ij kan paratur nega ] taiianyang hal f o governance)
TRANSCRIPT
IJ KAN PARATUR NEGA
] TAIIANYANG HAl F
o GOVERNANCE)
. nt r Mellteri egara _ _ naan Ap rat Ir eg, ra
KEBIJAKAN
PENDAYAGIINAAN APARATUR NEGARA
MENUJU PEMERINTAHAN YANG BAIK
(GOOD GOVERNANCE)
KANTOR MENTERI NEGARA
PENDAYA GUNAAN APARATUR NEGARA
DAFTAR ISI
Daftar Isi
Kata Pengantar
I. Latarbelakang
II. Pemerintahan Yang Baik
III. Kebijakan PAN menuju Pemerintahan Yang Baik
KATA PENGANTAR
Pemerintahan yang baik (Good Governance), telahmenjadi wacana yang paling mengemuka dalam pengelolaanadministrasi publik sekarang ini. Hal tersebut sejalan denganmaraknya tuntutan yang dilakukan oleh masyarakat kepadapemerintah, maupun adanya pengaruh globalisasl. Pola-polalama penyelenggaraan pemerintahan tidak sesuai lagi dengantuntutan masyarakat yang telah mengalami perubahan.
Yang perlu dipahami secara benar adalah prinsip-prinsipyang terkandung dalam upaya mewujudkan Pemerintahan yangbaik, yaitu meliputi kepastian hukum, keterbukaan, akuntabilitaspublik, dan profesionalitas.
Oleh karena itu,perlu diupayakan langkah-langkahstrategis untuk dapat segera diwujudkan, dan dilanjutkandengan tindakan-tindakan operasional guna merealisasikanPemerintahan yang baik Upaya mewujudkan Pemerintahanyang baik sangat ditentukan kemampuan pemerintahmengaplikasikan kebijakan publik dalam pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan. Salah satu aplikasikebijakan publik itu adalah program strategis yang perludilakukan dalam rangka Pendayagunaan Aparatur Negara, yaitu:
1. Pemantapan Koordinasi Kegiatan PAN;
2. Penataan Kelembagaan;
3. Peningkatan Kualitas SDM Aparatur;
4. Peningkatan Tatalaksana dan Pelayanan Publik;
5. Peningkatan Akuntabilitas Aparatur.
Namun perlu disadari pula bahwa untuk mewujudkanPemerintdhan yang balk perlu didukung dengan hubungan yangsinergis antara pemerintah, sektor swasta dan masyarakat.
Jakarta, Maret 2000
MENTERI NEGARA
PENDAYAGUNAAN APARATUR
NEGARA
IFreddy Numberi
I. LATARBELAKANG
Tuntutan mengenai Pemerintahan yang baik\:mbu\
seiring dengan berkembangnya paradigma bam
Administrasi Negara, yang menekankan pentingnya prosesmenemukenali kembali tugas-tugas yang lebih tepat ditangani oleh pemerintah (reinventing government) dan
tugas mana yang lebih tepat ditangani oleh masyarakat.
Kesadaran tersebut didorong oleh keinginan untuk
mewujudkan :
1. Perlindungan hak-hak azasi manusia dan pelaksanaan
demokrasi;
2. Pemerataan dan penanggulangan kemiskinan;
3. Penyelenggaraan pemerintah yang menjamin kepastian
hukum, keterbukaan, professional dan akuntabel.
Terselenggarannya Pemerintahan yang baik
merupakan tuntutan dalam administrasi publik dewasa ini.
Hal tersebut sejalan dengan meningkatnya tingkat
pengetahuan masyarakat serta semakin efektifnya
interaksi internasional sebagai bagian dari aspek
globalisasi. Pola-pola lama penyelenggaraan pemerintahan
pada saat ini tidak lagi sesuai dengan tatanan masyarakat
yang telah berubah. Oleh karena itu, diperlukan perhatian
pemerintah untuk melakukan perubahan-perubahan
signifikan menuju kearah penyelenggaraan Pemerintahan
yang baik.
Lingkungan strategis nasional juga menempatkan
Pemerintahan yang baik sebagai isu sentral. Hal tersebut
tercermin dalam Ketetapan MPR RI NO. XI/MPR/1998
tentang Penyelenggaraan Negara Yang Berslh dan Bebas
KKN, dan Ketetapan MPR RI No. IV/MPR/1998 tentang
GBHN Tahun 1999-2004.
