karya nyata - hanafi
TRANSCRIPT
STRATEGI PENETAPAN HARGA JUAL
RENDAH PADA SAAT RENDAHNYA PERMINTAAN
HARGA JUAL BATUBARA DUNIA PERIODE 201
MAGISTER MANAGEMENT UNIVERSITAS INDONESIA
PENETAPAN HARGA JUAL BATUBARA KUALITAS
RENDAH PADA SAAT RENDAHNYA PERMINTAAN DAN JATUHNYA
BATUBARA DUNIA PERIODE 201 2 PADA PT
MUHAMMAD HANAFI SUDIRMAN
NPM. 1206296583
MAGISTER MANAGEMENT UNIVERSITAS INDONESIA
MANAJEMEN KEUANGAN
BATUBARA KUALITAS
DAN JATUHNYA
PADA PT XYZ
MAGISTER MANAGEMENT UNIVERSITAS INDONESIA
i
KATA PENGANTAR
Segala Puja & Puji bagi Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas karya nyata ini. Shalawat serta salam kepada Rasulullah SAW, beserta para
sahabatnya serta pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.
Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam
penyusunan karya nyata ini kepada: Kedua orang tua, istri dan anakku, serta kepada direksi tempat
penulis melakukan penelitian atas karya nyata ini yang telah memberikan izin serta dukungan data serta
wawancara yang komprehensif.
Penulis menyadari banyaknya kekurangan dalam karya nyata yang penulis buat ini. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar tugas karya nyata ini dapat menjadi lebih
baik lagi.
Penulis sangat berharap semoga karya nyata ini bisa memberikan masukan untuk perusahaan kearah yang
lebih baik, serta bermanfaat untuk setiap orang yang membacanya.
Jakarta, 16 Desember 2012
Muhammad Hanafi Sudirman
NPM. 1206296583
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGATAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I – PENDAHULUAN 1
1. Latar Belakang
2. Pengenalan PT. XYZ
3. Perumusan Masalah: Strategi Penetapan Harga Jual
1
3
5
BAB II – LANDASAN TEORI: KEPUTUSAN PENETAPAN HARGA JUAL 6
1. Tujuan Strategi Penetapan Harga Jual
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dalam Penetapan Harga Jual
3. Proses Penetapan Harga
4. Metode Penetapan Harga
5. Penyesuaian Harga Pada Beberapa Variasi Kondisi
6
7
7
8
9
BAB III - PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 10
1. Metode Penetapan Harga Yang Digunakan Oleh Management Perusahaan 10
2. Pembahasan Struktur Biaya 11
3. Strategi Penetapan Harga Jual 12
BAB IV - KESIMPULAN DAN SARAN 15
DAFTAR PUSTAKA 17
LAMPIRAN-LAMPIRAN 18
1
BAB I – PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kondisi Ekonomi Dunia – Krisis Ekonomi Benua Eropa
Pada tahun 2012, untuk kesekian kalinya dunia dilanda krisis ekonomi yang berpusat di benua Eropa.
Beberapa negara di Eropa terpaksa harus memotong belanja negara mereka secara signifikan dalam
rangka penghematan yang berakibat banyaknya demonstrasi dan ketidak stabilan kondisi ekonomi,
sosial, dan politik di negara tersebut.
Hal ini sedikit banyaknya mempengaruhi perekonomian di belahan dunia lainnya. Terutama negara-
negara yang banyak melakukan perdagangan dengan negara-negara di benua eropa yang terkena
krisis ekonomi. Imbasnya permintaan atas beberapa barang ekspor menjadi menurun, beberapa
industri yang memproduksi barang berorientasi ekspor mengalami perlambatan, sehingga beberapa
harga barang baku dan barang pendukung industri menjadi jatuh karena oversupply. Salah satunya
yang banyak mengalami penurunan harga adalah produk pertambangan antara lain seperti: tembaga,
nikel, batubara, dan barang tambang lainnya.
Kondisi Pasar dan Industri Batubara Dunia
Batubara, sebagai salah satu produk bahan bakar, banyak digunakan untuk menghasilkan energi untuk
pembangkit tenaga listrik, atau sebagai bahan bakar untuk menjalankan pabrik seperti pabrik baja1
dan pabrik semen. Selain karena harganya yang relatif murah bila dibandingkan dengan bensin atau
solar, ketersedian batubara di pasar dunia meningkat sejak beberapa tahun terakhir. Hal ini
dikerenakan meningkatnya harga batubara dunia sejak 3-4 tahun terakhir pada level tertinggi pada
tahun 2011 (lampiran 3), sehingga banyak orang berlomba-lomba untuk masuk ke industri batubara.
Namun, akibat dari krisis ekonomi yang menimpa negara-negara di eropa, banyak negara-negara di
dunia yang mengalami perlambatan ekonomi yang berimbas pada turunnya angka ekspor dan impor
dunia secara umum. Termasuk batubara yang mengalami penurunan ekspor, dan atau permintaan
1 Sekitar 13% atau sekitar 717 Juta ton dari total produksi batubara dunia digunakan oleh industri baja, dan lebih dari 60% dari total industri
baja dunia sangat tergantung kepada batubara. Sumber: http://www.worldcoal.org/resources/coal-statistics/ .
2
impor karena berlebihnya ketersediaan batubara di pasar/oversupply. Sehingga hal ini juga
berpengaruh pada harga jual batubara dunia yang turun secara konstan selama tahun 2012.
Hal ini dapat dilihat dari beberapa kejadian berikut2:
1) Impor batubara Jerman periode April 2012 turun sebesar 6.1% (year-on-year) menjadi 3.08 juta
metrik ton, karena rendahnya pengiriman batubara dari Rusia dan Eropa: (1) Impor batubara dari
pemasok Uni Eropa turun drastis sebesar 47.1% menjadi sebesar 159.770 metrik ton, dan (2)
Impor batubara dari pemasok selain Uni Eropa turun hanya sebesar 1.9% menjadi 2,92 juta
metrik ton;
2) Pembeli batubara China menolak 2 kapal pengiriman batubara dari Australia pada periode Juni
2012 karena tingginya persediaan batubara di China. Hal ini menambah Jumlah pengiriman
batubara yang ditolak oleh China sepanjang 2 minggu pertama bulan Juni 2012 menjadi sekitar
setengah lusin/+ 6 pengapalan;
3) Adanya minat pembeli/pengimpor dari India atas batubara dari Indonesia, tetapi diikuti dengan
adanya tekanan untuk memberikan potongan harga/discount atas harga batubara yang ditawarkan.
Sebagai contoh: pada bulan Januari 2012, pembeli dari India mau membayar USD95.50/metrik
ton batubara asal kalimantan, tetapi pada bulan Juni 2012, mereka hanya bersedia untuk
membayar USD81.60/metrik ton saja.
Kondisi Pasar & Industri Batubara Indonesia
Sebelum krisis tahun 2012 ini, indonesia termasuk salah satu negara produsen sekaligus negara
eksportir terbesar di dunia (lampiran 4). Namun, Imbas krisis ekonomi dunia juga dirasakan oleh
industri batubara di Indonesia. Hal ini berakibat pada penurunan jumlah ekspor batubara indonesia3
(lampiran 5). Selain permintaan yang turun harga jual batubara juga mengalami penurunan harga
yang signifikan4. Para pemain pasar batubara di indonesia lebih cenderung menahan diri dengan
mengurangi produksi sambil menunggu kejelasan pasar batubara secara lokal dan global.
