k a n d a i - core.ac.uk · mati. hewan, tumbuhan, dan benda mati tersebut merupakan komponen tokoh...

14
102 K A N D A I Volume 10 No. 1, Mei 2014 Halaman 102-115 NILAI EDUKASI DALAM FABEL SENTANI (The Didactic Value in Sentani Fable) Sri Yono Balai Bahasa Provinsi Papua dan Papua Barat Jalan Yoka, Waena, Distrik Heram, Jayapura 99358 Pos-el: [email protected] (Diterima 3 Januari 2014; Revisi 21 April 2014; Disetujui 29 April 2014) Abstract Fables diversity in Sentani could be applied as a medium of building the children character. As a part of an oral literature that played an important role for the society. Fable had to have some cultural values. This paper aimed to describe the didactic values in Sentani fable by applying descriptive approach. The result of analysis showed there were some universal characters that were taken from Sentani fable, such as; love to the God and His creation, hard work, honesty, and humble. Keywords: fable, Sentani tribe, didactic value Abstrak Keragaman fabel yang terdapat pada suku Sentani dapat dijadikan sebagai sarana membangun karakter anak. Sebagai bagian dari sastra lisan yang dianggap penting oleh masyarakat pendukungnya, nilai-nilai edukasi apa saja yang terdapat dalam fabel Sentani. Permasalahan yang menjadi fokus penelitian ini adalah nilai edukasi yang terdapat di dalam fabel Sentani. Dengan pendekatan deskriptif objektif, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai-nilai edukasi yang terdapat dalam fabel Sentani. Dari hasil analisis diketahui bahwa terdapat beberapa karakter universal yang dapat diambil dari fabel Sentani, di antaranya cinta terhadap Tuhan dan cinta makhluk ciptaan- Nya, kerja keras, kejujuran, dan rendah hati. Kata-kata kunci: fabel, suku Sentani, nilai edukasi PENDAHULUAN Salah satu buku karya Habiburrahman El Shirazy yang berjudul Surga di Telapak Kaki Ibu berkisah tentang salah satu sahabat Rasulullah yang bernama Abdullah bin Salam. Beliau adalah orang yang saleh, tetapi mengalami kesulitan menghadapi sakaratul maut. Bahkan, beliau tidak bisa mengucapkan kalimat syahadat karena durhaka kepada ibunya. Seorang utusan Rasulullah yang bernama Bilal memberitahu dan menjemput sang ibu, tetapi sang ibu menolak. Rasulullah kemudian mengutus sahabat beliau yang bernama Ali dan Umar untuk menjemput sang ibu. Mereka bertiga akhirnya sampai di hadapan Rasulullah. Kondisi Abdullah sudah kritis, napasnya tersengal- sengal, dan ia menahan kesakitan luar biasa. Melihat kondisi tersebut Rasulullah meminta kepada sang ibu untuk memaafkan kesalahan Abdullah. Sang ibu bersikeras untuk tidak memaafkan kesalahan anaknya yang telah memukul dan mengusirnya demi

Upload: others

Post on 25-Oct-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: K A N D A I - core.ac.uk · mati. Hewan, tumbuhan, dan benda mati tersebut merupakan komponen tokoh cerita. Ketiga komponen tersebut dijadikan contoh yang dianalogikan mempunyai sikap,

102

K A N D A IVolume 10 No. 1, Mei 2014 Halaman 102-115

NILAI EDUKASI DALAM FABEL SENTANI(The Didactic Value in Sentani Fable)

Sri YonoBalai Bahasa Provinsi Papua dan Papua Barat

Jalan Yoka, Waena, Distrik Heram, Jayapura 99358Pos-el: [email protected]

(Diterima 3 Januari 2014; Revisi 21 April 2014; Disetujui 29 April 2014)

AbstractFables diversity in Sentani could be applied as a medium of building the

children character. As a part of an oral literature that played an important rolefor the society. Fable had to have some cultural values. This paper aimed todescribe the didactic values in Sentani fable by applying descriptive approach.The result of analysis showed there were some universal characters that weretaken from Sentani fable, such as; love to the God and His creation, hard work,honesty, and humble.Keywords: fable, Sentani tribe, didactic value

AbstrakKeragaman fabel yang terdapat pada suku Sentani dapat dijadikan sebagai

sarana membangun karakter anak. Sebagai bagian dari sastra lisan yangdianggap penting oleh masyarakat pendukungnya, nilai-nilai edukasi apa sajayang terdapat dalam fabel Sentani. Permasalahan yang menjadi fokus penelitianini adalah nilai edukasi yang terdapat di dalam fabel Sentani. Denganpendekatan deskriptif objektif, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikannilai-nilai edukasi yang terdapat dalam fabel Sentani. Dari hasil analisisdiketahui bahwa terdapat beberapa karakter universal yang dapat diambil darifabel Sentani, di antaranya cinta terhadap Tuhan dan cinta makhluk ciptaan-Nya, kerja keras, kejujuran, dan rendah hati.Kata-kata kunci: fabel, suku Sentani, nilai edukasi

PENDAHULUAN

Salah satu buku karyaHabiburrahman El Shirazy yangberjudul Surga di Telapak Kaki Ibuberkisah tentang salah satu sahabatRasulullah yang bernama Abdullah binSalam. Beliau adalah orang yang saleh,tetapi mengalami kesulitanmenghadapi sakaratul maut. Bahkan,beliau tidak bisa mengucapkan kalimatsyahadat karena durhaka kepadaibunya. Seorang utusan Rasulullahyang bernama Bilal memberitahu dan

menjemput sang ibu, tetapi sang ibumenolak. Rasulullah kemudianmengutus sahabat beliau yang bernamaAli dan Umar untuk menjemput sangibu. Mereka bertiga akhirnya sampai dihadapan Rasulullah. Kondisi Abdullahsudah kritis, napasnya tersengal-sengal, dan ia menahan kesakitan luarbiasa. Melihat kondisi tersebutRasulullah meminta kepada sang ibuuntuk memaafkan kesalahan Abdullah.Sang ibu bersikeras untuk tidakmemaafkan kesalahan anaknya yangtelah memukul dan mengusirnya demi

Page 2: K A N D A I - core.ac.uk · mati. Hewan, tumbuhan, dan benda mati tersebut merupakan komponen tokoh cerita. Ketiga komponen tersebut dijadikan contoh yang dianalogikan mempunyai sikap,

Sri Yono: Nilai Edukasi dalam Fabel Sentani

103

membela sang istri. Melihat sang ibubersikukuh tidak mau memaafkananaknya, Rasulullah memerintahkanpara sahabatnya mengumpulkan kayubakar untuk membakar Abdullah agarsegera terbebas dari siksa sakaratulmaut ini. Melihat anaknya akandibakar, sang ibu luluh hatinya danmemaafkan Abdullah. Akhirnya,Abdullah bisa menghadap sang Khalikdengan tenang setelah mendapatpengampunan dari ibundanya (ElShirazy: 2008).

