kata pengantar - satpolpp.riau.go.id renstra 2014... · pekanbaru, februari 2018 ... 3.4. telaahan...

112

Upload: buikien

Post on 01-May-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Syukur Alhamdulillah senantiasa disampaikan kehadirat Allah SWT,

karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya Revisi Rencana Strategis

Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau Tahun 2014-2019 ini dapat

diselesaikan sebagai bentuk kewajiban saya selaku Kepala Satuan Polisi

Pamong Praja Provinsi Riau.

Revisi Rencana Strategis Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau

Tahun 2014-2019 disusun berdasarkan penjabaran dari Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Riau Tahun

2014-2019. Revisi Rencana Strategis Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi

Riau Tahun 2014-2019 ini memuat gambaran pelayanan, isu-isu strategis,

visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, rencana program dan kegiatan,

indikator kinerja, kelompok sasaran, pendanaan indikatif serta indikator

kinerja dari Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau dalam waktu 5

tahun.

Harapan saya, Revisi Rencana Strategis Satuan Polisi Pamong Praja

Provinsi Riau Tahun 2014-2019 ini dapat memberikan gambaran

perencanaan yang berisikan program-program prioritas yang dilaksanakan

ii

langsung oleh Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau, dengan

dukungan pembiayaan dari Pemerintah Provinsi Riau dalam kurun waktu

tahun anggaran Tahun 2014-2019, serta bermanfaat dalam mendukung

pencapaian Visi dan Misi Provinsi Riau Tahun 2014-2019.

Akhir kata, ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya disampaikan

kepada Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Riau, serta

semua pihak yang telah memberikan perhatian, masukan, saran dan

berpartisipasi aktif dalam penyusunan Revisi Rencana Strategis Satuan

Polisi Pamong Praja Provinsi Riau Tahun 2014-2019.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Pekanbaru, Februari 2018

KEPALA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

PROPINSI RIAU

H. Z A I N A L. Z Pembina Utama Muda NIP. 19600604 198101 1 004

iii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................

Daftar Isi ………………………………………………………………….

Daftar Tabel ......................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang …..……………………………...............

1.2. Landasan Hukum ........................................................

1.3. Maksud dan Tujuan ....................................................

1.4. Sistematika Penulisan Rencana Srategis SATPOL

PP Provinsi Riau .........................................................

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SATUAN POLISI PAMONG

PRAJA PROVINSI RIAU

2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SATPOL PP

Provinsi Riau

2.1.1. Tugas ...............................................................

2.1.2. Fungsi ..............................................................

2.1.3. Struktur Organisasi SATPOL PP Provinsi Riau...

2.2. Sumber Daya SATPOL PP Provinsi Riau.......................

2.3. Kinerja Pelayanan SATPOL PP Provinsi Riau................

2.4. Tantangan & Peluang Pengembangan Pelayanan

SATPOL PP Provinsi Riau..............................................

BAB III PERMASALAHAN DAN ISU ISU STRATEGIS SATUAN

POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI RIAU

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan

Fungsi Pelayanan SATPOL PP Provinsi Riau …............

3.2. Telaahan Visi, Misi, Program Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah Terpilih .....................................

3.3. Telaahan Renstra Kementerian dan Lembaga .....

i iii

iv

1

4

8

9

12

12

13

32

41

53

60

65

68

iv

3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian

Lingkungan Hidup Strategis.............................................

3.5. Penentuan Isu-isu Strategis ........................................

BAB IV TUJUAN DAN SASARAN SATUAN POLISI PAMONG

PRAJA PROVINSI RIAU

4.1. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SATPOL PP

Provinsi Riau......………………………………................

BAB V STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN................................

BAB VI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA

PENDANAAN......................................................................

BAB VII KINERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

PROVINSI RIAU ................................................................

BAB VIII PENUTUP ...........................................................................

LAMPIRAN

70

70

86

88

92

98

100

v

DAFTAR TABEL

Tabel I-1 Skema Formulasi Renstra Satpol PP Provinsi Riau

.........................................................................................

4

Tabel II - 1 Struktur Organisasi Tata Kerja (SOTK) Satpol PP Prov.

Riau (Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 4 Tahun

2016) …………………………………................................

15

Tabel II - 2 Pegawai Negeri Sipil dan Banpol PP/PTT Satpol PP

Provinsi Riau Berdasarkan Golongan Ruang Gaji

Tahun 2017 .....................................................................

33

Tabel II - 3 Pegawai Negeri Sipil dan Banpol PP/PTT Satpol PP

Provinsi Riau Menurut Jabatan / Eselonering

.........................................................................................

34

Tabel II - 4 Pegawai Negeri Sipil dan Banpol PP/PTT Satpol PP

Provinsi Riau Berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal

Tahun 2017 .....................................................................

35

Tabel II - 5 Pegawai Negeri Sipil dan Banpol PP/PTT Satpol PP

Provinsi Riau Berdasarkan Pendidikan Penjenjangan

Tahun 2017 .....................................................................

36

Tabel II - 6 Fasilitas Penunjang (Perlengkapan) Satpol PP Provinsi

Riau s/d Tahun Anggaran 2017.......................................

38

Tabel II - 7 Rekapitulasi Daftar Urut Kepangkatan (DUK)................. 39

Tabel II - 8 Review Pencapaian Kinerja Pelayanan Satuan Polisi

Pamong Praja Provinsi Riau............................................

47

Tabel II - 9 Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Satuan

Polisi Pamong Praja Provinsi Riau..................................

51

vi

Tabel II - 10 Rasio dan Pertumbuhan Anggaran Pelayanan Satuan

Polisi Pamong Praja Provinsi Riau..................................

52

Tabel II - 11 Komparasi Capaian Sasaran Renstra Satpol PP

Kabupaten/Kota, Sasaran Renstra Satpol PP Provinsi

dan Renstra Kementerian/Lembaga................................

56

Tabel III - 1 Pemetaan Permasalahan untuk Menentukan Prioritas

dan Sasaran Pembangunan Daerah...............................

63

Tabel III - 2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah ......................................................

66

Tabel III - 3 Telaahan Sasaran Renstra Kementerian Dalam

Negeri..............................................................................

69

Tabel III - 4 Hasil Telaahan Struktur Ruang Wilayah

Provinsi/Kabupaten/Kota ................................................

70

Tabel III - 5 Telaahan Renstra Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten/Kota...............................................................

74

Tabel III - 6 Skor Kriteria Penentuan Isu-Isu Strategis ....................... 78

Tabel III - 7 Nilai Skala Kriteria........................................................... 79

Tabel III - 8 Rata-Rata Skor Isu-Isu Strategis .................................... 80

Tabel IV - 1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau......................

87

Tabel V - 1 Tujuan Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan.........................................................................

88

Tabel VI - 1 Rencana Program, Kegiatan dan Pendanaan Satuan

Polisi Pamong Praja.......................................................

92

Tabel VII - 1 Tujuan dan Sasaran RPJMD yang menjadi acuan

Satpol PP Provinsi Riau...................................................

98

Tabel VII - 2 Indikator Kinerja Satpol PP Provinsi Riau yang

Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD..................

99

vii

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Era reformasi yang membawa berbagai perubahan dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara telah mendorong pemerintah baik

pusat maupun daerah untuk lebih bersungguh-sungguh membangun dan

mengimplementasikan prinsip-prinsip pemerintahan yang baik (Good

Governance) dan pemerintahan yang bersih (Clean Government).

Perubahan dimaksud diantaranya adalah tatanan hukum, politik

dan administrasi publik. Dalam hal administrasi publik, termasuk

diantaranya upaya membangun akuntabilitas publik dan peningkatan

sistem pengelolaan keuangan pemerintah pusat dan daerah. Pada

dasarnya perubahan tersebut mencakup dua aspek yaitu aspek Psiko-

Sosial dan Teknis-Ekonomis. Aspek psiko-sosial terdiri dari perubahan-

perubahan paradigma, perubahan visi, perubahan nilai-nilai, penguatan

komitmen untuk berubah dan pembangkit keberanian untuk berubah.

Sedangkan aspek teknis-ekonomis mencakup perubahan struktur

organisasi dan sistem kerja yang merupakan perubahan bentuk fisik

organisasi. Dalam proses perubahan tersebut, tiga pilar dari Good

Governance yaitu transparansi, partisipasi dan akuntabilitas, harus

tercermin didalamnya.

2

Berkaitan dengan hal tersebut, sejak tahun 1999 pemerintah

sudah berusaha membangun dan menata akuntabilitas publik yaitu

dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden No. 7 Tahun 1999 tentang

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang antara lain mewajibkan

instansi pemerintah sampai dengan tingkat eselon II untuk menyusun

Rencana Strategis. Selanjutnya penataan akuntabilitas lebih diperkuat lagi

dengan diterbitkannya Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang

pemerintahan daerah dan Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang

sistem perencanaan pembangunan nasional. Dalam Undang-Undang No.

25 Tahun 2004 tersebut, pemerintah daerah diamanatkan menyusun

rencana pembangunan daerah yang sistematis, terarah, terpadu dan

tanggap terhadap perubahan. Perencanaan daerah dimaksud mencakup

perencanaan daerah jangka panjang, jangka menengah dan tahunan.

Perencanaan daerah jangka panjang tersebut nantinya dituangkan dalam

bentuk Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD),

sedangkan perencanaan daerah jangka menengah dituangkan dalam

dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

dan perencanaan daerah tahunan nantinya dituangkan dalam bentuk

dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).

Mengingat Revisi RPJMD Provinsi Riau 2014-2019 telah selesai

disusun, Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau sebagai salah satu

OPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau diwajibkan menyusun Revisi

Rencana Strategis (Renstra) dengan mengacu kepada Revisi RPJMD

tersebut.

3

Saat ini tugas yang dijalankan Satuan Polisi Pamong Praja

setiap harinya semakin berat. Tuntutan masyarakat akan suasana yang

aman dan tertib semakin tinggi. Namun disisi lain, jumlah aparat serta

anggaran yang tersedia untuk melaksanakan tugas dimaksud sangatlah

terbatas. Kondisi ini yang membuat Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi

Riau harus merencanakan setiap kegiatan dan penganggaran yang akan

dilaksanakan setiap tahunnya harus lebih terperinci dan akurat.

Revisi Rencana Strategis Satuan Polisi Pamong Praja 2014 –

2019 lahir sebagai acuan dalam setiap pelaksanaan tugas pokok Satuan

Polisi Pamong Praja dalam 2 (dua) tahun kedepan. Rencana Strategis

berisikan visi, misi, tujuan, sasaran dan kebijakan, program dan kegiatan

Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau serta anggaran yang akan

mendukung untuk tercapainya Visi Riau.

Secara skematis, proses penyusunan rencana strategis

digambarkan sebagai berikut:

4

Tabel 1.1

Skema Formulasi Renstra Satpol PP Provinsi Riau

Strategi

1.2. Landasan Hukum

Yang menjadi landasan hukum bagi Satuan Polisi Pamong Praja

Provinsi Riau dalam membuat Rencana Strategis 2014 – 2019 adalah

sebagai berikut :

1. Undang-undang Nomor 61 Tahun 1958 tentang Pembentukan

Daerah Swatantra Tk.I Sumatera Barat, Jambi dan Riau (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 112, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1646);

VISI

MISI

TUJUAN

VISI dan MISI

PROV.RIAU

2014-2019

ANALISIS

LINGKUNGAN

CSF DAN KLHS

KEBIJAKAN

PROGRAM

SASARAN

KEGIATAN

5

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor

104, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4421);

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 4700);

4. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)

sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-

Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor

58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2008 tentang Pedoman

Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4815);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,

Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan

Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4817);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Satuan Polisi

Pamong Praja (Ketentuan baru yang mengatur tentang Pol PP- Perda

SOTK Pol PP sudah masuk dalam prolegda Provinsi Riau tahun

2012) ;

6

9. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor

18, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

10. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

11. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-

2019;

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007

tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13

Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 73 Tahun 2009 tentang

Tatacara, Pelaksanaan Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan

Pemerintah Daerah;

14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata

Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah,

Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah serta Tata Cara Perubahan Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;

15. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan

Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman

Penyusunan Penetapan Kinerja Dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah;

16. Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 9 tahun 2009 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Provinsi Riau Tahun

2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Riau Tahun 2009 Nomor 9,

Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Riau Nomor 9);

7

17. Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 7 tahun 2014 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Provinsi Riau Tahun 2014-2019;

18. Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 4 Tahun 2016 Tentang

Pembentukan Dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Riau

(Lembaran Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 Nomor 4);

19. Peraturan Gubernur Riau Nomor 34 Tahun 2014 tentang Perubahan

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Riau Tahun

2014;

20. Peraturan Gubernur Riau Nomor 82 Tahun 2015 tentang Perubahan

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Riau Tahun

2015;

21. Peraturan Gubernur Riau Nomor 38 Tahun 2016 tentang Perubahan

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Riau Tahun

2016;

22. Peraturan Gubernur Riau Nomor 90 Tahun 2016 tentang Kedudukan,

Susunan Organisasi Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja Satuan

Polisi Praja Provinsi Riau Tahun 2016 (Berita Daerah Provinsi Riau

Tahun 2016 Nomor 90);

23. Peraturan Gubernur Riau Nomor 40 Tahun 2017 tentang Perubahan

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Riau Tahun

2017;

24. Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 1 Tahun 2018 tentang

Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2014 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Riau

Tahun 2014-2019 (Lembaran Daerah Provinsi Riau Tahun 2018

Nomor 1 );

25. Keputusan Gubernur Riau Nomor Kpts. / / 2018 tentang

Pengesahan Rencana Strategis Organisasi Perangkat Daerah di

Lingkungan Pemerintah Provinsi Riau Tahun 2014-2019.

8

1.3. Maksud Dan Tujuan

Maksud dari penyusunan Rencana Strategis Satuan Polisi

Pamong Praja Provinsi Riau 2014-2019 ini adalah untuk mengetahui dan

mendokumenkan perencanaan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun yang

berisikan program-program prioritas yang dilaksanakan langsung oleh

Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau dengan dukungan pembiayaan

dari Pemerintah Provinsi Riau. Selain itu, Revisi Rencana Strategis

Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau 2014-2019 diharapkan

dapat meningkatkan penegakan Peraturan Daerah, penyelenggaraan

ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta perlindungan

masyarakat yang merupakan tugas pokok dari Satuan Polisi Pamong

Praja Provinsi Riau.

Penyusunan Revisi Rencana Strategis (Renstra) ini juga guna

mengakomodir kondisi eksisting arah kebijakan kerangka ekonomi

Provinsi Riau yang terus berubah, dengan lebih menguatkan hasil

pembangunan yang akan dicapai dengan penggunaan sumber daya

organisasi dan anggaran yang lebih terukur pada sisa masa RPJMD,

sehingga asumsi arah kebijakan kerangka ekonomi daerah, kerangka

pendanaan, prioritas dan sasaran pembangunan, rencana program dan

kegiatan prioritas daerah baru yang telah ditetapkan, dapat diikuti oleh

masing-masing perangkat daerah dilingkup Pemerintah Provinsi Riau.

Adapun tujuan penyusunan Revisi Rencana Strategis Satuan

Polisi Pamong Praja Provinsi Riau 2014-2019 adalah :

9

a. Mendiskripsikan tentang program-program prioritas yang akan

dilaksanakan langsung oleh Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi

Riau.

b. Sebagai panduan dan pedoman dalam menyusun Rencana Kerja

(Renja) setiap tahunnya agar lebih terarah, fokus dan sesuai dengan

perencanaan sebelumnya.

c. Terwujudnya sinergitas antar unit kerja di lingkungan Satuan Polisi

Pamong Praja Provinsi Riau dan pemangku kepentingan lainnya

tentang program dan kegiatan tahun 2014-2019.

1.4. Sistematika Penulisan

Sistematika Penulisan Revisi Rencana Strategis Satuan Polisi

Pamong Praja Provinsi Riau 2014-2019 disusun dengan sistematika

sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Landasan Hukum

1.3 Maksud dan Tujuan

1.4 Sistematika Penulisan

Menguraikan pokok bahasan dalam penulisan Renstra Perangkat Daerah, serta susunan garis besar isi dokumen. (Mengacu pada Permendagri Nomor 86 Tahun 2017).

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI RIAU

2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SATPOL PP Provinsi Riau;

2.1.1. Tugas

2.1.2. Fungsi

10

2.1.3. Struktur Organisasi SATPOL PP Provinsi Riau

2.2 Sumber Daya SATPOL PP Provinsi Riau;

2.3 Kinerja Pelayanan SATPOL PP Provinsi Riau;

24 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SATPOL

PP Provinsi Riau.

BAB III PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI RIAU

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SATPOL PP Provinsi riau;

3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih;

3.3 Telaahan Renstra K/L Kementerian dan Lembaga;

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis;

3.5 Penentuan Isu-Isu Strategis.

BAB IV TUJUAN DAN SASARAN

4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SATPOL PP Provinsi Riau;

Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan tujuan dan sasaran jangka menengah daerah. Pernyataan tujuan dan sasaran jangka menengah Perangkat Daerah beserta indikator kinerjanya disajikan dalam Tabel T-C.25

BAB V STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan strategi dan arah kebijakan perangkat daerah dalam lima tahun mendatang, yaitu Tabel T-C.26 yang dapat menunjukkan relevansi dan konsistensi antar penyataan visi dan misi RPJMD periode berkenaan dengan tujuan, sasaran,strategi, dan arah kebijakan perangkat daerah. Jika terdapat pernyataan strategi dan arah kebijakan yang tidak relevan dan tidak konsisten dengan pernyataan lainnya, maka diperlukan perbaikan dalam proses perumusan strategi dan arah kebijakan tersebut.

11

BAB VI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN

Pada bagian ini dikemukakan rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif. Adapun penyajiannya menggunakan Tabel T-C.27

BAB VII KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN

Pada bagian ini dikemukakan indikator kinerja perangkat daerah yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan di capai perangkat daerah dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD. Indikator kinerja perangkat daerah yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD ini di tampilkan dalam Tabel 7.1 yang bersumber dari Tabel T-C.28.

BAB VII PENUTUP

Pada bagian ini dikemukakan indikator kinerja SATPOL PP Provinsi Riau yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai SATPOL PP Provinsi Riau dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran.

12

BABA II

GAMBARAN PELAYANAN SATUAN POLISI

PAMONG PRAJA PROVINSI RIAU

2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SATPOL PP Provinsi

Riau

2.1.1. Tugas

Keberadaan Satpol PP pada pemerintah Daerah sangat tegas

terdapat pada Pasal 255 ayat (1) Undang – Undang Nomor 23 Tahun

2014 tentang Pemerintah Daerah, bahwa Satpol PP dibentuk untuk

membantu Kepala Daerah dalam Menegakkan Peraturan Daerah dan

Peraturan Kepala Daerah, Menyelenggarakan Ketertiban Umum dan

Ketentraman serta Menyelenggarakan perlindungan masyarakat.

Pembentukan dan susunan organisasi Satuan Polisi Pamong Praja

berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 tentang

Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai tugas terdapat pada Pasal 4

yang berbunyi Menegakkan Peraturan Daerah, Menyelenggarakan

Ketertiban Umum dan Ketentraman serta Menyelenggarakan

perlindungan masyarakat dan berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi

Riau Nomor 4 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Susunan

Perangkat Daerah Provinsi Riau, dan dijabarkan dalam Peraturan

Gubernur Riau Nomor 90 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan

Organisasi, Tugas Dan Fungsi, Serta Tata Kerja Satuan Polisi Pamong

Praja Provinsi Riau.

2.1.2. Fungsi

Dalam penyelenggaraan tugasnya yang berdasarkan Peraturan

Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja

13

terdapat pada Pasal 5 disebutkan bahwa fungsi Satuan Polisi Pamong

Praja adalah:

a. Penyusunan program dan pelaksanaan penegakkan peraturan

daerah, penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman

masyarakat serta perlindungan masyarakat;

b. Pelaksanaan kebijakan penegakkan peraturan daerah dan peraturan

kepala daerah;

c. Pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan ketertiban umum dan

ketentraman masyarakat di daerah;

d. Pelaksanaan kebijakan perlindungan masyarakat di daerah;

e. Pelaksanaan koordinasi penegakkan peraturan daerah dan peraturan

kepala daerah, penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman

masyarakat dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia, Penyidik

Pegawai Negeri Sipil Daerah, dan/atau aparatur lainnya;

f. Pengawasan terhadap masyarakat, aparatur, atau badan hukum agar

mematuhi dan mentaati peraturan daerah dan peraturan kepala

daerah;

g. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh Kepala Daerah.

2.1.3. Struktur Organisasi

Adapun susunan organisasi Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi

Riau menurut Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 4 Tahun 2016

Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Riau,

dan dijabarkan dalam Peraturan Gubernur Riau Nomor 90 Tahun 2016

tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi, Serta Tata

Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau terdiri dari:

1. Kepala Satuan:

2. Sekretariat terdiri dari:

Subbagian Perencanaan Program;

Sub Bagian Keuangan, Perlengkapan dan Pengelolaan Barang

Milik Daerah;

Subbagian Kepegawaian dan Umum.