2 Coal Trader International, volume 12/issue 113/Thursday, 14 Juni 2012
3 http://financeroll.co.id/news/44030/permintaan-melambat-ekspor-batu-bara-nasional-turun .
4 http://www.apbi-icma.com/index.php?option=com_content&view=article&id=283:suplai-batubara-melimpah-ruah-permintaan-turun-dan-
harga-pun-anjlok&catid=104&Itemid=789 .
3
2. Pengenalan PT. XYZ
PT XYZ (Perusahaan) didirikan pada tahun 2007. Ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah
bergerak dalam bidang pertambangan batubara. Perusahaan baru memulai kegiatan penambangannya
pada Juli 2009. Perusahaan berdomisili di Jakarta pusat, dan wilayah izin pertambangannya di
kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Perusahaan memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP)
untuk 2 area tambang, antara lain :
1. Izin Usaha Pertambangan (IUP) operasi produksi di wilayah kecamatan Sungai Lilin, Sumatera
Selatan, dan
2. Izin Usaha Pertambangan (IUP) eksplorasi di wilayah kecamatan Bayung Lencir, Sumatera
Selatan.
Produk Perusahaan
Kualitas batubara yang dimiliki oleh perusahaan adalah batubara dengan kualitas sebagai berikut: (1)
Rentang kalori (GAR) 5,100 - 5,600 kcal/kg, (2) kadar Total Moisture (TM) antara 45% - 47%, (3)
kadar Inherent Moisture (IM) antara 12% - 15%, (4) ash content di bawah 10%, dan (5) kadar sulfur
di bawah 1.0%. Spesifikasi batubara seperti ini termasuk batubara dengan kualitas rendah (low range
coal).
Kinerja Perusahaan
Jumlah produksi batubara Perusahaan pada tahun 2010 sampai dengan Oktober 2012 untuk masing-
masing tahun adalah 311,442 metrik ton, 518,902 metrik ton, dan 521,289 metrik ton (lampiran 5).
Penjualan batubara Perusahaan saat ini hanya berorientasi pada pasar lokal dan ekspor. Jumlah
penjualan lokal Perusahaan untuk tahun 2010, 2011, dan 2012 (sampai dengan bulan Oktober) secara
berturut-turut adalah 222,377 metrik ton, 68,349 metrik ton, dan 162,875 metrik ton.
Segmentasi dan pangsa pasar perusahaan
Jumlah penjualan ekspor Perusahaan untuk tahun 2010, 2011, dan 2012 (sampai dengan bulan
Oktober) secara berturut-turut adalah 72,059 metrik ton, 372,459 metrik ton, dan 375,982 metrik ton.
Pangsa pasar lokal perusahaan berdasarkan data dari Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia
(APBI) untuk tahun 2011 adalah 0.22% dari total data penjualan domestik seluruh anggota APBI
4
sebesar 31,694,703 metrik ton. Sedangkan pangsa pasar ekspor perusahaan berdasarkan data APBI
untuk tahun 2011 adalah 0.28% dari total data penjualan eksport seluruh anggota APBI sebesar
134,293,738 metrik ton (lampiran 6). Perusahaan tidak memiliki portofolio pelanggan selain
penjualan domestik dan ekspor.
Kinerja keuangan Perusahaan dari tahun ketahun tumbuh dalam secara perlahan meskipun masih
membukukan kerugian. Secara berturut-turut kinerja keuangan Perusahaan untuk tahun 2010, 2011,
dan 2012 (sampai dengan Oktober) adalah rugi Rp 12,87 milyar, rugi Rp 5,71 milyar, dan rugi Rp
2,83 milyar. Kerugian pada tahun 2012 sangat dipengaruhi oleh krisis ekonomi dunia yang terjadi
sejak kuartal ke-2 hingga saat ini (kuartal ke-4, 2012). Karena pada semester ke-1 tahun 2012,
sebenarnya Perusahaan telah membukukan laba sebesar Rp 12,01 milyar sebelum pajak. Namun
secara berkala mengalami kerugian karena penurunan harga serta permintaan pasar. Hal ini dapat
dilihat pada pada jumlah pengapalan yang turun sejak kuartal ke-2 hingga kuartal ke-4 (lampiran 5).
Harga Jual Batubara Perusahaan
Harga jual batubara sangat tergantung dengan kualitas batubara yang bersangkutan. Biasanya harga
jual diurutkan berdasarkan jumlah kadar kalori yang dimiliki. Ada yang mengukur dengan ukuran
GAR (gross as received), ada yang mengukur dengan ukuran ADB (as dried basis). Perbedaannya
adalah kalori ADB adalah kalori GAR setelah dikeluarkan unsur kadar air (moisture).
Selain kalori, beberapa hal berikut juga berpengaruh kepada harga jual, antara lain:
1) kadar air (Total moisture), semakin rendah semakin baik. Biasanya rasionya dibawah 50%;
2) kadar sulfur, semakin rendah semakin baik. Biasanya rasionya dibawah 1%;
3) kadar abu (ash). semakin rendah semakin baik. Biasanya rasionya dibawah 10%;
Sebelum krisis ekonomi 2012 terjadi, Harga jual rata-rata5 perusahaan termasuk tinggi bila
dibandingkan dengan harga patokan batubara yang ditetapkan oleh pemerintah (lampiran 7) dengan
nilai tertinggi sebesar USD 38.9 pada bulan Juni 2011. Namun setelah krisis, harga jual rata-rata
Perusahaan turun hingga ke level terendah yaitu sebesar USD 25.9. Sebagai informasi, perusahaan
menggunakan pendekatan biaya untuk menghitung harga jual batubara mereka.
5 Termasuk harga jual ekspor dan domestik perusahaan, kemudian dirata-ratakan
5
Tanda-tanda pertumbuhan setelah krisis
Namun pada kuartal ke-4, seiring dengan recovery ekonomi dunia, terdapat tanda-tanda permintaan
akan kembali meningkat. Diperkirakan permintaan batubara akan tumbuh sekitar 4% pada tahun
2013. Namun kenaikan permintaan ini tidak diiringi dengan kenaikan harga yang signifikan, bahkan
cenderung sama dengan harga jual terendah pada saat krisis terjadi. Karena pembeli atau importir
hanya akan membeli kepada penjual yang dapat memberikan harga jual yang kompetitif dan relatif
murah dengan kualitas batubara yang baik. Sehingga diperkirakan pertumbuhan industri batubara ini
didorong oleh perusahaan besar yang mengganti perusahaan kecil yang tidak memiliki kemampuan
bertahan pada saat krisis ekonomi karena turunnya harga jual batubara6.
3. Perumusan Masalah: Strategi Penetapan Harga Jual
Kondisi eksternal seperti ini memberikan tantangan tersendiri kepada manajemen: dengan tingkat
biaya yang tetap dengan kondisi sebelum krisis, namun dihadapkan dengan penurunan harga yang
signifikan yang mengakibatkan kinerja Perusahaan menurun drastis. Manajemen diharapkan dapat
menemukan solusi yang konprehensif atas kondisi seperti ini agar dapat selamat dari krisis dan
berkembang menjadi salah satu perusahaan batubara yang besar ke depanya. Termasuk didalamnya
adalah bagaimana strategi Manajemen mengenai penetapan harga jual batubara kualitas rendah pada
saat rendahnya permintaan batubara dunia periode 2012 pada PT. XYZ.
Beberapa pertanyaan berikut akan merepresentasikan apa yang akan dibahas dalam tugas karya nyata
ini, antara lain:
• Strategi penetapan harga apa yang akan digunakan oleh management pada saat permintaan akan
produk (batubara kualitas rendah ) sangat rendah dan pada saat harga jual produk jatuh?
