internasionalisasi perusahaan jamu (studi kasus pada …

69
INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU (Studi Kasus Pada PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk) Oleh : Kezia Giovanni Rusli NIM : 212012075 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2016

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU (Studi Kasus Pada …

INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU

(Studi Kasus Pada PT Industri Jamu dan Farmasi

Sido Muncul Tbk)

Oleh :

Kezia Giovanni Rusli

NIM : 212012075

KERTAS KERJA

Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Guna Memenuhi Sebagian dari

Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS

PROGRAM STUDI : MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2016

Page 2: INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU (Studi Kasus Pada …

ii

LEMBAR PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

Page 3: INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU (Studi Kasus Pada …

iii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN AKSES

Page 4: INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU (Studi Kasus Pada …

iv

HALAMAN PERSETUJUAN

Page 5: INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU (Studi Kasus Pada …

v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Page 6: INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU (Studi Kasus Pada …

vi

ABSTRACT

Internationalization is a process of the increasing involvement and the

company adaptation within the international operating activities.

Internationalization process is determined by various factors, one of them is the

product being sold by the company. A product that has a great cultural bounded

such as Jamu (herbal medicine) has different adaptation process from the

universal product, such as computer. This study aims to know the

internationalization process of the jamu company, the motivation that influence

the jamu company engaged in the internationalization activities and the barriers

within the internationalization process faced by the jamu company.

This study raised the case of PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul

Tbk (PT Sido Muncul). The data was obtained by in-depth interviews with PT Sido

Muncul internal management. The results showed that now PT Sido Muncul is in

pre-export stage and the involvement in internationalization activities were

occurred unintentionally by using indirect export. The desire to meet the demand

of the foreign markets, the desire to increase the revenue, the company’s ambition

to become a global herbal companies and the company’s response toward the

implementation of ASEAN Economic Community (AEC) become the motives that

make PT Sido Muncul involved in the internationalization activities. Like SMEs

(small and medium size enterprises), internationalization activities are not easy

to do even for such a large scale jamu company like PT Sido Muncul. The lack of

abilities to determine the condition of foreign markets, the difficulties to meet the

requirements of registration and the licensing products outside the country that is

very different in each country, and also an amount of countries that do not have

appropriate regulations for categorization of jamu products also become the

barriers for PT Sido Muncul to be a fully exporter.

Keywords: Internationalization Process, Internationalization Motivation,

Internationalization Barriers, Jamu (herbal medicine) company.

Page 7: INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU (Studi Kasus Pada …

vii

SARIPATI

Internasionalisasi adalah proses peningkatan keterlibatan dan adaptasi

perusahaan dalam aktivitas operasi internasional. Proses internasionalisasi

ditentukan oleh banyak hal termasuk produk yang dijual. Produk yang memiliki

ikatan budaya yang tinggi seperti jamu tentu memiliki proses adaptasi yang

berbeda dari pada produk yang sifatnya universal seperti komputer. Penelitian ini

bertujuan mengetahui proses internasionalisasi perusahaan jamu, motivasi

perusahaan jamu terlibat aktivitas internasionalisasi, dan hambatan

internasionalisasi yang dihadapi perusahaan jamu.

Penelitian ini mengangkat kasus PT. Sido Muncul. Data diperoleh melalui

wawancara mendalam dengan beberapa pihak internal PT Sido Muncul. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa PT Sido Muncul saat ini berada pada tahap pre-

export, keterlibatan dalam aktivitas internasional terjadi secara tidak disengaja

melalui export tidak langsung. Keinginan perusahaan untuk memenuhi

permintaan pasar luar negeri, keinginan meningkatkan pendapatan, ambisi

menjadi perusahaan obat herbal yang mendunia, serta respon perusahaan terhadap

pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN menjadi motif perusahaan terlibat

dalam aktivitas internasional. Seperti halnya pada usaha kecil dan menengah,

internasionalisasi tetap tidak mudah dilakukan oleh perusahaan jamu skala besar

seperti PT Sido Muncul. Keterbatasan perusahaan mengetahui kondisi pasar luar

negeri, kesulitan memenuhi persyaratan pendaftaran dan perizinan produk di luar

negeri yang berbeda di setiap negara, serta banyaknya negara yang tidak memiliki

regulasi untuk kategorisasi produk jamu menjadi hambatan perusahaan untuk

bergeser menjadi exporter penuh.

Kata kunci : Proses Internasionalisasi, Motivasi Internasionalisasi, Hambatan

Internasionalisasi, Perusahaan Jamu

Page 8: INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU (Studi Kasus Pada …

viii

KATA PENGANTAR

Pertama-tama puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus

karena berkat dan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada penulis sehingga kertas

kerja ini dapat terselesaikan. Penulisan kertas kerja ini merupakan salah satu

syarat akademik yang harus dipenuhi oleh penulis untuk memperoleh gelar sarjana

ekonomi strata satu dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya

Wacana.

Kertas kerja ini merupakan hasil penelitian yang dilaksanakan penulis

melalui studi kasus pada PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. Dimana

kertas kerja ini membahas mengenai Internasionalisasi Perusahaan Jamu (Studi

Kasus pada PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk).

Penulis menyadari bahwa kertas kerja ini masih jauh dari sempurna. Jika

ditilik sebagai suatu hasil karya ilmiah yang wajar, masih banyak kekurangan

maupun pelanggaran ilmiah yang sengaja maupun tidak disengaja. Oleh karena

itu, penulis merasa perlu untuk meminta maaf kepada segenap pihak yang turut

berperan dalam penulisan kertas kerja. Kritik dan saran yang membangun akan

penulis terima demi kesempurnaan kertas kerja ini. Semoga kertas kerja ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Salatiga, 6 April 2016

Penulis

Page 9: INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU (Studi Kasus Pada …

ix

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena

pimpinan, hikmat, pertolongan dan kekuatan yang telah dianugerahkan-Nya

secara berlimpah kepada penulis sehingga kertas kerja ini dapat terselesaikan

dengan baik, segala kemuliaan hanya bagi Tuhan Yesus Kristus. Tidak lupa

penulis juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah banyak

memberikan dukungan dan doa kepada penulis selama pembuatan kertas kerja ini.

Secara khusus ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Prof. Christantius Dwiatmadja, SE, ME, Ph.D selaku Dekan

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.

2. Ibu Roos Kities Andadari, SE, MBA, Ph.D selaku Dosen Pembimbing serta

selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana.yang telah memberikan waktu, arahan

dan bimbingan sehingga kertas kerja ini dapat terselesaikan dengan baik.

3. Ibu Eristia Lidia Paramita, S.E, MM, SPd sebagai Wali Studi yang telah

memberikan pengetahuan dan membimbing penulis selama masa studi di

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.

4. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW membekali penulis

ilmu dan pengalaman yang sangat bermanfaat selama penulis menempuh

pendidikan di Universitas Kristen Satya Wacana. Staf dan Tata Usaha

Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW yang telah membantu penulis

dalam hal administrasi.

5. Ibu Komala Inggarwati S.E., M.M, Ibu Lanyawati (Manajer Keuangan PT

Sido Muncul) dan Ko Michael Ryan yang telah membantu penulis sehingga

dapat melakukan wawancara dengan narasumber.

6. Narasumber dari pihak internal PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul

Tbk.

7. Papa Yudi, Mama Lusi, Mama Lan, dan Papa Mul terima kasih atas kasih

sayang, perhatian, bimbingan, saran, sarana, serta dukungan yang diberikan

kepada penulis.

Page 10: INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU (Studi Kasus Pada …

x

8. Kakak terkasih dari penulis, Ko Samuel serta seluruh keluarga besar dari

penulis, terima kasih atas doa, dukungan, dan kasih sayang yang diberikan

selama ini.

9. Akim yang selalu mendampingi penulis dalam menyelesaikan masa studi,

meluangkan waktu dan pikiran, memberikan semangat, dorongan, doa, dan

kasih sayang kepada penulis.

10. Sahabat-sahabat terkasih penulis Vonny Setianda, Beta Ubaya Nindya, Yan

Enggal Asmara, Adrian Nathanael Winata, dan Agustina Ayrein Khoe,

terima kasih telah menjadi sahabat yang baik dalam suka duka, terima kasih

untuk selalu memberikan dukungan, doa, perhatian dan semangat agar

penulis mampu menyelesaikan penulisan kertas kerja ini.

11. Teman-teman komsel ROG terima kasih untuk dukungan doa, perhatian

dan semangat bagi penulis.

12. Serta teman-teman selama penulis menjalani studi di Fakultas Ekonomika

dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana seluruh rekan seperjuangan

Fakultas Ekonomika dan Bisnis angkatan 2012, kakak kelas maupun adik

kelas.

13. Pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

memberikan dorongan kepada penulis.

Salatiga, 6 April 2016

Penulis

Kezia Giovanni Rusli

Page 11: INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU (Studi Kasus Pada …

xi

DAFTAR ISI

INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU ............................................. i

LEMBAR PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT .................................................. ii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN AKSES ...................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULISError! Bookmark

not defined.

ABSTRACT .......................................................................................................... vi

SARIPATI .......................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii

UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................................... ix

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv

LATAR BELAKANG PENELITIAN .................................................................. 1

KAJIAN PUSTAKA ............................................................................................ 4

Internasionalisasi .............................................................................................. 4

Proses Internasionalisasi Perusahaan ............................................................... 5

Motivasi Melakukan Internasionalisasi ......................................................... 10

Hambatan Internasionalisasi .......................................................................... 13

Adaptasi Internasional.................................................................................... 14

Jamu ............................................................................................................... 15

Penelitian Terdahulu ...................................................................................... 17

METODE PENELITIAN ................................................................................... 20

HASIL PENELITIAN ........................................................................................ 23

Profil Industri Jamu Indonesia ....................................................................... 23

Profil PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk ................................ 26

Page 12: INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU (Studi Kasus Pada …

xii

Proses Internasionalisasi PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk .. 31

Motivasi PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk Melakukan

Internasionalisasi ............................................................................................ 36

Hambatan Internasionalisasi .......................................................................... 39

Pemasaran PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk ........................ 40

Pembahasan .................................................................................................... 44

PENUTUP .......................................................................................................... 45

Kesimpulan .................................................................................................... 45

Implikasi Terapan .......................................................................................... 45

Keterbatasan Penelitian dan Agenda Penelitian Mendatang.......................... 46

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 47

Lampiran 1 Daftar Pertanyaan Wawancara ........................................................ 50

Lampiran 2 Negara/Kota Tujuan Ekspor ............................................................ 54

Page 13: INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU (Studi Kasus Pada …

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Motivasi Melakukan Internasionalisasi ................................................ 10

Tabel 2. Internasionalisasi Tongrentang ............................................................. 18

Tabel 3. Perkembangan Kinerja Industri Jamu Besar dan Sedang Indonesia

Berdasarkan KBLI (Kinerja Industri Berdasarkan Lapangan Usaha) Tahun 2006 -

2010 .................................................................................................................... 23

Tabel 4. Produk Utama Ekspor Obat Herbal Indonesia...................................... 25

Tabel 5. Perkembangan Penjualan Bersih dan Ekspor PT Sido Muncul Tahun

2011 - 2014 ......................................................................................................... 30

Tabel 6. Negara/Kota Tujuan Ekspor ................................................................. 33

Page 14: INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU (Studi Kasus Pada …

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Proses Internasionalisasi Uppsala ....................................................... 7

Gambar 2. Internationalization Process Model Cavusgil et al ............................ 7

Gambar 3. Konsep Pengembangan Obat Bahan Alam Indonesia ...................... 17

Gambar 4. Perkembangan Nilai Ekspor Obat Herbal Indonesia Tahun 2009-2013

(US$ Ribu) .......................................................................................................... 24

Gambar 5. Nilai Ekspor Obat Herbal Indonesia Menurut Negara Tujuan Periode

Januari-Juni 2014 ................................................................................................ 25

Gambar 9. Peta Distribusi Ekspor PT Sido Muncul ........................................... 33

Gambar 8. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Internasionalisasi PT

Sido Muncul ........................................................................................................ 36

Gambar 10. Produk Sido Muncul di Beberapa Negara ...................................... 41

Page 15: INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU (Studi Kasus Pada …

1

INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU

(Studi Kasus Pada PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk)

Kezia Giovanni Rusli

Univesitas Kristen Satya Wacana Salatiga

ruslikezia @gmail.com

LATAR BELAKANG PENELITIAN

Globalisasi, perkembangan teknologi, kompetisi yang semakin ketat,

permintaan konsumen yang terus berubah, serta perubahan dalam bidang ekonomi

dan politik mempengaruhi keputusan perusahaan untuk mengambil resiko yang

lebih besar dengan memperluas aktivitas perusahaan ke luar negeri (Westhead et

al., 2001; Krosakiene, 2014). Untuk menghadari beberapa hal tersebut, Foley

(1999) dan Andadari (2008) menyarankan perusahaan dapat melakukan perluasan

aktivitas keluar negeri dengan beberapa keputusan yang dapat diambil, seperti

ekspor, licensing, joint ventures, dan foreign direct investment (FDI). Namun,

faktanya perluasan aktivitas perusahaan ke luar negeri bukan merupakan keputusan

perusahaan dalam arti dapat terjadi secara tidak disengaja. Beberapa penulis

(Sebhatu, 2005; Andadari, 2008) memberikan contoh misalnya, suatu perusahaan

secara tidak sengaja menerima pesanan produk dari pembeli asing, akibatnya

perusahaan melakukan ekspor ke negara pemesan. Oleh karena itu dapat

disimpulkan secara tidak disengaja perusahaan telah mengalami perluasan aktivitas

ke luar negeri.

Dalam prakteknya, memasuki pasar internasional dipandang sebagai sebuah

keputusan yang fenomenal, entrepreneurial action, dan merupakan salah satu

langkah untuk melakukan inovasi, karena perusahaan secara proaktif dan agresif

terlibat dalam proses pembentukan peluang, membuat penemuan, melakukan

evaluasi dan eksploitasi (Andadari, Local Clusters in Global Value Chains A case

study of wood furniture clusters in Central Java (Indonesia), 2008). Langkah-

Page 16: INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU (Studi Kasus Pada …

2

langkah ini diterapkan pada banyak hal termasuk pada produk yang dijual (Keegan

& Green, 2013).

Dalam teori internasionalisasi, perbedaan budaya merupakan tantangan

utama bagi perusahaan ketika melakukan internasionalisasi (Fan & Tan, 2015).

Keegan dan Green (2013) sebelumnya menjelaskan bahwa budaya memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap perilaku konsumsi masyarakat. Budaya

menjadikan produk yang laris dari negara tertentu belum tentu dapat diterima oleh

negara lain. Oleh karena itu ada produk yang perlu mengalami penyesuaian atau

adaptasi sebelum dijual di pasar internasional.

Sensitivitas lingkungan (environmental sensitivity) menunjukkan sejauh

mana produk harus disesuaikan dengan kebutuhan budaya yang spesifik dari suatu

pasar nasional yang berbeda (Keegan & Green, 2013). Semakin besar sensitivitas

lingkungan maka akan semakin besar usaha perusahaan untuk mengatasi kondisi

ekonomi, peraturan, teknologi, sosial dan kondisi budaya yang spesifik di negara

tersebut. Pada dasarnya, dibandingkan dengan produk industri, barang konsumsi

(consumer products) cenderung lebih sensitif ketika berada pada budaya yang

berbeda. Makanan dan minuman diyakini sebagai produk yang sangat dipengaruhi

oleh budaya (Keegan & Green, 2013).

