imkg topik 7

Upload: 909192939496

Post on 09-Oct-2015

126 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

2.3.2 Static Auto-Mixing untuk Cetakan Double Impressiona. Mencampur sisa sebagian base dan sisa sebagian katalis yang telah disiapkan diawal percobaan dengan cara yang sama dengan percobaan pertama yaitu mencampurnya dengan menggunakan tangan dengan cara diremas-remas hingga homogen dan tercampur merata selama 30 detik.b. Kemudian meletakkan hasil campuran base dan katalis tersebut dalam sendok cetak dan didiamkan hingga setting.c. Setelah setting, mengangkat hasil cetakan dari model kerja.d. Menyiapkan material cetak silicon putty. Memasang cartridge silikon light body pada mixing gun.e. Menambahkan material cetak silikon light body pada cetakan yang sudah jadi dengan cara mengeluarkan material cetak silikon light body dari dalam cartridge ke arah cetakan gigi geligi yang akan dicetakkan kembali. f. Kemudian sendok cetak sebagian yang sudah berisi double impression dicetakkan kembali ke model ( gambar 17).

TRANSCRIPT

1. TUJUANDi akhir prakikum mahasiswa mampu memanipulasi material cetak silikon dengan cara hand mixing dan static mixing.

2. CARA KERJA2.1 Bahan a. Material cetak silikon, 2 tube pasta ( gambar 1)

Gambar 1. Material cetak silikon, 2 tube pastab. Material cetak silikon putty, 2 toples (gambar 2)

Gambar 2. Material cetak silikon putty, 2 toplesc. Material cetak silikon light body dalam catridge (gambar 3)

Gambar 3. Material cetak silikon light body dalam catridge.

2.2 Alat a. Paper pad ( gambar 4)

Gambar 4. Paper padb. Spatula (gambar 5)

Gambar 5. Spatulac. Mixing gun ( gambar 6 )

Gambar 6. Mixing gund. catridge dan mixing tipse. Sendok cetak sebagian ( gambar 7)

Gambar 7. Sendok cetak sebagianf. Model kerja ( gambar 8)

Gambar 8. Model kerjag. Stopwatch ( gambar 9 )

Gambar 9.Stopwatch

2.3 Cara kerja2.3.1 Hand Mixinga. Mengambil material cetak silikon putty pada 2 toples yang tersedia, yaitu base dan katalis masing-masing sesuai sendok takar(gambar 10).

Gambar 10. Mengambil material cetak silikon putty pada 2 toplesb. Kemudian membagi keduanya menjadi 2 bagian yang sama besar(gambar 11)

Gambar 11. Membagi base dan katalis menjadi 2 bagian yang sama besar. c. Mencampur sebagian base dan sebagian katalis tersebut dengan tangan dengan cara diremas-remas hingga homogen dan tercampur merata selama 30 detik (gambar 12).

Gambar 12. Mencampur sebagian base dan sebagian katalis tersebut dengan tangan dengan cara diremas-remas hingga homogen.d. Meletakkan hasil campuran base dan katalis tersebut dalam sendok cetak dan didiamkan hingga setting ( gambar 13 ).

Gambar 13. Mendiamkan hasil campuran base dan katalis pada sendok cetak yang telah dicetakan pada model kerjae. Setelah setting, mengangkat hasil cetakan dari model kerja.f. Mengamati kehalusan permukaan dan adanya gelemg. Mengamati kehalusan permukaan dan adanya gelembungudara pada permukaan hasil cetakan.h. Selanjutnya, mengeluarkan pasta dasar (base) dan pasta katalis di atas paper pad sama panjang ( gambar 14 ).

Gambar 14. mengeluarkan pasta dasar (base) dan pasta katalis di atas paper pad sama panjangi. Mencampur kedua pasta tersebut menggunakan spatula dengan 2 cara, yaitu dengan cara memutar dan melipat masing-masing selama 30 detik (gambar 15).

Gambar 15. Mencampur kedua pasta tersebut menggunakan spatula dengan cara memutar-mutar dan melipat.j. Memasukkan adonan material ke dalam sendok cetak sebagian yang telah terisi oleh hasil cetakan sebelumnya dan kemudian dicetakkan lagi ke model yang sama (double impression) ( gambar 16 ).

Gambar 16. Memasukkan adonan material ke dalam sendok cetak sebagian yang telah terisi oleh hasil cetakan sebelumnya kemudian cetakan kembali pada model kerja.k. Membiarkan material cetak hingga setting.l. Melepaskan material cetak dari model kerja.m. Mengamati kehalusan permukaan dan adanya gelembung udara pada permukaan hasil kedua cetakan serta membandingkan hasil cetakan yang dicampur dengan cara melipat dengan hasil cetakan yang dicampur dengan cara memutar.