Anak bisa diibaratkan kertas yangmasih putih. Secara fitrah, hati merekamasih suci. Orang dewasalah yangakan membuat mereka menjadi hitamatau putih. Anak merupakan generasipenerus bangsa. Mereka selaludiharapkan menjadi penerus bangsayang berpendidikan dan berkaraktermulia. Anak-anak cenderung meniruhal-hal yang mereka lihat dan dengar.Peneliti pernah menggunakan ilustrasicerita Surga di Telapak Kaki Ibutersebut untuk melihat respon anaksetelah mendengar sebuah cerita,khususnya respon afeksi. Kemampuananak untuk merepresentasikan sesuatuyang pernah dilihat atau diamati tidakhanya disebabkan oleh kemampuanmereka menggunakan simbol berupabahasa, tetapi juga karena kemampuanmereka menyerap, mengolah, danmenyimpan sejumlah kesan dalammemori dengan struktur kognitif yangsistematis (Djamarah, 2008: 123).

Menurut Ryan (1999), lingkunganyang baik berdampak baik pulaterhadap perkembangan karakter danperilaku anak. Begitu pula sebaliknya,jika lingkungan buruk akanberpengaruh pula terhadap karakterdan perilaku mereka. Setelah melewatitahap anak-anak, seseorang akanmemiliki karakter yang erat kaitannyadengan pengaruh di sekitarnya.Dengan menggunakan media yang

tepat, maka pendidikan karakter anakakan dapat tercapai. Ada banyak caradan media yang dapat dikreasikanuntuk mendidik, membangun, danmengembangkan karakter anak. Salahsatu media tersebut adalah sastra lisanyang berbentuk fabel.

Secara etimologis, fabel berasaldari kata dalam bahasa Latin fabulayang berarti cerita. Cerita fabelbertujuan untuk menyampaikankebenaran, ajaran moral, ataukebijaksanaan hidup dengan melaluipenggambaran makhluk-makhluk, baikitu hewan, tumbuhan, maupun bendamati. Hewan, tumbuhan, dan bendamati tersebut merupakan komponentokoh cerita. Ketiga komponen tersebutdijadikan contoh yang dianalogikanmempunyai sikap, adat istiadat, dantingkah laku yang sama denganmanusia (Wilpert, 1979:258). Daripemahaman tersebut, dapat dilihatbahwa tokoh dalam fabel sebenarnyatidak hanya binatang, tetapi juga bisatumbuhan ataupun benda mati lainnya.Tokoh yang dominan dalam fabeladalah binatang sehingga fabel seringdisebut cerita binatang.

Fabel tidak hanya ditujukankepada anak-anak, tetapi jugaditujukan kepada manusia dewasa.Setelah membaca dan melakukankegiatan apresiasi terhadap fabel, anakdapat belajar dari karakter-karakterbinatang yang muncul di dalam fabel.Karakter yang diperankan olehbinatang, tumbuhan, atau benda matitersebut dapat dianalogikan dengankarakter manusia yang sesungguhnya.Melalui fabel diharapkan dapattertanam nilai-nilai moral yang pentingdalam pembentukan karakter anak.Dengan demikian, fabel menjadi salahsatu sarana yang potensial dalampembentukan karakteranak.

Fabel telah ada sejak tahun 550SM sehingga jenis sastra ini

Page 3: K A N D A I - core.ac.uk · mati. Hewan, tumbuhan, dan benda mati tersebut merupakan komponen tokoh cerita. Ketiga komponen tersebut dijadikan contoh yang dianalogikan mempunyai sikap,

Kandai Vol. 10, No. 1, Mei 2014; 102-115

104

merupakan salah satu jenis sastra yangpaling tua. Menurut sejarahya, fabelberasal dari negara timur, yakni dariIndia dan Saudi Arabia. Fabelmenyebar di negara barat melaluiperantara seorang budak bernamaAisipos dan kemudian ditulis ulangoleh beberapa penulis, seperti Babrius,Phaedrus, dan Avianus. Selain unsursatir (sindiran) dan kritik, unsur ajaranmoral juga merupakan unsur yangpenting di dalam fabel sehingga padafabel merupakan alat yang efektifuntuk menyampaikan pesan moral,politik, dan keagamaan.

Sebagai salah satu jenis karyasastra, fabel mempunyai struktur yangsederhana. Fabelbisa ditulis dalambentuk puisi dan dalam bentuk narasi.Fabel juga ditulis dalam bahasa yangsederhana, padat, dan pendek. Alurdalam fabel juga sederhana. Alurhanya terdiri atas pembukaan yangpendek, konflik, dan akhir yang tidakterduga. Kesederhanaan bentuk danbahasa tersebut mungkin berkaitan eratdengan nilai moral yang hendakdisampaikan oleh fabel tersebut supayalebih mudah dicerna dan diterima olehpembacanya. Fabel merupakan teksdidaktik. Artinya,teks yang tertulisdalam fabel mengandung unsuredukasi. Unsur edukasi tersebutmuncul, baik secara eksplisit maupunimplisit melalui tokoh-tokoh yang adadalam fabel tersebut. Sesuai dengannamanya, sebagai cerita binatang,tokoh-tokoh di dalam fabel adalahbinatang. Binatang-binatang tersebutakan bertindak, bertutur, dan berpikirlayaknya manusia. Melalui tuturan,tindakan, dan pemikiran yangdiperankan oleh binatang tersebut,anak dapat mengidentifikasi perilakuyang baik dan buruk tanpaharusmerasa digurui.

Setiap suku di Indonesia pastimemiliki fabel dan dongeng-dongeng

lainnya, demikian juga suku Sentani.Di dalam suku Sentani, dongeng seringdiceritakan oleh orang tua kepada anakpada waktu senggang. Fabel adalahmedia yang bagus, selain untukmenghibur pembaca atau pendengarjuga, dapat digunakan sebagai mediauntuk membangun karakter anakdengan nilai-nilai moral yangterkandung di dalamnya.

Berdasarkan latar belakangsebagaimana yang telah dikemukakandi atas, permasalahan dalam penelitianini adalah nilai-nilai edukasi apa sajayang terkandung dalam fabel Sentani.Adapun tujuan penilitian ini adalahuntuk mengetahui latar belakang sosialbudaya masyarakat Sentani sertamenggali nilai-nilai edukatif fabel sukuSentani yang dapat dijadikan sebagaisarana membangun karakter anak.

