kemampuan pemecahan masalah matematis dengan …

23
KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LAPS- HEURISTIC DAN STRATEGI GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER PADA MATERI SEGIEMPAT PESERTA DIDIK KELAS VII SMPN 1 KANIGORO SKRIPSI OLEH ANNI ROSYIDA NPM 216.01.072.045 UNIVERSITAS ISLAM MALANG FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA 2021

Upload: others

Post on 22-Nov-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DENGAN …

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LAPS-

HEURISTIC DAN STRATEGI GIVING QUESTION AND GETTING

ANSWER PADA MATERI SEGIEMPAT PESERTA DIDIK KELAS VII

SMPN 1 KANIGORO

SKRIPSI

OLEH

ANNI ROSYIDA

NPM 216.01.072.045

UNIVERSITAS ISLAM MALANG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

2021

Page 2: KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DENGAN …

i

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LAPS-

HEURISTIC DAN STRATEGI GIVING QUESTION AND GETTING

ANSWER PADA MATERI SEGIEMPAT PESERTA DIDIK KELAS VII

SMPN 1 KANIGORO

SKRIPSI

Diajukan kepada

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Islam Malang

Untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Matematika

OLEH

ANNI ROSYIDA

NPM 216.01.072.045

UNIVERSITAS ISLAM MALANG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JANUARI 2021

Page 3: KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DENGAN …

Abstrak

Tujuan penelitian ini yaitu: (1) untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan

kemampuan pemecahan masalah peserta didik dengan model LAPS-Heuristic

dan strategi giving question and getting answers dengan yang menggunakan

model pembelajaran konvensional; (2) untuk mengetahui manakah yang lebih

baik kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik dengan model

pembelajaran LAPS-Heuristic dan strategi giving question and getting answers

dengan yang menggunakan model pembelajaran konvensional; (3) untuk

mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik

dengan model pembelajaran LAPS-Heuristic dan strategi giving question and

getting answers. Pendekatan yang digunakan yaitu mixed method research

jenis sequential explanatory design. Pada penelitian kuantitatif menggunakan

desain true experimental. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: (1)

Terdapat adanya perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis peserta

didik antara kelas yang menggunakan model LAPS-Heuristic dan strategi

giving question and getting answers dengan kelas yang menggunakan model

konvesional (Sig = 0,014< 0,05); (2) Kemampuan pemecahan masalah

matematis peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran LAPS-

Heuristic dan strategi giving question and getting answers lebih baik

dibandingkan peserta didik dengan menggunakan model konvensional (thitung =

> ttabel = 2,00030); (3) Subjek yang telah dipilih pada kelas yang

menggunakan model LAPS-Heuristic dan strategi giving question and getting

answers mempunyai pencapaian indikator yang lebih menguasai daripada kelas

yang menggunakan model konvensional.

Kata Kunci: Pemecahan Masalah Matematis, Model LAPS-Heuristic, Strategi

Giving Question and Getting Answe

Page 4: KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DENGAN …

Abstract

The objectives of this study are: (1) to determine whether there are differences in

the problem solving abilities of students using the LAPS-Heuristic model and the

strategy of giving questions and getting answers using conventional learning

models; (2) to find out which students have better mathematical problem solving

abilities with the LAPS-Heuristic learning model and the strategy of giving

questions and getting answers using conventional learning models; (3) to describe

the mathematical problem solving abilities of students with the LAPS-Heuristic

learning model and the strategy of giving questions and getting answers. The

approach used is a mixed method research type of sequential explanatory design.

In quantitative research using true experimental design. The results of this study

are as follows: (1) There are differences in students' mathematical problem-

solving abilities between classes using the LAPS-Heuristic model and the strategy

of giving questions and getting answers and classes using conventional models

(Sig = 0.014 <0.05); (2) The ability of students to solve mathematical problems

using the LAPS-Heuristic learning model and the strategy of giving questions and

getting answers is better than students using conventional models (tcount =

2.53704> ttable = 2,00030); (3) The subjects that have been selected in the class

using the LAPS-Heuristic model and the strategy of giving questions and getting

answers have more powerful indicators than the class that uses the conventional

model.

