telaahan staff

32
PT PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN UTARA SEKTOR PEMBANGKITAN BELAWAN Juwani Efendi JK/TPL/07956 i PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PEMBANGKITAN BELAWAN TELAAHAN STAF NAMA : JUWANI EFENDI NO. TEST : JK/TPL/07956 JABATAN : JUNIOR OPERATOR TURBIN PLTGU JUDUL : MODIFIKASI LINE SEA WATER SUPPLY KE SEDIMENT BASIN PADA PLTGU TAHUN 2011

Upload: arshap-sayuti

Post on 22-Jan-2016

469 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: TElaahan Staff

PT PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN UTARA SEKTOR PEMBANGKITAN BELAWAN

Juwani Efendi JK/TPL/07956 i

PT. PLN (PERSERO)

SEKTOR PEMBANGKITAN BELAWAN

TELAAHAN STAF

NAMA : JUWANI EFENDI

NO. TEST : JK/TPL/07956

JABATAN : JUNIOR OPERATOR TURBIN PLTGU

JUDUL : MODIFIKASI LINE SEA WATER SUPPLY KE

SEDIMENT BASIN PADA PLTGU

TAHUN 2011

Page 2: TElaahan Staff

PT PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN UTARA SEKTOR PEMBANGKITAN BELAWAN

Juwani Efendi JK/TPL/07956 ii

LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL

Nama

Nomor Tes

Jabatan

:

:

:

:

MODIFIKASI LINE SEA WATER SUPPLY KE

SEDIMENT BASIN PADA PLTGU

Juwani Efendi

JK/TPL/07956

Junior Operator Turbin PLTGU

Menyetujui : Medan, 4 Agustus 2011

Mentor Siswa OJT

Supervisor Operasi PLTGU

Shift A

Ponidi Juwani Efendi

NIP : 6385067A No. Tes : JK/TPL/07956

Mengetahui,

Manager PT PLN (Persero)

Sektor Pembangkitan Belawan

Rodi Cahyawan

NIP : 6593068Z

Ass. Man. SDM & Keu. PT PLN (Persero)

Sektor Pembangkitan Belawan

H. Thamrin

NIP : 5781007P

Page 3: TElaahan Staff

PT PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN UTARA SEKTOR PEMBANGKITAN BELAWAN

Juwani Efendi JK/TPL/07956 iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat, karunia, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan laporan Telaahan Staf yang berjudul “MODIFIKASI LINE SEA

WATER SUPPLY KE SEDIMENT BASIN PADA PLTGU ”. Telaahan Staf ini

diajukan guna melengkapi syarat dalam mencapai tugas On The Job Training

(OJT) Siswa Prajabatan S1/D3 PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Belawan.

Pada saat melaksanakan analisa maupun dalam penyusunan laporan

Telaahan Staf ini penulis mendapatkan bimbingan dan bantuan baik secara moril

maupun materiil, untuk itu pada kesempatan ini penulis sampaikan rasa terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua orang tua dan keluarga besar, serta sahabat dan orang-orang tercinta

yang senantiasa memberikan doa dan dukungannya.

2. Bapak Rodi Cahyawan, sebagai Manajer PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Belawan.

3. Bapak Ponidi, sebagai supervisor operasi PLTGU Shift A Sektor Pembangkitan Belawan sekaligus sebagai mentor Penulis.

4. Ass. Spv. Operasi Shift A, Operator Water Intake, Operator Desal, Operator Gas Turbin, Operator Ground Floor, Operator Control Room, serta seluruh pegawai, karyawan koperasi dan out sourching PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Belawan.

5. Teman-teman OJT PT PLN (Persero) Angkatan 25 di seluruh Indonesia. Dalam penulisan laporan ini penulis menyadari banyak sekali kekurangan,

oleh karena itu dengan senang hati penulis menerima kritikan dan masukan yang

positif dan membangun untuk penyempurnaan laporan ini. Akhir kata penulis

mengharapkan semoga Laporan Telaahan Staf ini dapat memberikan manfaat

khususnya bagi penyusun dan pihak-pihak yang membutuhkan pada umumnya.

Medan, 4 Agustus 2011

Juwani Efendi

Page 4: TElaahan Staff

PT PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN UTARA SEKTOR PEMBANGKITAN BELAWAN

Juwani Efendi JK/TPL/07956 iv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... v

DAFTAR TABEL .............................................................................................. vi

ABSTRAK ....................................................................................................... vii

BAB I LATAR BELAKANG .............................................................................. 1

BAB II PERMASALAHAN ................................................................................ 4

BAB III PERSOALAN ....................................................................................... 5

BAB IV PRA ANGGAPAN ................................................................................ 6

BAB V FAKTA YANG MEMPENGARUHI ...................................................... 6

BAB VI PEMBAHASAN .................................................................................. 18

BAB VII KESIMPULAN ................................................................................. 22

BAB VIII TINDAKAN YANG DISARANKAN ............................................... 23

REFERENSI

LAMPIRAN

Page 5: TElaahan Staff

PT PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN UTARA SEKTOR PEMBANGKITAN BELAWAN

Juwani Efendi JK/TPL/07956 v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 5.1 Water Intake PLTGU ................................................................. 7

Gambar 5.2 Piping instrument diagram sea water supply PLTGU Blok I dan

Blok II ........................................................................................ 8

Gambar 5.3 Gate Valve dan Ball valve.......................................................... 15

Gambar 5.4 Globe valve dan Butterfly valve ................................................. 16

Gambar 5.5 Basin fill valve sea water supply PLTGU Blok I ........................ 17

Gambar 5.6 Basin fill valve sea water supply PLTGU Blok II ....................... 17

