journal reading tht

14
Journal Reading Journal Reading Pola Kuman Aerob Penyebab Pola Kuman Aerob Penyebab Sinusitis Maksila Kronis Sinusitis Maksila Kronis Disampaikan Oleh Disampaikan Oleh Paranita Utama (G1A105007) Paranita Utama (G1A105007)

Upload: rhein-dan

Post on 21-Jul-2015

40 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Pola Kuman Aerob Penyebab Sinusitis Maksila Kronis

Journal Reading

Disampaikan Oleh

Paranita Utama (G1A105007)

ABSTRAK Bakteri penyebab sinusitis maksila kronis : anaerob maupun aerob. Pada kesempatan ini peneliti hanya meneliti bakteri aerob. Penelitian ini bersifat prospektif deskriptif dari Juli 2000 s/d Juni 2001. Penderita yang memenuhi kriteria berjumlah 40 penderita dengan bakteri aerob terbanyak adalah Streptokokus pneumonia.

PENDAHULUAN Sinusitis adalah proses peradangan mukosa yang melapisi sinus. Secara klinis sinusitis dikatakan kronis bila gejalanya berlangsung lebih dari 3 bulan. Gambaran klinis : - hidung tumpat - ingus kental - cairan mengalir di belakang hidung - hidung berbau - penciuman berkurang - nyeri kepala - sekret di meatus media - riwayat hidung berdarah, dan batuk. Infeksi sinus paranasal yang paling sering ditemukan adalah sinusitis maksila.

lanjutan

Faktor-faktor fisik, kimia, saraf, hormonal atau emosional dapat mempengaruhi mukosa hidung yang selanjutnya dapat mempengaruhi mukosa sinus. Untuk mendapatkan jenis bakteri penyebab dapat dilakukan kultur sekret hidung anterior, melalui bagian belakang hidung (lebih akurat), namun sulit dilakukan.

JENIS PENELITIAN Penelitian ini bersifat prospektif deskriptif, data diambil secara cross sectional.

SUBYEK DAN BAHAN : Subjek penelitian terdiri dari penderita sinusitis maksila kronik yang berobat ke Poliklinik THT-KL FK USU/RSUP H. Adam Malik Medan dari bulan Juli 2000 s/d Juni 2001, dengan kualifikasi :a. Kriteria inklusi b. Kriteria eksklusi

a. Kriteria inklusi :

Semua penderita sinusitis maksila kronis dengan keluhan lebih dari 3 bulan yang baru pertama datang berobat ke poliklinik THT-KL FK USU/RSUP H. Adam Malik Medan Penderita berusia di atas 15 tahun Hasil foto Sinus Paranasal menunjukkan Sinusitis Maksila berupa perselubungan atau air fluid level Bersedia ikut serta dalam penelitian.

b. Kriteria eksklusi :

Ibu hamil dan menyusui Pada saat punksi tidak dijumpai sekret. Tidak dijumpai pertumbuhan kuman pada tes kepekaan Tidak sesuai dengan kriteria (a)

Alat / Bahan Penelitian : Alat pemeriksaan THT rutin Alat irigasi sinus (Trokard) Syringe steril 10 ml Selang kecil dari wing needle no. 23 Media pertumbuhan kuman (blood agar)

CARAPada penderita yang memenuhi kriteria inklusi dilakukan ; 1. Anamnesis yang berhubungan dengan keluhan pasien 2. Pemeriksaan THT rutin 3. Foto polos sinus paranasal

HASIL PENELITIAN Tabel 4.1 Menunjukkan penderita sinusitis maksila kronik terbanyak berusiar 25 - 34 tahun (16 penderita 40%) dan terendah pada kelompok umur > 50 tahun (4 penderita - 10%). Perempuan lebih banyak dengan perbandingan 1,1 : 1. Tabel 4.2 Keluhan utama penderita yang terbanyak adalah hidung tumpat (38 kasus - 95%), dan yang terendah adalah riwayat hidung berdarah (3 kasus - 7,5%). Semua penderita datang dengan keluhan lebih dari satu.

Tabel 4.3 Pemeriksaan kultur terhadap sekret sinus maksila mendapatkan kuman aerob terbanyak adalah Streptokokus pneumonia (18 kasus - 45%), diikuti Pseudomonas sp 8 kasus (20%), Streptokokus piogenes dan Klebsiela pneumonia masing-masing 5 kasus (12,5%). Pada penelitian ini tidak dijumpai lebih dari 1 kuman aerob pada satu sediaan. Tabel 4.4 Antibiotika yang sensitif untuk terapi sinusitis maksila kronik terutama adalah Streptomisin, Rifampisin, Kanamisin dan Gentamisin dalam bentuk injeksi. Antibiotika oral yang sensitif terbanyak adalah Doksisiklin, Tetrasiklin, Eritromisin, dan Siprofloksasin

PEMBAHASAN Dari data di atas terlihat bahwa sinusitis maksila kronik lebih banyak menyerang dewasa muda. Keluhan penderita sinusitis maksila kronis dalam penelitian ini yang terbanyak adalah hidung tumpat (38 kasus - 95%)(tabel 4.2). Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang menyatakan bahwa penderita sinusitis maksila kronis pada umumnya mengeluh hidung tumpat, gangguan faring, dan nyeri kepala.

lanjutan Dari pemeriksaan kultur, kuman penyebab terbanyak dalam penelitian ini adalah Streptokokus pneumonia (18 kasus - 45%),(Tabel 4.3). Legent F dkk (Prancis, 1994)24 menemukan kuman penyebab sinusitis maksila kronis yang terbanyak adalah Stafilokokus aureus, diikuti Hemofilus influensa, Streptokokus pneumonia. Sedangkan Fombeur dkk (Paris, 1994)25 menemukan kuman Streptokokus pneumonia sebagai penyebab terbanyak dari sinusitis maksila kronis, diikuti oleh Stafilokokus aureus dan Hemofilus influenza, Moraksela kataralis dan Korinebakterium sp.

KESIMPULAN Kuman aerob terbanyak yang menyebabkan sinusitis aksila kronis pada pemeriksaan kultur adalah Streptokokus pneumonia (45%), yang diikuti Pseudomonas sp (20%), Streptokokus piogenes dan Klebsiela pneumonia masing-masing (12,5%). Jenis antibiotika yang sensitif terutama adalah Streptomisin, Rifampisin, Kanamisin, dan Gentamisin, namun dalam bentuk injeksi. Ada beberapa obat antibiotika oral yang sensitif yaitu terbanyak Doksisiklin, Tetrasiklin, Eritromisin, dan Siprofloksasin.