara
penggambaran objek yang kedua adalah dengan melihat objek secara
keseluruhan dalam bentuk tiga dimensi, cara yang paling umum adalah
dengan menggambar secara proyeksi isometri. Secara umum proyeksi
dapat dilihat pada Gambar 5.1,
Gambar 5.1 Jenis-jenis Proyeksi
44
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
Fungsi proyeksi:
a. Untuk mendapatkan ukuran garis yang sebenarnya
b. Untuk membuat bentuk yang sebenarnya
c. Untuk membuat gambar kerja
5.2 Proyeksi Piktorial
Untuk menampilkan gambar-gambar tiga dimensi pada sebuah bidang
dua dimensi, dapat dilakukan dengan beberapa macam cara proyeksi sesuai
dengan aturan menggambar. Beberapa macam cara proyeksi antara lain :
a. Proyeksi Piktorial Isometri
Untuk mengetahui apakah suatu gambar diproyeksikan dengan cara
isometri atau untuk memproyeksikan gambar tiga dimensi pada
bidang dengan proyeksi isometri, maka perlu diketahui ciri-ciri dan
syarat-syarat untuk menampilkan suatau gambar dengan proyeksi
isometri. Adapun ciri dan syarat proyeksi tersebut sebagai berikut :
1) Ciri pada sumbu
▪ Sumbu x dan sumbu y mempunyai sudut 30o terhadap garis
mendatar
▪ Sudut antara sumbu satu dengan sumbu lainnya 120o
2) Ciri pada ukurannya
Panjang gambar pada masing-masing sumbu sama dengan panjang
benda yang digambarnya. Contoh :
Gambar 5.2 Proyeksi Isometri
45
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
3) Penyajian proyeksi isometri
Penyajian gambar dengan proyeksi isometri dapat dilakukan dengan
beberapa posisi (kedudukan), yaitu posisi normal, terbalik, dan
horisontal.
a. Proyeksi isometri dengan posisi normal
Gambar 5.3 Proyeksi Isometri Dengan Posisi Normal
b. Proyeksi isometri dengan posisi terbalik
Gambar 5.4 Proyeksi Isometri Dengan Posisi Terbalik
c. Proyeksi isometri dengan posisi horisontal
Gambar 5.5 Proyeksi Isometri Dengan Posisi Horisontal
46
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
b. Proyeksi Dimetri
Pada proyeksi dimetri terdapat beberapa ciri dan ketentuan yang perlu
diketahui, ciri dan ketentuan tersebut antara lain :
1) Ciri pada sumbu
Pada sumbu x mempunyai sudut 10o, sedangkan pada sumbu y
mempunyai sudut 40o
2) Ketentuan ukuran
Perbandingan skala ukuran pada sumbu x = 1 : 1, dan skala pada
sumbu y = 1 : 2, sedangkan pada sumbu z = 1 : 1
Gambar 5.6 Proyeksi Dimetri
c. Proyeksi Miring
Pada proyeksi miring , sumbu x berhimpit dengan garis
horisontal/mendatar dan sumbu y mempunyai sudut 45o dengan garis
mendatar. Skala pada proyeksi miring sama dengan skala pada
proyeksi dimetri, yaitu skala pada sumbu x = 1 : 1, dan pada sumbu y
= 1 : 2, sedangkan pada sumbu z = 1 : 1.
