inflasi malang

23
Bisa saja, lanjutnya, angka inflasi tahun depan mengalami kenaikan karena adanya sejumlah potensi, di antaranya kenaikan upah minimum kota/kabupaten maupun kenaikan tarif dasar listrik serta komponen lainnya, apalagi harga beras saat ini juga sudah ada kenaikan, meski tidak cukup signifikan. Bahkan, lanjutnya, menjelang akhir tahun 2012 ihni, inflasi secara bulanan dan tahunan cenderung meningkat, terutama karena didorong komoditas volatile food. Pasokan bahan makanan yang tergantung pada cuaca dan adanya kebijakan pembatasam komoditas impor hortikultura merupakan salah satu faktor yang mendorong peningkatan harga. Deputi Kepala Kantor Perwakilan BI Malang itu mengaku khawatir jika kelangkaan dan tingginya harga daging sapi dalam dua pekan terakhir ini akan mendongkrak inflasi secara signifikan. Sehingga, berdampak pada target inflasi KBI Malang sebesar pada kisaran enam persen tidak bisa tercapai. Sampai akhir Oktober 2012, katanya, 10 komoditas yang memicu laju inflasi secara bulanan (TMT) didominasi oleh biaya pendidikan di universitas (PT), yakni mencapai 7,02 persen, kemudian emas perhiasan serta berbagai jenis sayuran. "Kami akan terus berpaya memantau perkembangan kondisi dan harga berbagai komoditas yang selama ini menjadi pemicu utama dan penyumbang terbesar terhadap terjadinya inflasi agar tahun depan tidak sampai terjadi kenaikan angka inflasi lebih tinggi," tegasnya. (E009) Editor: Ade Marboen COPYRIGHT © 2012

Upload: ennayojarav

Post on 01-Dec-2015

65 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: INFLASI MALANG

Bisa saja, lanjutnya, angka inflasi tahun depan mengalami kenaikan karena adanya sejumlah potensi, di antaranya kenaikan upah minimum kota/kabupaten maupun kenaikan tarif dasar listrik serta komponen lainnya, apalagi harga beras saat ini juga sudah ada kenaikan, meski tidak cukup signifikan.

Bahkan, lanjutnya, menjelang akhir tahun 2012 ihni, inflasi secara bulanan dan tahunan cenderung meningkat, terutama karena didorong komoditas volatile food. Pasokan bahan makanan yang tergantung pada cuaca dan adanya kebijakan pembatasam komoditas impor hortikultura merupakan salah satu faktor yang mendorong peningkatan harga.

Deputi Kepala Kantor Perwakilan BI Malang itu mengaku khawatir jika kelangkaan dan tingginya harga daging sapi dalam dua pekan terakhir ini akan mendongkrak inflasi secara signifikan. Sehingga, berdampak pada target inflasi KBI Malang sebesar pada kisaran enam persen tidak bisa tercapai.

Sampai akhir Oktober 2012, katanya, 10 komoditas yang memicu laju inflasi secara bulanan (TMT) didominasi oleh biaya pendidikan di universitas (PT), yakni mencapai 7,02 persen, kemudian emas perhiasan serta berbagai jenis sayuran.

"Kami akan terus berpaya memantau perkembangan kondisi dan harga berbagai komoditas yang selama ini menjadi pemicu utama dan penyumbang terbesar terhadap terjadinya inflasi agar tahun depan tidak sampai terjadi kenaikan angka inflasi lebih tinggi," tegasnya. 

(E009)

Editor: Ade Marboen

COPYRIGHT © 2012

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA MALANG

Pada bulan Desember 2012 dari 7 kota IHK Nasional di Jawa Timur, semua kota mengalam inflasii. Inflasi terjadi di Kota Madiun 0,34 persen, di Jember sebesar 0.78 persen, Malang 0.70 persen, Sumenep 0.46 persen, Probolinggo sebesar 0.49 persen, Surabaya 0.52 persen, ,dan Kediri 0.37 persen.

Inflasi/ deflasi terjadi karena adanya kenaikan/ penurunan harga yang ditunjukkan oleh penurunan/kenaikan indeks pada kelompok- kelompok barang dan jasa sebagai berikut : kelompok bahan makanan 1.88 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau 0.27 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar 0.12 persen, kelompok sandang 0.08 persen, kelompok kesehatan 0.09 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0.00 persen serta kelompok transpor, komunikasi & jasa keuangan 0.95 persen.

Page 2: INFLASI MALANG

Sepuluh komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terhadap terjadinya inflasi di bulan Desember adalah : Angkutan udara, daging sapi, beras, telur ayam ras, bawang merah, daging ayam ras, mie, gulai, mujair dan keramik.

Sepuluh komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya deflasi di bulanDesember adalah: Minyak goreng, melin, kelapa, gula pasir, emas perhiasan, cabe merah, batu bata/tela, kacang panjang, pisang dan pir.

