kelas dm

33
MINI PROJECT KELAS EDUKASI DIABETES MELLITUS SEBAGAI DISEASE MANAGEMENT PROGRAM PENANGGULANAN PENYAKIT KRONIS DIABETES MELLITUS TYPE 2 DI PUSKESMAS JENANGAN, KABUPATEN PONOROGO JAWA TIMUR Disusun oleh: dr. Ariya Maulana Nasution Pembimbing: dr. Pita Nurhayani NIP : 138605122011012019 Program Dokter Internship Periode September 2013–September2014 Puskesmas Jenangan Dinas Kesehetan Kabupaten Ponorogo JawaTimur DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................1 DAFTAR ISI.................................................................................2 BAB 1 PENDAHULUAN..........................................................................4 1.1....................................... Latar Belakang .................................................................................4 1.2....................................... Rumusan Masalah 6

Upload: anakfkub

Post on 19-Nov-2015

5 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kelas dm cuy

TRANSCRIPT

MINI PROJECTKELAS EDUKASI DIABETES MELLITUS SEBAGAI DISEASE MANAGEMENT PROGRAM PENANGGULANAN PENYAKIT KRONIS DIABETES MELLITUS TYPE 2 DI PUSKESMAS JENANGAN, KABUPATEN PONOROGOJAWA TIMUR