LANDASAN TEORI

Kata character berasal dari bahasaYunani charassein, yang berartimenggambar atau melukis (Sudrajat:2011). Berangkat dari pengertiantersebut, kata character kemudiandiartikan sebagai tanda atau ciri yangkhusus. Akhirnya, kata character lebihmerujuk pada pola perilaku yangbersifat individu atau moral seseorang.Gufron (2010) menjelaskan bahwakarakter adalah tabiat, kepribadian,identitas atau jatidiri. Karaktermerupakan jatidiri, kepribadian, danwatak yang melekat pada diriseseorang yang berkaitan dengandimensi psikis dan fisik. Pada tataranmikro, karakter adalah (1) kualitas dankuantitas reaksi terhadap diri sendiri,orang lain, dan situasi tertentu; serta(2) watak, akhlak, dan ciri psikologis.

Suyanto (2009) berpendapat, adasembilan pilar karakter yang berasaldari nilai-nilai luhur universal, yaitu(1) cinta kepada Tuhan dan segenap

Page 4: K A N D A I - core.ac.uk · mati. Hewan, tumbuhan, dan benda mati tersebut merupakan komponen tokoh cerita. Ketiga komponen tersebut dijadikan contoh yang dianalogikan mempunyai sikap,

Sri Yono: Nilai Edukasi dalam Fabel Sentani

105

ciptaan-Nya, (2) kemandirian dantanggung jawab, (3) kejujuran/amanah,diplomatis, (3) hormat dan santun, (5)dermawan, suka menolong, dan gotongroyong/kerja sama, (6) percaya diri danpekerja keras, (7) kepemimpinan dankeadilan, (8) baik dan rendah hati, (9)toleransi, kedamaian, dan kesatuan.

Langkah konkret prosespembentukan karakter adalah melaluipendidikan. Menurut Lickona (1991),pendidikan karakter adalah suatu usahayang disengaja untuk membantuseseorang sehingga ia dapatmemahami, memperhatikan, danmelakukan nilai-nilai etika yang inti.Secara sederhana, pendidikan karakterdapat didefinisikan sebagai segalausaha yang dapat dilakukan untukmemengaruhi siswa.

Sementara itu, Sudrajat (2011)menyatakan pendidikan karaktersebaiknya diajarkan secara sistematis.Cara terbaik untuk melaksanakanpendidikan karakter adalah melaluipendekatan komprehensif dan holistik.Pendekatan ini meliputi dimensikognitif, emosional, dan perilakudengan melibatkan danmengintegrasikannya ke dalam semuaaspek kehidupan di sekolah. Modelpendidikan holistik menggunakanmetode knowing the good, feeling thegood, acting the good. Pengetahuantentang kebaikan (knowing the good)mudah diberikan karena bersifatkognitif. Setelah knowing the goodperlu ditumbuhkan perasaan senangatau cinta terhadap kebaikan (feelingthe good). Selanjutnya, feeling thegood diharapkan menjadi mesinpenggerak sehingga seseorang secarasuka rela melakukan perbuatan yangbaik (acting the good). Penanamandengan model seperti ini akanmengantarkan seseorang kepadakebiasaan berlaku baik. Akan tetapi,dalam penanaman pendidikan karakter

yang utama adalah keteladanan. Orangtua memberikan contoh perilaku yangpositif kepada anak-anaknya, gurumemberi contoh kepada anakdidiknya. Sementara itu, parapemimpin memberikan teladankarakter yang baik kepada masyarakat.

Mengakrabi sastra merupakanaktivitas yang menarik danmenyenangkan. Ada prosespenyelaman dan pendalamanpengalaman batin manusia. Dari titikini, kita banyak bersentuhan denganberbagai pola perilaku dan karaktermanusia. Semakin banyak perilaku dankarakter manusia yang kita tangkap,kita akan semakin terlatih untukmembangun sikap empati, peka, danresponsif terhadap berbagai macamnilai hidup dan kehidupan sehinggatidak gampang tergoda untukmelakukan tindakan negatif yang bisamerusak nilai-nilai keharmonisanhidup.

Sastra dapat dilihat dari berbagaiaspek. Dari aspek isi, jelas bahwakarya sastra sebagai karya imajinatiftidak lepas dari realitas. Karya sastramerupakan cermin zaman. Berbagaihal yang terjadi pada suatu waktu, baikpositif maupun negatif direspon olehpengarang. Dalam prosespenciptaannya, pengarang akan melihatfenomena-fenomena yang terjadi dimasyarakat itu secara kritis,kemudian diungkapkannya dalambentuk yang imajinatif.

Fungsi sastra adalah dulce et utile,artinya indah dan bermanfaat. Dariaspek gubahan, sastra disusun dalambentuk yang apik dan menariksehingga membuat orang senangmembaca, mendengar, melihat, danmenikmatinya. Sementara itu, dariaspek isi ternyata karya sastra sangatbermanfaat karena di dalamnyaterdapat nilai-nilai pendidikan moralyang berguna untuk menanamkan

Page 5: K A N D A I - core.ac.uk · mati. Hewan, tumbuhan, dan benda mati tersebut merupakan komponen tokoh cerita. Ketiga komponen tersebut dijadikan contoh yang dianalogikan mempunyai sikap,

Kandai Vol. 10, No. 1, Mei 2014; 102-115

106

pendidikan karakter. Salah satu bentukkarya sastra tradisional yang jugamempunyai nilai indah dan mendidikadalah cerita rakyat.

Cerita rakyat yang merupakankhazanah budaya dari berbagaikelompok masyarakat potensial untukdigali dan menjadi sumber rujukanbagi para pendidik untuk membentukkarakter yang sesuai dengankepribadian bangsa (Barokah, 2012).Khazanah budaya dan adat istiadatmasyarakat Indonesia yang sangatkaya. Berbagai tradisi yang sangatlekat dimiliki oleh setiap suku, sertanilai-nilai luhur yang diyakini dandijadikan sebagai pedoman hidup (wayof life) masyarakat merupakankekayaan yang sangat berharga. Nilai-nilai dalam budaya dan tradisimasyarakat tersebut dapat ditelusuridan dihidupkan sebagai rujukan bagipara pendidik untuk membentukkarakter anak bangsa. Harapannyaadalah nilai-nilai kearifan lokal dapatdiinternalisasi sehingga menjadituntunan untuk membangun kehidupanmasyarakat yang lebih baik.

METODE PENELITIAN

Metode yang dipergunakan dalampenelitian ini adalah metode diskriptifkualitatif. Hal ini relevan dengan sifatdan wujud data serta tujuan yang akandicapai. Data yang digunakan berupadeskripsi kata-kata dan atau ungkapan-ungkapan kualitatif. Tema, amanat,dan nilai edukasi yang terdapat dalamteks dipaparkan sebagaimana adanya.Nilai-nilai edukasi akan dideskripsikanberdasarkan kutipan yang ada dalamteks.