Laju inflasi Kota Malang tahun kalender (Jan-Desember 2012) sebesar 4.60 persen, sedangkan laju inflasi “year on year” ( Desember 2012 terhadap Desember 2011 ) sebesar 4.60 persen

Malangkota.bps.go.id

Laju Inflasi Kota Malang Desember 2012, Tahun Kalender 2012 dan

Desember 2012 Terhadap Desember 2011 menurut Kelompok Pengeluaran (2007 = 100)Kelompok/Sub kelompok IHK

desember2012

% perubthd

November2012

Tahun Kalender

Y o Y

IHK Desember

2011

IHK November

2011

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7]

U M U M / T O T A L 135.88 0.70 4.60 4.60 129.91 135.88

BAHAN MAKANAN 165.91 1.88 5.22 5.22 157.68 165.91

MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU

144.90 0.27 5.87 5.87 136.86 144.90

PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BAHAN BAKAR

120.78 0.12 2.38 2.38 117.97 120.78

SANDANG 142.25 0.08 4.96 4.96 135.53 142.25

KESEHATAN 120.46 0.09 1.59 1.59 118.58 120.46

PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA

141.82 0.00 6.74 6.74 132.86 141.82

TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN

112.23 0.95 4.37 4.37 107.53 112.23

Tabel 2

Sumbangan Kelompok Pengeluaran terhadap Inflasi Kota Malang

Desember 2012 (persen)

U M U M / T O T A L 0.7000

Page 3: INFLASI MALANG

BAHAN MAKANAN 0.4615

MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU

0.0548

PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BAHAN BAKAR

0.0245

SANDANG 0.0041

KESEHATAN 0.0042

PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 0.0003

TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN

0.1488

Salah satu sarana komunikasi yang cukup efektif adalah telepon. Berdasarkan hasil Survei

Sosial Nasional tahun 2009 dari 237.323 rumah tangga di Kota Malang 33,56 persen tersedia

fasilitas telepon rumah. Sedangkan 80,99 persen rumah tangga ada anggota rumah tangga yang

memiliki telepon seluler (HP). Dari hasil pencatatan pelanggan telepon tahun 2009 jumlah

pengguna telepon sebanyak 409.237 pelanggan. Jika dibandingkan tahun 2008 meningkat

cukup berarti yaitu sebesar 61.815 pelanggan. Salah satu yang memberikan kontribusi kenaikan

penggunaan telepon adalah peningkatan jumlah pengguna telepon selular (HP) yaitu 71.593

pelanggan. Tetapi perkembangan tersebut sangat berbeda dengan jumlah pelanggan telepon

rumah tangga justru berkurang sebanyak 9.101 pelanggan dan fasilitas telepon umum juga

berkurang 1.116 sambungan .

Pengunaan teknologi informasi yang sekarang lagi diminati selain penggunaan telepon selular

antara lain penggunaan jaringan komunikasi melalui internet. Jumlah pengguna internet sampai

dengan tahun 2009 mencapai 16.370 pengguna. Jumlah tersebut meningkat cukup tajam bila

dibandingkan tahun 2008, dimana jumlah pelanggan tahun 2008 sebanyak 11.363 pelanggan.

Meskipun penggunaan berbagai jenis teknologi informasi melalui jaringan internet untuk

berkomunikasi semakin diminati tetapi komunikasi melalui Pos ternyata juga masih diminati.

Hal ini terlihat dari perkembangan pengiriman dari tahun 2007 sampai 2009 melalui jasa Pos

Page 4: INFLASI MALANG

masih ada kecenderungan meningkat terutama jasa pengiriman surat Kilat dan kilat khusus,

sedangkan jasa pengiriman surat biasa berbading terbalik yaitu menurun cukup tajam.

000

Keadaan Geografi Written by BPS Kota Malang    Wednesday, 03 February 2010 15:33

Kota Malang secara geografis berada pada posisi 112.06 0—112.07 0 Bujur Timur, 7.060—8.020 Lintang

Selatan. Posisi Kota Malang berada di tengah-tengah wilayah Kabupaten Malang, karena batas wilayah Utara,

Timur, Selatan dan Barat merupakan wilayah Kabupaten Malang.

Luas Wilayah Kota Malang sebesar 110.06 km2 yang terbagi dalam lima kecamatan yaitu Kecamatan

Kedungkandang, Kecamatan Sukun, Kecamatan Klojen, Kecamatan Blimbing dan Kecamatan Lowokwaru.

Kecamatan terluas berada di Kecamatan Kedungkandang (39.89 km2 ). Sedangkan yang terkecil berada di Kecamatan

Klojen (8.83km2 ) .

Kota Malang berada pada ketinggian 440—667 meter di atas permukaan laut. Kondisi iklim Kota Malang

selama tahun 2010 tercatat rata-rata suhu udara berkisar 23.2oC-24.4oC.

Tenaga Kerja Written by BPS Kota Malang    Wednesday, 03 February 2010 15:33

Indikator yang bisa digunakan untuk memantau perkembangan kondisi ketenagakerjaan di

Kota Malang adalah Angkatan Kerja Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Tingkat

Pengangguran Terbuka (TPT),dan penduduk yang bekerja menurut lapangan pekerjaan. Secara

konseptual penduduk yang dikelompokkan sebagai Penduduk Usia Kerja (PUK) adalah penduduk

Page 5: INFLASI MALANG

berusia 15 tahun ke atas. Penduduk ini dapat dikelompokkan ke dalam 2 golongan, yaitu mereka

yang termasuk dalam Angkatan Kerja (AK) dan mereka yang Bukan Angkatan Kerja (BAK).

Angkatan Kerja didefinisikan sebagai penduduk berumur 15 tahun ke atas yang kegiatan

utamanya selama seminggu sebelum pencacahan sedang dan sementara tidak bekerja serta

mereka yang tidak mempunyai pekerjaan (menganggur). Dari hasil pendataan Survei Sosial

Nasional (SUSENAS) jumlah Angkatan Kerja Penduduk Kota Malang Tahun 2010 sebanyak

392.500 jiwa.

