isi konferensi pers boediono sesudah diperiksa kpk
TRANSCRIPT
Isi Konferensi Pers Boediono Sesudah
Diperiksa KPK
Media yang saya banggakan dan saya hormati.
Saya baru saja melaksanakan kewajiban saya sebagai warganegara, untuk memberikan
keterangan kepada KPK mengenai masalah yang terkait dengan kasus Bank Century. Seperti
yang anda ketahui sedang ditangani KPK. Saya memberikan keterangan sebagai saksi, dan saya
melaksanakan ini dikantor Wapres itu bukan apa – apa .. saya prinsipnya dimanapun tidak ada
masalah. Pertimbangannya adalah masalah logistik. Kalau saya datang kesuatu tempat itu ,
berangkat saya itu pasukannya besar, limit protokol kenegaraan sebelumnya harus disterilasisasi
dan ini akan sangat mengganggu, sangat mengganggu suasana ditempat itu. Oleh sebab itu dari
pada mengganggu dan mungkin ada yang menginterpretasikan nanti ini semacam intervensi dan
sebagainya. Saya dengan persetujuan KPK melaksanakan pemeriksaan disini.
Saudara – saudara sekalian , hari Sabtu memang saya usulkan ke KPK supaya tidak ada interupsi
waktu karena hari-hari kerja , saya hamper selalu ada kegiatan – kegiatan . Kemaren dua kali
kenegaraan saya menerima beberapa pejabat tinggi dari Negara lain dan sebagainya. Jadi hari
yang bebas untuk dimanfaatkan digunakan memberikan penjelasan bagi saya kepada KPK
secarat untas.
Saudara – saudara sekalian, saya tidak bisa menyampaikan secara lengkap mengenai apa yang
dibahas, tentu ini lebih baik KPK yang menyampaikan. Kalau toh ada yang disampaikan kepada
publik, karena bagi saya tentu tidak pada tempatnya menyampaikan hal-hal yang detil dan
mengganggu nantinya proses pelaksanaan penegakan hukum. Oleh sebab itu, saya hanya
menyampaikan beberapa hal saja.
Yang pertama, fokusnya memang mengenai FPJP, dan itu pertanyaannya banyak, jawabannya
tentu saya upayakan setuntas mungkin. Khusus mulai dari tahap awal sampai masa setelah
bailout. Ini semua ada rincian pertanyaan yang saya upayakan untuk menjelaskan secara tuntas.
Satu hal yang saya ingin sampaikan kepada anda adalah bahwa dalam keadaan krisis yang kita
hadapi tahun 2008, sekitar bulan Oktober dan November 2008. Itu, suasananya memang sangat
eksklusif. Kejadian kegagalan dari suatu institusi keuangan, betapapun kecilnya, itu bias
menimbulkan dampak domino yang cukup luas. Dampak sistemik. Oleh sebab itu, pada bulan
Oktober 2008 itu, ada berbagai Negara yang menerapkan kebijakan gran out guaranteed,
kebijakan yang menjamin semua typus itu yang ada disemua Bank. Itu adalah kebijakan untuk
menangkal sistemik risk. Lah, kita kebetulan memang diputuskan untuk tidak menerapkan
guaranted guaranty. Oleh sebab itu, satu-satunya cara, ya kita mengamankan Bank-Bank.
