kompetensi keahlian gambar dan teknik

76
KOMPETENS GAMBAR D

Upload: others

Post on 27-Dec-2021

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

Dandung Novianto

KOMPETENSI KEAHLIANGAMBAR DAN TEKNIK

Page 2: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

i

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

Page 3: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

ii

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR TEKNIK

Penulis :

Dandung Novianto

Penerbit :

Polinema Press

Page 4: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

iii

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

Hak Cipta © Dandung Novianto

Hak Terbit pada POLINEMA PRESS

Penerbit POLINEMA PRESS, Politeknik Negeri Malang

Jl. Soekarno-Hatta no.09 PO BOX 04 Malang 65141

Telp. (0341) 404424, 404425

Fax. (0341) 404420

UPT. Percetakan dan Penerbitan

Gedung AU ground floor

[email protected]

www.polinemapress.org

press.polinema.ac.id

Anggota APPTI (Asosiasi Penerbit Perguruan Tinggi Indonesia) no.

207/KTA/2016

Anggota IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia) no. 177/JTI/2017

Cetakan Pertama, Juni 2021

ISBN : 978-623-6562-89-5

xiv;65 hlm.; 15,5 x 23 cm

Setting & Layout : Putra Fanda Hita

Cover Design : Putra Fanda Hita

Penyunting : Abd. Muqit

Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak karya tulis ini

dalam bentuk dan dengan cara apapun, termasuk fotokopi, tanpa izin tertulis dari

penerbit. Pengutipan harap menyebutkan sumber.

Page 5: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

iv

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

Sanksi Pelanggaran Pasal 113

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014

Tentang Hak Cipta

1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara

Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau

pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).

2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang

Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk

Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3

(tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus

juta rupiah).

3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang

Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk

Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4

(empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu

miliar rupiah).

4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang

dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling

lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak

Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).

Page 6: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

v

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

KATA PENGANTAR

Gambar dapat digunakan sebagai alat komunikasi yang paling efektif

dibandingkan dengan bahasa lisan maupun tulisan terutama yang

berkaitan dengan pekerjaan keteknikan. Dalam dunia teknik,

komunikasi secara lisan maupun tulisan akan menimbulkan kesulitan

dalam melakukan pekerjaan. Untuk mengatasi hal tersebut, kalangan

akademisi maupun praktisi di bidang keteknikan berusaha mencari

cara berkomunikasi yang lebih universal dan dapat dimengerti oleh

para praktisi teknik dengan menggunakan gambar teknik di bidang

teknik dan industri.

Gambar teknik merupakan bahasa grafis yang dapat

menjelaskan objek maupun metode kerja dari bidang-bidang ilmu

teknik. Hampir semua ilmu teknik memerlukan suatu bahasa grafis

yang dapat mejelaskan suatu objek secara lebih jelas. Gambar teknik,

kali pertama diperkenalkan oleh insinyur bangsa Chaldean kira-kira

4000 tahun yang lalu yang bernama Gudea yang diukir pada kepingan

batu sebagai gambar denah untuk rencana benteng.

Matakuliah Gambar Teknik yang ditulis oleh Dandung Novianto

khususnya ditujukan untuk Jurusan Teknik Sipil di Politeknik Negeri

Malang ini bertujuan agar mahasiswa dapat membuat suatu gambar

kerja bangunan gedung tidak bertingkat. Dengan teknik menggambar

secara manual sebagai kompetensi utama menjadi seorang drafter

untuk bangunan gedung tidak bertingkat. Selanjutnya menjadi

seorang estimator dan quantity surveyor, dengan menghitung volume

bangunan dan rencana anggaran biaya proyek.

Secara substansial, penulisan buku ini dibagi menjadi dua

tahapan, yaitu: Gambar Teknik Dasar dan Gambar Teknik Terapan.

Gambar Teknik Dasar merupakan matakuliah yang memberikan

dasar-dasar menggambar untuk menghasilkan suatu gambar kerja

yang baik. Dasar-dasar menggambar meliputi: pengelolaan suatu

bidang gambar, keterangan gambar yang rapi dan jelas, arsir dan

simbol-simbol bahan bangunan, keterangan dimensi/ukuran dan

Page 7: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

vi

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

skala, dan teknik-teknik proyeksi yang umum digunakan. Sebagai

akhir dari pembelajaran dan pemahaman tersebut, mahasiswa

ditugaskan untuk membuat gambar kerja bangunan gedung

sederhana secara utuh dan gambar-gambar kerja bangunan sipil,

seperti jalan, jembatan, dan bangunan air. Sebelum tugas diberikan,

mahasiswa dibekali dengan teori pengenalan sistem-sistem bangunan

gedung maupun bangunan sipil.

Saya berharap, kehadiran buku Gambar Teknik ini menjadi

sebuah pengayaan dan merupakan matakuliah dasar yang harus

dikuasai oleh para mahasiswa jurusan teknik sebagai keahlian dasar

sebelum menjadi seorang engineer di dunia nyata. Hampir semua ilmu

keteknikan memerlukan gambar teknik dengan objek gambar yang

disesuaikan dengan kebutuhan dan konsentrasi masing-masing

bidang ilmu, misalnya teknik sipil, teknik arsitektur, teknik mesin,

teknik elektronika, teknik kimia, teknik industri, maupun bidang-

bidang ilmu teknik lainnya. Selamat membaca, menyimak, dan

mempraktikkan.

Bogor, 20 September 2021

Asessor/Editor/Trainer/Penulis,

Dr. H. Abdu Rahmat Rosyadi, S.H., M.H

Page 8: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

vii

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

DAFTAR ISI

PRAKATA .............................................................................................. v

KATA PENGANTAR .......................................................................... vii

DAFTAR ISI ........................................................................................ viii

I. PENGANTAR GAMBAR TEKNIK DASAR ............................ 1

II. GAMBAR GARIS, HURUF DAN ANGKA ............................. 17

III. SIMBOL DAN ARSIR ............................................................... 27

IV. DIMENSI DAN SKALA ............................................................ 35

V. GAMBAR PROYEKKSI ........................................................... 43

VI. SISTEM BANGUNAN ............................................................... 55

Page 9: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

viii

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 3D Printing Universal ....................................................... 1

Gambar 1.2 Blok Diagram Software 3D Printing ................................. 3

Gambar 1.3 Desain Balok pada CAD Software .................................... 4

Gambar 1.4 Desain 3D balok pada Tahap Slicing ................................ 5

Gambar 2.1 Desain Mekanik 3D printing 2 x 2.1.2 meter .................... 7

Gambar 2.2 Bagan Alir Metode Desain 3D Printing ............................ 8

Gambar 2.3 Gerak Kinematika Double Extruders pada Z Bar.............. 9

Gambar 2.4 Konsep Mekanik X- Axis .................................................. 9

Gambar 2.5 Konsep Mekanik Gate 3D Printing ................................ 10

Gambar 2.6 Gerak Kinematika Bedplate ............................................ 10

Gambar 2.7 Konsep Mekanik Roda Bearing Y Axis .......................... 11

Gambar 2.8 Gerak Kinematika Z Bar ................................................. 12

Gambar 2.9 Metode Counter Balance dengan Rantai......................... 13

Gambar 2.10 Simulasi Aktuator pada Proteus .................................... 15

Gambar 2.11 Input G-Code pada Pronterface .................................... 16

Gambar 2.12 Desain Mekanik X Axis (Z-Bar).................................... 18

Gambar 2.13 Desain Mekanik Bedplate Metode Roda Bearing ......... 20

Gambar 2.14 Desain Mekanik Gate Metode Counter Balance ........... 22

Gambar 2.15 Rancangan Elektronik Sistem ....................................... 24

Gambar 2.16 Diagram Pengaturan Marlin Motor X ........................... 26

Gambar 2.17 Diagram Perencanaan Marlin Motor Y ......................... 26

Gambar 2.18 Diagram Pengaturan Marlin Motor Z ............................ 27

Gambar 2.19 Diagram Perencanaan Marlin Motor X Axis ................. 29

Gambar 2.20 Diagram Perencanaan Marlin Motor Y dan Z Axis ....... 31

Gambar 2.21 Diagram Perencanaan Marlin Motor Y ......................... 33

Gambar 2.22 Instalasi Mekatronika 3D Printing 2000 mm ................ 35

Gambar 3.1 Grafik Kecepatan Putaran dan Sudut Motor X Axis ........ 40

Gambar 3.2 Grafik Pulse Motor X Terhadap Jarak ............................ 44

Gambar 3.3 Grafik Pulse Motor Y Terhadap Jarak ............................ 47

Gambar 3.4 Grafik Pulse Motor Z Terhadap Jarak ............................. 49

Gambar 3.5 Desain Objek SolidWork ................................................ 53

Gambar 3.6 Slicing Objek Simplify 3D ............................................... 54

Gambar 3.7 Instalasi Mekatronika 3D Printing 2000 mm .................. 55

Gambar 3.8 Instalasi Elektronika Mesin 3D Printing 2000 mm ......... 56

Gambar 3.9 Setting Extruder pada Simplify 3D .................................. 57

Gambar 3.10 Setting Temperature Extruder pada Simplify 3D ........... 58

Gambar 3.11 Setting Temperature Bedplate pada Simplify 3D ........... 58

Gambar 3.12 Setting Speeds pada Simplify 3D ................................... 59

Gambar 3.13 Hasil Printing Mesin 3D ............................................... 59