Tingkat Partisipasi angkatan Kerja (TPAK) merupakan perbandingan antara jumlah penduduk

angkatan kerja dengan jumlah penduduk berusia 15 tahun ke atas (Penduduk Usia Kerja).

Tingkat Partisipai Angkatan Kerja (TPAK) di Kota Malang Tahun 2010 sebesar 63,81, artinya ada

sekitar 63-64 penduduk yang merupakan kategori angkatan kerja dari 100 penduduk yang

berusia 15 tahun ke atas.

Berdasarkan hasil pendataan SUSENAS 2010 penduduk yang bekerja di Kota Malang persentase

paling banyak terserap pada lapangan usaha Perdagangan (31,11%). Pada lapangan usaha ini

peran kaum perempuan cukup besar yaitu sebesar 34,28 % dari seluruh penduduk perempuan

yang bekerja. Lapangan Usaha yang cukup besar menyerap tenaga kerja adalah lapangan usaha

Jasa-jasa, lapangan usaha ini mampu menyerap 25,81% penduduk usia kerja. Kegiatan di

lapangan usaha jasa- jasa 28,98% dilakukan oleh perempuan dari seluruh perempuan yang

bekerja.

Salah satu indiktor yang cukup penting dalam masalah ketenagakerjaan adalah tingkat

pengangguran. Tingkat pengangguran secara konseptual didefinisikan sebagai perbandingan

antara penduduk usia kerja yang menganggur dengan total penduduk usia kerja yang termasuk

kedalam angkatan kerja. Sedangkan menganggur didefinisikan penduduk usia kerja yang tidak

mempunyai pekerjaan, sedang mencari pekerjaan, sedang mempersiapkan usaha atau tidak

mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan tapi mau bekerja jika

ada peluang atau tidak mencari pekerjaan/tidak mempersiapkan usaha karena sudah diterima

Page 6: INFLASI MALANG

bekerja tetapi belum mulai bekerja.

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) penduduk usia kerja di Kota Malang tahun 2010 sebesar

8,68%. Pada periode 2008-2010 TPT menunjukkan kecenderungan menurun.

Pola TPT sejalan dengan pola yang tergambar oleh jumlah pencari kerja yang terdaftar di

Dinas Ketenagakerjaan dan Sosial Kota Malang. Jumlah Pencari Kerja Yang terdaftar tahun 2009

sebanyak 24.971 orang yang terdiri dari 13.299 laki-laki dan 11.672 perempuan. Dari seluruh

pencari kerja tersebut 14.558 merupakan pencari kerja dengan tingkat pendidikan sarjana (S1).

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Penduduk Kota Malang

Tahun 200 8-20 10

 

 

Page 7: INFLASI MALANG

Harga-harga Written by BPS Kota Malang    Wednesday, 03 February 2010 15:33

Salah satu indikator ekonomi makro yang cukup penting adalah perubahan harga yang

terjadi di tingkat konsumen, indikator ini digambarkan dengan suatu indeks yang menggunakan

rumusan indeks Las Payers yaitu Indeks Harga Konsumen (IHK). IHK merupakan perbandingan

suatu harga tahun berjalan dengan harga tahun dasar. Untuk penghitungan IHK tahun 2009

tahun dasar yang dipergunakan adalah tahun 2007atau tahun yang dipergunakan sebagai tahun

pembanding. Dari perkembangan IHK maka akan diketahui perubahan harga yang disebut inflasi

jika terjadi kenaikan harga, disebut deflasi jika terjadi penurunan harga. Kota Malang

merupakan salah satu kota yang menjadi lokasi pengamatan untuk menghitung IHK dan inflasi

tingkat nasional.

Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Malang secara umum sampai dengan bulan

Desember 2010 sebesar 124,84%. Dalam penghitunganya IHK dibagi menjadi 7 Kelompok

Komoditi. Dari 7 Kelompok tersebut selama tahun 2010 IHK tertinggi dicapai oleh kelompok

bahan makan yaitu sebesar 148,71%. Kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan

merupakan kelompok dengan IHK paling rendah yaitu sebesar 106,25%.

Secara umum selama periode tahun 2010 tingkat kenaikan harga di Kota Malang

mencapai 6,70% atau dengan kata lain terjadi inflasi sebesar 6,70%. Bila dibandingkan tahun

2009 tingkat inflasi tahun 2009 jauh lebih tinggi karena tahun 2008 tingkat inflasinya mencapai

3,39%. Selama tahun 2010 pada bulan Maret telah terjadi penurunan harga atau harga

mengalami deflasi yaitu sebesar –0,17%. Penyebab penurunan harga adalah adanya penurunan

harga pada kelompok bahan makanan sebesar –1,02%, makanan jadi, minuman rokok &

tembakau sebesar—0,01%. Sedangkan inflasi tertinggi terjadi pada bulan Juli yaitu sebesar

1,71%. Kenaikan tersebut dipicu oleh andil kelompok bahan makanan yang mengalami inflasi

sebesar 6,01%.

Page 8: INFLASI MALANG

Secara kumulatif selama tahun 2010 kenaikan harga tertinggi terjadi pada Kelompok

Makanan Jadi,minuman,rokok & tembakau yaitu mencapai 15,27%. Sedangkan terendah terjadi

di kelompok transportasi, komunikasi & Jasa Keuangan mengalami sebesar 1,03 persen.