Dinamlka masyarakat global semakin terakselerasi
dengan dukungan teknologi informasi yang memungkinkan
terselenggaranya arus Informasi cepat dan tanpa
mengenal batas-batas negara merupakan tantangan
pemerintah untuk segera mewujudkan Pemerintahan yang
baik. Hal tersebut terutama untuk memberikan keyakinan
pada dunia internasional, bahwa pemerintah yang
legitimate senantiasa mengupayakan terwujudnya kondisi
yang kondusif sebagaimana tercermin dari tuntutan
masyarakat internasional, antara lain :
1. Penanam modal membutuhkan adanya kepastian dan
persamaan di depan hukum;
2. Masyarakat luas mengharapkan semua hubungan luar
negeri mencerminkan nilai manusia yang mendasar;
3. Negara donor, lembaga kerjasama bilateral dan
multilateral makin memperhatikan keinginan
masyarakat supaya bantuan luar negeri digunakan
secara bijaksana, efisien, efektif, transparan dan
akuntabel.
Menyadari betapa pentingnya arti mewujudkan
Pemerintahan yang baik, aparatur negara hams mampu
meningkatkan kinerja nasional. Sasaran yang menjadi
prioritas adalah dengan segera dapat mewujudkan
pelayanan masyarakat yang efisien dan berkualitas,
sehingga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi,
meningkatkan daya saing, dan pada giiirannya
memberikan penlngkatan kepercayaan masyarakat
terhadap aparatur pemerintah.
II. PEMERINTAHAN YANG BAIK (GOOD GOVERNANCE)
Untuk memahami Pemerintahan yang baik secara
utuh, terlebih dahulu harus dipahami governance Itu
sendirl. Governance dalam pengertian pubiic governance
adalah mekanisme pengeloiaan sumber daya ekonomi dan
sosial yang melibatkan pengaruh sektor negara dan sektor
non pemerintahan dalam suatu usaha koiektif.
Dari segi fungsi, governance dapat ditinjau dari
apakah pemerintah telah berfungsi secara efektif dan
efisien dalam upaya mencapai tujuan yang telah
digariskan, atau sebaliknya. Bank Dunia memberikan
definisi bahwa kewenangan pemerintah digunakan dalam
rangka pengelolaan ekonomi dan sumberdaya guna
pembangunan masyarakat {the way state power is used in
managing economic and sociai resources for deveiopment
of society). Sementara UNDP mendefinisikannya sebagaipenggunaan kewenangan politik, ekonomi dan
administrasi untuk mengeiola permasalahan bangsa padasemua tingkat {the exercise of poiiticai, economic, and
administrative authority to manage a nation's affair at aii
ieveis). Dari definisi-definisi yang dikemukan di atas dapat
disimpulkan bahwa governance mempunyai tiga pllarutama, yaitu ekonomi, politik dan administrasi.
Penyelenggaraan pemerintahan dibidang ekonomi
{Economic governance) meliputi proses-proses pembuatan
keputusan yang memfasilitasi aktifitas ekonomi di dalam
negeri dan interaksi diantara para penyelenggara ekonomi.
Penyelenggaraan tersebut mempunyai implikasi terhadap
keadilan^ kemiskinan dan kualitas hidup.
Penyelenggaraan pemerintahan dibidang politik {Poiiticai
governance) adalah proses-proses pembuatan keputusan
untuk formulasi kebijakan. Penyelenggaraan pemerintahan
dibidang administrasi {Administrative governance) adalah
sistem implementasi kebijakan. Oleh karena itu institusi
dari governance meliputi tiga unsur, yaitu negara, sektor
swasta, dan masyarakat, yang saling berinteraksi dan
menjalankan fungsinya masing-masing.
1. Negara berfungsi menciptakan lingkungan politik dan
hukum yang kondusif;
2. Sektor swasta menciptakan peketjaan dan pendapatan,
dan
3. Masyarakat mewadahl interaksi soslal dan politik,
memobilitasi kelompok-kelompok dalam masyarakat
untuk berpartisipasi dalam aktivitas ekonomi, sosial
dan politik.
Negara, sebagai salah satu unsur governance,
adalah termasuk didalamnya lembaga-Iembaga politik
maupun lembaga-Iembaga sektor publik. Sektor swasta
meliputi perusahaan-perusahaan swasta yang bergerak
diberbagai bidang dan sektor informal lain di pasar. Ada
anggapan bahwa sektor swasta adalah bagian dari
masyarakat. Namun demikian sektor swasta dapat
dibedakan dengan masyarakat karena sektor swasta
mempunyai pengaruh terhadap kebijakan-kebijakan sosial
politik dan ekonomi yang dapat menciptakan lingkungan
yang lebih kondusif bagi pasar dan perusahaan-
perusahaan itu sendiri. Sedangkan masyarakat terdiri dari
individual maupun kelompok (balk yang terorganisasi
maupun tidak) yang berinteraksi secara sosial, politik, dan
ekonomi dengan aturan formal maupun tidak formal,
masyarakat meliputi lembaga swadaya masyarakat,
organisasi profesi dan Iain-Iain.