Gambar 3.14 Pemberian Tugu Polinema ke Dirjen Vokasi ................ 60

Page 10: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

ix

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Spesifikasi Part pada X Axis ................................................ 17

Tabel 2. Torsi Minimum untuk Motor Stepper ................................... 23

Tabel 3. Microstep dan Pitch Sumbu.................................................. 26

Tabel 4. Spesifikasi Motor Stepper..................................................... 28

Tabel 5. Hasil Simulasi Akurasi Jarak X Axis ................................... 37

Tabel 6. Hasil Simulasi Akurasi Jarak Y Axis .................................... 38

Tabel 7. Hasil Simulasi Akurasi Jarak Z Axis ..................................... 38

Tabel 8. Hasil Simulasi Akurasi Kecepatan Motor X Axis ................. 39

Tabel 9. Hasil Simulasi Akurasi Kecepatan Motor Y Axis ................. 41

Tabel 10. Hasil Simulasi Akurasi Kecepatan Motor Z Axis ................ 41

Tabel 11. Jarak Translasi pada Motor X ............................................. 43

Tabel 12. Jarak Translasi pada Motor Y ............................................. 43

Tabel 13. Jarak Translasi pada Motor Z ............................................. 47

Tabel 14. Kecepatan Motor Stepper Sumbu X ................................... 49

Tabel 15. Kecepatan Motor Stepper Sumbu Y ................................... 54

Tabel 16. Kecepatan Motor Stepper Sumbu Z .................................... 52

Tabel 17. Desain SolidWork Vs Hasil Printing .................................. 60

Page 11: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

1

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

BAB. I

PENGANTAR GAMBAR TEKNIK DASAR

Capaian Pembelajaran (CP) :

Setelah mempelajari subbab ini diharapkan mahasiswa dapat :

1. Memahami dan menjelaskan pengantar gambar teknik dasar.

2. Memahami dan mengerti sifat-sifat gambar.

3. Memahami dan mengerti ruang lingkup gambar teknik dasar.

4. Menerapkan dan melaksanakan perlengkapan gambar.

5. Menerapkan, menggunakan kertas gambar.

1.1 Pendahuluan

Walaupun orang di seluruh dunia berbicara dengan bahasa yang

berbeda-beda, suatu bahasa gambar yang umum telah ada sejak awal

waktu. Bentuk tulisan yang paling awal adalah melalui bentuk gambar,

misalnya hieroglyph Mesir. Kemudian bentuk-bentuk ini disederhanakan

dan menjadi simbol-simbol abstrak yang dipakai dalam tulisan kita hari

ini.

Sebuah gambar adalah suatu bentuk goresan yang sangat jelas dari

benda nyata, ide atau rencana yang diusulkan untuk pembuatan atau

konstruksi selanjutnya. Gambar mungkin berbentuk banyak, tetapi metode

membuat gambar yang sangat jelas adalah sebuah bentuk alami dasar dari

komunikasi ide-ide yang umum.

Gambar 1.1 Huruf hieroglyph Dari Mesir

Gambar teknik merupakan bahasa grafis yang dapat menjelaskan

objek maupun metode kerja dari bidang-bidang ilmu teknik. Hampir semua

ilmu teknik memerlukan suatu bahasa grafis yang dapat mejelaskan suatu

Page 12: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

2

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

objek secara lebih jelas. Gambar teknik paling awal yang pernah ada adalah

gambar denah untuk sebuah rencana benteng yang digambarkan oleh

insinyur bangsa Chaldean kira-kira 4000 tahun yang lalu yang bernama

Gudea yang diukir pada kepingan batu. Gambar itu dibuat serupa dengan

denah yang dibuat oleh arsitek jaman sekarang. Walaupun sudah berusia

4000 tahun tetapi para insinyur dapat membaca gambar itu. Dengan kata

lain gambar dapat dipakai sebagai alat komunikasi yang paling efektif

dibandingkan dengan bahasa tulisan.

Dalam dunia teknik, komunikasi secara lisan akan banyak

menimbulkan kesulitan. Hal ini karena di dunia ini terdapat banyak macam

bahasa dan dialek-dialek yang digunakan sehingga kemungkinan

seseorang sulit mengerti atau bahkan tidak tahu apa yang dibicarakan oleh

orang yang berbeda bahasanya. Untuk mengatasi hal diatas, orang-orang

yang berkecimpung di bidang teknik berusaha mendapatkan cara

berkomunikasi yang lebih universal dan bisa dimengerti oleh orang-orang

teknik di seluruh dunia. Untuk mencapai maksud diatas, orang-orang

teknik menggunakan gambar sebagai alat berkomunikasi dalam pekerjaan

mereka di bidang teknik dan industri.

Gambar Teknik merupakan matakuliah dasar yang harus dikuasai

oleh para mahasiswa jurusan teknik sebagai keahlian dasar sebelum

mereka menjadi seorang engineer di dunia nyata. Teknik sipil, teknik

arsitektur, teknik mesin, teknik elektronika, teknik kimia, teknik industri,

maupun bidang-bidang ilmu teknik yang lainnya memiliki matakuliah

gambar teknik, dengan objek gambar yang disesuaikan dengan kebutuhan

dan konsentrasi masing-masing bidang ilmu tersebut. Pada bidang teknik

sipil, gambar teknik memiliki fokus pada penggambaran objek-objek

bangunan maupun infrastruktur. Contoh-contoh bangunan yang menjadi

objek gambar di teknik sipil atau teknik bangunan adalah bangunan

gedung, bangunan jalan, jembatan, maupun bangunan air. Obyek pada

bangunan gedung sebagai contoh adalah bangunan pos keamanan, rumah

tinggal, apartemen maupun hotel, Rumah Sakit, perkantoran, hingga

menara pandang maupun menara pada suatu rumah ibadah. Obyek pada

bangunan jalan antara lain jalan raya, jalan Tol, jalan layang (Fly Over),

jalan bawah tanah (Under Pass), jalur landasan pesawat, dll. Obyek pada

jembatan antara lain jembatan rangka baja, jembatan gantung, jembatan

kabel, jembatan beton, jembatan bambu, dll. Sedangkan obyek bangunan

air dapat berupa bendung, bendungan, bangunan irigasi, saluran, mapun

gorong-gorong, serta obyek-obyek lainnya.

Page 13: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

3

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

Gambar 1.2 Obyek Bangunan Gedung Maupun Bangunan Sipil.

Gambar teknik memiliki suatu standar penggambaran, mulai dari

jenis arsir maupun simbol yang digunakan, penggambaran dimensi

maupun ukuran, hingga penggunakan ukuran kertas, cara melipat kertas,

mapun menjilid berkas-berkas gambar. Dengan demikian matakuliah

Gambar Teknik Dasar ini akan memberikan bekal kepada mahasiswa

Jurusan Teknik Sipil untuk dapat menggambar bangunan gedung dan

bangunan sipil (jalan, jembatan, dan bangunan air) sesuai dengan kaidah-

kaidah penggambaran yang ada.

1.2 Sifat-Sifat Gambar

Sifat-sifat gambar dapat berupa tujuan-tujuan gambar yaitu :

a) Internasionalisasi gambar

Agar supaya tujuan pembagian kerja secara internasional dan

perkenalan dengan teknologi asing, maka penunjukan-

penunjukan dalam gambar harus sama secara internasional,

maupun ketentuan-ketentuan dari pengertian cara-cara

penunjukan dan lambang harus diseragamkan secara

internasional.

Page 14: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

4

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

b) Mempopulerkan gambar

Dalam lingkungan teknologi tinggi, akibat dikenalnya teknologi,

golongan yang harus membaca dan mempergunakan gambar

meningkat jumlahnya. Akibatnya diperlukan mempopulerkan

gambar.

c. Perumusan gambar

Hubungan yang erat antara bidang-bidang industri yang

berlainan seperti permesinan, struktur, kapal dan lain-lain, untuk

mempersatukannya dalam satu proyek besar diperlukan

perumusan yang tepat dalam mengidentifikasi standar-standar

gambar masing-masing.

d. Sistimatika gambar

Dalam gambar kerja, isi gambar menyajikan banyak perbedaan-

perbedaan, tidak hanya dalam penyajian bentuk dan ukuran,

tetapi tanda-tanda toleransi ukuran, toleransi bentuk dan keadaan

permukaan juga. Dilain pihak, bersamaan dengan sistematika

teknologi, pentingnya gambar dengan lambang grafis telah

meningkat, dan lambang-lambang ini dipergunakan secara luas

sebagai diagram blok atau aliran proses dalam berbagai-bagai

bidang industri. Dibawah keadaan-keadaan demikian, jangkauan

yang berkembang dan isi gambar sangat memperkuat susunan

dan kosolidasi sistem standar gambar.

e. Penyederhanaan gambar

Penghematan tenaga kerja dalam menggambar adalah penting,

tidak hanya untuk mempersingkat waktu, tetapi juga untuk

meningkatkan mutu rencana. Oleh karena itu penyederhanaan

gambar menjadi masalah penting untuk menghemat tenaga

dalam menggambar.

f. Modernisasi gambar

Bersamaan dengan kemajuan teknologi, standar gambar juga

telah dipaksa mengikutinya. Dapat disebutkan di sini cara-cara

modern yang telah dikembangkan. Seperti misalnya pembuatan

film mikro, mesin gambar otomatis dengan bantuan komputer,

perencanaan dengan bantuan komputer, dll.

