kesadaran hukum pemilik restoran muslim dalam...
TRANSCRIPT
KESADARAN HUKUM PEMILIK RESTORAN MUSLIM
DALAM PEMBAYARAN ZAKAT PERNIAGAAN DI KOTA
SALATIGA
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh
Gelar Sarjana Hukum
Oleh
Nurmafan Siska
NIM 33020150025
PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2019
i
ii
NOTA PEMBIMBING
Lamp : 4 (empat) ekslembar
Hal : Pengajuan Naskah Skripsi
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Syariah IAIN Salatiga
Di Salatiga
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Disampaikan dengan hormat, setelah dilaksanakan bimbingan, arahan
dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa :
Nama : Nurmafan Siska
NIM : 33020150025
Judul : KESADARN HUKUM PEMILIK RESTORAN MUSLIM
DALAM PEMBAYARAN ZAKAT PERNIAGAAN DI
KOTA SALATIGA
dapat diajukan kepada Fakultas Syariah IAIN Salatiga untuk diujikan
dalam sidang munaqosyah.
Demikian nota pembimbing ini dibuat, untuk menjadi perhatian dan
digunakan sebagaimana mestinya
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh
Salatiga, 09 Agustus 2019
Pembimbing,
M. Yusuf Khumaini, S. HI. MH
NIDT. 19810508 200312 1003
iii
PENGESAHAN
Skripsi Berjudul
Kesadaran Hukum Pemilik Restoran Muslim Dalam Pembayaran Zakat
Perniagaan di Kota Salatiga
Oleh:
Nurmafan Siska
NIM: 33020-15-0025
Telah dipertahankan di depan sidang munaqasyah skripsi Fakultas Syari’ah,
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 09 September 2019
dan telah dinyatakan memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana
hukum (S.H).
Susunan Dewan Panitia Penguji
Ketua Sidang : Heni satar Nurhaida, S.H., M.Si.
Sekretaris Sidang : H. M. Yusuf Khummaini, M.H.
Penguji I : Luthfiana Zahriani, S.H.,M.H.
Penguji II : Muhammad Taufiq Zamzami, S.H.I.,M.A.
Salatiga, 09 September 2019
DekanFakultasSyariah
Dr. Siti Zumrotun, M.Ag
NIP. 19670115 199803 2 002
iv
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Nurmafan Siska
NIM : 33020150025
Program Studi : Hukum Ekonomi Syariah
Judul Skripsi :KESADARAN HUKUM PEMILIK RESTORAN MUSLIM
DALAM PEMBAYARAN ZAKAT PERNIAGAAN DI KOTA
SALATIGA
Menyatakan bahwa naskah skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil
penelitian/karya saya sendiri kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sumbernya
dan bebas dari plagiarisme. Jika di kemudian hari terbukti bukan karya saya
sendiri atau melakukan plagiasi maka saya siap ditindak sesuai dengan ketentuan
hukum yang berlaku.
v
MOTTO
Semua pekerjaan itu berat, dikarnakan bagian terberat dari
sebuah pekerjaan adalah hanya memikirkannya saja, tanpa
merealisasikan suatu pekerjaan.
“jangan hanya mengeluh saja tapi juga kerjakan semua eluhan itu”
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan untuk :
1. Kedua orang tua bapak Nur Muchid dan ibu Khoyimah sebagai motivator
utama dan terbesar didalam hidup saya, terimakasi atas segala
pengorbanan dhahir maupun batin, segala upaya, kasih sayang, tetes
keringan dan air mata, serta kesabaran dan keikhlasan yang begitu besar,
yang turut mengantarkan langkah saya sampai saat ini.
2. Untuk Nenek, Paman dan Adik saya yang sudah memberikan doa,
motivasi untuk maju, semangat, serta selalu ibu Miyasih, Lek Sapuwan,
Lek Sofi’i, adek Nofia Ainun Fitria yang sudah menghibur saya. Untuk
semua keluarga saya yang telah mendoakan agar menjadi manusia yang
bermanfaat bagi orang lain dan menjadi manusia yang beruntung.
3. Kepada semua guru-guru dan dosen-dosen saya yang telah memberikan
banyak ilmu yang insyaallah bermanfaat untuk semua mahasiswa
termasuk saya serta sudah mendedikasikan waktu, tenaga dan fikiran.
4. Untuk diri saya yang sudah berusaha maksimal dalam pengerjaan skripsi
ini. Untuk semua sahabat dan teman-teman seperjuangan saya dari SMA
dan dari semester satu, yang selalu memberikan saya dorongan untuk maju
dalam hal positif Afibatus Affidah, Heni Manistala, Waffaqoni. Mereka
teman, keluarga, dan teman-teman yang menjadi keluarga.
5. Untuk mas Rahmad Rizki Yanto yang sudah menemani, membantu dan
mendengarkan segala keluhkesah disaat mengerjakan skripsi serta
memberikan dukungan maupun waktunya.
vii
KATA PENGANTAR
Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena
atas rahmat, dan karunia-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mencapai strata satu Hukum Ekonomi Syariah. Penulis menyadari tanpa bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak, mulai dari masa perkuliahan sampai dalam
penyusunannya. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag, selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Ibu Dr. Siti Zumrotun, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syariah IAIN Salatiga.
3. Ibu Heni Satar Nurhaida, SH, Msi, selaku Ketua Jurusan Hukum Ekonomi
Syariah.
4. Bapak Drs. Mahfudz, M.Ag, selaku dosen pembimbing akademik IAIN
Salatiga
5. Bapak M. Yusuf Khumaini, S. HI. MH, selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran serta dukungan untuk mengarahkan
saya dalam penyusunan skripsi ini.
6. Semua keluarga saya tercinta yang tiada henti mendoakan saya dan selalu
memberikan motivasi kepada saya.
7. Seluruh guru-guru saya dan dosen-dosen saya yang telah memberikan banyak
ilmu.
viii
8. Kepada semua staff karyawan di Ramayana kota Salatiga, yang telah menerima
dengan baik untuk menjadi objek penelitian saya.
9. Teman-teman seperjuangan yang turut memberikan semangat yang selalu hadir
dalam diri saya, bagi saya tidak ada teman spesial karena semua teman itu
spesial. Terutama kepada Afibatus Affidah, Heni Manistala, Waffaqoni yang
selalu memberikan motivasi dan memberikan hal-hal yang bernilai positif.
10. Teman-teman Hukum Ekonomi Syariah angkatan 2015, yang sudah menjadi
teman, saudara, dan keluarga saya.
11. Keluarga RUMAH JATI karena salah satu bagian terpenting, tanpa RUMAH
JATI saya mungkin akan hidup di kota rantau sendiri.
12. Semua teman-teaman kontrakan Syar’i
13. Seluruh jajaran Akademis Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga
Fakultas Syariah yang tidak bisa penulis sebutkan semuanya, terimakasih
banyak telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
14. Semua pihak serta teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu,
yang telah memberikan kontribusi dan dukungan yang cukup besar sehingga
penulis dapat menjalani perkuliahan dari awal hingga akhir di Institut Agama
Islam (IAIN) Salatiga.
15. Deo printing yang juga telah berkontribusi dalam penysunan skripsi ini, karena
tanpa deo printing skripsi ini tidak akan menjadi hard file.
Semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan
balasan yang lebih baik dari yang mereka berikan dan senantiasa dalam
lindungan-Nya. Amiin,
ix
Akhir kata penulis berharapsemoga Allah SWT berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan ini terdapat banyak kekurangan dan kelemahan. Sehingga saran. Kritik
serta perbaikan yang membangun dari pembaca akan penulis terima dengan segala
kerendahan hati. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
Wassalamualakum warahmatullahi wabarokatuh
\
x
ABSTRAK
Siska, Nurmafan. 2019. Kesadaran Hukum Pemilik Restoran Muslim Dalam
Pembayaran Zakat Perniagaan di Kota Salatiga. Skripsi Fakultas Syaria’ah
Program Studi Hukum Ekonomi Syari’ah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Pembimbing: M.Yusuf Khumaini, S.HI.MH
Kata Kunci: Kesadaran Hukum, Pembayaran Zakat Perniagaan
Zakat perniagaan sendiri adalah bagian dari zakat maal yang dimana sebagai umat
beragama Islam wajib hukumnya bila mengeluarkan zakat tersebut karena 2,5%
dari harta yang dimiliki adalah milik saudara kita yang membutuhkan, mengenai
zakat perniagaan bagi pemilik restoran muslim yang ada di Salatiga mereka
semua mengeluarkan zakat tersebut atau tidak sehingga dapat dilihat bagaimana
tingkat kesadaran hukum para pemilik restoran muslim dalam membayara zakat
perniagaan. Maka dengan latar belakang tersebut peneliti fokus meneliti tentang 1.
Bagaimana kesadaran hukum pemilik restoran muslim terhadap pembayaran zakat
perniagaan? 2. Bagaimana praktik pembayaran zakat perniagaan pemilik restoran
muslim di Salatiga? 3. Apa faktor yang mendorong serta menghambat penyaluran
zakat perniagaan di kota Salatiga?
Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan
pendekatan yuridis empiris. Peneliti bertindak sebagai instrumen untuk
mengumpulkan data dari permasalahan yang ada di masyarakat dan memberikan
solusi akhir terhadap permasalahan yang terjadi dalam masyarakat. Pengumpulan
data yang digunakan peneliti menggunakan observasi, wawancara, dan
dokementasi yang dilakukan kepada 10 pemilik restoran muslim di kota Salatiga.
Hasil dari penelitian ini, diketahui bahwa 10 pemilik restoran muslim yang ada di
Salatiga, terkait kesadaran hukum pembayaran zakat perniagaan sangat rendah
dikarnakan hanya terdapat 2 dari 10 pemilik restoran muslim yang mengetahui
bagaimana sistem pembayaran zakat perniagaan, sedangkan 8 pemilik restoran
muslim kurang pemahaman akan pembayaran zakat perniagaan di Salatiga.Terkait
praktik pembayaran zakat perniagaan di kota Salatiga mereka membayar zakat
perniagaaan tersebut secara mandiri yakni menyalurkan melalui mustahiq secara
langsung tanpa melalui BAZNAS. terkait. Mengenai faktor yang mendorong
adanya motif keinginan mendapatkan kembalian harta yang berlipat ganda,
tentang faktor yang menghambat pembayaran zakat perniagaan ini dikarnakan
xi
mereka tidak tahu perhitungan zakat perniagaan sesuai syariat Islam, rendahnya
pengetahuan agama, serta mereka tidak faham bagaimana cara penyaluran zakat
melalui BAZNAS.
DAFTAR ISI
HALAMAN BERLOGO ..................................................................................i
NOTA PEMBIMBING .....................................................................................ii
PENGESAHAN .................................................................................................iii
PERNYATAAN KEASLIAN ...........................................................................iv
MOTTO .............................................................................................................v
PERSEMBAHAN ..............................................................................................vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................vii
ABSTRAK .........................................................................................................x
DAFTAR ISI ......................................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................8
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................8
D. Kegunaan Penelitian................................................................................9
E. Penegasan Istilah .....................................................................................9
F. Tinjauan Pustaka .....................................................................................10
xii
G. Metode Penelitian....................................................................................13
BAB II KESADARAN HUKUM ZAKAT
A. Kesadan Hukum ......................................................................................19
1. Pengertian Kesadaran Hukum ...........................................................19
2. Indikator Kesadaran Hukum .............................................................20
3. Faktor-Faktor Kesadaran Hukum ......................................................24
B. Zakat ........................................................................................................26
1. Pengertian zakat ...............................................................................26
2. Dasar Hukum Zakat ..........................................................................27
3. Syarat dan Rukun Zakat ....................................................................32
4. Prinsip, Tujuan dan Hikmah Zakat ...................................................34
5. Pengertian Zakat Maal ......................................................................36
6. Pembayaran Zakat Maal ....................................................................38
7. Ketentuan Zakat Dagang (Perniagaan) .............................................43
BAB III PEMBAYARAN ZAKAT PERNIAGAAN PEMILIK RESTORAN
MUSLIM DI SALATIGA
A. Gambaran Umum Kota Salatiga .............................................................46
1. Tata letak Geografis Kota Salatiga ...................................................46
2. Jumlah Penduduk Menurut Agama Yang ada di Salatiga .................47
3. Perekonomian di Salatiga ..................................................................47
B. Data Umum Pemilik Restoran Muslim di Salatiga .................................53
xiii
C. Kesadaran hukum dalam Pembayaran Zakat Perniagaan Bagi Pemilik
Restoran Muslim di Salatiga ...................................................................55
1. Pengetahuan Hukum Pemilik Restoran Muslim ..............................55
2. Pemahaman Hukum Pemilik Restoran Muslim ................................57
3. Sikap Pemilik Restoran Muslim Terhadap Pembayaran Zakat
Perniagaan .........................................................................................59
4. Pola Prilaku Pemilik Restoran Muslim yang ada di Salatiga ............60
D. Praktik Pembayaran Pembayaran Zakat Perniagaan pemilik Restoran
Muslim di Salatiga ..................................................................................62
E. Faktor yang Mendorong serta Menghambat dalam Pembayaran Zakat
Perniagaan bagi Pemilik Restoran Muslim di Salatiga ...........................68
BAB IV ANALISIS KESADARAN HUKUM PEMILIK RESTORAN
MUSLIM TERHADAP PEMBAYARAN ZAKAT PERNIAGAAN DI
SALATIGA
A. Kesadaran Hukum Pemilik Restoran Muslim Terhadap Pembayaran Zakat
Perniagaan di Salatiga .............................................................................71
B. Praktik Pembayaran Zakat Perniagaan Pemilik Restoran Muslim di
Salatiga ....................................................................................................73
C. Faktor yang Menghambat serta Mendorong Kesadaran Hukum Pemilik
Restoran Terhadap Pembayaran Zakat Perniagaan di Salatiga ...............76
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................79
B. Saran ........................................................................................................81
xiv
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................82
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Data Jumlah Penduduk Agama di Salatiga .......................................... 47
Tabel 3.2 Data Restoran yang ada di Kota Salatiga dari Dinas Penanaman
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu ............................................ 48
Tabel 3.3 Data Pemilik Restoran Muslim yang Bukan Data dari Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu ........................ 52
Tabel 3.4 Jumlah data Pendidikan Formal Terahit Pemilik Restoran
Muslim di Salatiga ................................................................................ 53
Tabel 3.5 Jumlah Data Pendidikan Non Formal Pernah
Mondok atau Tidak Pemilik Restoran Muslim di Salatiga................... 54
Tabel 3.6 Jumlah data Pemilik Restoran Muslim Mengikuti Kegiatan
Sosial Keagamaan apa Tidak ................................................................ 54
Diagram 3.1 Pengetahuan Hukum Pemilik restoran dalam Pembayaran
Zakat Perniagaan .................................................................................. 56
Diagram 3.2 Pemahaman Hukum terhadap Zakat Perniagaan.............................. 57
Diagram 3.3 Sikap Hukum Pemilik Restoran Muslim Terhadap Pembayaran
Zakat Perniagaan ................................................................................. 59
Diagram 3.4 Pola Prilaku Hukum Pemilik Restoran Muslim di Salatiga ............. 61
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai muslim, kita sudah diperkenalkan dengan kata “zakat”
seperti kita mengenal kata “shalat”. Hanya saja shalat mungkin terasa
sering dilakukan setiap hari, sedangkan zakat dilakukan oleh masyarakat
diwaktu-waktu tertentu, seperti pada setiap akhir Ramadhan.1 Kewajiban
untuk berzakat sendiri memiliki tempat istimewa dalam ajaran Islam.
Al- Qur’an sendiri menyebut kata zakat secara langsung sebanyak 30
kali. Di antara jumlah itu, sebanyak 26 kali kata zakat dimunculkan
berdampingan dengan kata shalat dalam satu ayat. Satu kali disebutkan
untuk mendampingi shalat meskipun tidak dalam satu ayat (ayat berbeda
dengan konteks yang sama). Kata zakat disebutkan secara mandiri tanpa
didampingi kata Shalat pada tiga ayat al-Qur’an. Ini menunjukkan
pentingnya zakat dalam islam, zakat sendiri tidak dapat dipisahkan dengan
rukun Islam lainnya, dalam halnya shalat.2
seperti firman Allah QS. At-Taubah (9) : 11
ينفإ لةوآت واالزكاةفإخوانكمفالد ل نتابواوأقامواالص لقومالياتون فص ي علمون
Artinya:
1 Agus Thayib Afifi dan Shabira Ika, Kekuatan Zakat Hidup Berkah Harta Melimpah,
cet-1, (Yogyakarta: Pustaka albana, 2010), hlm.7 2 Ibid, hlm. 15
2
“dan jika mereka bertaubat, melaksanakan shalat, dan menunaikan
zakat, maka (berarti mereka itu) adalah saudara-saudaramu
seagama. Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang
mengetahui.”3
Zakat menurut bahasa adalah, mempunyai beberapa arti, yaitu al-
barakatu “keberkahan”, al-namaa “ pertumbuhan dan perkembangan”,
ath-thaharatu “kesucian”, dan ash-shalahu “keberesan”. Sedangkan secara
istilah, meskipun para ulama mengemukakannya dengan redaksi yang
agak berbeda antara satu dan lainnya, akan tetapi pada prinsipnya sama,
yaitu bahwa zakat itu adalah bagian dari harta dengan persyaratan tertentu
yang Allah SWT mewajibkan kepada pemiliknya, untuk diserahkan
kepada yang berhak menerimanya, dengan persyaratan tertentu.4
Zakat sendiri berkaitan dengan jumlah harta yang sudah memenuhi
persyaratan untuk dikeluarkan zakatnya atau nisab, jenis harta yang
dikenai kewajiban zakat, orang-orang yang berhak menerima zakat dan
proporsi yang harus dibayarkan sebagai zakat untuk setiap jenis harta.5
Seperti dalam
firman Allah QS. At-Taubah (9) : 103
يهمباوصلعليهم رىموت زك صلتكإن خذمنأموالمصدقةتطهيعواللو نلمسك عليمس
3 Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahya, Semarang: CV AL-WAAH, 2004,
hlm. 255 4 Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, cet-1, (Jakarta: Gema Insani
Press, 2002), hlm.7 5Agus Thayib Afifi dan Shabira Ika, Kekuatan Zakat Hidup Berkah Harta Melimpah, hlm.
8
3
Artinya:
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka.
Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”6
Zakat sendiri juga memiliki tujuan serta manfaat bagi orang yang
memberi zakat maupun penerima zakat bukan hanya bertujuan sekedar
untuk memenuhi “baitul maal” dan menolong orang yang lemah dari
kejatuhan yang semakin parah.yang dimaksud dengan tujuan zakat, dalam
hubungan ini adalah sasaran praktisnya tujuan tersebut. Tujuan dan
manfaat memberikan zakat sendiri adalah7 :
1. Zakat mensucikan jiwa dari sifat kikir
2. Zakat mendidik berinfak dan memberi
3. Berakhlak dengan Allah
4. Zakat adalah wujud syukur atas nikmat Allah
5. Zakat mengobati dari cinta dunia
6. Zakat mengembangkan kekayaan bathin
7. Zakat menarik simpati / cinta
8. Zakat mensucikan harta dari bercampurnya dengan hak orang lain
9. Zakat mengembangkan dan memberkkan harta.
Zakat terdiri dari zakat fitrah dan zakat mal (zakat harta), yang
dimaksud dengan zakat fitrah sesuai dengan namanya berguna untuk
membersihkan jiwa seorang muslim. Setelah berpuasa satu bulan penuh,
Allah mewajibkan umat Islam untuk membayar zakat fitrah sebagai
penyempurna puasanya. Membersihkan jiwa dan kesalehan yang diperbuat
6 Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahya , hlm. 273
7 Mohammad Daud Ali,Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, edisi ke-1, (Jakarta:
Universitas Indonesia, 1988), hlm. 40
4
selama bulan Ramadhan.8 Sedangkan zakat mal ( zakat harta ) adalah
bagian dari harta kekayaan seseorang ( juga badan hukum) yang wajib
dikeluarkan untuk golongan orang-orang tertentu serta jangka waktu
tertentu dalam jumlah minimal tertentu.9 Allah memerintahkan kepada kita
untuk berbagi dengan orang yang membutuhkan karena sesungguhnya di
dalam harta kita terdapat suatu bagian untuk orang lain yang
membutuhkan. Harta benda yang wajib untuk dikeluarkan zakatnya jika
telah memenuhi nisabnya meliputi: hewan ternak, emas dan perak, hasi
pertanian, zakat profesi / pekerjaan, hasil tambang, dan barang temuan
(rikaz), perniagaan / perdagangan.10
Zakat perniagaan (perdagangan)
sendiri adalah zakat yang dikeluarkan dari kepemilikan harta yang
digunakan untuk berdagang. Beberapa ketentuan zakat perdagangan, yaitu
berjalan 1 tahun (haul) dengan cara menggabungkan semua harta
perdagangan pada awal dan akhir dalam satu tahun kemudian dikeluarkan
zakatnya. Ketentuan zakat perdagangan sediri terbagi menjadi berikut:11
1. Nisab zakat perdagangan sama dengan nisab emas , yaitu senilai
dengan 85 gram.
2. Kewajiban membayar zakat adalah 2,5
3. Dapat dibayar dengan uang atau barang
4. Dikenakan pada perdagangan atau perseroan
5. Pada badan usaha yang berbentuk serikat (kerja sama) maka jika
semua anggota serikat tersebut beragama Islam, zakat dikeluarkan
terlebih dahulu sebelum dibagikan kepada pihak-pihak yang
berserikat. Tetapi jika anggota serikat terdapat orang yang non
8 Agus Thayib Afifi dan Shabira Ika, Kekuatan Zakat Hidup Berkah Harta Melimpah,
hlm. 65 9 Mohammad Daud Ali,Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, hlm. 42
10 Agus Thayib Afifi dan Shabira Ika, Kekuatan Zakat Hidup Berkah Harta Melimpah,
hlm. 69-70 11
Ibid, hlm. 87-88
5
muslim maka zakat hanya dikeluarkan dari anggota serikat muslim
saja (apabila jumlahnya lebih dari nisab).
Tidak ada batasan seberapa besar harta yang wajib dikeluarkan
zakatnya dan tidak pula jumlah yang harus dizakatkan semua itu
diserahkan pada kesadaran dan kemurahan hati kaum muslimin. setelah itu,
pada tahun kedua hijriah menurut keterangan yang masyhur mulai
ditetapkan besar dan jumlah tiap jenis harta yang harus dizakatkan.12
Berbeda dengan berbagai masalah yang ada pada zaman sekarang,
sumberdaya manusia yang semakin pandai menciptakan berbagai macam
perekonomian dari hasil usaha yang dianggap tidak wajib dizakati menjadi
wajib dizakati dan meleburkan kata kesadaran dan kemurahan hati kaum
muslimin untuk membayar zakat.
Allah berfirman dalam Q.S Al-Baqarah (2):267 yang berbunyi :
كسبت منالرضموماأخرجنالكمياأي هاالذينآمنواأنفقوامنطيباتماأنت غمضوافيو مواالبيثمنوت نفقونولستمبآخذيوإل واعلموا ولت يم
يد اللوغنح أنArtinya:
“hai orang-orang beriman, nafkahkanlah (dijalan Allah) sebagian
dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari yang kami
keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih
yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan dari padanya, padahal
kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan
memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah bahwa Allah
Maha Kaya lagi Maha Terpuji”.13
12
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah jilid 3, cetakan pertama, (Jakarta: Pena Pundi aksara, 2006),
hlm. 497-498
13 Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahya (Al-Jumanatul Ali), (Bandung: CV
Penerbit Jumanatul Ali-Art (J-Art), 2005), hlm. 46.
6
Ayat Al-Qur’an di atas memberikan kesimpulan bahwa setiap
tutup buku, setelah perdagangan berjalan setahun lamanya, uang yang
ada dan semua barang yang ada dihitung harganya. Dari jumlah itu
dikeluarkan zakatnya dua setengah persen, nisabnya sama dengan nilai
harga emas 85 gram. Kini, zakat perdagangan ini diperluas pada
perusahaan atau badan usaha lainnya.14
Salah satu faktor yang mengefektifkan suatu peraturan adalah
warga masyarakat, yaitu berupa kesadaran warga masyarakat untuk
mengetahui suatu peraturan perundang-undangan, derajat kepatuhan.
Secara sederhana, dapat dikatakan sadar bahwa derajat kepatuhan
masyarakat terhadap hukum, merupakan salah satu indikator
berfungsinya hukum yang bersangkutan.15
Jadi istilah “kesadaran
hukum” digunakan oleh para ilmuan sosial untuk mengacu kecara-cara
di mana orang-orang memaknakan hukum dan institusi-istitusi hukum,
yaitu pemahaman-pemahaman yang memberikan makna kepada
pengalaman dan tindakan orang-orang.16
Masalah kesadaran hukum warga masyarakat sebenarnya
menyangkut faktor-faktor apakah suatu ketentuan hukum tertentu
diketahui, dipahami, ditaati, dan dihargai. Apabila warga masyarakat
hanya mengetahui adanya suatu ketentuan hukum, maka taraf kesadaran
14
Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf , hlm. 45 15
Zainuddin, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm. 37 16
Acmad Ali, Menguak Teori Hukum dan Teori Peradilan, cet. Ke-7 (Jakarta: Kencana,
2017), hlm.239
7
hukumnya lebih rendah dari pada mereka yang memahaminya. Hal itu
lah yang disebut legal consciousness atau knowledge and opinion about
law. Hal-hal yang berkaitan dengan kesadaran hukum adalah,
pengetahuan hukum, pemahaman hukum, sikap, serta pola prilaku. 17
Kota Salatiga sendiri, terdapat 30 restoran yang berdiri
berdasarkan izin usaha yang telah didaftarkan kepada Kantor Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP),
sedangkan data dari BAZNAS kota Salatiga belum adanya satu restoran
yang membayar zakat perniagaan melalui lembaga BAZNAS tersebut.
Yang menjadi permasalahan yaitu apakah para pemilik restoran
mengetahui dan sadar atas pembayaran zakat perniagaan atau tidak.
Untuk itu penulis tertarik melakukan penelitian tentang bagaimana
kesadaran pemilik restoran muslim di kota Salatiga atas pembayaran
zakat penghasilan restoran tersebut. Dan penulis tertarik untuk
mengambil judul “KESADARAN HUKUM PEMILIK RESTORAN
MUSLIM DALAM PEMBAYARAN ZAKAT PERNIAGAAN DI
KOTA SALATIGA”
17
Zainuddin, Metode Penelitian Hukum, hlm.42
8
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dijelaskan maka
perlu dibuatkan rumusan masalah yang berhubungan dengan penelitian
tersebut, yaitu:
1. Bagaimana Kesadaran Hukum Pemilik Restoran Muslim Terhadap
Pembayaran Zakat Perniagaan di Salatiga?
2. Bagaimana Praktik Pembayaran Zakat Perniagaan Pemilik Restoran
Muslim di Kota Salatiga?
3. Apa Faktor Yang Mendorong dan Menghambat Penyaluran zakat
Perniagaan di Salatiga?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka terdapat tujuan yang
akan dicapai dalam penelitian diantaranya:
1. Untuk mengetahui Kesadaran Hukum Pemilik Restoran Muslim
Terhadap Pembayaran Zakat Perniagaan di Salatiga?
2. Untuk mengetahui Praktik Pembayaran Zakat Perniagaan Restoran
Muslim di Kota Salatiga?
3. Untuk Mengetahui Faktor Yang Mendorong dan Menghambat
Penyaluran zakat Perniagaan di Salatiga?
9
D. Kegunaan Penelitian
Manfaat dari penelitian kali ini dapat dikelompokkan kedalam dua
manfaat yaitu :
1. Manfaat Teoritik
Manfaat teoritik dari penelitian kali ini adalah untuk mengetahui
tingkat kesadaran hukum pembayaran zakat perniagan. Terkait dengan
seberapa pedulinya para pemilik restoran tersebut dalam
membayarkan zakat perniagaan.
2. Manfaat Praktik
Manfaat penelitian ini bagi masyarakat luas yaitu memberikan
satu pemahaman kepada pemilik restoran untuk membayar zakat
perniagaan sesuai dengan perundang-undanagan.
E. Penegasan Istilah
1. Kesadan Hukum
Kesadaran hukum adalah kesadaran diri sendiri tanpa ada
tekanan, paksaan, atau perintah dari luar untuk tunduk pada hukum
yang berlaku. Dengan berjalannya kesadaran hukum di masyarakat
maka hukum tidak perlu menjatuhkan sanksi. Sanksi hanya dijatuhkan
pada warga yang benar-benar terbukti melanggar hukum. Hukum
berisi tentang perintah dan larangan. Hukum memberitahukan pada
kita mana perbuatan yang bertentangan dengan hukum yang bila
dilakukan akan mendapat ancaman berupa sanksi hukum. Terhadap
10
perbuatan yang bertentangan dengan hukum tentu saja dianggap
melanggar hukum.18
2. Restoran Muslim
Adalah Usaha para pemilik muslim yang menyediaan makanan
dan minuman dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk
proses pembuatan, penyimpanan dan penyajian, didalam satu tempat
tetap yang tidak berpindah-pindah19
.
3. Zakat Perniagaan
Zakat perniagaan ialah zakat berupa barang-barang yang
diperdagangkan yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim yang
sudah memenuhi syarat. Berdasarkan hadis dan kesepakatan ulama,
hukum zakat perniagaan adalah wajib, jika sudah mencapai nisab..20
F. Tinjauan Pustaka
Sebelum penelitian ini berlanjut peneliti melakukan tinjauan terhadap
penelitian terdahulu yang memiliki relevansi terhadap subjek penelitian
terdahulu yang memiliki relevansi terhadap subyek penelitian. Hal ini
membuktikan keautentikan penelitian yang akan penulis laksanakan.
Yang menjadi objek penelitian penulis adalah mengenai bagai mana
tingkat kesadaran hukum pemilik perstoran muslim terhadap pembayaran
zakat perniagaan di kota Salatiga.
18
Ellya Rosana, “ Kepatuhan Hukum Sebagai Wujud Kesadaran Hukum Masyarakat”,
Vol. 10 No 1 (Januari- Juni 2014), hlm. 3 19
PERMENBUDPAR RI No.PM.87/HK.501/MKP/2010 tentang tata cara pendaftaran
usaha jasa makanan dan minuman, pasal 1 ayat 3. 20
Syaarif Hidayatullah, Tuntunan Lengkap Rukun Islam Dan Doa, ( Jakarta: PT.
Gramedia, 2017), hlm.108
11
Skripsi yang disusun oleh Sitti Mukarramah nasirdari Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam di Universitas Islam Negeri Alauddin Makasar
dengan judul “ Kesadaran Masyarakat Dalam Melakukan Pembayaran
Zakat Pertanian ( Studi Kasus Petani Padi Di Desa Pattalikang Kecamatan
Manuju Kabupaten Gowa” skripsi ini hanya menjelaskan bagaimana
kesadaran masyarakat dalam melakukan pembayaran zakat pertanian dan
menggunakan metode Kuaalitatif , kesimpulan dari skripsi tersebut
mengenai kesadaran masyarakat dalam pembayaran zakat pertanian di
desa Pattalika Kabupaten Gowa iyalah sudah baik dalam pembayaran
ataupun penyaluran zakat pertanian melalui masjid dan kepada orang
yang mereka kenal dan sukai tanpa terargonisir dalam lembaga amil zakat.
sedangkan skripsi yang saya bahas sendiri mengenai kesadaran hukum
pemilik restoran muslim terhadap pembayaran zakat perniagaan di kota
Salatiga, sehingga perbedaan dalam skripsi tersebut terletak pada objek
serta permasalan antara zakat pertanian dan zakat perniagaan.
Skripsi yang disusun oleh Nurjannah Fakultas Hukum Ekonomi
Syariah Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri (STAIN) Parepare dengan judul “Pemahaman Pedagang Tentang
Zakat Perdagangan Dan Implementasinya Di Pasar Lakessi Kota Parepare”
sekripsi ini hanya menjelaskan mengenai pemahaman para pedagang
dipasar lakessi terhadap zakat perniagaan pada saat ini, metode yang
digunakan oleh skripsi ini adalah kualitatif dan kesimpulan dari skripsi
tersebut adalah mengenai pemahaman pedagang tentang zakat
12
perdagangan di pasar Lakassi kota Parepare yaitu masih kurang,
dikarnakan pedagang cenderung masih menyamakan antara zakat dengan
sedekah dan masih kurang memahami masalah syarat-syarat zakat
perdagangan baik masalah hal haul ataupun nisab karena berbagai faktor.
sedangkan skripsi yang saya sendiri membahas mengenai kesadaran
hukum pemilik restoran muslim dalam pembayaran zakat periagaan di
kota Salatiga. sehingga memiliki perbedaan diantaranya yaitu perbedaan
dalam objek penelitian dan juga permasalah yang di ambil yaitu perbedan
antara bentuk kesadran hukum pembayaran zakat perniagaan terhadap
restoran muslim di salatiga dan juga pemahaman pedagang dalam zakat
perniagaan.
Skripsi yang disusun oleh Iffa Rifqilutfiyana Fakultas Syariah dan
Hukum Jurusan Hukum Ekonomi Syariah Universitas Islam Negeri
Walisongo Semarang dengan judul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap
Pelaksanaan Zakat Usaha Ternak Bebek Potong (Studi Kasus di Desa
Ngimbang Kecamatan Palang Kabupaten Tuban) skripsi ini hanya
menjelaskan mengenai pelaksanaan zakat usaha ternak bebek potong
terhadap kewajibn berzakat atas hasil ternak tersebut dan bagaimana
proses pelaksanaan zakat yang dilakukan, metode penelitian yang
digunakan oleh skripsi ini adalah metode kualitatif dan kesimpulan dari
skripsi ini mengenai tinjauan hukum islam dari skripsi tersebut masih
banyaknya yang kurang paham akan ketentuan dalam perhitungan nisab
dalam zakat perniagaan sehingga para pemilik usaha ternak bebek
13
dihitung berdasarkan keuntungan bukan aset yang merak miliki.
Sedangkan skripsi yang saya bahas mengenai kesadaran hukum pemilik
restoran muslim dalam pembayaran zakat perniagaan di kota Salatiga.
sehingga perbedan antara sekripsi tewrsebut terletak pada objek penelitian
serta permasalahan kesadaran hukum pembayaran zakat perniagaan
terhadap restoran muslin di Salatiga dengan tinjauan hukum Isliam
terhadap pelaksanaan zakat usaha
G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian dan Pendekatan
Penelitian ini menggunakan metode Kualitatif bertujuan untuk
memahami keadaan atau fenomena, dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa, dengan memanfaatkan beberapa metode
alamiah. Dalam metode kualitatif yang biasa digunakan adalah
wawancara, pengamatan, dan pemanfaatan dokumen.21 jenis penelitian
yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai
dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik.22
Pendekatan penelitian ini menggunakan yuridis empiris yang
bersifat deskriptif, yaitu suatu penelitian yang dilakukan terhadap
keadaan nyata masyarakat atau lingkungan masyarakat dengan
maksud dan tujuan untuk menemukan fakta, yang kemudian menuju
21
Moleong, Meteodologi Penelitan Kualitatif, PT Remaja Rosdakarya Offset, Bandung,
2007, hlm. 6 22
Ghani, Rahman A, Meteodologi Penelitian Tindakan Sekolah, Rajawali Pers, Jakarta,
2014, hlm. 11
14
pada identifikasi yang pada akhirnya menuju ke penyelesaian
masalah.23
2. Lokasi Penelitian
Penelitian mengenai kesadaran hukum pemilik restoran dalam
pembayaran zakat perniagaan ini dilakukan di kota Salatiga, meliputi
10 restoran muslim yang berada di kota Salatiga.
3. Sumber Data
Merupakan data yang diperoleh langsung dari lapangan dengan
mengadakan penelitian langsung pada obyek yang diteliti. Dan ini
dapat dari pelaku atau peristiwa-peristiwa yang diamati seperti
wawancara, observasi, dan dokumentasi.24
a. Data primer
Merupakan data yang langsung di dapat dari sumber
subyek penelitian dengan mengenakan alat pengukur data
langsung pada subyek sebagai sumber informasi yang dicari.25
Adapun yang akan menjadi data primer dalam penelitian ini
adalah wawancara dengan: 10 pemilik restoran muslim di kota
Salatiga yang dimana terdiri dari Waraoeng Cankruek, Bakso
Planet, Nine Steak, Soto Asap Khas Kudus, Ciliby Resto, Banyu
23
Zainudin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009) hlm.176 24
Moleong, Meteodologi Penelitan Kualitatif, hlm. 157 25
Sunardi, Model Penelitian suatu Pendekatan Proposal, Bumi Aksara, Jakarta, 2011,
hlm.91
15
Bening, Aulia Resto, Bakso Pak Br 101, Resto Joglo Tepi
Sawah, Singkong Keju.
b. Data Skunder
Sumber data skunder adalah sumber data penelitian yang
diperoleh penelitian secara tidak langsung melalui media
perantara. 26 Data yang diperoleh yaitu dengan melalui studi
pustaka yang bertujuan untuk memperoleh landasan teori yang
bersumber dari, Al-Qur’an, hadis, perundang-undangan, buku,
dokumen-dokumen yang ada pada DPMPTS dan literatur
sebagai materi yang ada.