Disusun oleh:dr. Ariya Maulana Nasution

Pembimbing:dr. Pita NurhayaniNIP : 138605122011012019

Program Dokter Internship Periode September 2013September2014Puskesmas JenanganDinas Kesehetan Kabupaten PonorogoJawaTimurDAFTAR ISIHALAMAN JUDULLEMBAR PENGESAHAN1DAFTAR ISI2BAB 1 PENDAHULUAN41.1. Latar Belakang41.2. Rumusan Masalah61.3. Tujuan61.3.1. Tujuan Umum61.3.2. Tujuan Khusus71.4. Manfaat71.4.1. Manfaat bagi Penulis71.4.2. Manfaat bagi Puskesmas8BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA92.1. Diabetes Mellitus92.1.1.Definisi92.1.2.Faktor Risiko92.1.3.Diagnosis Diabetes mellitus102.2. Pengelolaan Diabetes Mellitus112.2.1 Edukasi122.2.2 Terapi Nutrisi122.2.2.1 Diit Diabetes Mellitus122.2.2.2 Jenis Bahan Makanan142.2.2.3 Interval Makan Penderita Diabetes Mellitus162.2.3 Latihan Jasmani162.2.4 Terapi Farmakologis17BAB 3 IDENTIFIKASI MASALAH183.1 Identifikasi Masalah18BAB 4 INTERVENSI MASALAH DAN METODE KEGIATAN204.1Kelas Edukasi Diabetes Mellitus204.2 Tujuan Kegiatan214.3 Sasaran Kegiatan214.4 Pelaksanaan Kegiatan214.5 Materi Kegiatan224.6 Instrumen Kegiatan24BAB 5 HASIL KEGIATAN255.1 Profil Puskesmas Jenangan255.2 Jumlah Tenaga Kesehatan Puskesmas Jenangan275.3 Prevalensi Penyakit Diabetes mellitus Puskesmas Jenangan285.4 Hasil Kegiatan29BAB 6 DISKUSI DAN PEMBAHASAN 31BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN337.1 Kesimpulan337.2 Saran33DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangDiabetes melitus (DM) merupakan salah satu penyakit degeneratif kronis yang semakin meningkat prevalensinya di masa mendatang. Indonesia menempati peringkat keempat negara dengan penderita DM terbanyak di dunia (Rahajeng, 2008).Berbagai penelitian epidemiologi menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan angka insidensi dan prevalensi DM tipe2 di berbagai penjuru dunia. WHO memprediksi adanya peningkatan jumlah penyandang diabetes yang cukup besar pada tahun-tahun mendatang. WHO memprediksi kenaikan jumlah penyandang DM di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. Senada dengan WHO, International Diabetes Federation (IDF) pada tahun 2009, memprediksi kenaikan jumlah penyandang DM dari 7,0 juta pada tahun 2009 menjadi 12,0 juta pada tahun 2030. Meskipun terdapat perbedaan angka prevalensi, laporan keduanya menunjukkan adanya peningkatan jumlah penyandang DM sebanyak 2-3 kali lipat pada tahun 2030. Di Puskesmas Jenangan sendiri, Jumlah kunjungan penderita diabetes mellitus di poli umum pada bulanJuli 2013s.d.Juni 2014 mencapai total 567 kunjungan (Rudianto, 2009).Faktor risiko DM sangat erat kaitannya dengan perilaku tidak sehat yaitu diet tidak sehat dan tidak seimbang, kurangnya aktivitas fisik,merokok, mempunyai berat badan lebih (obesitas), hipertensi, hiperkolesterolemia, dan konsumsi alkohol (Permana, 2008).Diabetes sendiri merupakan penyakit kronis yang akan diderita seumur hidup sehingga progresifitas penyakit akan terus berjalan, pada suatu saat dapat menimbulkan komplikasi. Diabetes Mellitus (DM) biasanya berjalan lambat dengan gejala-gejala yang ringan sampai berat, bahkan dapat menyebabkan kematian akibat baik komplikasi akut maupun kronis (Permana, 2008).Mengingat bahwa DM akan memberikan dampak terhadap kualitas sumber daya manusiadan peningkatan biaya kesehatan yang cukup besar, maka semua pihak, baik masyarakat maupun pemerintah, sudah seharusnya ikut serta dalam usaha penanggulangan DM, khususnya dalam upaya pencegahan.Edukasi kepada pasien dan keluarganya yang bertujuan memberikan pemahaman mengenai perjalanan penyakit, pencegahan, penyulit, dan penatalaksanaan DM, akan sangat membantu meningkatkan keikutsertaan keluarga dalam usaha memperbaiki hasil pengelolaan (Rudianto, 2009).Empatpilarutamapengelolaan Diabetes mellitus tipe 2 adalah perencanaan makan, latihan jasmani, obat antidiabetik, dan penyuluhan. Keempat pilar tersebut harus dilakukan secara bersama dan saling mendukung. Oleh karenanya, diperlukan tindak lanjut yang baik dan secara dini, yaitu manajemen pengelolaan diabetes mellitus pada pelayanan primer, khususnya dokter keluarga maupun puskesmas (Rudianto, 2009).Upaya pengelolaan dabetes mellitus di tingkat primer, dokter keluarga dan puskesmas, dapat dilakukan melalui berbagai metode, yang nantinya dapat membantu tercapainya pengelolaan diabetes mellitus yang optimal dan dapat meningkatkan kualitas hidup penderita diabetes mellitus.1.2 Rumusan Masalah1. Bagaimana pengetahuanpenderita diabetes mellitus di wilayah cakupan puskesmas Jenangan mengenai diabetes mellitus?2. Bagaimana pola perilaku kesehatan penderita diabetes mellitus di wilayah puskesmas Jenangan?3. Apakah di puskesmas Jenangan sudah memiliki program kelas edukasi diabetes mellitus?1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat di puskesmas Jenangan. Mengubah paradigma masyarakat yang awalnya hanya mengandalkan upaya kesehatan kuratif menjadi upaya kesehatan preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Meningkatkan ilmu pengetahuan tentang diabetes mellitus yang merupakan penyakit kronis dan memerlukan pengelolaan yang komprehensif dan berkesinambungan.1.3.2 Tujuan Khusus Meningkatkan pengetahuan penderita diabetes mellitus tentang pengelolaan diabetes mellitus melalui kelas edukasi. Menjadikan kelas edukasi diabetes sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas hidup penderita diabetes mellitus. Menjadikan kelas edukasi diabetes sebagai sarana untuk mengevaluasi kepatuhan minum obat dan kontrol glukosa darah. Meningkatkan pengetahuan tenaga kesehatan tentang pengelolaan diabetes mellitus melalui kelas edukasi.1.4 Manfaat 1.4.1 Manfaat bagi Penulis Berperan serta dalam upaya promotif dan preventif dalam penanganan penderita diabetes mellitus Mengaplikasikan pengetahuan mengenai pengelolaan diabetes mellitus. Melaksanakan mini project dalam rangka program internship dokter Indonesia.

1.4.2 Manfaat bagi Puskesmas Memudahkan tenaga kesehatan puskesmas dalam menentukan pedoman pengelolaan diabetes mellitus. Bertambahnya sarana untuk melakukan upaya promosi kesehatan kepada penderita diabetes mellitus di wilayah puskesmas Jenangan.1.4.3 Manfaat bagi Masyarakat Meningkatkan kepatuhan minum obat dan membentuk pola pengelolaan penyakit secara mandiri. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat penderita diabetes mellitusmelalui pengelolaan diabetes mellitus yang tepat. Mencegah munculnya komplikasi diabetes mellitus baik akut maupun kronis. Kelas edukasi diabetes mellitus juga diharapkan dapat menambah ilmu bagi masyarakat umum, keluarga penderita diabetes,tentang pentingnya pola hidup sehat sebagai upaya pencegahan penyakit diabetes mellitus.