14

3. Bidang Pembinaan Masyaraka terdiri dari:

Seksi Fasilitasi Hubungan Kerjasama;

Seksi Kewaspadaan Dini;

Seksi Bimbingan dan Penyuluhan.

4. Bidang Operasi terdiri dari:

Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum dan Pengendalian

Masyarakat;

Seksi Pengamanan Asset;

Seksi Intelijen.

5. Bidang Penegakan Peraturan Daerah terdiri dari:

Seksi Hubungan Antar Lembaga;

Seksi Penegakan dan Pengawasan;

Seksi Tindak Internal.

6. Bidang Pembinaan Satuan Perlindungan Masyarakat terdiri dari:

Seksi Data, Informasi dan Pemberdayaan;

Seksi Tindak Reaksi Cepat;

Seksi Pengerahan dan Pengendalian.

15

Tabel II – 1

Struktur Organisasi Tata Kerja (SOTK) Satpol PP Prov. Riau

(Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 4 Tahun 2016)

KEPALA SATUAN

Sekretariat

Sub Bagian Perencanaan

Program

Sub Bagian Keuangan,

Perlengkapan dan Pengelolaan Barang Milik

Daerah

Sub Bagian Kepegawaian

Umum

Bidang Pembinaan

Satuan Perlindungan Masyarakat

Bidang Penegakan Peraturan

Daerah

Bidang

Operasi

Bidang Pembinaan Masyarakat

Seksi Penegakan

dan

Pengawasan

Seksi Pengamanan

Aset

Seksi Kewaspadaan

Dini

Seksi Fasilitasi Hubungan Kerjasama

Seksi Hubungan

Antar Lembaga

Seksi Ketentraman dan

Ketertiban Umum dan

Pengendalian Masyarakat

Seksi Data, Informasi dan Pemberdayaan

Seksi Tindak Reaksi Cepat

Kelompok Jabatan

Fungsional

Seksi Bimbingan dan Penyuluhan

Seksi Pengerahan dan

Pengendalian

Seksi Intelijen Seksi Tindak

Internal

16

1. KEPALA SATUAN

a. Kepala Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai tugas membantu

Gubernur melaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi

kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan yang ditugaskan

kepada Daerah pada Bidang Satuan Polisi Pamong Praja.

b. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud ayat (1) Kepala

Satuan Polisi Pamong Praja menyelenggarakan fungsi perumusan

kebijakan, pelaksanaan kebijakan, pelaksanaan evaluasi dan

pelaporan, pelaksanaan administrasi dan pelaksanaan fungsi lain

yang diberikan oleh Gubernur terkait dengan tugas dan fungsi pada

Satuan Polisi Pamong Praja.

2. SEKRETARIAT

1. Sekretaris mempunyai tugas melakukan koordinasi, fasilitasi dan

evaluasi pada Subbag Perencanaan Program, Subbag Keuangan,

Perlengkapan dan Pengelolaan Barang Milik Daerah dan

Subbagian Kepegawaian dan Umum.

2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

Sekretaris menyelenggarakan fungsi :

a. penyusunan program kerja dan rencana operasional pada

Sekretariat;

b. penyelenggaraan pelaksanaan koordinasi, fasilitasi dan

memeriksa hasil pelaksanaan tugas di lingkungan Sekretariat;

c. penyelenggaraan pemantauan, evaluasi dan pelaporan

pelaksanaan tugas sesuai dengan tugas yang telah

dilaksanakan kepada Kepala Satuan Polisi Pamong Praja; dan

d. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan

sesuai tugas dan fungsinya.

17

Sekretariat terdiri dari:

a. Sub Bagian Perencanaan Program;

B Sub Bagian Keuangan, Perlengkapan dan Pengelolaan Barang

Milik Daerah

c. Sub Bagian Kepegawaian dan Umum.

Masing-masing Subbag dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang berada

dibawah dan bertanggungjawab kepada Sekretaris.

a. Kepala Sub Bagian Perencanaan Program mempunyai tugas:

(1) merencanakan program/kegiatan dan penganggaran pada

Subbagian Perencanaan Program;

(2) membagi tugas, memberi petunjuk dan memeriksa hasil

pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Subbagian

Perencanaan Program;

(3) menyiapkan bahan dan menghimpun usulan rencana

program/kegiatan dari masing-masing bidang;

(4) melaksanakan penyusunan Rencana Strategis, Rencana Kerja

Perangkat Daerah, Perjanjian Kinerja, Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah Unit Kerja;

(5) melaksanakan koordinasi penyusunan Standar Operasional

Prosedur (SOP);

(6) mempersiapkan bahan-bahan untuk pra-rapat koordinasi dan

rapat koordinasi musyawarah perencanaan pembangunan

daerah serta rapat koordinasi teknis;

(7) Melakukan pemantauan, evaluasi dan membuat laporan

pelaksanaan tugas dan kegiatan pada Subbagian

Perencanaan Program;

(8) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan

sesuai tugas dan fungsinya.

18

b. Kepala Sub Bagian Keuangan, Perlengkapan dan Pengelolaan

Barang Milik Daerah mempunyai tugas:

(1) merencanakan program/kegiatan dan penganggaran pada

Subbagian Keuangan, Perlengkapan dan Pengelolaan

Barang Milik Daerah;

(2) membagi tugas, memberi petunjuk dan memeriksa hasil

pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Subbagian

Keuangan dan Pengelolaan Aset Daerah;

(3) melakukan urusan perbendaharaan dan akuntansi keuangan

dan asset;

(4) mengelola keuangan dan penyiapan pembayaran gaji

pegawai;

(5) melakukan pembinaan dan memberikan petunjuk teknis

pengelolaan keuangan dan aset;

(6) menyiapkan dokumen rencana kebutuhan dan penganggaran

barang milik daerah;

(7) melakukan urusan pengurusan barang milik daerah yang

berada pada penguasaan Satuan Polisi Pamong Praja;

(8) melaksanakan penyelesaian tindak lanjut Laporan Hasil

Pemeriksaan (LHP) atau pemutakhiran data hasil

pemeriksaan pelaksanaan kegiatan;

(9) melaksanakan proses administrasi Tuntutan Perbendaharaan

dan Tuntutan Ganti Rugi (TP-TGR);

(10) melaksanakan verifikasi dan pertanggungjawaban anggaran;

(11) melaksanakan penyusunan laporan pertanggungjawaban atas

pengelolaan keuangan dan asset;

(12) melakukan fasilitasi rencana umum pengadaan barang dan

jasa unit kerja;

19

(8) melakukan pemantauan, evaluasi dan membuat laporan

pelaksanaan tugas dan kegiatan pada Subbagian Keuangan,

Perlengkapan dan Pengelolaan Barang Milik Daerah;dan

(9) melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan

sesuai tugas dan fungsinya.

c. Kepala Sub Bagian Kepegawaian dan Umum mempunyai tugas:

(1) merencanakan program/kegiatan dan penganggaran pada

Sub Bagian Kepegawaian dan Umum;

(2) membagi tugas, memberi petunjuk dan memeriksa hasil

pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Subbagian

Kepegawaian dan Umum;

(3) mengagendakan dan mendistribusikan surat menyusat;

(4) melaksanakan fasilitasi administrasi kepegawaian;

(5) melaksanakan koordinasi penyusunan Analisa Jabatan,

Analisa Beban Kerja, peta jabatan, proyeksi kebutuhan

pegawai, standar kompetensi dan evaluasi jabatan;

(6) melaksanakan proses penegakan disiplin pegawai;

(7) membuat laporan perkembangan kepegawaian;

(8) menyelenggarakan urusan kehumasan;

(9) melaksanakan pengelolaan kearsipan dan dokumentasi;

(10) melaksanakan dan mengatur fasilitas rapat, pertemuan dan

upacara, serta melakukan kegiatan keprotokolan dan

administrasi perjalanan dinas;

(11) melaksanakan pengadaan sarana dan prasarana kantor

setelah berkoordinasi dengan Badan Pengelola Keuangan

dan Aset Daerah;

(12) melaksanakan pemeliharaan sarana dan prasarana kantor,

kebersihan, keindahan, keamanan dan ketertiban kantor;

20

(13) mengumpulkan, menyusun dan mengolah bahan data

informasi untuk kepentingan masyarakat;;

(14) melakukan pemantauan, evaluasi dan membuat laporan

pelaksanaan tugas dan kegiatan pada Subbagian

Kepegawaian dan Umum; dan

(15) melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan

sesuai tugas dan fungsinya.

3. KEPALA BIDANG PEMBINAAN MASYARAKAT

a. Kepala Bidang Pembinaan Mayarakat mempunyai tugas

melakukan koordinasi, fasilitasi dan evaluasi pada Seksi Fasilitasi

Hubungan Kerjasama, Seksi Kewaspadaan Dini dan Seksi

Bimbingan dan Penyuluhan.

b. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

Kepala Bidang menyelenggarakan fungsi :

(1) penyusunan program kerja dan rencana operasional pada

Bidang Pembinaan Masyarakat;

(2) penyelenggaraan pelaksanaan koordinasi, fasilitasi dan

memeriksa hasil pelaksanaan tugas di lingkungan Bidang

Pembinaan Masyarakat;

(3) penyelenggaraan pemantauan, evaluasi dan pelaporan

pelaksanaan tugas sesuai dengan tugas yang telah

dilaksanakan kepada Kepala Satuan Polisi Pamong

Praja;dan

(4) pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan

sesuai tugas dan fungsinya.

Bidang Pembinaan Masyarakat terdiri dari:

a. Kepala Seksi Fasilitasi Hubungan Kerjasama;

b. Kepala Seksi Kewaspadaan Dini;

c. Kepala Seksi Bimbingan Dan Penyuluhan.

21

Masing-masing Kasi dipimpin oleh Kepala Seksi yang berada dibawah

dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Pembinaan Masyarakat.

a. Kepala Seksi Fasilitasi Hubungan Kerjasama mempunyai tugas:

(1) merencanakan program/kegiatan dan penganggaran pada

Seksi Fasilitasi Hubungan Kerjasama;

(2) membagi tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil

pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Seksi Fasilitasi

Hubungan Kerjasama;

(3) Melaksanakan fasilitasi hubungan masyarakat dan

Organisasi Masyarakat dengan Pemerintah Provinsi Riau di

bidang ketertiban umum dan ketentraman masyarakat,

bidang Penegakan Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala

Daerah dan bidang perlindungan masyarakat;

(4) Melakukan pembinaan korp musik dan wawasan

kebangsaan;

(5) Melakukan pemantauan, evaluasi dan membuat laporan

pelaksanaan tugas dan kegiatan pada Seksi Kewaspadaan

Dini;dan

(6) melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan

sesuai tugas dan fungsinya.

b. Kepala Seksi Kewaspadaan Dini mempunyai tugas:

(1) merencanakan program/kegiatan dan penganggaran pada

Seksi Kewaspadaan Dini;

(2) membagi tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil

pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Seksi

Kewaspadaan Dini;

(3) Menghimpun dan menyiapkan data sistem informasi untuk

ketenteraman dan ketertiban umum, penegakan Perturan

Daerah dan Perlindungan Masyarakat;

(4) Melakukan pemantauan, evaluasi dan membuat laporan

pelaksanaan tugas dan kegiatan pada Seksi Kewaspadaan

Dini;dan

22

(5) melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan

sesuai tugas dan fungsinya.

c. Kepala Seksi Bimbingan Dan Penyuluhan mempunyai tugas:

(1) merencanakan program/kegiatan dan penganggaran pada

Seksi Bimbingan Dan Penyuluhan;

(2) membagi tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil

pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Seksi Bimbingan

Dan Penyuluhan;

(3) melaksanakan bimbingan dan penyuluhan masalah-masalah

strategis di bidang ketertiban umum dan ketenteraman

masyarakat, Penegakan Peraturan Daerah dan Perlindungan

Masyarakat;

(4) Melakukan pemantauan, evaluasi dan membuat laporan

pelaksanaan tugas dan kegiatan pada Seksi Bimbingan Dan

Penyuluhan;dan

(5) melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan

sesuai tugas dan fungsinya.

4. KEPALA BIDANG OPERASI

a. Kepala Bidang Operasi mempunyai tugas melakukan koordinasi,

fasilitasi dan evaluasi pada Seksi Ketentraman, Ketertiban Umum

dan Pengendalian Masyarakat, Pengamanan Asset dan Seksi

Intelijen;

b. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana di maksud pada ayat (1)

Kepala Bidang menyelenggaraan fungsi:

(1) penyusunan program kerja dan rencana operasional pada

Bidang Operasi;

(2) penyelenggaraan pelaksanaan koordinasi, fasilitasi dan

memeriksa hasil pelaksanaan tugas di lingkungan Bidang

Operasi;

(3) penyelenggaraan pemantauan, evaluasi dan pelaporan

23

pelaksanaan tugas sesuai dengan tugas yang telah

dilaksanakan kepada Kepala Satuan Polisi Pamong Praja;

(4) pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan

sesuai tugas dan fungsinya.

Bidang Operasi terdiri dari :

a. Kepala Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum dan

Pengendalian Masyarakat;

b. Kepala Seksi Pengamanan Asset;

c. Kepala Seksi Intelijen.

Masing-masing Kasi dipimpin oleh Kepala Seksi yang berada dibawah

dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Operasi.

a. Kepala Seksi Ketertiban Umum dan Pengendalian Masyarakat

mempunyai tugas:

(1) merencanakan program/kegiatan dan penganggaran pada

Seksi Ketertiban Umum dan Pengendalian Masyarakat;

(2) membagi tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil

pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Seksi Ketertiban

Umum dan Pengendalian Masyarakat;

(3) Menyusun bahan kebijakan teknis fasilitasi dan

melaksanakan ketertiban umum dan Pengendalian

Masyarakat;

(4) Menyiapkan pedoman teknis ketentraman, ketertiban umum

dan Pengendalian Masyarakat;

(5) Menyelenggarakan Patroli, Pengawalan Pejabat dan

pengendalian Unjuk Rasa dalam rangka ketentraman,

ketertiban umum;

(6) Menyelenggarakan Monitoring ketentraman, ketertiban umum

dan Pengendalian Masyarakat;

(7) Melakukan pemantauan, evaluasi dan membuat laporan

pelaksanaan tugas dan kegiatan pada Seksi ketertiban

umum dan Pengendalian Masyarakat;

24

(8) melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan

sesuai tugas dan fungsinya.

b. Kepala Seksi Pengamanan Asset mempunyai tugas :

(1) merencanakan program/kegiatan dan penganggaran pada

Seksi Pengamanan Asset;

(2) membagi tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil

pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Seksi

Pengamanan Asset;

(3) Menyelenggarakan Pengawasan dan Pengamanan Tempat-

tempat penting dan Gedung/Asset dilingkungan Pemerintah

Provinsi Riau;

(4) Melakukan pemantauan, evaluasi dan membuat laporan

pelaksanaan tugas dan kegiatan pada Pengamanan

Asset;dan

(5) melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan

sesuai tugas dan fungsinya.

c. Kepala Seksi Intelijen mempunyai tugas :

(1) merencanakan program/kegiatan dan penganggaran Seksi

Intelijen;

(2) membagi tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil

pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Seksi Intelijen;

(3) melaksanakan Pemantauan, Penyelidikan terhadap potensi–

potensi ancaman yang dapat mengganggu Ketentraman,

Ketertiban Umum dan Pelanggaran Peraturan Daerah;

(4) Melakukan Penggalangan terhadap kegiatan masyarakat

yang akan membahayakan dan berdampak kepada

Ketentraman, Ketertiban Umum dan Pelanggaran Peraturan

Daerah;

25

(5) Melaksanakan Pemantauan terhadap aksi Unjuk rasa dan

Kerusuhan massa;

(6) Melakukan pemantauan, evaluasi dan membuat laporan

pelaksanaan tugas dan kegiatan pada Intelijen;dan

(7) melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan

sesuai tugas dan fungsinya.

5. KEPALA BIDANG PENEGAKAN PERATURAN DAERAH

a. Kepala Bidang Penegakan Peraturan Daerah mempunyai tugas

melakukan koordinasi, fasilitasi dan evaluasi pada Seksi

Hubungan Antar Lembaga, Seksi Penegakan dan Pengawasan

serta Seksi Tindak Internal;

b. Untuk melaksanakan tugas sebagai mana dimaksud pada ayat (1)

Kepala Bidang menyelenggarakan fungsi:

(1) penyusunan program kerja dan rencana operasional pada

Bidang Penegakan Peraturan Daerah;

(2) penyelenggaraan pelaksanaan koordinasi, fasilitasi dan

memeriksa hasil pelaksanaan tugas di lingkungan Bidang

Penegakan Peraturan Daerah;

(3) penyelenggaraan pemantauan, evaluasi dan pelaporan

pelaksanaan tugas sesuai dengan tugas yang telah

dilaksanakan kepada Kepala Satuan Pamong Praja;dan

(4) pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan sesuai tugas

dan fungsinya.

Bidang Penegakan Peraturan Daerah terdiri dari:

a. Kepala Seksi Hubungan Antar Lembaga;

b. Kepala Seksi Penegakan dan Pengawasan;

c. Kepala Seksi Tindak Internal.

26

Masing-masing Kasi dipimpin oleh Kepala Seksi yang berada dibawah

dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Penegakan Peraturan

Daerah.

a. Kepala Seksi Hubungan Antar Lembaga mempunyai tugas:

(1) merencanakan program/kegiatan dan penganggaran pada

Seksi Hubungan Antar Lembaga;

(2) membagi tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil

pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Seksi Hubungan

Antar Lembaga;

(3) Menginventarisir dan menelaah Peraturan Daerah, Peraturan

Kepala Daerah dan Keputusan Kepala Daerah di lingkungan

Pemerintah Provinsi Riau;

(4) menginventarisir data PPNS di lingkungan Pemerintah Provinsi

Riau dan kab/kota se Provinsi Riau;

(5) melaksanakan sinergitas PPNS selaku penyidik pelanggaran

Perda dengan PPNS Satuan Polisi Pamong Praja selaku

penegak Perda;

(6) mengelola sekretariat PPNS;

(7) Melakukan pemantauan, evaluasi dan membuat laporan

pelaksanaan tugas dan kegiatan Seksi Hubungan Antar

Lembaga;dan

(8) pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan sesuai tugas

dan fungsinya.

b. Kepala Seksi Penegakan dan Pengawasan mempunyai tugas:

(1) merencanakan program/kegiatan dan penganggaran pada

Seksi Penegakan dan Pengawasan;

(2) membagi tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil

pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Seksi Penegakan

dan Pengawasan;

27

(3) membentuk tim terpadu penegakan dan pengawasan perda

terhadap pelanggar perda, perkada dan keputusan kepala

daerah yang memuat sanksi;

(4) Melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap pelanggaran

perda, perkada dan keputusan kepala daerah yang memuat

sanksi;

(5) melakukan pemantauan, evaluasi dan membuat laporan

pelaksanaan tugas dan kegiatan Seksi Penegakan dan

Pengawasan;dan

(6) pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan sesuai tugas

dan fungsinya.

c. Kepala Seksi Tindak Internal mempunyai tugas:

(1) merencanakan program/kegiatan dan penganggaran pada

Seksi Tindak Internal;

(2) membagi tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil

pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Seksi Tindak

Internal;

(3) melaksanakan penegakan hukum, disiplin, tata tertib dan

pengamanan dilingkungan internal;

(4) melaksanakan penegakan disiplin ASN se-Provinsi Riau;

(5) melakasanakan Pengawasan terhadap pelaksanaan

Peraturan Daerah, Peraturan Kepala Daerah dan Keputusan

Kepala Daerah yang memuat sanksi;

(6) melakukan Pembinaan Terhadap Pelanggaran Peraturan

Daerah, Peraturan Kepala Daerah dan Keputusan Kepala

Daerah yang memuat sanksi;

(7) melakukan pemantauan, evaluasi dan membuat laporan

pelaksanaan tugas dan kegiatan Seksi Tindak Internal;

(8) pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan sesuai

tugas dan fungsinya.