4. Metode Pengumpulan Data
Yaitu metode pengumpulan data dengan cara terjun langsung ke
dalam obyek penelitian, dalam pengumpulan data lapangan ini penulis
menggunakan metode yaitu :
a. Observasi
Observasi adalah studi yang disengaja, sistematis tentang
fenomena sosial dengan jalan pengamatan. Observasi adalah
penelitian yang dilakukan dengan pengamatan dan pencatatan
26
Ibid, hlm. 76
16
secara sistematis terhadap obyek yang diteliti.27 Dalam hal ini
penulis melakukan observasi secara berkesinambungan terhadap
narasumber di lapangan guna mendapatkan data mengenai
pemilik restoran muslim di kota Salatiga.
b. Wawancara
Wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal, jadi
semacam percakapan untuk memperoleh informasi.28 Interview
atau wawancara merupakan teknik pengumpulan langsung oleh
pewawancara kepada responden dan jawaban-jawaaban
responden di catat atau direkam. Disini penulis mengumpulkan
data dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung
kepada 10 pemilik Restoran muslim di Salatiga, seperti data
yang diberikan dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (DPMPTS). Bahwa jumlah Restoran yang
ada di kota Salatiga, berjumlah 30 restoran sedangkan untuk
restoran muslim sendiri terdapat 3 restoran yang ada di kota
Salatiga namun 1 dari restoran muslim tersebut gulung tikar
sehingga terdapat 2 yang masih aktif dalam perniagaan, selain
itu penulis juga mencari restoran muslim berjumlah 8 yang tidak
terdata dalam data yang diberikan oleh DPMPTS, jadi dari ke 10
restoran muslim yang ada di kota Salatiga, yang terdiri dari
27
Abu dan Cholid Narbuko, Meteodologi Penelitian, Bumi Aksar, Jakarta, 1997, hlm. 37. 28
Nasution, Metode Research (Penelitian Ilmiah), Bumi Aksara, Jakarta, 2009, hlm. 25.
17
Waraoeng Cankruek, Bakso Planet, Nine Steak, Soto Asap Khas
Kudus, Ciliby Resto, Banyu Bening, Aulia Resto, Bakso Pak Br
101, Resto Joglo Tepi Sawah, Singkong Keju.
c. Dokumentasi
Untuk mendapatkan data yang jelas dalam penelitian ini
maka peneliti juga menggunakan metode dokumentasi29
berupa,
surat izin penelitian, foto, struk pembayaran.
5. Analisis Data
Setelah data dikumpulkan dengan lengkap, tahapan berikutnya
adalah tahap analisis data. Pada tahap ini data akan dimanfaatkan
sedemikian rupa sehingga diperoleh kebenaran-kebenaran yang dapat
dipakai untuk menjawab persoalan yang diajukan dalam penelitian.
Adapun metode analisa data yang dipilih adalah model analisis
deskriptif yang mendeskripsikan kesadaran hukum pemilik restoran
muslim dalam pembayaran zakat perniagaan di Salatiga.30
6. Pengecekan Keabsahan Data
Peneliti menggunakan triangulasi sebagai teknik untuk
mengecek keabsahan data. Dimana dalam pengertia triangulasi adalah
teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang
29
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori % Praktis, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2013), hlm. 175 30
Sunardi, Model Penelitian suatu Pendekatan Proposal, hlm. 40
18
lain dalam membandingkan hasil wawancara terhadap objek
penelitian.31
Pengecekan keabsahan data ini dilakukan dengan cara
membandingkan berbagai dokumen, observasi, dan mencari informasi
dari berbagai pihak.32
31
Moleong, Meteodologi Penelitan Kualitatif, hlm. 330 32
Sunardi, Model Penelitian suatu Pendekatan Proposal , hlm 46
19
BAB II
KESADARAN HUKUM ZAKAT
A. Kesadaran Hukum
1. Pengertian Kesadaran Hukum
Kesadaran hukum adalah kesadaran diri sendiri tanpa tekanan,
paksaan, atau perintah dari luar untuk tunduk pada hukum yang
berlaku. Dengan berjalannya kesadaran hukum di masyarakat maka
hukum tidak perlu menjatuhkan sanksi, sanksi hanya dijatuhkan pada
warga yang benar-benar terbukti melanggar hukum. Hukum berisi
perintah dan larangan, hukum memberitahukan kepada kita mana
perbuatan yang bertentangan dengan hukum terhadap perbuatan yang
bertentangan dengan hukum tentu saja dianggap melanggar hukum
sehingga mendapat ancaman hukum.33
Kesadaran hukum ada dua
macam34
:
a. Kesadaran hukum positif, identik dengan ketaatan hukum.
b. Kesadaran hukum negatif, identik dengan ketidaktaatan hukum.
Jadi, istilah “kesadaran hukum” digunakan para ilmuwan sosial
untuk mengacu ke cara-cara dimana orang-orang memaknakan hukum
33
Elly rosana, Kepatuhan Hukum Sebagai Wujud Kesadaran Hukum Masyarakat, Jurnal
TAPIs, Vol. 10 No.1, 2014, hlm. 3 34
Achmad Ali, Menguak Teori Hukum ( Legal Theory) dan Teori Peradilan (Judical
Prudence), (Jakarta: Prenada Media Group, 2009), hlm.298
20
dan institusi-institusi hukum, yaitu, pemahaman-pemahaman yang
memberikan makna kepada pengalaman dan tindakan orang-orang35
.
Seperti halnya pendapat diatas Sudikno Mertokusumo juga
mempunyai pendapat tentang kesadaran hukum. Sudikno
Mertokusumo menyatakan bahwa: “Kesadaran hukum berarti
kesadaran tentang apa yang seyogyanya kita lakukan atau perbuat
atau seyogyanya yang tidak kita lakukan atau perbuatan tertentu
terhadap orang lain. Ini berarti kesadaran akaan kewajiban hukum
kita masing-masing terhadap orang lain”
Paul Scholten juga mempunyai pendapat tentang arti
kesadaran hukum. Paul scholten menyatakan bahwa: “ Kesadaran
hukum adalah kesadaran yang ada pada setiap manusia tentang apa
hukum itu atau apa seharusnya hukum itu, suatu kategori tertentu dari
hidup kejiwaan kita dengan mana kita mambedakan antara hukum
dan tidak hukum (onrecht), antara yang seyogyanya dilakukan dan
tidak dilakukan.36
2. Indikator Kesadaran Hukum
Menurut Soerjono Soekamto ada empat indikator dalam
kesadaran hukum itu sendiri terdiri dari:37
a. Pengetahuan tentang hukum
Manusia mahluk berpikir yang selalu ingin tahu tentang
sesuatu. Rasa ingin tahu mendorong manusia mengemukakan
pertanyaan, dengan bertanya itu manusia mengumpulkan segala
sesuatu yang diketahui.38
Pengetahuan manusia dipengaruhi oleh
sejarah, lingkungan sosial, kebudayaan, dan faktor-faktor
35
Ibid, hlm. 298 36
Elly rosana, Kepatuhan Hukum Sebagai Wujud Kesadaran Hukum Masyarakat, hlm. 4 37
Soerjono Soekamto, Sosiologi Hukum dalam Masyarakat, cet-2, (Jakarta: CV. Rajawali,
1982), hlm. 228 38
Jalaludin, Filsafat Ilmu Pengetahuan, Cet-1, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013),
hlm.85
21
individual.39
Dalam hal ini, merupakan pengetahuan seseorang
berkenaan dengan prilaku tertentu yang diatur oleh hukum
tertulis, yakni tentang apa yang dilarang atau apa yanag
dibolehkan .40
b. Pemahaman hukum
Pemahaman sesuatu hal yang kita pahami dan kita
mengerti dengan benar. Suatu kemampuan seseorang dalam
mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan atau menyatakan
sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang telah
diterimanya.41
Apabila pengetahuan hukum saja yang dimiliki
oleh masyarakat, hal itu belum memadai, masih diperlukan
pemahaman hukum, masyarakat diharapkan memahami tujuana
peraturan perundang-undanagan serta manfaatnya bagi pihak-
pihak yang dikehidupannya diatur oleh peraturan perundang-
undangan.42
c. Sikap Hukum
Sikap yang terdapat pada diri individu akan memberi
warna atau corak tingkah laku ataupun perbuatan individu, dapat
diperkirakan respons ataupun prilaku yang akan diambil oleh
individu yang bersangkutan.43
Merupakan kecenderungan untuk
39
Adelbert Snijders, Manusia dan Kebenaran, (Yogyakarta: Kanisius, 2006), hlm.4 40 Elly rosana, Kepatuhan Hukum Sebagai Wujud Kesadaran Hukum Masyarakat, hlm. 7 41
Eko EndarMoko, Tesaurus bahasa Indonesia, cet-2006, (Jakarta:PT Gramedia Pustaka,
2007), hlm. 320 42
Zainuddin Ali, Sosiologi Hukum, cet-7, (Jakarta: Sinar Grafika, 2010), hlm. 66 43
Sunaryo, Psikologi Untuk Keperawatan, cet-1, (Jakarta: EGC, 2004), hlm. 196
22
menerima atau menolak hukum karena adanya pengharapan atau
keinsyafan bahwa hukum tersebut bermanfaat atau tidak
bermanfaat bagi kehidupan manusia. Dalam hal ini sudah ada
elemen apresiasi terhadap aturan ini.44
d. Pola perilaku hukum
Pola prilakun individu dibentuk melaluli orang yang ada
disekitarnya, lingkungan individu tersebut membentuk pola
prilaku Yang dimaksud adalah tentang berlaku atau tidaknya
suatu aturan hukum dalam masyarakat. jika berlaku suatu aturan
hukum, sejauh mana berlakunya dan sejauh sejauh mana
masyarakat mematuhi.45
Sedangkan Zainudin Ali menyimpulkan bahwa masalah
kesadaran hukum warga masyarakat sebenarnya menyangkut faktor-
faktor apakah suatu ketentuan hukum tertentu diketahui, dipahami,
ditaati, dan dihargai. Apabila warga masyarakat hanya mengetahui
adanya suatu ketentuan hukum, maka taraf kesadaran hukumnya lebih
rendah dari mereka yang memahaminya, dan seterusnya. Hal itulah
yang disebut legal consciousness atau knowledge and opinion about
law. Hal-hal yaang berkaitan dengan kesadaran hukum adalah sebagai
berikut46
:
a. Pengetahuan hukum
b. Pemahaman hukum
c. Penaatan hukum
44
Soerjono Soekamto, Sosiologi Hukum dalam Masyarakat, hlm. 229 45
Elly rosana, Kepatuhan Hukum Sebagai Wujud Kesadaran Hukum Masyarakat, hlm. 7 46
Zainuddin Ali, Sosiologi Hukum, cet-7, (Jakarta: Sinar Grafika, 2010), hlm. 66
23
d. Pengharapan terhadap hukum
e. Peningkatan kesadaran hukum
Dengan demikian, maka kesadaran hukum. Adalah kesadaran
bahwa hukum itu melindungi kepentingan manusia dan oleh karena
itu harus dilaksanakan serta pelanggarnya akan terkena sanksi. Pada
hakekatnya kesadaran hukum adalah kesadaran akan adanya atau
terjadinya kebatilan atau onrecht, tentang apa hukum itu atau apa
seharunya hukum itu. Asas hukum yang berbunyi “setiap orang
dianggap tahu akan undang- undang” menunjukkan bahwa kesadaran
hukum itu pada dasarnya ada pada diri manusia. Asas hukum
merupakan persangkaan, merupakan cita-cita, sebagai sesuatu yang
tidak nyata, sebagai presumption yang banyak terdapat didunia hukum.
Setiap orang dianggap tahu akan undang-undang agar melaksanakan
dan menghayatinya, agar kepentingan diri sendiri dan masyarakat
terlindungi terhadap gangguan atau bahaya dari sekitarnya47
.
Namun disini penulis lebih memilih menggunakan teori
kesadaran hukum milik Soerjono Soekanto yang dimana indikator
keempat milik Soerjono Soekanto mengenai pola perilaku hukum
lebih tepat dari pada teori Zainudin Ali yang menggunakan
peningkatan kesadaran hukum karna bagi penulis. Bagaimana bisa
menggunakan teori peningkatan kesadaran tanpa adanya pola perilaku
terhadap hukum terlebih dahulu.
47
Beni Ahmad Saebeni, Sosiologi Hukum, (Bandung: Pustaka Setia, 2006), hlm. 1
24
Kemudian dari uraian di atas dapat disimpulkan kesadaran
hukum akan terwujud apabila indikator dari kesadaran hukum
dipenuhi, maka derajat kesadaran hukumnya tinggi, begitu pula
sebaliknya. Tingginya kesadaran hukum warga masyarakat
mengakibatkan Para warga masyarakat mentaati ketentuan-ketentuan
hukum yang berlaku, begitu pula sebaliknya, apabila kesadaran
hukumnya rendah, maka derajat ketaatan hukum juga rendah.48
3. Faktor-Faktor Kesadaran Hukum
Masalah kesadaran hukum warga masyarakat sebenarnya
menyangkut faktor-faktor apakah suatu ketentuan hukum tertentu
diketahui, dipahami, ditaati, dan dihargai? Apabila warga masyarakat
hanya mengetahui adanya suatu ketentuan hukum, maka taraf
kesadaran hukumnya lebih rendah dari pada mereka yang
memahaminya. Hal itu lah yang disebut legal consciousness atau
knowledge and opinion about law. Proses itu terjadi melalui
internalisasi dalam diri manusia. Kadar internalisasi inilah yang
selanjutnya memberikan motivasi yang kuat dalam diri manusia atau
persoalan penegakan hukum.49
Sebagai upayah untuk meningkatkan
kesadaran hukum masyarakat, diperlukan adanya pembinaan,
sosialisasi, maupun penyuluhan-penyuluhan terhadap suatu peraturan
yang dibuat oleh pembuat hukum itu sendiri. Hal ini bertujuan agar
masyarakat tahu kegunaan, manfaat dari peraturan atau hukum
48
Zainuddin, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2009, hlm.39 49
Ibid, hlm. 39
25
tersebut, sehingga terciptalah masyarakat yang taat, sadar hukum dan
sukarela.
Soerjono soekamto juga mengemukakan efektivitas hukum
dalam masyarakat ditentukan dengan berbagai faktor yaitu:50
a. Faktor hukum sendiri
b. Faktor penegakan hukum
c. Faktor fasilitas
d. Faktor kesadaran hukum dalam masyarakat
e. Faktor budaya
Kelima faktor diatas saling berkaitan dengan eratnya, karena
menjadi hal pokok dalam penegakan hukum serta sebagai tolak ukur
dari efektifitas penegakan hukum.
Selain itu ada beberapa faktor yang menyebabkan masyarakat
dapat mematuhi hukum yaitu:51
a. Cimpliance: kepatuhan yang didasarkan pada harapan akan
suatu imbalan dan usaha untuk menghindari diri dari hukuman
yang mungkin dikenakan apabila seseorang melanggar
ketentuan hukum. Adanya pengawasan hukum yang ketat
terhadap kaidah hukum tersebut.
b. Inditification: terjadi bila kepatuhan hukum terhadap kaidah
hukum ada bukan karena nilai intrinsiknya, akan tetapi agar
keanggotaan kelompok tetap terjadi serta ada hubungan baik
dengan mereka yang diberi wewenang untuk menerapkan
kaidah-kaidah hukum tersebut.
c. Internalization: seseorang mematuhi kaidah-kaidah hukum
dikarnakan secara intrinsic kepatuhan tadi mempunyai imbalan.
Isinya sesuai dengan nilai nilainya dari pribadi yang
bersangkutan.
d. Kepentingan-kepentingan para warga yang terjadi oleh wadah
hukum yang ada.
50 Soerjono Soekamto, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, (Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2004), hlm. 8 51
Achmad Ali, Menguak Teori Hukum ( Legal Theory) dan Teori Peradilan (Judical
Prudence), (Jakarta: Prenada Media Group, 2009), hlm. 347-348
26
Kesadaran hukum masyarakat berpengaruh pada kepatuhan
hukum baik langsung maupun tidak langsung. Dalam masyarakat maju,
faktor kesadaran hukum berpengaruh langsung pada kepatuhan hukum
masyarakat. Orang patuh pada hukum karena mereka memang jiwanya
sadar bahwa mereka membutuhkan hukum dan hukum itu bertujuan
baik dan telah mengatur masyarakat secara baik, benar dan adil.52
B. Zakat
1. Pengertian Zakat
Zakat adalah sebagai suatu ibadah pokok, zakat sendiri termasuk
salah satu rukun (rukun ketiga) dari rukun Islam lima, sebagaimana
diungkapkan dalam berbagai hadis nabi. Serta di dalam Al-Qur’an
sendiri terdapat dua puluh tuju ayat, yang menyejajarkan kewajiban
shalat dengan kewajiban zakat dalam berbagai bentuk kata. Di dalam
Al-Qur,an terdapat pula berbagai ayat yang memuji orang-orang yang
secara sungguh-sungguh menunaikannya, dan sebaliknya memberi
ancaman bagi orang yang sengaja meninggalkan. Karena itu khalifah
Abu Bakar ash-shiddiq bertekad memerangi orang-orang yang shalat,
tetapi tidak mau mengeluarkan zakat.53
Zakat berasal dari kata az-zakah dalam bahasa Arab. Kata az-
zakah memiliki beberapa makna, an-numuww (tumbuh), az-ziyadah
(bertambah), ath-thaharah (bersih), al-madh (pujian), al-barakah
52 Elly rosana, Kepatuhan Hukum Sebagai Wujud Kesadaran Hukum Masyarakat, hlm.
20 53
Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, cet.1, (Jakarta: Gema Insani
Press, 2002), hlm.1-2
27
(berkah) dan ash-shulh (baik). Semuanya dapat digunakan untuk
memaknai kata zakat dan turunannya yang ada dalam Al-Qur’an dan
Hadis. Sedangkan menurut termonologis, zakat adalah jumlah tertentu
dari harta yang Allah Ta’ala wajibkan untuk kita serahkan kepada
orang-orang yang berhak.54
Hubungan antara pengertian zakat menurut
bahasa dan dengan pengertian menurut istilah, sangat nyata dan erat
sekali, yaitu bahwa harta yang dikeluarkan zakatnya akan menjadi
berkah, tumbuh, berkembang dan bertambah, suci dan beres (baik).55
Fiqih zakat sendiri memiliki aturan dan ketentuan segala sesuatu
yang berkaitan dengan zakat. Mengenai ketentuan zakat, dan siapa
saja yang wajib membayar zakat, serta apa saja macam-macam zakat
itu sendiri. Zakat dalam Islam sendiri terbagi menjadi dua, yaitu zakat
fitrah yang wajib dibayarkan pada bulan Ramadhan sampai sebelum
shalat Id dan zakat mal yang bisa dibayar kapan saja asalkan sudah
terpenuhi segala ketentuannya.56
2. Dasar Hukum Zakat
Zakat atau berzakat atau membayar zakat merupakan salah satu
dari lima sendi Islam atau rukun Islam. Zakat sekaligus menjadi salah
satu diantara kewajiban-kewajiban pokok dalam Islam. 57
54
Agus Thayib Afifi dan Shabira Ika, Kekuatan Zakat Hidup Berkah Harta Melimpah,
cet-1, (Yogyakarta: Pustaka albana, 2010), hlm.7-8 55
Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, cet-1, (Jakarta: Gema Insani
Press, 2002), hlm.8 56
Agus Thayib Afifi dan Shabira Ika, Kekuatan Zakat Hidup Berkah Harta Melimpah,
cet-1, (Yogyakarta: Pustaka albana, 2010), hlm. 65 57
Ibid, hlm. 6
28
Dalam sejarah perkembangan hukum Islam, perintah berzakat
sudah diturunkan pada saat Rasulullah Saw, dan para sahabat ra.