000

Penduduk Written by BPS Kota Malang    Wednesday, 03 February 2010 15:33

Hasil Sensus Penduduk 2010 tercatat jumlah penduduk Kota Malang sebesar 820.243 jiwa, yang

terdiri dari 404.553 jiwa penduduk laki-laki dan 415.690 jiwa penduduk perempuan. Jika dibandingkan

dengan hasil Sensus Penduduk Tahun 2000 laju pertumbuhan penduduk tahun 2010 sebesar 0,80

persen..

Dari struktur penduduk Kota Malang perbandingan antara penduduk laki-laki denganperempuan

sebesar 97,32%, artinya dari 97—98 penduduk laki-laki dari 100 penduduk perempuan.

Struktur penduduk Kota Malang jika dilihat dari bentuk piramida penduduk maka penduduk Kota

Malang dikategorikan sebagai penduduk intermediate (umur median sebesar 23,19, umur tersebut

masuk kelompok 20-29 tahun yang dikategorikan sebagai penduduk intermediate). Sedangkan

dilihat dari struktur berdasarkan pirmaida penduduk, maka penduduk Kota Malang di golongkan

sebagai penduduk Tua ( persentase jumlah penduduk kelompok umur 15-64 tahun sebesar 72%

lebih besar dari 60% maka masuk kelompok penduduk tua). Jika struktur umur dikaitkan dengan

kemampuan penduduk berproduksi secara ekonomi maka 38-39 penduduk usia produktif akan

menangung 100 penduduk usia muda dan usia lanjut. Hal ini ditunjukkan dari besaran angka

ketergantungan penduduk Kota Malang sebesar 38,76%.

Apabila dilihat dari luas wilayah Kota Malang yang memiliki luas 110,06 Km2 dengan jumlah

penduduk 820.243 jiwa, maka kepadatan penduduk Kota Malang sebesar 7.453 jiwa/Km2. Sedangkan

penyebaran kepadatan penduduk di Kecamatan dapat dilhat pada Gambar peta kepadatan

penduduk Kota Malang. Kepadatan penduduk paling besar berada di Wilayah Kecamatan Klojen

(11.994 jiwa/Km2). Sedangkan yang terendah berada di Wilayah Kecamatan Kedungkandang

(4.374 jiwa/Km2 ).

Page 9: INFLASI MALANG

Piramida Penduduk Kota Malang Hasil SP 2010

000

Posted on 04 Jan 2013. Hits : 61

Inflasi Kota Malang, Jawa Timur, yang tercatat di Badan Pusat Statistisk setempat pada Desember 2012 sebesar 0,70 persen melebihi inflasi Jatim sebesar 0,55 persen, bahkan nasional yang mencapai 0,54 persen.

Menurut Kasi Statistik dan Distribusi BPS Kota Malang Enny Fatma Setyorini, Jumat, tingginya inflasi di daerah itu dipicu oleh kenaikan harga daging sapi yang cukup signifikan sepanjang Desember 2012.

"Komoditas daging sapi pada Desember lalu menyumbang inflasi 0,1446 persen atau tertinggi dibanding komoditas bahan makanan lainnya, seperti ikan, telur ayam, beras maupun daging ayam," katanya.

Sebenarnya, lanjut Enny, harga daging sapi saat ini sudah mengalami penurunan sekitar Rp4 ribu hingga Rp5 ribu/kg, namun masih lebih tinggi ketimbang harga pada November 2012.

Harga daging sapi saat ini mencapai Rp80 ribu-Rp85 ribu/kg (kualitas bagus) dan daging rawonan sekitar Rp70 ribu/kg. Harga daging sapi tersebut setiap akhir pekan selalu disurvei.

Selain daging sapi, katanya, penyumbang inflasi terbesar kedua adalah kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan, yakni mencapai 0,95 persen. Untuk transportasi saja

Page 10: INFLASI MALANG

menyumbang 1,46 persen akibat kenaikan harga tiket berbagai moda transportasi.

Kenaikan harga tiket maskapai penerbangan, kereta api maupun bus pada level atas pada musim liburan Natal dan Tahun Baru 2013, memicu indeks kenaikan harga.

"Hampir seluruh moda transportasi, baik udara maupun darat dan laut menaikkan harga tiketnya pada batas atas, sehingga indeks harga terpicu cukup signifikan," ujarnya.

Secara "year on year (yoy)", yakni Desember 2011 hingga Desember 2012, kenaikan harga di Kota Malang mencapai 4,60 persen. Sebelumnya Bank Indonesia (BI) Perwakilan Malang memperkirakan inflasi sepanjang 2012 berada pada level 4,5 persen plus minus satu persen. (ant/ed)

http://www.ciputranews.com/ibu-kota-daerah/bps-inflasi-kota-malang-lampaui-nasional (16 Jan)

Kenaikan UMR, Filosofi Telur Ayam, dan Blind Spot Sering terdengar dalam telinga kita akhir-akhir ini masalah kenaikan upah minimum regional (UMR) di DKI Jakarta. Penuntutan kenaikan upah buruh ini diajukan oleh Majelis Pekerja Buruh Indonesia (MPBI) kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Permintaan akan kenaikan UMR berkisar antara 500 ribu sampai 700 ribu atau naik sebesar 35% sampai 50% jika dibandingkan UMR pada awal tahun 2012. Kenaikan UMR ini terhitung cukup tinggi jika dibandingkan dengan kenaikan UMR tahun 2003-2011 yang berkisar antara 5% sampai 20%. Lantas, bagaimanakah dampak kenaikan UMR ini terhadap perekonomian nasional?

Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, ada baiknya kita mengenal sedikit lebih dalam tentang UMR. UMR merupakan sebuah standar minimum yang digunakan oleh para pengusaha dan perusahaan untuk menetapkan besarnya upah untuk para pekerjanya, termasuk buruh, karyawan, dan pegawai perusahaan. Mekanisme pembentukan UMR dilaksanakan melalui sebuah penelitian dimana komponen-komponen UMR merupakan harga barang konsumsi pokok sehari-hari. Hasil dari pembentukan harga tersebut kemudian akan menjadi bahan dasar penetapan UMR. Selanjutnya, penetapan UMR dilakukan melalui berbagai modifikasi atas kepentingan pengusaha, pekerja, pemerintah, dan juga masyarakat. Standar UMR ini mencakup lingkup daerah dan diperbaharui setiap tahun, sehingga tingkat UMR di tiap daerah juga berbeda.

Kembali ke topik awal terkait dampak dari kenaikan UMR di DKI Jakarta. Kenaikan UMR di DKI Jakarta merupakan suatu event yang krusial dan berpengaruh terhadap tingkat UMR nasional. Jakarta merupakan suatu ibu kota yang menjadi pusat perhatian nasional, sehingga kenaikan UMR di Jakarta akan memicu kenaikan UMR di daerah lainnya. Lalu, siapakah pihak yang paling merasakan dampak langsung atas kenaikan UMR ini?

Pengusaha sebagai produsen tentunya pihak yang paling kebakaran jenggot atas kenaikan UMR ini. Kenaikan UMR ini akan menaikan biaya produksi pengusaha karena upah buruh, sebagai pihak yang juga terkena dampak langsung kenaikan UMR, akan naik secara signifikan. Kenaikan upah buruh ini akan

Page 11: INFLASI MALANG

menyisakan dua pilihan untuk produsen jika ingin tetap berproduksi, yaitu menekan biaya produksi lain atau menaikan harga barang. Pilihan pertama akan mengurangi kualitas dari barang yang diproduksi, sedangkan pilihan kedua, yang menurut saya adalah pilihan mayoritas para produsen, akan berdampak pada tingkat kesejahteraan masyarakat.

Kenaikan harga barang tentunya tidak hanya terjadi di beberapa jenis barang saja, tetapi juga akan mencakup seluruh barang yang dikonsumsi masyarakat. Bayangkan harga barang-barang seperti sabun, pasta gigi, pakaian, makanan, dan lain-lain naik, tentunya biaya hidup masyarakat juga akan naik. Hal inilah yang biasa kita sebut inflasi. Pada awalnya, para buruh akan menikmati kenaikan UMR dalam periode lag atas penyesuaian harga barang konsumsi di pasar. Namun, setelah periode lag ini berakhir, kenaikan harga barang di pasar akan mengurangi kemampuan buruh dalam menjalankan kegiatan konsumsi. Tentunya, bukan hanya buruh saja yang merasakan impairment atas kemampuan spending-nya, melainkan masyarakat juga akan merasakan dampaknya.

Dampak lain yang juga berpotensi terjadi atas kenaikan UMR ini adalah bertambahnya unemployment rate. Suatu hal yang paling disangkutkan dengan pemerintah. Kenaikan UMR berpotensi menimbulkan pengurangan produksi perusahaan, jika bukan pemberhentian produksi, yang pada akhirnya akan menyebabkan buruh kehilangan pekerjaannya. Namun, kenaikan unemployment rate ini tidak akan terjadi jika perusahaan memilih untuk terus berproduksi dan menaikan harga barang. Jadi, dampak ini merupakan suatu trade-off antara kenaikan unemployment rate atau kenaikan inflasi, sesuai dengan teori ekonomi yang ada.

Kenaikan UMR dan kenaikan inflasi dapat dianalogikan dengan filosofi telur dan ayam, dimana kita tidak akan dapat menemukan manakah yang lebih dahulu terjadi, sehingga fenomena ini akan terus terjadi sampai para pelaku ekonomi memberikan treat kepada salah satu dari dua hal tersebut. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah ini, kita harus dapat melihat dari sudut lain selain dua hal diatas. Masalah tersebut dapat diatasi dengan menyadari suatu blind spot yang sebenarnya memicu kenaikan UMR. Kenaikan UMR tidak selalu disebabkan oleh kenaikan harga barang akibat kenaikan biaya produksi perusahaan, melainkan karena adanya faktor lain yang mempengaruhi. Faktor tersebut salah satunya adalah kurangnya ketersediaan pangan di Indonesia. UMR sebesar 2,2 juta rupiah jika ditelaah lebih lanjut sebenarnya belum mencukupi kebutuhan normal sehari-hari para pekerja karena harga pangan yang tinggi. Penuntutan kenaikan UMR terjadi karena para pekerja khususnya buruh merasa penghasilannya tidak dapat menghidupi kebutuhan sehari-hari. Jika pengatasan masalah ini selalu dilakukan dengan cara menaikan UMR, maka masalah ini tidak akan ada habisnya.