1.3 Ruang Lingkup Gambar Teknik Dasar

Matakuliah Gambar Teknik untuk Jurusan Teknik Sipil di Politeknik

Negeri Malang dibagi menjadi dua tahapan, yang pertama adalah Gambar

Teknik Dasar dan yang kedua adalah Gambar Teknik Terapan. Gambar

Teknik Dasar merupakan matakuliah yang memberikan dasar-dasar

penggambaran untuk menghasilkan suatu gambar kerja yang baik. Dasar-

dasar penggambaran tersebut meliputi bagaimana mengelola suatu bidang

Page 15: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

5

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

gambar, memberikan keterangan gambar yang rapi dan jelas, seperti

memberikan ukuran, tulisan berupa rangkaian kata dan angka, memberikan

arsir dan simbol-simbol bahan bangunan, pemberian keterangan dimensi

(ukuran) dan skala, teknik-teknik proyeksi yang umum digunakan. Pada

akhirnya mahasiswa akan belajar membuat gambar kerja bangunan gedung

sederhana secara utuh dan gambar-gambar kerja bangunan sipil (jalan,

jembatan, dan bangunan air), yang tentunya sebelumnya akan didasari

dahulu dengan teori pengenalan sistem-sistem bangunan gedung maupun

bangunan sipil (jalan, jembatan, dan bangunan air).

Tujuan dari matakuliah ini adalah agar mahasiswa dapat membuat

suatu gambar kerja untuk bangunan gedung tidak bertingkat dengan teknik

menggambar secara manual (menggunakan gambar tangan). Kompetensi

utama yang akan dicapai dengan mengikuti matakuliah Gambar Teknik

Dasar ini adalah menjadi seorang drafter untuk bangunan gedung tidak

bertingkat. Dengan demikian manfaat dari pemberian matakuliah ini

adalah mahasiswa dapat membaca suatu gambar kerja dari bangunan

gedung tidak beringkat, dan untuk tahapan selanjutnya mahasiswa dapat

meningkatkan kompetensinya sebagai seorang estimator dan quantity

surveyor, yaitu dengan menghitung volume bangunan dan rencana

anggaran biaya proyek.

1.4 Perlengkapan Gambar

Gambar teknik dapat dibuat dengan mengunakan perlengkapan

gambar manual maupun dengan menggunakan aplikasi komputer. Pada

tahap pertama pemberian matakuliah Gambar Teknik Dasar ini,

mahasiswa akan menggambar secara manual. Untuk mendapatkan gambar

teknik yang baik, tidak hanya menguasai teknik menggambar yang baik

tetapi juga perlu didukung dengan alat-alat gambar yang tepat

penggunaannya. Berikut ini akan dijelaskan mengenai pemilihan dan

penggunaan alat-alat gambar secara tepat :

a. Pensil gambar

Ada tiga golongan kekerasan pensil, yang masing-masing dibagi lagi

dalam tingkat kekerasan (Gambar 1.3). Golongan tersebut adalah

keras (H), sedang (F) dan lunak (B). Golongan keras dari 9H sampai

4H, golongan sedang dari 3H sampai B dan golongan lunak dari 2B

sampai dengan 7B. Sayang sekali derajat kekerasan pensil ini masih

belum di standarkan sepenuhnya., karena itu dianjurkan untuk

menggunakan satu merk pensil saja agar lebih tepat derajat

kekerasannya.

Untuk menarik garis yang panjang dengan tebal yang sama (konstan)

sebaiknya pensil dibuat pipih (baji) (Gambar 1.4.a), jadi jangan

Page 16: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

6

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

runcing/konis seperti (Gambar 1.4.b). Untuk membuat pensil pipih

dapat digunakan kertas ampelas/cutter.

Gambar 1.3 Tingkat Kekerasan Pensil

Gambar 1.4. Pensil Pipih/Baji (Kiri), Pensil Tirus (Kanan)

Gambar 1.5 Kecondongan Pensil

Sekarang sudah banyak dipakai pensil yang diisi kembali (pensil

mekanik). Isi dari pensil ini mempunyai tingkat kekerasan yang

bermacam-macam demikian juga dengan ukuran diameter isinya

dapat disesuaikan dengan ukuran tebal garis, sehingga tidak perlu lagi

penajaman. Ukuran-ukuran yang ada ialah 0,3, 0,5, 0,7 dan 0,9 mm

dan kekerasannya dapat dipilih dari HB atau F, H, 2H dan 3H. Supaya

hasil dari garis yang dibuat dengan pensil tersebut baik, maka pensil

terhadap mistar hams mempunayi sudut 90 derajat, sedang

kecondongan dari arah gerakannya bersudut antara 80 - 90 derajat.

Perhatikan Gambar 1.6 .

Page 17: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

7

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

Gambar 1.6 Pensil gambar mekanik 2 mm yang direkomendasikan (kiri),

isi pensil mekanik 2 mm (kanan)

b. Rapido dan Drawing Pen

Rapido dan drawing pen memiliki ketebalan tertentu untuk menarik

garis sesuai yang dikehendaki. Hampir sama dengan penggunaan

pensil, rapido maupun drawing pen (Gambar 1.7) juga dapat

digunakan untuk membuat gambar secara manual. Untuk membuat

gambar dengan lebih dari satu ketebalan garis, diperlukan beberapa

tipe ukurn ketebalan rapido atau drawing pen. Perlu dipersiapkan

sedikitnya tiga tipe rapido dan drawing pen dengan ketebalan yang

berbeda (Gambar 1.8)

Gambar 1.7 Rapido Kiri), Drawing Pen (Kanan)

Gambar 1.8 Tingkat Ketebalan Rapido (Kiri) / Drawing Pen (Kanan)

Page 18: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

8

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

c. Penghapus

Untuk menghapus garis yang salah dipergunakan penghapus dengan

mutu yang baik. Ada penghapus yang dibuat dari karet dan ada yang

dibuat dari plastik. Penghapus yang baik harus dapat menghilangkan

garis atau gambar yang tidak diinginkan dengan tidak merusak

gambar. Dapat digunakan dua macam penghapus (Gambar 1.9),

yaitu penghapus pensil dan penghapus tinta atau kombinasi keduanya

dalam satu penghapus sekaligus. Standar yang disarankan adalah

buatan Staedtler, Rotring, Faber Castell karena dianggap lebih mampu

menghapus bekas pensil atau tinta yang ada pada kertas tanpa

merusak atau meninggalkan bekas pada bidang kertas itu sendiri.

Gambar 1.9 Penghapus Tinta (Kiri), Kertas (Tengah), Kombinasi

(Kanan).

d. Jangka

Jangka digunakan untuk membuat lingkaran, membagi garis atau

sudut dan sebagainya. Konstruksi dari jangka pada dasarnya terdiri

dari beberapa bagian yang disambungkan antara satu dengan yang lain

mempergunakan engsel (Gambar 1.10).

Gambar 1.10 Konstruksi Jangka (Kiri), Macam

Jangka (Kanan)

Page 19: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

9

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

e. Penggaris / Mistar

Digunakan sebagai alat pengukur dan alat bantu gambar untuk

menggambar garis lurus. Terdapat berbagai macam penggaris yang

dapat digunakan sebagai alat bantu gambar teknik antara lain:

penggaris lurus (untuk mengukur panjang dan membuat garis lurus

horisontal/vertikal), penggaris segitiga (untuk mengukur panjang,

membuat garis horisontal/vertikal/diagonal dan menentukan sudut

garis. penggaris segi tiga yang dipakai ada 2 (dua) buah, penggaris

yang pertama mempunyai sudut 45°, 90°, 45°, sedangkan yang

lainnya mempunyai sudut 30°, 60° dan 90°), serta penggaris busur

(untuk menentukan/menemukan sudut sebuah garis/gambar lebih

mudah. Biasanya busur derajat ini mempunyai garis-garis pembagi

dari 0° sampai dengan 180°) (Gambar 1.11). dari mulai yang lurus

sampai yang berbentuk segitiga. Penggaris dapat terbuat dari plastik,

logam, berbentuk pita dan sebagainya.

Gambar 1.11 Penggaris Lurus (Kiri Atas), Penggaris Segitiga Sepasang

(Kanan Atas), Penggaris Teknik (Kiri Bawah),

Penggaris Busur (Kanan Bawah)

f. Papan/Meja dan Mesin Gambar

Papan/meja dan mesin gambar dapat digunakan untuk menghasilkan

suatu gambar yang berkualitas serta membuat drafter tidak cepat

merasa lelah. Pada dasarnya meja gambar adalah meja yang dapat

Page 20: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

10

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

diatur kemiringan bidang mejanya, sehingga para drafter dapat

menggambar dengan posisi tubuh yang tegak. Meja gambar yang baik

harus mempunyai bidang permukaan yang rata, keras, dan tidak

melengkung. Bidang meja gambar dapat terbuat dari papan kayu,

kaca, maupun tripleks dengan ketebalan 2-3cm yang telah di-finishing

seperti halnya white board.

Kemiringan meja gambar dapat diatur secara manual maupun secara

hidrolik. Bagian atas meja gambar lebih tinggi dibanding dengan

bagian bawahnya. Meja gambar yang baik juga harus dapat diatur

tidak saja kemiringannya, namun juga ketinggiannya. Dengan

demikian meja gambar tersebut dapat diatur sesuai dengan postur

tubuh drafternya.

