kajian ekonomi regional jawa timur - bi.go.id · grafik 2.12 pergerakan harga beras di surabaya 28...

111
KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR TRIWULAN I - 2012 BANK INDONESIA SURABAYA

Upload: duongdieu

Post on 13-Jul-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

JAWA TIMUR

TRIWULAN I - 2012

BANK INDONESIA SURABAYA

Penerbit : Bank Indonesia Surabaya Bidang Ekonomi Moneter Jl.Pahlawan No.105 SURABAYA Telp. : 031-3520011 psw. 129/128 Fax : 031-3554178 Email : [email protected] Bahan soft copy dari kajian ini dapat di download pada web BI (http://www.bi.go.id)

Visi, Misi dan Nilai Strategis

Bank Indonesia

Visi dan Misi

Kantor Bank Indonesia Surabaya

Misi Kantor Bank Indonesia Surabaya :

“Mendukung pencapaian kebijakan Bank Indonesia di bidang moneter,

perbankan dan sistem pembayaran secara efisien dan optimal serta

memberikan saran kepada Pemda dan lembaga terkait lainnya di daerah dalam

rangka mendukung pembangunan ekonomi daerah.”

Visi Kantor Bank Indonesia Surabaya :

“Menjadi kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya di daerah melalui

peningkatan peran dalam menjalankan tugas-tugas Bank Indonesia yang

diberikan.”

Misi Bank Indonesia :

“ Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan

kestabilan moneter dan sistem keuangan untuk mendukung pembangunan

nasional yang berkesinambungan.“

Visi Bank Indonesia :

“Menjadi bank sentral yang kredibel secara nasional maupun internasional

melalui penguatan nilai-nilai strategis serta pencapaian inflasi yang rendah dan

stabil.“

Nilai – Nilai Strategis :

Kompetensi – Intergritas – Transparansi – Akuntabilitas – Kebersamaan.

Pertama-tama ijink

Yang Maha Esa atas rah

Provinsi Jawa Timur Triwula

Kajian triwulanan ini disus

eksternal maupun interna

perbankan dan sistem pem

prospek ke depan.

Analisa pada kajian

Provinsi Jawa Timur didasa

pihak seperti perbankan da

swasta. Atas seluruh bant

kasih yang sebesar-besarny

ini dapat lebih ditingkatk

masukan dan saran unt

memberikan kemanfaatan

Semoga Tuhan Y

kemudahan kepada kita

peningkatan kesejahteraan

umumnya.

i

KATA PENGANTARKATA PENGANTARKATA PENGANTARKATA PENGANTAR

kanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke

ahmat dan hidayah-Nya sehingga Kajian Eko

ulan I - 2012 dapat diselesaikan dengan baik da

usun untuk memenuhi kebutuhan informasi ba

nal yang berkaitan dengan perkembangan

mbayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dim

ian ini menggambarkan perkembangan pereko

sarkan pada data dan informasi yang diperole

dan instansi di lingkungan pemerintah daerah,

ntuan tersebut kami mengucapkan pengharga

nya. Harapan kami, hubungan kemitraan yang

tkan di masa yang akan datang. Kami juga

ntuk lebih meningkatkan kualitas kajian s

n yang maksimal.

Yang Maha Pemurah selalu memberikan

a semua dalam memberikan kontribusi yan

n masyarakat Jawa Timur pada khususnya dan

Surabaya, 9 M

KANTOR PERWA

INDONESIA W

MohamadPemim

ke hadirat Tuhan

konomi Regional

dan tepat waktu.

bagi stakeholders

n perekonomian,

imaksud maupun

konomian daerah

leh dari berbagai

, BUMN maupun

gaan dan terima

g terjalin selama

a mengharapkan

sehingga dapat

kekuatan dan

ng terbaik bagi

n Indonesia pada

Mei 2012

AKILAN BANK

WILAYAH IV

ad Ishak impin

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR TABEL iv

DAFTAR GRAFIK v

RINGKASAN EKSEKUTIF x

INDIKATOR MAKRO EKONOMI JAWA TIMUR xiv

INDIKATOR PERBANKAN JAWA TIMUR xv

BAB 1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL 1

1.1 KONDISI UMUM 1

1.2 SISI PERMINTAAN 2

a. Konsumsi 3

b. Investasi 6

c. Ekspor - Impor 8

1.3 SISI PENAWARAN 11

a. Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran 13

b. Sektor Industri Pengolahan 15

c. Pertanian 16

DAFTAR ISI

c. Pertanian 16

d. Keuangan, Persewaan dan Jasa 17

e. Bangunan 19

f. Pengangkutan dan Komunikasi 19

BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 21

2.1 KONDISI UMUM 21

2.2 INFLASI BULANAN (mtm) 22

2.3 INFLASI TRIWULAN (qtq) 26

2.4 INFLASI TAHUNAN (yoy) 29

2.5 INFLASI MENURUT KOTA 30

2.5 DISAGREGASI INFLASI 32

BOKS 1

36

BAB 3 PERKEMBANGAN PERBANKAN 38

3.1 PERKEMBANGAN KINERJA BANK UMUM 39

3.1.1. ASET DAN AKTIVA PRODUKTIF 41

ii

KETAHANAN PANGAN DAN PEMANFAATAN PUSAT INFORMASI HARGA

UPAYA PENGENDALIAN INFLASI MELALUI STRATEGI PENGUATAN

PANGAN STRATEGIS

3.1.2. DANA PIHAK KETIGA (DPK) 42

3.1.3. KREDIT 43

3.1.4. KREDIT USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) 46

3.1.5 KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) 48

3.2 STABILITAS SISTEM PERBANKAN 49

3.2.1. RISIKO KREDIT 50

3.2.2. RISIKO LIKUIDITAS 53

3.3 PERBANKAN SYARIAH 54

3.4 BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) 58

3.5 BANK BERKANTOR PUSAT DI SURABAYA 60

3.6 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN 64

3.6.1 TRANSAKSI KEUANGAN SECARA TUNAI 64

a. ALIRAN UANG MASUK / KELUAR (INFLOW/OUTFLOW) 64

b. UANG KARTAL TIDAK LAYAK EDAR 66

3.6.2 TRANSAKSI KEUANGAN SECARA NON TUNAI 67

a. TRANSAKSI RTGS (REAL TIME GROSS SETTLEMENT) 67

b. TRANSAKSI KLIRING 69

3.6.2 PENEMUAN UANG PALSU JAWA TIMUR 70

BOKS 2 KEBIJAKAN BANK INDONESIA TERKAIT PENETAPAN BESARAN LOANBOKS 2

(KPR) DAN KREDIT KENDARAAN BERMOTOR (KKB) 73

BAB 4 PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH 75

4.1 UMUM 75

4.2 REALISASI PENDAPATAN DAERAH 75

4.3 REALISASI BELANJA DAERAH 76

BAB 5 KESEJAHTERAAN MASYARAKAT 77

5.1 UMUM 77

5.2 KETENAGAKERJAAN 77

5.2.1 ANGKATAN KERJA DAN PENGANGGURAN 77

5.3 KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PEDESAAN 78

5.3.1 NILAI TUKAR PETANI (NTP) 78

5.3.2 NILAI TUKAR NELAYAN (NTN) 78

5.4 PROFIL KEMISKINAN JAWA TIMUR 79

BAB 6 PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA 82

6.1 PERKIRAAN PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR 82

6.2 PERKIRAAN INFLASI JATIM 84

iii

KEBIJAKAN BANK INDONESIA TERKAIT PENETAPAN BESARAN LOAN

TO VALUE (LTV) DALAM PEMBERIAN KREDIT KEPEMILIKAN RUMAH

Tabel 2.1 Inflasi Triwulan I Tahun 2011 & 2012 di Jawa Timur (mtm) 22

Tabel 2.2 Inflasi & Sumbangan Inflasi Di Jawa Timur (qtq) 27

Tabel 2.3 Inflasi Jawa Timur (yoy) Per Kelompok Barang 29

Tabel 2.4 Inflasi 7 Kota di Jawa Timur 31

Tabel 2.5 Inflasi 7 Kota di Jawa Timur per Kelompok Barang & Jasa Tahun 2012 (% yoy) 32

Tabel 2.6 Sumbangan Inflasi 7 Kota di Jawa Timur per Kelompok Barang & Jasa Tahun 2012 (% yoy) 32

Tabel 2.7 Perkembangan Capacity Utilization Industri Pengolahan 34

Tabel 3.1 Perkembangan Indikator Perbankan ( Bank Umum & BPR ) di Jawa Timur 36

Tabel 3.2 Perkembangan Indikator Bank Umum di Jawa Timur 37

Tabel 3.3 Penyaluran Kredit pada Kab/Kota Dominan di Jawa Timur 44

Tabel 3.4 Perkembangan NPL per Kelompok Bank 48

Tabel 3.5 Perkembangan Indikator Bank Berkantor Pusat Di Surabaya 59

Tabel 3.6 Perkembangan Arus Uang Tunai (inflow-Outflow) Kantor Bank Indonesia 63

Tabel 3.7 Perputaran Kliring dan Tolakan Cek, Bilyet Giro Tw.I - 2012 67

Tabel 4.1 Realisasi Pendapatan APBD Prop.Jatim Triwulan I - 2012 72

Tabel 4.2 Realisasi Belanja APBD Prov.Jatim Triwulan I - 2012 (Rp juta) 72

Tabel 5.1 Kndisi Ketenagakerjaan di Jawa Timur (2008 - 2012) (dalam ribuan) 85

iv

DAFTAR TABEL

Grafik 1.1 Kontribusi Pertumbuhan PDRB Sektoral Prov. Jawa Timur 2

Grafik 1.2 Kontribusi PDRB Sisi Permintaan Prov. Jawa Timur 2

Grafik 1.3 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi 2

Grafik 1.4 Struktur Perekonomian Prov. Jawa Timur 2

Grafik 1.5 Sisi Permintaan PDRB Prov. Jawa Timur 2

Grafik 1.6 Sisi Permintaan PDRB Prov. Jawa Timur 2

Grafik 1.7 Indeks Penjualan Eceran 4

Grafik 1.8 Konsumsi Listrik Rumah Tangga 4

Grafik 1.9 Pertumbuhan Konsumsi BBM (Transportasi darat & Rumah Tangga) di Jawa Timur 4

Grafik 1.10 Perkembangan Kredit Konsumsi 5

Grafik 1.11 Dana Simpanan Perbankan Perorangan 5

Grafik 1.12 Survei Konsumen - Keyakinan Masyarakat 6

Grafik 1.13 Survei Konsumen - Kondisi Ekonomi Saat ini 6

Grafik 1.14 Perkembangan Jumlah Proyek Investasi 7

Grafik 1.15 Perkembangan Nilai Proyek Investasi 7

Grafik 1.16 Perkembangan PMTB 7

Grafik 1.17 Perkembangan Kredit Investasi 7

Grafik 1.18 Perkembangan Volume Penjualan Semen 8

Grafik 1.19 Perkembangan Impor Barang Modal 8

Grafik 1.20 Perkembangan Kinerja Ekspor Jatim 9

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.20 Perkembangan Kinerja Ekspor Jatim 9

Grafik 1.21 Perkembangan Kinerja Ekspor Luar Negeri Jatim 9

Grafik 1.22 Perkembangan Nilai Ekspor Per Jenis Barang 9

Grafik 1.23 Pertumbuhan Ekspor Per Jenis Barang 9

Grafik 1.24 Perkembangan Nilai Ekspor 10

Grafik 1.25 Perkembangan Nilai Impor 10

Grafik 1.26 Nilai Impor per Jenis Barang 10

Grafik 1.27 Pertumbuhuan Impor per Jenis Barang 10

Grafik 1.28 Statistik Kontainer di Tanjung Perak 11

Grafik 1.29 Statistik Discharge-Loaded di Tanjung Perak 11

Grafik 1.30 Statistik Kontainer Internasional 11

Grafik 1.31 Statistik Kontainer Domestik 11

Grafik 1.32 Pertumbuhan Tiga Sektor Utama 11

Grafik 1.33 Pertumbuhan Sektor Pendukung 11

Grafik 1.34 Pertumbuhan Sektor Pendukung 12

Grafik 1.35 Utilisasi Kapasitas Produksi 12

Grafik 1.36 Utilisasi Kapasitas Produksi Sektoral 12

Grafik 1.37 Indeks Realisasi Usaha 13

Grafik 1.38 Indeks Realisasi Usaha Sektoral 13

Grafik 1.39 Tingkat Hunian Kamar Hotel Berbintang di Jatim 14

Grafik 1.40 Lama Tinggal Tamu di Hotel Berbintang Jatim 14

Grafik 1.41 Jumlah Wisatawan Asing Melalui Bandara Juanda 15

Grafik 1.42 Konsumsi Listrik Golongan Bisnis 15

Grafik 1.43 Pertumbuhan Produksi Industri Pengolahan 15

Grafik 1.44 Perkembangan Nilai Impor Barang Bahan Baku 15

Grafik 1.45 Perkembangan Pertumbuhan Impor Impor Barang Bahan Baku 16

Grafik 1.46 Perkembangan Konsumsi BBM Industri 16

Grafik 1.47 Konsumsi Listrik Golongan Industri 16

Grafik 1.48 Luas Lahan Tanam dan Panen Padi di Jawa Timur 17

Grafik 1.49 Luas Lahan Tanam dan Panen Jagung di Jawa Timur 17

Grafik 1.50 Luas Lahan Puso d Jawa Timur 17

Grafik 1.51 Pertumbuhan Kredit dan DPK Perbankan Jawa timur 18

Grafik 1.52 Perkembangan NIM Perbankan Jawa timur 18

Grafik 1.53 Perkembangan Fee - Based Income 18

Grafik 1.54 Perkembangan Interest - Based Income 18

Grafik 1.55 Perkembangan Pendapatan - Biaya Operasional Bank 18

Grafik 1.56 Volume Penjualan Semen di Jawa timur 19

Grafik 1.57 Arus Penumpang di Tanjung Perak 20

Grafik 1.58 Arus Barang di Tanjung Perak 20

Grafik 1.59 Penumpang Domestik di Bandara Juanda 20

Grafik 1.60 Penumpang Internasional di Bandara Juanda 20

Grafik 2.1 Inflasi Jawa Timur & Nasional (yoy) 21

Grafik 2.2 Perkembangan Inflasi Jawa Timur 21

Grafik 2.3 Perbandingan Inflasi di Kawasan Jawa (yoy) 22

Grafik 2.4 Inflasi Januari 2012 - Berdasarkan Kelompok Barang 23

Grafik 2.5 Inflasi Februari 2012 - Berdasarkan Kelompok Barang 23Grafik 2.5 Inflasi Februari 2012 - Berdasarkan Kelompok Barang 23

Grafik 2.6 Inflasi Maret 2012 - Berdasarkan Kelompok Barang 24

Grafik 2.7 Harga Emas Internasional vs Emas Perhiasan 24

Grafik 2.8 Harga Daging Ayam Ras & Telur Ayam Ras 26

Grafik 2.9 Harga Sub Kelompok Bumbu-bumbuhan 26

Grafik 2.10 Inflasi (qtq) Kel. Bahan Makanan 26

Grafik 2.11 Inflasi (qtq) Kel. Bahan Makanan Tw IV - 2011 & Tw I - 2012 26

Grafik 2.12 Pergerakan Harga Beras di Surabaya 28

Grafik 2.13 Pergerakan Harga Beras Internasional 28

Grafik 2.14 Perkembangan Harga Bumbuh-bumbuhan 28

Grafik 2.15 Pergerakan Harga Sayur-sayuran 28

Grafik 2.16 Inflasi Kelopok Sandang (qtq) 29

Grafik 2.17 Perbandingan Inflasi Tahunan (yoy) Per Kelompok Barang 30

Grafik 2.18 Inflasi (yoy) Tertinggi - Kelompok Barang 30

Grafik 2.19 Inflasi Tahunan (yoy) Kelompok Bahan Makanan Tahun 2011 - 2012 30

Grafik 2.20 Inflasi (yoy) Kelompok Makanan Jadi, Minuman & Tembakau 30

Grafik 2.21 Perbandingan Inflasi Year on Year (yoy) 7 Kota di Jawa Timur 31

Grafik 2.22 Laju Inflasi Jatim per Komponen (yoy) 32

Grafik 2.23 Perkembangan Nilai Tukar Rupiah 33

Grafik 2.24 Perkembangan Capacity Utilization 33

Grafik 2.25 Perbandingan Komponen Inflasi Inti 34

Grafik 2.26 Perkembangan Inflasi Inti Tradeable & Non Tradeable 34

Grafik 2.27 Perkembangan Inflasi Inti - Exclude Gold Price 34

Grafik 2.28 Perkembangan Komponen Inflasi Inti Tradeable 35

Grafik 2.29 Perkembangan Inflasi Manufacturing Good & Services 35

Grafik 2.30 Perkembangan Inflasi Adm. Price 34

Grafik 2.31 Perkembangan Nilai Tukar Rupiah 35

Grafik 2.32 Perkembangan Capacity Utilization 35

Grafik 2.33 Perbandingan Komponen Inflasi Inti 35

Grafik 2.34 Perkembangan Inflasi Inti Tradeable & Non Tradeable 36

Grafik 2.35 Perkembangan Inflasi Inti - Exclude Gold Price 36

Grafik 3.1 Perkembangan LDR 38

Grafik 3.2 Perkembangan LDR per Kelompok Bank 38

Grafik 3.3 Pertumbuhan Indikator Utama Perbankan (yoy) 38

Grafik 3.4 Pertumbuhan Indikator Utama Perbankan (qtq) 38

Grafik 3.5 Perkembangan Total Aset Bank Umum 39

Grafik 3.6 Proporsi Aktiva Produktif 39

Grafik 3.7 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (y-o-y) 40

Grafik 3.8 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (y-o-y) 40

Grafik 3.9 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (qtq) 40

Grafik 3.10 Perkembangan DPK per Jenis Simpanan (Rp juta) 41

Grafik 3.11 Komposisi DPK Bank Umum (%) 41

Grafik 3.12 Perbandingan Suku Bunga Simpanan - BI Rate 41

Grafik 3.13 Pertumbuhan Kredit (yoy) 45

Grafik 3.14 Pertumbuhan Kredit (qtq) 45

Grafik 3.15 Proporsi Penyaluran Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan 46

Grafik 3.16 Proporsi Penyaluran Kredit Berdasarkan Kelompok Bank 46

Grafik 3.16 Pertumbuhan Kredit Per Jenis Penggunaan (q-t-q) 46Grafik 3.16 Pertumbuhan Kredit Per Jenis Penggunaan (q-t-q) 46

Grafik 3.17 Pertumbuhan Kredit Per Jenis Penggunaan (y-o-y) 46

Grafik 3.18 Proporsi Kredit Sektoral 47

Grafik 3.19 Perkembangan Kredit Sektoral (yoy) 47

Grafik 3.20 Perbandingan Suku Bunga Kredit & BI Rate 47

Grafik 3.21 Perkembangan Kredit UMKM 48

Grafik 3.22 Proporsi Kredit UMKM Berdasarkan Bank 48

Grafik 3.23 5 Besar Provinsi Penyalur KUR 50

Grafik 3.24 Perkembangan Penyaluran KUR di Jatim 50

Grafik 3.25 Perkembangan NPL Bank Umum 52

Grafik 3.26 Perkembangan NPL per Jenis Penggunaan 52

Grafik 3.27 Sektor dengan Penyaluran Kredit Terbesar (Juta Rupiah) 52

Grafik 3.28 Sektor dengan Pertumbuhan Penyaluran Kredit Terbesar (% yoy) 53

Grafik 3.29 Undisbursed Loans 47

Grafik 3.30 Perbandingan Suku Bunga Kredit - BI Rate 47

Grafik 3.31 Perkembangan Kredit UMKM 49

Grafik 3.32 Proporsi Kredit UMKM Berdasarkan Skala Usaha 49

Grafik 3.33 5 Besar Provinsi Penyalur KUR 50

Grafik 3.34 Perkembangan Penyaluran KUR di Jatim 50

Grafik 3.35 Perkembangan NPL Bank Umum 52

Grafik 3.36 Perkembangan NPL per Jenis Penggunaan 52

Grafik 3.37 Money Position Perbankan di Jawa Timur 54

Grafik 3.38 Perkembangan Indikator Perbankan Syariah (qtq) 55

Grafik 3.39 Perkembangan Indikator Perbankan Syariah (yoy) 55

Grafik 3.40 Proporsi DPK Perbankan Syariah di Jatim 56

Grafik 3.41 Pertumbuhan DPK Perbankan Syariah 56

Grafik 3.42 Pertumbuhan Pembiayaan Syariah per Jenis Penggunaan 56

Grafik 3.43 Pangsa Pembiayaan Syariah per Jenis Penggunaan 56

Grafik 3.44 Non Performance Financing ( NPF ) Perbankan Syariah Jatim 57

Grafik 3.45 Financing to Deposit Ratio ( FDR ) Perbankan Syariah Jatim 57

Grafik 3.46 Perkembangan Indikator BPR (yoy) 58

Grafik 3.47 Perkembangan Indikator BPR (qtq) 58

Grafik 3.48 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga BPR (% - yoy) 59

Grafik 3.49 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga BPR (% - qtq) 59

Grafik 3.50 Pertumbuhan Kredit BPR per Jenis Penggunaan (yoy) 60

Grafik 3.51 Proporsi Kredit BPR per Jenis Penggunaan 60

Grafik 3.52 Perkembangan LDR & NPL BPR 60

Grafik 3.53 Pertumbuhan Indikator Bank ber KP di Surabaya (qtq) 61

Grafik 3.54 Pertumbuhan Indikator Bank ber KP di Surabaya (yoy) 61

Grafik 3.55 Proporsi DPK per Jenis Simpanan pada Bank ber KP di Surabaya (Mar-2011) 62

Grafik 3.56 Pertumbuhan DPK per Jenis Simpanan pada Bank Ber KP di Surabaya (qtq) 62

Grafik 1.5 Perkembangan Kredit per Jenis Simpanan pada Bank Ber KP di Surabaya (qtq) 62

Grafik 1.5 Proporsi Kredit per Jenis Penggunaan Bank ber KP di Surabaya 62

Grafik 1.5 Perkembangan LDR Bank ber KP di Surabaya 63

Grafik 1.5 Dana Pemerintah Provinsi/Kab/Kota Jatim di Perbankan 68

Grafik 1.5 Perkembangan Arus Uang Tunai (Inflow-Outflow) 73

Grafik 1.5 Perkembangan Net Inflow 73

Grafik 1.5 Inflow, Outflow dan Netflow Gabungan 74Grafik 1.5 Inflow, Outflow dan Netflow Gabungan 74

Grafik 1.5 Pemusnahan Uang Tidak Layak Edar (PTTB) 74

Grafik 1.5 Perkembangan Transaksi Non Tunai Di Jawa Timur 75

Grafik 1.5 Perkembangan Transaksi RTGS Di Jawa Timur 76

Grafik 1.5 6 Kota dengan aktivitas transaksi Outgoing RTGS Terbesar Tw I-2011 76

Grafik 1.5 6 Kota dengan aktivitas transaksi Incoming RTGS Terbesar Tw I-2011 76

Grafik 1.5 Perkembangan Transaksi Kliring Di Jawa Timur 77

Grafik 1.5 Tolakan Transaksi Kliring Di Jawa Timur 77

Grafik 1.5 Rasio Tolakan dalam Perputaran Kliring Di Jawa Timur 78

Grafik 1.5 Statistik Uang Palsu yang ditemukan 79

Grafik 1.5 Statistik Uang Palsu yang ditemukan (lembar) 79

Grafik 1.5 Statistik Uang Palsu Yang Ditemukan (nilai) 79

Grafik 1.5 Penyerapan Tenaga Kerja Sisi Sektoral 86

Grafik 1.5 Penyerapan Tenaga Kerja 87

Grafik 1.5 Komposisi Tenaga Kerja Formal 87

Grafik 1.5 Komposisi Bidang Tenaga Kerja Informal 87

Grafik 1.5 Penyerapan Tenaga Kerja 88

Grafik 1.5 Penyerapan Tenaga Kerja Tiga Sektor Utama 88

Grafik 1.5 Penyerapan Tenaga Kerja Sektoral 89

Grafik 1.5 NTP Nasional & Jawa Timur 90

Grafik 1.5 NTP dan Pertumbuhan (Nasional & Jatim) 90

Grafik 1.5 It Serta Pertumbuhan Nasional & Jatim 90

Grafik 1.5 Ib dan Pertumbuhan Nasional & Jatim 90

Grafik 1.5 NTN Nasional & Jawa Timur 91

Grafik 1.5 NTN Serta Pertumbuhan (Nasional & Jatim) 91

Grafik 1.5 Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) 89

Grafik 1.5 Indeks Ekspetasi Penghasilan 89

Grafik 1.5 Estimasi Realisasi Usaha Tw I -2011 90

Grafik 1.5 Estimasi Penggunaan Tenaga Kerja Tw I-2011 90

Grafik 1.5 Ekspektasi Harga 3 bulan y.a.d 91

Grafik 1.5 Ekspektasi Harga 6 bulan y.a.d 91

RingkasanRingkasanRingkasanRingkasan EksekutifEksekutifEksekutifEksekutif

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan I-2012

x

Bank Indonesia Surabaya

RINGKASAN RINGKASAN RINGKASAN RINGKASAN EKSEKUTIFEKSEKUTIFEKSEKUTIFEKSEKUTIF

KAJIAN EKONOMI REGIONAL (KER)KAJIAN EKONOMI REGIONAL (KER)KAJIAN EKONOMI REGIONAL (KER)KAJIAN EKONOMI REGIONAL (KER)

TRIWULAN ITRIWULAN ITRIWULAN ITRIWULAN I –––– 2012012012012222

Assesmen Perkembangan Assesmen Perkembangan Assesmen Perkembangan Assesmen Perkembangan Makro EkonomiMakro EkonomiMakro EkonomiMakro Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur (Jatim) pada triwulan

I-2012 sebesar 7,19% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan IV-

2011 yang tercatat sebesar 7,11% (yoy).

Dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga masih menjadi

penyumbang utama pertumbuhan ekonomi Jawa Timur, disertai

dengan investasi (PMTB). Meskipun pertumbuhan konsumsi rumah

tangga sedikit melambat dibandingkan triwulan lalu, namun

besaran proporsi yang masih berada diatas 65% menyebabkan

sumbangan pertumbuhannya masih signifikan mempengaruhi

kinerja pertumbuhan ekonomi Jawa Timur.

Dari sisi penawaran, sektor Perdagangan Hotel dan Restoran

(PHR), sektor Industri Pengolahan, serta sektor Pertanian

merupakan sektor pendorong pertumbuhan ekonomi Jatim. Ketiga

sektor tersebut, secara berurutan menyumbang pertumbuhan

ekonomi masing-masing sebesar 2,99% (yoy), 1,55% dan 0,39%.

Jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, meskipun

pertumbuhan sektor PHR masih berada pada level yang sama, yaitu

9,69%, namun dengan nilai proporsinya yang terbesar

menyebabkan tingkat pertumbuhan sektor dimaksud signifikan

mendorong pertumbuhan ekonomi dibandingkan kedua sektor

lainnya. Sementara itu, kedua sektor lainnya menunjukkan

terjadinya peningkatan kinerja, dimana sektor industri pengolahan

dari sebelumnya 5,96% menjadi 6,27% dan sektor pertanian dari

1,64% (yoy) menjadi 2,25%.

Perekonomian provinsi Jawa Timur pada triwulan I-2012 masih tumbuh stabil di level 7%.

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan I-2012

xi

Bank Indonesia Surabaya

Assesmen Inflasi

Inflasi triwulanan Jawa Timur yang dihitung dari kenaikan IHK

di 7 (tujuh) kota di Jawa Timur pada triwulan I-2012 cenderung

melambat dengan tingkat inflasi triwulanan sebesar 0,68% (qtq)

atau melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai

0,92%(qtq). Secara tahunan, realisasi inflasi tersebut mengawali

inflasi di awal triwulan tahun 2012 sebesar 3,97%(yoy) melambat

cukup dalam dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai

7,46%. Penurunan inflasi pada periode laporan terkait dengan

tibanya panen raya sehingga menahan kenaikan harga dari sisi

supply. Selain itu pelemahan harga beberapa komoditas strategis

internasional pun turut mengurangi tekanan dari sisi eksternal/

imported inflation.

Berdasarkan disagregasinya, penurunan laju inflasi di awal

tahun 2012 didorong oleh penurunan kelompok administered

price dan core inflation. Sedangkan, kelompok volatile food sedikit

mengalami kenaikan. Sementara itu, tekanan inflasi di Jatim yang

berasal dari faktor fundamental atau inflasi inti tercatat sebesar

4,32% (yoy), atau menurun dibanding akhir tahun 2011 yang

tercatat sebesar 4,72%. Secara umum tekanan inflasi inti di awal

tahun 2012 berasal dari faktor eksternal maupun internal. Dari sisi

eksternal terutama dipengaruhi oleh perkembangan harga

komoditas internasional yang dipicu oleh ekspektasi pelaku

ekonomi atas ketidakpastian kondisi ekonomi Amerika dan Eropa,

serta depresiasi nilai tukar rupiah yang berasal dari fluktuasi capital

outflow sebagai respon investor asing atas penurunan suku bunga

acuan BI rate pada bulan Februari 2012 dari 6,00% menjadi

5,75%. Sementara itu kondisi output gap yang menunjukkan

kesenjangan antara sisi permintaan dan penawaran pada periode

laporan diestimasikan berada pada kondisi yang cukup baik. Pasca

meningkatnya permintaan pada periode Natal dan Tahun Baru,

respon permintaan masyarakat Jawa Timur diperkirakan

mengalami perlambatan, yang kemudian direspon dengan baik

oleh sisi penawaran/sektor produksi. Hal ini dikonfirmasi oleh

Tekanan kenaikan harga di Jatim secara umum selama triwuan I-2012 cenderung melambat.

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan I-2012

xii

Bank Indonesia Surabaya

stabilnya tingkat kapasitas utilisasi dunia usaha berdasarkan hasil

Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Jatim pada Tw I-2012 yang

masih berada pada level 78%, yaitu dari sebelumnya 78,14%

menjadi 78,53% dari kapasitas terpasangnya.

Assesmen Perbankan

Kinerja perbankan di Jawa Timur pada triwulan triwulan I-2012

menunjukkan perkembangan yang cukup stabil, tercermin dari

tingkat pertumbuhan indikator total aset, kredit dan DPK serta

tingkat risiko kredit yang terjaga. Penyaluran kredit oleh Bank

Umum dan BPR mencatat pertumbuhan sebesar 19,65% (yoy)

diiringi oleh kualitas kredit atau rasio Non Performing Loans (NPLs)

sebesar 3%. Fungsi intermediasi perbankan yang tercermin pada

Loan to Deposit Ratio (LDR) terjaga di kisaran 77,01%.

Peningkatan fungsi intermediasi tersebut terutama didorong oleh

membaiknya penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) oleh bank

yang selanjutnya disalurkan melalui kredit pada sektor produktif.

Dengan mempertimbangkan pertumbuhan kredit di Triwulan I-

2012 yang sedikit melambat dibandingkan triwulan sebelumnya

(22,07%), maka sektor perbankan masih memberikan peluang

untuk peningkatan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang pada

triwulan ini berada pada level 7,19%.

Prospek Ekonomi dan Inflasi Triwulan II-2012

Pertumbuhan ekonomi Jatim pada Tw II-2012 diproyeksikan

tumbuh pada rentang pertumbuhan 7,00%–7,25% (yoy).

Perekonomian Jawa Timur pada triwulan II-2012 diperkirakan

sedikit melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang

mencatat pertumbuhan yang cukup tinggi (7,19%) serta triwulan

II-2011 yang mencapai 7,29%.

Ekonomi Jatim pada Tw II-2012diperkirakan sedikit melambat.

Fungsi Intermediasi perbankan berjalan baik dengan didorong oleh pertumbuhan kredit yang terus meningkat.

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan I-2012

xiii

Bank Indonesia Surabaya

Tren penurunan tingkat inflasi Jawa Timur yang terjadi sejak

triwulan I-2011 diperkirakan mulai tertahan hingga triwulan I-

2012. Untuk triwulan II-2012, diperkirakan inflasi Jawa Timur mulai

mengalami peningkatan dan berada di kisaran 1% s/d 1,5% (qtq)

atau 4,60% s/d 4,80% (yoy). Peningkatan tersebut diperkirakan

banyak dipengaruhi oleh inflasi volatile food yang masih berpotensi

untuk meningkat dan cenderung berfluktuasi. Periode musim raya

padi yang telah lewat akan mempengaruhi jumlah pasokan dan

harga beras pada triwulan mendatang. Di sisi lain, tekanan inflasi

terkait pergerakan harga komoditas internasional antara lain emas

dan minyak mentah, yang meskipun diperkirakan akan menurun

namun masih dalam batas atas kisaran harga rata-rata.

Tingkat inflasi Jatim pada Tw II-2012diperkirakan mulai mengalami peningkatan.