Oleh karena itu, secara normatif fokus permasalahan ini harusnya tertuju kepada pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat. Pemerintah seharusnya lebih concern ke hal-hal terkait pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat, seperti bahan pangan, pakaian, dan tempat tinggal. Langkah awal yang sangat disarankan adalah memulai dari pemenuhan pangan karena bagaimanapun hal ini merupakan kebutuhan paling dasar manusia. Perencanaan harus segera dimulai untuk jangka panjang mulai dari program peningkatan produksi pertanian, pengurangan impor bahan pangan yang krusial, dan peningkatan kesejahteraan sumber daya manusia dalam bidang tersebut. Pemerintah harus dapat

Page 12: INFLASI MALANG

membangun image petani menjadi lebih baik agar sumber daya manusia yang diserap ke sektor tersebut meningkat. Selain itu, diperlukan pula kebijakan khusus terkait pendanaan usaha pertanian. Hal ini tentunya sangat memerlukan kerjasama dari pihak lembaga keuangan khususnya bank.

Pengendalian terhadap program ini juga diperlukan melalui kontribusi lembaga-lembaga pemerintahan, seperti Departemen Pertanian dan Badan Urusan Logistik (BULOG). Realisasi program ini memang awalnya akan membutuhkan biaya yang besar pada jangka pendek. Namun, jika dijalankan dengan baik dan konsisten akan dapat mengurangi banyak masalah yang terjadi di Indonesia. Bagaimana pemerintah Indonesia, sanggup?

http://forum.kompas.com/ekonomi-umum/218635-kenaikan-umr-filosofi-telur-ayam-dan-blind-spot.html

Angka Inflasi BPS Dalam Perbedaan PandanganOPINI | 22 September 2011 | 12:50 Dibaca: 577 Komentar: 0 Nihil

Pengertian

BPS (Badan Pusat Statistik) baik di tingkat pusat maupun daerah, setiap awal bulan mengumumkan beberapa data statistik dalam bentuk Berita Resmi Statistik (BRS). Salah satu data penting yakni angka Inflasi. Bagi kalangan yang mengerti secara teori termasuk metodologi penghitungan angka inflasi itu sendiri, sepertinya tidak mempermasalahkan angka inflasi yang diummkan BPS tersebut. Lain dengan kalangan yang memahami inflasi menurut pandangannya sendiri yang sering merasa gerah terhadap angka inflasi tadi, yang kadang dinyatakan dalam bentuk komentar miring.

Hal terakhir di atas disebabkan karena kesalahpahaman. Bagi Kaum awan inflasi cenderung dipandang sebagai harga yang tinggi yang dikaitkan dengan kemahalan barang dan jasa yang dilihat dan dirasakan dalam kehidupan nyata tiap-tiap hari. Hal ini tentu saja jika dibandingkan dengan angka inflasi yang diumumkan BPS dalam satuan persentase akan terasa janggal, bahkan patut dicurigai seolah BPS memihak kepada pemerintah. Apa boleh buat, karena mereka sendiri Cuma paham angka inflasi sepanjang apa yang ada dipikiran mereka.

Lalu yang namanya Inflasi itu apa? Kalau seorang mahasiswa membaca beberapa buku pengetahuan tentang ekonomi, inflasi itu sendiri mempunyai banyak rumusan. Rumusan inflasi dimaksud terkait dengan banyak aspek seperti tingkat pengangguran, tingkat pertumbuhan ekonomi, konsumsi masyarakat, tingkat suku bunga, investasi dan beberapa aspek ekonomi lainnya. Namun dari berbagai konsep dan defenisi tadi ada benang merah yang bisa ditarik yaitu inflasi merupakan suatu fenomena dan dilema ekonomi. Inflasi adalah suatu keadaan yang mengindikasikan semakin melemahnya daya beli yang diikuti dengan semakin merosotnya nilai riil (intrinsik) mata uang suatu negara atau menurunnya nilai tukar uang terhadap nilai barang dan jasa yang terkait dengan berbagai aspek ekonomi dari rumusan inflasi diatas.

Page 13: INFLASI MALANG

BPS sendiri merumuskan inflasi adalah naiknya harga-harga barang dan jasa kebutuhan masyarakat secara umum atau turunnya daya beli mata uang tertentu (BPS, 1995 Statistik Dalam 50 Tahun Indonesia Merdeka:110).

Rumusan inflasi ini dalam implementasinya terkait dengan berbagai jenis barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat dan perkembangan harganya yang terjadi dipasaran dari waktu ke waktu.

Survei Biaya Hidup

Untuk menghitung dan menyusun indeks harga konsumen terlebih dahulu dilakukan survey biaya hidup (SBH). SBH ini dimaksudkan untuk mendaptakan jenis barang dan jasa yang dikonsumi oleh masyarakat dalam hal ini rumahtangga. Dari berbagai jenis barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat lalu ditentukan rata-rata nilai pengeluaran perumahtangga perbulan dari berbagai jenis barangdan jasa tadi (bukan masing-masing rumahtangga yang disurvei). Nilai rata-rata pengeluaran perrumahtangga dari berbagai jenis barang jasa tadi lalu dianggap/diasumsikan berlaku sama untuk setiap rumahtangga. Disini akan kelihatan komoditi/barang dan jasa apa saja yang dikonsumsi oleh ruamahtannga mulai dari nilai yang paling besar besar sampai dengan nilai yang paling kecil. Nilai yang besar ini yang sering disebutkan bahwa komoditi itu mempunyai peranan yang besar dalam inflasi, sehingga jika terjadi kenaikan atau penurunan harga pada komoditi tersebut akan sangat berpengaruh terhadap angka inflasi. Sebut saja salah satu misalnya beras. Beras itu dikonsumsi hampir oleh seluruh rumahtangga mulai dari yang berpenghasilan tinggi sampai yang berpenghasilan rendah. Disamping itu beras juga merupakan kebutuhan pokok bagi setiap rumahtangga di Indonesia yang setiap hari umumnya mesti dikonsumsi/dimakan. Dimata kita kita langsung kelihatan bahwa harga beras itu jauh dibawah harga mobil misalnya, tapi kebutuhan akan mobil pribadi dengan harga yang tinggi tadi hanya dikonsumsi oleh rumahtangga-rumahtangga tertentu dalam hal ini hanya terbatas pada sebagian kecil rumahtangga dengan penhasilan tinggi. Dengan demikian jika dihitung rata-rata nilai pengeluaran rumahtangga untuk konsumsi mobil akan jauh lebih kecil dibandingkan beras, sehingga apabila terjadi kenaikan/penurunan harga mobil sangat kecil pengaruhnya terhadap angka inflasi begitu juga untuk komoditi lain yang walaupun mahal namun dikonsumsi hanya oleh rumahtanga-rumahtangga tertentu,

Dari seluruh komoditi yang didapat dari hasil SBH tidak seluruhnya diakomodir untuk dijadikan komoditi standar atau dikenal dengan sebutan diagram timbang dalam penyusunan Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk menghitung inflasi. Tetapi komoditi yang dipilih hanyalh komoditi yang ada dijual dipasar dan perkembangan harga bisa dipantau setiap saat, selain itu nilai konsumsi suatu komoditi dibandingkan total nilai pengeluaran harus lebih besar dari suatu angka tertentu agar komoditi terpilih untuk dijadikan diagram timbang tidak terlalu banyak sehingga tidak membutuhakan waktu yang panjang untuk penghitungan dan penyusunan IHK tersebut di atas. Jenis komoditinya dieliminer namun nilai konsumsi tetap diperhitungkan dengan cara diimputasi(ditambahkan) ke komiditi terpilih yang dianggap relevan dengan komoditi yang dieliminer tadi atau diimputasi secara proporsional kedalam nilai komoditi terpilih.

Page 14: INFLASI MALANG

Hasil SBH secara sederhana dapat digambarkan seperti Tabel 1, di bawaj ini :

Jenis komoditi Konsumsi per rumahtangga Harga

Nilai (Rp) Peranan (%) Satuan Nilai(Rp)

(1) (2) (3) (4) (5)

1.

2.

n

a1

an

a1/ajx100% Kg/buah/liter/…. h1

hn

Jumlah aj 100%

Survei Harga Konsumen

Survei Harga konsumen (SHK) dilakukan untuk melihat perkembangan harga dari komoditi-komoditi yang telah terpilih sebagai diagram timbang. Ada komoditi yang harganya dipantau/disurvei tiap minggu, ada yang dua mingguan dan ada yang bulanan. waktu survei mingguan, dua mingguan dan bulanan ditentukan sesuai jenis komoditi dengan pola perubahan harganya. Komoditi yang perubahan harga dianggap cepat berubah dipantau tiap minggu, sedangkan yang tidak terlalu cepat berubah dipantau tiap 2 mingguan dan bulanan. Selanjutnya komoditi yang dipantau tiap minggu dan 2 mingguan dihitung rata-rata harga bulanan yang dipakai sebagai rata-rata harga komoditi tersebut pada suatu bulan tertentu.

Pasar yang dipilih untuk disurvei adalah pasar2 yang ramai dikunjungi oleh masyarakat untuk berbelanja baik pasar tradisional maupun pasar modern. Pedagang yang dipilih adalah juga pedagang yang bisa mempengaruhi pedagang lain dalam menentukan harga bagi komoditi tertentu (Price Leader). Responden tidak saja pedagang tetapi juga ada yang yang lain yang menyediakan barang dan jasa kebutuhan rumahtangga seperti PDAM untuk air minum,PLN untuk Listrik, Sekolah dan kursus2 untuk biaya pendidikan, rumah sakit dan dokter praktek serta tenaga medis lain untuk jasa kesehatan sampai Bank dan Asuransi untuk jasa keuangan dan lain-lain.

Dari sisi komoditi, jenis dan kualitasnya tidak boleh berubah dari yang didapat pada hasil SBH, sehingga perubahan harga yang terjadi samasekali tidak boleh terjadi akibat perubahan jenis maupun kwalitas barang. Begitu juga pasar dan responden tidak boleh berubah. Dengan demikian perubahan harga yang diakui sebagai penyeba inflasi hanyalah oleh hal tertentu seperti situasi keamanan wilayah, situasi politik, dan hal lain yang bersifat ekonomis seperti musim, kondisi penyediaan, permintaan, produksi, distribusi, stok dan lain-lain termasuk juga kebijakan pemerintah baik dalam bentuk fiskal maupun moneter. Hasil SHK, secara sederhana bisa digambarkan seperti Tabel 2, di bawah ini :

Page 15: INFLASI MALANG

Jenis komoditi

Harga Pada Bulan Tertentu

Satuan Nilai (Rp)

(1) (2) (3)

1.

2.

n

Kg/buah/liter/…. h11

hn1

Jumlah

Metodologi Penyusunan IHK dan Penghitungan Inflasi.