Mesin gambar adalah sebuah alat yang dapat menggantikan alat-alat

gambar lainnya seperti busur derajat, penggaris, segitiga, mistar skala

dsb. Keuntungannya dapat mempercepat penyelesaian gambar.

Diujung alat ini ada sepasang pengaris tegak lurus dan dapat diputar

pada sudut yang dikehendaki. Alat ini juga dapat dipakai untuk

menarik garis-garis sejajar, garis tegak lurus dengan mudah. Pengaris

yang dipasang pada alat ini bisa diganti-ganti sesuai dengan skala

yang ingin dipakai 1:1; 1:2; 1:5; 1:10 dsb. Sepasang pengaris tegak

lurus tersebut dapat digerakan bebas disemua permukaan papan

gambar.

Gambar 1.12 Papan/Meja Gambar dengan Mesin Gambar (Kiri), Mesin

Gambar (Kanan)

Page 21: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

11

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

1.5 Kertas Gambar

Sesuai dengan tujuan gambar, bermacam-macam kertas gambar

dipakai, seperti misalnya kertas gambar putih, kertas kalkir, padalarang,

kertas roti, dsb. Untuk gambar tata letak (perencanaan awal), biasanya

dipakai kertas gambar putih yang permukaannya tidak berbulu atau kasar

dan menggunakan pensil. Sedang untuk gambar kerja yang biasanya

dibutuhkan lebih dari satu (untuk diperbanyak untuk disebarkan ke

bengkel, arsip dsb.) biasanya dipakai kertas kalkir. Sebab gambar diatas

kertas kalkir ini dapat diperbanyak dengar cara cetak biru (blue print) atau

dengan copy biasa. Jadi gambar yang dipakai dibengkel adalah gambar

cetak birunya, sedang gambar asli (kalkir) disimpan sebagai arsip. Untuk

gambar diatas kalkir ini biasanya digunakan tinta untuk mendapatkan hasil

cetak biru (foto copy) yang baik. Saat ini penggunaan kertas kalkir,

padalarang, maupun kertas roti sudah berkurang, karena sudah tergantikan

dengan adanya kertas HVS. Begitu pula teknologi gambar digital untuk

gambar-gambar perencanaan maupun pelaksanaan yang sekarang sudah

berkembang pesat dilapangan menjadikan kertas HVS lebih digemari

untuk digunakan sebagai media cetak dibanding kertas kalkir tersebut.

Disamping karena harganya jauh lebih murah, bahannya mudah ditemukan

dipasaran, juga karena mesin-mesin cetak saat ini justru lebih umum

digunakan untuk mencetak jenis-jenis kertas semacam HVS dibanding

kertas kalkir dll tersebut diatas.

Ukuran kertas gambar yang paling baik digunakan adalah ukuran

kertas A3, hal ini karena dengan ukuran kertas tersebut maka dapat

merepresentasikan gambar secara proporsional, tidak terlalu besar maupun

tidak terlalu kecil, sehingga dapat memudahkan para pelaksana di

lapangan. Namun demikian penggunaan ukuran kertas gambar hendaklah

disesuaikan dengan kebutuhan dan jenis gambar yang akan

dipresentasikan. Jika gambar yang akan dipresentasikan berukuran cukup

besar, misalnya untuk menyajikan gambar suatu kawasan perumahan,

maka mungkin dapat menggunakan ukuran kertas gambar yang lebih besar

dari ukuran A3. Demikian pula sebaliknya, jika hanya akan menyajikan

ukuran gambar yang kecil, maka dapat digunakan ukuran kertas gambar

yang lebih kecil dari ukuran A3 (Gambar 1.13)

Page 22: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

12

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

Gambar 1.13 Perbandingan dan Ukuran Kertas

Pada umumnya penyajian suatu gambar kerja dilengkapi dengan

adanya Kop atau kepala gambar karena disinilah akan ditempatkan

informasi/identitas yang penting. Identitas yang dimaksudkan adalah

identitas proyek, objek gambar, instansi pemberi tugas, penanggung jawab

gambar, drafter (pembuat gambar), judul gambar, skala yang digunakan,

kode gambar serta identitas lain yang diperlukan. Kepala gambar

sebenarnya tidak ada ketentuan yang spesifik untuk ukuran maupun

bentuknya, disesuaikan ukuran kertas yang akan dipakai. Semakin besar

ukuran kertas yang kita pakai semakin besar pula ukuran kepala gambar

dan huruf yang dipakai. Contoh identitas pada Kop (Gambar 1.14).

Page 23: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

13

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

Gambar 1.14 Contoh Kop Gambar A

1. Nama gambar “SHOP DRAWING”.

2. Project = nama proyek yang digambar.

3. Owner = nama pemilik proyek

4. Kolom tanda tangan persetujuan dari perwakilan owner

sebagai penanggung jawab gambar.

5. Construction manajement = nama perusahaan manajemen

konstruksi atau konsultan pengawas yang ditugaskan oleh

owner untuk mengawal jalanya proyek.

6. Kolom tanda tangan persetujuan dari manajemen

konstruksi.

7. Contractor = kontraktor yang mengerjakan proyek

pembangunan.

8. Kolom status gambar apakah asli atau sudah revisi sebanyak

sekian kali.

9. Architect Consultant = konsultan arsitektur.

10. Structure Consultant = konsultan struktur.

11. Mechanical & electrical consultan = konsultan mekanikal

dan elektrikal.

12. Drawing Tile = Judul gambar shop drawing.

13. Scale = skala gambar

14. Drawing by = nama drafter kontraktor yang menggambar.

15. Check = nama personil dari kontraktor yang mengoreksi

gambar.

16. Aproved = nama personil dari kontraktor yang menyetujui

gambar.

17. Issued for = tujuan pembutan gambar. 18. Date = tanggal pembuatan gambar. 19. Code = nomor kode gambar. 20. Drawing No = nomor gambar.

Page 24: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

14

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

Gambar 1.15 Contoh Kop Gambar B

Page 25: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

15

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

Dalam pembuatan kop / kepala gambar patut diperhatikan juga batas

marginnya, berikut batas margin yang sesuai dengan standar ISO :

Tabel 1.1 Batas Margin Kop Gambar

LATIHAN

1. Jelaskan manfaat dari mengikuti perkuliahan Gambar Teknik Dasar.

2. Sebutkan 6 hal yang merupakan sifat-sifat/tujuan gambar seperti yang

telah dijelaskan diatas.

3. Buat skema dalam bentuk gambar ukuran kertas gambar mulai dari A7

hingga A0.

4. Buat Kop Gambar untuk Tugas Matakuliah Gambar Teknik Dasar

Pada Kertas Gambar Ukuran A3 menggunakan Pensil 1 Lembar.

NO UKURAN BATAS MARGIN (MM)

SISI

KIRI

SISI

ATAS

SISI

KANAN

SISI

BAWAH

1 A0 20 10 10 10

2 A1 20 10 10 10

3 A2 20 10 10 10

4 A3 20 10 10 10

5 A4 20 5 5 5

6 A5 20 5 5 5

Page 26: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

16

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

Page 27: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

17

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

BAB. II

GAMBAR GARIS, HURUF, DAN ANGKA

Capaian Pembelajaran (CP) :

Setelah mempelajari subbab ini diharapkan mahasiswa dapat :

1. Memahami, menjelaskan dan menggambar garis.

2. Memahami, menjelaskan dan menggambar garis tebal tipis.

3. Memahami, menjelaskan dan menggambar huruf dan angka.

2.1 Menggambar Garis

Menggambar garis-garis tegak lurus (Gambar 2.1), sejajar

(Gambar 2.2), maupun diagonal/miring (Gambar 2.3) yang rapi dan

sesuai kebutuhan bisa didapat dengan penggunaan peralatan penggaris

segitiga yang sepasang. Waktu yang dibutuhkan untuk menggambar

sebuah garis juga menjadi lebih ringkas. Penggunaaan sepasang penggaris

ini memerlukan teknik tersendiri dan masing-masing memiliki fungsi

sebagai pedoman penahan laju gerakan agar tetap dalam posisi yang sama,

sedangkan penggaris yang lain digunakan sebagai alat yang digunakan

untuk membuat garis sejajar/tegak lurus/diagonal dapat dilihat pada

Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Penggunaan Penggaris Segitiga Untuk Membuat Garis2

Tegak Lurus

Page 28: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

18

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

Gambar 2.2 Penggunaan Penggaris Segitiga Untuk Membuat Garis-Garis

Miring

Gambar 2.3 Penggunaan Penggaris Segitiga Untuk Membuat Garis-Garis

Sejajar

Page 29: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

19

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

Gambar 2.4 Garis Sejajar Horizontal, Vertikal, dan Diagonal

2.2 Garis Tebal Tipis

Didalam menggambar teknik setiap macam dan tebal garis

mempunyai bentuk dan tebal sesuai penggunaan dan kebutuhannya.

Bermacam garis inipun bisa diperoleh dengan cara seperti pada (Gambar

2.5):

Gambar 2.5 Teknik Menggunakan Pensil Untuk Membuat Perbedaan

Tebal Tipis Garis

Seperti pada gambar dan tabel di bawah ini (Gambar 2.6 - 2.9)

memperlihatkan contoh-contoh penggunaannya.