Di Indonesia khususnya, Jamu merupakan salah satu produk konsumsi yang

lekat dengan budaya dan memiliki ciri khas tersendiri. Jamu sebagai obat

tradisional Indonesia telah dipercaya dan digunakan secara luas oleh masyarakat

Indonesia untuk menjaga kesehatan dan mengatasi berbagai penyakit (Dewoto,

2007). Keberadaan jamu sebagai obat tradisional menjadikan jamu sebagai produk

yang high culture specific (Fan & Tan, 2015). Produk yang memiliki ikatan budaya

yang tinggi seperti jamu tentu memiliki proses adaptasi yang berbeda dari pada

produk yang sifatnya universal, contohnya komputer. Penelitian terdahulu

menyatakan, China juga memiliki obat tradisional dengan cultural background

yang kuat seperti jamu, yaitu Traditional Chinese Medicine (TCM). TCM berhasil

diinternasionalisasikan berkat inisiatif, bantuan dan dorongan yang kuat dari

pemerintah China untuk dapat menginternasionalisasikan produk TCM.

Page 17: INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU (Studi Kasus Pada …

3

Berdasarkan penjabaran diatas, proses internasionalisasi perusahaan jamu

menjadi menarik untuk diteliti. Berkaitan dengan hal tersebut maka dapat diangkat

beberapa persoalan penelitian seperti: (1) Bagaimana proses internasionalisasi dari

perusahaan jamu? (2) Apa motif yang mendorong perusahaan jamu melakukan

internasionalisasi? (3) Hambatan apa yang dihadapi perusahaan jamu untuk

meningkatkan keterlibatannya dalam pasar internasional?

Di Indonesia terdapat perusahaan jamu skala besar, salah satunya PT

Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (PT Sido Muncul). Perusahaan ini

telah berdiri sejak 1951 dan telah terlibat aktivitas internasionalisasi sejak tahun

2000. Beberapa produk unggulan seperti jamu Tolak Angin dan Kuku Bima Ener-

G merupakan produk andalan yang sudah berhasil diinternasionalisasikan ke lebih

dari 20 negara. Keberhasilan PT Sido Muncul dalam memasuki pasar internasional

menjadikan perusahaan ini sebagai salah satu objek studi kasus yang menarik untuk

menjawab persoalan penelitian yang ada.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui 1) proses internasionalisasi

perusahaan jamu 2) motivasi perusahaan jamu terlibat aktifitas internasionalisasi 3)

hambatan internasionalisasi yang dialami perusahaan jamu, khususnya pada PT

Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. Harapannya penelitian ini mampu

memberikan kontribusi kepada beberapa cangkupan. Pertama, bagi perusahaan.

Harapannya perusahaan jamu lainnya di Indonesia dapat terpacu dan terlibat dalam

aktivitas internasionalisasi. Kedua, bagi akademisi. Harapannya penelitian ini

mampu memberikan referensi mengenai internasionalisasi perusahaan jamu

khususnya untuk disiplin ilmu manajemen.

Page 18: INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU (Studi Kasus Pada …

4

KAJIAN PUSTAKA

Internasionalisasi

Calof dan Beamish (1995) mendefinisikan internasionalisasi sebagai proses

adaptasi kegiatan operasi perusahaan (strategi, struktur, sumber daya, dan lain

sebagainya) dengan lingkungan internasional. Andadari (2008) mendefinisikan

internasionalisasi sebagai proses peningkatan keterlibatan perusahaan dalam

aktivitas operasi internasional.

Jane (2012) menyebutkan bahwa dalam internasionalisasi terdapat 3 hal

yang terjadi: 1) terdapat aktivitas keluar masuk produk, jasa maupun sumber daya

yang melewati batas suatu negara dimana perusahaan melakukan aktivitas

internasionalisasi, 2) akibatnya perusahaan melakukan transaksi lintas negara, dan

3) aktivitas internasionalisasi terjadi akibat faktor pendorong yang muncul dari

dalam (perusahaan memiliki orientasi pasar luar negeri) dan dari luar perusahaan

(lingkungan bisnis, globalisasi).

Westhead (2001) menyatakan bahwa internasionalisasi dapat digunakan

sebagai salah satu tolok ukur untuk menunjukkan pertumbuhan dan competitive

performance dari perusahaan baik pada level nasional maupun regional.

Internasionalisasi menunjukkan tahapan pertumbuhan perusahaan, khususnya

pertumbuhan pasar. Hal ini menjadikan internasionalisasi atau pelaksanaan

ekspansi ke luar negeri dari perusahaan sebagai salah satu indikator perusahaan

mengalami pertumbuhan (Jane, 2012). Oleh karena itu, saat ini apabila perusahaan

memiliki posisi yang strategis di dalam negeri tidaklah cukup. Perusahaan perlu

untuk melakukan internasionalisasi dan meningkatkan ekspansi internasional

mereka (Korsakiene, 2014).

Manolova et al. (2010) dan Korsakiene (2014) membuktikan bahwa

pelaksanaan internasionalisasi diakui berkontribusi terhadap pertumbuhan

pendapatan perusahaan, karena memampukan untuk mencapai skala dan lingkup

ekonomis, memudahkan dalam memperoleh akses menuju teknologi asing,

Page 19: INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU (Studi Kasus Pada …

5

memampukan untuk melakukan aktivitas manufaktur dengan lebih efektif, serta

dapat memampukan perusahaan dalam melakukan pemasaran dan manajemen

pengetahuan dengan lebih baik. Sementara dalam lingkup nasional, adanya devisa

yang diperoleh negara dari pelaksanaan internasionalisasi menjadikan pelaksanaan

internasionalisasi perusahaan juga sangat diharapkan oleh pemerintah. Maka dapat

disimpulkan bahwa internasionalisasi menjadi visi dan misi utama bagi perusahaan

maupun pemerintah sehingga hal ini perlu dilakukan oleh perusahaan (Andadari,

2008; Korsakiene, 2014).

Proses Internasionalisasi Perusahaan

Andadari (2008) menyebutkan bahwa aktivitas pelaksanaan

internasionalisasi dapat berupa keputusan perusahaan untuk melakukan ekspor,

licensing, joint ventures, foreign direct investment dan lain sebagainya. Thompson

& Strictland (2010) menjelaskan keputusan ini didasari oleh keinginan perusahaan

untuk untuk menjangkau pelanggan baru, memperoleh akses pada sumber daya

alam yang tersedia, memperoleh modal untuk kompetensi inti perusahaan,

menyebar resiko bisnis dan mencapai biaya yang lebih rendah dan daya saing yang

lebih besar. Namun dalam prakteknya, proses internasionalisasi dapat terjadi secara

tidak disengaja. Dimana misalnya suatu perusahaan secara tidak sengaja

memperoleh pesanan dari buyer asing (luar negeri) yang mengakibatkan

perusahaan melakukan ekspor sehingga secara tidak disengaja perusahaan telah

meningkatkan aktivitas operasionalnya ke lingkungan internasional.

Teori internasionalisasi dapat dikelompokkan menjadi stage theories dan

non-stage theories. Stage theories memandang internasionalisasi sebagai suatu

proses berkesinambungan yang terjadi secara perlahan, bertahap, dan berurutan.

Model internasionalisasi Uppsala merupakan salah satu contoh stage theories

(Andadari, 2008)

Dalam model internasionalisasi Uppsala, proses internasionalisasi

dipandang sebagai proses dimana perusahaan secara bertahap, perlahan-lahan

meningkatkan aktivitas bisnisnya di lingkup internasional (Welch & Paavilaninen,

2014). Model ini berasumsi bahwa perusahaan memiliki bounded rationality

Page 20: INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU (Studi Kasus Pada …

6

(keterbatasan rasional dan informasi) terhadap bisnis internasional atau pasar di

negara asing dan melakukan trade-off antara pertumbuhan dan resiko dari psychic

distance . Langkah untuk memperkecil resiko tersebut dilakukan dengan cara

memasuki pasar asing selangkah demi selangkah, mulai dari mode of entry yang

paling kecil jarak kulturnya (low psychic distance), kemudian meningkatkannya

secara bertahap ke mode of entry yang lebih beresiko dan lebih jauh jarak kulturnya

(Welch & Paavilaninen, 2014). Psychic distance didefinisikan sebagai perbedaan

dalam hal, bahasa, budaya, sistem politik, tingkat pendidikan dan lain sebagainya

yang dapat menghambat arus internasionalisasi. Pengetahuan perusaahaan

mengenai psychic distance akan memapukan perusahaan untuk melihat peluang

dengan lebih baik dan tidak perlu terlalu khawatir terhadap ketidakpastian pasar

internasional.

Model internasionalisasi Uppsala dibagi ke dalam 4 tahapan: 1) irregular

export activities (sporadic export), tahap ini dilakukan perusahaan dengan

melakukan ekspor ke negara-negara yang dekat dari home market dan ekspor masih

bersifat sporadic (tidak merata dan frekuensinya berubah-ubah); 2) exporting by

independent representative (export mode), tahap ini dilakukan perusahaan melalui

kerja sama dengan perusahaan atau pihak independen di luar negeri untuk

membantu melakukan penjualan dan meluaskan jaringan pemasaran luar negeri

perusahaan. Perusahaan hanya melakukan ekspor, sedangkan perusahaan atau

pihak independen diperbolehkan untuk mengelola aktivitas penjualan sendiri; 3)

establishment of a foreign sales subsidiary, tahap ini dilakukan dengan mendirikan

perusahaan cabang di luar negeri untuk mendukung aktivitas penjualan dan

pemasaran perusahaan di pasar asing; dan 4) installation of foreign production

facilities, tahap ini dilakukan perusahaan dengan mulai melaksanakan seluruh

aktifitas produksi maupun penjualan di pasar luar negeri (foreign direct investment).

Proses ini berevolusi dengan menyesuaikan perkembangan pengetahuan serta

pengalaman perusahaan dan peningkatan komitmen operasi perusahaan di pasar

internasional (Andadari, 2008).

Page 21: INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU (Studi Kasus Pada …

7

Gambar 1. Proses Internasionalisasi Uppsala

Sumber: Zohari (2012)

Cavusgil et al (2008) menyampaikan stage theory dengan

internationalization process model yang berbeda dari milik Uppsala.

Gambar 2. Internationalization Process Model Cavusgil et al

Sumber: Cavusgil et al (2008)

Pertama, fase domestic focus. Pada fase ini perusahaan masih belum mampu

dan belum mau untuk terlibat dalam bisnis internasional karena perusahaan belum

Domestic Focus

Pre-Export Stage

Experimental Involvement

Active Involvement

Committed Involvement

Page 22: INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU (Studi Kasus Pada …

8

siap dan belum mampu mengatasi hambatan di pasar internasional. Oleh karena itu,

perusahaan mengawali dengan fokus pada pengembangan pasar domestik untuk

mendapatkan posisi strategis di dalam negeri (home market). Kedua, fase pre-

export stage, perusahaan mulai mengalami perkembangan dan mendapatkan

pesanan dari luar negeri. Perusahaan mulai menganalisis kelayakan usahanya untuk

dapat terlibat dan melaksanakan aktivitas internasionalisasi. Ketiga, fase

experimental involvement, aktivitas internasionalisasi perusahaan di luar negeri

masih sangat terbatas. Aktivitas internasionalisasi perusahaan masih berupa basic

export . Keempat, fase active involvement, perusahaan mulai mentarget pasar asing

dan melakukan peningkatan aktivitas di luar negeri melalui eksploitasi yang

sistematis dari pilihan internasionalisasi dan komitmen dari manajemen puncak

serta sumber daya untuk mencapai kesuksesan internasional. Terakhir fase

committed involvement, perusahaan yang telah berada pada fase ini memiliki niatan

tulus dan komitmen dari sumber daya untuk membuat bisnis internasional sebagai

kunci utama bagi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dan aktivitas rantai

nilai. Entry mode dalam fase ini menggunakan foreign direct investment (FDI).

Sedangkan non-stage theories memandang internasionalisasi bukan sebagai

proses yang terjadi secara bertahap. Teori international entrepreneurship,

international collaborative ventures, eclectic modeling merupakan bagian dari non-

stage theories (Andadari, 2008; Cavusgil et al, 2008).

Dalam international entrepreneurship, perusahaan diyakini dapat menjadi

pemain global tanpa harus melalui tahapan proses internasionalisasi. Hal ini dapat

terjadi karena perusahaan telah memiliki entrepreneurial competencies seperti

memiliki visi global, creative insight, dan kemampuan untuk menyadari peluang

teknologi dan dapat memanfaatkan hal tersebut (Andadari, 2008). Salah satu

contohnya adalah born global firm yang telah mengoperasikan aktivitas bisnisnya

di pasar global sejak pertama kali didirikan (Cavusgil et al, 2008) .

Sementara itu, teori eclectic modeling berfokus pada frekuensi transaksi,

ketidakpastian dan asset specificity (aset yang harus diinvestasikan dalam suatu

transaksi) yang timbul dari pertukaran sumber daya antara pihak pembeli dan

Page 23: INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU (Studi Kasus Pada …

9

penjual. Teori ini melihat hubungan yang positif antara asset specificity dan

keinginan perusahaan untuk menggunakan high-control entry market. Jadi,

semakin besar investasi yang dilakukan untuk suatu tansaksi bisnis, maka semakin

besar pula kecenderungan pasar untuk memilih bentuk mode of entry dimana

perusahaan memiliki kendali yang lebih besar atas transaksi tersebut (Welch &

Paavilaninen, 2014). Cavusgil et al. (2008) menjelaskan, dalam teori ini terdapat 3

kondisi yang menentukan perusahaan akan melakukan internasionalisasi melalui

foreign direct investment (FDI), yaitu ownership-specific advantages, location-

specific advantages, internalization advantages.

Selain itu terdapat international collaborative ventures. International

collaborative ventures merupakan bentuk kerjasama antara 2 atau lebih perusahaan.

Bentuk kerjasama ini dapat dilakukan secara horizontal atau vertikal. Horizontal

collaborative terjadi ketika 2 atau lebih perusahaan yang berada dalam level rantai

nilai yang sama melakukan kerjasama. Contohnya: perusahaan manufaktur dengan

perusahaan manufaktur atau hubungan antara supplier dengan supplier. Sedangkan

vertical collaboration terjadi ketika 2 atau lebih perusahaan yang berada dalam

level rantai nilai yang berbeda melakukan kerjasama. Contohnya: hubungan antara

perusahaan manufaktur dengan distributornya.

Collaborative ventures diklasifikasikan dalam 2 tipe utama:

1. Equity-based joint ventures yang menghasilkan formasi baru dari legal entity.

2. Project-based strategic alliances yang tidak memerlukan equity commitment

dari perusahaan yang bekerjasama, tapi karena memang menginginkan untuk

melakukan kerjasama dalam bidang R&D, proses manufaktur, design, atau

dalam aktivitas penambahan nilai lainnya.

Collaborative ventures memampukan perusahaan untuk memperoleh akses

pada pengetahuan, modal, jaringan distribusi, marketing assets dari perusahaan

asing atau kerjasama yang ada dapat memampukan perusahaan untuk mengatasi

hambatan yang diberikan oleh pemerintah. Hal ini tentunya memampukan

Page 24: INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU (Studi Kasus Pada …

10

perusahaan untuk dapat lebih cepat melakukan internasionalisasi dan berkembang

di negara yang dituju (Cavusgil et al, 2008).

Motivasi Melakukan Internasionalisasi

Jane (2012) menyatakan bahwa internasionalisasi dapat terjadi karena

adanya faktor pendorong yang berasal dari lingkungan internal dan eksternal

perusahaan. Faktor internal berhubungan dengan kecenderungan suatu organisasi

yang mempengaruhi manajemen, seperti ukuran perusahaan, usia perusahaan,

pengalaman perusahaan di pasar internasional, performance perusahaan di pasar

internasional, serta karakteristik manajemen dan organisasi perusahaan (Zaiem &

Zghidi, 2011). Sedangkan faktor eksternal merupakan unsur-usur di luar

perusahaan, tempat perusahaan beroperasi yang cenderung tidak dapat dikendalikan

oleh perusahaan dan berpengaruh terhadap keputusan perusahaan, seperti

pelanggan, pesaing, ekonomi, teknologi, politik dan hukum, sosial, serta budaya

(Zaiem & Zghidi, 2011). Faktor internal dan eksternal menyebabkan perusahaan

melakukan tindakan yang bersifat reaktif dan proaktif terhadap situasi yang ada

(Andadari, Local Clusters in Global Value Chains A case study of wood furniture

clusters in Central Java (Indonesia), 2008). Tabel 1 berisi contoh-contoh faktor

yang mendorong perusahaan terlibat dalam aktifitas internasionalisasi.

