irl anode
TRANSCRIPT
Irlanode's Blog
Just another WordPress.com site
RSS
makalah kimia air ( pengolongan dan klasifikasi air)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air merupakan substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air
tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom
oksigen.Airbersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi
standar,yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K (0 °C). Zat
kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan
untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam,
beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik.
Air dialam meliputi :
1. air tanah yang berasal dari mata air atau dari sunur dangkal/artesis
2. air permukaan yang disebut juga air badan air,misalnya air sunga,air danau, air
waduk,dll
3. Air laut
4. Air permandian umum.
Air organik adalah istilah untuk air yang sama sekali tidak mengandung unsur
kimia lain selain H2O (air) itu sendiri.
Kandungan dalam air yang bersih dialam sangat banyak oleh standar kualitas
tertentu dan dapat digolongangkan beberapa golongan.yakkni golongan
A,golongan B,golongan C,golongan D,serta golongan E.
Dalam Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan pada pasal 22
ayat 23 mengatakan bahwa Penyehatan Air meliputi pengamanan dan penetapan
kualitas air untuk berbagai kebutuhan hidup manusia.
Upaya penyehatan air bertujuan untuk menjamin tersedianya air minum ataupun
air bersih yang memenuhi persyaratan kesehatan bagi seluruh masyarakat baik
perkotaan maupun pedesaan. Untuk menjamin tersedianya kualitas air yang
memenuhi persyaratan tersebut, berbagai upaya telah dilaksanakan oleh
pemerintah maupun masyarakat, seperti pembangunan dan perbaikan sarana air
bersih/air minum, Upaya pengawasan kualitas air dan penyuluhan–penyuluhan
mengenai hubungan kesehatan dengan tersedianya air yang memenuhi persyaratan
kesehatan.
Salah satu aspek yang sangat esensial untuk terjaminnya kualitas air yang
memenuhi persyaratan tersebut adalah tersedianya suatu perangkat yang dapat
nengatur dan mengawasi pihak yang memproduksi air dan pihak konsumen, yang
meliputi hak, kewajiban dan tanggung jawab masing-masing demi terjaminnya
kuantitas dan kualitas air.
B. Tujuan Makalah
Adapun tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui penggolongan air yang ada
dialam serta mengetahui standar kualitas air yang baik yang dapat digunakan
dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penggolongan Air
Berdasarkan pasal 7, penggolongan air menurut peruntukannya dapat dibedakan
menjadi :
1. Air golongan A :air pada sumber air yang dapat digunakan sebagai air minum
secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu.
2. Air golongan B : air yang dapat digunakan sebagai air baku untuk diolah
menjadi air minum dan keperluan rumah tanga lainnya.
3. Air golongan C : air yang dapat dipergunakan untuk keperluan perikanan-
perikanan dan petrnakan.
4. Air golongan D : air yang dapat dipergunakan untuk keperluan pertanian dan
dapat dimanfaatkan untuk usaha diperkotaan,industry dan lstrik tenaga air.
Pengolongan air yang diatas masih termasuk dalam bagian air badan air atau air
permukaaan,dimana pada air badan air ini memiliki batas syarat yang disesuiakn
dengan peruntukannya.
Selain bahan-bahan beracun,adanhya pencemaran zat organic diketahui antara lain
dengan memeriksa kadar ooksigen terlarut (dissolved oxygen=DO),kebutuhan
biologic akan oksigen (bologycal oxygen demand = BOD),kebutuhan kimiawi
akan oksigen (chemical oxygen demand=COD).
Air badan air mempunyai daya pemurnian alami (self ppurification).Bila
kemasukan bahan pencemar akan diuraikan secara biologic oleh mikroorganisme
yang ada di dalam air dengan kebutuhan oksigen terlarut menjadi hasil uraian
yang stabil.Dari zat organic diuraikan menjadi senyawa nitrat
sulfat,karbonat,fosfat dan sebagainya oleh bakteri aerob.Akan tetapi bila bahan
pencemar organiknya terlalu tinggi,oksigen terlarut yang ada akan makin
berkurang sampai menjadi nol.Akibatnya yang bekerja adalah bakteri
anaerob,dengan hasil akhir nitrit,amonia,asam sulfide dan sebagainya yang
manimbulkan bau,dalam hal ini terjadi pembusukan.