2.3.2 Static Auto-Mixing untuk Cetakan Double Impressiona. Mencampur sisa sebagian base dan sisa sebagian katalis yang telah disiapkan diawal percobaan dengan cara yang sama dengan percobaan pertama yaitu mencampurnya dengan menggunakan tangan dengan cara diremas-remas hingga homogen dan tercampur merata selama 30 detik.b. Kemudian meletakkan hasil campuran base dan katalis tersebut dalam sendok cetak dan didiamkan hingga setting.c. Setelah setting, mengangkat hasil cetakan dari model kerja.d. Menyiapkan material cetak silicon putty. Memasang cartridge silikon light body pada mixing gun.e. Menambahkan material cetak silikon light body pada cetakan yang sudah jadi dengan cara mengeluarkan material cetak silikon light body dari dalam cartridge ke arah cetakan gigi geligi yang akan dicetakkan kembali. f. Kemudian sendok cetak sebagian yang sudah berisi double impression dicetakkan kembali ke model ( gambar 17).

Gambar 17. Sendok cetak yang berisi double impression dicetakan kembali pada model kerjag. Setelah setting, melepaskan cetakan dari model kerja.h. Mengamati kehalusan permukaan dan adanya gelembung udara pada permukaan hasil cetakan serta membedakan hasil cetakan antara menggunakan hand mixing dan static auto mixing.

3. HASIL PRAKTIKUMTabel 1. Hasil percobaan material cetak elastomer.NoPercobaanSetting TimeHasil Percobaan

1 2 tube pasta Provil Novo ( Hand MixingDicampur dan dilipat )

3 menit 26 detika. Permukaan hasil cetakan lebih halus b. Karakteristik hasil cetakan yang lebih lunak c. Melipui seluruh bagian gigi yang diperlukaan.

2 tube pasta Aquasyl (Hand Mixing dengan pengadukan hanya diputar-putar )3 menita. Permukaan hasil cetakan lebih kasarb. Karakteristik hasil cetakan yang lebih keras. c. Melipui seluruh bagian gigi yang diperlukaan.

2Static Auto Mixing 3 menit 45 detika. Hasil cetakan presisi dengan model gigi.b. Tidak terjadi deformasi, sinerisi maupun imbibisi

Gambar 18. Perbandingan antara material cetak silikon secara auto mixing (kiri), material cetak silikon secara hand mixing dicampur dan di lipat( Provil Novo ) (tengah), dan material cetak silikon secara hand mixing diputar-putar(Aquasyl) (kanan).4. PEMBAHASANMaterial cetak dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok yakni elastik dan non elastik. Sedangkan material cetak yang banyak dipakai dalam kedokteran gigi adalah material cetak elastik. Ada dua jenis material cetak elastik, material cetak hidrokoloid yang banyak mengandung air, yaitu agar dan alginat, dan material cetak elastomer(McCabe& Walls,2008). .Gambar 19. Material Cetak(McCabe& Walls, 2008)Kegunaan material cetak elastomer adalah untuk membuat model gipsum, cetakan, dan dies yang melibatkan lima langkah utama, yaitu: (1) menyiapkan sendok cetak, (2) menyiapkan bahan, (3) membuat cetakan, (4) melepaskan cetakan, dan (5) menyiapkan cetakan untuk stone dan die (Anusavice, 2003).Pada bidang kedokteran gigi terdapat empat jenis elastomer yang digunakan sebagai material cetak, yaitu polisulfida, silikon kondensasi, silikon adisi, dan polieter (Anusavice, 2003).Silikon adisi tersedia dalam berbagai tingkat viskositas dari yang rendah sampai yang tinggi. Pertama light body, bahan yang digunakan untuk membuat permukaan yang akurat dan detail pada permukaan gigi yang akan dicetak. Lalu medium body, yang biasa digunakan sebagai bahan monophase untuk mahkota dan gigi palsu atau gigi tiruan. Kemudian heavy body digunakan untuk mendukung light body dalam sendok cetak untuk mahkota dan jembatan, dan putty yang sekarang tersedia dalam bentuk lembut dan keras (McCabe& Walls, 2008).Bahan cetak silikon ini menghasilkan deformasi permanen yang sangat rendah, cetakan yang dihasilkan keras. Jika dalam penggunaannya kliniknya, jenis viskositas tinggi yang dipilih maka hasil cetakan akan mengeras sebelum mengalir mengisi bentuk detailnya (Anusavice, 2003).Bahan cetak yang memiliki flow yang tinggi mengalir dengan baik dan dapat mencetak detail yang baik. Jenis putty nilai viskositasnya lebih tinggi dari jenis lainnya yaitu heavy body, reguler body dan viskositas paling rendah adalah light body (Gladwin, 2009).Light body dapat mencetak sangat akurat detail permukaan preparasi gigi dan memiliki stabilitas dimensi yang memadai untuk mempertahankan bentuk selama produksi working cast. Kombinasi material cetak putty dan light-bodied memungkinkan untuk membuat cetakan yang akurat (McCabe& Walls, 2008).JenisNilai flow (daya alir)(mm)Viskositas x detik