Masih berada dimekah. Saat itu, perintah berzakat bersifat mutlak.
Jenis harta yang harus dibayarkan zakatnya juga belum ditentukan
proporsinya. Perintah berzakat secara lengkap diturunkan di Madinah
pada bulan Syawal tahun kedua pasca Hijrah. Perintah ini turun
setelah diturunkannya kewajiban puasa Ramdhan dan zakat fitrah,
dengan perincian jenis harta yang harus dizakati dan proporsi
zakatnya.58
Kewajiban berzakat dalam Islam ditunjukkan oleh Al-Qur’an,
hadis, serta Undang-undang tentang zakat. Beberapa ayat yang
menunjukkan kewajiban berzakat adalah sebagai berikut.
a. Landasan dalam al-Qur’an
Firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 43.
لةو تواالزكاةواركعوامعالراكعيءاوأقيمواالص
Artinya:
“ Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukuklah
beserta orang-orang yang rukuk.”59
Firman Allah dalam Surat At-Taubah ayat 103
58
Agus Thayib Afifi dan Shabira Ika, Kekuatan Zakat Hidup Berkah Harta Melimpah,
cet-1, (Yogyakarta: Pustaka albana, 2010), hlm.9-10 59
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahya, Semarang: CV AL-WAAH, 2004,
hlm. 8
29
يهمباوصلعليهم رىموت زك خذمنأموالمصدقةتطه
يعواللو صلتكسكنلمإن عليمسArtinya:
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan
zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan
mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu
(menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah
Maha Mendengar lagi Maha Mengetian.”60
Dalam firman Allah terkait zakat dagang (perniagaan) terdapat
dalam QS. Al-Baqarah (2):267
كسبتموماأخرجنالكممن ياأي هاالذينآمنواأنفقوامنطيباتما مواول الرض ت نفقونمنوالبيثت يم أنولستم إل بآخذيو
يدأنواعلموا ت غمضوافيو اللوغنحArtinya :
“wahai orang-orang yang beriman infaqkan lah
sebagian harta usahamu yang baik-baik dan sebagian
dari apa yang kami keluarkan dari bumi untukmu.
Janganlah kamu memilih yang buruk untuk kamu
keluarkan, padahal kamu sendiri tidak mau
menganbilnya melainkan dengan memicingkan mata
(enggan) terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah
maha kaya, maha terpuji”.61
b. Landasan dalam Al- Sunnah
Sedangkan dalil-dalil dari hadis Nabi Saw. yang menjadi dasar
penetapan kewajiban berzakat adalah sebagai berikut.
Dituturkan dari Abdullah ibn’Auf r.a.
60
Ibid, hlm. 204 61
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahya (Al-Jumanatul Ali), hlm. 46.
30
صلىاللوعليووسلملاللووكانرسوعنعبداللوبنأبأوفقال:صلعليهمإذاأتاهق ومبصدقتهم 62قال:اللهم
Artinya:
“bahwa apabila ada suatu kaum yang datang membawa
zakat kepada Rasulullah Saw, beliau berdoa: Allahumma
shalli‟ alaihim (ya Allah, berilah rahmat atas mereka)”.
(HR al-Bukhari dan Muslim).63
Hadis di atas menunjukkan membayar zakat hukumnya wajib,
sekaligus menempatkannya sebagai salah satu rukun Islam.
Dalam sunnah Nabi terkait mengenai zakat perdagangan.
Dituturkan dari Samurah ibn Jundab r.a., ia berkata
وسلمعليواللسولركانقال:وعنسرةبنجندبرضياللوعنوهالذىنمدقةالصرجأننانيأمر 64عللب ينعد
Artinya:
“Rasulullah Saw. memerintahkan kami agar mengeluarkan
zakat dari harta yang kita simpan untuk diperdagangkan.”
(HR. Abu Daud).65
c. Ijma‟ mengenai zakat perniagaan
Di dalam Al- Manar tercantum:
“ Jumhur ulama Islam menyatakan wajibnya zakat barang-
barang pernigaan. Tetapi tidak dijumpai keterangan tegas dari
kitab suci ataupun sunnah Nabi, hanya mengenai itu ada
riwayat yang saling menguatkan dengan pertimbangan yang
bersandar kepada nash, yaitu bahwa barang-barang
perniagaan yang diperedarkan untuk mendapatkan keuntungan,
merupakan mata uang yang tidak ada bedanya dengan uang
62 Al-Hafidh Ibnu Hajar Al Asqalani, Bulughul Maram Min Adilatil Ahkam, cet ke-1
(Darussalam: Dar Al-kutub Al Islamiyah, 1449), V: 502, hlm. 132 63
Ibn Hajar Al- Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, cet-1 (Bandung: PT Mizan
Pustaka, 2013) hlm. 241 64
Al-Hafidh Ibnu Hajar Al Asqalani, Bulughul Maram Min Adilatil Ahkam, hlm. 134 65 Ibn Hajar Al- Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, hlm. 245
31
mas dan perak yang merupakan harga atau nilainya. Kecuali
bahawa nisab itu berubah dan bolak balik di antara harga yaitu
uang, dan yang dihargai yaitu barang. Seandainya zakat
perniagaan itu tidak wajib, tentulah semua atau sebagian besar
dari saudara-saudara itu akan dapat memperdagangkan uang
mereka dan mencari jalan agar nisab uang mas dan perak itu
tidak pernah menjalani masa satu tahun, mereka tidak perlu
mengeluarkan zakatnya buat selama-lamanya.” Dan yang
menjadi pokok pertimbangan dalam masalah ini adalah bahwa
Allah Ta’ala telah mewajibkan zakat pada harta-harta orang
kaya untuk membantu fakir miskin dan orang-orang yang sama
nasibnya dengan mereka serta menggalang kepentingan
umum.66
Kaum muslim sepanjang masa meyakini bahwa berzakat
merupakan salah satu rukun Islam sekaligus salah satu dari
kewajiban-kewajiban yang ada dalam Islam. para sahabat pada
masa Abu Bakar ra. Bahkan sepakat untuk memerang orang-
orang yang tidak mau membayar zakat.67
d. Menurut Undang-Undang Zakat Nomer 23 tahun 2011 tentang
pengelolaan zakat Bab 1, pasal 2 “ Setiap warga negara
Indonesia yang beragama Islam dan mampu atau badan yang
dimiliki oleh orang muslim berkewajiban menunaikan zakat.”68
e. PERMENAG No 52 Tahun 2014 tentang syarat perhitungan
zakat mal dan zakat fitrah serata pendaya gunaan zakat untuk
usaha produktif menjelaskan bahwa zakat mal adalah harta yang
dikeluarkan muzaki melalui amil zakat resmi untuk diserahkan
kepada mustahik zakat. sedangkan zakat perniagaan adalah
66
Sayyid Sabid, Fiqih Sunnah Jilid 3, hlm. 45 67
Agus Thayib Afifi dan Shabira Ika, Kekuatan Zakat Hidup Berkah Harta Melimpah,
hlm.14 68
Undang-Undang No 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat BAB 1, Pasal 2.
32
zakat yang dikenakan atas usaha perniagaan yang telah
mencapai nisab dan haul.69
3. Syarat dan Rukun Zakat
Seseorang wajib mengeluarkan zakat jika sudah terpenuhi
syaratnya. Zakat juga diwajibkan atas beberapa jenis harta berbagai
syarat yang harus dipenuhi:
a. Syarat wajib orang yang mengeluarkan zakat:
1) Islam
Menurut jumhur ulama, zakat diwajibkan atas orang
muslim dan tidak wajib atas orang kafir, karena zakat
merupakan ibadah mahdhah yang suci, sedangkan orang
kafir bukan orang yang suci.70
2) Merdeka
3) Berakal dan Baligh
4) Harta telah mencapai nisab
Nisab inilah yang menjadi tolak ukur suatu harta wajib
dizakati atau tidak dizakati.71
69
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No 52 Tahun 2014 tentang Syarat dan
Tata cara Perhitungan Zakat Mal dan Zakat Fitrah Serta pemberdayaan Zakat untuk Usaha
Produktif, Pasal 1 Ayat 2. 70 Yahya Muktar, Dasar-dasar Pembinaan Hukum Fiqih-Islami, (Bandung: Al-Ma’arif,
1986), hlm. 39 71
Abdul Ghofur Anshori, Hukum dan Perberdayaan Zakat: Upayah Signergis Wajib
Zakat dan Pajak IndonesiaI, cet-1, (Yogyakarta: Nuansa Aksara, 2006), hlm. 28
33
5) Kondisi harta termasuk yang wajib dizakati dan
disyaratkan berkembang.
6) Kepemilikan yang sempurna terhadap harta.72
7) Berlaku satu tahun atau genap satu tahun
8) Tidak ada hutang
9) Lebih dari kebutuhan pokok
b. Syarat harta yang wajib dizakatkan:73
1) Harata itu milik orang ynag beragama Islam.
2) Harta itu adalah hak milik sepenuhnya seseorang.
3) Harta itu adalah harta yang produktif atau menghasilkan.
4) Haerta itu telah mencapai satu nisab
5) Harta itu merupakan surplus (kelebihan) dari kebutuhan
primer.
6) Pada harta tersebut tidak ada tanggungan utang atau tidak
sedang menanggung utang jatuh tempo, yang dapat
mengurangi nisab misalnya.
7) Hhusus harta yang berupa emas, perak, peternakan,
pertambangan dan perdaganagan maka haruslah telah
berusia lebih dari satu tahun.
c. Syarat Sah Zakat
1) Niat yang menyertai pelaksanaan zakat: 74
Zakat merupakan ibadah, agar ibadah zakat menjadi sah
maka seseorang yang ingin mengeluarkan zakat syaratnya
untuk berniat.
2) Tamlik (memindahkan kepemilikan harta kepada
penerimanya)
d. Rukun Zakat
Adapun rukun zakat adalah mengeluarkan sebagaian dari
nisab dengan menghentikan kepemilikan kepada orang kafir,
72
Wahab az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu Jilid 3, Ter. Abdul Hayyie al-katanni,
(Jakarta: Gema Insani, 2011), hlm. 172 73
Gustian Djuanda dkk, Pelaporan Zakat Pengurang Zakat Penghasilan, (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2006), 17 74
Sayyid Sabid, Fiqih Sunnah Jilid 3, baandung, PT Alma’arif, 1978), hlm. 510
34
menyerahkan barang tersebut kepada pemimpin atau pengumpul
zakat.75
4. Prinsip, Tujuan dan Hikmah Zakat
Zakat sendiri memiliki prinsip-prinsip:
a. keyakinan keagamaan menyatakan bahwa orang yang
membayar zakat yakin bahwa pembayaran tersebut merupakan
salah satu menifestasi keyakinan agamanya, sehingga kalau
orang yang bersangkutan belum menunaikan zakatnya, belum
merasa sempurna ibadahnya.
b. pemerataan dan adilan cukup jelas menggambarkan tujuan zakat
yaitu membagi lebih adil kekayaan yang telah diberikan tuhan
kepada umat manusia.
c. produk tivitas dan kematangan menekankan bahwa zakat
memang wajar harus dibayar karena milik tertentu telah
menghasilkan produk tertentu. Dan hasil (produksi) tersebut
hanya dapat dipungut setelah lewat jangka waktu satu tahun
yang merupakan ukuran normal memperoleh hasil tertentu.
d. nalar.
75
Wahab az-Zuhaili, Fiqih Islam, hlm. 172
35
e. kebebasan menjelaskan bahwa zakat hanya dibayar oleh orang
yang bebas dan sehat jasmani serata rohaninya, yang merasa
mempunyai tanggung jawab untuk membayar zakat untuk
kepentingan bersama. Zakat tidak dipungut dari orang yang
sedang dihukum atau orang yang menderita sakit jiwa. Akhirnya.
f. etika dan kewajaran menyatakan bahwa zakat tidak akan
diminta secara semena-mena tanpa memperhatikan akibat yang
ditimbulkannya.76
Sedangkan itu Zakat sendiri memiliki tujuan yaitu:77
a. untuk mengankat derajat fakir-miskin dan membantunya untuk
keluar dari kesulitan hidup serta penderitaan.
b. membantu pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh para
gharimin, ibnussabil dan mustahiq.
c. membentangkan dan membina tali persaudaraan sesama umat
islam dan manusia pada umumnya.
d. menghilangkan sifat kikirdan atau loba pemilik harta.
e. Membersihkan sifat dengki dan iri (kecemburuan sosial) dari
hati orang-orang miskin.
f. Menjembatani jurang pemisah antara yang kaya dan yang
miskin dalam suatu masyarakat.
g. Mengembangkan rasa tanggung jawab sosial pada diri sendiri
seseorang, terutama.
76
Mohammad Daud Ali,Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, hlm. 39 77
Ibid, hlm. 40
36
Hikmah zakat sendiri yang bersifat rohaniah dan filosofis.
Hikmah itu digambarkan di dalam berbagai ayat Al-qur’an dan Hadis.
Diantara hikmah-hikmah tersebut adalah:78
a. Mensyukuri karunia ilahi, menumbuh suburkan harta dan pahala
serta membersikan diri dari sifat-sifat kikir dan dengki, iri serta
dosa.
b. Melindungi masyarakat dari bahaya kemiskinan dan akibat
kemelaratan.
c. Mewujudkan rasa solidaritas dan kasih sayang antara sesama
manusia.
d. Memberikan sifat gotongroyong dan tolong menolong dalam
kebaikan.
e. Mengurangi kefakiran miskinan yang merupakan masalah sosial.
f. Membina dan mengembangkan stabilitas sosial
g. Salah satu jalan mewujudkan keadilan sosial.
5. Pengertian zakat Maal
Maal berasal dari bahasa Arab “maal” Sesuatu yang dapat yang
dikeluarkan atas harta benda yang kita miliki. Zakat yang dikeluarkan
untuk menyucikan harta apabila harta itu sudah memenuhi nisab, haul
dan kadar zakat . Sedangkan menurut istilah syara’ harta adalah segala
sesuatu yang dapat dimiliki atau dikuasai dan dapat digunakan
78
Ibid, hlm. 41
37
menurut pandangan umum.79
Allah memerintahkan kepada kita untuk
berbagi dengan orang yang membutuhkan karena sesungguhnya di
dalam harta kita terdapat suatu bagian untuk orang lain yang
membutuhkan. Harta-harta benda yang wajib untuk dikeluarkan
zakatnya jika sudah mencapai atau memenuhu nisabnya.80
Zakat mal disebut dengan maal apabila memenuhi 2 syarat
sebagai berikut81
:
a. Dapat dimiliki, dikuasai, dihimpun, disimpan.
b. Dapat diambil manfaatnya sesuai dengan ukuran umumnya
misalnya rumah, mobil, ternak, hasil pertanian, uang, emas atau
perak.
Orang yang punya harta dan wajib mengeluarkan zakat pun
yaitu setiap orang memenuhi syarat sebagai berikut:82
a. Milik penuh, yaitu harta tersebut memang dalam kontrol dan
kekuasaan secarah penuh dan dapat diambil manfaatnya.
b. Harta berkembang, artinya harta tersebut bisa bertambah dan
berkembang apabila dijadikan usaha atau mempunyai potensin
untuk berkembang.
c. Cukup nisab, yaitu harta sudah sampai jumlah tertentu sesuai
dengan ketentuan syara’. Harta yang belum sampai nisabnya,
bebas dari zakat mal akan tetapi dianjurkan mengeluarkan infaq
dan sedekah.
d. Lebih dari kebutuhan pokok, yaitu kebutuhan minimal yang
diperlukan seseorang dan keluarga yang menjadi tanggungan
untuk kelangsungan hidupnya.
e. Bebas dari hutang, yaitu orang yang berhutang banyak dan harus
dilunasi secara bersamaan dengan waktu membayar zakat
sehingga hartanya sudah tidak masuk nisab.
f. Haul, yaitu pemilikan harta sudah berlalu ( mencapai ) satu
tahun, dalam haul hanya berlaku bagi pemilik ternak, harta
79
Kinoysan, love banget sama zakat, (Jakarta: Grasindo, 2006), hlm. 36 80
Agus Thayib Afifi dan Shabira Ika, Kekuatan Zakat Hidup Berkah Harta Melimpah,
hlm. 69 81
Kinoysan, love banget sama zakat, hlm. 36 82
Ibid, hlm. 36-40
38
simpanan, dan perniagaan. Sedangkan hasil pertanian, buah-
buahan , dan rikas (barang temuan atau harta karun) tidak
terdapat haul.