• Apa tujuan utama dari strategi penetapan harga ini?
• Apakah harga yang ditetapkan akan diberlakukan sama untuk tiap pelanggan?
• Penyesuaian-penyesuaian harga apa saja yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat bertahan
pada saat kondisi pasar batubara buruk?
6 http://financeroll.co.id/news/58223/maski-harga-jual-tertekan-ekspor-batubara-diproyeksikan-tumbuh-4
6
BAB II – LANDASAN TEORI: PENETAPAN HARGA JUAL
1. Tujuan Strategis Penetapan Harga Jual
Menurut Mullins7, ada beberapa tujuan strategis dalam penetapan harga jual, antara lain:
1) Memaksimalkan pertumbuhan penjualan dan penetrasi pasar.
Biasanya terjadi pada fase introductory atau growth; perusahaan merupakan pemain awal;
perusahaan menggunakan strategi biaya rendah, sehingga membuat penghalang bagi pesaing
potensial perusahaan tersebut. Dalam hal ini biasanya harga di tetapkan relatif rendah, atau
sedikit di atas biaya.
2) Menjaga kualitas barang atau diferensiasi jasa,
Biasanya terjadi pada fase growth atau maturity; produk perusahaan dipersepsikan memiliki
kualitas yang baik sehingga memiliki keuntungan komparatif dibandingkan dengan pesaingnya.
Target pelanggan biasanya tidak sensitif terhadap harga. Dalam hal ini biasanya harga di tetapkan
relatif tinggi bila dibandingkan dengan pesaing, agar menjaga kesan prestige atas produk
tersebut.
3) Memaksimalkan keuntungan saat ini,
a. Skimming,
Pasar dari produk masih dalam fase introductory atau early growth; Perusahaan merupakan
pemain awal; perusahaan memiliki kapasitas produksi terbatas; kemajuan teknologi atau
hambatan lainnya menjadi hambatan bagi pesaing untuk kedalam pasar secara cepat/jangka
pendek. Biasanya harga ditetapkan relatif tinggi, namun secara berangsur harga diturunkan
seiring dengan masuknya pesaing baru pada pasar yang sama.
b. Harvesting,
Pasar dari produk sudah dalam fase maturity atau decline; tidak ada dasar untuk melakukan
improvement product atau miningkatkan promosi untuk menjaga kelangsungan permintaan
atas produk ke depannya; produk merupakan cash cow untuk mendanai pengembangan
produk lainnya. Biasanya harga ditetapkan untuk menjaga marjin dan memaksimalkan 7Mullins, Halaman: 284
7
keuntungan atau return on investment meskipun pelanggan mungkin bisa beralih kepada
produk pesaing atau barang substitusi.
4) Penyelamatan perusahaan/survive,
Produk memiliki posisi yang lemah dalam persaingan, tetapi secara umum dalam jangka pendek
akan dapat ditingkatkan; Perusahaan membutuhkan waktu untuk menjaga arus kas untuk
melakukan penyesuaian yang diperlukan; Pangsa pasar produk masih dalam fase growth atau
maturity. Dalam hal ini, harga akan diturunkan, bahkan dibawah biaya produk tersebut, selama
masih menutupi biaya variabel dan sedikit kelebihan untuk membayar biaya overhead.
5) Tujuan sosial.
Perusahaan merupakan organisasi non-profit; Biaya didapat dari subsidi lembaga lain atau
negara. Dalam hal ini, Harga jual dibuat relatif rendah, bahkan mungkin dibawah total biaya
untuk beberapa segmen, untuk menstimulasi permintaan.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dalam Penetapan Harga Jual
Menurut Mullins8, ada beberapa hal yang mempengaruhi dalam proses penetapan harga jual oleh
sebuah perusahaan, bila dikaitkan dengan PT. XYZ maka penjelasannya antara lain sebagi berikut:
• Strategi unit bisnis dan pemasarannya;
• Karakteristik target market;
• Karakteristik produk;
• Karakteristik pesaing;
• Kekuatan dan kelemahan perusahaan;
• Pengaruh faktor eksternal;
3. Proses Penetapan Harga Jual
Proses penetapan harga jual, menurut Mullins9, ada beberapa tahap antara lain sebagi berikut:
1. Penetapan tujuan strategis penetapan harga;
2. Mengestimasi permintaan, elastisitas harga dari permintaan, dan perceived value;
3. Menentukan biaya dan hubungannya terhadap volume penjualan;
4. Meneliti harga jual pesaing dan biaya;
8Mullins, Halaman: 283
9Idem
8
5. Memilih metode untuk menghitung harga jual;
6. Menentukan tingkatan harga jual;
7. Menyesuaikan struktur harga jual untuk memenuhi variasi permintaan dan biaya setiap wilayah,
segmentasi pasar, dan saluran penjualan, dan faktor lainnya.
4. Metode Penetapan Harga
Menurut Mullins10, ada beberapa metode penetapan harga jual antara lain sebagi berikut:
1. Cost-oriented method, yaitu metode penetapan harga yang menggunakan pendekatan biaya
ditambah dengan kenaikan yang dinginkan (desired markup). Metode ini tidak
mempertimbangkan elastisitas pasar terhadap harga ataupun harga jual pesaing, mudah untuk
diaplikasikan, dan biasanya digunakan oleh perusahaan yang memiliki ribuan produk atau pada
saat tender atas suatu proyek. Formulasi model untuk metode ini adalah sebagai berikut:
��������� =� �����
(1 − ������� �������)
2. Competition-oriented method, yaitu metode penetapan harga dengan mempertimbangkan harga
yang ditetapkan oleh pesaing utama, tidak terlalu memperhatikan struktur biaya dari produk
tersebut. Biasanya diterapkan pada pasar yang mature dimana sedikit sekali diferensiasi produk
dalam pasar tersebut dan terdapat hanya beberapa pemain kuat dalam pasar. Karena ada beberapa
pemain kuat tersebut maka dalam pasar terdapat “price leader” dan “follower”. “Price leader”
biasanya adalah pemain yang memiliki pangsa pasar yang besar, yang harga produknya
digunakan sebagai acuan dalam penetapan harga produk sejenis, sedangkan “follower” adalah
pemain lainnya yang menggunakan harga “price leader”, dan biasanya pangsa pasarnya kecil.
3. Customer-oriented method, yaitu metode penetapan harga menggunakan pendekatan “perceived
value” dari pelanggan. Menggunakan metode ini, harga produk ditentukan oleh pelanggan dengan
membandingkan harga produk tersebut dengan pesaing serta membandingkan antara keuntungan
serta biaya untuk memperoleh produk tersebut. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk
menggunakan metode ini, antara lain:
10
Mullins, Halaman: 291-299
9
(1) Metode industrial engineering,
(2) Metode overall estimate of customer value,
(3) Metode decomposition approach,
(4) Metode compositional approach,
(5) Metode important rating,
5. Penyesuaian Harga Pada Beberapa Variasi Kondisi
Menurut Mullins11, proses penetapan harga tidak berhenti pada suatu daftar harga saja, namun
langkah akhir dari proses penetapan harga ini adalah bagaimana membuat struktur harga jual yang
dapat beradaptasi dengan berbagai variasi situasi dan kondisi eksternal perusahaan. Beberap
penyesuaian tersebut antara lain:
(1) Penyesuaian harga berdasarkan wilayah geografis, yaitu harga disesuaikan dengan biaya
transportasi untuk mengirimkan barang tersebut kepada pelanggan. Contohnya: FOB
shipping point atau FOB destination point;
(2) Penyesuaian harga secara global. Contohnya: Barter, buyback agreement, offsets, dan
compensation deal;
(3) Penerapan discount dan allowance atas produk. Contohnya: cash discount, quantitiy
discount, dan trade discount;
(4) Penerapan differential pricing atau diskriminasi harga, yaitu penetapan harga yang berbeda-
beda yang tidak ditentukan secara proporsional berdasarkan perbedaan biaya. Biasanya
ditetapkan pada pelanggan yang sensitif terhadap harga dan pilihan atas segmen pelanggan
yang beragam. Beberapa model diskriminasi harga antara lain: Time pricing, location
pricing, customer pricing;
(5) Penyesuaian harga terhadap lini produk. Contohnya: penjualan produk dengan mem-bundle
dengan produk lainnya sehingga terjadi penyesuaian harga atas produk tersebut.