Penelitian ini menggunakanpendekatan objektif. Dengan kata lain,penelitian hanya menitikberatkan padakarya sastra itu sendiri dan tidakberdasarkan hal atau kenyataan di luar

karya sastra seperti sejarah, adat, danagama (Djamaris, 1993: 34). Nilai-nilaiyang terdapat dalam karya sastra tidakperlu dicocok-cocokkan dengan nilaiyang berlaku dalam masyarakat.

Sumber data penelitian ini adalahbeberapa fabel yang diambil dari bukuStruktur Sastra Lisan Sentani: Prosakarya R. Fatubun, et al. Buku iniditerbitkan oleh Pusat Pembinaan danPengembangan Bahasa, DepartemenPendidikan Nasional, pada tahun 2000.Fabel yang dijadikan sampel dalampenelitian ini adalah “Kasuari danAnaknya”, “Ebeu dan Naangga”,“Ebhie dan Kandei”, dan “BurungKasuari dan Burung Pipit”.

PEMBAHASAN

Gambaran Umum Sosial BudayaMasyarakat Sentani

Istilah Sentani tidak terdapatdalam struktur bahasa Sentani. OrangSentani sendiri tidak dapatmenjelaskan dengan tepat kapan namaSentani menjadi nama danau. Menurutpendapat masyarakat dan tetua adatsetempat, nama asli danau Sentaniadalah “Puyakha, Puyakhapu”.Puyakha artinya ciri nyata danpuyakhapu artinya kawasan danau/airdan dikuasai oleh puyakha. IstilahSentani berasal dari “Hedan” yangberubah menjadi “Setam” dankemudian berubah menjadi “Sentani”.Kata Hedam masih kita jumpai padaondofolo suku Ohei (Siswanto, et al.,2012).

Mata pencaharian masyarakatSentani yaitu menangkap ikan,meramu sagu, dan berkebun. Awalnya,menangkap ikan merupakan pekerjaanrutin yang dilakukan bagi wanitadengan menggunakan jaring (wau)kemudian menyelam ke dasar danau(rilesoyole). Saat ini, pekerjaan

Page 6: K A N D A I - core.ac.uk · mati. Hewan, tumbuhan, dan benda mati tersebut merupakan komponen tokoh cerita. Ketiga komponen tersebut dijadikan contoh yang dianalogikan mempunyai sikap,

Sri Yono: Nilai Edukasi dalam Fabel Sentani

107

menangkap ikan dengan menggunakanjaring sambil menyelam agak jarangdilakukan. Kalaupun ada, padaumumnya kegiatan ini dikerjakan olehkaum laki-laki. Kegiatan menangkapikan oleh kaum laki-laki disebutkoninjo hokoijo, sedangkan pekerjaanmenangkap ikan menggunakan jaringsambil menyelam yang dilakukan olehkaum wanita disebut miyea waujo.

Selain menjaring ikan pekerjaanlain masyarakat Sentani adalahmeramu sagu. Sagu merupakanmakanan pokok masyarakat Papua,termasuk masyarakat Sentani. Prosesmeramu sagu (fi) dilakukan secarabersama-sama oleh suami istri. Fitermasuk pekerjaan berat danmemerlukan waktu sekitar 2-3 harilamanya. Masyarakat Sentanimenyebut sagu ini dengan bara. OrangSentani mengategorikan sagu ke dalambeberapa jenis, yaitu sagu jenis bhara,folo, rondo, yebha, dan osukhulu.

Dalam tata nilai suku Sentani,sopan santun merupakan sesuatu yangdianggap penting dan wajib untukditaati oleh setiap masyarakat maupunorang yang pernah lahir, dirawat, dandibesarkan di Sentani. IdentitaskeSentanian tersimpul dalam adatsopan santun yang mereka aplikasikandalam berkomunikasi terhadap atasan-bawahan, orang tua, maupun terhadapkelompok sebaya.

Adat sopan santun saat ini sampaisekarang secara implisit mengandungmakna kausal yang apabila dilanggarakan mendatangkan resiko negatifyang berat. Beberapa contoh adatsopan santun tersebut antara lain: tidaksopan apabila seorang ayah makanbersama dengan anak sulung,masyarakat Sentani wajib menolongwanita ketika mengalami kesulitandengan penuh tanggung jawab, setiapindividu yang berasal dari Sentaniapabila berjalan berpapasan atau

bertemu dengan seorang ondofolo ataukose wajib menyapa foi moi ‘selamatsejahtera’. Jika orang yang disapa tidakmendengar salam tersebut, didugaorang tersebut mempunyai niat buruk.Seseorang tidak dibenarkan menegurseorang ondofolo atau kose. Adat telahmenetapkan orang-orang tertentu yangdiberkati dan memiliki kemampuanuntuk memberikan petunjuk, nasihat,dan saran. Orang tersebut adalahondofolo kose. Semua masalah yangmenyangkut kepentingan orang banyakdibahas dalam rapat dewanmusyawarah kampung yang disebut(yoyo koseyo). Hal ini dimaksudkanuntuk menjembatani aspirasi arusbawah. Seorang ondofolo kose segeramengerti warga yang patuh dan tidakpatuh. Dia dapat mengetahuiberdasarkan berhasil tidaknya programyang dijalankan. Jika diketahui atauditemukan masyarakat yang tidakpatuh, adatlah yang menghukumnya.Dalam masyarakat Sentani dikenalistilah nekhendephulemiyendebheleyang artinya lebih baik mati daripadabersikap kurang beradat (Fatubun, etal., 2000: 19-21).

Sebelum mengenal agama Kristen,masyarakat Sentani memuja danmemiliki kepercayaan terhadap arwahleluhur. Penyembahan terhadap roh(walofo) dan arwah leluhurdirepresentasikan melalui penyuciantempat-tempat tertentu. MasyarakatSentani percaya terhadap roh halus danroh leluhur yang gentayangan danmendiami tempat tertentu sepertikuburan, hutan, dan danau. Masyarakatjuga percaya terhadap roh leluhur yangberkeliaran dan mendiami tempat-tempat tertentu. Dipercaya bahwa adabeberapa orang, misalnya onuwai-kamoi, yang dapat mengadakan kontakdengan arwah-arwah ini. Kepercayaanmasyarakat Sentani terhadap kekuatansupranatural, tampak pada representasi

Page 7: K A N D A I - core.ac.uk · mati. Hewan, tumbuhan, dan benda mati tersebut merupakan komponen tokoh cerita. Ketiga komponen tersebut dijadikan contoh yang dianalogikan mempunyai sikap,

Kandai Vol. 10, No. 1, Mei 2014; 102-115

108

pemangku adat yang menguasai magiputih (niwai) dan magi hitam (kele)(Wigati, 2008: 58). Bentuk pemujaanini dapat juga dilihat melalui ukiran-ukiran, seperti ukiran pria dan wanita,bentuk hewan seperti biawak, kadal,ular, anjing, ikan, dan burung(Fatubun, et al., 2000: 22). Binatang inibiasanya diukir pada tongkat (mehung), gagang kapak batu (rame hefa),tifa (wakhu), tiang rumah (hukulu), danperahu (kai-ifa).