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Diabetes Mellitus2.1.1 DefinisiDiabetes Mellitus merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan kadar glukosa darah melebihi normal. Insulin yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas sangat penting untuk menjaga keseimbangan kadar glukosa darah yaitu untuk orang normal (non diabetes) waktu puasa antara 60-120 mg/dL dan dua jam sesudah makan dibawah 140 mg/dL. Bila terjadi gangguan pada kerja insulin, keseimbangan tersebut akan terganggu sehingga kadar glukosa darah cenderung naik (Rudianto, 2009). Gejala bagi penderita diabetes mellitus adalah dengan keluhan keluhan banyak minum (polidipsi), banyak makan (poliphagia), banyak buang air kecil (poliuri), badan lemas serta penurunan berat badan yang tidak jelas penyebabnya, kadar gula darah pada waktu puasa 126 mg/dL dan kadar gula darah sewaktu 200 mg/dL (Rudianto, 2009).2.1.2Faktor RisikoBanyak faktor yang dapat memicu timbulnya penyakit diabetes mellitus. Banyak penelitian telah diuraikan hubungan antara beberapa faktor risiko dan munculnya diabetes mellitus tipe 2. Indeks massa tubuh (BMI), lipid, hipertensi, merokok, kurangnya aktivitas fisik, pendidikan yang rendah, pola diet, riwayat keluarga, dan gen spesifik tertentu baru-baru ini diketahui sebagai faktor risiko yang sering ditemukan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 (Permana, 2008).2.1.3 Diagnosis Diabetes MellitusMenurut Rudianto, 2009, berbagai keluhan dapat ditemukan pada penyandang diabetes. Kecurigaan adanya DM perlu dipikirkan apabila terdapat keluhan klasik DM seperti di bawah ini: Keluhan klasik DM berupa: poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Keluhan lain dapat berupa: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulvae pada wanitaDiagnosis DM dapat ditegakkan melalui tiga cara: 1. Jika keluhan klasik ditemukan, maka pemeriksaan glukosa plasma sewaktu >200 mg/dL sudah cukup untuk menegakkan diagnosis DM.2. Pemeriksaan glukosa plasma puasa 126 mg/dL dengan adanya keluhan klasik.3. Tes toleransi glukosa oral (TTGO). Meskipun TTGO dengan beban 75 g glukosa lebih sensitif dan spesifik dibanding dengan pemeriksaan glukosa plasma puasa, namun pemeriksaan ini memiliki keterbatasan tersendiri. TTGO sulit untuk dilakukan berulang-ulang dan dalam praktek sangat jarang dilakukan karena membutuhkan persiapan khusus.2.2 Pengelolaan Diabetes MellitusPengelolaan diabetes mellitus dirangkumkan dalam empat pilar penatalaksanaan diabetes mellitus, yaitu: edukasi, terapi gizi medis, latihan jasmani, intervensi farmakologis (Rudianto, 2009).Pengelolaan DM dimulai dengan pengaturan makan dan latihan jasmani selama beberapa waktu (24 minggu). Apabila kadar glukosa darah belum mencapai sasaran, dilakukan intervensi farmakologis dengan obat hipoglikemik oral (OHO) dan atau suntikan insulin. Pada keadaan tertentu, OHO dapat segera diberikan secara tunggal atau langsung kombinasi, sesuai indikasi. Dalam keadaan dekompensasi metabolik berat, misalnya ketoasidosis, stres berat, berat badan yang menurundengan cepat, dan adanya ketonuria, insulin dapat segera diberikan (Rudianto, 2009).