BOD adalah banyaknya oksigen yang diperlukan untuk menguraikan zat organic
dalam air secara biologic,sampai menjadi senyawa yang stabil.Makin tinggi kadar
zat organic dalam air,makin tinggi angka BOD nya.begitu pula kadar DO dapat
dipakai sebagai petunjuk adanya pencemaran organic.Sedangkan angka COD
menunjukan banyaknya oksidator kuat yang diperluakan untuk mengoksidir zat
organic dalam air,dihitung sebagai oksigen.
Dalam melakukan pengolangan air kita harus mangetahui bagaimana melakukan
analisa kimia air seyogyanya dikerjakan dengan tepat dan teliti ,agar diperoeh
hasil yang benar.tepat (accurate) artinya didapat hasil yang dianggap mendekati
hasil atau keadaan yang sebenarnya .Teliti(precise)artinya sedikit sekali selisih
antara hasil beberapa penetapan dengan cara dan jumlah yang sama.
Untuk mendapat hasil analisa yang tepat dan teliti, beberapa kesalahan yang dapat
mempengaruhi hasil analisa harus dicegah.
Kesalaha-kesalahan itu antara lain :
1. Kesalahan cara bekerja dan perorangan
Hal ini disebabkan pemeriksa tidak mengikuti teknik analisa yang benar.misalnya
kehlangan bahan yang diperiksa secara mekanik pada langkah suatu
analisa,endapan yang kurang atau terlalu banyak dicuci, pemijaran endapan pada
suhu yang salah, krus yang belum dingin sudah ditimbang, membiarkan zat tang
hidroskopik menyerap air selama pemincangan dan lain-lain.
Kesalahan perorangan timbul bila pemeriksa tidak bekerjadengan teliti dan hati-
hati.
2. Kesalahan alat dan reagensia
Timbul karena kesalahan konstruksi timbangan, pemakaian alat penimbang atau
pengukur volume yang tidak ditera,penggunaan reagensia yang mengandung
kotoran.
3. Kesalah metoda
Dapat berasal dari penimbangan sampel yang tidak banar, atau reaksi kimia yang
tidak sempurna.pada grafimetri karena kelarutan endapan, ko-presipitasi, post-
presipitasi, dekomposisi, atau penguapan zat yang akan ditimbang pada
volumetric karena reaksi dari bahan pengganggu,perbedaan antara titik akhir
pemeriksaan dengan titik akhir suatu reaksi stoichiometri.
B. Standar Kualitas Air
Bagaimana cara mengetahui kondisi kualitas air?
Kualitas air dapat diketahui dengan melakukan pengujian tertentu terhadap air
tersebut. Pengujian yang biasa dilakukan adalah uji kimia, fisik, biologi, atau uji
kenampakan (bau dan warna). Sayangnya, cara-cara pengujian tersebut
memerlukan biaya yang cukup mahal, disamping prosedur pengujian yang tidak
mudah. Ada cara praktis yang bisa dilakukan oleh setiap orang untuk menilai
kualitas air, yaitu dengan melihat hewan air (makroinvertebrata) yang spesifik
hidup pada air berkualitas baik.
Pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air diselenggarakan secara
terpadu dengan pendekatan ekosistem. Keterpaduan yang dimaksud adalah
dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi.
Pengelolaan kualitas air dilakukan untuk menjamin kualitas air yang diinginkan
sesuai peruntukannya agar tetap dalam kondisi alamiahnya. Pengendalian
pencemaran air dilakukan untuk menjamin kualitas air agar sesuai dengan baku
mutu air melalui upaya pencegahan dan penanggulangan pencemaran air serta
pemulihan kualitas air.
Upaya pengelolaan kualitas air dilakukan pada :
1. Sumber air yang terdapat di dalam hutan lindung;
2. Mata air yang terdapat di luar hutan lindung; dan
3. Akuifer air tanah dalam.
Pengelolaan kualitas air adalah upaya pemeliharaan air sehingga tercapai kualitas
air yang diinginkan sesuai peruntukannya untuk menjamin agar kualitas air tetap
dalam kondisi alamiahnya.
