bab ii landasan teori 2.1. inflasi 2.1.1. pengertian inflasi · 7 bab ii landasan teori 2.1....

16
7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Inflasi 2.1.1. Pengertian Inflasi Menurut Karim (2014: 510) “secara umum inflasi berarti kenaikan tingkat harga secara umum dari barang/ komoditas dan jasa selama suatu periode tertentu. Inflasi dapat dianggap sebagai fenomena moneter karena terjadinya penurunan nilai unit perhitungan moneter terhadap suatu komoditas”. Para ekonom modern mendefinisikan inflasi sebagai “kenaikan yang menyeluruh dari jumlah uang yang harus dibayarkan (nilai unit perhitungan moneter) terhadap barang-barang/ komoditas dan jasa. 2.1.2. Jenis-jenis Inflasi 1. Menurut Sifatnya Berdasarkan sifatnya inflasi dibagi menjadi 3 kategori utama yaitu a. Inflasi merayap/ rendah (creeping inflation) yaitu inflasi yang besarnya kurang dari 10% pertahun. b. Inflasi menengah (galloping inflation) besarnya antara 10-30% pertahun. Inflasi ini biasanya ditandai oleh naiknya harga-harga secara cepat dan relatif besar. Angka inflasi pada kondisi ini biasanya disebut inflasi 2 digit, misalnya 15%, 20%, 30% dan sebagainya.

Upload: others

Post on 03-Dec-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Inflasi 2.1.1. Pengertian Inflasi · 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Inflasi 2.1.1. Pengertian Inflasi Menurut Karim (2014: 510) “secara umum inflasi berarti

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Inflasi

2.1.1. Pengertian Inflasi

Menurut Karim (2014: 510) “secara umum inflasi berarti kenaikan tingkat

harga secara umum dari barang/ komoditas dan jasa selama suatu periode tertentu.

Inflasi dapat dianggap sebagai fenomena moneter karena terjadinya penurunan nilai

unit perhitungan moneter terhadap suatu komoditas”.

Para ekonom modern mendefinisikan inflasi sebagai “kenaikan yang

menyeluruh dari jumlah uang yang harus dibayarkan (nilai unit perhitungan moneter)

terhadap barang-barang/ komoditas dan jasa”.

2.1.2. Jenis-jenis Inflasi

1. Menurut Sifatnya

Berdasarkan sifatnya inflasi dibagi menjadi 3 kategori utama yaitu

a. Inflasi merayap/ rendah (creeping inflation) yaitu inflasi yang besarnya

kurang dari 10% pertahun.

b. Inflasi menengah (galloping inflation) besarnya antara 10-30% pertahun.

Inflasi ini biasanya ditandai oleh naiknya harga-harga secara cepat dan

relatif besar. Angka inflasi pada kondisi ini biasanya disebut inflasi 2 digit,

misalnya 15%, 20%, 30% dan sebagainya.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Inflasi 2.1.1. Pengertian Inflasi · 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Inflasi 2.1.1. Pengertian Inflasi Menurut Karim (2014: 510) “secara umum inflasi berarti

8

c. Inflasi berat (high inflation) yaitu inflasi yang besarnya antara 30-100%

pertahun. Dalam kondisi ini harga-harga secara umum naik.

d. Inflasi sangat tinggi (hyper inflation) yaitu inflasi yang ditandai oleh

naiknya harga secara drastis hingga mencapai 4 digit (diatas 100%). Pada

kondisi ini masyarakat tidak ingin lagi menyimpan uang, karena nilainya

merosot sangat tajam, sehingga lebih baik ditukarkan dengan barang.

2. Berdasarkan Sebabnya

a. Demand Pull Inflation. Inflasi ini timbul karena adanya permintaan

keseluruhan yang tinggi, dipihak lain kondisi produksi telah mencapai

kesempatan kerja penuh (full employment), akibatnya adalah sesuai dengan

hukum permintaan, bila permintaan banyak sementara penawaran tetap

maka harga akan naik.

b. Cosh Push Inflation. Inflasi ini disebabkan turunnya produksi karena

naiknya biaya produksi (naiknya biaya produksi dapat terjadi karena tidak

efesiennya perusahaan, nilai kurs mata uang negara yang bersangkutan

jatuh/ menurun, kenaikan harga bahan baku industri, adanya tuntutan

kenaikan upah dari serikat buruh yang kuat dan sebagainya).