Gambar 6.1 Pipa sea water supply menuju sediment basin PLTGU Blok I .... 18

Gambar 6.2 Pipa sea water supply menuju sediment basin PLTGU Blok II ... 19

Gambar 6.3 Rencana penambahan pipa pararel sediment basin PLTGU

Blok I menuju BLOK II .............................................................. 19

Gambar 6.4 Rencana penambahan pipa pararel sediment basin PLTGU

Blok II menuju BLOK I .............................................................. 19

Gambar 6.5 PID sea water supply PLTGU Blok I dan Blok II setelah

dilakukan modifikasi................................................................... 21

Page 6: TElaahan Staff

PT PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN UTARA SEKTOR PEMBANGKITAN BELAWAN

Juwani Efendi JK/TPL/07956 vi

DAFTAR TABEL

Tabel 6.1 Perhitungan flow rate pompa ......................................................... 20

Page 7: TElaahan Staff

PT PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN UTARA SEKTOR PEMBANGKITAN BELAWAN

Juwani Efendi JK/TPL/07956 vii

ABSTRAK

Sumber air yang digunakan pada PLTGU berasal dari air laut (sea water) yang terlebih dahulu mengalami proses penyaringan di water intake. Kemudian air laut dialirkan oleh sea water transfer pump. Sea water transfer pump berfungsi untuk mengalirkan air laut menuju sediment basin yang akan digunakan untuk desalination plant dan chlorination plant. Aliran air laut menuju sediment basin diatur oleh basin fill valve. Masalah yang terjadi pada basin fill valve PLTGU tidak dilengkapi valve isolasi. Apabila terjadi kerusakan pada salah satu basin fill valve, maka sea water transfer pump untuk PLTGU Blok I dan Blok II harus stop. Akibatnya tidak adanya suplai air laut ke sediment basin PLTGU Blok I dan Blok II. Selama perbaikan berlangsung desalination plant dan chlorination plant tidak mendapat suplai air laut sehingga tidak dapat beroperasi. Untuk mengatasi gangguan itu, maka diperlukan adanya penambahan valve isolasi sebelum basin fill valve setiap blok agar air laut masih dapat tersuplai ke blok yang tidak mengalami gangguan. Penambahan jalur pipa paralel antara sediment basin PLTGU Blok I dan Blok II agar tetap tersuplai air laut untuk salah satu blok yang mengalami gangguan. Waktu yang diperlukan adalah kurang dari 5 jam 8 menit untuk pengerjaan modifikasi dan memperbaiki basin fill valve yang rusak agar menjaga desalination plant dan chlorination plant tetap dapat beroperasi.

Kata kunci : sea water transfer pump, basin fill valve, sediment basin

Page 8: TElaahan Staff

PT PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN UTARA SEKTOR PEMBANGKITAN BELAWAN

Juwani Efendi JK/TPL/07956 1

BAB I LATAR BELAKANG

1.1. Pendahuluan

PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Belawan merupakan penghasil

listrik terbesar di Sumatera Bagian Utara, dimana hampir 80 % kebutuhan energi

listrik Sumatera Bagian Utara di pasok dari sektor ini. PT PLN (Persero) Sektor

pembangkitan Belawan memiliki 4 unit Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)

dengan daya terpasang masing-masingnya 65 MW, 2 Blok Pembangkit Listrik

Tenaga Gas Uap (PLTGU), dan 1 unit Pembangkit listrik Tenaga Gas ( PLTG)

LOT 3 dengan daya terpasang 120 MW.

PLTGU Sektor Belawan terbagi atas dua blok yang masing-masing terdiri

dari 1 Steam Turbin (ST), 2 Gas Turbin (GT) dan 2 Heat Recovery Steam

Generator (HRSG). Pada Blok I terdapat ST 10 dengan daya terpasang 149 MW,

GT 11 dengan daya terpasang 117,5 MW dan GT 12 dengan daya terpasang 128,8

MW. Sedangkan pada Blok II terdiri dari ST 20 dengan daya terpasang 162,6

MW, GT 21 dengan daya terpasang 130 MW, dan GT 22 dengan daya terpasang

130 MW.

Berdasarkan data di atas, PLTGU merupakan pemasok daya yang paling

besar. Melihat peranannya yang penting, maka tingkat keandalannya menjadi

perhatian dan prioritas utama untuk dipertahankan, yaitu dilakukan dengan cara

mempertahankan tingkat efisiensi yang optimal sesuai dengan pola operasi yang

telah ditetapkan dan juga memperhatikan elemen-elemen penting dalam proses

operasi. Salah satu elemen penting tersebut yaitu ketersediaan air.

Sumber air yang digunakan berasal dari air laut (sea water) yang terlebih

dahulu mengalami proses penyaringan di water intake. Kemudian air laut

dialirkan ke desalination plant dan chlorination plant melalui sea water supply.

Desalination plant mengolah air laut menjadi air baku (raw water) melalui proses

penguapan. Setelah itu air baku di murnikan di WTP (Water Treatment Plant)

menjadi air murni (demineral water). Air demin digunakan untuk air pengisi dan

penambah pada kondenser.

Page 9: TElaahan Staff

PT PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN UTARA SEKTOR PEMBANGKITAN BELAWAN

Juwani Efendi JK/TPL/07956 2

Kebutuhan air laut untuk desalination plant dan chlorination plant

sangatlah tergantung pada air laut yang ada di bak pengendapan (sediment basin).

Sediment basin memiliki masing-masing penampungan air laut untuk Blok I dan

Blok II. Apabila sediment basin tidak tersuplai air laut maka terdapat masalah

pada sea water supply. Untuk menjaga pasokan air laut yang menuju sediment

basin, maka penulis menentukan judul yaitu ” MODIFIKASI LINE SEA WATER

SUPPLY KE SEDIMENT BASIN PADA PLTGU ”.