Keywords: Mathematical Problem Solving, LAPS-Heuristic Model, Giving

Question and Getting Answer Strategy

Page 5: KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DENGAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan berperan penting untuk membangun kualitas peserta didik.

Dengan melalui pendidikan, peserta didik dapat mengembangkan potensi-potensi

yang dimilikinya. Fuad (2005:1) berpendapat bahwa pendidikan ialah usaha

manusia yang digunakan untuk mengembangkan dan meningkatkan potensi yang

ada baik dalam rohani ataupun jasmani sesuai dengan nilai sosial budaya yang

ada. Oleh karena itu, potensi-potensi yang dimiliki akan menjadikan peserta didik

mampu bersaing dengan siapapun.

Dalam sistem pendidikan, matematika sangat dibutuhkan baik untuk

kehidupan sehari-hari dan untuk mengatasi adanya pengaruh IPTEK, oleh karena

itu matematika harus dibekalkan kepada peserta didik mulai dari sekolah dasar.

Susanto (2016:183) mengatakan bahwa matematika ialah bidang studi yang

tersedia di semua jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan

tinggi. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

Tahun 2003 pasal 37 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menegaskan

bahwa salah satu pelajaran yang harus diajarkan pada jenjang pendidikan dasar

dan juga menengah ialah matematika. Standar isi pada satuan pendidikan dasar

dan menengah yang ada di dalam undang-undang tersebut juga menyatakan

Page 6: KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DENGAN …

2

bahwa matematika telah menjadi salah satu mata pelajaran wajib yang diajarkan

di lembaga pendidikan formal sejak pendidikan dasar.

Selain itu, matematika merupakan ilmu pasti dan konkrit yang tidak lepas

dari angka dan rumus. Artinya, matematika menjadi ilmu real yang dapat

diterapkan langsung dalam kehidupan sehari-hari dalam beragam bentuk. Tujuan

diajarkan matematika tidak lain agar peserta didik dapat mengembangkan dan

mengaplikasikan unsur-unsur matematika (kemampuan mengoperasikan dan

mengaplikasikan konsep matematika) ke dalam kehidupan sehari-hari. Peserta

didik akan dengan mudah menggunakan matematika jika sudah dapat

mengembangkan dan mengaplikasikan unsur-unsur matematika. Hal ini sesuai

dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Nomor 21 tahun 2016, ditetapkan salah satu tujuan dari pembelajaran matematika

di sekolah yaitu agar peserta didik mempunyai kemampuan memecahkan masalah

yang meliputi kemampuan dalam memahami masalah, merancang model

matematika, menyelesaikan model matematika, serta memberi solusi dengan

tepat.

Perihal tersebut dapat menandakan bahwa kemampuan pemecahan

masalah adalah kegiatan yang sangat penting untuk dikembangkan dan sangat

berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pembelajaran secara keseluruhan. Hal

tersebut sesuai dengan yang dikemukakan Summarno (dalam Hendriana,

2017:43), bahwa pemecahan masalah ialah inti dan proses utama dalam kurikulum

matematika atau tujuan umum pembelajaran matematika, bahkan sebagai

Page 7: KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DENGAN …

3

jantungnya matematika. Pemecahan masalah sebagai tujuan dari pembelajaran dan

kemampuan yang wajib dicapai sesudah pembelajaran merupakan kegiatan

mencari jalan keluar atas suatu permasalahan yang tidak dapat langsung

ditemukan penyelesaiannya. Menurut Wardhani (2010:28), pemecahan masalah

merupakan suatu proses penerapan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya

ke dalam situasi baru yang belum dikenal. Sehingga tujuan pada akhir

pembelajaran ialah dapat menciptakan peserta didik yang mempunyai

pengetahuan serta keterampilan guna memecahkan suatu masalah.