Tabel 1. Motivasi Melakukan Internasionalisasi

Faktor Internal (Proaktif) Faktor Eksternal (Reaktif)

Adanya komitmen manajemen untuk terjun

ke arena pasar global

Upaya perusahaan dalam mengatasi

ancamann kehilangan pasar di negara

sendiri akibat diserbu berbagai perusahaan

asing dengan produk-produknya yang

bermutu tinggi dan bernilai lebih

Upaya meningkatkan citra dan reputasi

perusahaan sebagai pemain global serta

memperoleh posisi yang berbeda di pasar

domestik

Tindakan perusahaan dalam mengatasi

penurunan penjualan akibat pengaruh

perubahan variabel demografis di dalam

negeri, misalnya pertumbuhan penduduk

yang melambat

Keinginan perusahaan untuk menjangkau

pelanggan baru

Upaya perusahaan dalam memperpanjang

daur hidup produk perusahaan yang telah

memasuki fase jenuh di pasar domestik

Page 25: INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU (Studi Kasus Pada …

11

Keinginan perusahaan untuk memperoleh

keuntungan yang lebih besar

Upaya perusahaan untuk menghindari

adanya regulasi hambatan tarif di negara

tujuan internasionalisasi

Upaya perusahaan untuk mendekatkan diri

dengan konsumen demi kepentingan lalu

lintas komunikasi yang cepat dan efektif

dari konsumen ke produsen atau sebaliknya

sehingga menurunkan biaya distribusi

Upaya perusahaan dalam menghindari

resesi ekonomi

Mengurangi ketergantungan perusahaan

pada satu pasar saja (menyebar resiko)

Keinginan perusahaan untuk

memanfaatkan kemajuan teknologi

komunikasi dan transportasi agar dapat

mencapai konsumen global dengan lebih

mudah

Adanya over produksi sehingga kelebihan

produk dipasarkan ke luar negeri

Memanfaatkan kemudahan regulasi

ekspor yang diberikan oleh pemerintah

untuk mendorong ekspor

Upaya perusahaan dalam memperoleh

faktor-faktor produksi yang lebih murah,

seperti misalnya tenaga kerja dan bahan

baku untuk meningkatkan daya saing

Upaya perusahaan untuk memanfaatkan

keuntungan dari adanya fluktuasi mata

uang

Upaya perusahaan untuk memperoleh

akses pada sumber daya, seperti modal

Upaya perusahaan untuk memanfaatkan

fasilitas dan kemudahan yang disediakan

oleh pemerintah host country bagi investor

asing Sumber: Andadari, 2008; Cavusgil, Knight, & John, 2008; Zaiem & Zghidi, 2011

Melihat alasan-alasan tersebut, setidaknya ada tiga teori yang digunakan

untuk menjelaskan faktor-faktor yang mendorong perusahaan terlibat dalam

aktivitas internasionalisasi, yaitu : (1) teori pertumbuhan (theory of the growth); (2)

teori internalisasi; (3) teori siklus hidup produk (the product lifecycle approach)

(Andadari, 2008).

1. Teori Pertumbuhan

Pertumbuhan dari suatu perusahaan merupakan salah satu alasan bagi

perusahaan melakukan internasionalisasi, karena pertumbuhan yang ada

menyebabkan pasar lokal dan nasional dirasa relatif terlalu kecil sementara pasar

internasional jauh lebih luas. Pertumbuhan perusahaan bergantung pada faktor

internal dan eksternal. Tetapi lebih dari itu manajemen merupakan faktor utama

yang menentukan perusahaan berhasil di pasar internasional. Manajemen yang

Page 26: INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU (Studi Kasus Pada …

12

tepat meliputi kemampuan keahlian manajerial, minimalisasi biaya transaksi,

ukuran optimum skala produksi di lokasi tertentu, keadaan teknologi, hambatan

masuk, kemampuan keuangan, dan keseimbangan antara kontrol dan kooperasi di

dalam perusahaan (Andadari, 2008).

2. Teori Internalisasi

Perusahaan melakukan internalisasi terhadap perusahaannya untuk

menghadapi adanya pasar tidak sempurna dan berdasarkan hal ini terdapat beberapa

alasan bagi perusahaan untuk melakukan internalisasi: 1. untuk memacu inovasi

dan ide dan menjaga hak eksklusif yang dimiliki untuk keperluan perusahaan; 2.

untuk meminimalisasi resiko atau fluktuasi biaya akibat perubahan nilai mata uang

dan untuk mengurangi efek dari kebijakan pemerintah yang kurang

menguntungkan; 3. untuk menghindari interfensi dari pembuat kebijakan publik

dalam alokasi sumber daya (Cavusgil et al, 2008)

Teori eclectic milik Dunning, menyatakan internalisasi memberikan

kemampuan bagi perusahaan untuk mengurangi biaya dan meminimalkan

ketidakpastian dari arm’s-length transactions di pasar dengan melakukan

kerjasama bisnis dengan suppliers atau distributors (Andadari, 2008).

3. The Product Lifecycle (PLC) Approach

Teori siklus hidup produk menyatakan bahwa perkembangan hidup suatu

produk terdiri dari 4 tahapan yaitu, introduction, growth, maturity, dan decline.

(Cavusgil et al 2008) menjelaskan pada masa pengenalan produk, perusahaan

cenderung fokus pada pasar domestik untuk menghasilkan pendapatan yang tinggi,

karena pada tahapan ini design yang optimal belum tercipta, sensitivitas harga

masih belum tercipta, dan komunikasi antara pasar dan eksekutif dapat dilakukan

dengan mudah dan secara langsung. Saat design mulai mendominasi dapat diterima

dan proses produksi mulai terstandarisasi. Perusahaan berkembang ke pasar ekspor

dengan mentarget konsumen menengah keatas yang mau menerima inovasi dan

mau untuk mebayar dengan harga yang lebih tinggi. Seiring berjalannya waktu

permintaan asing akan mengalami pertumbuhan, pasar asing akan berkembang

Page 27: INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU (Studi Kasus Pada …

13

secara ekonomi, dan ekspor akan mengalami peningkatan. Selanjutnya ketika

perusahaan telah berhasil memiliki produk yang matang (mature) dan

terstandarisasi, perusahaan dapat mulai memproduksi produk di luar negeri. Saat

produk berada pada tahapan maturity, keuntungan perusahaan dapat ditingkatkan

dengan menurunkan biaya produksi melalui penggunaan bahan baku dan tenaga

kerja yang lebih murah.

Hambatan Internasionalisasi

Dias & Lopes (2014) menyebutkan hambatan perusahaan dalam melakukan

ekspor tidak langsung, yaitu: (1) masalah akses pembiayaan, (2) kemampuan

internasional terbatas, (3) kesulitan untuk memahami dan memenuhi persyaratan,

aturan, dan kebutuhan teknis yang diperlukan, (4) biaya transportasi mahal, (5)

terbatas dalam memenuhi pesanan pelanggan yang mengakibatkan penundaan, (6)

kesulitan untuk mengambil keuntungan dari tarif dan perjanjian perdagangan.

Rahadi (2006) dalam Andadari (2016) menemukan dua faktor yang

menyebabkan perusahaan tidak menggunakan ekspor langsung, yaitu masalah

perdagangan ekspor dan masalah pembiayaan. Masalah perdagangan ekspor terjadi

karena tingginya risiko kegiatan ekspor (baik dalam risiko pembayaran dan

pengiriman barang), masa tenggang (time lag) di-antara pembayaran, dan tingginya

biaya ekspor. Sedangkan masalah pembiayaan adalah karena modal yang dimiliki

perusahaan terbatas dan masalah lembaga jaminan (kurangnya dukungan dari

lembaga keuangan dan jaminan ekspor). Kondisi seperti ini menyebabkan

perusahaan cenderung menunggu pembeli sehingga mekanisme perdagangan yang

terjadi umumnya adalah pasar pembeli.

Korsakiene (2014) dan Toulova et al (2014) menggambarkan hambatan

ekspor kedalam faktor internal dan faktor eksternal. Hambatan internal disebabkan

oleh kelemahan yang melekat pada perusahaan itu sendiri. Hambatan eksternal

disebabkan oleh faktor-faktor eksternal yang tidak dapat dikendalikan oleh

perusahaan. Faktor internal meliputi: (a) kurangnya komitmen untuk memenuhi

pengiriman produk dengan tepat waktu, (b) sistem manajemen yang lemah dalam

produksi, administrasi, dan keuangan, (c) terbatas dalam memenuhi peryaratan dan

Page 28: INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU (Studi Kasus Pada …

14

peraturan di negara tujuan ekspor, (d) terbatasnya sarana dan prasarana dalam

rangka pemenuhan permintaan, (e) rendahnya kualitas SDM, (f) modal kerja

terbatas (untuk promosi, melakukan adaptasi, dan lain sebagainya), (g) kurangnya

pengalaman dan pengetahuan mengenai pasar luar negeri, (h) komunikasi

(pemahaman bahasa asing), informasi, dan jaringan yang lemah di luar negeri, dan

(i) kemampuan R & D rendah.

Hambatan eksternal: (a) penyediaan dan harga bahan baku yang tidak

stabil, (b) persyaratan oleh pembeli meningkat, (c) peraturan pemerintah domestik

yang tidak kondusif untuk ekspor, (d) peraturan pemerintah luar negeri yang

menghambat aktifitas ekspor, (e) kurangnya dukungan dan bantuan pemerintah

domestik untuk perusahaan melakukan ekspor, (f) akses perusahaan ke pasar luar

negeri rendah, (g) akses kepada sumber daya keuangan yang rendah, (h) persaingan

ketat di pasar internasional.

Adaptasi Internasional

Keegan & Green (2013) menjelaskan, sensitivitas lingkungan

(environmental sensitivity) menunjukkan sejauh mana suatu produk harus

diadaptasi sesuai dengan culture-specific needs dari pasar nasional yang berbeda.

Perusahaan dengan produk yang environmentally insensitive akan relatif

membutuhkan waktu yang lebih sedikit untuk menentukan kondisi spesifik dan

unik dari pasar lokal karena pada dasarnya produk tersebut merupakan produk

universal. Semakin besar environmental sensitivity dari suatu produk, maka

semakin besar pula usaha yang diperlukan oleh perusahaan untuk mengatasi

ekonomi, peraturan, teknologi, sosial dan kondisi lingkungan budaya yang spesifik

dari suatu negara.

Makanan dan minuman merupakan consumer products dengan sensitivitas

lingkungan yang tinggi (high environmental sensitivity) (Schaninger et al 1989;

Keegan & Green, 2013). Hal ini terjadi karena produk makanan dan minuman

sensitif terhadap adanya perbedaan iklim dan budaya. Dalam hierarki Maslow

(Keegan & Green, 2013), lapar dan haus adalah kebutuhan fisiologis dasar, semua

orang perlu makan dan minum tetapi apa yang ingin dimakan dan diminum dapat

Page 29: INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU (Studi Kasus Pada …

15

sangat dipengaruhi oleh budaya. Begitu pula dengan produk obat-obatan, obat-

obatan termasuk kedalam produk yang culturally sensitive. Budaya menjadikan

preferensi masyarakat dalam menggunakan obat dan mengkonsumsi obat dapat

berbeda-beda. Berikut kutipan pendapat Geert Hofstede mengenai definisi budaya:

“Budaya merupakan pemrograman pikiran secara kolektif yang

membedakan para anggota sebuah kelompok atau kategori dengan kelompok-

kelompok lain - the collective programming of the mind that distinguishes the

members of one category of people from those another.” (Keegan & Green, 2013)

Budaya mengandung unsur perilaku, nilai, kepercayaan, agama, estetika,

bahasa, komunikasi, dan preferensi terhadap makanan sehingga dimana ketika

suatu negara tujuan internasionalisasi memiliki budaya yang berbeda dengan negara

tempat perusahaan beroperasi berarti negara tersebut juga memiliki unsur-unsur

yang berbeda pula. Hal ini menjadikan selain faktor peraturan, teknologi, ekonomi

dan sosial, kekompleksan dari unsur budaya menjadikan budaya sebagai faktor

utama mengapa suatu produk harus mengalami penyesuaian atau adaptasi ketika

hendak memasuki pasar internasional.

Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk melakukan adaptasi

terhadap strategi dan program marketing yang akan dilakukan di negara target

pemasaran. Srategi adaptasi meliputi adanya perubahan elemen produk seperti,

design, fungsi, atau kemasan, serta cara perusahaan dalam melakukan pemasaran,

sebagai respon perusahaan dalam memenuhi kebutuhan atau kondisi dari pasar

negara tujuan internasionalisasi. Adaptasi yang dilakukan dapat menjadikan produk

lebih menarik bagi target pasar serta berdampak positif dalam meningkatkan

inovasi dari perusahaan. Disisi lain, perusahaan juga perlu menghindari melakukan

adaptasi dan mengeluarkan biaya adaptasi yang tidak perlu ketika melakukan

adaptasi terhadap elemen-elemen marketing mix (product, price, place, promotion).

Jamu

Obat bahan alam merupakan obat yang menggunakan bahan baku dari alam,

baik tumbuhan (akar, batang, daun, umbi, atau keseluruhan bagian tumbuhan),

Page 30: INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU (Studi Kasus Pada …

16

hewan (protein, asam amino, enzim, asam lemak, dan lain sebagainya) atau

campuran dari bahan-bahan tersebut yang diketahui memiliki khasiat obat (BPOM,

2004). Berdasarkan cara pembuatan, jenis klaim penggunaan dan tingkat

pembuktian khasiat, Badan Pengawas Obat dan Makanan (2004) menggolongkan

obat bahan alam di Indonesia menjadi 3 yaitu jamu, obat herbal terstandar dan

fitofarmaka.

Jamu (empirical based herbal medicine) adalah obat bahan alam yang

disediakan secara tradisional, dalam bentuk rajangan, tablet, kapsul, parem, serbuk

seduhan, pil, atau cairan. Jamu tidak memerlukan pembuktian ilmiah, cukup dengan

bukti empiris bahwa jamu berkhasiat menyembuhkan penyakit dan memelihara

kesehatan. Obat herbal terstandar (scientific based herbal medicine) adalah obat

bahan alam yang terbukti secara ilmiah berkhasiat dan aman melalui uji pra-klinik

(uji toksisitas (keamanan), farmakodinamik (kemanfaatan), teratogenik (keamanan

terhadap janin) dan kisaran dosis), serta telah menggunakan bahan baku yang

terstandarisasi. Fitofarmaka (clinical based herbal medicine) adalah obat bahan

alam yang terbukti secara ilmiah aman dan berkhasiat melalui uji pra-klinik pada

hewan serta uji klinik pada manusia. Fitofarmaka menggunakan bahan baku serta

cara produksi yang telah terstandarisasi. Sekalipun berbeda, ketiga jenis obat bahan

alam tersebut sering disebut sebagai jamu atau obat herbal (Bank Indonesia, 2005).

Page 31: INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU (Studi Kasus Pada …

17

Gambar 3. Konsep Pengembangan Obat Bahan Alam Indonesia

Sumber: Dewoto (2007)

Proses produksi dan kegunaan dari produk jamu menjadikan perusahaan

jamu sebagai bagian dari industi obat-obatan atau industri farmasi (Murdopo,

2014). Proses produksi perusahaan jamu diatur secara ketat, baik pada tingkat

nasional maupun internasional. Untuk dapat bersaing di pasar nasional dan

internasional, perusahaan jamu perlu melakukan riset secara berkesinambungan,

terus berinovasi, menjalankan organisasi dan sistem pemasaran dengan baik, serta

memiliki kondisi permodalan yang kuat (Artiprasetyo, 2009).