11
Mullins, Halaman: 299
10
BAB III - PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
1. Metode Penetapan Harga Yang Digunakan Oleh Management Perusahaan
Sebelum krisis
Berdasarkan hasil penelitian penulis, metode yang digunakan PT. XYZ dalam menetapkan harga jual
produk perusahaan pada periode sebelum krisis ekonomi berimbas pada industri batubara adalah
metode pendekatan competition-oriented method. Harga jual batubara biasanya mengacu pada index
harga acuan. Di indonesia ada beberapa index harga batubara yang menjadi acuan, antara lain:
1) Harga Patokan Batubara versi Kementrian ESDM, yang diterbitkan sebulan sekali. Harga acuan
tersebut sebenarnya mengacu kepada harga jual batubara perusahaan-perusahaan besar batubara
di Indonesia (price leader). Untuk batubara PT. XYZ biasanya menggunakan harga rata-rata/nilai
tengah antara harga PKN dengan LIM yang termasuk dalam kelompok “Arutimin ecocoal”
(lampiran 9).
2) Index ICI yang dikeluarkan oleh Argus/PT. Coalindo yang merupakan perusahaan yang khusus
membuat index harga untuk komoditas batubara di Indonesia.12
Harga jual PT. XYZ pada bulan Maret 2012 adalah (USD) $35.25, harga ini termasuk biaya broker
sebesar $.25. Sedangkan Biaya variable untuk penjualan export FOB mother vessell adalah
$21.22/MT dengan stripping ratio 1 : 6, sehingga perusahaan memiliki contribution margin sebesar
$14.03 atau +40% dari harga jualnya. Biaya tetap perusahaan total termasuk biaya administrasi dan
umum rata-rata adalah sebesar Rp5.314.054.067,- sehingga bisa didapat break even point pada level
penjualan +39,447.81 MT (lampiran 10).
Setelah krisis
Berdasarkan hasil penelitian penulis, metode yang digunakan PT. XYZ dalam menetapkan harga jual
produk perusahaan pada periode setelah krisis ekonomi menggunakan pendekatan competition-
oriented method yang dikombinasikan dengan pendekatan cost-oriented method. Hal ini dilakukan
dengan pertimbangan sebagai berikut:
12
http://www.coalindoenergy.com
11
1) Bila perusahaan hanya menggunakan pendekatan competition-oriented method, maka perusahaan
tidak akan sanggup bersaing karena harga yang didapat dengan menggunakan pendekatan
tersebut berada dibawah biaya variable perusahaan,
2) Bila perusahaan hanya menggunakan pendekatan cost-oriented method, maka perusahaan tidak
akan mendapatkan pembeli ditengah lesunya permintaan batubara,
Setelah krisis ekonomi terjadi, tujuan strategis manajemen dalam menetapkan harga bukan lagi untuk
menghasilkan pendapatan yang besar atau tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi (Return on
Investment/ROI) serta penetrasi pasar, namun lebih kepada bagaimana menyelamatkan perusahaan
(survival) dari kerugian yang lebih besar bila stop produksi sambil menunggu harga akan kembali ke
posisi semula.
2. Pembahasan Struktur Biaya
PT. XYZ merupakan perusahaan tambang yang mengerjakan pekerjaan tambangnya dengan
menggunakan kontraktor dan juga dengan unit yang dimiliki sendiri. Jadi biaya utamanya adalah
biaya kontraktor dan biaya yang terkait dalam menjalankan unit sendiri. Secara terperinci, biaya-
biaya tersebut dapat dilihat pada Lampiran 10 dan 12. Total biaya tetap rata-rata bualan yang terdapat
pada lampiran 10 adalah untuk kapasitas produksi perusahaan sebesar110,000MT13.
Selain biaya-biaya tersebut diatas, struktur biaya perusahaan juga sangat dipengaruhi oleh stripping
ratio. Stripping ratio (SR) adalah perbandingan antara jumlah pengupasan tanah (overburden) yang
harus dikerjakan untuk mendapat 1 unit batubara14. Sebagai informasi, SR biasanya ditetapkan di
awal pada masa ekspolarsi dan studi kelayakan tambang. SR biasanya ditetapkan per area tambang.
PT. XYZ memiliki 4 area tambang batubara (lampiran 11), yaitu: 2 area tambang aktif (Pit Nakula 01
& Nakula Pesantren), 1 area tambang belum digarap (Pit Kresna), dan 1 area tambang yang sudah
ditutup (Pit Bima). Pada saat ini perusahaan beroperasi pada 1 area tambang saja (Pit Nakula
Pesantren), karena 1 area tambang yang aktif lainnya (Pit Nakula 01) sedang tergenang oleh banjir15.
13
Sumber: hasil wawancara dengan direktur operasi dan data internal perusahaan 14 Hartman, Howard. SME Mining Engineering Handbook. Society of Mining Engineering. p. 1277. ISBN 0-87335-100-2. 15
Hal ini karena pada periode tersebut sudah masuk musim hujan, sehingga lokasi tambang mengalami banjir yang merupakan limpahan dari
rawa-rawa di sekitar lokasi tambang berada di antara perkebunan sawit penduduk.
12
Untuk area tambang yang aktif, PT. XYZ menetapkan SR pada 1 : 5, artinya untuk mendapatkan 1
Metric Ton (MT) batubara, perusahaan harus mengupas lapisan tanah sebanyak 5 BCM. Kenaikan
atau penurunan 1 SR sangat berpengaruh pada struktur biaya perusahaan, sehingga perusahaan harus
benar-benar mengontrol pergerakan SR setiap bulannya agar dapat bekerja pada SR yang telah
ditentukan dan menghindari kenaikan biaya variabel. SR juga sangat dipengaruhi oleh desain
tambang yang dibuat oleh perusahaan. Oleh itu diperlukan desian tambang yang sangat presisi agar
perusahaan dapat bekerja secara optimal.
3. Strategi Penetapan Harga Jual
Berikut adalah beberapa strategi yang dijalankan perusahaan pada masa saat rendahnya permintaan
serta jatuhnya harga jual batubara kualitas rendah:
1) Menurunkan Harga Untuk Meningkatkan Permintaan
Turunnya permintaan serta jatuhnya harga acuan batubara perusahaan membuat perusahaan harus
menurunkan harga jualnya pada tingkat harga dimana perusahaan dapat survive tapi juga masih
tetap menhasilkan margin keuntungan, atau pada titik balik modal, atau pada level rugi yang
masih dapat ditoleransi selama perusahaan masih dapat beroperasi dan dapat memenuhi
kewajiban jangka pendeknya.