Page 30: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

20

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

Garis tebal / menggambarkan

objek yang terpotong

Garis tipis / menggambarkan

garis tampak

Garis titik / menggambarkan objek

yang tidak nampak

Garis titik-putus-titik / menggambarkan

garis potong objek

Garis putus-putus / menggambarkan

objek yang tidak nampak

Gambar 2.6 Jenis Tipe Garis

Tabel 2.1 Tipe Garis

A TEBAL

GARIS

MACAM

GARIS

CONTOH

PENGGUNAAN

0,6 – 0,8 Garis Tebal 1. Garis benda yang

langsung terlihat.

2. Garis tepi

B 0,1 – 0,2 Garis Tipis 1. Garis penunjuk ukuran,

garis bantu, garis

penunjuk

2. Garis arsir

3. Garis untuk penampang

yang diputar ditempat

4. Garis khayal yang terjadi

dari perpotongan yang

dibulatkan

5. Garis dasar ulir

C 0,1 – 0,2 Garis Bebas Tipis 1. Garis potong yang

dihilangkan sebagian

benda

2. Garis batas antara bagian

benda yang dipotong dan

sebagian dalam

pandangan

D 0,3 - 0,4 Garis Sedang

(putus-putus)

Garis benda yang

terhalang/tidak langsung

terlihat

E 0,1 – 0,2 Garis tipis

(strip titik)

1. Garis sumbu

2. Bagian benda yang

terletak didepan

penampang irisan

Page 31: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

21

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

F 0,2 – 0,6 Garis strip titik

(strip tebal pada

ujung-ujungnya)

Garis untuk memotong

penampang

G 0,6 Garis tebal

(strip titik)

Garis untuk menunjukkan

permukaan yang akan

mendapatkan tambahan

pekerjaan

Gambar 2.7 Contoh Penggunaan Garis Sambung dan Putus-Putus

Page 32: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

22

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

Gambar 2.8 Contoh Penggunaan Garis Tipis, Sedang, Tebal

2.3 Menggambar Huruf Dan Angka

Gambar teknik tidak hanya menyajikan garis, simbol, dan arsir,

namun dalam setiap penggambarannya, perlu dilengkapi catatan, ukuran

angka/dimensi, judul, dan keterangan gambar yang berupa tulisan.

Penulisan huruf dan angka pada suatu bidang gambar hendaknya dibuat

secara rapi, jelas, standar, serta proporsional dengan ukuran gambar dan

bidang tulisan yang tersedia.

Dalam gambar teknik huruf yang sering dipakai adalah huruf

vertikal dengan standar ISO (International Organization For

Standarization) (Gambar 2.9)

Page 33: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

23

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

Gambar 2.9 Huruf dan Angka Standar

Tabel 2.2 Huruf dan Angka Standar

Page 34: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

24

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

Gambar 2.10 Huruf dan Angka Tegak Jenis Arial

Gambar 2.11 Huruf dan Angka Miring Jenis Arial

Gambar 2.12 Huruf dan Angka Tegak Jenis Isocpeur

Page 35: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

25

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

Gambar 2.13 Huruf dan Angka Miring Jenis Isocpeur

Penulisan huruf dan angka pada teknik menggambar manual dapat

dilakukan secara freehand atau tanpa bantuan sablon atau mal tulisan,

namun juga dapat menggunakan mal atau sablon tulisan. Terdapat pula alat

bantu tulisan berupa Huruf Gosok (rugos) sehingga dapat langsung

digunakan ada kertas gambar.

Pemilihan alat bantu pembuatan huruf dan angka dapat diseuaikan dengan

kebutuhan dan kepentingan penyajian gambar.

Gambar 2. 14 Mal Sablon Huruf (Kiri) dan Rugos Huruf dan Angka

(Kanan)

Page 36: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

26

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

LATIHAN

1. Buat Huruf (A sampai dengan Z) dan Angka (0 sampai dengan 9)

sebanyak 2 lembar kertas gambar ukuran A3 (diberi garis bantu,

setiap jenis huruf dan angka masing-masing 2 baris mendatar)

2. Gambar Garis-garis sejajar secara Horizontal, Vertikal, Diagonal,

putus-putus, putus-titik-putus dengan ketebalan garis dan jenis garis

yang berbeda pada kertas gambar ukuran A3 sebanyak 2 lembar

(maing-masing lembar dibagi menjadi 2 Kolom 2 Baris)

Page 37: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

27

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

BAB. III

SIMBOL DAN ARSIR

Capaian Pembelajaran (CP) :

Setelah mempelajari subbab ini diharapkan mahasiswa dapat :

1. Memahami, menjelaskan dan menggambar jenis-jenis simbol dan

arsir bangunan gedung.

2. Memahami, menjelaskan dan menggambar jenis-jenis simbol dan

arsir bangunan sipil.

3.1 Jenis-Jenis Simbol dan Arsir Bangunan Gedung

Pada suatu gambar teknik, simbol dan arsir diperlukan untuk

menunjukkan bahan bangunan yang digunakan. Simbol dan arsir yang

digunakan sudah menunjukkan notasi gambar yang standar, sehingga

berkomunikasi dengan menggunakan gambar teknik artinya menggunakan

komunikasi yang standar, dapat dipahami oleh kalangan yang

berkecimpung di bidang yang sama. Dengan demikian tidak lagi

diperlukan keterangan berupa tulisan untuk simbol dan arsir yang sudah

standar pada gambar teknik bangunan gedung Gambar 3.1.

Simbol dan arsir harus digambar dengan menggunakan ketebalan pensil

yang lebih tipis dibandingkan dengan pensil yang digunakan untuk

menggambar garis tampak dan potongan. Dengan demikian akan

dihasilkan arsir yang halus dan menyatu dengan gambar. Jika

menggunakan pensil yang lebih tebal, maka akan dihasilkan arsir yang

terlalu mendominasi gambar. Hal ini kurang baik, karena pada dasarnya

arsiran adalah penunjang gambar, bukan merupakan elemen utama

gambar.

Simbol dan arsiran untuk gambar manual dapat dibuat dengan

menggunakan teknik freehand, tidak perlu menggunakan penggaris. Hal

ini akan membuat gambar menjadi lebih natural dan berkarakter. Arsiran

hendaknya memperhatikan pula unsur datangnya cahaya, sehingga dengan

adanya arsiran ini dapat memperkuat efek bayangan ataupun efek tiga

dimensi.

Page 38: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

28

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

Gambar 3.1 Jenis Simbol dan Arsir Bangunan Gedung

Page 39: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

29

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

Gambar 3.2 Penggunaan Arsir dan Simbol Pada Gambar Bangunan

Gedung

Page 40: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

30

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

3.2 Jenis-Jenis Simbol dan Arsir Bangunan Sipil

Sedangkan Gambar 3.2 adalah beberapa simbol dan arsiran yang

umumnya digunakan pada gambar teknik bangunan sipil.

Gambar 3.3 Jenis Simbol dan Arsir Jalan, Jembatan, dan Bangunan Air

Page 41: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

31

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

Gambar 3.4 Contoh Penggunaan Arsir dan Simbol Pada Gambar

Bangunan Jalan

Page 42: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

32

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

Gambar 3.5 Contoh Penggunaan Arsir dan Simbol Pada Gambar

Jembatan

Gambar 3.6 Contoh Penggunaan Arsir dan Simbol Pada Gambar

Bangunan Air

Page 43: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

33

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

LATIHAN

1. Buat Gambar Arsir seperti pada (Gambar 3.1) dan (Gambar 3.3) di

kertas Gambar A3 sebanyak 2 lembar kertas. Kemudian beri penjelas

di bagian bawah masing-masing gambar (keterangan bahan/simbol).

2. Buat satu obyek gambar Bangunan Gedung/Sipil (denah/tampak)

sederhana yang anda ketahui kemudian isikan arsiran pada obyek

tersebut sampai rapat/terisi penuh.

Page 44: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

34

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

Page 45: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

35

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

BAB. IV

DIMENSI DAN SKALA

Capaian Pembelajaran (CP) :

Setelah mempelajari subbab ini diharapkan mahasiswa dapat :

1. Memahami, menjelaskan dan menggambarkan penulisan dimensi.

2. Memahami, menjelaskan dan menggambar koordinat modul/grid.

3. Memahami, menjelaskan dan menggambar dengan menggunakan

skala.

4.1 Penulisan Dimensi

Memberi ukuran (dimensi) besaran-besaran geometrik dari bagian

benda harus menentukan secara jelas tujuannya. Untuk itu semua bagian

di dalam gambar harus dijelaskan sedetail mungkin agar gambar tersebut

bila dibaca orang lain dapat dengan mudah dimengerti maksudnya.

Menempatkan dimensi suatu objek dapat dilaksanakan pada masing-

masing bagian disertai penunjukan ukuran antara garis sumbu dengan garis

sumbu.

Penulisan dimensi atau ukuran pada suatu objek gambar memerlukan

4 unsur garis, tanda, maupun angka utama yaitu garis yang

menggambarkan panjang objek (garis ukur), garis bantu yang

menghubungkan garis ukur dengan obyek yang didimensikan, tanda/panah

pertemuan antara garis ukur dengan garis bantu, serta angka ukur/dimensi

(Gambar 4.1).