28

6. KEPALA BIDANG PEMBINAAN SATUAN PERLINDUNGAN

MASYARAKAT

a. Kepala Bidang Pembinaan Satuan Perlindungan Masyarakat

mempunyai tugas melakukan koordinasi, fasilitasi dan evaluasi

pada Seksi Data, Informasi dan Pemberdayaan, Seksi Tindak

Reaksi Cepat dan Seksi Pengerahan dan pengendalian pada

Bidang Pembinaan Satuan Perlindungan Masyarakat;

b. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

Kepala Bidang menyelenggarakan fungsi:

(1) penyusunan program kerja dan rencana operasional pada

Bidang Pembinaan Satuan Perlindungan Masyarakat;

(2) penyelenggaraan pelaksanaan koordinasi, fasilitasi dan

memeriksa hasil pelaksanaan tugas di lingkungan Bidang

Pembinaan Satuan Perlindungan Masyarakat;

(3) penyelenggaraan pemantauan, evaluasi dan pelaporan

pelaksanaan tugas sesuai dengan tugas yang telah

dilaksanakan kepada Kepala Satuan Polisi Pamong

Praja;dan

(4) pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan

sesuai tugas dan fungsinya.

Bidang Pembinaan Satuan Perlindungan Masyarakat terdiri dari:

a. Kepala Seksi Data, Informasi dan Pemberdayaan;

b. Kepala Seksi Tindak Reaksi Cepat;

c. Kepala Seksi Pengerahan dan pengendalian.

Masing-masing Kasi dipimpin oleh Kepala Seksi yang berada dibawah

dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Pembinaan Satuan

Perlindungan Masyarakat.

a. Kepala Seksi Data, Informasi dan Pemberdayaan mempunyai tugas:

(1) merencanakan program/kegiatan dan penganggaran pada

Seksi Data, Informasi dan Pemberdayaan;

29

(2) membagi tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil

pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Seksi Data,

Informasi Dan Pemberdayaan;

(3) mengolah, menganalisa data dan informasi satlinmas;

(4) memetakan dan memantau secara berkala daerah rawan

bencana;

(5) menyiapkan bahan pengembangan potensi sumber daya

manusia melalui pendidikan dan Pelatihan bela Negara;

(6) mengkoordinasikan pengembangan satuan perlindungan

masyarakat dengan instasi terkait;

(7) menyiapkan buku panduan / standarisasi / juklak / juknis /

protap dan pedoman untuk pemberdayaan Satlinmas dan

potensi masyarakat;

(8) mengumpulkan dan mengolah data potensi masyarakat dan

satuan perlindungan masyarakat yang ditugaskan dalam

pemilihan Presiden / Wakil Presiden dan Pemilu, dan

pemilukada;

(9) menyiapkan dan memelihara data, arsip Satuan perlindungan

Masyarakat dan potensi masyarakat serta kebencanaan;

(10) melakukan pendataan jumlah pengungsi, korban jiwa dan

kerugian materi akibat bencana dan gangguan keamanan,

ketentraman dan ketertiban masyarakat;

(11) melaksanakan pendidikan dan pelatihan sat linmas;

(12) Melakukan pemantauan, evaluasi dan membuat laporan

pelaksanaan tugas dan kegiatan pada Seksi Data, Informasi

Dan Pemberdayaan;dan

(13) pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan

sesuai tugas dan fungsinya.

30

b. Kepala Seksi Tindak Reaksi Cepat mempunyai tugas:

(1) merencanakan program/kegiatan dan penganggaran pada

Seksi Tindak Reaksi Cepat;

(2) membagi tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil

pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Seksi Tindak

Reaksi Cepat;

(3) menyiapkan bahan Pedoman dan petunjuk teknis untuk

penyusunan rencana program dan rencana kerja anggaran;

(4) mempersiapkan dan membina sumberdaya satlinmas dan

potensi masyarakat;

(5) menyiapkan dan menyusun bahan kubutuhan sarana dan

prasarana satuan perlindungan masyarakat;

(6) membantu penyiapan satlinmas untuk penugasan, pencarian,

pertolongan dan penyelamatan korban bencana;

(7) membantu melakukan rehabilitasi, relokasi, rekonsiliasi dan

rekonstruksi darurat pada fasilitasi umum yang rusak akibat

bencana dan gangguan keamanan, ketentraman dan

ketertiban umum;

(8) membuka pos pantau bencana sebagai media informasi

Satlinmas;

(9) Melakukan pemantauan, evaluasi dan membuat laporan

pelaksanaan tugas dan kegiatan pada Seksi Tindak Reaksi

Cepat;dan

(10) pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan

sesuai tugas dan fungsinya.

c. Kepala Seksi Pengerahan dan pengendalian mempunyai tugas:

(1) merencanakan program/kegiatan dan penganggaran pada

Seksi Pengerahan dan Pengendalian;

(2) membagi tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil

pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Seksi Pengerahan

dan Pengendalian;

31

(3) menyusun bahan rencana strategis dan bahan rencana kerja

dan dokumen serta anggaran sub bidang pengerahan dan

pengendalian;

(4) menyusun bahan rencana teknis pengerahan dan

pengendalian sat linmas;

(5) memfasilitasi pelaksanaan pengerahan personil satlinmas

sebagai antisipasi terhadap gangguan keamanan,

ketentraman dan ketertiban serta gangguan sosial

kemasyarakatan;

(6) Membina dan mensosialisasikan system keamanan

lingkungan serta kegiatan social kemasyarakatan;

(7) melaksanakan pengerahan personil satlinmas pada acara-

acara penting;

(8) Melakukan koordinasi tentang penyiapan anggota satlinmas

dalam pemilihan umum, pemilihan presiden dan wakil

presiden serta pemilihan kepala daerah;

(9) memfasilitasi pengerahan dukungan personil satlinmas pada

kejadian kebencanaan;

(10) melaksanakan pengendalian penugasan personil satlinmas;

(11) Melakukan pemantauan, evaluasi dan membuat laporan

pelaksanaan tugas dan kegiatan pada Seksi Pengerahan dan

Pengendalian;;dan

(12) pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan

sesuai tugas dan fungsinya.

2.2. Sumber Daya SATPOL PP Provinsi Riau

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi Satuan Polisi Pamong

Praja Provinsi Riau, didukung dengan 592 orang Pegawai Negeri Sipil,

dengan perincian sebagai berikut:

a. Keadaan Pegawai Negeri Sipil dan Banpol PP/PTT Menurut

Golongan Ruang Gaji.

32

Berdasarkan data pada tabel II - 2 diketahui bahwa Pegawai negeri Sipil

dan Banpol PP/PTT di Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau

didominasi oleh Banpol PP, yang berjumlah 325 orang atau 57,31%,

pegawai golongan II, yang berjumlah 138 orang atau 24,33%, pegawai

golongan III, yang berjumlah 96 orang atau 16,93%, pegawai golongan

IV, yang berjumlah 6 orang, atau 1,05% dan golongan ruang gaji terkecil

adalah golongan I yang berjumlah 2 orang atau 0,35%.

Tabel II - 2

Pegawai Negeri Sipil dan Banpol PP/PTT Satpol PP Provinsi Riau

Berdasarkan Golongan Ruang Gaji Tahun 2017

NO. GOLONGAN RUANG GAJI JUMLAH %

1. Gol. IV 6 1,05

2. Gol. III 96 16,93

3. Gol. II 138 24,33

4. Gol. I 2 0,35

5. BANPOL PP / PTT 325 57,31

JUMLAH 567 100,00

Sumber : Sekretariat SATPOL PP Prov. Riau Tahun 2017

33

Secara sederhana kondisi Pegawai Negeri Sipil menurut golongan ruang

gaji dapat dilihat gambar berikut ini.

Gambar II - 2 Keadaan Golongan Ruang Gaji Pegawai Negeri Sipil dan Banpol PP/PTT Satpol PP Provinsi Riau Tahun 2017

b. Keadaan Pegawai Negeri Sipil Menurut Jabatan / Eselonering.

Pegawai Negeri Sipil SATPOL PP Provinsi yang berjumlah 567 orang,

berdasarkan jabatan dan eselonering terbagi dalam 6 (enam) kelompok

sebagaimana data pada tabel II - 3 berikut ini.

Tabel II - 3

Pegawai Negeri Sipil dan Banpol PP/PTT Satpol PP Provinsi Riau

Menurut Jabatan / Eselonering

NO. JABATAN/ESELON JUMLAH %

1. Eselon II 1 0,17

2. Eselon III 5 0,88

3. Eselon IV 15 2,64

4. Pejabat Fungsional Perencana 1 0,17

0

50

100

150

200

250

300

350

Gol. IV Gol. III Gol. II Gol. I BANPOLPP/PTT

Golongan Ruang Gaji

Golongan Ruang Gaji

34

5. Staf/Non Struktural 220 38,80

6. BANPOL PP/PTT 325 57,31

JUMLAH 567 100,00

Sumber : Sekretariat SATPOL PP Prov. Riau Tahun 2017

Secara sederhana gambaran Pegawai Negeri Sipil / Banpol PP /PTT

menurut golongan ruang gaji dapat dilihat gambar berikut ini.

Gambar II - 3 Keadaan Pegawai Negeri Sipil dan Banpol PP/PTT Menurut Jabatan/ Esselonering Tahun 2017

c. Keadaan PNS Menurut Tingkat Pendidikan Formal.

Dari data pada tabel II - 4 diketahui bahwa pendidikan pegawai negeri sipil

dan Banpol PP/PTT di lingkungan Satuan Polisi Pamong Praja,

didominasi oleh tingkat pendidikan SLTA Sederajat yang berjumlah 486

orang atau 82,1%.

Tabel II - 4

Pegawai Negeri Sipil dan Banpol PP/PTT Satpol PP Provinsi Riau

Berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal Tahun 2017

NO. TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH %

0

50

100

150

200

250

300

350

Eselon II Eselon III Eselon IV PejabatFungsionalPerencana

Staf/NonStruktural

BANPOLPP/PTT

Jabatan / Eselonering

Jabatan / Eselonering

35

1. Sarjana Strata II (S.2) 6 1,05

2. Sarjana Strata I (S.1) 90 15,87

3. Diploma 2 0,35

4. SLTA Sederajat 458 81,77

5. SLTP 3 0,52

6. SD 8 1,41

JUMLAH 567 100,00

Sumber : Sekretariat SATPOL PP Prov. Riau Tahun 2017

Secara umum tingkat pendidikan Pegawai Negeri Sipil/Banpol/PTT Satuan

Polisi Pamong Praja Provinsi Riau kurang baik, dimana dari 567 orang

Pegawai Negeri Sipil dan Banpol PP/PTT terdapat 461 orang atau 81,30%

yang berpendidikan tamatan SLTA Sederajat. Secara sederhana dapat

lihat gambar berikut ini.

Gambar II - 4 Tingkat Pendidikan Pegawai Negeri Sipil dan Banpol PP/PTT SATPOL PP Provinsi Riau Tahun 2017

d. Keadaan PNS Menurut Tingkat Pendidikan Penjenjangan.

Data pada Tabel II - 5 menggambarkan bahwa Pegawai Negeri Sipil yang

telah mengikuti pendidikan penjenjangan berjumlah 17 orang.

Tabel II - 5

Pegawai Negeri Sipil dan Banpol PP/PTT Satpol PP Provinsi Riau

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

500

Sarjana StrataII (S.2)

Sarjana StrataI (S.1)

Diploma SLTASederajat

SLTP SD

Tingkat Pendidikan Formal

Tingkat Pendidikan Formal

36

Berdasarkan Pendidikan Penjenjangan Tahun 2017

NO. TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH

1. Diklatpim IV 11

2. Diklatpim III 5

3. Diklatpim II 1

4. Diklatpim I -

JUMLAH 17

Sumber : Sekretariat SATPOL PP Prov. Riau Tahun 2017

Secara sederhana gambaran pegawai negeri sipil Satuan Polisi Pamong

Praja Provinsi Riau yang telah mengikuti pendidikan penjenjangan dapat

dilihat gambar berikut ini.

Gambar II - 5 Tingkat Pendidikan Penjenjangan Pegawai Negeri Sipil SATPOL PP Provinsi Riau Tahun 2017

2.2.2. Sarana dan Prasarana

Untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Satuan

Polisi Pamong Praja Provinsi Riau, memiliki 2 (dua) gedung yang terdiri

dari 2 (dua) lantai . Setiap lantai ada ruangan kerja Pegawai Negeri Sipil

dilengkapi dengan fasilitas pendingin ruangan Air Condition (AC). di setiap

ruangan juga dilengkapi prarasana dan sarana kerja berupa meja dan

kursi kerja, komputer, printer, mesin photo copy, serta jaringan WiFi,

0

2

4

6

8

10

12

Diklatpim IV Diklatpim III Diklatpim II Diklatpim I

Pendidikan Penjenjangan

Pendidikan Penjenjangan

37

untuk mendukung penggunaan teknologi informasi, sumber data dan

literatur dalam penyusunan perencanaan Satpol PP.

Khusus untuk pejabat struktural eselon II dan III untuk kelancaran

pelaksanaan tugas pokok dan fungsi disediakan kendaraan dinas atau

operasional.

Tabel II - 6

Fasilitas Penunjang (Perlengkapan) Satpol PP Provinsi Riau

s/d Tahun Anggaran 2017

NO. KLASIFIKASI ASSET JUMLAH SATUAN

1 Gedung 2 Gedung

2 Genset 4 Unit

3 Alat Angkutan 17 Unit

4 Alat-alat kantor dan rumah tangga

1.089 Unit

5 Alat Studio dan Komunikasi 430 Unit

6 Alat Keamanan 1.534 Unit

7 Aset Tetap Lainnya :

a. Buku Perpustakaan 42 Buku

b. Barang Bercorak Kesenian 662 Unit

c. Aset Lain-Lainnya 14 Unit

Sumber : Sekretariat SATPOL PP Provinsi Riau Tahun 2017

Secara sederhana gambaran Fasilitas Pendukung (perlengkapan) Satuan

Polisi Pamong Praja Provinsi Riau dapat dilihat gambar berikut ini.

38

Gambar II - 6 Fasilitasi Penunjang (perlengkapan) SATPOL PP Provinsi Riau Tahun 2017

0

500

1000

1500

2000

Gedung Genset Alat-alatkantor dan

rumah tangga

Alat Studio danKomunikasi

Alat Keamanan Aset TetapLainnya

Fasilitas Penunjang (Perlengkapan)

Fasilitas Penunjang (Perlengkapan)

39

Tabel II - 7

Rekapitulasi Daftar Urut Kepangkatan (DUK)

JUMLAH PNS MENURUT JUMLAH PEJABAT

GOLONGAN

JENIS

KELAMIN JML

PENDIDIKAN JML

STRUKTURAL JML JUMLAH FUNGSIONAL

LK PR SD SLTP SLTA D-1 D-II D-III D-IV/S1 S2 S3 I II III IV

IV/e

IV/d

IV/c 1 1 1 1 1 1

IV/b 4 4 2 2 4 4 4

IV/a 1 1 1 1 1 1

III/d 7 1 8 1 6 1 8 7 8 1

III/c 5 1 6 6 6 4 6 2

III/b 13 5 18 3 13 2 18 4 18 14

III/a 54 10 64 2 62 64 64 64

II/d 2

2 2 2 2 2

II/c 81 6 87

87 87 87 87

II/b 27 3 30

30 30 30 30

40

JUMLAH PNS MENURUT JUMLAH PEJABAT

GOLONGAN

JENIS

KELAMIN JML

PENDIDIKAN JML

STRUKTURAL JML JUMLAH FUNGSIONAL

LK PR SD SLTP SLTA D-1 D-II D-III D-IV/S1 S2 S3 I II III IV

II/a 16 3 19 7 2 10

19

19 19

I/d 1 1

1

1

1 1

I/c 1 1 1

1

1 1

I/b

I/a

JUMLAH 213 29 242 8 3 165 3 90 6 242 1 5 15 242 221

41

Berdasarkan tabel II-7 diatas, terlihat bahwa tingkat pendidikan

PNS Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau masih rendah, dimana

yang sudah mengikuti pendidikan strata 1 hanya berjumlah 80 orang

sementara yang berpendidikan tamat SLTA berjumlah 165 orang. Kondisi

ini tentu perlu menjadi perhatian serius bagi Pemerintah Provinsi Riau

dalam menempatkan PNS yang akan bertugas di Satuan Polisi Pamong

Praja Provinsi Riau. Selain itu, Pemerintah Provinsi Riau harus lebih

serius dalam meningkatkan kapasitas PNS di lingkungan Pemerintah

Provinsi Riau terutama di Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau,

dimana merupakan salah satu OPD yang memiliki tugas sebagai

penegakan peraturan daerah, Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan

Ketentraman Masyarakat serta Perlindungan Masyarakat.

2.3. Kinerja Pelayanan SATPOL PP Provinsi Riau

Pemeliharaan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat

Dalam menegakkan Peraturan Daerah dan Pemeliharaan

Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat Satuan Polisi Pamong

Praja Provinsi Riau selalu mengikut sertakan aparat Penegak Hukum

terutama dengan kepolisian di Tingkat Daerah, OPD Provinsi dan Satuan

Polisi Pamong Praja Kabupaten/Kota serta OPD Kabupaten/Kota se

Provinsi Riau.

Kinerja Pelayanan lainnya yaitu membantu pengamanan dan

Pengawasan VVIP termasuk pengamanan dan pengawasan pejabat

negara dan tamu negara, pelaksanaan pengamanan dan penertiban aset

yang belum teradministrasi sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Pelaksanaan Operasi dan Pengendalian

Dalam rangka penyelenggaraan pemeliharaan ketertiban umum

dan ketentraman masyarakat, Satpol PP Provinsi Riau memiliki peran

strategis sebagai refresentasi pemerintah daerah dalam mewujudkan

suatu keadaan dinamis yang memungkinkan pemerintah, pemerintah

42

daerah dan masyarakat melakukan kegiatan dengan tentram, tertib serta

teratur.

Pelaksanaan Operasi dilaksanakan dalam bentuk patroli di lokasi

yang memiliki potensi gangguan ketertiban umum dan sebagai upaya

deteksi dini terhadap kemungkinan bentuk gangguan yang lebih luas,

lingkup kerja dalam pelaksanaan patroli meliputi 12 Kabupaten dan kota

se-Provinsi Riau, mengingat saat ini pembangunan, situasi politik dan

aktifitas masyarakat relatif meningkat di seluruh wilayah provinsi Riau.

Upaya pengendalian ketertiban umum dan ketentraman

masyarakat dilaksanakan sesuai dengan kewenangan Polisi Pamong

Praja dalam membantu menciptakan suasana tertib dan tentram pada

kegiatan-kegiatan yang melibatkan masyarakat banyak, dalam rangka

menciptakan kondisi ideal dalam menyelenggaraan pemerintah Satpol PP

melaksanakan tugas pengamanan keseharian Gubernur dan Wakil

Gubernur dalam melaksanakan tugasnya sebagai Kepala Daerah.

Identifikasi Permasalahn Berdasarkan Tugas dan Fungsi

Pelayanan Satpol PP

Di era reformasi pengalaman telah banyak membuktikan bahwa

keberagaman atau perkembangan masyarakat yang makin maju, di satu

sisi mungkin bisa di manfaatkan sebagai potensi dan modal sosial untuk

pembangunan tetapi di sisi lain keberagaman itu tidak jarang juga

menyulut ketidak serasian, menggoyah ketentraman dan mengancam

ketertiban umum, dan bahkan tidak mustahil berpotensi memicu terjadinya

pergesekan bila semua perbedaan itu tidak dikelola dengan baik.

Pergesekan atau konflik yang terjadi di masyarakat biasanya akan

terjadi bila ada kondisi-kondisi sebagai berikut :

Pertama : bila ada terjadi kesenjangan budaya (cultural gap) yang

memperkecil peluang atau bahkan sama sekali tidak memungkinkan bagi

penduduk dari golongan marjinal untuk dapat terserap dalam kegiatan

industri dan pembangunan yang sedang dilakukan. Dengan demikian

43

tingginya jumlah penduduk dan semakin sempitnya peluang lapangan

pekerjaan maka dapat diprediksi kemungkinan munculnya berbagai

masalah sosial yang semakin luas, dan ini sudah menjadi tugas Satpol PP

untuk sejak awal mengantisipasi berbagai permasalahan yang mungkin

akan terjadi.

Kedua : bila kepastian dan supremasi hukum tidak lagi

berwibawa. Hukum yang memihak dan menyinggung rasa keadilan dan

terlebih jika melanggar hak-hak rakyat, yang kemudian menghasilkan

berbagai gerakan masa, aksi unjuk rasa atau demonstrasi, aksi

perlawanan dan sebagainya yang ujung-ujungnya akan menyebabkan

ketertiban masyarakat menjadi tidak terhindari. Diberbagai daerah di

Provinsi Riau.

Penegakan Peraturan Perundang-Undangan Daerah dalam hal

Peningkatan Disiplin Aparatur Pemerintah Provinsi Riau, Satuan Polisi

Pamong Praja Provinsi Riau bekerjasama dengan Badan Kepegawaian

Daerah dan Inspektorat Provinsi Riau melakukan monitoring ke

Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Riau serta melakukan sidak ke

tempat-tempat keramaian pada waktu jam kerja, diharapkan menurunnya

penilaian negatif masyarakat terhadap kinerja aparatur.