Harga jual PT. XYZ pada bulan Oktober 2012 adalah (USD) $25.00, harga ini tidak termasuk
biaya broker sebesar $.25. Sedangkan Biaya variable untuk penjualan export FOB mother vessell
adalah $14.61/MT, sehingga perusahaan memiliki contribution margin sebesar $10.39 atau
+41,55% dari harga jualnya (lampiran 10).
Yang menarik disini adalah perusahaan dapat menurunkan biaya variablenya dari $21.22/MT
pada stripping ratio 1 : 6, menjadi $14.61/MT pada stripping ratio 1 : 4,52. Bila melihat kepada
SR yang telah ditetapkan di awal, kinerja perusahaan pada saat sebelum krisis masih kurang
optimal, karena perusahaan bekerja di atas SR yang ditetapkan. Artinya ada biaya tambahan yang
dikeluarkan oleh perusahaan untuk setiap 1 BCM kupasan tanah. Ada beberapa penjelasan
mengenai hal ini, antara lain:
13
- Perusahaan tidak dapat bekerja pada SR yang ditetapkan karena kondisi force major,
yaitu musim hujan yang terjadi pada awal tahun yang mengakibatkan bertambahnya
material tanah yang harus diangkat yang berasal dari lumpur untuk mendapatkan
batubara. Selain itu juga faktor pertimbangan keamanan sehingga SR aktual perusahaan
menjadi tinggi,
- Perusahaan tidak dapat bekerja pada SR yang ditetapkan karena memang perusahaan
belum bekerja secara efisien. Ada beberapa pengawasan yang kurang, antara lain kontrol
SR atas pekerjaan kontraktor tidak berjalan dengan semestinya (lampiran 10).
2) Meningkatkan Produksi
Turunnya harga jual perusahaan menyebabkan turunnya contribution margin dari penjualan
perusahaan. Dengan turunnya contribution margin ini maka perusahaan dituntut untuk
meningkatkan produksinya untuk menutup biaya tetap perusahaan yang cukup tinggi.
Biaya tetap total perusahaan, pada periode Oktober 2012, termasuk biaya administrasi dan umum
rata-rata adalah sebesar Rp5.930.454.642,- sehingga bisa didapat break even point pada level
penjualan +59,374.75 MT (lampiran 10) dari sebelumnya, pada periode Maret 2012, titik break
even point pada level penjualan +39,447.81 MT (lampiran 10).
3) Melakukan dan Mencari Peluang Efisiensi Biaya Produksi
Selain penurunan SR, perusahaan juga berusaha mencari peluang efisiensi lainnya untuk
memperkecil biaya tetap perusahaan.
Beberapa peluang efisiensi yang dapat dilakukan antara lain opsi untuk membeli unit pendukung
tambang dibandingkan dengan menyewa seperti yang dilakukan saat ini. Dengan membeli unit
maka biaya variabel perusahaan akan turun, namun biaya tetap perusahaan akan naik. Sehingga
tingkat break even point perusahaan meningkat.
4) Mencari Peluang Penjualan Batubara
Dengan meningkatnya produksi perusahaan karena mengejar tingkat break even point yang
tinggi, maka perusahaan juga harus mencari peluang pasar baru untuk penjualannya.
14
Beberapa peluang tersebut, antara lain16:
- Perusahaan melihat ada beberapa peluang pada pasar domestik, selain karena biaya variabel-
nya rendah, receivable turn-over-nya hanya berkisar antara 1 – 2 minggu. Selain itu
peningkatan penjualan domestik perusahaan juga terkait dengan Domestics Market
Obligation17 dari pemerintah.
- Perusahaan juga sedang menjajaki proses tender pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga
Uap (PLTU), bila berhasil maka perusahaan akan meningkatkan pangsa pasar penjualan
batubara lokal.
- Perusahaan juga sedang menjajaki kemungkinan untuk melakukan blending dengan batubara
kualitas yang lebih tinggi namun harga jualnya rendah. Biasanya didapat dari perusahaan-
perusahaan tambang kecil yang ada di daerah sekitar Jambi. Salah satu faktor yang menjadi
pertimbangan opsi ini adalah biaya angkut ke stock pile perusahaan.
5) Melakukan Penyesuaian Harga
Selain melakukan strategi-strategi di atas, perusahaan juga melakukan diferensiasi harga pada
tiap-tiap pelanggan. Tidak semua pelanggan dikenakan harga jual yang sama, harga jual ekspor
berbeda dengan harga jual domestik. Bahkan untuk pelanggan domestik pun dikenakan harga jual
yang berbeda. Penyesuaian yang dilakukan perusahaan antara lain:
- Penyesuaian harga berdasarkan wilayah geografis (perbedaan harga jual ekspor dan
domestik). Ada biaya tambahan sekitar $7/MT untuk beban pengapalan penjualan ekspor;
dan
- Diskriminasi harga (perbedaan harga antara satu pelanggan dengan pelanggan lainnya).
Perbedaan harga ini didasarkan pada frekuensi pembelian dan kualitas pembayaran atas
pembelian yang dilakukan oleh pelanggan. Pelanggan yang memiliki frekuensi penjualan
yang tinggi dan pembayarannya tidak pernah mundur akan mendapatkan harga yang lebih
rendah.
16
Hasil diskusi dengan direksi perusahaan 17
http://energy-indonesia.com/003Coal/jicanovlast.pdf
15
BAB IV - KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Pada kondisi permintaan rendah dan harga jual batubara yang jatuh, PT. XYZ melakukan penyesuaian
harga atas produknya, yaitu batubara kualitas rendah. Penyesuaian ini dilakukan oleh perusahaan dalam
rangka penyelamatan agar perusahaan dapat beroperasi. Penurunan harga yang perusahaan lakukan
dilakukan menggunakan kombinasi antara metode cost-oriented dengan competition-oriented. Dengan
menggunakan metode ini perusahaan masih mampu menjual produk perusahaan, dan secara perlahan
meningkatkan volume penjualan perusahaan (lampiran 5).
Selain menurunkan harga, perusahaan juga melakukan beberapa hal yang mendukung penurunan harga
tersebut agar tidak menggerus keuntungan perusahaan, atau meminimalkan kerugian perusahaan antara
lain: meningkatkan produksi, melakukan efisiensi biaya, melakukan ekstensifikasi pasar, dan melakukan
penyesuaian harga. Dalam hal ekstensifikasi pasar, sampai dengan tulisan ini selesai dibuat masih belum
ada perkembangan yang berarti karena kondisi pasar yang memang masih belum membaik. Hal ini juga
dirasakan oleh perusahaan batubara di indonesia pada umumnya.
Saran
Ada beberapa hal yang menurut penulis perusahaan perlu fokus agar dapat survive pada kondisi pasar
batubara saat ini, antara lain:
1) Fokus pada efisiensi biaya, baik biaya variable dan biaya tetap.
Dengan perusahaan dapat beroperasi pada kondisi low cost, maka perusahaan mempunyai
keuntungan kompetitif dibandingkan dengan pesaing lainnya. Sehingga perusahaan dapat
memberikan skema harga jual yang lebih menarik kepada pelanggan.
2) Fokus pada peningkatan produksi.
Dengan jumlah produksi yang meningkat, maka perusahaan akan dapat menutup biaya tetap
perusahaan yang cukup tinggi. Karena pada saat ini perusahaan masih belum bekerja pada kapasitas
yang maksimum.
16
3) Fokus pada ekstensifikasi/perluasan pangsa pasar domestik.