Putty13-30400-700

Heavy body30-32200-300

Reguler30-4040-150

Light body36-5510-70

Tabel 2. Nilai daya alir (flow) dan viskositas bahan cetak polyvinyl siloxane (Bhat, 2006)Keterangan: Nsm-2 = poise, 1 poise = 0,1 N s/m2 1 Ns/m2 = 0,102 kg s/mPolimerisasi adalah proses penggabungan satu molekul (monomer) menjadi molekul yang berantai panjang (polimer). Ada dua tipe atau jenis dari polimerisasi, yaitu polimerisasi adisi serta polimerisasi kondensasi. Proses polimerisasi adisi ini yang terjadi pada praktikum bab ini. Polimerisasi ini tidak memiliki produk sampingan namun bahan dasar tetap Polydimethyl Siloxane. Bila molekul sejenis bergabung menjadi ikatan yang lebih panjang, maka disebut polimerisasi adisi.

Gambar 20. Polydimethyl siloxane with vinyl end-groups(van Noort, 2007).Polimerisasi sempurna terjadi dalam empat tahap, yaknia. Initiation (permulaan) yaitu tahap pembentukan molekul monomer aktif oleh bahan initiator benzoil peroxide yang dibantu dengan activator (zat kimia, sinar ultraviolet, atau pemanasan). b. Propagation (perambatan)yaitu tahap terbentuknya rantai polimer. c. Termination (perhentian) yaitu tahap pembentukan polimer dimana reaksinya terhenti, yang ditandai dengan pertukaran sebuah atom hidrogen dari satu rantai yang terbentuk pada rantai lain. d. Chain Transfer (transfer rantai) yaitu proses dimana pertumbuhan rantai menjadi aktif kembali untuk pertumbuhan selanjutnya.Tidak seperti polimerisasi kondensasi, disini tidak ada perubahan komposisi selama polimerisasi adisi berlangsung. Molekul makro terbentuk dari unit-unit kecil atau monomer, tanpa perubahan dalam komposisi, oleh karena polimer dan monomer mempunyai rumus empiris yang sama. Dengan kata lain struktur dari monomer berulang beberapa kali pada polimer. Pengaktifan polimerisasi adisi memerlukan bentuk aktifator yang dihasilkan dari suatu jenis initiator, sebagai pusat reaksi (van Noort, 2007).Dalam banyak hal, addition curing silicone rubbers memiliki sifat yang mirip dari jenis kondensasinya. Bahan ini memiliki pengaturan karakteristik cukup dan ketahanan sobek yang digabungkan dengan elastisitas yang mendekati ideal. Penggunaan gabungan dari bahan putty dan light-bodied memungkinkan cetakan yang akurat. Perbedaan paling signifikan antara addition curing dan condensation curing adalah dimensi relatif stabilitas. Hanya sedikit atau bahkan tidak ada produk sampingan dalam reaksi cross-linking dari addition curing sehingga kesannya hasil menjadi sangat stabil. Silicon elastomer secara inheren hidrofobik di alam - karakteristik yang dapat menyebabkan ketidaksempurnaan pada cetakan, jika daerah yang akan dicetak tidak dapat benar-benar kering. Campuran bahan silikon tidak bisa digunakan dalam kelembapan dan ini dapat menyebabkan adanya lubang pada material impression (McCabe& Walls, 2008).Terdapat tiga jenis sistem untuk mencampur katalis dan base secara menyeluruh sebelum pencetakan, yaitu hand mixing, static automixing, dandynamic mechanical mixing (Craig & Powers, 2002). Dalam percobaan ini dynamic mechanical mixing tidak dilakukan. Pada percobaan yang pertama, dilakukan manipulasi menggunakan silicone putty dengan mencampur base dan katalis masing-masing sebanyak setengah sendok takar. Pencampuran terbaik dengan cara meremas bahan tersebut menggunakan tangan selama 30 detik hingga warnanya homogen. Setelah homogen, adonan tersebut diletakkan kedalam sendok cetak sebagian lalu dicetakkan pada model hingga settingselama 3 menit 5 detik.Kemudian cetakan elastomer diambil dan dibagian yang telah tercetak ditambahkan material cetak elastomer tipe medium body dengan cara hand mixing. Kedua pasta yang berbeda warna, terdiri dari base dan katalis dikeluarkan dalam panjang yang sama pada paper paddan diaduk dengan menggunakan spatula sampai terbentuk warna homogen. Apabila hasil pengadukan tidak bersifat homogen, proses curing tidak dapat dilakukan dan dapat menimbulkan distorsi. Pada percobaan pertama kami memberikan 2 perlakuan berbeda saat pengadukan medium elastomer. Yang pertama dengan memutar dan melipat adonan di paperpad. Sedangkan yang kedua adalah dengan cara hanya memutar adonan di paperpad tanpa melipat. Dari hasil praktikum kami, pengadukan dengan gerakan melipat lebih lama setting yaitu 3 menit 26 detik dibandingkan pengadukan dengan gerakan memutar yaitu 3 menit. Hasil cetakan material cetak elastomer tipe medium body dengan cara hand mixing tidak dapat mencapai seluruh bagian daripada cetakan elastomer tipe putty sehingga ada beberapa gigi dalam model yang tidak mendapatkan detail secara jelas. Hal ini diakibatkan karena untuk memasukan material cetak elastomer tipe medium kedalam hasil cetakan material cetak elastomer tipe putty ini sangatlah sulit karena dalam memasukkannya kami menggunakan spatula sehingga tidak dapat menjangkau bagian cetakan tertentu. Pada percobaan kedua, yakni dengan menggunakan kombinasi putty dengan light body, menggunakan teknik static automixing. Pertama-tama dibuatlah cetakan menggunakan silicon putty dengan mencampurkanbase dan katalis masing-masing sebanyak setengah sendok takar. Adonan tersebut dicampur dengan cara meremas hingga warnanya homogen selama 30 detik, lalu diletakkan dalam sendok cetak sebagian. Kemudian dicetakkan pada model, lalu ditunggu hingga settingsekitar 3 menit 4 detik. Setelah setting,ditambahkan material cetak light bodydengan cara static automixing menggunakan mixing gun. Pada teknik ini, base dan katalis dari material cetak silikon light body terdapat di dalam dua catridge berbeda yang dipasangkan pada mixing gun. Saat handle mixing gun ditarik kebelakang, base dan katalis akan keluar dan bercampur didalam tube.Pada praktikum yang telah dilakukan, waktu yang dibutuhkan base dan katalis untuk bercampur sampai mencapai ujung tube adalah selama 22 detik . Kemudian, adonan diletakkan pada hasil cetakan silikon yang sudah dibuat sebelumnya, lalu dicetakkan pada model dan ditunggu hingga setting yaitu 3 menit 45 detik. Pada percobaan dengan menggunakan teknik static automixing menunjukkan hasil yang lebih detail dibandingkan dengan percobaan yang menggunakan teknik hand mixing.Kedua pasta tidak boleh dicampur ketika menggunakan sarung tangan karet lateks karena komponen dalam karet lateks akan menghambat atau mencegah setting oleh karena kontaminasi pada katalis platinum. Sarung tangan vinyl atau dengan tangan kosong diperbolehkan dalam pencampurannya. Jika sarung tangan karet lateks dipakai, sarung tangan tersebut harus dicuci terlebih dahulu dengan deterjen dan dikeringkan sebelum kedua pasta tersebut dicampur(Powers & Wataha, 2008).