Gambar 2.1Bagan Pengelolaan diabetes mellitus2.2.1 EdukasiDiabetes tipe 2 umumnya terjadi pada saat pola gaya hidup dan perilaku telah terbentuk dengan mapan. Pemberdayaan penyandang diabetes memerlukan partisipasi aktif pasien, keluarga dan masyarakat. Tim kesehatan mendampingi pasien dalam menuju perubahan perilaku sehat. Untuk mencapai keberhasilan perubahan perilaku, dibutuhkan edukasi yang komprehensif dan upaya peningkatan motivasi (Rudianto, 2009).Pengetahuan tentang pemantauan glukosa darah mandiri, tanda dan gejala hipoglikemia serta cara mengatasinya harus diberikan kepada pasien. Pemantauan kadar glukosa darah dapat dilakukan secara mandiri, setelah mendapat pelatihan khusus (Kauffman, 2009).2.2.2Terapi Nutrisi2.2.2.1 Diit Diabetes MellitusPengaturan makan merupakan pilar utama dalam pengelolaan diabetes mellitus, namun penderita diabetes mellitus sering memperoleh sumber informasi yang kurang tepat yang dapat merugikan penderita tersebut, seperti penderita tidak lagi menikmati makanan kesukaan mereka. Sebenarnya anjuran makan pada penderita diabetes mellitus sama dengan anjuran makan sehat umumnya yaitu makan menu seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori masing-masing penderita diabetes mellitus (Rudianto, 2009).Syarat kebutuhan kalori untuk penderita diabetes mellitus harus sesuai untuk mencapai kadar glukosa normal dan mempertahankan berat badan normal. Komposisi energi adalah 60-70 % dari karbohidrat, 10-15 % dari protein, 2025% dari lemak. Makanlah aneka ragam makanan yang mengandung sumber zat tenaga, sumber zat pembangun serta zat pengatur (Askandar, 2012).a. Makanan sumber zat tenaga mengandung zat gizi karbohidrat, lemak dan protein yang bersumber dari nasi serta penggantinya seperti: roti, mie, kentang dan lain-lain.b. Makanan sumber zat pembangun mengandung zat gizi protein dan mineral. Makanan sumber zat pembangun seperti kacang-kacangan, tempe, tahu, telur, ikan, ayam, daging, susu, keju dan lain-lain.c. Makanan sumber zat pengatur mengandung vitamin dan mineral. Makanan sumber zat pengatur antara lain: sayuran dan buah-buahan.Ada beberapa jenis diet dan jumlah kalori untuk penderita diabetes mellitus menurut kandungan energi, karbohidrat, protein dan lemak.

2.2.2.2 Jenis Bahan MakananBanyak yang beranggapan bahwa penderita diabetes mellitus harus makan makanan khusus, anggapan tersebut tidak selalu benar karena tujuan utamanya adalah menjaga kadar glukosa darah pada batas normal. Untuk itu sangat penting bagi kitaterutama penderita diabetes mellitus untuk mengetahui efek dari makanan pada glukosa darah. Jenis makanan yang dianjurkan untuk penderita diabetes mellitus adalah makanan yang kaya serat seperti sayur-mayur dan buah-buahan segar. Hal yang terpenting adalah jangan terlalu mengurangi jumlah makanan karena akan mengakibatkan kadar gula darah yang sangat rendah (hipoglikemia) dan juga jangan terlalu banyak makan makanan yang memperparah penyakit diabetes mellitus (Askandar, 2012).Ada beberapa jenis makanan yang dianjurkan dan jenis makanan yang tidak dianjurkan atau dibatasi bagi penderita diabetes mellitus yaitu:a. Jenis bahan makanan yang dianjurkan untuk penderita diabetes mellitus adalah:1). Sumber karbohidrat kompleks seperti nasi, roti, mie, kentang, singkong, ubi dan sagu. 2). Sumber protein rendah lemak seperti ikan, ayam tanpa kulitnya, sususkim, tempe, tahu dan kacang-kacangan.3). Sumber lemak dalam jumlah terbatas yaitu bentuk makanan yang mudah dicerna. Makanan terutama mudah diolah dengan cara dipanggang, dikukus, disetup, direbus dan dibakar.b. Jenis bahan makanan yang tidak dianjurkan atau dibatasi untuk penderita diabetes mellitus adalah:1). Mengandung banyak gula sederhana, seperti gula pasir, gula jawa, sirup, jelly, buah-buahan yang diawetkan, susu kental manis, soft drink, es krim, kue-kue manis, dodol, cake dan tarcis.2). Mengandung banyak lemak seperti cake, makanan siap saji (fast-food), goreng-gorengan.3). Mengandung banyak natrium seperti ikan asin, telur asin dan makanan yang diawetkan.