1.2. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan Telaahan Staf ini yaitu:

a. Memenuhi persyaratan tugas bagi calon pegawai (On The Job

Training) PT PLN (Persero).

b. Menjaga pasokan air laut tetap dialirkan untuk sediment basin pada

PLTGU Blok I dan Blok II.

c. Memberikan usulan dan solusi untuk mempertahankan kontinuitas

operasi unit desalination plant dan chlorination plant.

1.3. Batasan Masalah

Pada penulisan Telaahan Staf On The Job Training ini hanya akan

membahas mengenai penambahan valve isolasi dan pipa sea water supply pada

sediment basin Blok I dan Blok II.

1.4. Metode Penelitian

Metode Penelitian dilakukan dengan cara :

1. Penelitian lapangan.

2. Literatur manual book.

3. Tanya jawab kepada pihak yang terkait.

Page 10: TElaahan Staff

PT PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN UTARA SEKTOR PEMBANGKITAN BELAWAN

Juwani Efendi JK/TPL/07956 3

1.5. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan pada laporan ini terdiri dari 8 bab, yaitu:

• Bab 1 Pendahuluan

Berisi Latar Belakang, Tujuan dan Manfaat, Batasan Masalah, Metode

Penelitian serta Sistematika Penulisan.

• Bab 2 Permasalahan

Berisi tentang gambaran umum tentang permasalahan yang terjadi.

• Bab 3 Persoalan

Berisi tentang Persoalan akibat permasalahan yang terjadi.

• Bab 4 Pra Anggapan

Berisi tentang pra anggapan yang mungkin bisa dijadikan alasan

ataupun anggapan yang berkaitan dengan permasalahan yang muncul.

• Bab 5 Fakta yang Mempengaruhi

Berisi tentang fakta yang terjadi di lapangan, spesifikasi peralatan yang

terdapat di lapangan, dan data-data yang diperoleh di lapangan.

• Bab 6 Pembahasan

Berisi tentang pembahasan mengenai pemecahan dari persoalan yang

muncul.

• Bab 7 Kesimpulan

Berisi tentang kesimpulan penulisan Telaahan Staf

• Bab 8 Tindakan yang disarankan

Berisi tentang saran – saran penulis

Page 11: TElaahan Staff

PT PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN UTARA SEKTOR PEMBANGKITAN BELAWAN

Juwani Efendi JK/TPL/07956 4

BAB II PERMASALAHAN

Sea water supply berfungsi untuk mengalirkan air laut menuju sediment

basin. Air laut tersebut akan digunakan pada desalination plant dan chlorination

plant. Masalah yang terjadi pada sea water supply adalah basin fill valve PLTGU

Blok I rusak. Untuk perbaikan basin fill valve yang rusak, sea water transfer pump

untuk PLTGU Blok I dan Blok II harus stop. Akibatnya tidak adanya suplai air

laut ke sediment basin PLTGU Blok I dan Blok II. Selama perbaikan berlangsung

desalination plant dan chlorination plant tidak mendapat suplai air laut sehingga

tidak dapat beroperasi. Desalination tidak beroperasi maka tidak adanya produksi

raw water sebagai bahan baku pemakaian air untuk pengoperasian HRSG. Begitu

pula dengan chlorination plant, maka tidak dapat memproduksi suplai natrium

hypochlorit (NaOCl) yang akan digunakan untuk melemahkan mikroorganisme

laut. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya gangguan heat transfer pada

kondensor akibat dari mikroorganisme laut masuk ke dalam tube - tube pada

kondensor dan tube-tube close cooling water exchanger.

Page 12: TElaahan Staff

PT PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN UTARA SEKTOR PEMBANGKITAN BELAWAN

Juwani Efendi JK/TPL/07956 5

BAB III PERSOALAN

Dengan adanya permasalahan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya,

maka timbul persoalan yaitu waktu yang dibutuhkan untuk proses pengerjaan

pararel pipa dan perbaikan basin fill valve tersebut agar tidak mengganggu

kontinuitas operasi desalination plant untuk tetap memproduksi raw water.

Chlorination plant juga dapat tetap memproduksi natrium hypochlorit ( NaOCl )

selama proses pengerjaan modifikasi berlangsung. Karena selama proses

pengerjaan pararel pipa dan perbaikan basin fill valve berlangsung, sea water

transfer pump untuk PLTGU Blok I dan Blok II harus di stop. Hal ini akan

menghentikan suplai air laut ke sediment basin sehingga menggangu operasi

desalination plant dan chlorination plant.

Page 13: TElaahan Staff

PT PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN UTARA SEKTOR PEMBANGKITAN BELAWAN

Juwani Efendi JK/TPL/07956 6

BAB IV PRA ANGGAPAN

Air laut dialirkan oleh sea water transfer pump kemudian melewati pipa

transfer menuju sediment basin. Pada pipa transfer terdapat basin fill valve. Basin

fill valve berfungsi untuk mengatur jumlah aliran menuju sediment basin. Pada

saat terjadi masalah pada basin fill valve, maka basin fill valve tidak dapat

diperbaiki karena suplai air laut ke sediment basin harus dihentikan. Oleh karena

itu, diperlukan adanya valve isolasi sebelum basin fill valve setiap blok agar basin

fill valve yang rusak dapat diperbaiki tanpa menggangu suplai air laut ke sediment

basin PLTGU Blok I dan Blok II.

Jalur pipa transfer menuju sediment basin terpisah antara PLTGU Blok I

dan Blok II, maka diperlukan penambahan jalur pipa paralel antara sediment basin

PLTGU Blok I dan Blok II agar tetap tersuplai air laut ke salah satu Blok

mengalami gangguan.

Sediment basin harus terisi penuh dengan air laut selama proses

penambahan valve isolasi dan pipa pararel. Hal ini agar Desalination plant dapat

beroperasi untuk memproduksi raw water dan Chlorination plant dapat beroperasi

untuk memproduksi sodium hypochlorite (NaOCl).