Gambar 4.1 Empat Unsur Utama Penulisan Dimensi/Ukuran Pada

Gambar

Page 46: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

36

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

Hampir seluruh penggunaan dimensi dari gambar yang diperlukan

merupakan ukuran horizontal atau vertikal. Dimensi horizontal pertama

harus dapat dibaca dari bawah gambar, sedangkan dimensi vertikal harus

dapat dibaca dari sebelah kanan gambar atau lebih umum disebut standar

ISO. Ini berarti bahwa angka ukur horizontal harus terletak di atas garis

ukur, dan ukuran vertikal harus terletak sebelah kiri garis ukur. Angka dan

garis ukur mempunyai jarak sedikit. Penggunaan dimensi ukuran berbeda

juga dapat digunakan untuk memberikan kemudahan pada saat membuat

dan membaca gambar yaitu dengan penulisan angka horisontal secara

keseluruhan ditengah-tengah garis ukur walaupun garis ukur berdiri

vertikal (Gambar 4.2).

Gambar 4.2 Penulisan Dimensi Standar ISO (Kiri), dan Angka

Horisontal (Kanan)

Page 47: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

37

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

Dalam dimensi standard ISO, Angka-angka ukur yang tidak

horizontal maupun vertikal, harus ditulis sesuai dengan garis ukurnya.

Sedapatnya ukuran-ukuran jangan diletakkan di daerah yang diarsir, yaitu

daerah antara sudut 300. Berbeda pula dengan tipe dimensi angka

horisontal. Dalam tipe dimensi angka horisontal seluruh angka tetap ditulis

secara horisontal ditengah-tengah garis ukur tanpa kecuali, walaupun garis

ukur bersifat diagonal.

Gambar 4.3 Penulisan Dimensi diagonal berdasar Standar ISO (Kiri),

dan Angka Horisontal (Kanan)

Garis ukur pada dimensi lengkung (Angular) dibuat berbentuk garis

lengkung. Pada tipe standard ISO angka dimensi terletak diatas dan

mengikuti garis ukur yang berbentuk lengkung. Sedangkan apabila

menggunakan tipe dimensi angka horisontal, angka dimensi tetap ditulis

secara horisontal memotong tengah garis ukur.

Gambar 4.4 Penulisan Dimensi Sudut (Angular) berdasar Standar ISO

(Kiri), dan Angka Horisontal (Kanan)

Page 48: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

38

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

Gambar 4.5 Penulisan Dimensi Horisontal dan Vertikal (Elevasi) Pada

Tampak atau potongan Bangunan

Gambar 4.6 Penulisan Dimensi Horisontal dan Vertikal Potongan

Jembatan

4.2 Koordinat Modul/Grid

Pembuatan suatu gambar kerja juga tidak lepas dari pemberian

keterangan koordinat modul/grid sebagai titik bantuan menentukan suatu

perletakan obyek satu dengan lainnya misalkan koordinat perletakkan

lantai 2 rumah terhadap lantai 1 rumah. Contoh lain seperti perletakkan

sebuah ruang tamu dalam gambar denah rumah dengan perletakan ruang

Page 49: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

39

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

tamu pada gambar potongan rumah. Koordinat modul/grid dapat

menggunakan urutan huruf di salah satu bagian sumbu (misal sumbu

horisontal “X”), dan menggunakan urutan angka di salah satu bagian

sumbu yang lain (misal sumbu vertikal “Y”)

Gambar 4.7 Penulisan Koordinat Grid pada Denah Lantai 1, Lantai 2,

dan Gambar Potongan

4.3 Skala Gambar

Skala adalah perbandingan antara ukuran objek aslinya dengan ukuran

objek pada tampilan di kertas gambar. Untuk menggambar sebuah obyek

gambar, kita tidak selalu mendapati ukuran obyek gambar sesuai dengan

Page 50: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

40

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

ukuran kertas yang tersedia. Maka dari itu dalam gambar teknik

diperbolehkan mempergunakan skala dalam penggambaran/pencetakan,

agar gambar yang dihasilkan mudah dibaca atau dipahami. Selain itu juga

untuk menyesuaikan dengan ukuran kertas yang tersedia.

Dalam satu kertas gambar kita diperbolehkan untuk menggunakan

skala lebih dari satu macam, jadi dalam satu gambar kita bisa

mencantumkan skala pembesaran, pengecilan maupun skala 1:1, secara

bersamaan.

Ada 3 jenis skala dalam gambar teknik :

a. Skala Pembesaran : Gambar yang kita buat lebih besar ukuranya dari

pada benda asli.

b. Skala 1:1 : Gambar yang kita buat sama ukuranya dengan benda asli.

c. Skala Pengecilan : Gambar yang kita buat lebih kecil ukuranya dari

pada benda asli.

Tabel 4.1 Ukuran Skala yang dapat digunakan

SKALA

PEMBESARAN

UKURAN

PENUH

SKALA

PENGECILAN

50:1

20:1

10:1

5:1

2:1

1:1 1:2

1:5

1:10

1:20

1:50

1:100

1:200

1:500

1:1000

1:2000

1:5000

1:10000

Penentuan skala gambar dilakukan dengan mempertimbangkan besar

kecilnya objek terhdap kertas gambar yang digunakan, serta kebutuhan

presentasi gambar tersebut. Dengan tampilan gambar yang proporsional

dengan ukuran kertas, maka akan didapatkan tampilan gambar yang baik.

Gambar kerja bangunan gedung maupun sipil umumnya

menggunakan skala pembesaran. Skala 1:100 akan membuat objek ukuran

1 meter digambar sebsar 1 centimeter. Skala 1:10 akan membuat objek

ukuran 1 meter digambar sebesar 10 centimeter. Skala yang umunya

digunakan untuk gambar denah, tampak, potongan bangunan adalah 1:100

Page 51: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

41

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

atau 1:50, sedangkan untuk gambar detail, umunya menggunakan skala

yang lebih besar yaitu 1:20 dan 1:10. Untuk peta situasi atau lay out plan

suatu kawasan, umumnya menggunakan skala 1:500 atau 1:200 atau dapat

juga menggunakan skala batang apabila ukuran skala angka dirasa sudah

kurang mudah untuk dipahami (rasio ukuran sebenarnya dengan ukuran

pada gambar terlalu besar)

Sama halnya dengan skala angka, skala batang menunjukkan jarak

suatu wilayah atau tempat di peta untuk mendeskripsikan jarak sebenarnya

di kenyataan. Akan tetapi berbeda dengan skala angka, skala batang

ditunjukkan dengan gambar batang yang dibedakan dengan deret angka.

Ada bagian yang diarsir atau berwarna hitam dan ada juga yang tidak

diarsir atau bewarna putih.

Gambar 4.8 Contoh Skala Batang Bila Digantikan Dengan Skala Angka

Page 52: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

42

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

LATIHAN

1. Buatlah Sebuah Obyek Persegi panjang berukuran asli 4 x 8 meter di

kertas gambar A3 dengan menggunakan skala gambar 1:50.

2. Tambahkan dengan dimensi standar ISO di seluruh sisinya dan

berikan koordinat modul/grid pada sumbu “X” maupun “Y” nya.

Page 53: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

43

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

BAB. V

GAMBAR PROYEKSI

Capaian Pembelajaran (CP) :

Setelah mempelajari subbab ini diharapkan mahasiswa dapat :

1. Memahami, mengerti dan menjelaskan proyeksi

2. Memahami, menjelaskan dan menggambar proyeksi piktorial.

3. Memahami, menjelaskan dan menggambar proyeksi orthogonal.

4. Memahami, menjelaskan dan menggambar proyeksi Amerika dan

Eropa

5.1 Pendahuluan

Proyeksi merupakan cara penggambaran suatu benda, titik, garis,

bidang, benda ataupun pandangan suatu benda terhadap suatu bidang

gambar secara lengkap. Secara umum, menggambar proyeksi terdapat dua

jenis, yaitu menggambar objek secara dua dimensi dan menggambar objek

secara tiga dimensi. Terkadang objek tiga dimensi perlu didetailkan

penggambarannya sesuai dengan arah pandangan. Suatu objek tiga dimensi

jika digambar dari pandangan atas, pandangan depan, serta pandangan

samping dikatakan menggambarkan dengan proyeksi multi pandangan

atau yang lebih dikenal dengan proyeksi orthogonal/ orthografi. Cara

penggambaran objek yang kedua adalah dengan melihat objek secara

keseluruhan dalam bentuk tiga dimensi, cara yang paling umum adalah

dengan menggambar secara proyeksi isometri. Secara umum proyeksi

dapat dilihat pada Gambar 5.1,

Gambar 5.1 Jenis-jenis Proyeksi

Page 54: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

44

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

Fungsi proyeksi:

a. Untuk mendapatkan ukuran garis yang sebenarnya

b. Untuk membuat bentuk yang sebenarnya

c. Untuk membuat gambar kerja

5.2 Proyeksi Piktorial

Untuk menampilkan gambar-gambar tiga dimensi pada sebuah bidang

dua dimensi, dapat dilakukan dengan beberapa macam cara proyeksi sesuai

dengan aturan menggambar. Beberapa macam cara proyeksi antara lain :

a. Proyeksi Piktorial Isometri

Untuk mengetahui apakah suatu gambar diproyeksikan dengan cara

isometri atau untuk memproyeksikan gambar tiga dimensi pada

bidang dengan proyeksi isometri, maka perlu diketahui ciri-ciri dan

syarat-syarat untuk menampilkan suatau gambar dengan proyeksi

isometri. Adapun ciri dan syarat proyeksi tersebut sebagai berikut :