6. Pembayaran Zakat Maal
Untuk Membayarkan zakat maal, terdapat ketentuan-ketentuan
yang harus diketahui oleh orang yang akan mengeluarkan zakat
tersebut, terdiri dari subjek zakat, objek zakat dan ketentuan-
ketentuan untuk harta apa saja yang wajib di zakati.
a. Subjek zakat
disebut juga muzakki, yaitu orang yang berdasarkan
ketentuan hukum islam diwajibkannya mengeluarkan zakat yang
dimilikinya.83
Para ulama sepakat bahwa zakat hanya
diwajibkan kepada orang islam dewasa yang sehat akal,
merdeka dan memiliki kekayaan dalam jumblah tertentu dengan
syarat-syarat tertentu pula. Menurut hukum positif subjek dapat
berarti pula badan (lembaga) karena badan memiliki sifat hukum
seperti orang, oleh karna itu subyek zakat diperluas tidak hanya
orang pribadi, namun termasuk juga badan dengan tetap
menghindari zakat berganda atau double zakat84
.
b. Obyek Zakat
83 Mursyidi, Akutansi Zakat Kontemporer, cet-3, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2006), hlm.94 84
Ibid, hlm.94
39
Dalam pemberian zakat sendiri terdapat 8 golongan yang
berhak menerima zakat mal, dalam surat At-Taubah ayat 60
Allah dengan sangat gamblang menjelaskan siapa-siapa saja
orang yang berhak mendapat zakat (mustahiq) serta siapa saja
orang yang tidak berhak menerima zakat .85
c. Orang-orang yang berhak untuk menerima zakat:
1) Fakir
Yaitu orang-orang yang tidak mempunyai harta dan
usaha yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
dan keluarganya, meliputi kebutuhan makan, pakaian, dan
rumah. Jikapun memiliki usaha, pendapatanya dari usaha
tersebut kurang dari setengah kebutuhannya serta tidak
ada orang lain yang memberikannya nafkah.86
2) Miskin
Adalah orang-orang yang mempunyai usaha dan
memiliki penghasilan dari uasahanya tersebut yang dengan
penghasilan itu dapat memenuhi setengah atau lebih dari
kebutuhan hidupnya. Hanya setengah atau lebih, tetapi
tetap saja belum biasa mencakup segala kebutuhannya
sendiri. Orang miskin memiliki penghasilan yang lebih
85 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah jili3 ,hlm. 85 86
Agus Thayib Afifi dan Shabira Ika, Kekuatan Zakat Hidup Berkah Harta Melimpah,
hlm. 54
40
besar dari orang fakir. Tapi belum bisa mencukupi
kebutuhan keluarganya.87
3) Amil
Yaitu penitia atau orang yang mengurus segala
sesuatu yang berkaitan dengan pembayaran zakat
meskipun mampu.88
4) Muallaf
Yaitu golongan yang diusahakan merangkul dan
menarik serta mengukuhkan hati mereka dalam ke Islaman
disebabkan belum mantabnya keimanan mereka.89
5) Hamba Sahaya (budak)
Mereka adalah hamba sahaya yang diberi zakat
untuk memerdekakan diri dari perbudakan.90
6) Gharim
Orang yang berhutang dan sukar untuk
membayarnya. Mereka bermacam-macam, diantaranya
orang yang memikul hutang untuk mendamaikan sengketa,
atau menjamin hutang orang lain untuk hingga harus
membayarnya hingga harus menghabiskan hartanya. Maka
87 Kinoysan, love banget sama zakat, hlm. 23 88 Ibid, hlm. 24 89 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, hlm. 94 90 Kinoysan, love banget sama zakat, hlm. 26
41
semua mereka boleh menerima zakat yang ukup untuk
melunasi hutangnya.91
7) Fisabilillah
Orang-orang yang berjuang dijalan Allah, sedangkan
mereka tidak mendapatkan gaji tertentu, orang-orang ini
wajib diberi zakat sebanyak keperluannya dalam
mengemban dakwah atau amanah.92
8) Ibnu Sabil (musyafir)
Seseorang yang sedang dalam perjalanan dan
kehabisan bekal ketika berada dalam perjalanan tersebut.
Tujuan perjalanan itu bukan untuk maksiyat dan tidak
berlaku bagi seseorang yang sengaja melakukan
perjalanan jauh tanpa bekal.93
d. Orang-orang yang tidak berhak menerima zakat:
dalam pembagian zakat, ada orang-orang yang berhak
menerima zakat dan ada juga golongan orang-orang yang tidak
berhak menerima zakat. berikut golongan yang tidak berhak
menerima zakat:
1) Non Islam atau tidak beragama
91 Ibid, hlm. 99 92 Agus Thayib Afifi dan Shabira Ika, Kekuatan Zakat Hidup Berkah Harta Melimpah,
hlm. 59 93 Kinoysan, love banget sama zakat, hlm. 30
42
Sedekat apapun hubungna seseorang atau sebutuh
apa pun orang tersebut, jika ternyata tidak beragama Islam
maka tidak berhak mendapatkan zakat.94
2) Keturunan Rosulullah.95
3) Orang kaya
Orang kaya adalah orang yang mampu memenuhi
kebutuhan dirinya dan keluarganya bahkan bisa sampai
memiliki harta melebihi nisab.96
4) Seseorang yang berada dibawah tanggungjawab orang
yang berzakat
Keluarga muzakki yakni keluarga orang-orang yang
wajib mengeluarkan zakat. menurut para ahli mereka itu
adalah keluarga muzakki bersangkutan dalam garis lurus
keatas dan kebawah.97
e. Harta yang wajib di zakati
Sedangkan harta yang wajib untuk zakat mal sendiri harus
memenuhi nisabnya meliputi:98
1) Emas, perak dan logam mulia
2) Uang dan surat berharga
3) Pertanian, perkebunan, dan kehutanan
94 Agus Thayib Afifi dan Shabira Ika, Kekuatan Zakat Hidup Berkah Harta Melimpah,
cet-1, (Yogyakarta: Pustaka albana, 2010), hlm. 59 95 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, hlm. 107 96 Agus Thayib Afifi dan Shabira Ika, Kekuatan Zakat Hidup Berkah Harta Melimpah,
hlm. 60 97
Mohammad Daud Ali,Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, hlm. 49 98
Undang-Undang No 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat BAB I, Pasal 4, hlm. 3
43
4) Perternakan dan perikanan
5) Pertambangan
6) Perindustrian
7) Pendapatan dan jasa
8) Rikas
9) Perniagaan (perdagangan)
Zakat perniagaan ialah zakat berupa barang-barang
yang diperdagangkan yang wajib dikeluarkan oleh seorang
muslim yang sudah memenuhi syarat. Berdasarkan hadis
dan kesepakatan ulama, hukum zakat perniagaan adalah
wajib, jika sudah mencapai nisab.99
zakat yang dikeluarkan
dari kepemilikan harta yang digunakan untuk
berdagang.100
7. Ketentuan Zakat Dagang (perniagaaan)
Dari pengertian diatas hal ini berarti semua yang diperjual
belikan bisa berupa barang, pakaian, perhiasan, dan lain sebagainya.
Bahwa Perniagaan yang terdapat aturan zakat adalah perniagaan yang
dilakukan secara perorangan atau perserikatan seperti CV, PT,
Koprasi101
Beberapa ketentuan zakat perdagangan yaitu berjalan satu tahun
(haul) dengan cara menggabungkan semua harta perdagangan pada
99
Syaarif Hidayatullah, Tuntunan Lengkap Rukun Islam Dan Doa, ( Jakarta: PT.
Gramedia, 2017), hlm.108 100
Agus Thayib Afifi dan Shabira Ika, Kekuatan Zakat Hidup Berkah Harta Melimpa,
hlm. 87 101
Kinoysan, love banget sama zakat , hlm. 50
44
awal dan akhir dalam satu tahun kemudian dikeluarkan zakatnya. Dan
berikut beberapa ketentuan mengenai zakat perdagangan sebagai
berikut102
:
a. Nisab zakat perdagangan = nisab zakat emas yaitu senilai
dengan 85 gram yaitu zakat perniagaan dihitung sebesar
seperempat puluh atau 2,5% yang dikonfersi dalam jumlah
rupiah atas dasar harga jika emas tersebut dijual.
b. Kewajiban membayar zakatnya sebesar 2,5%
c. Dapat dibayar dengan uang atau barang.
d. Dikenakan pada perdagangan maupun perseroan.
e. Pada badan usaha yang berbenuk serikat atau kerjasama maka
jika anggota serikat tersebut beragama Islam, zakat dikeluarkan
terlebih dahulu sebelum dibagikan kepada pihak-pihak yang
berserikat. Akan tetapi jika anggota serikat terdapat orang yang
non muslim maka zakatnya hanya dikeluarkan dari anggota
serikat muslim saja (apabila jumlahnya lebih dari nisab).
Cara penghitungan zakat harta perniagaan103
:
102
Ibid, hlm. 88 103
Ibid, hlm.88
Besar zakat = Pendapatan Bersih dalam setahun x 2,5%
45
Contoh kasus:
Jika pada saat akhir tahun, yaitu ketika tutup buku, Bu Zaenab
mendapatkan jumlah kekayaan barang dagangan mencapai nisab,
maka dia wajib berzakat. Besarnya zakat barang dagangan adalah 2,5%
dari total kekayaan. Misalnya jumlah uang tunai, uang yang disimpan
di bank dan barang daganagan mainan yang dimiliki Bu Zaenab
adalah Rp 85 juta, maka perhitungan zakat tersebut adalah sebagai
berikut:
harga emas per gram saat ini (misalnya) = Rp 400.000
Nisab 85 gram emas = 85 x Rp 400.000 = Rp 34.000.000
(dalam contohnya kasus ini, Rp 34 juta adalah batas nisab zakat
perniagaan)
Karena kekayaan yang dimiliki Bu Zaenal sebesar Rp 85 juta dan
telah mencapai nisab zakat, maka besarnya zakat yang dikeluarkan
adalah:
2,5% x Rp 85.000.000 = Rp 2.125.000
46
Jadi, pada saat Bu Zaenab melakukan tutup buku pada akhir tahun,
besar zakat perniagaan yang wajib dibayar adalah Rp
2. 125.000 pembayaran zakat hendaknya dilakukan pada waktu
segera setelah tutup buku.104
BAB III
PEMBAYARAN ZAKAT PERNIAGAAN
PEMILIK RESTORAN MUSLIM DI SALATIGA
A. Gambaran Umum Kota Salatiga
1. Tata Letak Geografis Kota Salatiga
Kota Salatiga adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Tengah yang
berbatasan sepenuhnya dengan Kabupaten Semarang. Salatiga terletak
49 kilometer disebelah selatan kota Salatiga dan 52 kilometer
disebelah selatan kota Surakarta, serta berada di jalan negara yang
menghubungkan antara Semarang dengan Surakarta.105
Secara
administratif kota Salatiga terbagi menjadi 4 kecamatan dan 23
kelurahan. Keempat kecamatan tersebut adalah kecamatan Sidorejo
104
Cara menghitung zakat barang dagangan, http://zakat.or.id, akses 8 july 2019 105 https://id.m.wikipedia.org, diakses pada tanggal: 14 July 2019
47
yang terdiri dari 6 kelurahan yakni Blotongan, Sidorejo Lor, Salatiga,
Bugel, Kauman Kidul, dan Pulutan. Kecamatan Tingkir yang terdiri
dari 7 kelurahan yakni Kutowinangun Kidul, Gedongan, Sidorejo
Kidul, Kalibening, Tingkir Lor, dan Tingkit Tengah. Kecamatan
Argomulyo yang terdiri dari 6 kelurahan yakni, Noborejo, Ledok,
Tegalrejo, Kumpulrejo, Randuacir, dan Cebongan. Kecamatan
Sidomukti yang terdiri dari 4 kelurahan yakni Kecandran, Dukuh,
Mangunsari, dan Kalicacing.106
2. Jumlah Penduduk Menurut agama Yang ada di Salatiga
Salatiga terkenal akan toleransi agamanya dan merupakan salah
satu dari sedikit kota di Jawa untuk mengadakan perayaan dan festival
Natal di luar ruangan. Mayoritas agama yang dianut di kota Salatiga
sendiri terdapat 5 agama yaitu: 107
Tabel 3. 1. Data Jumlah Pemeluk Agama di Salatiga
No Agama Jumlah
1. Islam 78%
2. Kristen Protestan 16%
3. Khatolik 5%
4. Bhuda 21%
5. Hindu 9%
106
www.eprints.undip.ac.ad, diakses pada tanggal: 14 July 2019 107 https://id.m.wikipedia.org, diakses pada tanggal: 14 July 2019
48
3. Perekonomian di Salatiga
Mengenai ekonomi di kota Salatiga terdapat sebuah industri
pengolahan yang berekembang. Pada tahun 2000, industri ini
berkontribusi 119,76 miliar rupiah terhadap ekonomi Salatiga.
Salatiga terletak dipersimpangan dari Semarang, Surakarta, dan
Yogyakarta, membawa keuntungan terhadap sektor perdagangannya.
Pada 2000, sektor perdagangan berkontribusi 109 miliar rupiah
terhadap ekonomi Salatiga.108
Sedangkan menurut data yang diberikan oleh DPMPTSP (Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu) sendiri terdapat
30 restoran, dimana hanya ada 3 restoran yang muslim di kota
Salatiga, namun 1 dari restoran tersebut belum mencapai Haul dalam
membayar zakat perniagaan. Akan tetapi selain dari data yang
diberikan oleh DPMPTSP penulis mendapatkan data dimana terdapat
8 restoran yang pemiliknya muslim. Data restoran yang terdapat di
dinas penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu dan data
yang penulis cari, dapat dilihat di tabel berikut.
Tabel 3. 2. Data Restoran yang ada di kota Salatiga dari Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
No Nama Usaha Nama Pemilik Alamat Usaha Agama
Pemilik
1. Rumah
Makan
Podonamu
Ir. Texin Sirait,
MM
Jl. Abiyoso 3/1,
RT. 002 RW.
001, Kel. Dukuh,
Kec. Sidomukti,
Kota Salatiga
Non
Muslim
108
Ibid, diakses pada tanggal 14 Juli2019
49
2. Resto & cafe
Happy
Mommy
Vilia JayaWati
Kuswara
Jl. Fatmawati No.
1, RT. 002 Rw.
003, Kel.
Blotongan, kec.
Sidorejo, Kota
Salatiga
Non
Muslim
3. WM. Sari
Roso
Suroso Jl. Stadion
Kridanggo, RT.
002 Rw. 001, Kel.
Kalicacing, Kec.
Sidomukti, Kota
Salatiga
Muslim
4. Popeye Octavianus Jl. Taman
Pahlawan No. 65,
RT. 012 Rw. 005,
Kel.
Kutowinangon
Kidul, Kec.
Tingkir, Kota
Salatiga
Non
Muslim
5. Warung Soto Kusmanunggal Jl. Jenderal
Sudirman No.
373, RT. 001
RW. 004, Kel.
Ledok, Kec.
Argomulyo, Kota
Salatiga
Non
Muslim
6. Mie Cafe 163 Ady Susanto Jl. Imam Bonjol
70, RT. O11 Rw.
008, Kel.
Blotongan, Kec.
Sidorejo, Kota
Salatiga
Non
Muslim
7. Warung
Bakso pak
BR 101
Sultan Nasir Modangan, RT.
003 RW. 008,
Kel. Blotongan,
Kec. Sidorejo,
Kota Salatiga
Muslim
8. Ayam
Kremes 168
Sandy Suhardi Ruko Salatiga
Plaza, Kel.
Kutowinangun
Kidu, Kec.
Tingkir, Kota
Salatiga
Non
Muslim
9. Cow Milk
CuCu
Ummy
Mubarkah
Jl. Diponegoro
No. 31 C, Kel.
Non
Muslim
50
Salatiga, Kec.
Sidorejo, Kota
Salatiga
10. Tori’s
Resto&cafe
Widya Jl. Kauman 36 A,
Kel. Sidorejo Lor,
Kec. Sidorejo,
kota Salatiga
Non
Muslim
11. Bakmi
Bandung
Liauw
Andronikus
Handiant
Jl. Pemotongan
84, RT. 005 RW.
003, Kel.
Salatiga, Kec.
Sidorejo, Kota
Salatiga
Non
Muslim
12. Bakmi
Bandung
Liauw
Andronikus
Handiant
Jl. Cemara Raya
19, RT. 001 RW.
009, Kel.
Salatiga, Kec.
Sidorejo, Kota
Salatiga
Non
Muslim
13. RM Lombok
Gede
Yohanes
kristian
Jl. Jend.
Sudirman 347,
Kel. Ledok, kec.
Argomulyo, Kota
Salatiga
Non
Muslim
14. Pondok
Makan
Warung
Sawah
Soemantoro Pulutan, RT. 002
RW. 003, Kel.
Pulutan, Kec.
Sidorejo, Kota
Salatiga
Muslim
15. Taek Tree Mulyatriana
Widayati
Jl. Soekarno-
Hatta, Ds.
Jagalan, RT. 001
RW. 005, Kota
Salatiga
Non
Muslim
16. Swike Ijo
Special
Sri Wahyuni Pertokoan
Makutarama 38
A, Jl. Jend.
Sudirman, Kota
Salatiga.
Non
Muslim
17. Soto Pak No Totok Agus
Siswanto
Jl. Raya
Fatmawati No. 1,
RT. 002 RW.
001, Kel.
Blotongan, Kec.
Sidorejo, Kota
Salatiga
Non
Muslim
51
18. Restoran &
Cafe Beefalo
Sri Widiyati Jl. Jendran
Sudirman No.
226, Kel.
Gedongan, Kec.
Tingkir, Kota
Salatiga
Gulung
tikar
19. RM Nova
Food
Suwandi Jl. Abiyoso No.
14, RT. 009 RW.
001, Kel. Dukuh,
Kec. Sidomukti,
Kota Salatiga
Gulung
tikar
20. Ayam Korea
Lezat
Sunar Jl. Nakula
Sadewa No. 17 E,
Kel. Dukuh, Kec.
Sidomukti, Kota
Salatiga
Non
Muslim
21. Resto Cafe
One Six
Eight
Andi Susanto Jl. Nakula
Sadewa 41, RT.
010 RW. 001,
Kel. Dukuh, Kec.
Sidomukti, Kota
Salatiga
Non
Muslim
22. Resto Joglo
Tepi Sawah
Arif Bayu W. Jl. Lingkar
Salatiga Km. 1,
Kel. Blotongan,
Kec. Sidorejo,
Kota Salatiga
Muslim
23. Bizztro
Coffee House
Etik Setyorini Jl. Bima, Rt. 003
RW. 008, Kel
Dukuh, Kec.
Sidomukti, Kota
Salatiga
Non
Muslim
24. Legenda
Resto
A Tegar
Hieronanda
Jl. Hasanudin
132, RT.001 RW.
015, Kel.
Mangunsari, Kec.
Sidomukti, Kota
Salatiga
Non
Muslim
25. Kare Bu
riyati
Slamet
Raharjo
Brajan, RT. 002
RW. 010, Kel.
Blotongan, Kec.
Sidorejo, Kota
salatiga
Non
Muslim
26. RM. Citra Setia Pranata Salatiga Plaza H-
5, RT. 008 RW.
002, Kel.
Non
Muslim
52
Kutowinangon
Kidul, Kec.
Tingkir, Kota
Salatiga
27. Es Kesambi Diajani Jl. Kesambi No. 4
salatiga
Non
Muslim
28. Pinog Aden Diarista
Sandy
Ruko Kembang
Arum 8-9, Kel.
Dukuh, Kec.
Sidomukti, Kota
Salatiga
Non
Muslim
29. WM. Ino Kornelius Upa
Rodo
Jl. Kemiri Barat
No. 28, Kel.
Salatiga, Kec.
Sidorejo, Kota
salatiga
Non
Muslim
30. Cafe & Resto
valhalla
Ipan Rosiandri Jl. Gilingrejo No.
227, Kel.
Gedongan, kec.
Tingkir, Kota
Salatiga
Non
Muslim
Tabel 3. 3. Data pemilik restoran muslim yang bukan data dari
DSPMPTSP
No Nama Usaha Nama Pemilik Alamat Usaha Agama
Pemilik
1. Waroeng
Cankruek
Tri Eko Budi
Santoso
Jl. Imam Bonjol
No. 146,
Kecandran, Kec.