Kepercayaan terhadap arwahleluhur kemudian berubah denganmasuknya agama Kristen Protestan.Masuknya agama Kristen Protestanditandai dengan pembongkaran rumahkombo. Rumah kombo merupakanlembaga pendidikan tradisional yangpertama di Sentani. Komboyeu inimengajarkan asal usul dewa yang perludisembah, keberadaan roh (walofo),dan arwah nenek moyang. Selain itu,Komboyeu mengajarkan pendidikan,misalnya cara berdisiplin, sikaphormat-menghormati, tolong-menolong, dan hubungan antara hakdan kewajiban. Menurut CornelisModouw dan Ezra Ongge, orang yangmasuk dididik di rumah Komboyeuhanya anak laki-laki usia remaja(Wigati, 2008: 58)

Meskipun Injil telah masuk diwilayah Sentani, bukan berartikepercayaan lama dihapus sama sekalidalam kehidupan masyarakat Sentani.Masih ada beberapa kepercayaan lamayang masih tetap hidup dalammasyarakat Sentani, sepertikepercayaan terhadap kekuatansupranatural. Misalnya hobatan, yaitumagi hitam yang dapat membuatseseorang sakit, bahkan meninggal.Masyarakat Sentani juga masihpercaya kepada beberapa pemangkuadat yang memegang kekuatan magisatau pedo (Wigati, 2008: 59).

Nilai Edukasi dalam Fabel Sentani

Cinta Kepada Tuhan dan SegenapCiptaan-Nya

Manusia adalah makhluk sosialyang tidak dapat hidup sendiri. Dalamkehidupannya, manusia perluberhubungan dengan Tuhan dansegenap makhluk ciptaan-Nya. Secaravertikal manusia berhubungan denganTuhan sebagai penguasa alam karenasecara naluri manusia percaya dengankekuatan yang lebih besar di luar kuasadirinya. Secara horizontal manusiaperlu berhubungan dengan segenapmakluk ciptaan Tuhan demikeberlangsungan hidupnya. Darihubungan secara vertikal kepadaTuhan dan secara horizontal kepadasesama manusia perlu dilandasi olehcinta. Manusia dan cinta sangatlah eratkaitannya. Setiap manusia pastilahmemiliki cinta. Entah itu cinta kepadasang pencipta maupun cinta kepadasesama makhluk ciptaan Tuhan.Cintamerupakan sebuah anugerah yangdiberikan oleh Tuhan kepada semuamakhluk ciptaan-Nya.

Dalam fabel yang berjudul“Kasuari dan Anaknya”, orang Sentanimenuangkan pesan moral tentangpentingnya mencintai Tuhan danmakhluk ciptaan-Nya melalui tokohburung kasuari yang bernama SayaKuku Mem. Walaupun ia seekorkasuari, tetapi ia melahirkan seoranggadis cantik yang bernama Yamboi.Suatu hari Yamboi tertangkap oleh rajayang bernama Danway dan diperistrioleh sang raja. Dari pernikahantersebut Yamboi melahirkan dua oranganak. Keduanya gemar berburu. SayaKuku Mem sering mengunjungicucunya ketika mereka sedangberburu. Hal ini menimbulkankekhawatiran bagi sang cucu. Karenaalasan ini mereka memberikan kalungtaring babi untuk membedakan Saya

Page 8: K A N D A I - core.ac.uk · mati. Hewan, tumbuhan, dan benda mati tersebut merupakan komponen tokoh cerita. Ketiga komponen tersebut dijadikan contoh yang dianalogikan mempunyai sikap,

Sri Yono: Nilai Edukasi dalam Fabel Sentani

109

Kuku Mem, nenek mereka, dari buruanlainnya. Suatu hari Saya Kuku Memmengikuti cucunya berburu. Melihatcucunya memanahi kasuari yang taklain adalah saudaranya sendiri, iamerasa kasihan. Akhirnya Saya KukuMem Saya Kuku Mem mengorbankandirinya untuk dipanah sang cucu demimelindungi kasuari yang lainnya.Berikut ini adalah cuplikannya:

Suatu hari datanglah kasuarimencari anaknya. Dipanggilnyaanaknya dari semak-semak. Yamboiyang mendengar ibunya memanggildirinya kemudian datang menjumpaiibunya dan menceritakan akankeadaannya. Diperkenalkannya keduaanak itu kepada ibunya. Sebelumpulang, kasuari itu diberi kalung daritaring babi oleh kedua cucunyasebagai tanda pengenal agar tidaksalah memanahnya jika merekaberburu.

Setiap hari kasuari selalu datangke rumah anaknya, bahkan ia jugasering meminta makan di tempat keduacucunya yang sedang berburu. Hal itumembuat kedua cucunya sangatkhawatir jika salah memanahnyasebagai hewan buruan. Oleh karenaitu, jika neneknya datang disuruhsegera pulang setelah diberi makan.Namun, pada suatu ketika kasuari itutidak segera pulang. Ia bersembunyi disemak-semak dan memerhatikan keduacucunya sedang berburu.

Dilihatnya kedua cucunyamemanah kasuari lainnya. Melihatkejadian itu ia bersedih dan menyesal.Disembunyikannya kalung pemberiankedua cucunya di dalam bulunya danberjalan mendekati mereka. Keduacucunya segera memanahnya karenadi leher kasuari itu tidak ada kalungtaring babi.

Alangkah terkejutnya kedua anaktersebut ketika mendengar nama

mereka dipanggil oleh kasuari yangbaru saja dipanah itu. Keduanyaakhirnya sadar bahwa kasuari yangdipanah itu adalah neneknya. Keduaanak itu sangat menyesal. Kasuariyang mengetahui penyesalan keduacucunya berkata bahwa kedua cucunyatidak bersalah, tetapi dialah yangmenyerahkan diri. (Fatubun, 2000:202)

Fabel “Kasuari dan Anaknya” inimengajarkan kepada anak tentangajaran kasih sayang terhadap Tuhandan kasih sayang terhadap makhlukciptaan Tuhan. Yamboi sangatmenyayangi ibunya walaupun iaberbentuk seekor burung kasuari.Yamboi akan menyambut kedatanganibunya dengan segenap kasih sayangdan cinta ketika ia mengunjunginya.Begitu pula Saya Kuku Mem si burungkasuari (sang ibu), ia merupakan ibuyang bertanggung jawab dan penuhkasih. Rasa kasih sayang itu bukanhanya tertuju kepada anak dan cucunyasaja tetapi juga kepada sesamanya.Puncak dari bentuk kasih sayangtersebut ia buktikan denganmengorbankan dirinya sendiri untukdipanah cucunya demi melindungisesama burung kasuari. Kerelaannyauntuk mengorbankan diri merupakanrefleksi keikhlasan hatinya yangsenantiasa bersandar pada kecintaanpada Tuhannya.