Hasil wawancara awal telah dilakukan oleh peneliti dengan Ibu Sulamah

S,Pd. selaku guru mata pelajaran matematika kelas VII SMP Negeri 1 Kanigoro

dengan menetapkan bahwasannya kriteria ketuntasan minimal dalam

pembelajaran matematika di sekolah ialah 75 dan berdasarkan hasil dari observasi

peserta didik masih banyak yang beranggapan bahwa pelajaran matematika adalah

pelajaran yang sangat sulit jika dibandingkan dengan pembelajaran lain. Pendapat

tersebut di perkuat dengan nilai hasil ulangan harian dari materi garis dan sudut

yang dilakukan peserta didik yang rata-rata hasilnya masih kurang dari kriteria

ketuntuasan minimal. Sebagian besar dari peserta didik merasa sulit dalam

mengerjakan pertanyaan-pertanyaan yang berbasis pemecahan masalah dan juga

diketahui bahwa model pembelajaran yang diterapkan pada saat proses belajar

mengajar masih terpusat oleh guru (teacher centered) yang akhirnya dapat

mengakibatkan peserta didik banyak bergantung dengan apa yang dikatakan guru.

Page 8: KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DENGAN …

4

Dari hasil uraian yang telah dijelskan, rendahnya kemampuan pemecahan

masalah akan menghambat proses dan hasil dari belajar peserta didik. Sehingga

cara untuk memfasilitasi agar kemampuan dalam pemecahan masalah matematis

meningkat menjadi sangatlah penting dalam proses belajar mengajar. Salah

satunya usaha agar dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah

matematis adalah dengan cara menerapkan proses pembelajaran dengan peserta

didik sebagai pusatnya (student centered) serta menggunakan inovasi

pembelajaran terbaru baik dalam model pembelajaran, metode, pendekatan,

strategi, serta media pembelajaran.

Oleh karena itu, salah satu model pembelajaran yang relevan dalam

peningkatan kemampuan peserta didik terhadap pemecahan masalah ialah dengan

diterapkan model pembelajaran Logan Avenue Problem Solving Heuristic (LAPS-

Heuristic). Purba & Sirait (2017:34) berpendapat bahwa dalam model

pembelajaran LAPS-Heuristic, peserta didik diajak untuk menggunakan langkah-

langkah dalam proses pemecahan masalah, mampu menganalisis ataupun

membuat dugaan akan kebenaran dalam pemecahan persoalan masalah juga

dituntut guna membuat penilaian untuk hasil dari solusinya sendiri. Model

pembelajaran LAPS-Heuristic menurut (Ngalimun, 2016) ialah model

pembelajaran yang mengarahkan peserta didik pada proses pemecahan masalah

dengan menggunakan kata-kata tanya seperti apa masalahnya, apakah ada

alternatif pemecahannya, apa manfaatnya, apa solusinya, dan bagaimana cara

terbaik dalam mengerjakannya.

Page 9: KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DENGAN …

5

Selain model pembelajaran, guru dapat menggunakan berbagai macam

strategi untuk meningkatkan pemahaman peserta didik pada proses pembelajaran.

Salah satunya yaitu menerapkan strategi giving question and getting answers.

Strategi ini termasuk penerapan strategi dari pembelajaran konstruktivistik yang

melibatkan peserta didik sebagai subyek pada suatu pembelajaran. Sehingga dapat

diartikan bahwa peserta didik dapat membangun ilmunya sendiri, dan gurunya

hanya sebagai fasilitator (Kurino, 2018:36). Menurut Suprijono (2010:107)

strategi ini dirancang untuk peserta didik guna melatih agar mempunyai

ketrampilan dalam menjawab ataupun bertanya soal, karena dasar dari strategi ini

ialah metode tanya jawab yang dikolaborasikan dengan beberapa potongan kertas.

Dengan model pembelajaran LAPS-Heuristic dan strategi pembelajaran

giving question and getting answers ini diharapkan mampu membantu peserta

didik dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis pada

materi yang diajarkan yaitu segiempat.

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dengan

menggunakan Model Pembelajaran LAPS-Heuristic dan Strategi Giving

Question and Getting Answers pada Materi Segiempat Peserta Didik Kelas

VII SMPN 1 Kanigoro”.