2012

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I

INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK)

JAWA TIMUR 125.591 125.92 128.50 129.69 130.58

- Kota Surabaya 125.081 125.50 128.30 129.38 130.33

- Kota Malang 125.735 126.03 128.46 129.91 130.48

- Kota Kediri 123.956 124.60 127.34 128.66 129.33

- Kota Jember 127.970 126.99 128.73 130.02 131.15

- Kota Probolinggo 129.455 129.84 131.66 132.75 133.59

- Kota Madiun 130.053 130.09 132.35 133.51 134.45

- Kota Sumenep 122.031 123.09 125.03 127.02 128.25

LAJU INFLASI TAHUNAN (Y-O-Y)

JAWA TIMUR 6.94 6.26 4.87 4.29 4.48

- Kota Surabaya 7.60 6.98 5.22 4.73 4.56

- Kota Malang 5.82 5.37 4.71 4.07 4.50

- Kota Kediri 5.38 4.48 4.45 3.64 4.71

- Kota Jember 6.76 5.04 4.03 2.42 3.63

- Kota Probolinggo 6.81 5.59 3.71 3.78 3.85

- Kota Madiun 5.60 5.32 4.65 3.49 4.28

- Kota Sumenep 5.69 5.70 3.57 4.19 5.53

PDRB Harga Konstan (Milliar Rp) 88,724,137 91,361,994 93,350,482 93,212,679 95,255,849

- Pertanian 15,553,734 13,773,813 13,336,371 10,507,871 15,903,128

- Pertambangan dan Penggalian 1,802,122 2,085,751 2,139,238 2,201,521 1,893,917

- Industri Pengolahan 21,820,355 22,560,496 23,274,729 24,299,093 23,417,927

- Listrik, gas, dan air bersih 1,174,790 1,237,703 1,245,192 1,274,399 1,269,738

- Bangunan 2,626,382 3,054,205 3,102,022 3,212,217 2,893,702

- Perdagangan, Hotel dan Restoran 27,085,226 28,588,367 29,708,289 30,450,678 30,081,571

- Pengangkutan dan komunikasi 6,546,139 6,966,113 7,141,739 7,443,098 6,933,037

- Keuangan, persewaan, dan jasa 4,785,173 4,993,959 5,124,947 5,282,030 5,153,153

- Jasa 7,330,216 8,101,587 8,277,955 8,541,772 7,709,676

Pertumbuhan PDRB (yoy ) 6.98 7.25 7.12 7.11 7.19

Pertumbuhan (YoY)

- Pertanian 2.82 5.11 4.52 1.64 2.25

- Pertambangan dan Penggalian 10.34 5.44 4.55 4.85 5.09

- Industri Pengolahan 5.61 6.01 5.67 5.96 6.27

- Listrik, gas, dan air bersih 7.22 7.05 5.17 5.65 8.08

- Bangunan 7.42 10.98 8.90 8.99 10.18

- Perdagangan, Hotel dan Restoran 8.24 8.86 9.29 9.69 9.69

- Pengangkutan dan komunikasi 19.72 10.69 9.11 9.86 13.01

- Keuangan, persewaan, dan jasa 8.21 8.50 8.17 7.87 7.69

- Jasa 3.89 4.48 5.96 5.82 5.18

Pertumbuhan PDRB (yoy ) 6.98 7.25 7.12 7.11 7.19

LAMPIRAN

INDIKATOR MAKRO EKONOMI JAWA TIMUR

INDIKATOR2011

xviii

A. Perbankan2012

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I

Bank Umum :

Total Asset (Rp. Triliun) 256.43 270.26 282.00 292.82 304.22

DPK (Rp. Triliun) 217.02 226.92 234.25 250.61 252.81252.81252.81252.81

- Tabungan (Rp. Triliun) 90.19 92.85 98.48 110.42 109.95

- Giro (Rp. Triliun) 38.03 40.31 41.85 40.99 42.8542.8542.8542.85

- Deposito (Rp. Triliun) 88.79 93.76 95.31 99.20 100.00

Kredit (Rp. Triliun) - Bank Pelapor 161.93 172.59 180.42 190.57 192.75

- Modal Kerja 95.80 102.38 107.00 113.54 112.31

- Investasi 21.77 23.36 23.29 24.89 26.13

- Konsumsi 44.36 47.37 50.12 52.15 54.32

Non Performing Loan (NPL-Gross) 3.373.373.373.37 3.553.553.553.55 3.473.473.473.47 2.902.902.902.90 2.96

Loan to Deposit Ratio - LDR (%) 74.61% 76.06% 77.02% 76.04% 76.25%76.25%76.25%76.25%

Kredit UMKM (Triliun Rp)-Bank Pelapor 56.27 59.07 61.29 62.35 63.21

NPL UMKM Gross (%) 4.58 4.62 4.68 3.74 4.22

BPR :

Total Asset (Rp. Triliun) 5.86 6.16 6.37 6.81 6.98

DPK (Rp. Triliun) 3.58 3.72 3.84 4.04 4.18

- Tabungan (Rp. Triliun) 1.12 1.15 1.15 1.28 1.33

- Deposito (Rp. Triliun) 2.46 2.58 2.69 2.76 2.85

Kredit (Rp. Triliun) 4.28 4.62 4.82 4.85 5.15

- Modal Kerja 2.94 3.13 3.22 3.18 3.36

- Investasi 0.11 0.13 0.14 0.14 0.16

- Konsumsi 1.23 1.36 1.47 1.53 1.64

Non Performing Loan (NPL-Gross) 4.99% 4.92% 4.77% 4.01% 4.29%

Loan to Deposit Ratio - (LDR) % 119.67% 115.49% 125.69% 120.01% 123.38%

SYARIAH :

Total Asset (Rp. Triliun) 8.04 9.02 10.30 11.65 12.01

DPK (Rp. Triliun) 6.28 7.07 7.74 9.23 9.32

- Giro (Rp. Triliun) 0.47 0.56 0.46 0.63 0.84

- Tabungan (Rp. Triliun) 2.23 2.50 2.78 3.36 4.90

- Deposito (Rp. Triliun) 3.58 4.01 4.50 5.24 3.58

Pembiayaan (Rp. Triliun) 6.16 6.96 8.08 8.84 8.93

- Modal Kerja 2.25 2.80 3.17 3.45 3.60

- Investasi 0.93 1.04 1.19 1.40 1.51

- Konsumsi 2.97 3.13 3.72 3.98 3.83

Non Performance Financing (NPF) % 1.14 1.45 1.41 1.21 1.36

Financing to Deposit Ratio (FDR) % 98.06 98.53 104.46 95.73 10.58

B. SISTEM PEMBAYARAN

2012201220122012

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I

Inflow (Rp. Triliun) 8.99 7.13 12.2 8.7 12.70

Outflow (Rp. Triliun) 3.54 7.62 14.66 8.24 6.52

Pemusnahan Uang (Rp- Triliun) 6.30 5.08 5.61 4.07 4.75

Nominal Transaksi RTGS 127 125.07 149.32 148.29 122.21

Volume Transaksi RTGS 142,015 141,213 149,834 155,650 141,322

Nominal Kliring Kredit (Rp. Triliun) 40.04 40.58 41.00 44.33 44.05

Volume Kliring Kredit (juta lembar) 1.35 1.37 1.23 1.37498 1.395226

Tolakan Kliring (Rp. Juta) 764,425 691,041 518,985 596,757 632,814

Tolakan Kliring (lembar) 24,250 20,257 17,900 48,249 20,065

LAMPIRAN

INDIKATOR PERBANKAN JAWA TIMUR

INDIKATOR2011

INDIKATOR2011

Bab 1Bab 1Bab 1Bab 1

PERKEMBANGAN EKONOMI PERKEMBANGAN EKONOMI PERKEMBANGAN EKONOMI PERKEMBANGAN EKONOMI

MAKRO REGIONALMAKRO REGIONALMAKRO REGIONALMAKRO REGIONAL

1

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – 2012

1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

1.1. KONDISI UMUM

Mengawali tahun 2012, perekonomian Jawa Timur pada triwulan awal ini

mencatatkan perbaikan pertumbuhan ekonomi dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu dari

7,11% (yoy) menjadi 7,19% (yoy). Selain itu, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada

periode laporan pun berada pada level yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan

ekonomi nasional yang tercatat sebesar 6,30%.

Dari sisi permintaan, pertumbuhan pada triwulan ini masih didorong oleh kinerja

konsumsi rumah tangga dan investasi (PMTB), yang masing-masing menyumbang

pertumbuhan ekonomi sebesar 4,19% (yoy) dan 1,65%(yoy). Meskipun pertumbuhan

konsumsi rumah tangga pada triwulan ini sedikit melambat dibandingkan triwulan lalu,

namun besaran proporsi yang masih berada di atas 65%, menyebabkan sumbangan

pertumbuhannya masih signifikan mempengaruhi kinerja pertumbuhan ekonomi Jawa

Timur.

Sementara itu, dari sisi penawaran, sektor Perdagangan Hotel dan Restoran (PHR),

sektor Industri Pengolahan, serta sektor Pertanian merupakan sektor pendorong

pertumbuhan ekonomi Jatim. Ketiga sektor tersebut, secara berurutan menyumbang

pertumbuhan ekonomi masing-masing sebesar 2,99% (yoy), 1,55% dan 0,39%. Jika

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, meskipun pertumbuhan sektor PHR masih

berada pada level yang sama, yaitu 9,69%, namun dengan nilai proporsinya yang terbesar

menyebabkan tingkat pertumbuhan sektor dimaksud signifikan mendorong pertumbuhan

ekonomi dibandingkan kedua sektor lainnya. Sementara itu, kedua sektor lainnya

menunjukkan terjadinya peningkatan kinerja, dimana sektor industri pengolahan dari

sebelumnya 5,96% menjadi 6,27% dan sektor pertanian dari 1,64% (yoy) menjadi 2,25%.

2

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – 2012

Grafik 1.3Grafik 1.3Grafik 1.3Grafik 1.3 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi

Grafik 1.4Grafik 1.4Grafik 1.4Grafik 1.4 StrukturStrukturStrukturStruktur Perekonomian Prov. Jawa TimurPerekonomian Prov. Jawa TimurPerekonomian Prov. Jawa TimurPerekonomian Prov. Jawa Timur

Grafik 1.1Grafik 1.1Grafik 1.1Grafik 1.1 Kontribusi Pertumbuhan PDRB Sektoral Kontribusi Pertumbuhan PDRB Sektoral Kontribusi Pertumbuhan PDRB Sektoral Kontribusi Pertumbuhan PDRB Sektoral

Prov.Jawa TimurProv.Jawa TimurProv.Jawa TimurProv.Jawa Timur Prov.Jawa TimurProv.Jawa Timur

Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.2 Kontribusi PDRB Sisi PermintaanKontribusi PDRB Sisi PermintaanKontribusi PDRB Sisi PermintaanKontribusi PDRB Sisi Permintaan

Prov.Jawa TimurProv.Jawa TimurProv.Jawa TimurProv.Jawa Timur Prov.Jawa TimurProv.Jawa Timur

1.2. SISI PERMINTAAN

Dari sisi permintaan, pendorong pertumbuhan dari sisi permintaan pada triwulan ini

masih didorong oleh konsumsi rumah tangga dan investasi (PMTB), yang masing-masing

menyumbang pertumbuhan ekonomi sebesar 4,19% (yoy) dan 1,65%(yoy).

Grafik 1.5Grafik 1.5Grafik 1.5Grafik 1.5 Sisi Permintaan PDRB Prov.Jawa TimurSisi Permintaan PDRB Prov.Jawa TimurSisi Permintaan PDRB Prov.Jawa TimurSisi Permintaan PDRB Prov.Jawa Timur

Grafik 1.6Grafik 1.6Grafik 1.6Grafik 1.6 Sisi Permintaan PDRB Prov.Jawa TimurSisi Permintaan PDRB Prov.Jawa TimurSisi Permintaan PDRB Prov.Jawa TimurSisi Permintaan PDRB Prov.Jawa Timur

Sumber: BPS Jatim Sumber: BPS Jatim

Sumber: BPS Jatim, diolah Sumber: BPS Jatim, diolah

Sumber: BPS Jatim, diolah Sumber: BPS Jatim, diolah

5,79 5,89

6,32

6,44

5,97 6,08

6,11

5,61

4,33

5,01

5,28 5,42

5,81

6,53

7,14 7,20

7,17

7,29 7,30 7,117,19

6,03

6,64 6,58

5,85

6,25 6,42 6,40

5,18

4,37

4,00

4,20

4,58

5,70

6,17

5,80

6,90

6,50 6,50 6,50

6,30

3

4

5

6

7

8

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Jawa Timur Indonesia Tren-Jawa Timur

%

y

o

y

2,50

0,32

3,68

0,13

0,68

4,83

0,98

0,72

0,77

0,96

0,26

2,82

0,14

0,92

4,17

0,81

0,64

1,25

2,40

0,21

3,10

0,11

0,65

4,63

1,01

0,60

0,80

0 5 10

Pertanian

Pertambangan & Penggalian

Industri Pengolahan

Listrik, Gas & Air Bersih

Bangunan

Perdagangan, Hotel & Restoran

Pengangkutan & Komunikasi

Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

Jasa-jasa

Tw I 2012

Tw IV 2011

Tw I 2011

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2007 2008 2009* 2010 2011 2012

Pertanian

Pertambangan & Penggalian

Industri Pengolahan

Listrik, Gas & Air Bersih

Bangunan

Perdagangan, Hotel &

RestoranPengangkutan & Komunikasi

Keuangan, Persewaan & Jasa

PerusahaanJasa-jasa

-3.500,00

-3.000,00

-2.500,00

-2.000,00

-1.500,00

-1.000,00

-500,00

0,00

500,00

1.000,00

-6

-5

-4

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Net Ekspor Antar Pulau Net Ekspor

g_Net Ekspor (rhs-%yoy) g_Net Ekspor Antar Pulau (rhs-%yoy)

T

r

i

l

i

u

n

R

p

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

10

20

30

40

50

60

70

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Konsumsi Rumah Tangga Konsumsi Pemerintah

gKonsumsi (rhs) g_Konsumsi Pemerintah (rhs-%yoy)

T

r

i

l

i

u

n

R

p

5,95

67.18

0.59

7.14

19.10

4.16

21.94

-20.10

70.64

0.64

6.02

20.72

1.89

23.71

-23.61

-40.00 -20.00 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00

Konsumsi Rumah Tangga

Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba

Konsumsi Pemerintah

Pembentukan Modal Tetap Bruto

Perubahan Stok

Ekspor

Impor

q1-2012 q4-2011 q1-2011

3

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – 2012

a. Konsumsi

Pada triwulan I-2012, pertumbuhan konsumsi rumah tangga tetap menjadi pendorong

utama pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur. Walaupun mengalami perlambatan,

pertumbuhan konsumsi rumah tangga tetap berada pada level tinggi yaitu di kisaran 6%.

Tercatat pertumbuhannya pada triwulan ini mencapai 5,95% (yoy), lebih rendah

dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 6,97%. Melambatnya konsumsi pada

triwulan ini turut dikonfirmasi oleh melambatnya beberapa indikator konsumsi, seperti hasil

survei konsumen, konsumsi listrik rumah tangga, kredit konsumsi dan simpanan

perorangan. Selain itu, impor barang konsumsi (consumption goods) juga mengalami

pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya,

termasuk secara volume impor barang konsumsi. Namun demikian, beberapa indikator

lainnya masih mencatatkan peningkatan pertumbuhan, seperti nilai indeks omset riil, yang

diperoleh dari hasil Survei Penjualan Eceran dan pertumbuhan konsumsi Bahan Bakar

Minyak (BBM) jenis premium. Sedangkan, indikator lainnya, yaitu konsumsi untuk BBM jenis

solar relatif stabil.

Dalam merespon pertumbuhan ekonomi Jatim yang terus meningkat, kinerja konsumsi

masyarakat Jatim pada triwulan I-2012 dinilai sedikit tertahan yang cenderung mengikuti

pola tahunannya, yaitu mengalami perlambatan pasca peningkatan belanja barang rumah

tangga pada saat perayaan Idul Adha, Natal dan persiapan menyambut Tahun Baru.

Meskipun demikian, indikator indeks omset penjualan mengindikasikan adanya

peningkatan, khususnya untuk kelompok peralatan rumah tangga, konstruksi, alat tulis serta

kelompok makanan, minuman dan tembakau. Lebih lanjut, peningkatan keempat kelompok

tersebut terutama dipicu oleh peningkatan omset penjualan produk mebel pada kelompok

peralatan rumah tangga serta produk kayu, semen dan pasir pada kelompok konstruksi.

Secara keseluruhan, indeks omset riil dari Hasil Survei Penjualan Eceran yang dilakukan

oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV, mengalami kenaikan dari sebelumnya

berada pada level 97,57 menjadi 101,69.

4

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – 2012

Grafik 1.7 Grafik 1.7 Grafik 1.7 Grafik 1.7 Indeks Penjualan Eceran Indeks Penjualan Eceran Indeks Penjualan Eceran Indeks Penjualan Eceran

Sumber: Survei Penjualan Eceran BI Surabaya Sumber: PLN Distribusi Jatim

Sumber: Pertamina Jatim, diolah

Sementara itu, indikator konsumsi listrik rumah tangga mengindikasikan terjadinya

perlambatan konsumsi, yaitu dari 2,416 juta Kwh menjadi 2,376 juta Kwh atau setara

dengan perlambatan dari 110,76 menjadi 107,47 Kwh per pelanggan. Perlambatan ini

diperkirakan dipicu dari relatif minimnya kegiatan perayaan pada triwulan ini dibandingkan

periode sebelumnya yang memiliki 3 (tiga) kali momentum, yaitu Idul Adha, Natal serta

persiapan menyambut Tahun Baru.

Meningkatnya pertumbuhan konsumsi BBM jenis premium pada triwulan ini diduga

sebagai respon balik masyarakat atas isu kenaikan harga BBM jenis ini yang rencananya

akan diberlakukan pada awal triwulan II-2012. Namun demikian, berdasarkan informasi

diperoleh kepastian mengenai terjaganya ketersediaan stok pada triwulan berjalan, yang

bertujuan untuk mengantisipasi kemungkinan aksi borong yang dilakukan jika kebijakan

tersebut diimplementasikan per-1 April 2012.

Grafik 1.9Grafik 1.9Grafik 1.9Grafik 1.9 Pertumbuhan Konsumsi BBM Pertumbuhan Konsumsi BBM Pertumbuhan Konsumsi BBM Pertumbuhan Konsumsi BBM

(Transportasi Darat & Rumah Tangga) di Jawa Timur(Transportasi Darat & Rumah Tangga) di Jawa Timur(Transportasi Darat & Rumah Tangga) di Jawa Timur(Transportasi Darat & Rumah Tangga) di Jawa Timur

Grafik 1.8Grafik 1.8Grafik 1.8Grafik 1.8 Konsumsi Listrik Rumah TanggaKonsumsi Listrik Rumah TanggaKonsumsi Listrik Rumah TanggaKonsumsi Listrik Rumah Tangga

-

50

100

150

200

250

300

350

-

20

40

60

80

100

120

I II III IV I II III IV I

2010 2011 2012

Indeks Omset Riil Peralatan Rumah Tangga

Pakaian & Perlengkapannya Makanan, Minuman, Tembakau

Alat Tulis Konstruksi

Barang Budaya dan Rekreasi

0

500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

70

75

80

85

90

95

100

105

110

115

I II III

IV

I II III

IV

I II III

IV

I II III

IV

I II III

IV

I

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Konsumsi Listrik

Kwh per pelanggan RT

(50)

-

50

100

150

200

250

-

300,000

600,000

900,000

1,200,000

I II III IV I II III IV I II III IV I

2009 2010 2011 2012

Premium Solar

gPremium (rhs) gSolar (rhs)

%

5

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – 2012

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.10101010 Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan Kredit KonsumsiKredit KonsumsiKredit KonsumsiKredit Konsumsi

Pertumbuhan simpanan perorangan sebagai salah satu sumber pembiayaan

konsumsi masyarakat menunjukkan pola yang menurun yaitu dari 39,58% pada triwulan

sebelumnya menjadi 17,40%. Penurunan ini dipicu oleh menurunnya ketiga jenis simpanan,

dengan penurunan terbesar pada jenis tabungan (dari 60,51% menjadi 21,03%), deposito

(dari 20,87% menjadi 12,91%) dan giro (dari 21,21% menjadi 16,34%). Tren penurunan

ketiganya diduga dipicu oleh menurunnya suku bunga acuan Bank Indonesia per tanggal 9

Februari 2012 yang kemudian turut mempengaruhi suku bunga simpanan bank, sehingga

nasabah cenderung memindahkan simpanannya pada bentuk investasi lain, seperti emas,

yang mengalami tren penurunan harga pada periode laporan.

Sebagai sumber pembiayaan lainnya, kondisi serupa tercermin pula pada

melambatnya kinerja pertumbuhan kredit konsumsi Bank Umum, yaitu dari 25,27% (yoy)

menjadi 22,87%. Pola ini searah dengan melambatnya konsumsi masyarakat Jatim pada

triwulan I-2012.

Perlambatan konsumsi masyarakat turut dikonfirmasi oleh hasil survei konsumsi, yang

mengindikasikan penurunan indeks sebagai akibat dari menurunnya Indeks Kondisi

Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) menjadi sebesar 102,73

dan 109,07. Kekhawatiran perkembangan ekonomi saat ini pasca kenaikan harga BBM

bersubsidi dan ketidakpastian ekonomi global diterjemahkan oleh para responden dengan

menurunnya keyakinan ketersediaan lapangan pekerjaan dan penghasilan saat ini. Selain

itu, juga terdapat kecenderungan untuk melakukan penundaan pembelian barang tahan

lama, seperti elektronik dan kendaraan bermotor. Kondisi ini diindikasikan dengan

menurunnya indeks ketepatan waktu pembelian barang tahan lama dari sebelumnya 130

menjadi 108. Demikian pula, responden memiliki menurunkan ekspektasinya atas

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum, diolah Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum, diolah

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.11111111 Dana Simpanan Perbankan PeroranganDana Simpanan Perbankan PeroranganDana Simpanan Perbankan PeroranganDana Simpanan Perbankan Perorangan

(10)

-

10

20

30

40

50

60

70

-

5

10

15

20

25

30

35

40

45

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2007 2008 2009 2010 2011 2012

gDPK Perorangan gGiro Perorangan

gTab Perorangan gDep Perorangan

6

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – 2012

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.13131313 Survei Konsumen Survei Konsumen Survei Konsumen Survei Konsumen –––– Kondisi Ekonomi Saat IniKondisi Ekonomi Saat IniKondisi Ekonomi Saat IniKondisi Ekonomi Saat Ini

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.12121212 Survei Konsumen Survei Konsumen Survei Konsumen Survei Konsumen –––– Keyakinan KonsumenKeyakinan KonsumenKeyakinan KonsumenKeyakinan Konsumen

Sumber: Survei Konsumen BI Surabaya Sumber: Survei Konsumen BI Surabaya

perkembangan perekonomian Indonesia oleh penurunan Indeks Ekspektasi Konsumen

(IEK), dari 125,73 menjadi 109,07.

b. Investasi

Meskipun kondisi ekonomi Jawa Timur terus menunjukkan peningkatan pada triwulan

I-2012, namun tidak diikuti oleh peningkatan pertumbuhan investasi pada triwulan tersebut.

Kinerja investasi Jawa Timur yang tercermin pada tingkat pertumbuhan investasi

(Pembentukan Modal Tetap Bruto – PMTB) pada triwulan I-2012 mengalami perlambatan

dari sebesar 17,73% (yoy) pada triwulan IV-2011 menjadi sebesar 9% pada periode

laporan. Meskipun demikian, menyerupai pola konsumsi rumah tangga, dengan porsi kedua

terbesar, investasi publik pada periode laporan juga masih menjadi salah satu pendorong

pertumbuhan ekonomi Jawa Timur.

Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM),

diperoleh informasi bahwa kinerja penanaman modal pada periode laporan

mengindikasikan hal serupa pada jenis Penanaman Modal Asing (PMA), sedangkan jenis

Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mengalami kenaikan. Dapat dilaporkan, bahwa

realisasi investasi jenis PMA mengalami penurunan dari USD777,3 juta (93 proyek) menjadi

USD244,8 juta (93 proyek) atau pertumbuhannya menurun dari 159% (yoy) menjadi 18%.

Sedangkan, untuk kinerja investasi jenis PMDN tercatat mengalami peningkatan, yaitu dari

Rp2,419 milyar (61 proyek) menjadi Rp3,818 milyar (64 proyek) atau pertumbuhannya

meningkat dari 15% (yoy) menjadi 56%.

Berdasarkan informasi dari kegiatan Liaison yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan

Bank Indonesia Wilayah IV, diperkirakan pada periode mendatang masih akan terus terjadi

perbaikan kinerja investasi di Jawa Timur, seiring dengan meningkatnya optimisme para

pelaku usaha di Jawa Timur. Selain itu, juga sebagai respon balik atas berbagai program

0

20

40

60

80

100

120

140

I II III IV

I II III IV

I II III IV

I II III IV

I II III IV

I

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)

Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE)

Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)

0

20

40

60

80

100

120

140

I II III

IV

I II III

IV

I II III

IV

I II III

IV

I II III

IV

I

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE)Indeks Penghasilan Saat IniIndeks Ketersediaan Lapangan KerjaIndeks Ketepatan Waktu Pembelian Barang Tahan Lama

7

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – 2012

Sumber: Laporan Bulanan Perbankan, diolah

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.11117777 Perkembangan Kredit InvestasiPerkembangan Kredit InvestasiPerkembangan Kredit InvestasiPerkembangan Kredit Investasi

GrafikGrafikGrafikGrafik 1.161.161.161.16 Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan PMTBPMTBPMTBPMTB

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.14141414 Perkembangan Jumlah Proyek InvestasiPerkembangan Jumlah Proyek InvestasiPerkembangan Jumlah Proyek InvestasiPerkembangan Jumlah Proyek Investasi

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.15151515 Perkembangan Nilai Proyek InvestasiPerkembangan Nilai Proyek InvestasiPerkembangan Nilai Proyek InvestasiPerkembangan Nilai Proyek Investasi

inisiatif yang telah dicanangkan oleh Gubernur Jatim melalui instansi terkait. Salah satunya

yang mendapat sambutan positif dari para pelaku usaha di dalam negeri adalah upaya

untuk mengembangkan jejaring perdagangan dalam negeri dengan membuka perwakilan

dagang di 20 (dua puluh) provinsi, khususnya di wilayah Indonesia Timur.

Indikator lainnya juga mengindikasikan hal yang sama, sebagaimana tercermin dari

peningkatan melambatnya kinerja penyaluran kredit investasi yang merupakan salah satu

sumber pembiayaan investasi dari Bank Umum. Pada periode laporan tercatat

pertumbuhan kredit jenis ini menurun dari 28,76% (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi

sebesar 21,24%.

Namun demikian, indikator investasi lainnya, yaitu volume penjualan semen di

wilayah Jawa Timur tercatat mengalami peningkatan yaitu dari 19,66% (yoy) menjadi

21,98%. Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan investasi dalam bentuk pembangunan

konstruksi.

Sumber: BKPM

Sumber: BPS Jawa Timur, diolah

Sumber: BKPM

-200%

0%

200%

400%

600%

800%

1000%

1200%

-

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2007 2008 2009 2010 2011

Nilai Proyek PMA (USD million) Nilai Proyek PMDN (Rp miliar)

g Nilai Proyek PMA g Nilai Proyek PMDN

-100%

0%

100%

200%

300%

-

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Jumlah Proyek PMA Jumlah Proyek PMDN

Perubahan Jumlah Proyek PMA Perubahan Jumlah Proyek PMDN

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Pembentukan Modal Tetap Bruto gPMTB (rhs)

T

r

i

l

i

u

n

R

p

8

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – 2012

GrafikGrafikGrafikGrafik 1.181.181.181.18 Perkembangan Volume Penjualan SemenPerkembangan Volume Penjualan SemenPerkembangan Volume Penjualan SemenPerkembangan Volume Penjualan Semen

GrafikGrafikGrafikGrafik 1.191.191.191.19 Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan Impor Barang ModalImpor Barang ModalImpor Barang ModalImpor Barang Modal

Sumber: Asosiasi Semen Indonesia

Searah dengan indikator volume penjualan semen, indikator kinerja impor barang

modal mengindikasikan adanya peningkatan investasi berupa penambahan barang-barang

modal seperti mesin beserta perlengkapannya. Mengingat kinerja realisasi PMTB yang

melambat, diperkirakan pelaku usaha tetap melakukan pengembangan usaha, namun

dengan tidak menambah lahan atau pabrik baru. Kondisi ini turut didukung dari perolehan

hasil liaison yang menginformasikan bahwa pelaku usaha sektor industri pengolahan di

Jawa Timur masih tetap melakukan investasi, yang terdiri dari penggantian dan

penambahan mesin. Selain itu, turut diperoleh informasi bahwa pelaku usaha dengan

produk yang memiliki tujuan ekspor cenderung melakukan aksi “wait and see” terkait upaya

penambahan dan peningkatan investasi. Strategi ini masih memungkinkan untuk dirubah

jika di pertengahan tahun 2012, target omset penjualan ekspor produk tercapai. Di sisi lain,

kondisi yang berbeda terjadi pada kelompok pelaku usaha dengan produk tujuan dalam

negeri. Rata–rata pelaku usaha menginformasikan rencananya untuk melakukan

penambahan kapasitas produksi baik dengan penambahan mesin produksi maupun dengan

pembangunan pabrik baru.

c. Ekspor-Impor

Mengawali tahun 2012, tercatat transaksi perdagangan Jawa Timur mengalami

peningkatan signifikan dibandingkan triwulan sebelumnya dengan mencatatkan kinerja net

ekspor sebesar Rp13,24 triliun, sebagai lanjutan tren positif sejak triwulan I-2011.

Berdasarkan pencatatan transaksi ekspor pada BPS, perolehan kinerja triwulan ini diperoleh

dari kenaikan tajam nilai net ekspor perdagangan dalam negeri dari posisi net impor

sebesar Rp0,44 triliun menjadi Rp13,03 triliun. Selain itu, perdagangan luar negeri Jawa

Sumber: Bank Indonesia

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

0

200,000

400,000

600,000

800,000

1,000,000

1,200,000

1,400,000

1,600,000

1,800,000

2,000,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2008 2009 2010 2011 2012

Penjualan Semen g_Penjualan Semen

(40)

(20)

-

20

40

60

80

100

120

140

160

0

100

200

300

400

500

600

700

800

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Capital Goods g_Capital Goods

9

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – 2012

GrafikGrafikGrafikGrafik 1.201.201.201.20 Perkembangan Kinerja Ekspor JatimPerkembangan Kinerja Ekspor JatimPerkembangan Kinerja Ekspor JatimPerkembangan Kinerja Ekspor Jatim

GrafikGrafikGrafikGrafik 1.211.211.211.21 Perkembangan Kinerja Ekspor Luar Negeri JatimPerkembangan Kinerja Ekspor Luar Negeri JatimPerkembangan Kinerja Ekspor Luar Negeri JatimPerkembangan Kinerja Ekspor Luar Negeri Jatim

Timur pun mencatatkan kinerja positif dengan posisi net ekspor sebesar Rp0,2 triliun dari

sebelumnya berada pada kondisi net impor sebesar Rp0,42 triliun.

Informasi pendukung lainnya menginformasikan kondisi serupa, yaitu laporan aplikasi

Permohonan Ekspor Barang (PEB) dan Permohonan Impor Barang (PIB) masih

mencatatkan net ekspor yang tercatat sebesar USD255,73 juta dengan faktor pendorong

dari peningkatan didorong net ekspor barang bahan baku (dari sebelumnya kondisi net

impor sebesar USD772,04 triliun menjadi net ekspor USD16,76 juta) dan net ekspor barang

konsumsi (net ekspor USD445,19 menjadi USD414,95 juta). Sedangkan ekspor barang

modal menyumbang kondisi net impor (dari USD259,70 juta menjadi USD175,97 juta).

Berdasarkan data ini, kinerja perdagangan luar negeri Jatim terus mengalami perbaikan

dibandingkan periode sebelumnya. Lonjakan ekspor barang bahan baku diindikasikan

sebagai perbaikan kinerja sektor pengolahan pada negara tujuan utama, yaitu negara

Jepang dan Amerika Serikat. Kondisi ini diharapkan menjadi salah satu indikator adanya

perbaikan perekonomian di kedua negara tujuan utama dimaksud.

Grafik 1.23Grafik 1.23Grafik 1.23Grafik 1.23 Pertumbuhan Ekspor Per Jenis BarangPertumbuhan Ekspor Per Jenis BarangPertumbuhan Ekspor Per Jenis BarangPertumbuhan Ekspor Per Jenis Barang

Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.22222 Perkembangan Nilai Perkembangan Nilai Perkembangan Nilai Perkembangan Nilai EksporEksporEksporEkspor Per Jenis BarangPer Jenis BarangPer Jenis BarangPer Jenis Barang

Sumber: BPS Jatim Sumber: Bank Indonesia

Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia

(800)

(600)

(400)

(200)

-

200

400

600

800

1,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

NET EKSPOR (USD Juta) Net Capital Goods

Net Intermediate Goods Net Consumption Goods

0

500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

3,500

4,000

4,500

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Consumption Goods Intermediate Goods Capital Goods

(100)

(50)

-

50

100

150

200

250

(30)

(20)

(10)

-

10

20

30

40

50

60

70

80

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

g_Total Ekspor g_Capital Goods (rhs)

g_Intermediate Goods (rhs) g_Consumption Goods (rhs)

(4,000,000)

(2,000,000)

-

2,000,000

4,000,000

6,000,000

8,000,000

10,000,000

12,000,000

14,000,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Net Ekspor Net Ekspor Antar Pulau

10

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – 2012

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.26262626 Nilai Impor per Jenis BarangNilai Impor per Jenis BarangNilai Impor per Jenis BarangNilai Impor per Jenis Barang

GrafikGrafikGrafikGrafik 1.271.271.271.27

Pertumbuhan Impor per Jenis BarangPertumbuhan Impor per Jenis BarangPertumbuhan Impor per Jenis BarangPertumbuhan Impor per Jenis Barang

Kondisi serupa turut diindikasikan oleh perolehan data dari kegiatan bongkar muat

kontainer di Pelabuhan Tanjung Perak. Sebagaimana ditunjukkan pada grafik 1.28, dimana

terjadi peningkatan jumlah kontainer yang melakukan kegiatan bongkar muat, dengan

dominasi pada jenis pengiriman barang antar negara. Tercatat peningkatan arus bongkar

muat kontainer baik yang ditujukan untuk pasar internasional maupun domestik, secara total

tumbuh positif sebesar 12,65% (yoy) atau menjadi sebanyak 318,921 Teus.