Dalam pelaksanaan kegiatan Penegakan Peraturan Daerah dan

Peraturan Pelaksanaanya akan lebih banyak perannya Penyidik Pegawai

Negeri Sipil (PPNS) dan Satuan Polisi Pamong Praja, hal ini merupakan

salah satu kewenangan yang dimiliki dari organisasi Penegak Peraturan

Daerah yang ada dilingkungan Pemerintah Daerah.

Tidak berlebihan kiranya apabila kedua organisasi tersebut adalah

merupakan salah satu bagian atau unsur dari satu sistem peradilan

pidana terpadu (integrated criminal justice system) dalam penegakan

hukum (Peraturan Daerah) sehingga pada gilirannya kegiatan tersebut

baru akan tercapai target yang optimal apabila dilaksanakan secara

terkoordinasi dengan cara membina suatu kerjasama yang dilandasi jiwa

semangat keterpaduan, keterbukaan dan keakraban guna mewujudkan

keberhasilan yang optimal.

44

Namun pada pelaksanaanya Tim diupayakan bertindak dengan

ramah dan bijak, bersahabat, tetapi tegas dalam bentuk dan

mengedepankan Metode Prepentif sebagai pendekatan utama,

mengedepankan sifat persuasif dan edukatif menggunakan kemampuan

berkomunikasi yang baik.

Untuk mewujudkan keberhasilan dalam Penegakan Peraturan

Daerah diperlukan beberapa tahap diantaranya :

1. Melaksanakan Pembinaan, Pengawasan dan Penyuluhan kepada

Aparatur, Masyarakat dan atau Badan Usaha/Hukum dengan adanya

kewajiban dan larangan yang tertuang dalam Peraturan Daerah.

2. Mengadakan inventarisasi dugaan pelanggaran Peraturan Daerah

yang dilakukan Aparatur, Masyarakat atau Badan Usaha/Hukum yang

menjadi objek Penegakan Peraturan Daerah.

3. Melaksanakan Penyelidikan dan Penyidikan kepada Aparatur,

Masyarakat atau Badan Usaha/Hukum yang diduga melakukan

pelanggaran Penegakan Peraturan Daerah.

4. Mengadakan rapat persiapan dan konsolidasi dengan semua

personil/instansi/OPD yang akan terlibat dalam pelaksanaan

Penegakan Peraturan Daerah terlebih dahulu, hal ini dilaksanakan

untuk menyamakan persepsi serta persiapan dalam pelaksanaan

operasi terpadu Penegakan Peraturan Daerah.

Pelaksanaan Pembinaan, Pengawasan dan Penyuluhan

a) Melakukan operasional pengawasan dilapangan kepada Aparatur,

Masyarakat atau Badan Usaha/Hukum untuk mematuhi kewajiban dan

larangan dalam Peraturan Daerah.

b) Memberikan Pembinaan dan Penyuluhan diruangan/aula kepada

Aparatur, Masyarakat atau Badan Usaha/Hukum untuk mematuhi

kewajiban dan larangan dalam Peraturan Daerah.

45

Pelaksanaan Penyelidikan

a. Teliti identitas tersangka agar tidak terjadi kekeliruan dengan cara

pengecekan/pemeriksaan kartu identitas yang dibawa (misalnya KTP,

SIM atau identitas lainnya).

b. Tunjukkan hak-hak tersangka untuk mendapatkan Bantuan Hukum

(Penasehat Hukum/Pengacara) atas tuduhan pelanggaran tersebut.

c. Setelah melakukan wawancara/interviw yang mengarah pada

pelanggaran Peraturan Daerah, baru kemudian dilakukan interogasi

dengan membuat berita acara pemeriksaan tersangka seperti yang

telah dipersiapkan sebelumnya.

d. Setelah selesai pembuatan BAP tersangka diperintahkan untuk

meneliti dan membacanya/dibacakan dengan bahasa yang mudah

dimengerti, untuk selanjutnya ditandatangani, serta membuat surat

pernyataan yang dapat dipergunakan sebagai bukti/dasar untuk

diajukan ke Pengadilan Negeri setempat.

e. Apabila dalam pelaksanaan operasional ada penyitaan barang, jika

pemeriksa di anggap cukup selesai maka barang bukti harus segera

di kembalikan lagi kepada tersangka dengan dibuatkan Berira Acara

Pengembalian Barang Bukti.

Pelaksanaan Penyidikan

Apabila diduga kuat telah terjadi pelanggaran terhadap suatu

Peraturan Daerah, Maka langkah-langkah yang harus dilakukan oleh

PPNS adalah :

1. Menunjukkan Surat Perintah Tugas dan Kartu Tanda Pengenal (KTP,

PPNS) yang masih berlaku.

2. Memberikan penjelasan mengenai maksud dan tujuan diadakannya

operasi dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti serta

denga sikap yang tidak emosional tertapi berwibawa sehingga

tersangka akan memberikan keterangan secara jujur.

46

3. Melakukan interogasi di tempat kejadian perkara (TKP) guna

mendapatkan data yang diperlukan dikaitkan dengan pelanggaran

Peraturan Daerah.

4. Setelah pemeriksaan/ interogasi di TKP di anggap cukup dan ternyata

diduga kuat bahwa yang bersangkutan telah melakukan pelanggaran

terhadap berlakunya Peraturan Daerah, maka segera dapat

dikeluarkan/ dibuatkan Bukti Pelanggaran Peraturan Daerah (BPPD)

oleh PNS.

Pengembangan Sumber Daya Aparatur

Pemerintah Provinsi Riau sangat menyadari bahwa suksesnya

pelaksaan program pembinaan ketertiban umum dan ketentraman

masyarakat sangat bergantung pada kualitas sumber daya manusia.

Untuk itu Satpol PP Provinsi Riau berusaha meningkatkan upaya-upaya

pembinaan terhadap anggota Satpol PP.

Upaya pembinaan yang paling menonjol, selain melalui

pengarahan dan rapat-rapat rutin setiap bulannya, adalah menyusun

Standar Kopetensi Kerja Pol PP, mengikut sertakan pendidikan Dasar Pol

PP serta Bintek-bintek tentang ke Pol PP-an, serta kegiatan

Kesamaptaan.

Pembinaan potensi dan Perlindungan Masyarakat

Dalam upaya pelaksanaan pembinaan bagi Satuan Perlindungan

Masyarakat, bekerjasama dengan Satpol PP Kabupaten/ Kota

Kesbangpol Kabupaten/Kota melakukan pendataan potensi Satlinmas di

Kabupaten/Kota, di samping itu upaya menjaga ketertiban umum dan

ketentraman masyarakat dalam pelaksanaan Pemilihan Gubernur Provinsi

Riau Tahun 2018, Satuan Perlindungan Masyarakat Desa dan Kecamatan

dilibatkan dalam pelaksanaannya, sebagai langkah perbantuan dalam

pengamanan Pemilu Kepala Daerah.

47

Satuan Perlindungan Masyarakat

Dalam peningkatan kapasitas Satuan Perlindungan Msyarakat di

daerah rawan bencana, Bidang Perlindungan Masyarakat selalu mengikut

sertakan Satpol PP Kabupaten/Kota, Badan Penanggulangan Bencana

Kabupaten/Kota dan Kesbangpol Kabupaten/Kota serta terlibat dalam

perbantuan penanggulangan bencana di Kabupaten/Kota.

47

Tabel II - 8

Pencapaian Kinerja Pelayanan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau

No

Indikator Kinerja

sesuai

tugas dan fungsi

Tar

get

SPM

Tar

get

IKK

Target Indikator Lainnya

Target Renstra OPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-

2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

A. Meningkatnya keamanan, ketentraman dan ketertiban lingkungan

1. Terciptanya peningkatan keamanan lingkungan Pemerintah Provinsi Riau dan terciptanya antisipasi terhadap penanganan unjuk rasa yang anarkis

a) Pengendalian

Keamanan

Lingkungan

- -

Jumlah anggota Satpol PP

Prov. Riau yang

melaksanakan penanganan

unjuk rasa yang anarkis

350 330 260 81 100 350 330 260 81 100 100% 100% 100% 100% 100%

b) Pengamanan

Khusus Gubernur

dan Wakil

Gubernur

- -

Jumlah pengamanan

terhadap Gubernur dan

Wakil Gubernur ke

Kabupaten/Kota se-

Provinsi Riau

- - 232 100 186 - - 232 100 186 - - 100% 100% 100%

c) Pelatihan dan

Pengendalian

Keamanan dan

Kenyamanan

Lingkungan

- -

Jumlah anggota Satpol PP

Prov. Riau yang mengikuti

Pelatihan dan

Pengendalian Keamanan

dan Kenyamanan

Lingkungan

100 140 60 81 80 100 140 60 81 80 100% 100% 100% 100% 100%

48

No

Indikator Kinerja

sesuai

tugas dan fungsi

Targ

et

SPM

Targ

et

IKK

Target Indikator Lainnya

Target Renstra OPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-

2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

B. Adanya data yang berkaitan dengan potensi kerawanan sosial dan tindakan kriminal yang terjadi di masyarakat

1. Terciptanya langkah antisipatif dalam menangani kegiatan yang berpotensi menimbulkan kerawanan sosial serta berkurangnya tindakan kriminal yang terjadi di

masyarakat

a) Monitoring,

Evaluasi dan

Pelaporan

- -

Jumlah dokumen dari

Monitoring, Evaluasi dan

Pelaporan

1 3 3 3 3 1 3 3 3 3 100% 100% 100% 100% 100%

C. Munculnya kesadaran untuk melaksanakan tugas pada jam kerja dan semangat untuk berdisiplin sebagai PNS

1. Meningkatnya kehadiran PNS pada jam kerja

a) Pelaksanaan

Penertiban di

Lingkungan

Pemerintah

Provinsi Riau

(Razia/Sidak) dan

Penegakkan

Disiplin PNS

- -

Jumlah pelaksanaan

razia/sidak Penegakkan

Disiplin PNS di Lingkungan

Pemerintah Provinsi Riau

- - - 7 9 - - - 7 9 100% 100%

49

No

Indikator Kinerja

sesuai

tugas dan fungsi

Targ

et

SPM

Targ

et

IKK

Target Indikator Lainnya

Target Renstra OPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-

2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

D. Meningkatnya pemahaman pengetahuan hukum bagi PNS di lingkungan Satpol PP Provinsi Riau

1. Terwujudnya PNS Satpol PP Provinsi Riau yang memahami Bidang Penegakan Peraturan Perundang-undangan dengan persentase sebanyak 12%

a) Bimbingan Teknis

Peningkatan

Pemahaman

Pengetahuan

Peraturan Hukum

bagi Satpol PP

Provinsi Riau

- -

Jumlah anggota Satpol PP

Prov. Riau yang mengikuti

Bimbingan Teknis

Peningkatan Pemahaman

Pengetahuan Peraturan

Hukum

- - - 50 40 - - - 50 40 - - - 100% 100%

b) Bimbingan

Manajemen

Peningkatan

Penegakan

Peraturan Daerah

Satpol PP se-

Provinsi Riau

- -

Jumlah anggota Satpol PP

se-Prov. Riau yang

mengikuti Bimbingan

Manajemen Peningkatan

Penegakan Peraturan

Daerah

- - - - 40 - - - - 40 - - - - 100%

50

No

Indikator Kinerja

sesuai

tugas dan fungsi

Targ

et

SPM

Targ

et

IKK

Target Indikator Lainnya

Target Renstra OPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-

2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

E. Munculnya pemahaman dari masyarakat, para pelaku usaha dan target grup lainnya terhadap peraturan daerah yang ada di Provinsi Riau

1. Terjadinya peningkatan PAD Provinsi Riau dan berkurangnya tingkat kerusakan jalan-jalan lintas baik Provinsi maupun Nasional di Provinsi Riau serta untuk

mengurangi kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh eksploitasi air bawah tanah yang berlebihan

a) Sosialisasi

Penertiban Peraturan

Daerah

- -

Jumlah Sosialisasi

Penertiban Peraturan

Daerah

- - - 1 1 - - - 1 1 - - - 100% 100%

b) Penegakan

Peraturan Daerah - -

Jumlah peraturan daerah

yang ditegakkan - 2 2 2 2 - 2 2 2 2 - 100% 100% 100% 100%

F. Terpeliharanya aset yang dimiliki/dikuasai oleh Pemerintah Provinsi Riau

1. Terjadinya peningkatan nilai pemanfaatan aset baik segi ekonomis maupun teknis serta keterjaminan penggunaan aset sesuai peruntukannya

a) Pengawasan dan

Penertiban Aset

Pemerintah Provinsi

Riau

- -

Jumlah perda tentang aset

yang diawasi dan

ditertibkan

- - - 1 1 - - - 1 1 - - - 100% 100%

51

Tabel II - 9

Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau

Uraian

Anggaran pada Tahun Ke- Realisasi Anggaran pada Tahun Ke-

2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

BELANJA

DAERAH 29.193.540.566,80 31.457.139.023,85 34.067.437.350,08 40.278.835.862,90 44.350.093.115,36 19.564.291.027,00 27.347.892.693,00 31.092.952.938,00 36.034.214.657,00 40.066.083.677,00

Belanja Tidak

Langsung 20.076.420.566,80 19.125.092.023,85 21.320.209.850,08 22.453.088.912,90 24.662.577.590,36 13.098.023.581,00 16.980.140.328,00 19.349.999.651,00 21.433.966.813,00 21.639.989.245,00

Belanja

Pegawai 20.076.420.566,80 19.125.092.023,85 21.320.209.850,08 22.453.088.912,90 24.662.577.590,36 13.098.023.581,00 16.980.140.328,00 19.349.999.651,00 21.433.966.813,00 21.639.989.245,00

Belanja

Langsung 9.117.120.000,00 12.332.047.000,00 12.747.227.500,00 17.825.746.950,00 19.687.515.525,00 6.466.267.446,00 10.367.752.365,00 11.742.953.287,00 14.600.247.844,00 18.426.094.432,00

Belanja

Pegawai 6.070.350.000,00 7.355.900.000,00 7.585.310.000,00 7.711.250.000,00 8.342.150.000,00 4.084.205.000,00 6.026.238.000,00 7.300.956.000,00 7.127.254.000,00 8.069.390.000,00

Belanja

Barang dan

Jasa

2.843.770.000,00 4.102.762.000,00 4.639.455.000,00 8.941.717.950,00 10.763.136.525,00 2.182.746.446,00 3.526.937.365,00 3.954.386.407,00 6.373.306.944,00 9.848.027.932,00

Belanja Modal 203.000.000,00 873.385.000,00 522.462.500,00 1.172.779.000,00 582.229.000,00 199.316.000,00 814.577.000,00 487.610.880,00 1.099.686.900,00 508.676.500,00

52

Tabel II - 10

Rasio dan Pertumbuhan Anggaran Pelayanan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau

Uraian

Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahun ke- Rata-rata Pertumbuhan

2009 2010 2011 2012 2013 Anggaran Realisasi

1 2 3 4 5 6 7 8

BELANJA DAERAH 67 % 87 % 91 % 89 % 90 % 3.789.138.137,14 5.125.448.162,50

Belanja Tidak Langsung 65 % 89 % 91 % 95 % 88 % 1.146.539.255,89 2.135.491.416,00

Belanja Pegawai 65 % 89 % 91 % 95 % 88 % 1.146.539.255,89 2.135.491.416,00

Belanja Langsung 71 % 84 % 92 % 82 % 94 % 2.642.598.881,25 2.989.956.746,50

Belanja Pegawai 67 % 82 % 96 % 92 % 97 % 567.950.000,00 996.296.250,00

Belanja Barang dan Jasa 77 % 86 % 85 % 71 % 91 % 1.979.841.631,25 1.916.320.371,50

Belanja Modal 98 % 93 % 93 % 94 % 87 % 94.807.250,00 77.340.125,00

53

Pada tabel II-8 diatas, terlihat bahwa target indikator yang

dikembangkan oleh Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau belum

tercapai secara optimal. Sebagian besar program dan kegiatan yang

menjadi prioritas Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau jauh dari

target indikator yang ditetapkan pada periode sebelumnya, hanya fungsi

Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau tentang pengawasan dan

penertiban aset Pemerintah Provinsi Riau pada periode sebelumnya

berjalan cukup maksimal.

Adapun faktor utama yang mempengaruhi belum berhasilnya

pelayanan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau pada periode

sebelumnya adalah masalah keterbatasan anggaran yang dimiliki setiap

tahunnya. Selain itu, faktor-faktor seperti masih rendahnya SDM aparatur,

keterbatasan sarana dan prasarana serta tingginya tingkat konflik sosial

masyarakat turut mempengaruhi ketidakberhasilan pelayanan yang

dilakukan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau.

Sementara itu dari sisi realisasi keuangan, Satuan Polisi Pamong

Praja Provinsi Riau dari tahun 2009 hingga tahun 2013 selalu diatas 90%

lebih. Ini mencerminkan bahwa Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau

selalu memanfaatkan anggaran yang terbatas tersebut untuk menunjang

pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dalam menciptakan ketertiban umum

dan ketentraman masyarakat.

2.4. Tantangan Dan Peluang Pengembangan Pelayanan SATPOL

PP Provinsi Riau

Kondisi eforia reformasi berkaitan dengan otonomi daerah

memberikan peluang kepada masyarakat untuk menentukan

kebijakannya. Akibatnya, ketika tuntutan masyarakat tidak tersalurkan dan

terselesaikan secara memadai telah menimbulkan kerawanan sosial yang

pada gilirannya menyebabkan terjadinya gejolak dan kerusuhan sosial di

lingkungan masyarakat termasuk tindakan anarkis.

Adanya berbagai varian gangguan ketertiban dan ketentraman yang

terjadi adalah sebagai dampak dari perkembangan kehidupan

masyarakat, berbangsa dan bernegara. Konflik horizontal maupun vertikal

54

yang mengarah pada gerakan SARA, anarkisme, separatisme serta

berbagai bentuk gangguan lainnya mengancam masyarakat dan dapat

merugikan kekayaan negara.

Meningkatnya potensi konflik kepentingan dan pengaruh negatif

arus globalisasi yang penuh dengan keterbukaan juga cenderung

mengurangi wawasan kebangsaan dan kesadaran bela negara. Protes

ketidakpuasan terhadap suatu masalah mengarah kepada kerusakan

fasilitas umum sering kali terjadi.

Upaya meningkatkan ketertiban dan ketentraman masyarakat

terutama terkait dengan ancaman stabilitas dan tuntutan perubahan

seiring perubahan sosial politik serta dinamika perkembangan masyarakat

yang begitu cepat membawa implikasi pada segala bidang kehidupan.

Namun secara keseluruhan sikap masyarakat untuk mendukung

terciptanya tertib sosial melalui upaya mewujudkan ketertiban dan

ketentraman cukup baik.

Isu-isu Strategis di Provinsi Riau tersebut menjadi tantangan dan

peluang bagi Satpol PP dalam pengembangan kepada masyarakat.

Dalam konteks membangun kemitraan untuk menciptakan kondisi

ketertiban dan ketentraman, perlu didukung iklim birokrasi yang

mengedepankan aspek kebersamaan. Selain itu, konsisten dan sejalan

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta

menumbuhkan kesadaran penciptaan ketertiban dan ketentraman

masyarakt merupakan tanggung jawab bersama, bukan hanya tanggung

jawab pemerintah semata.

Sinergitas semua komponen termasuk masyarakat dan didukung

paradigma saling bekerja sama dan saling bekerja sama dan saling

memberdayakan dalam menciptakan trantibmas merupakan syarat mutlak

yang tidak bisa ditawar lagi. Sebagai sebuah institusi penyelenggara

ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta perlindungan

masyarakat, Satpol PP harus menampilkan wajah yang tegas namun tetap

humanis.

Selain itu, Satpol PP agar meningkatkan kualitas aparat

penegaknya. Terutama tetkait peran barunya dalam pemberdayaan

55

potensi Satuan Perlindungan Masyarakat ( Satlinmas) dalam mendukung

penanggulangan bencana, pengamanan pemilu dan perbantuan

pemeliharaan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat. Seiring

dengan rencana pengembangan kelembagaan Satpol PP yang

memasukkan Bidang Linmas, diharapkan adanya peningkatan kualitas

aparat Penegak Peraturan Daerah yang mumpuni dan mengayomi

masyarakat.

Sesuai dengan isi dan jiwa Undang-undang Nomor 23 Tahun

2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 6

Tahun 2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja, disebutkan bahwa tugas

pokok Satuan Polisi Pamong Praja adalah untuk membantu Kepala

Daerah dalam menegakkan Peraturan Daerah, menyelenggarakan

Ketertiban Umum, Ketentraman dan Perlindungan Masyarakat.