Jika perusahaan dapat memperluas pangsa pasar dengan memperbanyak pelanggan domestik, maka
perusahaan akan mampu meningkatkan contribution margin perusahaan, karena tidak perlu ada
biaya tambahan untuk pengapalan sebesar $7/MT. Selain itu turn-over receivable penjualan
domestik lebih cepat bila dibandingkan dengan penjualan ekspor. Selain itu juga, dengan
memeperbanyak penjualan domestik, secara tidak langsung perusahaan juga telah melakukan
pemenuhan atas Domestic Market Obligation yang ditetapkan oleh Pemerintah.
17
DAFTAR PUSTAKA
Mullins, Jhon W., and Orville C. Walker Jr., Marketing Management: a strategic decision-making
approach. 8th ed. McGraw-Hill, 2013.
Hartman, Howard. SME Mining Engineering Handbook. Society of Mining Engineering, 2010.
Wawancara dengan direktur operasional dan direksi keuangan PT. XYZ.
WorldCoal. Coal statistics. http://www.worldcoal.org/resource/coal-statistics/
Keith kohl, 2013 coal forecast, http://www.energyandcapital.com/articles/2013-coal-forecast/2687
WTO. Trade growth to slow in 2012 after strong deceleration in 2011.
http://www.wto.org/english/news_e/pres12_e/pr658_e.htm
British Petroleum. BP Statistical Review of World Energy June 2012.
http://www.bp.com/sectionbodycopy.do?categoryId=7500&contentId=7068481
Badan Pusat Statistik. Data Produksi Barang Tambang Mineral 1996-2010. http://www.bps.go.id
Direktorat Jendral Mineral Batubara. Data Pasokan Batubara Nasional.
http://www.esdm.go.id/publikasi/statistik/cat_view/58-publikasi/240-statistik/337-statistik-
batubara.html
Financeroll. Permintaan melambat ekspor batu bara nasional turun.
http://financeroll.co.id/news/44030/permintaan-melambat-ekspor-batu-bara-nasional-turun
APBI-ICMA. Suplai batubara melimpah ruah permintaan turun dan hargapun anjlok. http://www.apbi-
icma.com/index.php?option=com_content&view=article&id=283:suplai-batubara-melimpah-
ruah-permintaan-turun-dan-harga-pun-anjlok&catid=104&Itemid=789 .
Financeroll. Meski harga jual tertekan ekspor batubara diproyeksikan tumbuh 4%.
http://financeroll.co.id/news/58223/maski-harga-jual-tertekan-ekspor-batubara-diproyeksikan-
tumbuh-4
Coalindo Energy. Our Company. http://www.coalindoenergy.com
Energy Indonesia. Domestic Market Obligation. http://energy-indonesia.com/003Coal/jicanovlast.pdf
Wikipedia, Definisi Batubara. http://id.wikipedia.org/wiki/Batu_bara
Coal Trader International, volume 12/issue 113/Thursday, 14 Juni 2012
18
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran ke-1 Konsumsi batubara dunia sejak tahun 1980 – 2010.
(sumber: keith kohl, 2013 coal forecast, http://www.energyandcapital.com/articles/2013-coal-forecast/2687).
(sumber: keith kohl, 2013 coal forecast, http://www.energyandcapital.com/articles/2013-coal-forecast/2687).
Lampiran ke-2
Statistik Data Prosentase Perdagangan Barang Dunia Dan GDP untuk Tahun 2008-2013 Negara 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Volume perdagangan barang dunia 2.3 -12.0 13.8 5.0 3.7 5.6 Ekspor - Negara Maju/developed
economy 0.9 -15.1 13.0 4.7 2.0 4.1
- Negara berkembang/deve-loping economy
4.2 -7.5 14.9 5.4 5.6 7.2
Impor - Negara Maju/developed
economy -1.1 -14.4 10.9 2.8 1.9 3.9
- Negara berkembang/deve-loping economy
8.6 -10.5 18.1 7.9 6.2 7.8
GDP aktual (basis 2005) 1.3 -2.6 3.8 2.4 2.1 2.7 - Negara Maju/developed
economy 0.0 -4.0 2.8 1.5 1.1 1.8
- Negara berkembang/deve-loping economy
5.6 2.2 7.2 5.7 5.0 5.4
(Sumber: http://www.wto.org/english/news_e/pres12_e/pr658_e.htm )
19
Lampiran ke-3
Coal: Prices
US dollars per tonne
Northwest Europe
marker price †
US Central Appalachian
coal spot price index ‡
Japan coking coal import cif
price
Japan steam coal import cif
price
1987 31.30 - 53.44 41.28 1988 39.94 - 55.06 42.47
1989 42.08 - 58.68 48.86
1990 43.48 31.59 60.54 50.81
1991 42.80 29.01 60.45 50.30 1992 38.53 28.53 57.82 48.45
1993 33.68 29.85 55.26 45.71
1994 37.18 31.72 51.77 43.66
1995 44.50 27.01 54.47 47.58 1996 41.25 29.86 56.68 49.54
1997 38.92 29.76 55.51 45.53
1998 32.00 31.00 50.76 40.51
1999 28.79 31.29 42.83 35.74 2000 35.99 29.90 39.69 34.58
2001 39.03 50.15 41.33 37.96
2002 31.65 33.20 42.01 36.90
2003 43.60 38.52 41.57 34.74 2004 72.08 64.90 60.96 51.34
2005 60.54 70.12 89.33 62.91
2006 64.11 62.96 93.46 63.04
2007 88.79 51.16 88.24 69.86 2008 147.67 118.79 179.03 122.81
2009 70.66 68.08 167.82 110.11
2010 92.50 71.63 158.95 105.19
2011 121.54 87.38 229.12 136.21
† Source: McCloskey Coal Information Service. Prices for 1990-2000 are the average of the monthly marker, 2001-2011 the average of weekly prices. ‡ Source: Platts. Prices are for CAPP 12,500 Btu, 1.2 SO2 coal, fob. Prices for 1990-2000 are by coal price publication date, 2001-2011 by coal price assessment date. Note: CAPP = Central Appalachian; cif = cost+insurance+freight (average prices); fob = free on board.
(Sumber: BP Statistical Review of World Energy June 2012)
(Sumber: Coal Trader International, volume 12/issue 113/Thursday, 14 Juni 2012)
20
Lampiran ke-4 Tabel 1.1
10 Negara Penghasil Batubara Terbesar Tahun 201118 Negara Jumlah Negara Jumlah China 3.471 Mt Rusia 334 Mt Amerika 1.004 Mt Afrika Selatan 253 Mt India 585 Mt Jerman 189 Mt Australia 414 Mt Polandia 139 Mt Indonesia 376 Mt Kazakhstan 117 Mt
Tabel 1.2
10 Negara Pengekspor Batubara Terbesar Tahun 201119 Negara Jumlah Total
Batubara Batubara Steam Batubara Coking
Indonesia 309 Mt 309 Mt 0 Mt Australia 284 Mt 144 Mt 140 Mt Rusia 124 Mt 110 Mt 14 Mt Amerika Serikat 97 Mt 34 Mt 63 Mt Kolombia 75 Mt 75 Mt 0 Mt Afrika Selatan 72 Mt 72 Mt 0 Mt Kazakhstan 34 Mt 33 Mt 1 Mt
Tabel 1.3
10 Negara Pengimpor Batubara Terbesar Tahun 201120 Negara Jumlah Total
Batubara Batubara Steam Batubara Coking
China 190 Mt 146 Mt 38 Mt Jepang 175 Mt 121 Mt 54 Mt Korea Selatan 129 Mt 97 Mt 32 Mt India 105 Mt 86 Mt 19 Mt China Tapei 66 Mt 62 Mt 4 Mt Jerman 41 Mt 32 Mt 9 Mt Inggris (UK) 33 Mt 27 Mt 6 Mt
Tabel 1.4
Produksi Batubara Nasional, 2000-201021 Tahun Batu Bara
(ton) 2000 67,105,675
2001 71,072,961
2002 105,539,301
2003 113,525,813
2004 128,479,707
2005 149,665,233
2006 162,294,657
2007 188,663,068
2008 178,930,188
2009 228,806,887
2010 325,325,793
18
http://www.worldcoal.org/resources/coal-statistics/ . 19
Idem. 20
Idem. 21
Publikasi BPS data produksi barang tambang mineral, 1996-2010, http://www.bps.go.id .