Penentuan standar kualitas air minum maupun air limbah berdasarkan
pertimbangan bahwa :
Bahan-bahan beracun yang apabila kadarnya dalam air minum melebihi batas
akan membahayakan kesehatan, misalnya timbal, selenium, arsen, kromium,
sianida, cadmium, air raksa.
Bahan-bahan kimia kimia spesifik yang dapat mempengaruhi kesehatan apaila
kadarnya dalam air melebihi batas akan merugikan kesehatan misalnya,flourida,
dan nitrat.
Flourida yang kadarnya melebihi batas akan berpengaruh kurang baik terhadap
gigi.
Nitrat yang kadarya melebihi batas menimbulkan keracunan darah pada bayi yang
disebut “blue babies”
Bahan kimia atau sifat fisik yang mempengaruhi air minum yaitu mangan,
tembaga,seng,kalsium fenol.
Bahan kimia yang merupakan pejunjuk adanya pencemaran yaitu zat organic
jumlah, kebutuhan biologic akan oksigen,kebutuhan kimiawi akan
oksigen,nitrogen jummlah,nitrit,fosfat.
Pengawasan kualitas air bertujuan untuk mencegah penurunan kualitas dan
penggunaan air yang dapat mengganggu dan membahayakan kesehatan, serta
meningkatkan kualitas air. Kegiatan pengawasan kualitas air mencakup :
a. Pengamatana lapangan dan pengambilan contoh air termasuk pada proses
produksi dan distribusi.
b. Pemeriksaan contoh air.
c. Analisis hasil pemeriksaan.
d. Perumusan saran dan cara pemecahan masalah yang timbul dalam hasil
kegiatan a,b, dan c
e. Kegiatan tindak lanjut berupa pemantauan upaya penanggulangan/perbaikan
termasuk kegiatan penyuluhan.
Berdasarkan standar peraturan Menteri Kesehatan RI No.
416/MENKES/PER/IX/1990 tentang Persyaratan Kualitas Air Bersih terdiri dari:
Persyaratan Fisik
Kualitas fisik yang dipertahankan atau dicapai bukan hanya semata-mata dengan
pertimbangan dari segi kesehatan saja akan tetapi juga menyangkut keamanan dan
dapat diterima oleh masyarakat pengguna air dan mungkin pula menyangkut segi
estetika.
Persyaratan Kimiawi
Kandungan unsur kimia di dalam air harus mempunyai kadar dan tingkat
konsentrasi tertentu yang tidak membahayakan kesehatan manusia atau mahluk
hidup lainnya, pertumbuhan tanaman, atau tidak membahayakan kesehatan pada
penggunaannya dalam industri serta tidak minumbulkan kerusakan-kerusakan
pada instalasi sistem penyediaan air minumnya sendiri. Beberapa unsur tertentu,
sebaliknya diperlukan dalam jumlah yang cukup untuk penciptaan suatu kondisi
air minum yang dapat mencegah suatu penyakit atau kondisi kualitas yang
menguntungkan.
Dalam hubungannya dengan masalah kualitas kimiawi tersebut di atas pada
dasarnya unsur-unsur kimiawi dapat dibedakan atas 4 golongan:
Unsur-unsur yang bersifat racun.
Unsur-unsur tertentu yang dapat mengganggu kesehatan.
Unsur-unsur yang dapat menimbulkan gangguan pada sistem atau penggunaannya
untuk keperluan atau aktivitas manusia.
Unsur-unsur yang merupakan indikator pengotoran.
Persyaratan Bakteriologi
Dalam persyaratan ini ditentukan batasan tentang jumlah bakteri pada umumnya
dan khususnya bakteri penyebab penyakit (ekoli).
Kualitas air yang baik adalah :
a. Secara fisik
1) Rasa
Kualitas air bersih yang baik adalah tidak berasa. Rasa dapat ditimbulkan karena
adanya zat organik atau bakteri / unsur lain yang masuk ke badan air.
2) Bau
Kualitas air bersih yang baik adalah tidak berbau, karena bau ini dapat
ditimbulkan oleh pembusukan zat organik seperti bakteri serta
kemungkinan akibat tidak langsung dari pencemaran lingkungan,
terutama sistem sanitasi.