Saat ini tugas dan tantangan yang dijalankan Satuan Polisi Pamong

Praja Provinsi Riau semakin kompleks. Disisi lain, tuntutan masyarakat

akan suasana yang aman dan tertib semakin tinggi. Menyikapi hal

tersebut, Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau intensif melaksanakan

program dan kegiatan dalam rangka mengantisipasi dan menangani

adanya gangguan trantibum dan transmas yang ada di Provinsi Riau

secara koordinatif, komprehensif dan profesional.

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya Satuan Polisi

Pamong Praja Provinsi Riau memiliki aspek pendukung yang dapat

membantu mewujudkan visi organisasi, yaitu adanya kebijakan yang

tertuang dalam bentuk Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 3 tahun

2014 tentang Organisasi Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Riau serta adanya sarana

dan prasarana untuk membantu pelaksanaan tugas administrasi maupun

operasional.

Didalam mencapai visi Satuan Polisi Pamong Praja dimasa

depan, tidak terlepas dari pengaruh capaian sasaran Renstra Satuan

Polisi Pamong Praja Kabupaten/Kota, sasaran Renstra Satuan Polisi

56

Pamong Praja Provinsi Riau serta sasaran pada Renstra Kementerian

terkait. Hal tersebut dapat dillihat pada tabel berikut:

Tabel II – 11

Komparasi Capaian Sasaran Renstra Satpol PP Kabupaten/Kota,

Sasaran Renstra Satpol PP Provinsi dan Renstra

Kementerian/Lembaga

No Indikator

Kinerja

Capaian Sasaran

Renstra Satpol PP

Kabupaten/Kota

Sasaran Renstra Satpol

PP Provinsi

Sasaran Renstra

pada K/L

1 2 3 4 5

1 Meningkatnya

keamanan,

ketentraman

dan ketertiban

lingkungan

Terwujudnya

ketentraman

masyarakat, tertib

hukum dan tertib

sosial

Terciptanya peningkatan

keamanan lingkungan

Pemerintah Provinsi Riau

dan terciptanya antisipasi

terhadap penanganan

unujuk rasa yang anarkis

Meningkatnya

kualitas

kelembagaan dan

aparat Satuan

Polisi Pamong

Praja dan Satuan

Perlindungan

Masyarakat

2 Adanya data

yang berkaitan

dengan potensi

kerawanan

sosial dan

tindakan

kriminal yang

terjadi di

masyarakat

- Terciptanya langkah

antisipatif dalam

menangani kegiatan yang

berpotensi menimbulkan

kerawanan sosial serta

berkurangnya tindakan

kriminal yang terjadi di

masyarakat

-

57

No Indikator

Kinerja

Capaian Sasaran

Renstra Satpol PP

Kabupaten/Kota

Sasaran Renstra Satpol

PP Provinsi

Sasaran Renstra

pada K/L

1 2 3 4 5

3 Munculnya

kesadaran untuk

melaksanakan

tugas pada jam

kerja dan

semangat untuk

berdisiplin

sebagai PNS

Terwujudnya

penegakan

Peraturan Daerah

dan peraturan

pelaksanaannya

Meningkatnya kehadiran

PNS pada jam kerja

-

4 Meningkatnya

pemahaman

pengetahuan

hukum bagi

PNS di

lingkungan

Satpol PP

Provinsi Riau

Terwujudnya polisi

pamong praja yang

profesional dalam

pelaksanaan tugas

Terwujudnya PNS Satpol

PP Provinsi Riau yang

memahami Bidang

Penegakan Peraturan

Perundang-undangan

dengan persentase

sebanyak 12%

Terfasilitasinya

Peningkatan

Kapasitas Aparat

dan Kelembagaan

Satuan Polisi

Pamong Praja dan

Satuan

Perlindungan

Masyarakat dalam

Menciptakan

Ketentraman,

Ketertiban dan

Perlindungan

Masyarakat.

58

No Indikator

Kinerja

Capaian Sasaran

Renstra Satpol PP

Kabupaten/Kota

Sasaran Renstra Satpol

PP Provinsi

Sasaran Renstra

pada K/L

1 2 3 4 5

5 Munculnya

pemahaman

dari masyarakat,

para pelaku

usaha dan

target grup

lainnya terhadap

peraturan

daerah yang

ada di Provinsi

Riau

Terwujudnya

penegakan

Peraturan Daerah

dan peraturan

pelaksanaannya

Terjadinya peningkatan

PAD Provinsi Riau dan

berkurangnya tingkat

kerusakan jalan-jalan lintas

baik Provinsi maupun

Nasional di Provinsi Riau

serta untuk mengurangi

kerusakan lingkungan yang

diakibatkan oleh eksploitasi

air bawah tanah yang

berlebihan

-

6 Terpeliharanya

aset yang

dimiliki/dikuasai

oleh Pemerintah

Provinsi Riau

Terwujudnya

penegakan

Peraturan Daerah

dan peraturan

pelaksanaannya

Terjadinya peningkatan

nilai pemanfaatan aset baik

segi ekonomis maupun

teknis serta keterjaminan

penggunaan aset sesuai

peruntukannya

-

Jika melihat data komparasi diatas, semua indikator kinerja yang

disajikan sudah terfasilitasi pada Renstra Satuan Polisi Pamong Praja

Provinsi Riau maupun pada program ataupun kegiatan yang ada.

Pelaksanaan terhadap indikator kinerja yang dilakukan oleh Satuan Polisi

Pamong Praja Provinsi Riau pada periode sebelumnya juga berjalan

cukup maksimal meskipun terdapat beberapa hambatan dalam

pelaksanaannya.

Namun data indikator tentang adanya data yang berkaitan

dengan potensi kerawanan sosial dan tindakan kriminal yang terjadi di

masyarakat, tidak terdapat pada sasaran renstra Satuan Polisi Pamong

59

Praja Kabupaten/Kota. Indikator tersebut seharusnya menjadi perhatian

serius bagi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten/Kota karena

merupakan kewenangan dari Satuan Polisi Pamong Praja

Kabupaten/Kota yang langsung berhubungan dengan masyarakat. Hal ini

akan semakin memperberat tugas dari Satuan Polisi Pamong Praja

Provinsi Riau dalam memelihara ketertiban umum dan ketentraman

masyarakat dikarenakan ketidaktahuan akan kawasan di Provinsi Riau

dengan potensi kerawanan sosial dan tindakan kriminal.

Disisi lain, yang menjadi sasaran pada Renstra Kementerian

sudah terakomodir dalam Renstra Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi

Riau sebagai langkah dalam mensukseskan program nasional. Akan

tetapi dalam tahap pelaksanaannya, keterbatasan anggaran utama

menjadi permasalahan utama dalam mendukung sasaran dari Renstra

Kementerian tersebut.

60

PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI RIAU

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

SATPOL PP Provinsi Riau

Keberadaan SATPOL PP tak bisa dipungkiri mempunyai pranan yang

sangat penting untuk membantu Kepala Daerah dalam menegakkan Perda

serta menyelenggarakan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat. Selain

itu juga berperan dalam membantu penyelenggaraan pemerintahan di daerah

yang sudah melakukan otonomi daerah. Hal ini sesuai dengan Undang –

undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah Pasal 255 bahwa

Satuan Polisi Pamong Praja dibentuk untuk menegakkan Peraturan Daerah dan

Keputusan Kepala Daerah, Menyelenggarakan Ketertiban Umum dan

Ketentraman serta Menyelenggarakan Perlindungan Masyarakat.

Berdasarkan hasil evaluasi terhadap pelaksanaan pelayanan tugas pokok

dan fungsi Satpol PP dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2017, telah

diidentifikasi beberapa permasalahan, diantaranya :

a. Belum adanya Landasan Hukum Tingkat Daerah untuk pelaksanaan

Penegakan Peraturan Daerah, pelaksanaan Trantibum dan Tranmas serta

Perlindungan Masyarakat (Perda/Pergub).

b. Opini masyarakat yang negatif.

c. kapasitas Sumber daya manusia yang belum memadai.

d. sarana dan prasarana yang masih kurang memadai.

Permasalahan tersebut, sangat mengganggu kinerja pelayanan tugas

pokok Satpol PP, karena sesuai dengan PP Nomor 6 Tahun 2010 adalah

sebagai institusi penyelenggara ketertiban umum dan ketentraman masyarakat.

Dalam penjabarannya, secara teknis tugas Satpol PP adalah mengawal dan

menyukseskan pelaksanaan perda dan peraturan perundang-undangan kepala

61

daerah lainnya. Agar hal tersebut dapat terwujud, sudah seharusnya seluruh

jajaran Anggota Satuan Polisi Pamong Prajadapat menjadi panutan bagi

masyarakat. Anggota Pol PP harus mampu menunjukkan kinerja yang optimal

dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sehingga dapat menghapus

kesan negatif bahwa Pol PP berlaku tidak profesional. Kesan ini membawa citra

yang tidak menguntungkan begi seluruh jajaran Satpol PP.

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya Polisi Pamong Praja

harus lebih mengedepankan prinsip “penataan” bukan “penertiban” karena

dalam “penataan” terkandung semangat kebersamaan antara

masyarakatdengan aparat dalam mewujudkan ketertiban umum dan

ketentraman masyarakat, sementara “penertiban” cendrung bersifat represif.

Lebih lanjut, Satpol PP harus menampilkan wajah yang tegas namun tetap

humanis. Wajah tegas bukan merupakan arogan atau mau menantg sendiri,

tetapi harus tampil semakin kuat dan kokoh dalam menjalankan tugasnya.selain

itu, wajah tegas tidak mengenal kompromi dan tidak terpengaruh oleh berbagai

godaan yang melanggar hukum dan sumpahnya. Disisi lain, wajah humanis

bersikap melindungi dan melayaniserta berorientasi pada prestasi dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Permasalahan-permasalahan yang diprediksi berkembang dalam

konstelasi dinamika tata kelola pemerintahan, sesuai dengan kewenangan

lembaga Satpol PP Provinsi Riau dalam kurun waktu 2014-2019, adalah :

Pembinaan Potensi dan Perlindungan Masyarakat

Seiring dengan dengan berpindahnya fungsi Linmas dari Kesbangpol

kepada Satpol PP sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan Nomor 6

Tahun 2010, Satuan Perlindungan Masyarakat di Kabupaten/Kota terutama di

Desa/Kelurahan dan Kecamatan, perlu dilakukan sosialisasi melalui

Kabupaten/Kota dan Kecamatan, sesuai dengan hasil pendataan potensi

Satlinmas di Kabupaten/Kota se-Provinsi Riau. Usia anggota Satlinmas hampir

60% di atas 50 Tahun dan 40% usia yang setara, sehingga perlu adanya

penataan kembali keberadaan Satlinmas.

Satuan Perlindungan Masyarakat diperkirakan 70% anggota Satlinmas

belum mengikuti Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar) dan Diklat Lainnya.

62

Untuk mengatasi permasalahan terkait tugas dan fungsi pelayanan Satpol PP

perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut :

1. Dalam rangka membangun kemitraan Satpol PP dengan masyarakat ke

depan lebih profesional dan akuntabel di butuhkan rencana strategi

melalui perlunya disusun regulasi yang mengatur dan mengakomodir

hak, kewajiban dan wewenang Satpol PP, mulai dari pola rekruitmen,

pendidikan dan pelatihan, pembinaan karier sampai dengan

perlindungan (asuransi, kekebalan hukum tertentu dan bantuan hukum),

kesejahteraan dan sebagainya.

2. Upaya meningkatkan profesionalisme dan disiplin pribadi dalam setiap

pelaksanaan tugas, dengan mengedepankan sikap etis dan humanis

namun tegas.

3. Menhindari tindakan kekerasan dalam setiap pelaksanaan tugas serta

senantiasa menjunjung tinggi hak asasi manusia.

4. Menjalin kerjasama dan hubungan yang harmonis dengan instansi terkait

dan segenap komponen masyarakat lainnya baik dalam melaksanakan

tugas maupun dalam kehidupan sehari-hari.

5. Memberikan pelayanan yang terbaik kepada seluruh warga masyarakat.

6. Memegang teguh komitmen terhadap organisasi, untuk membuktikan

bahwa Satpol PP mampu menjalankan perannya sebagai penegak

perda, serta peraturan pelaksanaanya, ketertiban umum dan

ketentraman masyarakt serta perlindungan masyarakat.

63

Tabel III – I

Pemetaan Permasalahan untuk Menentukan Prioritas dan Sasaran

Pembangunan Daerah

No Masalah Pokok Masalah Akar Masalah

1 2 3 4

1. Belum adanya Landasan Hukum Tingkat Daerah

untuk pelaksanaan Penegakan Peraturan

Daerah, pelaksanaan Trantibum dan Tranmas

serta Perlindungan Masyarakat (Perda/Pergub)

Belum maksimalnya

pelaksanaan penegakan

Peraturan Daerah,

pelaksanaan Trantibum dan

Tranmas serta Perlindungan

Masyarakat sebagaimana

yang di amanahkan Undang-

Undang 23 Tahun 2014

tentang Pemerintahan Daerah

Belum adanya koordinasi dalam

upaya sinergitas untuk

pembuatan Perda/Pergub

dimaksud.

2. Opini masyarakat yang negatif. Belum dipahaminya sisi positif

dampak dari keberhasilan

pelaksanaan tugas SATPOL

PP

Masih minimnya media

sosialisasi

(penyuluhan/pencitraan) antara

pemerintah provinsi dalam hal ini

Satpol PP dengan masyarakat

64

No Masalah Pokok Masalah Akar Masalah

1 2 3 4

3. kapasitas Sumber daya manusia yang belum

memadai

Masih kurangnya kapasitas

Sumber daya manusia yang

memadai guna meminimalisir

kesalahan dan gesekan

dengan stake holder terkait

dalam rangka pelaksanaan

Penegakan Peraturan Daerah,

pelaksanaan Trantibum dan

Tranmas serta Perlindungan

Masyarakat

Keterbatasan anggaran Satpol

PP Prov. Riau untuk peningkatan

kapasitas

4. sarana dan prasarana yang masih kurang

memadai

Masih minimnya sarana dan

prasarana yang ada saat ini

Keterbatasan anggaran Satpol

PP Prov. Riau untuk peningkatan

kapasitas

65

3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih

Dalam merumuskan Visi dan Misi Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau 2014-2019, harus tetap mengacu pada

Visi dan Misi Provinsi Riau 2014-2019 sehingga mendukung tercapainya program-program Provinsi Riau yang tertuang dalam

RPJMD Provinsi Riau 2014-2019. Acuan perumusan Visi dan Misi Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau 2014-2019

didasarkan pada telaah yang dilakukan terhadap Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, kemudian

disajikan pada tabel berikut:

66

Tabel III – 2

Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Visi : Terwujudnya Provinsi Riau yang maju, masyarakat sejahtera, berbudaya Melayu dan berdaya saing tinggi, menurunnya kemiskinan, tersedianya lapangan

kerja serta kerja serta pemantapan aparatur.

No Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah Permasalahan Pelayanan OPD

Faktor

Penghambat Pendorong

1 2 3 4 5

1 Misi 5 :

1) Mewujudkan

Pemerintahan yang

Handal dan Terpercaya

serta Pemantapan

Kehidupan Politik

1. Belum optimalnya penyusunan

perencanaan kinerja Satuan

Polisi Pamong Praja Provinsi

Riau

Belum tersedianya target jangka menengah

yang terukur dalam renstra

1. Permendagri No. 54 Tahun 2010 tentang

Tahapan, Tata cara Penyusunan,

Pengendalian dan evaluasi pembangunan

daerah

2. Rencana strategis, rencana kerja tahunan

dan penetapan kinerja Satuan Polisi Pamong

Praja Prov. Riau

3. Ketersediaan anggaran pada APBD Provinsi

Riau

2. Belum tersedianya pengukuran

kinerja Satuan Polisi Pamong

Praja Provinsi Riau

Belum terlaksananya perumusan indikator

kinerja sasaran yang baik

1. Belum taatnya pelaporan kinerja

Satuan Polisi Pamong Praja

Provinsi Riau

Belum tersedianya informasi mengenai

pencapaian kinerja

67

Visi : Terwujudnya Provinsi Riau yang maju, masyarakat sejahtera, berbudaya Melayu dan berdaya saing tinggi, menurunnya kemiskinan, tersedianya lapangan

kerja serta kerja serta pemantapan aparatur.

No Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah Permasalahan Pelayanan OPD

Faktor

Penghambat Pendorong

1 2 3 4 5

2 Misi 6 :

Pembangunan Masyarakat

yang Berbudaya Melayu,

Beriman dan Bertaqwa

Belum optimalnya kinerja Satuan

Polisi Pamong Praja Provinsi Riau

dalam penanganan permasalahan

ketertiban umum dan ketentraman

masyarakat

1. Masih tingginya frekuensi konflik di

masyarakat

2. Masih tingginya aksi unjuk rasa yang

berujung anarkis

3. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk

patuh terhadap peraturan

1. Undang-undang nomor 23 tahun 2014

tentang Pemerintahan Daerah

2. Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 4

Tahun 2016 tentang Pembentukan dan

Susunan Organisasi Perangkat Daerah

Provinsi Riau ( Lembaran Daerah Provinsi

Riau Nomor 8/291/2016;

3. SOP Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi

Riau nomor 25 tahun 2012

4. Ketersediaan anggaran pada APBD Provinsi

Riau

68

Dari tabel diatas, terlihat bahwa misi kelima dan misi keenam

Provinsi Riau yang tercantum dalam RPJMD Provinsi Riau 2014-2019

merupakan permasalahan mendasar dalam pelaksanaan tugas Satuan

Polisi Pamong Praja Provinsi Riau. Permasalahan tersebut juga terjadi

pada pelaksanaan tugas Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau pada

periode sebelumnya. Permasalahan yang terdapat pada tabel diatas

menjadi perhatian serius bagi Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau

dalam pelaksanaan tugas yang akan dilaksanakan pada periode

mendatang. Dengan mengetahui apa yang menjadi faktor penghambat

dalam mendukung Visi dan Misi Provinsi Riau 2014-2019, penetapan

program dan kegiatan yang akan dicantumkan dalam Renstra Satuan

Polisi Pamong Praja Provinsi Riau 2014-2019 akan lebih difokuskan

dalam mengatasi permasalahan dan faktor penghambat yang terjadi pada

periode sebelumnya dan periode mendatang.

3.3. Telaahan Renstra Kementerian dan Lembaga

Dalam penyusunan renstra Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi

Riau 2014-2019, dilakukan juga kajian terhadap sasaran jangka

menengah renstra Kementerian Dalam Negeri, khususnya pada Dirjen

Bina Administrasi Kewilayahan yang merupakan jalur koordinasi bagi

Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau. Berikut disajikan tabel telaahan

sasaran renstra Kementerian Dalam Negeri:

69

Tabel III – 3

Telaahan Sasaran Renstra Kementerian Dalam Negeri

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa yang menjadi fokus dari

sasaran renstra kementerian adalah permasalahan mengenai peningkatan

kualitas dan kapasitas aparat maupun kelembagaan Satuan Polisi

Pamong Praja serta Satuan Perlindungan Masyarakat. Setelah dilakukan

pendataan permasalahan dan faktor penghambat bagi Satuan Polisi

Pamong Praja Provinsi Riau terhadap sasaran Renstra Kementerian,

program dan kegiatan yang akan dilaksanakan pada periode mendatang

akan disesuaikan guna mendukung tercapainya sasaran Renstra

Kementerian tersebut.

No Sasaran Renstra Kementrian

Dalam Negeri

Permasalahan

Pelayanan OPD

Faktor

Penghambat Pendorong

1 2 3 4 5

1

Meningkatnya kualitas

kelembagaan dan aparat

Satuan Polisi Pamong Praja

dan Satuan Perlindungan

Masyarakat

1. Kurangnya

Sumber Daya

Aparatur yang

ada.

1. Keterbatasan

anggaran dalam

pelaksanaan

kegiatan.

1. Ketersediaan

anggaran pada

APBD Provinsi

Riau

2 Terfasilitasinya Peningkatan

Kapasitas Aparat dan

Kelembagaan Satuan Polisi

Pamong Praja dan Satuan

Perlindungan Masyarakat

dalam Menciptakan

Ketentraman, Ketertiban dan

Perlindungan Masyarakat.

1. Keterbatasan

Sarana dan

Prasana Di

Satuan Polisi

Pamong Praja

Provinsi Riau

1. Tidak lengkapnya

Sarana dan Prasaran

dalam melaksanakan

Tugas.

2. Keterbatasan

anggaran Satuan

Polisi Pamong Praja

Provinsi Riau

1. Ketersediaan

anggaran pada

APBD Provinsi

Riau

70

3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan

Strategis

Rencana daftar kawasan lindung, kawasan budidaya, kawasan

strategis yang telah direncanakan oleh Kabupaten/Kota maupun yang

telah ada di wilayah Provinsi/Kabupaten/Kota tidak memiliki keterkaitan

langsung maupun tidak langsung dengan Satuan Polisi Pamong Praja

Provinsi Riau.