21
Lampiran ke-5
Tabel 1.5 Pasokan Batubara Nasional, 2004-2012 (dalam Ton)22
Tahun Produksi Ekspor Impor Dalam Negeri 2004 132.352.025 93.758.806 97.183 36.081.734 2005 152.722.438 110.789.700 98.179 41.350.736 2006 193.761.311 143.632.865 110.683 48.995.069 2007 216.946.699 163.000.000 67.534 61.470.000 2008 240.249.968 191.430.218 106.931 53.473.252 2009 256.181.000 198.366.000 68.804 56.295.000 2010 275.164.196 208.000.000 55.230 67.000.000 2011 353.387.341 272.671.351 42.449 79.557.800 2012* 76.816.644 50.262.819 24.690.385
* data sementara. Di unggah tanggal 29/08/2012
Tabel 1.6
Data Produksi, Penjualan Ekspor, dan Penjualan Domestik PT. XYZ periode 2010-201223
Bulan
Produksi Batubara (metrik
ton)
Total Penjualan Batubara (metrik
ton)
Penjualan Ekspor (metrik
ton)
Penjualan Domestik (metrik
ton)
2010
Januari 39,763.32 13,871.11 - 13,871.11 Februari 24,927.98 - - - Maret 11,039.15 32,888.74 - 32,888.74 April 19,096.50 47,617.49 - 47,617.49 Mei 45,385.66 19,035.87 - 19,035.87 Juni 63,549.14 15,410.59 - 15,410.59 Juli 16,810.21 25,671.76 - 25,671.76 Agustus 1,480.56 25,472.17 - 25,472.17 September 3,549.98 20,881.57 - 20,881.57 Oktober 25,478.15 10,691.33 - 10,691.33 November 22,674.26 49,657.71 43,782.53 5,499.45 Desember 37,687.56 33,196.91 28,276.42 5,336.43 TOTAL 311,442.47 280,524.14 72,058.95 222,376.51
2011
Januari 42,512.32 37,238.17 31,746.33 5,491.84 Februari 45,434.93 48,492.26 42,581.04 5,911.22 Maret 24,768.73 42,717.37 42,717.37 - April 29,584.07 36,343.72 36,343.72 - Mei 46,998.04 17,970.51 8,711.73 9,258.78 Juni 56,872.64 57,164.89 52,116.90 5,047.99 Juli 36,957.65 40,067.15 35,046.28 5,020.88 Agustus 30,556.00 16,477.95 16,477.95 - September 59,559.80 55,789.64 44,633.78 11,155.85 Oktober 59,763.28 20,875.14 8,063.44 12,811.70 November 38,852.15 67,671.72 54,020.74 13,650.99 Desember 47,042.50 - - - TOTAL 518,902.11) 440,808.52) 372,459.28) 68,349.25)
2012
Januari 29,759.70 101,467.04 95,958.04 5,509.00 Februari 44,405.60 31,126.90 15,316.74 15,810.16 Maret 74,713.75 67,847.05 57,138.00 10,709.05 April 68,684.30 65,634.34 53,077.85 12,556.49 Mei 89,358.70 44,247.10 - 44,247.10 Juni 25,322.10 38,440.05 - 38,440.05 Juli 51,694.66 62,555.11 47,044.38 15,510.73 Agustus 19,982.04 36,326.03 36,326.03 - September 65,673.77 35,158.32 26,144.00 9,014.32 Oktober 51,694.66 56,055.09 44,976.52 11,078.57 November - - - - Desember - - - - TOTAL 521,289.28 538,857.03 375,981.56 162,875.47
22
Direktorat Jendra Mineral Batubara, diolah Pusdatin (data sementara), http://www.esdm.go.id/publikasi/statistik/cat_view/58-
publikasi/240-statistik/337-statistik-batubara.html . 23
Data aktual dari bagian produksi PT. XYZ.
22
Lampiran ke-6
Tabel 1.7 Penjualan Ekspor dan Domestik Anggota APBI periode 2010-2011 (dalam Ton)24
Ekspor Domestik/Lokal
Company Name 2010 2011
Market Share 2010 %
Market Share 2011 % 2010 2011
Market Share 2010 %
Market Share 2011 %
Adaro Indonesia, PT 13,847,306 7,763,137 15.21 5.78 4,083,258 2,418,033 14.98 7.63
Adimitra Baratama Nusantara, PT 929,074 3,636,399 1.02 2.71 - 3,605 0.00 0.01
Antang Gunung Meratus, PT 548,710 831,092 0.60 0.62 69,987 427,907 0.26 1.35
Anugerah Bara Kaltim, PT 1,247,808 - 1.37 0.00 - - 0.00 0.00
Arutmin Indonesia, PT 8,271,762 3,589,010 9.09 2.67 1,227,438 1,184,767 4.50 3.74
Bahari Cakrawala Sebuku, PT 1,076,580 963,277 1.18 0.72 14,900 - 0.05 0.00
Bangun Banua Persada Kalimantan, PT - - 0.00 0.00 257,950 - 0.95 0.00
Berau Coal, PT 11,650,877 17,885,128 12.80 13.32 4,415,538 2,742,815 16.20 8.65
Bhumi Rantau Energi, PT - - 0.00 0.00 287,371 382,605 1.05 1.21
Binamitra Sumberarta, PT 644,730 408,729 0.71 0.30 506,409 - 1.86 0.00
Borneo Indobara, PT 163,843 - 0.18 0.00 48,079 - 0.18 0.00
Bukit Asam (Persero), Tbk., PT 4,526,173 2,467,272 4.97 1.84 8,117,186 4,458,476 29.79 14.07
Gunung Bayan Pratama Coal, PT 342,505 889,450 0.38 0.66 2,060,165 1,853,415 7.56 5.85
Indominco Mandiri, PT 8,285,184 13,410,841 9.10 9.99 187,791 1,548,857 0.69 4.89
Interex Sacra Raya, PT 71,011 - 0.08 0.00 - - 0.00 0.00
Jorong Barutama Greston, PT 422,703 1,052,043 0.46 0.78 119,870 334,355 0.44 1.05
Kaltim Prima Coal, PT 18,672,368 31,345,496 20.52 23.34 1,861,321 5,077,330 6.83 16.02
Kideco Jaya Agung, PT 3,830,000 24,352,931 4.21 18.13 950,000 7,366,807 3.49 23.24
Kitadin, PT - 1,558,342 0.00 1.16 - 68,540 0.00 0.22
Lanna Harita Indonesia, PT 429,159 621,153 0.47 0.46 - 20,092 0.00 0.06
Mahakam Sumber Jaya, PT 4,444,665 7,541,114 4.88 5.62 606,383 424,574 2.23 1.34
Mandiri Inti Perkasa, PT 1,661,360 2,337,850 1.83 1.74 - 15,676 0.00 0.05
Manunggal Inti Artamas, PT 73,690 175,057 0.08 0.13 - - 0.00 0.00
Maretunda Grahamineral, PT 995,037 849,286 1.09 0.63 - - 0.00 0.00
Multi Harapan Utama, PT 997,544 1,117,637 1.10 0.83 506,334 - 1.86 0.00
Nusantara Berau Coal, PT - 555,002 0.00 0.41 - - 0.00 0.00
