kelompok_1.doc

Upload: mutiara

Post on 08-Jan-2016

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PENDAHULUAN

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM KIMIA DASARPENGAMATAN ILMIAH

Oleh :Kelompok ISiti Maryam : (08101005001)Kurniawan : (08101005002)

Ardhy Tarigan : (08101005022)

Dwi Wanna Handayani : (08101005034)Prayudha Fajar : (08101005035)Maria : (08101005048)

M. Yasin akbar : (08101005050)LABORATORIUM KIMIA DASAR

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

INDRALAYA2010LAPORAN PENDAHULUAN

KIMIA DASAR II.Nomor Percobaan

: III.Nama Percobaan

: Pengamatan ilmiahIII.Tujuan Percobaan

:

1. Memperoleh pengalaman dalam mencatat dan menjelaskan pengamatan percobaan.2. Mengembangkan keterampilan dalam menangani alat kaca dan memindahkan bahan kimia padat maupun cairan.

3. Membiasakan diri dengan tata cara keselamatan krja di laboratorium.IV.Dasar Teori

Ilmu kimia mempelajari bangun (struktur) materi dan perubahan perubahan yang dialami materi ini dalam proses alamiah maupun eksperimen yang direncanakan.seperti dalam semua ilmu pengetahuan alam orang terus menerus membuat pengamatan dan mengumpulkan fakta yang kemudian dicatat dengan cermat sampai dibuat kesimpulan.

Sebelum menarik kesimpulan,data hasil observasi yang banyak diringkas menjadi satu pernyataan singkat yang disebut hokum.Hukum dan fakta yang ada dijleaskan dengan bantuan hipotesis ataupun suatu teori yang ada dijelaskan dengan bantuan hipotesis ataupun suatu teori yang dirancang untuk menyarankan mengapa atau bagaimana suatu hal dapat terjadi.

Semua hal ini jika disimpulkan merupakan suatu prosedur yang disebut penelitian ilmiah yang melibatkan tiga langkah utama, yaitu :

1.Pelaksanaan percobaan dan mengumpulkan data

2.Mengajukan hipotesis untuk menghubungkan dan menjelaskan data yang ada.

3.Mengajukan teori

Hipotesis yang diajukan kadang kadang terbukti tidak terlalu sesuai dengan kenyataan yang nyata dan terjadi,walaupun tak segera ditolak.hal ini terjadi karena banyak para ilmuwan kimia yang enggan untuk meninggalkan teori lama untuk menganut dan mengembangkan teori yang baru yang oleh mereka dikatakan bahwa masih banyak hal hal dialam ini yang samar- samar dan tidak jelas .Oleh sebab itu hipotesis dapat ditolak,diubah walaupun jarang. Sesudah diuji seksama bahkan menjadi hokum atau teori ilmiah.

Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif. Penelitian kuantitatif banyak dipergunakan baik dalam ilmu-ilmu alam maupun ilmu-ilmu sosial, dari fisika dan biologi hingga sosiologi dan jurnalisme. Pendekatan ini juga digunakan sebagai cara untuk meneliti berbagai aspek dari pendidikan. Istilah penelitian kuantitatif sering dipergunakan dalam ilmu-ilmu sosial untuk membedakannya dengan penelitian kualitatif.

Penelitian kuantitatif adalah definisi, pengukuran data kuantitatif dan statistik objektif melalui perhitungan ilmiah berasal dari sampel orang-orang atau penduduk yang diminta menjawab atas sejumlah pertanyaan tentang survei untuk menentukan frekuensi dan persentase tanggapan mereka. Sebagai contoh: 240 orang, 79% dari populasi sampel, mengatakan bahwa mereka lebih percaya pada diri mereka pribadi masa depan mereka dari setahun yang lalu hingga hari ini. Menurut ketentuan ukuran sampel statistik yang berlaku, maka 79% dari penemuan dapat diproyeksikan ke seluruh populasi dari sampel yang telah dipilih. pengambilan data ini adalah disebut sebagai survei kuantitatif atau penelitian kuantitatif. John W. Creswell, Research design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches, SAGE, 2003

Ukuran sampel untuk survei oleh statistik dihitung dengan menggunakan rumusan untuk menentukan seberapa besar ukuran sampel yang diperlukan dari suatu populasi untuk mencapai hasil dengan tingkat akurasi yang dapat diterima. pada umumnya, para peneliti mencari ukuran sampel yang akan menghasilkan temuan dengan minimal 95% tingkat keyakinan (yang berarti bahwa jika Anda survei diulang 100 kali, 95 kali dari seratus, Anda akan mendapatkan respon yang sama) dan plus / minus 5 persentase poin margin dari kesalahan. Banyak survei sampel dirancang untuk menghasilkan margin yang lebih kecil dari kesalahan.