2.2.2.3 Interval Makan Penderita Diabetes MellitusMakanan porsi kecil dalam waktu tertentu akan membantu mengontrol kadar gula darah. Makanan porsi besar menyebabkan peningkatan gula darah mendadak dan bila berulang-ulang dalam jangka panjang, keadaan ini dapat menimbulkan komplikasi diabetes mellitus. Oleh karena itu makanlah sebelum lapar karena makan disaat lapar sering tidak terkendali dan berlebihan. Agar kadar gula darah lebih stabil, perlu pengaturan jadwal makan yang teratur. Makanan dibagi dalam 3 porsi besar yaitu makan pagi (20 %), siang (30 %), sore (25 %) serta 2-3 kali porsi kecil untuk makanan selingan masing-masing (10-15 %) (Rudianto, 2009).2.2.3 Latihan JasmaniKegiatan jasmani seharihari dan latihan jasmani secara teratur (34 kali seminggu selama kurang lebih 30 menit), merupakan salah satu pilar dalam pengelolaan DM tipe 2. Kegiatan seharihari seperti berjalan kaki ke pasar, menggunakan tangga, berkebun harus tetap dilakukan (lihat tabel 2.3). Latihan jasmani selain untuk menjaga kebugaran juga dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga akan memperbaiki kendali glukosa darah. Latihan jasmani yang dianjurkan berupa latihan jasmani yang bersifat aerobik seperti jalan kaki, bersepeda santai, jogging, dan berenang (Rudianto, 2009).Latihan jasmani sebaiknya disesuaikan dengan umur dan status kesegaran jasmani. Untuk mereka yang relatif sehat, intensitas latihan jasmani bisa ditingkatkan, sementara yang sudah mendapat komplikasi DM dapat dikurangi. Hindarkan kebiasaan hidup yang kurang gerak atau bermalasmalasan (Rudianto, 2009).Tabel 2.3 Aktivitas Sehari-hari

2.2.4 Terapi FarmakologisTerapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan latihan jasmani (gaya hidup sehat). Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan bentuk suntikan serta kombinasi (Rudianto, 2009).

BAB 3IDENTIFIKASI MASALAH

3.1 IdentifikasiMasalahMasalah dapat diartikan sebagai selisih antara ekspektasi dengan kenyataan. Dilihat dari sudut pandang sistem, masalah berarti kesenjangan antara tolok ukur dengan hasil pencapaian. Untuk mengetahui masalah yang ada mengenai pengelolaan diabetes mellitus di Puskesmas Jenangan penulis melakukan observasi dan wawancara dengan penderita dan petugas tenaga kesehatan. Penulis mendapatkan beberapa masalah yang terdapat di Puskesmas Jenangan.Berdasarkan hasil observasi, masalah pengelolaan diabetes mellitus di Puskesmas Jenangan yang belum terlaksana, dijabarkan berdasarkan konsep L.Blum sebagai berikut:

Pelayanan Kesehatan

Pengelolaan Diabetes Mellitus yang Kurang Optimal

Perilaku Keturunan

Lingkungan Masalah pada faktor Keturunan:Tidak ada faktor keturunan yang menyebabkan kurang maksimalnya pengelolaan diabetes mellitus Masalah pada faktor Perilaku:a. Kurangnya pengetahuan penderita tentang pengelolaan diabetes mellitus yang komprehensif.b. Rendahnya kepatuhan minum obat penderita diabetes mellitus.c. Pola makan penderita diabetes mellitus yang masih kurang baik dan terencana. Masalah pada faktor Lingkungan:a. Rendahnya kesadaran keluarga penderita mengenai kepatuhan minum obat guna terlaksananya pengelolaan diabetes mellitus yang optimal. Masalah pada faktor Pelayanan Kesehatan:a. Kurangnya pengetahuan tenaga kesehatan tentang pengelolaan diabetes mellitus yang komprehensif.b. Belum adanya program kelas edukasi diabetes mellitus di puskesmas.c.Kurangnya penyuluhan dan edukasi tentang penyakit diabetes mellitus kepada penderita.