Ketidakterkaitan tersebut berimbas dengan tidak terdapatnya

program maupun kegiatan yang berhubungan dengan struktur ruang

wilayah untuk mendukung perwujudan pola ruang wilayah.

Tabel III-4 Hasil Telaahan Struktur Ruang Wilayah

Provinsi/Kabupaten/Kota

No Rencana Struktur Ruang

Struktur Ruang Saat ini

Indikator Program Pemanfaatan Ruang pada Periode Perencanaan Berkenaan

Pengaruh Rencana Struktur Ruang terhadap Kebutuhan Pelayanan OPD

Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan OPD

1 2 3 4 5 6

1 Tugas Pelayanan Satpol PP tidak berhubungan langsung dengan aspek-

aspek tersebut

2

dst

3.5. Penentuan Isu-Isu Strategis

Isu strategis merupakan permasalahan yang berkaitan dengan

fenomena atau yang masih belum dapat diselesaikan pada periode

sebelumnya dan memiliki dampak berkelanjutan dalam pelaksanaan

71

Penegakan Peraturan Daerah, Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan

Ketentraman Masyarakat serta perlindungan masyarakat sehingga perlu

diatasi secara bertahap.

Adapun isu strategis terkait dengan pelaksanaan Penegakan

Peraturan Daerah, Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan Ketentraman

Masyarakat serta perlindungan masyarakat dapat disimpulkan beberapa

isu strategis yang akan dihadapi oleh Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi

Riau dalam rentang waktu 2014-2019 sebagai berikut:

1. Penegakan Perda dan Peraturan Pelaksanaannya secara konsisten;

2. Pemberdayaan masyarakat untuk menciptakan suasana tentram dan

kondisi tertib di masyarakat;

3. Pengembangan kemitraan yang sinergi dengan kepolisian, Aparat

Penegak Hukum lainnya dan TNI, Dinas/Instansi terkait, dan

Pemerintah Kabupaten/Kota dalam menegakkan supremasi hukum;

4. Peningkatan dan kualitas anggota SATPOL PP dan PPNS serta

LINMAS;

5. Peningkatan kerjasama dengan seluruh komponen masyarakat dalam

pembinaan kesadaran hukum masyarakat;

6. Pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana, sesuai dengan standar

kebutuhan;

7. Belum optimalnya sosialisasi dan penegakan Peraturan Daerah serta

Peraturan maupun Keputusan Gubernur;

8. Masih rendahnya kapasitas aparat maupun kelembagaan Satuan Polisi

Pamong Praja Provinsi Riau;

72

9. Keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Satuan Polisi

Pamong Praja Provinsi Riau;

10. Belum optimalnya kerjasama dan koordinasi antara Satuan Polisi

Pamong Praja Provinsi Riau dengan Satuan Polisi Pamong Praja

Kabupaten/Kota

11. Masih lemahnya koordinasi dengan instansi terkait;

12. Tingginya konflik sosial dan aksi demonstrasi yang berujung anarkis

pada masyarakat Provinsi Riau.

73

3.5.1 Telahaan Renstra Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten/Kota

Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten/Kota juga merupakan salah satu unsur penting dalam mendukung

tercapainya Visi dan Misi yang ditetapkan oleh Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau. Keberadaan Satuan Polisi Pamong

Praja Kabupaten/Kota yang langsung berhubungan dengan masyarakat menjadi kunci suksesnya penyelenggaraan ketertiban

umum dan ketentraman masyarakat di Provinsi Riau, sehingga perlu dilakukan kajian terhadap sasaran renstra Satpol PP

Kabupaten/Kota. Berikut disajikan telaahan dimaksud:

74

Tabel III – 5

Telaahan Renstra Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten/Kota

No Sasaran Jangka

Menengah Renstra Satpol PP Kabupaten/Kota

Permasalahan Faktor

Penghambat Pendorong

1 2 3 4 5

1 Terwujudnya ketentraman

masyarakat, tertib hukum

dan tertib sosial

Belum optimalnya kinerja Satpol

PP Prov. Riau dalam

penanganan permasalahan

ketertiban umum dan

ketentraman masyarakat

1. Masih tingginya konflik sosial yang

mengganggu ketentraman masyarakat

1. UU 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan daerah.

2. Peraturan daerah No. 4 Tahun 2016 tentang

Organisasi Inspektorat, Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis

Daerah Provinsi Riau

3. Pergub No. 25 Tahun 2012 tentang Standar

Operasional Prosedur (SOP) Satuan Polisi

Pamong Praja Provinsi Riau

4. Ketersediaan anggaran pada APBD Provinsi Riau

2. Masih tingginya aksi unjuk rasa yang

mengarah anarkis

3. Kurangnya kemampuan aparat dalam

mengidentifikasi dan mendeteksi secara

dini berbagai konflik yang dapat

mengganggu ketentraman dan ketertiban

umum

75

No Sasaran Jangka

Menengah Renstra Satpol PP Kabupaten/Kota

Permasalahan Faktor

Penghambat Pendorong

1 2 3 4 5

2 Terwujudnya penegakan

Peraturan Daerah dan

peraturan pelaksanaannya

Belum optimalnya Sosialisasi

Peraturan Daerah

1. Masih tingginya pelanggaran terhadap

peraturan daerah dan peraturan

pelaksanaannya

2. Masih rendahnya penindakan pelanggaran

peraturan daerah dan peraturan

pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan

yang berlaku

76

No Sasaran Jangka

Menengah Renstra Satpol PP Kabupaten/Kota

Permasalahan Faktor

Penghambat Pendorong

1 2 3 4 5

3

Terwujudnya polisi pamong

praja yang profesional

dalam pelaksanaan tugas

Belum optimalnya jumlah SDM

dan kemampuan aparat Satuan

Polisi Pamong Praja Provinsi

Riau

1. Belum terpenuhinya jumlah polisi pamong

praja yang sesuai dengan kebutuhan

objektif

1. Permendagri No. 54 Tahun 2010 tentang Tahapan,

Tata cara Penyusunan, Pengendalian dan evaluasi

pembamngunan daerah

2. Ketersediaan anggaran pada APBD Provinsi Riau 2. Masih rendahnya kemampuan teknis polisi

pamong praja dalam pelaksanaan tugas

3. Masih rendahnya jumlah PPNS yang

sesuai dengan kebutuhan objektif

4. Masih rendahnya kemampuan kompetensi

PPNS sesuai kualitas keberhasilan dalam

pelaksanaan tugas

5. Belum adanya petunjuk teknis dan

petunjuk pelaksana bagi PPNS dalam

pelaksanaan tugas

77

No Sasaran Jangka

Menengah Renstra Satpol PP Kabupaten/Kota

Permasalahan Faktor

Penghambat Pendorong

1 2 3 4 5

4 Terwujudnya kerjasama

antara satuan polisi

pamong praja dengan

aparat penegak hukum dan

instansi terkait lainnya

dalam memelihara

ketentraman dan ketertiban

umum serta penegakan

peraturan daerah

Lemahnya koordinasi Satuan

Polisi Pamong Praja Provinsi

Riau dengan instansi terkait

1. Belum adanya perencanaan yang matang

dalam pelaksanaan kerjasama

pemeliharaan ketentraman dan ketertiban

umum

1. UU 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan daerah

2. Peraturan daerah No. 4 Tahun 2016 tentang

Organisasi Inspektorat, Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis

Daerah Provinsi Riau

3. Pergub No. 25 Tahun 2012 tentang Standar

Operasional Prosedur (SOP) Satuan Polisi

Pamong Praja Provinsi Riau

4. Ketersediaan Anggaran pada APBD Provinsi Riau

78

Dari tabel diatas terlihat bahwa sasaran yang ingin dicapai oleh

Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten/Kota merupakan permasalahan

yang dihadapi oleh Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau pada

periode sebelumnya, sehingga perlu menjadi perhatian serius dari Satuan

Polisi Pamong Praja Provinsi Riau dalam penetapan program dan

kegiatan yang akan dilaksanakan pada periode selanjutnya. Hal ini

berguna untuk mendukung terwujudnya ketertiban umum dan

ketentraman masyarakat di Provinsi Riau serta tercapainya Visi dan Misi

Provinsi Riau 2014-2019.

3.5.2 Telaahan terhadap Dokumen KLHS

Aspek kajian yang terdapat pada dokumen kajian lingkungan

hidup strategis tidak memiliki keterkaitan langsung maupun tidak langsung

dengan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau.

Ketidakterkaitan tersebut berimbas dengan tidak terdapatnya

program maupun kegiatan yang berhubungan dengan kajian lingkungan

hidup strategis serta tidak berpengaruh tehadap kebijakan pelayanan

Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau.

Tabel III – 6

Skor Kriteria Penentuan Isu-Isu Strategis

No Kriteria Bobot

1 Merupakan tugas dan tanggung jawab OPD 25

2 Prioritas janji politik yang perlu diwujudkan 20

79

No Kriteria Bobot

3 Dampak yang ditimbulkannya terhadap publik 20

4 Memiliki daya ungkit untuk pembangunan daerah 15

5 Kemungkinan atau kemudahannya untuk ditangani 10

6 Memiliki pengaruh yang besar/signifikan terhadap

pencapaian sasaran Renstra K/L /Renstra Provinsi/

Kabupaten/Kota

10

T o t a l 100

Kemudian dilakukan penilaian terhadap isu strategis yang telah

ditetapkan berdasarkan skala sebagai berikut:

Tabel III – 7

Nilai Skala Kriteria

No Isu Strategis Nilai Skala Kriteria Total

Skor 1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Belum optimalnya sosialisasi dan penegakan

Peraturan Daerah serta Peraturan maupun

Keputusan Gubernur

5 5 5 4 4 5 475

2 Masih rendahnya Kapasitas dan Kapabilitas

aparat maupun kelembagaan Satuan Polisi

Pamong Praja Provinsi Riau

5 4 4 4 3 4 415

3 Keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki

oleh Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau 4 2 3 3 3 3 305

80

No Isu Strategis Nilai Skala Kriteria Total

Skor 1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6 7 8 9

4 Belum optimalnya kerjasama dan koordinasi

antara Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau

dengan Satuan Polisi Pamong Praja

Kabupaten/Kota

3 2 4 4 3 5 335

5 Masih lemahnya koordinasi dalam rangka

Pengembangan kemitraan yang sinergi dengan

kepolisian, TNI, Kejaksaan, Dinas/Instansi terkait,

dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam

menegakkan supremasi hukum

2 2 3 3 3 2 245

6 Tingginya konflik sosial dan aksi demonstrasi

yang berujung anarkis pada masyarakat Provinsi

Riau

5 4 4 4 4 4 425

*Catatan: 1 = Sangat rendah, 2 = Rendah, 3 = Rata-rata, 4 = Tinggi, 5 = Sangat Tinggi

Setelah itu, dilakukan penghitungan rata-rata skor/ bobot setiap

isu strategis dengan mengakumulasikan nilai tiap-tiap isu strategis dibagi

dengan jumlah kriteria, yang dituangkan dalam tabel dalam tabel sebagai

berikut:

Tabel III – 8 Rata-Rata Skor Isu-Isu Strategis

No Isu-Isu Strategis Total Skor Rata-rata Skor

1 Belum optimalnya sosialisasi dan penegakan Peraturan

Daerah serta Peraturan maupun Keputusan Gubernur 475 79

81

No Isu-Isu Strategis Total Skor Rata-rata Skor

2 Masih rendahnya kapasitas aparat maupun

kelembagaan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau 415 69

3 Keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh

Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau 305 51

4 Belum optimalnya kerjasama dan koordinasi antara

Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau dengan

Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten/Kota

335 56

5 Masih lemahnya koordinasi dalam rangka

Pengembangan kemitraan yang sinergi dengan

kepolisian, TNI, Kejaksaan, Dinas/Instansi terkait, dan

Pemerintah Kabupaten/Kota dalam menegakkan

supremasi hukum

245 41

6 Tingginya konflik sosial dan aksi demonstrasi pada

masyarakat Provinsi Riau 425 71

3.5.3 Analisa Lingkungan Strategis

Pelaksanaan analisis lingkungan strategis merupakan bagian

dari komponen perencanaan strategis dan merupakan suatu proses untuk

selalu menempatkan organisasi pada posisi strategis sehingga dalam

perkembangannya akan selalu berada pada posisi yang menguntungkan.

Lingkup analisis lingkungan strategis meliputi Snalisis Lingkungan Internal

(ALI) dan Analisis Lingkungan Eksternal (ALE).

Analisis lingkungan internal dalam bingkai SWOT analisis

merupakan uraian tentang dimensi kekuatan (S) dan Kelemahan (W).

Sedangkan Analisis lingkungan eksternal adalah aktivitas analisis tentang

dimensi peluang (O) dengan ancaman (T). Analisis kekuatan, kelemahan,

82

peluang dan ancaman (SWOT Analysis) menentukan asumsi strategis

perkembangan SATPOL PP Provinsi Riau, yaitu : a). Menggunakan

kekuatan yang ada pada organisasi untuk memanfaatkan peluang; b)

Memanfaatkan peluang untuk mengatasi ancaman; c) Mengatasi

kelemahan yang ada dengan memanfaatkan peluang; d) Mewaspadai dan

mencegah ancaman kelemahan yang menjadi ancaman bagi pencapaian

Visi dan Misi.

Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan analisis terhadap

lingkungan strategis tersebut, untuk melakukan identifikasi kekuatan

(strength), kelemahan (Weaknesses), peluang (opportunity, dan ancaman

(threat) yang dapat mempengaruhi eksistensi dan kinerja SATPOL PP

pada tahun 2014-2019.

3.5.4. Analisa Lingkungan Internal :

A. Kekuatan (Strengths)

1. Jumlah Sumber Daya Manusia

2. Dukungan finansial/anggaran yang memadai melalui APBD, hal ini

terlihat dari adanya anggaran yang cukup setiap tahunnya.

3. Adanya perangkat Peraturan Perundangan yang mendukung

Satuan Polisi Pamong Praja.

a) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan

Tugas dan Fungsi Polisi Pamong Praja dibidang Penegakan

Peraturan Daerah, Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan

Ketentraman serta Perlindungan Masyarakat (Pemerintah

Daerah).

83

b) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 26 Tahun 2005 tentang

Prosedur Tetap Operasional Satuan Polisi Pamong Praja.

c) Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Satuan

Polisi Pamong Praja.

d) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun tentang

Pedoman Pakaian Dinas, Perlengkapan dan Peralatan

Operasional Satuan Polisi Pamong Praja.

e) Aspek kewenangan dibidang Satuan Polisi Pamong Praja

sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 26 Tahun 2005

yang memberi peluang pada peningkatan Ketentraman dan

Ketertiban Umum.

f) Kewenangan melakukan tindakan terhadap aparatur,

masyarakat, dan badan hukum yang melakukan pelanggaran

perda.

g) Dukungan sarana dan prasarana Satuan Polisi Pamong Praja

yang cukup memadai gedung kantor, fasilitas perkantoran, dan

perangkat alat komunikasi.

B. Kelemahan (Weaknesses)

1. Belum adanya sinergitas dalam melaksanakan program kegiatan

antar bidang.

2. Kualitas SDM yang belum sesuai dengan kompetensi di bidang

Penegakan Peraturan Daerah, Ketertiban Umum dan Ketentraman

dan peraturan pelaksanaanya.

84

3. Kurangnya pemahaman anggota Pol PP terhadap Tugas Pokok dan

Fungsi.

4. Kurangnya pemahaman anggota Pol PP dan PPNS terhadap

Peraturan Perundang Undangan.

5. Sistem Informasi yang berjalan dengan optimal.

3.5.5. Analisa Lingkungan Eksternal

Analisis lingkungan ekternal mencakup lingkungan yang berada di

luar SATPOL PP, mencakup seluruh peluang dan ancaman yang ada,

dalam rangka memanfaatkan setiap peluang serta mencegah dan

mengatasi setiap ancaman, sehingga dikembangkan strategi-strategi yang

efektif dalam perjalanan Satpol PP tahun 2014-2019.

A. Peluang (Opportunities)

1. Komitmen dan kemauan dari pimpinan untuk memperbaiki kinerja

SATPOL PP.

2. Adanya kemitraan antara Pemerintah,TNI,POLRI, LSM, Tokoh

Agama, Tokoh Masyarakat dan Komponen Masyarakat.

3. Terjalinnya kerjasama yang sinergi di bidang keamanan dan

ketertiban dengan semua pihak untuk menciptakan masyarakat

Provinsi Riau yang cinta akan perdamaian dan persatuan.

4. Semakin meningkatnya proses perdamaian seluruh perangkat

aparatur dalam memanfaatkan potensi Sumber Daya yang tersedia

yang mengarah pada ketertiban dan keamanan yang baik secara

struktural maupun sosial structural.

85

5. Meningkatnya kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam fungsi

perlindungan masyarakat.

B. Ancaman (Threats)

1. Kurangnya pemahaman Masyarakat, Aparatur, dan Badan Hukum

terhadap peraturan perundang-undangan.

2. Kurang akuratnya data dan informasi tentang keamanan dan

ketertiban umum dan keterbatasan sarana pendukungnya.

3. Penataan management kelembagaan/struktur organisasi sampai ke

tingkat terendah.

4. Semakin rendahnya koordinasi yang menimbulkan kesenjangan

dalam pelaksanaannya sebagai akibat dari perbedaan

pemahamanterhadap otonomi yang memberi kewenangan luas

kepada pemerintah kabupaten dan kota.

5. Adanya perubahan politik dan kebijakan nasional yang berdampak

pada peran SATPOL PP dimasa depan tidak hanya dalam bela

negara namun peranan tersebut meluas pada bidang lain dan

menyentuh kepentingan masyarakat banyak.

86

TUJUAN DAN SASARAN SATUAN POLISI PAMONG

PRAJA PROVINSI RIAU

4.1. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SATPOL PP

Provinsi Riau

Penetapan tujuan dan sasaran organisasi hendaknya

memperhatikan atau didasarkan kepada faktor-faktor kunci keberhasilan

organisasi. Selain itu, karena tujuan dimaksudkan untuk mempertajam

indikator tujuan/sasaran, maka tujuan organisasi harus dapat menunjukan

kerangka prioritas dalam memfokuskan arah semua sasaran, indikator

tujuan/sasaran tersebut. Hal ini dimaksudkan agar tujuan dan sasaran

dapat dicapai sesuai rencana. Berikut ini tujuan dan sasaran Satuan Polisi

Pamong Praja Provinsi Riau 2014-2019:

1. Tujuan : Meningkatnya Penegakan Perda dan Perkada,

Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan Ketentraman

Masyarakat serta Perlindungan Masyarakat yang

Berkualitas, dengan sasaran:

11.1. Meningkatnya Penegakan Perda dan Perkada.

11.2. Meningkatnya Ketertiban Umum dan Ketentraman

Masyarakat.

87

Tabel IV - 1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan

SATPOL PP Provinsi Riau

NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR

TUJUAN/SASARAN

TARGET KINERJA TUJUAN/SASARAN

PADA TAHUN KE -

2015 2016 2017 2018 2019

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Meningkatnya Penegakan Perda dan Perkada, Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat serta Perlindungan Masyarakat yang Berkualitas

Meningkatnya Penegakan Perda dan Perkada

Persentase Penegakan Perda dan Perkada (IKU)

100% 100% 100% 100% 100%

Meningkatnya Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat

Persentase Penanganan Gangguan Ketertiban Umum dan Ketentraman masyarakat (IKU)

100% 100% 100% 100% 100%

91

92

93

88

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Tabel V - 1 Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan

VISI : “Terwujudnya Provinsi Riau yang maju, masyarakat sejahtera, berbudaya

Melayu dan berdaya saing tinggi, menurunnya kemiskinan, tersedianya

lapangan kerja serta pemantapan aparatur”.

Misi 5. Mewujudkan Pemerintahan yang Handal dan Terpercaya serta Pemantapan

Kehidupan Politik.

TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

Meningkatnya

Penegakan

Perda dan

Perkada,

Penyelenggara

an Ketertiban

Umum dan

Ketentraman

Masyarakat

serta

Perlindungan

Masyarakat

yang

Berkualitas.

1. Meningkatnya

Penegakan

Perda dan

Perkada.

1.Menginventarisir setiap peraturan yang berkaitan dengan masyarakat Provinsi Riau.

2. Menyampaikan informasi dan sosialisasi peraturan kepada masyarakat.

3. Menginventarisir semua asset milik Pemerintah Provinsi Riau.

4. Meningkatkan kemampuan pengawasan aparatur Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau terhadap asset milik Pemerintah Provinsi Riau.

1. Pelaksanaan sosialisasi, penyuluhan dan bimbingan bagi masyarakat dan aparatur Satuan Polisi Pamong Praja Se-Provinsi Riau.

2. Pengambilan keputusan terhadap pelanggaran peraturan yang berlaku.

89

VISI : “Terwujudnya Provinsi Riau yang maju, masyarakat sejahtera, berbudaya

Melayu dan berdaya saing tinggi, menurunnya kemiskinan, tersedianya

lapangan kerja serta pemantapan aparatur”.

Misi 5. Mewujudkan Pemerintahan yang Handal dan Terpercaya serta Pemantapan

Kehidupan Politik.

TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

Meningkatnya

Penegakan

Perda dan

Perkada,

Penyelenggara

an Ketertiban

Umum dan

Ketentraman

Masyarakat

serta

Perlindungan

Masyarakat

yang

Berkualitas.

1. Meningkatnya

Penegakan

Perda dan

Perkada.

5. Meningkatkan kompetensi aparatur Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi dalam penegakan peraturan. 6. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam penegakan peraturan.

90

VISI : “Terwujudnya Provinsi Riau yang maju, masyarakat sejahtera, berbudaya

Melayu dan berdaya saing tinggi, menurunnya kemiskinan, tersedianya

lapangan kerja serta pemantapan aparatur”.

Misi 5. Mewujudkan Pemerintahan yang Handal dan Terpercaya serta Pemantapan

Kehidupan Politik.

TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

Meningkatnya

Penegakan

Perda dan

Perkada,

Penyelenggar

aan

Ketertiban

Umum dan

Ketentraman

Masyarakat

serta

Perlindungan

Masyarakat

yang

Berkualitas.

2. Meningkatnya

Ketertiban Umum

dan Ketentraman

Masyarakat.

1. Meningkatkan kemampuan penanganan demontrasi dan unjuk rasa aparatur Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau.

2. Meningkatkan kemampuan deteksi dan penanganan ancaman aparatur Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau.

3. Menginventarisir daerah rawan kerusuhan di Provinsi Riau.

4. Menginventarisir daerah rawan penyakit masyarakat di Provinsi Riau.

1.Pelaksanaan pengamanan terhadap Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, pejabat dan orang-orang penting, gedung kantor Pemerintah Provinsi Riau, tempat atau lokasi rawan gangguan serta upacara dan acara- acara penting lainnya.

2. Pelaksanaan operasi pengendalian ketertiban umum dan ketentraman masyarakat.

3. Peningkatan operasi penyakit masyarakat di Provinsi Riau.

4. Pelaksanaan kerjasama dan kemitraan dengan instansi terkait dalam penanganan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat.

91

VISI : “Terwujudnya Provinsi Riau yang maju, masyarakat sejahtera, berbudaya

Melayu dan berdaya saing tinggi, menurunnya kemiskinan, tersedianya

lapangan kerja serta pemantapan aparatur”.

Misi 5. Mewujudkan Pemerintahan yang Handal dan Terpercaya serta Pemantapan

Kehidupan Politik.

TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

Meningkatnya

Penegakan

Perda dan

Perkada,

Penyelenggar

aan

Ketertiban

Umum dan

Ketentraman

Masyarakat

serta

Perlindungan

Masyarakat

yang

Berkualitas.

2. Meningkatnya

Ketertiban Umum

dan Ketentraman

Masyarakat.

5. Meningkatkan peran serta Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten/Kota dalam penanganan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat di wilayah Provinsi Riau.

6. Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait dalam penanganan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat diwilayah Provinsi Riau.

target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp

2 3 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

03 PROGRAM : PENGEMBANGAN DATA/INFORMASIPersentase ketersediaan data

sektoral per kewenangan urusan( N / A ) 0% 0,00 0% 0,00 100% 100.000.000,00 0% 0,00 0% 0,00 100% 100.000.000,00

008Publikasi Secara Visual Kegiatan Kantor Satpol PP

Provinsi Riau

Jumlah kegiatan kantor satpol pp

yang dipublikasikan( N / A ) 0 0,00 0 0,00 100 100.000.000,00 0 0,00 0 0,00 100 100.000.000,00

01.PROGRAM : PELAYANAN ADMINISTRASI

PERKANTORAN

Persentase layanan administrasi

perkantoran yang baik( N / A ) 48% 2.823.024.000,00 48% 3.254.863.983,85 90% 2.596.990.000,00 100% 1.683.080.000,00 100% 1.683.080.000,00 100% 12.041.037.983,85

001. Penyediaan jasa surat menyurat Jumlah surat yang dikirim ( N / A ) 27 72.800.000,00 27 45.300.000,00 1.133 10.000.000,00 12 10.000.000,00 12 10.000.000,00 1.211 148.100.000,00

002. Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrikRentang waktu penyediaan jasa

komunikasi, air dan listrik( N / A ) 4 391.000.000,00 4 727.000.000,00 12 450.000.000,00 12 385.800.000,00 12 342.000.000,00 44 2.295.800.000,00

006.Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan

dinas / operasional

Jumlah kendaraan dinas/operasional

yang dipelihara( N / A ) 33 640.644.000,00 42 808.229.000,00 13 600.585.185,88 19 300.000.000,00 19 205.875.200,00 126 2.555.333.385,88

007 Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan Jumlah Dokumen Keuangan ( N / A ) 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 5 60.000.000,00 5 60.000.000,00

008. Penyediaan jasa kebersihan kantorRentang waktu penyediaan jasa

kebersihan kantor( N / A ) 10 250.000.000,00 10 281.332.383,85 12 288.200.000,00 12 341.800.000,00 12 240.000.000,00 56 1.401.332.383,85

009. Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerjaJumlah tenaga perbaikan peralatan

kerja( N / A ) 17 100.000.000,00 17 72.000.000,00 11 30.550.000,00 12 42.982.800,00 11 50.000.000,00 68 295.532.800,00

010. Penyediaan alat tulis kantorRentang waktu penyediaan alat tulis

kantor( N / A ) 30 125.000.000,00 74 147.000.000,00 12 200.905.014,12 12 94.325.000,00 12 124.998.400,00 140 692.228.414,12

011. Penyediaan barang cetakan dan penggandaanRentang waktu penyediaan barang

cetakan dan penggandaan( N / A ) 18 75.000.000,00 16 80.000.000,00 12 52.669.800,00 12 9.882.800,00 12 47.000.000,00 70 264.552.600,00

012.Penyediaan komponen instalasi listrik / penerangan

bangunan kantor

Rentang waktu penyediaan

komponen instalasi listrik( N / A ) 25 50.000.000,00 25 60.000.000,00 12 65.000.000,00 12 20.000.000,00 12 12.000.000,00 86 207.000.000,00

014. Penyediaan peralatan rumah tanggaJumlah peralatan rumah tangga

yang disediakan( N / A ) 30 60.000.000,00 25 29.827.000,00 25 15.000.000,00 0 0,00 25 25.000.000,00 105 129.827.000,00

015.Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-

undangan

Rentang waktu penyediaan bahan

bacaan dan peraturan perundang-

undangan

( N / A ) 925 100.000.000,00 925 65.328.000,00 12 33.480.000,00 12 7.500.000,00 12 30.000.000,00 1.886 236.308.000,00

017. Penyediaan makanan dan minumanJumlah makanan dan minuman yang

disediakan( N / A ) 16.128 350.000.000,00 12.320 300.000.000,00 5.320 300.600.000,00 10.092 201.300.000,00 10.006 103.000.000,00 53.866 1.254.900.000,00

018. Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerahFrekuensi rapat koordinasi dan

konsultasi keluar daerah( N / A ) 66 608.580.000,00 181 638.847.600,00 60 550.000.000,00 115 269.489.400,00 25 250.000.000,00 447 2.316.917.000,00

021 Monitoring Evaluasi dan PemantauanJumlah Pelaporan Satpol PP

Provinsi Riau( N / A ) 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 2 98.806.400,00 2 98.806.400,00

023 Penyediaan Administrasi KantorJumlah Dokumen Renja dan Renstra

Satpol PP yang di hasilkan( N / A ) 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 13 84.400.000,00 13 84.400.000,00

Tabel VI - 1

2018

Unit Kerja

Perangkat Daerah

Penanggung

Jawab

LokasiKondisi Kinerja pada Akhir

Periode Renstra Perangkat Daerah

Indikator Kinerja Tujuan,

Sasaran, Program (outcome) dan

Kegiatan (output)

Data Capaian

pada Tahun Awal

Perencanaan

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Masa Transisi ( 2019)201720162015

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI RIAU

1

Tujuan Sasaran Kode Program dan Kegiatan

Meningkatnya

Penegakan Perda

dan Perkada,

Penyelenggaraan

Ketertiban Umum

dan Ketentraman

Masyarakat serta

Perlindungan

Masyarakat yang

Berkualitas

Meningkatnya

kualitas pelayanan

internal OPD

SATUAN POLISI

PAMONG PRAJA

PROVINSI RIAU

PROVINSI RIAU

REVISI RENCANA STRATEGIS SATPOL PP PROVINSI RIAU TAHUN 2014 - 2019 92

2 3 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 211

02.PROGRAM : PENINGKATAN SARANA DAN

PRASARANA APARATUR

Persentase kecukupan sarana

dan prasarana kerja aparatur

yang sesuai dengan standar kerja

( N / A ) 20% 3.440.550.000,00 20% 5.218.760.000,00 88% 1.154.000.000,00 100% 156.880.000,00 100% 133.350.000,00 100% 10.103.540.000,00

005 Pengadaan kendaraan dinas/operasionalJumlah kendaraan dinas/operasional

satpol pp( N / A ) 0 0,00 2 888.190.000,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 2 888.190.000,00

007. Pengadaan perlengkapan gedung kantorJumlah perlengkapan gedung kantor

yang diadakan( N / A ) 17 475.000.000,00 58 1.099.000.000,00 17 281.410.000,00 86 49.000.000,00 2 47.750.000,00 180 1.952.160.000,00

009. Pengadaan peralatan gedung kantorJumlah peralatan gedung kantor

yang diadakan( N / A ) 42 484.000.000,00 59 877.000.000,00 15 272.320.000,00 10 48.960.000,00 0 0,00 126 1.682.280.000,00

013. Pengadaan Perlengkapan KantorJumlah peralatan pengamanan

Satpol PP yang diadakan( N / A ) 0 0,00 855 149.000.000,00 11 43.670.000,00 0 0,00 0 0,00 866 192.670.000,00

022. Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantorLuasan gedung kantor yang

dipelihara( N / A ) 2 350.000.000,00 2 761.000.000,00

2.667,6

M2369.350.000,00

2.667,6

M248.960.000,00

2.667,6

M220.000.000,00

2.667,6

M21.549.310.000,00

035.Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana dan Prasarana

Penunjang Kantor

Luasan sarana dan prasarana

penunjang kantor yang dipelihara ( N / A ) 0 0,00 36 21.000.000,00 172 M2 6.000.000,00 172 M2 9.960.000,00 172 M2 10.000.000,00 172 M2 46.960.000,00

059 Pembangunan Barak Satpol PP Provinsi RiauJumlah Gedung Barak yang

dibangun( N / A ) 1 2.131.550.000,00 1 1.158.570.000,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1 3.290.120.000,00

081. Pengadaan peralatan studio dan komunikasi kantorJumlah peralatan studio dan

komunikasi kantor yang diadakan( N / A ) 0 0,00 10 147.000.000,00 9 92.060.000,00 0 0,00 4 20.000.000,00 23 259.060.000,00

085. Pemeliharaan rutin/Berkala Khusus LapanganJumlah peralatan khusus lapangan

yang dilakukan perawatan ( N / A ) 0 0,00 158 18.000.000,00 36 5.000.000,00 0 0,00 0 0,00 194 23.000.000,00

086. Pengadaan peralatan dan perlengkapan olahragaJumlah peralatan dan perlengkapan

olahraga yang diadakan( N / A ) 0 0,00 28 100.000.000,00 3 84.190.000,00 0 0,00 0 0,00 31 184.190.000,00

199 Penyediaan Sarana KearsipanJumlah PenyediaanSarana

Kearsipan( N / A ) 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 5 35.600.000,00 5 35.600.000,00

03.

PROGRAM : PENINGKATAN DISIPLIN APARATURPersentase meningkatnya

kualitas dan disiplin aparatur( N / A ) 15% 1.388.074.000,00 15% 1.916.000.000,00 96% 1.945.520.000,00 0% 0,00 0% 0,00 100% 5.249.594.000,00

002.

Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannyaJumlah pakaian dinas beserta

perlengkapannya yang diadakan( N / A ) 290 338.700.000,00 270 347.000.000,00 270 926.970.000,00 0 0,00 0 0,00 830 1.612.670.000,00

003.

Pengadaan pakaian kerja lapanganJumlah pakaian kerja lapangan yang

diadakan( N / A ) 605 862.174.000,00 597 963.000.000,00 595 1.018.550.000,00 0 0,00 0 0,00 1.797 2.843.724.000,00

004

Pengadaan pakaian korpri Jumlah pakaian korpri yang diadakan ( N / A ) 290 187.200.000,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 290 187.200.000,00

005

Pengadaan pakaian khusus hari-hari tertentu

- Jumlah pakaian batik yang

diadakan

- Jumlah pakaian melayu yang

diadakan

( N / A ) 0 0,00 271 278.000.000,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 271 278.000.000,00

007

Penyediaan pakaian olahraga dan perlengkapannyaJumlah pakaian olahraga yang

diadakan ( N / A ) 0 0,00 597 328.000.000,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 597 328.000.000,00

05.PROGRAM : PENINGKATAN KAPASITAS SUMBER

DAYA APARATUR

Persentase meningkatnya

kualitas sumberdaya aparatur

sipil negara

( N / A ) 7% 1.050.000.000,00 7% 711.725.000,00 93% 425.200.000,00 100% 72.900.000,00 100% 61.970.000,00 100% 2.321.795.000,00

001. Pendidikan dan pelatihan formalJumlah ASN yang mengikuti

pendidikan dan pelatihan formal ( N / A ) 92 1.050.000.000,00 580 536.525.000,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 672 1.586.525.000,00

012. Pembinaan fisik dan mental aparatur

Jumlah anggota Satpol PP Provinsi

Riau yang mengikuti kegiatan

pembinaan fisik dan mental aparatur

( N / A ) 0 0,00 597 175.200.000,00 150 425.200.000,00 120 72.900.000,00 80 61.970.000,00 947 735.270.000,00

Meningkatnya

Penegakan Perda

dan Perkada,

Penyelenggaraan

Ketertiban Umum

dan Ketentraman

Masyarakat serta

Perlindungan

Masyarakat yang

Berkualitas

Meningkatnya

kualitas pelayanan

internal OPD

SATUAN POLISI

PAMONG PRAJA

PROVINSI RIAU

PROVINSI RIAU

REVISI RENCANA STRATEGIS SATPOL PP PROVINSI RIAU TAHUN 2014 - 2019 93

2 3 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 211

06.

PROGRAM : PENINGKATAN PENGEMBANGAN

SISTEM PELAPORAN CAPAIAN KINERJA DAN

KEUANGAN

Persentase ketepatan

penyampaian laporan( N / A ) 10% 476.832.000,00 10% 1.020.132.600,00 93% 1.152.640.000,00 0% 0,00 0% 0,00 100% 2.649.604.600,00

001.Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar

realisasi kinerja SKPD

Jumlah laporan capaian kinerja dan

ikhtisar realisasi kinerja SKPD yang

disusun

( N / A ) 4 156.282.000,00 4 50.000.000,00 4 150.400.000,00 0 0,00 0 0,00 12 356.682.000,00

004. Penyusunan pelaporan keuangan akhir tahunJumlah pelaporan keuangan akhir

tahun yang disusun ( N / A ) 3 75.000.000,00 3 90.838.000,00 3 100.128.627,11 0 0,00 0 0,00 9 265.966.627,11

005. Penyusunan rencana kerja SKPDJumlah dokumen renja SKPD yang

disusun( N / A ) 4 145.550.000,00 4 100.000.000,00 4 132.850.000,00 0 0,00 0 0,00 12 378.400.000,00

006. Rapat Koordinasi pada setiap SKPD

Jumlah anggota Satpol PP Se-

Provinsi Riau yang mengikuti rapat

koordinasi

( N / A ) 0 0,00 50 310.244.000,00 50 239.770.372,89 0 0,00 0 0,00 100 550.014.372,89

008. Monitoring Evaluasi dan PelaporanJumlah pelaporan Satpol PP yang

dihasilkan ( N / A ) 0 0,00 2 255.140.000,00 2 340.541.000,00 0 0,00 0 0,00 4 595.681.000,00

009.

Penyusunan Penetapan Kinerja ( Penja ), Rencana

Kinerja Tahunan ( RKT ), Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah ( LKJIP )

Jumlah dokumen tahunan Satpol PP

yang dihasilkan ( N / A ) 5 100.000.000,00 5 100.000.000,00 5 188.950.000,00 0 0,00 0 0,00 15 388.950.000,00

036.Rapat Koordinasi dan Sinkronisasi Penyusunan

Program

Jumlah anggota Satpol PP yang

mengikuti rapat koordinasi dan

sinkronisasi penyusunan program

( N / A ) 0 0,00 30 13.910.600,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 30 13.910.600,00

045 Penyusunan Rencana Strategis (Renstra)Jumlah Dokumen Rencana Strategis

Satpol PP Provinsi Riau( N / A ) 0 0,00 1 100.000.000,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1 100.000.000,00

15.PROGRAM : PENINGKATAN KEAMANAN DAN

KENYAMANAN LINGKUNGAN

Persentase penanganan dan

penyelenggaraan ketertiban

umum dan ketentraman

masyarakat

( N / A ) 100% 11.949.764.500,00 100% 11.436.137.375,00 100% 10.361.250.000,00 100% 10.578.790.000,00 100% 10.578.790.000,00 100% 54.904.731.875,00

001.Penyiapan tenaga pengendali keamanan dan

kenyamanan lingkungan

Jumlah anggota Satpol PP yang

melaksanakan pengendalian

keamanan dan kenyamanan

lingkungan

( N / A ) 326 8.321.868.000,00 326 8.460.000.000,00 325 8.195.850.000,00 325 9.750.000.000,00 318 9.540.000.000,00 1.620 44.267.718.000,00

007.Pelatihan Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan

Lingkungan

Jumlah anggota Satpol PP yang

mempunyai kemampuan beladiri( N / A ) 470 497.896.500,00 152 357.732.000,00 130 131.797.952,00 0 0,00 0 0,00 752 987.426.452,00

008. Pengamanan unjuk rasa dan kerusuhan massaJumlah pengamanan terhadap unjuk

rasa dan kerusuhan massa( N / A ) 50 500.000.000,00 50 600.000.000,00 26 913.397.448,00 30 301.900.000,00 34 298.367.000,00 190 2.613.664.448,00

009. pengawalan pejabat dan orang-orang pentingJumlah pengawalan terhadap

Pejabat dan orang-orang penting( N / A ) 12 600.000.000,00 12 250.000.000,00 2 250.750.000,00 2 80.876.000,00 2 70.000.000,00 30 1.251.626.000,00

010.Pengamanan dan pengawasan tempat-tempat penting

dan gedung/aset pemprov

Jumlah Tempat-tempat Penting dan

Gedung/Aset di Lingkungan

Pemprov Riau yang diamankan dan

diawasi

( N / A ) 14 200.000.000,00 14 200.000.000,00 14 150.529.600,00 14 20.390.000,00 14 130.000.000,00 70 700.919.600,00

011. Pengamanan upacara dan acara penting hari-hari besarJumlah Pengamanan Upacara dan

Acara Penting Hari - Hari Besar( N / A ) 45 500.000.000,00 45 650.000.000,00 20 280.525.000,00 28 29.000.000,00 2 50.000.000,00 140 1.509.525.000,00

012.Operasi pengendalian ketertiban umum dan

ketentraman masyarakat

Jumlah Operasi trantibum Satpol PP

yang dilaksanakan( N / A ) 100 800.000.000,00 100 618.405.375,00 25 438.400.000,00 0 0,00 25 100.000.000,00 250 1.956.805.375,00

013Kerjasama dengan Instansi Terkait dalam Rangka

Peningkatan Keamanan dan kenyamanan Lingkungan

Jumlah anggota Satpol PP yang

mengikuti rakor kerjasama teknis

dan operasional

( N / A ) 100 250.000.000,00 100 300.000.000,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 200 550.000.000,00

016 Patroli Wilayah, Tempat/Lokasi Rawan GangguanJumlah Wilayah/Lokasi Rawan

Gangguan yang dilakukan patroli( N / A ) 0 0,00 0 0,00 0 0,00 5 38.467.000,00 1 40.000.000,00 6 78.467.000,00