Dengan demikian governance dapat diartikansebagai penyelenggaraan kewenangan politik, ekonomidan administratif dalam menjalankan segala urusan suatunegara diseluruh tingkatan. Hal tersebut meliputi
mekanisme, proses dan hubungan yang sangat kompleksyang tersedia pada warga masyarakat dan kelompok
kemasyarakatan untuk (1) menyampaikan aspiraslnya; (2)mengatasi persellsihannya; serta (3) menyelenggarakanhak-hak dan kewajibannya.
Arti Good dalam Good governance sendiri
mengandung 2 (dua) pengeitian. Pertama, nilai-nilai yangdapat meningkatkan kemampuan rakyat yang dalam
pencapaian tujuan (nasional), kemandirian, pembangunan
berkeianjutan dan keadilan sosial. Kedua, aspek-aspekfungsional dari pemerintahan yang efektif dan efislen
dalam pelaksanaan tugasnya untuk mencapai tujuan
tersebut.
Menurut Bank Dunia, 'Good Governance adalah
peiayanan pubHk yang efisien, sistem pengadilan yang
dapat diandalkan serta pemerintahan yang bertanggung
jawab pada pubiiknya''. Sejalan dengan persyaratan
tersebut, maka pengertian Good Governance mencakup
aspek kehldupan yang luas, meliputi bidang-bidang sosial,
politik dan ekonomi serta berkaitan dengan fungsi-fungsi
badan penyelenggaraan negara, baik eksekutif, legislatifmaupun yudikatif.
Prinsip-prinsip yang terkandung dalam upaya mewujudkanPemerintahan yang baik meliputi :
1. Kepastian Hukum, yang dimaksudkan agarpenyelenggaraan pemerintahan harus didasarkan padahukum dan peraturan perundang-undangan, asaskepatuhan dan keadllan;
2. Keterbukaan yang mengisyaratkan adanya hak
masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar,jujur, dan tidak diskrlmlnatif tentang penyelenggaraan
pemerintahan oleh birokrasi pemerintah dengan tetap
memperhatikan perlindungan hak asasi pribadi,
golongan dan rahasia negara;
3. Akuntabilitas Publik yang menentukan aspek
pertanggung jawaban dari semua kegiatan birokrasi
pemerintah kepada masyarakat sebagai pemegangkedaulatan tertinggi negara; serta
4. Profesionalitas yang mengutamakan keahlian yang
berlandaskan kompetensi, kode etik, dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Atas dasar uraian diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa wujud Pemerintahan yang baik adalah
penyelenggaraan pemerintahan negara yang efisien danefektif, dengan menjaga sinergi interaksi yang konstruktifdiantara negara, sektor swasta dan masyarakat. Olehkarena Pemerintahan yang baik meliputi sistemadministrasi negara, maka upaya mewujudkanPemerintahan yang baik juga merupakan upayamelakukan penyempurnaan pada sistem administrasi
negara yang beriaku pada suatu negara secara
menyeluruh.
Jika diiihat dari ketiga unsur dalam governance,
tampaknya negara menjadi yang paling memegangperanan penting dalam mewujudkan Pemerintahan yang
baik karena fungsi pengaturan yang memfasilitasi sektor
swasta dan masyarakat. Pemerintahan yang baik dapat
dicapai melalui pengaturan yang tepat antara fungsi pasar
dengan fungsi organisasi termasuk organisasi publik
sehingga dicapai transaksi-transaksi dengan biaya paling
rendah. Reran pemerintah melalui kebijakan-kebijakan
publiknya sangat penting dalam memfasilitasi terjadinya
mekanisme pasar yang benar sehingga penyimpangan-
penyimpangan yang terjadi di dalam pasar dapat dihindari.
Oleh karena itu, upaya-upaya perwujudan ke arah
Pemerintahan yang baik dapat dimulai dengan
membangun landasan demokratisasi penyelenggaraan
negara dan bersamaan dengan itu dilakukan upaya
pembenahan penyelenggaraan pemerintahan sehingga
terwujud Pemerintahan yang baik.
III. KEBIJAKAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
Tuntutan untuk mewujudkan Pemerintahan yang
baik di Indonesia merupakan suatu keharusan karena hal
tersebut merupakan tuntutan penyelenggara negara dan
masyarakat. Hal itu tercermin dengan lahirnya beberapa
peraturan perundang-undangan yang berkaltan dengan
kehendak untuk mewujudkan Pemerintahan yang baik,
antara lain : TAP MPR-RI No. XI/MPR/1998 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas KKN; TAP
MPR-RI No. XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan
Otonomi Daerah, Pengaturan, Pembagian, dan
Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yang Berkeadilan,
serta Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah Dalam
Rangka Negara Persatuan Republik Indonesia; TAP MPR-
RI No. IV/MPR/1999 tfentang GBHN Tahun 1999-2004; UU
No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang
Bersih dan Bebas dari KKN; UU No 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan Inpres No. 7
Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah, dan KEPPRES Nomor 44 Tahun 2000 tentang
Komisi Ombudsman Nasional.