Sumber: Bank Indonesia

Sumber: Bank Indonesia

Grafik 1.25Grafik 1.25Grafik 1.25Grafik 1.25 Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan NilaiNilaiNilaiNilai ImporImporImporImpor

Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.24444 Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan NilaiNilaiNilaiNilai EksporEksporEksporEkspor

Sumber: Bank Indonesia

Sumber: Bank Indonesia

0

500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

3,500

4,000

4,500

5,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Consumption Goods Intermediate Goods Capital GoodsJ

U

T

A

U

S

D

(

C

I

F)

-60.0

-40.0

-20.0

0.0

20.0

40.0

60.0

80.0

100.0

120.0

140.0

160.0

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

g_Total Impor g_Capital Goods

g_Intermediate Goods g_Consumption Goods

%

y

o

y

(60)

(40)

(20)

-

20

40

60

80

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

4500

5000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Total Impor g_Total Impor

(40)

(20)

-

20

40

60

80

-

500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

3,500

4,000

4,500

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Total Ekspor g_Total Ekspor

11

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – 2012

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.29292929 Statistik DischargeStatistik DischargeStatistik DischargeStatistik Discharge----Loaded di Tanjung PerakLoaded di Tanjung PerakLoaded di Tanjung PerakLoaded di Tanjung Perak

Grafik 1.30Grafik 1.30Grafik 1.30Grafik 1.30 Statistik Kontainer Statistik Kontainer Statistik Kontainer Statistik Kontainer InternasionalInternasionalInternasionalInternasional

1.3. SISI PENAWARAN

Dari sisi penawaran, struktur perekonomian Jawa Timur pada triwulan I-2012 masih

masih didorong oleh tiga sektor utama yaitu Perdagangan, Hotel & Restoran (PHR), Industri

Pengolahan dan Pertanian. Kombinasi ketiganya memberi sumbangan hingga sekitar

71,10% terhadap PDRB Jawa Timur.

Grafik 1.32Grafik 1.32Grafik 1.32Grafik 1.32 Pertumbuhan Tiga Sektor UtamaPertumbuhan Tiga Sektor UtamaPertumbuhan Tiga Sektor UtamaPertumbuhan Tiga Sektor Utama

Sumber: BPS Jawa Timur

Sumber: PT X, Tanjung Perak

Grafik 1.31Grafik 1.31Grafik 1.31Grafik 1.31 Statistik Kontainer Statistik Kontainer Statistik Kontainer Statistik Kontainer DomestikDomestikDomestikDomestik

Sumber: PT X, Tanjung Perak

Grafik 1.33Grafik 1.33Grafik 1.33Grafik 1.33 Pertumbuhan Sektor PendukungPertumbuhan Sektor PendukungPertumbuhan Sektor PendukungPertumbuhan Sektor Pendukung

Sumber: PT X, Tanjung Perak

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.28282828 Statistik Kontainer Statistik Kontainer Statistik Kontainer Statistik Kontainer di Tanjung Perakdi Tanjung Perakdi Tanjung Perakdi Tanjung Perak

Sumber: PT X, Tanjung Perak

Sumber: BPS Jawa Timur

Sumber: PT X, Tanjung Perak

-

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

12,00

14,00

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

35,00

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Pertanian Industri Pengolahan

Perdagangan, Hotel & Restoran gPertanian (rhs)

gIndustri Pengolahan (rhs) gPerdagangan, Hotel & Restoran (rhs)

Triliu

n R

p.

-

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

12,00

14,00

16,00

18,00

0,00

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

6,00

7,00

8,00

9,00

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

Jasa-jasa gPengangkutan & Komunikasi (rhs)

gKeuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan (rhs) gJasa-jasa (rhs)

Triliu

n R

p.

-

50

100

150

200

250

300

350

400

450

500

-

50,000

100,000

150,000

200,000

250,000

300,000

350,000

400,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Total Kontainer (Teus)

Ships Call

(30)

(20)

(10)

-

10

20

30

40

-

20,000

40,000

60,000

80,000

100,000

120,000

140,000

160,000

180,000

200,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2008 2009 2010 2011 2012

Discharge Loaded gDischarge gLoaded

TEUS

(30)

(20)

(10)

-

10

20

30

40

-

20,000

40,000

60,000

80,000

100,000

120,000

140,000

160,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2008 2009 2010 2011 2012

Discharge Loaded gDischarge gLoaded

TEUS %

(60)

(40)

(20)

-

20

40

60

80

-

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000

40,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2008 2009 2010 2011 2012

Discharge Loaded

gDischarge gLoaded

TEUS

12

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – 2012

Grafik 1.35Grafik 1.35Grafik 1.35Grafik 1.35 Utilisasi Kapasitas ProduksiUtilisasi Kapasitas ProduksiUtilisasi Kapasitas ProduksiUtilisasi Kapasitas Produksi

Sektor Pengangkutan dan Komunikasi mencatatkan pertumbuhan tertinggi dengan

angka mencapai 13,01% (yoy) dan kontribusi sebesar 0,71%. Diikuti oleh pertumbuhan

salah satu sektor utama Jawa Timur, yaitu sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR)

yang mencapai 9,69% sehingga memberikan sumbangan pertumbuhan terbesar mencapai

2,87%. Sedangkan sektor Industri Pengolahan dan sektor Pertanian masing-masing tumbuh

sebesar 6,27% dan 2,25% dengan kontribusi masing-masing sebesar 1,66% dan 0,41%

terhadap pertumbuhan ekonomi Jawa Timur. Sedangkan sektor pendukung secara umum

mencatatkan peningkatan pertumbuhan dibandingkan periode sebelumnya.

Berdasarkan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan Bank

Indonesia Surabaya, tingkat utilisasi kapasitas produksi di Jawa Timur tercatat mengalami

peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu dari 78,14% menjadi 78,53% (lihat

grafik 1.35). Dari sisi sektoral, peningkatan kapasitas produksi ini terutama dipicu oleh

perbaikan kinerja sektor pertanian dan sektor listrik, gas dan air bersih.

Sumber: BPS Jawa Timur

Grafik 1.36Grafik 1.36Grafik 1.36Grafik 1.36 Utilisasi Kapasitas Produksi SektoralUtilisasi Kapasitas Produksi SektoralUtilisasi Kapasitas Produksi SektoralUtilisasi Kapasitas Produksi Sektoral

Grafik 1.34Grafik 1.34Grafik 1.34Grafik 1.34 Pertumbuhan Sektor PendukungPertumbuhan Sektor PendukungPertumbuhan Sektor PendukungPertumbuhan Sektor Pendukung

Sumber: SKDU BI Surabaya

(2,00)

-

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

12,00

14,00

16,00

18,00

20,00

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

3,00

3,50

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Pertambangan dan Penggalian Listrik, Gas & Air Bersih

Bangunan gPertambangan dan Penggalian (rhs)

gListrik, Gas & Air Bersih (rhs) gBangunan (rhs)

Trili

un

Rp

.

63.4

56.9

67.2

71.5

63.3

64.2

70.0

69.8

75.1

80.1

77.7

73.2

74.9

69.370.7

73.974.3

73.3

74.578.1

78.5

30

40

50

60

70

80

90

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Sumber: SKDU BI Surabaya

0

20

40

60

80

100

120

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Total Pertanian Pertambangan

Industri Pengolahan Listrik Gas Air Bersih

%

13

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – 2012

Kondisi yang sedikit berbeda diperoleh dari perkembangan kegiatan usaha melalui

angka indeks realisasi usaha hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang mengalami

perlambatan menjadi 12,65. Sedangkan indeks realisasi usaha secara sektoral

mencatatkan perolehan angka tertinggi berada pada sektor pertanian yang diikuti oleh

sektor jasa-jasa. Panen raya yang terjadi hampir di sepanjang triwulan I-2012 menjadi faktor

pendorong tingginya realisasi usaha sektor pertanian. Sedangkan, kinerja sektor jasa relatif

stabil berada pada level 5 (lima) poin.

a. Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran

Kinerja sektor Perdagangan, Hotel & Restoran (PHR) menunjukan pertumbuhan

yang sama dibandingkan triwulan sebelumnya dengan tingkat pertumbuhan sebesar

9,69% (yoy). Namun apabila ditinjau berdasarkan sub-sub sektornya, secara keseluruhan

ketiganya mencatat perlambatan pertumbuhan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Sub Sektor Perhotelan mencatat perlambatan dari sebesar 9,45% (yoy) pada periode

sebelumnya menjadi 7,29% (yoy) pada triwulan I-2012. Sub Sektor Restoran melambat

dari sebesar 8,51% (yoy) menjadi 7,91% (yoy) pada periode laporan.

Sementara itu Sub Sektor Perdagangan Besar dan Eceran mencatat perlambatan

pertumbuhan paling signifikan, yaitu dari sebesar 9,69 % (yoy) menjadi –10,35% (yoy)

pada triwulan I-2012. Perlambatan kinerja pertumbuhan sub-sektor Perdagangan, Hotel

dan Restauran tersebut disebabkan oleh relatif menurunnya konsumsi masyarakat pasca

dari tingginya konsumsi akhir tahun dalam rangka perayaan Idul Adha, Natal dan

persiapan menyambut tahun baru.

Grafik 1.37Grafik 1.37Grafik 1.37Grafik 1.37 Indeks Realisasi UsahaIndeks Realisasi UsahaIndeks Realisasi UsahaIndeks Realisasi Usaha

Sumber: SKDU BI Surabaya

Grafik 1.38Grafik 1.38Grafik 1.38Grafik 1.38 Indeks Realisasi Usaha Indeks Realisasi Usaha Indeks Realisasi Usaha Indeks Realisasi Usaha SektoralSektoralSektoralSektoral

Sumber: SKDU BI Surabaya

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2007 2008 2009 2010 2011 2012

TOTAL PERTANIAN INDUSTRI PENGOLAHAN PHR

-27.23

7.05

22.1

-0.45

-18.91

11.35

22.32

25.86

-1.85

21.623.29

4.15

1.1

19.5518.54

6.47

-1.46

20.88

11.6

15.81

6.43

26.35

8.49

35.87

12.65

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Indeks Realisasi Usaha

S

B

T

14

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – 2012

Grafik 1.39Grafik 1.39Grafik 1.39Grafik 1.39 Tingkat Hunian Kamar Hotel Berbintang di Tingkat Hunian Kamar Hotel Berbintang di Tingkat Hunian Kamar Hotel Berbintang di Tingkat Hunian Kamar Hotel Berbintang di JatimJatimJatimJatim

Grafik 1.40Grafik 1.40Grafik 1.40Grafik 1.40 Lama Tinggal Tamu di Hotel Berbintang JatimLama Tinggal Tamu di Hotel Berbintang JatimLama Tinggal Tamu di Hotel Berbintang JatimLama Tinggal Tamu di Hotel Berbintang Jatim

Selanjutnya, kinerja sub-sektor hotel juga tercermin pada beberapa indikator lainnya,

seperti Tingkat Penghunian Kamar (TPK) dan lama tinggal tamu di Hotel Berbintang di Jawa

Timur serta jumlah wisatawan asing melalui Bandara Juanda, yang mencerminkan kondisi

serupa, yaitu mengalami perlambatan. Tercatat, TPK Hotel Berbintang mengalami

penurunan dari sebelumnya mencapai 54,22% menjadi 48,33%. Indikator untuk rata – rata

lama menginap tamu di hotel berbintang pun mengindikasikan adanya penurunan dari 2,02

hari menjadi 1,55 hari. Penurunan ini didorong oleh menurunnya lama menginap tamu asing

dan domestik masing-masing dari sebelumnya 2,62 hari dan 2 hari (triwulan IV-2011)

menjadi 2,12 hari dan 1,51 hari (triwulan I-2012). Selain itu, jumlah wisatawan asing melalui

Bandara Juanda pun mengalami sedikit penurunan, yaitu dari 16.883 orang (triwulan IV-

2011) menjadi 16.257 (triwulan I-2012).

Berbeda dengan ketiga indikator sebelumnya, indikator konsumsi listrik bisnis di Jawa

Timur pada triwulan ini mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya, dari

sebelumnya mengalami pertumbuhan negatif yaitu -14,16% menjadi positif 0,52%. Kinerja

positif ini mengawali perubahan tren dari sebelumnya mengalami tren negatif sejak triwulan

III-2011. Selanjutnya, searah dengan kinerja sub-sektor perhotelan, sub-sektor restoran

juga mengalami perlambatan kinerja, meskipun masih tetap tinggi yaitu berada pada level

8%. Seiring dengan relatif stabilnya animo masyarakat untuk berwisata di hari libur dan cuti

bersama, maka kinerja sub-sektor perhotelan dan restoran terus berada dalam tren

perbaikan pasca krisis global tahun 2008.

Sumber: BPS Jawa Timur Sumber: BPS Jawa Timur

30%

35%

40%

45%

50%

55%

60%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2007 2008 2009 2010 2011 2012

TPK Hotel Berbintang Jatim

%

0

1

2

3

4

5

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Asing Indonesia Total

H

A

R

I

15

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – 2012

Sumber: BPS Prov.Jawa Timur

b. Sektor Industri Pengolahan

Kinerja Industri Pengolahan pada triwulan I-2012 berada dalam tren peningkatan, yang

tercermin dari peningkatan pertumbuhan dari 5,96% (yoy) pada periode sebelumnya

menjadi 6,27% (yoy). Pertumbuhan tertinggi (yoy) terdapat pada sub-sektor semen dan

barang galian bukan logam sebesar 10,42%, yang diikuti oleh sub-sektor alat angkut, mesin

dan peralatannya dengan pertumbuhan sebesar 7,26%, sub-sektor Pupuk, Kimia dan

Barang dari Karet sebesar 7,13%, dan sub-sektor makanan, minuman dan tembakau

dengan pertumbuhan sebesar 6,62%. Secara umum, pertumbuhan positif hampir terjadi di

seluruh sub-sektor, kecuali sub-sektor barang kayu dan hasil hutan lainnya yang mencatat

pertumbuhan negatif sebesar -1,59%.

Perbaikan kinerja sektor industri pengolahan turut dikonfirmasi oleh ketiga

indikatornya, yaitu impor bahan baku dan modal, konsumsi bahan bakar dan konsumsi

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.41414141

Jumlah Wisatawan Asing melalui Bandara JuandaJumlah Wisatawan Asing melalui Bandara JuandaJumlah Wisatawan Asing melalui Bandara JuandaJumlah Wisatawan Asing melalui Bandara Juanda

Grafik 1.44Grafik 1.44Grafik 1.44Grafik 1.44 Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan Nilai Nilai Nilai Nilai Impor Impor Impor Impor Barang Bahan BakuBarang Bahan BakuBarang Bahan BakuBarang Bahan Baku

Sumber: Bank Indonesia

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.42424242

Konsumsi Listrik Golongan BisnisKonsumsi Listrik Golongan BisnisKonsumsi Listrik Golongan BisnisKonsumsi Listrik Golongan Bisnis

Sumber: PLN Distribusi Jawa Timur

Grafik 1.43Grafik 1.43Grafik 1.43Grafik 1.43 Pertumbuhan Produksi Industri PengolahanPertumbuhan Produksi Industri PengolahanPertumbuhan Produksi Industri PengolahanPertumbuhan Produksi Industri Pengolahan

Sumber: BPS Jawa Timur

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

252011 IV 2012 I

0

4,000

8,000

12,000

16,000

20,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Jumlah Wisman Melalui Juanda

-20%

-15%

-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

80

100

120

140

160

180

200

220

240

260

I II III

IV

I II III

IV

I II III

IV

I II III

IV

I II III

IV

I

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Konsumsi Listrik Bisnis Pertumbuhan

%

K

W

h

0

500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

3,500

4,000

4,500

5,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Consumption Goods Intermediate Goods Capital GoodsJ

U

T

A

U

S

D

(

C

I

F)

16

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – 2012

listrik untuk sektor industri. Meskipun impor bahan baku mengalami sedikit penurunan,

namun impor barang modal mencatatkan peningkatan signifikan. Kondisi ini merefleksikan

rencana investasi para pelaku usaha untuk mengganti maupun menambah mesin produksi

di wilayah Jawa Timur.

c. Pertanian

Kinerja Sektor Pertanian mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya

yaitu dari tumbuh sebesar 1,64% menjadi 2,25% (yoy). Hampir semua sub-sektor

mengalami peningkatan pertumbuhan, kecuali sub-sektor tanaman perkebunan yang

mencatatkan perlambatan dari sebesar 9,36% menjadi 3,34% (yoy). Peningkatan

pertumbuhan terbesar terdapat pada sub-sektor kehutanan yang mencatat kenaikan dari

sebesar 8,04% menjadi 35,70% (yoy) pada triwulan laporan.

Grafik 1.45Grafik 1.45Grafik 1.45Grafik 1.45 Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan PertumbuhanPertumbuhanPertumbuhanPertumbuhan Impor Impor Impor Impor

Impor Impor Impor Impor Barang Bahan BakuBarang Bahan BakuBarang Bahan BakuBarang Bahan Baku

Grafik 1.47Grafik 1.47Grafik 1.47Grafik 1.47

Konsumsi Listrik Golongan IndustriKonsumsi Listrik Golongan IndustriKonsumsi Listrik Golongan IndustriKonsumsi Listrik Golongan Industri

Sumber: PLN Distribusi Jawa Timur

Grafik 1.46Grafik 1.46Grafik 1.46Grafik 1.46 Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan Konsumsi BBM IndustriKonsumsi BBM IndustriKonsumsi BBM IndustriKonsumsi BBM Industri

Sumber: Pertamina, diolah Sumber: Bank Indonesia

-25%

-20%

-15%

-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

80

180

280

380

480

580

680

780

880

980

I II III

IV

I II III

IV

I II III

IV

I II III

IV

I II III

IV

I

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Konsumsi Listrik Industri Pertumbuhan

K

W

h

%

-60.0

-40.0

-20.0

0.0

20.0

40.0

60.0

80.0

100.0

120.0

140.0

160.0

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

g_Total Impor g_Capital Goods

g_Intermediate Goods g_Consumption Goods

%

y

o

y

(100)

(50)

-

50

100

150

200

250

-

20,000

40,000

60,000

80,000

100,000

120,000

140,000

160,000

I II III IV I II III IV I II III IV I

2009 2010 2011 2012

Solar gSolar (rhs)

17

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – 2012

Gambar 1.48Gambar 1.48Gambar 1.48Gambar 1.48

Luas Lahan Tanam dan Panen Padi di Jawa TimurLuas Lahan Tanam dan Panen Padi di Jawa TimurLuas Lahan Tanam dan Panen Padi di Jawa TimurLuas Lahan Tanam dan Panen Padi di Jawa Timur

Gambar 1.49Gambar 1.49Gambar 1.49Gambar 1.49

Luas Lahan Tanam Luas Lahan Tanam Luas Lahan Tanam Luas Lahan Tanam dan Panen Jagung di Jawa Timurdan Panen Jagung di Jawa Timurdan Panen Jagung di Jawa Timurdan Panen Jagung di Jawa Timur

Sumber: Dinas Pertanian Prov.Jawa Timur

d. Keuangan, Persewaan, dan Jasa

Pada triwulan I-2012, kinerja Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan

masih relatif stabil dibandingkan triwulan sebelumnya, namun sedikit melambat dari sebesar

7,87% menjadi 7,69% (yoy). Semua sub-sektor mengindikasi peningkatan pertumbuhan,

kecuali sub-sektor lembaga keuangan tanpa bank yang menunjukan menunjukkan

terjadinya perlambatan dari 14,20% menjadi 9,81%.

Dari beberapa indikator perbankan yang menjadi penopang pembiayaan berbagai

sektor ekonomi, hingga triwulan laporan masih menunjukan peningkatan, yang diantaranya

tercermin pada pertumbuhan dana pihak ketiga, interest based income dan fee based

income.

Sumber: Dinas Pertanian Prov. Jawa Timur

Gambar 1.50Gambar 1.50Gambar 1.50Gambar 1.50 Luas Lahan Puso di Jawa TimurLuas Lahan Puso di Jawa TimurLuas Lahan Puso di Jawa TimurLuas Lahan Puso di Jawa Timur

Sumber: Dinas Pertanian Prov. Jawa Timur

(60)

(40)

(20)

-

20

40

60

80

-

100,000

200,000

300,000

400,000

500,000

600,000

700,000

800,000

900,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Luas Panen Jagung (Ha) Luas Tanam Jagung (Ha)

gLuas Panen Jagung (%) gLuas Tanam Jagung (%)

(100.00)

(50.00)

-

50.00

100.00

150.00

200.00

-

200,000

400,000

600,000

800,000

1,000,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Luas Panen Padi (Ha) Luas Tanam Padi (Ha)

gLuas Panen Padi (%) gLuas Tanam Padi (%)

(2,000)

-

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

-

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Luas Puso Padi (Ha) Luas Puso Jagung (Ha)

gLuas Puso Padi (%) gLuas Puso Jagung (%)

18

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – 2012

Sumber: Laporan Bulanan Perbankan Sumber: Laporan Bulanan Perbankan

Grafik 1.52Grafik 1.52Grafik 1.52Grafik 1.52

Perkembangan NIM Perbankan Jawa TimurPerkembangan NIM Perbankan Jawa TimurPerkembangan NIM Perbankan Jawa TimurPerkembangan NIM Perbankan Jawa Timur

Grafik 1.53Grafik 1.53Grafik 1.53Grafik 1.53

Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan FeeFeeFeeFee----Based IncomeBased IncomeBased IncomeBased Income

Grafik 1.54Grafik 1.54Grafik 1.54Grafik 1.54

Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan InterestInterestInterestInterest----Based IncomeBased IncomeBased IncomeBased Income

Sumber: Laporan Bulanan Perbankan

Sumber: Laporan Bulanan Perbankan

Grafik 1.51Grafik 1.51Grafik 1.51Grafik 1.51

Pertumbuhan Kredit dan DPK Perbankan Jawa TimurPertumbuhan Kredit dan DPK Perbankan Jawa TimurPertumbuhan Kredit dan DPK Perbankan Jawa TimurPertumbuhan Kredit dan DPK Perbankan Jawa Timur

Grafik 1.55Grafik 1.55Grafik 1.55Grafik 1.55

Perkembangan Pendapatan Perkembangan Pendapatan Perkembangan Pendapatan Perkembangan Pendapatan –––– Biaya Biaya Biaya Biaya Operasional Bank UmumOperasional Bank UmumOperasional Bank UmumOperasional Bank Umum

Sumber: Laporan Bulanan Perbankan

-

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I

2010 2010 2012

G Kredit (yoy) G DPK (yoy)

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

-

100,000

200,000

300,000

400,000

500,000

600,000

I II III IV I II III IV I II III IV I

2009 2010 2011 2012

Fee Based Income

g.Fee Based Income

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

-

1,000,000

2,000,000

3,000,000

4,000,000

5,000,000

6,000,000

7,000,000

8,000,000

I II III IV I II III IV I II III IV I

2009 2010 2011 2012

Interest Based Income

g.Interest Based Income

0.60

20.60

40.60

60.60

80.60

100.60

120.60

140.60

(1,500,000)

(1,000,000)

(500,000)

-

500,000

1,000,000

1,500,000

2,000,000

2,500,000

I II III IV I II III IV I II III IV I

2009 2010 2011 2012

Pendapatan Operasional - Biaya Operasional

BO/PO

8,00

8,50

9,00

9,50

10,00

10,50

11,00

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I

2010 2010 2012

19

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – 2012

Grafik 1.56Grafik 1.56Grafik 1.56Grafik 1.56 Volume Penjualan Semen dVolume Penjualan Semen dVolume Penjualan Semen dVolume Penjualan Semen diiii Jawa TimurJawa TimurJawa TimurJawa Timur

e. Bangunan

Kinerja sektor bangunan pada triwulan I-2012 menunjukan peningkatan pertumbuhan

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, yaitu dari 8,99% menjadi 10,18%(yoy). Hal

tersebut juga terindikasi peningkatan pertumbuhan volume penjualan semen dari 19,66%

(yoy) menjadi 21,98%. Kondisi ini turut dikonfirmasi oleh peningkatan pembangunan

perumahan residensial di kawasan utama Jawa Timur, seperti Kota Surabaya, Sidoarjo,

Gresik, Mojokerto, Malang dan Jember.

f. Pengangkutan dan Komunikasi

Kinerja sektor Pengangkutan dan Komunikasi pada triwulan I-2012 menunjukkan

peningkatan pertumbuhan dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu dari 9,86% (yoy)

menjadi 13,01% (yoy). Hal yang sama juga terjadi di sub-sektor transportasi dan sub-sektor

komunikasi yang masing-masing tumbuh sebesar 9,34% dan 16,94% (yoy). Indikator

penurunan di sektor ini, salah satunya tercermin dari meningkatnya jumlah penumpang

wisatawan mancanegara dan domestik yang masuk melalui Pelabuhan Udara Juanda

Surabaya. Selain itu, indikator arus penumpang dan barang di Tanjung Perak pun

mengindikasikan adanya peningkatan.

Dengan beroperasinya Kereta Api (KA) jenis komuter di wilayah Malang Raya

diharapkan dapat meningkatkan kinerja sub-sektor transportasi di tahun 2012. Kereta ini

berjumlah lima gerbong dengan total kapasitas komuter untuk 500–750 orang. Rute yang

dilewati adalah Kepanjen, Malang dan Lawang. Selain itu, layanan jasa transportasi

penerbangan di wilayah Jawa Timur diperkirakan akan terus mengalami peningkatan,

Sumber: Asosisasi Semen Indonesia

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

0

200,000

400,000

600,000

800,000

1,000,000

1,200,000

1,400,000

1,600,000

1,800,000

2,000,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2008 2009 2010 2011 2012

Penjualan Semen g_Penjualan Semen

20

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – 2012

GGGGrafikrafikrafikrafik 1.591.591.591.59

Penumpang Domestik di Bandara JuandaPenumpang Domestik di Bandara JuandaPenumpang Domestik di Bandara JuandaPenumpang Domestik di Bandara Juanda

GGGGrafikrafikrafikrafik 1.601.601.601.60

Penumpang Internasional di Bandara JuandaPenumpang Internasional di Bandara JuandaPenumpang Internasional di Bandara JuandaPenumpang Internasional di Bandara Juanda

GGGGrafikrafikrafikrafik 1.581.581.581.58

Arus Barang di Tanjung Arus Barang di Tanjung Arus Barang di Tanjung Arus Barang di Tanjung PerakPerakPerakPerak

seiring dengan telah beroperasinya Bandara Trunojoyo, Sumenep sejak bulan Maret 2012.

Direncanakan terdapat empat kali penerbangan dalam satu minggu dengan rute Sumenep–

Surabaya dan sebaliknya dengan tarif di kisaran Rp500.000,-. Sementara itu realisasi

pembangunan Bandara Abd. Saleh, Malang dan Bandara Juanda, Surabaya diharapkan

dapat sesuai target, sehingga turut meramaikan kinerja sub-sektor transportasi dan sub-

sektor perhotelan dan restoran di Jawa Timur.

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

I II III

IV

I II III

IV

I II III

IV

I II III

IV

I II III

IV

I

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Jml Penumpang Domestik

g Jml Penumpang Domestik (rhs)

R

I

B

U

O

R

A

N

G

%

y

o

y

Sumber: BPS Prov. Jawa Timur Sumber: BPS Prov. Jawa Timur

GGGGrafikrafikrafikrafik 1.571.571.571.57

Arus Penumpang di Tanjung PerakArus Penumpang di Tanjung PerakArus Penumpang di Tanjung PerakArus Penumpang di Tanjung Perak

Sumber: BPS Prov. Jawa Timur Sumber: BPS Prov. Jawa Timur

-40%

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

-10

10

30

50

70

90

110

130

150

I II III

IV

I II III

IV

I II III

IV

I II III

IV

I II III

IV

I

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Jml Penumpang g Jml Penumpang (rhs)

R

I

B

U

O

R

A

N

G

%

y

o

y

-80%

-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

-100

100

300

500

700

900

1100

1300

1500

I II III

IV

I II III

IV

I II III

IV

I II III

IV

I II III

IV

I

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Vol Barang g Jml Barang (rhs)

R

I

B

U

O

R

A

N

G

%

y

o

y

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

I II III

IV

I II III

IV

I II III

IV

I II III

IV

I II III

IV

I

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Jml Penumpang Intl

gPenumpang Intl (rhs)

R

I

B

U

O

R

A

N

G

%

y

o

y

Bab 2Bab 2Bab 2Bab 2

PERKEMBANGAN INFLASI PERKEMBANGAN INFLASI PERKEMBANGAN INFLASI PERKEMBANGAN INFLASI

JAWA TIMURJAWA TIMURJAWA TIMURJAWA TIMUR

21

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – Tahun 2012

Sumber: BPS Provinsi Jatim, data diolah Sumber: BPS Provinsi Jatim, data diolah

2 PERKEMBANGAN INFLASI

2.1 KONDISI UMUM

Inflasi Jawa Timur (Jatim) yang dihitung berdasarkan kenaikan Indeks Harga

Konsumen (IHK) di 71 kota pada triwulan I-2012 sebesar 0,68% (qtq) atau melambat

dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 0,92%(qtq). Secara tahunan,

realisasi inflasi tersebut mengawali inflasi di awal triwulan tahun 2012 sebesar

3,97%(yoy) melambat cukup dalam dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai

7,46%. Penurunan inflasi pada periode laporan terkait dengan tibanya panen raya

sehingga menahan kenaikan harga dari sisi supply. Selain itu pelemahan harga

beberapa komoditas strategis internasional pun turut mengurangi tekanan dari sisi

eksternal/ imported inflation.

Berdasarkan pendekatan kelompok barang, perlambatan laju inflasi terutama

disebabkan oleh perlambatan inflasi pada seluruh kelompok, terutama kelompok

makanan jadi, minuman, rokok & tembakau. Berdasarkan disagregasinya, penurunan

laju inflasi pada kelompok inflasi volatile food menjadi penyebab penurunan inflasi Jatim

secara umum.

Searah dengan perlambatan inflasi yang terjadi di nasional, inflasi Jatim pun

menunjukkan tren yang searah. Namun demikian, jika dibanding dengan provinsi lain

di kawasan Jawa, Jatim masih mencatat inflasi tertinggi (Grafik 2.3). Tercatat

realisasi inflasi tahunan (yoy) provinsi – provinsi di Pulau Jawa s.d triwulan I-2012

1 7 kota di Jawa Timur yang masuk dalam perhitungan inflasi Nasional : Surabaya, Malang, Kediri, Jember, Probolinggo, Madiun dan Sumenep, dengan bobot kota total sebesar 10,87%.

Grafik 2.1. Inflasi Jawa Timur & Nasional (yoy) Grafik 2.2.Perkembangan Inflasi Jawa Timur

3.93

3.97

3.56

3.97

2

3

4

5

6

7

8

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3

2010 2011 2012

Inflasi Jatim (7 Kota) Inflasi Nasional (66 Kota)

-1

0

1

2

3

4

5

6

7

8

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3

2010 2011 2012

% Inflasi Bulanan (mtm) inflasi Tahunan (yoy)

Inflasi Triwulanan (qtq)

22

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – Tahun 2012

Sumber: BPS Provinsi Jatim, data diolah

inflasi bulanan di sepanjang triwulan I-2011. Hingga maret 2012, tercatat inflasi bulanan

Jatim memiliki tren menurun, yaitu dari 0,35% (Januari) menjadi 0,25%(Februari) dan

berlanjut menurun menjadi 0,08% (Maret). Pola yang sama pun terjadi di triwulan I-2011

namun dengan fluktuasi nilai yang lebih tinggi. Demikian pula jika dibandingkan dengan

rata-rata historis inflasinya selama 6 (enam) tahun terakhir2, inflasi bulanan di sepanjang

triwulan I-2012 memiliki nilai yang lebih rendah.

Berdasarkan kelompok barang, rata-rata laju inflasi bulanan di sepanjang triwulan

I-2012 diwarnai dengan inflasi yang berada dibawah rata-rata inflasi bulanan pada

periode yang sama di 2011, kecuali untuk kelompok makanan, minuman, rokok dan

tembakau yang mencatat inflasi cukup stabil. Meskipun demikian, kelompok ini memiliki

nilai inflasi bulanan tertinggi dengan rata-rata inflasi sebesar 0,42%, sedangkan

terendah terdapat pada kelompok pendidikan (0,09%) yang terutama ditekan oleh

rendahnya nilai inflasi pada bulan Februari dan Maret, masing – masing sebesar 0,05

dan 0,02 (mtm). Di sisi lain, relatif tingginya inflasi pada kelompok makanan jadi,

2 Rata-rata inflasi bulanan Jawa Timur selama 6 (enam) tahun terakhir (2007-2012) untuk bulan Januari, Februari dan Maret masing-masing sebesar 0,52%, 0,39% dan 0.17% (mtm)

Sumber: BPS Provinsi Jatim, data diolah

Tabel 2.1

Inflasi Triwulan I Tahun 2011 & 2012 di Jawa Timur (mtm)

berdasarkan urutan realisasi inflasi terendah

yaitu Jawa Barat (3,33%), Yogyakarta

(3,44%), Jawa Tengah (3,46%) Banten

(3,81%) dan Jawa Timur (3,97%),

sedangkan inflasi nasional tercatat sebesar

3,97% (yoy).