3)Suhu
Secara umum, kenaikan suhu perairan akan mengakibatkan kenaikan aktivitas
biologi sehingga akan membentuk O2 lebih banyak lagi. Kenaikan suhu perairan
secara alamiah biasanya disebabkan oleh aktivitas penebangan vegetasi di sekitar
sumber air tersebut, sehingga menyebabkan banyaknya cahaya matahari yang
masuk tersebut mempengaruhi akuifer yang ada secara langsung atau tidak
langsung (Chay, 1995: 54 ).
4)Kekeruhan
Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan – bahan organik dan
anorganik, kekeruhan juga dapat mewakili warna. Sedang dari segi estetika
kekeruhan air dihubungkan dengan kemungkinan hadirnya pencemaran melalui
buangan dan warna air tergantung pada warna buangan yang
memasuki badan air.
5) TDS atau jumlah zat padat terlarut (total dissolved solids)
Bahan pada adalah bahan yang tertinggal sebagai residu pada penguapan dan
pengeringan pada suhu 1030 – 105oC, dalam portable water kebanyakan bahan
bakar terdapat dalam bentuk terlarut yang terdiri dari garam anorganik selain itu
juga gas-gas yang terlarut. Kandungan total solids pada portable water biasanya
berkisar antara 20 sampai dengan 1000 mg/l dan sebagai satu pedoman kekerasan
dari air akan meningkatnya total solids, disamping itu pada semua bahan cair
jumlah koloit yang tidak terlarut dan bahan yang tersuspensi akan meningkat
sesuai derajat dari pencemaran (Sutrisno, 1991 : 33). Zat pada selalu terdapat
dalam air dan kalau terlalu banyak tidak baik untuk air minum, banyaknya zat
padat yang disyaratkan untuk air minum adalah kurang dari 500 mg/l. pengaruh
yang menyangkut aspek kesehatan dari pada penyimpangan kualitas air minum
dalam hal total solids ini yaitu bahwa air akan meberikan rasa tidak enak pada
lidah dan rasa mual.
b. Secara kimia
Kandungan zat atau mineral yang bermanfaat dan tidak mengandung zat beracun.
1) pH (derajat keasaman)
Penting dalam proses penjernihan air karena keasaman air pada umumnya
Cdisebabkan gas Oksida yang larut dalam air terutama karbondioksida. Pengaruh
yang menyangkut aspek kesehatan dari pada penyimpangan standar kualitas air
minum dalam hal pH yang lebih kecil 6,5 dan lebih besar dari 9,2 akan tetapi
dapat menyebabkan beberapa senyawa kimia berubah menjadi racun yang sangat
mengganggUkesehatan.
2)Kesadahan
Kesadahan ada dua macam yaitu kesadahan sementara dan kesadahan
nonkarbonat (permanen). Kesadahan sementara akibat keberadaan Kalsium dan
Magnesium bikarbonat yang dihilangkan dengan memanaskan air hingga
mendidih atau menambahkan kapur dalam air. Kesadahan nonkarbonat
(permanen) disebabkan oleh sulfat dan karbonat,
Chlorida dan Nitrat dari Magnesium dan Kalsium disamping Besi dan
Alumunium. Konsentrasi kalsium dalam air minum yang lebih rendah dari 75
mg/l dapat menyebabkan penyakit tulang rapuh, sedangkan konsentrasi yang lebih
tinggi dari 200 mg/l dapat menyebabkan korosifitas pada pipa-pipa air. Dalam
jumlah yang lebih kecil magnesium dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan
tulang, akan tetapi dalam jumlah yang lebih besar 150 mg/l dapat menyebabkan
rasa mual.
3)Besi
Air yang mengandung banyak besi akan berwarna kuning dan menyebabkan rasa
logam besi dalam air, serta menimbulkan korosi pada bahan yang terbuat dari
metal. Besi merupakan salah satu unsur yang merupakan hasil pelapukan batuan
induk yang banyak ditemukan diperairan umum. Batas maksimal yang terkandung
didalam air adalah 1,0 mg/l
4)Aluminium
Batas maksimal yang terkandung didalam air menurut Peraturan Menteri
Kesehatan No 82 / 2001 yaitu 0,2 mg/l. Air yang mengandung banyak aluminium
menyebabkan rasa yang tidak enak apabila dikonsumsi.