Gambar 5.7 Proyeksi Miring
47
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
d. Gambar Perspektif
Dalam gambar teknik, gambar perspektif jarang dipakai. Gambar
perspektif dibagi menjadi tiga macam, yaitu :
1) Perspektif dengan satu titik hilang
2) Perspektif dengan dua titik hilang
3) Perspektif dengan tiga titik hilang
Gambar 5.8 Perspektif 1 Titik Hilang (Kiri), 2 Titik Hilang (Tengah), 3
Titik Hilang (Kanan)
5.3 Proyeksi Orthogonal
Proyeksi orthogonal adalah gambar proyeksi yang bidang
proyeksinya mempunyai sudut tegak lurus terhadap proyektornya. Garis-
garis yang memproyeksikan benda terhadap bidang proyeksi disebut
proyektor. Selain proyektor tegak lurus terhadap bidang proyeksinya juga
proyektor-proyektor tersebut sejajar satu sama lain. Contoh-contoh
proyeksi ortogonal dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
a. Proyeksi ortogonal dari sebuah titik
Gambar 5.9 Proyeksi ortogonal dari sebuah titik
48
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
b. Proyeksi ortogonal dari sebuah garis
Gambar 5.10 Proyeksi ortogonal dari sebuah garis
c. Proyeksi ortogonal dari sebuah bidang
Gambar 5.11 Proyeksi ortogonal dari sebuah bidang
d. Proyeksi ortogonal dari sebuah benda
Gambar 5.12 Proyeksi ortogonal dari sebuah benda
5.4 Proyeksi Amerika Dan Eropa
Proyeksi Eropa dan Amerika merupakan proyeksi yang digunakan
untuk memproyeksikan pandangan dari sebuah gambar tiga dimensi
terhadap bidang dua dimensi.
49
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
1. Proyeksi Eropa
Disebut juga proyeksi sudut pertama atau proyeksi kuadran I,
perbedaan sebutan ini tergantung dari pengarang buku yang menjadi
referensi.
Gambar 5.13 Obyek Diletakkan Pada Quadrant Pertama
Dapat dikatakan bahwa proyeksi Eropa ini merupakan proyeksi
yang letak
bidangnya terbalik dengan arah pandangannya (lihat Gambar
5.14)
\
Gambar 5.14 Proyeksi Eropa
50
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
2. Proyeksi Amerika
Proyeksi Amerika dikatakan juga proyeksi sudut ketiga dan juga ada
yang menyebutkan proyeksi kuadran III.
Gambar 5.15 Obyek Diletakkan Pada Quadrant Ketiga
Proyeksi Amerika merupakan proyeksi yang letak bidangnya sama
dengan arah pandangannya (lihat Gambar 5.16)
51
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
Gambar 5.16 Proyeksi Amerika
3. Simbol Proyeksi
Untuk membedakan proyeksi Eropa dan proyeksi Amerika, perlu
diberi lambang proyeksi. Dalam standar ISO (ISO/DIS 128), telah
ditepkan bahwa cara kedua proyeksi boleh dipergunakan. Sedangkan
untuk keseragaman ISO, gambar sebaiknya digambar menurut
proyeksi Eropa (Kuadran I atau dikenal dengan proyeksi sudut
pertama). Dalam sebuah gambar tidak diperkenankan terdapat gambar
dengan menggunakan kedua proyeksi secara bersamaan. Simbol
proyeksi ditempatkan disisi kanan bawah kertas gambar.
Simbol/lambang proyeksi tersebut adalah sebuah kerucut terpancung.
Gambar 5.17 Simbol Proyeksi Eropa dan Amerika.
4. Pemilihan Pandangan
Pemilihan pandangan depan dari benda yang akan disajikan dalam
gambar adalah sangat penting. Karena pandangan depan dapat
langsung memberikan keterangan bentuk benda yang sebenarnya dan
jumlah pandangan depan juga ditentukan oleh pandangan depan
tersebut. Pandangan depan tidak selalu berarti bagian depan dari
52
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
benda itu sendiri. Pandangan depan adalah bagian benda yang dapat
memberikan cukup keterangan mengenai bentuk khas atau fungsinya.