2.2 INFLASI BULANAN (mtm)

Secara bulanan realisasi inflasi Jatim

cukup terkendali, bahkan berada pada level

yang lebih rendah dibandingkan rata – rata

Grafik 2.3

Perbandingan Inflasi di Kawasan Jawa (yoy)

Sumber: BPS Provinsi Jatim, data diolah

0.00

2.00

4.00

6.00

8.002010 Tw.I

2010 Tw.II

2010 Tw.III

2010 Tw.IV

2011 Tw.I2011 Tw.II

2011 Tw.III

2011 Tw.IV

2012 Tw.IJabar

Jatim

Jateng

DIY

Banten

Nasional

(%,yoy)

Jan Feb Mar Jan Feb Mar

UMUM 0.80 0.16 0.04 0.33 0.35 0.25 0.08 0.23

1 Bahan Makanan 2.49 -0.57 -1.08 0.28 0.73 0.03 -0.20 0.19

2 Mamin, Rokok & Tbakau 0.29 0.52 0.39 0.40 0.33 0.52 0.42 0.42

3 Perumahan,LGBB 0.40 0.26 0.34 0.33 0.28 0.27 0.11 0.22

4 Sandang -0.11 -0.16 1.31 0.35 -0.25 1.64 -0.32 0.36

5 Kesehatan 0.35 0.82 0.46 0.54 0.16 0.23 0.11 0.17

6 Pendidikan 0.12 0.46 0.21 0.26 0.19 0.05 0.02 0.09

7 Transportasi 0.41 0.45 0.20 0.35 0.36 -0.18 0.24 0.14

Rata-

rata

Tw I-2011Kelompok BarangNo

Tw I-2012Rata-

rata

23

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – Tahun 2012

minuman, rokok dan tembakau, terutama akibat dari meningkatnya harga komoditas

gula pasir dan rokok, terutama yang terjadi pada bulan Januari dan Maret, yang rata-rata

mengalami inflasi lebih dari 1% (mtm). Berdasarkan informasi dari instansi setempat,

dorongan harga pada komoditas gula pasir tersebut merupakan dampak lanjutan dari

meningkatnya ekspektasi harga di level pedagang eceran dan bukan akibat

ketidakcukupan pasokan. Sedangkan kenaikan komoditas rokok, diindikasikan sebagai

respon atas kebijakan pemerintah yang menaikkan tarif cukai rokok di awal tahun.

Sebagaimana pada umumnya, pelaku usaha di bidang ini menaikkan harga jual

produknya secara bertahap dengan konsekwensi mengurangi margin usaha guna

mencegah turunnya omset penjualan.

Selain sub kelompok makanan, minuman, rokok dan tembakau, inflasi pada

triwulan I-2012 pun turut disumbang oleh sub kelompok sandang, dengan kenaikan

signifikan harga emas perhiasan, terutama pada bulan Februari 2012. Kenaikan

komoditas ini turut dipengaruhi oleh tren peningkatan harga emas di tingkat

internasional.

Bulan Januari

Secara umum, inflasi IHK 7 kota di Jawa Timur pada bulan Januari cukup

terkendali, bahkan berada dibawah inflasi nasional dan rata-rata historis inflasi pada

periode yang sama dalam 5 tahun terakhir (2007-2011). Tercatat, inflasi bulanan pada

Januari 2012 mencapai 0,35% (mtm) dan lebih rendah dibandingkan inflasi Desember

2011 (0,61%). Secara umum, perlambatan laju inflasi pada bulan ini terutama

disebabkan oleh penurunan angka inflasi pada kelompok bahan makanan, yaitu dari

2,18% menjadi 0,73% (mtm), penurunan inflasi kelompok kesehatan dari 0,21% menjadi

0,16%, serta deflasi yang masih terjadi pada kelompok sandang (-0,25%). Sementara

itu, keempat kelompok barang lainnya mengalami peningkatan laju inflasi dengan

kisaran yang cukup rendah.

Sumber: BPS Provinsi Jatim, data diolah

Grafik 2.4 Inflasi Januari 2012

Berdasarkan Kelompok Barang

Sumber: BPS Provinsi Jatim, data diolah

Grafik 2.5 Inflasi Februari 2012

Berdasarkan Kelompok Barang

-0.30

-0.20

-0.10

0.00

0.10

0.20

0.30

0.40

0.50

0.60

0.70

0.800.73

0.33

0.28

-0.25

0.16 0.190.36

mtm (%) Bahan Makanan Mamin, Rokok & Tbakau

Perumahan,LGBB Sandang

Kesehatan Pendidikan

Transportasi

Inflasi Jatim : 0.35%

-0.20

0.00

0.20

0.40

0.60

0.80

1.00

1.20

1.40

1.60

1.80

0.03

0.52

0.27

1.64

0.23

0.05

-0.18

mtm (%)

Bahan Makanan

Mamin, Rokok & Tbakau

Perumahan,LGBB

Sandang

Kesehatan

Pendidikan

Transportasi

Inf. Jatim : 0,25%

24

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – Tahun 2012

Penurunan inflasi pada kelompok bahan makanan yang masih berlanjut, terutama

disebabkan oleh koreksi harga pada sub kelompok bumbu-bumbuan, khususnya

komoditas cabe merah (-19,74%), cabe rawit (-17,17%) dan bawang merah (-4,52%).

Tibanya panen cabe di beberapa wilayah sentra cabe di Jawa Timur seperti Blitar,

Malang dan Tuban mendukung ketersediaan stok komoditas ini di pasaran, sedangkan

penurunan harga bawang merah masih terkait melimpahnya stok paska panen bawang

merah di sentra bawang merah wilayah Jawa Timur & Jawa Tengah (Bojonegoro,

Brebes) serta masuknya aliran impor bawang merah dari India dan Bangladesh. Di

samping itu, rendahnya inflasi pada kelompok bahan makanan juga didukung oleh

minimnya kenaikan harga beras pada periode laporan, yang hanya sebesar 0,35% atau

jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata kenaikan harga beras secara nasional yang

mencapai 2,67% (Jan-11). Rendahnya kenaikan harga beras di Jawa Timur tersebut

didukung oleh mulai berlangsungnya panen di beberapa wilayah di Jawa Timur sehingga

mendorong penurunan harga gabah di level petani. Di sisi lain, Bulog Divre Jatim selama

bulan Januari telah melaksanakan 5 (lima) kali operasi pasar di kota Surabaya dan 3

kota lain yang mencatat inflasi tertinggi, yang bertujuan untuk mengarahkan ekspektasi

pembentukan harga di level pedagang.

Selanjutnya deflasi yang terjadi pada kelompok sandang terutama disebabkan oleh

masih berlanjutnya koreksi harga emas perhiasan dari -0,69% (Des-11) menjadi -1,11%

seiring dengan tren penurunan harga emas internasional.

Bulan Februari

Indeks Harga Konsumen (IHK) 7 kota di Jatim pada bulan Februari kembali

mencatat inflasi yang cukup terkendali yaitu sebesar 0,25% (mtm), bahkan lebih rendah

dibandingkan bulan sebelumnya (0,35%). Secara umum, perlambatan laju inflasi pada

bulan ini terutama disebabkan oleh penurunan angka inflasi pada kelompok bahan

-

50,000

100,000

150,000

200,000

250,000

300,000

350,000

400,000

450,000

500,000

1,000

1,100

1,200

1,300

1,400

1,500

1,600

1,700

1,800

1,900

Jan

Fe

b

Ma

r

Ap

r

Ma

y

Jun

Jul

Au

g

Se

p

Oc

t

No

v

De

c

Jan

Fe

b

Ma

r

Ap

r

Ma

y

Jun

Jul

Au

g

Se

p

Oc

t

No

v

De

s

Jan

Fe

b

Ma

r

2010 2011 2012

Harga Emas Perhiasan (rhs)

Harga Emas Internasional

USD/Troy onz Rp/gram

Grafik 2.6

Inflasi Maret 2012 – Per Kelompok Barang

Sumber: BPS Provinsi Jatim, data diolah

Grafik 2.7

Harga Emas Internasional vs Emas Perhiasan

Sumber: SPH, Bank Indonesia & Bloomberg

-0.40

-0.30

-0.20

-0.10

0.00

0.10

0.20

0.30

0.40

0.50

1

-0.20

0.42

0.11

-0.32

0.11

0.02

0.24

Inflasi mtm (%)

Bahan Makanan

Mamin, Rokok & Tbakau

Perumahan,LGBB

Sandang

Kesehatan

Pendidikan

Transportasi

Inf. Jatim : 0,08%

25

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – Tahun 2012

makanan, yaitu 0,73% menjadi 0,07% (mtm), penurunan inflasi kelompok pendidikan,

rekreasi dan olah raga dari 0,19% menjadi 0,05%, dan deflasi pada kelompok

transportasi dan jasa keuangan sebesar -0,19%. Sementara itu, kelompok sandang

yang selama 2 (dua) bulan berturut-turut (Desember 2011 & Januari 2012) mengalami

deflasi, pada periode laporan mencatat inflasi sebesar 1,64% (mtm).

Berlanjutnya penurunan inflasi kelompok bahan makanan didorong oleh

penurunan inflasi serta deflasi pada hampir seluruh sub kelompoknya, kecuali inflasi

pada sub kelompok buah-buahan yang relatif meningkat. Komoditas-komoditas

strategis pada kelompok ini yang mengalami koreksi harga paling besar adalah tomat

sayur (-30,21%), cabe merah (-37,16%), disusul oleh beberapa jenis ikan segar dan ikan

diawetkan seperti bandeng, udang, kepiting/rajungan dan pindang asin. Mulai

berkurangnya intensitas curah hujan serta kembali normalnya tinggi ombal dan cuaca di

laut pada periode laporan menjadi salah satu faktor pendukung melimpahnya pasokan

komoditas-komoditas tersebut diatas. Kelompok barang lainnya yang juga menunjukkan

perlambatan laju inflasi adalah kelompok transportasi, khususnya yang disebabkan oleh

penurunan tarif angkutan udara dan tarif kereta api, seiring dengan minimnya dorongan

dari sisi permintaan terkait dengan tidak banyaknya event khusus hari raya keagamaan

maupun hari libur nasional di bulan Februari.

Bulan Maret

Inflasi IHK 7 kota di Jatim pada bulan Maret secara bulanan berada pada level

yang lebih rendah dibandingkan Februari. Meskipun demikian inflasi bulan ini telah

terimbas wacana pemerintah untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Tercatat, inflasi Jatim mencapai 0,08% (mtm), berada pada level yang sama untuk inflasi

tahunan (yoy) di tingkat nasional. Inflasi yang lebih rendah pada bulan ini terutama

didorong oleh deflasi pada kelompok sandang dan bahan makanan, masing-masing

menjadi -0,32% (mtm) dan -0,20%. Selain itu, penurunan pada keempat kelompok

lainnya juga turut mendorong perlambatan inflasi di Jatim.

Penurunan inflasi pada kelompok bahan makanan yang masih berlanjut, terutama

disebabkan oleh koreksi harga pada sub kelompok bumbu-bumbuan, khususnya

komoditas tomat sayur (-18,15%) dan bawang merah (-4,67%), lihat grafik 2.9.

Rendahnya inflasi pada kelompok bahan makanan juga didukung oleh deflasi harga

beras pada periode laporan, yaitu sebesar -2,01% (mtm). Tibanya musim panen raya

padi di bulan Maret 2012 diduga menjadi faktor pendukung penurunan harga beras pada

periode ini. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Bulog Divre Jatim, hingga 28

Maret 2012 telah melakukan pengadaan beras sebesar 180.000 ton, yang merupakan

jumlah terbesar selama 5 (lima) tahun terakhir yang juga memperkuat indikasi atas

26

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – Tahun 2012

semakin membaiknya panen padi di Jatim. Pada tahun 2012, BULOG Jatim ditargetkan

dapat mencapai 1,036,500 ton atau sebesar 25,91% dari target nasional (4,000,000

ton). Upaya pengendalian harga beras juga dilakukan melalui percepatan pembagian

Beras Miskin (Raskin) yang sedianya akan dilakukan pada bulan Mei menjadi April

dimana total pembagian Raskin direncanakan sebanyak 13 kali di sepanjang tahun

2012.

Adapun deflasi pada kelompok sandang terutama disebabkan oleh masih

berlanjutnya koreksi harga emas perhiasan dari kenaikan 4,16% (Feb-12) menjadi -

1,04% seiring dengan tren penurunan harga emas internasional.

2.3. INFLASI TRIWULANAN (qtq)

Laju inflasi Jatim secara triwulanan pada Tw I-2012 mencapai 0,68% (qtq), atau

melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 0,92% (qtq). Berdasarkan

kelompok barang, perlambatan inflasi pada periode laporan terutama didorong oleh

penurunan inflasi kelompok bahan makanan dari 2,49% (qtq) menjadi 0,56%.

Selanjutnya penurunan pada kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga pun turut

menyumbang perlambatan ini. Meskipun demikian, laju perlambatan ini sedikit tertahan

oleh peningkatan inflasi di kelompok sandang, yang terutama didorong oleh kenaikan

harga emas perhiasan. Sedangkan, kenaikan harga gula pasir dan rokok pada kelompok

makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau pun turut menahan laju perlambatan

inflasi pada periode ini.

-

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000

70,000

80,000

90,000

Ma

y

Jun

Jul

Au

g

Se

p

Oct

No

v

De

c

Jan

Fe

b

Ma

r

Ap

r

Ma

y

Jun

Jul

Au

g

Se

p

Oct

No

v

De

c

Jan

Fe

b

Ma

r

Ap

r

Ma

y

Jun

Jul

Au

g

Se

p

Oct

No

v

De

s

Jan

Fe

b

Ma

r

2009 2010 2011 2012

Rp/ Kg

Cabe Merah Bawang Merah

Cabe Rawit Bawang Putih

10,000

12,000

14,000

16,000

18,000

20,000

22,000

24,000

26,000

Ma

y

Jun

Jul

Au

g

Se

p

Oct

No

v

De

c

Jan

Fe

b

Ma

r

Ap

r

Ma

y

Jun

Jul

Au

g

Se

p

Oct

No

v

De

c

Jan

Fe

b

Ma

r

Ap

r

Ma

y

Jun

Jul

Au

g

Se

p

Oct

No

v

De

s

Jan

Fe

b

Ma

r

2009 2010 2011 2012

Rp/ Kg Daging ayam ras Telur Ayam Ras

Grafik 2.9

Harga Sub Kelompok Bumbu-bumbuan Grafik 2.8

Harga Daging Ayam Ras & Telur Ayam Ras

Sumber: Survei Pemantauan Harga, KBI Surabaya Sumber: Survei Pemantauan Harga, KBI Surabaya

27

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – Tahun 2012

Jika dirinci berdasarkan sub kelompoknya, perlambatan inflasi kelompok bahan

makanan pada periode laporan terutama disebabkan oleh melambatnya sebagian besar

sub kelompoknya, bahkan terjadi deflasi pada sub kelompok padi-padian (-1,46%) dan

sayur-sayuran (-0,30%). Berdasarkan informasi di lapangan, tingkat curah hujan yang

lebih baik pada triwulan ini turut mendukung keberhasilan panen di Jawa Timur. Selain

itu, tibanya panen raya kelompok padi-padian turut mempengaruhi tren penurunan harga

sejak awal tahun 2012.

Rata-rata harga beras di pasar tradisional maupun modern berdasarkan Survei

Pemantauan Harga yang dilakukan oleh Bank Indonesia di wilayah Jawa Timur

menunjukkan harga yang relatif stabil, kecuali untuk posisi Maret 2012. Sebaliknya,

harga beras internasional terus mengalami penurunan. Namun tren ini tidak

mempengaruhi harga beras domestik karena minimnya penggunaan impor beras karena

melimpahnya hasil panen rakyat hingga akhir triwulan I-2012.

2012201220122012 2012201220122012

Tw ITw ITw ITw I Tw IITw IITw IITw II Tw IIITw IIITw IIITw III Tw IVTw IVTw IVTw IV Tw ITw ITw ITw I Tw ITw ITw ITw I Tw IITw IITw IITw II Tw IIITw IIITw IIITw III Tw IVTw IVTw IVTw IV Tw ITw ITw ITw I

UMUM 0.99 0.26 2.05 0.92 0.68 0.99 0.26 2.06 0.92 3.98

BAHAN MAKANAN 0.81 -1.14 2.07 2.49 0.56 0.18 -0.25 0.46 0.56 0.90

MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 1.20 0.71 2.23 0.77 1.28 0.22 0.23 0.30 0.14 1.04

PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BB 1.01 0.65 0.79 0.57 0.67 0.22 0.14 0.17 0.13 0.58

SANDANG 1.04 2.03 5.88 -0.21 1.06 0.07 0.14 0.40 -0.01 0.61

KESEHATAN 1.64 1.46 0.26 0.52 0.50 0.08 0.07 0.01 0.02 0.13

PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 0.79 0.35 5.29 0.40 0.25 0.07 0.03 0.48 0.04 0.57

TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA K 1.06 0.17 0.79 0.23 0.42 0.19 0.03 0.14 0.03 0.28

KELOMPOKKELOMPOKKELOMPOKKELOMPOK 2011201120112011 2011201120112011

INFLASI QTQ SUMBANGAN INFLASI QTQ

-30.00

-25.00

-20.00

-15.00

-10.00

-5.00

0.00

5.00

10.00

15.00

Pa

di-

pa

dia

n, u

mb

i-u

mb

ian

Da

gin

g d

an

Ha

sil-

ha

siln

ya

Ika

n S

eg

ar

Ika

n D

iaw

etk

an

Te

lur,

Su

su d

an

Ha

sil

2n

ya

Sa

yu

r-s

ayu

ra

n

Ka

ca

ng

-ka

ca

ng

an

Bu

ah

-b

ua

ha

n

Bu

mb

u -

bu

mb

ua

n

Le

ma

k d

an

Min

ya

k

Ba

ha

n M

aka

na

n L

ain

nya

-1.460.08

3.612.60

1.23

-0.300.32

1.82

1.98

1.46 1.11

% (qtq)

-5.00

0.00

5.00

10.00

15.00Padi-padian, umbi-umbian

Daging dan Hasil-hasilnya

Ikan Segar

Ikan Diawetkan

Telur, Susu dan Hasil2nya

Sayur-sayuranKacang - kacangan

Buah - buahan

Bumbu - bumbuan

Lemak dan Minyak

Bahan Makanan Lainnya

Tw I-2012 Tw IV-2011

Grafik 2.10

Inflasi (qtq) Kel. Bahan Makanan

Grafik 2.11 Inflasi (qtq) Kel. Bahan Makanan

Tw IV-2011 & Tw I-2012

Sumber : BPS, data diolah Sumber : BPS, data diolah

Tabel 2.2

Inflasi & Sumbangan Inflasi di Jawa Timur (qtq)

Sumber : BPS, data diolah

28

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – Tahun 2012

Grafik 2.12 Pergerakan Harga Beras di Surabaya

Grafik 2.13 Pergerakan Harga Beras Internasional

Sumber: Survei Pemantauan Harga, KBI Surabaya Sumber: Bloomberg

7,000

7,500

8,000

8,500

9,000

9,500

10,000

10,500

Ma

yJu

nJu

lA

ug

Se

pO

ct

No

vD

ec

Jan

Fe

bM

ar

Ap

rM

ay

Jun

Jul

Au

gSe

pO

ct

No

vD

ec

Jan

Fe

bM

ar

Ap

rM

ay

Jun

Jul

Au

gSe

pO

ct

No

vD

es

Jan

Fe

bM

ar

2009 2010 2011 2012

Rp/Kg

Harga Beras Domestik

-

100

200

300

400

500

600

Jan

Fe

b

Ma

r

Ap

r

Me

i

Jun

Jul

Au

g

Se

p

Oc

t

No

v

De

c

Jan

Fe

b

Ma

r

Ap

r

Me

i

Jun

Jul

Au

g

Se

p

Oc

t

No

v

De

c

Jan

Fe

b

Ma

r

2010 2011 2012

Harga Beras InternasionalUSD/mt

Meskipun Bulog telah berkomitmen untuk tidak mengimpor beras untuk

kebutuhan penyaluran beras miskin di tahun 2012, namun tercatat impor beras masih

dilakukan hingga 20 Februari 2012. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS),

selama triwulan I-2012, beras impor yang masuk mencapai 770,3 ribu ton dengan nilai

US$ 420,7 juta atau Rp. 3,8 triliun. Masuknya impor beras ini merupakan realisasi dari

rencana di tahun 2011, yang mentargetkan impor beras sebanyak 1,9 juta ton, yang

berasal dari Thailand, India dan Vietnam.

Dengan pelaksanaan strategi “dorong-tarik” dan pengembangan “jaringan

semut”, diharapkan dapat mempercepat arus pengadaan melalui kerjasama Bulog

dengan Pemda dimana Pemda bertugas untuk mendorong produksi padi dan kelompok

taninya, sedangkan Bulog berfungsi untuk menyerap hasil produksi. Di Jatim sendiri,

strategi ini berhasil meningkatkan perolehan beras melebihi dari target yang telah

ditetapkan. Dengan stok yang melimpah, diharapkan fluktuasi harga komoditas ini dapat

ditekan.

Sumber: Survei Pemantauan Harga, KBI Surabaya

Grafik 2.15 Pergerakan Harga Sayur-sayuran

Grafik 2.14

Perkembangan Harga Bumbu-bumbuan

Sumber: Survei Pemantauan Harga, KBI Surabaya Sumber: Survei Pemantauan Harga, KBI Surabaya

-

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000

70,000

80,000

90,000

Ma

y

Jun

Jul

Au

g

Se

p

Oct

No

v

De

c

Jan

Fe

b

Ma

r

Ap

r

Ma

y

Jun

Jul

Au

g

Se

p

Oct

No

v

De

c

Jan

Fe

b

Ma

r

Ap

r

Ma

y

Jun

Jul

Au

g

Se

p

Oct

No

v

De

s

Jan

Fe

b

Ma

r

2009 2010 2011 2012

Rp/ Kg

Cabe Merah Bawang Merah

Cabe Rawit Bawang Putih

3,000

5,000

7,000

9,000

11,000

13,000

15,000

Ma

yJu

nJu

lA

ug

Se

pO

ct

No

vD

ec

Jan

Fe

bM

ar

Ap

rM

ay

Jun

Jul

Au

gSe

pO

ct

No

vD

ec

Jan

Fe

bM

ar

Ap

rM

ay

Jun

Jul

Au

gSe

pO

ct

No

vD

es

Jan

Fe

bM

ar

2009 2010 2011 2012

Rp/ Kg

Kacang Panjang Kangkung

Bayam Sawi Hijau

Tomat Sayur Wortel

Kentang

29

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – Tahun 2012

2.3 INFLASI TAHUNAN (yoy)

Inflasi Jawa Timur pada triwulan I-2012 menunjukkan tren perlambatan. Tercatat,

laju inflasi Jatim pada periode ini mencapai 3,97% (yoy), atau mengalami perlambatan

dibandingkan triwulan sebelumnya (4,29%). Faktor utama penyebab perlambatan laju

inflasi adalah penurunan inflasi hampir pada seluruh kelompok, yang terutama didorong

oleh penurunan inflasi kelompok bahan makanan dari 4,26% (yoy) menjadi 4,00%.

Jika dilihat lebih detail, dorongan penurunan inflasi pada triwulan ini juga turut

disumbang oleh kelompok kesehatan (2,76%), kelompok perumahan, air, listrik, gas dan

bahan bakar (2,70%), kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan (1,62%),

kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga (6,35%) serta kelompok transportasi,

komunikasi dan jasa keuangan (1,62%). Namun demikian, laju perlambatan ini sedikit

tertahan oleh inflasi kelompok sandang (8,95%) dan kelompok makanan jadi, minuman,

rokok dan tembakau (5,09%).

Tabel 2.3

Inflasi Jawa Timur (yoy) Per Kelompok Barang

Sumber: BPS, data diolah

Grafik 2.16 Inflasi Kelompok Sandang (qtq)

Sumber: Survei Pemantauan Harga, KBI Surabaya

Di sisi lain, kelompok Sandang menjadi

penahan laju inflasi pada triwulan laporan

dengan mencatat deflasi sebesar -0,21%

(qtq). Penurunan ini terutama disebabkan

oleh deflasi pada sub kelompok Barang

pribadi dan sandang lain khususnya

komoditas emas perhiasan didorong oleh

koreksi harga emas perhiasan di akhir

tahun.

-2.00

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

Sandang Laki-

laki

Sandang

Wanita

Sandang Anak-

anak

Barang Pribadi

dan Sandang

Lain

Tw I-2011 Tw II-2011 Tw III-2011 Tw IV-2011 Tw.I-2012

%, qtq

2012201220122012 2012201220122012

Tw ITw ITw ITw I Tw IITw IITw IITw II Tw IIITw IIITw IIITw III Tw IVTw IVTw IVTw IV Tw ITw ITw ITw I Tw ITw ITw ITw I Tw IITw IITw IITw II Tw IIITw IIITw IIITw III Tw IVTw IVTw IVTw IV Tw ITw ITw ITw I

UMUM 7.46 6.26 4.87 4.29 3.97 7.46 6.26 4.87 4.29 3.98

BAHAN MAKANAN 15.71 9.69 5.33 4.26 4.00 3.55 2.16 1.19 0.96 0.90

MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 5.63 5.98 6.22 5.00 5.09 1.01 1.19 1.13 1.02 1.04

PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BB 4.62 4.83 3.08 3.04 2.70 0.99 1.04 0.66 0.66 0.58

SANDANG 9.58 7.64 13.27 8.93 8.95 0.63 0.51 0.91 0.60 0.61

KESEHATAN 3.11 4.34 3.88 3.93 2.76 0.15 0.21 0.18 0.18 0.13

PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 6.75 7.08 6.97 6.92 6.35 0.59 0.62 0.63 0.63 0.57

TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN 3.93 3.98 1.44 2.27 1.62 0.71 0.71 0.26 0.39 0.28

KELOMPOKKELOMPOKKELOMPOKKELOMPOK 2011201120112011 2011201120112011

INFLASI YOY SUMBANGAN INFLASI YOY

30

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – Tahun 2012

Selama triwulan laporan, perkembangan dua kelompok barang utama

penyumbang inflasi di Jawa Timur menunjukkan perkembangan yang berbeda, yaitu

kelompok bahan makanan cenderung menurun, sedangkan kelompok makanan jadi,

minuman, rokok dan tembakau mengalami peningkatan. Sebagaimana telah disebutkan

sebelumnya, pendorong penurunan kelompok bahan makanan berasal dari kelompok

bumbu-bumbuan. Sedangkan pendorong kenaikan kelompok makanan jadi, minuman,

rokok dan tembakau berasal dari sub kelompok minuman yang tidak beralkohol.

2.4 INFLASI MENURUT KOTA

Pada triwulan I-2012, 7 (tujuh) kota di Jatim yang masuk dalam perhitungan inflasi

nasional secara umum menunjukkan perlambatan laju inflasi triwulanan. Tercatat, inflasi

tertinggi pada periode laporan terjadi di kota Sumenep dengan inflasi sebesar 0,97%

(qtq) sedangkan terendah terjadi di Malang (0,46%).

Sumber : BPS, (data diolah)

Sumber : BPS, (data diolah)

Grafik 2.17 Perbandingan Inflasi Tahunan (yoy)

Per Kelompok Barang

Grafik 2.18

Inflasi (yoy) Tertinggi - Kelompok Barang

Sumber : BPS, (data diolah) Sumber : BPS, (data diolah)

Grafik 2.19 Inflasi Tahunan (yoy) Kelompok Bahan Makanan

Tahun 2011 - 2012

Grafik 2.20 Inflasi (yoy) Kelompok Makanan Jadi, Minuman &

Tembakau

Sumber : BPS, (data diolah) Sumber : BPS, (data diolah)

0.00

4.00

8.00

12.00

16.00

20.00

Jan

Fe

b

Ma

r

Ap

r

Ma

y

Jun

Jul

Au

g

Se

p

Oct

No

v

De

c

Jan

Fe

b

Ma

r

Ap

r

Ma

y

Jun

Jul

Au

g

Se

p

Oct

No

v

De

c

Jan

Fe

b

Ma

r

2010 2011 2012

Inflasi yoy (%) BAHAN MAKANAN

MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

14.00

16.00

BAHAN MAKANAN

MAKANAN JADI

PERUMAHAN

SANDANGKESEHATAN

PENDIDIKAN

TRANSPORTASI

Inflasi (yoy) Tahun 2011 Inflasi (yoy) Tahun 2012

-40.00

-20.00

0.00

20.00

40.00

Padi-padian

Daging & hasilnya

Ikan Segar

Ikan Diawetkan

Telur, Susu

Sayur-sayuranKacang - kacangan

Buah - buahan

Bumbu - bumbuan

Lemak dan Minyak

Bahan Makanan Lainnya

Inflasi (yoy) Tahun 2011 Inflasi (yoy)Tahun 2012

0.00

5.00

10.00

15.00Makanan Jadi

Minuman yang

Tidak Beralkohol

Tembakau dan

Minuman

Beralkohol

Inflasi (yoy) Tahun 2011 Inflasi (yoy) Tahun 2012

31

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – Tahun 2012

Namun, secara tahunan, hanya beberapa kota yang mengalami perlambatan, yaitu

Surabaya (4,19%), Malang (3,80%), Probolinggo (3,19%) dan Madiun (3,36%).

Sedangkan sisanya mengalami peningkatan. Inflasi tahunan (yoy) tertinggi terjadi di kota

Sumenep (5,10%) dan inflasi terendah terjadi di Jember (2,46%).

Di sisi lain, rendahnya inflasi di kota Jember dibandingkan kota-kota lainnya di Jatim

terutama disebabkan deflasi pada kelompok bahan makanan, disaat kota-kota lainnya

mengalami inflasi yang tinggi untuk kelompok ini. Keberadaan Jember sebagai wilayah

produsen komoditas pertanian dan perkebunan, serta upaya pemerintah daerah dalam

menjaga stabilitas harga diyakini sebagai faktor penahan tekanan inflasi di wilayah

Jawa Timur.

Sumber : BPS, data diolah.

Grafik 2.21 Perbandingan Inflasi Year on Year (yoy)

7 Kota di Jawa Timur

Sumber: BPS, Data diolah.

Salah satu faktor yang mendorong

tingginya inflasi di kota Sumenep

dibandingkan kota-kota lainnya

diperkirakan terkait dengan sulitnya

akses untuk mencapai wilayah ini,

sehingga mengakibatkan tingginya

fluktuasi harga barang di kawasan ini.

Selain itu faktor ketinggian ombak di

musim tertentu pun turut mempengaruhi

tingkat harga, terutama untuk komoditas

bumbu-bumbuan yang pada umumnya

bersifat tidak tahan lama.

Tabel 2.4 Inflasi 7 Kota di Jawa Timur

Sumber: BPS, Data diolah.

2012 2012

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I

Jawa Timur 0.65 1.40 3.40 1.49 0.99 0.26 2.05 0.92 0.68 3.01 4.67 6.31 7.10 7.46 6.26 4.87 4.29 3.97

Surabaya 0.63 1.29 3.94 1.31 1.25 0.34 2.23 0.84 0.73 2.94 4.71 6.72 7.34 8.00 6.98 5.22 4.73 4.19

Malang 0.99 1.23 2.56 1.76 0.72 0.24 1.92 1.13 0.46 3.08 4.19 5.43 6.70 6.42 5.37 4.71 4.07 3.80

Kediri 0.62 1.96 2.23 1.83 -0.15 0.52 2.20 1.03 0.53 3.30 5.32 5.52 6.81 5.98 4.48 4.45 3.64 4.34

Jember -0.01 2.00 2.35 2.59 0.80 -0.76 1.37 1.00 0.84 2.60 4.57 5.80 7.10 7.97 5.04 4.03 2.42 2.46

Sumenep 0.52 1.45 3.69 0.96 0.10 0.87 1.59 1.57 0.97 3.00 4.33 6.17 6.75 6.31 5.70 3.57 4.19 5.10

Probolinggo 0.72 1.82 3.47 0.54 1.20 0.30 1.62 0.61 0.63 3.67 5.48 7.17 6.68 7.19 5.59 3.71 3.78 3.19

Madiun 0.83 1.15 2.38 2.02 0.81 0.03 1.73 0.89 0.68 3.23 4.41 5.29 6.53 6.51 5.32 4.65 3.49 3.36

Inflasi Triwulanan (qtq)

20112011WILAYAH 2010 2010

Inflasi Tahunan (yoy)

Jatim, 3.97

Surabaya, 4.19

Malang, 3.80

Kediri, 4.34

Jember, 2.46

Probolinggo,3.19

Madiun, 3.36

Sumenep, 5.10

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

3.50

4.00

4.50

5.00

5.50

1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00

% (Yoy)

32

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – Tahun 2012

Sementara itu, masih sama dengan pola pada periode sebelumnya, berdasarkan

kelompok barang penyumbang inflasi, sumber tekanan inflasi di ketujuh kota cenderung

beragam (tabel 2.8). Kelompok bahan makanan memberikan sumbangan inflasi tertinggi

di kota Surabaya, Malang dan Sumenep. Sedangkan inflasi di kota Kediri, Jember dan

Probolinggo terutama disumbang oleh kelompok makanan jadi, minuman dan tembakau.

2.5 DISAGREGASI INFLASI

Berdasarkan disagregasinya, penurunan laju inflasi di awal tahun 2012 didorong

oleh penurunan kelompok administered price dan core inflation. Sedangkan, kelompok

volatile food sedikit mengalami kenaikan.

Kelompok Barang Jatim Surabaya Malang Kediri Jember Sumenep Probolinggo Madiun

Umum 3.97 4.55 4.52 4.72 3.61 5.61 3.84 4.26

Bahan Makanan 4.00 6.08 8.15 5.13 4.12 10.82 4.74 6.56

Makanan Jadi, Minuman & Rokok 5.09 6.30 4.47 6.55 4.35 3.55 4.21 4.48

Perumahan Listrik, Gas & Bahan Bakar 2.70 2.66 1.87 4.49 4.73 2.77 3.21 3.79

Sandang 8.95 7.38 5.15 8.03 5.78 8.76 9.91 5.53

Kesehatan 2.76 2.30 1.27 4.11 1.15 5.09 0.73 3.05

Pendidikan, Rekreasi & Olah Raga 6.35 6.48 7.59 5.45 3.80 4.69 6.93 5.83

Tranpor, Komunikasi & Jasa 1.62 1.87 1.62 1.43 0.48 0.48 0.09 0.83

KELOMPOK BARANG JATIM Surabaya Malang Kediri Jember Sumenep Probolinggo

UMUM 4.29 4.73 4.07 3.64 2.42 4.19 3.78

BAHAN MAKANAN 0.96 1.02 1.49 0.35 -0.56 1.72 1.07

MAKANAN JADI, MINUMAN,ROKOK 1.02 1.01 0.70 0.91 0.94 0.37 3.59

PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BB 0.66 0.66 0.48 0.88 0.68 0.74 0.54

SANDANG 0.60 0.67 0.39 0.51 0.58 0.71 0.76

KESEHATAN 0.18 0.21 0.09 0.22 0.21 0.24 0.12

PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH R 0.63 0.68 0.77 0.46 0.30 0.27 0.44

TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA K 0.39 0.51 0.19 0.35 0.39 0.18 0.02 Sumber : BPS, data diolah.