5) Zat organic
Larutan zat organik yang bersifat kompleks ini dapat berupa unsur hara makanan
maupun sumber energi lainnya bagi flora dan fauna yang hidup di perairan (Chay,
1995:541)
6)Sulfat
Kandungan sulfat yang berlebihan dalam air dapat mengakibatkan kerak air yang
keras pada alat merebus air (panci / ketel)selain mengakibatkan bau dan korosi
pada pipa. Sering dihubungkan dengan penanganan dan pengolahan air bekas.
7) Nitrat dan nitrit
Pencemaran air dari nitrat dan nitrit bersumber dari tanah dan tanaman. Nitrat
dapat terjadi baik dari NO2 atmosfer maupun dari pupuk-pupuk yang digunakan
dan dari oksidasi NO2 oleh bakteri dari kelompok Nitrobacter. Jumlah Nitrat yang
lebih besar dalam usus cenderung untuk berubah menjadi Nitrit yang dapat
bereaksi langsung dengan hemoglobine dalam daerah membentuk
methaemoglobine yang dapat menghalang perjalanan oksigen didalam tubuh.
8)Chlorida
Dalam konsentrasi yang layak, tidak berbahaya bagi manusia. Chlorida dalam
jumlah kecil dibutuhkan untuk desinfektan namun apabila berlebihan dan
berinteraksi dengan ion Na+ dapat menyebabkan rasa asin dan korosi pada pipa
air.
9) Zink atau Zn
Batas maksimal Zink yang terkandung dalam air adalah 15 mg/l.
penyimpangan terhadap standar kualitas ini menimbulkan rasa pahit, sepet, dan
rasa mual. Dalam jumlah kecil, Zink merupakan unsur yang penting untuk
metabolisme, karena kekurangan Zink dapat menyebabkan hambatan pada
pertumbuhan anak.
c. Secara Biologis
1) Colli
Air minum tidak boleh mengandung bakteri-bakteri penyakit (patogen) sama
sekali tidak boleh mengandung bakteri coli melebihi batas–batas yang telah
ditentukan yaitu 1 coli/100 ml air (Sutrisno, 1991 : 23).
2) COD (Chemical Oxygen Demand)
COD yaitu suatu uji yang menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh
bahan oksidan misalnya kalium dikromat untuk mengoksidasi bahan-bahan
organik yang terdapat dalam air (Nurdijanto, 2000 : 15). Kandungan COD dalam
air bersih berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 82 / 2001 mengenai
baku mutu air minum golongan B maksimum yang dianjurkan adalah 12 mg/l.
apabila nilai COD melebihi batas dianjurkan, maka kualitas air tersebut buruk.
3) BOD (Biochemical Oxygen Demand)
Adalah jumlah zat terlarut yang dibutuhkan oleh organisme hidup untuk
memecah bahan – bahan buangan didalam air (Nurdijanto, 2000 : 15). Nilai BOD
tidak menunjukkan jumlah bahan organik yang sebenarnya tetepi hanya mengukur
secara relatif jumlah oksigen yang dibutuhkan. Penggunaan oksigen yang rendah
menunjukkan kemungkinan air jernih, mikroorganisme tidak tertarik
menggunakan bahan organik makin rendah BOD maka kualitas air minum
tersebut semakin baik. Kandungan BOD dalam air bersih menurut Peraturan
Menteri Kesehatan RI No 82 / 2001 mengenai baku mutu air dan air minum
golongan B maksimum yang dianjurkan adalah 6 mg/l
Pengendalian Kualitas Air
Upaya untuk mempertahankan kualitas air, dilakukan penggantian air 10% – 20%
per hari. dengan kriteria parameter kualitas air sebagai berikut:
a) Parameter fisika
1) Suhu : 28 ºC – 32 ºC.
2) pH : 7,5 – 8,5.
3) Salinitas : 10 ppt – 35 ppt .
4) Kedalaman air : 100 cm – 120 cm (semi intensif) dan >120 cm (intensif).
5) Kecerahan : 35 cm – 40 cm.
b) Parameter kimia
1) Oksigen terlarut : > 3,5 ppm.
2) Amonia : < 0,01 ppm.
3) Nitrit : < 1 ppm.
4) Nitrat : < 10 ppm.
5) BOD : < 3 ppm.
