kata pengantar - dinkes-ppkb.natunakab.go.id · kerangka pendanaan. renstra dinas kesehatan dan...
TRANSCRIPT
Page | i
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan dan Pengendalian
Penduduk Keluarga Berencana Kab. Natuna Tahun 2016 – 2021 dapat diselesaikan tepat waktu.
Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kab.
Natuna sebagai salah satu pelaku pembangunan kesehatan wajib menyusun dokumen perencanaan
yang bersifat indikatif. Penyusunan Renstra ini berpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Natuna Tahun 2016-2021 dan Rencana Strategis (Renstra)
Dinas Kesehatan Provinsi Kepualauan Riau Tahun 2016-2021. Rencana Strategis Dinas Kesehatan
dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kab. Natuna berisi upaya-upaya pembangunan
kesehatan yang dijabarkan dalam bentuk program/ kegiatan, indikator, target, sampai dengan
kerangka pendanaan.
Renstra Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kab. Natuna tahun
2016-2021 ini digunakan sebagai acuan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan
kesehatan dalam kurun waktu 2016-2021, serta dilaksanakan oleh seluruh stakeholder jajaran
kesehatan di Kabupaten Natuna termasuk dukungan lintas sektor dan dunia usaha.
Penghargaan dan ucapan terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam penyusunan Renstra Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kab.
Natuna Tahun 2016-2021. Semoga Tuhan Yang Maha Esa, senantiasa melimpahkan rahmat dan
memberikan kita kemudahan dalam mewujudkan Natuna Sehat secara Mandiri.
Ranai, 19 Desember 2016
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna H. Erson Gempa Afriandi, S.Sos, MA
Page | ii
DAFTAR ISI
Hal
KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN NOMOR 116 TENTANG RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA TAHUN 2016-2021
KATA PENGANTAR KEPALA DINAS KESEHATAN ........................................................................ i
DAFTAR ISI ................................................................................................................................................. ii
BAB I : PENDAHULUAN .................................................................................................................. 1
1.1 LATAR BELAKANG ................................................................................................................ 1
1.2 LANDASAN HUKUM ............................................................................................................. 2
1.3 MAKSUD DAN TUJUAN ........................................................................................................ 4
1.4 SISTEMATIKA PENULISAN ................................................................................................ 4
BAB II : GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN DAN PENGENDALIAN
PENDUDUK KELUARGA BERENCANA KAB. NATUNA ............................................ 6
2.1 TUGAS, FUNGSI, DAN STRUKTUR ORGANISASI DINAS KESEHATAN DAN PENGENDALIAN PENDUDUK KELUARGA BERENCANA KAB. NATUNA ........ 6
2.2 SUMBER DAYA DINAS KESEHATAN DAN PENGENDALIAN PENDUDUK
KELUARGA BERENCANA KAB. NATUNA .................................................................... 13 2.3 KINERJA PELAYANAN DINAS KESEHATAN DAN PENGENDALIAN
PENDUDUK KELUARGA BERENCANA KAB. NATUNA ........................................... 15 2.4 TANTANGAN DAN PELUAN PENGEMBANGAN SKPD ............................................ 45
BAB III : ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI................................... 46
3.1 IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI PELAYANAN SKPD ................................................................................................................ 46
3.2 TELAAHAN VISI, MISI, DAN PROGRAM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH TERPILIH ............................................................................................. 46
3.3 TELAAH RENSTRA DINAS KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU ........ 48 3.4 PENETAPAN ISU-ISU STRATEGIS ................................................................................... 50
BAB IV : TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN .................................................... 55
4.1 TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH DINAS KESEHATAN DAN
PENGENDALIAN PENDUDUK KELUARGA BERENCANA KAB. NATUNA ....... 55 4.2 STRATEGI DAN KEBIJAKAN DINAS KESEHATAN DAN PENGENDALIAN
PENDUDUK KELUARGA BERENCANA KAB. NATUNA ........................................... 57
Page | iii
4.3 FOKUS PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN KESEHATAN KABUPATEN NATUNA TAHUN 2016-2021 ............................................................................................ 58
BAB V : RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK
SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF .................................................................. 60 BAB VI : INDIKATOR KINERJA OPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN
RPJMD ................................................................................................................................... 66 BAB VII : PENUTUP .............................................................................................................................. 67
LAMPIRAN I : RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK
SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN,
PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN
NATUNA
Page | 1
BAB 1 PENDAHULUAN`
1.1 Latar Belakang
Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, mengamanatkan bahwa
pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang
produktif secara sosial dan ekonomis.
Urusan kesehatan merupakan urusan yang wajib dilaksanakan yang berkaitan
dengan pelayanan dasar, sehingga harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat sehingga mampu meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat, hal ini termuat dalam Undang-undang Nomor 23 tahun 2014.
Penyusunan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan
Keluarga Berencana Kabupaten Natuna Tahun 2016-2021, merupakan bentuk pelaksanaan
Undang-undang No.25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
Undang-Undang ini secara substansi mengamanatkan penyusunan Rencana Strategis Satuan
Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) untuk periode 5 (lima) tahun dan juga sebagai
instrumen untuk menyusun dan mengukur kinerja sesuai tugas dan fungsi SKPD.
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan
Keluarga Berencana Kabupaten Natuna merupakan dokumen perencanaan yang memuat
upaya-upaya pembangunan kesehatan yang dijabarkan dalam bentuuk program/kegiatan,
indikator, target, sampai dengan kerangka pendanaan dan kerangka regulasinya. Renstra ini
menjadi dasar dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan periode tahun 2016-2021
yang merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Natuna tahun 2016-2021 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Bidang
Kesehatan (Kemenkes RI).
Rencana Strategis (RENSTRA) ini bersifat dokumen perencanaan jangka menengah
dan mempunyai peran yang sangat penting terutama dalam penyusunan Rencana Kerja
(RENJA) setiap tahunnya, sebagai dasar penilaian kinerja pimpinan Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) dan menjadi acuan dalam menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
(LKIP).
Penyusunan dokumen ini tetap mengacu kepada sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional dan RPJMD yang memuat Visi, Misi Pemerintah Kabupaten Natuna melalui
pendekatan politik, pendekatan teknokratik, pendekatan partisipatif, pendekatan top down
dan pendekatan bottom up.
Page | 2
Renstra Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kab.
Natuna merupakan penjabaran Visi, Misi Pemerintah Kabupaten Natuna Tahun 2016-2021.
Dalam mewujudkan pencapaian Visi Bupati Natuna “Masyarakat Natuna Yang Cerdas Dan
Mandiri Dalam Kerangka Keimanan Dan Budaya Tempatan” maka Dinas Kesehatan
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Natuna sebagai Organisasi
Perangkat Daerah (OPD) bertanggung jawab dalam menjalankan misi ke-dua yaitu
memajukan sektor pendidikan melalui sarana dan prasarana pendidikan dan peningkatan
kesejahteraan tenaga pendidik dan anak didik, yang mana kita ketahui bahwa dalam
peningkatan SDM harus dibarengi dengan kemajuan derajat kesehatan masyarakat melalui
peningkatan mutu dan pelayanan bagi seluruh lapisan masyarakat.
1.2 Landasan Hukum
Penyusunan Renstra Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Kabupaten Natuna tahun 2016-2021 didasarkan pada beberapa peraturan perundang-
undangan sebagai berikut:
1. Undang-undang Nomor 53 tahun 1999 tentang pembentukan Kabupaten Pelalawan,
Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun,
Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singngi, dan Kota Batam (Lembaran Negara
Tahun 1999 Nomor 181, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3902), sebagaimana telah
diubah beberapa kali, terakhir dengan undang-undang Republik Indonesia Nomor 34
Tahun 2008 Perubahan ketiga atas Undang-Undang Nomor 53 tahun 1999 tentang
pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir,
Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singngi,
dan Kota Batam (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 107);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2002 tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Riau
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 No.11);
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
6. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
Page | 3
7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan
Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan Dan Kinerja
Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Pedoman Laporan
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Dan
Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada Masyarakat (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4693);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Kinerja
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
19 Tahun 2008, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4698);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2010 Tentang Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana;
15. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2015-2019;
16. Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor
8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.
17. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Nomor 55/HK-
010/BS/2010 Tentang Pelayanan Minimal Bidang Keluarga Berencana di Kabupaten
Kota.
Page | 4
18. Peraturan Kepala BKKBN nomor 72/Per/BS/2011 tentang organisasi dan tata kerja
badan kependudukan dan keluarga berencana nasional.
19. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/MENKES/52/2015
tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan RI Tahun 2015-2019.
20. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan.
21. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 3 tahun 2013 tentang Sistem
Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau;
22. Peraturan Daerah Kabupaten Natuna Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah (lembaran Daerah Kabupaten Natuna Tahun 2016 Nomor 6).
23. Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 7 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Natuna tahun 2016-2021 (Lembaran
Daerah Kabupaten Natuna Tahun 2016 Nomor 7).
24. Peraturan Bupati Kabupaten Natuna Nomor 64 tahun 2016 Tentang Susunan Organisasi,
Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Pemerintah Kabupaten Natuna (Berita Daerah
Kabupaten Natuna Tahun 2016 Nomor 64).
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud penyusunan Renstra Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana Kabupaten Natuna adalah menyediakan dokumen perencanaan pembangunan
kesehatan dengan memadukan dan menyelaraskan program/kegiatan sesuai dengan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kabupaten Natuna Tahun 2016-2021.
Adapun tujuan penyusunan Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna tahun 2016-2021
adalah:
1. Memberikan gambaran tentang kondisi umum daerah, permasalahan dan isu strategis,
sekaligus merumuskan strategi, kebijakan dan program untuk mencapai tujuan dan
sasaran guna mewujudkan visi dan melaksanakan misi kepala daerah;
2. Sebagai acuan dan pedoman bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna dalam
menjalankan program/ kegiatan tahunan yang dituangkan dalam penyusunan Rencana
Kerja (Renja) SKPD.
3. Sebagai tolak ukur terhadap dokumen evaluasi kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten
Natuna dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
4. Sebagai acuan dan pedoman dalam rangka meningkatkan prinsip penyelenggaraan
Puskesmas.
Page | 5
1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika Renstra Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Kabupaten Natuna disusun sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan berisi latar belakang, landasan hukum, maksud dan tujuan serta
sistematika penulisan
Bab II Gambaran pelayanan Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana Kabupaten Natuna berisi tugas, fungsi, dan struktur organisasi,
sumber daya, kinerja pelayanan, tantangan dan peluang pengembangan.
Bab III Isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi berisi identifikasi permasalahan
berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan Dinas Kesehatan Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Natuna, telaahan visi-misi dan
program kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih, telaahan Renstra
Kementerian Kesehatan RI, telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian
Lingkungan Hidup Strategis dan penentuan isu strategis.
Bab IV Visi, misi, tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan berisi visi dan misi kepala
daerah, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan jangka menengah Dinas Kesehatan
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Natuna.
Bab V Rencana program kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan
indikatif berisi tabel rencana program kegiatan, indikator kinerja, kelompok
sasaran dan pendanaan indikatif.
Bab VI Indikator kinerja Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana Kabupaten Natuna yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD.
Bab VII Penutup berisi pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan.
Lampiran
Page | 6
BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN DAN PENGENDALIAN PENDUDUK KELUARGA
BERENCANA KAB. NATUNA
2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk
Keluarga Berencana Kab. Natuna
2.1.1 Tugas Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kab.
Natuna.
Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kab. Natuna
mempunyai tugas melaksanakan kebijakan daerah di bidang kesehatan pengendalian
penduduk keluarga berencana dengan merumuskan kegiatan secretariat, bidang
pelayanan dan sumber daya kesehatan, bidang kesehatan masyarakat, bidang
pencegahan dan pengendalian penyakit serta bidang pengendalian penduduk keluarga
berencana agar dapat melaksanakan kegiatan di Bidang Kesehatan dan Pengendalian
Penduduk Keluarga Berencana.
2.1.2 Fungsi Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kab.
Natuna.
Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kab. Natuna dalam
melaksanakan tugas menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
a. Penyusunan rencana strategis dinas berdasarkan rencana strategis pemerintah
daerah;
b. Perumusan kebijakan teknis dibidang kesehatan sesuai rencana strategis dinas
c. Pelaksanaan dan koordinas kegiatan dinas
d. Pembinaan dan penyelenggaraan serta koordinasi bidang kesehatan masyarakat
e. Pembinaan dan penyelenggaraan serta koordinasi bidang pencegahan dan
pengendalian penyakit.
f. Pembinaan dan pengembangan serta koordinasi bidang pelayanan dan sumber daya
manusia kesehatan
g. Pembinaan dan penyelenggaraan serta koordinasi bidang pengendalian penduduk
keluarga berencana
h. Pembinaan dann penyelenggaraan serta koordinasi pembinaan jabatan fungsional
i. Pembinaan unit pelaksana teknis (UPT) Dinas Kesehatan dan Pengendalian
Penduduk Keluarga Berencana;
j. Pelaksaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Bupati;
Page | 7
2.1.3 Tugas Pokok, Fungsi Bidang Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk
Keluarga Berencana Kab. Natuna
Dalam melaksanakan tugasnya, organisasi Dinas Kesehatan dan Pengendalian
Penduduk Keluarga Berencana Kab. Natuna terdiri dari Sekretariat, Bidang Kesehatan
Masyarakat, Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Bidang Pelayanan Sumber
Daya Kesehatan dan Bidang Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana. Adapaun
tugas pokok dan fungsi bidang dijabarkan sebagai berikut :
1) Sekretariat
- Tugas : Menyusun, merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengevaluasi
kebijakan urusan perencanaan, pelaporan, keuangan, kepegawaian,
ketatausahaan, kearsipan, perlengkapan, urusan rumah tangga, kehumasan dan
keprotokalan, serta mengkoordinasikan tugas Kepala Dinas.
- Fungsi :
a. Penyusunan kebijakan teknis di bidang urusan sekretariat;
b. Penyelenggaraan urusan perencanaan, pelaporan, keuangan, kepegawaian,
ketatausahaan, kearsipan, perlengkapan, urusan rumah tangga, kehumasan
dan keprotokalan.
c. Pembinaan, fasilitasi dan pelaksanaan tugas perencanaan, pelaporan,
keuangan, kepegawaian, ketatausahaan, kearsipan, perlengkapan, urusan
rumah tangga, kehumasan dan keprotokolan;
d. Pelaksanaan pengendalian, pemantauan dan evaluasi kegiatan perencanaan,
pelaporan, keuangan, kepegawaian, ketatausahaan, kearsipan, perlengkapan,
urusan rumah tangga, kehumasan dan keprotokolan;
e. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas.
2) Bidang Kesehatan Masyarakat
- Tugas : Melaksanakan kebijakan daerah, memimpin, merencanakan,
membimbing, mengawasi, mengkoordinasi, mengevaluasi dan memberikan
petunjuk bagi pelaksanaan kegiatan di bidang kesehatan masyarakat
- Fungsi :
a. Penyusunan rencana program dan kegiatan sesuai dengan bidang tugasnya;
b. Penyusunan bahan rumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan keluarga,
gizi, dan promosi kesehatan;
c. Pengkoordinasian pelaksanaan program dan kegiatan di bidang kesehatan
keluarga, gizi dan promosi kesehatan;
d. Pengelolaan data kesehatan keluarga, gizi, dan promosi kesehatan;
e. Penyelenggaraan kegiatan kesehatan keluarga, gizi, dan promosi kesehatan;
Page | 8
f. Pembinaan kegiatan kesehatan keluarga, gizi dan promosi kesehatan;
g. Pengendalian kegiatan kesehatan keluarga, gizi dan promosi kesehatan
h. Pelaporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan kesehatan keluarga, gizi dan
promosi kesehatan;
i. Pelaksanaan tugas lain sesuai tugas dan fungsinya.
3) Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
- Tugas : Membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan pembinaan, koordinasi,
dan evaluasi pelaksanaan tugas di bidang pencegahan dan pengendalian
penyakit yang meliputi surveilans dan imunisasi, pencegahan, pengendalian dan
pemberantasan penyakit menular dan pengendalian penyakit tidak menular
serta kesehatan jiwa.
- Fungsi :
a. Penyusunan rencana program dan kegiatan sesuai dengan bidang tugasnya;
b. Penyiapan bahan rumusan kebijakan teknis di bidang pencegahan dan
pengendalian penyakit yang meliputi surveilans dan imunisasi, pencegahan,
pengendalian dan pemberantasan penyakit menular dan pengendalian
penyakit tidak menular serta kesehatan jiwa;
c. Penyiapan pelaksanaan program dan kegiatan di bidang pencegahan dan
pengendalian penyakit yang meliputi surveilans dan imunisasi, pencegahan,
pengendalian dan pemberantasan penyakit menular serta kesehatan jiwa;
d. Penyiapan data dan bahan di bidang pencegahan dan pengendalian penyakit
meliputi surveilans dan imunisasi, pencegahan, pengendalian dan
pemberantasan penyakit menular dan pengendalian penyakit tidak menular
serta kesehatan jiwa;
e. Pengelolaan urusan kegiatan pencegahan dan pengendalian penyakit
meliputi surveilans dan imunisasi, pencegahan, pengendalian dan
pemberantasan penyakit menular dan pengendalian penyakit tidak menular
serta kesehatan jiwa.
f. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas.
4) Bidang Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan
- Tugas : Membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan pembinaan, koordinasi
dan evaluasi pelaksanaan tugas di bidang kesehatan dasar, kesehatan rujukan,
jaminan kesehatan, farmasi dan alat kesehatan serta Sumber Daya Kesehatan.
- Fungsi :
Page | 9
a. Menyusun program kerja bidang pelayanan kesehatan sebagai penjabaran
lebih lanjut dari rencana strategis Dinas Kesehatan dan Pengendalian
Penduduk Keluarga Berencana Kab. Natuna agar dapat dignakan sebagai
acuan kerja.
b. Menjabarkan perintah atasan yang berupa disposisi maupun petunjuk lisan
guna tindak lanjut penyelesaiannya.
c. Mendistribusikan pekerjaan staf bawahan sesuai bidang tugasnya agar bisa
diselesaikan secara cepat, tepat dan akurat.
d. Memberikan petunjuk dan arahan kepada bawahan sesuai dengan bidang
pekerjaannya yang menjadi tanggung jawab;
e. Memeriksa hasil kerja bawahan melalui pemantauan pelaksanaan kerja agar
diketahui tingkat pemahaman dan kedisiplinan;
f. Melakukan koordinasi dengan unit kerja dan lembaga lain, konsultasi ke
atasan, minta masukan kepada bawahan guna mendapatkan bahan
penyelesaian tugas yang menjadi tanggung jawabnya;
g. Merumuskan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan bidang pelayanan
kesehatan dan sumber daya kesehatan secara rinci dan jelas guna
memudahkan operasional dan penyelenggaraan lebih lanjut;
h. Menyiapkan bahan guna penyusunan kebijakan pemerintah daerah yang
berupa peraturan daerah, peraturan bupati, keputusan bupati dan keputusan
kepala Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana
Kab. Natuna sesuai kewenangan dan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku;
i. Penyusunan bahan rumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan dasar,
kesehatan rujukan, jaminan kesehatan, farmasi dan alat kesehatan serta
sumber daya kesehatan;
j. Pengkoordinasian pelaksanaan program di bidang kesehatan dasar,
kesehatan rujukan, jaminan kesehatan, farmasi dan alat kesehatan serta
sumber daya kesehatan;
k. Penyelenggaraan kegiatan kesehatan dasar, kesehatan rujukan, jaminan
kesehatan, farmasi dan alat kesehatan serta sumber daya kesehatan;
l. Pembinaan kegiatan kesehatan dasar, kesehatan rujukan, jaminan kesehatan,
farmasi dan alat kesehatan serta sumber daya kesehatan;
m. Pengendalian kegiatan kesehatan dasar, kesehatan rujukan, jaminan
kesehatan, farmasi dan alat kesehatan serta sumber daya kesehatan;
n. Mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas kegiatan bidang pelayanan
kesehatan sumber daya kesehatan secara lisan maupun tertulis kepada
Page | 10
kepala Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana
Kab. Natuna melalui Sekretaris;
o. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan langsung berkaitan dengan
tugas dan fungsi organisasi guna mendukung kinerja organisasi.
5) Bidang Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana
- Tugas : Melaksanakan penyusunan, perencanaan, fasilitasi, pemantauan dan
pengawasan terhadap pelayanan keluarga berencana, alat kontrasepsi,
pendayagunaan penyuluh keluarga berencana/petugas lapangan keluarga
berencana, kesetaraan keluarga, advokasi, pergerakan, perencanaan, perkiraan,
pengendalian penduduk dan pendataan keluarga lingkup Kabupaten Natuna.
- Fungsi :
a. Penyusunan rencana program dan kegiatan sesuai dengan bidang tugasnya;
b. Penyiapan bahan rumusan kebijakan teknis di bidang pengendalian
penduduk keluarga berencana yang meliputi pelayanan Keluarga Berencana
dan Alat Kontrasepsi, Pendayagunaan PKB/PLKB, Pembinaan Kesetaraan
Keluarga, Advokasi dan pergerakan dan perencanaan, perkiraan,
pengendalian penduduk serta pendataan keluarga;
c. Penyiapan pelaksanaan program dan kegiatan di bidang pengendalian
penduduk keluarga berencana yang meliputi pelayanan Keluarga Berencana
dan Alat Kontrasepsi, Pendayagunaan PKB/PLKB, Pembinaan Kesetaraan
Keluarga, Advokasi dan pergerakan dan perencanaan, perkiraan,
pengendalian penduduk serta pendataan keluarga;
d. Penyiapan data dan bahan di bidang pengendalian penduduk keluarga
berencana yang meliputi pelayanan Keluarga Berencana dan Alat
Kontrasepsi, Pendayagunaan PKB/PLKB, Pembinaan Kesetaraan Keluarga,
Advokasi dan pergerakan dan perencanaan, perkiraan, pengendalian
penduduk serta pendataan keluarga;
e. Pengelolaan urusan kegiatan pengendalian penduduk keluarga berencana
yang meliputi pelayanan keluarga berencana dan alat kontrasepsi,
pendayagunaan PKB/PLKB, Pembinaan Kesetaraan Keluarga, Perkiraan,
Pengendalian Penduduk serta Pendataan Keluarga;
f. Pembinaan kegiatan pengendalian penduduk keluarga berencana yang
meliputi pelayanan keluarga berencana dan alat kontrasepsi, pendayagunaan
PKB/PLKB, pembinaan kesetaraan keluarga, advokasi dan pergerakan dan
perencanaan, perkiraan, pengendalian penduduk serta pendataan keluarga;
Page | 11
g. Pelaporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan di bidang pengendalian
penduduk keluarga berencana yang meliputi pelayanan keluarga berencana
dan alat kontrasepsi, pendayagunaan PKB/PLKB, pembinaan kesetaraan
keluarga, advokasi dan pergerakan dan perencanaan, perkiraan,
pengendalian penduduk serta pendataan keluarga;
h. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas.