Page 10: KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DENGAN …

6

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian latar belakang masalah yang telah dijelaskan,

masalah yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah.

1. Apakah terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis

peserta didik dengan model pembelajaran LAPS-Heuristic dan strategi giving

question and getting answers dengan yang menggunakan model

pembelajaran konvesional pada materi segiempat kelas VII SMP Negeri 1

Kanigoro?

2. Apakah kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik dengan

model pembelajaran LAPS-Heuristic dan strategi giving question and getting

answers lebih baik daripada yang menggunakan model pembelajaran

konvesional pada materi segiempat kelas VII SMP Negeri 1 Kanigoro?

3. Bagaimana kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik dengan

model pembelajaran LAPS-Heuristic dan strategi giving question and getting

answers dengan yang menggunakan model pembelajaran konvesional pada

materi segiempat kelas VII SMP Negeri 1 Kanigoro?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan, maka tujuan yang

ingin dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kemampuan pemecahan

masalah matematis peserta didik dengan model pembelajaran LAPS-Heuristic

Page 11: KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DENGAN …

7

dan strategi giving question and getting answers dengan yang menggunakan

model pembelajaran konvesional pada materi segiempat kelas VII SMP

Negeri 1 Kanigoro.

2. Untuk mengetahui manakah yang lebih baik kemampuan pemecahan masalah

matematis peserta didik dengan model pembelajaran LAPS-Heuristic dan

strategi giving question and getting answers dengan yang menggunakan

model pembelajaran konvesional pada materi segiempat kelas VII SMP

Negeri 1 Kanigoro.

3. Untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematis peserta

didik dengan model pembelajaran LAPS-Heuristic dan strategi giving

question and getting answers dengan yang menggunakan model pembelajaran

konvesional pada materi segiempat kelas VII SMP Negeri 1 Kanigoro.

1.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan maka hipotesis

penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut.

1. Terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik

dengan model pembelajaran LAPS-Heuristic dan strategi giving question and

getting answers dengan yang menggunakan model pembelajaran konvesional

pada materi segiempat kelas VII SMP Negeri 1 Kanigoro.

2. Kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik dengan model

pembelajaran LAPS-Heuristic dan strategi giving question and getting

Page 12: KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DENGAN …

8

answers lebih baik dari yang menggunakan model pembelajaran konvesional

pada materi segiempat peserta VII SMP Negeri 1 Kanigoro.

1.5 Asumsi

Dalam penelitian ini asumsi dasar yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut.

1. Validator dalam penelitian ini adalah seorang yang ahli dibidangnya dan

memberikan penilaian yang objektif serta bersungguh-sungguh sehingga hasil

validasi menunjukkan validitas yang sebenarnya.

2. Semua peserta didik mengerjakan soal post-test dengan sungguh-sungguh dan

sesuai dengan kemampuannya.

3. Faktor-faktor lain selain model dan strategi yang digunakan dengan tujuan

guna mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematis dianggap tidak

berpengaruh.

1.6 Ruang Lingkup dan Keterbatasan

Supaya penelitian ini lebih terarah dan terfokus, maka pada penelitian ini

diperlukan ruang lingkup dan keterbatasan penelitian. Adapun ruang lingkup

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini terdiri dari 2 variabel yang di teliti yakni variabel bebas dan

variabel terikat. Variabel bebasnya yaitu model pembelajaran LAPS-

Heuristic dan strategi giving question and getting answers. Sedangkan

variabel terikatnya adalah kemampuan pemecahan masalah matematis.

Page 13: KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DENGAN …

9

2. Penelitian ini dilaksankan pada dua kelas yakni kelas VII-J SMPN 1

Kanigoro sebagai kelas kontrol dan kelas VII-H SMPN 1 Kanigoro sebagai

kelas eksperimen.

3. Materi pembelajaran yang menjadi fokus penelitian adalah bab segiempat di

Kelas VII SMPN 1 Kanigoro.