Untuk penyusunan IHK, langkah pertama adalah menghitung relatif perubahan harga untuk masing-masing komoditi yang pada prissipnya adalah perubahan perkembangan harga yang belum boleh diartikan sebagai inflasi. Caranya seperti Tabel 3. Di bawah ini :

Jenis komoditi

Harga hasil SBH Harga Pada Bulan Tertentu Relatif Harga

(%)satuan Nilai (Rp) Satuan Nilai (Rp)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1.

2.

n

Kg/buah/liter/….

an

h1

hn

Kg/buah/liter/…. h11

hn1

h11/h1×100% atau dengan kata lain kol(5)/ Kol(3) X100 %

utk masing2 komoditi

hn1/hnx100%

Jumlah aj 100% - - -

Langkah kedua adalah menyusun IHK seperti Tabel 4 di bawah ini :

Jenis komoditi Konsumsi per rumahtangga SBH Retaif harga Nilai Kons. Rumahtangga pda

Nilai (Rp) Peranan (%)

Page 16: INFLASI MALANG

bulan tertentu

(1) (2) (3) (4) (5)

1.

2.

n

a1

an

a1/ajx100% h11/h1×100%

hn1/hnx100%

Kol(4)xKol(2)xKol(3)

utk masing2 komoditi

Jumlah aj 100% aj1

Yang dimaksud dengan IHK adalah aj1/aj dikalikan 100 sekaligus bisa diartikan sebagai inflasi namun pengertaiannya adalah kenaikan rata-rata dari harga barang dan jasa yang dikonsumsi rumahtangga pada bulan tertentu dibandingkan harga barang dan jasa yang terjadi pada tahun pelaksanaan SBH yang biasanya disebut tahun dasar. Perlu ditambahkan bahwa tahun dasar yang digunakan untuk penghitungan inflasi saat ini adalah tahun 2007. SBH 2007 ini dilaksanakan di 66 kota di Indonesia.

Angka inflasi yang diumumkan BPS setiap bulan mecakup angka inflasi;

1. Bulanan yakni inflasi yang terajdi selama 1 bulan tertentu. Secara matematis adalah persentase perubahan IHK bulan tertentu terhadap IHK bulan sebelumnya. Untuk lebih mudah dipahami rasanya lebih baik dijelaskan dengan ilustrasi. Misalnya pada tabel 4 di jumlah aj1 adalah IHK Umum kota Amnon, bulan Juli 2011 sebesar = 132,09; Dengan cara yang sama dengan langkah pertama dan kedua untuk menghitung IHK bulan Agustus 2011 diperoleh aj2 = 133,18 maka inflasi bulan Agustus 2011 yakni persentase perubahan IHK bulan bulan Agustus 2011 terhadap IHK bulan Juli 2011 yang fiformulasikan kedalam rumus matematik adalah (133.18 – 132,09)/132,09×100%=0,83 %.

2. Komulatif yakni inflasi yang terajdi selama bulan jaruari s/d bulan tertentu. tahun tertentu Secara matematis adalah persentase perubahan IHK bulan tertentu tahun tertentu terhadap IHK bulan Desember tahun sebelumnya. Contoh : IHK bulan Agustus 2011 = 133,18; IHK Desember 2010 = 128,22 maka Inflasi Komulatif bulan Agustus 2011 = (133,18 – 128,22)/128,22×100%=3,87%

3. Year on Year yakni inflasi yang terajdi selama bulan sesudah bulan tertentu. tahun sebelumnya s/d bulan tertentu tahun tertentu Secara matematis adalah persentase perubahan IHK bulan tertentu tahun tertentu terhadap IHK bulan tertentu tahun sebelumnya. Contoh : IHK bulan Agustus 2011 = 133,18; IHK Agustus 2010 = 126,05 maka Inflasi Year on Year bulan Agustus 2011 = (133,18 – 126,05)/126,05×100%=5,66 %

Pandangan Masyarakat vs Metodologi Peghitungan

Page 17: INFLASI MALANG

Menurut hemat saya, pandangan masyarakat awam terhadap inflasi lebih cenderung kepada kenaikan harga barang dan jasa yang terus menerus dirasakan disatu sisi, dan pada pihak lain terkait dengan perilaku konsumsi yang tidak mungkin mengikuti/sejalan dengan beberapa asumsi yang dipakai BPS dalam penghitungan inflasi. Misalnya saja pola konsumsi yang menckup jenis komodit, lokasi belanja, penjual dan lain-lain bisa saja berubah setiap hari sesuai selera dan kebutuhan. Kondidi perkembangan harga lebih dipandang dengan persepsi ssecara individualis. Itu berarti aspek yang mestinya tidak boleh diikutsertakan sebagai aspek penyebab inflasi yang dipakai BPS seperti perubahan lokasi belanja, penjual dan komoditi justru dipakai oleh masyarakar awam.

Dilain pihak BPS sendiri selain harus mengikuti aturan penghitungangan inflasi sesuai kesepakatan internasional, juga keterbatasan yang dihadapi menyangkut aspek biaya, waktu dan tenaga yang terbatas.

Dengan demikian tidaklah heran jika muncul komentar-komentar miring dari pada masyarakat awam terhadap data inflasi yang dikeluarkan BPS.

Bukan ada dusta diantara kita, tetapi tidak ada saling pengertian antara masyarakat awam dengan BPS.