Page 14: TElaahan Staff

PT PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN UTARA SEKTOR PEMBANGKITAN BELAWAN

Juwani Efendi JK/TPL/07956 7

Bar Screen

Skip rake

To Sediment basin

To Condensor

Non retrun discharge valve

CWP

SWTP

LWP

SWP

TBS Injeksi chlorin

Pantai

BAB V FAKTA YANG MEMPENGARUHI

5.1 Sistem Water Intake PLTGU

Air laut yang masuk ke canal water intake disaring terlebih dahulu oleh

Bar Screen. Bar Screen berfungsi agar sampah yang mengapung di laut dapat

tersaring sehingga tidak masuk ke dalam canal water intake. Pada water intake

dilakukan penginjeksian natrium hypochlorit (NaOCl) yang bertujuan untuk

melemahkan mikroorganisme laut sehingga tidak berkembangbiak pada dinding

tubing kondesor atau perpipaan sistem air pendingin utama. Akan tetapi, sampah

yang besar yang tenggelam dapat masuk ke dalam channel melewati dasar canal

water intake. Untuk membersihkan sampah seperti pohon bambu, batang kayu dll

yang masuk melewati dasar canal water intake menggunakan Skip Rake. Skip

Rake bergerak dari atas ke bawah sampai ke dasar canal kemudian kembali lagi ke

atas canal agar sampah dapat terangkat. Sampah halus dan mikroorganisme laut

yang masuk akan disaring oleh TBS (Traveling Bar Screen) sehingga tidak ada

sampah yang masuk ke kondesor dan sediment basin. Sampah yang tersaring oleh

TBS akan dibuang melalui saluran yang berada di tengah-tengah TBS kemudian

dialirkan melalui selokan pembuangan menuju tempat pembuangan.

Gambar 5.1 Water Intake PLTGU.

Page 15: TElaahan Staff

PT PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN UTARA SEKTOR PEMBANGKITAN BELAWAN

Juwani Efendi JK/TPL/07956 8

To Desalination Plant

To Chlorin Plant

Air Laut

SWTP 1 SWTP 2

Blok I Blok II

Sediment Basin

SWTP 3

Sea Water Feed Pump

Sea Water Feed Pump

Basin fill valve

Valve Isolasi

Pada rumah pompa terdapat beberapa pompa antara lain :

1. SWP ( Spray Water Pump ) berfungsi untuk menyeprai air laut ke

screen mesh TBS.

2. LWP (Lubricating Water Pump ) mengalirkan air laut ke poros pompa

CWP untuk melumasi dan mendinginkan bagian poros dengan bearing

pompa CWP.

3. CWP ( Cooling Water Pump ) berfungsi untuk mengalirkan air laut

menuju kondensor.

4. SWTP ( Sea Water Transfer Pump ) berfungsi untuk mengalirkan air

laut ke sediment basin sebagai penampungan air laut dan pengedapan

lumpur yang akan digunakan untuk chlorination plant dan desalination

plant.

5.2 Water Supply Sistem

Gambar 5.2 Piping instrument diagram sea water supply PLTGU

Blok I dan Blok II.

M M

Page 16: TElaahan Staff

PT PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN UTARA SEKTOR PEMBANGKITAN BELAWAN

Juwani Efendi JK/TPL/07956 9

Air laut dipompakan dari canal water intake oleh sea water transfer pump

ke kolam pengendapan (basin) dan dibiarkan selama beberapa waktu yang cukup

untuk mengendapkan lumpur yang terkandung. Air yang telah bersih dari lumpur

selanjutnya dipompakan oleh sea water feed pump ke desalination plant untuk

proses evaporasi.

Tipe sea water transfer pump adalah tipe pompa centrifugal dengan poros

horizontal menggunakan motor AC sebagai penggerak. Ada 3 unit sea water

transfer pump pada kondisi normal 2 unit pompa operasi dan 1 unit pompa

standby. Satu unit pompa yang standby digunakan pada saat pompa yang operasi

mengalami gangguan dapat segera digantikan oleh pompa yang standby. Tiga unit

pompa dioperasikan ketika level sediment basin dalam kondisi kedua blok

mengalami level low. Hal ini dilakukan agar air laut cepat mengisi sediment

basin. Operasi pompa tergantung pada ketinggian level di sediment basin ketika

level dibawah high level (2500 mm) maka pompa akan bekerja. Ketika sudah

mencapai high level pada sediment basin pompa akan berhenti operasinya.

Air laut dari pompa melewati basin fill valve kemudian menuju ke

sediment basin melalui pipa transfer. Basin fill valve berfungsi untuk mengatur

aliran air laut menuju ke sediment basin. Basin fill valve menggunakan motor

sebagai penggerak untuk pembukaan valve. Kemudian melewati pipa transfer

menuju valve pengisian di sediment basin. Dari gambar piping instrument

diagram supply water setiap blok memiliki 2 canal sediment basin agar menjaga

ketersediaan air untuk desalination dan chlorination plant tercukupi. Setiap blok

juga memiliki masing-masing pipa transfer suplai air laut dari keluaran sea water

transfer pump ke sediment basin. Apabila terjadi kerusakan pada suplai salah satu

blok maka blok yang lain akan terganggu suplai air lautnya. Untuk memperbaiki

kerusakan maka sea water transfer pump perlu di stop untuk kedua blok.

Akibatnya, suplai air laut terhenti ke sediment basin. Pasokan air laut ke

desalination plant dan chlorinatian plant tidak tercukupi.