Gambar 5.18 Pandangan Depan Terhadap Proyeksi Eropa (Kuadran 1)
(Kiri) Dan Proyeksi Amerika (Kuadran 3) (Kanan)
Arah pandang dalam sebuah gambar obyek memiliki ciri karakter serta
fungsi yang berbeda-beda, antara lain :
a. Pandangan Depan (Pusat)
1) Menunjukkan syarat dan karakteristik terbanyak
2) Memiliki pandangan maya paling sedikit
3) Menunjukkan panjang dan tinggi benda
b. Pandangan Atas
Menunjukkan panang dan lebar benda
c. Pandangan Samping
1) Menunjukkan Lebar dan Tinggi benda
2) Menggunakan pandangan kiri apabila garis yang tersembunyi lebih
sedikit daripada pandangan kanan
53
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
LATIHAN
1. Sebutkan dan Uraikan proyeksi apa saja yang termasuk dalam proyeksi
Piktorial, jelaskan disertai dengan contoh gambar masing-masing
perbedaannya.
2. Gambar sambungan kayu, dengan tipe sambungan bibir lurus dengan
menggunakan proyeksi isometri dan proyeksi miring. Ukuran kayu
yang digunakan adalah ukuran balok kayu 8/12.
54
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
55
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
BAB. VI
SISTEM BANGUNAN
Capaian Pembelajaran (CP) :
Setelah mempelajari subbab ini diharapkan mahasiswa dapat :
1. Memahami, mengerti dan menjelaskan sistem bangunan.
2. Memahami, menjelaskan dan menggambar sistem struktur bangunan.
3. Memahami, menjelaskan dan menggambar sistem selimut bangunan.
4. Memahami, menjelaskan dan menggambar sistem utilitas bangunan.
5. Memahami, menjelaskan dan menggambar sistem interior.
6. Memahami, menjelaskan dan menggambar sistem pembebanan.
6.1 Pendahuluan
Sistem bangunan adalah suatu sistem/susunan bagian-bagian
bangunan yang saling berhubungan atau saling tergantung satu sama lain
yang membentuk sebuah kesatuan kompleks dan berlaku untuk satu fungsi.
Sebuah bangunan dapat diartikan sebagai wujud fisik dari beberapa sistem
dan subsistem yang saling berhubungan, terkoordinasi, terintegrasi satu
sama lain sekaligus dengan wujud tiga dimensinya, serta organisasi
spasialnya secara utuh.
Sistem bangunan terdiri atas :
a. Sistem struktur bangunan
b. Sistem selimut bangunan (building envelope)
c. Sistem mekanikal, elektrikal, dan pemipaan (utilitas bangunan)
d. Sistem interior
e. Sistem pembebanan
6.2 Sistem Struktur Bangunan
Sistem struktur adalah suatu sistem penyaluran gaya gravitasi dan
beban lateral ke tanah dengan aman tanpa melampaui beban yang diijinkan
atau yang dapat ditanggung oleh bagian-bagian sistem struktur itu sendiri
dengan tujuan utama untuk menjamin kestabilan bangunan, misalnya
struktur bangunan bentang panjang, struktur bangunan bertingkat, struktur
kayu, serta struktur baja.
Macam sistem struktur :
a. Substructure atau struktur bawah adalah struktur dasar yang
membentuk pondasi sebuah bangunan.
b. Struktur tengah berupa kolom, balok, dan dinding penopang
menyokong struktur lantai dan atap
56
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
c. Superstructure atau struktur atas adalah perpanjangan vertikal
bangunan diatas pondasi.
Apabila dikaitkan dengan anatomi tubuh manusia, sistem struktur
bangunan bisa diasumsikan sebagai kepala dan badan (superstructure),
serta kaki (substructure)
Gambar 6.1 Anatomi Tubuh Manusia Sama Dengan Anatomi Struktur
Bangunan Gedung (Kepala, Badan, Kaki)
Gambar 6.2 Struktur Pada Jembatan
57
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
Gambar 6.3 Struktur Jalan Paving
Gambar 6.4 Struktur Bangunan Air Bendungan
Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun
prasarana. Dalam sebuah bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah
konstruksi juga dikenal sebagai bangunan atau satuan infrastruktur pada
sebuah area atau pada beberapa area. Secara ringkas konstruksi
didefinisikan sebagai objek keseluruhan bangunan yang terdiri dari bagian-
bagian struktur. Misal, Konstruksi Struktur Bangunan adalah
bentuk/bangun secara keseluruhan dari struktur bangunan. contoh lain:
Konstruksi Jalan Raya, Konstruksi Jembatan, Konstruksi Kapal, dan lain
lain.