Tabel 2.5 Inflasi 7 Kota di Jawa Timur per Kelompok Barang & Jasa

Tahun 2012 (% yoy)

Sumber : BPS, data diolah.

Tabel 2.6 Sumbangan Inflasi 7 Kota di Jawa Timur Per Kelompok Barang & Jasa

Tahun 2012 (% yoy)

Grafik 2.22 Laju Inflasi Jatim per Komponen (yoy)

Sumber : BPS, data diolah.

-5.00

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

1 2 3 4 5 6 7 8 91

01

11

2 1 2 3 4 5 6 7 8 91

01

11

2 1 2 3 4 5 6 7 8 91

01

11

2 1 2 3

2009 2010 2011 2012

% (yoy)

umum Volatile food Adm Price Core Inflation

33

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – Tahun 2012

Kenaikan kelompok volatile food disumbang oleh kenaikan inflasi sub kelompok

ikan segar (0,89%), kelompok buah-buahan (0,21%) dan kelompok padi-padian (5.15%).

Sedangkan, penurunan [ada kelompok administered price mengalami penurunan karena

didorong oleh penurunan inflasi sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol

(1,88%) dan sub kelompok sarana dan penunjang transpor (0,19%). Sementara itu,

dorongan penurunan inflasi kelompok core inflation berasal dari menurunnya sebagian

besar sub kelompoknya dan sisanya relatif berada pada level yang sama dimana

penurunan terbesar berasal dari sub kelompok biaya tempat tinggal (0,69%) dan biaya

barang pribadi dan sandang lain (0,83%).

Mengawali tahun 2012, tekanan inflasi di Jatim yang berasal dari faktor

fundamental atau inflasi inti tercatat sebesar 4,32% (yoy), atau menurun dibanding akhir

tahun 2011 yang tercatat sebesar 4,72%. Secara umum tekanan inflasi inti di awal tahun

2012 berasal dari faktor eksternal maupun internal. Dari sisi eksternal terutama

dipengaruhi oleh perkembangan harga komoditas internasional yang dipicu oleh

ekspektasi pelaku ekonomi atas ketidakpastian kondisi ekonomi Amerika dan Eropa,

serta depresiasi nilai tukar rupiah yang berasal dari fluktuasi capital outflow sebagai

respon investor asing atas penurunan suku bunga acuan BI rate pada bulan Februari

2012 dari 6,00% menjadi 5,75%. Sementara itu kondisi output gap yang menunjukkan

kesenjangan antara sisi permintaan dan penawaran pada periode laporan diestimasikan

berada pada kondisi yang cukup baik. Pasca meningkatnya permintaan pada periode

Natal dan Tahun Baru, respon permintaan masyarakat Jawa Timur diperkirakan

mengalami perlambatan, yang kemudian direspon dengan baik oleh sisi

penawaran/sektor produksi. Hal ini dikonfirmasi oleh stabilnya tingkat kapasitas utilisasi

dunia usaha berdasarkan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Jatim pada Tw I-

2012 yang masih berada pada level 78%, yaitu dari sebelumnya 78,14% menjadi

78,53% dari kapasitas terpasangnya.

Grafik 2.25

Perkembangan Capacity Utilization

Sumber Survei Kegiatan Dunia Usaha Sumber: Kurs Tengah Bank Indonesia

Grafik 2.23

Perkembangan Nilai Tukar Rupiah

63.4

56.9

67.2

71.5

63.3

64.2

70.0

69.8

75.1

80.1

77.7

73.2

74.9

69.370.7

73.974.3

73.3

74.5

78.178.5

30

40

50

60

70

80

90

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

%

8000

8200

8400

8600

8800

9000

9200

9400Rp/ 1 USD

Kurs Tukar Rupiah

34

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – Tahun 2012

Dengan menggunakan pendekatan komoditas, perhitungan inflasi inti pada triwulan I-

2012 sebesar 0,06 (mtm) atau mengalami perlambatan dibandingkan triwulan

sebelumnya yang mencapai 0,30% (mtm). Berdasarkan komponen pembentuknya,

penurunan inflasi inti terutama disebabkan oleh penurunan inflasi pada kedua kelompok

pembentuknya, yaitu inflasi inti tradeable (barang) dan inflasi inti non tradeable (jasa).

Tercatat, penurunan inflasi komoditas daging dan telur ayam ras (kelompok daging)

serta komoditas pakaian (kelompok sandang) turut mendorong penurunan inflasi inti

tradeable (barang). Sedangkan penurunan tarif angkutan udara, jasa kesehatan dan

jasa otomotif turut mempengaruhi menurunnya inflasi non tradeable (jasa).

Sumber : BPS, data diolah.

Grafik 2.25

Perbandingan Komponen Inflasi Inti

-0.50

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

Jan

-11

Fe

b-1

1

Ma

r-1

1

Ap

r-1

1

Ma

y-1

1

Jun

-11

Jul-

11

Au

g-1

1

Se

p-1

1

Oc

t-1

1

No

v-1

1

De

c-1

1

Jan

-12

Fe

b-1

2

Ma

r-1

2

Inti - Tradeable

(Barang)

Inti - Non Tradeable

(Jasa)

Tabel 2.7

Perkembangan Capacity Utilization Industri Pengolahan

Sumber : Survei Kegiatan Dunia Usaha

2012201220122012

Tw ITw ITw ITw I Tw IITw IITw IITw II Tw IIITw IIITw IIITw III Tw IVTw IVTw IVTw IV Tw ITw ITw ITw I Tw IITw IITw IITw II Tw IIITw IIITw IIITw III Tw IVTw IVTw IVTw IV Tw ITw ITw ITw I Tw IITw IITw IITw II Tw IIITw IIITw IIITw III Tw IVTw IVTw IVTw IV Tw ITw ITw ITw I

REALISASIREALISASIREALISASIREALISASI

1111 PERTANIAN, PERKEBUNAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN DAN PERIKANANPERTANIAN, PERKEBUNAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN DAN PERIKANANPERTANIAN, PERKEBUNAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN DAN PERIKANANPERTANIAN, PERKEBUNAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN 74.41 63.05 62.03 66.46 72.84 69.66 79.71 74.69 74.47 72.17 74.82 80.32 84.38

A. Tanaman Pangan 68.25 65.00 64.70 75.40 84.75 71.56 73.61 73.33 81.56 68.00 71.94 69.00 91.47

B. Tanaman Perkebunan 78.73 43.75 49.00 55.00 55.92 62.22 88.75 72.50 59.44 70.47 74.38 85.08 72.50

C. Peternakan dan Hasil - hasilnya 86.60 86.40 79.38 80.00 87.50 88.33 85.63 86.67 75.88 83.75 85.86 86.88 88.40

D. Kehutanan 0.00 0.00 0.00 50.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 100.00 0.00 0.00

E. Perikanan 62.60 75.00 53.25 54.33 79.49 67.61 76.43 72.62 77.93 83.22 66.94 87.84 86.25

2222 PERTAMBANGANPERTAMBANGANPERTAMBANGANPERTAMBANGAN 80.00 100.00 66.50 97.50 70.00 55.13 75.00 75.00 78.33 68.33 61.67 100.00 91.43

A. Minyak dan gas bumi 80.00 0.00 1.00 100.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

B. Pertambangan tanpa migas 0.00 0.00 90.00 90.00 50.00 0.50 100.00 75.00 75.00 80.00 80.00 100.00 80.00

C. Penggalian 0.00 100.00 87.50 100.00 80.00 73.33 50.00 0.00 80.00 62.50 52.50 0.00 93.33

3333 INDUSTRI PENGOLAHANINDUSTRI PENGOLAHANINDUSTRI PENGOLAHANINDUSTRI PENGOLAHAN 71.21 64.52 66.48 70.66 68.16 71.51 73.29 74.41 73.80 74.85 74.26 77.32 74.44

A. Industri Non Migas

1. Makanan, minuman dan tembakau 71.21 61.00 70.82 75.90 64.84 70.88 73.79 71.00 73.98 75.38 74.40 77.40 76.06

2. Tekstil, barang kulit dan alas kaki 77.80 65.86 48.46 72.50 81.53 74.19 77.03 74.26 80.11 74.37 78.37 78.98 77.94

3. Barang kayu dan hasil hutan lainnya 65.56 69.10 54.29 62.33 53.07 63.23 58.15 61.73 59.67 65.81 56.73 59.91 65.45

4. Kertas dan barang cetakan 85.00 57.00 78.33 75.29 67.80 76.38 83.57 89.56 83.63 86.38 71.63 84.14 77.57

5. Kimia dan barang dari karet 69.00 70.00 60.40 54.83 73.24 78.47 76.13 87.11 80.91 83.54 83.86 87.23 80.29

6. Semen dan barang galian bukan logam 79.00 38.33 51.67 68.00 98.50 73.00 100.00 80.00 90.00 99.00 92.33 80.00 75.50

7. Logam dasar, besi dan baja 62.50 79.67 68.57 59.00 63.93 68.23 69.71 76.45 73.17 68.67 74.29 77.64 68.00

8. Alat angkutan, mesin dan peralatannya 75.00 56.67 90.00 82.50 78.00 76.25 76.67 72.50 64.63 73.13 73.57 80.00 73.57

9. Barang Lainnya 70.57 70.18 74.67 81.25 64.18 66.00 72.13 73.57 67.13 68.00 69.55 71.88 67.80

B. Industri Migas

4444 LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIHLISTRIK, GAS DAN AIR BERSIHLISTRIK, GAS DAN AIR BERSIHLISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 35.00 60.00 30.50 63.33 83.82 68.71 61.36 72.29 64.56 64.83 78.49 76.06 82.99

A. Listrik 20.00 65.00 60.00 90.00 0.00 67.50 26.67 82.50 35.00 45.00 46.50 66.25 95.00

B. Gas 0.00 65.00 0.00 0.00 0.00 75.00 100.00 0.00 80.00 0.00 81.67 72.00 75.00

C. Air bersih 50.00 50.00 1.00 50.00 83.82 67.75 70.71 69.74 70.99 69.79 86.27 81.78 81.99

TOTAL SELURUH SEKTORTOTAL SELURUH SEKTORTOTAL SELURUH SEKTORTOTAL SELURUH SEKTOR 71.5271.5271.5271.52 63.3263.3263.3263.32 64.2064.2064.2064.20 69.9669.9669.9669.96 69.4969.4969.4969.49 70.7170.7170.7170.71 73.8973.8973.8973.89 74.3174.3174.3174.31 73.2673.2673.2673.26 73.6473.6473.6473.64 74.4774.4774.4774.47 78.1478.1478.1478.14 78.53 78.53 78.53 78.53

2007200720072007NoNoNoNo SEKTORSEKTORSEKTORSEKTOR

20112011201120112010201020102010

35

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – Tahun 2012

Pendorong inflasi pada kelompok inflasi inti tradeable (barang) menunjukkan bahwa

penurunan inflasi pada periode laporan cenderung disebabkan oleh menurunnya inflasi

kelompok non food. Sedangkan inflasi pada kelompok food justru mengalami

peningkatan, yang dipicu oleh peningkatan harga pada sub kelompok bahan makanan

jadi, minuman, rokok dan tembakau. Jika diidentifikasi per komoditas ditemukan bahwa

inflasi pada komoditas gula pasir dan rokok di sepanjang triwulan I-2012 signifikan

mempengaruhi peningkatan inflasi pada kelompok food.

Analisis selanjutnya pada perkembangan inflasi kelompok barang industri/pabrik dan

jasa mengindikasikan bahwa tekanan inflasi pada periode laporan berasal dari inflasi

kelompok industri/pabrik dibandingkan kelompok jasa. Jika ditelusuri lebih lanjut pada

komoditas penyumbang inflasi di masing – masing kelompok ditemukan bahwa hampir

seluruh komoditas pada sub kelompok sandang menyumbang inflasi pada kelompok

barang industri/pabrik, terutama untuk pakaian pria dan wanita dewasa.

Grafik 2.26

Perkembangan Inflasi Inti Tradeable & Non Tradeable

Grafik 2.27

Perkembangan Inflasi Inti – Exclude Gold Price

Sumber : BPS, data diolah. Sumber : BPS, data diolah.

-0.50

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

Jan

-11

Fe

b-1

1

Ma

r-1

1

Ap

r-1

1

Ma

y-1

1

Jun

-11

Jul-

11

Au

g-1

1

Se

p-1

1

Oct-

11

No

v-1

1

De

c-1

1

Jan

-12

Fe

b-1

2

Ma

r-1

2

Inti - Tradeable

(Barang)

Inti - Non Tradeable

(Jasa)

Core -Exc. Gold

-0.20

0.00

0.20

0.40

0.60

0.80

1.00

1.20

1.40

Jan

-11

Fe

b-1

1

Mar-

11

Ap

r-1

1

Ma

y-1

1

Jun

-11

Jul-

11

Au

g-1

1

Se

p-1

1

Oc

t-1

1

No

v-1

1

De

c-1

1

Jan

-12

Fe

b-1

2

Mar-

12

Core Inflation (mtm)

Core -Exc. Gold

Grafik 2.28 Perkembangan Komponen

Inflasi Inti Tradeable (Barang)

Grafik 2.29 Perkembangan Inflasi

Manufacturing Good & Services

Sumber : BPS, data diolah. Sumber : BPS, data diolah.

-0.60

-0.40

-0.20

0.00

0.20

0.40

0.60

0.80

1.00

1.20

1.40

1.60

Fe

b-1

1

Mar-

11

Ap

r-1

1

May

-11

Jun

-11

Jul-

11

Au

g-1

1

Se

p-1

1

Oc

t-1

1

No

v-1

1

De

c-1

1

Jan

-12

Fe

b-1

2

Mar-

12

TRADED

Food

Non Food

-1.00

-0.50

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

Fe

b-1

1

Ma

r-1

1

Ap

r-1

1

Ma

y-1

1

Jun

-11

Jul-

11

Au

g-1

1

Se

p-1

1

Oc

t-1

1

No

v-1

1

De

c-1

1

Jan

-12

Fe

b-1

2

Ma

r-1

2

Ap

r-1

2

MANUFACTURING

GOOD

SERVICES

36

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – 2011

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

BOKS 1

UPAYA PENGENDALIAN INFLASI MELALUI

STRATEGI PENGUATAN KETAHANAN PANGAN

DAN PEMANFAATAN PUSAT INFORMASI HARGA PANGAN STRATEGIS

Program Penguatan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur

Sebagai langkah utama pelaksanaan program penguatan ketahanan pangan daerah

telah dilakukan penandatanganan MOU antara Bupati Kab.Banyuwangi dengan Disperindag

Prov.Jawa Timur dihadapan Gubernur Jawa Timur pada tanggal 26 Maret 2012, yang terdiri

dari pengembangan industri kompetensi daerah melalui pendirian One Village One Product

(OVOP), Industri Kreatif dan Industri Agro.

Pusat Informasi Harga Pangan Strategis

Sebagai salah satu upaya pengendalian harga, Disperindag Jatim telah

menyediakan sistem informasi harga komoditas secara online, dengan data yang selalu

diperbaharui pada pukul 11.00 WIB untuk 38 kabupaten/kota di wilayah Jawa Timur. Sistem

tersebut beralamatkan di www.siskaperbapo.com. Selain menggunakan mekanisme akses

informasi melalui website, juga dapat menggunakan fasilitas short messaging services

(sms) ke 081217000021, dengan format SURABAYAKOTA(spasi)BERAS, yang akan

mendapat balasan sebagai berikut “Harga Beras di Surabayakota (14/10/2011)

Bengawan(kg):8720, Mentik(kg):9500, IR 64(kg):7380 -Disperindag Jatim”.Tercatat terdapat

18 komoditas yang dapat diakses perkembangan harganya di seluruh pasar utama pada

kabupaten/kota se-Jawa Timur (lihat tabel 1).

37

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – 2011

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Tabel 1. Daftar Komoditas pada www.siskaperbapo.com

No Komoditas Jenis No Komoditas Jenis

Bengawan Eks Impor

Mentik Lokal

IR 64 11 Indomie Indomie Rasa Kari Ayam

Luar Negeri Keriting

Dalam Negeri Biasa

Bimoli Botol / Kemasan (Sps) 620 ml Cabe Rawit

Tanpa Merk / Minyak Curah Bawang Merah

Bimoli botol/Kemasan (sps) 2 liter Bawang Putih

Daging Sapi Murni 14 Ikan Asin Ikan Asin Teri

Daging Ayam Broiler Kacang Hijau

Daging Ayam Kampung Kacang Tanah

Telur Ayam Ras / Petelur 16 Ketela Ketela Pohon

Telur Ayam Kampung Kol/Kubis

Merk Bendera Kentang

Merk Indomilk Tomat

Merk Bendera (Instant) Wortel

Merk Indomilk (Instant) Buncis

8 Jagung Jagung Pipilan Kering Semen Gresik

Bata Semen Tiga Roda

Halus Semen Holcim

Segitiga Biru (Kw Medium)

7

9

10

12

13

15

17

18

1

2

3

4

5

6

Kedelai

Cabe

Bawang

Kacang

Sayur

Semen

Susu Bubuk

Garam

Beras

Gula

Minyak Goreng

Daging

Telur

Susu

Bab 3Bab 3Bab 3Bab 3

PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN

PERBANKANPERBANKANPERBANKANPERBANKAN DAN DAN DAN DAN

SISTEMSISTEMSISTEMSISTEM PEMBAYARANPEMBAYARANPEMBAYARANPEMBAYARAN

38

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimur Triwulan I – 2012

3 PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM

PEMBAYARAN

Kinerja perbankan (Bank Umum dan BPR) di Jawa Timur pada Triwulan I-2012

menunjukkan perkembangan yang cukup stabil, tercermin dari tingkat pertumbuhan

indikator total aset, kredit dan DPK serta tingkat risiko kredit yang terjaga. Penyaluran

kredit oleh Bank Umum dan BPR mencatat pertumbuhan sebesar 19,65% (yoy) diiringi oleh

kualitas kredit atau rasio Non Performing Loans (NPLs) sebesar 3%. Fungsi intermediasi

perbankan yang tercermin pada Loan to Deposit Ratio (LDR) terjaga di kisaran 77,01%.

Peningkatan fungsi intermediasi tersebut terutama didorong oleh membaiknya

penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) oleh bank yang selanjutnya disalurkan melalui

kredit pada sektor produktif. Dengan mempertimbangkan pertumbuhan kredit di Triwulan I-

2012 yang sedikit melambat dibandingkan triwulan sebelumnya (22,07%), maka sektor

perbankan masih memberikan peluang untuk peningkatan pertumbuhan ekonomi Jawa

Timur yang pada triwulan ini berada pada level 7,19%.

TW I *) TW II *) Tw III *) Tw IV*) Tw.I

Total Aset (Triliun Rupiah) 262,29 276,41 287,12 299,63 311,21

Pertumbuhan (yoy %) 15,30 15,87 16,43 17,33 18,65

Pertumbuhan (qtq %) 2,71 5,38 3,88 4,36 3,86

Dana Pihak Ketiga (Triliun Rupiah) 218,52 228,35 235,87 252,42 256,99

Pertumbuhan (yoy %) 12,45 13,85 14,70 16,37 17,60

Pertumbuhan (qtq) 0,74 4,50 3,29 7,02 1,81

Kredit (Triliun Rupiah) 165,41 176,37 184,37 194,50 197,91

Pertumbuhan (yoy %) 22,05 19,71 20,45 22,07 19,65

Pertumbuhan (qtq) 3,81 6,63 4,53 5,49 1,75

LDR (%) 75,69 77,24 78,16 77,05 77,01

NPL (%) 3,41 3,59 3,50 2,92 3,00

*) angka diperbaiki

2012INDIKATOR BANK UMUM DAN BPR

2011

Perkembangan sistem pembayaran di wilayah Jawa Timur (KPwBI Surabaya,

KPwBI Malang, KPwBI Jember dan KPwBI Kediri) pada triwulan I-2012 menunjukkan

Tabel 3.1Tabel 3.1Tabel 3.1Tabel 3.1 Perkembangan Indikator Perbankan (Bank Umum & BPR) di Jawa TimurPerkembangan Indikator Perbankan (Bank Umum & BPR) di Jawa TimurPerkembangan Indikator Perbankan (Bank Umum & BPR) di Jawa TimurPerkembangan Indikator Perbankan (Bank Umum & BPR) di Jawa Timur

Sumber: Laporan Bank Umum- BI Surabaya, data diolah

39

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimur Triwulan I – 2012

peningkatan untuk transaksi tunai, sedangkan transaksi non-tunai menunjukkan

penurunan. Transaksi tunai mengalami net-inflow sebesar Rp6,27triliun dan meningkat

dibandingkan triwulan sebelumnya. Disisi lain, transaksi non-tunai melalui sistem BI-RTGS

dan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) menunjukkan penurunan dibandingkan

triwulan sebelumnya.

3.1. PERKEMBANGAN KINERJA BANK UMUM

Kinerja Bank Umum di Jawa Timur pada Triwulan I-2012 menunjukkan

perkembangan positif dan mencerminkan pelaksanaan fungsi intermediasi yang berjalan

dengan baik. Peningkatan kinerja Bank Umum di Jawa Timur tersebut terutama tercermin

dari pertumbuhan total aset dan DPK yang lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya.

Di sisi lain, meskipun pertumbuhan kredit mengalami perlambatan dibanding triwulan

sebelumnya, namun dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan kredit tahun 2010-2011

(19,40%) masih mencatat pertumbuhan yang lebih tinggi.

TW I TW II Tw III Tw IV Tw I

Total Aset (Juta Rupiah) 256,43 270,26 280,75 292,82 304,22

Pertumbuhan (yoy %) 15,86 22,42 20,87 17,30 18,64

Pertumbuhan (qtq %) 2,72 5,39 4,34 3,84 3,89

Dana Pihak Ketiga (Juta Rupiah) 214,94 224,62 232,03 248,38 252,81

Pertumbuhan (yoy %) 12,48 13,73 15,63 16,43 17,62

Pertumbuhan (qtq) 0,83 4,56 3,23 6,98 1,78

Kredit (Juta Rupiah) 161,12 171,76 179,54 189,65 192,75

Pertumbuhan (yoy %) 22,23 19,50 20,65 22,18 19,63

Pertumbuhan (qtq) 3,81 6,59 4,53 5,63 1,64

LDR (%) 74,96% 76,46% 77,38% 76,35% 76,25%

NPL (%) 3,36 3,55 3,47 2,89 2,96

INDIKATOR BANK UMUM2011 2012

Berdasarkan Tabel 3.2 di atas, tampak bahwa ketiga indikator kinerja perbankan di

Jawa Timur mengalami pertumbuhan dengan trend yang meningkat secara konsisten.

Sumber: Bank Indonesia, data diolah

Tabel 3.2Tabel 3.2Tabel 3.2Tabel 3.2 Perkembangan Indikator Perkembangan Indikator Perkembangan Indikator Perkembangan Indikator Bank UmumBank UmumBank UmumBank Umum di Jawa Timurdi Jawa Timurdi Jawa Timurdi Jawa Timur

40

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimur Triwulan I – 2012

Meskipun cenderung berfluktuasi, namun tingkat Loan to Deposit Ratio (LDR) bank

umum selama periode 2010 hingga Triwulan I-2012 menunjukkan tren yang terus

meningkat (grafik 3.1). Peningkatan ini terutama didorong oleh rata-rata pertumbuhan kredit

yang lebih tinggi daripada DPK, dimana pada Triwulan I-2012 LDR tercatat mencapai

76,25%. Berdasarkan kelompok bank, rasio LDR terbesar didominasi oleh kelompok Bank

Pemerintah dengan LDR sebesar 95,21%, diikuti oleh kelompok Bank Asing sebesar

74,92% dan Bank Swasta sebesar 61,29%. Sementara berdasarkan nominal, proporsi

penyaluran kredit masing-masing kelompok bank terhadap total kredit perbankan di Jawa

Timur didominasi oleh Bank Pemerintah sebesar 52,21%, Bank Swasta sebesar 42,20%

dan Bank Asing sebesar 5,60%.

GrGrGrGrafik 3.2afik 3.2afik 3.2afik 3.2 Perkembangan LDR per Kelompok BankPerkembangan LDR per Kelompok BankPerkembangan LDR per Kelompok BankPerkembangan LDR per Kelompok Bank

Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.1 Perkembangan LDRPerkembangan LDRPerkembangan LDRPerkembangan LDR

Grafik 3.4Grafik 3.4Grafik 3.4Grafik 3.4 Pertumbuhan Indikator Utama Perbankan Pertumbuhan Indikator Utama Perbankan Pertumbuhan Indikator Utama Perbankan Pertumbuhan Indikator Utama Perbankan (qtq)(qtq)(qtq)(qtq)

Sumber: Bank Indonesia, data diolah

Grafik 3.3Grafik 3.3Grafik 3.3Grafik 3.3 Pertumbuhan Indikator Utama Perbankan Pertumbuhan Indikator Utama Perbankan Pertumbuhan Indikator Utama Perbankan Pertumbuhan Indikator Utama Perbankan ((((yoy)yoy)yoy)yoy)

Sumber: Bank Indonesia, data diolah

Sumber: Bank Indonesia, data diolah Sumber: Bank Indonesia, data diolah

60,00

62,00

64,00

66,00

68,00

70,00

72,00

74,00

76,00

78,00

80,00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3

2010 2011 2012

LDR Bank Umum (%)LDR Bank Umum (%)LDR Bank Umum (%)LDR Bank Umum (%)

41

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimur Triwulan I – 2012

3.1.1. ASET DAN AKTIVA PRODUKTIF

Total aset Bank Umum pada Triwulan I-2012 menunjukkan peningkatan yang cukup

signifikan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya baik dari sisi nominal

maupun pertumbuhannya. Secara tahunan, total aset bank umum mengalami peningkatan

sebesar Rp47,79 triliun atau mengalami pertumbuhan sebesar 18,64% (yoy) dan 3,89%

(qtq). Pertumbuhan aset Bank Umum pada triwulan laporan ini relatif stabil dengan periode-

periode sebelumnya yaitu di kisaran 15%-20% (yoy) dan 3%-5% (qtq).

Stabilnya pertumbuhan total aset utamanya disebabkan oleh pertumbuhan aktiva

produktif khususnya penyaluran kredit selama 1 (satu) terakhir yang relatif meningkat.

Walaupun mengalami sedikit perlambatan dibandingkan Triwulan IV-2011, namun

diharapkan kedepannya kredit akan tetap bertumbuh seiring dengan kinerja perekonomian

Jawa Timur yang kondusif.

Pada Triwulan I-2012 ini, terjadi pertumbuhan yang cukup signifikan untuk pos

penempatan pada Bank Indonesia yaitu tumbuh 145,09% (yoy) atau 124,39% (qtq) dari

Rp2,714 triliun menjadi Rp6,652 triliun. Peningkatan tersebut terutama berasal dari

kelompok Bank Pembangunan Daerah (BPD) yang mengalami pertumbuhan hingga

197,78% (yoy). Diperkirakan, tingkat pertumbuhan DPK yang lebih tinggi dibandingkan

pertumbuhan kredit mendorong bank menempatkan kelebihan dana tersebut dalam bentuk

Penempatan pada BI, di samping untuk memenuhi kewajiban pemenuhan Giro Wajib

Minimum baik Primer maupun Sekunder.

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.6666 Proporsi Aktiva ProduktifProporsi Aktiva ProduktifProporsi Aktiva ProduktifProporsi Aktiva Produktif

Sumber: Bank Indonesia, data diolah

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.5555 Perkembangan Total Aset Bank UmumPerkembangan Total Aset Bank UmumPerkembangan Total Aset Bank UmumPerkembangan Total Aset Bank Umum

Sumber: Bank Indonesia, data diolah

42

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimur Triwulan I – 2012

3.1.2. DANA PIHAK KETIGA (DPK)

Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Umum di

Jawa Timur pada Triwulan I-2012 masih

menunjukkan pertumbuhan yang positif yaitu

tumbuh sebesar 17,62% (yoy) atau 1,78%

(qtq) menjadi Rp252,81 triliun. Secara

tahunan, pertumbuhan DPK terus

menunjukkan tren peningkatan, sedangkan

secara triwulanan, pertumbuhan DPK

berfluktuasi dengan siklus yang cenderung

melambat setiap awal triwulan. Dengan

mempertimbangkan siklus musiman tersebut,

diprediksi sepanjang tahun 2012 pertumbuhan DPK masih akan tetap meningkat

sebagaimana tahun-tahun sebelumnya.

Struktur DPK Bank Umum di Jawa Timur hingga Triwulan I-2012 masih

didominasi oleh tabungan (43,49%), deposito (39,56%) dan giro (16,95%). Secara historis,

terjadi pergeseran penghimpunan DPK selama 2 (dua) tahun terakhir yaitu yang semula

didominasi oleh deposito, namun sejak Triwulan IV-2010 sampai dengan sekarang

didominasi oleh tabungan. Disamping itu, tabungan juga memberikan kontribusi

pertumbuhan terbesar selama rata-rata 1 (satu) tahun terakhir yaitu tumbuh sebesar

22,15%.

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.7777 Pertumbuhan Dana Pihak KetigaPertumbuhan Dana Pihak KetigaPertumbuhan Dana Pihak KetigaPertumbuhan Dana Pihak Ketiga ((((yoyyoyyoyyoy))))

(5,00)

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

Jan

Fe

b

Ma

r

Ap

r

Me

i

Jun

Jul

Ag

ust

Se

p

Ok

t

No

p

De

s

Jan

Fe

b

Ma

r

Ap

r

Me

i

Jun

Jul

Ag

ust

Se

p

Ok

t

No

p

De

s

Jan

Fe

b

Ma

r

2010 2011 2012

DPK (yoy)

DPK (qtq)

Sumber: Bank Indonesia, data diolah

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.9999 Pertumbuhan Dana Pihak KetigaPertumbuhan Dana Pihak KetigaPertumbuhan Dana Pihak KetigaPertumbuhan Dana Pihak Ketiga ((((qtqqtqqtqqtq))))

Sumber: Bank Indonesia, data diolah Sumber: Bank Indonesia, data diolah

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.8888 Pertumbuhan Dana Pihak KetigaPertumbuhan Dana Pihak KetigaPertumbuhan Dana Pihak KetigaPertumbuhan Dana Pihak Ketiga ((((yoyyoyyoyyoy))))

43

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimur Triwulan I – 2012

Pemberian tingkat suku bunga bank umum

di Jawa Timur (khususnya untuk dana

mahal berupa deposito) searah dengan

kebijakan Bank Indonesia. Berdasarkan

grafik 3.12 terlihat bahwa penetapan suku

bunga deposito perbankan memiliki tren

yang menurun dan mencapai titik

terendahnya pada Triwulan I-2012 yaitu

sebesar 5,63%. Hal ini sesuai dengan

tujuan yang ingin dicapai oleh Bank

Indonesia yaitu meningkatkan efisiensi

perbankan sehingga dapat memberikan

suku bunga kredit yang kompetitif dan meningkatkan fungsi intermediasi perbankan.

3.1.3. KREDIT Penyaluran kredit oleh Bank Umum di Jawa Timur pada Triwulan I-2012 mengalami

peningkatan sebesar Rp31,63 triliun atau tumbuh 19,63% (yoy) dan 1,64% (qtq).

Pertumbuhan kredit pada periode ini relatif melambat dibandingkan periode sebelumnya

yang mencapai 5,63% (qtq). Meskipun demikian, dengan mempertimbangkan kondisi

perekonomian Jawa timur yang cukup stabil dan kondusif maka kredit diprediksi tetap akan

mengalami pertumbuhan.

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.10101010 Perkembangan DPK Per Jenis Simpanan (Rp.Juta)Perkembangan DPK Per Jenis Simpanan (Rp.Juta)Perkembangan DPK Per Jenis Simpanan (Rp.Juta)Perkembangan DPK Per Jenis Simpanan (Rp.Juta)

Sumber: Bank Indonesia, data diolah

Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.12222 Perbandingkan Suku Bunga Simpanan Perbandingkan Suku Bunga Simpanan Perbandingkan Suku Bunga Simpanan Perbandingkan Suku Bunga Simpanan –––– BI RateBI RateBI RateBI Rate

Sumber: Bank Indonesia, data diolah

Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.11111 Komposisi DPK Bank Umum Komposisi DPK Bank Umum Komposisi DPK Bank Umum Komposisi DPK Bank Umum (%)(%)(%)(%)

Sumber: Bank Indonesia, data diolah

GIRO

15,90%

DEPOSITO

39,78%

TABUNGAN

44,32%

Tw.IV-2011

GIRO

16,95%

DEPOSITO

39,56%

TABUNGAN

43,49%

Tw.I-2012

44

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimur Triwulan I – 2012

Berdasarkan jenisnya, kredit di Jawa Timur pada laporan masih didominasi oleh

kredit produktif yaitu kredit modal kerja dengan jumlah mencapai Rp112,31 triliun atau

sebesar 58,27% dari total kredit, disusul kemudian oleh kredit konsumsi sebesar Rp 54,32

triliun dengan proporsi 28,18% serta kredit investasi sebesar Rp 26,13 triliun dengan

proporsi 13,55%. Pertumbuhan kredit paling tinggi pada periode ini terjadi pada kredit

konsumsi dengan pertumbuhan sebesar 22,87% (yoy) disusul kredit investasi sebesar

21,24%, sedangkan kredit modal kerja terjadi perlambatan pertumbuhan dibanding triwulan

sebelumnya, namun masih relatif stabil di level 17,77% (yoy).

Dibandingkan triwulan IV-2012, perubahan proporsi kredit hanya terjadi untuk kredit

konsumsi dari 27,47% (triwulan IV-2012) menjadi 28,12% dan kredit modal kerja dari

27,47% menjadi 28,18%, sementara proporsi kredit investasi tetap stabil di kisaran 13%.