Dari cerita ini anak dapatmengidentifikasikan dirinya denganpara tokoh dalam cerita. Yamboimenggambarkan sosok anak yangberbakti terhadap orang tua. SayaKuku Mem menggambarkan ibu yangbaik hati, penyayang, dan ikhlasberkorban bagi sesama karena hatinyatelah terpaut pada Tuhannya. Kesemuakarakter tersebut dapat menjadi contohyang baik bagi anak tanpa kita harusmengguruinya.

Page 9: K A N D A I - core.ac.uk · mati. Hewan, tumbuhan, dan benda mati tersebut merupakan komponen tokoh cerita. Ketiga komponen tersebut dijadikan contoh yang dianalogikan mempunyai sikap,

Kandai Vol. 10, No. 1, Mei 2014; 102-115

110

Kejujuran/AmanahKunci kesuksesan hidup seseorang

adalah bekerja keras, tekun berusaha,bakat, dan ada satu lagi yang palingpenting yaitu kejujuran. Kejujuranadalah komponen penting dalam setiaphal. Meskipun dikatakan sebagai halyang sederhana, pada zaman sekarangkejujuran menjadi sesuatu yang langkadan sangat tinggi harganya. Bersikapjujur berarti memilih untuk tidakberbohong, mencuri, berbuat curang,atau menipu dengan cara apa pun.

Orang Sentani telah faham betultentang arti pentingnya kejujurandalam kehidupan sehari-hari. Daribeberapa cerita rakyat Sentani terdapattema kejujuran dan akibat yang timbuljika kita berbohong atau tidakmemegang amanah. Berbohong,berdusta, dan menipu merupakan sifat-sifat yang dapat merusak karakterseseorang. Kebohongan merupakasumber fitnah dan malapetaka karenabiasanya satu kebohongan harusditutupi dengan kebohongan yanglainnya, sehingga sekali orangberbohong ia akan terjebak dalamlingkaran yang menjeratnya ke dalamkebohongan yang lain. Pada akhirnya,kebohongan tidak lagi dirasakansebagai kebohongan karena sudahmenjadi kebiasaan setiap hari. Sebagaiakibatnya, orang tidak akanmemercayainya lagi bahkan akanmeninggalkan si pembohong.

Dalam fabel yang berjudul ”Ebeudan Naangga” diceritakan dua jenisbinatang yang bersahabat. Merekaadalah Ebeu (kura-kura) dan yang satulagi Naangga (tikus air). Merekaberdua mencari fele (kerang) bersamadan di tengah perjalanan merekamenemukan kelapa. Ebeu sang kura-kura ahli menyelam maka ia memintakepada si tikus air untuk menjagakelapa sedangkan ia sendiri menyelamuntuk mencari kerang. Ketika berada di

dalam air, Ebeu seperti mendengar adayang sedang mengupas kelapa, maka ianaik ke atas untuk menanyakan haltersebut kepada Naangga. Kejadiantersebut berulang sampai empat kali,tetapi selalu dijawab tidak ada apa-apaoleh Naangga. Ia berbohong karenasebenarnya Naangga telah memakanbuah kelapa itu, dan mengembalikanserabutnya seperti semula, sehinggaterlihat masih utuh. Akibat darikebohongan yang dilakukan olehNaangga, maka ia kehilangan sahabatsejatinya yaitu Ebeu dan harus mencarimakan sendiri. Hal ini tampak dalamkutipan cerita berikut.

Ia kembali lagi menyelammencari fele. Sementara menacari fele,ia mendengar lagi orang membelahkelapa untuk ketiga kalinya. Ia munculke permukaan dan bertanya lagi padatemannya,”Naangga, saya mendengarorang mengeruk dan memakankelapa.” Temannya menjawab lagi,“Bukan, itu adalah bunyi gesekanperahu dan kayu.”

Ebeu turun ke dalam air untuk keempat kalinya. Sementara itu,Naangga memakan kelapa sampaihabis. Lalu ia menyusun kembali sabutkelapa itu menjadi seakan-akan masihutuh. Sekarang ia mengajak Ebeuuntuk pulang. Di rumah merekamemasak fele yang mereka peroleh.Sambil memakan masakan mereka,Ebeu berkata kepada Naangga,“Kupaslah kelapa yang kita temukantadi agar kita makan bersama!”

Naangga menjawab, “Lebih baikkamu saja yang mengupasnya”. Ebeupun menyetujuinya. Namun, betapaterkejutnya ia ketka mengetahui bahwakelapa tersebut hanya tersisa kulitnya,tidak ada isinya lagi. Ia bertanya padaNaangga dengan curiga, “Kenapakelapa ini tidak ada isinya? Engkaumemakan semuanya?” Naangga

Page 10: K A N D A I - core.ac.uk · mati. Hewan, tumbuhan, dan benda mati tersebut merupakan komponen tokoh cerita. Ketiga komponen tersebut dijadikan contoh yang dianalogikan mempunyai sikap,

Sri Yono: Nilai Edukasi dalam Fabel Sentani

111

menjawab, “Tidak. Saya tidakmemakannya. Mungkin orang lainyang telah memakannya danmembuang kulitnya ke dalam air, dankemudian kita menemukannya”.

Namun, Ebeu mengetahui bahwatemannya berbohong. Ia lalu berkatakepada Naangga, “Jika memangdemikian kita tidak dapat tinggalbersama menjadi sahabat lagi. Engkauharus pergi mencari makananmusendiri. Saya pun demikian. Engkauterlalu rakus dan berjalan cepat untukmencari makan. Saya berjalanlambat.”

Akhirnya kedua sahabat yangtelah bersama-sama untuk sekian lamaitu pun berpisah karena ketidakjujuranyang membawa permusuhan. (Fatubun,2000: 222)

Sebuah pesan indah dan lugasdipaparkan di dalam fabel ini. Nilaikejujuran harus ditegakkan karena jikanilai kejujuran ini dilanggar akanmengakibatkan terjadinya perpecahandan fitnah. Dalam fabel inidigambarkan tentang karakter tidakjujur tokoh Naangga. Naanggamemiliki karakter yang tidak terpujiseperti rakus, suka bohong, dan tidakbisa dipercaya. Akibat karakter tidakterpujinya, Naangga kehilangansahabat terbaiknya yang bernamaEbeu. Perpecahan ini terjadi karenaEbeu merasa tertipu dan dikhianatioleh Naangga. Prinsip terpentingdalam membina persahabatan adalahfaktor kejujuran dan saling percaya.Sahabat adalah orang yang palingdekat dengan kita setelah keluarga.Lewat persahabatan hidup menjadilebih indah dan bermakna. Ketikapermasalah datang menghimpit,sahabatlah orang pertama yang akanmengulurkan bantuan kepada kita.Kapasitas seorang sahabat dapat kitaketahui ketika kita sedang dalam

kungkungan masalah. Pepatahmengatakan ”A friend indeed is afriend in need”. Dari pepatah ini kitadapat mengambil suatu pelajaranbahwa nilai persahabatan terletak padakerelaan kita untuk berkorban untuksahabat. Jadi, pengkhianatan terhadapsahabat yang dilakukan oleh Naanggaterhadap Ebeu merupakan hal yangsangat melanggar nilai persahabatan.