3. Berdasarkan Asalnya

a. Inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation) yang timbul

karena terjadinya defisit dalam pembiayaan dan belanja negara yang terlihat

pada anggaran belanja negara.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Inflasi 2.1.1. Pengertian Inflasi · 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Inflasi 2.1.1. Pengertian Inflasi Menurut Karim (2014: 510) “secara umum inflasi berarti

9

b. Inflasi yang berdasarkan dari luar negeri karena negara-negara yang menjadi

mitra dagang suatu negara mengalami inflasi yang tinggi, dapatlah diketahui

bahwa harga-harga barang dan juga ongkos produksi relatif mahal, sehingga

bila terpaksa negara lain harus mengimpor barang tersebut maka harga

jualnya di dalam negeri tentu saja bertambah mahal.

2.2. Suku Bunga

2.2.1. Pengertian Bunga Bank

Menurut Kasmir (2014: 114) “bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa

yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada

nasabah yang membeli atau menjual produknya. Bunga juga dapat diartikan

sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan)

dengan yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang

memperoleh pinjaman)”.

Menurut Ismail (2010: 38) “suku bunga merupakan faktor yang sangat penting

dalam aktivitas utama bank, baik suku bunga kredit, maupun simpanan. Kedua

suku bunga tersebut mempengaruhi satu dan lainnya. Apabila suku bunga

bunga simpanan naik, maka kemungkinan besar suku bunga kredit juga naik,

dan sebaliknya”.

Bunga bank adalah balas jasa yang diberikan oleh atau kepada bank kepada

atau dari nasabahnya karena telah mempercayai bank dalam menitipkan uang atau

surat-surat berharganya dengan kata lain balas jasa yang diberikan oleh bank pada

masyarakat yang telah menggunakan produk-produk bank. Serta bunga ini

merupakan sumber penghasilan bagi bank itu sendiri.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Inflasi 2.1.1. Pengertian Inflasi · 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Inflasi 2.1.1. Pengertian Inflasi Menurut Karim (2014: 510) “secara umum inflasi berarti

10

2.2.2. Jenis-jenis Bunga Bank

Dalam kegiatan perbankan sehari-harinya ada dua macam bunga yang

diberikan kepada nasabahnya menurut Kasmir (2014: 114) yaitu sebagai berikut

1. Bunga Simpanan

Bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa bagi nasabah yang

menyimpan uangnya di bank. Bunga simpanan merupakan harga yang harus

dibayar bank kepada nasabahnya. Sebagai contoh jasa giro, bunga tabungan, dan

bunga deposito.

2. Bunga Pinjaman

Adalah bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga yang harus

dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank. Sebagai contohnya bunga kredit.

Kedua macam bunga ini merupakan komponen utama faktor biaya dan

pendapatan bagi bank. Bunga simpanan merupakan biaya dana yang harus

dikeluarkan kepada nasabah, sedangkan bunga pinjaman merupakan pendapatan

yang diterima dari nasabah. Baik bunga simpanan maupun bunga pinjaman

masing-masing saling mempengaruhi satu sama lainnya.

2.2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Suku Bunga

Menurut Kasmir (2014: 115) bahwa “untuk menentukan besar kecilnya suku

bunga simpanan dan pinjaman sangat dipengaruhi oleh keduanya, artinya baik bunga

simpanan maupun pinjaman saling memengaruhi disamping pengaruh faktor-faktor

lainnya”.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Inflasi 2.1.1. Pengertian Inflasi · 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Inflasi 2.1.1. Pengertian Inflasi Menurut Karim (2014: 510) “secara umum inflasi berarti

11

Faktor-faktor yang memengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga adalah

sebagai berikut

1. Kebutuhan dana

Apabila bank kekurangan dana, sementara permohonan pinjaman meningkat,

maka yang dilakukan oleh bank agar dana tersebut cepat terpenuhi dengan

meningkatkan suku bunga simpanan. Peningkatan bunga simpanan secara

otomatis akan pula meningkatkan bunga pinjaman. Namun, apabila dana

simpanan yang ada banyak sementara permohonan simpanan sedikit, maka

bunga simpanan akan turun.