6) Clorine : < 0,8 ppm.
7) Bahan organik : < 50 ppm.
c) Parameter biologis
Kepadatan plankton : 104 sel/ml – 109 sel/ml.
Tata cara pengukuran
1. Parameter fisika
a) Suhu
Pengukuran suhu air dilakukan dengan menggunakan termometer, yang
dinyatakan dalam satuan oC.
b) pH
Pengukuran pH air dilakukan dengan menggunakan pH meter atau kertas lakmus.
c) Salinitas
Pengukuran salinitas air dilakukan dengan menggunakan
salinometer/refraktometer, yang dinyatakan dalam satuan ppt.
d) Kedalaman
Pengukuran kedalaman air dilakukan dengan menggunakan papan skala, yang
dinyatakan dalam satuan sentimeter (cm).
e) Kecerahan
Pengukuran kecerahan air dilakukan dengan menggunakan piringan berwarna
hitam putih (secchi disk), yang dinyatakan dalam satuan sentimeter (cm).
2. Parameter kimia
Pengukuran kualitas air seperti oksigen terlarut, amonia, nitrit, nitrat dan bahan
organiksesuai dengan APHA (American Public Health Association) dan AWWA
(American WaterWorks Association).
3.Parameter biologi
Cara pengukuran plankton adalah dengan menghitung jumlah plankton dalam
haemocytometer dengan menggunakan mikroskop, yang dinyatakan dalam satuan
sel permililiter (sel/ml). Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk
mengembalikan suatu kondisi lingkungan seperti semula selain dengan teknik
Bioremediation. Salah satunya adalah dengan “Artificial Wetland”, yaitu suatu
teknik dalam pengembalian suatu kualitas lingkungan dengan suatu metode
pemanfaatan lahan basah untuk mengembalikan kondisi lingkungan, dimana
lingkungan yang telah mengalami penurunan kualitas dengan suatu treatment
dialirkan pada suatu instalasi pengolahan lingkungan. Biasanya digunakan untuk
mengembalikan kualitas air tambak, dimana air yang telah digunakan dialirkan
pada suatu tangki pengendapan untuk mengendapkan zat padat yang selanjutnya
masuk pada tangki yang berisikan aerator untuk membunuh bakteri yang bersifat
anaerob dan selanjutnya masuk kedalam wetland yang terdapat tumbuhan yang
berperan dalam menjernihkan air tambak dan menambah kandungan oksigen
dalam air selanjutnya air dapat digunakan kembali untuk tambak. Akan tetapi
Secara ekonomis Bioremediation dengan organism lebih kompetitif dari pada
teknik yang lain.
Kriteria Kualitas Air Yang Dapat Digunakan Sebagai Air Minum
PARAMETER SATUAN MAKSIMUM YANG
DIANJURKAN MAKSIMUM YANG DIBOLEHKAN KETERANGAN
Fisika
Temperatur oC Temperatur air alam Temperatur air alam
Warna mg Pt-Co/1 5 50
Bau Tidak berbau Tidak berbau
Rasa Tidak berasa Tidak berasa
Kekeruhan mg S1O2/1 5 25
Residu terlarut mg/1 500 1500
Daya hantar listrik micromholan 400 1250
Kimia
pH 6,5 – 8,5 6,5 – 8,5 nilai antara (range)
Kalsium (Ca) mg/1 75 200
Magnesium (Mg) mg/1 30 150
Kesadahan mg/1 350 – minimum 10
Barium (Ba) mg/1 Nihil 0,05
Besi (Fe) mg/1 0,1 1
Mangan (Mn) mg/1 0,05 0,5
Tembaga (Cu) mg/1 Nihil 1