Walaupun pertumbuhan kredit modal kerja mengalami sedikit perlambatan, namun

berdasarkan nominal selama 1 (satu) tahun terakhir, kredit modal kerja tetap menjadi

penyumbang terbesar penyaluran kredit di Jawa Timur dengan proporsi yang stabil di

kisaran 58%-60%. Hal ini menunjukkan bahwa perbankan Jawa Timur turut berperan aktif

dalam mendorong aktivitas dunia usaha melalui penyaluran kredit yang bersifat produktif.

Sementara menurut kelompok bank, Bank Pemerintah masih menjadi penyalur kredit

terbesar dengan proporsi 5,21% disusul oleh Bank Swasta sebesar 42,20% dan Bank Asing

sebesar 5,60%. Berdasarkan data penyaluran kredit selama 1 (satu) tahun terakhir, terjadi

pergeseran proporsi penyaluran kredit berdasarkan kelompok bank, seiring dengan

meningkatnya pertumbuhan penyaluran kredit oleh Bank Swasta sebesar 26,29% (yoy)

Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.13333 Pertumbuhan Kredit (yoy)Pertumbuhan Kredit (yoy)Pertumbuhan Kredit (yoy)Pertumbuhan Kredit (yoy)

Sumber: Bank Indonesia, data diolah

Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.14444 PertumbuhanPertumbuhanPertumbuhanPertumbuhan KreditKreditKreditKredit(qtq)(qtq)(qtq)(qtq)

Sumber: Bank Indonesia, data diolah

45

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimur Triwulan I – 2012

pada Triwulan I-2012 sehingga proporsi kredit Bank Swasta meningkat dari 39,97%

(Triwulan I-2011) menjadi 42,20% pada periode ini. Hal ini menunjukkan tingkat persaingan

yang semakin kondusif antara kelompok bank sehingga dapat meningkatkan kualitas

penyaluran kredit kepada masyarakat.

Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.15555 Proporsi Penyaluran Kredit Berdasarkan Jenis Proporsi Penyaluran Kredit Berdasarkan Jenis Proporsi Penyaluran Kredit Berdasarkan Jenis Proporsi Penyaluran Kredit Berdasarkan Jenis

PenggunaanPenggunaanPenggunaanPenggunaan

Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.16666 Proporsi Penyaluran Kredit Berdasarkan Kelompok Proporsi Penyaluran Kredit Berdasarkan Kelompok Proporsi Penyaluran Kredit Berdasarkan Kelompok Proporsi Penyaluran Kredit Berdasarkan Kelompok

BankBankBankBank

Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.18888 Pertumbuhan Kredit Per Jenis PenggunaanPertumbuhan Kredit Per Jenis PenggunaanPertumbuhan Kredit Per Jenis PenggunaanPertumbuhan Kredit Per Jenis Penggunaan

(qtq(qtq(qtq(qtq))))

Sumber: Bank Indonesia, data diolah

Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.17777 Pertumbuhan Kredit Per Jenis Penggunaan Pertumbuhan Kredit Per Jenis Penggunaan Pertumbuhan Kredit Per Jenis Penggunaan Pertumbuhan Kredit Per Jenis Penggunaan

(yoy(yoy(yoy(yoy))))

Sumber: Bank Indonesia, data diolah

46

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimur Triwulan I – 2012

Berdasarkan sektor ekonomi, penyaluran kredit bank umum paling besar disalurkan

kepada sektor-sektor yang mendominasi struktur perekonomian di Jatim, seperti sektor

Industri Pengolahan serta sektor Perdagangan Besar dan Eceran dengan proporsi masing-

masing sebesar 27,22% dan 22,65%. Sementara apabila dilihat dari angka

pertumbuhannya, peningkatan penyaluran kredit tertinggi adalah pada sektor jasa

perorangan yang melayani rumah tangga, sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial

budaya, serta sektor perantara keuangan dengan pertumbuhan masing-masing sebesar

91,03%, 64,14%, dan 53,14% (yoy).

GrafikGrafikGrafikGrafik 3.13.13.13.19999 Proporsi Kredit SektoralProporsi Kredit SektoralProporsi Kredit SektoralProporsi Kredit Sektoral

Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.21111 Perbandingkan Suku Bunga Kredit & BI Perbandingkan Suku Bunga Kredit & BI Perbandingkan Suku Bunga Kredit & BI Perbandingkan Suku Bunga Kredit & BI raterateraterate

Sumber: Bank Indonesia, data diolah

Sumber: Bank Indonesia, data diolah

Sumber: Bank Indonesia, data diolah

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.20202020 Perkembangan Kredit Sektoral (yoy)Perkembangan Kredit Sektoral (yoy)Perkembangan Kredit Sektoral (yoy)Perkembangan Kredit Sektoral (yoy)

47

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimur Triwulan I – 2012

Sementara itu, penyaluran kredit berdasarkan dati II (kab/kota) di Jawa Timur

didominasi oleh kota Surabaya (56,18%), diikuti oleh kota Malang (8,48%), kota Kediri

(5,29%), kab Jember (4,20%) dan kab Gresik (2,74%). Namun berdasarkan

pertumbuhannya, secara tahunan pertumbuhan tertinggi terdapat di kab Kediri (149,98%),

diikuti oleh kab Madiun (107,63%) dan kab Malang (56,45%).

3.1.4 Kredit Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

Pengembangan kelompok Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) tidak terlepas

dari dukungan industri perbankan terutama dalam hal penyaluran kredit kepada kelompok

dimaksud. Selain dapat mendorong perekonomian Jawa Timur, tingginya UMKM di Jawa

Timur juga merupakan pasar potensial bagi perbankan untuk meningkatkan ekspansi

penyaluran kredit.

Terkait dengan hal tersebut di atas, Bank Indonesia bersama Pemerintah Daerah

terus berupaya untuk memfasilitasi serta menyusun kebijakan-kebijakan yang diharapkan

dapat mendorong peningkatan penyaluran kredit UMKM. Beberapa upaya yang telah

dilakukan antara lain pembentukan PT. Jamkrida (lembaga penjaminan kredit daerah) untuk

memberikan jaminan kredit kepada UMKM yang feasible namun belum bankable dan

penyaluran kredit linkage. Upaya lain yang dilakukan oleh Bank Indonesia Surabaya yaitu

pemberian bantuan teknis/pelatihan dan pendampingan kepada UMKM untuk memperoleh

pembiayaan dari perbankan dengan mengoptimalkan fungsi Konsultan Keuangan Mitra

Bank (KKMB), pengembangan klaster komoditas potensial, serta Program Kerjasama

Sertifikasi Tanah antara Bank Indonesia dan Badan Pertanahan Nasional (BPN) yang

bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas kredit UMKM.

Tabel 3.3Tabel 3.3Tabel 3.3Tabel 3.3 PePePePenyaluran Kredit pada kab/kota Dominan di Jawa Timurnyaluran Kredit pada kab/kota Dominan di Jawa Timurnyaluran Kredit pada kab/kota Dominan di Jawa Timurnyaluran Kredit pada kab/kota Dominan di Jawa Timur

Sumber: Bank Indonesia, data diolah

Dati II

2012 2012

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Jan Feb Mar Tw II Tw III Tw IV Tw I

Total 161,12 171,76 179,54 189,65 192,75 22,82 21,37 19,63 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%

Kab. Gresik 3,98 4,28 4,84 5,79 5,27 49,70 45,73 32,54 2,49% 2,69% 3,05% 2,74%

Kab. Jember 6,40 6,95 7,51 8,15 8,24 31,36 26,38 28,70 4,05% 4,18% 4,30% 4,27%

Kab. Malang 0,38 0,47 0,52 0,57 0,59 59,07 60,70 56,45 0,27% 0,29% 0,30% 0,31%

Kab. Kediri 0,15 0,19 0,25 0,32 0,37 160,92 160,81 149,98 0,11% 0,14% 0,17% 0,19%

Kab. Madiun 0,04 0,06 0,07 0,08 0,09 127,09 120,60 107,63 0,04% 0,04% 0,04% 0,05%

Kota Surabaya 91,98 98,62 99,84 105,86 107,72 20,12 18,80 17,12 57,42% 55,61% 55,82% 55,89%

Kota Malang 13,61 14,26 15,24 16,31 16,45 23,58 23,87 20,89 8,30% 8,49% 8,60% 8,54%

Kota Kediri 7,28 7,28 10,27 10,54 10,90 46,04 35,48 49,71 4,24% 5,72% 5,56% 5,66%

2011

nominal kredit (triliun rupiah)

Provinsi Jawa

Timur

2011

pangsayoy (%)

2012

48

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimur Triwulan I – 2012

Upaya-upaya Pemerintah Daerah dan Bank Indonesia tersebut telah mulai

membuahkan hasil yang tercermin dari meningkatnya nominal penyaluran kredit UMKM

secara konsisten dengan kualitas kredit yang baik.

Sampai dengan akhir Triwulan I-2012, penyaluran total kredit UMKM1 di Jawa Timur

mencapai Rp63,21 triliun atau tumbuh sebesar 12,23%% (yoy) dan 1,39% (qtq). Searah

dengan pertumbuhan total kredit, pada periode ini pertumbuhan kredit UMKM (qtq) juga

relatif melambat dibandingkan triwulan sebelumnya, meskipun masih dalam tingkat

pertumbuhan yang positif.

Walaupun terus menunjukkan pertumbuhan secara konsisten, namun proporsi

penyaluran kredit UMKM terhadap total kredit masih belum sebanding dengan pertumbuhan

total kredit itu sendiri. Tercatat pada periode ini, proporsi kredit UMKM mencapai 32,79%

dari total kredit, sedikit menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 32,87%.

Hal ini menunjukkan bahwa upaya-upaya pengembangan UMKM melalui perluasan akses

ke sektor perbankan masih harus dioptimalkan.

Proporsi penyaluran kredit UMKM oleh Bank Umum di Jawa Timur didominasi oleh

Bank Pemerintah sebesar 57,67% dengan jumlah mencapai Rp 36,46 triliun, disusul

kemudian oleh Bank Swasta dan Bank Asing dengan besar masing-masing Rp26,06 triliun

(41,23%) dan Rp693 miliar (1,10%). Bank swasta secara bertahap mulai meningkatkan

penyaluran kredit UMKM seiring dengan arahan kebijakan dari Pemerintah Daerah. Hal ini

tercermin dari peningkatan proporsi kredit UMKM oleh Bank Swasta dari 36,91% (Triwulan

I-2011) menjadi 41,23% (Triwulan I-2012).

1 mengacu pada definisi UMKM berdasarkan UU No.20 tahun 2008 tentang UMKM

Sumber: Bank Indonesia

Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.22222 Perkembangan Kredit UMKMPerkembangan Kredit UMKMPerkembangan Kredit UMKMPerkembangan Kredit UMKM

Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.23333 Proporsi Kredit UMKM Berdasarkan Proporsi Kredit UMKM Berdasarkan Proporsi Kredit UMKM Berdasarkan Proporsi Kredit UMKM Berdasarkan BankBankBankBank

Sumber: Bank Indonesia

49

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimur Triwulan I – 2012

KREDIT USAHA RAKYAT (KUR)2

Hingga akhir periode laporan, perkembangan penyaluran KUR di Jawa Timur terus

menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Berdasarkan data Kementerian Koordinator

Perekonomian RI, realisasi penyaluran KUR hingga Tw I-2012 mencapai Rp10,83 triliun

dengan jumlah debitur sebanyak 1.059.683 nasabah atau tumbuh sebesar 78,92% (yoy)

dan 10,15% (qtq) dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Kondisi ini masih memposisikan provinsi Jawa Timur pada urutan pertama daerah

penyalur KUR dengan plafon tertinggi secara nasional (28,54%), disusul oleh Jawa Tengah

dan Jawa Barat dengan plafon masing-masing sebesar Rp 9,28 triliun dan Rp 8,35 triliun.

Sampai dengan akhir periode laporan tercatat outstanding / baki debet KUR di Jatim

sebesar Rp 5 triliun, meningkat sebesar 66,30% (yoy) dan 4,44% (qtq) dibandingkan

dengan Triwulan IV-2011 yang tercatat sebesar Rp 4,78 triliun.

Sementara itu, khusus penyaluran KUR untuk TKI, hingga triwulan laporan masih

relatif minim, yaitu sekitar Rp1,77 miliar atau sebesar 0,02% dari total penyaluran KUR di

Jawa Timur.

3.2. STABILITAS SISTEM PERBANKAN

Stabilitas sistem perbankan yang merupakan bagian dari stabilitas sistem keuangan

memegang peranan penting untuk mewujudkan perekonomian yang kuat dan stabil. Hasil

penilaian terhadap kondisi sistem keuangan menunjukkan bahwa stabilitas sistem

keuangan tetap terjaga di tengah dinamika perkembangan perekonomian global. Baiknya

2 KUR merupakan kredit/pembiayaan kepada kelompok Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam bentuk

pemberian kredit modal kerja dan kredit investasi yang didukung fasilitas penjaminan untuk usaha produktif.

Sumber: Kementrian Koordinator Perekonomian

Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.24444 5 Besar5 Besar5 Besar5 Besar ProvinsiPenyalur KURProvinsiPenyalur KURProvinsiPenyalur KURProvinsiPenyalur KUR

Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.25555 PerkembanganPenyaluran KUR di JatimPerkembanganPenyaluran KUR di JatimPerkembanganPenyaluran KUR di JatimPerkembanganPenyaluran KUR di Jatim

Sumber: KementrianKoordinatorPerekonomian

0

200.000

400.000

600.000

800.000

1.000.000

1.200.000

0,00

2.000.000,00

4.000.000,00

6.000.000,00

8.000.000,00

10.000.000,00

12.000.000,00

Tw I

Tw I

I

Tw I

II

Tw I

V

Jan

ua

ri

Fe

bru

ari

Tw I

2011 2012

Jml Rek. Debitur Plafon Outstanding

JAWA TIMUR

28,54%

JAWA TENGAH

27,38%

JAWA BARAT

24,02%

SULSEL

10,56%

SUMUT

9,50%

50

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimur Triwulan I – 2012

kondisi sistem keuangan didukung oleh kinerja perbankan yang cukup menggembirakan.

Kinerja positif perbankan antara lain tercermin dari aspek permodalan dan profitabilitas yang

semakin kuat. Di samping itu, kualitas intermediasi juga semakin baik yang ditunjukkan dari

meningkatnya penyaluran kredit produktif.

Stabilitas industri perbankan yang tercermin dari berbagai risiko yang dihadapi dalam

pelaksanaan transaksi perbankan selama Triwulan I-2012 secara umum relatif stabil dan

terjaga. Peningkatan DPK sebesar 17,60% (yoy) masih diimbangi dengan kecukupan alat

likuid bank untuk mengantisipasi adanya penarikan likuiditas. Sementara potensi risiko

kredit yang tercermin dari rasio Non Performing Loans (NPL) relatif stabil di kisaran 3%-

3,5%. Peningkatan penyaluran kredit yang diimbangi dengan terjaganya rasio NPL

mengindikasikan adanya peningkatan stabilitas sistem perbankan yang didukung oleh

kesadaran masyarakat dalam melaksanakan kewajibannya sebagai debitur.

Sementara itu, risiko lain yang masih harus diwaspadai adalah adanya risiko

operasional yang terkait dengan mekanisme proses internal, kesalahan manusia, kegagalan

sistem dan atau kejadian–kejadian yang mempengaruhi operasional bank. Untuk itu, perlu

adanya optimalisasi fungsi pengawasan atas kegiatan operasional perbankan baik oleh

internal bank melalui fungsi Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) maupun oleh pihak eksternal.

Beberapa program peningkatan perlindungan dan pemberdayaan nasabah yang terdiri

atas Transparansi Produk, Penyelesaian Pengaduan, Mediasi Perbankan, dan Edukasi

Konsumen masih menjadi upaya yang terus dilakukan oleh Bank Indonesia untuk

mendorong terciptanya iklim perbankan yang kondusif dengan cara mendorong peningkatan

kualitas pelayanan perbankan maupun perlindungan konsumen.

3.2.1. RISIKO KREDIT

Risiko kredit perbankan yang tercermin dari rasio kredit bermasalah terhadap total

kredit atau Non Performing Loan (NPL) di Jawa Timur pada periode laporan sedikit

meningkat dibandingkan periode sebelumnya namun masih terkendali yaitu dari 2,89%

menjadi 2,96% atau secara nominal meningkat sebesar Rp222,64 milyar. Berdasarkan

Tabel 3.Tabel 3.Tabel 3.Tabel 3.4444 Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan NPL NPL NPL NPL perperperper----Kelompok BankKelompok BankKelompok BankKelompok Bank

Sumber: Bank Indonesia

2012

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I

NPL Bank Umum (%) 3,01 2,88 3,04 2,96 3,36 3,55 3,47 2,89 2,96

Bank Pemerintah 2,74 2,67 2,99 3,14 3,77 4,10 4,37 3,69 4,09

Bank Swasta 2,71 2,56 2,53 2,35 2,57 2,64 2,13 1,71 0,85

Bank Asing 6,64 6,57 7,11 5,55 5,18 4,88 4,46 4,18 8,40

2010 2011Kelompok Bank

51

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimur Triwulan I – 2012

kelompok bank, persentase NPL tertinggi masih tercatat pada kelompok bank asing yang

mencapai 4,12%, disusul kemudian oleh kelompok bank pemerintah dan bank swasta

dengan rasio NPL masing-masing sebesar 3,90% dan 1,66%. Sementara itu berdasarkan

jenis penggunaannya, NPL kredit tertinggi terjadi pada kredit modal kerja dengan

prosentase sebesar 2,13%, disusul oleh kredit konsumsi sebesar 0,47% dan kredit investasi

sebesar 0,36%.

Secara individual debitur, kredit konsumsi merupakan kredit yang memiliki tingkat

risiko terbesar karena bukan merupakan sektor produktif sehingga jaminan terhadap

pengembalian kredit lebih kecil dibandingkan kredit produktif. Namun secara aggregat

perbankan, kredit konsumsi memiliki tingkat risiko yang lebih rendah dibandingkan kredit

lainnya karena risiko kredit tersebar pada banyak debitur sehingga dapat meminimalkan

signifikansi default debitur kredit konsumsi.

Secara sektoral, penyaluran kredit terbesar yang dilakukan oleh Bank Umum hingga

akhir Triwulan I-2012 tertuju pada sektor Penerima Kredit Bukan lapangan Usaha, Industri

Pengolahan, serta Perdagangan Besar dan Eceran dengan proporsi masing-masing

sebesar 28,18%, 27,22% dan 22,65%.

Sumber: Bank Indonesia

Grafik 3.25Grafik 3.25Grafik 3.25Grafik 3.25 Perkembangan NPL Bank UmumPerkembangan NPL Bank UmumPerkembangan NPL Bank UmumPerkembangan NPL Bank Umum

Grafik 3.26Grafik 3.26Grafik 3.26Grafik 3.26 Perkembangan NPL per Jenis Penggunaan Perkembangan NPL per Jenis Penggunaan Perkembangan NPL per Jenis Penggunaan Perkembangan NPL per Jenis Penggunaan

Sumber: Bank Indonesia

52

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimur Triwulan I – 2012

Sementara untuk 8 (delapan) sektor lainnya yaitu jasa kesehatan dan kegiatan sosial, listrik,

gas dan air, jasa pendidikan, perikanan, badan internasional dan badan ekstra internasional

lainnya, administrasi pemerintahan, jasa perorangan yang melayani rumah tangga, serta

sektor lain-lain, masing-masing hanya memiliki proporsi kurang dari 0,5%terhadap total

penyaluran kredit.

Dari sisi pertumbuhan tahunan, peningkatan penyaluran kredit tertinggi terdapat pada

Sektor Perorangan yang Melayani Jasa Rumah Tangga sebesar 91,03% (yoy), Jasa

Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 64,14%, dan Perantara Keuangan sebesar 53,14%

(yoy). Sementara sektor usaha yang justru mengalami perlambatan adalah sektor

perikanan, sektor jasa pendidikan, dan sektor kegiatan yang belum jelas batasannya.

GrafikGrafikGrafikGrafik 3.273.273.273.27 Sektor dengan Penyaluran Kredit Terbesar (Juta Rupiah)Sektor dengan Penyaluran Kredit Terbesar (Juta Rupiah)Sektor dengan Penyaluran Kredit Terbesar (Juta Rupiah)Sektor dengan Penyaluran Kredit Terbesar (Juta Rupiah)

Sumber: Bank Indonesia

GrafikGrafikGrafikGrafik 3.283.283.283.28 Sektor dengan Pertumbuhan Penyaluran Kredit Terbesar (% yoy)Sektor dengan Pertumbuhan Penyaluran Kredit Terbesar (% yoy)Sektor dengan Pertumbuhan Penyaluran Kredit Terbesar (% yoy)Sektor dengan Pertumbuhan Penyaluran Kredit Terbesar (% yoy)

53

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimur Triwulan I – 2012

NPL terbesar dimiliki oleh sektor pertambangan dan penggalian dengan NPL sebesar

9,50%, disusul kemudian oleh sektor perikanan dan jasa perorangan yang melayani rumah

tangga masing-masing sebesar 8,32% dan 5,45%. Sementara berdasarkan nominal,

penyumbang terbesar NPL pada Triwulan I 2012 searah dengan proporsi penyaluran kredit

yaitu sektor industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran serta penerima kredit

bukan lapangan usaha.

Sementara itu, berdasarkan series NPL selama 1 (satu) tahun terakhir, terdapat

beberapa perkembangan signifikan yaitu perbaikan rasio NPL untuk sektor perdagangan

besar dan eceran (dari 1,21% pada Triwulan I-2011 menjadi 0,85% pada periode laporan),

dan di sisi lain memburuknya kinerja debitur di sektor pertambangan dan penggalian

(meningkat dari 0,01% pada Triwulan I-2011 menjadi 0,06% pada periode laporan).

Sehubungan dengan berlakunya Surat Edaran Bank Indonesia No.14/10/DPNP

tanggal 15 Maret 2012 perihal Penerapan Manajemen Risiko pada Bank yang Melakukan

Pemberian Kredit Pemilikan Rumah dan Kredit Kendaraan Bermotor, perbankan perlu untuk

mengevaluasi kembali portofolio kredit properti yang dimiliki karena akan berpengaruh

terhadap maksimum pemberian kredit yang diberikan, kecukupan agunan, serta

pencadangan.

GrafikGrafikGrafikGrafik 3.293.293.293.29 NPL per Sektor EkonomiNPL per Sektor EkonomiNPL per Sektor EkonomiNPL per Sektor Ekonomi

2%

0%2%

35%

0%

3%29%

1%

5%

0%1%

0%

0%

0% 1%

0%0%

4%

16%

0%

PERTANIAN, PERBURUAN DAN KEHUTANAN

PERIKANAN

PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN

INDUSTRI PENGOLAHAN

LISTRIK, GAS DAN AIR

KONSTRUKSI

PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN

PENYEDIAAN AKOMODASI DAN PENYEDIAAN MAKAN MINUM

TRANSPORTASI, PERGUDANGAN DAN KOMUNIKASI

PERANTARA KEUANGAN

REAL ESTATE, USAHA PERSEWAAN, DAN JASA PERUSAHAAN

ADMINISTRASI PEMERINTAHAN, PERTAHANAN DAN JAMINAN SOSIAL

WAJIBJASA PENDIDIKAN

JASA KESEHATAN DAN KEGIATAN SOSIAL

JASA KEMASYARAKATAN, SOSIAL BUDAYA, HIBURAN DAN PERORANGAN

LAINNYAJASA PERORANGAN YANG MELAYANI RUMAH TANGGA

BADAN INTERNASIONAL DAN BADAN EKSTRA INTERNASIONAL LAINNYA

KEGIATAN YANG BELUM JELAS BATASANNYA

PENERIMA KREDIT BUKAN LAPANGAN USAHA

Lain-lain

54

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimur Triwulan I – 2012

3.2.2. RISIKO LIKUIDITAS

Risiko likuiditas perbankan di Jawa Timur pada Triwulan I-2012 secara umum relatif

terjaga. Cash Ratio yang mencerminkan kemampuan perbankan Jawa Timur dalam

melunasi kewajiban jangka pendek dengan aktiva likuid yang dimilikinya sebesar 6,09%

atau mengalami perbaikan dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat sebesar 5,34%.

Membaiknya cash ratio perbankan disebabkan peningkatan penempatan pada BI sehingga

meningkatkan cadangan bank untuk memenuhi kewajiban jangka pendek khususnya

kepada pihak ketiga.

Namun demikian, perlu diperhatikan preferensi penempatan dana masyarakat pada

instrumen simpanan perbankan. Proporsi dana pihak ketiga bank pada triwulan ini adalah

tabungan sebesar 43,12% disusul oleh deposito dan giro masing-masing sebesar 39,34%

dan 17,54%. Cukup tingginya komposisi deposito tersebut perlu menjadi perhatian karena

terkait dengan kemampuan likuiditas bank untuk memenuhi pencairan deposito khususnya

yang berjangka waktu pendek.

Berdasarkan jangka waktunya, terdapat 49,89% atau Rp50,14 triliun deposito memiliki

jangka waktu s.d 1 bulan dan hanya 6,38% atau Rp6,41 triliun yang memiliki jangka waktu

lebih besar atau sama dengan 1 tahun. Hal ini menyebabkan bank harus memiliki cadangan

yang cukup untuk mengantisipasi adanya pencairan deposito berjangka waktu 1 bulan

tersebut sehingga berpotensi risiko likuiditas terhadap perbankan.

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.30303030 Money Position Perbankan di Jawa TimurMoney Position Perbankan di Jawa TimurMoney Position Perbankan di Jawa TimurMoney Position Perbankan di Jawa Timur

Sumber: Bank Indonesia

Aktiva Lancar meningkat dari Rp13,77

triliun pada triwulan sebelumnya

menjadi Rp16,12 triliun (13,83%-qtq).

Komposisi aktiva lancar terbesar berupa

kas sebesar Rp5,74 triliun, disusul dengan

penempatan pada bank lain dan Bank

Indonesia masing–masing sebesar Rp3,73

triliun dan Rp6,65 triliun. Sementara

pasiva lancar sebesar Rp264,55 triliun

yang didominasi oleh dana pihak ketiga.

55

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimur Triwulan I – 2012

3.3. PERBANKAN SYARIAH

Terus tumbuh dan berkembangnya kegiatan usaha perbankan syariah di Provinsi

Jawa Timur didukung oleh pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang terus menunjukkan

perkembangan positif, serta masih terbukanya potensi pengembangan pasar perbankan

syariah di Jawa Timur. Selain itu, peningkatan kinerja perbankan syariah di Jawa Timur juga

dapat menjadi indikasi meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap Bank Syariah.

Sumber: Bank Indonesia

Grafik 3.3Grafik 3.3Grafik 3.3Grafik 3.33333 Perkembangan Indikator Perbankan SyariahPerkembangan Indikator Perbankan SyariahPerkembangan Indikator Perbankan SyariahPerkembangan Indikator Perbankan Syariah (yoy)(yoy)(yoy)(yoy)

Sumber: Bank Indonesia

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.32323232 Perkembangan Indikator Perbankan SyariahPerkembangan Indikator Perbankan SyariahPerkembangan Indikator Perbankan SyariahPerkembangan Indikator Perbankan Syariah (qtq)(qtq)(qtq)(qtq)

Walaupun trend pertumbuhan dana

pihak ketiga di Jawa Timur (yoy) masih

didominasi oleh tabungan sebesar

22,15% dan disusul oleh deposito

sebesar 13,22%, namun perbankan

diharapkan tetap menjaga asset and

liability management (ALMA),

melakukan pengendalian risiko

likuiditas serta menjaga komposisi

penghimpunan DPK sehingga dapat

meminimalkan risiko likuiditas.

GGGGrafik 3.rafik 3.rafik 3.rafik 3.31313131 Money PMoney PMoney PMoney Position Perbankan di Jawa Timurosition Perbankan di Jawa Timurosition Perbankan di Jawa Timurosition Perbankan di Jawa Timur

Sumber: Bank Indonesia

56

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimur Triwulan I – 2012

Secara umum, indikator kinerja utama Perbankan Syariah di Jawa Timur yang terdiri

atas aset, Dana Pihak Ketiga (DPK) dan pembiayaan mencatat pertumbuhan walaupun

melambat dibandingkan periode sebelumnya. Aset tumbuh sebesar 49,27% (yoy) dan

3,05% (qtq) dari Rp 11,65 triliun pada Triwulan IV-2011 menjadi Rp 12,0 triliun pada

Triwulan I-2012. Sementara itu, dana masyarakat yang disimpan pada Bank Syariah di

Jawa Timur tumbuh 48,38% (yoy) dan 0,99% (qtq), atau meningkat dari sebesar Rp 9,23

triliun menjadi Rp 9,32 triliun.

Berdasarkan komposisinya, peningkatan dana masyarakat didorong oleh cukup

tingginya pertumbuhan ketiga jenis simpanan yaitu giro, tabungan dan deposito yang

masing–masing secara tahunan (yoy) tumbuh sebesar 78,52%, 119,36%, dan 0,09%.

Secara triwulanan, pertumbuhan dari masing-masing Dana Pihak Ketiga Bank Syariah

adalah 33,46% (qtq) untuk giro, 45,98% (qtq) untuk tabungan, dan -31,73% (qtq) untuk

deposito. Pada triwulan ini terjadi pergeseran bentuk simpanan dari deposito menjadi

tabungan sehingga dapat mengurangi potensi risiko likuiditas akibat pencairan deposito

jangka pendek.

Selama Tw I-2012 penyaluran pembiayaan tumbuh 1,02% (qtq) atau 44,91% (yoy)

dengan baki debet sebesar Rp 8,93 triliun. Berdasarkan jenisnya, penyaluran pembiayaan

konsumsi masih mengambil proporsi terbesar dengan prosentase mencapai 42,86% dari

total pembiayaan yang disalurkan Bank Syariah di Jawa Timur, disusul kemudian oleh

pembiayaan modal kerja 40,28% dan pembiayaan investasi 16,86%.

Grafik 3.3Grafik 3.3Grafik 3.3Grafik 3.34444 Proporsi DPK Perbankan Syariah Proporsi DPK Perbankan Syariah Proporsi DPK Perbankan Syariah Proporsi DPK Perbankan Syariah

di Jawa Timurdi Jawa Timurdi Jawa Timurdi Jawa Timur

Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia

Grafik 3.3Grafik 3.3Grafik 3.3Grafik 3.35555 Pertumbuhan DPK Perbankan Syariah Pertumbuhan DPK Perbankan Syariah Pertumbuhan DPK Perbankan Syariah Pertumbuhan DPK Perbankan Syariah (yoy)(yoy)(yoy)(yoy)

57

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimur Triwulan I – 2012

Besarnya proporsi pembiayaan konsumsi Bank Syariah di Jawa Timur antara lain

didorong oleh ekspansi kepada kebutuhan pembiayaan kepemilikan rumah/properti, serta

kepemilikan kendaraan bermotor. Namun perbankan syariah telah mulai meningkatkan

proporsi pembiayaan produktif, yang tercermin pada peningkatan proporsi pembiayaan

modal kerja pada Triwulan I-2012 sebesar 36,59% (Triwulan I-2011) menjadi 40,28% pada

periode laporan atau meningkat 59,59% (yoy) dan 4,15% (qtq), serta pembiayaan investasi

yang tercatat sebesar 15,17% (Triwulan I-2011) menjadi 16,86% pada periode laporan atau

meningkat 61,08% (yoy) dan 7,41% (qtq).

Kinerja penyaluran pembiayaan yang cukup baik tersebut diiringi dengan kualitas

pembiayaan yang terjaga, tercermin dari rasio Non Performing Financing (NPF) yang stabil

berada di kisaran 1%-1,5% yaitu sebesar 1,21% pada Triwulan IV-2011 menjadi sebesar

1,36% pada Triwulan I-2012.

Grafik 3.33Grafik 3.33Grafik 3.33Grafik 3.33 Pertumbuhan Pembiayaan Syariah Pertumbuhan Pembiayaan Syariah Pertumbuhan Pembiayaan Syariah Pertumbuhan Pembiayaan Syariah

Per Jenis PenggunaanPer Jenis PenggunaanPer Jenis PenggunaanPer Jenis Penggunaan

Sumber: Bank Indonesia

Grafik 3.34Grafik 3.34Grafik 3.34Grafik 3.34 Pangsa Pembiayaan Syariah Pangsa Pembiayaan Syariah Pangsa Pembiayaan Syariah Pangsa Pembiayaan Syariah

Per Jenis PenggunaanPer Jenis PenggunaanPer Jenis PenggunaanPer Jenis Penggunaan

Sumber: Bank Indonesia

Sumber: Bank Indonesia

Grafik 3.35Grafik 3.35Grafik 3.35Grafik 3.35 Non Performing Financing (NPF)Non Performing Financing (NPF)Non Performing Financing (NPF)Non Performing Financing (NPF) dan dan dan dan Financing to Deposits Ratio (FDR)Financing to Deposits Ratio (FDR)Financing to Deposits Ratio (FDR)Financing to Deposits Ratio (FDR)

Perbankan Syariah Jawa TimurPerbankan Syariah Jawa TimurPerbankan Syariah Jawa TimurPerbankan Syariah Jawa Timur

58

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimur Triwulan I – 2012

Rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) yang mencerminkan proporsi penyaluran

pembiayaan dibandingkan dengan dana yang dihimpun secara umum menunjukkan

peningkatan selama 1 (satu) tahun terakhir. Rasio FDR selama 2 (dua) periode

menunjukkan nilai yang stabil yaitu di kisaran 95%. Pertumbuhan rasio FDR ini diimbangi

dengan terjaganya rasio NPF di bawah 2%.

3.4. BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR)

Indikator kinerja utama BPR di Jawa Timur pada Triwulan I-2012 menunjukkan

peningkatan yang cukup baik. Secara tahunan (yoy), total aset pada periode laporan

tumbuh sebesar 19,09% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat

sebesar 18,76% (yoy). Penyaluran kredit BPR yang tumbuh sebesar 16,88% (yoy) pada

triwulan IV-2011, meningkat menjadi sebesar 20,34% (yoy) pada Triwulan I-2012.

Sementara itu, jumlah penghimpunan dana dari masyarakat (DPK) juga mencatat

pertumbuhan dari sebesar 15,19% (yoy) pada Triwulan IV-2011 menjadi sebesar 16,72%

(yoy) pada periode laporan. Adapun secara triwulanan (qtq) aset BPR tumbuh sebesar

2,56% sedangkan untuk kredit dan DPK masing-masing tumbuh sebesar 6,28% dan 3,38%.

Tingginya pertumbuhan aset tersebut dipicu oleh pertumbuhan DPK yang oleh bank

disalurkan dalam bentuk kredit. Hingga akhir periode laporan total dana masyarakat yang

disimpan pada BPR di Jatim mencapai Rp4,18 triliun. Berdasarkan jenis DPK, pertumbuhan

Grafik 3.36Grafik 3.36Grafik 3.36Grafik 3.36 Perkembangan Indikator BPR (yoy)Perkembangan Indikator BPR (yoy)Perkembangan Indikator BPR (yoy)Perkembangan Indikator BPR (yoy)

Sumber: Bank Indonesia

Grafik 3.37Grafik 3.37Grafik 3.37Grafik 3.37 Perkembangan Indikator BPR (qtq)Perkembangan Indikator BPR (qtq)Perkembangan Indikator BPR (qtq)Perkembangan Indikator BPR (qtq)

Sumber: Bank Indonesia

59

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimur Triwulan I – 2012

tertinggi dicapai oleh tabungan atau meningkat sebesar Rp45,93 miliar, tumbuh sebesar

3,59% (qtq) dan 18,11% (yoy) dibandingkan periode sebelumnya. Sementara deposito

meningkat sebesar Rp90,53 miliar atau tumbuh sebesar 3,28% (qtq) dan 16,09% (yoy),

menjadi Rp2,85 triliun pada periode laporan.

Masih stabilnya peningkatan dana masyarakat dalam bentuk deposito dan tabungan

yang disimpan di BPR hingga triwulan I-2012, selain menunjukkan tingginya kepercayaan

masyarakat juga terkait dengan besarnya suku bunga simpanan BPR yang secara rata-rata

berada di atas tingkat suku bunga deposito bank umum. Bagi sebagian masyarakat yang

menganggap instrumen simpanan di BPR lebih menarik sebagai salah satu bentuk

investasi tentunya memanfaatkan hal ini dalam mengalokasikan dana yang dimilikinya.

Grafik 3.38Grafik 3.38Grafik 3.38Grafik 3.38 PertPertPertPertumbuhan Dana Pihak Ketiga BPR (% umbuhan Dana Pihak Ketiga BPR (% umbuhan Dana Pihak Ketiga BPR (% umbuhan Dana Pihak Ketiga BPR (% ---- yoy)yoy)yoy)yoy)

Sumber: Bank Indonesia

Grafik 3.39Grafik 3.39Grafik 3.39Grafik 3.39 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga BPR (%Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga BPR (%Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga BPR (%Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga BPR (%----qtq)qtq)qtq)qtq)

Sumber: Bank Indonesia

Grafik 3.40Grafik 3.40Grafik 3.40Grafik 3.40 Pertumbuhan Kredit BPR perPertumbuhan Kredit BPR perPertumbuhan Kredit BPR perPertumbuhan Kredit BPR per----Jenis Penggunaan (yoy)Jenis Penggunaan (yoy)Jenis Penggunaan (yoy)Jenis Penggunaan (yoy)

Sumber: Bank Indonesia

60

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimur Triwulan I – 2012

Pertumbuhan penyaluran kredit modal kerja yang memiliki proporsi terbesar dalam

penyaluran kredit BPR (mencapai 65,10% dari total kredit) meningkat sebesar 14,04% (yoy)

menjadi sebesar Rp3,36 triliun pada Triwulan I-2012. Pertumbuhan tersebut menjadi salah

satu faktor pendorong meningkatnya outstanding penyaluran kredit oleh BPR pada Triwulan

laporan hingga mencapai Rp5,15 triliun.

Pertumbuhan kredit yang melebihi pertumbuhan DPK selama 2 (dua) periode

terakhir menyebabkan Loan to Deposit Ratio (LDR) meningkat dari 120,01% (Triwulan IV-

2011) menjadi 123,38% pada Triwulan I-2012. Tingginya pertumbuhan kredit tersebut

didukung dengan terjaganya kualitas kredit yang tercermin dari rasio Non Performing Loan

(NPL) selama 1 (satu) tahun terakhir berada di bawah 5% dan mencapai 4,29% pada

Triwulan I-2012. Hal tersebut menunjukkan bahwa fungsi intermediasi BPR telah berjalan

dengan cukup baik dan menjadi salah satu indikasi peningkatan kinerja BPR dalam

menghadapi resiko kredit.

3.5. BANK BERKANTOR PUSAT DI SURABAYA

Kinerja 6 (enam)3 bank umum yang berkantor pusat di Surabaya pada triwulan

laporan menunjukkan tren pertumbuhan yang stabil dan cenderung meningkat. Tercatat

total aset Bank Berkantor Pusat di Jawa Timur meningkat dari -2,16% (qtq) pada Triwulan

3 ) 6 Bank BerkantorPusat di kota Surabaya : Bank Jatim, Bank Maspion, Bank Antardaerah (Bank Anda),

Bank Anglomas Internasional (Bank Amin), Bank Centratama Nasional Bank (CNB) dan Bank Prima Master.

Grafik 3.41Grafik 3.41Grafik 3.41Grafik 3.41 Proporsi Kredit BPR Per Jenis PenggunaanProporsi Kredit BPR Per Jenis PenggunaanProporsi Kredit BPR Per Jenis PenggunaanProporsi Kredit BPR Per Jenis Penggunaan

Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia

Grafik 3.42Grafik 3.42Grafik 3.42Grafik 3.42 Perkembangan LDR & NPL BPRPerkembangan LDR & NPL BPRPerkembangan LDR & NPL BPRPerkembangan LDR & NPL BPR

61

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimur Triwulan I – 2012

IV-2011, menjadi 19,95% (qtq) pada Triwulan I-2012 dengan nominal sebesar Rp 36,66

triliun.

2012

TW I TW II TW III TW IV TW I

Total Aset (Milyar Rupiah) 26.786,47 29.668,52 31.234,86 30.560,73 36.657,87

Pertumbuhan (yoy%) 10,83 14,55 21,53 24,33 36,85

Pertumbuhan (qtq%) 8,97 10,76 5,28 -2,16 19.95

Dana Pihak Ketiga (Milyar Rupiah) 20.305,85 23.003,10 23.954,47 21.755,51 26.344,53

Pertumbuhan (yoy%) 9,82 12,03 17,36 20,81 29,74

Pertumbuhan (qtq%) 12,76 13,26 4,14 -9,18 21.09

Kredit (Milyar Rupiah) 14.269,65 15.529,87 16.680,43 16.958,44 17.436,07

Pertumbuhan (yoy%) 30,09 30,38 28,20 24,70 22,19

Pertumbuhan (qtq%) 4,93 8,83 7,41 1,67 2.82

LDR (%) 70,27 67,51 69,63 77,95 66,18

NPL (%) 0,82 1,03 1,30 1,08 1,40

2011INDIKATOR BANK UMUM

Sumber utama pertumbuhan aset tersebut adalah peningkatan dana pihak ketiga yang

pada triwulan ini mencapai Rp26,34 triliun atau tumbuh sebesar 21,09% (qtq) jauh

meningkat dibandingkan Triwulan IV-2011 yang justru mengalami perlambatan sebesar -

9,18%.

Komposisi Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun dari masyarakat terdiri atas giro,

tabungan dan deposito dengan proporsi masing-masing sebesar 44,28%, 24,71% dan

31,02%. Pertumbuhan terbesar DPK didominasi oleh peningkatan simpanan dalam bentuk

giro yang pada Triwulan I-2012 ini mencapai 48,80% (qtq).

Tabel 3.5Tabel 3.5Tabel 3.5Tabel 3.5 Perkembangan Indikator Bank Berkantor Pusat di SurabayaPerkembangan Indikator Bank Berkantor Pusat di SurabayaPerkembangan Indikator Bank Berkantor Pusat di SurabayaPerkembangan Indikator Bank Berkantor Pusat di Surabaya

(dalam (dalam (dalam (dalam MilyarMilyarMilyarMilyar Rupiah)Rupiah)Rupiah)Rupiah)

Sumber: Bank Indonesia

Grafik 3.43Grafik 3.43Grafik 3.43Grafik 3.43 Pertumbuhan Indikator Bank BerPertumbuhan Indikator Bank BerPertumbuhan Indikator Bank BerPertumbuhan Indikator Bank Ber----KP di KP di KP di KP di

Surabaya Surabaya Surabaya Surabaya (yoy(yoy(yoy(yoy))))

Sumber: Bank Indonesia

Grafik 3.44Grafik 3.44Grafik 3.44Grafik 3.44 Perumbuhan IndikatorPerumbuhan IndikatorPerumbuhan IndikatorPerumbuhan Indikator Bank BerBank BerBank BerBank Ber----KP di KP di KP di KP di

SurabayaSurabayaSurabayaSurabaya (qtq(qtq(qtq(qtq))))

Sumber: Bank Indonesia

62

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimur Triwulan I – 2012

Penyaluran kredit Bank Umum yang berkantor pusat di Surabaya tumbuh sebesar

22,19% (yoy) dan 2,82% (qtq), meningkat dari sebesar Rp16,96 triliun pada Triwulan IV-

2011 menjadi Rp 17,44 triliun pada periode laporan. Berdasarkan jenis kreditnya, kredit

konsumsi masih memiliki porsi terbesar yaitu mencapai 48,64%, disusul kemudian oleh

kredit modal kerja dan Investasi dengan proporsi masing-masing sebesar 40,35% dan

11,01%. Meskipun demikian, bila dibandingkan dengan proporsi kredit pada Triwulan I-

2011, terjadi pergeseran porsi penyaluran kredit, dimana kredit modal kerja mendominasi

dengan persentase mencapai 48,07%, sedangkan kredit konsumsi mencapai 33,39%.

Meskipun demikian, trend penurunan proporsi penyaluran kredit konsumsi dan cukup

besarnya kredit modal kerja yang disalurkan dapat menjadi indikator positif antusiasme

masyarakat dan perbankan di Jawa Timur dalam mendukung pertumbuhan ekonomi.

Kinerja penyaluran kredit Bank Umum Berkantor Pusat di Surabaya pada Triwulan I-

2012 didukung oleh terjaganya kualitas kredit yang ditunjukkan oleh rasio NPL yang cukup

rendah, yaitu sebesar 1,40%. Walaupun meningkat dibandingkan Triwulan IV 2011 yang

tercatat sebesar 1,08%, namun besarnya NPL tersebut masih relatif terjaga dan masih

dapat cukup terkendali.

Grafik 3.45Grafik 3.45Grafik 3.45Grafik 3.45 Proporsi DPK Per Jenis SimpananProporsi DPK Per Jenis SimpananProporsi DPK Per Jenis SimpananProporsi DPK Per Jenis Simpanan Pada Bank Ber KP di SurabayaPada Bank Ber KP di SurabayaPada Bank Ber KP di SurabayaPada Bank Ber KP di Surabaya

Sumber : Bank Indonesia Sumber : Bank Indonesia

Grafik 3.46Grafik 3.46Grafik 3.46Grafik 3.46 Pertumbuhan DPK Per JenPertumbuhan DPK Per JenPertumbuhan DPK Per JenPertumbuhan DPK Per Jenis Simpananis Simpananis Simpananis Simpanan Pada Bank BerPada Bank BerPada Bank BerPada Bank Ber----KP di Surabaya (qtq)KP di Surabaya (qtq)KP di Surabaya (qtq)KP di Surabaya (qtq)

63

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimur Triwulan I – 2012

Dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi, Bank Umum Berkantor

Pusat di Jawa Timur menunjukkan perkembangan kinerja positif yang terlihat dari

peningkatan Loan to Deposit Ratio (LDR) secara konsisten. Pada grafik di bawah ini terlihat

bahwa peningkatan LDR membentuk pola yang meningkat sampai dengan Triwulan IV-

2011, kemudian akan menurun di awal tahun. Hal ini terkonfimasi pada triwulan ini, dimana

LDR tercatat sebesar 66,18%, sedikit menurun dibandingkan periode sebelumnya yang

mencapai 77,95%. Penurunan di awal tahun tersebut karena meningkatnya DPK berupa

giro yang meningkat pada awal tahun.

Grafik 3.4Grafik 3.4Grafik 3.4Grafik 3.47777 Perkembangan Kredit Perkembangan Kredit Perkembangan Kredit Perkembangan Kredit Per Jenis PenggunaanPer Jenis PenggunaanPer Jenis PenggunaanPer Jenis Penggunaan

Pada Bank BerPada Bank BerPada Bank BerPada Bank Ber----KP di Surabaya (qtq)KP di Surabaya (qtq)KP di Surabaya (qtq)KP di Surabaya (qtq)

Sumber : Bank Indonesia Sumber : Bank Indonesia

Grafik 3.48Grafik 3.48Grafik 3.48Grafik 3.48 Proporsi Kredit Per Jenis PenggunaanProporsi Kredit Per Jenis PenggunaanProporsi Kredit Per Jenis PenggunaanProporsi Kredit Per Jenis Penggunaan

Bank Ber KP di SurabayaBank Ber KP di SurabayaBank Ber KP di SurabayaBank Ber KP di Surabaya

Grafik 3.49Grafik 3.49Grafik 3.49Grafik 3.49 Perkembangan LDR dan NPL Bank Perkembangan LDR dan NPL Bank Perkembangan LDR dan NPL Bank Perkembangan LDR dan NPL Bank

Berkantor Pusat di SurabayaBerkantor Pusat di SurabayaBerkantor Pusat di SurabayaBerkantor Pusat di Surabaya

Sumber : Bank Indonesia

64

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJProvinsiJProvinsiJProvinsiJawaTimurawaTimurawaTimurawaTimur Triwulan I – 2012

3.6 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

Sistem pembayaran di Jawa Timur, baik tunai maupun non-tunai pada triwulan I-

2012 dapat berjalan dengan baik dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dalam

kegiatan ekonomi. Hal tersebut tercermin antara lain melalui peningkatan transaksi

keuangan tunai dan non-tunai, perkembangan jumlah uang tidak layak edar serta jumlah

temuan uang palsu di wilayah Jawa Timur.

TRANSAKSI KEUANGAN SECARA TUNAI

Transaksi sistem pembayaran tunai di Bank Indonesia tercermin dari beberapa

kegiatan, yaitu: aliran uang keluar (outflow) dan aliran uang masuk (inflow) dari perbankan

ke Bank Indonesia, kegiatan pemusnahan uang tidak layak edar atau Pemberian Tanda

Tidak Berharga (PTTB), serta kegiatan penukaran uang pecahan kecil kepada masyarakat.

a. Aliran Uang Masuk/Keluar (Inflow/Outflow)

Hingga akhir Triwulan I-2012, aliran uang kartal yang masuk/keluar dari Bank

Indonesia di wilayah Jawa Timur (KBI Surabaya, KBI Malang, KBI Kediri, dan KBI Jember)

secara kumulatif menunjukkan posisi net inflow. Jumlah aliran uang yang keluar dari Bank

Indonesia kepada perbankan (outflow) lebih kecil dibandingkan jumlah aliran uang yang

masuk ke Bank Indonesia (inflow). Net inflow yang terjadi diperkirakan terkait dengan pola

musiman/cyclical akibat dari tingginya penarikan dana oleh masyarakat pada periode

sebelumnya dalam rangka peringatan Hari Natal dan Tahun Baru. Hal ini mendorong

terjadinya peningkatan jumlah aliran uang masuk ke Bank Indonesia sebagai arus balik dari

banyaknya uang yang beredar di masyarakat pada periode sebelumnya.

65

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJProvinsiJProvinsiJProvinsiJawaTimurawaTimurawaTimurawaTimur Triwulan I – 2012

Secara umum transaksi inflow maupun outflow pada 4 Kantor Bank Indonesia (KBI)

di Jawa Timur pada Triwulan I-2012 menunjukkan tren peningkatan. Dibandingkan dengan

periode sebelumnya, Outflow menurun sebesar 20,87% (qtq) dari sebesar Rp 8,24 triliun

menjadi Rp 6,52 triliun. Sebaliknya, inflow meningkat sebesar 47,05% (qtq) dari sebesar

Rp 8,7 triliun menjadi Rp 12,79 triliun. Peningkatan Inflow yang lebih besar dibandingkan

dengan penurunan outflow pada periode ini menyebabkan terjadinya Net Inflow sebesar

Rp 6,27 miliar.

Tabel 3.6 Perkembangan Arus Uang Tunai (Inflow –Outflow)

Kantor Bank Indonesia – Rp. Juta

dalam jutaan rupiah

2012

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I

OUTFLOW 2.000.130,88 3.859.961,16 7.241.746,38 4.826.881,52 3.323.748,12

INFLOW 4.711.067,49 3.044.294,55 6.584.758,69 5.316.031,06 6.395.569,26

NET FLOW 2.710.936,61 (815.666,60) (656.987,69) 489.149,53 3.071.821,14

OUTFLOW 926.510,13 1.963.414,00 3.567.299,00 2.081.368,42 1.525.840,77

INFLOW 1.021.510,17 1.505.535,00 2.239.735,00 1.207.693,84 1.830.428,68

NET FLOW 95.000,04 (457.879,00) (1.327.564,00) (873.674,58) 304.587,91

OUTFLOW 324.031,03 1.105.888,00 2.135.130,44 1.331.602,91 842.198,39

INFLOW 2.319.335,73 1.996.449,00 2.726.217,97 2.177.240,19 3.071.891,49

NET FLOW 1.995.304,70 890.561,00 591.087,53 845.637,28 2.229.693,10

OUTFLOW 292.363,72 687.462,52 1.716.668,17 945,52 829.197,60

INFLOW 940.678,06 585.137,39 649.344,40 1.032,18 1.498.420,82

NET FLOW 648.314,34 (102.325,13) (1.067.323,77) 86,66 669.223,22

OUTFLOW 3.543.035,75 7.616.725,67 14.660.843,99 8.240.798,38 6.520.984,88

INFLOW 8.992.591,45 7.131.415,94 12.200.056,06 8.701.997,27 12.796.310,24

NET FLOW 5.449.555,69 (485.309,73) (2.460.787,93) 461.198,89 6.275.325,36

Keterangan :

Net Flow (+) : Net Inflow

Net Flow (-) : Net outflow

MALANG

Wilayah Keterangan

JEMBER

SURABAYA

KEDIRI

2011

JAWA TIMUR

Sumber : Bank Indonesia Surabaya

Gambar 3.50 PerkembanganArusUangTunai (Inflow –Outflow)

DalamJuta Rupiah

-

2.000.000,00

4.000.000,00

6.000.000,00

8.000.000,00

10.000.000,00

12.000.000,00

14.000.000,00

16.000.000,00

TW I TW II TW III TW IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I

2010 2011 2012

OUTFLOW INFLOW

Gambar 3.51

Perkembangan Net Flow JawaTimur

Sumber : Bank Indonesia Surabaya

(3.000.000,00)

(2.000.000,00)

(1.000.000,00)

-

1.000.000,00

2.000.000,00

3.000.000,00

4.000.000,00

5.000.000,00

6.000.000,00

7.000.000,00

TW I TW II TW III TW IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I

2010 2011 2012

Net Flow (Juta Rupiah)

66

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJProvinsiJProvinsiJProvinsiJawaTimurawaTimurawaTimurawaTimur Triwulan I – 2012

b. Uang Kartal Tidak Layak Edar

Sebagai upaya untuk memelihara kualitas uang kartal yang diedarkan kepada

masyarakat (Clean Money Policy), dilakukan kegiatan Pemberian Tanda Tidak Berharga

(PTTB) sebagai bagian dari proses pemusnahan Uang Tidak Layak Edar (UTLE) atau

rusak yang dilakukan secara rutin oleh Bank Indonesia. Selama Triwulan I-2012, tercatat

sebesar Rp4,75 triliun uang kartal yang tidak layak edar dalam berbagai pecahan yang

dimusnahkan. Jumlah tersebut meningkat 16,85% (qtq) dibandingkan dengan yang

dimusnahkan pada Triwulan IV-2011 yang tercatat sebesar Rp 4,07 triliun. Peningkatan

jumlah PTTB pada periode laporan diperkirakan sebagai arus balik dari rangkaian net-

outflow yang terjadi pada triwulan II dan III tahun 2011 (tahun ajaran baru dan perayaan

Hari Raya Idul Fitri 2011).

Dalam memenuhi kewajibannya untuk menyediakan Uang Layak Edar (ULE) di

masyarakat, Bank Indonesia melaksanakan pemusnahan Uang Tidak Layak Edar (UTLE)

menggantinya dengan Uang Layak Edar (ULE) yang siap digunakan untuk kebutuhan

transaksi keuangan. Namun demikian, tetap diperlukan peningkatan kesadaran

masyarakat untuk menjaga kondisi fisik uang kartal yang dimiliki. Dengan demikian

diharapkan usia edar uang kartal dapat lebih panjang sehingga mengurangi besarnya

volume PTTB yang pada akhirnya mengurangi biaya percetakan uang baru. Terkait

Sumber : Bank Indonesia Surabaya

Gambar 3.52 Pemusnahan UangTidak Layak Edar (PTTB)

-

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

120,00

-

1.000.000,00

2.000.000,00

3.000.000,00

4.000.000,00

5.000.000,00

6.000.000,00

7.000.000,00

TW I TW II TW III TW IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I

2010 2011 2012

PTTB Jt Rp Rasio PTTB thdp Inflow (%)

67

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJProvinsiJProvinsiJProvinsiJawaTimurawaTimurawaTimurawaTimur Triwulan I – 2012

dengan hal tersebut, Bank Indonesia terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat

mengenai pentingnya perlakuan yang tepat terhadap uang kartal, antara lain melalui

brosur, pamflet, serta edukasi perbankan.

3.6.1. TRANSAKSI KEUANGAN SECARA NON TUNAI

Transaksi sistem pembayaran non tunai dalam kajian ini mencakup kegiatan

transaksi non tunai masyarakat melalui perbankan yang menggunakan sistem BI-Real

Time Gross Settlement (BI-RTGS) dan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI).

a. Transaksi RTGS ( Real Time Gross Settlement)

Gambar 3.54

Perkembangan Transaksi RTGS di Jawa Timur

Sumber : Bank Indonesia Surabaya

0,00

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

120,00

140,00

160,00

1

10

100

1000

10000

100000

1000000

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I

2009 2010 2011 2012

Volume RTGS Nominal Rp Triliun (Skala Kanan)

Gambar 3.53

PerkembanganTransaksi Non Tunai Di JawaTimur

0,00

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

120,00

140,00

160,00

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I

2010 2011 2012

Kliring RTGS

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I

2010 2011 2012

Share Kliring Share RTGS

Sumber : Bank IndonesiaSurabaya

68

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJProvinsiJProvinsiJProvinsiJawaTimurawaTimurawaTimurawaTimur Triwulan I – 2012

Transaksi keuangan dengan menggunakan sistem RTGS di Jawa Timur pada

Triwulan I-2012 secara umum menunjukkan penurunan dibandingkan periode

sebelumnya. Tercatat volume transaksi RTGS (outgoing) dari 30 kota di Jawa Timur pada

periode laporan adalah sebanyak 141.322 transaksi atau menurun 9,21% (qtq) dari

periode sebelumnya. Sementara itu, nominal transaksi RTGS Jawa Timur pada Triwulan I-

2012 adalah sebesar Rp 122,21 triliun, menurun 17,58% (qtq) dibandingkan triwulan

sebelumnya.

Searah dengan perkembangan perekonomian di beberapa kota di Jawa Timur,

besarnya transaksi RTGS di tingkat kota/kabupaten menunjukkan masih terpusatnya

kegiatan perekonomian pada wilayah–wilayah tertentu. Berdasarkan asal kotanya,

transaksi outgoing maupun incoming RTGS didominasi oleh beberapa kota/kabupaten

dengan karakteristik perekonomian yang cukup menonjol, dimana Kota Surabaya sebagai

Ibu Kota provinsi Jawa Timur masih mendominasi besarnya transaksi.

Tercatat transaksi RTGS pada Triwulan I-2012 dari kota Surabaya ke kota lainnya

(outgoing) sebesar Rp66,41 triliun dengan volume sebanyak 56.318 transaksi.

Sementara itu transaksi RTGS yang masuk ke rekening perbankan di Surabaya

(incoming) tercatat sebanyak 100.081 transaksi atau senilai Rp 93,86 triliun. Kota lain di

Jawa Timur yang memiliki transaksi RTGS cukup tinggi, baik outgoing maupun incoming

meliputi Kediri, Malang, Gresik, Batu dan Sidoarjo.

Gambar 3.56 6 Kota dengan aktivitas Transaksi Incoming

RTGS Terbesar Tw IV -2011

Sumber : Bank IndonesiaSurabaya

0

20000

40000

60000

80000

100000

120000

SURABAYA MALANG KEDIRI GRESIK BATU SIDOARJO

Nilai (Miliar Rp) Volume

Sumber : Bank IndonesiaSurabaya

Gambar 3.55 6 Kota dengan aktivitas Transaksi Outgoing RTGS

Terbesar Tw IV -2011

0

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

70.000

SURABAYA KEDIRI MALANG GRESIK BATU SIDOARJO

Nilai (Miliar Rp) Volume

69

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJProvinsiJProvinsiJProvinsiJawaTimurawaTimurawaTimurawaTimur Triwulan I – 2012

b. Transaksi Kliring

Dalam rangka mendukung kelancaran sistem pembayaran, khususnya melalui

transaksi Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI), kegiatan kliring di Jawa Timur

diikuti oleh 454 kantor/bank umum peserta kliring baik langsung maupun tidak langsung

yang tersebar di 38 kabupaten/kota. Penyelenggaraan kegiatan kliring dilaksanakan di 4

(empat) Kantor Perwakilan Bank Indonesia di wilayah Jawa Timur yaitu Surabaya,

Malang, Kediri dan Jember.

Secara nominal, transaksi perputaran kliring di Jawa Timur yang berlangsung

pada triwulan ini masih menunjukkan tren yang relatif sama. Tercatat sebanyak 1,39 juta

warkat keuangan (cek, bilyet giro, nota kredit dan nota debet perbankan) ditransaksikan

melalui kliring dengan nilai mencapai Rp44,05 triliun, tidak terlalu jauh berbeda dengan

triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp44,33 triliun. Sementara itu, jumlah tolakan

warkat kliring menunjukkan peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada

Triwulan I-2012 tercatat sebanyak 20.065 lembar tolakan warkat senilai Rp632,81 miliar,

lebih tinggi 6,04% (qtq) dibandingkan periode sebelumnya yang mencatat nominal senilai

Rp 596,75 miliar.

Sumber : Bank Indonesia Surabaya

Tabel 3.7

Perputaran Kliring dan Tolakan Cek, Bilyet Giro Tw I - 2012

Jumlah

Kantor

Peserta Lembar Nominal Lembar Nominal Lembar Nominal Lembar Nominal Lembar Nominal

(satuan) (juta Rp) (satuan) (juta Rp) (satuan) (juta Rp) (satuan) (juta Rp) (%) (%)

Surabaya 255 1.146.140 36.280.537 49.832 1.577.415 14.898 472.063 648 20.524 1,30 1,30

Malang 65 116.854 4.026.663 5.081 175.072 2.927 110.383 127 4.799 2,50 2,74

Kediri 78 77.921 2.351.597 3.388 102.243 1.377 29.988 60 1.304 1,77 1,28

Jember 56 54.311 1.393.067 2.361 60.568 863 20.380 38 886 1,59 1,46

Jatim 454 1.395.226 44.051.864 60.662 1.915.298 20.065 632.814 872 27.514 1,44 1,44

Keterangan : - Jumlah kantor peserta kliring termasuk yang tidak langsung (kliring lokal)

Rata-2 Perputaran Jumlah Penolakan Rata-2 Penolakan % Rata-2 PenolakanPerputaran Kliring

Kliring Sehari Cek & Giro Kosong Cek & BG Kosong/hari Cek & BG Kosong/hariKota

70

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJProvinsiJProvinsiJProvinsiJawaTimurawaTimurawaTimurawaTimur Triwulan I – 2012

5.3 PENEMUAN UANG PALSU DI JAWA TIMUR

Pada Triwulan I-2012, penemuan

uang palsu di Jawa Timur baik melalui

perbankan maupun berdasarkan laporan

masyarakat secara umum menunjukkan

penurunan. Tercatat penemuan uang palsu

pada periode laporan sebanyak 5.597

lembar dalam berbagai pecahan dengan

nilai nominal sebesar Rp488,71 juta.

Dilihat dari jumlah lembar uang palsu yang

ditemukan, pada periode ini terjadi

penurunan sebesar 9,52% (qtq)

dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebanyak 6.186 lembar dengan nilai

nominal mencapai Rp529,62 juta.

Sumber : Bank Indonesia Surabaya

Gambar 3.57

PerkembanganTransaksiKliring Di JawaTimur

1,100

1,200

1,300

1,400

1,500

-5,00

10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00 40,00 45,00 50,00

Tw

I

Tw

II

Tw

III

Tw

IV

Tw

I

Tw

II

Tw

III

Tw

IV

Tw

I

Tw

II

Tw

III

Tw

IV

Tw

I2009 2010 2011 2012

Kliring (Rp Triliun) warkat (Juta Lembar)

Sumber : Bank Indonesia Surabaya

Gambar 3.58

TolakanTransaksiKliring Di JawaTimur

-

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

-

100.000

200.000

300.000

400.000

500.000

600.000

700.000

800.000

900.000

Tw

I

Tw

II

Tw II

I

Tw

IV

Tw

I

Tw

II

Tw II

I

Tw

IV

Tw

I

Tw

II

Tw II

I

Tw

IV

Tw

I

2009 2010 2011 2012

Tolakan Kliring (Rp juta) Tolakan Kliring (Warkat-lembar)-Skala Kanan

Sumber : Bank Indonesia Surabaya

Gambar 3.59

Statistik Uang Palsu yang Ditemukan

0

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I

2010 2011 2012

Uang Palsu (Lembar)

71

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJProvinsiJProvinsiJProvinsiJawaTimurawaTimurawaTimurawaTimur Triwulan I – 2012

Sebagaimana periode sebelumnya, sebagian besar uang palsu yang beredar di Jawa

Timur pada Triwulan laporan didominasi oleh nominal Rp100.000,- dengan proporsi

mencapai 78% (berdasarkan lembar) dan 89% (berdasarkan nominal). Surabaya sebagai

kota terbesar dan pintu gerbang perdagangan Indonesia Timur hingga saat ini masih

menjadi kota dengan penemuan uang palsu baik lembar maupun nominal tertinggi di

wilayah Jawa Timur.

Gambar 3.60 Statistik Uang Palsu yang ditemukan

(lembar)

Sumber : Bank Indonesia Surabaya

78%

18%

4%

0%0%

100.000 50.000 20.000 10.000 5.000

Sumber : Bank Indonesia Surabaya

Gambar 3.61 Statistik Uang Palsu yang ditemukan

(nilai)

89%

10%

1%0%0%

100.000 50.000 20.000 10.000 5.000

Gambar 3.62 StatistikUangPalsu yang Per Kota

(lembar)

Sumber : Bank Indonesia Surabaya

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

3.500

4.000

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I

2011 2012

Surabaya Malang Kediri Jember

72

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJProvinsiJProvinsiJProvinsiJawaTimurawaTimurawaTimurawaTimur Triwulan I – 2012

Menghadapi maraknya pemalsuan uang, Bank Indonesia bersama instansi berwenang

yang terkait terus berupaya untuk melakukan penanggulangan yang bersifat preventif

maupun represif. Tindakan preventif dilaksanakan melalui upaya–upaya memasyarakatkan

pengetahuan mengenai ciri-ciri keaslian uang rupiah, meningkatkan unsur pengaman pada

uang baru, serta peningkatan kerjasama dengan instansi terkait di dalam maupun luar

negeri. Sementara itu, upaya penanggulangan secara represif dilaksanakan oleh Kepolisian

dengan menangkap dan menghukum pembuat maupun pengedar uang palsu sesuai

dengan ketentuan perundang - undangan yang berlaku.

73

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur

Triwulan I – 2011

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

BOKS 2

KEBIJAKAN BANK INDONESIA TERKAIT PENETAPAN BESARAN LOAN TO

VALUE (LTV) DALAM PEMBERIAN KREDIT KEPEMILIKAN RUMAH (KPR) DAN

KREDIT KENDARAAN BERMOTOR (KKB)

Salah satu faktor yang mendasari diterbitkannya kebijakan yang menetapkan

besaran Loan to Value (LTV) untuk Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Down Payment

(DP) untuk Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) adalah semakin meningkatnya

permintaan KPR dan KKB yang terlalu tinggi sehingga dikhawatirkan berpotensi

menimbulkan berbagai risiko bagi bank. Sedangkan dari sudut pandang

makroprudensial, pertumbuhan KPR yang terlalu tinggi juga dapat mendorong

peningkatan harga aset properti yang tidak mencerminkan harga sebenarnya (bubble)

sehingga dapat meningkatkan risiko kredit bagi bank-bank yang memiliki eksposur

kredit properti yang besar.

Hingga triwulan I-2012, jumlah kredit yang disalurkan bank umum untuk

konstruksi dan real estate di Jawa Timur sebesar Rp8,36 triliun atau mencapai 4,34%

dari total kredit, dimana proporsi kredit konstruksi (70,99%) lebih dominan

dibandingkan kredit real estate (29,01%). Adapun pertumbuhan tahunan kredit

konstruksi dan real estate masing-masing sebesar 28,27%, lebih tinggi dibandingkan

pertumbuhan total kredit (19,63%). Tingkat risiko penyaluran kredit tersebut yang

tercermin dari rasio NPL menunjukkan adanya peningkatan dari 1,78% (Tw I-2011)

menjadi 2,25% (Tw I-2012).