2.1.4 Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Natuna Nomor 6 Tahun 2016 Tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) Dinas di Lingkungan Pemerintah Kabupaten
Natuna, Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna adalah sebagai berikut :
Page | 12
Gambar 2.1. SOTK Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna
Kepala Dinas Kesehatan
Sekretaris
Sub Bagian Keuangan Sub Bagian Kepegawaian Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan
Bid. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Bid. Pelayanan Sumber Daya Kesehatan
Bid. Pengandalian Penduduk dan KB
Seksi Surveilans dan Imunusasi
Seksi Pencegahan, Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Menulat
Seski Pelayanan Kesehatan dan Jaminan Kesehatan
Seski Kefarmasian dan Alkes
Seksi Pelayanan KB dan Alat Kontrasepsi
Seski Pendayagunaan PKB/PLKB, Pembinaan kesetaraan keluarga dan
Advokasi dan pergerakan
Kelompok Jabatan Fungsional
UPTD
Seksi Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan
Jiwa
Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan
Seksi Perencanaan, Perkiraan, pengendalian penduduk dan
pendataan keluarga
Bid. Kesehatan Masyarakat
Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi
Seksi Promosi Kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat
Seksi Kesehatan Lingkungan,
Kesehatan Kerja dan Olah Raga
Page | 13
2.2 Sumber Daya Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kab.
Natuna
2.2.1 Sumber Daya Manusia
Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kab. Natuna memiliki
sumber daya manusia yang terdiri dari ….. PNS dan ….. Non PNS, untuk lebih rinci dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.1
Jumlah Pegawai PNS Dinas Kesehatan Kab. Natuna berdasarkan Jabatan dan Golongan tahun 2015
No Jabatan Golongan
I II III IV L P L P L P L P
1. Eselon II - - - - - - - - 2. Eselon III - - - - 3 2 - - 3. Eselon IV 10 5 4. Staf PNS 8 7 9 17
Jumlah 15 46
Tabel 2.2
Jumlah Pegawai Non PNS berdasarkan lokasi bertugas di Lingkungan Dinas Kesehatan Kab. Natuna Tahun 2015
No Tempat bertugas
Jumlah
L P Total
1. Bidang Kesehatan Masyarakat
2 4 6
2. Bidang Pencegahan dan pengendalian penyakit
2 - 2
3. Bidang Pelayanan Sumber Daya Kesehatan
2 3 5
4. Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
3 3 6
5. UPTD Puskesmas 113 244 357 6. UPTD Instalasi Farmasi 5 - 5 7. UPTD Jamkesda - 1 1
Jumlah 127 255 382
Page | 14
Tabel 2.3
Sumber Daya Manusia (SDM) Dinas Kesehatan Kab. Natuna berdasarkan Tingkat Pendidikan tahun 2015
No Tingkat Pendidikan
Jumlah
L P Total
1. Pasca sarjana /S2 3 2 5 2. Sarjana/S1/DIV 15 29 44 3. Diploma /DIII 10 13 23 4. SMU 13 8 21 5. SMP - - -
Jumlah 41 52 93
Tabel 2.4
Sumber Daya Manusia (SDM) Dinas Kesehatan Kab. Natuna berdasarkan diklat penjenjangan tahun 2015
No Diklat Penjenjangan
Jumlah
L P Total
1. PIM III 1 1 2 2. PIM IV 6 8 14
Jumlah 7 9 16
2.2.2 Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Keluarga Berencana
Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatau tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun
rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat.
Jumlah fasilitas pelayanan kesehatan yang berada di Kabupaten Natuna dapat dilihat
pada tabel berikut;
Tabel 2.5
Jumlah Fasilitas pelayanan kesehatan berdasarkan jenis di Kabupaten Natuna Tahun 2015
No Jenis Fasilitas Pelayanan Kesehatan Jumlah 1. Rumah Sakit 1 2. Puskesmas 13 3. Pustu 43 4. Polindes 19 5. Poskesdes 22 6. Posyandu 117 7. Apotek 5 8. Toko Obat 5 9. Klinik /balai pengobatan 4
Page | 15
2.3 Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana
Kab. Natuna
2.3.1 Kinerja Umum Secara umum kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna berkaitan dengan
tugas dan fungsi sebagai Perumusan kebijakan teknis; Penyelenggaraan urusan
pemerintahan dan pelayanan umum kesehatan; Melaksanakan teknis administratif
meliputi administrasi umum, kepegawaian, keuangan, sarana dan prasarana, dan
administrasi perlengkapan; Perencanaan dan pelaksanaan informasi kesehatan serta
penanganan kesehatan masyarakat; Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar dan
pelayanan kesehatan rujukan; Pembinaan teknis unit kerja dinas dan unit pelaksana
teknis dinas serta tenaga fungsional; Pembinaan kesehatan keluarga dan kesehatan
lingkungan serta pengendalian dan pemberantasan penyakit; Pengawasan obat dan
makanan; Pemberian ijin pelayanan bidang kesehatan; Pembinaan, pengendalian dan
pengawasan bidang kesehatan; Evaluasi dan pelaporan serta penyelenggaraan
ketatausahaan; Pengkoordinasian lintas sektor.
2.3.2 Kinerja Khusus
Tujuan pembangunan nasional salah satunya adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat serta menciptakan derajat kesehatan masyarakat yang
optimal, sehingga diperlukan langkah-langkah yang kongkrit untuk mencapai tujuan
tersebut.
Di bidang kesehatan langkah-langkah kongkrit tersebut tercermin didalam
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741/MENKES/PER/VII/2008 tentang standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota, sebagai pedoman dalam
penilaian kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Serta Instruksi Presiden Nomor 3
tahun 2010 tentang program pembangunan yang berkeadilan serta peta jalan
percepatan pembangunan Millenium di Indonesia.
Pencapaian target pembangunan kesehatan memberikan kontribusi terhadap
pembangunan manusia (Human depelopmen Indeks) di Kabupaten Natuna, dan tujuan
pembangunan millennium (Millenium Developmen Goals), dengan karakter geografis
yang merupakan daerah kepulauan yang mana wilayahnya terdiri dari ratusan pulau
yang terpisah-pisah oleh laut, sehingga pembangunan kesehatan di Kabupaten Natuna
mempunyai tantangan yang sangat berat baik dari segi aksesibiltas pelayanan kesehatan
maupun dari segi penyediaan SDM kesehatan yang mampu mengoptimalkan
pemberdayaan masyarakat demi terwujudnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat sebagai bentuk pencapaian kinerja
yang berkaitan dengan bidang kesehatan dapat dilihat dari Angka Kematian Ibu, Angka
Page | 16
Kematian bayi, serta prevalensi gizi buruk pada balita, Persentase BBLR serta prevalensi
penyakit menular dan tidak menular. Capaian kinerja pembangunan kesehatan di
Kabupaten Natuna dalam kurun waktu 5 (Lima) tahun dapat digambarkan pada tabel 2.6
Page | 17
Tabel 2.6 Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna tahun 2011-2015
No
Indikator Sesuai Tugas dan Fungsi
SKPD
Target SPM
Target IKK
Target Renstra Tahun Ke-
Realisasi Capaian Tahun Ke-
Rasio Capaian Tahun Ke-
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
(1) (2) (3) (4) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
1. Umur Harapan Hidup (UHH)
70 68.4 68.57 68.8 68.8 68.8 68.4 68.57 68.8 68.8 68.8 100 100 100 100 93.0
2. Prevalensi HIV/AIDS
<0.01 <0.01 <0.01 <0.01 <0.01 <0.01 <0.01 0.01 0.01 0.01 0.02 0.03 100 100 100 100 -300
3. Tingkat Kematian Akibat Malaria
0.95 0.95 0.95 0.95 0.95 0.95 00 00 00 00 00 100 100 100 100 100
4. Angka kejadian malaria per 1.000 penduduk
<1 3 2 1 1 <1 0.43 0.11 0.29 0.09 0 185 194.5 77 191 200
5. Proporsi anak balita yang tidur dengan kelambu berinsektisida
24.33 24.33 24.33 24.33 24.33 70 24.33 40.8 40.75 24.33 55.06 100 167.7 167.4 100 78.7
6. Tingkat prevalensi TB per 100.000 penduduk
39.30 40.20 39.30 39.30 39.30 39.30 39.30 64.66 28.58 40.25 55.01 100 164.52 71.24 103.9 139.97
Page | 18
No
Indikator Sesuai Tugas dan Fungsi
SKPD
Target SPM
Target IKK
Target Renstra Tahun Ke-
Realisasi Capaian Tahun Ke-
Rasio Capaian Tahun Ke-
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
(1) (2) (3) (4) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
7. Proporsi kasus TB yang diobati dan sembuh dalam program DOTS (cure rate)
85 60 65 70 75 85 64 93.3 94.12 69.23 41.30 106 93.3 134.45 92.30 48.58
8. Persentase Desa/Kelurahan mengalami KLB yang ditangani 24 jam
100 100 100 100 100 100 - - - - - 100 100 100 100 100
9. Persentase cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
85 40 60 65 70 85 36.9 52.6 33 71.05 84.21 92.5 87.71 51 101.5 99.07
10. Persentase anak usia 1 tahun yang diimunisasi campak
100 80 85 90 95 100 91.1 93.28 71.53 96.01 78.40 113.86 109.7 71.53 71.5 101
11. Persentase calon jamaah haji yang
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Page | 19
No
Indikator Sesuai Tugas dan Fungsi
SKPD
Target SPM
Target IKK
Target Renstra Tahun Ke-
Realisasi Capaian Tahun Ke-
Rasio Capaian Tahun Ke-
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
(1) (2) (3) (4) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) diimunisasi
12. Prevalensi balita dengan berat badan lahir Rendah/BBLR
9.8 13.5 11.68 10.5 10.00 9.8 1.9 2.5 2.2 2.23 6.90 185.7 178.8 179 131 165.4
13. Prevalensi Balita gizi Buruk
3.60 0.50 0.35 0.20 0.15 0.10 4.4 0.4 0.47 0.45 0.33 101.7 189.8 191 189.6 190.3
14. Prevalensi balita gizi kurang
11.9 2.30 2.28 2.25 2.10 2.00 19.9 12,5 5.56 5.54 5.38 100.35 124.6 166 155.7 154.6
15. Angka Kematian Balita (AKBA)/1.000 KH
4.5 6.5 6.0 5,5 5.0 4.5 5,7 13,2 12.03 16.91 14.05 85.29 -90.4 162 150.2 -220
16. Angka Kematian bayi (AKB)/1.000 KH
3.00 6.02 5.03 4.05 3.50 3.00 5,7 11,8 10.76 16.24 13.31 85.29 -90.4 154 135.0 -170
17. Angka Kematian Neonatal/1.000 KH
3.00 7.00 6.00 5,00 4,00 3,00 5.77 11.76 8.86 12.86 11.09 85.29 -90.4 -90.5 -228.6 -170.6
Page | 20
No
Indikator Sesuai Tugas dan Fungsi
SKPD
Target SPM
Target IKK
Target Renstra Tahun Ke-
Realisasi Capaian Tahun Ke-
Rasio Capaian Tahun Ke-
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
(1) (2) (3) (4) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
18. Angka Kematian Ibu/100.000 KH
102 450 400 350 300 102 320,5 514,7 126.58 67.66 73.96 119.87 52.94 152 172.9 163.5
19. Proporsi Kelahiran yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih
100 85 90 92,50 95 100 91,8 76,5 80.91 87.46 84.9 108.7 84.98 94 92.06 84.9
20. Cakupan kunjungan ibu hamil ke 1 (K1)
85 90 92 95 95 100 81,5 85.03 91.09 90.5 117.65 90.55 91.76 95.88 98.5
21. Cakupan Kunjungan ibu hamil ke 4 (K4)
80 85 90 92 95 85,8 62,3 80.78 87.89 84.64 107.2 62.30 70.75 95.53
22. Meningkatnya cakupan rumah tangga yang ber PHBS
45 50 70 75 85 20.7 15,4 20.49 20.51 19.20 50.68 30.82 22.86 27.34 22.8
23. Meningkatnya cakupan desa siaga aktif
60 65 70 75 80 96.05 96.05 98.68 98.68 98.68 96.05 96.05 98.68 98.68 98.68
Page | 21
No
Indikator Sesuai Tugas dan Fungsi
SKPD
Target SPM
Target IKK
Target Renstra Tahun Ke-
Realisasi Capaian Tahun Ke-
Rasio Capaian Tahun Ke-
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
(1) (2) (3) (4) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
24. Meningkatnya cakupan desa ber STBM
0 1.3 2.6 3.9 3.9 0 0 0 1.32 0 0 0 0 160.3 33.8
25. Meningkatnya jumlah penduduk yang memiliki jaminan kesehatan
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
26. Terlaksananya pelayanan kesehatan dasar dan rujukan
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
27. Meningkatnya ketersediaan obat-obatan sesuai dengan kebutuhan
100 60 70 80 90 100 60 70 80 85 85 100 100 100 85 85
28. Tersedianya Alat kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan dasar
100 60 70 80 90 100 50 60 70 75 85 84 86 94 84 85
29. Meningkatnya cakupan
95 80 85 90 95 95 75 80 85 90 90 94 95 95 95 95
Page | 22
No
Indikator Sesuai Tugas dan Fungsi
SKPD
Target SPM
Target IKK
Target Renstra Tahun Ke-
Realisasi Capaian Tahun Ke-
Rasio Capaian Tahun Ke-
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
(1) (2) (3) (4) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) pengawasan pangan dan bahan berbahaya serta obat-obatan yang beredar di masyarakat.
30. Meningkatnya ketersediaan dan kualitas pelayanan administrasi perkantoran
90 80 90 90 90 90 80 85 85 85 85 100 95 95 95 95
31. Meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana kerja
100 90 90 100 100 100 85
32. Meningkatnya kualitas SDM aparatur
100 90 90 100 100 100 85
33. Meningkatnya kualitas perencanaan, pengendalian, pelaporan dan evaluasi
100 90 90 100 100 100 90 90 100 100 100 100 100 100 100 100
Page | 23
No
Indikator Sesuai Tugas dan Fungsi
SKPD
Target SPM
Target IKK
Target Renstra Tahun Ke-
Realisasi Capaian Tahun Ke-
Rasio Capaian Tahun Ke-
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
(1) (2) (3) (4) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) program, kegiatan dan keuangan Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kab. Natuna
34. Meningkatnya ketersediaan sistem informasi kesehatan berbasis IT
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
35. Ketersediaan sistem kesehatan daerah
100 - - 80 90 100 - - - - - - - - - -
Page | 24
A. Kesehatan Ibu
AKI merupakan salah satu indikator yang peka terhadap kualitas dan aksesibilitas
fasilitas pelayanan kesehatan. Pada tahun 2015, AKI (yang berkaitan dengan
kehamilan, persalinan dan nifas) sebesar 67,52 per 100.000 kelahiran hidup. Angka
ini turun dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar 126,58 per 100.000 kelahiran
hidup. Tren mengenai AKI di Kabupaten Natuna dari tahun 2011 hingga 2015 dapat
dilihat dari Gambar 2.2 berikut.
Gambar 2.2 Angka Kematian Ibu Tahun 2011-2015
Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga, Dinkes Kab. Natuna, 2015
Dari gambar 2.2 tersebut dapat dilihat bahwa AKI di Kabupaten Natuna sejak
tahun 2011 hingga 2015 mengalami fluktuatif. AKI di Kabupaten Natuna mengalami
kenaikan dari tahun 2011 hingga 2013 dan menurun secara signifikan dari tahun 2013
sebesar 514,71 per 100.000 kelahiran hidup hingga tahun 2015 sebesar 67,66 per
100.000 kelahiran hidup. Permasalahan kematian ibu hamil di Kabupaten Natuna adalah
rendahnya pemahaman masyarakat mengenai kesehatan ibu hamil yang ditandai dengan
rendahnya kunjungan ibu hamil (K4) yaitu 87,89 % pada tahun 2015, serta rendahnya
kualitas SDM yang ada, disamping itu kerjasama lintas sektor dalam pembangunan
kesehatan juga belum berjalan optimal sehingga permasalahan kesehatan masih
dianggap sebagai permasalahan petugas kesehatan.
Penyebab kematian ibu di Kabupaten Natuna tahun 2015 yaitu pendarahan
(Post Partum). Diperkirakan 20% dari kehamilan akan mengalami komplikasi. Sebagian
komplikasi ini dapat mengancam jiwa, tetapi sebagian besar komplikasi dapat dicegah
dan ditangani bila ibu segera mencari pertolongan ke tenaga kesehatan, tenaga
kesehatan melakukan prosedur penanganan yang sesuai, tenaga kesehatan mampu
melakukan identifikasi dini komplikasi, apabila komplikasi terjadi, tenaga kesehatan
2011 2012 2013 2014 2015
AKI 122.40 320.51 514.71 126.58 67.66
0
100
200
300
400
500
600
Pe
rse
nta
se
Page | 25
dapat memberikan pertolongan pertama dan melakukan tindakan stabilisasi pasien
sebelum melakukan rujukan, proses rujukan efektif dan pelayanan di RS yang cepat dan
tepat guna.
Dilakukan kegiatan Audit Maternal Perinatal (AMP), yang merupakan upaya
dalam penilaian pelaksanaan serta peningkatan mutu pelayanan kesehatan ibu dan bayi
baru lahir. Kegiatan ini dilakukan melalui pembahasan kasus kematian ibu atau bayi
baru lahir sejak dilevel fasilitas pelayanan kesehatan. Salah satu hasil kajian yang
didapat dari AMP adalah kendala yang timbul dalam upaya penyelamatan ibu pada saat
terjadi kegawatdaruratan maternal dan bayi baru lahir. Kajian tersebut juga
menghasilkan rekomendasi intervensi dalam upaya peningkatan mutu pelayanan
kesehatan ibu dan bayi di masa mendatang
Program yang ditujukan untuk mengatasi masalah kematian ibu adalah kelas ibu,
kemitraan bidan dan dukun serta sweeping resiko tinggi pada ibu hamil. Sehingga
dengan menurunkan angka kematian ibu di 13 wilayah kerja puskesmas tersebut
diharapkan akan dapat menurunkan angka kematian ibu di Kabupaten Natuna secara
signifikan.
Selain itu, pemerintah bersama masyarakat juga bertanggung jawab untuk
menjamin setiap ibu memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas,
mulai dari saat hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih, perawatan
pasca persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan rujukan jika terjadi
komplikasi, memperoleh cuti hamil dan melahirkan, serta akses terhadap keluarga
berencana. Upaya pelayanan kesehatan ibu meliputi pelayanan kesehatan ibu hamil,
pelayanan kesehatan ibu bersalin, pelayanan kesehatan ibu nifas,
pelayanan/penanganan komplikasi kebidanan dan pelayanan kontrasepsi
Capaian pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dinilai dengan menggunakan
indikator cakupan K1 dan K4. Cakupan K1 adalah jumlah ibu hamil yang telah
memperoleh pelayanan antenatal pertama kali oleh tenaga kesehatan dibandingkan
jumlah sasaran ibu hamil disatu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun. Sedangkan
cakupan K4 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai
dengan standar paling sedikit empat kali sesuai jadwal yang dianjurkan dibandingkan
jumlah sasaran ibu hamil disatu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun. Indikator
tersebut memperlihatkan akses pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil dan tingkat
kepatuhan ibu hamil dalam memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan.
Gambar kecenderungan cakupan K1 dan K4 sejak tahun 2011 hingga tahun 2015
dapat dilihat pada gambar 2.3.
Page | 26
GAMBAR 2.3 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL K1 DAN K4 DI KABUPATEN
NATUNA TAHUN 2011 – 2015
Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga, Dinkes Kab. Natuna, 2015
Pada Gambar 2.3 terlihat bahwa secara umum cakupan pelayanan kesehatan ibu
hamil K1 dan K4 mengalami kenaikan pada tahun 2013 hingga 2015. Cakupan K1
dan K4 yang secara umum mengalami kenaikan tersebut menunjukkan semakin
baiknya akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan ibu hamil yang diberikan
oleh tenaga kesehatan. Cakupan K1dan K4 mengalami peningkatan pada tiga tahun
terakhir.
Upaya kesehatan ibu bersalin dilaksanakan dalam rangka mendorong agar
setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih yaitu dokter spesialis
kebidanan dan kandungan (SpOG), dokter umum, dan bidan serta diupayakan
dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan. Pertolongan persalinan adalah proses
pelayanan persalinan yang dimulai pada kala I sampai dengan kala IV persalinan.
Pencapaian upaya kesehatan ibu bersalin diukur melalui indikator persentase
persalinan ditolong tenaga kesehatan terlatih (Cakupan Pn). Indikator ini
memperlihatkan tingkat kemampuan pemerintah dalam menyediakan pelayanan
persalinan berkualitas yang dtolong oleh tenaga kesehatan terlatih.
Dari Gambar 2.4 dapat diketahui bahwa secara umum cakupan pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Natuna mengalami kenaikan dari
tahun 2013 (76,49%) hingga tahun 2015 (90,12%). Pada tahun 2015 kecamatan
dengan cakupan tertinggi yaitu kecamatan Bunguran Tengah (100%). Sedangkan
kecamatan dengan cakupan terendah yaitu Kecamatan Serasan Timur (71,88%).
2011 2012 2013 2014 2015
K1 89.40 100.06 81.50 85.03 94.05
K4 70.88 85.81 62.30 80.78 90.81
0
20
40
60
80
100
120
Pe
rse
nta
se
Page | 27
GAMBAR 2.4 CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN DI
KABUPATEN NATUNA TAHUN 2011 – 2015
Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga, Dinkes Kab. Natuna, 2015
Nifas adalah periode mulai dari enam jam sampai dengan 42 hari pasca
persalinan. Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan pada ibu nifas
sesuai standar, yang dilakukan sekurang-kurangnya tiga kali sesuai jadwal yang
dianjurkan, yaitu pada enam jam sampai dengan tiga hari pasca persalinan, pada hari
keempat sampai dengan hari ke-28 pasca persalinan, dan pada hari ke-29 sampai
dengan hari ke-42 pasca persalinan.
Keberhasilan upaya kesehatan ibu nifas diukur melalui indikator cakupan
pelayanan kesehatan ibu nifas (cakupan KF3). Indikator ini menilai kemampuan
negara dalam menyediakan pelayanan kesehatan ibu nifas yang berkualitas sesuai
standar.
GAMBAR 2.5 CAKUPAN KUNJUNGAN NIFAS (KF3) DI KABUPATEN NATUNA
TAHUN 2011 – 2015
Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga, Dinkes Kab. Natuna, 2015
2011 2012 2013 2014 2015
PERSALINAN DITOLONGNAKES
97.97 91.86 76.49 80.91 90.12
0
20
40
60
80
100
120
Pe
rse
nta
se
2011 2012 2013 2014 2015
KF3 72.68 60.58 48.42 75.66 86.34
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Pe
rse
nta
se
Page | 28
Dari Gambar 2.5 dapat dilihat bahwa capaian cakupan kunjungan nifas
(KF3) di Kabupaten Natuna dalam kurun waktu lima tahun terakhir secara
umum mengalami fluktuatif. Capaian indikator KF3 yang meningkat yaitu dari
tahun 2013 (48,42%) hingga tahun 2015 (86,34%) yang merupakan hasil dari
berbagai upaya yang dilakukan oleh Pemerintah dan masyarakat termasuk
sektor swasta. Selain itu, dengan diluncurkannya Bantuan Operasional Kesehatan
(BOK), puskesmas, poskesdes dan posyandu lebih terbantu dalam
mengintensifkan implementasi upaya kesehatan termasuk didalamnya
pelayanan kesehatan ibu nifas. Pelayanan kesehatan ibu nifas termasuk
diantaranya kegiatan sweeping atau kunjungan rumah bagi yang tidak datang ke
fasilitas pelayanan kesehatan.
Komplikasi kebidanan adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu
nifas dan atau janin dalam kandungan, baik langsung maupun tidak langsung,
termasuk penyakit menular dan tidak menular yang dapat mengancam jiwa ibu
dan atau janin. Pencegahan dan penanganan komplikasi kebidanan adalah
pelayanan kepada ibu dengan komplikasi kebidanan untuk mendapatkan
perlindungan dan penanganan definitif sesuai standar oleh tenaga kesehatan
kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan.
Indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan pencegahan dan
penanganan komplikasi kebidanan adalah cakupan penanganan komplikasi
kebidanan (cakupan PK). Indikator ini mengukur kemampuan negara dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara profesional kepada ibu (hamil,
bersalin, nifas) dengan komplikasi.
Capaian indikator penanganan komplikasi kebidanan di Kabupaten
Natuna dari tahun 2011 hingga tahun 2015 disajikan pada Gambar 2.6 berikut.
Page | 29
GAMBAR 2.6 CAKUPAN PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DI KABUPATEN
NATUNA TAHUN 2011 – 2015
Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga, Dinkes Kab. Natuna, 2015
Pada gambar tersebut dapat diketahui bahwa secara umum, cakupan
penanganan komplikasi kebidanan di Kabupaten Natuna selama kurun waktu
lima tahun terakhir cenderung meningkat kecuali pada tahun 2012 ke tahun
2013 mengalami penurunan secara signifikan.
B. Kesehatan Anak
Upaya pemeliharaan kesehatan anak ditujukan untuk mempersiapkan
generasi yang akan datang yang sehat, cerdas dan berkualitas serta untuk
menurunkan angka kematian anak. Upaya pemeliharaan kesehatan anak dilakukan
sejak janin masih dalam kandungan, dilahirkan, setelah dilahirkan dan sampai
berusia 18 (delapan belas) tahun.
Upaya kesehatan anak antara lain diharapkan mampu menurunkan angka
kematian anak. Indikator angka kematian yang berhubungan dengan anak yakni
Angka Kematian Neonatal (AKN), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian
Balita (AKBA). Perhatian terhadap upaya penurunan angka kematian neonatal (0-28
hari) menjadi penting karena kematian neonatal memberi kontribusi terhadap 59%
kematian bayi.