1) Ciri pada sumbu

▪ Sumbu x dan sumbu y mempunyai sudut 30o terhadap garis

mendatar

▪ Sudut antara sumbu satu dengan sumbu lainnya 120o

2) Ciri pada ukurannya

Panjang gambar pada masing-masing sumbu sama dengan panjang

benda yang digambarnya. Contoh :

Gambar 5.2 Proyeksi Isometri

Page 55: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

45

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

3) Penyajian proyeksi isometri

Penyajian gambar dengan proyeksi isometri dapat dilakukan dengan

beberapa posisi (kedudukan), yaitu posisi normal, terbalik, dan

horisontal.

a. Proyeksi isometri dengan posisi normal

Gambar 5.3 Proyeksi Isometri Dengan Posisi Normal

b. Proyeksi isometri dengan posisi terbalik

Gambar 5.4 Proyeksi Isometri Dengan Posisi Terbalik

c. Proyeksi isometri dengan posisi horisontal

Gambar 5.5 Proyeksi Isometri Dengan Posisi Horisontal

Page 56: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

46

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

b. Proyeksi Dimetri

Pada proyeksi dimetri terdapat beberapa ciri dan ketentuan yang perlu

diketahui, ciri dan ketentuan tersebut antara lain :

1) Ciri pada sumbu

Pada sumbu x mempunyai sudut 10o, sedangkan pada sumbu y

mempunyai sudut 40o

2) Ketentuan ukuran

Perbandingan skala ukuran pada sumbu x = 1 : 1, dan skala pada

sumbu y = 1 : 2, sedangkan pada sumbu z = 1 : 1

Gambar 5.6 Proyeksi Dimetri

c. Proyeksi Miring

Pada proyeksi miring , sumbu x berhimpit dengan garis

horisontal/mendatar dan sumbu y mempunyai sudut 45o dengan garis

mendatar. Skala pada proyeksi miring sama dengan skala pada

proyeksi dimetri, yaitu skala pada sumbu x = 1 : 1, dan pada sumbu y

= 1 : 2, sedangkan pada sumbu z = 1 : 1.

Gambar 5.7 Proyeksi Miring

Page 57: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

47

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

d. Gambar Perspektif

Dalam gambar teknik, gambar perspektif jarang dipakai. Gambar

perspektif dibagi menjadi tiga macam, yaitu :

1) Perspektif dengan satu titik hilang

2) Perspektif dengan dua titik hilang

3) Perspektif dengan tiga titik hilang

Gambar 5.8 Perspektif 1 Titik Hilang (Kiri), 2 Titik Hilang (Tengah), 3

Titik Hilang (Kanan)

5.3 Proyeksi Orthogonal

Proyeksi orthogonal adalah gambar proyeksi yang bidang

proyeksinya mempunyai sudut tegak lurus terhadap proyektornya. Garis-

garis yang memproyeksikan benda terhadap bidang proyeksi disebut

proyektor. Selain proyektor tegak lurus terhadap bidang proyeksinya juga

proyektor-proyektor tersebut sejajar satu sama lain. Contoh-contoh

proyeksi ortogonal dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

a. Proyeksi ortogonal dari sebuah titik

Gambar 5.9 Proyeksi ortogonal dari sebuah titik

Page 58: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

48

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

b. Proyeksi ortogonal dari sebuah garis

Gambar 5.10 Proyeksi ortogonal dari sebuah garis

c. Proyeksi ortogonal dari sebuah bidang

Gambar 5.11 Proyeksi ortogonal dari sebuah bidang

d. Proyeksi ortogonal dari sebuah benda

Gambar 5.12 Proyeksi ortogonal dari sebuah benda

5.4 Proyeksi Amerika Dan Eropa

Proyeksi Eropa dan Amerika merupakan proyeksi yang digunakan

untuk memproyeksikan pandangan dari sebuah gambar tiga dimensi

terhadap bidang dua dimensi.

Page 59: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

49

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

1. Proyeksi Eropa

Disebut juga proyeksi sudut pertama atau proyeksi kuadran I,

perbedaan sebutan ini tergantung dari pengarang buku yang menjadi

referensi.

Gambar 5.13 Obyek Diletakkan Pada Quadrant Pertama

Dapat dikatakan bahwa proyeksi Eropa ini merupakan proyeksi

yang letak

bidangnya terbalik dengan arah pandangannya (lihat Gambar

5.14)

\

Gambar 5.14 Proyeksi Eropa

Page 60: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

50

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

2. Proyeksi Amerika

Proyeksi Amerika dikatakan juga proyeksi sudut ketiga dan juga ada

yang menyebutkan proyeksi kuadran III.

Gambar 5.15 Obyek Diletakkan Pada Quadrant Ketiga

Proyeksi Amerika merupakan proyeksi yang letak bidangnya sama

dengan arah pandangannya (lihat Gambar 5.16)

Page 61: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

51

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

Gambar 5.16 Proyeksi Amerika

3. Simbol Proyeksi

Untuk membedakan proyeksi Eropa dan proyeksi Amerika, perlu

diberi lambang proyeksi. Dalam standar ISO (ISO/DIS 128), telah

ditepkan bahwa cara kedua proyeksi boleh dipergunakan. Sedangkan

untuk keseragaman ISO, gambar sebaiknya digambar menurut

proyeksi Eropa (Kuadran I atau dikenal dengan proyeksi sudut

pertama). Dalam sebuah gambar tidak diperkenankan terdapat gambar

dengan menggunakan kedua proyeksi secara bersamaan. Simbol

proyeksi ditempatkan disisi kanan bawah kertas gambar.

Simbol/lambang proyeksi tersebut adalah sebuah kerucut terpancung.

Gambar 5.17 Simbol Proyeksi Eropa dan Amerika.

4. Pemilihan Pandangan

Pemilihan pandangan depan dari benda yang akan disajikan dalam

gambar adalah sangat penting. Karena pandangan depan dapat

langsung memberikan keterangan bentuk benda yang sebenarnya dan

jumlah pandangan depan juga ditentukan oleh pandangan depan

tersebut. Pandangan depan tidak selalu berarti bagian depan dari

Page 62: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

52

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

benda itu sendiri. Pandangan depan adalah bagian benda yang dapat

memberikan cukup keterangan mengenai bentuk khas atau fungsinya.

Gambar 5.18 Pandangan Depan Terhadap Proyeksi Eropa (Kuadran 1)

(Kiri) Dan Proyeksi Amerika (Kuadran 3) (Kanan)

Arah pandang dalam sebuah gambar obyek memiliki ciri karakter serta

fungsi yang berbeda-beda, antara lain :

a. Pandangan Depan (Pusat)

1) Menunjukkan syarat dan karakteristik terbanyak

2) Memiliki pandangan maya paling sedikit

3) Menunjukkan panjang dan tinggi benda

b. Pandangan Atas

Menunjukkan panang dan lebar benda

c. Pandangan Samping

1) Menunjukkan Lebar dan Tinggi benda

2) Menggunakan pandangan kiri apabila garis yang tersembunyi lebih

sedikit daripada pandangan kanan

Page 63: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

53

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

LATIHAN

1. Sebutkan dan Uraikan proyeksi apa saja yang termasuk dalam proyeksi

Piktorial, jelaskan disertai dengan contoh gambar masing-masing

perbedaannya.

2. Gambar sambungan kayu, dengan tipe sambungan bibir lurus dengan

menggunakan proyeksi isometri dan proyeksi miring. Ukuran kayu

yang digunakan adalah ukuran balok kayu 8/12.

Page 64: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

54

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

Page 65: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

55

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

BAB. VI

SISTEM BANGUNAN

Capaian Pembelajaran (CP) :

Setelah mempelajari subbab ini diharapkan mahasiswa dapat :

1. Memahami, mengerti dan menjelaskan sistem bangunan.

2. Memahami, menjelaskan dan menggambar sistem struktur bangunan.

3. Memahami, menjelaskan dan menggambar sistem selimut bangunan.

4. Memahami, menjelaskan dan menggambar sistem utilitas bangunan.

5. Memahami, menjelaskan dan menggambar sistem interior.

6. Memahami, menjelaskan dan menggambar sistem pembebanan.

6.1 Pendahuluan

Sistem bangunan adalah suatu sistem/susunan bagian-bagian

bangunan yang saling berhubungan atau saling tergantung satu sama lain

yang membentuk sebuah kesatuan kompleks dan berlaku untuk satu fungsi.

Sebuah bangunan dapat diartikan sebagai wujud fisik dari beberapa sistem

dan subsistem yang saling berhubungan, terkoordinasi, terintegrasi satu

sama lain sekaligus dengan wujud tiga dimensinya, serta organisasi

spasialnya secara utuh.

Sistem bangunan terdiri atas :

a. Sistem struktur bangunan

b. Sistem selimut bangunan (building envelope)

c. Sistem mekanikal, elektrikal, dan pemipaan (utilitas bangunan)

d. Sistem interior

e. Sistem pembebanan

6.2 Sistem Struktur Bangunan

Sistem struktur adalah suatu sistem penyaluran gaya gravitasi dan

beban lateral ke tanah dengan aman tanpa melampaui beban yang diijinkan

atau yang dapat ditanggung oleh bagian-bagian sistem struktur itu sendiri

dengan tujuan utama untuk menjamin kestabilan bangunan, misalnya

struktur bangunan bentang panjang, struktur bangunan bertingkat, struktur

kayu, serta struktur baja.