BAB 4INTERVENSI MASALAH DAN METODE KEGIATAN

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diurai pada bab sebelumnya, penulis mencoba mengusulkan suatu program ata kegiatan kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan pengelolaan diabetes mellitus secara optimal dank omprehensif, yaitu Kelas Edukasi Diabetes Mellitus.4.1 Kelas Edukasi Diabetes MellitusKelas Edukasi Diabetes Mellitus adalah suatu wadah atau paguyuban yang beranggotakan 10 sampai 20 orang penderita diabetes mellitus yang difasilitasi oleh tenaga kesehatan baik dokter keluarga ataupun tenaga kesehatan puskesmas. Kegiatan ini dilakukan 1 kali setiap minggunya sebanyak 4 kali bertempat di salah satu rumah penderita ataupun di sarana kesehatan, yaitu puskesmas.Dalam kelas ini dilakukan kegiatan berupa penyuluhan tenaga kesehatan melalui brosur, flipchart, ataupun konseling personal mengenai wawasan penyakit diabetes mellitus, perencanaan makan yang nanti diberikan kepada penderita berupa kartu perencanaan makan, aktivitas jasmani, dan konsultasi mengenai aturan penggunaan obat antidiabetik yang rasional kepada setiap penderita diabetes mellitus.4.2 Tujuan KegiatanTujuan utamanya adalah untuk memicu dan menyadarkan penderita untuk melakukanpengelolaan mandiri yang pada gilirannya dapat menyebabkan pengendalian diabetes jangka panjang untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas, meningkatkan kualitas hidup pasien, dan mengurangi biaya pengobatan. Keberhasilan harus diukur dari evaluasi hasil jangka panjang dan jangka pendek. Program ini bermanfaat jangka pendek, yang berfungsi sebagai sarana untuk mensukseskan hasil jangka panjang. Hasil jangka pendek mencakup kontrol glukosa darah yang membaik, dan pengurangan munculnya faktor risiko kardiovaskular (seperti obesitas, hipertensi, merokok dan hiperlipidemia).4.3 Sasaran KegiatanKelas edukasi diabetes mellitus akan diperuntukkan kepada pasien diabetes mellitus di wilayah kecamatan Jenangan yang telah terdaftar di Puskesmas Jenangan.4.4 Pelaksanaan KegiataanKegiatan ini dilakukan melalui kelas kecil berisikan 10 orang anggota yang penderita diabetes mellitus. Kegiatan dilakukan di rumah warga penderita diabetes mellitus di suatu kelurahan dan dilaksanakan satu kali setiap minggunya dengan difasilitasi oleh tenaga kesehatan puskesmas Jenangan sebagai edukator.Edukator nantinya akan diberi pelatihan mengenai materi yang akan diberikan kepada peserta kelas edukasi yang berisikan:1. Definisi diabetes mellitus dan perbedaan antara diabetes mellitus tipe 1 dan diabetes mellitus tipe 2.2. Manajemen pengelolaan diabetes mellitus secara mandiri.3. Obat-obatan anti diabetikum.4. Terapi Nutrisi / perencanaan makan.5. Aktivitas fisik penderita diabetes mellitus.4.5 Materi KegiatanPertemuan I (minggu I)1. Kegiatan pre-test peserta mengenai diabetes mellitus2. Pemeriksaan kadar glukosa darah peserta kelas edukasi.3. Penyuluhan tentang definisi, klasifikasi, dan patofisiologi diabetes mellitus.4. Menjelaskan target kelas edukasi yang dituju dan evaluasi di akhir kelas edukasi.5. Diskusi tanya-jawab tentang materi penyuluhan antar peserta maupun kepada edukator kelas.Pertemuan II (minggu II)1. Penyuluhan tentang terapi nutrisi diabetes mellitus, komposisi makanan, pengaturan porsi makan, interval waktu makan, dan pengenalan kartu perencanaan makan diit diabetes mellitus.2. Penyuluhan tentang bagaimana aktivitas fisik yang diperlukan oleh penderita diabetes mellitus, berapa lama aktivitas fisiknya, dan seperti apa.3. Memberi pelatihan senam diabetes mellitus 4. Diskusi tanya-jawab tentang materi penyuluhan antar peserta maupun kepada edukator kelas.Pertemuan III (minggu III)1. Kegiatan senam diabetes mellitus 2. Penyuluhan tentang obat-obatan antidiabetikum, pemilihan obat, dosis obat, dan efek sampingnya.3. Diskusi tanya-jawab tentang materi penyuluhan antar peserta maupun kepada edukator kelas.Pertemuan IV (minggu IV)1. Kegiatan post-tetspeserta kelas edukasi mengenai maeri yang telah diajarkan.2. Pemeriksaan glukosa darah para peserta kelas edukasi.3. Evaluasi terhadap target awal kelas edukasi diabetes.4. Konsultasi dengan dokter ahli penyakit dalam atau dokter umum yang terlatih.4.6 Instrumen KegiatanInstrumen kegiatan yang digunakan pada kegiatan kelas edukasi diabetes mellitus terdiri dari: Absensi kehadiran peserta kelas edukasi diabetes. Soal pre-test dan post-test kelas edukasi diabetes. Flipchart atau proyektor LCD sebagai media penyuluhan. Kartu perencanaan makan diabetes mellitus. Video senam diabetes mellitus.

BAB 5HASIL KEGIATAN

5.1Profil Puskesmas JenanganPuskesmas Jenangan merupakan salah satu puskesmas rawat inap yang berada di Kabupaten Ponorogo, Kecamatan Jenangan, tepatnya di Jalan Raya Jenangan no.37. Kecamatan Jenangan memiliki luas wilayah 352,7 km2 dan terdiri atas 11 desa/kelurahan, yaitu:1. Jenangan2. Ngrupit3. Semanding4. Kemiri5. Sraten6. Sedah7. Nglayang8. Paringan9. Panjeng10. Tanjungsari11. Wates

5.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia di wilayah Kerja Puskesmas JenanganDesaUsia (Tahun)

11-45-1415-3940-4445-5960-69>70Jumlah

Jenangan10021560114938498644695695160

Ngrupit66297810208945011311945905627

Semanding3915840112392986003873313453

Kemiri10037036518403733592862003893

Sraten2067973522853022111581492

Sedah2594320613136365982331884

Nglayang40603195405805003713742784

Paringan601971030109810369469197866072

Panjeng40952406501403401112101826

Tanjungsari381453108307356353501873230

Wates3015234311402406443263313206

Jumlah5581850483611884512266863722396938627

5.2 Jumlah Tenaga Kesehatan Puskesmas JenanganPetugas KesehatanJumlah

Dokter Spesialis0

Dokter Umum2

Dokter Gigi1

Perawat22

Bidan Puskesmas19

Bidan Desa11

Apoteker dan S1 Farmasi0

Asisten Apoteker1

Analis2

Kesehatan Masyarakat S11

Kesehatan Masyarakat S20

Sanitarian3

Gizi1

Keterapian Fisik0

Keteknisian Medis0

Jumlah63

Tabel 5.2. Tenaga Kesehatan Puskesmas JenanganDiambil dari: Puskemas Jenangan Tahun 2013.

5.3 Prevalensi Penyakit Diabetes Melitus Puskesmas JenanganJumlah kunjungan penderita diabetes mellitus di poli umum puskesmas Jenangan pada bulan Juli 2013 s.d.Juni 2014 mencapai total 567 kunjungan.Tabel 5.3 Jumlah Kunjungan Penderita Diabetes Mellitus bulanJuli 2013 s.d.Juni 2014BULANJUMLAH KUNJUNGAN

Juli 201340

Agustus 201336

September 201337

Oktober 201348

November 201344

Desember 201343

Januari 201451

Februari 201454

Maret 201458

April 201465

Mei 201441

Juni 201450

TOTAL567

5.4 Hasil KegiatanSetelah sosialisasi tentang adanya kegiatan ini, dilakukan kelas edukasi diabetes yang difasilitasi oleh puskesmas Jenangan pada tanggal 14 Agustus 2014 sebagai kegiatan inisiasi dan sosialisasi kegiatan kelas edukasi, maka didapatkan hasil kegiatan berupa:1. Partisipasi pesertaDari kegiatan kelas edukasi diabetes mellitus yang diadakan, partisipasi peserta cukup banyak, yaitu 15 peserta dari 20 peserta sebagai sampel yang diundang, dengan rata-rata presentase 75 % dari total peserta. Jumlah kehadiran terdokumentasi berupa absensi peserta yang tercantum pada lampiran.2. Nilai Pre-test dan Post-testTingkat pengetahuan penderita diabetes mellitus diukur melalui hasil pre-test dan post-test yang dilakukan pada masing-masing awal dan akhir kegiatan. Seperti tercantum pada tabel di bawah ini, terjadi peningkatan nilai hampir pada semua peserta antara nilai pre-test dan nilai post-test seperti tercantum pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.4 Hasil Pre-test dan Post-Test kelas edukasi diabetes

NONAMA PESERTANILAI PRE-TEST (benar/jumlahsoal)NILAI POST-TEST(benar/jumlahsoal)

1Marpuah5/108/10

2Kuswanto6/106/10

3Katemi5/108/10

4Mujirah5/107/10

5Misti6/108/10

6Agatha6/108/10

7M. Iljas7/109/10

8Djauri4/107/10

9Bilal6/105/10

10Lasinem6/108/10

11Mesinem6/109/10

12Katiyem7/109/10

13Boinem6/107/10

14Tarji6/109/10

15Marsini6/108/10

BAB 6DISKUSI DAN PEMBAHASAN

Sejak awal tahun 1920-an terapi edukasi diabetes telah diusulkan sebagai sarana terapi yang penting untuk pengelolaan diabetes dan telah menjadibagian terintegrasi dari pengelolaan diabetes secara komprehensif selama 50 tahun terakhir. Hal ini telah mengubahdimana terapi yang lama, pengobatan dokter, perawat, dan ahli diet di rumah sakit menjadi program edukasi pasien yang lebih formal dan komprehensif (Corabian, 2001). Persyaratan utama dalam pengelolaan diabetes adalah kepatuhan pasien terhadap pengobatan antidiabetik dan kepatuhan perilaku terhadap pengelolaan menyeluruh. Perhatian tentang kepatuhan ini sering sering dijadikan acuan untukmelihat motivasi penderita tentang kontrol metabolik dan kesadaran untuk belajar tentang diabetes, tes kadar glukosa dan mengikuti terapiyang direkomendasikan (Corabian, 2001).Perilaku kesehatan penyakit diabetes mellitus di Indonesia, khususnya di wilayah puskesmas Jenangan, masih buruk. Paradigma pengobatan sekunder/kuratif masih diterapkan sangat kuat. Pengobatan promotif-preventif masih berjalan dengan lambat. Dimana dari hasil kegiatan kelas edukasi, didapatkan banyak penderita diabetes mellitus yang belum memiliki pengetahuan dan kesadaran yang cukup dalam hal mengelola penyakit diabetes mellitus secara komprehensif.Kelas edukasi diabetes mellitus baru pertama kali dilakukan di puskesmas Jenangan. Dengan adanya kelas edukasi diabetes, pengetahuan dan kesadaran penderita diabetes mellitus di wilayah Jenangan terbukti meningkat. Hal ini sangat penting mengingatbanyak penelitian yang melaporkan bahwa kelas edukasi terbukti efektif sebagai sarana terapi promotifpara penderita diabetes tipe 2 dengan hasil yang beragam dalam hal kontrol metabolik yang lebih baik dan penurunan risiko komplikasi yang berhubungan dengan diabetes dalam jangka panjang.Banyak peneliti menyarankan bahwa kepatuhan dan kesadaran pasien tentang pengelolaan diabetes secara mandiri dapat ditingkatkan dan dijagajika mereka dilibatkan secara aktif dalam pengobatan mereka sendiri, yaitu melalui kelas edukasi diabetes ini. Meskipun terapi medikamentosa penting, hasil pengendalian diabetes jangka panjang juga tergantung pada pilihan pasien tentang diet, latihan fisik, dan perilaku yang berhubungan dengan kesehatan lainnya(Corabian, 2001).

BAB 7KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan Kelas edukasi diabetes meningkatkan pengetahuan dan kesadaran penderita diabetes mellitus dalam menangani penyakitnya. Kelas edukasi diabetes, secara jangka panjang, dapat meningkatkan kualitas hidup penderita diabetes mellitus. Kelas edukasi diabetes, secara jangka panjang, dapat membantu dalam kontrol glukosa darah secara rutin dan gaya hidup para penderitanya. Kelas edukasi diabetes digunakan sebagai sarana upaya kesehatan promotif-preventif bagi penderita diabetes mellitus.

7.2 Saran Dibutuhkan Tim kelas edukasi khusus yang dapat memfasilitasi kegiatan agar terlaksana dengan optimal. Diperlukan sedikitnya 4 pertemuan kelas edukasi agar kelas edukasi mencapai tujuannya secara keseluruhan. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai efektivitas kelas edukasi terhadap kontrol glukosa darah penderita. Diperlukan monitoring dan feedback dari pelaksanaan kelas edukasi diabetes menyangkut perencanaan makan dan pola aktivitas fisik penderita.

DAFTAR PUSTAKA

Askandar Tjokroprawiro, 2012, Garis Besar Pola Makan dan Pola Hidup sebagai Pendukung Terapi Diabetes Mellitus, FK-UNAIR, Surabaya.Corabian Paula, Harstall Krista, 2001, Patient Diabetes Education In The Management of Adult Type 2 Diabetes, Alberta Heritage Foundation Medical Research, Canada.Kauffman, Francine, et.al, 2009, National For Diabetes Care: Diabetes For Healthcare Education Professionals Program, National Diabetes Education Program, NIH Publication.Permana Hikmat, 2008, Artikel: Komplikasi Kronik dan Penyakit Penyerta pada Diabetesi, Divisi Metabolik dan Endokrin UNPAD, Bandung.Rahajeng Ekowati, dkk., 2008, Pedoman Pengendalian Diabetes Mellitus dan Penyakit Metabolik, Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, DepartemenKesehatanRepublik Indonesia, Indonesia.Rudianto Ahmad, dkk, 2009, Konsensus Pengendalian dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia 2011, PB PERKENI, Jakarta.

7

3