017Penyiapan anggota Satpol PP / Satlinmas dalam

pemilihan Kepala Daerah

Jumlah anggota Satpol PP/

Satlinmas yang mengikuti pemilihan

umum,pilkada dan pilpres

( N / A ) 0 0,00 0 0,00 0 0,00 98 221.485.000,00 20 276.328.000,00 118 497.813.000,00

SATUAN POLISI

PAMONG PRAJA

PROVINSI RIAU

PROVINSI RIAU

Meningkatnya

kualitas pelayanan

internal OPD

Meningkatnya

Penegakan Perda

dan Perkada,

Penyelenggaraan

Ketertiban Umum

dan Ketentraman

Masyarakat serta

Perlindungan

Masyarakat yang

Berkualitas

Meningkatnya

ketertiban umum

dan ketentraman

masyarakat

REVISI RENCANA STRATEGIS SATPOL PP PROVINSI RIAU TAHUN 2014 - 2019 94

2 3 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 211

018 Pelaksanaan Tim Reaksi Cepat (TRC) Satpol PP

Jumlah penanganan gangguan

bencana yang dilakukan tim reaksi

cepat ( TRC) Satpol PP

( N / A ) 0 0,00 0 0,00 0 0,00 2 70.183.000,00 1 25.245.000,00 3 95.428.000,00

019 Peningkatan Kewaspadaan Dini tentang Ketentraman

dan Ketertiban Masyarakat

Jumlah masyarakat yang mengikuti

sosialisasi kewaspadaan dini ( N / A ) 0 0,00 0 0,00 0 0,00 10 66.489.000,00 1 48.850.000,00 11 115.339.000,00

041 Monitoring Evaluasi dan Pelaporan Satpol PP

Jumlah Monitoring, Evaluasi dan

Pelaporan yang dilakukan oleh

Satpol PP

( N / A ) 1 280.000.000,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1 280.000.000,00

16.PROGRAM : PEMELIHARAAN KANTRANTIBMAS

DAN PENCEGAHAN TINDAK KRIMINAL

Persentase Pemeliharaan

Kantrantibmas dan Pencegahan

Tindak Kriminal

( N / A ) 100% 1.372.500.000,00 100% 1.468.850.000,00 100% 675.000.000,00 0% 0,00 0% 0,00 100% 3.516.350.000,00

002.Peningkatan Kerjasama dengan Aparat Keamanan

dalam Teknik Pencegahan Kejahatan

Jumlah kegiatan kerjasama dalam

teknik pencegahan kejahatan( N / A ) 4 867.500.000,00 4 668.850.000,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 8 1.536.350.000,00

006. Patroli wilayah tempat / lokasi rawan gangguanJumlah Wilayah, Tempat/Lokasi

Rawan Gangguan yang dipatrolikan( N / A ) 12 395.000.000,00 12 450.000.000,00 4 675.000.000,00 0 0,00 0 0,00 28 1.520.000.000,00

007Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Ketentraman,

Ketertiban dan Penegakan Perda

Jumlah Laporan Pelaksanaan tugas

Satpol PP Se-Provinsi Riau

persemester

( N / A ) 2 110.000.000,00 2 350.000.000,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 4 460.000.000,00

17.PROGRAM : PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

UNTUK MENJAGA KETERTIBAN DAN KEAMANAN

Jumlah peningkatan peran

masyarakat untuk menjaga

ketertiban dan keamanan

( N / A ) 424 845.430.000,00 374 1.722.870.000,00 424 721.840.000,00 0 0,00 0 0,00 1222 3.290.140.000,00

002.Peningkatan kapasitas linmas dan masyarakat se-

Provinsi Riau

Jumlah anggota Linmas Se-Provinsi

Riau yang mengikuti peningkatan

kapasitas Linmas

( N / A ) 100 200.000.000,00 48 575.770.000,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 148 775.770.000,00

003

Pertemuan dengan tokoh masyarakat, tokoh agama

dalam rangka menciptakan ketertiban umum dan

ketentraman masyarakat

Jumlah masyarakat yang bertemu

dalam rangka menciptakan

trantibum dan tranmas di Provinsi

Riau

( N / A ) 100 255.430.000,00 120 700.000.000,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 220 955.430.000,00

005.Pemberdayaan satlinmas dan masyarakat dalam

pengamanan swakarsa

Jumlah anggota Linmas dan

masyarakat yang melakukan

pengamanan swakarsa

( N / A ) 150 150.000.000,00 12 447.100.000,00 424 721.840.000,00 0 0,00 0 0,00 586 1.318.940.000,00

006Perlindungan Masyarakat dalam menghadapi Pemilihan

Kepala Daerah Serentak Se-Provinsi Riau

Jumlah anggota Linmas Se-Provinsi

Riau yang mengikuti peningkatan

Swakarsa

( N / A ) 450 240.000.000,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 450 240.000.000,00

18.PROGRAM : PENINGKATAN PEMBERANTASAN

PENYAKIT MASYARAKAT

Jumlah peningkatan pelaksanaan

operasi pemberantasan penyakit

masyarakat di Provinsi Riau

( N / A ) 10 289.860.000,00 10 1.124.770.000,00 10 415.000.000,00 0 0,00 0 0,00 50 1.829.630.000,00

009.

Pelaksanaan penertiban dan penegakkan disiplin

pegawai negeri sipil di lingkungan Pemerintah Provinsi

Riau (razia / sidak)

Jumlah penertiban dan penegakan

disiplin PNS ( N / A ) 10 300.000.000,00 10 594.370.000,00 10 415.000.000,00 0 0,00 0 0,00 30 1.309.370.000,00

010.Operasi pemberantasan penyakit masyarakat di Provinsi

Riau

Jumlah operasi pekat yang dilakukan

Satpol PP ( N / A ) 0 0,00 24 530.400.000,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 24 530.400.000,00

19.PROGRAM : PENCEGAHAN DINI DAN

PENANGGULANGAN KORBAN BENCANA ALAM

Jumlah operasional penanganan

gangguan bencana alam yang

dilakukan TRC

( N / A ) 55% 325.000.000,00 60% 259.000.000,00 70% 295.000.000,00 0% 0,00 0% 0,00 100% 879.000.000,00

005. Pelaksanaan Tim Reaksi Cepat (TRC) Satpol PP

Jumlah penanganan gangguan

bencana yang dilakukan tim reaksi

cepat ( TRC) Satpol PP

( N / A ) 6 325.000.000,00 3 259.000.000,00 10 295.000.000,00 0 0,00 0 0,00 19 879.000.000,00

20.PROGRAM : PENINGKATAN KAPASITAS SUMBER

DAYA PENEGAK HUKUM

Persentase aparatur satpol pp

yang sigap, tanggap dan terlatih( N / A ) 100% 2.364.420.000,00 100% 4.682.816.900,00 100% 1.822.800.000,00 100% 387.900.000,00 100% 387.900.000,00 100% 9.645.836.900,00

001.Kerjasama pengembangan kemampuan aparat Polisi

Pamong Praja dengan TNI / POLRI / KEJAKSAAN

Jumlah anggota Satpol PP yang

mengikuti kerjasama pengembangan

kemampuan aparat dengan

TNI/POLRI/Kejaksaan

( N / A ) 30 396.000.000,00 20 816.079.450,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 50 1.212.079.450,00

002 Pelatihan PPNS Satpol PPJumlah PNS Satpol PP yang

mengikuti pelatihan PPNS( N / A ) 9 314.355.300,00 8 633.032.200,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 17 947.387.500,00

Meningkatnya

ketertiban umum

dan ketentraman

masyarakat

SATUAN POLISI

PAMONG PRAJA

PROVINSI RIAU

PROVINSI RIAU

Meningkatnya

Penegakan Perda

dan Perkada,

Penyelenggaraan

Ketertiban Umum

dan Ketentraman

Masyarakat serta

Perlindungan

Masyarakat yang

Berkualitas

REVISI RENCANA STRATEGIS SATPOL PP PROVINSI RIAU TAHUN 2014 - 2019 95

2 3 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 211

003.

Bimbingan teknis peningkatan pemahaman

pengetahuan peraturan hukum bagi anggota satpol PP

Provinsi Riau

Jumlah anggota Satpol PP yang

memahami pengetahuan peraturan

hukum

( N / A ) 62 150.000.000,00 60 430.759.200,00 40 400.000.000,00 0 0,00 0 0,00 162 980.759.200,00

006. Pembinaan dan pemberdayaan PPNS

Jumlah PPNS Satpol PP yang

mengikuti pembinaan dan

pemberdayaan PPNS

( N / A ) 40 367.314.700,00 40 546.376.900,00 50 350.000.000,00 0 0,00 0 0,00 130 1.263.691.600,00

008 Training of trainers (TOT) Satpol PP Provinsi RiauJumlah anggota Satpol PP Provinsi

Riau yang mengikuti TOT( N / A ) 4 120.000.000,00 4 350.247.000,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 8 470.247.000,00

010.Bimbingan manajemen peningkatan penegakan

peraturan daerah Satpol PP se-Provinsi Riau

Jumlah anggota Satpol PP Se-

Provinsi Riau yang mengikuti

bimbingan manajemen peningkatan

penegakan perda

( N / A ) 0 0,00 50 647.592.150,00 50 400.000.000,00 0 0,00 0 0,00 100 1.047.592.150,00

011.Pelatihan Dasar Satuan Polisi Pamong Praja Se-

Provinsi Riau

Jumlah anggota Satpol PP Provinsi

Riau yang mengikuti pelatihan dasar( N / A ) 0 0,00 0 0,00 0 0,00 15 192.902.800,00 0 0,00 15 192.902.800,00

004 Gelar Pasukan Satpol PPJumlah anggota Satpol PP yang

mengikuti gelar pasukan( N / A ) 250 250.000.000,00 250 434.600.000,00 250 672.800.000,00 250 194.997.200,00 250 387.900.000,00 1.250 1.940.297.200,00

005 Penyediaan Jasa Asuransi Jiwa Satpol PPJumlah Penyediaan jasa asuransi

jiwa Satpol PP ( N / A ) 616 178.750.000,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 616 178.750.000,00

007Pelatihan Dasar Anggota Banpol Pamong Praja Se-

Provinsi Riau

Jumlah Anggota Banpol Pamong

Praja yang mengikuti Pelatihan

Dasar

( N / A ) 62 480.000.000,00 70 824.130.000,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 132 1.304.130.000,00

009Sosialisasi Korps Musik dan Tata Upacara ke Satpol PP

se-Provinsi Riau

Jumlah Sosialisasi korps musik dan

tata upacara se-Provinsi Riau dalam

1 tahun

( N / A ) 50 108.000.000,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 50 108.000.000,00

(3.00.03)

16.

PROGRAM : PENINGKATAN KAPASITAS

SUMBERDAYA APARATUR

Persentase Peningkatan kualitas

sumberdaya aparatur sipil negara( N / A ) 100% 0,00 100% 2.360.170.400,00 100% 2.880.980.000,00 0% 0,00 0% 0,00 100% 5.241.150.400,00

005 Bimtek Motivasi Kerja bagi Anggota Satpol PP Jumlah anggota Satpol PP yang

mengikuti bimtek motivasi kerja ( N / A ) 0 0,00 150 291.000.000,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 150 291.000.000,00

006 Bakti Sosial Satpol PPJumlah anggota Satpol PP yang

mengikuti bakti sosial ( N / A ) 0 0,00 300 197.500.000,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 300 197.500.000,00

007 In House Training Satpol PP Provinsi RiauJumlah anggota Satpol PP yang

mengikuti In House Training ( N / A ) 0 0,00 150 278.700.000,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 150 278.700.000,00

008.Publikasi Secara Visual Kegiatan Kantor Satpol PP

Melaui Media TV On line

Jumlah publikasi kantor Satpol PP

melalui media( N / A ) 0 0,00 0 0,00 48 100.000.000,00 0 0,00 0 0,00 48 100.000.000,00

009. Jambore Satuan Polisi Pamong Praja

Jumlah anggota Satpol PP Se-

Provinsi Riau yang mengikuti

jambore

( N / A ) 0 0,00 450 700.000.000,00 300 785.978.928,00 0 0,00 0 0,00 750 1.485.978.928,00

011. Peningkatan Teknis Anggota TRC Satpol PPJumlah anggota Satpol PP yang

mengikuti peningkatan Teknis TRC( N / A ) 0 0,00 46 182.732.000,00 30 402.078.000,00 0 0,00 0 0,00 76 584.810.000,00

012. Pelatihan Intel Satpol PP Provinsi RiauJumlah anggota Satpol PP yang

mengikuti pelatihan intel PAM( N / A ) 0 0,00 4 147.478.000,00 5 100.000.000,00 0 0,00 0 0,00 9 247.478.000,00

013.Pelatihan Petugas Tindak Internal ( PTI ) Satpol PP

Provinsi Riau

Jumlah anggota Satpol PP yang

Mengikuti Pelatihan Petugas Tindak

Internal (PTI)

( N / A ) 0 0,00 12 164.484.000,00 40 100.000.000,00 0 0,00 0 0,00 52 264.484.000,00

014. Pelatihan PHH Satpol PP Provinsi RiauJumlah anggota Satpol PP yang

mengikuti pelatihan PHH ( N / A ) 0 0,00 75 146.802.000,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 75 146.802.000,00

015 Pelatihan Menembak Satpol PP Provinsi RiauJumlah anggota Satpol PP yang

mengikuti pelatihan menembak( N / A ) 0 0,00 45 251.474.400,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 45 251.474.400,00

SATUAN POLISI

PAMONG PRAJA

PROVINSI RIAU

PROVINSI RIAU

Meningkatnya

ketertiban umum

dan ketentraman

masyarakat

Meningkatnya

Penegakan Perda

dan Perkada,

Penyelenggaraan

Ketertiban Umum

dan Ketentraman

Masyarakat serta

Perlindungan

Masyarakat yang

Berkualitas

REVISI RENCANA STRATEGIS SATPOL PP PROVINSI RIAU TAHUN 2014 - 2019 96

2 3 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 211

064.Pembinaan dan Pelaksanaan (Penampilan) Marching

Band Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau

Jumlah anggota Satpol PP yang

mengikuti pembinaan dan

pelaksanaan (penampilan) Marching

Band

( N / A ) 0 0,00 0 0,00 70 829.000.000,00 0 0,00 0 0,00 70 829.000.000,00

070. Gelar Pasukan Satpol PPJumlah anggota Satpol PP yang

mengikuti gelar pasukan( N / A ) 0 0,00 0 0,00 250 563.923.072,00 0 0,00 0 0,00 250 563.923.072,00

22.PROGRAM : SOSIALISASI DAN PENEGAKAN

PERATURAN DAERAH

Persentase Perda/Perkada yang

disosialisasikan dan ditegakkan( N / A ) 100% 579.730.000,00 100% 1.606.550.000,00 100% 578.020.000,00 100% 53.490.000,00 100% 53.490.000,00 100% 2.871.280.000,00

001. Sosialisasi Peraturan DaerahJumlah Perda yang di sosialisasikan

kepada masyarakat ( N / A ) 0 0,00 2 305.682.829,00 0 0,00 0 0,00 1 0,00 3 305.682.829,00

002. Penegakkan Peraturan DaerahJumlah peraturan daerah yang

ditegakkan ( N / A ) 6 350.000.000,00 3 751.642.321,00 2 578.020.000,00 0 0,00 0 0,00 11 1.679.662.321,00

003.

Pembinaan dan pengawasan terhadap peraturan daerah

no 2 tahun 2013 tentang pedoman pengelolaan barang

milik daerah

Jumlah aset daerah yang diawasi

Satpol PP( N / A ) 10 229.730.000,00 5 549.224.850,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 15 778.954.850,00

004Penegakkan Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala

Daerah

Jumlah peraturan daerah yang di

tegakkan( N / A ) 0 0,00 0 0,00 0 0,00 2 37.115.800,00 2 37.115.800,00 4 74.231.600,00

005

Pelaksanaan penertiban dan penegakkan disiplin

pegawai negeri sipil di lingkungan Pemerintah Provinsi

Riau (razia / sidak)

Jumlah pelaksanaan penertiban dan

penegakan disiplin PNS di

lingkungan pemerintah provinsi riau

( N / A ) 0 0,00 0 0,00 0 0,00 3 16.374.200,00 13 16.374.200,00 16 32.748.400,00

PROVINSI RIAU

Meningkatnya

Penegakan Perda

dan Perkada

Meningkatnya

Penegakan Perda

dan Perkada,

Penyelenggaraan

Ketertiban Umum

dan Ketentraman

Masyarakat serta

Perlindungan

Masyarakat yang

Berkualitas

Meningkatnya

ketertiban umum

dan ketentraman

masyarakat

SATUAN POLISI

PAMONG PRAJA

PROVINSI RIAU

REVISI RENCANA STRATEGIS SATPOL PP PROVINSI RIAU TAHUN 2014 - 2019 97

PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

INDIKATOR KINERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI RIAU YANG MENGACU

Indikator adalah variabel-variabel yang memprediksi atau memberi petunjuk kepada kita tentang suatu keadaan tertentu, sehingga dapat digunakan untuk mengukur

perubahan (Green, 1992).

Pada bab ini dikemukakan Indikator kinerja merupakan alat atau media yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan suatu instansi dalam mencapai

tujuan dan sasarannya. Penetapan indikator kinerja Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau untuk memberikan gambaran ukuran keberhasilan pencapaian visi dan

misi Provinsi Riau, yang secara khusus mengukur keberhasilan. pembangunan dari sisi Perencanaan Pembangunan yang berkualitas, melalui lembaga yang profesional

dan berintegritas. Penetapan indikator kinerja atau ukuran kinerja yang akan digunakan untuk mengukur kinerja atau keberhasilan SATPOL PP, harus ditetapkan secara

cermat dengan memperhatikan kondisi riil saat ini serta memperhatikan berbagai pertimbangan yang mempengaruhi kinerja SATPOL PP kedepan baik pengaruh dari

dalam (internal) maupun dari luar (eksternal) SATPOL PP Provinsi itu sendiri, karena itu penetapan indikator kinerja merupakan syarat penting untuk mengukur

keberhasilan dalam menetapkan rencana kinerja harus mengacu pada tujuan dan sasaran serta indikator kinerja yang termuat dalam Perubahan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Riau Tahun 2014–2019. Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau yang secara langsung menunjukkan kinerja yang

akan dicapai SATPOL PP Provinsi Riau dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD Provinsi Riau 2014-

2019.

KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN

Tabel VII - 1

M I S I 5 : MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN YANG HANDAL DAN TERPERCAYA SERTA PEMANTAPAN KEHIDUPAN POLITIK

Tujuan 5.1 Sasaran 5.1

Tujuan dan Sasaran RPJMD yang Menjadi Acuan Satpol PP Provinsi Riau

Mewujudkan Pemerintahan Yang handal dan Terpercaya serta Pemantapan Kehidupan

PolitikTerwujudnya good governance and clean goverment

98

Kondisi Kinerja

pada awal

periode RPJMD

Tahun 0

1 2 3

1 Persentase Penegakan Perda dan Perkada (IKU) 0 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %

2Persentase Penanganan Gangguan Ketertiban

Umum dan Ketentraman masyarakat (IKU)0 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %

9

No Indikator

Indikator Kinerja Satpol PP Provinsi Riau yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD

Kondisi Kinerja

pada akhir

periode RPJMD

Tabel VII - 2

Tahun 5Tahun 4

Target capaian setiap tahun

Tahun 3Tahun 2Tahun 1

87654

99

100

Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau telah melaksanakan

tugas-tugas pemerintahan selama periode RPJMD Provinsi Riau

Tahun 2009-2013. Berbagai Program/Kegiatan yang direncanakan

melalui Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) setiap

tahunnya telah dilaksanakan dengan menghasilkan beberapa

capaian. Rencana Strategis Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi

Riau 2014-2019 lahir sebagai rangkuman penyelenggaraan tugas-

tugas yang dilaksanakan oleh Satpol PP Provinsi Riau melalui

program dan kegiatan dalam kurun waktu 2014-2019, yang

berpedoman pada beberapa dokumen perencanaan seperti

dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) Provinsi Riau tahun 2014-2019. Dengan demikian, secara

tidak langsung, Rencana Strategis Satuan Polisi Pamong Praja

Provinsi Riau 2014-2019 ini merupakan dokumen perencanaan

dalam kurun waktu 5 (lima) tahun yang berisikan program-program

prioritas yang dilaksanakan langsung oleh Satuan Polisi Pamong

Praja Provinsi Riau dengan dukungan pembiayaan dari Pemerintah

Provinsi Riau.

Kami menyadari segala hasil yang diraih, tidak terlepas dari

peran berbagai pihak, termasuk peran Pimpinan Daerah Provinsi

Riau. Untuk itu kami menyampaikan ucapan terima kasih dan

penghargaan yang tinggi atas semua yang telah diberikan bagi

kemajuan negeri. Harapan kami, dengan lahirnya Rencana

Strategis Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau 2014-2019

dapat meningkatkan Penegakan Perda dan Perkada,

Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat

serta Perlindungan masyarakat yang merupakan tugas pokok dari

Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau.