hutan alam sumatera dan keanekaragaman flora -...

38
Hutan Alam Sumatera dan Keanekaragaman Flora Oleh :Jonotoro PenelitI Relawan JIKALAHARI

Upload: dinhduong

Post on 06-Mar-2019

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Hutan Alam Sumatera dan

Keanekaragaman Flora

Oleh :Jonotoro

PenelitI Relawan JIKALAHARI

DASAR PEMIKIRAN

5 Kawasan Koridor Ekosistem Penting di Sumatera

• Menjaga keseimbangan ekosistem pulau yang dapat menopang pembangunan di Sumatera secara lestari. • Upaya pelestarian keanekaragaman hayati, dan kepastian konektivitas kawasan sebagai koridor satwa besar di Pulau Sumatera. • Sumber kehidupan bagi masyarakat lokal yang hidupnya bergantung dari sumber daya hutan. •Upaya pencapaian target pengurangan emisi karbon sebesar 26 %

H U T A N (>)

EKONOMIS

EKOLOGIS

SOSIAL-BUDAYA

Kemanfaatan Hutan

TIPE HUTAN DI INDONESIA

FORMASI KLIMATIS 1. Hutan Hujan Tropis (Tropical rain forest) • Hutan hujan bawah ( 0 s/d 1000 m dpl) • Huan hujan tengah ( 1000 s/d 3300 m dpl) • Hutan hujan atas ( 3.300 s/d 4.100 m dpl)

2. Hutan Gambut (Peat forest) 3. Hutan Musim (Monsoon forest) (C dan D)

FORMASI EDAFIS 1. Hutan Rawa (Swamp forest) 2. Hutan Payau (Mangrove forest) 3. Hutan Pantai (Littoral forest)

BERIKUT INI AKAN DISAMPAIKAN KEANEKARAGAMAN JENIS POHON DI BEBERAPA TIPE HUTAN DI SUMATERA

Biodiversitas Pohon Pada Hutan Hujan Tropis (kawasan Hutan Bukit Tigapuluh dan sekitarnya, Riau – Jambi)

Hutan bekas tebangan (kondisi relatif baik)

No Tingkat Pertumbuhan

Jumlah Jenis

Indek Dominansi

Jenis (C')

1 Semai 23 0,1228

2 Pancang 34 0,0894

3 Tiang 35 0,0398

4 Pohon 44 0,0395

Nilai indeks dominansi tertinggi adalah satu (1,00). Semakin tinggi indeks dominansi menunjukkan dominansi yang semakin dipusatkan pada beberapa jenis, dan sebaliknya jika semakin rendah indeksnya, maka dominansi akan semakin menyebar pada lebih banyak jenis

Sumber: Jonotoro, 2006

No Tingkat Pertumbuhan

Jumlah Jenis

Indek Keragaman

Jenis (H‘)

1 Semai 23 2,6600

2 Pancang 34 2,9364

3 Tiang 35 3,3888

4 Pohon 44 3,4883

Indeks keragaman jenis pada berbagai tingkat pertumbuhan

H' < 1, maka tingkat keragaman rendah 1< H' < 3, maka tingkat keragaman sedang H' > 3, maka tingkat keragaman tinggi

Sumber: Jonotoro, 2006

No Jenis Pohon Status

1 Shorea leprosula Miq EN

2 Dipterocarpus kerrii King CR

3 Shorea parvifolia Dyer ssp parvifolia EN

4 Shorea macrantha Brandis CR

5 Gonystylus affinis Radlk Appendix II

6 Koompassia malaccensis Maingay LR

7 Gonystylus brunnescens Airy Shaw Appendix II

8 Dryobalanops oblongifolia Dyer ssp occidentalis P.S.

Ashton

EN

9 Parashorea aptera Slooten CR

10 Shorea singkawang Miq ssp singkawang CR

11 Dyera costulata Hook. f Lokal

12 Vatica stapfiana King EN

13 Parashorea lucida Kurz CR

15 Shorea conica Slooten CR

17 Shorea bracteolata Dyer EN

18 Shorea acuminata Dyer CR

19 Dipterocarpus crinitus Dyer EN

20 Hopea mengarawan Miq CR

21 Shorea macroptera Dyer ssp macroptera CR

22 Anisoptera costata Korth EN

23 Shorea ovalis Blume ssp ovalis EN

24 Aquilaria malaccensis Lamkey Appendix II

25 Dipterocarpus sublamellatus Foxw EN

Redlist Species Kawasan Hutan Bukit Tigapuluh

No Jenis Pohon Status

26 Dipterocarpus rigidus Ridl CR

27 Shorea johorensis Foxw CR

28 Dipterocarpus grandiflorus Blanco CR

29 Shorea dasyphylla Foxw EN

30 Anisoptera marginata Korth EN

31 Dipterocarpus elongatus Korth CR

32 Shorea pauciflora King EN

33 Dipterocarpus gracilis Blume CR

35 Shorea falcifera Dyer ex Brandis EN

36 Shorea peltata Symington CR

37 Hopea sangal Korth CR

Lanjutan

Diluar plot pengamatan, Johannesteijmannia altifrons H.E. Moore (salo). Jenis ini merupakan endemik yang hanya ditemukan di Sumatera, Kalimantan bagian barat, Thailand selatan, dan malaysia

Biodiversitas Pohon Pada Hutan Gambut Tasik Pulau Besar ( Semenanjung Kampar , Riau) Kondisi hutan sangat baik (belum ditebang)

No Tingkat Pertumbuhan

Jumlah Jenis

Indek Dominansi

Jenis (C')

1 Semai 35 0,0588

2 Pancang 42 0,0416

3 Tiang 35 0,0479

4 Pohon 40 0,0604

Nilai indeks dominansi tertinggi adalah satu (1,00). Semakin tinggi indeks dominansi menunjukkan dominansi yang semakin dipusatkan pada beberapa jenis, dan sebaliknya jika semakin rendah indeksnya, maka dominansi akan semakin menyebar pada lebih banyak jenis

Sumber: Jonotoro, 2007,2008

No Tingkat Pertumbuhan

Jumlah Jenis

Indek Keragaman

Jenis (H‘)

1 Semai 35 3,1777

2 Pancang 42 3,4096

3 Tiang 35 3,2440

4 Pohon 40 3,1718

Indeks keragaman jenis pada berbagai tingkat pertumbuhan

H' < 1, maka tingkat keragaman rendah 1< H' < 3, maka tingkat keragaman sedang H' > 3, maka tingkat keragaman tinggi

Sumber: Jonotoro, 2006

Redlist Species Hutan Rawa Gambut di Semenanjung Kampar

No Nama Jenis Status

1 Gonystylus bancanus Kurz (ramin) Appendix II, Anotasi 1 (CITES)

2 Shorea teysmaniana Dyer (meranti lilin) EN A1 (IUCN)

3 Vatica pauciflora Blume (resak paya) EN A1 (IUCN)

4 Shorea platycarpa Heim (meranti kait) CR A1 Cd (IUCN)

5 Shorea macrantha Sym(meranti merah) CR A1 Cd (IUCN)

6 Anisoptera marginata Korth (mersawa) EN A1 (IUCN)

7 Shorea hemsleyana King ssp hemsleyana (meranti merah)

CR (IUCN)

8 Shorea uliginosa Foxw (meranti bakau) VU A1 Cd (IUCN)

9 Cystostachys lakka Becc (palem merah) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7, tahun 1999

10 Nephentes spp (kantung semar) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7, tahun 1999

Sumber: Jonotoro, 2007,2008

Biodiversitas Pohon Pada Hutan Hujan Tropis (kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Lampung)

Patok 50, Sedayu

Kondisi Hutan Relatif baik (LOA)

No Tingkat Pertumbuhan

Jumlah Jenis

Indek Domnansi

Jenis (C')

1 Semai 15 0,2064

2 Pancang 15 0,0956

3 Tiang 10 0,1224

4 Pohon 37 0,0393

Sumber: Jonotoro, 2008

No Tingkat Pertumbuhan

Jumlah Jenis

Indek Keragaman

Jenis (H‘)

1 Semai 15 2,1701

2 Pancang 15 2,5430

3 Tiang 10 2,1140

4 Pohon 37 3,4192

Indeks keragaman jenis pada berbagai tingkat pertumbuhan

Menurut kriteria IUCN, pada plot seluas 1 Ha ditemukan empat jenis pohon berstatus sangat langka (CR) 1.Dipterocarpus gracilis Blume; 2. D. grandiflorus Blanco; 3. Shorea ovalis Blume ssp sericea Dyer; 4. Vatica wallichii

Sumber: Jonotoro, 2008

•Hutan Hujan Tropis Hutan Hujan Bawah dan Tengah •Kondisi hutan masih sangat baik (Sebagian Belum ditebang) •Topograpi relatif berat • Status Hutan produksi terbatas

Habitat Orangutan Sumatera

Beberapa Jenis (Dipterocarpaceae) : 1. Shorea acuminata (CR) 2. Shorea platyclados (EN) 3. Cotylelobium lanceolatum (VU) 4. Dipterocarpus cornutus (CR) 5. Vatica wallichii (non)

Sumber: Jonotoro, 2009

Dipterocarpus cornutus Dyer (CR)

Vatica wallichii

Cotylelobium lanceolatum (VU)

Dacrydium comosum (EN)

Nephenthes sp

SIFAT GAMBUT YANG PERLU DIWASPADAI

HUTAN GAMBUT

SIFAT GAMBUT

1. KEMAMPUAN MENYIMPAN AIR 15-20 KALI BERAT KERING GAMBUT TERSEBUT (Fungsi Hydrologi)

2. HYDROPOBICITY/KERING TAK BALIK ( rawan kebakaran, bahayanya kanal yang

dalam). 3. KEMAMPUAN MELEPAS AIR KEARAH

HORIZONTAL LEBIH BESAR DI BANDING KEARAH VERTIKAL

( Kanal gambut cepat kering)

DAMPAK AKIBAT PEMBUKAAN LAHAN GAMBUT

TURUNNYA “WATER TABLE”:

1. CO2 dan CH4 semakin banyak Lepas ke udara (Green House Effect) Global Warming 2. Tanaman akan keracunan Pyrit (FeS2), karena an aerob aerob (Stagnasi atau mati) 3. Suhu (permukaan) gambut dapat mencapai 70

C (rawan kebakaran) 4. Penurunan permukaan gambut/Amblas (Subsidence); Pohon roboh

K A N A L

Foto: Jonotoro, 2009

TURUNNYA WATER TABLE AKIBAT KANAL

Pohon alam mati, diduga kuat karena keracunan Pyrit (FeS2)

Roboh karena subsidensi dan angin

Suaka Margasatwa Zamrud (gambut) dikelilingi areal non hutan alam

Waspadai kanal

Konsesi (HTI)

KONDISI SUAKA MARGASATWA

BALAI RAJA (Riau)

Jika Lapisan Gambut terbakar, Berapa Ton CO2 yang lepas ke udara ??

A

B

C

Contoh Lapisan Gambut pada Hutan Alam Gambut Semenanjung Kampar

SAPRIK (110 cm) C=1381,49 ton/ha

HEMIK (185 cm) C=1523,81 ton/ha

FIBRIK (425 cm)

C=2329,11 ton/ha

720 CM

Kandungan Karbon (C) = 5234,41 Ton/Ha CO2 = 44/12 x 5234,41= 19192,84 Ton/Ha

KANDUNGAN KARBON PADA VEGETASI HUTAN ALAM

HUTAN ALAM GAMBUT (Semenanjung Kampar) Pada Hutan Relatif Baik (LOA/Logged over area)

54,31 – 68,3 ton/Ha Pada hutan sekunder 25,27 – 27,50 ton/Ha.

HUTAN ALAM TANAH MINERAL (LOA, relatif baik)

207, 54 Ton/Ha Taman Nasional Tesso-Nilo 141,26 ton/ha Hutan Lindung Bukit Suligi

Sumber: Jonotoro, 2009 dan 2011

Menyelamatkan Hutan, Berarti Menyelamatkan Mereka

• HR Bukhari :

“ Tidaklah seorang muslim yang menanam suatu tanaman, lalu dimakan oleh burung, manusia ataupun binatang, kecuali hal itu

(dinilai sebagai) sedekah baginya”

“ Jikalau kamu dipastikan mati esok pagi, sementara di tanganmu terdapat

benih korma, maka tanamlah !”

DEMIKIAN PAPARAN SINGKAT INI, MOHON MAAF JIKA TERDAPAT KEKURANGAN, DAN

SEMOGA BERMANFAAT (amin)