Padangbara Sukses Makmur, PT 141,203 1,057,000 0.16 0.79 - 709,000 0.00 2.24
Perkasa Inakerta, PT 940,419 3,055,188 1.03 2.28 - - 0.00 0.00
Pesona Khatulistiwa Nusantara, PT 307,582 442,457 0.34 0.33 11,824 175,449 0.04 0.55
XYZ, PT - 372,459 0.00 0.28 - 68,349 0.00 0.22
Riau Bara Harum, PT 1,363,714 - 1.50 0.00 34,431 - 0.13 0.00
Santan Batubara, PT 1,799,148 1,657,947 1.98 1.23 143,614 375,647 0.53 1.19
Sumber Kurnia Buana, PT - 687,066 0.00 0.51 631,866 100,127 2.32 0.32
Tanito Harum, PT 2,329,400 1,617,800 2.56 1.20 1,107,900 759,700 4.07 2.40
Tunas Inti Abadi, PT 1,001,747 2,053,575 1.10 1.53 - 1,178,577 0.00 3.72
TOTAL 91,015,302 134,293,738 100% 100% 27,249,615 31,694,703 100% 100%
24
http://www.apbi-icma.com
23
Lampiran ke-7
Tabel 1.8 Harga jual PT. XYZ dalam USD periode 2011-201225
Lampiran ke-8
Batubara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon,hidrogen dan oksigen. Berdasarkan tingkat proses pembentukannya yang dikontrol oleh tekanan, panas dan waktu, batu bara umumnya dibagi dalam lima kelas: antrasit, bituminus, sub-bituminus, lignit dan gambut26. - Antrasit adalah kelas batu bara tertinggi, dengan warna hitam berkilauan (luster) metalik, mengandung antara 86% - 98% unsur karbon (C) dengan kadar
air kurang dari 8%. - Bituminus mengandung 68 - 86% unsur karbon (C) dan berkadar air 8-10% dari beratnya. Kelas batu bara yang paling banyak ditambang di Australia. - Sub-bituminus mengandung sedikit karbon dan banyak air, dan oleh karenanya menjadi sumber panas yang kurang efisien dibandingkan dengan
bituminus. - Lignit atau batu bara coklat adalah batu bara yang sangat lunak yang mengandung air 35-75% dari beratnya. - Gambut, berpori dan memiliki kadar air di atas 75% serta nilai kalori yang paling rendah.
25
Data harga jual aktual dari departemen finance & accounting Perusahan untuk periode 2011-2012 26
http://id.wikipedia.org/wiki/Batu_bara
JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG SEP OCT NOV DEC JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG SEP OCT
Actual* $32. $34. $34. $34. $35. $38. $38. $37. $37. $37. $35. $36. $34. $35. $35. $35. $35. $25. $26. $26. $27. $26.
PKN ($) HBA $37. $42. $47. $40. $38. $39. $39. $38. $38. $39. $38. $37. $36. $36. $37. $35. $33. $27. $25. $24. $24. $24.
$20.00
$25.00
$30.00
$35.00
$40.00
$45.00
$50.00
24
Lampiran ke-9
25
26
Lampiran ke-10 Struktur Biaya pada saat sebelum krisis ekonomi (periode Maret 2012)
Biaya Variabel - Expor $21.22 Harga Jual $35.25
Biaya Tetap - Produksi Rp4,610,877,307 Contribution
Margin $14.03
Biaya Tetap - GA Rp703,176,760 BEP unit 39,447.81
Biaya Tetap - TOTAL Rp5,314,054,067 Stripping Ratio 1 : 6
OB - Kontraktor 287,185.23 BCM SR - Kontraktor 1 : 8,56
Coal - Kontraktor 33,549.54 MT
OB - PT. XYZ 158,758.86 BCM SR - PT. XYZ 1 : 3,86
Coal - PT. XYZ 41,164.21 MT
Kontraktor XYZ unit sendiri Kombinasi
Cost Breakdown:
- Over Burden (OB)/BCM $ 2.43 $ 0.68 $ 1.81
- OB x SR $ 20.80 $ 2.61 $ 10.78
- Coal Getting (CG)/MT $ 1.08 $ 1.69 $ 1.41
- Coal Hauling (CH)/MT S 1.46 $ 0.70 $ 1.04
Total Biaya Produksi $23.34 $5.00 $13.23
- Beban Royalti
$ 1.34
- Beban Pengapalan
$ 6.65
Total Biaya Variable
$21.22
Struktur Biaya pada saat setelah krisis ekonomi (periode Oktober 2012)
Variable Cost - Export $14.61 Price $25.00
Fixed Cost - Production Rp4,543,989,380 Contribution
Margin $10.39
Fixed Cost - GA Rp1,386,465,262 BEP unit 59,374.75
Fixed Cost - TOTAL Rp5,930,454,642 Stripping Ratio 1 : 4,5
OB - Kontraktor 45,967.29 BCM SR - Kontraktor 1 : 3,59
Coal - Kontraktor 12,808.21 MT
OB - PT. XYZ 187,759.76 BCM SR - PT. XYZ 1 : 4,83
Coal - PT. XYZ 38,886.45 MT
Kontraktor XYZ unit sendiri Kombinasi
Cost Breakdown:
- Over Burden (OB)/BCM $ 2.55 $ 0.76 $ 1.11
- OB x SR $ 9.16 $ 3.67 $ 5.03
- Coal Getting (CG)/MT $ 1.13 $ 1.36 $ 1.30
- Coal Hauling (CH)/MT $ 0.97 $ 0.91 $ 0.93
Total Biaya Produksi $11.26 $5.94 $7.26
- Beban Royalti
$ 1.14
- Beban Pengapalan
$ 6.21
Total Biaya Variable
$14.61
Sumber: data internal PT. XYZ dari bagian accounting & finance department
27
Lampiran ke-11
Lampiran ke-12
Biaya Produksi Langsung: Biaya Produksi Tidak langsung: Biaya Administrasi & Umum:
1) Biaya Over Burden (OB) –
Kontraktor dan Unit sendiri,
2) Biaya Coal Getting (CG) –
Kontraktor dan Unit sendiri,
3) Biaya Coal Hauling (CH) –
Kontraktor dan Unit sendiri,
4) Biaya Alat Pendukung,
5) Biaya Pelabuhan,
6) Tenaga Kerja Langsung,
7) Biaya Royalti,
8) Perbaikan & Perawatan,
9) Biaya Lingkungan &
Kemasyarakatan,
10) Biaya Pendukung Produksi
(termasuk beban tenaga kerja
tidak langsung,
11) Biaya Depresiasi
12) Biaya Pengapalan (sebagian
besar biaya pengapalan hanya
untuk penjualan ekspor)
13) Biaya Perantara/Broker
14) Gaji Karyawan
Administrasi & Umum,
15) Biaya Perjalan,
16) Biaya Kantor Pusat,
17) Biaya Umum Lainnya,