Page 17: TElaahan Staff

PT PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN UTARA SEKTOR PEMBANGKITAN BELAWAN

Juwani Efendi JK/TPL/07956 10

5.3 Logic Diagram Proteksi Sea Water Pump

Description SETTING

01GAF13AA051

SMT BASIN FILL VLV CLOSED

02GAF13AA051

SED BASIN FILLVLV CLOSED

01GAF13CL001

SED BASIN LVL >2500mm

01GAF13CL001

SED BASIN LVL >2500mm

02GAF13CL001

SED BASIN LVL >2500mm

02GAF13CL001

SED BASIN LVL >2500mm

Logic function di atas dapat dibaca

SWT PUMP (GAF11AP001) OFF Apabila,

SMT BASIN FILL VLV (01GAF13AA051) CLOSED

dan

SMT BASIN FILL VLV (02GAF13AA051) CLOSED

Atau

SED BASIN LVL (01GAF13CL001) >2500mm

Atau

SED BASIN LVL (01GAF13CL001) >2500mm

Atau

SED BASIN LVL (02GAF13CL001) >2500mm

Atau

SED BASIN LVL (02GAF13CL001) >2500mm

≥1 GAF11AP001

SWT PUMP OFF

&

Page 18: TElaahan Staff

PT PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN UTARA SEKTOR PEMBANGKITAN BELAWAN

Juwani Efendi JK/TPL/07956 11

5.4 Sistem Perpipaan

Sistem Perpipaan merupakan suatu sistem yang digunakan sebagai sarana

transportasi dari aliran fluida, baik yang berupa gas maupun cairan.

Fluida adalah sutu zat yang tidak dapat menahan perubahan bentuk

(distorsi) secara permanen, sehingga bentuknya selalu berubah - ubah. Fluida

terbagi atas dua macam, yaitu :

1. Compressible Fluid, yaitu fluida yang densitasnya dipengaruhi oleh

perubahan suhu dan tekanan.

2. In-Compressible Fluid, yaitu fluida yang densitasnya tidak dipengaruhi

atau sedikit dipengaruhi oleh suhu dan tekanan. Misalnya : zat cair

Dalam transportasi fluida di dalam channel (saluran, terusan) memerlukan

fasilitas – fasilitas sebagai berikut :

1. Conduit (saluran) : pipa dan tube

2. Valve (katup) : gate valve, globe valve, dan lain – lain.

3. Impeller (pendorong) : pompa, blower, fan, dan lain – lain.

Dalam perencanaan sistem perpipaan, harus diperhatikan faktor – faktor

sebagai berikut :

1. Diusahakan tekanan seminimum mungkin untuk mengurangi energi

pengaliran.

2. Jangan kotor.

3. Jangan bocor.

4.4.1 Bahan – Bahan Konstruksi Pipa

Dalam pemilihan bahan harus diperhatikan hal – hal sebagai berikut :

1. Sifat ductilitynya (kelenturan)

2. Sifat britlenessnya (kerapuhan)

3. Sifat plastisnya

4. Sifat tahan korosinya

5. Kekuatannya

6. Metode pembuatannya

7. Bagaimana cara penyambungannya

Page 19: TElaahan Staff

PT PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN UTARA SEKTOR PEMBANGKITAN BELAWAN

Juwani Efendi JK/TPL/07956 12

Bahan – bahan perpipaan terdiiri dari tiga macam, yaitu :

1. Ferrous Metal

Umumnya bahan yang digunakan untuk pipa ferrous metal adalah baja

(campuran besi dan carbon), besi lunak (besi tempa) yang kadar

carbonnya rendah, cast iron (kadar carbon 2% - 2,5%), dan pig iron

(besi dari tanur tinggi).

Contoh ferrous metal : baja, cast iron (besi tuang), wrought iron (besi

tempa), SS dan beberapa alloy.

2. Non Ferrous Metal

Non ferrous metal umumnya dipakai dalam bentuk campuran (alloy).

Misalnya campuran antara :

Ni & Cu : Monel

Du & Al : Durion

Zn & Cu : Hastelloy, Stelite

Sn & Cu : Bronze

Contoh Non ferrous metal : Al – Cu – Zn – Ni dan sebagainya.

3. Non Metal

Kelemahan non metal yaitu : tidak kuat dan biasanya dipakai sebagai

pelapis (lining). Contoh non metal : plastik, kaca, dan sebagainya.

4.4.2 Jenis pipa

Macam – macam jenis pipa maka bermacam pula kegunaannya. Berikut

ini beberapa contoh dari aplikasi penggunaan pipa di instalasi unit pembangkit

listrik.

a. Pipa Baja Zat Arang ( Carbon Steel ).

Kegunaannya untuk instalasi minyak bahan bakar, gas udara kerja /

service, fire hydrant dan lain – lain.

b. Pipa Stainless Steel.

Untuk mengalirkan cairan yang mempunyai sifat korosif misalnya air

laut dan bahan – bahan kimia. Sebagai contoh pada Desalination Plant

dan Water Treatment Plant.

Page 20: TElaahan Staff

PT PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN UTARA SEKTOR PEMBANGKITAN BELAWAN

Juwani Efendi JK/TPL/07956 13

c. Pipa PVC dan Fiber Glass.

Pipa – pipa jenis ini banyak digunakan terutama cairan yang

mempunyai sifat korosif dengan tekanan kerja rendah. Misalnya untuk

saluran air limbah.

d. HDPE (high density poly ethylene) karena pipa jenis ini banyak

digunakan terutama cairan yang mempunyai sifat korosif

e. Pipa Besi Tuang ( Cast Iron ).

Pipa – pipa besi tuang ini biasanya digunakan untuk saluran pembuang

untuk insatalasi tetap.

f. Pipa Baja Paduan ( Alloy Steel ).

Pipa baja jenis ini biasanya banyak digunakan untuk tekanan tinggi dan

temperature tinggi.

g. Pipa Galvanis.

Pipa jenis ini biasanya digunakan untuk saluran air bersih, udara kerja

dan lain lain.