Dari fabel ini secara implisit anakdapat belajar tentang pentingnyabersikap jujur dan bisa dipercaya olehsahabat. Pentingnya karakter jujurdigambarkan lewat tokoh Naanggayang suka berbohong dan tidak bisadipercaya. Akibat dari karakter tidakterpuji tersebut ia tidak dipercaya lagioleh sahabatnya Ebeu, bahkanpersahabatan mereka terpecah.

Bekerja KerasKesuksesan hidup bisa tercapai

hanya melalui bekerja keras. Salahseorang tokoh besar pernahmengatakan,”Berlelah-lelahlah kaliankarena manisnya hidup akan engkaudapatkan setelah engkau berlelah-lelah”. Kita memasuki eramaterialisme dan hedonisme. Banyakgenerasi muda yang terjebak dalampola hidup ”instan”. Mereka lebihbertumpu pada hasil bukan proses. Halini bisa berakibat pada penghalalansegala cara dan pendangkalan karakter.Padahal sebuah proses merupakansarana untuk mengasah diri. Banyakkendala yang harus mereka hadapi.Banyak rintangan yang harusdisingkirkan. Tetapi di balik segalakesulitan dan hambatan tersebut akanterdapat kemudahan. Mereka akanbelajar untuk mengeja hidup lewatserangkaian proses jatuh-bangun,benar-salah, kalah-menang, yang padaakhirnya akan membuat kepribadianseseorang berkembang dan kuat. Ibaratbesi ketika mereka ditempa maka akan

Page 11: K A N D A I - core.ac.uk · mati. Hewan, tumbuhan, dan benda mati tersebut merupakan komponen tokoh cerita. Ketiga komponen tersebut dijadikan contoh yang dianalogikan mempunyai sikap,

Kandai Vol. 10, No. 1, Mei 2014; 102-115

112

menghasilkan komposisi, presisi, danfungsi yang tinggi.

Pesan moral tentang kerja kerastelah diperkenalkan oleh orang Sentanilewat fabel yang berjudul ”Ebhie danKhandei”. Mereka adalah sepasangsatwa yang berkawan karib. Ebhieadalah sejenis burung, sedangkanKhandei adalah sejenis ikan yanghidup di Danau Sentani. Merekatinggal di pinggiran danau Sentani.Ebhi tinggal di daerah bernama Rukha-rukha Yebei, di sebelah baratKhalkote. Khandei tinggal di Raikisyo,sebelah timur Khalkote. Mereka bahumembahu untuk membuka kebun,mengolah, dan menanaminya. Berikutadalah petikan ceritanya:

Di suatu hari yang cerah, Ebhimenemukan sebidang tanah. Diamembuat sebuah kebun kecil untuknyadan Khandei sebagai permintaan maafkarena sudah mencari makan sampaike daerah Khandei. Pertama-tama iamembakar area itu untukmemudahkannya sewaktu mencabutrumput. Kemudian, ia mencangkultanah agar gembur dan mudah untukditanami. Setelah itu dia membuattanda untuk membatasi kebunnya dankebun si Khandei. Hari-hariberikutnya, mereka berdua sibukmenanam berbagai jenis tumbuhan dikebun masing-masing. (Fatubun, 2000:216)

Dua orang sahabat ini menggambarkansosok yang pantas diteladani. Merekabahu-membahu menggarap tanahkosong yang tidak ditanami tanamanproduktif. Proses berkebun merekajalani dengan teliti dan tekun. Mulaidari membakar area, mencabut rumput,mencangkul, hingga proses menanammereka lakukan bersama. Sebuahgambaran tolong menolong dalamkebaikan dan bukan tolong menolong

dalam kemungkaran yang pantasditeladani dan dicontoh. Keteladananini dapat diserap oleh anak dan akanmembantu membentuk karaktermereka menjadi pekerja yang keras.Konsep kerja keras, teliti, tekun, danbekerja sama akan sangat merekabutuhkan kelak ketika mereka dewasa.Mereka harus belajar bahwa untukmendapatkan sesuatu harus ditebusdengan keringat, perjuangan, dan kerjakeras.

Baik dan Rendah HatiRendah hati adalah ciri hati yang

sehat. Rendah hati dapatmengendalikan diri untuk tidaksombong. Keinginan dihormati,dihargai, dan dimuliakan adalahnormal. Menjadi tidak normal ketikakeinginan tersebut memperbudak siempunya perasaan sehinggamenyebabkan kesombongan. Padahal,jalan menuju kemuliaan danditinggikan derajatnya oleh Tuhanadalah dengan menjadi orang yangbaik dan rendah hati. Kerendahan hatiadalah jalan utama untuk kemuliaan didunia dan di akhirat kelak. Sementaraitu, kesombongan dan ketakaburanadalah jalan paling pintas padaterhinanya diri dan dapat menjadibumerang yang merugikan. Pentingnyaberperilaku baik dan bersikap rendahhati telah difahami oleh orang Sentanidengan penggambaran buruknya akibatyang ditimbulkan oleh sikap sombongdalam fabel yang berjudul “BurungKasuari dan Burung Pipit”.

Fabel ini berkisah tentang burungkasuari yang merupakan salah satuburung terbesar yang menghuni hutan.Pada waktu itu, burung kasuari masihbisa terbang, berbadan besar dan kuat.Semua burung merasa takut danterancam keselamatannya. Bahkanbinatang lainnya pun menyingkir jikaberpapasan dengannya. Karena merasa

Page 12: K A N D A I - core.ac.uk · mati. Hewan, tumbuhan, dan benda mati tersebut merupakan komponen tokoh cerita. Ketiga komponen tersebut dijadikan contoh yang dianalogikan mempunyai sikap,

Sri Yono: Nilai Edukasi dalam Fabel Sentani

113

paling kuat, ia menjadi sombongsehingga seluruh penghuni hutan tidakmenyukainya dan berencana untukmemberinya pelajaran. Akhirnya, siburung pipit yang kecil dan tampaktidak berdaya itu mengajukan diriuntuk mematahkan kesombonganburung kasuari dengan cara mematukmatanya.