Sedangkan keterbatasan pada penelitian ini adalah fokus mengetahui

kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah matematis dengan

menggunakan model LAPS-Heuristic dan strategi giving question and getting

answers.

1.7 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai, maka penelitian ini

diharapkan mempunyai manfaat dalam pendidikan baik secara teoritis maupun

praktis. Adapun manfaat penelitian ini yakni sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan akan memberikan dampak positif dan

kontribusi yang maksimal dalam pembelajaran matematika sehingga

diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis

peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran LAPS-Heuristic dan

strategi giving question and getting answers.

2. Manfaat Praktis

Page 14: KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DENGAN …

10

Secara praktis, manfaat yang diharapkan dari pengalaman ini adalah

sebagai berikut:

a. Bagi Guru

Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu menjadi inovasi

guru dalam proses pembelajaran agar lebih bervariasi pada model

pembelajarannya dan dapat menguatkan guru dalam memunculkan ide-ide

kreatif.

b. Bagi peserta didik

Diharapkan mampu melatih dan meningkatkan dalam hal

pemecahan masalah matematis dengan diterapkannya model LAPS-

Heuristic dan strategi giving question and getting answers pada peserta

didik sehingga dalam kegiatan belajarnya menjadi lebih bersemangat.

c. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi rekomendasi sekolah

kepada guru matematika maupun guru mata pelajaran lainnya agar

menggunakan model pembelajaran yang lebih variatif sehingga kualitas

hasil pembelajaran menjadi lebih maksimal.

d. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan dan juga

pengetahuan bagi peneliti yang berhubungan dengan variasi pendekatan

dalam mengajar pembelajaran matematika, dan sebagai persiapan seorang

calon pendidik (guru) dimasa depan.

Page 15: KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DENGAN …

11

1.8 Definisi Istilah

Dalam peneltian ini, penulisan skripsi banyak menggunakan beberapa

istilah guna menghindari kemungkinan terjadinya definisi lain dalam istilah yang

akan digunakan dan mempermudah peneliti ketika bekerja agar lebih terarah,

maka beberapa istilah tersebut dapat didefinisikan sebagai berikut:

1. Masalah matematis adalah suatu pertanyaan yang tidak langsung dapat

diselesaikan dengan prosedur yang ada dalam soal matematika sehingga

membutuhkan perencanaan yang benar dalam proses penyelesaiannya sebelum

menemukan jawabannya.

2. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ialah kemampuan peserta didik

guna menjalani proses mencari solusi dari suatu persoalan matematika sesuai

dengan pengetahuan yang telah diperolehnya untuk mendapatkan jalan keluar

dari suatu permasalahan matematika. Indikator yang digunakan untuk

mengukur kemampuan pemecahan masalah matematis yakni yang pertama,

memahami masalah (understand the problem). Kedua, merencanakan

pemecahan masalah (devise a plan). Ketiga, melaksanakan perencanaan (carry

out the plan). Keempat, memeriksa kembali proses dan hasil ((looking back)

3. Model Pembelajaran LAPS-Heuristic merupakan model pembelajaran yang

berbentuk runtutan dari suatu pertanyaan guna menyelesaikan suatu masalah

dengan menentukan alternatif sebagai solusi sehingga dapat ditarik kesimpulan

dari masalah tersebut. Adapun sintak model pembelajaran LAPS–Heuristic

antara lain. Pertama, memahami masalah. Kedua, merencanakan

Page 16: KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DENGAN …

12

pemecahannya. Ketiga, menyelesaikan masalah sesuai rencana langkah kedua.

Keempat, memeriksa kembali hasil yang diperoleh.

4. Strategi giving question and getting answer (GQAGA) ialah strategi yang

dirancang untuk peserta didik guna melatih agar mempunyai ketrampilan

dalam menjawab ataupun bertanya soal, karena dasar dari strategi ini ialah

metode tanya jawab yang dikolaborasikan dengan beberapa potong kertas.