4.4.3 Sambungan Pipa

Secara garis besar ada tiga macam cara / tipe dalam menyambung pipa,

yaitu Type Las / Welding Fitting, Type Ulir / Screw Fitting, Flange.

Pipe Fitting adalah peralatan yang digunakan sebagai penyambung pipa.

Berikut beberapa fungsi dari pipe fitting yaitu :

a. Mengubah arah aliran.

b. Membuat Percabangan.

c. Perubahan ukuran pipa.

d. Penutup.

Macam – macam perapat sambungan pipa, yaitu :

a. Perapat sambungan pipa dengan ulir.

Sambungan pipa dengan ulir biasanya digunakan pada pipa tekanan

rendah dengan menggunakan perapat seal tape.

Page 21: TElaahan Staff

PT PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN UTARA SEKTOR PEMBANGKITAN BELAWAN

Juwani Efendi JK/TPL/07956 14

b. Perapat sambungan pipa dengan flange.

Jenis material yang digunakan banyak dipengaruhi oleh tekanan kerja,

temperature kerja, jenis media yang mengalir di dalam pipa.

Berikut beberapa contoh pipe fitting, yaitu :

a. T – Joint.

Yaitu digunakan untuk membuat percabangan.

b. Elbow.

Digunakan untuk membuat tikungan atau belokan.

c. Reducer.

Digunakan untuk merubah ukuran pipa.

d. Socked.

Untuk menyambung pipa dengan pipa supaya lurus.

e. Cap.

Digunakan untuk menutup pipa biasanya pada perujungan pipa.

f. Coupling.

Digunakan untuk menyambung pipa dengan pipa.

4.4.4 Ukuran Pipa

Diameter pipa dinyatakan dengan nominal diameter. Ukuran pipa dengan

diameter :

12” : disebut pipa besar, yaitu nominal diameter sama dengan

diameter luarnya

3” – 12” : nominal diameter mendekati diameter dalam

< 3” : disebut pipa kecil, yaitu nominal diameter tidak sama

dengan dimeter dalam dan luar.

Pemilihan ukuran pipa :

Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan pipa :

a. Initial Cost (biaya awal)

b. Maintenance Cost (biaya pemeliharaan)

c. Stock (persediaan) ukuran yang ada

Page 22: TElaahan Staff

PT PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN UTARA SEKTOR PEMBANGKITAN BELAWAN

Juwani Efendi JK/TPL/07956 15

4.5 Katup (Valve)

Sistem instalasi pipa biasanya terdiri terdiri dari banyak sekali katup

dengan ukuran dan bentuk yang beragam. Beberapa jenis valve ada yang cocok

untuk membuka dan menutup aliran, mengurangi tekanan dan laju aliran fluida,

dan ada pula yang mengatur agar aliran fluida terjadi pada satu arah saja.

Gate valve pada dasarnya digunakan untuk menutup laju aliran fluida

dengan kuat. Valve jenis ini tidak boleh digunakan untuk mengontrol/menekan

laju aliran fluida dengan cara membuka setengah atau seperempat posisi gate. Jadi

posisi gate pada valve ini harus fully open atau fully close. Jika posisi gate

setengah membuka maka laju aliran fluida dapat mengikis sudut-sudut gate yang

dapat menyebabkan erosi dan pada akhirnya valve tidak dapat bekerja secara

sempurna. Gambar 5.3 adalah contoh konstruksi gate valve. Jika diperhatikan

bahwa gate pada valve tersebut bergerak membuka dengan cara memutar

handwheel pada arah berlawanan jarum jam (counter-clockwise). Untuk menutup

(shut-off) laju aliran fluida, maka handwheel diputar searah jarum jam (clockwise)

sampai gate benar-benar berada pada posisi menutup.

Gambar 5.3 Gate Valve dan Ball valve

Ball dan Plug Valve digunakan untuk membuka dan menutup laju aliran

fluida dengan cepat. Cara kerja valve jenis ini adalah dengan cara memutar handle

yang menyebabkan posisi ball atau plug berubah 90 derajat. Valve jenis ini tidak

Page 23: TElaahan Staff

PT PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN UTARA SEKTOR PEMBANGKITAN BELAWAN

Juwani Efendi JK/TPL/07956 16

boleh digunakan untuk mengontrol/menekan laju aliran fluida, karena gesekan

antara laju aliran fluida dengan ball atau plug dapat menyebabkan erosi pada

sudut ball atau plug tersebut dan mengakibatkan kerusakan pada seal dengan

cepat.

Globe valve selain digunakan untuk mengontrol laju aliran fluida juga

untuk menutup laju aliran fluida dengan cepat. Aplikasi valve jenis ini dapat kita

jumpai pada outlet/discharge pump. Gambar 5.4 memperlihatkan cara kerja globe

valve. Ketika handwheel diputar searah jarum jam, disk mendorong posisi globe

hingga menutup laju aliran fluida. Begitu pula sebaliknya. Valve jenis ini didesain

sedemikian rupa hingga semua komponen didalamnya terhindar dari tekanan yang

terus menerus dan juga mudah dalam hal perawatan, misalnya ada tekanan yang

terjebak (trap pressure) di bawah globe.

Gambar 5.4 Globe valve dan Butterfly valve

Butterfly valve digunakan untuk mengontrol dan menutup laju aliran

fluida. Penggunaan valve jenis ini adalah untuk pipa-pipa yang bertekanan rendah

seperti pada outlet pada surge/gauge tank dan pipa air. Gambar 5.4

memperlihatkan tipikal butterfly valve, Baffle disk berputar secara vertikal sampai

sudut 90 derajat. Posisi baffle dapat diatur sedemikian rupa mulai dari fully open

sampai fully closed. Aplikasi jenis valve ini hanya untuk pipa-pipa bertekanan

rendah karena sangat sulit membuka valve jika berada dalam tekanan yang tinggi.