Untuk memperoleh informasi dini terkait dampak pemberlakuan kebijakan

tersebut, maka dilakukan quick survey terhadap perbankan dan masyarakat umum di

Jawa Timur, dengan hasil sebagai berikut:

• Secara umum menggambarkan bahwa kebijakan LTV KPR dan DP KKB yang

dikeluarkan oleh Bank Indonesia telah cukup dipahami oleh kalangan perbankan

dan masyarakat, dimana sebagian besar responden perbankan (50%) menyatakan

telah melakukan sosialisasi kepada nasabahnya terkait dengan kebijakan tersebut.

74

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur

Triwulan I – 2011

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

• 50% dari responden perbankan memperkirakan bahwa kebijakan tersebut akan

mempengaruhi penyaluran kredit mereka kurang lebih sebesar 28%. Sementara

50% sisanya menganggap bahwa kebijakan tersebut tidak akan berpengaruh pada

penyaluran kredit, dikarenakan pelaksanaannya saat ini sudah sesuai dengan

kebijakan tersebut.

• Terkait dengan pembatasan jumlah LTV maksimal 70% dari nilai agunan dan DP

KKB minimal 25% untuk roda dua dan 30% untuk roda 4, sebanyak 83,3%

responden menganggap besaran tersebut cukup sesuai untuk diterapkan dalam

rangka peningkatan mitigasi risiko kredit. Sementara sisanya, masing-masing

sebesar 16,67% menganggap besaran tersebut terlalu rendah dan terlalu tinggi.

• Rata-rata responden mengemukakan bahwa kebijakan tersebut akan berpengaruh

kepada keputusan pengajuan kredit mereka sebesar 21%.

Dalam rangka mengoptimalkan penerapan kebijakan tersebut yang merupakan salah

satu upaya memitigasi risiko kredit perbankan, maka perlu dilakukan sosialisasi

kebijakan secara luas dan penerapan secara konsisten di lapangan.

===**===

Paham

42,86%

Tidak Paham

14,29%

Cukup Paham

42,86%

Perbankan

Sudah

57,14%

Belum

42,86%

Masyarakat Umum

Bab 4

PERKEMBANGAN

KEUANGAN DAERAH

75

BAB IV – PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – Tahun 2012

4 PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

4.1. UMUM

Secara umum, kinerja realisasi baik penerimaan maupun belanja APBD Provinsi

Jawa Timur pada triwulan laporan menunjukkan adanya perbaikan dibandingkan tahun

sebelumnya. Pos pendapatan daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur pada tahun

anggaran 2012 mencapai Rp14,7 triliun atau meningkat 32,73% dibandingkan anggaran

2011, dengan realisasi pendapatan sampai dengan triwulan I – 2012 telah mencapai Rp

3,72 triliun atau 117,76%. Sementara itu dari sisi pengeluaran Anggaran Belanja Daerah

Pemerintah Provinsi Jawa Timur pada tahun 2011 sebesar Rp 15,15 triliun meningkat

29,8% dibandingkan anggaran 2011, dengan realisasi belanja sampai dengan triwulan I –

2012 sebesar Rp 1,80 triliun atau 11,85%.

Sebagaimana pola-pola anggaran di daerah, struktur pendapatan daerah di Jawa

Timur didominasi oleh Pendapatan Asli daerah (PAD) yang bersumber dari penerimaan

pajak daerah seperti Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor,

Pajak Air Bawah Tanah, Pajak Air Permukaan, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor

serta penerimaaan asli daerah lainnya yang sah dengan proporsi 61,57% dari total

pendapatan. Kontribusi terbesar selanjutnya berasal dari Dana Perimbangan (28,07%),

sementara itu pendapatan lain-lain yang sah hanya memberikan kontribusi yang relatif

rendah.

4.2. REALISASI PENDAPATAN DAERAH

Kinerja pendapatan daerah hingga triwulan I-2012 telah mencapai Rp 3,72 triliun atau

terealisasi sebesar 24,83% dari yang ditargetkan di tahun 2012. Kondisi ini menunjukkan

adanya peningkatan jika dibandingkan realisasi penerimaan pendapatan pada periode yang

sama tahun 2011 yang mencapai 23,86% di akhir triwulan I-2011. Sebagaimana pola pada

tahun sebelumnya, realisasi pendapatan daerah sebagian besar masih disumbang oleh

realisasi penerimaan pajak daerah yang merupakan bagian dari Pendapatan Asli Daerah

(PAD) sebesar Rp2,25, sedangkan sisanya disumbangkan oleh dana perimbangan dengan

realisasi sebesar Rp 781,77 miliar (terealisasi 28,07%) dan lain-lain pendapatan yang sah

sebesar Rp 688,04 miliar (terealisasi 23,94%).

76

BAB IV – PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – Tahun 2012

TABEL 4.1

REALISASI PENDAPATAN APBD PROP. JAWA TIMUR TRIWULAN I-2012 (Rp juta) Anggaran Sebelum Anggaran Sebelum

Perubahan Tahun 2011 Perubahan Tahun 2012

4 9.907.001.026.685,00 2.373.179.321.419,21 14.727.475.360.411,00 3.721.721.138.229,06 23,95% 25,27%

4.1 7.615.042.879.117,00 1.817.155.283.330,21 9.068.160.048.588,00 2.251.910.825.704,06 23,86% 24,83%

4.1.1 6.120.000.000.000,00 1.573.943.322.443,52 7.502.400.000.000,00 1.609.229.602.899,00 25,72% 21,45%

4.1.2 56.357.559.100,00 15.714.669.071,37 123.663.970.000,00 11.941.268.854,00 27,88% 9,66%

4.1.3 315.158.897.817,00 - 320.317.073.588,00 330.831.378.114,78 0,00% 103,28%

4.1.4 1.123.526.422.200,00 227.497.291.815,32 1.121.779.005.000,00 299.908.575.836,28 20,25% 26,74%

4.2 2.267.158.147.568,00 556.024.038.089,00 2.785.080.971.825,00 781.773.383.714,00 24,53% 28,07%

4.2.1 864.625.248.568,00 106.856.806.089,00 1.240.732.155.823,00 284.586.339.714,00 12,36% 22,94%

4.2.2 1.347.501.699.000,00 449.167.232.000,00 1.491.561.136.000,00 497.187.044.000,00 33,33% 33,33%

4.2.3 55.031.200.000,00 - 52.727.680.000,00 - 0,00% 0,00%

4.3 24.800.000.000,00 5.748.410.606,50 2.874.234.340.000,00 688.036.928.811,00 23,18% 23,94%

4.3.1 24.800.000.000,00 5.748.410.606,50 23.300.000.000,00 8.013.393.811,00 23,18% 34,39%

4.3.4 - - 2.850.934.340.000,00 680.023.535.000,00 0,00% 23,85%

9.907.001.026.685,00 2.373.179.321.419,21 14.727.475.360.411,00 3.721.721.138.229,06 23,95% 25,27%

LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG

SAHPENDAPATAN HIBAH

DANA PENYESUAIAN DAN OTONOMI

KHUSUSJUMLAH PENDAPATAN DAERAH

HASIL PENGELOLAAN KEKAYAAN

DAERAH YANG DIPISAHKANLAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI DAERAH

YANG SAHDANA PERIMBANGAN

DANA BAGI HASIL PAJAK/BAGI HASIL

BUKAN PAJAKDANA ALOKASI UMUM

DANA ALOKASI KHUSUS

% Tw I-

2011

% Tw I-

2012

PENDAPATAN DAERAH

PENDAPATAN ASLI DAERAH

PAJAK DAERAH

RETRIBUSI DAERAH

No Uraian Realisasi s.d Tw I-2011 Realisasi s.d Tw I-2012

4.3. REALISASI BELANJA DAERAH

Anggaran Belanja Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur pada tahun 2012

direncanakan sebesar Rp.15,15 triliun atau naik 42,60% dibandingkan anggaran belanja

tahun sebelumnya.

TABEL 4.2 REALISASI BELANJA APBD PROV. JAWA TIMUR TRIWULAN I-2012 (Rp juta)

Anggaran Sebelum Anggaran Sebelum

Perubahan Tahun

2011

Perubahan Tahun

2012

5.1 5,797,640,027,698.00 398,918,016,419.74 9,436,506,402,841.00 1,235,904,638,616.71 6.88% 13.10%

5.1.1 1,497,004,813,695.00 268,248,770,583.00 1,668,623,319,850.00 298,351,546,633.00 17.92% 17.88%

5.1.2 4,878,211,780.00 294,184,468.74 6,139,011,401.00 2,309,953,308.71 6.03% 37.63%

5.1.4 974,301,072,000.00 13,080,450,000.00 3,895,673,765,000.00 797,434,138,675.00 1.34% 20.47%

5.1.5 87,714,900,000.00 774,500,000.00 31,358,000,000.00 590,000,000.00 0.88% 1.88%

5.1.6 2,229,468,218,036.00 - 2,292,840,281,343.00 - 0.00% 0.00%

5.1.7 963,160,438,765.00 107,026,929,000.00 1,490,172,025,247.00 137,219,000,000.00 11.11% 9.21%

5.1.8 41,112,373,422.00 9,493,182,368.00 51,700,000,000.00 - 23.09% 0.00%

5.2 4,828,721,359,854.00 368,437,333,821.98 5,717,182,698,075.00 560,448,536,259.86 7.63% 9.80%

5.2.1 833,869,936,141.00 114,609,229,418.00 969,382,979,974.00 159,204,008,601.00 13.74% 16.42%

5.2.2 3,094,388,943,127.00 220,661,892,308.98 3,685,777,301,924.00 328,095,212,935.86 7.13% 8.90%

5.2.3 900,462,480,586.00 33,166,212,095.00 1,062,022,416,177.00 73,149,314,723.00 3.68% 6.89%

10,626,361,387,552.00 767,355,350,241.72 15,153,689,100,916.00 1,796,353,174,876.57 7.22% 11.85%

BELANJA LANGSUNG

BELANJA PEGAWAI

BELANJA BARANG DAN JASA

BELANJA MODAL

JUMLAH BELANJA DAERAH

BELANJA BUNGA

BELANJA HIBAH

BELANJA BANTUAN SOSIAL

BELANJA BAGI HASIL KEPADA

PROVINSI/KABUPATEN/ KOTA DAN BELANJA BANTUAN KEUANGAN KEPADA

PROVINSI/ KABUPATEN/KOTA DAN BELANJA TIDAK TERDUGA

Realisasi s.d Tw I-

2011 Realisasi s.d Tw I-2012 % Tw I-

2011

% Tw I-

2012

BELANJA TIDAK LANGSUNG

BELANJA PEGAWAI

No Uraian

Hingga akhir triwulan I-2012 realisasi belanja pada periode laporan telah mencapai

11,85% terhadap total belanja yang dianggarkan pada tahun 2012, lebih tinggi dibandingkan

triwulan I- 2011 yang mencapai 7,22%. Sesuai dengan penggunaannya yang bersifat rutin,

tercatat realisasi belanja terbesar pada triwulan laporan terdapat pada komponen belanja

tidak langsung, yang terdiri dari: realisasi belanja bunga, belanja hibah serta belanja.

Sementara itu, jika dibandingkan berdasarkan komponen penyusunnya, realisasi belanja

terendah terjadi pada belanja bantuan sosial baru dibelanjakan sebesar Rp 590 miliar atau

Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daeah Provinsi Jawa Timur

Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Jawa Timur

77

BAB IV – PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – Tahun 2012

1,88% dari total rencana belanja di tahun 2012. Rendahnya realisasi belanja bantuan sosial

kemungkinan disebabkan oleh pemberian bantuan sosial dilakukan secara selektif, tidak

mengikat/terus-menerus dalam arti tidak harus diberikan setiap tahun anggaran serta

pemberian bantuan tersebut lebih didasarkan pada pertimbangan urgensinya bagi

kepentingan daerah dan kemampuan keuangan daerah. Sementara itu, realisasi belanja

modal pada triwulan I-2012 mencapai 6,89%, masih relatif rendah dibandingkan total

belanja modal yang dianggarkan pada tahun 2012, namun porsinya relatif membaik

dibandingkan triwulan yang sama pada tahun 2011. Masih minimnya besaran realisasi

APBD Provinsi Jawa Timur juga tercermin pada peningkatan saldo dana pemerintah di

perbankan pada triwulan ini (lihat gambar 4.1).

Porsi belanja pegawai, baik pada pos belanja tidak langsung (16,61%) maupun pos

belanja langsung (8,86%), dengan total nilai sebesar Rp 457, 55 miliar masih lebih tinggi

dibandingkan belanja modal.

Disisi lain, belum terealisirnya realisasi belanja bagi hasil kepada

provinsi/kabupaten/kota dan pemerintah desa pada triwulan ini mengindikasikan bahwa

belum selarasnya kinerja aparatur birokrasi pemerintah baik tingkat provinsi maupun

kabupaten/kota dalam merealisasikan nilai bagi hasil. Guna meningkatkan tingkat realisasi

pos anggaran ini, Pemerintah Provinsi Jawa Timur melakukan sosialisasi teknis

penggunaan anggaran terutama untuk kebutuhan pengadaan barang dan jasa yang masih

menghambat realisasi anggaran di daerah untuk menghindari kesalahan prosedur dan

dugaan kasus korupsi bagi aparat terkait.

Grafik 4.1

Dana Pemerintah Prov/ kab/Kota di Perbankan

Sumber: Laporan Bank Umum, Bank Indonesia

-

2.000.000

4.000.000

6.000.000

8.000.000

10.000.000

12.000.000

14.000.000

16.000.000

1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Tabungan

Deposito

Giro

Bab Bab Bab Bab 5555

KESEJAHTERAAN KESEJAHTERAAN KESEJAHTERAAN KESEJAHTERAAN

MASYARAKATMASYARAKATMASYARAKATMASYARAKAT

78

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur

Triwulan I – Tahun 2012

BAB V – KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

5 KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

5.1. UMUM

Seiring dengan terus membaiknya perekonomian Jawa Timur hingga akhir

triwulan I-2012, perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakat Jawa Timur yang

tercermin dari kondisi ketenagakerjaan dan kesejahteraan masyarakat pedesaan yang

kembali menunjukkan perbaikan. Berdasarkan rilis data Ketenagakerjaan dari Badan

Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur (BPS Jatim), diindikasikan bahwa terjadi

peningkatan penyerapan jumlah tenaga kerja di Jawa Timur.

Indikator Nilai Tukar Nelayan (NTN) menjadi salah satu indikator kesejahteraan

masyarakat pedesaan menunjukkan adanya peningkatan. Kenaikan NTN disebabkan

oleh lebih tingginya kenaikan indeks harga yang diterima oleh nelayan dibandingkan

dengan indeks harga yang harus dibayarkan. Disisi lain, Nilai Tukar Petani (NTP)

menunjukkan sedikit penurunan yang didorong oleh pertumbuhan indeks harga yang

diterima petani (It) lebih rendah dibandingkan dengan indeks harga yang dibayarkan

oleh petani (Ib).

5.2. KETENAGAKERJAAN

Perkembangan ketenagakerjaan di Jawa Timur hingga triwulan I-2012

menunjukkan kondisi yang semakin baik. Hal ini tercermin dengan adanya kenaikan

penyerapan tenaga kerja seiring dengan perbaikan kinerja di beberapa sektor utama

di Jawa Timur yang berlangsung pada beberapa periode terakhir.

5.2.1. Data Ketenagakerjaan Jawa Timur

Situasi ketenagakerjaan di Jawa Timur relatif membaik dibandingkan periode

yang sama tahun sebelumnya. Jumlah angkatan kerja di Jatim per-Februari 2012

sebanyak 19,83 juta orang, sedikit meningkat dibandingkan data ketenagakerjaan di

bulan Agustus 2011 (19,76 juta). Peningkatan ini menyebabkan menurunnya rasio

penduduk yang menganggur dengan jumlah angkatan kerja yang biasa disebut

dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Pada periode laporan tercatat TPT

mengalami sedikit penurunan dari 4,16% menjadi sebesar 4,14%.

79

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur

Triwulan I – Tahun 2012

BAB V – KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Di sisi lain, perbaikan perekonomian Jatim yang sedang berlangsung diyakini

juga menjadi pendorong peningkatan penyerapan tenaga kerja. Tercatat terjadi

peningkatan jumlah penduduk yang bekerja, dari 18,94 juta menjadi 19,01 juta jiwa.

Peningkatan kinerja di sektor pertanian yang cenderung padat karya diyakini menjadi

salah satu pengurang angka pengangguran terbuka pada periode laporan.

Tabel 5.1 Kondisi Ketenagakerjaan di Jawa Timur (2008 – 2012) (dalam ribuan)

2012

Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb

Angkatan Kerja 20.117.245 20.178.590 20.316.773 20.338.568 20.623.490 19.527.051 20.251.672 19.761.886 19.831.685

Bekerja 18.861.360 18.882.277 19.123.221 19.305.056 19.611.540 18.698.108 19.406.025 18.940.340 19.012.225

Menganggur 1.255.885 1.296.313 1.193.552 1.033.512 1.011.950 828.943 845.647 821.546 819.460

TPAK (%) 69,69% 69,32% 69,36% 69,25% 69,77% 69,08% 71,39% 69,49% 69,55%

TPT (%) 6,24% 6,42% 5,87% 5,08% 4,91% 4,25% 4,18% 4,16% 4,14%

2011Kegiatan

2008 2009 2010

Sumber : BPS Jatim

Gambar 5.1 Penyerapan Tenaga Kerja Sisi Sektoral

18.200,00

18.400,00

18.600,00

18.800,00

19.000,00

19.200,00

19.400,00

19.600,00

0

5000

10000

15000

20000

25000

Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb

2008 2009 2010 2011 2012

Transportasi Jasa Kemasyarakatan Perdagangan

Konstruksi Industri Pertanian

TOTAL

Struktur penyerapan tenaga kerja secara sektoral di Jawa Timur pada triwulan

laporan tidak banyak mengalami perubahan yang berarti. Sektor pertanian masih

mendominasi dalam jumlah penyerapan tenaga kerja, disusul oleh sektor

perdagangan dan sektor jasa kemasyarakatan. Dibandingkan posisi Februari 2011,

penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian pada posisi Agustus 2011

cenderung mengalami penurunan. Pertumbuhan ekonomi sektor pertanian pada

triwulan I-2012 dibandingkan pada triwulan yang sama periode sebelumnya

mencerminkan kondisi yang sama dengan penurunan jumlah tenaga kerja yang

bekerja pada sektor tersebut.

Sumber: BPS Jawa Timur

80

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur

Triwulan I – Tahun 2012

BAB V – KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Gambar 5.2 Gambar 5.3 Penyerapan Tenaga Kerja Komposisi Tenaga Kerja Formal

Grafik 5.4 Komposisi Bidang Tenaga Kerja Informal

3.325,69 3.452,21 3.404,75 3.417,64 3.291,38 3.019,91 3.462,76 2.885,29 2.669,67

4.257,49 4.254,54 4.335,52 4.460,27 4.358,63 4.098,25 3.911,26

3.849,41 3.986,67

1.483,91 1.500,06 1.573,68 1.512,67 1.457,70 1.470,16 1.452,91

1.431,75 1.411,13

855,59 997,75 940,98 1.036,94 1.011,22 905,98 888,68

1.052,73 1.127,68

3.652,78 3.560,43 3.847,53 3.688,76 3.987,65 3.768,09 3.990,84

3.616,02 3.667,06

-

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

14.000

16.000

Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb

2008 2009 2010 2011 2012

Pekerja Tak Dibayar Pekerja Bebas di Pertanian

Pekerja Bebas di Pertanian Berusaha dibantu buruh tidak tetap

Berusaha Sendiri

Berdasarkan komposisinya, penyerapan tenaga kerja di Jawa Timur

masih didominasi oleh penyerapan tenaga kerja di sektor informal, dengan

pertumbuhan yang cenderung meningkat pada triwulan laporan. Tingginya

penyerapan tenaga kerja sektor informal menjadi perhatian pemerintah

daerah dalam meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat Jawa Timur.

Berbagai kebijakan pemberdayaan perekonomian masyarakat dilaksanakan

guna mendorong kapasitas masyarakat dalam meningkatkan taraf hidupnya.

Melalui 4 (empat) strategi pembangunan, yaitu pro-poor, pro-gender, pro-growth

dan pro-job, Pemerintah provinsi Jawa Timur menerapkan beberapa kebijakan

Sumber: BPS Jawa Timur

Sumber: BPS Jawa Timur

5,29 5,12 5,02 5,19 5,50 5,44 5,70 6,11 6,15

13,58 13,76 14,10 14,12 14,11 13,26 13,71 12,84 12,86

-8%

-4%

0%

4%

8%

12%

16%

-

5

10

15

20

25

Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb

2008 2009 2010 2011 2012

Informal Formal G Formal G Informal

482,50 581,58 492,72 552,93 511,50 555,88 600,85 618,44 654,53

4.803,42 4.535,71 4.528,05 4.635,85 4.993,43 4.879,82 5.098,73 5.486,71 5.495,47

-20%

-15%

-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

-

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb

2008 2009 2010 2011 2012

Buruh/Karyawan Berusaha dibantu buruh tetap g berusaha dibantu buruh tetap g buruh/karyawan

Sumber: BPS Jawa Timur Sumber: BPS Jawa Timur

81

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur

Triwulan I – Tahun 2012

BAB V – KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

antara lain cash transfer (Jamkesmas, Rumah Tidak Layak Huni-RTLH, Raskin,

bantuan hibah/sosial), pemberdayaan UMKM (kredit bunga murah, pembentukan

PT.Jamkrida, peningkatan nilai tambah produksi, produksi sektor primer, dan

lembaga keuangan mikro/Kopwan).

Sementara itu, perkembangan tenaga kerja di sektor formal sedikit mengalami

peningkatan, dengan didominiasi oleh tenaga buruh/karyawan yang mencapai

89,36% dari total tenaga kerja yang bekerja di sektor formal, sedangkan selebihnya

merupakan tenaga kerja yang masuk dalam kategori berusaha dibantu buruh tetap

(wirausaha).

5.3. KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PEDESAAN

Tingkat kesejahteraan masyarakat pedesaan di Jawa Timur pada triwulan I-

2012 relatif menurun dibandingkan periode sebelumnya, khususnya didorong oleh

perbaikan Nilai Tukar Petani (NTP). Sementara itu Nilai Tukar Nelayan (NTN) yang

mengindikasikan kondisi kesejahteraan nelayan menunjukkan kondisi yang sedikit

membaik.

5.3.1. Kesejahteraan Petani

Sampai dengan akhir triwulan laporan, indikator kesejahteraan petani di Jawa

Timur yang tercermin dari indikator Nilai Tukar Petani (NTP) menunjukkan sedikit

penurunan. Namun demikian, NTP pada periode ini masih berada dibawah level

nasional serta level normal = 100. Penurunan NTP didorong oleh pertumbuhan indeks

harga yang diterima petani (It), lebih rendah dibandingkan dengan indeks harga yang

dibayarkan oleh petani (Ib). Penurunan indeks ini indeks yang diterima petani pada

sub-sektor tanaman pangan seperti gabah, jagung pipilan/pocelan, kentang dan ayam.

Sementara tren peningkatan harga yang terjadi pada kelompok bahan makanan

diyakini menjadi penambah besaran indeks harga yang dibayarkan oleh petani,

khususnya untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi sehari-hari.

82

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur

Triwulan I – Tahun 2012

BAB V – KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Gambar 5.5 Gambar 5.6 NTP Nasional & Jawa Timur NTP dan Pertumbuhan (Nasional & Jatim)

Gambar 5.7 Gambar 5.8 It serta Pertumbuhan Nasional & Jatim Ib dan Pertumbuhan Nasional & Jatim

5.3.2. Kesejahteraan Nelayan

Kesejahteraan nelayan yang tercermin pada Nilai Tukar Nelayan (NTN)

Provinsi Jawa Timur pada triwulan I-2012 relatif stabil, yang tercermin dari nilai NTN

yang stabil di level 149,81. Jika dibandingkan dengan NTN nasional, kondisi

kesejahteraan nelayan di Jawa Timur cenderung berada diatas level nasional.

Mengingat nilainya yang selalu berada diatas level 100, kesejahteraan nelayan di

Jatim dapat dikatakan lebih baik dibandingkan dengan kesejahteraan petani (level

NTP dibawah 100). Biaya operasional yang relatif lebih rendah, serta faktor risiko

kegagalan yang tidak setinggi di sektor pertanian menjadi salah satu penyebab

tingginya nilai NTN dibandingkan NTP.

Sementara itu, berdasarkan komposisinya peningkatan indeks harga yang

diterima nelayan pada periode ini disebabkan oleh kenaikan harga beberapa jenis

Sumber: BPS Jawa Timur

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

1,2

90

92

94

96

98

100

102

104

106

108

I II III IV I II III IV I II III IV I

2009 2010 2011 2012

NTP Nasional NTP Jawa Timur

-4%

-3%

-2%

-1%

0%

1%

2%

3%

4%

5%

90

92

94

96

98

100

102

104

106

108

I II III IV I II III IV I II III IV I

Nasional Jatim g NTP Nasional g NTP Jatim

Sumber: BPS Jawa Timur

-1

-0,5

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

4

4,5

90

92

94

96

98

100

102

104

106

108

I II III IV I II III IV I II III IV I

2009 2010 2011 2012

NTP Nasional NTP Jawa Timur g It Nasional g It Jatim

-1

-0,5

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

105

110

115

120

125

130

135

140

145

I II III IV I II III IV I II III IV I

2009 2010 2011 2012

Ib Nasional Ib Jatim

Sumber: BPS Jawa Timur Sumber: BPS Jawa Timur

83

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur

Triwulan I – Tahun 2012

BAB V – KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

ikan, seperti ikan teri, ikan bambangan/merah dan ikan tengiri, sedangkan kenaikan

indeks harga yang dibayar oleh nelayan dipicu oleh kenaikan indeks harga konsumsi

rumah tangga yang didominasi oleh kelompok bahan makanan dan kelompok

sandang.

Gambar 5.9 Gambar 5.10 NTN Nasional & Jawa Timur NTN serta Pertumbuhan (Nasional & Jatim)

0

20

40

60

80

100

120

140

160

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2008 2009 2010 2011 2012

NTN Nasional NTN Jawa Timur

-8

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

0

20

40

60

80

100

120

140

160

I II III IV I II III IV I II III IV I

2009 2010 2011 2012

Nasional Jatim g NTN Nasional g NTN Jatim

Sumber: BPS Jawa Timur Sumber: BPS Jawa Timur

Bab Bab Bab Bab 6666

PERKIRAAN EKONOMI DAN PERKIRAAN EKONOMI DAN PERKIRAAN EKONOMI DAN PERKIRAAN EKONOMI DAN

HARGAHARGAHARGAHARGA

84

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur

Triwulan I – Tahun 2012

BAB VI – PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA

6 PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA

6.1 PERKIRAAN PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR

Pada triwulan II-2012, pertumbuhan ekonomi Jatim diproyeksikan tumbuh pada

rentang pertumbuhan 7,00%–7,25% (yoy). Perekonomian Jawa Timur pada triwulan II-

2012 diperkirakan sedikit melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencatat

pertumbuhan yang cukup tinggi (7,19%) serta triwulan II-2011 yang mencapai 7,29%.

Dari sisi permintaan, pertumbuhan perekonomian Jawa Timur masih ditopang oleh

tingkat konsumsi masyarakat, yang tercermin pada hasil survei konsumen, meskipun

tren-nya relatif menurun namun masih dalam kisaran yang cukup tinggi. Disamping itu,

tingkat konsumsi pemerintah dan investasi juga diperkirakan menjadi faktor pendorong

pertumbuhan pada triwulan II-2012, seiring dengan aktivitas perekonomian yang

meningkat serta sesuai dengan pola-pola tahun sebelumnya. Investasi juga

diperkirakan tumbuh meningkat, diindikasikan dengan peningkatan impor barang modal

pada triwulan I-2012. Sementara itu, tingkat ekspor Jawa Timur juga diperkirakan

meningkat, seiring membaiknya perekonomian negara tujuan utama ekspor Jatim,

seperti Jepang dan Amerika Serikat diperkirakan dapat mengurangi tekanan kinerja

ekspor. Hal ini juga dikonfirmasi dengan dengan meningkatnya pesanan ekspor pada

beberapa perusahaan eksportir di Jawa Timur, sesuai hasil liaison.

Dari sisi penawaran, kinerja sektor utama (sektor industri pengolahan dan sektor

perdagangan, hotel dan restoran) diperkirakan mengalami peningkatan. Peningkatan

Sumber: Survei Konsumen BI Surabaya

Grafik 6.Grafik 6.Grafik 6.Grafik 6.1111 Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)

0

20

40

60

80

100

120

140

I II III

IV

I II III

IV

I II III

IV

I II III

IV

I II III

IV

I

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)

Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE)

Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)

Grafik 6.Grafik 6.Grafik 6.Grafik 6.2222 Indeks Indeks Indeks Indeks Ekspektasi Ekspektasi Ekspektasi Ekspektasi PenghasilanPenghasilanPenghasilanPenghasilan

80

90

100

110

120

130

140

150

160

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Indeks Penghasilan Saat Ini

Indeks Ekspektasi Penghasilan Saat Ini

85

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur

Triwulan I – Tahun 2012

BAB VI – PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA

tersebut didukung oleh kondusifnya dunia usaha serta didukung oleh membaiknya

konsumsi masyarakat. Disamping itu, relatif stabilnya inflasi serta nilai tukar turut

menjadi faktor pendukung. Sementara itu, sektor pertanian diperkirakan mengalami

perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya, seiring dengan telah lewatnya

periode panen raya. Kondisi sektoral pada triwulan II-2012 ini searah dengan indeks

realisasi usaha dari hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) atas estimasi realisasi

usaha dan penggunaan tenaga kerja sektoral tiga sektor utama di Jawa Timur.

6.2 PERKIRAAN INFLASI JAWA TIMURPERKIRAAN INFLASI JAWA TIMURPERKIRAAN INFLASI JAWA TIMURPERKIRAAN INFLASI JAWA TIMUR

Tren penurunan tingkat inflasi Jawa Timur yang terjadi sejak triwulan I-2011

diperkirakan mulai tertahan hingga triwulan I-2012. Untuk triwulan II-2012, diperkirakan

inflasi Jawa Timur mulai mengalami peningkatan dan berada di kisaran 0,8% s/d 1,2% (qtq)

atau

Pada triwulan II-2012,inflasi Jawa Timur diperkirakan meningkat dibandingkan

triwulan sebelumnya

Inflasi Jawa Timur pada triwulan I-2012 diperkirakan meningkat dibandingkan

triwulan sebelumnya dan berada di kisaran 1% s/d 1,5% (qtq) atau 4,60% s/d 4,80% (yoy).

Peningkatan tersebut diperkirakan banyak dipengaruhi oleh inflasi volatile food yang masih

berpotensi untuk meningkat dan cenderung berfluktuasi. Periode musim raya padi yang

telah lewat akan mempengaruhi jumlah pasokan dan harga beras pada triwulan mendatang.

Di sisi lain, tekanan inflasi terkait pergerakan harga komoditas internasional antara lain

emas dan minyak mentah, yang meskipun diperkirakan akan menurun namun masih dalam

batas atas kisaran harga rata-rata.

Grafik Grafik Grafik Grafik 6666....3333 Estimasi Realisasi Usaha TwEstimasi Realisasi Usaha TwEstimasi Realisasi Usaha TwEstimasi Realisasi Usaha Tw IIIIIIII----2012201220122012

Sumber: SKDU KBI Surabaya

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II*

2007 2008 2009 2010 2011 2012

TOTAL PERTANIAN INDUSTRI PENGOLAHAN PHR

Grafik Grafik Grafik Grafik 6666.4.4.4.4 Estimasi Penggunaan Tenaga Kerja Tw Estimasi Penggunaan Tenaga Kerja Tw Estimasi Penggunaan Tenaga Kerja Tw Estimasi Penggunaan Tenaga Kerja Tw IIIIIIII----2012201220122012

-20

-15

-10

-5

0

5

10

15

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II*

2007 2008 2009 2010 2011 2012

TOTAL PERTANIAN INDUSTRI PENGOLAHAN PHR

86

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur

Triwulan I – Tahun 2012

BAB VI – PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA

Dari sisi fundamental, potensi dorongan inflasi inti diperkirakan masih berasal dari

kelompok tradeable, khususnya yang disebabkan oleh fluktuasi harga emas perhiasan.

Sementara itu kondisi output gap yang menggambarkan kesenjangan antara sisi

permintaan dan penawaran diperkirakan masih berada pada kondisi yang cukup baik dan

tidak memberikan dorongan yang signifikan terhadap kenaikan harga, meskipun pada

triwulan II-2012 diperkirakan akan terjadi dorongan pada sisi permintaan dan penawaran

seiring dengan peningkatan aktivitas ekonomi di Jawa Timur. Namun peningkatan tersebut

masih dapat dipenuhi mengingat masih terdapat ruang untuk mengoptimalkan penggunaan

kapasitas terpasang pada sektor produksi.

Ekspektasi masyarakat atas tingkat inflasi mendatang diperkirakan masih

memnberikan tekanan. Ekspektasi kenaikan harga 3 bulan yang akan datang berdasarkan

hasil Survei Konsumen (SK) dan Survei Pedagang Eceran (SPE) menunjukkan peningkatan

baik dari sisi konsumen maupun produsen.

Selanjutnya dorongan dari sisi administered price pada triwulan II-2012 diperkirakan

relatif minim. Meskipun terdapat rencana kenaikan tarif tol, namun dampaknya tidak akan

signifikan mendorong inflasi. Meskipun demikian, isu pembatasan BBM bersubsidi

diperkirakan masih menjadi faktor yang rentan mempengaruhi dan mendorong ekspektasi

inflasi masyarakat kedepan, meskipun saat ini Pemerintah telah menetapkan 5 kebijakan

pengganti pembatasan BBM bersubsidi.

Grafik 6.5 Ekspektasi Konsumen Terhadap Harga Barang

& Jasa Di Surabaya

Sumber: Survei Konsumen – KBI Surabaya