Sidomukti, Kota
Salatiga.
Muslim
2. Bakso Planet Slamet Jl. Sukowati 40,
Kota Salatiga.
Menjelaskan
bahwasanya:
Muslim
3. Nine Steak Hernowo Edi
Saputro
Jl. Sukowati 40,
Kota Salatiga.
Menjelaskan
bahwasanya:
Muslim
4. Soto Asap Muhammad Jl.Tingkir, Suruh Muslim
53
Khas Kudus Fandilana Rt 01 Rw 03, kota
Salatiga
5. Ciliby Resto Titi Rusita Jl Raya Tingkir,
Suruh Km 01,
kota Salatiga.
Muslim
6. Bu Toha 1 Bapak Toha Jl. Raya Suruh –
Karanggede No.
130 Salatiga
Muslim
7. RM. Banyu
Bening
Leoni Jl. Patimura
KM.1 Domas
kota Salatiga
Muslim
8. Aulia Resto Aulia Kecandran, Kec.
Sidomukti kota
Salatiga
Muslim
Dan dari data yang diberikan oleh BAZNAS (Badan Amil Zakat
Nasional) terkait pembayaran zakat perniagaan belum berjalan,
sehingga tidak ada dari pemilik restoran di kota Salatiga menyalurkan
zakat perniagaan melalui lembaga BAZNAS kota Salatiga.
B. Data Umum Pemilik Restoran Muslim di Salatiga
Terdapat data pemilik restoran muslim mengenai tingkat pendidikan
terahir formal maupun non formal, serta apakah pemilik restoran sering
mengikuti sosial ke agamaan apa tidak mengenai tentang uraian tentang
zakat.
Tabel 3. 4. jumlah data pendidikan formal terahir pemilik restoran
muslim di Salatiga
No Nama Restoran Nama Pemilik SD SMA Sarjana
1. Joglo Tepi Sawah Arif Bayu W √
2. Bakso Pak BR 101 Sultan Nasir √
3. Waroeng Cankruek Tri Eko Budi
Santoso
√
54
4. Bakso Planet Slamet √
5. Soto Asap Khas
Kudus
Muhammad Fandi
Lana
√
6. Ciliby Resto Titi Rusita √
7. Banyu Bening Siti Kholifah √
8. Aulia Resto Surini √
9. Nine Steak Hernowo Edi
Saputra
√
10. Singkong keju D-9 Hardadi √
Tabel 3. 5. jumlah data pendidikan non formal pernah mondok atau
tidak pemilk restoran muslim di Salatiga
No Nama Restoran Nama pemilik Ya Tidak
1. Joglo Tepi Sawah Arif Bayu W √
2. Bakso Pak BR 101 Sultan Nasir √
3. Waroeng Cakruek Tri Eko Budi Santoso √
4. Bakso Planet Slamet √
5. Nine Steak Hernowo Edi Saputra √
6. Soto Asap Khas
Kudus
Muhammad Fadilana √
7. Banyu Bening Siti Kholifah √
8. Ciliby Resto Titi Rusita √
9. Aulia Resto surini √
10. Singkong Keju D-9 Hardadi √
55
Tabel 3. 6. jumlah data pemilik restoran muslim mengenai sering
mengikuti kegiatan sosial keagamaan apa tidak
No Nama Restoran Nama Pemilik Ya Tidak
1. Joglo Tepi Sawah Arif Bayu W √
2. Bakso Pak BR 101 Sultan Nasir √
3. Waroeng Cankruek Tri Eko Budi Santoso √
4. Bakso Planet Slamet √
5. Nine Steak Hernowo Edi Saputro √
6. Soto Asap Khas
Kudus
Muhammad Fandilana √
7. Ciliby Resto Titi Rusita √
8. Banyu Bening Siti Kholifah √
9. Aulia Resto Surini √
10. Singkong Keju D-9 Hardadi √
C. Kesadaran Hukum Dalam Pembayaran Zakat Pernigaan Bagi Pemilik
Restoran Muslim di Salatiga.
Mengenai kesadaran hukum pemilik restoran muslim dalam
membayar zakat perniagaan sendiri dapat dilihat dari indikator-indikator
yang terdapat dalam teori kesadaran hukum menurut Soerjono Soekamto
yang terdiri dari. Pengetahuan Hukum, Pemahaman Hukum, Sikap dan
Pola Prilaku terhadap hukum yang terdapat dalam Diagram Lingkaran
Dibawah ini:
1. Pengetahuan Hukum Pemilik Restoran Muslim
56
Untuk mengukur indikator pemilik restoran muslim di kota
Salatiga. Dipandang penulis sangat penting dikarnakan untuk
mengetahui pengetahuan mereka tentang hukum. Hal ini penting bagi
penulis agar tidak ada kesalah pahaman antara penulis dengan
responden mengenai hukum atau peraturan. Penulis menanyakan
kepada 10 narasumber. Serta apa saja yang terdapat dalam
pengetahuan hukum yaitu mengenai definisi zakat maal, zakat maal
diatur dimana Al-Qur’an, Hadis atau Undang-Undang, Berapa Jumlah
yang harus dikeluarkan, berapa jumlah nisab dalam zakat, berapa
jumlah haul dalam zakat, apa saja jenis dalam zakat maal, siapa saja
mustahiq dalam zakat maal. mengenai pengetahuan hukum
pembayaran zakat perniagaan dapat digambarkan dalam diagram
berikut:
Diagram 3.1 Pengetahuan hukum Pemilik Restoran dalam
Pembayaran Zakat perniagaan
20%
80%
pengetahuan hukum dalam zakat perniagaan
Tahu Tidak Tahu
57
Dari semua jenis pertanyaan yang diajukan kepada responden
mengenai pengetahuan responden terhadap definisi dan tata cara
pembayaran zakat maal, menyimpulkan hanya 2 responden yang
memahaminya sedangkan 8 dari mereka tidak mengetahui mengenai
dasar hukum yang sudah diterapkan mengenai zakat maal, hanya 2
responden yang mengetahuinya, karena ada latar belakang pendidikan
pondok pesantren yang ditempuhnya.
Kurangnya pengetahuan mengenai jumlah yang harus
dibayarkan, menjadikan responden juga kurang memahami maksud
dari nisab dan haul, selain itu masih ada kententuan yang harus
diketahui namun 8 dari responden tersebut juga tidak mengerti
mengenai harta apa saja yang harus dizakati dan siapa saja yang
berhak menerima zakat. karena hal tersebutb akan menjadi bagian
sangat merukan untuk si pembayar zakat jika ketentuan yang sudah
ditetapkan dalam zakat tidak tidak terlaksana. Dan dikhawatirkan
pembayaran zakat tersebut malah dikatagorikan bukan sebagai zakat
melainkan sodaqoh.
2. Pemahaman Hukum Pemilik Restoran Terhadap Zakat
Perniagaan
Pemahaman hukum mengenai definisi zakat perniagaan dan apa
saja yang tergolong dalam zakat perniagaan yang akan dilakukan
terhadap pemilik restoran muslim yang ada di Salatiga. Indikator
pemahaman hukum tersebut adalah apakah pemilik restoran mengerti
58
mengenai dasar hukum zakat perniagaan? apakah pemilik memahami
bagaimana cara menghitung nisab dan haul dalam zakat perniagaan?
serta zakat perniagaan di qiyaskan dengan zakat apa dan seperti apa?
Chart dibawah ini menjelaskan mengenai beberapa pertanyaan yang
telah diajukan:
Diagram 3.2 Pemahaman Hukum Terhadap Zakat Perniagaan
Zakat merupakan hal yang tidak asing lagi ditelinga. Zakat
sendiri sudah diakui dan sudah ditetapkan peraturannya pada Udang-
Undang zakat No 23 atahun 2011 dan PERMENAG No 52 tahun 2014
10%
90%
Pemahaman pemilik restoran terhadap Zakat Perniagaan
Paham Tidak Paham
59
didalamnya sudah dijelaskan bagaimana ketentuan-ketentuan dalam
zakat perniagaan. Wajib hukumnya bagi setiap muslim untuk
menzakati sebagian hartanya yang sudah mencapai nisab dan haulnya.
Diagram diatas menunjukkan indikator pemahaman terhadap
pembayaran zakat yang dilakukan oleh pemilik restoran muslim di
Salatiga. mengenai indikator pemahan disini mencakup pengqiyasan
zakat, pemahaman dasar hukum serta pemahaman perhitungan nisab
dan haul dari beberapa pertanyaan yang sudah diajukan mengenai hal
tersebut, hanya ada 1 pemilik restoran yang benar-benar
memahaminya yaitu bapak Sultan Nasir pemilik dari baksi pak BR
101 dia memahami apa dasar hukum zakat, bagaimana menghitung
Inisab Idan Ihaul dalam zakat perniagaan, serta pengqiyasan dalam
zakat pwerniagaan.
Sedangkan dari 9 pemilik restoran muslim pemahaman
mengenai dasar hukum, cara perhitungan nisab dan haul, dan
pengqiyasan dalam zakat perniagaan masih banyak yang tidak tahu ,
pasalnya mereka lebih mementngkan pembayaran zakat yang
notabene menjadi wajib jika sudah mencapai nisab dan haul walaupun
tanpa mengetahui berapa jumlah takaran yang sudah
ditetapkan.Wajibnya muslim dalam mengetahui dasar hukum
mengenai zakat menjadi masalah serius yang harus dikaji secara
mendalam. Karena dengan dasar hukum tersebut (Al-Qur’an, Hadis,
60
Perundang-undangan) menjadikan zakat yang dibayarkan bisa sesuai
dengan kebutuhan masyarakat yang kurang mampu.
3. Sikap Pemilik Restoran Muslim Terhadap Pembayaran Zakat
Perniagaan
Sikap masyarakat terhadap pembayaran zakat perniagaan sendiri
dilapangan sangat baik untuk memberikan cara pandang ataupun
pendapat dari semua responden terhadap zakat perniagaan tersubut
seperti yang terpapar dalam Chart dibawah ini:
Diagram 3. 3 Sikap hukum pemilik Restoran Muslim Terhadap
Pembayaran Zakat Perniagaan
Menurut hasil chart diatas semua pemilik restoran muslim di
Salatiga sepakat terhadap konsep yang terdapat pada zakat mal
tersebut. Karna menurut mereka dengan adanaya zakat mal dapat
menyucikan harta yang dimiliki oleh pemilik, dan pemilik sadar
bahwa sebagian harta yang dimiliki 2,5% adalah milik orang lain.
100%
0%
Sikap Hukum
Apakah anda tidak sepakat dengan konsep zakat mal
apakah anda tidak sepakat dengan konsep zakat mal
61
4. Pola Prilaku Pemilik Restoran Muslim yang ada di Salatiga
Pola prilaku dalam kesadaran hukum sangatlah penting karna
dengan adanya pola ptilaku ini kita dapat mengerti apakah para
pemilik restoran muslim di Salatiga ini melaksanakan serta
menjalankan sebagai umat muslim untuk membayar zakat perniagaan
tersebut:
Diagram 3.4 Pola Prilaku Hukum Pemilik Restoran Muslim
di Salatiga
Sedangkan untuk pola perilaku para pemilik restoran muslim
yang ada di salatiga sendiri menjelaskan , 9 dari pemilik restoran
10%
90%
Pola Prilakun Hukum Pemilik Restoran Muslim
Agar tertunaikan kewajiban membayar zakat
agar mendapatkan imbalan
62
muslim membayar zakat karna kebanyakan dari mereka agar
mendapatkan imbalan dari apa yang mereka keluarkan serta sudah
menggugurkan kewajiban sebagai umat muslim. Sedangkan yang
memiliki pemikiran membayar zakat adalah tugas sebagai umat
muslim yang wajib akan pembayaran zakat hanya ada 1 dari 10
pemilik restoran muslim yang telah diwawancarai.
D. Praktik Pembayaran Zakat Perniagaan Pemilik Restoran Muslim di
Salatiga
Zakat barang dagangan (zakat perniagaan) juga disebut „urudhudh
tijaroh artinya adalah yang diperjualbelikan untuk mencari keuntungan.
Ibnu Taimiyah berpendapat, para ulama 4 mazhab dan ulama lainnya
mengatakan wajibnya zakat barang dagangan, baik pedagang seorang yang
bermukim atau musafir.109
Sebagai sumber zakat didalam zakat mal tentu memiliki tantangan
dalam memberikan pemahaman kepada calon muzaki. peraturan-peraturan
dan fatwa yang telah ditetapkan perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat
agar masyarakat memahami dari hukum yang diatur tersebut, peraturan dan
fatwa yang tidak sampai kepada masyarakat pada akhirnya zakat dimaknai
individual. Dalam Undang-Undang No 23 Tahun 2011 telah diatur
mengenai sumber-sumber zakat yang terdapat kewajiban zakat
109
Muhammad Abduh Tausikal, Panduan Zakat ( Zakat Barang Dagangan),
https://muslim.or.id , akses pada tanggal: 17 Juli 2019
63
sebagaimana aturan tata cara penghitungan masing-masing zakat telah
diatur dalam PERMENAG No 52 Tahun 2014. Praktek pembayaran zakat
perniagaan pemilik restoran muslim di Salatiga. Penulis menanyakan
bagaimana praktek pembayaran zakat perniagaan bagi sepuluh pemilik
restoran muslim di Salatiga.
Pertama, mengenai pembayaran zakat maal apakah para pemilik
restoran muslim di Salatiga juga mengeluarkan zakat maal tersebut dan
juga apa saja yang terbagi di dalam zakat maal? Menurut bapak Arif Bayu
W selaku pemilik restoran Joglo Tepi Sawah yang sudah berdiri sekitar dua
tahun yang lalu mengatakan:
“mengenai pembayaran zakat maal saya selalu membayarkan setiap
bulannya, kepada para anak yatim dan pengemis yang ada di samping
lampu merah, mengenai pengeluaran zakat saya tahu harus mengeluarkan
2,5% dari penghasilan usaha bersi saya. Namun saya tidak pernah
menggunakan patokan dalam memberikan harta saya, karna saya tahu
bahwasanya disetiap kita memberikan sebagian harta kita, pasti Allah akan
memberikan yang lebih dari apa yang kita keluarkan. Mengenai
pembagian apa saja yang terdapat didalam zakat maal saya tidak pernah
membagi ataupun memisah-misahkan dalam membayar zakat maal, yang
penting itu semua zakat dari harta saya.”110
Selain bapak Arif Bayu Wasito sebagai pemilik Joglo Tepi sawah
ibu Titi rusita sebagai pemilik dari Ciliby Resto yang bertempat di Jl. Raya
Tingkir, Suruh Km 01, kota Salatiga mengatakan bahwasanya:
“untuk pembayaran zakat maal sendiri saya selalu membayar dari
dulu, mengenai pembagian atau macam-macam yang terdapat dalam zakat
maal saya belum pernah tahu yang penting selama ini saya mengeluarkan
sebagian dari harta saya. Dan saya membayarkan zakat maal tersebut
pada setiap harinya entah itu kurang atau lebih yang penting saya harus
menyisihkan tapi seringnya lebih, lalu uang yang saya sisihkan tersebut
110
Wawancara dengan bapak Arif Bayu Wasito , pemilik restoran “Joglo Tepi Sawah”,
pada tanggal 14 Juli 2019
64
biyaasanta saya kasihkan kepada tetangga-tetangga saya yang kurang
mampu.”111
Kesimpulan dari wawancara diatas mengenai pendapat para pemilik
restoran muslim di Salatiga terhadap pembayaran zakat maal, mereka
selalu membayarkan hasil pendapatan yang mereka dapatkan baik itu dari
pendapatan profesi ataupun pendapatan hasil usaha restoran yang
dimilikinya, mereka selalu membayarkan zakat restoran menjadi satu,
karena menurut mereka zakat maal dengan zakat perniagaan itu sama,
tidak perlu di bedakan antara keduanya. Mengenai apa saja yang terdapat
di dalam zakat maal, mereka tidak tahu dan tidak paham tentang
pengelolaan zakat serta pembagian zakat, sehingga mereka menyalurkan
zakat sendiri tanpa bantuan dari lembaga zakat.
Selain mengenai pembayaran zakat maal dan apa saja yang terbagi
di dalam zakat maal, Para pemilik restoran muslim di Salatiga juga harus
paham mengenai perhitungan nisab dan haul, paham bagaimana cara
perhitungan nisab dan haul, dan pembagian zakat tersebut harus diberikan
kepada mustahiq zakat.
Seperti yang dikatakan oleh bapak Slamet pemilik Bakso Planet
menyatakan:
“selama saya membayarkan zakat saya tidak pernah menggunakan
takaran ataupun ukuran dalam membayarkan zakat maal. Jadi untuk
pembayaran zakat, saya hanya mengira-ngira serta mengeluarkan dengan
semampu saya saja. Mengenai pengertian nisab dan haul saya juga tidak
tahu apa itu nisab dan haul, mengenai pengertian dari mustahiq zakat
111
Wawancara dengan Titi Rusita, pemilik “Ciliby Resto”, pada tanggal 17 Juli 2019
65
sendiri saya tidak tahu yang saya tahu membagikannya kepada fakir
miskin itu saja”112
Sama hanlnya dengan apa yang telah dikatakan oleh bapak Slamet
sebagai pemilik dari Bakso Planet menurut bapak Muhammad Fandillana
sebagai pemilik dari Soto Asap Khas Kudus yang menyatakan:
“mengenai penakaran dan pembagian zakat maal sendiri saya tidak
pernah menggunakan penakaran dan pembagian selama membayar zakat
maal sehingga mengenai pembayaran, saya selalu mengira-ngira saja yang
penting 10% dari pendapatan bersih saya. Definisi apa itu nisab dan haul
saya tidak tahu nisab dan haul itu apa, masalah mengenai penyaluran
sudah sesuai dengan mustahiq zakat iya atau tidak, saya juga tidak
mengerti serta paham apa itu mustahiq zakat yang saya tahu saya berikan
kepada pantiasuhan ataupun tetangga dekat rumah yang miskin.”113
Peneliti juga mewawancari ibu Siti Kholifah sebagai owner dari
Rumah makan Banyu Bening yang terletak di Jl. Patimura Km 1, Domas,
kota Salatiga yang menyatakan:
“untuk pembayaran zakat saya selalu mengeluarkan dengan
ketentuan dalam islam yakni 2,5% dari pendapatan bersih kita, mengenai
perhitungan yang digunakan menggunakan nisab dan haul saya tidak tahu
dan mengerti bagaimana caranya. Karna sepengetahuan saya harus
mengeluarkan 2,5% dari pendapatan bersih kita, lalu mengenai harus
dibagikan kepada mustahiq zakat sepengetahuan saya berikan kepada fakir
dan miskin selebihnya saya tidak tahu.”114
Kesimpulan dari wawancara diatas mengenai pengetahuan serta
penghitungan mengenai nisab dan haul dalam zakat maal banyak dari
mereka yang tidak mengerti dan paham bagaimana ketentuan yang
terdapat dalam zakat maal untuk mengeluarkan zakat tersebut, selain itu
112
Wawancara dengan Slamet, pemilik “Bakso Planet”, pada tanggal 17 Juli 2019 113
Wawancara dengan bapak Muhammad Fandilanna, sebagai pemilik “Soto Asap Khas
Kudus”, pada tanggal 16 Juli 2019 114
Wawancara dengan ibu Siti Kholifah, sebagai pemilik “Rumah Makan Banyu Bening”,
pada tanggal 15 Juli 2019
66
mereka juga tidak mengerti kepada siapa mereka harus menyalurkan zakat
tersebut.