45.58
143.02
46.54
71.41 68.77
0
20
40
60
80
100
120
140
160
2011 2012 2013 2014 2015
Pe
rse
nta
se
Komplikasi Kebidanan
Page | 30
GAMBAR 2.7 TREN ANGKA KEMATIAN BAYI DAN BALITA
Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga Dinkes Kab. Natuna, 2015
Data dan informasi yang akan disajikan berikut ini menerangkan berbagai
indikator kesehatan anak yang meliputi prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR),
penanganan komplikasi neonatal, pelayanan kesehatan neonatal, pelayanan kesehatan
bayi, pemberian ASI ekslusif, pemberian vitamin A, penimbangan balita di posyandu,
imunisasi dasar, pelayanan kesehatan balita, pelayanan kesehatan pada siswa
SD/setingkat, pelayanan kesehatan peduli remaja, pelayanan kesehatan pada kasus
kekerasan anak dan pelayanan kesehatan anak terlantar dan anak jalanan di panti.
Capaian KN lengkap di Kabupaten Natuna pada tahun 2015 sebesar 92,03%.
Pada gambar diatas terlihat bahwa pencapaian indikator KN lengkap di Kabupaten
Natuna cukup baik yang dapat dilihat dari capaian yang cukup tinggi di sebagian besar
kecamatan, dimana capaian tertinggi terdapat di Kecamatan Bunguran Utara (97,50%).
Sedangkan kecamatan dengan capaian terendah yaitu Kecamatan Serasan Timur
(80,33%). Gambar berikut ini menampilkan cakupan KN lengkap dari tahun 2011
sampai dengan tahun 2015.
2011 2012 2013 2014 2015
AKB 7.34 5.77 11.76 10.76 16.21
AKBA 7.34 5.77 13.24 12.03 16.88
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
Page | 31
GAMBAR 2.8 CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL LENGKAP DI KABUPATEN NATUNA TAHUN 2011 – 2015
Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga Dinkes Kab. Natuna, 2015
Selama periode lima tahun terakhir cakupan KN lengkap menunjukkan
kecenderungan meningkat dari 57,53% pada tahun 2011 menjadi 92,03% pada tahun
2015. Informasi lebih lanjut mengenai kunjungan neonatal dapat dilihat pada Lampiran
Tabel 38.
Imunisasi
Pemberian imunisasi lengkap pada bayi bertujuan untuk mencegah penyakit
antara lain Tetanus Neonatrum penyakit yang menginfeksi bayi baru lair yang
salah satunya disebabkan oleh pemotongan tali pusat dengan alat yang tidak
steril. Penyakit Campak disebabkan oleh virus campak golongan
Paramixovirus. Penularan dapat terjadi melalui udara yang telah
terkontaminasi oleh droplet (ludah) orang yang telah terinfeksi. Difteri
disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheria yang menyerang sistem
pernapasan bagian atas, penyakit ini biasanya menyerang anak-anak usia 1 -10
tahun. Polio disebabkan oleh infeksi virus yang menyerang sistem syaraf
sehingga penderita mengalami kelumpuhan. penyakit ini pada umumnya
menyerang anak berusia 0-3 tahun, dan AFP merupakan kelumpuhan yang
sifatnya flaccid yang bersifat lunglai, lemas atau polio AFP adalah kasus lumpuh
layu akut yang diduga kasus polio sampai dibuktikan dengan pemeriksaan
2011 2012 2013 2014 2015
% KN3 57.53 82.95 59.04 82.73 92.03
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Pe
rse
nta
se
% KN3
Page | 32
laborarotium bukan kasus polio. Imunisasi Campak yang diberikan pada anak
yang berusia Sembilan bulan dengan persyaratan imunisasi Hb0, BCG dan
DFT+Polio sudah diberikan.
Desa UCI (Universal Child Immunization) adalah desa yang jumlah bayinya
minimal 80% diberikan imunisasi dasar. capaian desa UCI dan Capaian
Pemberian Imunisasi Campak pada bayi di Kabupaten Natuna selama lima tahun
dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 2.9 Cakupan Desa/Kel UCI dan pemberian imunisasi campak pada bayi
di Kab. Natuna Tahun 2012-2016
Grafik diatas menggambarkan cakupan Desa/Kelurahan UCI di Kabupaten
Natuna cenderung meningkat dari tahun 2012 sebesar 36.99% menjadi
84.21% pada tahun 2016 akan tetapi meskipun terjadi peningkatan namun
angka tersebut belum mencapai target yang telah ditentukan yaitu 85%.
Begitupun dengan cakupan pemberian imunisasi campak pada tahun 2015
sudah mencapai target namun tahun 2016 mengalami penurunan yaitu 79.8%
dan angka tersebut jauh dibawah target yang telah ditentukan yaitu 100%, jika
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya cakupan sudah melebihi target
yang telah ditentukan.
Terjadinya penurunan capaian pemberian imunisasi campak pada bayi
dikarenakan dipengaruhi oleh adanya isu vaksin palsu pada tahun 2016
Page | 33
sehingga sebagian masyarakat tidak mau anaknya diimunisasi, meskipun di
kabupaten Natuna termasuk daerah yang bebas dari vaksin palsu karena
semua vaksin yang masuk ke Natuna merupakan vaksin yang didistribusikan
dari Kementrian Kesehatan melalui Dinas Kesehatan Provinsi. selain itu
adanya pemahaman sebagian masyarakat yang menganggap bahwa vaksin
imunisasi mengandung babi (Tidak Halal). Berbagai upaya yang telah
dilakukan untuk meningkatkan cakupan imunisasi tersebut antara lain
dilakukannya Sweaping Dropt Out Imunisasi di 15 kecamatan, serta sosialisasi
di posyandu dan masjid-mesjid tentang imunisasi namun upaya tersebut
belum mampu mengungkit angka capaian.
C. Angka Kesakitan
Tuberculosis
Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi
bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menyebar melalui droplet orang
yang telah terinfeksi basil tuberkulosis.
Beban penyakit yang disebabkan oleh tuberkulosis dapat diukur dengan Case
Notification Rate (CNR), prevalensi (didefinisikan sebagai jumlah kasus tuberkulosis
pada suatu titik waktu tertentu), dan mortalitas/kematian (didefinisikan sebagai
jumlah kematian akibat tuberkulosis dalam jangka waktu tertentu).
Pada tahun 2015 ditemukan jumlah kasus baru BTA+ sebanyak 30
kasus, meningkat bila dibandingkan kasus baru BTA+ yang ditemukan tahun
2014 yang sebesar 21 kasus. Jumlah kasus tertinggi yang dilaporkan terdapat
di Kecamatan Bunguran Timur dengan jumlah penduduk yang besar. Kasus
baru BTA+ di Kecamatan Bunguran Timur tersebut sebesar 50% dari jumlah
seluruh kasus baru di Kabupaten Natuna.
Menurut jenis kelamin, kasus BTA+ pada laki-laki lebih tinggi daripada
perempuan. Pada masing-masing kecamatan di Kabupaten Natuna sebagian
besar kasus BTA+ lebih banyak terjadi pada laki-laki dibandingkan
perempuan.
Angka notifikasi kasus adalah angka yang menunjukkan jumlah pasien
baru yang ditemukan dan tercatat diantara 100.000 penduduk di suatu
wilayah tertentu. Angka ini apabila dikumpulkan serial akan menggambarkan
kecenderungan penemuan kasus dari tahun ke tahun diwilayah tersebut.
Page | 34
Angka ini berguna untuk menunjukkan kecenderungan (trend) meningkat
atau menurunnya penemuan pasien pada wilayah tersebut.
Gambar 2.10 menunjukkan angka notifikasi kasus baru TB paru BTA+
dan angka notifikasi seluruh kasus TB per 100.000 penduduk dari tahun
2011-2015. Angka notifikasi kasus baru BTA+ pada tahun 2015 di Kabupaten
Natuna sebesar 40 per 100.000 penduduk, meningkat dibandingkan tahun
2014 yang sebesar 28,58 per 100.000 penduduk. Begitu juga dengan angka
notifikasi seluruh kasus TB per 100.000 penduduk yang meningkat
dibandingkan tahun sebelumnya menjadi 114 per 100.000 penduduk.
GAMBAR 2.10 ANGKA NOTIFIKASI KASUS BARU BTA+ DAN SELURUH KASUS
PER 100.000 PENDUDUK TAHUN 2011 – 2015
Sumber : Seksi P3, Dinkes Kab. Natuna, 2015
Salah satu upaya untuk mengendalikan TB yaitu dengan pengobatan.
Indikator yang digunakan sebagai evaluasi pengobatan yaitu angka keberhasilan
pengobatan (success rate). Angka keberhasilan pengobatan ini dibentuk dari
angka kesembuhan (cure rate) dan angka pengobatan lengkap. Berikut ini
digambarkan angka kesembuhan dan keberhasilan pengobatan tahun 2011-
2015.
39.26 38.91
64.66
87.11
114.00
36.45 35.26
63.44
28.58
40.00
0
20
40
60
80
100
120
2011 2012 2013 2014 2015
Pe
rse
nta
se
CNR SEMUA KASUS TB CNR KASUS BARU BTA+
Page | 35
GAMBAR 2.11
ANGKA KESEMBUHAN DAN KEBERHASILAN PENGOBATAN TB BTA+ DI KABUPATEN NATUNA TAHUN 2011 – 2015
Sumber : Seksi P3, Dinkes Kab. Natuna, 2015
Pada Gambar 2.11 terlihat menurun angka keberhasilan pengobatan
pada tahun 2015 dibandingkan 5 tahun sebelumnya. Pada tahun 2015 angka
keberhasilan pengobatan sebesar 69,23%. WHO menetapkan standar angka
keberhasilan pengobatan sebesar 85%. Dengan demikian pada tahun 2015, Kabupaten
Natuna tidak mencapai standar tersebut.
HIV & AIDS
HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi
Human Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh.
Infeksi tersebut menyebabkan penderita mengalami penurunan ketahanan tubuh
sehingga sangat mudah untuk terinfeksi berbagai macam penyakit lain.
Sebelum memasuki fase AIDS, penderita terlebih dulu dinyatakan sebagai
HIV positif. Jumlah HIV positif yang ada di masyarakat dapat diketahui melalui 3
metode, yaitu pada layanan Voluntary, Counseling and Testing (VCT), sero survey
dan survey terpadu biologis dan perilaku (STBP).
HIV/AIDS dapat ditularkan melalui beberapa cara penularan, yaitu
hubungan seksual lawan jenis (heteroseksual), hubungan sejenis
100.00 84.00
93.33 94.12
69.23 68.42
64.00 66.67
52.94
23.08
0.00
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
120.00
2011 2012 2013 2014 2015
Pe
rse
nta
se
ANGKA KEBERHASILAN PENGOBATAN ANGKA KESEMBUHAN
Page | 36
homoseksual/biseksual, penggunaan alat suntik secara bergantian, transfusi
darah dan penularan dari ibu ke anak. Pada tahun 2015 di Kabupaten Natuna
terdapat 11 kasus HIV dan 4 kasus AIDS.
MALARIA
Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Plasmodium
yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia, ditularkan
oleh nyamuk malaria (Anopheles) betina, dapat menyerang semua orang baik
laki-laki ataupun perempuan pada semua golongan umur dari bayi, anak-anak
dan orang dewasa.
Secara kabupaten angka kesakitan malaria selama tahun 2011-2015
cenderung menurun yaitu dari 1,67 per 1000 penduduk beresiko pada tahun
2011 menjadi 0,07 per 1000 penduduk beresiko pada tahun 2015. Penurunan
API tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini.
GAMBAR 2.12 ANGKA KESAKITAN MALARIA (ANNUAL PARACITE INCIDENCE/API)
PER 1.000 PENDUDUK BERESIKO TAHUN 2011 – 2015
Sumber : Seksi P3, Dinkes Kab. Natuna, 2015
2011 2012 2013 2014 2015
ANGKA KESAKITANMALARIA PER 100.000
PENDUDUK1.67 0.43 0.11 0.29 0.07
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1.6
1.8
Pe
rse
nta
se
Page | 37
D. Capaian Kinerja Pelayanan Keluarga Berencana
Tabel 2.7
Pencapaian kinerja bidang keluarga Berencana tahun 2010-2015
NO Indikator Kinerja
Sesuai Tugas dan Fungsi SKPD
SATUAN Realisasi Capaian Kinerja
2010 2011 2012 2013 2014 2015
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1. Rasio Akseptor KB Rasio - - 1 : 1,18 1 : 1,22 1 : 1,18 1 : 1,17
2. Cakupan Peserta KB Aktif Persentase - - 68,7 61,2 81,1 85,5
3. Keluarga Prasejahtera dan Keluarga Sejahtera KK - - -
707 & 19001
707 & 19694
707 & 19694
Program Keluarga Berencana di Kabupaten Natuna cukup berhasil dalam
meningkatkan pemakaian kontrasepsi, prevalensi kontrasepsi terus meningkat tahun
2015 tercatat pemakaian kontrasepsi (CPR) mencapai angka 85.49%, walaupun angka
prevalensi penggunaan kontrasepsi terus meningkat tidak berarti bahwa semua
pasangan usia subur (PUS) sudah terpenuhi kebutuhan ber-KB nya, sebesar 6.07%
(unmeet need).
Pelayanan Keluarga Berencana bisa didapatkan oleh masyarakat baik peserta
BPJS maupun non BPJS pada fasilitas kesehatan yang telah mampu memberikan
pelayanan baik di klinik pemerintah dan swasta, namun klinik yang banyak berperan
adalah klinik pemerintah. Pelayanan keluarga berencana yang baik tidak terlepas dari
dukungan dari berbagai aspek termasuk sumber daya yang dimiliki guna menunjang
keberhasilan program seperti, kemampuan tenaga pemberi pelayanan, jumlah fasilitas
pemberian
2.3.3 Analisis Pengelolaan Pendanaan SKPD
Dari segi pendanaan, pada Tabel 2.8 terlihat perbandingan antara pagu anggaran yang
tersedia dan realisasi anggaran bersumber APBD Dinas Kesehatan dan Pengendalian
Penduduk Keluarga Berencana Kab. Natuna Tahun 2011-2015. Anggaran Dinas
Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kab. Natuna pada tahun
2011-2015 bersifat fluktuatif namun terlihat tren penurunan, persentase tertinggi pagu
anggaran kesehatan terhadap total belanja APBD Kabupaten Natuna ada pada tahun…
Page | 38
Tabel 2.8 Pagu Anggaran Kesehatan di Kabupaten Natuna tahun 2011-2015
Tahun
APBD (Rp. Juta) Persentase Anggaran Kesehatan
Terhadap APBD (%)
Belanja Kesehatan Total Belanja APBD
Dinkes + Puskesmas
2011 64,771,605,111.00 1.528.858.449.00 4.50
2012 59,241,088,397.00 1.714.814.079.999 4.31
2013 49,104,118,624.00 1.530.439.419.190 3.97
2014 44,739,673,700.00 1.366.100.000.000 4.90
2015 27,499,279,861.00 1.213.086.335.119 4.22
jika dilihat dari pagu anggaran untuk dinas kesehatan tahun 2011-2015 cenderung
menurun, akan tetapi jika dilihat dari persentasenya terhadap total belanja APBD
Kabupaten bersifat fluktuatif. Tren pagu anggaran Dinas Kesehatan dan Pengendalian
Penduduk Keluarga Berencana Kab. Natuna Kabupaten Natuna selama lima tahun
terakhir dapat dilihat pada gambar berikut .
Gambar 2.13
1 2 3 4 5
Persentase AnggaranKesehatan Terhadap APBD
(%)4.5 4.31 3.97 4.9 4.22
0
1
2
3
4
5
6
Pe
rse
nta
se
Persentase Anggaran Kesehatan Terhadap APBD (%)
Page | 39
Tabel 2.7 Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Natuna
Uraian Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke-
Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahun ke-
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
Penyediaan jasa surat menyurat 15 16.5 16,5 16.5 9 15 16.03 16.4 16 8 Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik
45 50 50 50 55 45 47.8 48 47 53
Penyediaan jasa kebersihan Kantor
7,2 8 8 8 8 7 8 8 8 7
Penyediaan alat tulis kantor 45 50 50 50 50 45 50 50 50 50 Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
40,8 44 44 44 44 41 43.6 43 43 22
Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan
7.2 55.2 10 55 18 7 54.8 10 54 17
Penyediaan makanan dan minuman
40.2 44.5 44,5 45 40 40 44.5 44 44 34
Rapat-rapat koordinasi keluar daerah
471.6 623.7
400,7 624 280 471 613.8 396 613 267
Penyediaan jasa tenaga pendukung administrasi/teknis perkantoran
7.844 6.302,9 6.941 6.303 5.897 5.232
6.039.2
6.224 6.039 4.835
Rapat-rapat koordinasi dalam daerah
282,7 322.8
341 322 127 282 318,7 339 318 101
Pembangunan rumah dinas 2.292 185,8
607,7 186 65 185,4 560 185
Pengadaan meubeler 679,8 164 Pembangunan rumah dinas (DAK Bidang Kesehatan)
609,8 568
Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor
16.5 200 16.47 189
Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas operasional
78 160 88 160 80 78 78,330
88 78 68
Pemeliharaan rutin/berkala 15 16,5 16 16 20 15 16,47 16 16 18
(Dalam Juta)
Page | 40
Uraian Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke-
Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahun ke-
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
peralatan dan perlengkapan kantor Rehabilitasi sedang/berat rumah dinas
142,3 244,1
672 20 8,840 605
Rehabilitasi sedang/berat rumah dinas (DAK Bidang Kesehatan)
963 244 924 9
Pengadaan pakaian dinas beserta kelengkapannya
302
Pengadaan pakaian khusus hari-hari tertentu
228
Pendidikan dan pelatihan formal 633,2
521 633 27 547,9 472 548 15
Sosialisasi peraturan perundang-undangan
256 248
Kursus dan peningkatan keterampilan aparatur
488,8 192 198 192 46 481 179,9 196 180 36
Penyusunan akreditasi jabatan fungsional
289 131
Pemeliharaan dan pemulihan kesehatan
94 45
Pendidikan dan pelatihan angka kredit tenaga fungsional kesehatan
343,6 192
Peningkatan mutu penggunaan obat dan perbekalan kesehatan
61,5 183 52 178
Pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas dan jaringannya
955,8 537,9
2.402 538 158 448.7 2.075 448
Pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas dan jaringannya (DAK Bidang Kesehatan)
2.937 12
Pelayanan kefarmasian dan alkes 3.800 4.204 7.419 2.165 3.698 4.101 7.090 40 Pelayanan kefarmasian dan alkes 3.663 3.062 2.155 2.262 2.276 95
Page | 41
Uraian Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke-
Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahun ke-
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
(DAK Bidang Kesehatan) Peningkatan kesehatan masyarakat
8.339 4.230 2.904 2.120 1.306 2.325 2.100 1.454
Peningkatan pelayanan dan penanggulangan masalah kesehatan
729,3 538 1.057 675 472 837
Penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan puskesmas
4.620 4,704 4.332 2.819 3.838 4.485 4.227 1.680
Penyediaan biaya operasional UPTD Jamkesda
74 44
Penyediaan biaya operasional UPTD Instalasi Gudang Farmasi
212 155
Sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
576 324 551 167
Penggunaan Dana Kapitasi JKN Puskesmas
719 1.414 1.000
Peningkatan pengawasan keamanan pangan dan bahan berbahaya
317,4 679,5 538 112 645 497
Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat
486 235 247 320 187
Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat
945 402,8 658 260 758 352 585 110
Kemitraan promosi kesehatan 1.310 1,182 1.566 558 1.204 1.115 1.418 118 Penyusunan peta informasi masyarakat kurang gizi
160 128
Pemberian tambahan makanan dan vitamin
1.038 955 1.014 36 813 947
Penanggulangan kurang energi protein (KEP), anemia gizi besi, gangguan akibat kurang yodium (GAKY), kurang vitamin A dan kekurangan zat gizi mikro lainnya
1.143 1,044 1.263 207 457 560 984 68
Page | 42
Uraian Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke-
Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahun ke-
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi
661 569
Penyuluhan menciptakan lingkungan sehat
361 313 92 311 204 16
Sosialisasi kebijakan lingkungan sehat
357 219 245 128
Pemeriksaan dan pembinaan tempat-tempat umum dan khusus
126 125
Pemeriksaan dan pengujian air bersih dan air minum
85,9 136 86 37
Penyemprotan/fogging sarang nyamuk
495 452 449 232
Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
96 321 797 400 96 262 408 38
Peningkatan imunisasi 240 580 512 200 220 449 272 69 Peningkatan surveillance epidemiologi dan penanggulangan wabah
284 321 486 144 232 146 291 36
Pelayanan penanggulangan penyakit TB
283 273 266 42 244 258 211 11
Pelayanan kesehatan haji 97 94 53 71 85 32 Pengembangan dan pemutakhiran data dasar standar pelayanan kesehatan
321 273 250 236 228 138
Monitoring, evaluasi, pelaporan dan rapat kerja kesehatan
379 490 481 58 358 284 268 34
Pembangunan puskesmas 2.226 89 Pembangunan puskesmas (DAK Bidang Kesehatan)
582 514
Pembangunan puskesmas pembantu
3.544 469 95 464
Pembangunan puskesmas pembantu (DAK Bidang
2.180 372 1.705 338
Page | 43
Uraian Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke-
Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahun ke-
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
Kesehatan) Pembangunan puskesmas keliling 1.031 Pengadaan sarana dan prasarana puskesmas
2.967 1.086 19 129 967 9
Pengadaan sarana dan prasarana puskesmas (DAK Bidang Kesehatan)
3.125 2.473 1.241 677
Pengadaan sarana dan prasarana pustu
413,6 21
Peningkatan puskesmas pembantu menjadi puskesmas
332 26 45 17
Rehabilitasi sedang/berat puskesmas pembantu
43 264 305 21 253 300
Rehabilitasi sedang/berat puskesmas pembantu (DAK Bidang Kesehatan)
501 542 234 311 538 218
Deteksi dini dan intervensi dini tumbuh kembang anak pra sekolah
174 6
Pelayanan pemeliharaan kesehatan
71 13
Pembinaan teknis penatalaksanaan makanan dan minuman produksi industry rumah tangga
172 64
Cakupan pelayanan kesehatan ibu dan anak
992 890 974 401 934 821 736 80
Penigkatan kemitraan pelayanan kesehatan bidan dan dukun
426 448 317 410 340 272
Upaya peningkatan kesehatan ibu dan anak di upaya kesehatan bersumber masyarakat (UKBM)
898 313
Verifikasi dan validasi pengelolaan bantuan
71 53
Page | 44
Uraian Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke-
Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahun ke-
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
Fasilitas program pembangunan percepatan sanitasi permukiman (PPSP)
379 241
Total
Page | 45
2.4 Tantangan dan Peluan Pengembangan SKPD
2.4.1 Tantangan
1. Kondisi geografis wilayah Natuna yang merupakan daerah terpencil perbatasan dan
kepulauan dengan cuaca yang ekstrim (Musim Utara) yang menyebabkan
pembangunan kesehatan tidak berjalan optimal.
2. Budaya masyarakat yang kurang mendukung upaya peningkatan kesehatan ibu dan
anak.
3. Tenaga Kesehatan yang cenderung memilih bekerja ditempat/wilayah tertentu
seperti ibukota Kabupaten (Pulau Bunguran) dengan berbagai alasan, sehingga
penempatan tenaga kesehatan tidak merata di wilayah pulau-pulau lainnya
4. Kualitas dan proporsi tenaga kesehatan masih kurang
5. Kebijakan pemerintah tentang Audit Maternal Perinatal berlum berjalan maksimal
6. Program Kabupaten Sehat baru diimplementasikan di Kabuaten Natuna pada tahun
2017 sehingga membutuhkan usaha yang keras untuk mencapainya.
7. Program MDGs berakhir tahun 2015 dan dilanjutkan dengan program SDGs pada
tahun 2016 yang mana terdapat beberapa permasalahan kesehatan yang belum
terselesaikan yaitu:
- Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Neonatal (AKN)
- Penurunan kasus HIV/AIDS, TB dan Malaria
8. Ketersediaan Jaringan internet di Kabupaten Natuna khususnya di DTPK belum
maksimal.
2.4.2 Peluang
Beberapa faktor eksternal yang memberikan peluang bagi pembangunan kesehatan di
Kabupaten Natuna adalah sebagai berikut :
1. Natuna termasuk Daerah terpencil Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) sehingga
menjadi prioritas pembangunan nasional termasuk bidang kesehatan.