2. Persaingan

Dalam memperebutkan dana simpanan, maka disamping faktor promosi, yang

paling utama pihak perbankan harus memperhatikan pesaing. Dalam arti jika

untuk bunga simpanan rata-rata 16%. Namun, sebaliknya untuk bunga pinjaman

kita harus berada dibawah bunga pesaing.

3. Kebijaksanaan Pemerintah

Dalam arti baik bunga simpanan maupun bunga pinjaman kita tidak boleh

melebihi bunga yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.

4. Target laba yang diinginkan

Sesuai dengan target laba yang diinginkan, jika laba yang diinginkan besar,

maka bunga pinjaman ikut besar dan sebaliknya.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Inflasi 2.1.1. Pengertian Inflasi · 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Inflasi 2.1.1. Pengertian Inflasi Menurut Karim (2014: 510) “secara umum inflasi berarti

12

5. Jangka Waktu

Semakin panjang jangka waktu pinjaman, akan semakin tinggi bunganya, hal ini

disebabkan besarnya kemungkinan resiko di masa mendatang. Demikian pula

sebaliknya jika pinjaman berjangka pendek, maka bunganya relatif lebih murah.

6. Kualitas Jaminan

Semakin likuid jaminan yang diberikan, semakin rendah bunga kredit yang

dibebankan dan sebaliknya. Sebagai contoh jaminan sertifikat deposito berbeda

dengan jaminan sertifikat tanah. Alasan utama perbedaan ini adalah dalam hal

pencairan jaminan apabila kredit yang diberikan bermasalah. Bagi jaminan yang

likuid seperti sertifikat deposito atau rekening giro yang yang dibekukan akan

lebih mudah untuk dicairkan jika dibandingkan dengan pencairan jaminan tanah.

7. Reputasi Perusahaan

Bonafiditas suatu perusahaan yang akan memperoleh kredit sangat menentukan

tingkat suku bunga yang akan dibebankan nantinya, karena biasanya perusahaan

yang bonafid kemungkinan resiko kredit macet dimasa mendatang relatif kecil

dan sebaliknya.

8. Produk yang Kompetitif

Maksudnya adalah produk yang dibiayai tersebut laku di pasaran. Untuk produk

yang kompetitif, bunga kredit yang diberikan relatif rendah jika dibandingkan

dengan produk yang kurang kompetitif.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Inflasi 2.1.1. Pengertian Inflasi · 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Inflasi 2.1.1. Pengertian Inflasi Menurut Karim (2014: 510) “secara umum inflasi berarti

13

9. Hubungan Baik

Biasanya bank akan menggolongkan nasabahnya antara nasabah utama (primer)

dan nasabah biasa (sekunder). Penggolongan ini didasarkan kepada keaktifan

serta loyalitas nasabah yang bersangkutan terhadap bank. Nasabah utama

biasanya mempunyai hubungan baik dengan pihak bank sehingga dalam

penentuan suku bunganya pun berbeda dengan nasabah biasa.

10. Jaminan Pihak Ketiga

Dalam hal ini pihak bank yang memberikan jaminan kepada penerima kredit.

Biasanya jika pihak yang memberikan jaminan bonafid, baik dari segi

kemampuan membayar, nama baik maupun loyalitasnya terhadap bank, maka

bunga yang dibebankannya pun berbeda. Demikian pula sebaliknya jika

penjamin pihak ketiganya kurang bonafid atau tidak dapat dipercaya, mana

mungkin tidak dapat digunakan sebagai jaminan pihak ketiga oleh pihak

perbankan.

2.3. Deposito

2.3.1. Pengertian Deposito

Menurut Undang-undang No.10 Tahun 1998 dalam Kasmir (2014: 75)

“deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu

tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpanan dengan bank”.

Sedangkan menurut Kasmir (2014: 74) simpanan deposito merupakan

simpanan jenis ketiga yang dikeluarkan oleh bank. Berdeda dengan dua jenis

simpanan sebelumnya, di mana simpanan deposito mengandung unsur jangka

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Inflasi 2.1.1. Pengertian Inflasi · 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Inflasi 2.1.1. Pengertian Inflasi Menurut Karim (2014: 510) “secara umum inflasi berarti

14

waktu (jatuh tempo) lebih panjang dan tidak dapat ditarik setiap saat atau setiap

hari.