Konstruksi dapat juga didefinisikan sebagai susunan (model, tata letak)
suatu bangunan (jembatan, rumah, dan lain sebagainya). Walaupun
kegiatan konstruksi dikenal sebagai satu pekerjaan, tetapi dalam
kenyataannya konstruksi merupakan satuan kegiatan yang terdiri dari
58
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
beberapa pekerjaan lain yang berbeda. Pada umumnya kegiatan konstruksi
diawasi oleh manajer proyek, insinyur disain, atau arsitek proyek. Orang-
orang ini bekerja di dalam kantor, sedangkan pengawasan lapangan
biasanya diserahkan kepada mandor proyek yang mengawasi buruh
bangunan, tukang kayu, dan ahli bangunan lainnya untuk menyelesaikan
fisik sebuah konstruksi.
59
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
Gambar 6.5 Konstruksi Bangunan Gedung (Kiri Atas), Konstruksi Jalan
Raya (Kanan Atas), Konstruksi Jembatan (Kiri Bawah),
Konstruksi Bangunan Air Bendungan (Kanan Bawah)
6.3 Sistem Selimut Bangunan (Building Envelope)
Sistem selimut bangunan merupakan cangkang atau selubung
bangunan yang terdiri dari :
a. Atap dan dinding eksterior melindungi ruang-ruang interior dari cuaca,
mengkontrol kelembaban, panas, dan aliran udara dengan susunan
lapisan komponen konstruksi.
60
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
b. Dinding eksterior dan atap juga meredam kebisingan, serta
memberikan keamanan dan privasi bagi penghuni bangunan.
c. Pintu memberikan akses fisik.
d. Jendela memberikan akses terhadap cahaya, udara, dan pemandangan.
e. Dinding interior dan partisi membagi ruang interior bangunan menjadi
satuan ruang-ruang yang lebih kecil.
61
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
Gambar 6.6 Sistem Selubung Bangunan Gedung & Bangunan Air
6.4 Sistem Utilitas Bangunan (Mekanikal, Elektrikal, Dan
Perpipaan)
Sistem utilitas bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas
bangunan yang digunakan untuk menunjang tercapainya unsur-unsur
kenyamanan, kesehatan, keselamatan, kemudahan, komunikasi, dan
mobilitas dalam bangunan.
Sistem utilitas bangunan yang dimaksud antara lain:
a. Sistem pasokan air menyediakan air untuk konsumsi dan sanitasi
penghuni.
b. Sistem pembuangan air membuang limbah cair dan zat organik ke
luar bangunan.
c. Sistem pemanas, ventilasi, dan AC (air conditioning) mengkondisikan
keadaan ruang interior untuk kenyamanan penghuni.
62
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
d. Sistem elektrikal mengendalikan, mengukur, melindungi sumber daya
listrik bangunan dan mendistribusikannya dengan aman untuk
memenuhi kebutuhan
e. Sistem penerangan, keamanan, dan komunikasi dalam bangunan.
f. Sistem transportasi vertikal (lift) membawa crane dan barang dari satu
lantai ke lantai lain dalam bangunan bertingkat sedang Ban tinggi.
g. Sistem kebakaran mendeteksi dan memadamkan api.
h. Struktur bangunan bertingkat tinggi mungkin memerlukan sistem
pembuangan limbah serta sistem daur ulang.
Gambar 6.7 Rencana Instalasi Listrik Bangunan Gedung
6.5 Sistem Interior
Merencanakan, menata dan merancang ruang-ruang interior dalam
bangunan. Tatanan yang dapat memenuhi kebutuhan dasar akan sarana
bernaung dan berlindung, menentukan langkah sekaligus mengatur bentuk
aktivitas, memelihara aspirasi dan mengekspresikan ide-ide yang
menyertai segala tindakan, mempengaruhi penampilan, perasaan dan juga
kepribadian pemakainya.