Macam sistem struktur :

a. Substructure atau struktur bawah adalah struktur dasar yang

membentuk pondasi sebuah bangunan.

b. Struktur tengah berupa kolom, balok, dan dinding penopang

menyokong struktur lantai dan atap

Page 66: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

56

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

c. Superstructure atau struktur atas adalah perpanjangan vertikal

bangunan diatas pondasi.

Apabila dikaitkan dengan anatomi tubuh manusia, sistem struktur

bangunan bisa diasumsikan sebagai kepala dan badan (superstructure),

serta kaki (substructure)

Gambar 6.1 Anatomi Tubuh Manusia Sama Dengan Anatomi Struktur

Bangunan Gedung (Kepala, Badan, Kaki)

Gambar 6.2 Struktur Pada Jembatan

Page 67: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

57

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

Gambar 6.3 Struktur Jalan Paving

Gambar 6.4 Struktur Bangunan Air Bendungan

Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun

prasarana. Dalam sebuah bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah

konstruksi juga dikenal sebagai bangunan atau satuan infrastruktur pada

sebuah area atau pada beberapa area. Secara ringkas konstruksi

didefinisikan sebagai objek keseluruhan bangunan yang terdiri dari bagian-

bagian struktur. Misal, Konstruksi Struktur Bangunan adalah

bentuk/bangun secara keseluruhan dari struktur bangunan. contoh lain:

Konstruksi Jalan Raya, Konstruksi Jembatan, Konstruksi Kapal, dan lain

lain.

Konstruksi dapat juga didefinisikan sebagai susunan (model, tata letak)

suatu bangunan (jembatan, rumah, dan lain sebagainya). Walaupun

kegiatan konstruksi dikenal sebagai satu pekerjaan, tetapi dalam

kenyataannya konstruksi merupakan satuan kegiatan yang terdiri dari

Page 68: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

58

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

beberapa pekerjaan lain yang berbeda. Pada umumnya kegiatan konstruksi

diawasi oleh manajer proyek, insinyur disain, atau arsitek proyek. Orang-

orang ini bekerja di dalam kantor, sedangkan pengawasan lapangan

biasanya diserahkan kepada mandor proyek yang mengawasi buruh

bangunan, tukang kayu, dan ahli bangunan lainnya untuk menyelesaikan

fisik sebuah konstruksi.

Page 69: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

59

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

Gambar 6.5 Konstruksi Bangunan Gedung (Kiri Atas), Konstruksi Jalan

Raya (Kanan Atas), Konstruksi Jembatan (Kiri Bawah),

Konstruksi Bangunan Air Bendungan (Kanan Bawah)

6.3 Sistem Selimut Bangunan (Building Envelope)

Sistem selimut bangunan merupakan cangkang atau selubung

bangunan yang terdiri dari :

a. Atap dan dinding eksterior melindungi ruang-ruang interior dari cuaca,

mengkontrol kelembaban, panas, dan aliran udara dengan susunan

lapisan komponen konstruksi.

Page 70: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

60

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

b. Dinding eksterior dan atap juga meredam kebisingan, serta

memberikan keamanan dan privasi bagi penghuni bangunan.

c. Pintu memberikan akses fisik.

d. Jendela memberikan akses terhadap cahaya, udara, dan pemandangan.

e. Dinding interior dan partisi membagi ruang interior bangunan menjadi

satuan ruang-ruang yang lebih kecil.

Page 71: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

61

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

Gambar 6.6 Sistem Selubung Bangunan Gedung & Bangunan Air

6.4 Sistem Utilitas Bangunan (Mekanikal, Elektrikal, Dan

Perpipaan)

Sistem utilitas bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas

bangunan yang digunakan untuk menunjang tercapainya unsur-unsur

kenyamanan, kesehatan, keselamatan, kemudahan, komunikasi, dan

mobilitas dalam bangunan.

Sistem utilitas bangunan yang dimaksud antara lain:

a. Sistem pasokan air menyediakan air untuk konsumsi dan sanitasi

penghuni.

b. Sistem pembuangan air membuang limbah cair dan zat organik ke

luar bangunan.

c. Sistem pemanas, ventilasi, dan AC (air conditioning) mengkondisikan

keadaan ruang interior untuk kenyamanan penghuni.

Page 72: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

62

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

d. Sistem elektrikal mengendalikan, mengukur, melindungi sumber daya

listrik bangunan dan mendistribusikannya dengan aman untuk

memenuhi kebutuhan

e. Sistem penerangan, keamanan, dan komunikasi dalam bangunan.

f. Sistem transportasi vertikal (lift) membawa crane dan barang dari satu

lantai ke lantai lain dalam bangunan bertingkat sedang Ban tinggi.

g. Sistem kebakaran mendeteksi dan memadamkan api.

h. Struktur bangunan bertingkat tinggi mungkin memerlukan sistem

pembuangan limbah serta sistem daur ulang.

Gambar 6.7 Rencana Instalasi Listrik Bangunan Gedung

6.5 Sistem Interior

Merencanakan, menata dan merancang ruang-ruang interior dalam

bangunan. Tatanan yang dapat memenuhi kebutuhan dasar akan sarana

bernaung dan berlindung, menentukan langkah sekaligus mengatur bentuk

aktivitas, memelihara aspirasi dan mengekspresikan ide-ide yang

menyertai segala tindakan, mempengaruhi penampilan, perasaan dan juga

kepribadian pemakainya.

Page 73: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

63

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

Gambar 6.8 Rencana Interior Bangunan Gedung

6.6 Sistem Pembebanan

Struktur suatu bangunan haruslah dapat menjadikan bangunan

tersebut menjadi kokoh dan kuat sehingga aman untuk digunakan ataupun

dihuni. Untuk menghasilkan perencanaan struktur bangunan yang baik,

maka prinsip-prinsip mekanika teknik harus dipahami betul oleh para

perencana bangunan. Beban-beban yang terdapat pada suatu bangunan

harus direkayasa sedemikian rupa dengan menggunakan struktur dan

konstruksi bangunan yang sesuai sehingga akan terjadi suatu

keseimbangan beban.

Jenis beban pada suatu bangunan adalah sebagai berikut:

1. Beban Mati : beban berat sendiri konstruksi bangunan dan elemen

penunjangnya

2. Beban Hidup/ Beban Berguna : beban manusia dan perabot dalam

bangunan

3. Beban Angin : khususnya untuk bangunan tinggi, ditepi pantai dan

pegunungan.

4. Beban Gempa : gaya goyang lateral

5. Beban Thermis : perubahan bentuk bahan bangunan karena pengaruh

thermal.

Page 74: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

64

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

Gambar 6.9 Distribusi Pembebanan Pada Suatu Struktur Bangunan

Gedung

Gambar 6.10 Distribusi Pembebanan Pada Arah Melintang Jembatan

Page 75: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

65

Kompetensi Keahlian Gambar Teknik

LATIHAN

1. Apakah definisi dari struktur bangunan dan konstruksi bangunan.

2. Apa yang dimaksud dengan selimut bangunan dan uraikan apa saja

yang termasuk dalam sistem selimut bangunan.

3. Sebutkan apa saja yang termasuk dalam sistem utilitas bangunan

gedung.

4. Sebutkan apa saja yang termasuk dalam jenis beban di dalam sebuah

bangunan.

Page 76: KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR DAN TEKNIK

POLINEMA PRESSPOLITEKNIK NEGERI MALANG

Jl. Soekarno-Hatta no.09 PO BOX 04 Malang 65141Telp. (0341) 404424, 404425

Fax. (0341) 404420UPT. Percetakan dan Penerbitan

Gedung AU ground [email protected]

www.polinemapress.org9 786236 562741

ISBN : 978-602-66956-9-7

Gambar dapat digunakan sebagai alat komunikasi yang paling

efektif dibandingkan dengan bahasa lisan maupun tulisan

terutama yang berkaitan dengan pekerjaan keteknikan. Dalam

dunia teknik, komunikasi secara lisan maupun tulisan akan

menimbulkan kesulitan dalam melakukan pekerjaan. Untuk

mengatasi hal tersebut, kalangan akademisi maupun praktisi di

bidang keteknikan berusaha mencari cara berkomunikasi yang

lebih universal dan dapat dimengerti oleh para praktisi teknik

dengan menggunakan gambar teknik di bidang teknik dan

industri.

Gambar teknik merupakan bahasa grafis yang dapat

menjelaskan objek maupun metode kerja dari bidang-bidang

ilmu teknik. Hampir semua ilmu teknik memerlukan suatu

bahasa grafis yang dapat mejelaskan suatu objek secara lebih

jelas. Gambar teknik, kali pertama diperkenalkan oleh insinyur

bangsa Chaldean kira-kira 4000 tahun yang lalu yang bernama

Gudea yang diukir pada kepingan batu sebagai gambar denah

untuk rencana benteng.

Matakuliah Gambar Teknik yang ditulis oleh Dandung

Novianto khususnya ditujukan untuk Jurusan Teknik Sipil di

Politeknik Negeri Malang ini bertujuan agar mahasiswa dapat

membuat suatu gambar kerja bangunan gedung tidak

bertingkat. Dengan teknik menggambar secara manual sebagai

kompetensi utama menjadi seorang drafter untuk bangunan

gedung tidak bertingkat. Selanjutnya menjadi seorang estimator

dan quantity surveyor, dengan menghitung volume bangunan

dan rencana anggaran biaya proyek.