2. Adanya dukungan pemerintah pusat untuk memprioritaskan penganggaran di
bidang kesehatan sebagaimana tertuang dalam Undang-undang nomor 36 tahun
2009 yang menyebutkan bahwa anggaran belanja daerah 10% digunakan untuk
pembangunan kesehatan.
Sedangkan faktor internal yang memberikan peluang bagi pembangunan kesehatan di
Kabupaten Natuna adalah sebagai berikut :
1. Adanya transportasi udara merupakan salah satu pendukung peningkatan mutu
pelayanan rujukan.
2. Sebagian besar masyarakat Natuna sudah memanfaatkan sosial media dalam
menyampaikan aspirasinya, sehingga dengan mudah dapat diketahui tuntutan
masyarakat mengenai pelayanan kesehatan yang prima.
Page | 46
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD
Permasalahan yang diidentifikasi pada pembangunan kesehatan berdasarkan evaluasi
kinerja Dinas Kesehatan Kesehatan Kabupaten Natuna yaitu sebagai berikut :
1. Masih ditemukannya kematian bayi
2. Masih ditemukannya kematian ibu melahirkan
3. Belum tertanggulanginya kasus penyakit menular dan tidak menular
4. Belum optimalnya peran aktif masyarkat dalam pembangunan kesehatan
5. Masih rendahnya kapasitas SDM Kesehatan
6. Masih rendahnya Desa yang ber Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
7. Masih rendahnya Rumah Tangga yang ber Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
8. Masih rendahnya aksessibiltas pelayanan kesehatan masyarakat pada daerah
kepulauan
9. Belum maksimalnya pemenuhan sarana dan prasarana fasyankes dasar dan rujukan
serta kesiapan akreditasi fasyankes
10. Masih rendahnya mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan (Puskesmas dan
RSUD)
11. Belum terintegrasi jaminan kesehatan daerah ke jaminan kesehatan nasional.
12. Belum optimalnya manajemen dan pengembangan sistem informasi kesehatan.
13. Belum tertatanya penyebaran Program kesehatan Reproduksi Remaja
14. Belum Meratanya akses informasi ,jangkauan, dana dan kualitas (tenaga, sarana dan
prasarana) pelayanan KB
15. Belum tertatanya wadah BKB dengan baik sebagai ujung tombak menciptakan
Keluarga Balita yang berkualitas
16. Belum tercapai wadah UPPKS dengan baik sebagai usaha Ekonomi Produktif bagi
anggotanya.
3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala daerah dan wakil kepala daerah Terpilih
Penyusunan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana sangat dipengaruhi dan merupakan penjabaran yang lebih detail dari
perencanaan pembangunan daerah Kabupaten Natuna sehingga semua langkah-langkah
yang disusun dalam Renstra Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana Kab. Natuna sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kabupaten Natuna Tahun 2016–2021.
Page | 47
Visi Bupati Natuna Tahun 2016-2021 sebagimana tercantum dalam peraturan daerah
Nomor 6 Tahun 2016 tentang RPJMD Kab. Natuna adalah:
“Masyarakat Natuna yang Cerdas dan Mandiri dalam Kerangka Keimanan dan Budaya
Tempatan”
Sedangkan Misi yang disusun untuk mewujudkan Visi tersebut adalah :
1. Mewujudkan perekonomian berbasis sumber daya alam potensial daerah;
2. Memajukan sektor pendidikan melalui penyediaan sarana dan prasarana pendidikan dan
peningkatan kesejahteraan tenaga pendidik dan anak didik;
3. Meningkatkan pendapatan masyarakat khususnya masyarakat pesisir, nelayan dan buruh
tani;
4. Membuka keterisoliran daerah/ desa melalui penyediaan sarana dan prasarana
transportasi laut, pembukaan jalan, teknologi informasi dan komunikasi;
5. Meningkatkan keimanan dan mewujudkan kesadaran budaya, melayu sebagai payung
pembangunan daerah;
6. Mewujudkan integritas aparatur pemerintah sebagai pelayan masyarakat; dan
Berdasarkan telaahan dari visi, misi dan program Bupati dan Wakil Bupati yang telah
disusun dalam dokumen RPJMD Kabupaten Natuna 2016-2021, Dinas Kesehatan mempunyai
peranan yang sangat penting dalam mewujudkan kualitas sumber daya manusia yang
dimaksud pada misi ke-2.
“Memajukan sektor pendidikan melalui penyediaan sarana dan prasarana
pendidikan dan peningkatan kesejahteraan tenaga pendidik dan anak didik”.
Kebijakan pembangunan kesehatan di Kabupaten Natuna di fokuskan pada Peningkatan
kualitas sarana dan prasarana kesehatan secara merata, Peningkatan pemenuhan kebutuhan
obat masyarakat, Peningkatan promosi kesehatan, Perbaikan sistem dan akses pelayanan
kesehatan masyarakat. Telaahan faktor pendorong dan penghambat atas program prioritas
Bupati Natuna melalui Tabel 3.1:
Page | 48
Tabel 3.1. Faktor Pendorong dan Penghambat Program Bupati Natuna Periode 2016-2021
Visi : Masyarakat Natuna yang Cerdas dan Mandiri dalam Kerangka Keimanan dan Budaya
Tempatan Misi : Memajukan sektor pendidikan melalui penyediaan sarana dan prasarana pendidikan
dan peningkatan kesejahteraan tenaga pendidik dan anak didik Faktor
Pendukung Penghambat 1. Peningkatan kualitas sarana dan
prasarana kesehatan secara merata dengan faktor pendukung: - Permenkes Nomor 75 yang
mewajibkan fasilitas pelayanan kesehatan dasar menyediakan sarana dan prasarana sesuai standar pelayanan minimal
2. Peningkatan pemenuhan kebutuhan obat masyarakat dengan faktor pendukung: -Pemerintah Pusat sudah menentukan formularium Nasional dan e-catalog untuk menjamin ketersediaan obat.
3. Peningkatan promosi kesehatan dengan faktor pendukung: Promoti dan preventif termasuk kedalam 3 pilar utama program Indonesia sehat
4. Perbaikan sistem dan akses pelayanan
kesehatan masyarakat dengan faktor pendukung:
- Program Indonesia Sehat melalui Pendekatan Keluarga yang
mengintegrasikan upaya kesehatan
perorangan (UKP) dan upaya
kesehatan masyarakat (UKM)
secara berkesinambungan, dengan
target keluarga, berdasarkan data
dan informasi dari Profil Kesehatan Keluarga
1. Peningkatan kualitas sarana dan prasarana kesehatan secara merata dengan faktor penghambat: - Sistem pencatatan dan pemetaan
sarana prasarana di Puskesmas sudah berbasis online namun ketersediaan jaringan internet belum optimal.
2. Peningkatan pemenuhan kebutuhan obat masyarakat dengan faktor penghambat: - adanya ketidak mampuan penyedia
obat dalam memenuhi kebutuhan obat nasional dikarenakan sistem pengadaan obat melalui e-katalog masih tahap penyempurnaan, disamping itu harga obat masih tinggi akibat rantai distribusi yang belum efisien.
3. Peningkatan promosi kesehatan dengan faktor penghambat: - Dukungan lintas sektor serta
pemberdayaan masyarakat masih kurang.
4. Perbaikan sistem dan akses pelayanan kesehatan masyarakat dengan faktor penghambat: - Ketersediaan SDM Kesehatan yang
berkualitas dan profesional di Puskesmas.
3.3 Telaah Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau
Visi Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Kepulauan Riau periode 2016 – 2021 adalah
“Terwujudnya Kepulauan Riau Sebagai Bunda Tanah Melayu Yang Sejahtera,
Berakhlak Mulia, Ramah Lingkungan dan Unggul di 32 Bidang Maritim”. Untuk
mencapai visi tersebut maka dikembangkan 9 misi yang saling mendukung, Untuk
Page | 49
pembangunan kesehatan mengacu pada Misi ke-4 yaitu “Meningkatkan derajat kesehatan,
kesetaraan gender, penanganan kemiskinan dan Penyandang Masalah Kesejahteraan
Sosial (PMKS).
Tujuan pembangunan kesehatan Provinsi Kepualauan Riau adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan status kesehatan masyarakat pada semua kontinum siklus kehidupan;
2. Meningkatkan upaya pengendalian penyakit dan penanggulangan masalah kesehatan
yang efektif;
3. Meningkatkan pemenuhan dan mutu kapasitas fasilitas pelayanan kesehatan;
4. Meningkatkan perlindungan finansial, mutu, ketersediaan dan penyebaran obat;
5. Meningkatkan kuantitas, pemerataan dan kompetensi Sumber Daya Manusia Kesehatan
(SDMK);
6. Menguatkan Manajemen Pelayanan Publik dan Sistem Informasi Kesehatan;
Sasaran pembangunan jangka pendek Provinsi Kepulauan Riau adalah Meningkatnya status
kesehatan, gizi masyarakat dan penyehatan lingkungan; Meningkatnya Pengendalian
Penyakit Menular dan Tidak Menular; Meningkatnya Pemerataan dan Mutu Pelayanan
Kesehatan; Meningkatnya Perlindungan Finansial, Ketersediaan, Penyebaran dan Mutu Obat;
Meningkatnya profesionalisme dan pemerataan Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK);
Meningkatnya daya tanggap masyarakat terhadap pelayanan publik dan sistem informasi
kesehatan.
Kebijakan pembangunan kesehatan Provinsi Kepualauan Riau difokuskan pada upaya
peningkatan kesehatan masyarakat; penerapan pendekatan keberlanjutan pelayanan
(continuum of care); intervensi berbasis resiko; meningkatkan pengendalian penyakit;
Penguatan pelayanan primer; Meningkatkan akses dan mutu fasilitas pelayanan kesehatan;
meningkatkan cakupan jaminan kesehatan; Meningkatkan Akses, Mutu Sediaan Farmasi dan
Alat Kesehatan; Meningkatkan Jumlah, Jenis, Kualitas Dan Pemerataan Tenaga Kesehatan;
Meningkatkan Integrasi Perencanaan dan Pemantauan Evaluasi; Meningkatkan Kompetensi
dan Kinerja Aparatur Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau; Meningkatkan Sistem
Informasi Kesehatan Integrasi.
Fokus pengembangan pembangunan kesehatan Provinsi Kepulauan Riau untuk lima tahun
kedepan dapat dikelompokkan menjadi :
1. Peningkatan sarana prasarana, SDMK di Fasyankes Dasar.
2. Penguatan Kapasitas Fasyankes Rujukan di Provinsi/Kabupaten/Kota dan penyediaan
dokter spesialis.
3. Pengembangan RSUD Provinsi Kepulauan Riau sebagai RS Rujukan (World Class).
4. Peningkatan penanganan penyakit menular & tidak menular.
5. Pengembangan Provinsi Kepulauan Riau sebagai Destinasi Health Tourism.
Page | 50
6. Pengembangan program menuju pencapaian target Sustainable Depelpomen Goals
(SDGs).
Tabel 3.2 Faktor Pendorong dan Penghambat Program Dinas Kesehatan Provinsi
Kepulauan Riau Periode 2016-2021 Kebijakan Pendorong Penghambat
1. Peningkatan sarana prasarana, SDMK di Fasyankes Dasar - Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas yang mengatur standar ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan beserta dengan Sumber Daya Kesehatannya.
2. Peningkatan penanganan penyakit menular & tidak menular.
1. Peningkatan sarana prasarana dan SDMK
- Sarana Prasarana Adanya dukungan dana dari pusat melalui APPBN.
- Beberapa jenis tenaga kesehatan seperti tenaga medis dan paramedis di Kabupaten Natuna sudah terbilang cukup atau sudah sesuai standar permenkes nomor 75 tahun 2014.
2. Peningkatan penanganan penyakit menular & tidak menular : -
1. Peningkatan sarana prasarana dan SDMK
- Ketersediaan dan kompetensi SDM yang melaksanakan kegiatan masih kurang, sehingga penyediaan sarana dan prasarana belum berjalan maksimal.
- Adanya moratorium kebijakan pusat terkait pengangkatan SDM Kesehatan serta belum adanya payung hukum untuk pengangkatan 5 jenis tenaga strategis kesehatan di puskesmas
- Kondisi geografis yang merupakan daerah kepulauan sehingga tenaga kesehatan yang ada meskipun secara kuantitas sudah memenuhi standar pelayanan minimal namun dengan melihat jarak antara pulau dengan rentang kendali yang jauh maka jumlah tersebut belum memenuhi kebutuhan masyarakat.
- Rendahnya insentif/jasa yang diterima sehingga kurang termotivasi untuk melakukan tugas di daerah terpencil.
2. Peningkatan penanganan penyakit menular & tidak menular - Natuna merupakan
jalur pelayaran yang menghubungkan beberapa provinsi Kalimantan Kepulauan Riau dan DKI Jakarta sehingga sangat berisiko terhadap
Page | 51
Kebijakan Pendorong Penghambat
3. Pengembangan program menuju pencapaian target Sustainable Depelpomen Goals ( SDGs )
3. Dukungan pemerintah daerah dalam pencapaian target SDGs
penularan penyakit menular
3. Belum adanya
dokumen/Rencana Aksi Daerah terkait pencapaian target SDGs
3.4 Penetuan Isu-isu strategis
Berdasarkan telaah capaian indikator kinerja Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk
Keluarga Berencana Kab. Natuna tahun 2011 – 2015 dibandingkan dengan target yang
tertuang dalam dokumen perencanaan (RPJMD, Renstra, SPM, MDG’s) maka indikator yang
belum tercapai dan menjadi isu strategis adalah sebagai berikut:
1. Masih ditemukannya Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Gizi
Buruk
Angka kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Natuna pada tahun 2013 adalah sebesar
514.17/100.000 KH atau sebanyak 7 kasus dan turun pada tahun 2015 menjadi
67.66/100.000 KH atau sebanyak 1 kasus, meskipun terjadi penurunan yang begitu
signifikan namun ibu hamil di Kabupaten Natuna sangat berisiko, hal ini ditandai dengan
jumlah ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani sebesar 46.54% pada tahun 2013
dan 68,77% pada tahun 2015, selain itu kesadaran ibu hamil tentang pentingnya
memeriksakan diri ke petugas kesehatan masih kurang, hal ini ditandai dengan masih
rendahnya cakupan K1 dan K4 yaitu 91.09% dan 87.89% pada tahun 2015.
Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Natuna mengalami peningkatan tajam, tahun
2013 Angka Kematian Bayi dilaporkan sebesar 11.76/1.000 KH atau 16 kasus dan
meningkat mejadi 16.21/1.000 KH atau 24 kasus pada tahun 2015. Penyebab tertinggi
kematian bayi di Kabupaten Natuna adalah asfiksia dan BBLR, serta gizi buruk dengan
komplikasi.
Kasus gizi buruk pada tahun 2013 adalah 0.44% dari jumlah balita yang ditimbang dan
meningkat pada tahun 2015 menjadi 0.45% dari jumlah balita yang ditimbang (D/S),
meningkatnya kasus gizi buruk sangat berbanding lurus dengan jumlah balita yang di
timbang, semakin banyak jumlah balita yang ditimbang makin banyak kasus gizi buruk
yang ditemukan, tahun 2013 D/S sebanyak 35,38% dari jumlah balita yang ada dan
tahun 2015 sebanyak 44,42% dari jumlah balita yang ada. kasus gizi buruk disebabkan
Page | 52
oleh pola asuh yang tidak tepat dan kondisi ekonomi keluarga juga merupakan salah
satu faktor penyebab kekurangan gizi pada balita.
2. Belum tertanggulanginya kasus penyakit menular dan tidak menular
Penyakit menular merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus atau bakteri yang
dapat menular dari orang yang satu ke orang lain seperti DBD, Malaria, TB dan
HIV/AIDS. Sedangkan penyakit Tidak menular adalah penyakit yang disebabkan oleh
polah hidup tidak sehat, atau bisa juga karena merupakan penyakit turunan seperti
jantung, hipertensi, diabetes mellitus, dan sebaginya.
Kasus penyakit menular di Kabupaten Natuna belum tertanggulangi secara maksimal,
hal ini ditandai dengan masih ditemukannya kasus TB paru dengan BTA+ pada tahun
2014 sebanyak 21 kasus dan meningkat menjadi 30 kasus pada tahun 2015, meskipun
tidak ada kematian yang yang disebabkan oleh TB Paru namun perlu dilakukan upaya
untuk menekan angka kejadian TB Paru di Kabupaten Natuna. Jumlah kasus HIV/AIDS
tahun 2013 -2015 adalah sebanyak 36 kasus dan dilaporkan sebanyak 2 kasus kematian
pada tahun 2013 akibat HIV/AIDS. Natuna merupakan jalur pelayaran yang
menghubungkan beberapa provinsi seperti Surabaya, Kalimantan, Tanjung Pinang dan
Jakarta, sehingga sangat berisiko terhadap penularan penyakit menular khususnya pada
daerah Serasan, Pulau Tiga dan Bunguran Timur.
Saat ini penyakit tidak menular dan degenerative merupakan hal yang tidak kalah
penting untuk diperhatikan, penyebab kematian tertinggi di Indonesia adalah penyakit
tidak menular diantaranya, Jantung, Diabetes Melitus, Hipertensi dan Cancer. Penyakit
tidak menular disebabkan oleh pola hidup yang tidak sehat seperti merokok, kurang
berolah raga, kurang mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan. di Kabupaten Natuna
Hipertensi merupakan penyakit nomor dua tertinggi sehingga perlu dilakukan upaya
pengendalian penyakit tidak menular.
3. Belum optimalnya pelaksanaan promotif dan preventif serta penyehatan lingkungan
melalui pemberdayaan masyarakat.
Penguatan promotif dan preventif merupakan masuk kedalam 3 pilar utama program
Indonesia. Upaya kesehatan promotif dan preventif dilakukan pada berbagai aspek
seperti KIA-KB, imunisasi, perbaikan gizi masyarakat, promosi kesehatan, kesehatan
lingkungan, pengendalian penyakit, dan lain-lain, sesuai dengan Standar Pelayanan
Minimal dan MDGs bidang kesehatan.
Belum optimalnya promotif dan prventif serta penyehatan lingkungan di Kabupaten
Natuna ditandai dengan masih rendahnya cakupan Rumah Tangga yang ber PHBS yaitu
sebesar 15,41% pada tahun 2013 dan 20.07% pada tahun 2015 pencapaian ini masih
Page | 53
sangat jauh dibawah target 85%, sedangkan Desa yang ber-STBM adalah 6,25% atau dua
desa dari tujuh puluh enam (76) desa yang ada.
4. Belum maksimalnya pemenuhan sarana dan prasaran fasilitas pelayanan kesehatan
dasar serta belum terintegrasinya JAMKESDA dengan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Pemerintah daerah kabupaten Natuna melakukan upaya Penguatan Fasyankes terutama
dilakukan dengan pemenuhan infrastruktur yang memenuhi standar, diutamakan untuk
pelaksanaan upaya promotif dan preventif. Proses pemenuhan sarana dan prasarana
fasyankes merupakan fase penting dalam proses pengajuan akreditasi fasyankes.
Dimulai tahun 2016, Kementerian Kesehatan RI mengalokasikan anggaran akreditasi
puskesmas melalui DAK Non Fisik Bidang Kesehatan. Terdapat 2 Puskesmas di
Kabupaten Natuna yang mendapatkan dana Akreditasi melalui DAK Non Fisik.
Pada tahun 2015, terdapat 46% puskesmas dengan kondisi bangunan rusak berat, dan
terdapat 92% puskesmas dengan alat kesehatan yang belum memenuhi standar
kecukupan, belum terpenuhinya target puskesmas PONED.
Menurut peta jalan menuju Jaminan Kesehatan Nasional ditargetkan pada tahun 2019
semua penduduk Indonesia telah tercakup dalam JKN (Universal Health Coverage -
UHC). Diberlakukannya JKN ini jelas menuntut dilakukannya peningkatan akses dan
mutu pelayanan kesehatan, baik pada fasilitas kesehatan tingkat pertama maupun
fasilitas. kesehatan tingkat lanjutan, serta perbaikan sistem rujukan pelayanan
kesehatan. Untuk mengendalikan beban anggaran negara yang diperlukan dalam JKN
memerlukan dukungan dari upaya kesehatan masyarakat yang bersifat promotif dan
preventif agar masyarakat tetap sehat dan tidak mudah jatuh sakit.
Di Kabupaten Natuna, 100% penduduk sudah memiliki jaminan kesehatan namun masih
dalam tanggungan pemerintah daerah melalui JAMKESDA tanpa melihat apakah
masyarakat mampu atau tidak mampu, sehingga perlu dilakukan perubahan sistem.
Integrasi JAMKESDA dengan JKN perlu dilakukan untuk mengefisienkan anggaran
daerah, namun permasalahan yang dihadapi adalah belum adanya data masyarakat
miskin di Natuna yang jelas sehingga sulit dilakukan integrasi, sehingga tahun 2016
mulai dilakukan perubahan aturan mengenai kepesertaan JAMKESDA yang mengarah ke
integrasi JKN.
Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional memiliki potensi untuk meningkatkan
kebutuhan akan obat esensial dan alat kesehatan. Dalam upaya peningkatan
ketersediaan obat dan alat kesehatan yang aman, bermutu, dan berkhasiat tersebut,
Pemerintah Pusat telah menyusun Formularium Nasional dan e- catalog untuk menjamin
terlaksananya penggunaan obat rasional dan ketersediaan obat. Permasalahan yang
timbul saat ini, adanya ketidakmampuan penyedia obat dalam memenuhi kebutuhan
Page | 54
obat nasional dikarenakan sistem pengadaan obat melalui e-catalog masih dalam tahap
penyempurnaan. Hal ini masih diperberat dengan tingginya harga obat akibat rantai
distribusi yang belum efisien dan bahan baku obat yang masih diimpor
5. Masih kurangnya jumlah dan kompetensi Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) di
Kabupaten Natuna.
Kebijakan pembangunan kesehatan secara nasional, diantaranya diarahkan pada
peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan. Secara bertahap pemenuhan
tenaga kesehatan baik medis maupun paramedis telah dilakukan terutama pada
pemenuhan tenaga kesehatan di wilayah Daerah Terpencil dan Perbatasan.
Menurut standar ketenagaan dalam PERMENKES Nomor 75 tentang puskesmas, di
Kabupaten Natuna wajib memiliki tenaga dokter sebanyak 22 orang dokter, dan saat ini
sudah terpenuhi, namun belum terdistribusi dengan baik atau masih terfokus di daerah
Bunguran hal ini diakibatkan penyebaran penduduk tidak merata, hampir 40%
penduduk berada di wilayah Bunguran Timur, sehingga kebutuhan dokter harus diatas
standar minimal begitupun dengan tenaga paramedic lainnya (bidan dan perawat).
Persentase Puskesmas yang minimal memiliki 5 jenis tenaga kesehatan (tenaga kesling,
kefarmasian, gizi, kesmas, analis kesehatan) di tahun 2015 baru mencapai 30%, atau 4
puskesmas 3 puskesmas diantaranya merupakan puskesmas yang mendapat bantuan
tenaga kesehatan melalui program Nusantara Sehat (NS).
6. Belum Optimalnya Manajemen dan Pegembangan Sistem Informasi Kesehatan di Dinas
Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana dan UPTD Puskesmas.
Sistem Informasi Kesehatan baik di Dinas Kesehatan maupun di UPTD Puskesmas perlu
dilakukan pengembangan untuk menyiapkan data dan informasi yang berkualitas
sebagai dasar pengambilan keputusan serta perencanaan yang tepat sasaran. Saat ini
sistem pelaporan data dari puskesmas ke Dinas Kesehatan belum terintegrasi dengan
baik, meskipun sudah diberlakukan sistem pelaporan satu pintu namun masih dilakukan
secara manual.
7. Belum optimalnya sistem dan akses pelayanan kesehatan dan KB
Sistem pelayanan kesehatan di Kabupaten Natuna masih sangat jauh dari standar
pelayanan kesehatan, ada beberapa puskesmas yang betul-betul tidak memiliki ruang
perawatan padahal puskesmas tersebut sangat jauh dari rumah sakit, sehingga
pelayanan rawat inap kebanyakan dilakukan di rumah warga yang dekat dengan
puskesmas agar mudah di pantau oleh petugas kesehatan. selain itu akses masyarakat
untuk memperoleh pelayanan kesehatan juga terbilang sangat susah, untuk sampai ke
Page | 55
puskesmas, masyarakat harus menggunakan transportasi laut atau pompong dengan
biaya terbilang mahal, disamping itu transportasi tidak tersedia setiap saat dibutuhkan.