Seng (Zn) mg/1 1 15
Krom heksavalen (Cr(VI)) mg/1 Nihil 0,05
Kadmium (Cd) mg/1 Nihil 0,01
Raksa Total (Hg) mg/1 0,0005 0,001
Timbal (pb) mg/1 0,05 0,1
Arsen (As) mg/1 Nihil 0,05
Salenium (Se) mg/1 Nihil 0,01
Sianida (CN) mg/1 Nihil 0,05
Sulfida (S) mg/1 Nihil Nihil
Florida (F) mg/1 – 1,5 minimum 0,5
Klorida (C1) mg/1 200 600
Sulfat (SO4) mg/1 200 400
Fosfor ( P ) mg/1 0,3 2
Amoniak (NH3-N) mg/1 Nihil Nihil
Nitrat ( NO3-N) mg/1 5 10
Nitrit ( NO2-N) mg/1 Nihil Nihil
Nilai Permanganat mg KMn04/1 Nihil 10
Senyawa Aktif biru metilen mg/1 Nihil 0,5
Fenol mg/1 0,001 0,002
Miyak dan Lemak mg/1 Nihil Nihil
Karbon Kloroform Ekstrak mg/l 0,04 0,5
PBC mg/1 Nihil Nihil
Bakteriologi
Coliform total MPN/100 ml Nihil Nihil
Coliform total MPN/100 ml 5 Nihil
Coli total MPN/100 ml Nihil Nihil
Kuman patogenik/parasitic Nihil Nihil Nihil
Radicaktifitas
Aktivitas beta total pCi/1 _ 100
Strontium – 90 pCi/1 – 2
Radium – 226 pCi/1 – 1
Pestisida mg/1 Nihil Nihil
KRITERIA KUALITAS AIR YANG BAIK UNTUK PERIKANAN DAN
PETERNAKAN
PARAMETER SATUAN KADAR MAKSIMUM KETERANGAN
Fisika
Temperatur oC Temperatur air alam + 4oC
Residu terlarut mg/1 2000
Kimia
pH 6 – 9
Tembaga (Cu) mg/1 0,02
Seng (Zn) mg/1 0,02
Krom heksavalen (Cr(VI)) mg/1 0,05
Kadmium (Cd) mg/1 0,01
Raksa Total (Hg) mg/1 0,002
Timbal (pb) mg/1 0,03
Arsen (As) mg/1 1
Salenium (Se) mg/1 0,005
Sianida (CN) mg/1 0,02
Sulfida (S) mg/1 0,002
Fluorida ( F ) mg/1 1,5
Amoniak bebas (NH3-N) mg/1 0,016
Nitrit (NO2-N) mg/1 0,06
Klor aktif (Cl2) mg/1 0,03
Oksigen Terlarut (DO) mg/1 – Disyaratkan lebih besar dari 3. Diperbolehkan
sama dengan 3, maksimum 8 jam dalam 1 hari
Senyawa aktif biru metilen mg/l 0,2
Fenol mg/l 0,001
Minyak & Lemak mg/l 1
Radioaktifitas
Aktifitas beta total pCi/l 1000 Aktifitas tanpa adanya Sr-90 dan Ra-226
Strontium – 90 pCi/l 10
Radium – 226 pCi/l 3
Pestisida
DDT mg/l 0,002
Endrine mg/l 0,004
BHC mg/l 0,21
Methyl Parathion mg/l 0,10
Malathion mg/l 0,16
KRETERIA KUALITAS AIR YANG BAIK UNTUK PERTANIAN,
INDUSTRI LISTRIK TENAGA AIR DAN LINTAS AIR
PARAMETER SATUAN KADAR MAKSIMUM KETERANGAN
Fisika
Temperatur oC Temperatur normal Sesuai dengan kondisi setempat
Residu terlarut mg/1 1000 – 2000
Daya hantar listrik micro mho/cm (25C) 1750 – 2250 1750 untuk tanaman peka
Kimia
pH 5 – 9
Mangan (Mn) mg/l 2
Tembaga (Cu) mg/1 0,02
Seng (Zn) mg/1 5
Krom heksavalen (Cr(VI)) mg/1 5
Kadmium (Cd) mg/1 0,01
Raksa Total (Hg) mg/1 0,005
Timbal (pb) mg/1 5
Arsen (As) mg/1 1
Salenium (Se) mg/1 0,05
Nikel ( Ni ) mg/1 0,5
Kobalt (Co) mg/1 0,2
Bor (B) mg/1 1
g Na (g garam alkali) mg/1 60
Sodium Absorption Ratio (SAR) 10 – 18 Maksimum 10 untuk tanaman peka,
Maximum 18 untuk yang kurang peka
Residual Sodium Carbonat (RSC) 1,25 – 2,5 Maksimum 1,25 untuk tanaman
peka, Maksimum 2,5 untuk yang kurang peka
Radioaktifitas
Aktifitas beta total pCi/l 1000 Aktifitas tanpa adanya Sr-90 dan Ra-226
Strontium – 90 pCi/l 10
Radium – 226 pCi/l 3
KRITERIA STANDARD KUALITAS AIR LIMBAH
PARAMETER SATUAN I II III IV
MUTU AIR BAIK SEDANG KURANG KURANG SEKALI
Fisika
Temperatur oC 45 45 45 45
Residu terlarut mg/1 1000 3000 3000 50.000
Residu terlarut mg/1 100 200 400 500
Kimia
pH 6 – 9 5 – 9 4,5 – 9,5 4,0 – 10
Besi (Fe) mg/1 5 7 9 10
Mangan (Mn) mg/1 0,5 1 3 5
Tembaga (Cu) mg/1 0,5 2 3 5
Seng (Zn) mg/1 5 7 10 15
Krom heksavalen (Cr(VI)) mg/1 0,1 1 3 5
Kadmium (Cd) mg/1 0,01 0,1 0,5 1
Raksa Total (Hg) mg/1 0,005 0,01 0,05 0,1
Timbal (pb) mg/1 0,1 0,5 1 5
Arsen (As) mg/1 0,05 0,3 0,7 1
Salenium (Se) mg/1 0,01 0,05 0,5 1
Sianida (CN) mg/1 0,02 0,05 0,5 1
Sulfida (S) mg/1 0,01 0,05 0,1 1
Fluorida (F) mg/1 1,5 2 3 5
Klor aktif (Cl2) mg/1 1 2 3 5
Klorida (Cl) mg/1 600 1000 1500 2000
Sulfat (SO4) mg/1 400 600 800 1000
N – Kjeldahl (N) mg/1 7 – – 80
Amoniak Bebas (NH3-N) mg/1 0,5 1 2 5
Nitrat ( NO3-N) mg/1 10 20 30 50
Nitrit ( NO2-N) mg/1 1 2 3 5
Kebutuhan Oksigen (BOD) mg/1 20 100 300 500
Biologi
Kebutuhan Oksigen Kimiawi (COD) mg/1 40 200 500 1000
PARAMTER SATUAN I II III IV
BERAT SEKALI BERAT SEDANG RINGAN
Senyawa aktif biru metilen mg/1 0,5 1 3 5
Fenol mg/1 0,002 0,05 0,5 1
Minyak nabati mg/1 10 30 70 100
mg/1 10 30 70 100
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun isi dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa,air dapat digolongkan
menjadi empat golongan yaitu : air golongan A, air golongan B, air golongan C,
dan air golongan C,Serta memiliki standar kualitas yang baik yang ditinjau dari
persyaratan kualitas air yang bersih yang terdiri dari,persyaratan fisik,kimiawi dan
bakteriologi.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam segi penulisan serta isi dari makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan,oleh karena itu,saran dari pembaca sangat kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini agar lebih baik untuk dibaca.
DAFTAR PUSTAKA
• Kementrian Lingkungan Hidup, Laporan Status Lingkungan Hidup Indonesia
2002.
• Marwah, Sitti, Daerah Aliran Sungai (Das) sebagai Satuan Unit Perencanaan
Pembangunan Pertanian Lahan Kering Berkelanjutan, Program Pasca Sarjana /
S3, Institut Pertanian Bogor, November 2001.
• Masnang, Andi, Konversi Penggunaan Lahan Kawasan Hulu Dan Dampaknya
Terhadap Kualitas Sumberdaya Air Di Kawasan Hilir, Program Pasca Sarjana /
S3, Institut Pertanian Bogor, Mei 2003.
• Rahmadi, Andi, Air sebagai Indikator Pembangunan Berkelanjutan (Studi
Kasus: Pendekatan Daerah Aliran Sungai), Program Pasca Sarjana / S3, Institut
Pertanian Bogor, Mei 2002.
• World Bank, 2004. Water Quality and Resource Protection Strategy Policy
Review, Task 1 Data Collection, East Java Regional Sector Development and
Prograam (EJRSDP). P.T. Waseco Tirta. Jakarta.
• http://www.digilib.unnes.ac.id/../doc.pdf