Jangan sampai jatuh dan menimbulkan sistemik risk. Saya sebagai gubernur BI bersama-sama
rekan saya didewan gubernur, berkeyakinan bahwa instrument yang utama, mungkin satu-
satunya pada saat itu, untuk menangkal timbulnya sistemik risk. Itu adalah FPJP. Oleh sebab itu,
kita lakukan revisi dari ketentuan FPJP, untuk menghadapi masalah itu. Dan saya merasakan
bahwa apa yang kami lakukan, kemudian apa yang kami lakukan bersama dengan Menteri
Keuangan dalam KSSK pada waktu keadaan sudah begitu darurat sehingga Bank Century kalau
dibiarkan akan rontok dan akan menimbulkan sistemik risk, system might risk berupa domino,
pengaruh domino terhadap Bank-Bank yang lain. Kita melakukan pengambilan alih bailout dari
Bank Century. Sebenarnya pengambilan alih, karena pemegang saham yang lama sudah tidak
lagi ada disana. Kalau bailout itu, pemegang saham yang lama masih ada, dan diinjeksi dengan
uang dari pemerintah. Itu di Negara lain terjadi. Tapi ini adalah diambil alih total. Pemegang
saham yang lama, sahamnya nol. Jadi bukan untuk membailout pemegang saham yang lama. Itu
yang kita lakukan dan akhirnya Alhamdulillah, setelah itu kita lakukan, kita melewati badai
krisis global pada waktu itu dengan selamat. Memasuki 2009 dan kemudian seterusnya ekonomi
kita cukup mantap. Bahkan kalau kita ingat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun-tahun
itu sampai dengan paling tidak tahun 2012, itu sangat tinggi nomor dua dikelompok G-20. Hanya
kedua dari Cina. Tahun 2013 ini kita belum tahu, nampaknya akan melambat. Tapi toh masih,
harapan kita masih cukup tinggi. Rankingnya masih tinggi dalam peringkat Negara-negara
berkembang di G-20. Saya telah melakukan tanggungjawab saya pada waktu itu sebagai
gubernur BI, demikian pula Menteri Keuangan ibu Sri Mulyani telah melakukan
tanggungjawabnya dengan sebaik-baiknya. Saya hanya bisa mengatakan, toh untuk diri sendiri
saya bahwa saya melaksanakan tanggungjawab saya itu dengan segala ketulusan hati saya.
Tujuannya adalah untuk menyumbangkan yang terbaik bagi bangsa Indonesia, pada waktu
mengalami tantangan yang luar biasa. Bagi saya itu adalah suatu kehormatan, ada pada waktu
dan kondisi yang bias memberikan kontribusi bagi bangsa kita ini. Mengenai evaluasi
penilaiannya dan sebagainya tentu itu semua kita serahkan pada siapapun.Tapi saya pribadi
merasa sangat terhormat mendapatkan peran pada waktu itu.
Dan yang terakhir saudara-saudara sekalian. Saya ingin menyampaikan, bahwa apa yang kami
lakukan pada waktu krisis itu, menurut pandangan kami adalah suatu kebijakan, suatu tindakan
yang mulia. Upaya yang mulia untuk menangani krisis Negara kita. Dan apabila dalam upaya
yang mulia ini ada pihak-pihak yang mempergunakan, menyalahgunakan, ini sebenarnya sangat
menyakitkan kita semua.
Jadi yang terakhir saya ingin mengatakan, siapapun, pihak manapun yang menggunakan upaya
mulia kita ini untuk tujuan yang tidak benar, ya patut untuk ditindak dengan tegas. Saya akan
mendukung KPK, sepenuhnya, apapun yang bisa kami sampaikan untuk melaksanakan tugasnya,
sebaik-baiknya.
Demikianlah apa yang ingin saya sampaikan kepada anda sekalian, barangkali masih ada waktu
untuk satu dua pertanyaan atau komentar, saya persilahkan.
Sumber data record : TvOne – Boediono di pusaran Century, dari Pukul 19.45selama 12 menit,
40 detik
Pertanyaan wartawan yang terekam :
Wartawan bernama Wahyu menanyakan : bagaimana pak Boed pada waktu itu bias menjelaskan
dari dana talangan yang diberikan itu bias membengkak dari 650 milyar menjadi 2,5 trilyun lalu
membengkak lagi menjadi 6,7 trilyun, terkait itupertimbangannya apa saja ?
Jawaban Boediono : itu terjadi tentu setelah diputuskan untuk diambilalih LPS untuk
diselamatkan, dan LPS yang menjadi pemegang sahamnya. Kala itu yang terjadi tentu adalah
antara LPS dan pengawas Bank. Saya kira disitulah jawabannya. Kalau ingin mencari jawaban
yang tepat apa yang terjadi ya antara pengawas Bank, sekarang namanya Bank Mutiara dengan
Bank Mutiara dan LPS.