Dalam GBHN 1999 — 2004 mengenaiPenyelenggara Negara telah digariskan sebagai berikut:
a. Membersihkan penyelenggara negara dari praktik
korupsi, kolusi, nepotisme dengan memberikan sanksi
seberat-beratnya sesuai dengan ketentuan hukum
yang berlaku, meningkatkan efektivitas pengawasan
internal dan fungsional serta pengawasan masyarakat,
dan mengembangkan etik dan moral.
b. Meningkatkan kualitas aparatur negara dengan
memperbaiki kesejahteraan dan keprofesionalan serta
memberlakukan sistem karier berdasarkan prestasi
dengan prinsip memberikan penghargaan dan sanksi.
c. Melakukan pemeriksaan terhadap kekayaan pejabat
negara dan pejabat pemerintah sebelum dan sesudah
memangku jabatan dengan tetap menjunjung tinggi
hak hukum dan hak asasi manusia.
d. Meningkatkan fungsi dan keprofesionalan birokrasi dan
melayani masyarakat dan akuntabilitasnya dalam
mengelola kekayaan negara secara transparan, bersih,
dan bebas dari penyalahgunaan kekuasaan.
e. Meningkatkan kesejahteraan pegawai negeri dan
Tentara Nasional Indonesia/Kepolisian Negara Republik
10
Indonesia untuk menciptakan aparatur yang bebas dari
korupsi, kolusi, nepotisme, bertanggungjawab,
profesionai, produktif dan eflsien.
f. Memantapkan netralitas politik pegawai negeri dengan
menghargai hak-hak politiknya
Dari sisi pendayagunaan aparatur negara, upaya
mewujudkan Pemerintahan yang baik diarahkan pada 4
(empat) aspek pokok, yaitu :
1. Aspek Kelembagaan
Diarahkan pada upaya mempertegas pernilahan
tugas, wewenang dan tanggungjawab dari seluruh
kornponen kelembagaan pemerintah, mulai dari
Sekretariat Lembaga Tertinggi Negara dan Tinggi
Negara, sampai kepada perangkat Pemerintah
Daerah termasuk transformasi unit organisasi
pemerintah yang memberikan pelayanan menjadi
BUMN, BUMND dan Badan Hukum iainnya, serta
melaksanakan perampingan birokrasi agar efisien
dan efektif.
2. Aspek Kepegawaian
11
Diarahkan untuk terselenggaranya perencanaan,
pembinaan dan pengembangan, serta kesejahteraan
pegawai secara proporsional untuk mewujudkan
sumber daya manusia aparatur yang efektif, efisien,
proporsional dan berkarakter serta tenaminnya merit
system di lingkungan birokrasi.
3. Aspek Ketatalaksanaan
Diarahkan untuk terwujudkan system dan
mekanisme kerja yang benar-benar efektif dan
efisien, baik dalam segi administrasi pemerintahan,
maupun pelayanan kepada masyarakat. Dalam
rangka ini akan diupayakan langkah-langkah
deregulasi dan debirokratisasi terutama untuk
menghilangkan mata rantai pelayanan yang berbeli-
belit dan menghapuskan ekonomi biaya tinggi serta
upaya korporatisasi pelayanan publik untuk lebih
memberdayakan masyarakat dalam kegiatan-
kegiatan pembangunan melalui langkah
menghilangkan campur tangan pemerintah yang
terlalu besar di sektor-sektor publik.
Diupayakan untuk mempercepat proses kerja serta
modernisasi administrasi melalui upaya-upaya
otomatisasi di bidang administrasi perkantoran,
12
penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat
serta system pelaporan keija dari keseluruhan aspek
birokrasi. Dalam abad 21 ini seluruh tata ketja
pemerlntahan diupayakan memanfaatkan kemajuan
teknologi.
4. Aspek Akuntabilitas
Diarahkan untuk memperjelas standar kinetja
aparatur sesuai dengan misi dan tugas pokoknya,
sistem pelaporan hasll keija yang lebih transparan
serta penerapan sanksi yang jelas dan tegas, baik
sanksi adminstratif, perdata maupun pidana.
Pemerintahan yang baik dapat terwujud apabila
terdapat hubungan yang sinergis diantara pemerintah,
sektor swasta dan masyarakat. Upaya mewujudkan
hubungan sinergis tersebut sangat tergantung pada peran
yang dimainkan oleh pemerintah, dalam bentuk
mengaplikasikan kebijakan publik dalam pelaksanaan
tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan.
13