5. KESIMPULANCara pencampuran, viskositas serta flow dari bahan cetak silikon mempengaruhi hasil cetakan. Pemanipulasian bahan cetak silikon secara static automixing lebih baik dari pada hand mixing dan viskositas dari silikon adisi yang paling baik adalah light body dalam menghasilkan hasil cetakan yang lebih akurat.

DAFTAR PUSTAKAAnusavice, 2003. Philips Science of Dental Materials. 11th ed. St.Louis. Saunders. pp. 210, 216, 218.Bhat, V Shama. 2006. Science of Dental Materials (ClinicalApplication). NewDelhi. CBS. p.126.Craig R.G & Powers J.M. 2002. Restorative Dental Materials 11th ed. St Louis.The C.V. Mosby Co. pp 348, 351.Gladwin, Marcia A. 2009. Clinical apect of Dental Materials. 3rdEd.Philadelphia.pp. 116-7.Manappalil JJ. 2003. Basic Dental Materials. New Delhi. Jaypee. p.65.McCabe J.F and Walls W.G. 2008. Applied Dental Material. 9th ed. UnitedKingdom : Blackwell Munksgaard. pp. 137, 170-71.Powers, JM & Wataha, JC. 2008. Dental Materials Properties and Manipulation.9th ed. St. Louis: Mosby Elsevier. p. 190.van noort, Richard. 2007. Introduction to Dental Materials. 3rdEd. British Elsevier. pp. 197-198.

1