Beberapa survei dengan melalui pertanyaan tertulis dan tes, kriteria yang sesuai untuk memilih metode dan teknologi untuk mengumpulkan informasi dari berbagai macam responden survei, survei dan administrasi statistik analisis dan pelaporan semua layanan yang diberikan oleh pengantar komunikasi. Namun, oleh karena sifat teknisnya metode pilihan pada survei atau penelitian oleh karena sifat teknis, maka topik yang lain tidak tercakup dalam cakupan ini. Vardiansyah, Dani. Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Indeks, Jakarta 2008. Hal.3

Pengamatan ilmiah adalah rangkaian pengamatan yang sambung menyambung, berakumulasi dan melahirkan teori-teori yang mampu menjelaskan dan meramalkan fenomena-fenomena. Penelitian ilmiah sering diasosiasikan dengan metode ilmiah sebagai tata cara sistimatis yang digunakan untuk melakukan penelitian.

Pengamatan ilmiah juga menjadi salah satu cara untuk menjelaskan gejala-gejala alam. Adanya penelitian ilmiah membuat ilmu berkembang, karena hipotesis-hipotesis yang dihasilkan oleh penelitian ilmiah seringkali mengalami retroduksi. Penelitian ilmiah biasanya melalui tiga tahap yaitu: konseptualisasi, operasionalisasi, dan observasi. Rakhmat, Jalaluddin, Metode Penelitian Komunikasi. Mei 2007. Remaja Rosdakarya.

Penelitian kualitatif adalah riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Terdapat perbedaan mendasar antara peran landasan teori dalam penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari teori menuju data, dan berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap teori yang digunakan; sedangkan dalam penelitian kualitatif peneliti bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan berakhir dengan suatu teori.

Penelitian kualitatif jauh lebih subyektif daripada penelitian atau survei kuantitatif dan menggunakan metode sangat berbeda dari mengumpulkan informasi, terutama individu, dalam menggunakan wawancara secara mendalam dan grup fokus. Sifat dari jenis penelitian ini adalah penelitian dan penjelajahan terbuka berakhir dilakukan dalam jumlah relatif kelompok kecil yang diwawancarai secara mendalam.

Peserta diminta untuk menjawab pertanyaan umum, dan interviewer atau moderator group periset menjelajah dengan tanggapan mereka untuk mengidentifikasi dan menentukan persepsi, pendapat dan perasaan tentang gagasan atau topik yang dibahas dan untuk menentukan derajat kesepakatan yang ada dalam grup. Kualitas hasil temuan dari penelitian kualitatif secara langsung tergantung pada kemampuan, pengalaman dan kepekaan dari interviewer atau moderator group.Jenis penelitian yang sering kurang dilakukan dari survei karena mahal dan sangat efektif dalam memperoleh informasi tentang kebutuhan komunikasi dan tanggapan dan pandangan tentang komunikasi tertentu. Dalam hal ini sering metode pilihan dalam kasus di mana pengukuran atau survei kuantitatif tidak diperlukan. John C. Reinard, Communication Research Statistics, SAGE, 2006,V. Alat dan Bahan

Alat : Gelas Piala

Pengaduk

Tabung reaksi

Bahan :

Gula pasir Ammonium klorida

Kalsium klorida

Aquades

Logam kalsium

Paku besi

VI. Prosedur PercobaanBusa hitam

Masukkan gula pasir kedalam gelas piala 150 ml sampai 1/6 gelas piala terisi

Tambahkan 5 ml asam sulfat pekat

Aduk hati hati

Panas dan dingin

Masukkan seujung sudip ammonium klorida ke dalam tabung reaksi dan kalsium klorida di tabung reaksi yang lain

Isilah tabung sampai setengahnya dengan air

Pegang bagian bawah tabung

Aktif dan Tidak Aktif

Isilah gelas piala 250 ml dengan air sampai setengahnya

Masukkan sebuah paku besi dan sekeping logam kalsium kedalamnya.

Tunggu beberapa menit lalu catat pengamatan anda dan ajukan hipotesisPaku tembaga

Isilah setengah gelas piala 250 ml dengan larutan tembaga II sulfat

Masukkan sebuah paku besi didalamnnya

Tunggu beberapa menit lalu catat pengamatan andaVII. DATA HASIL PERCOBAAN

1. Busa hitam

Asam sulfat + gula

Pengamatan : warna berubah menjadi hitam dan terbentuk busa.

Hipotesa : warna hitam yang dihasilkan oleh pencampuran gula

dengan asam sulfat disebabkan adanya gugus C pada gula

yang dibakar oleh asam sulfat sehingga ikatan gulanya

terputus.

2. Panas dan dingin

Amonium klorida + air suling

Pengamatan : ujung bawah tabung reaksi terasa dingin

Hipotesa : ammonium klorida merupakan basa lemah yang apabila

bereaksi dengan air reaksinya lambat atau sukar bereaksi

sehingga menimbulkan suhu dingin karena mengalami

penyerapan kalor dari lingkungan ke sistem.

Kalsium klorida

Pengamatan : bersuhu panas

Hipotesa : pencampuran kalsium klorida dengan air menghasilkan

suhu panas karena reaksinya merupakan reaksi eksoterm.

3. Aktif dan tidak aktif

Paku besi

Pengamatan : tidak berkarat

Hipotesa : paku besi tidak aktif dalam air

Logam kalsium

Pengamatan : ada gelembung

Hipotesa : logam Ca lebih aktif dari pada paku karena sifat kebasaan

logam Ca lebih kuat dan strukturnya lebih kecil dari pada

logam paku.

4. Paku tembaga

Pengamatan : berkarat

Hipotesa : paku berkarat disebabkan karena adanya asam kuat yang

berasal dari asam sulfat sehingga menghasilkan paku

tembaga dan ion tembaga .

VIII. REAKSI

1. Busa hitam

2. Panas dingin

CI + OH + HCI

3. Aktif dan tidak aktif

Fe + O

Mg + 2O Mg + 4. Paku tembagaFe + CuS FeS + CuIX. PEMBAHASAN

Dari percobaan yang telah dilakukan mengenai pengamatan ilmiah diperoleh hasil-hasil sebagai berikut yaitu, Asam sulfat dan gula maka warna berubah menjadi hitam dan berbentuk busa atau disebut juga busa hitam, itu disebabkan karena adanya gugus C pada gula yang dibakar oleh asam sulfat sehingga ikatan gulanya terputus. Pada pencampuran Amonium klorida dan air suling diujung bawah tabung reaksi terasa dingin itu disebabkan karena ammonium klorida merupakan basa lemah yang apabila bereaksi dengan air reaksinya lambat atau sukar bereaksi sehingga menimbulkan suhu dingin karena mengalami penyerapan kalor dari lingkungan ke sistem. Sedangkan pada pencampuran kalsium klorida dengan air menghasilkan suhu panas karena reaksinya merupakan reaksi eksoterm.Pada pencampuran antara Logam kalsium dengan air menghsilkan gelembung disebabkan karena logam Ca lebih aktif dari pada paku karena sifat kebasaan logam Ca lebih kuat dan strukturnya lebih kecil dari pada logam paku. Paku besi dalam air tidak berkarat karena paku besi tidak aktif dalam air. Pencampuran larutan tembaga (II) sulfat dan sebuah paku besi akan menyebabkan paku besi berkarat hal ini disebabkan karena unsure yang mengandung menempel pada paku.

Melalui ke empat percobaan dapat dilihat bahwa hipotesa tidak akan berjalan apabila praktikum tidak melakukan suatu pengamatan. Namun, hipotesa itu belum tentu benar-benar terbukti sesuai dengan apa yang kita harapkan. Oleh karena itu, kita perlu melakukan beberapa kali percoban untuk memperoleh hasil yang sama atau hasilnya tetap. Pada percobaan ini terjadi reaksi eksoterm dan endoterm. Reaksi eksoterm adalah reaksi pembebasan kalor yang terjadi dari sisitem ke lingkungan sedangkan Reaksi endoterm adalah reaksi penyerapan kalor yang terjadi dari lingkungan ke sistem.Analisa yang digunakan yaitub analisa kualitatif yaitu analisa menggunakan panca indra seperti mata, hidung dan lain-lain. Paku besi dalam air tidak berkarat karena paku besi tidak aktif dalam air. Pencampuran larutan tembaga (II) sulfat dan sebuah paku besi akan menyebabkan paku besi berkarat hal ini disebabkan karena unsure yang mengandung menempel pada paku.

Pada pencampuran Amonium klorida dan air suling diujung bawah tabung reaksi terasa dingin itu disebabkan karena ammonium klorida merupakan basa lemah yang apabila bereaksi dengan air reaksinya lambat atau sukar bereaksi sehingga menimbulkan suhu dingin karena mengalami penyerapan kalor dari lingkungan ke sistem. Sedangkan pada pencampuran kalsium klorida dengan air menghasilkan suhu panas karena reaksinya merupakan reaksi eksoterm.X. KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukan mengenai pengamatan ilmiah dapat disimpulkan beberapa hal yaitu sebagai berikut:

1. Pada percobaan ini terjadi reaksi eksoterm dan endoterm.

2. Reaksi eksoterm adalah reaksi yang terjadi dari sisitem ke lingkungan.

3. Reaksi emdoterm adalah reaksi yang terjadi dari lingkungan ke sistem.

4. Hipotesa merupakan pernyataan yang belum tentu terbukti kebenarannya.

5. Proses penelitian ilmiah pelaksanaan percobaan dan pengumpulan data, mengajukan hipotesa dan mengajukan teori.

LAMPIRANBeker gelas

Gelas ukur

Penjepit

Pipet tetes

Paku

ssDAFTAR PUSTAKAJohn C. Reinard.2006.Communication Research Statistics. SAGE : USA John W. Creswell.2003.Research design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches.SAGE : USA

Rakhmat, Jalaluddin.2007. Metode Penelitian Komunikasi. 2007. Remaja Rosdakarya : JakartaVardiansyah, Dani. 2008. Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar.Indeks : Jakarta.