kelainan jumlah gigi

7
Kelainan Jumlah Gigi Jumlah gigi pada manusia normalnya sejumlah 20 buah untuk gigi susu dan 32 buah untuk gigi permanen . Namun dapat dijumpai jumlah yang abnormal, yaitu kurang atau lebih dari jumlah gigi normalnya. Hal ini dapat disebabkan karena benih yang berlebih ataupun karena benih yang tidak ada atau kurang. Banyak hipotesa yang berbeda telah dikemukakan tentang etiologi kelainan jumlah gigi, sehingga saat ini tidak ada yang dapat dikatakan dengan pasti sebagai etiologi, tetapi sifat herediter mempunyai peranan dengan melihat ras dan tendensi keluarga. Faktor lingkungan yang dapat menyebabkan kelainan jumlah gigi ini yaitu pecahnya benih gigi ketika masih bayi dalam kandungan karena adanya radiasi , trauma , infeksi , ataupun gangguan nutrisi dan hormonal. 1. Supernumerary Teeth atau Hyperdontia

Upload: miftahuljannah

Post on 28-Sep-2015

210 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Kelainan Jumlah Gigi

TRANSCRIPT

Kelainan Jumlah GigiJumlah gigi pada manusia normalnya sejumlah 20 buah untuk gigi susu dan 32 buah untuk gigi permanen . Namun dapat dijumpai jumlah yang abnormal, yaitu kurang atau lebih dari jumlah gigi normalnya. Hal ini dapat disebabkan karena benih yang berlebih ataupun karena benih yang tidak ada atau kurang. Banyak hipotesa yang berbeda telah dikemukakan tentang etiologi kelainan jumlah gigi, sehingga saat ini tidak ada yang dapat dikatakan dengan pasti sebagai etiologi, tetapi sifat herediter mempunyai peranan dengan melihat ras dan tendensi keluarga. Faktor lingkungan yang dapat menyebabkan kelainan jumlah gigi ini yaitu pecahnya benih gigi ketika masih bayi dalam kandungan karena adanya radiasi , trauma , infeksi , ataupun gangguan nutrisi dan hormonal.

1. Supernumerary Teeth atau HyperdontiaSupernumerary teeth yaitu adanya satu atau lebih elemen gigi melebihi jumlah gigi yang normal, dapat terjadi pada gigi sulung maupun gigi tetap. Gigi ini bisa erupsi dan bisa juga tidak erupsi. Beberapa penelitian melaporkan prevalensinya pada anak-anak 0,3 2,94 %. Menurut Bodin dan Kaler, kasus ini lebih banyak dijumpai pada laki-laki. Akibat yang ditimbulkan tergantung pada posisi yang berlebih, dapat berupa; malposisi, krowded, tidak erupsinya gigi tetangga, persistensi gigi sulung, terlambatnya erupsi gigi insisivus sentralis tetap, rotasi, diastema, impaksi, resobsi akar dan hilangnya vitalitas.Berdasarkan lokasinya, hyperdontia dapat dibagi menjadi;1) MesiodensLokasinya di dekat garis median diantara kedua gigi insisivus sentralis terutama pada gigi tetap rahang atas. Jika gigi ini erupsi biasanya ditemukan di palatal atau diantara gigi-gigi insisivus sentralis dan paling sering menyebabkan susunan yang tidak teratur dari gigi-gigi insisivus sentralis. Gigi ini dapat juga tidak erupsi sehingga menyebabkan erupsi gigi insisivus satu tetap terlambat, malposisi atau resobsi akar gigigigi insisivus didekatnya2) LaterodensLaterodens berada di daerah interproksimal atau bukal dari gigi-gigi selain insisivus sentralis.3) DistomolarLokasinya di sebelah distal gigi molar tiga.

Gambar 1. Supernumerary teeth

Gambar 2. Periapical radiographs of inverted mesiodens.

Gambar 3. Periapical radiographs show bilateral supplemental premolar teeth (peridens).

Gambar 4. Gambaran radiografi Distomolar hiperdontia

2) Missing TeethTampilan dari kehilangan gigi dapat bervariasi, dari tidak adanya beberapa gigi (hypodontia), tidak adanya sejumlah gigi (oligodontia), dan kegagalan seluruh gigi untuk berkembang (anodontia).Hypodontia merupakan keadaan kehilangan satu atau lebih gigi. Prevalensinya 3,5 8 % (tidak termasuk M3). Lebih sering terjadi pada wanita dan jarang terjadi di gigi sulung. Gigi yang sering hilang adalah gigi M3 dan P2. Hipodonsia dapat menimbulkan masalah estetis dan diastema.Anodonsia yaitu tidak dijumpainya seluruh gigi geligi dalam rongga mulut sedangkan hipodonsia atau disebut juga oligodonsia yaitu tidak adanya satu atau beberapa elemen gigi. Kedua keadaan ini dapat terjadi pada gigi sulung maupun gigi tetap. Gigi yang sering mengalami hipodonsia yaitu gigi insisivus lateralis atas, premolar dua bawah, premolar dua atas, molar tiga dan insisivus sentralis bawah. Anodonsia mempunyai dampak terhadap perkembangan psikologis karena adanya penyimpangan estetis yang ditimbulkannya dan menyebabkan gangguan pada fungsi pengunyahan dan bicara.Kehilangan gigi ini merupakan keabnormalan yang terjadi pada tahap inisiasi, dan faktor etiologinya adalah herediter, disfungsi endokrin, penyakit sistemik, atau terpapar radiasi secara berlebihan.

Gambar 5. Hypodontia (kiri) dan Anodontia (kanan).

Gambar 6. Gambaran radiografi hipodontia