Page 24: TElaahan Staff

PT PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN UTARA SEKTOR PEMBANGKITAN BELAWAN

Juwani Efendi JK/TPL/07956 17

5.5 Kerusakan yang Terjadi

Gambar 5.5 Basin fill valve sea water supply PLTGU Blok I.

Gambar di atas menunjukan basin fill valve ( 01GAF13AA051) Blok I

terjadi korosi akibat dari adanya kebocoran air laut pada flange valve dengan pipa.

Baut pengikat antara flange pipa dengan flange valve sudah rusak. Basin fill valve

(01GAF13AA051) sudah tidak dapat dioperasikan dari control room untuk

mengatur pembukaan valve. Kondisi basin fill valve Blok II (01GAF13AA051)

dalam kondisi normal dan dapat dioperasikan dari control room.

Gambar 5.6 Basin fill valve sea water supply PLTGU Blok II.

Page 25: TElaahan Staff

PT PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN UTARA SEKTOR PEMBANGKITAN BELAWAN

Juwani Efendi JK/TPL/07956 18

BAB VI PEMBAHASAN

6.1 Perencanaan

Ketersediaan pasokan air laut sebagai air pengisi pada sediment basin

PLTGU Blok I dan Blok II dialirkan melalui pipa transfer. Pada pipa transfer

terdapat basin fill valve. Basin fill valve berfungsi untuk mengatur jumlah aliran

menuju sediment basin. Pada saat terjadi masalah pada basin fill valve, maka

basin fill valve tidak dapat diperbaiki karena suplai air laut ke sediment basin

harus dihentikan.

Masalah yang terjadi yaitu basin fill valve Blok I rusak yang menuju ke

sediment basin Blok I. Untuk pengerjaan perbaikan basin fill valve yang rusak,

maka suplai air laut ke sediment basin Blok I dan Blok II harus terhenti. Agar

basin fill valve dapat diperbaiki perlu penambahan valve isolasi sebelum basin fill

valve. Keuntungannya adalah ketika pengerjaan perbaikan berlangsung sea water

transfer pump tidak perlu di stop sehingga aliran air laut tetap mengalir ke blok

yang tidak mengalami gangguan. Selama ini juga belum adanya jalur pipa pararel

menuju kedua sediment basin untuk meyuplai air laut ke blok yang mengalami

gangguan, sehingga diperlukan pipa pararel antara sediment basin Blok I dan Blok

II. Pipa pararel ini berguna pada saat perbaikan salah satu basin fill valve yang

rusak dan pemeliharaan pipa transfer, maka air laut dapat tetap tersuplai ke blok

yang mengalami gangguan melalui pipa transfer yang tidak mengalami gangguan.

Dibawah ini adalah gambar rencana penambahan valve isolasi sebelum basin fill

valve pada sediment basin Blok I dan Blok II.

Gambar 6.1 Pipa sea water supply menuju sediment basin PLTGU Blok I.

Ke Blok I

01

Page 26: TElaahan Staff

PT PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN UTARA SEKTOR PEMBANGKITAN BELAWAN

Juwani Efendi JK/TPL/07956 19

Gambar 6.2 Pipa sea water supply menuju sediment basin PLTGU Blok II.

Di bawah ini adalah rencana penambahan pipa pararel antara Blok I dan

Blok II di daerah sediment basin. Pipa paralel berguna untuk pada saat perbaikan

maupun gangguan pada salah satu blok maka air laut masih dapat tersuplai ke 2

blok sediment basin.

Gambar 6.3 Rencana penambahan pipa pararel sediment basin PLTGU Blok I

menuju BLOK II.

Gambar 6.4 Rencana penambahan pipa pararel sediment basin PLTGU Blok II

menuju BLOK I.

Ke Blok II

Ke Blok II

Ke Blok I

Page 27: TElaahan Staff

PT PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN UTARA SEKTOR PEMBANGKITAN BELAWAN

Juwani Efendi JK/TPL/07956 20

6.2 Pelaksanaan Modifikasi

Pada saat pengerjaan modifikasi berlangsung, sediment basin harus terisi

penuh karena sea water supply ke sediment basin dihentikan sementara waktu.

Perhitungan waktu air laut yang dipakai desalination dan chlorination plant untuk

menghabiskan ketersedian air laut di sediment basin sebagai berikut :

Level maksimum sediment basin = 2500 mm. Luas sediment basin PLTGU adalah

40m x 20 m = 800m2, maka volume air laut pada sediment basin adalah 2000 m3.

Tabel 6.1 Perhitungan flow rate pompa

Dengan kondisi sekarang apabila sea water supply ke sediment basin

dihentikan. Waktu yang diperlukan desalination plant dan chlorination plant

untuk menghabiskan air laut yang ada di sediment basin adalah =

3.64 jam atau 3 jam 38 menit. Kurang dari 3 jam 38 menit, tidak cukup untuk

melakukan perbaikan basin fill valve blok I yang rusak. Upaya yang dilakukan

agar memperpanjang waktu untuk menghabiskan air laut di sediment basin

dengan cara memperkecil flow rate ke desalination plant. Dengan begitu

desalination plant beroperasi 65 % dan chlorination plant tetap beroperasi. 2 unit

Sea water feed pump dan 1 unit Electrochlorination feed pump yang dioperasikan.

Waktu yang diperlukan desalination plant dan chlorination plant untuk

menghabiskan air laut yang ada di sediment basin adalah = 5.13 jam

atau 5 jam 8 menit. Maka waktu untuk melakukan perbaikan basin fill valve blok

I yang rusak dan melakukan modifikasi line sea water supply adalah kurang dari 5

jam 8 menit harus sudah diselesaikan. Jika lebih dari 5 jam 8 menit maka

desalination dan chlorination plant akan trip karena air laut di sediment basin telah

habis.