Adapun sintak strategi tersebut antara lain. Pertama, membagikan dua buah

kartu yakni kartu soal dan kartu jawaban. Kedua, membagi peserta didik ke

dalam kelompok kecil. Ketiga, mengerjakan dan menyeleksi kartu soal.

Keempat, meminta kelompok untuk mempresentasikan hasil seleksi kartu soal.

Kelima, mengoreksi kartu soal dengan kartu jawaban. Keenam, menyimpulkan

hasil diskusi.

5. Model Pembelajaran Konvesional adalah pembelajaran yang mengharuskan

guru lebih mendominasi kelas dengan menyampaikan materi secara langsung

dan peserta didik sebagai penerima informasi secara pasif dalam pembelajaran.

6. Materi matematika yang digunakan pada penelitian ini ialah materi segiempat

dan termasuk materi SMP Kelas VII. Segiempat merupakan bangun datar yang

memiliki empat buah sisi. Pokok dalam pembahasan materi segiempat ini

adalah tentang bagaimana memahami masalah segiempat, menyelesaikan

masalah segiempat, dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan

segiempat. Segiempat yang menjadi objek pada penelitian ini yakni persegi

panjang, persegi, jajar genjang, trapesium, layang-layang serta belah ketupat.

Page 17: KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DENGAN …

125

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai kemampuan pemecahan masalah

matematis dengan menggunakan model LAPS- Heuristic dan strategi giving

question and getting answer pada materi segiempat kelas VII SMP Negeri 1

Kanigoro diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

1) Terdapat adanya perbedaan kemampuan pemecahan masalah peserta didik

antara kelas yang menggunakan model LAPS-Heuristic dan strategi giving

question and getting answers dengan kelas yang menggunakan model

konvesional (Sig = 0,014< 0,05).

2) Kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik dengan

menggunakan model pembelajaran LAPS-Heuristic dan strategi giving

question and getting answers lebih baik dibandingkan peserta didik dengan

menggunakan model konvensional (thitung = > ttabel = 2,00030).

3) Subjek yang telah dipilih berdasarkan data wawancara pada kelas dengan

model LAPS-Heuristic dan strategi giving question and getting answers

mampu lebih menguasai indikator kemampuan pemecahan masalah

matematis daripada kelas dengan model konvensional didapatkan data

sebagai berikut.

Page 18: KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DENGAN …

126

a. Subjek berkemampuan tinggi pada kelas dengan model pembelajaran

LAPS-Heuristic dan strategi giving question and getting answers mampu

mencapai semua indikator dan pada kelas model konvesional mampu

mencapai tiga dari empat indikator pemecahan masalah matematis.

b. Subjek berkemampuan sedang pada kelas dengan model pembelajaran

LAPS-Heuristic dan strategi giving question and getting answers mampu

menguasai tiga dari empat indikator dan pada kelas model konvesional

hanya menguasai dua dari tiga indikator pemecahan masalah matematis.

c. Subjek berkemampuan rendah pada kelas dengan model pembelajaran

LAPS-Heuristic dan strategi giving question and getting answers hanya

mampu menguasai dua dari empat indikator dan pada kelas model

konvesional hanya bisa mencapai satu dari empat indikator pemecahan

masalah matematis.

Dengan demikian diperoleh hasil bahwa kemampuan pemecahan

masalah matematis kelas yang menggunakan model pembelajaran LAPS-

Heuristic dan strategi giving question and getting answers lebih baik daripada

kelas dengan menggunakan model konvesional serta didapatkan kesimpulan

bahwasannya data kualitatif bisa melengkapi, memperkuat, serta mendukung

data kuantitatif.

Page 19: KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DENGAN …

127

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti di kelas

VII SMP Negeri 1 Kanigoro, peneliti memiliki saran-saran sebagai berikut.

1) Bagi Peserta Didik

Proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran LAPS-Heuristic dan

strategi giving question and getting answers, peserta didik diharapkan dapat

berperan secara aktif dalam kegiatan pembelajaran, menumbuhkan rasa ingin

tahu yang tinggi, lebih percaya diri dalam menyampaikan pendapatnya serta

lebih mandiri dalam belajar.