Menurut Mudrajat Kuncoro dan Suharjono dalam Ismail (2012: 45) “deposito

adalah simpanan berjangka yang dikeluarkan oleh bank yang penarikannya hanya

dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan jangka waktu yang telah

diperjanjikan sebelumnya”.

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan deposito merupakan

simpanan yang bisa diambil sesaui dengan jangka waktu tertentu (jatuh tempo) yang

telah disepakati antara si deposan dengan pihak bank dan bisa dijadikan investasi.

2.3.2. Jenis-jenis Deposito

Menurut Iskandar (2013: 110) bank memberikan beberapa alternatif pilihan

pada masyarakat dalam menempatkan dananya dalam beberapa jenis deposito, antara

lain

1. Deposito Berjangka

Merupakan deposito yang diterbitkan menurut jangka waktu tertentu. Jangka

waktu deposito biasanya bervariasi mulai dari 1, 2, 3, 6, 12, 18, sampai dengan

24 bulan. Deposito berjangka diterbitkan atas nama baik perorangan maupun

lembaga. Artinya didalam bilyet deposito tercantum nama seseorang atau

lembaga.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Inflasi 2.1.1. Pengertian Inflasi · 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Inflasi 2.1.1. Pengertian Inflasi Menurut Karim (2014: 510) “secara umum inflasi berarti

15

2. Sertifikat Deposito

Merupakan deposito yang diterbitkan dengan jangka waktu 2, 3, 6, 12 dan 24

bulan. Sertifikat deposito diterbitkan atas unjuk dalam bentuk sertifikat dan

dapat diperjualbelikan atau dipindahtangankan kepada pihak lain.

Pencairan bunga sertifikat deposito dapat dilakukan di muka, baik tunai maupun

non tunai.

3. Deposito On Call

Merupakan deposito yang berjangka waktu minimal tujuh hari dan paling lama

kurang dari satu bulan. Diterbitkan atas nama dan biasanya dalam jumlah yang

besar.

Pencairan bunga dilakukan pada saat pencairan deposito on call sebelum

deposito on call dicairkan terlebih dahulu tiga hari sebelumnya nasabah sudah

memberitahukan bank penerbit.

2.3.3. Fungsi dan Manfaat Deposito

Menurut Latumaerissa (2011: 251) beberapa fungsi deposito diantaranya

1. Bagi Pihak Bank

Deposito merupakan sumber dana bank yang cukup besar, adanya jangka waktu

tertentu menjadikan dana masyarakat dalam bentuk deposito lebih leluasa

digunakan oleh bank untuk kegiatan nasabah.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Inflasi 2.1.1. Pengertian Inflasi · 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Inflasi 2.1.1. Pengertian Inflasi Menurut Karim (2014: 510) “secara umum inflasi berarti

16

2. Bagi Pihak Nasabah

Bagi nasabah untuk mencari keuntungan dari bunga deposito yang cukup tinggi

dan untuk menjaga keamanan dari dananya.

3. Bagi Pemerintah

Dengan adanya simpanan deposito pada bank maka dapat menekan laju inflasi

dengan mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat dan dapat

mengubah pendapatan pemrintah dari pajak deposito.

Sedangkan manfaat yang diperoleh jika membuka rekening deposito antara lain

a. Bunga Lebih Besar

Dibanding dengan tabungan biasa, menyimpan uang dalam bentuk deposito

memang lebih menjanjikan secara bunga. Bunga yang akan diterima

presentasinya lebih tinggi dibanding dengan tabungan biasa.

b. Aman

Simpanan deposito juga aman karena dijamin oleh Lembaga Penjamin

Simpanan (LPS). Jumlah deposito yang dijamin oleh Lembaga Penjamin

Simpanan (LPS) sampai dengan Rp 2.000.000.000,- .

c. Tidak Terkena Biaya Administrasi Bulanan

Berbeda dengan tabungan biasa, pada deposito tidak dikenakan biaya

administrasi bulanan. Jadi uang yang tersimpan tidak terkena biaya

administrasi setiap bulannya. Biaya yang muncul pada deposito adalah pajak

bunga dari bunga yang didapat. Jadi uang pokok yang ada dalam deposito

tidak akan berkurang.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Inflasi 2.1.1. Pengertian Inflasi · 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Inflasi 2.1.1. Pengertian Inflasi Menurut Karim (2014: 510) “secara umum inflasi berarti

17

d. Jaminan Kredit

Deposito juga bisa digunakan sebagai jaminan kredit. Jadi jika deposan

hendak mengajukan kredit ke bank, deposan bisa jadikan deposito sebagai

jaminan.