Part

Sekarang Di setting

No Q (m3/h)

Jumlah pompa

Q total (m3/h)

Q (m3/h)

Jumlah pompa

Q total (m3/h)

1 Sea water feed pump 174.08 2 348.16 145 2 290

2 Electrochlorination feed pump 100 2 200 100 1 100

Total Flow Rate 548.16 390

Page 28: TElaahan Staff

PT PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN UTARA SEKTOR PEMBANGKITAN BELAWAN

Juwani Efendi JK/TPL/07956 21

Sediment Basin

03

05 04 Blok I Blok II

To chlorin plant To Desalination Plant SWTP 3 SWTP 2 SWTP 1

Air Laut

Valve Isolasi

Basin fill valve

01 02 Sea Water Feed Pump

Sea Water Feed Pump

Feed Pump

Modifikasi yang dilakukan adalah menambahkan valve isolasi sebelum basin

fill valve. Jenis valve yang digunakan adalah butterfly valve berjumlah 5 buah.

Karena butterfly valve, bukaan tempat aliran fluida hampir sama dengan pipa,

sehingga aliran fluida tidak berubah dan sedikit penurunan tekanan. Pipa yang

tahan korosi yaitu pipa HDPE (High Density Poly Ethylene) karena pipa jenis ini

banyak digunakan terutama cairan yang mempunyai sifat korosif. Elbow dan T

joint juga dibutukan untuk belokan pipa pararel dan mencabangkan pipa. Stub end

dan flange digunakan untuk penyambungan antar pipa.

6.3 Pengoperasian Manufer Valve

Gambar 6.5 PID sea water supply PLTGU Blok I dan Blok II setelah dilakukan

modifikasi.

Apabila terjadi kerusakan pada basin fill valve blok I atau pemiliharaan

pipa penyuplai air laut Blok I. Cara pengoperasiannya adalah dengan menutup

valve 01 dan valve 03. Valve yang dibuka adalah valve 02, valve 04, dan valve

05. Maka aliran air laut menuju sediment basin kedua blok di suplai dari pipa

transfer Blok II dengan mengoperasikan 2 unit sea water transfer pump. Basin fill

valve blok II pembukaan valve full open. Ini juga bisa juga dilakukan apabila

Blok II terjadi kerusakan dengan memperhatikan valve yang dibuka dan di tutup.

M M

Page 29: TElaahan Staff

PT PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN UTARA SEKTOR PEMBANGKITAN BELAWAN

Juwani Efendi JK/TPL/07956 22

BAB VII KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Untuk menjaga agar air laut tetap tersuplai ke sediment basin maka

diperlukan valve isolasi sebelum basin fill valve dan pipa pararel antara

sediment basin PLTGU Blok I dan Blok II.

2. Keuntungan modifikasi yang dibuat adalah apabila terjadi kerusakan pada

basin fill valve maka selama proses perbaikan, air laut masih dapat

tersuplai dari blok yang tidak mengalami gangguan ataupun kerusakan.

3. Keuntungan lainnya yaitu memudahkan dalam pemeliharaan pipa transfer

dan basin fill valve PLTGU Blok I dan Blok II.

4. Waktu untuk melakukan perbaikan basin fill valve blok I yang rusak dan

melakukan modifikasi line sea water supply adalah kurang dari 5 jam 8

menit harus sudah diselesaikan.

Page 30: TElaahan Staff

PT PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN UTARA SEKTOR PEMBANGKITAN BELAWAN

Juwani Efendi JK/TPL/07956 23

BAB VIII TINDAKAN YANG DISARANKAN

Adapun saran yang diberikan bertujuan memperbaharui atau menjaga

keandalan unit.

1. Mengganti basin fill valve yang rusak pada PLTGU Blok I agar dapat

dioperasikan kembali.

2. Selama proses pengerjaan modifikasi berlangsung harus memperhitungkan

ketersediaan air pada sediment basin, tangki air baku, tangki air demin.

3. Pengoperasian manufer valve setelah di modifikasi harus memperhatikan

valve yang dibuka dan ditutup untuk mengindari kerusakan pada

komponen lainnya.

Page 31: TElaahan Staff

PT PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN UTARA SEKTOR PEMBANGKITAN BELAWAN

Juwani Efendi JK/TPL/07956 24

REFERENSI

Product Manual for water steam cycle, Part 2.5.2 : Mechanical circulating water

cleaning, Jerman:1993.

Product Manual for water steam cycle, Part 2.7.7 : Raw water Supply System,

Jerman:1993.

Product Manual for water steam cycle, Part 2.7.10 : Electrochorination System,

Jerman:1992.

Standard operating procedure MCWP.

Page 32: TElaahan Staff

PT PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN UTARA SEKTOR PEMBANGKITAN BELAWAN

Juwani Efendi JK/TPL/07956 25

LAMPIRAN

ABSENSI KONSULTASI TELAAHAN STAF

OJT ANGKATAN 25

Nama : Juwani Efendi

No. Test : JK/TPL/07956

Proyeksi Jabatan : Junior Operator Turbin PLTGU

Judul TS : MODIFIKASI LINE SEA WATER SUPPLY KE

SEDIMENT BASIN PADA PLTGU

No. Hari / Tanggal Materi Konsultasi Paraf

1 Jumat, 15 Juli 2011 Topik dan judul Telaahan Staf

2 Senin, 18 Juli 2011 Latar Belakang, Permasalahan, dan

Persoalan

3 Sabtu, 23 Juli 2011 Pra Anggapan dan Fakta Yang

Mempengaruhi

4 Selasa, 26 Juli 2011

Pembahasan, Kesimpulan, dan

Tindakan yang Disarankan

5 Kamis, 4 Agustus 2011 Laporan akhir Telaahan Staf

Menyetujui,

Mentor

Ponidi

NIP. 6385067A