hubungan terapi musik klasik terhadap peningkatan kualitas tidur lansia di panti asuhan
DESCRIPTION
journalTRANSCRIPT
![Page 1: Hubungan Terapi Musik Klasik Terhadap Peningkatan Kualitas Tidur Lansia Di Panti Asuhan](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022072108/5695d4eb1a28ab9b02a34d55/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Usia lanjut adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik,
yang di mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagai
mana di ketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia mempunyai
kemampuan reproduksi dan melahirkan anak. Ketika kondisi hidup
berubah, seseorang akan kehilangan tugas dan fungsi ini, dan memasuki
selanjutnya, yaitu usia lanjut, kemudian mati. Bagi manusia yang normal,
siapa orangnya, tentu telah siap menerima keadaan baru dalam setiap
fase hidupnya dan mencoba menyesuaikan diri dengan kondisi
lingkunganya (Darmojo, 2004).
Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur
kehidupan manusia. Sedangkan menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No.
13 Tahun 1998 tentang kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah
seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (Maryam dkk,
2008). Berdasarkan defenisi secara umum, seseorang dikatakan lanjut
usia (lansia) apabila usianya 65 tahun ke atas. Lansia bukan suatu
penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan
yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi
dengan stres lingkungan. Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh
kegagalan seseorang untuk mempertahankan keseimbangan terhadap
1
![Page 2: Hubungan Terapi Musik Klasik Terhadap Peningkatan Kualitas Tidur Lansia Di Panti Asuhan](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022072108/5695d4eb1a28ab9b02a34d55/html5/thumbnails/2.jpg)
kondisi stres fisiologis. Kegagalan ini berkaitan dengan penurunan daya
kemampuan untuk hidup serta peningkatan kepekaan secara individual
(Efendi, 2009). Penetapan usia 65 tahun ke atas sebagai awal masa lanjut
usia (lansia) dimulai pada abad ke-19 di negara Jerman. Usia 65 tahun
merupakan batas minimal untuk kategori lansia. Namun, banyak lansia
yang masih menganggap dirinya berada pada masa usia pertengahan.
Usia kronologis biasanya tidak memiliki banyak keterkaitan dengan
kenyataan penuaan lansia. Setiap orang menua dengan cara yang
berbeda-beda, berdasarkan waktu dan riwayat hidupnya. Setiap lansia
adalah unik, oleh karena itu perawat harus memberikan pendekatan yang
berbeda antara satu lansia dengan lansia lainnya (Potter & Perry, 2009).
Jumlah penduduk lanjut usia di dunia pada tahun 2007 sebesar
18,96 juta jiwa dan meningkat menjadi 20.547.541 pada tahun 2009
(U.S. Census Bureau International Data Base 2009). Jumlah penduduk
lanjut usia di indonesia pada tahun 2006 sebesar 19 juta jiwa atau 8,9%
dengan usia harapan hidup 66,2 tahun dan pada tahun 2010 meningkat
sebesar 23,9 juta jiwa atau 9,77% dengan usia harapan hidup 67,4 tahun
(Badan Pusat Statistik 2010)
Peningkatan jumlah lanjut usia akibat peningkatan usia harapan
hidup akan menyebabkan masalah di bidang kesehatan antara lain
perasaan tidak berguna, mudah sedih, stres, depresi, ansietas, demensia,
delirium dan mengalami gangguan tidur baik kualitas maupun
kuantitasnya (Wayan 2006). Gangguan tidur yang dialami oleh lanjut
2
![Page 3: Hubungan Terapi Musik Klasik Terhadap Peningkatan Kualitas Tidur Lansia Di Panti Asuhan](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022072108/5695d4eb1a28ab9b02a34d55/html5/thumbnails/3.jpg)
usia antara lain sering terjaga pada malam hari, sering terbangun pada
dini hari, sulit untuk tertidur, dan rasa lelah pada siang hari (Davison dan
Neale 2006). Faktor yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan tidur
pada lanjut usia antara lain perubahan lingkungan sosial, penggunaan
obat-obatan yang meningkat, penyakit dan perubahan aktivitas (Prayitno
2002). Prevalensi gangguan tidur pada lanjut usia cukup tinggi,
dilaporkan 40-50% dari populasi lanjut usia di dunia menderita gangguan
tidur (Sadock dan Sadock 2007).
Beberapa dampak dari gangguan tidur pada lanjut usia antara lain
penurunan nafsu makan, kelemahan / kelelahan, peningkatan angka
kejadian kecelakaan baik di rumah maupun di jalan, terjatuh, iritabilitas,
menyebabkan emosi menjadi tidak stabil, sulit untuk berkonsentrasi, dan
kesulitan dalam mengambil suatu keputusan (Wold 2004). Dampak
tersebut lebih tinggi pada seseorang yang lama tidurnya lebih dari 9 jam
atau kurang dari 6 jam per hari bila dibandingkan dengan seseorang yang
lama tidurnya antara 7-8 jam per hari (Marcel dan Lumempouw 2009).
3
![Page 4: Hubungan Terapi Musik Klasik Terhadap Peningkatan Kualitas Tidur Lansia Di Panti Asuhan](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022072108/5695d4eb1a28ab9b02a34d55/html5/thumbnails/4.jpg)
Cara yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah kualitas tidur
terdiri dari terapi farmakologi dan nonfarmakologi. Terapi farmakologi
yang biasa digunakan dan dianggap paling efektif adalah obat tidur,
dimana jika digunakan terus-menerus akan mengalami ketergantungan
(Soemardini, Suharsono dan Kusuma 2013). Terapi nonfarmakologi
untuk mengatasi gangguan tidur yaitu terapi pengaturan tidur, terapi
psikologi, dan terapi relaksasi. Terapi pengaturan tidur ditujukan untuk
mengatur jadwal tidur penderita mengikuti irama sirkadian tidur normal
penderita dan penderita harus disipilin menjalankan waktu tidurnya.
Terapi psikologi ditujukan untuk mengatasi gangguan jiwa atau stress
berat yang menyebabkan penderita sulit tidur. Terapi relaksasi dapat
dilakukan dengan cara relaksasi nafas dalam, relaksasi otot progresif,
latihan pasrah diri, terapi music.
Penggunaan terapi musik ditentukan oleh intervensi musikal
dengan maksud memulihkan, merelaksasi, menjaga, memperbaiki emosi,
fisik, psikologis, dan kesehatan serta kesejahteraan spiritual (Djohan
2006).
4
![Page 5: Hubungan Terapi Musik Klasik Terhadap Peningkatan Kualitas Tidur Lansia Di Panti Asuhan](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022072108/5695d4eb1a28ab9b02a34d55/html5/thumbnails/5.jpg)
Penelitan yang berkaitan dengan kualitas tidur pada lanjut usia yaitu
penelitian dengan judul pengaruh terapi musik terhadap kualitas tidur
penderita insomnia pada lanjut usia (lansia) di panti jompo graha kasih
bapa kabupaten kubu raya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti
saat studi pendahuluan didapatkan bahwa di Panti Jompo Graha Kasih
Bapa Kabupaten Kubu Raya dari 36 jumlah lansia didapatkan prevalensi
sekitar 50% lansia yang mengalami insomnia. Dari hasil wawancara
juga didapatkan keterangan bahwa belum ada intervensi yang tepat
dalam mengatasi masalah gangguan tidur khusunya Insomnia (Arina
Merlianti 2014)
5
![Page 6: Hubungan Terapi Musik Klasik Terhadap Peningkatan Kualitas Tidur Lansia Di Panti Asuhan](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022072108/5695d4eb1a28ab9b02a34d55/html5/thumbnails/6.jpg)
1.2 Rumusan Masalah
Lansia mengalami penurunan kondisi dan fungsi tubuh salah satunya
penurunan kualitas tidur yaitu insomnia. Terapi musik adalah salah satu
bentuk penyembuhan dengan distraksi secara nonfarmakologi untuk
mengobati atau mengurangi gejala insomnia. Mendengarkan musik sampai
saat ini menjadi metode relaksasi yang sering dilakukan untuk mengatasi
kesulitan tidur karena musik merupakan cara yang mudah untuk mengalihkan
perhatian, musik lebih sederhana, mudah dimengerti dan hampir semua orang
menyukainya.
Rumusan masalah dalam penilitian ini adalah “Adakah pengaruh terapi
musik klasik terhadap peningkatan kualitas tidur lansia ?”
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Mengetahui pengaruh terapi musik klasik terhadap
peningkatan kualitas tidur lansia
1.3.2 Tujuan khusus
1. Mengetahui kualitas tidur pada lansia sebelum diberikan terapi
musik klasik
2. Mengetahui kualitas tidur pada lansia sesudah diberikan terapi
musik klasik
3. Mengetahui pengaruh pemberian terapi musik klasik terhadap
kualitas tidur lansia
6
![Page 7: Hubungan Terapi Musik Klasik Terhadap Peningkatan Kualitas Tidur Lansia Di Panti Asuhan](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022072108/5695d4eb1a28ab9b02a34d55/html5/thumbnails/7.jpg)
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil yang diperoleh dalam penelitian diharapkan dapat
memberikan manfaat kepada :
1.4.1 Bagi panti
Dapat digunakan sebagai acuan informasi dan masukan untuk
mengatasi gangguan tidur khususnya pada lanjut usia dengan
pemberian terapi musik klasik
1.4.2 Bagi pendidikan
Sebagai bahan referensi untuk meningkatkan pengetahuan dan
dapat diterapkan dalam pembelajaran untuk penanganan gangguan
tidur tentang pengaruh terapi musik klasik terhadap peningkatan
kualitas tidur lansia
1.4.3 Bagi peneliti lain
Dapat menambah pengetahuan dan bahan masukan bagi peneliti
yang selanjutnya mengenai terapi nonfarmakologi yang dapat
digunakan untuk mengatasi gangguan kualitas tidur
1.4.4 Bagi peneliti
Menambah ilmu pengetahuan melalui penelitian tentang pengaruh
terapi musik klasik terhadap peningkatan kualitas tidur lansia
sehingga dapat memberikan terapi nonfarmakologi yang efektif
untuk meningkatkan kualitas tidur lansia
7
![Page 8: Hubungan Terapi Musik Klasik Terhadap Peningkatan Kualitas Tidur Lansia Di Panti Asuhan](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022072108/5695d4eb1a28ab9b02a34d55/html5/thumbnails/8.jpg)
8