63
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
Gambar 6.8 Rencana Interior Bangunan Gedung
6.6 Sistem Pembebanan
Struktur suatu bangunan haruslah dapat menjadikan bangunan
tersebut menjadi kokoh dan kuat sehingga aman untuk digunakan ataupun
dihuni. Untuk menghasilkan perencanaan struktur bangunan yang baik,
maka prinsip-prinsip mekanika teknik harus dipahami betul oleh para
perencana bangunan. Beban-beban yang terdapat pada suatu bangunan
harus direkayasa sedemikian rupa dengan menggunakan struktur dan
konstruksi bangunan yang sesuai sehingga akan terjadi suatu
keseimbangan beban.
Jenis beban pada suatu bangunan adalah sebagai berikut:
1. Beban Mati : beban berat sendiri konstruksi bangunan dan elemen
penunjangnya
2. Beban Hidup/ Beban Berguna : beban manusia dan perabot dalam
bangunan
3. Beban Angin : khususnya untuk bangunan tinggi, ditepi pantai dan
pegunungan.
4. Beban Gempa : gaya goyang lateral
5. Beban Thermis : perubahan bentuk bahan bangunan karena pengaruh
thermal.
64
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
Gambar 6.9 Distribusi Pembebanan Pada Suatu Struktur Bangunan
Gedung
Gambar 6.10 Distribusi Pembebanan Pada Arah Melintang Jembatan
65
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
LATIHAN
1. Apakah definisi dari struktur bangunan dan konstruksi bangunan.
2. Apa yang dimaksud dengan selimut bangunan dan uraikan apa saja
yang termasuk dalam sistem selimut bangunan.
3. Sebutkan apa saja yang termasuk dalam sistem utilitas bangunan
gedung.
4. Sebutkan apa saja yang termasuk dalam jenis beban di dalam sebuah
bangunan.
POLINEMA PRESSPOLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. Soekarno-Hatta no.09 PO BOX 04 Malang 65141Telp. (0341) 404424, 404425
Fax. (0341) 404420UPT. Percetakan dan Penerbitan
Gedung AU ground [email protected]
www.polinemapress.org9 786236 562741
ISBN : 978-602-66956-9-7
Gambar dapat digunakan sebagai alat komunikasi yang paling
efektif dibandingkan dengan bahasa lisan maupun tulisan
terutama yang berkaitan dengan pekerjaan keteknikan. Dalam
dunia teknik, komunikasi secara lisan maupun tulisan akan
menimbulkan kesulitan dalam melakukan pekerjaan. Untuk
mengatasi hal tersebut, kalangan akademisi maupun praktisi di
bidang keteknikan berusaha mencari cara berkomunikasi yang
lebih universal dan dapat dimengerti oleh para praktisi teknik
dengan menggunakan gambar teknik di bidang teknik dan
industri.
Gambar teknik merupakan bahasa grafis yang dapat
menjelaskan objek maupun metode kerja dari bidang-bidang
ilmu teknik. Hampir semua ilmu teknik memerlukan suatu
bahasa grafis yang dapat mejelaskan suatu objek secara lebih
jelas. Gambar teknik, kali pertama diperkenalkan oleh insinyur
bangsa Chaldean kira-kira 4000 tahun yang lalu yang bernama
Gudea yang diukir pada kepingan batu sebagai gambar denah
untuk rencana benteng.
Matakuliah Gambar Teknik yang ditulis oleh Dandung
Novianto khususnya ditujukan untuk Jurusan Teknik Sipil di
Politeknik Negeri Malang ini bertujuan agar mahasiswa dapat
membuat suatu gambar kerja bangunan gedung tidak
bertingkat. Dengan teknik menggambar secara manual sebagai
kompetensi utama menjadi seorang drafter untuk bangunan
gedung tidak bertingkat. Selanjutnya menjadi seorang estimator
dan quantity surveyor, dengan menghitung volume bangunan
dan rencana anggaran biaya proyek.