hubungan terapi musik klasik terhadap peningkatan kualitas tidur lansia di panti asuhan

13
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usia lanjut adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik, yang di mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagai mana di ketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia mempunyai kemampuan reproduksi dan melahirkan anak. Ketika kondisi hidup berubah, seseorang akan kehilangan tugas dan fungsi ini, dan memasuki selanjutnya, yaitu usia lanjut, kemudian mati. Bagi manusia yang normal, siapa orangnya, tentu telah siap menerima keadaan baru dalam setiap fase hidupnya dan mencoba menyesuaikan diri dengan kondisi lingkunganya (Darmojo, 2004). Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia. Sedangkan menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13 Tahun 1998 tentang kesehatan dikatakan 1

Upload: chue-imon-satukosong

Post on 12-Apr-2016

110 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

journal

TRANSCRIPT

Page 1: Hubungan Terapi Musik Klasik Terhadap Peningkatan Kualitas Tidur Lansia Di Panti Asuhan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Usia lanjut adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik,

yang di mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagai

mana di ketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia mempunyai

kemampuan reproduksi dan melahirkan anak. Ketika kondisi hidup

berubah, seseorang akan kehilangan tugas dan fungsi ini, dan memasuki

selanjutnya, yaitu usia lanjut, kemudian mati. Bagi manusia yang normal,

siapa orangnya, tentu telah siap menerima keadaan baru dalam setiap

fase hidupnya dan mencoba menyesuaikan diri dengan kondisi

lingkunganya (Darmojo, 2004).

Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur

kehidupan manusia. Sedangkan menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No.

13 Tahun 1998 tentang kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah

seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (Maryam dkk,

2008). Berdasarkan defenisi secara umum, seseorang dikatakan lanjut

usia (lansia) apabila usianya 65 tahun ke atas. Lansia bukan suatu

penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan

yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi

dengan stres lingkungan. Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh

kegagalan seseorang untuk mempertahankan keseimbangan terhadap

1

Page 2: Hubungan Terapi Musik Klasik Terhadap Peningkatan Kualitas Tidur Lansia Di Panti Asuhan

kondisi stres fisiologis. Kegagalan ini berkaitan dengan penurunan daya

kemampuan untuk hidup serta peningkatan kepekaan secara individual

(Efendi, 2009). Penetapan usia 65 tahun ke atas sebagai awal masa lanjut

usia (lansia) dimulai pada abad ke-19 di negara Jerman. Usia 65 tahun

merupakan batas minimal untuk kategori lansia. Namun, banyak lansia

yang masih menganggap dirinya berada pada masa usia pertengahan.

Usia kronologis biasanya tidak memiliki banyak keterkaitan dengan

kenyataan penuaan lansia. Setiap orang menua dengan cara yang

berbeda-beda, berdasarkan waktu dan riwayat hidupnya. Setiap lansia

adalah unik, oleh karena itu perawat harus memberikan pendekatan yang

berbeda antara satu lansia dengan lansia lainnya (Potter & Perry, 2009).

Jumlah penduduk lanjut usia di dunia pada tahun 2007 sebesar

18,96 juta jiwa dan meningkat menjadi 20.547.541 pada tahun 2009

(U.S. Census Bureau International Data Base 2009). Jumlah penduduk

lanjut usia di indonesia pada tahun 2006 sebesar 19 juta jiwa atau 8,9%

dengan usia harapan hidup 66,2 tahun dan pada tahun 2010 meningkat

sebesar 23,9 juta jiwa atau 9,77% dengan usia harapan hidup 67,4 tahun

(Badan Pusat Statistik 2010)

Peningkatan jumlah lanjut usia akibat peningkatan usia harapan

hidup akan menyebabkan masalah di bidang kesehatan antara lain

perasaan tidak berguna, mudah sedih, stres, depresi, ansietas, demensia,

delirium dan mengalami gangguan tidur baik kualitas maupun

kuantitasnya (Wayan 2006). Gangguan tidur yang dialami oleh lanjut

2

Page 3: Hubungan Terapi Musik Klasik Terhadap Peningkatan Kualitas Tidur Lansia Di Panti Asuhan

usia antara lain sering terjaga pada malam hari, sering terbangun pada

dini hari, sulit untuk tertidur, dan rasa lelah pada siang hari (Davison dan

Neale 2006). Faktor yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan tidur

pada lanjut usia antara lain perubahan lingkungan sosial, penggunaan

obat-obatan yang meningkat, penyakit dan perubahan aktivitas (Prayitno

2002). Prevalensi gangguan tidur pada lanjut usia cukup tinggi,

dilaporkan 40-50% dari populasi lanjut usia di dunia menderita gangguan

tidur (Sadock dan Sadock 2007).

Beberapa dampak dari gangguan tidur pada lanjut usia antara lain

penurunan nafsu makan, kelemahan / kelelahan, peningkatan angka

kejadian kecelakaan baik di rumah maupun di jalan, terjatuh, iritabilitas,

menyebabkan emosi menjadi tidak stabil, sulit untuk berkonsentrasi, dan

kesulitan dalam mengambil suatu keputusan (Wold 2004). Dampak

tersebut lebih tinggi pada seseorang yang lama tidurnya lebih dari 9 jam

atau kurang dari 6 jam per hari bila dibandingkan dengan seseorang yang

lama tidurnya antara 7-8 jam per hari (Marcel dan Lumempouw 2009).

3

Page 4: Hubungan Terapi Musik Klasik Terhadap Peningkatan Kualitas Tidur Lansia Di Panti Asuhan

Cara yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah kualitas tidur

terdiri dari terapi farmakologi dan nonfarmakologi. Terapi farmakologi

yang biasa digunakan dan dianggap paling efektif adalah obat tidur,

dimana jika digunakan terus-menerus akan mengalami ketergantungan

(Soemardini, Suharsono dan Kusuma 2013). Terapi nonfarmakologi

untuk mengatasi gangguan tidur yaitu terapi pengaturan tidur, terapi

psikologi, dan terapi relaksasi. Terapi pengaturan tidur ditujukan untuk

mengatur jadwal tidur penderita mengikuti irama sirkadian tidur normal

penderita dan penderita harus disipilin menjalankan waktu tidurnya.

Terapi psikologi ditujukan untuk mengatasi gangguan jiwa atau stress

berat yang menyebabkan penderita sulit tidur. Terapi relaksasi dapat

dilakukan dengan cara relaksasi nafas dalam, relaksasi otot progresif,

latihan pasrah diri, terapi music.

Penggunaan terapi musik ditentukan oleh intervensi musikal

dengan maksud memulihkan, merelaksasi, menjaga, memperbaiki emosi,

fisik, psikologis, dan kesehatan serta kesejahteraan spiritual (Djohan

2006).

4

Page 5: Hubungan Terapi Musik Klasik Terhadap Peningkatan Kualitas Tidur Lansia Di Panti Asuhan

Penelitan yang berkaitan dengan kualitas tidur pada lanjut usia yaitu

penelitian dengan judul pengaruh terapi musik terhadap kualitas tidur

penderita insomnia pada lanjut usia (lansia) di panti jompo graha kasih

bapa kabupaten kubu raya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti

saat studi pendahuluan didapatkan bahwa di Panti Jompo Graha Kasih

Bapa Kabupaten Kubu Raya dari 36 jumlah lansia didapatkan prevalensi

sekitar 50% lansia yang mengalami insomnia. Dari hasil wawancara

juga didapatkan keterangan bahwa belum ada intervensi yang tepat

dalam mengatasi masalah gangguan tidur khusunya Insomnia (Arina

Merlianti 2014)

5

Page 6: Hubungan Terapi Musik Klasik Terhadap Peningkatan Kualitas Tidur Lansia Di Panti Asuhan

1.2 Rumusan Masalah

Lansia mengalami penurunan kondisi dan fungsi tubuh salah satunya

penurunan kualitas tidur yaitu insomnia. Terapi musik adalah salah satu

bentuk penyembuhan dengan distraksi secara nonfarmakologi untuk

mengobati atau mengurangi gejala insomnia. Mendengarkan musik sampai

saat ini menjadi metode relaksasi yang sering dilakukan untuk mengatasi

kesulitan tidur karena musik merupakan cara yang mudah untuk mengalihkan

perhatian, musik lebih sederhana, mudah dimengerti dan hampir semua orang

menyukainya.

Rumusan masalah dalam penilitian ini adalah “Adakah pengaruh terapi

musik klasik terhadap peningkatan kualitas tidur lansia ?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Mengetahui pengaruh terapi musik klasik terhadap

peningkatan kualitas tidur lansia

1.3.2 Tujuan khusus

1. Mengetahui kualitas tidur pada lansia sebelum diberikan terapi

musik klasik

2. Mengetahui kualitas tidur pada lansia sesudah diberikan terapi

musik klasik

3. Mengetahui pengaruh pemberian terapi musik klasik terhadap

kualitas tidur lansia

6

Page 7: Hubungan Terapi Musik Klasik Terhadap Peningkatan Kualitas Tidur Lansia Di Panti Asuhan

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil yang diperoleh dalam penelitian diharapkan dapat

memberikan manfaat kepada :

1.4.1 Bagi panti

Dapat digunakan sebagai acuan informasi dan masukan untuk

mengatasi gangguan tidur khususnya pada lanjut usia dengan

pemberian terapi musik klasik

1.4.2 Bagi pendidikan

Sebagai bahan referensi untuk meningkatkan pengetahuan dan

dapat diterapkan dalam pembelajaran untuk penanganan gangguan

tidur tentang pengaruh terapi musik klasik terhadap peningkatan

kualitas tidur lansia

1.4.3 Bagi peneliti lain

Dapat menambah pengetahuan dan bahan masukan bagi peneliti

yang selanjutnya mengenai terapi nonfarmakologi yang dapat

digunakan untuk mengatasi gangguan kualitas tidur

1.4.4 Bagi peneliti

Menambah ilmu pengetahuan melalui penelitian tentang pengaruh

terapi musik klasik terhadap peningkatan kualitas tidur lansia

sehingga dapat memberikan terapi nonfarmakologi yang efektif

untuk meningkatkan kualitas tidur lansia

7

Page 8: Hubungan Terapi Musik Klasik Terhadap Peningkatan Kualitas Tidur Lansia Di Panti Asuhan

8