Penelitian Terdahulu

Hong Kong merupakan salah satu negara yang memproduksi obat

tradisional seperti Indonesia, produk-produknya biasa disebut sebagai Traditional

Chinese Medicine (TCM). Beijing Tongrentang Group Co. Ltd (TRT) merupakan

salah satu produsen TCM terbesar di China. Sejauh ini, TRT bergerak dalam 3

sektor, yaitu farmasi modern, bisnis retail dan pelayanan medis. TRT memiliki 10

perusahaan yang ada di dalam negeri dan luar negeri. TRT memiliki lebih dari 800

Page 32: INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU (Studi Kasus Pada …

18

toko ritel di dalam negeri dan 28 toko yang dijalankan dengan joint ventures di 15

negara. Proses internasionalisasi Tongrentang terjadi sebagai berikut (Yutong,

2015):

Tabel 2. Internasionalisasi Tongrentang

DATA KEY EVENTS

1669 Pertama kali Tongrentang berdiri

1991 Tongrentang berhasil menjadi industri obat herbal pada skala nasional

1997 Beijing Tongrentang Group Co. Ltd menjadi perusahaan terbuka pada

Mei. Pada bulan Desember tahun yang sama, perusahaan milik

delapan lini produksi utama melalui Sertifikasi Good Manufacturing

Practice (GMP) Australia.

2002 Tongrentang mulai terlibat dalam aktifitas ekspor dan joint ventures

2006 Tongrentang Chinese medical culture dijadikan sebagai national

intangible cultural heritage.

2012 Tongrentang termasuk kedalam 100 perusahaan yang memiliki nilai

investasi paling banyak di China.

Sumber: Yutong, 2015

Awal mula keberhasilan internasionalisasi TRT dikarenakan adanya

inisiatif dari pemerintah China untuk menjadikan TCM sebagai produk global sejak

tahun 1996 (Yutong, 2015).

Tantangan yang dihadapi dalam proses internasionalisasi TCM adalah

adanya cultural background yang kuat pada TCM dan adanya lack of understanding

dari konsumen luar negeri mengenai produk TCM membuat TRT perlu melakukan

adaptasi dan edukasi atas produk agar sesuai dengan budaya dan selera serta dapat

diterima oleh konsumen negara tujuan internasionalisasi. Hambatan lain berupa,

lambatnya perkembangan regulasi untuk produk TCM di tiap negara sehingga TRT

kesulitan untuk memasukkan produk ke pasar luar negeri (Yutong, 2015).

Page 33: INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU (Studi Kasus Pada …

19

Wu et al (2015) menyatakan hambatan yang menyebabkan TCM sulit untuk

masuk ke pasar global adalah:

1. Penelitian TCM masih minim dan sulit untuk menjelaskan teori TCM

TCM memiliki fitur filosofis oriental yang unik dan kompleksitas

yang ekstrim menyebabkan teori TCM hampir tidak dapat dijelaskan dan

didekati oleh metodologi ilmiah modern. Selain itu, pembuktian akan

keselamatan, kualitas dan klinis khasiat TCM masih rapuh, yang berdampak

pada sulitnya memenuhi persyaratan teknis dan peraturan di tiap negara.

Oleh karena itu, pendaftaran produk herbal TCM dengan praktek klinis

jangka panjang di China menjadi masalah yang sangat sulit dan bahkan

tidak praktis.

2. Belum memiliki strategi yang bersifat menyeluruh (nasional)

Kesulitan pendaftaran produk TCM di luar negeri menunjukkan

bahwa dalam pelaksanaan internasionalisasi diperlukan rencana dan strategi

yang baik dengan pihak-pihak berkepentingan yang dapat membantu proses

internasionalisasi TCM, seperti pemerintah China, industri farmasi dan

komunitas ilmiah. Adanya kondisi keuangan yang lemah dan kapasitas

penelitian yang rendah, perusahaan tidak mampu memenuhi ketentuan

pendaftaran internasional TCM melalui usaha perusahaan sendiri.

3. Kurangnya komunikasi dan koordinasi

Lambatnya proses internasionalisasi TCM juga diakibatkan oleh

kurangnya komunikasi dan koordinasi antara perusahaan dengan lembaga

regulator yang menangani pendaftaran produk TCM di luar negeri. Di satu

sisi, para ahli di tiap negara memiliki sedikit pengetahuan, pengalaman atau

pemahaman yang relevan mengenai TCM; di sisi lain, para ilmuwan China

atau perusahaan belum sepenuhnya memahami persyaratan peraturan atau

pedoman yang dikeluarkan oleh instansi terkait yang mengatur pendaftaran

produk. Hal ini mengakibatkan perusahaan kesulitan untuk memenuhi

persyaratan dengan cara yang tepat dan cepat.

Page 34: INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU (Studi Kasus Pada …

20

METODE PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan

menganalisis objek penelitian PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (PT

Sido Muncul) untuk dapat memberikan gambaran yang mendalam dan mendetail

mengenai persoalan penelitian. PT Sido Muncul merupakan industri jamu yang

bergerak di bidang industri medis (farmasi), ramuan herbal (jamu), kosmetik,

makanan dan minuman yang berhubungan dengan kesehatan, perdagangan, jasa,

pengangkutan darat, dan pertanian. PT Sido Muncul berlokasi di jalan Soekarno

Hatta Km. 28 Kec. Bergas - Klepu, Semarang 50552, Indonesia. Jenis penelitian

yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang menghasilkan

data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang dan perilaku yang

dapat diamati. Penelitian kualitatif juga merupakan suatu pendekatan induktif untuk

penyusunan pengetahuan yang menggunakan riset dan subjektifitas serta arti

pengalaman bagi individu. Metode ini digunakan untuk mengungkapkan pendapat

atau tanggapan pihak internal PT Sido Muncul mengenai faktor-faktor pendorong

dan proses internasionalisasi dari perusahaan. Jenis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui

wawancara langsung (tatap muka) dan wawancara tidak langsung (via telepon).

Sumber data berasal dari Bapak Irwan Hidayat selaku Chief Executive Officer

(CEO) dimana wawancara dilakukan via telepon, sementara itu wawancara

langsung dilakukan dengan Ibu Eszy Filiani Nurul selaku staff export, dan Ibu

Nanik R. Sunarso selaku Senior Public Relation Manager. Sedangkan data

sekunder diperoleh melalui media massa, artikel, laporan keuangan perusahaan, dan

website perusahaan.

Dalam melakukan penelitian ini, penulis membagi proses pengumpulan

data menjadi dua. Tahap pertama, penulis mengadakan wawancara pendahuluan

dengan Senior Public Relation Manager PT Sido Muncul serta melaksanakan studi

pustaka guna mendapatkan gambaran mengenai topik penelitian ini. Tahap

berikutnya penulis mengumpulkan data dengan melakukan wawancara dengan staff

Page 35: INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU (Studi Kasus Pada …

21

export dan CEO PT Sido Muncul. Terakhir, penulis membuat kesimpulan dari hasil

penelitian.

Selama melakukan penelitian penulis mengalami beberapa kendala. Pada

tahap awal penelitian penulis perlu melakukan wawancara pendahuluan kepada

pihak internal PT Sido Muncul untuk dapat memperoleh gambaran mengenai

kondisi internasionalisasi PT Sido Muncul. Adanya relasi dan bantuan melalui

beberapa pihak, penulis memperoleh kontak Ibu Lanyawati, Manajer Keuangan PT

Sido Muncul. Untuk mengetahui prosedur wawancara dan narasumber yang baik

bagi penelitian ini, Ibu Lanyawati menyarankan kepada penulis untuk

menghubungi Ibu Nanik (Senior Public Relation Manager) yang berkantor di

Jakarta. Penulis berhasil menghubungi Ibu Nanik dan wawancara yang seharusnya

dilakukan di Jakarta dapat dilangsungkan di PT Sido Muncul, Klepu, Ungaran pada

6 November 2015 karena kebetulan Ibu Nanik sedang melakukan acara CSR di

lingkungan PT Sido Muncul, Klepu, Ungaran. Melalui Ibu Nanik, penulis

diarahkan untuk melakukan wawancara dengan Ibu Eszy, staff export PT Sido

Muncul yang berkantor di Jakarta agar memperoleh informasi yang lebih mendetail

mengenai aktivitas internasionalisasi perusahaan. Ibu Nanik mengarahkan untuk

melakukan wawancara dengan staff export karena pada saat itu posisi manajer

export sedang kosong sehingga dipercayakan kepada staff export yang telah lama

menangani export produk Sido Muncul.

Setelah cukup lama berusaha untuk membuat janji bertemu dan memperoleh

jawaban melalui email dan telepon kantor namun selalu banyak halangan, pada

tanggal 4 Desember 2015 Ibu Eszy menerima tugas untuk hadir di PT Sido Muncul

Klepu, Ungaran. Momen ini dimanfaatkan penulis untuk dapat bertemu dengan Ibu

Eszy dan wawancara berhasil dilakukan selama 45 menit. Setelah data yang ada

diolah, penulis merasa bahwa informasi untuk menjawab persoalan penelitian

masih kurang sehingga usaha untuk melakukan wawancara kedua dilakukan.

Namun karena kesibukan Ibu Eszy menyebabkan sulitnya komunikasi diantara

penulis dan narasumber dan berakibat pada wawancara yang tidak dapat dilakukan

kembali bersama dengan Ibu Eszy.

Page 36: INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU (Studi Kasus Pada …

22

Penulis berusaha untuk memperoleh narasumber lain dengan posisi jabatan

yang lebih tinggi dengan harapan dapat memberikan informasi yang akurat dan

lebih mendetail mengenai persoalan penelitian penulis. Penulis selanjutnya ingin

menjadikan CEO PT Sido Muncul, Bapak Irwan Hidayat sebagai narasumber

selanjutnya. Kurangnya koneksi dan kedekatan penulis dengan Ibu Nanik dan Ibu

Lanyawati membuat beliau tidak berani memberikan bantuan lebih lanjut. Akhirnya

melalui bantuan Ibu Komala, penulis memperoleh nomor handphone Bapak Irwan

Hidayat. Ibu Komala menyarankan untuk menghubungi beliau via SMS terlebih

dahulu, namun tidak kunjung ada respon sehingga penulis menelepon pada 2 Maret

2016 dan tidak diangkat. Berkat kemurahan hati Bapak Irwan, beliau menghubungi

penulis pada hari yang sama dan dari hasil pembicaraan yang ada penulis diarahkan

untuk mengatur segala keperluan yang ada dengan sekretarisnya, Ibu Rezy.

Akhirnya karena kesibukan dari Bapak Irwan yang tidak memungkinkan untuk

dapat bertemu dan melakukan wawancara secara langsung, wawancara dilakukan

via telepon.

Wawancara melalui telepon menyebabkan kurangnya pemahaman

mengenai apa yang dimaksudkan oleh narasumber, seperti Pak Irwan melontarkan

pembicaraan yang mengarah pada gurauan namun penulis tidak menganggapnya

sebagai gurauan atau mengenai bagaimana reaksi beliau yang sesungguhnya

mengenai pertanyaan-pertanyaan yang penulis lontarkan. Pembicaraan terpaksa

dihentikan karena Pak Irwan ingin melakukan makan siang dan meminta untuk

dihubungi 1 jam kemudian. Namun ketika penulis mencoba mengubungi via SMS

dan telepon sudah tidak ada respon sehingga wawancara diselesaikan karena dirasa

informasi yang ada sudah cukup banyak dan menjawab persoalan penelitian yang

ada.

Page 37: INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU (Studi Kasus Pada …

23

HASIL PENELITIAN

Profil Industri Jamu Indonesia

Direkorat Jendral Pengembangan Ekspor Nasional Kementrian

Perdagangan Republik Indonesia (2014) menyatakan bahwa industri jamu

merupakan salah satu aset nasional yang penting. Industri jamu termasuk dalam

industri prioritas yang dikembangkan Indonesia. Industri jamu, baik skala kecil atau

rumahan hingga besar memiliki potensi pasar menjanjikan di pasar lokal maupun

global dan telah memberi kontribusi pada penerimaan negara melalui pajak dan

devisa ekspornya. Industri jamu juga tidak membebani pemerintah dengan impor

bahan baku, karena bahan-bahan yang digunakan berasal dari kekayaan hayati

Indonesia yang sangat banyak dan beragam (Murdopo, 2014).

Tabel 3 menunjukkan kondisi perkembangan kinerja industri jamu besar

dan sedang di Indonesia dari tahun 2006 hingga 2010. Asosiasi pengusaha jamu

dan obat alam Indonesia yang diakui pemerintah, Gabungan Pengusaha Jamu dan

Obat bahan alam Indonesia (GP Jamu) menyatakan, hingga tahun 2015 terdapat

1.459 industri jamu di Indonesia yang terdiri dari industri kecil atau rumahan hingga

industri besar yang telah menyerap 15 juta tenaga kerja (kemenperin.go.id).

Berdasarkan data Gabungan Pengusaha Jamu, penjualan jamu di Indonesia pada

2010 menembus angka Rp 7,2 triliun, pada tahun 2011 mencapai Rp12 triliun, lalu

terus meningkat pada tahun 2012 menjadi Rp 13 triliun, 2013 menjadi Rp 14 triliun,

pada 2014 mencapai Rp 15 triliun dan pada 2015 diperkirakan mencapai Rp 20

triliun (Deny, 2015)

Tabel 3. Perkembangan Kinerja Industri Jamu Besar dan Sedang Indonesia

Berdasarkan KBLI (Kinerja Industri Berdasarkan Lapangan Usaha) Tahun

2006 - 2010 Indikator 2006 2007 2008 2009 2010 Trend

Jumlah Unit Usaha

(Unit) 70 69 67 64 58 -4,41%

Nilai Produksi

(Ribuan Rp.) 928.171.341 800.811.428 1.494.737.707 867.749.211 1.233.656.395 6,71%

Page 38: INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU (Studi Kasus Pada …

24

Indikator 2006 2007 2008 2009 2010 Trend

Jumlah Tenaga Kerja

(Orang) 11.324 9.707 11.296 9.039 9.653 -3,83%

Utilisasi (%) 68,3 73,3 83,3 84,3 79,4 4,52%

Nilai Input (Ribuan

Rp.) 605.067.860 426.516.727 1.309.724.262 451.605.177 661.056.982 2,37%

Nilai Output (Ribuan

Rp.) 1.152.403.662 893.598.063 1.540.286.573 881.694.961 1.270.163.715 1,83%

Nilai Tambah

(Ribuan Rp.) 547.335.802 467.081.336 230.562.311 430.089.784 609.106.733 1,32%

Sumber: kemenperin.go.id

Pada Majalah Warta Ekspor mengenai Obat Herbal Tradisional (Murdopo,

2014), Kementrian Perdagangan Republik Indonesia menyebutkan bahwa nilai

ekspor obat herbal Indonesia tahun 2013 mencapai US$ 23,44 juta, sedangkan nilai

ekspor pada periode Januari-Juni 2014 sebesar US$ 29,13 juta, mengalami

peningkatan 600% dari nilai ekspor pada periode Januari-Juni 2013. Pertumbuhan

ekspor obat herbal Indonesia selama periode 2009-2013 mengalami kenaikan

sebesar 6,49% per tahun (lihat gambar 4).

Gambar 4. Perkembangan Nilai Ekspor Obat Herbal Indonesia Tahun 2009-

2013 (US$ Ribu)

Sumber: Warta Ekspor September 2014

Tabel 4 menunjukkan produk utama ekspor obat herbal pada periode

Januari-Juni 2014.