2.4. Konsep Dasar Perhitungan

Konsep dasar perhitungan merupakan pedoman perhitungan yang akan

digunakan oleh penulis untuk menganalisis data-data penelitian sebelum ditarik

kesimpulan dari hasil perhitungan tersebut.

Statistik deskriptif atau statistik deduktif menurut Hasan (2011: 06) adalah

“bagian dari statistik yang mempelajari cara pengumpulan dan penyajian data

sehingga mudah dipahami”.

2.4.1. Uji Korelasi

1. Uji Korelasi Sederhana

Menurut Sugiyono (2012: 228) uji korelasi sederhana digunakan untuk mencari

hubungan dan membuktikan hipotesis dua variabel bila data kedua variabel

berbentuk interval atau rasio dan sumber data dari dua variabel berbentuk interval

atau rasio dan sumber data dari dua variabel atau lebih tersebut adalah sama.

Tabel II.1

Koefisien Korelasi

Koefisien Korelasi Tingkat Hubungan

0,01 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Sumber: Sugiyono (2012: 231)

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Inflasi 2.1.1. Pengertian Inflasi · 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Inflasi 2.1.1. Pengertian Inflasi Menurut Karim (2014: 510) “secara umum inflasi berarti

18

Koefisien korelasi menunjukkan arah hubungan dan kekuatan antar dua

variabel. Rentangan nilai koefisien korelasi adalah -1 dan +1. Jika koefisien korelasi

bernilai positif maka dapat dikatakan bahwa hubungan antara variabel independen

dan variabel dependen bernilai positif (searah). Hal tersebut menunjukkan bahwa

semakin besar variabel independen maka semakin besar pula variabel dependen,

begitu pula sebaliknya. Sedangkan kekuatan hubungan antara kedua variabel dapat

dilihat jika nilai dari koefisien korelasi semakin mendekati nilai 0 (nol) maka

kekuatan hubungan antara variabel tersebut semakin lemah, begitu pula sebaliknya.

Selain menggunakan SPSS, korelasi sederhana dapat dihitung dengan MS.

Excel dan rumus manual, yaitu

Keterangan:

R = Koefisien Korelasi

N = Banyaknya Pasangan Data X dan Y

ƩX = Total Jumlah dari Variabel X

ƩY = Total Jumlah dari Variabel Y

ƩX2

= Kuadrat dari Total Jumlah Variabel X

ƩY2

= Kuadrat dari Total Jumlah Variabel Y

ƩXY = Hasil Perkalian dari Total Jumlah Variabel X dan Variabel Y

𝑟 =nƩXY-(ƩX)(ƩY)

√[nƩX2-(ƩX)2][nƩY2-(ƩY)

2]

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Inflasi 2.1.1. Pengertian Inflasi · 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Inflasi 2.1.1. Pengertian Inflasi Menurut Karim (2014: 510) “secara umum inflasi berarti

19

2. Uji Korelasi Berganda

Menurut Sugiyono (2012: 231) korelasi ganda merupakan angka yang

menunjukkan arah antara dua variabel independen secara bersama-sama atau lebih

dengan variabel dependen. Dalam uji korelasi ganda dengan dua variabel bebas (X1,

dan X2) dan variabel terikat (Y), hubungan antara kedua variabel bebas dan secara

bersama-sama tidak sama dengan menggabungkan masing-masing hubungan antara

variabel independen dengan variabel dependen, atau

R ≠ r1 + r2

Oleh karena itu untuk mencari R dapat menggunakan rumus:

Keterangan:

R𝑋1.𝑋2.𝑌= Koefisien Korelasi Berganda

X1 = Variabel bebas ke-1

X2 = Variabel bebas ke-2

Y = Variabel tak bebas

2.4.2. Uji Koefisien Determinasi

Menurut Ghozali (2011: 97) koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur

seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Nilai koefisien determinasi antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti

R𝑋1.𝑋2.𝑌 = √𝑟𝑋1.𝑌

2 + 𝑟𝑋2.𝑌2 − 2 (𝑟𝑋1.𝑌)(𝑟𝑋2.𝑌)(𝑟𝑋1.𝑋2)

1 − 𝑟X1.X22

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Inflasi 2.1.1. Pengertian Inflasi · 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Inflasi 2.1.1. Pengertian Inflasi Menurut Karim (2014: 510) “secara umum inflasi berarti

20

kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel

dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel independen. Perhitungan secara statistik dapat

dirumuskan:

KP = (R2) x 100%

KP = koefisien penentu (R2)

R = nilai korelasi

2.4.3. Uji Persamaan Regresi

Menurut Sugiyono (2012: 260) “regresi linear adalah metode statistika yang

digunakan untuk membentuk model hubungan antara variabel dependen (Y) dengan

satu atau lebih variabel independen (X). Jika variabel independen terdiri dari satu

variabel disebut regresi liner sederhana, sedangkan apabila terdapat dua atau lebih

variabel independen maka disebut regresi linear berganda”. Manfaat dari hasil

analisis regresi adalah untuk membuat keputusan apakah naik dan menurunnya

variabel dependen dapat dilakukan melalui peningkatan variabel independen atau

tidak.

a. Persamaan regresi linear sederhana

b. Persamaan regresi linear berganda

Y = a + bX

Y = a + b1X1 +b2X2 + ...bn Xn

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Inflasi 2.1.1. Pengertian Inflasi · 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Inflasi 2.1.1. Pengertian Inflasi Menurut Karim (2014: 510) “secara umum inflasi berarti

21

Keterangan:

Y = subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan

a = harga Y ketika harga X = 0 (harga konstanta)

b = angka arah koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan ataupun

penurunan variabel dependen yang didasarkan pada perubahan variabel

independen. Bila (+) arah garis naik, bila (-) arah garis turun.

X = subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.

2.4.4. Uji Hipotesa

Menurut Misbahudin dan Hasan (2013: 34) “Hipotesis adalah pernyataan atau

dugaan yang bersifat sementara terhadap suatu masalah penelitian yang

kebenarannya masih lemah sehingga harus diuji secara empiris”. Sedangkan menurut

Misbahudin dan Hasan (2013: 38) “pengujian hipotesis adalah satu prosedur yang

menghasilkan suatu keputusan, yaitu keputusan dalam menerima atau menolak

hipotesis ini”.

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah variabel independen berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen. Dalam pengambilan keputusan ada 2 cara

yang digunakan oleh penulis.

1. Pengambilan keputusan berdasarkan tingkat signifikasi.

a. Menentukan Hipotesis nol (Ho) dan Hipotesis alternatif (Ha).

b. Menentukan signifikasi.

c. Pengambilan keputusan:

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Inflasi 2.1.1. Pengertian Inflasi · 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Inflasi 2.1.1. Pengertian Inflasi Menurut Karim (2014: 510) “secara umum inflasi berarti

22

Signifikasi ≥ 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Signifikasi ≤ 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.

d. Kesimpulan.

2. Pengambilan keputusan berdasarkan nilai f tabel

a. Yaitu menentukan Hipotesis nol (Ho) dan Hipotesis alternatif (Ha).

b. Menentukan tingkat signifikan berdasar signifikansi:

Jika signifikansi ≥ 0,05 maka Ho diterima.

Jika signifikansi ≤ 0,05 maka Ho ditolak.

c. Menentukan f hitung dan f tabel.

Besarnya f hitung akan dihasilkan dari keluaran SPSS, dan f tabel akan

ditentukan dengan tabel f, dalam melihat f tabel perlu diperhatikan tingkat

signifikansi dan derajat kebebasan (df2).

d. Pengambilan keputusan

Jika f hitung ≤ f tabel maka Ho diterima.

Jika f hitung ≥ f tabel maka Ho ditolak.

e. Kesimpulan.