Akibat dari patokan burung pipit,sang kasuari menjadi tidak jelaspandangannya ketika terbang. Iamenabrak pohon, sayapnya patah, dansampai sekarang ia tidak bisa terbanglagi. Begitulah, kesombongan selalumenjadi bumerang bagi diri sendiri. Iatidak bisa terbang lagi danmendapatkan makanan dari sisa makanyang dijatuhkan oleh burung-burungkecil yang dahulu ia jahati. Sementaraitu, kerendahan hati si burung pipitmenjadikannya mulia dan dihormati.Berikut ini kutipan cerita “BurungKasuari dan Burung Pipit”.

Setiba di tempat penganugerahan,kalung wasiat itupun segeradikalungkan pada leher sang kasuari.Kemudian diciumnya beberapa kalidan kasuari tidak curiga apa punterhadap si burung pipit. Setiapciuman yang diberikan oleh burungpipit ia pergunakan untuk mencotokkedua mata sang kasuari.

Semula kasuari merasa pedih dimatanya, tetapi itu dianggap hanyadiakibatkan oleh sayap burung pipit.Lama kelamaan kesakitan di matanyaterasa semakin parah. Oleh sebab ituia bermaksud menghindarkan diri kesebuah pohon yang lebih tinggi. Tetapirupanya penglihatannya kabur, karenakurang berhati-hati ia jatuh tersungkurke tanah. Akibatnya patahlah keduasayapnya.

Sejenak suasana menjadi sepi.Kemudian semua burung menjaditakjub melihat kenyataan kejadian itu.

Bukan main gembiranya hati mereka.Si Pipit telah mengalahkan kasuariyang jahat. Pada saat itu burung pipitdisanjung-sanjung dan tersiarlahnamanya ke mana-mana karenajasanya.

Kini ketentraman dan kerukunahidup para penghuni hutan telahtercapai. Jaman kejayaan, keangkuhandan kesombongan Kasuari telah usai.Sekarang Kasuari tidak berdaya lagiuntuk terbang. Sebagai imbalan akibatperbuatan jahatnya, patutlah iamenerima balasannya. Ia berkelana dibawah pohon dan memakan buah-buahan yang dijatuhkan oleh burung-burung kecil. (Fatubun, 2000:196)

Dari fabel ini anak diajarkan untukmempunyai kecakapan emosional yangsangat berguna dalam mengarungikehidupan di tengah-tengahmasyarakat. Sikap rendah hatimerupakan salah satu karakter luhuryang mencerminkan kematanganmental. Kelebihan yang dititipkan olehTuhan, baik itu berupa kelebihan fisik,intelektual, dan lain-lainnya,semestinya menjadikan seseorangmenjadi pribadi yang mulia bukannyatakabur. Perilaku takabur yangdigambarkan oleh kasuarimenyebabkan terjadinya fitnah baikbagi dirinya maupun lingkungannya. Iaharus menanggung akibat darikesombongannya. Ia yang semulamerupakan sosok yang paling berkuasamenjadi sosok yang sangat hina.Bahkan, untuk sekadar makan saja iaharus memunguti sisa-sisa makanan siburung pipit mungil yang dulu iaaniaya. Ini sebuah gambaran yangmudah dicerna oleh anak-anak danakan membantu mengembangkankepribadian luhur mereka sehinggatidak jatuh pada karakter takabur.

Page 13: K A N D A I - core.ac.uk · mati. Hewan, tumbuhan, dan benda mati tersebut merupakan komponen tokoh cerita. Ketiga komponen tersebut dijadikan contoh yang dianalogikan mempunyai sikap,

Kandai Vol. 10, No. 1, Mei 2014; 102-115

114

PENUTUP

Fabel Sentani mengandung nilai-nilai edukasi yang cocok dijadikansebagai salah satu media untukmembangun karakter anak. Karakterluhur seperti cinta kepada Tuhan dansegenap ciptaan-Nya, kejujuran,rendah hati, dan bekerja keras terdapatdalam fabel Sentani. Karakter tersebutdigambarkan dengan jelas melaluideskripsi tokoh, tuturan, serangkaiansifat dan tindakan, beserta akibat yangditimbulkan.

DAFTAR PUSTAKA

Barokah, Widuroyekti. 2012. KearifanLokal Dalam SastraLisan Sebagai MateriPembelajaran Karakterdi Sekolah. Surabaya:UPBJJ-UT Surabaya.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2008.Psikologi Belajar. Edisi2. Jakarta: PT RinekaCipta.

Djamaris, Edwar. 1993. Nilai BudayaSastra Nusantara: NilaiBudaya dalam KabaMeget Menadin. Jakarta:Pusat Pembinaan danPengembangan Bahasa.

El Shirazy, Habiburrahman. 2008. DiAtas Sajadah Cinta.Kisah-kisah TeladanIslami Peneguh Iman danPenentram Jiwa. Jakarta:MD Entertainment.

Fatubun, R., et al. 2000. StrukturSastra Lisan Sentani:Prosa. Jakarta: PusatPembinaan danPengembangan BahasaDepartemen PendidikanNasional.

Gufron, Anik. 2010. Integrasi Nilai-nilai Karakter Bangsa

pada KegiatanPembelajaran dalamCakrawala Pendidikan.Jurnal IlmiahPendidikan. Th.XXIX,Mei: 13-24. Yogyakarta:LPPMP UniversitasNegeri Yogyakarta.

Lickona, Thomas. 1991. EducatingFor Character: How OurSchool Can TeachRespect andResposibility. New York:UNY Press.

Ryan, Kevin dan Karen E. Bohlin.1999. Building Characterin School: Practical WaysTo Bring MoralInstruction To Life. SanFrancisco: Jossey-Bass AWiley Imprint.

Siswanto, et al. 2012. InventarisasiSastra Lisan MasyarakatAsei Besar Sentani.Jayapura: KementrianPendidikan danKebudayaan, BalaiBahasa Provinsi Papuadan Provinsi Papua Barat.

Sudrajat, Ajat. 2011. MengapaPendidikan Karakter.Jurnal PendidikanKarakter. 1 (1): 47-59.Yogyakarta: LPPMPUniversitas NegeriYogyakarta.

Suyanto. 2009. Urgensi PendidikanKarakter. http:// www.mandikdasmen.depdiknas.go.id/web/pages/urgensi.html. Diakses 25November 2013.

Wigati, Yektiningtyas. 2008. Helaihilidan Ehabla: Fungsinyadan Peran Perempuandalam MasyarakatSentani Papua.

Page 14: K A N D A I - core.ac.uk · mati. Hewan, tumbuhan, dan benda mati tersebut merupakan komponen tokoh cerita. Ketiga komponen tersebut dijadikan contoh yang dianalogikan mempunyai sikap,

Sri Yono: Nilai Edukasi dalam Fabel Sentani

115

Yogyakarta: AdicitaKarya Nusantara.

Wilfred, L. 1979. Literary Terms andDefinitions B. Carson-

Newman College. NewYork: Harper and Row.