Page 39: INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU (Studi Kasus Pada …

25

Tabel 4. Produk Utama Ekspor Obat Herbal Indonesia

Sumber: Warta Ekspor September 2014

Gambar 5 menunjukkan nilai ekspor obat herbal Indonesia menurut negara

tujuan pada periode Januari hingga Juni 2014. Selain negara-negara tersebut GP

Jamu (2013) menyebutkan Korea Selatan, Filipina, Hong Kong, Taiwan, Afrika

Selatan, Nigeria, Arab Saudi, Rusia dan Cile juga menjadi negara tujuan ekspor

perusahaan jamu Indonesia

Gambar 5. Nilai Ekspor Obat Herbal Indonesia Menurut Negara Tujuan

Periode Januari-Juni 2014

Sumber: Warta Ekspor September 2014

Direkorat Jendral Pengembangan Ekspor Nasional Kementrian

Perdagangan Republik Indonesia (2014) menyebutkan beberapa kendala yang

dialami oleh pelaku usaha industri jamu Indonesia untuk dapat melakukan ekspansi

ke luar negeri: 1) Masih sangat terbatas dalam menciptakan produk berkualitas,

berdaya saing tinggi dan berorientasi pasar, 2) Industri jamu Indonesia terlalu

Page 40: INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU (Studi Kasus Pada …

26

berfokus pada proses pemasaran dan kurang memperhatikan peningkatan kualitas

pada produk, 3) Kemampuan untuk melakukan R&D rendah, 4) Industri jamu

Indonesia masih terbatas dalam akses permodalan pada usaha jamu terutama, usaha

jamu tradisional; pengembangan tanaman obat bahan baku jamu dan proses

pengolahan yang efisien, 5) Kendala terkait peraturan dan prosedur pengujian

laboratorium, 6) Kurangnya kerjasama industri jamu dengan para pemangku

kepentingan yang meliputi pemerintah, swasta dan akademisi yang sesungguhnya

dapat membantu mengembangkan usaha jamu di Indonesia, seperti melakukan

kerjasama antara perusahaan atau industri jamu dengan pemerintah dan institusi

pendidikan dalam bidang penelitian untuk mengembangkan teknologi, inovasi

proses, pembuatan regulasi dan kebijakan industri jamu, dan saintifikasi jamu untuk

meningkatkan kepercayaan masyarakat.

Profil PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk

Saat pertama kali berdiri pada tahun 1951 Sido Muncul merupakan usaha

jamu rumahan milik keluarga. Banyaknya permintaan akan jamu Sido Muncul dari

tahun ke tahun membuat Sido Muncul semakin berkembang sehingga pada tahun

1970 Sido Muncul membentuk persekutuan komanditer (CV) dengan nama CV

Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul dan pada 1975 berubah menjadi perseroan

terbatas (PT) dengan nama PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul. Adanya

keinginan Sido Muncul untuk menjadi perusahaan yang langgeng dan dapat

dipercaya oleh masyarakat direalisasikan dengan berubah dari perusahaan keluarga

menjadi perusahaan terbuka (Tbk) pada 18 November 2013. Kini PT Industri Jamu

dan Farmasi Sido Muncul Tbk telah menjadi pabrik jamu terbesar di Indonesia dan

tercatat dengan Kode saham dari Perseroan SIDO di Bursa Efek Indonesia.

Saat ini PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (PT Sido Muncul)

merupakan industri jamu yang bergerak di bidang industri medis (farmasi), ramuan

herbal (jamu), kosmetik, makanan dan minuman yang berhubungan dengan

kesehatan, perdagangan, jasa, pengangkutan darat, dan pertanian. Cakupan bidang

usaha PT Sido Muncul banyak karena perusahaan memiliki 3 anak perusahaan,

Page 41: INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU (Studi Kasus Pada …

27

yaitu PT Semarang Herbal Indo Plant (SHIP), PT Muncul Mekar dan PT Berlico

Mulia Farma.

PT SHIP merupakan pabrik bahan baku yang berdiri pada tahun 2010 dan

dikembangkan oleh PT Sido Muncul untuk memasok kebutuhan ekstrak pasar

domestik dan internasional, meningkatkan kapasitas produksi, memperpendek mata

rantai produksi, efisiensi, standarisasi dan membantu petani menampung hasil

panen mereka pada saat harga turun. Perusahaan ini muncul sebagai hasil dari

pemikiran PT Sido Muncul untuk menjamin ketersediaan dan keberlangsungan

spesies bahan baku produksi jamu di Indonesia. Hadirnya PT SHIP menjadikan

mutu bahan baku dan kualitas obat-obat bahan alam semakin maju sehingga

produk-produk yang dihasilkan PT Sido Muncul dapat bersaing di pasar domestik

maupun internasional dengan kualitas yang baik dan terstandar.

Hasil dari PT SHIP adalah ekstraksi untuk memasok produk makanan,

minuman, farmasi, neuraceutical, kosmetik dan pertanian. PT SHIP menggunakan

metode terstandar untuk mengekstraksi bagian tanaman seperti daun, bunga, kulit

tanaman, akar, benih dan buah yang berkhasiat untuk kesehatan. Bagian tanaman

ini diproses dengan menggunakan berbagai macam fasilitas antara lain peralatan

pabrik untuk mengolah bahan mentah (termasuk sebelum proses awal pengolahan

bahan mentah), penyaringan air secara osmosis, peralatan ekstraksi dinamik, vakum

rendah desikator suhu, pelarut ekstraksi bertenaga tinggi, peralatan ekstraksi

kromatografi dan alat pengering semprot. Semua dikerjakan secara teliti dengan

prosedur dan pengawasan ketat untuk menjaga kelangsungan tanaman obat herbal

di Indonesia.

PT Muncul Mekar merupakan perusahaan distribusi yang dibuat PT Sido

Muncul pada tahun 1975 sebagai respon perusahaan terhadap pemberlakuan

peraturan pemerintah yang mengharuskan para produsen untuk menunjuk

distributor dalam memasarkan produknya. Selanjutnya PT Muncul Mekar ditunjuk

sebagai distributor tunggal PT Sido Muncul. Saat ini PT Muncul Mekar memiliki

109 sub perwakilan yang tersebar di seluruh Indonesia dengan 4 kantor perwakilan

di Jakarta yang membawahi pemasaran Jabodetabek, Sumatra dan Pontianak, Jawa

Page 42: INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU (Studi Kasus Pada …

28

Barat mencakup wilayah pemasarannya termasuk provinsi Jawa Barat, Jawa

Tengah mencakup wilayah pemasaran provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur

mencakup wilayah pemasaran provinsi Jawa Timur, Indonesia bagian Tengah dan

Indonesia bagian Timur.

Perkembangan distribusi PT Muncul Mekar ditunjang dengan masuknya

sistem komputerisasi yang terintegrasi sehingga memudahkan dalam pelaporan

data penjualan dan marketing sampai pelosok-pelosok kota hingga kecamatan. Hal

ini tentunya akan mendukung ketersediaan produk di tiap-tiap wilayah dan

membantu penentuan langkah-langkah lebih lanjut untuk kemajuan perusahaan.

Selanjutnya PT Muncul Mekar juga membantu proses pengiriman produk Sido

Muncul di dalam negeri sebelum di ekspor.

PT Berliko Mulia Farma merupakan industri farmasi yang diakuisisi oleh

PT Sido Muncul sejak 1 September 2014. PT Berliko Mulia Farma telah berdiri

sejak 1976 dan telah memiliki sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik. Bagi PT

Sido Muncul, PT Berliko Mulia Farma membantu perusahaan dalam

mengembangkan dan menunjang aktivitas farmasi PT Sido Muncul.

Dalam proses produksi, sejak 11 November 2000 PT Sido Muncul telah

memiliki sertifikat Good Manufacturing Practices (GMP), sertifikat Cara

Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) dan Cara Pembuatan Obat yang

Baik (CPOB) setara dengan farmasi dari Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan

Sosial Republik Indonesia serta menggunakan ISO (International Standart

Organization) 17250 untuk standart laboratorium dan memiliki Akreditasi Nasional

(KAN) untuk fasilitas laboratorium yang menjadikan PT Sido Muncul sebagai

pabrik jamu berstandar farmasi di Indonesia.

Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan nomor

HK.00.05.4.1380 tahun 2005 tentang penerapan pedoman Cara Pembuatan Obat

yang Baik, sertifikat CPOTB adalah dokumen sah yang merupakan bukti bahwa

Industri dan Usaha Obat Tradisional telah memenuhi Persyaratan Teknis CPOTB

dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dalam membuat satu jenis

bentuk sediaan obat tradisional. Sertifikat ini mencakup pemenuhan kriteria dari

Page 43: INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU (Studi Kasus Pada …

29

segi personalia; bangunan; peralatan; sanitasi dan hygiene; penyiapan bahan baku;

pengolahan dan pengemasan; pengawasan mutu; inspeksi diri; dokumentasi; serta

penanganan terhadap hasil produk jadi diperedaran.

Sementara itu, berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan

Makanan nomor HK.03.1.33.12.12.8195 tahun 2012 tentang penerapan pedoman

Cara Pembuatan Obat yang Baik, sertifikat CPOB adalah dokumen sah yang

merupakan bukti bahwa industri farmasi telah memenuhi persyaratan CPOB dalam

membuat satu jenis bentuk sediaan obat yang diterbitkan oleh Kepala Badan

(BPOM). Sertifikat ini mencakup pemenuhan kriteria dari segi manajemen mutu;

personalia; bangunan dan fasilitas; peralatan; sanitasi dan hygiene; produksi;

pengawasan mutu; inspeksi diri, audit mutu dan audit dan persetujuan pemasok;

penanganan keluhan terhadap produk dan penarikan kembali produk; dokumentasi;

pembuatan dan analisis berdasarkan kontrak; kualifikasi dan validasi (pom.go.id)

Sedangkan sertifikat Good Manufacturing Practices (GMP) adalah

dokumen sah yang menjamin bahwa dalam proses produksi, perusahaan memenuhi

persyaratan industri makanan dan kemasan, terkait dengan keamanan pangan,

kualitas dan persyaratan hukum (gmp-center.com).

Kepemilikan atas sertifikat CPOTB, CPOB, dan sertifikat GMP menjadi

bukti sah bahwa PT Sido Muncul membuat obat secara konsisten, memenuhi

persyaratan yang ditetapkan dan sesuai dengan tujuan penggunaannya. Sertifikat

inilah yang menjadikan PT Sido Muncul sebagai perusahaan jamu berstandar

farmasi Indonesia.

Dalam upaya meningkatkan kualitas produk dan aktivitas research and

development PT Sido Muncul telah memiliki Akreditasi Nasional (KAN) dan

menggunakan ISO (International Standart Organization) 17025. ISO 17025

merupakan sebuah standar yang diakui secara internasional dan pengakuan formal

mengenai kompetensi laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi melalui

akreditasi, digunakan secara luas sebagai persyaratan diterimanya hasil pengujian

dan hasil kalibrasi yang diperlukan oleh berbagai pihak di dunia (bikasolusi.co.id).

Saat ini, PT Sido Muncul memiliki fasilitas laboratorium lengkap yang terdiri dari

Page 44: INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU (Studi Kasus Pada …

30

laboratorium analisa (kimia, mikrobiologi, instrumentasi), formulasi, mikrobiologi,

stabilitas, farmakognosi, farmakologi, toksikologi dan laboratorium klinik.

Kelengkapan fasilitas yang dimiliki PT Sido Muncul dapat meningkatkan

kreativitas pengembangan dan inovasi produk yang mengikuti perkembangan pasar

global.

Adanya sertifikat CPOTB, CPOB, dan GMP, serta penggunaan ISO 17025

memudahkan PT Sido Muncul dalam berinovasi, memproduksi produk-produk

berkualitas, berdaya saing tinggi, ramah lingkungan, dan berorientasi pasar atau

sesuai dengan standar negara tujuan internasionalisasi produk yang cenderung lebih

ketat dari Indonesia.

Pada tahun 2015, PT Sido Muncul telah memiliki 273 jenis produk yang

terdiri dari produk obat, makanan dan minuman dalam bentuk serbuk, instan, mix

komplit (serbuk dan instan), cair, kapsul, tabet atau pil, dan permen. PT Sido

Muncul memiliki 3.841 orang tenaga kerja dan mampu memproduksi 85 juta

kemasan setiap bulannya.

Banyaknya permintaan konsumen Indonesia atas produk PT Sido Muncul

menjadikan perusahaan berfokus pada upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat

dalam negeri sehingga seluruh hasil produksi perusahaan hanya dijual di Indonesia.

Namun, pada tahun 2000 secara tidak sengaja PT Sido Muncul memperoleh

pesanan produk dari luar negeri dan sejak saat itu perusahaan mulai melakukan

aktivitas internasionalisasi berupa ekspor hingga sekarang. Tabel 5 menunjukkan

perkembangan penjualan bersih PT Sido Muncul dalam 4 tahun terakhir.

Tabel 5. Perkembangan Penjualan Bersih dan Ekspor PT Sido Muncul

Tahun 2011 - 2014

Tahun Penjualan Bersih

(Dalam Juta Rupiah)

Penjualan Ekspor*

(Dalam Juta Rupiah)

2011 2.198.273 76.939,55

2012 2.391.667 83.708,34

2013 2.372.364 83.032,74

2014 2.197.907 76.926,74 Sumber: sidomuncul.com; Data Primer, 2015

*) Nilai penjualan ekspor diperoleh dari 3,5% (2-5% proposi penjualan ekspor) nilai penjualan

bersih

Page 45: INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU (Studi Kasus Pada …

31

PT Sido Muncul merasa bahwa kondisi permodalan dan akses menuju

permodalan bukan masalah bagi perusahaan. Adanya perubahan bentuk perusahaan

dari perusahaan keluarga menjadi perusahaan terbuka semakin memudahkan

perusahaan dalam memperoleh biaya permodalan untuk mengembangkan dan

mendukung aktivitas internasionalisasi perusahaan, seperti misalnya saat ini PT

Sido Muncul sedang melakukan perluasan bangunan terhadap PT SHIP yang

merupakan pabrik bahan baku PT Sido Muncul untuk meningkatkan kapasitas

produksi agar tetap dapat memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri dan luar negeri.

Selain itu dari segi tenaga kerja, dari 3.841 orang tenaga kerja PT Sido

Muncul, sekitar 20% dari total karyawan PT Sido Muncul merupakan lulusan

perguruan tinggi (D3, S1 dan S2) dari berbagai disiplin ilmu seperti biologi,

ekonomi, farmasi, pertanian, hukum, teknologi pangan, kimia, teknik dan

sebagainya. Perusahaan juga merekrut profesional seperti apoteker, dokter, dokter

gigi dan dokter spesialis sebagai konsultan yang akan sangat membantu dan

menunjang aktivitas operasional perusahaan untuk dapat menghasilkan produk

yang berkualitas, melakukan pemasaran produk dengan baik, serta memampukan

perusahaan untuk terus melakukan inovasi. Kemudian untung mengembangkan

kemampuan karyawan, pada waktu-waktu tertentu perusahaan memberikan

kesempatan pada karyawan untuk memperoleh pelatihan, kursus, maupun seminar.

Proses Internasionalisasi PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk

Pada tahun 1991, PT Sido Muncul telah memiliki gambaran bahwa pada

masa yang akan datang, batas-batas untuk memasuki suatu negara akan memudar

dan memungkinkan perusahaan untuk melakukan aktivitas bisnis di pasar

internasional. Pada tahun 1996, Bapak Irwan Hidayat, Chief Executive Officer

sekaligus pemilik PT Sido Muncul pada saat itu, mulai memiliki keinginan untuk

produk Sido Muncul dapat dijual di luar negeri. Namun, perusahaan masih terbatas

dan belum mampu menjangkau pasar luar negeri sehingga perusahaan memilih

fokus mengembangkan pasar dalam negeri terlebih dahulu.

Perusahaan berhasil memperoleh sebagian besar konsumen dalam negeri,

terbukti dengan adanya 109 sub perwakilan distributor PT Sido Muncul di seluruh

Page 46: INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU (Studi Kasus Pada …

32

Indonesia. Pendapatan dari penjualan produk Sido Muncul di Indonesia digunakan

perusahaan untuk menambah kapasitas produksi, membangun pabrik baru,

membeli peralatan maupun fasilitas baru, memiliki sertifikasi, memenuhi

kebutuhan biaya R&D, melakukan inovasi dan lain sebagainya. Hal ini terus

perusahaan lakukan dari tahun ke tahun 100% untuk mengembangkan dan

memenuhi permintaan pasar dalam negeri.

Pada tahun 2000 PT Sido Muncul secara tidak disengaja memperoleh

pesanan produk dari luar negeri. Hal ini diyakini perusahaan dapat terjadi karena

produk Sido Muncul telah terlebih dahulu diterima oleh pasar domestik dan adanya

kualitas yang baik pada produk telah memunculkan aktivitas handcarry dari Warga

Negara Indonesia (WNI) yang pergi ke luar negeri, seperti Tenaga Kerja Indonesia

(TKI) maupun Warga Negara Asing (WNA) yang datang berkunjung ke Indonesia,

membeli produk Sido Muncul, menyukai dan membawanya kembali ke negara

asalnya. Dalam rangka memenuhi pesanan, perusahaan harus melakukan ekspor

dan secara tidak disengaja PT Sido Muncul mulai terlibat dalam aktivitas

internasionalisasi.

Negara yang pertama kali melakukan pemesanan akibat adanya peristiwa

handcarry berasal dari Hong Kong, Amerika, dan Arab Saudi. Pesanan produk

berasal dari distributor-distributor lokal (buyer) di masing-masing negara.

Distributor-distributor tersebut mengetahui tentang produk Sido Muncul dari WNI,

seperti TKI maupun WNA yang gemar mengkonsumsi produk Sido Muncul di

negara mereka sehingga distributor melakukan pendekatan (approach) kepada

perusahaan untuk dapat melakukan import dan menjual produk Sido Muncul di

negara mereka. Maka dapat diketahui bahwa bentuk ekspor yang dilakukan oleh PT

Sido Muncul merupakan ekspor tidak langsung. Pada masa awal PT Sido Muncul

terlibat dalam aktivitas internasionalisasi, seluruh kegiatan ekspor ditangani oleh

divisi pemasaran.

Page 47: INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU (Studi Kasus Pada …

33

Gambar 6. Peta Distribusi Ekspor PT Sido Muncul

Sumber: sidomuncul.com

Mula-mula, target pasar PT Sido Muncul di negara tujuan ekspor adalah

WNI (seperti TKI) dan wisatawan asing yang pernah ke Indonesia, namun dalam

perkembangannya produk PT Sido Muncul banyak dimintai oleh masyarakat lokal

di masing-masing negara tujuan ekspor. Saat ini, ada lebih dari dua puluh negara

yang telah melakukan kerja sama dengan PT Sido Muncul dan dalam satu negara

PT Sido Muncul bisa menjalin kerja sama dengan lebih dari 2 distributor lokal.

Untuk meningkatkan pelayanan dan penanganan perusahaan dalam melakukan

internasionalisasi, sejak tahun 2006 PT Sido Muncul menambahkan divisi baru

pada struktur organisasi dan melimpahkan tanggung jawab aktivitas internasional

dari divisi pemasaran ke divisi ekspor. Dari keseluruhan negara ini (lihat tabel 6 ),

pendapatan ekspor paling besar diperoleh dari Hongkong dan Afrika. Tabel 6

menunjukkan negara-negara tujuan ekspor PT Sido Muncul.

Tabel 6. Negara/Kota Tujuan Ekspor

Asia Timur Asia Tenggara Asia Selatan Asia Barat Daya

Hongkong Malaysia Jeddah Qatar

Taiwan Brunei Darussalam Dubai

Korea Selatan Singapura Afganistan

Mongolia Thailand

Page 48: INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU (Studi Kasus Pada …

34

Afrika Amerika Australia Eropa

Nigeria Suriname Sidney Rusia

Mauritius Amerika Serikat Melbourne Inggris / London

Algeria Australia lainnya Jerman

Togo Belanda

Ghana

Jordan

Afrika lainnya Sumber: Data Primer, 2015

Dari keseluruhan negara/kota tersebut, diketahui proporsi penjualan ekspor

baru sebesar 2-5% dari total produksi perusahaan. Kecilnya ekspor PT Sido Muncul

akibat adanya sistem beli putus dalam kerja sama antara PT Sido Muncul dengan

buyer yang cenderung didominasi oleh distributor atau agen skala kecil

menyebabkan aktivitas ekspor perusahaan ke suatu negara belum tentu terjadi

secara rutin. Sistem beli putus mengakibatkan perusahaan bergantung pada pesanan

dari distributor luar negeri dan berdampak pada kecilnya proporsi penjualan ekspor.

Disisi lain, adanya peningkatan permintaan di pasar domestik dan internasional

mengakibatkan perusahaan kesulitan untuk memenuhi permintaan, karena

perusahaan memprioritaskan penjualan di pasar domestik akibatnya perusahaan

kesulitan untuk memenuhi permintaan ekspor sehingga permintaan ekspor dapat

dikatakan terbengkalai dan kembali berdampak pada kecilnya proporsi penjualan

ekspor PT Sido Muncul.

Dalam perkembangan aktivitas internasionalisasi PT Sido Muncul, tidak

sedikit perusahaan farmasi asing yang menyatakan minat untuk memiliki lisensi

salah satu produk PT Sido Muncul, yaitu Tolak Angin. Dari sejumlah negara itu,

perusahaan farmasi Singapore, Jepang, Taiwan, dan Jerman, merupakan negara

yang paling aktif dalam bernegosiasi harga. Perusahaan berkeinginan membentuk

joint ventures dengan kepemilikan saham berimbang sehingga lisensi dan bahan

baku dari PT Sido Muncul sedangkan pengolahannya dilakukan di negara

perusahaan yang melakukan joint ventures dengan PT Sido Muncul. Kerja sama ini

masih terus dirancang oleh perusahaan dan menjadi salah satu rencana jangka

panjang dari PT Sido Muncul sebagai salah satu strategi untuk meningkatkan

penetrasi produk di pasar internasional.

Page 49: INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU (Studi Kasus Pada …

35

PT Sido Muncul yakin bahwa kondisi pasar domestik yang baik akan

menjadikan produk Sido Muncul mudah menyebar ke berbagai negara sehingga

strategi mengembangkan pasar dalam negeri (domestic focus) masih menjadi

bagian dalam strategi internasionalisasi perusahaan. Strategi yang dilakukan yaitu

dengan menjangkau daerah di Indonesia yang pemasarannya belum maksimal,

seperti di Indonesia bagian Timur (Papua dan lain sebagainya), berusaha menjadi

penyuplai bahan baku pada perusahaan farmasi lokal dan menjangkau WNA yang

ada di Indonesia. Di Indonesia terdapat banyak turis yang belum mengetahui

tentang produk Sido Muncul, paling tidak setiap tahun terdapat 9 juta turis yang

datang ke Indonesia, begitu juga dengan ekspatriat. Banyak dari mereka yang belum

mengetahui produk dari Sido Muncul. Diharapkan melalui iklan-iklan maupun

promosi yang dilakukan di dalam negeri membuat para turis maupun ekspatriat bisa

melihat dan mengenal produk Sido Muncul sehingga ketika pulang ke negara asal

masing-masing, ekspatriat dan turis-turis tertarik untuk mau membawa pengertian

dan produk Sido Muncul ke negara asalnya dan dapat berdampak pada penjualan

internasional perusahaan. Selain strategi internal perusahaan juga menerapkan

strategi eksternal, salah satunya dengan melakukan kerjasama dengan Bank Rakyat

Indonesia untuk membuka akses pendanaan kepada petani rempah binaan dan

grosir atau pengecer produk Sido Muncul. Kemudahan akses perbankan bagi mitra

bisnis PT Sido Muncul diyakini dapat memberikan efek domino bagi perusahaan

dan penjualan PT Sido Muncul karena kebutuhan bahan baku dapat meningkat dan

akan memapukan perusahaan untuk dapat memenuhi permintaan pasar domestik

maupun internasional.

Keberhasilan PT Sido Muncul di pasar internasional tentunya tidak terlepas

dari dukungan dan peran pemerintah. Pemerintah mendatangkan buyer-buyer

potensial dari berbagai macam negara ke Indonesia untuk hadir dalam pameran

dagang Indonesia atau menginformasikan serta mendorong PT Sido Muncul untuk

datang dan terlibat dalam pameran dagang yang ada di luar negeri yang

memungkinkan PT Sido Muncul bertemu dengan buyer-buyer potensial dari

berbagai macam negara. Pemerintah juga membantu proses kelengkapan dokumen

Page 50: INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU (Studi Kasus Pada …

36

yang diperlukan perusahaan untuk dapat melakukan pemasaran di negara tujuan

ekspor. PT Sido Muncul juga melakukan kerjasama dengan Kedutaan Besar

Republik Indonesia (KBRI) di berbagai negara tujuan ekspor untuk dapat

memperoleh informasi mengenai buyer-buyer potensial, seperti background buyer

dan kondisi keuangan buyer serta membantu PT Sido Muncul dalam melakukan

negosiasi business to business (B2B). Kedepan perusahaan mengharapkan untuk

terus dibantu menembus lebih banyak negara, baik dari kebutuhan dokumen,

perizinan dan persyaratan pendaftaran produk.

Motivasi PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk Melakukan

Internasionalisasi

Pada tahun 2000, PT Sido Muncul secara tidak disengaja memperoleh

pesanan produk dari luar negeri akibat adanya aktivitas handcarry dari WNI dan

WNA. Dalam rangka memenuhi pesanan, perusahaan harus melakukan ekspor dan

secara tidak disengaja menjadi awal mula PT Sido Muncul mulai terlibat dalam

aktivitas internasionalisasi.

Gambar 7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Internasionalisasi

PT Sido Muncul

Keputusan Internasionalisasi

2000

Memenuhi Permintaan Luar Negeri

2015

Meningkatkan Pertumbuhan Pendapatan Perusahaan

2006

Ambisi untuk Menjadi Perusahaan

Obat Herbal yang Mendunia

2015

Merespon Pemberlakuan

MEA

Page 51: INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU (Studi Kasus Pada …

37

Pengalaman yang telah diperoleh PT Sido Muncul di pasar internasional

mengubah motivasi perusahaan dari hanya sekedar memenuhi permintaan pasar

luar negeri menjadi ambisi untuk menjadi perusahaan obat herbal yang mendunia.

Ambisi ini dinyatakan perusahaan dengan tidak mengandalkan permintaan dari luar

negeri saja atau menunggu datangnya permintaan secara pasif. Namun,

dikembangkan menjadi usaha aktif untuk membuka pasar baru (meluaskan

jangkauan pasar) dan memperoleh pelanggan baru, salah satunya dengan

memanfaatkan peluang besar yang muncul dari pemberlakuan Masyarakat

Ekonomi ASEAN (MEA). MEA memacu perusahaan untuk survive dan

berkembang di pasar ASEAN serta terus menjadi lebih baik dibandingkan dengan

pesaing. Adanya gambaran perusahaan mengenai hilangnya batas-batas untuk

masuk ke suatu negara sejak 25 tahun yang lalu dan kondisi perusahaan yang sudah

kuat di dalam negeri membuat perusahaan lebih siap dalam merespon

pemberlakuan MEA. Oleh karena itu, MEA dimanfaatkan perusahaan dengan

mentarget negara-negara baru di Asia Tenggara seperti Filipina, Myanmar dan

Vietnam.

Pentargetan negara-negara baru ini didasarkan pada analisis dan

pertimbangan perusahaan mengenai kondisi penduduk yang cenderung sama

dengan Indonesia, jumlah penduduk yang banyak dan potensial, adanya banyak

WNI yang bermukim di negara tersebut, serta adanya kesamaan budaya yang

mendukung untuk produk Sido Muncul dapat masuk.

Pengalaman yang ada ternyata masih belum cukup untuk memampukan

perusahaan melakukan ekspor langsung ke negara-negara tersebut. Perusahaan

masih terbatas dalam mengetahui kondisi pasar di luar negeri (karakteristik budaya,

sosial, ekonomi, politik, produk yang diminati) dan memenuhi persyaratan

pendaftaran dan perizinan produk di masing-masing negara tujuan ekspor sehingga

perusahaan memutuskan untuk menggunakan mode of entry yang sama seperti yang

sudah dijalankan di banyak negara yaitu melakukan ekspor tidak langsung dan

menjalin kerja sama dengan distributor lokal (foreign distributor) di masing-masing

negara.

Page 52: INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU (Studi Kasus Pada …

38

Distributor lokal memiliki peluang yang lebih besar untuk dapat

memasukkan produk Sido Muncul ke berbagai toko dan tempat-tempat penjualan

produk yang baik di luar negeri. Adanya jaringan distribusi dari distributor lokal di

negara tujuan ekspor memudahkan PT Sido Muncul dalam melakukan penjualan

dan distribusi produk. Distributor lokal memampukan PT Sido Muncul untuk

memasukkan barang dengan jumlah yang lebih banyak dan merata di negara tujuan

ekspor. Distributor lokal membantu mempercepat dan memenuhi syarat

pendaftaran dan perizinan produk, memberikan informasi mengenai kondisi pasar

(seperti produk yang diminati), membantu proses promosi dan pemasaran produk.

Secara tidak langsung distributor lokal merupakan pihak yang membantu

perusahaan untuk memasuki negara tujuan ekspor, membantu mengatasi perbedaan

budaya, dan keterbatasan informasi mengenai kondisi luar negeri. Distibutor lokal

membuat cara masuk PT Sido Muncul menjadi lebih terarah sehingga

memampukan perusahaan untuk mengontrol resiko akibat perbedaan budaya serta

melakukan analisis terhadap kondisi pasar luar negeri. Oleh karena itu, prinsip

kejujuran, kehati-hatian, transparan, saling percaya, mengutamakan kualitas, tidak

merugikan partner diterapkan dan dijaga PT Sido Muncul dalam menjalin

hubungan dengan distributor (buyer) di setiap negara.

Keterlibatan PT Sido Muncul dalam MEA juga dilakukan guna

meningkatkan pertumbuhan pendapatan PT Sido Muncul menyusul stagnannya

total penjualan produk di pasar domestik yang diproyeksikan hanya tumbuh 3%

hingga 4% di tahun 2016. Selain membuka pasar baru ke negara lain, perusahaan

juga berusaha untuk memperoleh pelanggan baru dengan mengintensifkan aktivitas

penjualan di negara existing yang sudah lama menjadi tujuan ekspor perusahaan.

Biasanya di luar negeri produk Sido Muncul dijual di toko-toko komunitas seperti

toko komunitas Indonesia, Asia, dan Korea. Kedepan PT Sido Muncul berusaha

melakukan optimalisasi dengan melakukan penjualan langsung tanpa melalui

perantara distributor dan dilakukan dengan menyasar toko-toko mainstream dunia

yang bukan outlet dan toko utama seperti Watsons dan semacamnya di luar negeri

karena besarnya peran distributor lokal dalam aktivitas internasional perusahaan

Page 53: INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU (Studi Kasus Pada …

39

berpotensi menimbulkan ketergantungan perusahaan pada distributor yang dapat

menghambat perkembangan aktivitas perusahaan di luar negeri dan mengurangi

perolehan keuntungan penjualan ekspor perusahaan. Rencana lainnya yaitu, PT

Sido Muncul tidak hanya mengekspor produk jadi namun, juga mendistribusikan

ekstraksi temu lawak dan kunyit seperti ke Jepang dan Taiwan yang telah

mengajukan permintaan. Selain itu usaha peningkatan pendapatan perusahaan juga

dilakukan dengan aktif mengikuti pameran dagang yang diadakan di dalam negeri

dan luar negeri maupun melakukan pendekatan langsung dengan pihak-pihak di

negara tujuan ekspor yang bersedia untuk menjadi buyer, seperti misalnya untuk

penjualan produk Sido Muncul di Filipina perusahaan bekerjasama dengan petinju

dunia Manny Pacquiao sebagai distributor.

Hambatan Internasionalisasi

Salah satu hambatan yang dihadapi PT Sido Muncul dalam melakukan

aktivitas internasionalsasi adalah tidak adanya regulasi untuk kategorisasi produk

jamu di banyak negara. Regulasi mengenai produk jamu baru ada di Indonesia,

India, dan Hong Kong. Oleh karena itu, perusahaan mengenalkan produk PT Sido

Muncul bukan sebagai produk jamu atau obat herbal melainkan sebagai food

suplement. Tidak adanya regulasi mengenai produk jamu di negara pembeli

sehingga sulit bagi perusahaan untuk memasukkan produk ke negara tersebut.

PT Sido Muncul memiliki 273 jenis produk. Namun, produk yang didorong

dan berhasil ada di pasar internasional yaitu, Tolak Angin, Kuku Bima Ener-G,

Kopi Jahe, Jahe Wangi, ESTE-EMJE, dan Sido Muncul Herbal Kapsul. PT Sido

Muncul melakukan edukasi melalui iklan dan direct promotion agar produk Sido

Muncul dapat diterima oleh konsumen. Contohnya salah satu produk andalan PT

Sido Muncul di pasar internasional adalah Tolak Angin. Tolak Angin dikenalkan

perusahaan sebagai food suplement yang berfungsi untuk menjaga kesehatan tubuh.

Ciri-ciri orang yang akan sakit, apapun itu penyakitnya akan diawali dengan adanya

gejala kurang enak badan. Oleh karena itu, apabila orang merasa kurang enak

badan, mereka perlu mengkonsumsi Tolak Angin yang dapat menyembuhkan

gejala tersebut sekaligus mencegah dan menjaga kesehatan dari pengkonsumsi

Page 54: INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU (Studi Kasus Pada …

40

Tolak Angin apabila diminum setiap hari sesuai dengan aturan pakai. Proses

edukasi perusahaan dimudahkan dengan berkembangnya trend menjaga kesehatan

dan trend hidup sehat dengan mengkonsumsi obat-obatan herbal.

Adaptasi juga dilakukan perusahaan agar produk menjadi sesuai dengan

kebutuhan konsumen dan sukses untuk dipasarkan di luar negeri. Aktivitas

internasionalisasi perusahaan masih berupa ekspor sehingga adaptasi yang

dilakukan sedikit dan berlaku untuk semua negara tujuan ekspor. Adaptasi

dilakukan pada brand, kemasan dan komposisi bahan pendukung. Contoh, produk

Tolak Angin yang dijual ke Thailand mengalami perubahan nama dengan

menggunakan bahasa Thailand, namun perusahaan tetap mencantumkan nama

produk Tolak Angin kecil di bagian sudut kemasan. Hal ini bertujuan untuk tetap

menjaga brand Tolak Angin dikenal di pasar internasional. Informasi pada kemasan

mengenai komposisi, cara penggunaan produk, dan lain sebagainya dicetak

menyesuaikan bahasa yang digunakan di masing-masing negara tujuan ekspor.

Kemudian konten pada design kemasan, seperti gambar dan lain sebagainya juga

disesuaikan dengan regulasi yang berlaku di masing-masing negara. Adaptasi juga

diterapkan pada komposisi bahan pendukung produk seperti jumlah kandungan

kafein, perasa mint dan lain sebagainya agar sesuai dengan selera pasar dan regulasi

yang berlaku di masing-masing negara tujuan ekspor.

Pemasaran PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk

Produk yang dijual PT Sido Muncul ke negara-negara tujuan ekspor

berbeda-beda. PT Sido Muncul cenderung menyerahkan kepada distributor

mengenai pemilihan produk yang akan dijual di luar negeri karena distributor

merupakan pihak yang mengetahui bagaimana kondisi pasar dan jenis produk yang

diminati oleh konsumen luar negeri. Faktor budaya, iklim, ekonomi, sosial, dan

politik mempengaruhi jenis produk yang dijual dan cara penjualan produk Sido

Muncul di luar negeri. Contohnya, Amerika, negaranya maju dan dari sisi ekonomi

baik, didominasi oleh masyarakat menengah keatas sehingga produk Sido Muncul

Herbal Kapsul dan Tolak Angin banyak diminati, Kuku Bima Ener-G di Afrika,

Afrika cuacanya cenderung panas, produknya cocok untuk masyarakat menengah

Page 55: INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU (Studi Kasus Pada …

41

ke bawah sehingga murah dan sesuai dengan kebutuhan pasar Afrika. Sedangkan

Korea Selatan memiliki musim salju sehingga pada musim ini produk yang diminati

seperti Tolak Angin, Kopi Jahe, ESTE-EMJE, dan Jahe Wangi atau seperti

Myanmar yang negaranya sedang berkembang, produk kapsul yang mahal tidak

akan cocok bagi konsumen di Myanmar. Kuku Bima Ener-G menjadi produk yang

cocok bagi konsumen Myanmar karena masyarakatnya merupakan kalangan

menengah kebawah dan diketahui bahwa masyarakat Myanmar, mulai dari anak

kecil hingga orang tua setiap hari memiliki kebiasaan meminum minuman energy

drink seperti minuman sehari-hari layaknya teh dan kopi. Hal ini menunjukkan

bahwa produk energy drink PT Sido Muncul merupakan produk yang tepat untuk

dijual di pasar Myanmar.

Gambar 8. Produk Sido Muncul di Beberapa Negara

Sumber: Data Primer, 2015

Harga jual produk Sido Muncul di tiap negara berbeda. Harga jual

ditentukan distributor melalui penjumlahan antara pengambilan keuntungan

distributor sebesar 6%-15% dari harga beli dengan cost yang dikeluarkan untuk

pengiriman produk ke negara tujuan ekspor. Apabila biaya pengiriman barang

mahal karena lokasi jauh, seperti ke Amerika, Australia maka negosiasi dilakukan

terhadap porsi keuntungan yang distributor ambil agar harga jual produk di luar

negeri tetap terjangkau. Kontrol harga juga dilakukan oleh PT Sido Muncul. Hal ini

Nigeria, Myanmar,

Afrika

Kuku Bima Ener-G

Amerika

Tolak Angin

Sido Muncul Herbal Kapsul

Arab Saudi

Tolak Angin

Kopi Jahe

Korea Selatan

Tolak Angin

ESTE-EMJE

Kopi Jahe

Jahe Wangi

Page 56: INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU (Studi Kasus Pada …

42

terkadang dilakukan perusahaan dengan secara langsung datang dan melakukan

survey ke negara-negara tujuan ekspor PT Sido Muncul. Di lain sisi, apabila harga

produk dari distributor luar negeri menjadi terlalu mahal, perusahaan tidak takut

dan menganggapnya sebagai peluang, karena apabila harga di pasar luar negeri

terlalu mahal maka akan meningkatkan kemungkinan untuk konsumen mencari

produk Sido Muncul langsung dari Indonesia.

Penjelasan sebelumnya telah menyebutkan bahwa proses pemasaran PT

Sido Muncul di luar negeri semuanya dilakukan oleh distributor, baik yang terjadi

akibat adanya pesanan dari luar negeri maupun yang terjadi karena perusahaan

mentarget suatu negara. Untuk mendukung penjualan produk PT Sido Muncul yang

dilakukan oleh distributor-distributor di luar negeri, PT Sido Muncul membantu

distributor dengan memberikan materi promosi. Materi promosi yang diberikan

oleh perusahaan tergantung dari proposal permintaan materi promosi yang diajukan

oleh distributor sehingga materi promosi yang terdapat di masing-masing negara

berbeda. Materi promosi yang diberikan oleh PT Sido Muncul kepada distributor

biasanya berupa, banner, flyer, iklan radio, dan lain sebagainya. Hingga saat ini

perusahaan belum melakukan promosi melalui media televisi seperti yang gencar

dilakukan di Indonesia, namun perusahaan akan mulai menggunakan media

promosi telivisi saat melakukan pemasaran di Filipina. Besarnya pasar (jumlah

penduduk) dan potensi pasar mempengaruhi cara promosi perusahaan di negara

tujuan ekspor, apakah promosi akan dilakukan secara besar-besaran dan intensif

atau tidak.

Sebelum kegiatan pemasaran aktif dilakukan oleh distributor maupun

perusahaan, keberhasilan pemasaran PT Sido Muncul di pasar luar negeri tidak

terlepas dari adanya peran WNI yang berada di luar negeri, seperti TKI dan

wisatawan. Kebiasaan mereka membawa produk-produk PT Sido Muncul ke luar

negeri tanpa disadari menjadi sarana “promosi gratis” yang dinikmati manfaatnya

oleh perusahaan. Selain itu adanya WNA yang datang ke Indonesia, yang secara

tidak disengaja datang membeli produk PT Sido Muncul di Indonesia, menyukai

produk PT Sido Muncul dan membawa produk-produk tersebut ke negara asal

Page 57: INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU (Studi Kasus Pada …

43

mereka, juga menjadi sarana yang efektif bagi perusahaan untuk melakukan

promosi di luar negeri. Tanpa disadari aktivitas ini menjadi promosi word of mouth

di luar negeri. Hal ini tentu tidak terlepas dari adanya kualitas pada produk PT Sido

Muncul sehingga memungkinkan promosi ini dapat terjadi.

Adanya gaya hidup menjaga kesehatan tubuh dan trend “kembali ke alam”

(back to nature) yang semakin berkembang telah memicu peningkatan permintaan

produk herbal baik di pasar domsetik maupun internasional karena produk herbal

yang berbahan baku alami diyakini lebih aman tanpa efek samping dibandingkan

produk farmasi atau obat berbahan kimia. Trend inilah yang dimanfaatkan dan

memudahkan PT Sido Muncul untuk memasuki dan memasarkan produk-produk

herbal Sido Muncul di pasar internasional.

Dalam menghadapi persaingan di pasar internasional, perusahaan tidak mau

fokus membandingkan diri dengan pesaing. Oleh karena itu, usaha untuk

memenangkan persaingan yang perusahaan lakukan adalah dengan terus

mengembangkan kualitas serta melakukan inovasi (varian, jenis produk) pada

produk-produk Sido Muncul. PT Sido Muncul juga berusaha mengikuti trend

perkembangan permintaan konsumen dan memproduksinya dengan kualitas yang

lebih baik, seperti trend supplement dari kulit manggis dan lain sebagainya.

Kepemilikan sertifikat Good Manufacturing Practices (GMP), Cara

Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) dan Cara Pembuatan Obat yang

Baik (CPOB) serta penggunaan ISO (International Standart Operation) 17025 juga

digunakan PT Sido Muncul dalam melakukan promosi, tujuannya untuk

menunjukkan keunggulan produk, jaminan atas kualitas produk dan memperoleh

kepercayaan konsumen luar negeri.

Selain itu, aktivitas promosi yang dilakukan langsung oleh perusahaan

adalah dengan mengikuti pameran dagang yang diadakan baik di dalam negeri

maupun luar negeri. Hal ini dilakukan oleh perusahaan untuk memperkenalkan

maupun menjual langsung produk-produk PT Sido Muncul baik kepada konsumen

akhir (pengguna produk) maupun buyer-buyer potensial.

Page 58: INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU (Studi Kasus Pada …

44

Pembahasan

Meskipun perusahaan ini sudah tergolong skala besar, namun proses

internasionalisasi yang dilalui menyerupai proses internasionalisasi yang terjadi

pada usaha kecil dan menengah. Dengan menggunakan model Cavusgil et al (2008)

PT Sido Muncul yang telah berhasil menguasai pasar domestik (domestic focus)

kemudian memasuki tahap pre-export. Keterlibatan dalam penjualan di luar negeri

terjadi secara tidak sengaja karena tingginya loyalitas konsumen PT Sido Muncul.

Masuknya produk yang bermula dari aktivitas handcarry para konsumen kemudian

menciptakan permintaan pasar dari luar negeri. Distributor lokal yang peka

terhadap kebutuhan niche market tersebut memperantarai kebutuhan dari konsumen

ini dengan melakukan pemesanan langsung ke perusahaan.

Penjualan sudah menyebar di semua benua dan meliputi 28 negara, bahkan

di suatu negara jumlah distributor bisa lebih dari satu. Namun demikian

ketergantungan perusahaan pada distributor sangat tinggi karena bentuk pesanan

beli putus dan dalam jumlah kecil. Informasi pasar sangat tergantung pada

distributor. Pesanan terjadi tidak secara rutin. Proses penyebaran wilayah penjualan

mungkin dapat dijelaskan dengan teori Uppsala. Beberapa negara yang secara rutin

atau relative rutin pesanannya adalah Hongkong, Malaysia, Thailand yaitu negara-

negara yang banyak terdapat TKI atau memiliki kedekatan budaya. Nampaknya

produk yang memiliki sensitivitas budaya yang tinggi akan menyebar ke berbagai

negara mengikuti orang yang memiliki ikatan budaya yang sama atau yang jarak

budayanya dekat.

Page 59: INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU (Studi Kasus Pada …

45

PENUTUP

Kesimpulan

Dari paparan didepan dapat disimpulkan hal-hal berikut:

1. Proses Internasionalisasi PT Sido Muncul dengan menggunakan model

Cavusgil (Cavusgil et al. 2008) berada pada tahap pre-export. Perusahaan ini

telah memiliki posisi yang kuat di pasar domestik dan telah melakukan

penjualan ke luar negeri. Namun penjualan tersebut terjadi secara tidak

sengaja, yang kemudian direspon oleh buyer di luar negeri yang menindak

lanjuti permintaan dengan pemesanan beli putus.

2. Selain memenuhi permintaan konsumen yang loyal di luar negeri, motivasi

perusahaan melakukan internasionalisasi adalah meningkatkan pendapatan,

ambisi untuk menjadi perusahaan obat herbal yang mendunia. Pemberlakuan

MEA pada tahun 2016 mendorong perusahaan untuk merespon situasi ini.

3. Proses Internasionalisasi menghadapkan perusahaan dengan berbagai

hambatan. Keterbatasan perusahaan mengetahui kondisi pasar luar negeri,

kesulitan memenuhi persyaratan pendaftaran dan perizinan produk di luar

negeri yang berbeda di setiap negara, serta banyaknya negara yang tidak

memiliki regulasi untuk kategorisasi produk jamu sehingga produk-produk

Sido Muncul didaftarkan sebagai bagian dari food suplement menjadi

hambatan perusahaan untuk bergeser menjadi exporter penuh.

Implikasi Terapan

Selama ini seluruh aktivitas internasionalisasi PT Industri Jamu dan Farmasi

Sido Muncul Tbk di luar negeri bergantung pada distributor yang mengakibatkan

terhambatnya pergerakan aktivitas internasionalisasi perusahaan di luar negeri dan

mengakibatkan pendapatan perusahaan dari ekspor menjadi kurang maksimal,

untuk mengatasi permasalahan tersebut sebaiknya perusahaan mulai

mempertimbangkan untuk memiliki perwakilan perusahaan di luar negeri yang

dapat membantu pergerakan perusahaan di negara-negara existing maupun baru.

Page 60: INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU (Studi Kasus Pada …

46

Keterbatasan Penelitian dan Agenda Penelitian Mendatang

Peneliti menyadari berbagai keterbatasan dalam penelitian yang dilakukan.

Untuk itu diajukan beberapa saran perbaikan dan juga saran bagi penelitian

mendatang.

Pertama, penelitian ini hanya meneliti perusahaan jamu skala besar

sehingga kurang bisa mewakili internasionalisasi perusahaan jamu di Indonesia

yang kebanyakan didominasi oleh perusahaan berskala menengah dan kecil.

Kedua, 3 narasumber, Chief Executive Officer, Senior Public Relation

Manager dan Staff Export PT Sido Muncul memiliki pengalaman yang berbeda

dalam proses internasionalisasi sehingga proses triangulasi tidak dapat dilakukan.

Page 61: INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU (Studi Kasus Pada …

47

DAFTAR PUSTAKA

Andadari, R. K. (2008). Local Clusters in Global Value Chains A case study of

wood furniture clusters in Central Java (Indonesia). Amsterdam:

Timbergen Institute Research.

Andadari, R. K. (2016). Analyzing the Readiness of Batik SMEs to Export (A Case

Study of Pekalongan Batik SMEs). FEB UKSW.

Artiprasetyo, A. (2009). Analisis Strategi Terhadap Penjualan dan Laba pada

Perusahaan Jamu Kemasan. Bogor: Departemen Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. (2012). Penerapan

Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik. BPOM Republik Indonesia.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. (2013). Tata Cara

Sertifikasi

BSP. (2012, April 24). BSP. Diambil kembali dari bikasolusi:

http://www.bikasolusi.co.id/isoiec-17025-standar-akreditasi-laboratorium-

pengujian-dan-kalibrasi/

Calof, J., & Beamish, P. (1995). Adapting to Foreign Markets: Explaining

Internationalization. International Business Review, 4(2), 31-115.

Cavusgil, S., Knight, G., & John, R. R. (2008). International Business: Strategy,

Management, and The New Realities. New Jersey: Pearson Prentice Hall.

Deny, S. (2015, Januari 9). Liputan 6. Dipetik Juli 31, 2015, dari

bisnis.liputan6.com: http://bisnis.liputan6.com/read/2158450/jamu-jadi-

senjata-ri-lawan-ideologi-kapitalis

Deny, S. (2015, Mei 25). Liputan 6. Dipetik Juli 31, 2015, dari bisnis.liputan6.com:

http://bisnis.liputan6.com/read/2239299/menperin-yakin-jamu-ri-bisa-

tembus-proteksi-pasar-ekspor

Dewoto, H. R. (2007, Juli 7). Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi

Fitofarmaka. Majalah Kedokteran Indonesia, 57, 205-211.

Dias, E. B., & Lopes, D. S. (2014). Co-operation Between Large Enterprises (LE's)

and SME's An Approach To Overcome The Stage Internationalization

Process. Business: Theory and Practice, 216-327.

Fan, T. P.-C., & Tan, A. T. (2015). How Product Attributes Influence

Internationalization: A Framework of Domain- and Culture-Specificity.

Management International Review, 55, 53-76. doi:10.1007/s11575-014-

0229-0

Page 62: INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU (Studi Kasus Pada …

48

Foley, J. (1999). The Global Entrepreneur: Taking Your Business International.

Chicago: Dearborn Financial Publishing.

GMP Center. (2011, Februari 13). GMPCenter. Diambil kembali dari gmp-center:

http://gmp-center.com/2011/02/13/good-manufacturing-practices/

Harian Ekonomi Neraca. (t.thn.). kemenperin. Diambil kembali dari Kementrian

Perekonomian Republik Indonesia:

http://www.kemenperin.go.id/artikel/5002/Dua-Regulasi-Hambat-Industri-

Jamu-Tradisional

Jane, O. (2012). Proses Internasionalisasi Perusahaan: Desain Strategi & Organisasi

(Studi Kasus UKM di Kota Bandung).

Keegan, W. J., & Green, M. C. (2013). Global Marketing (7 ed.). United Kingdom:

Pearson Higher Education.

Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. (t.thn.). Kinerja Industri Jamu

Besar dan Sedang di Indonesia Tahun 2006-2010. Kementerian

Perindustrian Republik Indonesia. Diambil kembali dari

http://www.kemenperin.go.id/statistik/ibs_tahun.php

Kementrian Perindustrian. (2015). Media Industri. Prospek Industri 2016

(Optimisme di Tengah Tantangan).

Korsakiene, R. (2014). Internationalization of Lithuanian SMEs: Investigation of

Barriers and Motives. Economics and Business, 54-60.

doi:10.7250/eb.2014.020

Manolova, T. S., Manev, I. M., & Gyoshev, B. S. (2010). In good company: The

role of personal and inter-firm network for new-venture internationalization

in a transition economy. Journal of World Business, 45(3), 257-265.

doi:10.1016/j.jwb.2009.09.004

Murdopo. (2014, 9 5). Warta Ekspor. Obat Herbal Tradisional, hal. 2-9.

PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (t.thn.). Sido Muncul. Diambil

kembali dari sidomuncul: http://www.sidomuncul.com

Rimadi, L. (2015, Mei 25). Liputan 6. Dipetik Juli 31, 2015, dari

bisnis.liputan6.com: http://bisnis.liputan6.com/read/2239033/jokowi-

tantang-pengusaha-jamu-tembus-pasar-internasional

Schaninger, C. M., Bourgeois, J. C., & Buss, C. W. (1989). French-English

Canadian Subcultural Consumption Differences. Journal of Marketing, 49,

82-92.

Page 63: INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU (Studi Kasus Pada …

49

Thompson, A. A., Strictland, A., & Gamble, J. (2010). Crafting and Executing

Strategy: The Quest for Competitive Advantage. United Kingdom: Mc

Graw-Hill Education.

Toulova, M., Votoupalova, M., & Kubickova, L. (2014). Barriers of SME's

Internationalization and Strategy for Success in Foreign Markets.

International Journal of Management Cases, 4-19.

Welch, C., & Paavilaninen-Mantymaki, E. (2014). Putting Process (Back) In:

Research on the Internationalization Process of the Firm. International

Journal of Management reviews, 16, 2-23. doi:10.1111/ijmr.12006

Westhead, P., Wright, M., & Ucbasaran, D. (2001). The Internationalization of New

and Small Firms: A Resource-Based View. Journal of Business Venturing,

16(4), 333-358. doi:10.1016/S0883-9026(99)00063-4

Wright, M., Westhead, P., & Ucbasaran, D. (2007). Internationalization of Small

and Medium-sized Enterprises (SMEs) and International Entrepreneurship:

A Critique and Policy Implications. Regional Studies, 41(7), 1013-1030.

doi:10.1080/00343400601120288

Wu, W.-Y., Yang, W.-Z., Hou, J.-J., & Guo, D.-A. (2015, Januari). Current Status

and Future Perspective in the Globalization of Traditional Chinese

Medicines. World Journal of Traditional Chinese Medicine, 1(1), 1-4.

doi:10.15806/j.issn.2311-8571.2014.0027

Yutong, J. (2015). Martketing Analysis for Beijing Tongretang Group Co. Ltd. 1-

58.

Zaiem, I., & Zghidi, A. B. (2011). Product Adaptation Strategy and Export

Performance: The Impacts of the Internal Firm Characteristics and

Business. Contemporary Management Research, 7(4), 291-312.

Zohari, T. (2012). The Uppsala Internationalization Model and Its Limitation in

The New Era. Stockholm University School of Business. Diambil kembali

dari digitpro.: http://www.digitpro.co.uk/2012/06/21/the-uppsala-

internationalization-model-and-its-limitation-in-the-new-era/

Page 64: INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU (Studi Kasus Pada …

50

Lampiran 1 Daftar Pertanyaan Wawancara

A. Faktor-faktor Pendorong Pelaksanaan Internasionalisasi

1. Kapan muncul gagasan untuk melakukan ekspansi penjualan ke Luar

Negeri?

2. Siapa yang punya ide? Mengapa ingin melakukan ide tersebut?

3. Tujuan yang ingin dicapai dari ide tersebut?

4. Negara mana yang ingin dituju? Mengapa negara tersebut?

5. Kapan ide tersebut terlaksana? Mengapa?

6. Bagaimana perkembangan selanjutnya? Mohon berkenan menceritakan.

B. Proses Internasionalisasi

1. Ceritakan perkembangan ekspansi penjualan ke Luar Negeri? Mohon

berkenan menceritakan.

2. Sasaran pasar pertama kali? Mengapa? Apakah sasaran pasar mengalami

perubahan? Mengapa berubah?

3. Apakah faktor-faktor yang menjadi pertimbangan perusahaan ketika akan

melakukan penjualan atau mentarget suatu negara?

4. Bagaimana cara perusahaan memperoleh informasi mengenai kondisi

pasar luar negeri? (Selera, kebiasaan)

5. Gambarkan aktor-aktor yang terlibat dalam penjualan di luar negeri?

Mengapa seperti itu?

6. Bagaimana cara perusahaan menjaga hubungan dengan aktor-aktor yang

terlibat dalam aktivitas penjualan di luar negeri?

7. Perusahaan melakukan ekspor tidak langsung bekerjasama dengan

distributor lokal di masing-masing negara. Bagaimana peranan distributor

dalam aktivitas internasionalisasi perusahaan?

8. Apa keuntungan dan kerugian yang dialami perusahaan ketika

bekerjasama dengan distributor?

9. Apakah metode kerja sama yang ada berlaku di semua negara?

10. Mengapa perizinan produk menjadi lebih mudah ketika bekerjasama

dengan distributor?

11. Adaptasi apa saja yang dilakukan terhadap produk? Kenapa?

Page 65: INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU (Studi Kasus Pada …

51

12. Mengapa nama beberapa produk seperti Tolak Angin dan Kuku Bima

Ener-G di luar negeri tidak mengalami perubahan?

13. Bagaimana cara perusahaan mengedukasi masyarakat luar negeri untuk

meminum jamu Tolak Angin dan produk-produk lain dari PT Sido

Muncul?

14. Perusahaan memperkenalkan produk Sido Muncul sebagai produk herbal

atau jamu?

15. Bagaimana cara promosi yang efektif di luar negeri?

16. Bagaimana cara perusahaan memasuki pasar luar negeri?

17. Apa yang menjadikan perusahaan berhasil dalam melakukan penjualan ke

luar negeri?

18. Dari total produksi perusahaan, berapa kira-kira porsi penjualan ke luar

negeri? (%)

19. Apakah yang menyebabkan penjualan ke luar negeri masih di angka sekian

%?

20. Bagaimana cara perusahaan meningkatkan penjualan ke luar negeri?

Strategi internal dan eksternal?

21. Apa pengaruh dan dampak untuk penjualan dalam negeri dan luar negeri

setelah perusahaan berhasil melakukan ekspansi penjualan ke luar negeri?

22. Bagaimana proses penentuan harga jual produk di luar negeri?

23. Bagaimana cara perusahaan melakukan kontrol terhadap harga jual produk

di luar negeri?

24. Bagaimana cara perusahaan memperoleh buyer? Buyer seperti apa yang

perusahaan cari? Berapa jumlah buyer yang saat ini perusahaan layani?

25. Untuk dapat melakukan penjualan ke luar negeri tentu perusahaan perlu

didukung dengan sumber dan kecukupan modal yang baik. Bagaimana

kondisi permodalan perusahaan? Apa keuntungan yang diperoleh

perusahaan ketika menjadi perusahaan terbuka (Tbk)?

26. Apakah ada bahan baku pokok atau pendukung yang diimport perusahaan?

Apakah hal tersebut menyebabkan perusahaan bergantung pada bahan

baku import dari suatu negara?

Page 66: INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU (Studi Kasus Pada …

52

27. Negara mana yang memberikan sumbangsih terbesar bagi pendapatan

perusahaan?

C. Persaingan

1. Bagaimana penilaian narasumber terhadap produk-produk Sido Muncul

yang dijual ke luar negeri? Apa keunggulan dan kelemahannya jika

dibandingkan dengan produk pesaing?

2. Bagaimana cara perusahaan memenangkan persaingan yang ada?

3. Negara mana yang menjadi pesaing terkuat?

D. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

1. Dengan berlakunya MEA apa keuntungan yang diperoleh dan

dimanfaatkan oleh perusahaan?

2. Apa tantangan yang dihadapi oleh perusahaan akibat adanya

pemberlakuan MEA?

3. Apa yang ingin perusahaan capai dari adanya pemberlakuan MEA?

4. Bagaimana gambaran perusahaan kedepan dengan adanya

pemberlakuan MEA?

5. Persiapan apa saja yang telah perusahaan lakukan untuk menghadapi

MEA?

E. Tantangan dan Hambatan

1. Apa yang menjadi tantangan dan hambatan bagi perusahaan untuk

melakukan penjualan ke luar negeri?

2. Apa pengaruh perbedaan budaya dalam penjualan produk Sido Muncul

di luar negeri?

F. Rencana Mendatang

1. Bagaimana cara penjualan perusahaan di masa yang akan datang?

2. Bagaimana cara perusahaan melakukan penjualan langsung? Jelaskan!

3. Apakah terdapat rencana untuk melakukan joint ventures atau licensing

di masa yang akan datang?

G. Pemerintah

1. Apa yang sudah dilakukan pemerintah untuk membantu penjualan jamu

di luar negeri?

Page 67: INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU (Studi Kasus Pada …

53

2. Apa kritik dan saran untuk pemerintah agar proses internasionalisasi

perusahaan jamu dapat berkembang dan maksimal di luar negeri?

Page 68: INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU (Studi Kasus Pada …

54

Lampiran 2 Negara/Kota Tujuan Ekspor

Bulan Tahun

2012 2013 2014 2015

Januari -

1. Malaysia

2. Brunei

3. Singapore

1. HongKong

2. Singapore

3. Thailand

1. Hong

Kong

Februari -

1. Hong

Kong

2. Malaysia

3. Maritius

4. Amerika

1. Hong Kong

2. Malaysia

3. Brunei

4. Nigeria

5. Taiwan

6. Mauritius

7. Korea Selatan

8. Australia

1. Hong

Kong

2. Malaysia

3. Brunei

4. Mauritius

5. Suriname

6. Korea

Selatan

Maret -

1. Malaysia

2. Brunei

3. Nigeria

1. Hong Kong 2.

Suriname

1. Nigeria

2. Afganistan

April -

1. Hong

Kong

2. Malaysia

1. Malaysia

2. Nigeria

3. Suriname

4. Sydney

5. Qatar

1. Hong

Kong

2. Brunei

Mei -

1. Hong

Kong

2. Malaysia

3. Brunei

4. Nigeria

5. Mauritius

6. Suriname

7. Afrika

1. Hong Kong

2. Malaysia

1. Hong

Kong

2. Malaysia

3. Nigeria

Juni -

1. Hong

Kong

2. Malaysia

3. Singapore

4. Jeddah

1. Hong Kong

2. Malaysia

3. Nigeria

4. Mauritius

5. Suriname

6. Sydney

7. Belanda

1. Malaysia

Juli -

1. Hong

Kong

2. Malaysia

3. Nigeria

4. Mauritius

5. Korea

Selatan

6. Jeddah

1. Hong Kong

2. Malaysia

3. Nigeria

4. Thailand

1. Mauritius

2. Australia

Page 69: INTERNASIONALISASI PERUSAHAAN JAMU (Studi Kasus Pada …

55

7. Dubai

Agustus - 1. Suriname

1. Hong Kong

2. Malaysia

3. Brunei

4. Australia

1. Hong

Kong

2. Brunei

3. Korea

Selatan

September -

1. Hong

Kong

2. Malaysia

3. Nigeria

1. Hong Kong

2. Malaysia

3. Taiwan

4. Korea Selatan

1. Hong

Kong

2. Malaysia

3. Nigeria

4. Suriname

Oktober 1. Hong Kong

2. Malaysia

1. Hong

Kong

2. Malaysia

3. Brunei

4. Suriname

5. Algeria

1. Hong Kong

2. Malaysia

3. Mauritius

1. Hong

Kong

2. Mauritius

3. Suriname

4. Afganistan

November

1. Brunei

2. Singapore

3. Nigeria

4. Taiwan

1. Hong

Kong

2. Malaysia

3. Brunei

4. Korea

Selatan

1. Hong Kong

2. Malaysia

3. Brunei

1. Hong

Kong

2. Togo

Desember

1. Malaysia

2. Muritius

3. Suriname

4. Korea

Selatan

1. Hong

Kong

2. Malaysia

3. Brunei

4. Taiwan

5. Mauritius

1. Hong Kong

2. Malaysia

3. Nigeria

4. Suriname

5. Korea Selatan

6. Afganistan

7. Togo

1. Hong

Kong

2. Malaysia

3. Korea

Selatan