Page | 55
BAB IV TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Kesehatan
Secara umum, tujuan yang ingin dicapai oleh Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk
Keluarga Berencana Kab. Natuna adalah mewujudkan derajat kesehatan masyarakat Natuna.
Untuk mencapai tujuan tersebut berpedoman pada Misi Bupati Natuna :
Misi ke-2 (Dua) : Memajukan sektor pendidikan melalui penyediaan sarana dan
prasarana pendidikan dan peningkatan kesejahteraan tenaga pendidik dan anak didik.
Untuk mencapai misi ini, tujuan dan sasaran yang akan dicapai adalah :
1. Tujuan : Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat
Sasaran : Terpenuhinya pelayanan kesehatan yang bermutu
Indikator sasaran yang akan dicapai adalah :
- Jumlah kecamatan yang memiliki minimal 1 puskesmas tersertifikasi akreditasi
sebanyak 14 puskesmas pada tahun 2021
2. Tujuan : Meningkatkan status kesehatan masyarakat
Sasaran : Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat
Indikator sasaran yang akan dicapai adalah :
- Angka Kematian Ibu/100.000 KH di angka 67.52 pada tahun 2021
- Menurunnya Angka Kematian Bayi/1.000 KH dari dari 16.21/1.000 KH menjadi
13.75/1.000 KH
- Menurunnya Prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada anak balita dari 7.35%
menjadi 7%
- Menurunnya Persentase BBLR dari 4.79% menjadi 3.37%
- Meningkatnya desa ber STBM dari 0% menjadi 18.4%
3. Tujuan : Meningkatnya pengendalian penyakit
Sasaran : Meningkatkan pengendalian penyakit menular dan tidak menular
Indikator sasaran yang akan dicapai adalah :
- Prevalensi Tuberculosis (TB) per 100.000 Penduduk 0.016%
- Prevalensi HIV dibawah 0,01%
- Persentase Kecamatan yang mencapai eliminasi malaria
- Meningkatnya Persentase Kecamatan yang mencapai 80% imunisasi dasar lengkap
pada bayi dari 30.76% menjadi 75%
- Menurunnya prevalensi tekanan darah tinggi dari 29,67% menjadi 24%
Page | 56
4. Tujuan : Meningkatkan Pengendalian penduduk
Sasaran : Menurunnya tingkat kelahiran pada Pasangan Usia Subur (PUS)
Indikator sasaran yang akan dicapai adalah sebagai berikut :
- Rata-rata jumlah anak perkeluarga
- Rasio akseptor KB
- Cakupan Peserta KB Aktif
5. Tujuan : Meningkatkan kualitas birokrasi pemerintahan
Sasaran : Meningkatnya kinerja dan akuntabilitas organisasi
Indikator sasaran yang akan dicapai adalah sebagai berikut :
- Predikat/nilai akuntabilitas dari nilai CC menjadi nilai BB
Target kinerja sasaran indikator yang disusun berdasarkan tahun kinerja (2016-2021)
dibuat berdasarkan tujuan yang akan dicapai, secara rinci dijabarkan melalui Tabel 4.1 :
Tabel 4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan OPD
No Tujuan Sasaran Indikator sasaran
Kondisi Awal Periode
Target Kinerja sasaran pada tahun ke-
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
1. Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat
Terpenuhinya pelayanan kesehatan yang bermutu
Jumlah kecamatan yang memiliki minimal 1 puskesmas tersertifikasi akreditasi
- 2 4 6 2 - -
2. Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat
Meningkatnya status kesehatan masyarakat
Angka Kematian Ibu/100.000 KH (diturunkan)
67.52 67.52 67.52 67.52 67.52 67.52 67.52
Angka Kematian bayi/1.000 KH
16.21 16.00 15.75 15.2 14.75 14.16 13.75
Prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada anak balita
7.35 7.35 7.35 7.25 7.1 7 7
Persentase BBLR
4.79% 4.18
% 3.71
% 3.51
% 3.44
% 3.37
% 3.37
%
Persentase desa ber STBM
0 0 6.57 9.2 13.15 15.78 18.4
Page | 57
No Tujuan Sasaran Indikator sasaran
Kondisi Awal Periode
Target Kinerja sasaran pada tahun ke-
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
3. Meningkatkan pengendalian penyakit menular dan tidak menular
Meningkatnya pengendalian penyakit
Prevalensi Tuberculosis (TB) per 100.000 Penduduk
0.016 0.016 0.016 0.016 0.016 0.016 0.016
Prevalensi HIV
< 0,01 < 0,01 < 0,01 < 0,01 < 0,01 < 0,01 < 0,01
Persentase Kecamatan yang mencapai eliminasi malaria
0 0 13.33 26.67 33.33 46.67 46.67
Meningkatnya Persentase Kecamatan yang mencapai 80% imunisasi dasar lengkap pada bayi
30.76 30.76 40 46.6 53.3 60 75
Prevalensi tekanan darah tinggi
29,67 29,67 28,12 27,05 26,00 25,00 24.00
4. Meningkatkan Pengendalian penduduk
Menurunnya tingkat kelahiran pada PUS (Pasangan Usia Subur)
Rata-rata jumlah anak perkeluarga
1.10 1.10 1.10 1.10 1.10 1.10 1.10
Rasio akseptor KB
1:1,18 1:1.30 1:1.30 1:1.35 1:1.35 1:1.35 1:1.35
Cakupan Peserta KB Aktif
86.50 86.90 87.30 88.08 89.90 89.90 89.90
4.2 Strategi dan Kebijakan Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga
SBerencana Kab. Natuna Rumusan pernyataan strategi dan kebijakan Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk
Keluarga Berencana Kab. Natuna dalam lima tahun mendatang, secara rinci dapat dilihat
melalui Tabel 4.2. berikut ini :
VISI (Bupati Natuna) : “Masyarakat natuna yang cedas dan mandiri dalam kerangka keimanan dan budaya tempatan”
MISI (bupati) ke - 2 “Memajukan sektor pendidikan melalui penyediaan sarana dan prasarana pendidikan dan
peningkatan kesejahteraan tenaga pendidik dan anak didik”
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat
Terpenuhinya pelayanan kesehatan yang bermutu
Peningkatan mutu pelayanan kesehatan melalui akreditasi puskesmas
Penguatan upaya kesehatan dasar (Primary health Care).
Page | 58
Memantapkan Pelaksanaan Sistem Jaminan Kesehatan Nasional
Pemenuhan sarana dan prasarana kesehatan yang berkualitas secara merata
Meningkatkan ketersediaan dan mutu SDM Kesehatan
Integrasi Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) dan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
Penerapan Program Natuna Sehat
Peningkatan Kapasitas SDM Kesehatan
Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat
Meningkatkan status kesehatan masyarakat
Advokasi kebijakan sehat dan Peningkatan kemapuan untuk hidup sehat serta kemitraan lintas sektor
Penerapan Pendekatan Keberlanjutan Pelayanan (Continuum Of Care).
Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan pada semua kontinum siklus kehidupan (Ibu, Anak, Remaja, dan Lanjut Usia
Intervensi berbasis resiko kesehatan
Mempercepat perbaikan gizi masyarakat
Meningkatkan penyehatan lingkungan
Meningkatkan pengendalian penyakit menular dan tidak menular
Meningkatnya pengendalian penyakit
Meningkatkan pengendalian dan penanggulangan faktor risiko penyakit menular dan tidak menular
Mengurangi resiko penyakit Tidak Menular melalui GERMAS
Penerapan sistem surveillance pentakit
Meningkatkan Pengendalian penduduk
Menurunnya tingkat kelahiran pada PUS (Pasangan Usia Subur)
Meningkatkan jumlah akseptor Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)
Pelayanan KB gratis khususnya MKJP pada masyarakat pra sejahtera
Meningkatkan kualitas birokrasi pemerintahan
Meningkatnya kinerja dan akuntabilitas organisasi
Meningkatkan perencanaan dan pelaporan yang terintegrasi
Penerapan Sistem Pelaporan dan perencanaan satu pintu
4.3 Fokus Pengembangan Pembangunan Kesehatan Kabupaten Natuna Tahun 2016-2021
Fokus pengembangan pembangunan kesehatan Kabupaten Natuna untuk lima tahun
kedepan dapat dikelompokkan menjadi :
Page | 59
1. Memantapkan pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional
2. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan melalui akreditasi Puskesmas
3. Peningkatan sarana dan prasarana fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama di
daerah terpencil perbatasan dan Kepulauan (DTPK)
4. Akses Pelayanan Semesta melalui keluarga sehat berbasis pendekatan keluarga dan
Germas.
5. Pengembangan program menuju pencapaian target Sustainable Development Goals
( SDGs )
6. Pengembangan program dalam rangka mewujudkan Kabupaten sehat.
Page | 60
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF
Mengacu pada Visi dan Misi Gubernur Kepulauan Riau, tujuan, sasaran dan strategi yang telah
ditetapkan Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau dalam kurun waktu 2016-2021 maka
program, kegiatan, rincian indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif
sebagaimana terlampir pada Lampiran 1.
Secara garis besar kegiatan terkait program sebagai berikut :
1. Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Kegiatan yang akan dilakukan dalam mencapai tujuan indikator program ini adalah:
a. Pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana Puskesmas dan
jaringannya
b. Revitalisasi sistem kesehatan
c. Pemeliharaan dan pemulihan kesehatan
d. Peningkatan Pelayanan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan
e. Sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
f. Penyediaan Biaya Operasional Puskesmas Ranai
g. Penyediaan Biaya Operasional Puskesmas Bunguran Tengah
h. Penyediaan Biaya Operasional Puskesmas Tanjung
i. Penyediaan Biaya Operasional Puskesmas Bunguran Selatan
j. Penyediaan Biaya Operasional Puskesmas Bunguran Barat
k. Penyediaan Biaya Operasional Puskesmas Pulau Tiga
l. Penyediaan Biaya Operasional Puskesmas Midai
m. Penyediaan Biaya Operasional Puskesmas Pulau Laut
n. Penyediaan Biaya Operasional Puskesmas Serasan
o. Penyediaan Biaya Operasional Puskesmas Serasan Timur
p. Penyediaan Biaya Operasional Puskesmas Subi
q. Penyediaan Biaya Operasional Puskesmas Batubi Jaya
r. Penyediaan Biaya Operasional Puskesmas Pulau Tiga Barat
s. Penggunaan Dana Kapitasi JKN FKTP Ranai
t. Penggunaan Dana Kapitasi JKN FKTP Bunguran Timur Laut
u. Penggunaan Dana Kapitasi JKN FKTP Bunguran Tengah
v. Penggunaan Dana Kapitasi JKN FKTP Bunguran Selatan
w. Penggunaan Dana Kapitasi JKN FKTP Sedanau
x. Penggunaan Dana Kapitasi JKN FKTP Kelarik
y. Penggunaan Dana Kapitasi JKN FKTP Pulau Tiga
z. Penggunaan Dana Kapitasi JKN FKTP Pulau Laut
Page | 61
aa. Penggunaan Dana Kapitasi JKN FKTP Midai
bb. Penggunaan Dana Kapitasi JKN FKTP Serasan
cc. Penggunaan Dana Kapitasi JKN FKTP Serasan Timur
dd. Penggunaan Dana Kapitasi JKN FKTP Subi
ee. Penggunaan Dana Kapitasi JKN FKTP Batubi Jaya
ff. Penggunaan Dana Kapitasi JKN FKTP Pulau Tiga Barat
gg. Penyediaan Biaya Operasional UPTD Jamkesda
hh. Penggunaan Dana Kapitasi JKN FKTP Suak Midai
ii. BOK Peningkatan Pelayanan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan Puskesmas Ranai
jj. BOK Peningkatan Pelayanan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan Puskesmas
Bunguran Timur Laut
kk. BOK Peningkatan Pelayanan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan Puskesmas
Bunguran Tengah
ll. BOK Peningkatan Pelayanan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan Puskesmas
Bunguran Selatan
mm. BOK Peningkatan Pelayanan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan Puskesmas
Sedanau
nn. BOK Peningkatan Pelayanan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan Puskesmas
Kelarik
oo. BOK Peningkatan Pelayanan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan Puskesmas Pulau
Tiga
pp. BOK Peningkatan Pelayanan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan Puskesmas Pulau
Laut
qq. BOK Peningkatan Pelayanan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan Puskesmas Midai
rr. BOK Peningkatan Pelayanan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan Puskesmas
Serasan
ss. BOK Peningkatan Pelayanan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan Puskesmas
Serasan Timur
tt. BOK Peningkatan Pelayanan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan Puskesmas Subi
uu. BOK Peningkatan Pelayanan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan Puskesmas
Batubi Jaya
vv. BOK Peningkatan Pelayanan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan Puskesmas Suak
Midai
2. Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.
Kegiatan yang akan dilakukan dalam mencapai tujuan indikator program ini adalah:
a. Peningkatan Surveilans epidemiologi dan penanggulangan penyakit menular
Page | 62
b. Penyemprotan/fogging sarang nyamuk
c. Peningkatan Imunisasi
d. Pelayanan penanggulangan penyakit TB
e. Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
f. Pelayanan kesehatan haji
3. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
Kegiatan yang akan dilakukan dalam mencapai tujuan indikator program ini adalah:
a. Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan
b. Peningkatan mutu penggunaan obat dan perbekalan kesehatan
4. Program Pengawasan Obat dan Makanan
Kegiatan yang akan dilakukan dalam mencapai tujuan indikator program ini adalah:
a. Peningkatan pengawasan keamanan pangan dan bahan berbahaya
5. Program pengadaan, Peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana
puskesmas/puskesmas pembantu dan jaringannya.
Kegiatan yang akan dilakukan dalam mencapai tujuan indikator program ini adalah:
a. Pembangunan Puskesmas
b. Pembangunan Puskesmas Pembantu
c. Pembangunan Puskesmas Perairan
d. Pengadaan Sarana dan prasarana puskesmas
e. Pengadaan Sarana dan prasarana Puskesmas Pembantu
f. Peningkatan puskesmas menjadi puskesmas rawat inap
g. Peningkatan puskesmas pembantu menjadi puskesmas
h. Rehabilitasi sedang/berat puskesmas pembantu
i. Rehabilitasi sedang/berat puskesmas perairan
j. Rehabilitasi sedang/berat Puskesmas
6. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
a. Cakupan pelayanan kesehatan ibu dan anak
b. Peningkatan kemitraan pelayanan kesehatan bidan dan dukun
c. Upaya peningkatan kesehatan ibu dan anak di upaya kesehatan berssumber masyarakat
(UKBM)
d. Pelayanan ibu hamil dan ibu nifas di rumah tunggu kelahiran.
Page | 63
7. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia
a. Pelayanan pemeliharaan kesehatan
8. Program peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita
a. Deteksi dini dan intervensi dini tumbuh kembang anak pra sekolah.
9. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
a. Peningkatan Pendidikan tenaga penyuluh kesehatan
b. Kemitraan promosi kesehatan
c. Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat
d. Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat
10. Program Perbaikan Gizi Masyarakat
a. Pemberian tambahan makanan dan vitamin
b. Penanggulangan kurang energy protein (KEP), anemia gizi besi, gangguan akibat kurang
yodium (GAKY), Kurang vitamin A dan kekurangan zat gizi mikro lainnya.
c. Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi.
11. Program Pengendalian Penyakit Tidak Menular
a. Pelayanan dan pengendalian penyakit tidak menular
12. Program Pengembangan Lingkungan Sehat
a. Pemeriksaan dan pengujian air bersih dan air minum
b. Pemeriksaan dan pembinaan tempat-tempat umum dan khusus
c. Peningkatan kualitas kesehatan lingkungan pemukiman dan tempat-tempat
13. Program Penyiapan Tenaga Pendamping Kelompok Bina Keluarga
a. Pelatihan tenaga pendamping kelompok bina keluarga di Kecamatan
b. Pembinaan kelompok bina keluarga di Kecamatan
c. Pembinaan dan pengembangan kelompok LPPKS
14. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
a. Evaluasi dan pengembangan standar pelayanan kesehatan
b. Pengembangan dan pemutakhiran data dasar standar pelayanan kesehatan
c. Monitoring, evaluasi, pelaporan dan Rapat Kerja Kesehatan
Page | 64
15. Program Keluarga Berencana
a. Penyediaan pelayanan KB dan Alat kontrasepsi bagi keluarga miskin
b. Pelayanan KIE
c. Penyediaan sarana prasarana penunjang program keluarga berencana
16. Program Pelayanan Kontrasepsi
a. Pelayanan pemasangan kontrasepsi KB
17. Program Kesehatan Reproduksi Remaja
a. Pendirian pusat pelayanan informasi dan konseling KRR
b. Penilaian kelompok PIK R/M
18. Program Pelayanan administrasi perkantoran
a. Penyediaan surat menyurat
b. Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik
c. Penyediaan jasa kebersihan kantor
d. Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
e. Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
f. Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan
g. Penyediaan makanan dan minuman
h. Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah
i. Penyediaan jasa tenaga pendukung administrasi/teknis perkantoran
j. Rapat-rapat koordinasi dalam daerah
19. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
a. Pembangunan Rumah Dinas
b. Pengadaan kendaraan dinas/operasional
c. Pengadaan Meubeler
d. Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional
e. Pemeliharaan rutin/berkala peralatan dan perlengkapan kantor
f. Rehabilitas sedang/berat rumah dinas
20. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
a. Pengadaan pakaian dinas beserta kelengakapannya
b. Pengadaan pakaian kerja lapangan
c. Pengadaan pakaian khusus hari-hari tertentu
Page | 65
21. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan
a. Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtiar
Page | 66
BAB VI INDIKATOR KINERJA OPD YANG MENGACU PADA
TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
Program dan Kegiatan berdasarkan indikator kinerja Dinas Kesehatan dan Pengendalian
Penduduk Keluarga Berencana Kab. Natuna berkesinambungan dengan tujuan dan sasaran yang
ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Natuna
Tahun 2016-2021.
Pada Tujuan ke-3 Bupati Natuna berbunyi meningkatkan daya saing SDM. Sasaran untuk
mencapai tujuan tersebut salah satunya adalah Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
yang diukur dari Angka Harapan Hidup (UHH). Angka Harapan Hidup itu sendiri dapat
ditingkatkan melalui Mutu dan Akses Pelayanan Kesehatan, Peningkatan Status Kesehatan dan
gizi masyarakat, Pengendalian Penyakit serta Peningkatan Pengendalian Penduduk. Kesesuaian
indikator kinerja Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kab. Natuna
yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD Kabupaten Natuna tahun 2016-2021, selanjutnya
diuraikan sebagai berikut melalui Tabel 6.1. :
Tabel 6.1
Indikator Kinerja OPD yang mengaju pada Tujuan dan Sasaran RPJMD
NO Indikator
Kondisi Kinerja pada awal periode
RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1. Angka Kematian Ibu /100.000 KH
67.52 67.52 67.52 67.52 67.52 67.52 67.52 67.52
2. Angka Kematian Bayi /1.000 KH
16.21 16.00 15.75 15.20 14.75 14.16 13.75 13.75
3. Berat Badan Lahir Rendah
4.79 4.18 3.71 3.51 3.44 3.37 3.37 3.37
4. Prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada balita
7.35 7.35 7.25 7.10 7.00 7.00 7.00 7.00
5. Prevalensi Tuberculosis (TB)
0.016 0.016 0.016 0.016 0.016 0.016 0.016 0.016
6. Prevalensi HIV <0.01 <0.01 <0.01 <0.01 <0.01 <0.01 <0.01 <0.01 7. Persentase Balita Gizi
Buruk 0.45 0.45 0.42 0.38 0.35 0.32 0.28 0.28
8. Prevalensi Tekanan Darah Tinggi
29,67 29,67 28,12 27,05 26,00 25,00 24.00 24.00
9. Rata-rata jumlah anak perkeluarga
1.10 1.10 1.10 1.10 1.10 1.10 1.10 1.10
10. Rasio akseptor KB 1:1,18 1:1,18 1:1.30 1:1.30 1:1.35 1:1.35 1:1.35 1:1.35 11. Cakupan Peserta KB
Aktif 86.10
86.50 86.90 87.30 88.08 89.90 89.90 89.90
Page | 67
BAB VII
PENUTUP
Rencana Strategis Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana
Kab. Natuna Tahun 2016- 2021 merupakan penjabaran dari visi-misi Bupati terpilih
periode 2016-2021. Renstra Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga
Berencana Kab. Natuna merupakan dokumen perencanaan pembangunan kesehatan
jangka menengah, yang memiliki kedudukan yang strategis sehingga perlu diatur
pedoman transisi dan kaidah pelaksanaannya.
7.1 Pedoman Transisi
RPJMD Kabupaten Natuna tahun 2016-2021 berlaku untuk kurun waktu lima tahun
sejak tahun 2016 hingga tahun 2021 begitu juga dengan Renstra Dinas Kesehatan
dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kab. Natuna. Untuk menjaga
kesinambungan pembangunan kesehatan serta mengisi kekosongan perencanaan
setelah RPJMD tahun 2016-2021 berakhir, maka RPJMD dan Renstra Dinas
Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kab. Natuna ini menjadi
pedoman dalam penyusunan RKPD dan RAPBD (Bidang Kesehatan) tahun pertama
di bawah kepemimpinan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih hasil
Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) periode berikutnya dengan tetap
berpedoman pada RPJPD Kabupaten Natuna Tahun 2005-2025 dan mengacu RPJMN
Tahun 2020-2024.
7.2 Kaidah Pelaksanaan
Renstra Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kab.
Natuna tahun 2016-2021 merupakan acuan bagi Dinas Kesehatan dan Pengendalian
Penduduk Keluarga Berencana Kab. Natuna serta pemangku kepentingan lainnya
dalam melaksanakan pembangunan kesehatan hingga tahun 2021. Agar pelaksanaan
pembangunan dapat berjalan dengan baik, perlu diatur beberapa kaidah
pelaksanaan sebagai berikut:
1. Renstra Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kab.
Natuna, merupakan dokumen yang dijadikan acuan dasar bagi pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi Dinas Kesehatan selama periode 2016-2021, mengikuti periode
berlakunya RPJMD Kabupaten Natuna tahun 2016-2021.
2. Renstra Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kab.
Natuna ini memiliki kedudukan yang sangat vital dan penting dalam
menyelenggarakan usaha-usaha untuk mewujudkan Natuna yang sehat secara
mandiri selama 5 (lima) tahun ke depan, memberikan arah, tujuan sasaran,
Page | 68
strategi, kebijakan, program dan kegiatan penyelenggaraan pemerintahan sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk
Keluarga Berencana Kab. Natuna
3. Renstra Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kab.
Natuna merupakan penjabaran dokumen RPJMD, selanjutnya Renstra Dinas
Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kab. Natuna
dijabarkan ke dalam Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan dan Pengendalian
Penduduk Keluarga Berencana Kab. Natuna yang merupakan rencana kerja
tahunan Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kab.
Natuna selama periode lima tahun yaitu tahun 2016-2021.
RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN, PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA
KABUPATEN NATUNA* dalam ribuan rupiah
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
Meningkatkan Pengendalian
Penduduk
Menurunnya tingkat
kelahiran pada
Pasangan Usia Subur
(PUS)
Rata-rata jumlah
anak per keluarga
23. Program Penyiapan Tenaga
Pendamping Kelompok Bina
Keluarga
Tersedianya Tenaga Pendamping
Kelompok Bina Keluarga
Persentase cakupan anggota
kelompok Bina Keluarga Balita
(BKB) ber KB
66.8 81.3 363,561 100 448,000 100 422,000 100 898,000 100 1,008,085 100 3,139,646 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
23.01. Pelatihan tenaga pendamping
kelompok bina keluarga di
kecamatan
Terlaksananya penyegaran PL KB,
PPKBD dan Sub PPKBD
Jumlah tenaga pendamping
kelompak bina keluarga di
kecamatan
PLKB 36 Kader
0
PLKB 15 Kader
20
363,561 PLKB 15 Kader
20
150,000 PLKB 10 Kader
20
150,000 PLKB 15 Kader
20
510,000 PLKB 15 Kader
20
515,000 PLKB 70 Kader
100
1,688,561 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
23.03. Pembinaan kelompok bina
keluarga di kecamatan
Terbentuknya kelompok Tribina Jumlah BKB BKR dan BKL aktif BKB 50 BKR 14
BKL 21
0 BKB 50 BKR 14
BKL 21
148,000 BKB 50 BKR 14
BKL 21
122,000 BKB 51 BKR 15
BKL 22
194,000 BKB 52 BKR 16
BKL 23
195,000 BKB 52 BKR 16
BKL 23
659,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana23.04. Pembinaan dan pengembangan
kelompok UPPKS
Terbentuknya UPPKS Jumlah kelompok UPPKS 5 Kelompok 0 2 Kelompok 150,000 2 kelompok 150,000 2 Kelompok 194,000 2 Kelompok 298,085 9 Kelompok 792,085 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
15. Program Keluarga Berencana Meningkatkan pengguna akseptor
KB
Persentase cakupan PUS yang
ingin ber KB tidak terpenuhi
(Unmeetneed)
86,1 86,5 1,239,794 86,9 1,405,000 87,3 1,483,000 88,08 2,269,000 89,9 2,903,348 89,9 9,300,142 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
15.01. Penyediaan pelayanan KB dan alat
kontrasepsi bagi keluarga miskin
Tersedianya biaya operasinal balai
penyuluh KB
Jumlah Keluarga Berencana
(KB) Aktif
KB Aktif :
10.481
174,200 KB Aktif :
12.955
230,000 KB Aktif :
14.400
256,000 KB Aktif :
15.889
280,000 KB Aktif :
17.394
310,000 KB Aktif :
17.394
1,250,200 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
15.02. Pelayanan KIE Meningkatnya kemampuan bidan
dan PLKB dalam memberikan
pelayanan konseling KB
Jumlah bidan yang telah
mengikuti pelatihan KIE
2 Orang 0 20 Orang 175,000 20 Orang 177,000 20 Orang 356,000 25 Orang 358,000 105 Orang 1,066,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
15.07. Penyediaan sarana prasarana
penunjang program keluarga
berencana
Tersedianya sarana dan prasarana
pelayanan KB
Jumlah sarana dan prasarana
Program KB
23 Paket 7 Paket 1,065,594 7 Paket 1,000,000 7 Paket 1,050,000 7 Paket 1,633,000 7 Paket 2,235,348 35 Paket 6,983,942 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
17. Program Pelayanan Kontrasepsi Meningkatnya pelayanan KB pada
PUS yang tidak terpenuhi
Persentase cakupan PUS yang
ingin ber KB tidak terpenuhi
(Unmeetneed)
86,1 0 86,9 179,155 87,3 120,000 88,08 400,000 89,9 420,000 89,9 1,119,155 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
17.02. Pelayanan pemasangan
kontrasepsi KB
Mempertahankan kepsertaan
Akseptor jangka panjang
Jumlah KB MKJP 5837 Orang 0 7062 Orang 179,155 7769 Orang 120,000 8545 Orang 400,000 9400 Orang 420,000 9400 Orang 1,119,155 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana16. Program Kesehatan Reproduksi
Remaja
Meningkatnya pasangan usia
subur yang menggunakan KB
Persentase KB aktif terhadap
PUS
86.1 86.1 300,000 86,9 100,000 87,3 120,000 88,08 356,042 89,9 391,652 89,9 1,267,694 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.04. Pendirian pusat pelayanan
informasi dan konseling KRR
Terbentuknya PIK R/M Jumlah PIK R/M 38 40 150,000 40 50,000 40 60,000 40 199,650 50 219,615 50 679,265 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.05. Penilaian kelompok PIK R/M Pembinaan dan penilaian tahapan
PIK
Pentahapan PIK (tumbuh,
tegak, tegar)
Tumbuh 28,
tegar 6, tegak
5
0Tumbuh 28,
tegar 8, tegak 7
150,000 Tumbuh 28,
tegar 8, tegak 7
50,000 Tumbuh 28,
tegar 10, tegak
9
60,000 Tumbuh 28,
tegar 12, tegak
10
156,392 Tumbuh 28,
tegar 17, tegak
15
172,037 Tumbuh 28,
tegar 53, tegak
46
588,429 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
Meningkatkan kualitas
birokrasi pemerintahan
Meningkatnya kinerja
dan akuntabilitas
organisasi
Predikat/Nilai
akuntabiltas
1. Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran
Terselenggaranya pelayanan
administrasi perkantoran
Jumlah bulan layanan
administrasi perkantoran
12 Bulan 12 Bulan 7,013,500 12 Bulan 7,120,500 12 Bulan 7,127,000 12 Bulan 7,685,000 12 Bulan 7,935,000 60 Bulan 36,881,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
01.01. Penyediaan jasa surat menyurat Tersedianya jasa surat menyurat
untuk kelancaran administrasi
perkantoran
Jumlah Bulan Jasa surat
menyurat
12 Bulan 12 Bulan 40,000 12 Bulan 40,000 12 Bulan 40,000 12 Bulan 40,000 12 Bulan 40,000 60 Bulan 200,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
01.02. Penyediaan jasa komunikasi,
sumber daya air dan listrik
Tersedianya jasa komunikasi
sumber daya air dan listrik untuk
kelancaran administrasi
perkantoran
Jumlah Bulan jasa komunikasi,
sumber daya air dan listrik
12 Bulan 12 Bulan 68,500 12 Bulan 68,500 12 Bulan 70,000 12 Bulan 70,000 12 Bulan 70,000 60 Bulan 347,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
01.08. Penyediaan jasa kebersihan
kantor
Terciptanya lingkungan kerja yang
bersih dan nyaman
Jumlah Bulan penyediaan jasa
kebersihan kantor
12 Bulan 12 Bulan 10,000 12 Bulan 10,000 12 Bulan 10,000 12 Bulan 15,000 12 Bulan 15,000 60 Bulan 60,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
01.10. Penyediaan alat tulis kantor Tersedianya ATK untuk
kelancaran administrasi
perkantoran
Jumlah bulan penyediaan alat
tulis kantor
12 Bulan 12 Bulan 40,000 12 Bulan 45,000 12 Bulan 45,000 12 Bulan 45,000 12 Bulan 45,000 60 Bulan 220,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
Tahun 5
(2021)
Kondisi Akhir
Unit Kerja SKPD
Penanggungjawab
Indikator Kinerja
Program (Oucome) dan
Kegiatan (Output)
Data Capaian
pada Awal Tahun
Tahun 1
(2017)
Tahun 2
(2018)
Tahun 3
(2019)
Tahun 4
(2020)Sasaran Program/KegiatanTujuan Sasaran
Indikator
SasaranKode
Program dan
Kegiatan
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
Tahun 5
(2021)
Kondisi Akhir
Unit Kerja SKPD
Penanggungjawab
Indikator Kinerja
Program (Oucome) dan
Kegiatan (Output)
Data Capaian
pada Awal Tahun
Tahun 1
(2017)
Tahun 2
(2018)
Tahun 3
(2019)
Tahun 4
(2020)Sasaran Program/KegiatanTujuan Sasaran
Indikator
SasaranKode
Program dan
Kegiatan
01.11. Penyediaan barang cetakan dan
penggandaan
Tersedianya dokumen-dokumen
perkantoran
Jumlah bulan penyediaan
barang cetakan dan
penggandaan
12 Bulan 12 Bulan 50,000 12 Bulan 50,000 12 Bulan 50,000 12 Bulan 55,000 12 Bulan 55,000 60 Bulan 260,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
01.13. Penyediaan peralatan dan
perlengkapan kantor
Tersedianya peralatan dan
perlengkapan kantor
Jumlah penyediaan peralatan
dan perlengkapan kantor
12 Bulan 12 Bulan 45,000 12 Bulan 47,000 12 Bulan 47,000 12 Bulan 50,000 12 Bulan 50,000 60 Bulan 239,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
01.15. Penyediaan bahan bacaan dan
peraturan
perundang-undangan
terciptanya minat baca dan
pengetahuan pegawai
Jumlah bulan penyediaan
bahan bacaan dan peraturan
perundang-undangan
12 Bulan 12 Bulan 10,000 12 Bulan 10,000 12 Bulan 10,000 12 Bulan 10,000 12 Bulan 10,000 60 Bulan 50,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
01.17. Penyediaan makanan dan
minuman
Tersedianya makanan dan
minuman pegawai
Jumlah bulan penyediaan
makanan dan minuman
12 Bulan 12 Bulan 50,000 12 Bulan 50,000 12 Bulan 50,000 12 Bulan 50,000 12 Bulan 50,000 60 Bulan 250,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
01.18. Rapat-rapat koordinasi dan
konsultasi keluar daerah
Terlaksananya koordinasi dan
konsultasi keluar daerah
Jumlah bulan koordinasi dan
konsultasi keluar daerah
12 Bulan 12 Bulan 250,000 12 Bulan 250,000 12 Bulan 250,000 12 Bulan 400,000 12 Bulan 450,000 60 Bulan 1,600,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
01.19. Penyediaan jasa tenaga
pendukung administrasi/teknis
perkantoran
Meningkatnya kinerja honorer/
Pegawai Tidak Tetap
Jumlah bulan gaji
Honorer/Pegawai Tidak Tetap
12 Bulan 12 Bulan 6,300,000 12 Bulan 6,400,000 12 Bulan 6,405,000 12 Bulan 6,800,000 12 Bulan 7,000,000 60 Bulan 32,905,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
01.20. Rapat-rapat koordinasi dalam
daerah
Terlaksananya rapat-rapat
koordinasi dalam daerah
Jumlah bulan koordinasi dalam
daerah
12 Bulan 12 Bulan 150,000 12 Bulan 150,000 12 Bulan 150,000 12 Bulan 150,000 12 Bulan 150,000 60 Bulan 750,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana2. Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur
Meningkatnya sarana dan
prasarana aparatur
Persentase Ketersediaan
Sarana dan Prasarana Aparatur
60% 65% 2,670,000 65% 670,000 70% 1,090,000 70% 880,000 75% 940,000 75% 6,250,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
02.02. Pembangunan rumah dinas Tersedianya rumah dinas Jumlah rumah dinas 35 4 unit 1,500,000 2 unit 200,000 2 unit 250,000 1 unit 250,000 1 unit 250,000 10 unit 2,450,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana02.05. Pengadaan kendaraan
dinas/operasional
Tersedianya kendaraan
dinas/operasional
Jumlah Kendaraan dinas 5 Unit 0 0 1 Unit 300,000 0 0 1 300,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana02.10. Pengadaan mebeleur Tersedianya meubeler Jumlah mebeleur 162 Unit 22 Unit 750,000 22 Unit 150,000 22 Unit 150,000 22 Unit 200,000 22 Unit 250,000 110 unit 1,500,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana02.24. Pemeliharaan rutin/berkala
kendaraan dinas/operasional
Terpeliharanya kendaraan
dinas/operasional dalam kondisi
baik
Jumlah bulan pemeliharaan
kendaraan dinas operasional
5 Unit 5 Unit 80,000 5 Unit 80,000 5 Unit 150,000 5 Unit 150,000 5 Unit 150,000 5 Unit 610,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
02.30. Pemeliharaan rutin/berkala
peralatan dan perlengkapan
kantor
Terpeliharanya peralatan dan
perlengkapan kantor dalam
kondisi baik
Jumlah bulan rutin peralatan
dan perlengkapan kantor
12 Bulan 12 Bulan 40,000 12 Bulan 40,000 12 Bulan 40,000 12 Bulan 50,000 12 Bulan 60,000 60 Bulan 230,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
02.41. Rehabilitasi sedang/berat rumah
dinas
mempertahankan fungsi rumah
dinas
Jumlah unit rumah dinas yang
di rehabilitasi
5 Unit 5 Unit 300,000 5 Unit 200,000 5 Unit 200,000 5 Unit 230,000 5 Unit 230,000 25 Unit 1,160,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
3. Program Peningkatan Disiplin
Aparatur
Terciptanya kinerja dan disiplin
dalam pelaksanaan tugas
Persentase Kehadiran Pegawai 90% 90% 1,150,000 94% 854,800 96% 892,000 97% 1,300,000 98% 1,400,000 98% 5,596,800 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana03.02. Pengadaan pakaian dinas beserta
kelengkapannya
Tersedianya pakaian dinas (PDH)
bagi pegawai
Jumlah pakaian dinas beserta
kelengkapannya
632 Stel 695 Stel 500,000 758 Stel 454,800 821 Stel 492,000 884 Stel 600,000 947 Stel 600,000 947 Stel 2,646,800 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana03.03. Pengadaan pakaian kerja
lapangan
Tersedianya pakaian lapangan
bagi pegawai
Jumlah pakaian kerja lapangan 632 Stel 632 Stel 400,000 632 Stel 200,000 632 Stel 200,000 632 Stel 200,000 632 Stel 200,000 632 Stel 1,200,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana03.05. Pengadaan pakaian khusus hari-
hari tertentu
Tersedianya pakaian khusus hari-
hari tertentu bagi pegawai
Jumlah pakaian khusus hari-
hari tertentu
632 Stel 632 Stel 250,000 632 Stel 200,000 632 Stel 200,000 632 Stel 500,000 632 Stel 600,000 632 Stel 1,750,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana6. Program Peningkatan
Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan
Predikat/Nilai akuntabiltas 52 53 75,000 55 75,000 60 75,000 67 75,000 70 75,000 70 375,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
06.01. Penyusunan laporan capaian
kinerja dan ikhtisar realisasi
kinerja SKPD
Tersusunnya LAKIP Dinas
Kesehatan dan Pengendalian
Penduduk Keluarga Berencana
Jumlah Laporan 0 Laporan 2 Laporan 75,000 2 Laporan 75,000 2 Laporan 75,000 2 Laporan 75,000 2 Laporan 75,000 2 Laporan 375,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
23. Program Standarisasi Pelayanan
Kesehatan
Meningkatnya nilai evaluasi LAKIP
Dinas Kesehatan dan
Pengendalian Penduduk Keluarga
Berencana
Nilai evaluasi Lakip 52 53 960,000 55 700,000 60 700,000 67 1,586,958 70 1,900,000 70 5,846,958 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
Tahun 5
(2021)
Kondisi Akhir
Unit Kerja SKPD
Penanggungjawab
Indikator Kinerja
Program (Oucome) dan
Kegiatan (Output)
Data Capaian
pada Awal Tahun
Tahun 1
(2017)
Tahun 2
(2018)
Tahun 3
(2019)
Tahun 4
(2020)Sasaran Program/KegiatanTujuan Sasaran
Indikator
SasaranKode
Program dan
Kegiatan
23.02. Evaluasi dan pengembangan
standar pelayanan kesehatan
Terlaksananya pertemuan
evaluasi dan perencanaan DAK
Non Fisik
Dukungan Manajemen tata
kelola Bantuan Operasional
Kesehatan
12 Bulan 12 Bulan 310,000 12 Bulan 100,000 12 Bulan 100,000 12 Bulan 786,958 12 Bulan 1,000,000 12 Bulan 2,296,958 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
23.03. Pengembangan dan pemutakhiran
data dasar standar pelayanan
kesehatan
Terlaksananya pertemuan
Pemutakhiran data kesehatan
Pemutakhiran data dasar
standar kesehatan dan
pengelolaan sistem informasi
kesehatan
1 kali 1 pertemuan 350,000 1 pertemuan 300,000 1 pertemuan 300,000 1 pertemuan 450,000 1 pertemuan 500,000 6 Kali 1,900,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
23.06. Monitoring, evaluasi, pelaporan
dan rapat kerja kesehatan
Terlaksananya Rapat Kerja
Kesehatan Daerah dan Evaluasi
Pelaksanaan program dan
Kegiatan
Rapat kerja kesehatan daerah
tingkat kabupaten
1 pertemuan 1 pertemuan 300,000 3 pertemuan 300,000 3 pertemuan 300,000 3 pertemuan 350,000 3 pertemuan 400,000 15 pertemuan 1,650,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
Meningkatkan pelayanan
kesehatan masyarakat
Terpenuhinya
pelayanan kesehatan
yang bermutu dan
terjangkau
Jumlah puskesmas
yang tersertifikasi
akreditasi
16. Program Upaya Kesehatan
Masyarakat
Terlaksananya survei akreditasi
puskesmas
Jumlah puskesmas yang
tersertifikasi akreditasi
2 puskesmas 4 Puskesmas 400,000 3 Puskesmas 415,000 2 Puskesmas 425,000 2 Puskesmas 500,000 2 Puskesmas 600,000 15 Puskesmas 2,340,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.32. Penyediaan Biaya Operasional
Puskesmas Ranai
Tersedianya biaya operasional
rutin Puskesmas
Penyediaan biaya operasional
rutin puskesmas
12 Bulan 12 Bulan 400,000 12 bulan 415,000 12 bulan 425,000 12 bulan 500,000 12 bulan 600,000 12 Bulan 2,340,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16. Program Upaya Kesehatan
Masyarakat
Terlaksananya survei akreditasi
puskesmas
Jumlah puskesmas yang
tersertifikasi akreditasi
2 4 Puskesmas 3,915,000 3 Puskesmas 4,225,000 2 Puskesmas 4,259,000 2 Puskesmas 4,655,000 2 Puskesmas 5,530,000 15 22,584,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.06. Revitalisasi sistem kesehatan Terlaksananya pendampingan
akreditasi puskesmas
Jumlah puskesmas yang
dilakukan pendampingan
akreditasi
2 puskesmas 4 Puskesmas 450,000 3 Puskesmas 600,000 2 Puskesmas 559,000 2 puskesmas 700,000 2 puskesmas 1,300,000 15 Puskesmas 3,609,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.33. Penyediaan Biaya Operasional
PUskesmas Bunguran Timur Laut
Tersedianya biaya operasional
rutin Puskesmas
Penyediaan Biaya Operasional
rutin Puskesmas
12 bulan 12 Bulan 200,000 12 Bulan 200,000 12 Bulan 200,000 12 Bulan 300,000 12 Bulan 350,000 12 Bulan 1,250,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.34. Penyediaan Biaya Operasional
Puskesmas Bunguran Tengah
Tersedianya biaya operasional
rutin Puskesmas
Penyediaan operasional rutin
puskesmas
12 Bulan 12 Bulan 200,000 12 Bulan 200,000 12 Bulan 200,000 12 Bulan 200,000 12 Bulan 200,000 12 Bulan 1,000,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.35. Penyediaan Biaya Operasional
Puskesmas Bunguran Selatan
Tersedianya biaya operasional
rutin Puskesmas
Penyediaan operasional rutin
puskesmas
12 Bulan 12 Bulan 200,000 12 Bulan 200,000 12 Bulan 200,000 12 Bulan 200,000 12 Bulan 200,000 12 Bulan 1,000,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.36. Penyediaan Biaya Operasional
Puskesmas Sedanau
Tersedianya biaya operasional
rutin Puskesmas
Penyediaan operasional rutin
puskesmas
12 Bulan 12 Bulan 300,000 12 Bulan 350,000 12 Bulan 375,000 12 Bulan 400,000 12 Bulan 450,000 12 Bulan 1,875,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.37. Penyediaan Biaya Operasional
Puskesmas Kelarik
Tersedianya biaya operasional
rutin Puskesmas
Penyediaan biaya operasional
puskesmas
12 Bulan 12 Bulan 300,000 12 Bulan 300,000 12 Bulan 300,000 12 Bulan 300,000 12 Bulan 300,000 12 Bulan 1,500,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.38. Penyediaan Biaya Operasional
Puskesmas Pulau Tiga
Tersedianya biaya operasional
rutin Puskesmas
Penyediaan biaya operasional
puskesmas
12 Bulan 12 bulan 300,000 12 bulan 350,000 12 bulan 350,000 12 bulan 350,000 12 bulan 350,000 12 Bulan 1,700,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.39. Penyediaan Biaya Operasional
Puskesmas Pulau Laut
Tersedianya biaya operasional
rutin Puskesmas
Penyediaan biaya operasional
puskesmas
12 Bulan 12 Bulan 300,000 12 Bulan 300,000 12 Bulan 300,000 12 Bulan 300,000 12 Bulan 300,000 12 Bulan 1,500,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.40. Penyediaan Biaya Operasional
Puskesmas Midai
Tersedianya biaya operasional
rutin Puskesmas
Penyediaan biaya operasional
rutin puskesmas
12 Bulan 12 Bulan 250,000 12 Bulan 265,000 12 Bulan 270,000 12 Bulan 275,000 12 Bulan 280,000 12 Bulan 1,340,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
Tahun 5
(2021)
Kondisi Akhir
Unit Kerja SKPD
Penanggungjawab
Indikator Kinerja
Program (Oucome) dan
Kegiatan (Output)
Data Capaian
pada Awal Tahun
Tahun 1
(2017)
Tahun 2
(2018)
Tahun 3
(2019)
Tahun 4
(2020)Sasaran Program/KegiatanTujuan Sasaran
Indikator
SasaranKode
Program dan
Kegiatan
16.41. Penyediaan Biaya Operasional
Puskesmas Serasan
Tersedianya biaya operasional
rutin Puskesmas
Penyediaan biaya operasional
rutin puskesmas
12 bulan 12 Bulan 350,000 12 Bulan 370,000 12 Bulan 400,000 12 Bulan 435,000 12 Bulan 450,000 12 Bulan 2,005,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.42. Penyediaan Biaya Operasional
Puskesmas Serasan Timur
Tersedianya biaya operasional
rutin Puskesmas
Penyediaan biaya operasional
rutin puskesmas
12 Bulan 12 Bulan 250,000 12 Bulan 265,000 12 Bulan 270,000 12 Bulan 350,000 12 Bulan 400,000 12 Bulan 1,535,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.43. Penyediaan Biaya OPerasional
Puskesmas Subi
Tersedianya biaya operasional
rutin Puskesmas
Penyediaan biaya operasional
rutin puskesmas
12 Bulan 12 Bulan 300,000 12 Bulan 300,000 12 Bulan 300,000 12 Bulan 300,000 12 Bulan 300,000 12 Bulan 1,500,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.44. Penyediaan Biaya Operasional
Puskesmas Batubi Jaya
Tersedianya biaya operasional
rutin Puskesmas
penyediaan biaya operasional
rutin puskesmas
12 bulan 12 Bulan 200,000 12 Bulan 200,000 12 Bulan 200,000 12 Bulan 200,000 12 Bulan 200,000 12 Bulan 1,000,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.61. Penyediaan Biaya Operasional
Puskesmas Pulau Tiga Barat
Tersedianya biaya operasional
rutin Puskesmas
penyediaan biaya operasional
rutin puskesmas
12 Bulan 12 Bulan 165,000 12 Bulan 175,000 12 Bulan 185,000 12 Bulan 195,000 12 Bulan 200,000 12 Bulan 920,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.62. Penyediaan biaya operasional
Puskesmas Suak Midai
Tersedianya biaya operasional
rutin Puskesmas
penyediaan biaya operasional
rutin puskesmas
12 bulan 12 bulan 150,000 12 bulan 150,000 12 bulan 150,000 12 bulan 150,000 12 bulan 250,000 12 bulan 850,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16. Program Upaya Kesehatan
Masyarakat
Meningkatnya ketersediaan alkes
di puskesmas yang sesuai standar
Persentase ketersediaan alkes
di pelayanan kesehatan dasar
yang sesuai standar
100% 100% 1,049,001 100% 300,000 100% 400,000 100% 2,500,000 100% 3,500,000 100% 7,749,001 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.03. Pengadaan, peningkatan, dan
perbaikan sarana dan prasarana
puskesmas dan jaringannya
Tersedianya alat kesehatan dan
penunjang pelayanan kesehatan
di puskesmas
Pengadaan alat kesehatan dan
penunjang pelayanan
kesehatan di Puskesmas
2 Puskesmas 3 Puskesmas 1,049,001 1 Puskesmas 300,000 2 Puskesmas 400,000 4 Puskesmas 2,500,000 5 Puskesmas 3,500,000 15 Puskesmas 7,749,001 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16. Program Upaya Kesehatan