2) Bagi Pendidik

Pendidik sebaiknya juga dapat menerapkan model pembelajaran LAPS-

Heuristic dan strategi giving question and getting answers pada materi yang

lain dengan dibuat model diskusi aktif dalam kegiatan pembelajaran agar

dapat membangkitkan rasa ingin tahu dan keaktifan peserta didik dalam

berdiskusi pada kegiatan pembelajaran berlangsung.

3) Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti yang lain dapat menggunakan model pembelajaran LAPS-

Heuristic dan strategi giving question and getting answers pada materi

pelajaran matematika atau selain materi segiempat SMP, pada materi

pembelajaran selain matematika ataupun pada jenjang pendidikan yang

berbeda.

Page 20: KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DENGAN …

128

DAFTAR RUJUKAN

Abidin, Z dan Walida, S.E. 2019. Interactive E-Module Model of Transformation

Geometry Based on Case (Creative, Active, Systematic, Effective) as A

Practical and Effective Media to Support Learning Autonomy and

Competence. International Journal of Development Research, Volume 9,

Issue 01, pp.25156-25160, 26 Mei 2020. (http://www.journalijdr.com)

Arikunto, Suharsimi. 2013. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

As’ari, Abdur Rahman., Tohir, Mohammad., dan Valentino, Erik., Dkk. 2017.

Matematika SMP/MTs Kelas VII Semester 2.Jakarta: Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan RI

Cahyono, Tri. 2015. Stastik Uji Normalitas. Purwokerto:Yasamas

Creswell, John W.2016. Research Design (Pendekatan metode kualitatif,

kuantitatif dan campuran) Edisi keempat. Yoyakarta: Pustaka Pelajar

Departemen Pendidikan Indonesia. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka.

Departemen Pendidikan Indonesia. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka.

Djamarah, Syaiful., dan Zain, Aswan. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:

Rineka Cipta

Effendi, Sulaiman., dan Siregar, Syarifah. 2018. Penerapan Strategi Giving

Question And Getting Answer Sebagai Upaya Peningkatkan Hasil

Belajar Akuntansi, (Online), Vol 1 No 2, (diakses 20 Februari 2020)

Fathonah, Ika., dan Sukestiyarno. 2019. Segiempat Konsep dan Aplikasinya.

Semarang: UNNES

Fathurrohman, Muhammad., dan Sulistyorini. 2018. Belajar & pembelajaran.

Yogyakarta:Kalimedia

Fathurrohman, Muhammad. 2018. Pendekatan dan Model Pembelajaran.

Yogyakarta: Kalimedia

Page 21: KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DENGAN …

129

Fuad, Ihsan.2005.Dasar-dasar Kependidikan.Jakarta: PT Rineka Cipta

Hamalik, Oemar. 2015. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Hawa, Siti. Aisyah, Nyimas., dan Purwoko., Dkk. 2008. Pengembangan

Pembelajaran Matematika SD. Dirjen DIKTI : Kemdiknas

Hendriana, H. H., Sumarmo, U., & Rohaeti, E. E., 2017. Hard skills dan

softskills.Penerbit: Refika Aditama Cetakan ke 1Tahun 2017 Original

Isfara, Laila., dan Ermawati. 2018. Validitas Instrumen Four-Tier Misconception

Diagnostic Test untuk Materi Fluida Statis, Jurnal: Inovasi Pendidikan

Fisika, (Online), Volume 07 No.3. (diakses 1 Maret 2020)

Komarudin. 2016. Analisis Kesalahan Siswa Dalam Pemecahan Masalah

Matematika Pada Materi Peluang Berdasarkan High Order Thinking Dan

Pemberian Scaffolding, Jurnal Darussalam: Jurnal Pendidikan,

Komunikasi dan Pemikiran Hukum Islam, (Online), Volume VIII, No.1,

(diakses 23 Februari 2020)

Kurino, Yeni. 2018. Model Giving Question and Getting Answer Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar, Jurnal Didactical

Mathematics, (Online), Vol 1 No 1, (diakses 3 Februari 2020)

Lestari, K. E., dan Yudhanegara, M. R. 2017. Penelitian Pendidikan

Matematika.Bandung: PT Refika Aditama.