Mengenai dasar hukum zakat, pemilik juga harus mengerti dan
paham bahwasanya zakat telah diatur dan ditetapkan dalam Al-Qur’an,
Hadis dan Undang-Undang agar mereka tahu pembayaran zakat maal
dengan benar. Seperti wawancara yang dilakukan pada bapak Sultan Nasir
yang menjelaskan mengenai pemahan dasar hukum zakat sebagai berikut:
“pengetahuan dasar hukum zakat maal sendiri saya tahu telah tertulis
dalam Al-Qur’an pada Al-Baqarah ayat 43 yang menjelaskan tentang
perintah untuk membayar zakat sebagai umat muslim, namun mengenai
dasar hukum yang ada di hadis serta Undang-Undang saya kurang
tahu.”115
Berbeda dengan pendapat bapak Sultan Nasir sebagai pemilik Bakso
Pak BR 101, bapak Hardadi sebagai pemilik Singkong Keju D-9 yang
mengatakan:
“mengenai dasar hukum zakat maal saya kurang tahu terletak pada
Al-Qur’an ayat berapa, hadis siapa dan Undang-Undang nomer berapa.
Yang saya pernah dengar sebagai muslim kita wajib hukumnya
membayarkan zakat dari sebagian hasil pendapatan kita, karna sebagian
dari harta kita adalah milik orang yang membutuhkan.”116
Sebagaimana disimpulkan dari wawancara di atas dengan pemilik
restoran muslim di Salatiga mengenai pengetahuan dan pemahaman dasar
hukum zakat maal, banyak dari para pemilik restoran muslim tersebut
yang tidak mengerti dan paham mengenai dasar hukum zakat maal.
115
Wawancara dengan bapak Sultan Nasir, Pemilik dari “ Bakso Pak BR 101”, pada
tanggal 25 Juli 2019 116
Wawancara dengan bapak Hardadi, sebagai pemilik “Singkong Keju D-9”, pada
tanggal 30 Juli 2019
67
Selain itu dalam pemberian zakat perniagaan sendiri para pemilik
restoran menyalurkan kepada badan zakat atau menyalurkan secara sendiri
zakat perniagaannya.
Mengenai penyaluran zakat perniagaan bapak Tri Eko Budi Santoso
penyaluran zakat perniagaan miliknya mengatakan:
“saya menyalurkan zakat maal saya melalui ATC yang seperti
bantuan dari Indonesia ke Palestina, selain itu saya juga memberikan
kepada tetangga-tetangga yang miskin. Mengenai mengapa saya tidak
menyalurkan melalui badan atau lembaga zakat karna saya lebih percaya
menyalurkan melalui seperti itu.”117
Sedangkan menurut bapak Sultan Nasir mengatakan:
“ penyaluran zakat perniagaan, saya bagikan sendiri kepada
tetangga-tetangga dekat rumah yang menurut saya fakir serta miskan,
mengenai kenapa saya tidak menyalurkan melalui lembaga, karna bagi
saya lembaga sudah mendapatkan penyaluran pendapatan zakat yang lebih
banyak dari orang lain, sehingga saya kira belum tentu harta yang saya
zakatkan melalui lembaga akan sampai pada tentangga-tetangga dekat
rumah saya, jadi lebih baiknya bila zakat perniagaan tersebut saya bagikan
kepada tetangga-tetangga yang dekat dengan rumah saja.”
Sama hanya dengan bapak Nasir, bapak hardadi mengatakan:
“saya membagikan zakat perniagaan saya secara sendiri tanpa
adanya bantuan melalui lembaga atau badan zakat. karna bagi saya bila
menyalurkan zakat itu secara sendiri saya jadi merasa tenang saja karna
saya tahu siapa saja yang mendapatkan zakat tersebut dan saya yakin bila
saya membagikan kepada mustahiq dalam zakat maal.”
Sedangkan menurut bapak slamet yang menjelaskan mengenai
pembayaran zakat perniagaan miliknya sebagai berikut:
“mengenai pembagian zakat perniagaan, saya selalu menyalurkan
sendiri zakat tersebut tanpa ada bantuan dari siapapun. Biyasanya saya
berikan kepada pantiasuhan, lalu tetangga-tetangga saya mengenai
mengapa saya tidak membayar di badan atau lembaga zakat karna saya
tidak tahu seperti apa badan dan lembaga zakat itu selain itu saya tidak
117
Wawancara dengan bapak Tri Eko Budi Santoso, pemilik “Waroeng Cankruek”, pada
tanggal 24 Juli 2019
68
mengerti bagaimana proses bila membayar pada badan serta lembaga
zakat.”
Sebagai mana dapat disimpulkan dari wawancara dengan pemilik
restoran muslim di Salatiga mengenai penyaluran serta pembagian dari
zakat perniagaan tersebut, 10 dari pemilik restoran muslim yang ada di
Salatiga menyalurkan serta membagikan zakat perniagaan tanpa dibantu
oleh badan atau lembaga yang berwenang dalam mengelola zakat karena
mereka lebih mantab apabila menyalurkan sendiri zakat perniagaan
tersebut. Selain itu juga ada yang tidak mengerti apa tugas serta
wewenang dari badan dan lembaga zakat sendiri. Sebenarnya sudah ada
ketentuan mengenai lembaga dan tata cara penyaluran zakat perniagaan,
tetapi mereka tidak mengetahui bahwa ada lembaga yang mengaturnya.
Mengenai praktek dalam pembayaran zakat perniagaan sendiri masih
banyak yang tidak mengerti serta paham bagaimana perhitungan dan
pembagian dalam zakat perniagaan pemilik restoran muslim yang ada di
Salatiga.
E. Faktor yang Mendorong serta Menghambat dalam Pembayaran Zakat
Perniagaan bagi Pemilik Restoran Muslim di Salatiga.
1. Faktor yang mendorong pembayaran zakat perniagaan bagi pemilik
restoran muslim di Salatiga
Mengenai faktor yang mendorong terkait pembayaran zakat
perniagaan, dari 10 responden yang telah diwawancarai oleh peneliti
mereka berpendapat bahwasanya dengan mengeluarkan sebagian dari
harta yang telah mereka dapatkan dari hasil perdagaan, para pemilik
69
restoran muslim yakin akan mendapatkan balasan yang lebih banyak
dari harta yang telah dikeluarkan. Karena pemahaman seperti itu
sudah lekat pada hati mereka sejak restoran didirikan. Selain itu alasan
dari para pemilik restoran muslim mengenai pembayaran zakat
perniagaan agar menggugurkan kewajiban sebagai umat Islam yang
sudah diatur dalam Al-qur’an mengenai kewajiban dalam membayar
zakat.
2. Faktor yang menghambat pembayaran zakat perniagaan bagi pemilik
restoran muslim di Slatiga
Beberapa faktor yang menghambat adanya pembayaran zakat
perniagaan bagi pemilik restotan muslim di Salatiga sebagai brikut:
a. Mengenai pengetahuan pembagian dan perhitungan nisab dan
haul dalam zakat perniagaan
pemilik restoran muslim dari 10 yang mengetahui tentang nisab
dan haul hanya 2 yang mengetahui masalah pembagian tersebut.
Ada 8 dari pemilik restoran muslim yang tidak tahu serta paham
bagaimana sistem pembagian zakat perniagaan dengan melalui
nisab dan haul yang sudah diatur dalam syariat Islam .Seperti
contoh yang dilakukan oleh pemilik Soto Asap Khas Kudus
bapak Muhammad Fandilanna mengatakan:
“mengenai penakaran dan pembagian zakat maal sendiri
saya tidak pernah menggunakan penakaran dan pembagian
70
selama membayar zakat maal sehingga mengenai pembayaran,
saya selalu mengira-ngira saja yang penting 10% dari
pendapatan bersih saya. Definisi apa itu nisab dan haul saya
tidak tahu nisab dan haul itu apa. ”118
b. Mengenai pengetahuan siapa saja yang termasuk dalam
mustahiq dalam zakat maal
Sama halnya dengan pengetahuan mengenai nisab dan
haul para pemilik restoran muslim mereka juga tidak paham
mengenai apa itu definisi dari mustahiq serta siapa saja yang
dapat dikategorikan sebagai mustahiq zakat. seperti haalnya
bapak Slamet pemilik Bakso Planet yang menjelaskan:
“mengenai pengertian dari mustahiq zakat sendiri saya
tidak tahu yang saya tahu membagikannya kepada fakir miskin
itu saja”119
c. Lembaga penyaluran zakat perniagaan
Bersumber pada UU Nomer 23 Tahun 2011 tentang zakat,
Indonesia telah menetapkan BAZNAS (Badan Amil Zakat
Nasional) sebagai lembaga penyaluran zakat. melalui BAZNAS
siapa saja yang akan memebayarkan zakat, akan di kelola dan
salurkan kepada siapa yang membutuhkan.
Dari permasalahan yang terjadi di masyarakat, kurangnya
sosialisai dari BAZNAS sendiri menyebabkan masyarakat tidak
mengerti bahwa sebenarnya zakat itu bisa melalui BAZNAS.
Berawal dari kurangnya pengetahuan mereka tentang BAZNAS,
118
Wawancara dengan bapak Muhammad Fandilanna, sebagai pemilik “Soto Asap Khas
Kudus”, pada tanggal 16 Juli 2019 119
Wawancara dengan Slamet, pemilik “Bakso Planet”, pada tanggal 17 Juli 2019
71
menyebabkan para pemilik restoran melakukan pembayaran
zakat dengan individu. Individu yang dimaksud adalah mereka
secara langsung memberikan zakat tersebut kepada tetangga
mereka.
Alasan lain yang menyebabkan mereka memberikan zakat
kepada tetangga mereka adalah kerena mereka khawatir jika
melalui BAZNAS, ada tetangga yang memang membutuhkan
tetapi tidak mendapatkan zakat tersebut.
BAB IV
ANALISIS KESADARAN HUKUM PEMILIK RESTORAN MUSLIM
TERHADAP PEMBAYARAN ZAKAT PERNIAGAAN DI SALATIGA
A. Kesadaran Hukum Pemilik Restoran Muslim Terhadap Pembayaran
Zakat Perniagaan di Salatiga.
Mengenai kesadaran pemilik restoran muslim sendiri dapat diukur
melalui indikator-indikator kesadaran hukum. menurut Soerjono Soekamto
terdapat 4 indikator kesadaran hukum yaitu:
1. Pegetahuan
Mengetanai pengetahuan hukum 8 dari 10 pemilik restoran
muslim mereka faham mengenai definisi dan juga hukum sebagai
umat muslim mengenai zakat perniagaan, tetapi mereka tidak
mengetahui jumlah yang di zakatkan dan siapa saja yang berhak
72
menerima zakat seperti yang sudah di jelaskan di dalam Al Quran. Di
dalam Al Quran sudah di kategorikan siapa saja yang berhak
menerima zakat tersebut, diantaranya: fakir, miskin, amil, ghorim,
hamba sahaya, ibnu sabil, fisabilillah, muallaf. Mereka juga tidak tahu
bahwasanya ada macam-macam pembagian zakat maal, seperti zakat
emas dan perak, zakat pertanian, zakat pendapatan, zakat
pertambangan, zakat hewan ternak, zakat barang temuan, zakat hadiah
atau bonus serta zakat perniagaan. Namun 2 dari 10 pemili restoran
muslim tersebu mengetahui apa saja ketentuan ketentuan dalam
mengeluarkan zakat perniagaan seperti pemilik Bakso BR 101 Bapak
Sultan Nasir, dan Bapak Hardadi sebagai pemilik Singkong Keju D-9.
2. Pemahaman
Pemahaman yang dimaksud disini adalah bukan mengenai
mereka tidak faham tentang pembayaran zakat, tapi mereka tidak
faham mengenai peraturan zakat yang sudah di tetapkan di dalam Al
Quran, Hadits, dan Perundang-undangan. 8 dari 10 pemilik restoran
muslim Mereka juga tidak faham mengenai perhitungan berapa nisab
dan haul yang sudah ditentukan. Mereka juga tidak faham mengenai
dasar hukum mengenai zakat, karena kurangnya pengetahuan agama
oleh pemilik restoran muslim tersebut. Sedangkan 2 dari pemilik
restoran muslim faham bagaimana cara perhitungan serta pembagian
zakat perniagaaan dikarnakan memiliki latar belakang yang pernah
menepuh pendidikan dipondok pesantren.
73
3. Sikap serta Pola Perilaku
Adanya sikap dan perilaku yang mereka tunjukkan berasal dari
kurang fahamnya mereka terhadap pentingnya zakat perniagaan.
Bahwa sebenarnya mereka menyetujui adanya peraturan yang
membahas mengenai zakat perniagaan. Mereka tidak menyangkal
dengan adanya zakat perniagaan, mereka beranggapan dapat
membantu sesama mereka yang sedang membutuhkan. Harta yang
semula tidak suci dapat suci karena adanya zakat tersebut. Zakat
perniagaan yang mereka keluarkan semata mata hanya untuk
menggugurkan kewajiban sebagai seorang muslim dengan jumlah
seadanya saat mereka keluarkan dan tidak bersumber pada ketentuan
zakat yang sudah di tetapkan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kurang adanya kesadaran hukum
pemilik restoran di Salatiga terhadap pembayaran zakat perniagaan.
Karena sekian banyak diantara mereka yang memiliki restoran muslim
tidak mengerti bahkan memahami ketentuan berapa jumlah nominal
yang harus di bayarkan saat melakukan pembayaran zakat perniagaan
seperti yang sudah ditetapkan dalam Undang-Undang zakat No 23
tahun 2011 serta PERMENAG No 52 Tahun 2014, yang mengatur
tentang bagaimana perhitungan serta pembagian nisab dan haul yang
benar menurut syariat Islam.
B. Praktik Pembayaran Zakat Perniagaan Pemilik Restoran Muslim di
Salatiga.
74
Mengenai Praktik Pelaksanaan pembayaran zakat perniagaan bagi
pemilik restoran di Salatiga, dalam praktiknya kurang mengerti dan paham
tentang ketentuan nisab dan haulnya. Mereka membayar zakat
berdasarkan berapa jumlah yang mereka dapat dalam setiap bulan ataupun
hari sehingga tanpa perhitungan yang di tentuakan oleh nisab, banyak
yang mengeluarkan zakat dengan semaunya tanpa menggunakan 2,5% dari
harta yang didapatnya serta pengeluarannya tidak dengan perhitungan haul,
sehingga ada yang mengeluarkan setiap hari, minggu ataupun bulan.
Dalam kebiasaan serta sepengetahuan meraka, pembayaran zakat
perniagaaan disamakan dengan sadaqah, karena bagi mereka sama-sama
mengeluarkan sebagian harta dan diperuntukkan bagi umat muslim yang
membutuhkan, mereka juga beranggapan bahwa yang mereka lakukan
sudah menggugurkan kewajiban atas pembayaran zakat perniagaan serta
sudah melebihi dari perhitungan yang ditentukan oleh syariat Islam.
Ada beberapa yang membayar zakat hasil perniagaan dengan niat
yang benar namun masih belum terlalu paham dengan rukun dan syarat
pelaksanaannya. Seperti yang dijelaskan oleh bapak Arif Bayu Wasito, ibu
Siti Kholifah, bapak Muhammad Fandi Maulana, ibu Titi Rusita, bapak
Slamet, bapak Dedy, bapak Hernowo Edi Saputro, dan bapak Tri Eko Adi
Santoso.120
Dapat ditarik kesimpulan hasil wawancara yang dilakukan oleh
penulis bahwasanya mereka semua mengerti dan menunaikan adanya zakat
mal namun belum faham mengenai perbedaan zakat dan sodaqoh dalam
120
Para pemilik restoran muslim di Salatiga
75
pembagian nisab dan haul pada zakat perniagaan. Selain itu para pemilik
restoran muslim di Salatiga tersebut juga mengeluarkan zakat untuk
menggugurkan kewajiban dalam membayar zakat, ada juga yang dengan
membayar zakat tesrsebut agar bisa mendapatkan imbalan yang lebih dari
Allah SWT dikarnakan sudah mengeluarkan sebagian harta mereka. Serta
ada juga dengan mengeluarkan zakat perniagaan dapat mensucikan harta
mereka.
Akan tetapi ada dua dari sepuluh pemilik restoran muslim yang
diwawancarai oleh penulis terkait dalam beberapa indikator diantaranya
mengetahui, memahami, sikap, serta prilaku yang ada dalam teori
kesadaran hukum menurut Soerjono Soekanto. Yaitu bapak Sultan Nasir
pemilik bakso pak BR 101 dan bapak hardadi pemilik singkong keju D-9
dia mengerti serta faham tentang apa zakat maal itu, apa saja macam-
macam yang terdapat dalam zakat maal, apa dasar hukum yang ada dalam
zakat maal, bagai mana cara perhitungan nisab dan haul untuk zakat
perniagaan, berapa jumlah yang harus dikeluarkan pada setiap tahunnya.
dia faham serta mengerti tentang zakat maal tersebut selain itu dia juga
memperhitungkan dan membagikan zakat tersebut kepada tetangga-
tetangga yang dinilai dia fakir dan miskin.
Dalam Undang- Undang Nomor 23 tahun 2011 telah diatur
mengenai sumber-sumber zakat yang terdapat kewajiban zakat
sebagaimana aturan tata cara penghitungan masing-masing sumber
76
zakat.121
Diatur juga dalam peraturan Mentri Agama Nomor 52 Tahun
2104, yang berisikan tentang syarat perhitungan zakat mal dan zakat fitrah
serata pendaya gunaan zakat untuk usaha produktif, menjelaskan bahwa
zakat mal adalah harta yang dikeluarkan muzaki melalui amil zakat resmi
untuk diserahkan kepada mustahik zakat. sedangkan zakat perniagaan
adalah zakat yang dikenakan atas usaha perniagaan yang telah mencapai
nisab dan haul.122
bisa ditarik kesimpulan dalam membayar zakat perniagaan banyak
dari pemilik restoran muslim di Salatiga mengetahui pembayaran zakat
perniagaan akan tetapi kurang memahami beberapa ketentuan yang ada
dalam zakat perniagaan tersebut, seperti halnya perhitungan nisab dan haul.
Semua pemilik restoran muslim di Salatiga setuju akan adanya zakat
perniagaan serta ketentuan yang ada dalam zakat perniagaan. Namun
mereka tidak memahami bagaimana cara mengeluarkan zakat perniagaan
dan tidak memperhatikan nisab serta haul yang diqiyaskan dengan
zakatnya emas dan perak, sehingga memunculkan pola perilaku yang tidak
sesuai pada ketentuan yang sudah diatur dalam Al-Qur’an, Hadis, dan
Undang-Undang terkain dengan perhitungan serta pembayaran zakat
perniagaan, dikarenakan kurang taunya pengetahuan agama mereka dan
tidak fahamnya mengenai perhitungan serta pembagian zakat dari pemilik
restoran muslim tersebut.
121
Undang-Undang No 23 Tahun 2011 tantang Pengelolaan Zakat BAB I, Pasal 2. 122
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No 52 Tahun 2013 Tentang Syarat dan
Tata Cara Perhitungan Zakat Maal dan Zakat Fitrah serta Pemberdayaan Zakat untuk Usaha
Produktif, Pasal 1 ayat 2.
77
C. Faktor yang Menghambat Serta Mendorong Kesadaran Hukum
Pemilik Restoran Terhadap Pembayaran Zakat Perniagaan di
Salatiga.
Adanya kesadaran hukum pemilik restoran muslim di kota Salatiga
memunculkan beberapa faktor yang terkatit pembahasan di bawah, yaitu
faktor yang menghambat dan mendorong pemailik restoran muslim di kota
Salatiga dalam pembayaran zakat perniagaan. Soerjono soekamto juga
mengemukakan efektivitas hukum dalam masyarakat ditentukan dengan
berbagai faktor yaitu:123
1. Faktor hukum sendiri
2. Faktor penegakan hukum
3. Faktor fasilitas
4. Faktor kesadaran hukum dalam masyarakat
5. Faktor budaya
Adapun beberapa faktor yang menghambat dan mendorong pemilik
restoran muslim di kota Salatiga terhadap kesadaran hukum pembayaran
zakat perniagaan adalah sebagai berikut :
1. Faktor yang menghambat
Mengenai faktor yang menghambat pembayaran zakat
perniagaan banyak dari mereka yang masih kurang faham dan
mengerti tentang zakat perniagaan, mulai dari perbedaan antara zakat
maal dengan sedekah, perhitungan nisab dan haul, dan kepada siapa
zakat itu diberikan. Sehingga mengakibatkan pola perilaku yang asal-
asalan dalam menghitung serta membagikan zakat perniagaan tersebut.
123
Soerjono Soekamto, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, (Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2004), hlm. 8
78
Hal ini dikarenakan dari sekian banyak pemilik restoran muslim di
kota Salatiga, ada beberapa yang mempunyai latar belakang
pendidikan dan pengetahuan mengenai agama yang rendah. Banyak
dari mereka yang tidak tahu apa tugas dan wewenang pada BAZNAS
bagi pemilik restoran muslim yang tidak tahu serta paham bagaimana
mengelola zakat secara benar.
Menurut peneliti kondisi ini menjadikan pelaksanaan zakat
kurang memberikan nilai yang baik. Dengan menghitung serta
membagikan sendiri zakat tersebut belum tentu itu semua sesuai
dengan syariat Islam, di karenakan masih banyak dari pemilik restoran
muslim tersebut yang tidak faham serta mengerti tentang zakat
perniagaan. Sehingga harta yang di bagikan tersebut bisa saja bukan
berupa zakat namun melainkan sedekah.
2. Faktor yang mendorong
Faktor yang mendorong adanya zakat perniagaan ini adalah
mereka yakin bahwa dengan dibayarkannya zakat, mereka
memperoleh balasan yang berlipat ganda. Karena yang mereka fahami
selama ini mengenai zakat adalah mereka sudah menggugurkan
kewajiban sebagai umat muslim dengan membayar zakat perniagaan,
walaupun dengan jumlah yang tidak sesuai dengan ketentuan yang
sudah ditetapkan dalam Undang- Undang Nomor 23 tahun 2011 serta
peraturan Mentri Agama Nomor 52 Tahun 2014.
79
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat dirumuskan kesimpulan sebagai
berikut:
1. Terkait kesadaran hukum pemilik restoran muslim di Salatiga masih
banyak yang kurang sadar akan pembayaran zakat perniagaan. Hasil
dari penelitian ini diketahui bahwa 10 pemilik restoran muslim yang
ada di Salatiga, terkait kesadaran hukum pembayaran zakat
perniagaan sangat rendah dikarnakan hanya terdapat 2 dari 10 pemilik
restoran muslim yang mengetahui bagaimana sistem pembayaran
zakat perniagaan, sedangkan 8 pemilik restoran muslim kurang
pemahaman akan pembayaran zakat perniagaan di Salatiga. mereka
mengetahui tanpa memahami tentang bagaimana pembayaran zakat
perniagaan. Kurang sadarnya mereka terhadap pembayaran zakat
perniagaan karena rendahnya pengetahuan pemilik restoran mengenai
80
zakat perniagaan serta pembagian yang ada dalam zakat perniagaan
serta faktor sosial yang menyebabkan pemilik restoran muslim yakin
bahwa mereka sudah benar dan sah dalam melaukakan pembayaran
zakat.
2. Praktik pembayaran zakat perniagaan yang terdapat pada pemilik
restoran di Salatiga, mereka semua sudah memlaksanakan kewajiban
sebagai umat muslim dalam membayarakan zkat maal namun masih
banyak yang kurang mengerti serta memahami zakat perniagaan.
Pemilik juga tidak dapat membedakan antara zakat dengan shadaqah,
mengenai perhitungan nisab dan haul pemilik restoran muslim di
Salatiga juga tidak pernah menggunakan perhitungan dan pembagian
yang sesuai dengan aturan yang terdapat di dalam Islam. mereka juga
mengira-ngira berapa jumlah yang harus dikeluarkan tanpa
memperdulikan apakah nisab dan haul dalam zakat tersebut sudah
mencukupi atau belum, untuk penyaluran zakat sendiri semua pemilik
yang menyalurkan tanpa terorganisir dalam lembaga atau badan amil
zakat sehingga mereka menyalurkan serta membagi sendiri zakat
tersebut, mereka membagikan kepada orang-orang kurang mampu,
masjid, juga ada dari pemilik restoran muslim yang sudah berkerja
sama dengan yayasan untuk menyalurkan zakat pemilik restoran
muslim.
3. Mengenai faktor yang mendorong pembayaran zakat perniagaan bagi
para pemilik adanya rasa akan mendapatkan balasan ataupun imbalan
81
dari Allah bilasanya mereka mengeluarkan zakat perniagaan tersebut.
Faktor yang menghambat pembayaran zakat perniagaan, dikarenakan
tingkat pengetahuan agama yang rendah bagi pemilik retoran muslim
di Salatiga. Sehingga pengetahuan, pemahaman, sikap serta pola
prilaku menjadikan pembayaran zakat tersebut tidak sesuai dengan
peraturan yang sudah ada dalam Undang-Undang zakat Nomer 23
tahun 2011 serta PERMENAG Nomer 52 tahun 2014 tentang
ketentuan pemayaran dan pembagian zakat perniagaan.
B. Saran
Adapun saran yang penulis untuk kesejateraan pemilik restoran
muslim di kota Salatiga dalam pembayaran zakat perniagaan agar sesuai
dengan syariat Islam, adalah sebagai berikut:
1. Kepada BAZNAS untuk lebih memberikan informasi terkait
pentingnya zakat. agar masyarakat paham serta mengerti bahwa ada
lembaga yang menaungi masalah zakat.
2. Selain itu BAZNAS juga lebih memperhatikan terkait pembayaran
serta perhitungan dalam zakat perniagaan di kota Salatiga.
3. untuk pemilik restoran sendiri hendaknya lebih memperbanyak
wawasan serta pemahaman mengenai zakat perniagaan. Agar tidak
sembarangan dalam pembayaran zakat. karena zakat sudah di ukur
sebagaimana mestinya.
4. Agar diadakan penelitian lanjutan guna memberikan pemahaman
kepada masyarakat mengenai pembayaran zakat.
82
DAFTAR PUSTAKA
1. Al-Qur’an/Tafsir Al-Qur’an
Departemen Agama RI, 2004, Al-Qur‟an dan Terjemahya, Semarang: CV.
AL-WAAH
2. Hadis/Syarah Hadis/Ulumul Hadis
Al-Asqolani, Ibn Hajar. 2013. Terjemahan Bulughul Maram. Bandung: PT
Mizan Pustaka
Al-Hafidh Ibnu Hajar Al Asqalani, Bulughul Maram Min Adilatil Ahkam, cet
ke-1. Hadis No.502. Bairut: Darussalam: Dar Al-kutub Al Islamiyah.
1449
3. Fiqih/Usul Fiqih/ Hukum
Az-Zuhaili, Wahab.2010. Fiqih Islam WA Adillatuhu. Jakarta: Gema Insani
Sabiq, Sayyid. 2004. Fiqih Sunnah jilid 3. cet-1 Jakarta: Pena Pundi aksara
Undang-Undang No 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat
PERMENBUDPAR RI No.PM.87/HK.501/MKP/2010 tentang tata
cara pendaftaran usaha jasa makanan dan minuman
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No 52 Tahun 2014 tentang
Syarat dan Tata cara Perhitungan Zakat Mal dan Zakat Fitrah Serta
pemberdayaan Zakat untuk Usaha Produktif
Ali, Zainuddin. 2010. Sosiologi Hukum. Jakarta: Sinar Grafika
83
Soekamto, Soerjono . 2004. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan
Hukum. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Soekamto, Soerjono. 1928. Sosiologi Hukum dalam Masyarakat. Jakarta: CV.
Rajawali
Rosanna, Ellya. 2014. “ Kepatuhan Hukum Sebagai Wujud Kesadaran Hukum
Masyarakat”. Vol. 10 No 1 (Januari- Juni 2014),
Ahmad, Beni Saebeni. 2006. Sosiologi Hukum. Bandung: Pustaka Setia
4. Lain-Lain
Abu dan Cholid Narbuko. 1997. Meteodologi Penelitian. Jakarta:Bumi Aksara
Agus Thayib Afifi dan Shabira Ika. 2010. Kekuatan Zakat Hidup Berkah Harta
Melimpah. Yogyakarta: Pustaka albana
Ali, Achmad 2009. Menguak Teori Hukum ( Legal Theory) dan Teori
Peradilan (Judical Prudence., Jakarta: Prenada Media Group
Ali, Mohammad Daud. 1988. Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf. Jakarta:
Universitas Indonesia
EndarMoko, Eko. 2007. Tesaurus bahasa Indonesia. Jakarta:PT Gramedia Pustaka
Ghani, Abd. Rahman A. 2014. Meteodologi Penelitian Tindakan Sekolah.
Jakarta: Rajawali Pers
Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif Teori % Praktis. Jakarta:
PT. Bumi Aksara
Hafidhuddin, Didin. 2002. Zakat dalam Perekonomian Modern. Jakarta: Gema
Insani Press
Hidayatullah, Syaarif. 2017. Tuntunan Lengkap Rukun Islam Dan Doa. Jakarta: PT.
Gramedia
Jalaludin. 2013. Filsafat Ilmu Pengetahuan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Kinoysan. 2006. love banget sama zakat. Jakarta: Grasindo
Moleong. 2009. Meteodologi Penelitan Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset
Mursyidi. 2006. Akutansi Zakat Kontemporer. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Nasution. 2012. Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta:Bumi Aksara
Nur Fatih, Seputar Pengertian Tujuan dan Manfaat Berzakat,
http://id.wikipedia.org/wiki/Zakat
Snijders, Adelbert. 2006. Manusia dan Kebenaran. Yogyakarta: Kanisius
84
Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC
Zainuddin. 2009. Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Sinar Grafika
Lampiran
Data Pemilik Restoran Di Salatiga
No Nama Usaha Nama Pemilik Alamat Usaha Agama
Pemilik
1. Rumah
Makan
Podonamu
Ir. Texin
Sirait, MM
Jl. Abiyoso 3/1, RT.
002 RW. 001, Kel.
Dukuh, Kec.
Sidomukti, Kota
Salatiga
Non
Muslim
2. Resto & cafe
Happy
Mommy
Vilia JayaWati
Kuswara
Jl. Fatmawati No. 1,
RT. 002 Rw. 003,
Kel. Blotongan, kec.
Sidorejo, Kota
Salatiga
Non
Muslim
3. WM. Sari
Roso
Suroso Jl. Stadion
Kridanggo, RT. 002
Rw. 001, Kel.
Kalicacing, Kec.
Sidomukti, Kota
Salatiga
Muslim
4. Popeye Octavianus Jl. Taman Pahlawan
No. 65, RT. 012 Rw.
005, Kel.
Kutowinangon Kidul,
Kec. Tingkir, Kota
Salatiga
Non
Muslim
5. Warung Soto Kusmanunggal Jl. Jenderal Sudirman
No. 373, RT. 001
RW. 004, Kel.
Ledok, Kec.
Argomulyo, Kota
Salatiga
Non
Muslim
6. Mie Cafe 163 Ady Susanto Jl. Imam Bonjol 70,
RT. O11 Rw. 008,
Kel. Blotongan, Kec.
Sidorejo, Kota
Salatiga
Non
Muslim
7. Warung
Bakso pak
BR 101
Sultan Nasir Modangan, RT. 003
RW. 008, Kel.
Blotongan, Kec.
Sidorejo, Kota
Salatiga
Muslim
2
8. Ayam
Kremes 168
Sandy Suhardi Ruko Salatiga Plaza,
Kel. Kutowinangun
Kidu, Kec. Tingkir,
Kota Salatiga
Non
Muslim
9. Cow Milk
CuCu
Ummy
Mubarkah
Jl. Diponegoro No.
31 C, Kel. Salatiga,
Kec. Sidorejo, Kota
Salatiga
Non
Muslim
10. Tori’s
Resto&cafe
Widya Jl. Kauman 36 A,
Kel. Sidorejo Lor,
Kec. Sidorejo, kota
Salatiga
Non
Muslim
11. Bakmi
Bandung
Liauw
Andronikus
Handiant
Jl. Pemotongan 84,
RT. 005 RW. 003,
Kel. Salatiga, Kec.
Sidorejo, Kota
Salatiga
Non
Muslim
12. Bakmi
Bandung
Liauw
Andronikus
Handiant
Jl. Cemara Raya 19,
RT. 001 RW. 009,
Kel. Salatiga, Kec.
Sidorejo, Kota
Salatiga
Non
Muslim
13. RM Lombok
Gede
Yohanes
kristian
Jl. Jend. Sudirman
347, Kel. Ledok, kec.
Argomulyo, Kota
Salatiga
Non
Muslim
14. Pondok
Makan
Warung
Sawah
Soemantoro Pulutan, RT. 002
RW. 003, Kel.
Pulutan, Kec.
Sidorejo, Kota
Salatiga
Muslim
15. Taek Tree Mulyatriana
Widayati
Jl. Soekarno- Hatta,
Ds. Jagalan, RT. 001
RW. 005, Kota
Salatiga
Non
Muslim
16. Swike Ijo
Special
Sri Wahyuni Pertokoan
Makutarama 38 A, Jl.
Jend. Sudirman, Kota
Salatiga.
Non
Muslim
17. Soto Pak No Totok Agus
Siswanto
Jl. Raya Fatmawati
No. 1, RT. 002 RW.
001, Kel. Blotongan,
Kec. Sidorejo, Kota
Salatiga
Non
Muslim
18. Restoran &
Cafe Beefalo
Sri Widiyati Jl. Jendran Sudirman
No. 226, Kel.
Gulung
tikar
3
Gedongan, Kec.
Tingkir, Kota
Salatiga
19. RM Nova
Food
Suwandi Jl. Abiyoso No. 14,
RT. 009 RW. 001,
Kel. Dukuh, Kec.
Sidomukti, Kota
Salatiga
Gulung
tikar
20. Ayam Korea
Lezat
Sunar Jl. Nakula Sadewa
No. 17 E, Kel.
Dukuh, Kec.
Sidomukti, Kota
Salatiga
Non
Muslim
21. Resto Cafe
One Six Eight
Andi Susanto Jl. Nakula Sadewa
41, RT. 010 RW.
001, Kel. Dukuh,
Kec. Sidomukti, Kota
Salatiga
Non
Muslim
22. Resto Joglo
Tepi Sawah
Arif Bayu W. Jl. Lingkar Salatiga
Km. 1, Kel.
Blotongan, Kec.
Sidorejo, Kota
Salatiga
Muslim
23. Bizztro
Coffee House
Etik Setyorini Jl. Bima, Rt. 003
RW. 008, Kel Dukuh,
Kec. Sidomukti, Kota
Salatiga
Non
Muslim
24. Legenda
Resto
A Tegar
Hieronanda
Jl. Hasanudin 132,
RT.001 RW. 015,
Kel. Mangunsari,
Kec. Sidomukti, Kota
Salatiga
Non
Muslim
25. Kare Bu
riyati
Slamet
Raharjo
Brajan, RT. 002 RW.
010, Kel. Blotongan,
Kec. Sidorejo, Kota
salatiga
Non
Muslim
26. RM. Citra Setia Pranata Salatiga Plaza H-5,
RT. 008 RW. 002,
Kel. Kutowinangon
Kidul, Kec. Tingkir,
Kota Salatiga
Non
Muslim
27. Es Kesambi Diajani Jl. Kesambi No. 4
salatiga
Non
Muslim
28. Pinog Aden Diarista
Sandy
Ruko Kembang
Arum 8-9, Kel.
Dukuh, Kec.
Non
Muslim
4
Sidomukti, Kota
Salatiga
29. WM. Ino Kornelius Upa
Rodo
Jl. Kemiri Barat No.
28, Kel. Salatiga,
Kec. Sidorejo, Kota
salatiga
Non
Muslim
30. Cafe & Resto
valhalla
Ipan Rosiandri Jl. Gilingrejo No.
227, Kel. Gedongan,
kec. Tingkir, Kota
Salatiga
Non
Muslim
Dokumentasi wawancara dengan pemilik restoran muslim di Salatiga
Gambar 1 Wawancara dengan pemilik restoran muslim dengan Ibu Titi Rusita
sebagai pemilik Ciliby Resto
5
Gambar 2 wawancara dengan pemilk restoran muslim dengan pemilik Soto Asap Khas
Kudus Bapak muhammad Fandilanna
Gambar 3 dengan bapak Slamet pemilik Bakso Planet
6
Gambar 4 pemilk restoran muslim bapak Hardadi pemilik restoran Singkong Keju D-9
Gambar 5 dengan bapak Sultan Nasir Pemilik Bakso Pak BR 101
7
Gambar 6 pemilik Nine Steak dengan bapak Hernowo Edi Saputra
Gambar 7 bersama bapak Tri Eko Santoso pemilik dari Waroeng Cankruek