Masyarakat
Meningkatnya puskesmas yang
melakukan kesehatan tradisional
dan perkesmas
Persentase puskesmas yang
melakukan kesehatan
Tradisional dan perkesmas
100% 100% 0 100% 200,000 100% 200,000 100% 200,000 100% 200,000 100% 800,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.02. Pemeliharaan dan pemulihan
kesehatan
Terselenggaranya pelayanan
kesehatan tradisional da
perkesmas di puskesmas
Penyelenggaraan pelayanan
kesehatan tradisional,
Perkesmas
0 puskesmas 0 Puskesmas 0 15 Puskesmas 200,000 15 Puskesmas 200,000 0 Puskesmas 200,000 0 Puskesmas 200,000 15 Puskesmas 800,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
25. Program Pengadaan, Peningkatan
dan Perbaikan Sarana dan
Prasarana Puskesmas/Puskesmas
Pembantu dan Jaringannya
Meningkatnya aksesibiltas fasilitas
pelayanan kesehatan di desa
Persentase aksesbiltas fasilitas
pelayanan kesehatan di desa
100% 100% 11,042,392 100% 3,845,000 100% 12,149,615 100% 7,975,731 100% 12,698,148 100% 47,710,886 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
25.01. Pembangunan puskesmas Tersedianya bangunan dan ruang
yang sesuai standar di puskesmas
Pembangunan baru dan
penambahan ruang puskesmas
13 3 unit 5,140,443 3 unit 425,000 2 Unit 2,600,000 6 unit 2,400,000 0 15 10,565,443 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
25.02. Pembangunan puskesmas
pembantu
Tersedianya Puskesmas Pembantu Jumlah pembangunan
Puskesmas Pembantu
43 1 Paket 400,000 1 Paket 400,000 1 Paket 400,000 1 Paket 400,000 1 Paket 400,000 48 2,000,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
25.03. Pembangunan puskesmas
perairan
Tersedianya Puskesmas keliling
laut
Jumlah Pengadaan Puskel laut 5 Buah 0 1 unit 500,000 1 Unit 1,572,720 0 2 unit 5,000,000 9 Buah 7,072,720 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
25.06. Pengadaan sarana dan prasarana
puskesmas
Tersedianya prasarana puskesmas
yang sesuai standar
Jumlah puskesmas yang
memiliki parsarana yang sesuai
standar
13 PKM 13 Puskesmas 536,949 13 Puskesmas 500,000 13 Puskesmas 500,000 13 Puskesmas 700,000 13 Puskesmas 2,400,000 15 PKM 4,636,949 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
Tahun 5
(2021)
Kondisi Akhir
Unit Kerja SKPD
Penanggungjawab
Indikator Kinerja
Program (Oucome) dan
Kegiatan (Output)
Data Capaian
pada Awal Tahun
Tahun 1
(2017)
Tahun 2
(2018)
Tahun 3
(2019)
Tahun 4
(2020)Sasaran Program/KegiatanTujuan Sasaran
Indikator
SasaranKode
Program dan
Kegiatan
2.507. Pengadaan sarana dan prasarana
puskesmas pembantu
Tersedianya prasarana puskesmas
yang sesuai standar
Jumlah pustu yang mempunyai
prasarana sesuai dengan
standar
37 0 5 pustu 250.000 7 pustu 400.000 0 7 pustu 898.148 49 1,548,148 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
2.511. Peningkatan puskesmas menjadi
puskesmas rawat inap
Meningkatnya status puskesmas
rawat jalan menjadi puskesmas
rawat inap
Peningkatan Puskesmas
menjadi puskesmas rawat inap
0 Unit 0 0 1 unit 100.000 1 Unit 1,200,000 1 unit 2,302,114 1 unit 1,500,000 2 Unit 5,102,114 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
2.513. Peningkatan puskesmas
pembantu menjadi puskesmas
Meningkatnya status puskesmas
menjadi puskesmas
Peningkatan Pustu menjadi
Puskesmas
1 Unit 1 unit 2,400,000 1 unit 600.000 1 Unit 2,400,000 0 0 2 Unit 5,400,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
2.519. Rehabilitasi sedang/berat
puskesmas pembantu
Mempertahankan fungsi
bangunan pustu dalam kondisi
baik
Rehabilitasi puskesmas
pembantu
0 Unit 1 Unit 250.000 1 Unit 250.000 1 Unit 250.000 1 Unit 250.000 4 unit 1,000,000 8 Unit 2,000,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
2.520. Rehabiltasi sedang/berat
puskesmas perairan
Mempertahankan fungsi
Puskesmas perairan dalam kondisi
baik
Rehabilitasi Puskesmas 0 Buah 0 1 Buah 200.000 0 0 0 1 Buah 200.000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
2.523. Rehabilitasi sedang/berat
puskesmas
Mempertahankan fungsi
bangunan Puskesmas dalam
kondisi baik
Rehabilitasi Puskesmas 0 Unit 4 unit 2,315,000 2 unit 620.000 4 unit 2,826,895 3 unit 1,923,617 4 unit 1,500,000 13 Unit 9,185,512 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
05 Program Peningkatan Kapasitas
Sumber Daya Aparatur
Meningkatnya kapasitas sumber
daya aparatur kesehatan
Jumlah Puskesmas Yang
Minimal Memiliki Lima Jenis
Tenaga Kesehatan
1 Puskesmas 1 Puskesmas 850.000 14 Puskesmas 700.000 14 Puskesmas 710.000 14 Puskesmas 1,400,000 14 Puskesmas 1,800,000 14 Puskesmas 5,460,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
5.01. Pendidikan dan pelatihan formal Peningkatan kualitas aparatur
kesehatan
Jumlah aparatur yang
mengikuti pelatihan formal
10 Orang 24 Orang 400.000 25 Orang 300.000 28 Orang 310.000 30 orang 500.000 35 Orang 500.000 142 orang 2,10,00 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
5.03. Bimbingan teknis implementasi
peraturan perundang-undangan
terlaksananya bimbingan teknis
implementasi perundang-
undangan
Jumlah yang mengikuti Bimtek
implementasi
10 Orang 10 Orang 150.000 10 Orang 200.000 10 Orang 200.000 20 Orang 500.000 40 Orang 700.000 10 Orang 1,750,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
5.70. Penyusunan akreditasi jabatan
fungsional
terlaksananya penilaian angka
kredit bagi tenaga fungsional
kesehatan
Jumlah bulan penilaian angka
kredit tenaga fungsional
12 Bulan 12 Bulan 300.000 12 Bulan 200.000 12 Bulan 200.000 12 Bulan 400.000 12 Bulan 600.000 60 Orang 1,700,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16 Program Upaya Kesehatan
Masyarakat
Meningkatnya kepesertaan
Jaminan Kesehatan
Persentase kepesertaan
jaminan kesehatan
100% 100% 3,590,021 100% 4,10,00 100% 4,180,000 100% 4,570,000 100% 5,270,000 100% 21,620,021 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.09. Peningkatan kesehatan
masyarakat
Terlaksananya Pengelolaan
Jamninan Kesehatan Daerah
(Natuna Sehat)
Pelayanan kesehatan bagi
masyarakat miskin
12 Bulan 12 Bulan 1,515,845 12 Bulan 1,300,000 12 Bulan 1,200,000 12 Bulan 1,100,000 12 Bulan 1,000,000 60 Bulan 6,115,845 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.17. Sistem Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN)
Terlaksananya pengelolaan
Jaminan Kesehatan Nasional
Pengelolaan Jaminan
Kesehatan Nasional
12 bulan 12 Bulan 350.000 12 Bulan 400.000 12 Bulan 450.000 12 Bulan 600.000 12 Bulan 800.000 60 Bulan 2,600,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.19. Penggunaan Dana Kapitasi JKN
FKTP Ranai
Tersedianya jasa pelayanan dan
operasional pelayanan kesehatan
di Puskesmas
Penyediaan jasa pelayanan dan
operasional pelayanan
kesehatan di puskesmas Ranai
12 Bulan 12 Bulan 450.000 12 Bulan 500.000 12 Bulan 550.000 12 Bulan 600.000 12 Bulan 700.000 60 Bulan 2,800,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.20. Penggunaan Dana Kapitasi JKN
FKTP Bunguran Timur Laut
Tersedianya jasa pelayanan dan
operasional pelayanan kesehatan
di Puskesmas
Penyediaan jasa pelayanan dan
operasional pelayanan
kesehatan di Puskesmas Bung.
Timur Laut
12 Bulan 12 Bulan 54.000 12 Bulan 60.000 12 Bulan 70.000 12 Bulan 80.000 12 Bulan 100.000 60 Bulan 364.000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
Tahun 5
(2021)
Kondisi Akhir
Unit Kerja SKPD
Penanggungjawab
Indikator Kinerja
Program (Oucome) dan
Kegiatan (Output)
Data Capaian
pada Awal Tahun
Tahun 1
(2017)
Tahun 2
(2018)
Tahun 3
(2019)
Tahun 4
(2020)Sasaran Program/KegiatanTujuan Sasaran
Indikator
SasaranKode
Program dan
Kegiatan
16.21. Penggunaan Dana Kapitasi JKN
FKTP Bunguran Tengah
Tersedianya jasa pelayanan dan
operasional pelayanan kesehatan
di Puskesmas
Penyediaan jasa pelayanan dan
opeerasional pelayanan
kesehatan di Puskesmas Bung.
Tengah
12 Bulan 12 Bulan 50.000 12 Bulan 60.000 12 Bulan 70.000 12 Bulan 80.000 12 Bulan 100.000 60 Bulan 360.000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.22. Penggunaan Dana Kapitasi JKN
FKTP Bunguran Selatan
Tersedianya jasa pelayanan dan
operasional pelayanan kesehatan
di Puskesmas
Penyediaan jasa pelayanan dan
operasional pelayanan
kesehatan di Puskesmas Bung.
Selatan
12 Bulan 12 Bulan 35.000 12 Bulan 50.000 12 Bulan 60.000 12 Bulan 70.000 12 Bulan 90.000 60 Bulan 305.000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.23. Penggunaan Dana Kapitasi JKN
FKTP Sedanau
Tersedianya jasa pelayanan dan
operasional pelayanan kesehatan
di Puskesmas
Penyediaan jasa pelayanan dan
operasional pelayanan
kesehatan di Puskesmas
Sedanau
12 Bulan 12 Bulan 140.000 12 Bulan 200.000 12 Bulan 220.000 12 Bulan 240.000 12 Bulan 400.000 60 Bulan 1,200,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.24. Penggunaan Dana Kapitasi JKN
FKTP Kelarik
Tersedianya jasa pelayanan dan
operasional pelayanan kesehatan
di Puskesmas
Penyediaan jasa pelayanan dan
operasional pelayanan
kesehatan di Puskesmas Kelarik
12 Bulan 12 Bulan 67.392 12 Bulan 140.000 12 Bulan 140.000 12 Bulan 140.000 12 Bulan 200.000 60 Bulan 687.392 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.25. Penggunaan Dana Kapitasi JKN
FKTP Pulau Tiga
Tersedianya jasa pelayanan dan
operasional pelayanan kesehatan
di Puskesmas
Penyediaan jasa pelayanan dan
operasional pelayanan
kesehatan
12 Bulan 12 Bulan 50.000 12 Bulan 100.000 12 Bulan 100.000 12 Bulan 200.000 12 Bulan 200.000 60 Bulan 650.000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.26. Penggunaan Dana Kapitasi JKN
FKTP Pulau Laut
Tersedianya jasa pelayanan dan
operasional pelayanan kesehatan
di Puskesmas
Penyediaan jasa pelayanan dan
operasional pelayanan
kesehatan di Puskesmas Pulau
Laut
12 Bulan 12 Bulan 100.000 12 Bulan 140.000 12 Bulan 160.000 12 Bulan 180.000 12 Bulan 200.000 60 Bulan 780.000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.27. Penggunaan Dana Kapitasi JKN
FKTP Midai
Tersedianya jasa pelayanan dan
operasional pelayanan kesehatan
di Puskesmas
Penyediaan jasa pelayanan dan
operasional pelayanan
kesehatan di Puskesmas Midai
12 Bulan 12 Bulan 73.184 12 Bulan 140.000 12 Bulan 160.000 12 Bulan 180.000 12 Bulan 200.000 60 Bulan 753.184 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.28. Penggunaan Dana Kapitasi JKN
FKTP Serasan
Tersedianya jasa pelayanan dan
operasional pelayanan kesehatan
di Puskesmas
Penyediaan jasa pelayanan dan
operasional pelayanan
kesehatan
12 Bulan 12 Bulan 174.600 12 Bulan 200.000 12 Bulan 220.000 12 Bulan 240.000 12 Bulan 260.000 60 Bulan 1,094,600 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.29. Penggunaan Dana Kapitasi JKN
FKTP Serasan Timur
Tersedianya jasa pelayanan dan
operasional pelayanan kesehatan
di Puskesmas
Penyediaan jasa pelayanan dan
operasional pelayanan
kesehatan
12 Bulan 12 Bulan 60.000 12 Bulan 140.000 12 Bulan 150.000 12 Bulan 170.000 12 Bulan 190.000 60 Bulan 710.000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.30. Penggunaan Dana Kapitasi JKN
FKTP Subi
Tersedianya jasa pelayanan dan
operasional pelayanan kesehatan
di Puskesmas
Penyediaan jasa pelayanan dan
operasional pelayanan
kesehatan
12 Bulan 12 Bulan 60.000 12 Bulan 140.000 12 Bulan 160.000 12 Bulan 180.000 12 Bulan 200.000 60 Bulan 740.000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.31. Penggunaan Dana Kapitasi JKN
FKTP Batubi Jaya
Tersedianya jasa pelayanan dan
operasional pelayanan kesehatan
di Puskesmas
Penyediaan jasa pelayanan dan
operasional pelayanan
kesehatan
12 Bulan 12 Bulan 100.000 12 Bulan 120.000 12 Bulan 140.000 12 Bulan 160.000 12 Bulan 180.000 60 Bulan 700.000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.45. Penyediaan Biaya Operasional
UPTD Jamkesda
Tersedianya biaya operasional
rutin di UPTD Jamkesda
Jumlah bulan biaya operasional
UPTD Jamkesda
12 Bulan 12 Bulan 200.000 12 Bulan 200.000 12 Bulan 200.000 12 Bulan 200.000 12 Bulan 200.000 60 Bulan 1,000,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.65. Penggunaan Dana Kapitasi JKN
FKTP Pulau Tiga Barat
Tersedianya jasa pelayanan dan
operasional pelayanan kesehatan
di Puskesmas
Penyediaan jasa pelayanan dan
operasional pelayanan
kesehatan
12 Bulan 12 Bulan 60.000 12 Bulan 70.000 12 Bulan 80.000 12 Bulan 80.000 12 Bulan 100.000 60 Bulan 390.000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.66. Penggunaan Dana Kapitasi JKN
FKTP Suak Midai
Tersedianya jasa pelayanan dan
operasional pelayanan kesehatan
di Puskesmas
Penyediaan jasa pelayanan dan
operasional pelayanan
kesehatan
12 Bulan 12 Bulan 50.000 12 Bulan 50.000 12 Bulan 50.000 12 Bulan 70.000 12 Bulan 150.000 60 Bulan 370.000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
Tahun 5
(2021)
Kondisi Akhir
Unit Kerja SKPD
Penanggungjawab
Indikator Kinerja
Program (Oucome) dan
Kegiatan (Output)
Data Capaian
pada Awal Tahun
Tahun 1
(2017)
Tahun 2
(2018)
Tahun 3
(2019)
Tahun 4
(2020)Sasaran Program/KegiatanTujuan Sasaran
Indikator
SasaranKode
Program dan
Kegiatan
15 Program obat dan perbekalan
kesehatan
Meningkatnya ketersediaan obat
yang memenuhi syarat
Persentase obat yang
memenuhi syarat
100% 100% 3,825,800 100% 3,550,000 100% 3,600,000 100% 5,650,000 100% 6,500,000 100% 23,125,800 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
15.01. Pengadaan obat dan perbekalan
kesehatan
Tersedianya obat-obatan dan
BMHP
Jumlah Pengadaan
obat-obatan dan Bahan Medis
dan Habis Pakai
2 paket 2 paket 3,675,800 2 Paket 3,350,000 2 paket 3,350,000 2 paket 5,350,000 2 Paket 6,150,000 2 paket 21,875,800 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
15.05. Peningkatan mutu penggunaan
obat dan perbekalan kesehatan
Terlaksananya penyusunan
perencanaan obat serta
manajemen mutu penggunaan
obat di puskesmas
Perencanaan dan manajemen
mutu penggunaan obat di
puskesmas dan jaringannya
- 1 pertemuan 150.000 1 pertemuan 200.000 1 pertemuan 250.000 1 pertemuan 300.000 1 pertemuan 350.000 6 pertemuan 1,250,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16 Program Upaya Kesehatan
Masyarakat
Tersedianya obat-obatan dan
BMHP
Persentase obat yang
memenuhi syarat
12 Bulan 12 Bulan 200.000 12 Bulan 200.000 12 Bulan 200.000 12 Bulan 200.000 12 Bulan 200.000 60 Bulan 1,000,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.46. Penyediaan Biaya Operasional
UPTD Instalasi Gudang Farmasi
Tersedianya biaya operasional
rutin UPTD Instalasi Gudang
farmasi
Jumlah bulan biaya operasional
UPTD Instalasi Gudang Farmasi
12 Bulan 12 Bulan 200.000 12 Bulan 200.000 12 Bulan 200.000 12 Bulan 200.000 12 Bulan 200.000 60 Bulan 1,000,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
17 Program Pengawasan Obat dan
Makanan
Meningkatnya pengawasan obat
dan makanan di kecamatan
Persentase obat yang
memenuhi syarat
0% 10% 150.000 12% 170.000 14% 200.000 20% 250.000 25% 300.000 25% 1,070,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
17.02. Peningkatan pengawasan
keamanan pangan dan bahan
berbahaya
Terlaksananya pengawasan
keamanan dan bahan berbahaya
di kecamatan
Pengawasan keamanan pangan
dan bahan berbahaya
13 Kecamatan 15 kecamatan 150.000 15 kecamatan 170.000 15 kecamatan 200.000 15 kecamatan 250.000 15 kecamatan 300.000 15 Kecamatan 1,070,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
Meningkatkan status
kesehatan, gizi masyarakat
dan penyehatan lingkungan
Meningkatnya status
kesehatan masyarakat
Angka kematian bayi 32 Program Peningkatan
Keselamatan Ibu Melahirkan dan
Anak
Meningkatnya pelayanan
kesehatan pada balita di
kecamatan
Jumlah Puskesmas yang
memberikan pelayanan pada
bayi
13 Kecamatan 15 Kecamatan 200.000 15 Kecamatan 250.000 15 Kecamatan 300.000 15 Kecamatan 350.000 15 Kecamatan 400.000 15 Kecamatan 1,500,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
32.06. Upaya peningkatan kesahatan ibu
dan anak di upaya kesehatan
bersumber masyarakat (UKBM)
Terlaksananya pelayanan
kesehatan bayi baru lahir
Pelayanan kesehatan bayi baru
lahir sesuai standar
- 100% 200.000 100% 250.000 100% 300.000 100% 350.000 100% 400.000 100% 1,500,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
Terlaksananya pelayanan
kesehatan balita sesuai standar
Pelayanan kesehatan balita
sesuai standar
- 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Angka kematian ibu 32 Program Peningkatan
Keselamatan Ibu Melahirkan dan
Anak
Meningkatkan akses pelayanan
kesehatan bagi ibu hamil, bersalin
dan nifas serta bayi baru lahir
Persentase persalinan di
fasilitas pelayanan kesehatan
35% 55% 1,400,000 65% 1,450,000 75% 1,570,000 85% 1,850,000 90% 1,850,000 90% 7.120.000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
32.04. Cakupan pelayanan kesehatan ibu
dan anak
Terlaksananya pelayanan
kesehatan ibu hamil sesuai
standar
Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil
Sesuai Standar
84.64% 100% 200.000 100% 400.000 100% 450.000 100% 500.000 100% 550.000 100% 2,100,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
32.05. Peningkatan kemitraan pelayanan
kesehatan bidan dan dukun
Terwujudnya kemitraan bidan dan
dukun dalam melaksanakan
pertolongan persalinan
pelaksanaan Kemitraan bidan
dan dukun di puskesmas dan
kabupaten
13 Kecamatan 15 Kecamatan 200.000 15 Kecamatan 250.000 15 Kecamatan 300.000 15 Kecamatan 350.000 15 Kecamatan 400.000 15 Kecamatan 1,500,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
32.07. Pelayanan ibu hamil dan ibu nifas
di rumah tunggu kelahiran
Terlaksananya pelayanan
kesehatan ibu bersalin yang
sesuai standar
Pelayanan Kesehatan Ibu
bersalin sesuai standar
100% 100% 1,000,000 100% 800.000 100% 820.000 100% 1,000,000 100% 900.000 100% 4,520,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
Tersedianya Rumah Tunggu
Kelahiran bagi ibu hamil yang
akan bersalin di Fasyankes
Pembentukan rumah tunggu
kelahitan dan penyediaan
operasional
5 RTK 5 RTK 6 RTK 6 RTK 7 RTK 7 RTK 8 RTK
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
Tahun 5
(2021)
Kondisi Akhir
Unit Kerja SKPD
Penanggungjawab
Indikator Kinerja
Program (Oucome) dan
Kegiatan (Output)
Data Capaian
pada Awal Tahun
Tahun 1
(2017)
Tahun 2
(2018)
Tahun 3
(2019)
Tahun 4
(2020)Sasaran Program/KegiatanTujuan Sasaran
Indikator
SasaranKode
Program dan
Kegiatan
16 Program Upaya Kesehatan
Masyarakat
Meningkatkan akses dan mutu
pelayanan kesehatan untuk upaya
promotif dan preventif di wilayah
kerja puskesmas
Persentase Puskesmas yang
menyelenggarakan program
promotif dan preventif di luar
gedung
100% 100% 3,230,000 100% 3,315,000 100% 3,435,000 100% 3,510,000 100% 3,635,000 100% 17,125,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.47. BOK peningkatan pelayanan dan
penanggulangan masalah
kesehatan Puskesmas Ranai (DAK
Bidang Kesehatan dan KB)
Terlaksananya penyelenggaraan
promotif dan preventif, dukungan
manajemen puskesmas serta
kemitraan lintas sektor untuk
mendukung kesehatan
Penyelenggaraan Program
esensial dan non esensial di
puskesmas di Puskesmas Ranai
12 Bulan 12 bulan 300.000 12 bulan 325.000 12 bulan 335.000 12 bulan 340.000 12 bulan 345.000 12 Bulan 1,645,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.48. BOK peningkatan pelayanan dan
penanggulangan masalah
kesehatan Puskesmas Bunguran
Timur Laut (DAK Bidang
Kesehatan dan KB)
Terlaksananya penyelenggaraan
promotif dan preventif, dukungan
manajemen puskesmas serta
kemitraan lintas sektor untuk
mendukung kesehatan
Penyelenggaraan program
esensial dan non esensial di
puskesmas
12 bulan 12 bulan 200.000 12 bulan 200.000 12 bulan 210.000 12 bulan 215.000 12 bulan 225.000 12 bulan 1,050,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.49. BOK peningkatan pelayanan dan
penanggulangan masalah
kesehatan Puskesmas Bunguran
Tengah (DAK Bidang Kesehatan
dan KB)
Terlaksananya penyelenggaraan
promotif dan preventif, dukungan
manajemen puskesmas serta
kemitraan lintas sektor untuk
mendukung kesehatan
Penyelenggaraan program
esensial dan non esensial di
puskesmas
12 bulan 12 bulan 200.000 12 bulan 200.000 12 bulan 210.000 12 bulan 215.000 12 bulan 225.000 12 bulan 1,050,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.50. BOK peningkatan pelayanan dan
penanggulangan masalah
kesehatan Puskesmas Bunguran
Selatan (DAK Bidang Kesehatan
dan KB)
Terlaksananya penyelenggaraan
promotif dan preventif, dukungan
manajemen puskesmas serta
kemitraan lintas sektor untuk
mendukung kesehatan
Penyelenggaraan program
esensial dan non esesnial di
puskesmas
12 bulan 12 bulan 200.000 12 bulan 200.000 12 bulan 210.000 12 bulan 215.000 12 bulan 225.000 12 bulan 1,050,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.51. BOK peningkatan pelayanan dan
penanggulangan masalah
kesehatan Puskesmas Sedanau
(DAK Bidang Kesehatan dan KB)
Terlaksananya penyelenggaraan
promotif dan preventif, dukungan
manajemen puskesmas serta
kemitraan lintas sektor untuk
mendukung kesehatan
Penyelenggaraan program
esensial dan non esesnial di
puskesmas
12 bulan 12 bulan 200.000 12 bulan 200.000 12 bulan 200.000 12 bulan 200.000 12 bulan 200.000 12 bulan 1,000,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.52. BOK peningkatan pelayanan dan
penanggulangan masalah
kesehatan Puskesmas Kelarik
(DAK Bidang Kesehatan dan KB)
Terlaksananya penyelenggaraan
promotif dan preventif, dukungan
manajemen puskesmas serta
kemitraan lintas sektor untuk
mendukung kesehatan
Penyelenggaraan program
esensial dan non esesnial di
puskesmas
12 bulan 12 bulan 200.000 12 bulan 200.000 12 bulan 210.000 12 bulan 215.000 12 bulan 225.000 12 bulan 1,050,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.53. BOK peningkatan pelayanan dan
penanggulangan masalah
kesehatan Puskesmas Pulau Tiga
(DAK Bidang Kesehatan dan KB)
Terlaksananya penyelenggaraan
promotif dan preventif, dukungan
manajemen puskesmas serta
kemitraan lintas sektor untuk
mendukung kesehatan
Penyelenggaraan program
esensial dan non esensial di
Puskesmas
12 Bulan 12 Bulan 250.000 12 Bulan 200.000 12 Bulan 210.000 12 Bulan 215.000 12 Bulan 225.000 12 Bulan 1,100,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.54. BOK peningkatan pelayanan dan
penanggulangan masalah
kesehatan Puskesmas Pulau Laut
(DAK Bidang Kesehatan dan KB)
Terlaksananya penyelenggaraan
promotif dan preventif, dukungan
manajemen puskesmas serta
kemitraan lintas sektor untuk
mendukung kesehatan
Penyelenggaraan program
esensial dan non esesnial di
puskesmas
12 bulan 12 bulan 200.000 12 bulan 240.000 12 bulan 250.000 12 bulan 260.000 12 bulan 270.000 12 bulan 1,220,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
Tahun 5
(2021)
Kondisi Akhir
Unit Kerja SKPD
Penanggungjawab
Indikator Kinerja
Program (Oucome) dan
Kegiatan (Output)
Data Capaian
pada Awal Tahun
Tahun 1
(2017)
Tahun 2
(2018)
Tahun 3
(2019)
Tahun 4
(2020)Sasaran Program/KegiatanTujuan Sasaran
Indikator
SasaranKode
Program dan
Kegiatan
16.55. BOK peningkatan pelayanan dan
penanggulangan masalah
kesehatan Puskesmas Midai (DAK
Bidang Kesehatan dan KB)
Terlaksananya penyelenggaraan
promotif dan preventif, dukungan
manajemen puskesmas serta
kemitraan lintas sektor untuk
mendukung kesehatan
Penyelenggaraan program
esensial dan non esesnial di
puskesmas
12 bulan 12 bulan 200.000 12 bulan 200.000 12 bulan 210.000 12 bulan 215.000 12 bulan 225.000 12 bulan 1,050,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.56. BOK peningkatan pelayanan dan
penanggulangan masalah
kesehatan Puskesmas Serasan
(DAK Bidang Kesehatan dan KB)
Terlaksananya penyelenggaraan
promotif dan preventif, dukungan
manajemen puskesmas serta
kemitraan lintas sektor untuk
mendukung kesehatan
Penyelenggaraan program
esensial dan non esesnial di
puskesmas
12 bulan 12 bulan 250.000 12 bulan 250.000 12 bulan 250.000 12 bulan 260.000 12 bulan 270.000 12 bulan 1,280,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.57. BOK peningkatan pelayanan dan
penanggulangan masalah
kesehatan Puskesmas Serasan
Timur (DAK Bidang Kesehatan
dan KB)
Terlaksananya penyelenggaraan
promotif dan preventif, dukungan
manajemen puskesmas serta
kemitraan lintas sektor untuk
mendukung kesehatan
Penyelenggaraan program
esensial dan non esesnial di
puskesmas
12 bulan 12 bulan 200.000 12 bulan 200.000 12 bulan 210.000 12 bulan 215.000 12 bulan 225.000 12 bulan 1,050,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.58. BOK peningkatan pelayanan dan
penanggulangan masalah
kesehatan Puskesmas Subi (DAK
Bidang Kesehatan dan KB)
Terlaksananya penyelenggaraan
promotif dan preventif, dukungan
manajemen puskesmas serta
kemitraan lintas sektor untuk
mendukung kesehatan
Penyelenggaraan program
esensial dan non esesnial di
puskesmas
12 bulan 12 bulan 250.000 12 bulan 300.000 12 bulan 300.000 12 bulan 300.000 12 bulan 300.000 12 bulan 1,450,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.59. BOK peningkatan pelayanan dan
penanggulangan masalah
kesehatan Puskesmas Batubi Jaya
(DAK Bidang Kesehatan dan KB)
Terlaksananya penyelenggaraan
promotif dan preventif, dukungan
manajemen puskesmas serta
kemitraan lintas sektor untuk
mendukung kesehatan
Penyelenggaraan program
esensial dan non esesnial di
puskesmas
12 bulan 12 bulan 200.000 12 bulan 200.000 12 bulan 210.000 12 bulan 215.000 12 bulan 225.000 12 bulan 1,050,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.63. BOK peningkatan pelayanan dan
penanggulangan masalah
kesehatan Puskesmas Pulau Tiga
Barat (DAK Bidang Kesehatan dan
KB)
Terlaksananya penyelenggaraan
promotif dan preventif, dukungan
manajemen puskesmas serta
kemitraan lintas sektor untuk
mendukung kesehatan
Penyelenggaraan program
esensial dan non esesnial di
puskesmas
12 bulan 12 bulan 190.000 12 bulan 200.000 12 bulan 210.000 12 bulan 215.000 12 bulan 225.000 12 bulan 1,040,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.64. BOK peningkatan pelayanan dan
penanggulangan masalah
kesehatan Puskesmas Suak Midai
(DAK Bidang Kesehatan dan KB)
Terlaksananya penyelenggaraan
promotif dan preventif, dukungan
manajemen puskesmas serta
kemitraan lintas sektor untuk
mendukung kesehatan
Penyelenggaraan program
esensial dan non esesnial di
puskesmas
12 bulan 12 bulan 190.000 12 bulan 200.000 12 bulan 210.000 12 bulan 215.000 12 bulan 225.000 12 bulan 1,040,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16 Program Upaya Kesehatan
Masyarakat
Meningkatkan akses dan mutu
pelayanan kesehatan untuk upaya
promotif dan preventif di wilayah
kerja puskesmas
persentase puskesmas yang
menyelenggarakan upaya
kesehatan promotif dan
preventif di luar gedung
100% 100% 100.000 100% 100.000 100% 100.000 100% 100.000 100% 100.000 100% 500.000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.11. Peningkatan pelayanan dan
penanggulangan masalah
kesehatan
terfasilitasinya rujukan kegiatan
upaya kesehatan masyarakat
sekunder
Penyelenggaraan program
Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM) Sekunder
12 Bulan 12 Bulan 100.000 12 Bulan 100.000 12 Bulan 100.000 12 Bulan 100.000 12 Bulan 100.000 60 Bulan 500.000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
19 Program Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat
Meningkatnya pengetahuan
tenaga penyuluh kesehatan
Jumlah tenaga penyuluh
kesehatan yang ditingkatkan
kapasitasnya
0 15 tenaga
penyuluh
200.000 15 tenaga
penyuluh
650.000 0 15 tenaga
penyuluh
650.000 0 15 Tenaga
penyuluh
1,500,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
Tahun 5
(2021)
Kondisi Akhir
Unit Kerja SKPD
Penanggungjawab
Indikator Kinerja
Program (Oucome) dan
Kegiatan (Output)
Data Capaian
pada Awal Tahun
Tahun 1
(2017)
Tahun 2
(2018)
Tahun 3
(2019)
Tahun 4
(2020)Sasaran Program/KegiatanTujuan Sasaran
Indikator
SasaranKode
Program dan
Kegiatan
19.04. Peningkatan pendidikan tenaga
penyuluh kesehatan
Meningkatnya kapasitas bagi
tenaga penyuluh kesehatan
Peningkatan kapasitas tenaga
penyuluh kesehatan
0 tenaga penyuluh 15 Tenaga
penyuluh
200.000 15 Tenaga
penyuluh
650.000 0 15 Tenaga
penyuluh
650.000 0 15 tenaga
penyuluh
1,500,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
19 Program Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat
Adanya kebijakan mengenai PHBS
di Kecamatan
Persentase Kecamatan yang
mempunyai kebijakan PHBS
0% 20% 450.000 40% 500.000 60% 550.000 80% 600.000 100% 700.000 100% 2,800,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
19.06. Kemitraan promosi kesehatan Terlaksananya penjaringan anak
sekolah
Pelayanan kesehatan pada usia
pendidikan dasar sesuai
standar
100% 100% 100% 100% 100% 100% Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
Terlaksananya pengeran kader
kesehatan di kecamatan
Advokasi promosi kesehatan
dikecamatan dan orientasi
kader
13 Kecamatan 59 sekolah
lanjut
450.000 59 sekolah
lanjut
500.000 59 sekolah lanjut 550.000 59 sekolah lanjut 600.000 59 sekolah lanjut 700.000 15 Kecamatan 2,800,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
19 Program Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat
Meningkatnya persentase rumah
tangga yang berperilaku hidup
bersih dan sehat
Persentase Rumah Tangga
yang ber PHBS
20.07% 23% 450.000 27% 470.000 30% 520.000 33% 750.000 37% 1,000,000 40% 3,190,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
19.01. Pengembangan media promosi
dan informasi sadar hidup sehat
Terlaksananya promosi kesehatan
di sekolah dan kecamatan
Promosi kesehatan di sekolah 13 Kecamatan 15 Kecamatan 250.000 15 Kecamatan 170.000 15 Kecamatan 170.000 15 Kecamatan 350.000 15 Kecamatan 500.000 15 Kecamatan 1,440,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
19.02. Penyuluhan masyarakat pola
hidup sehat
Terpantaunya rumah tangga yang
ber PHBS
Pemantauan PHBS RT 13 Kecamatan 15 Kecamatan 200.000 15 Kecamatan 300.000 15 Kecamatan 350.000 15 Kecamatan 400.000 15 Kecamatan 500.000 15 Kecamatan 1,750,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
30 Program Peningkatan Pelayanan
Kesehatan Lansia
Meningkatnya puskesmas yang
menyelenggarakan pelayanan
lansia
Persentase puskesmas yang
menyelenggarakan pelayanan
lansia
100% 100% 150.000 100% 200.000 100% 230.000 100% 250.000 100% 295.000 100% 1,125,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
30.01. Pelayanan pemeliharaan
kesehatan
Terlaksananya pelayanan
kesehatan lanjut usia di
puskesmas
Pelayanan kesehatan usia
lanjut sesuai standar
18.44% 100% 150.000 100% 200.000 100% 230.000 100% 250.000 100% 295.000 100% 1,125,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
Terlaksananya pelayanan
kesehatan usia produktif di
puskesmas
Pelayanan kesehatan usia Usia
produktif sesuai standar
- 100% 100% 100% 100% 100% 100%
34 Program Pengawasan dan
Pembinaan Industri Rumah
Tangga Pangan
Meningkatnya registrasi dan
pengawasan serta pembinaan
teknis penatalaksanaan pangan
hasil produksi industri rumah
tangga
Cakupan registrasi,
pengawasan dan pembinaan
teknis penatalaksanaan pangan
hasil produksi industri rumah
tangga
20% 0 50% 170.000 60% 170.000 70% 170.000 80% 170.000 80% 680.000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
34.01. Pembinaan Teknis
penatalaksanaan makanan dan
minuman produksi industri rumah
tangga
Terlaksananya pembinaan teknis
makanan dan minimum hasil IRTP
di kecamatan
Pembinaan teknis makanan
dan minuman hasil IRTP
13 Kecamatan 0 15 Kecamatan 170.000 15 Kecamatan 170.000 15 Kecamatan 170.000 15 Kecamatan 170.000 15 Kecamatan 680.000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
Persentase Bayi Baru
Lahir Rendah (BBLR)
20 Program Perbaikan Gizi
Masyarakat
Meningkatnya ibu hamil KEK yang
diberikan makanan tambahan
Persentase ibu hamil kurang
energi kronik (KEK) yang
mendapat makanan tambahan
0% 50% 150.000 60% 250.000 80% 350.000 100% 450.000 100% 500.000 100% 1,700,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
20.02 Pemberian tambahan makanan
dan vitamin
Terlaksananya pemberian
makanan tambahan bagi ibu
hamil KEK dan Balita gizi kurang
Pemberian makanan tambahan
bagi ibu hamil dengan KEK dan
balita dengan gizi kurang
70 ibu hamil
dan 250 anak
balita
20 ibu hamil
dan 45 anak
balita
150.000 20 ibu hamil
dan 50 anak
balita
250.000 20 ibu hamil
dan 50 anak balita
350.000 20 ibu hamil
dan 50 anak
balita
450.000 20 ibu hamil
dan 50 anak
balita
500.000 170 ibu hamil
dan 50 anak
balita
1,700,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
Persentase
desa/kelurahan yang
melaksanakan STBM
21 Program Pengembangan
Lingkungan Sehat
Meningkatnya Desa/kelurahan
yang melaksanakan pemicuan
STBM
Persentase desa/kelurahan
yang melaksanakan pemicuan
STBM
63.2% 65% 650.000 72% 650.000 79% 650.000 90% 650.000 100% 650.000 100% 3,250,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
Tahun 5
(2021)
Kondisi Akhir
Unit Kerja SKPD
Penanggungjawab
Indikator Kinerja
Program (Oucome) dan
Kegiatan (Output)
Data Capaian
pada Awal Tahun
Tahun 1
(2017)
Tahun 2
(2018)
Tahun 3
(2019)
Tahun 4
(2020)Sasaran Program/KegiatanTujuan Sasaran
Indikator
SasaranKode
Program dan
Kegiatan
21.05 Pemeriksaan dan pengujian air
bersih dan air minum
Terlaksananya pemeriksaan depot
air minum
Pemeriksaan air minum 67 sampel 67 sampel 200.000 67 sampel 200.000 67 sampel 200.000 67 sampel 200.000 67 sampel 200.000 67 sampel 1,000,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
21.06. Pemeriksaan dan pembinaan
tempat-tempat umum dan khusus
Terlaksananya pemeriksaan dan
pembinaan TTU dan TTK,
pembentukan Pos UKK.
Pemeriksaan dan pembinaan
tempat-tempat umum dan
khusus
13 Kecamatan 13 Kecamatan 200.000 15 Kecamatan 200.000 15 Kecamatan 200.000 15 Kecamatan 200.000 15 Kecamatan 200.000 15 Kecamatan 1,000,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
21.07. Peningkatan kualitas kesehatan
lingkungan pemukiman dan
tempat-tempat umum
Terlaksananya pemicuan STBM di
Desa
Pemicuan STBM 48 desa 50 Desa 250.000 55 Desa 250.000 60 desa 250.000 68 Desa 250.000 76 desa 250.000 76 Desa 1,250,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
Prevalensi
kekurangan gizi
(underweight) pada
balita
20 Program Perbaikan Gizi
Masyarakat
Meningkatnya ibu hamil KEK yang
diberikan makanan tambahan
Persentase ibu hamil KEK yang
mendapat makanan tambahan
0% 50% 500.000 60% 700.000 80% 1,000,000 90% 1,200,000 100% 1,600,000 100% 5,000,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
20.03. Penanggulangan kurang energi
protein (KEP), anemia gizi besi,
gangguan akibat kurang yodium
(GAKY), kurang vitamin A dan
kekurangan zat gizi mikro lainnya
Terlaksananya pemantauan
wilayah sekita gizi dan penata
laksanaan gizi buruk
Pertemuan pemantauan
wilayah sekitar gizi dan tata
laksana gizi buruk
1 pertemuan 1 pertemuan 300.000 1 pertemuan 400.000 1 pertemuan 700.000 1 pertemuan 900.000 1 pertemuan 1,300,000 6 pertemuan 3,600,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
20.04. Pemberdayaan masyarakat untuk
pencapaian keluarga sadar gizi
Terlaksananya sosialisasi dan
advokasi kadarzi
Advokasi tentang kadar gizi 1 Pertemuan 1 Pertemuan 200.000 1 Pertemuan 300.000 1 Pertemuan 300.000 1 Pertemuan 300.000 1 Pertemuan 300.000 6 Pertemuan 1,400,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
29 Program Peningkatan Pelayanan
Kesehatan Anak Balita
Meningkatnya puskesmas yang
menyelenggarakan pelayanan
SDIDTK
Persentase puskesmas yang
menyelenggarakan pelayanan
SDIDTK Anak
60% 65% 200.000 67% 200.000 78% 200.000 70% 200.000 75% 200.000 75% 1,000,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
29.08. Deteksi dini dan intervensi dini
tumbuh kembang anak pra
sekolah
Terlaksananya pelayanan
kesehatan pada balita
Pelayanan kesehatan balita
sesuai standar
13 Puskesmas 6 kecamatan 200.000 9 kecamatan 200.000 12 kecamatan 200.000 15 kecamatan 200.000 15 kecamatan 200.000 15 Puskesmas 1,000,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
Meningkatnya
pengendalian dan
penanggulangan penyakit
menular dan tidak menular
Meningkatkan upaya
pengendalian dan
penanggulangan
penyakit
Persentase
Kecamatan mencapai
eliminasi malaria
22 Program Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit
Menular
Meningkatnya Penangendalian
dan penanggulangan wabah
penyakit menular di kecamatan
Persentase Penangganan dan
penanggulangan penyakit
menular
100% 100% 300.000 100% 350.000 100% 350.000 100% 350.000 100% 350.000 100% 1,700,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
22.09. Peningkatan surveillance
epidemiologi dan
penanggulangan wabah
Terlaksananya penanggulangan
penyakit yang disebabkan oleh
nyamuk
Penanggulangan penyakit yang
disebabkan oleh nyamuk
13 Kecamatan 15 Kecamatan 300.000 15 Kecamatan 350.000 15 Kecamatan 350.000 15 Kecamatan 350.000 15 Kecamatan 350.000 15 Kecamatan 1,700,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
22 Program Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit
Menular
Meningkatnya Penangendalian
dan penanggulangan wabah
penyakit menular di kecamatan
Persentase Penangganan dan
penanggulangan penyakit
menular
100% 100% 100.000 100% 150.000 100% 150.000 100% 150.000 100% 150.000 100% 700.000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
22.01. Penyemprotan/fogging sarang
nyamuk
Terlaksananya penyemprotan
sarang nyamuk di kecamatan
Jumlah kecamatan yang
dilakukan penyemprotan
sarang nyamuk
13 Kecamatan 15 kecamatan 100.000 15 kecamatan 150.000 15 kecamatan 150.000 15 kecamatan 150.000 15 kecamatan 150.000 15 kecamatan 700.000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
Persentase
kecamatan yang
mencapai 80 persen
imunisasi dasar
lengkap pada bayi
22 Program Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit
Menular
Meningkatnya pemberian
imunisasi pada balita usia 0-11
bulan
Persentase balita usia 0-11
bulan yang mendapat imunisasi
dasar lengkap
90% 90% 200.000 93% 300.000 95% 350.000 97% 400.000 100% 500.000 100% 1,750,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
22.08. Peningkatan imunisasi Terlaksananya pemberian
imunisasi pada bayi
Pemberian imunisasi pada bayi 13 Kecamatan 15 Kecamatan 200.000 15 Kecamatan 300.000 15 Kecamatan 350.000 15 Kecamatan 400.000 15 Kecamatan 500.000 15 Kecamatan 1,750,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
Tahun 5
(2021)
Kondisi Akhir
Unit Kerja SKPD
Penanggungjawab
Indikator Kinerja
Program (Oucome) dan
Kegiatan (Output)
Data Capaian
pada Awal Tahun
Tahun 1
(2017)
Tahun 2
(2018)
Tahun 3
(2019)
Tahun 4
(2020)Sasaran Program/KegiatanTujuan Sasaran
Indikator
SasaranKode
Program dan
Kegiatan
22 Program Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit
Menular
Meningkatnya penanganan dan
penanggulangan penyakit menular
bagi calon jamaah haji
Persentase penanganan dan
penanggulangan penyakit
menular bagi calon jamaah haji
100% 100% 97.500 100% 100.000 100% 100.000 100% 100.000 100% 100.000 100% 497.500 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
22.13. Pelayanan kesehatan haji Terlaksananya pemeriksaan
kesehatan dan pemberian
imunisasi meningitis dan influensa
bagi calon jamaah haji
Jumlah calon jamaah haji yang
dilayani
48 orang 50 0rang 97.500 50 orang 100.000 50 orang 100.000 50 orang 100.000 50 orang 100.000 298 orang 497.500 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
Pravalensi
Tuberkolosis
22 Program Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit
Menular
Meningkatnya proporsi jumlah TB
yang tertdeteksi dalam program
DOTS
Proporsi jumlah kasus TB yang
terdeteksi dalam program
DOTS (CDR)
23 % 30% 150.000 40% 250.000 50% 250.000 60% 250.000 80% 250.000 80% 1,150,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
22.12. Pelayanan penanggulangan
penyakit TB
Pelayanan kesehatan yang
diberikan pada pasien TB di
Puskesmas
Pelayanan kesehatan orang
dengan TB
100% 150.000 100% 250.000 100% 250.000 100% 250.000 100% 250.000 100% 1,150,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
Prevalensi HIV 22 Program Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit
Menular
Meningkatnya puskesmas yang
memiliki kapasitas penanganan
HIV/AIDS
Cakupan puskesmas yang
memiliki kapasitas penanganan
HIV/AIDS
7,6% 30.76% 300.000 46,15% 350.000 60% 400.000 75% 450.000 100% 650.000 100% 2,150,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
22.05. Pelayanan pencegahan dan
penanggulangan penyakit
menular
Pemberian pelayanan kesehatan
bagi orang dengan resiko
terinfeksi HIV/AIDS
Pelayanan kesehatan orang
dengan risiko terinfeksi
HIV/AIDS
0% 100% 300.000 100% 350.000 100% 400.000 100% 450.000 100% 650.000 100% 2,150,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
Prevalensi tekanan
darah tinggi
36 Program Pengendalian Penyakit
Tidak Menular
Meningkatnya puskesmas yang
menyelenggarakan pengobatan
tradisional dan Penanggulangan
PTM
Persentase Puskesmas yang
menyelenggarakan pengobatan
tradisional dan Penanggulangan
PTM
0% 20% 200.000 40% 0 60% 0 80% 0 100% 0 100% 200.000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
36.02. Pelayanan kesehatan tradisional terselenggaranya pengobatan
tradisional dan Posbindu PTM di
Kecamatan
Penyelenggaraan pengobatan
tradisional di puskesmas
0% 20% 200.000 0 0 0 0 100% 200.000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
36 Program Pengendalian Penyakit
Tidak Menular
Menurunnya prvelanesi merokok
pada usia <18 Tahun
Prevalensi merokok pada usia
< 18 Tahun
400 Kasus / 0 340 Kasus 250.000 320 Kasus 250.000 300 Kasus 250.000 300 Kasus 250.000 300 Kasus 1,000,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
36.01. Pelayanan dan pengendalian
panyakit tidak menular
Pemberian pelayanan kesehatan
pada usia produktif
Pelayanan kesehatan pada usia
produktif
- 0 100% 250.000 100% 250.000 100% 250.000 100% 250.000 100% 1,000,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
Pemberian Pelayanan Kesehatan
pada penderita hipertensi
Pelayanan kesehatan pada
penderita Hipertensi
100% 100% 100% 100% 100%
Pemberian pelayanan kesehatan
pada penderita Diabetes Mellitus
Pelayanan Kesehatan pada
penderita Diabetes Melitus
100% 100% 100% 100% 100%
Pemberian pelayanan kesehatan
bagi orang dengan gangguan jiwa
berat
Pelayanan Kesehatan orang
dengan gangguan jiwa berat
100% 100% 100% 100% 100%
T O T A L 47,821,569 39,822,455 49,277,615 56,030,731 66,921,233 259,873,603
Keterangan
Tujuan
Sasaran
Indikator sasaran
Program
Kegiatan
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
Tahun 5
(2021)
Kondisi Akhir
Unit Kerja SKPD
Penanggungjawab
Indikator Kinerja
Program (Oucome) dan
Kegiatan (Output)
Data Capaian
pada Awal Tahun
Tahun 1
(2017)
Tahun 2
(2018)
Tahun 3
(2019)
Tahun 4
(2020)Sasaran Program/KegiatanTujuan Sasaran
Indikator
SasaranKode
Program dan
Kegiatan
Indikator Program
Indikator Kegiatan