Moleong, Lexy J. 2016. Metode Penelitian Kualitatif edisi Revisi. Bandung:

Remaja Rosda Karya

Nasution. 2011. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta:

PT. Bumi Aksara.

Ngalimun. 2016. Strategi dan Model Pembelajaran.Yogyakarta: Aswaja

Presindo.

Nuansyah, Nanda., Efuansyah., dan Yanto. 2019. Efektivitas Model Pembelajaran

Logan Avenue Problem Solving (LAPS)-Heuristik Terhadap Kemampuan

Pemecahan Masalah Siswa, Jurnal Pendidikan Matematika RAFA

(Online), Vol 5(2): 162-172, (diakses 1 Februari 2020)

Page 22: KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DENGAN …

130

Pemerintah Indonesia. 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 37

Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas

Purba, Oktaviana., dan Sirait, Syahriani. 2017. Peningkatan Kemampuan

Pemecahan Masalah dengan Model LAPS-Heuristic di SMA Shafiyyatul

Amaliyah. Vol.2. No.1. Jurnal Matematics Paedagogic. Halaman 31-39.

Online (diakses 23 Januari 2020)

Putri, Rahmi., Rahmi., dan Edriati, Sofia. 2017. Pengaruh Strategi Giving

Question And Getting Answer Terhadap Hasil Belajar Matematika

Siswa Smp, Jurnal Pelangi (Online), Vol.10 No. 2. (diakses 1 Februari)

Polya, George.1957. How To Solve It : A New Aspect of Mathematic Method.

New York: Doubleday Anchor Books

Prihandoko, A.C. 2006 Memahami Konsep Matematika Secara Benar Dan

Menyajikannya Dengan Menarik. Jakarta: Depdiknas

Rosita, Dwi. 2017. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dan Berpikir

Kritis Siswa Menggunakan Model PembelajaranSearch, Solve, Create,

and Share (SSCS) Pada Pokok Bahasan Turunan Fungsi Kelas XI MA

Nahdlatul.

Runtukahu, Tombokan., dan Kandou, Selpius. 2014. Pembelajaran Matematika

Dasar Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Ruseffendi, E.T. 2005. Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan & Bidang Non

Eksakta Lainnya. Bandung: Tarsito

Rusman.2012. Model –Model Pembelajaran. Depok : PT Rajagrafindo Persada

Sagala, Syaiful. 2017. Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Sahimin., Nasution, Wahyuddin., dan Sahputra, Edi. 2017. Pengaruh Model

Pembelajaran Dan Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar PAI Siswa Kelas

VII SMP Negeri 1 Kabanjahe Kabupaten Karo, (Online),Vol 1 No 2,

(diakses 9 juli 2020)

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran INOVATIF dalam Kurikulum

2013.Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Silberman, Melvin L. 2009. Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif (Alih

Page 23: KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DENGAN …

131

bahasa: Raisul Muttaqien). rev.ed. Bandung: Nusamedia.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka

Cipta.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: PT. Tarsito Bandung

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: PT. Alfabeta

Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung. PT. Alfabeta

Suprijono, A. 2010. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Susanto, Ahmad.2016. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Usman, Husaini. 2011.Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Bumi

Aksara. Jakarta

Wardhani, Sri., Wiworo., Guntoro, Sigit., dan Windro, Hanan. 2010.

Pembelajaran Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Di

SMP.Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan

Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Matematika

Wulandari, Yessicha. 2018. Deskripsi Pemahaman Konsep Bangun Datar Oleh

Siswakelas Viii Smp Negeri 03 Salatiga Berkemampuan rendah, Maju

(Online), Vol 5 No 2, (diakses 3 Februari 2020)

Zaini, Hisyam., Munthe, Bermawy., dan Ayu, Sekar. 2008. Strategi

Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani