hubungan sikap terhadap thin-ideal dan...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN SIKAP TERHADAP THIN-IDEAL DAN
KECENDERUNGAN GANGGUAN MAKAN PADA
MAHASISWI
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi
syarat-syarat mencapai gelar Sarjana Psikologi
Oleh:
ALMIRA RAHMA DEVI
NIM : 106070002190
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M
Motto
My motto, comes from my fave Inspiration & author Goethoe and Rhonda byne. It’s figure me how to be a dreamer.
Yes, I fully admit that I’m a dreamer.
“Whatever I can do or dream, i can do” (Goethoe) “Chanelling the universe” (Rhonda bynes)
The key of my happiness is having dream, the key of my
success is making that dreams come true.
LIVE MY FAB LIFE
Full surprises and unexpected moment Much pleasure that i can be found
love of my life!
Cheers and regard
Almira Rahma Devi
Dedicated
Especially i’m gonna say thanks a lot for my mom as single parent’s, who is give me her strenght. i hurt by hurting u, mom and i don’t wanna see u sad but
made u pride with my best! My Daddy, i love him so much!
U always support me and give me spirit Thanks a lot ,Mama “Bawah”,the nice step mother, "my lovely
sista; Adella and vani, achieve u’r passion too,sista! Lovely Granny, Miss Icha, Sekar, uni ped, Bundo, Makwo, Uncu and
om Maksus with u’r all supported me., last but not least for my lil' sista, tilla!
KATA PENGANTAR
In the name of Allah, the Beneficient, The Merciful
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Syukur Alhamdullilah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, The Greatest
Almighty God of Universe, thy Lord who createth, and teacheth by pen. I’m slave
when I prayeth. Karena berkat rahmat dan karunia-Nya setiap saat, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Sikap terhadap
Thin-ideal dan Kecenderungan Gangguan Makan pada Mahasiswi”. Shalawat
serta salam semoga tetap Allah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, atas
segala perjuangannya sehingga kita dapat merasakan indahnya hidup dibawah
naungan Islam.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak dapat terlepas dari
bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis mengucapkan
rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah, Bapak Jahja Umar, Ph. D
yang telah banyak memberikan pengarahan dan perhatian kepada penulis
selama ini menjalani proses perkuliahan dan penyusunan skripsi ini.
2. Pembimbing akademik Ibu S. Evangeline I. Suaidy, M.Si.,Psi atas
bimbingannya selama penulis menjalani perkuliahan.
3. Pembimbing skripsi Bapak Abdul Rahman Shaleh, M.Si dan Ibu S.
Evangeline I. Suaidy, M.Si., P.Si. Terimakasih banyak telah membimbing,
mengarahkan serta memberikan saran dan wawasan sebagai masukan dalam
penyusunan skripsi ini pada penulis.
4. Penguji skripsi yang baik hati Bapak Drs. Rachmat Mulyono, M.Si.,Psi dan
Ibu S. Evangeline I. Suaidy, M.Si., P.Si. Terimakasih banyak telah
membimbing, mengarahkan serta memberikan saran dan wawasan sebagai
masukan dalam penyusunan skripsi ini pada penulis.
5. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan ilmu dan pengetahuannya dengan kesabaran dan keikhlasan.
6. Yang paling penulis hormati dan sayangi, Bapak Alfian Rustam dan Ibu
Asnita Dewi yang senantiasa memberikan dukungan serta doa dalam proses
penyelesaian skripsi ini.
7. My lovely sista, Ms. Ade. Yang sukses buat Mama&Papa bangga. I’ll be the
next,sista!! d^_^b
8. Yang selalu support penulis dan saling mengingatkan untuk selesaikan skripsi
sebaik mungkin, Jeng Baiti, Jeng Merylin, Susi, Likha, Muti, dan Qori.
9. Para mahasiswi yang telah bersedia menjadi partisipan dalam penelitian ini.
10. Teman-teman seperjuangan penulis untuk mendapatkan ilmu di kelas A
angkatan 2006
11. Staff bagian Akademik, Umum, dan Keuangan Fakultas Psikologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
12. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, karena dukungan moral
serta pengertian mereka penulis bisa menyelesaikan laporan ini.
Hanya asa dan doa yang penulis panjatkan semoga pihak yang membantu
penyelesaian skripsi ini mendapatkan balasan yag berlipat ganda dari Allah SWT,
amiin.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah diharapkan untuk
menyempurnakan skripsi ini.
Akhir kata, besar harapan penulis semoga skripsi ini memberikan manfaat
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi siapa saja yang membaca.
Jakarta, 29 November 2010
Elmira Braun
ABSTRAK
(A) Fakultas Psikologi (B) November 2010 (C) Almira Rahma Devi (D) Hubungan Sikap terhadap Thin-ideal dan Kecenderungan Gangguan Makan
pada Mahasiswi (E) 53 Halaman + 23 Lampiran
Seiring meningkatnya gaya hidup konsumtif, dewasa ini restoran cepat saji dengan berbagai menu makanan menjamur, demikian juga tempat-tempat makan cepat saji, dan banya majalah serta program televisi tentang masak-memasak hingga jajanan kuliner. Pada saat yang sama, pengurangan berat badan menjadi keinginan besar pada remaja untuk bertubuh langsing dan menarik. Melihat minat yang sangat besar terhadap makanan dan makan itu sendiri, tidak mengherankan bahwa aspek perilaku manusia ini dapat mengalami gangguan. Gangguan fungsional pada perilaku yang berkaitan dengan makan ini dikenal dengan istilah gangguan makan.
Berbagai faktor penyebab gangguan makan, adalah model sosial-budaya. Pada model ini, faktor gender, identitas, dan ruang sosial mempengaruhi munculnya gangguan makan. Penelitian ini mengangkat tiga komponen gangguan makan yang dikemukakan Garner et.al (1982) yaitu perilaku diet, bulimia dan kesenangan pada makanan, dan kontrol oral.
Pada perilaku diet yang merupakan salah satu aspek dari gangguan makan, memiliki peran penting pada minat terhadap kurus yang dipengaruhi sikap terhadap thin-ideal. Berdasarkan studi sebelumnya desire becoming thinner and keinginan untuk kurus dan semakin lebih percaya diri menjadi alasan remaja putri dan perempuan untuk melakukan diet.
Peneliti ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sikap terhadap thin-ideal dan kecenderungan gangguan makan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dan metode korelasi untuk mengetahui apakah ada hubungan sikap terhadap thin-ideal dan kecenderungan gangguan makan.
Responden penelitian berjumlah 100 orang yang ditentukan dengan teknik accidental sampling dengan karakteristik usia 17-23 tahun dengan status mahasiswi mewakili tahap perkembangan masa remaja akhir dan dewasa awal yang menurut Santrock, rentan mengalami gangguan makan.
Instrumen penelitian yang digunakan berupa skala yang terdiri dari skala sikap terhadap thin-ideal dengan jumlah 32 item dan skala EAT-26 yang berjumlah 16 item dengan nilai reliabilitas masing-masing skala. Untuk skala sikap terhadap thin-ideal dengan nilai reliabilitas sebesar 0909, dan skala EAT-26 dengan nilai reliabilitas sebesar 0,907.
Untuk menguji hipotesa, peneliti menggunakan teknik statistik yaitu Spearman. Data Statistik menunjukkan nilai korelasi sebesar -0.471 yang
berarti bahwa Ho ditolak. Ditolaknya Ho ini berarti bahwa terdapat hubungan antara sikap terhadap thin-ideal dan kecenderungan gangguan makan. Arah kedua variabel ini negatif, dengan kata lain, semakin negatif sikap terhadap thin-ideal semakin tinggi kecenderungan gangguan makan.
Hasil dari diskusi ini adalah sikap terhadap thin-ideal berhubungan dengan kecenderungan gangguan makan pada mahasiswi ini berarti langkah selanjutnya dalam penelitian kecenderungan gangguan makan selajutnya diharapkan memperhatikan variabel sikap terhadap thin-ideal.
(F) Bahan bacaan : 13 (dari tahun 1982-2010) + 1 skripsi + 4 jurnal + 4 pustaka online.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
MOTTO
DEDICATED
KATA PENGANTAR
ABSTRACT
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................1-9
1.2 Identifikasi Masalah ................................................................9-10
1.2.1 Pembatasan Masalah ....................................................9
1.2.2 Perumusan Masalah .....................................................10
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................10
1.4 Sistematika penulisan ...............................................................11
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengantar .................................................................................12
2.2 Kajian Teori .............................................................................12
2.2.1 Gangguan Makan
2.2.1.1 Pengertian Gangguan Makan ...............................12
2.2.1.2 Macam-macam Gangguan Makan .......................13
2.2.1.3 Aspek-aspek Gangguan Makan ............................18
2.2.1.4 Faktor-faktor Penyebab Munculnya
Gangguan Makan .................................................18
2.2.2 Sikap terhadap Thin-ideal
2.2.2.1 Pengertian Sikap ...................................................21
2.2.2.2 Ciri-ciri Sikap .......................................................22
2.2.2.3 Komponen Sikap ..................................................22
2.2.2.4 Faktor yang Mempengaruhi
Pembentukan Sikap ..............................................23
2.2.2.5 Pengertian Thin-ideal ...........................................25
2.2.2.6 Sikap terhadap Thin-ideal ....................................28
2.3 Hubungan Sikap terhadap Thin-ideal dan Kecenderungan
Gangguan Makan .......................................................................30
2.4 Hipotesis Penelitian ....................................................................30
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian .................................................................31
3.2 Populasi dan Sampel ...................................................................32-33
3.2.1 Populasi .............................................................................32
3.2.2 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .........................32
3.3 Variabel Penelitian ......................................................................33
3.3.1 Definisi Konseptual Variabel ............................................33
3.3.2 Definisi Operasional Variabel ...........................................34
3.4 Pengumpulan Data ......................................................................35
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data ................................................35
3.4.2 Instrumen Penelitian ..........................................................35
3.5 Uji Instrumen ...............................................................................38
3.5.1 Uji validitas ........................................................................38
3.5.2 Uji Reliabilitas ....................................................................39
3.6 Prosedur Penelitian .......................................................................39
3.7 Teknik Analisis Data ....................................................................41
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Subjek Penelitian .........................................................42
4.2 Deskripsi Data ...............................................................................42
4.4 Hasil Uji Hipotesis .........................................................................45
BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .....................................................................................46
5.2 Diskusi ............................................................................................47
5.3 Saran ...............................................................................................51
5.3.1 Saran Teoritis .........................................................................51
5.3.2 Saran Praktis ..........................................................................52
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Akibat Anoreksia dalam Masalah Kesehatan ............................15
Gambar 2.2. Akibat Bulimia dalam Masalah Kesehatan .................................17
Gambar 2.3. Penyebab Gangguan Makan ........................................................19
Gambar 2.4. Aspek-aspek Sikap .....................................................................23
Gambar 2.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Sikap ............24
Gambar 2.6. Pengertian Bentuk Tubuh ............................................................25
Gambar 2.7. Perbandingan Jumlah Populasi antara Rata-rata Berat Badan, Berat Badan yang sehat, dan Ukuran Berat Badan Ideal “Thin-ideal” ...............................................................................26
Gambar 2.8. Tren Thin-ideal pada BMT Pemenang Kontes Kecantikan Miss Amerika ............................................................................27
Gambar 2.9. Skema Hubungan Sikap terhadap Thin-ideal dan
Kecenderungan Gangguan Makan .............................................29
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Statistik Prevalensi Gangguan Makan ............................................1
Tabel 3.1. Skoring Respon Jawaban/Bobot Nilai Jawaban ...............................36
Tabel 3.2. Blue Print Skala Sikap terhadap Thin-ideal .....................................3
Tabel 3.3. Blue Print Skala Gangguan Makan (EAT-26) .................................38
Tabel 4.1. Nilai Maksimum, Minimum, Rata-rata, Deviasi, dan Jumlah Total (Sum) Sikap terhadap Thin-ideal .................................................42.
Tabel 4.2. Kategorisasi Sikap terhadap Thin-ideal ...........................................43
Tabel 4.3. Nilai Maksimum, Minimum, Rata-rata, Deviasi, dan Jumlah Total (Sum) Kecenderungan Gangguan Makan ...................................44
Tabel 4.4. Kategorisasi Gangguan Makan .......................................................44
Tabel 4.5. Korelasi Parametrik .........................................................................45
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skala Try Out
Lampiran 2 Nomor Butir Pernyataan Try Out Skala Sikap terhadap Thin-ideal
Lampiran 3 Reliabilitas dan Validitas Skala Sikap terhadap Thin-ideal
Lampiran 4 Nomor Butir Pernyataan Try Out Skala Gangguan Makan (EAT-26)
Lampiran 5 Reliabilitas dan Validitas Skala Gangguan Makan
Lampiran 6 Skala Penelitian
Lampiran 7 Nomor Butir Pernyataan Hasil Penelitian Skala Sikap terhadap Thin-ideal
Lampiran 8 Nomor Butir Pernyataan Hasil Penelitian Skala Gangguan Makan
Lampiran 9 Uji Hipotesis
DAFTAR PUSTAKA
Amy; Barbara; James. 2008. Internalization of the Ultra-Thin Ideals: Positive Implicit Associations with Underweight Fashion Models are Associated with Drive for Thinnes in Young Woman. Eating Disorder, 16, 294-307.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Dumas, J.E. Nilsen, W.J. 2003. Abnormal Child & Adolescent Psychology. United States of America: Allyn & Bacon Press.
Davidson, . 2004. Abnormal Psychology Ninth edition. United States of America: John Wiley & Sons.
Garner, D et.al. 1982. The Eating Attitude Test: Psychometric Features and Clinical Correlates. Great Britain : Psychology Medical, 21, 871-878.
Janet, A. 2000. Abnormal Psychology: A Discover Approach. London: Mayfield Publishing.
Kreipe, R. 2006. Eating Disorders and Adolescents. Diambil tanggal 17 September 2010 dari www.actforyouth.net.
Kristen et.al. 2003. Dictionary of Child. London: Hemilton Press.
Luthfi,I. Saloom, G. Yasun. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta: UIN Press.
Ogden, J. 2010. Psychology of Eating: 2nd edition. London: John Wiley & Sons.
Pennington.et al. 1999. Social Psychology. USA: Oxford University Press Inc.
Pintarawan, P. 2009. Skripsi Hubungan Antara Penerimaan Diri dengan Kecenderungan Anoreksia Nervosa. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Reina. 2009. Era “Twiggy” dan Industri Produk Diet. Jurnal Perempuan, 15, 66-70.
Santrock. 2008. Adolescene Twelfth edition. USA: McGraw-Hill Inc.
Sarwono, S.W, Meinarno, A. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta: Penerbit Salemba Humanika.
Simbolon, C. 2010. Gangguan Makan Ancam Remaja Putri. Diambil tanggal 17 September 2010 dari www.kompas.com.
Stasburger, V. Wilson, B. 2007. Children, Adolescene, and the Media. London: Sage Publication.
Sukamto, M.E. 2006. Citra Tubuh Perempuan di Media Massa. Anima: Indonesian Psychological Journal, 3, 299-305.
Thompson, K. 2002. Body Image, Eating Disorder, and Obesity. United States of America: American Psychological Association.
Lampiran 1
Skala Try Out
PENGANTAR
Assalamu'alaikum Wr, Wb.
Saya mahasiswi semester IX Fakultas Psikologi UIN Syarief Hidayatullah Jakarta,
sedang melaksanakan penelitian sebagai tugas akhir atau skripsi berjudul:
"Hubungan Sikap terhadap Thin-ideal dan Kecenderungan Gangguan Makan pada
Mahasiswi"
Untuk itu dengan segala hormat, saya meminta kesediaan anda untuk turut serta
membantu penelitian yang saya lakukan ini, dengan mengemukakan pendapat
terhadap pernyataan-pernyataan yang diajukan pada lembar angket yang saya
sediakan. Bagi anda yang bersedia, harap terlebih dahulu mengisi lembar
indentitas sebagai responden.
Hasil penelitian ini akan sangat bergantung pada kejujuran jawaban yang anda
berikan. jawaban yang anda berikan akan dijamin kerahasiaannya serta hanya
dipergunakan untuk tujuan penelitian. Pada setiap bagian akan tersedia petunjuk
pengisian, bacalah terlebih dahulu petunjuk pengisian sehingga jawaban yang
anda berikan sesuai dengan apa yang diminta. Sebelum diserahkan kepada saya,
sudilah kiranya anda memeriksa kembali kelengkapan seluruh jawaban atas
pernyataan yang tersedia.
Terimakasih telah bersedia meluangkan waktu serta segala kerjasamanya
Jakarta, 8 November 2010
Almira Rahma Devi
IDENTITAS RESPONDEN
Nama:
Usia:
Semester:
Tanggal pengisian:
Tanda tangan:
Petunjuk Pengisian
Dibawah ini terdapat pernyataan-pernyataan mengenai bagaimana seseorang,
berpikir, merasa, dan bertingkah laku. Anda diminta untuk menyatakan seberapa
jauh anda setuju atau tidak setuju pada setiap pernyataan.
Pilihlah jawaban yang paling menggambarkan diri anda dengan memberi tanda
silang (X) atau checklist pada salah satu dari empat alternatif jawaban yang
tersedia, dengan ketentuan sebagai berikut:
Silanglah kolom STS ; Jika anda Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut
Silanglah kolom TS ; Jika anda Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut
Silanglah kolom S ; Jika anda Setuju dengan pernyataan tersebut
Silanglah kolom SS ; Jika anda Sangat setuju dengan pernyataan tersebut
Perlu diperhatikan bahwa tidak ada jawaban benar dan salah
Contoh pengisian :
Pernyataan STS TS S SS
Saya senang memelihara binatang peliharaan X
Bila anda setuju bahwa anda senang memelihara binatang peliharaan, berilah
tanda (X) pada kolom Setuju (S)
A. SKALA SIKAP TERHADAP THIN-IDEAL
No Pernyataan STS TS S SS 1 Saya merasa menarik dengan tubuh yang langsing 2 Saya terpana melihat perempuan bertubuh kurus menarik 3 Tubuh kurus tampak awet muda 4 Saya menikmati makan makanan manis dan berlemak
5 Sesudah makan makanan mengandung karbohidrat, lemak, dan gula tinggi membuat saya merasa bersalah
6 Saya merasa dilecehkan/dicemooh dengan bertubuh gemuk 7 Saya menjaga bentuk tubuh kurus, sebagaimana pentingnya
perawatan wajah
8 Saya berusaha untuk memiliki tubuh kurus meskipun usaha itu menyakitkan
9 Tubuh yang kurus itu cantik 10 Saat berfoto, saya meperhatikan bagaimana saya terlihat kurus 11 Perempuan dengan berat badan berlebih menjadi bahan lelucon
(cemooh)
12 Saya meluangkan waktu untuk mencari informasi mengenai usaha membentuk dan menjaga tubuh kurus
13 Saya memikirkan terus-menerus pegurangan timbunan lemak di bagian tubuh
14 Pujian akan penampilan saya yang semakin kurus, membuat saya senang
15 Saya gemar melakukan perawatan untuk menghindari timbunan lemak (misalnya akupuntur penghilang nafsu makan)
16 Saya melakukan perawatan untuk memiliki tubuh kurus 17 Saya merasa lebih mudah mengikuti trend fashion dengan
ukuran tubuh kecil
18 Secara selektif, berbagai produk kesehatan yang menunjang usaha penurunan berat badan saya pilih
19 Badan gemuk akan menyulitkan perempuan mendapatkan pasangan
20 Saya gemar menjaga penampilan tubuh kurus bebas dari timbunan lemak
21 Saya didera rasa bersalah saat tubuh saya kurus, saya seperti mengidap penyakit
22 Saat berfoto, saya mengeluh dengan timbunan lemak di tubuh 23 Saya menggunakan produk diet yang menunjang keinginan
saya menghindari timbunan lemak ditubuh 24 Saya menjalani perawatan usaha penurunan berat badan untuk
memiliki bentuk tubuh kurus
25 Tubuh langsing bukanlah tubuh ideal 26 Terpaan informasi berbagai usaha penurunan berat badan
menarik perhatian saya
27 Perempuan bertubuh gemuk lebih riang dan menyenangkan 28 Penampilan tubuh kurus berandil dalam gambaran tubuh ideal
saya
29 Rasa sesal dan bersalah akan timbunan lemak bukanlah hal yang patut saya rasakan
30 Komentar atas berat badan saya yang semakin bertambah membuat saya kesal
31 Saya merencanakan program diet ketika merasa ada yang salah dengan timbunan lemak dan bentuk tubuh saya
32 Saya menggunakan beragam produk yang menunjang usaha penurunan berat badan
33 Saya merasa menarik dengan apapun betuk tubuh saya 34 Saya memperhatikan bahwa kepribadian lebih menarik
daripada ukuran tubuh
35 Penampilan tubuh yang kurus memberikan kesan lebih dipercaya, dinamis, dan aktif
36 Timbunan lemak ditubuh adalah hal yang saya usahakan untuk hindari
37 Saya terlihat percaya diri dengan apapun bentuk tubuh saya 38 Ketika timbunan lemak muncul, saya tidak menginginkan itu
dan merencanakan usaha penurunan berat badan yang tepat
39 Saya merencanakan usaha penurunan berat badan, untuk memiliki tubuh kurus yang ideal
40 Bukanlah tubuh kurus yang saya gemari, tubuh gemuk terlihat lebih sehat
41 Saya percaya diri ketika berdekatan dengan orang yang memiliki tubuh yang lebih kurus dari saya
42 Saya kurang peduli dengan lemak ditubuh 43 Saya kurang berusaha melakukan usaha penurunan berat
apapun
B. SKALA GANGGUAN MAKAN
No Pernyataan STS TS S SS 1 Menurut saya kelebihan berat badan menakutkan 2 Saya menghindari makanan ketika saya lapar 3 Bagi saya makanan membuat saya senang 4 Saya menjadi makan banyak, disaat saya merasa tidak sanggup
menghentikannya (misalnya: terhadap makanan kesukaan, makan saat stress)
5 Saya memotong makanan saya sampai kecil-kecil 6 Saya peduli dengan jumlah kalori pada makanan yang saya makan 7 Saya menghindari makanan mengandung karbohidrat tinggi
(contohnya: nasi, roti, kentang, dlln)
8 Saya merasa bahwa orang lain lebih menyukai saya jika saya makan banyak
9 Saya memuntahkan apa yang sudah saya makan 10 Saya merasa bersalah sesudah makan 11 Saya keasyikkan dengan keinginan untuk lebih kurus 12 Saat berolahraga, saya memikirkan berapa banyak kalori yang
terbuang
13 Menurut saya, orang lain berpikiran saya terlalu kurus 14 Pikiran saya terpaku pada berapa banyak lemak di tubuh saya 15 Saya butuh waktu lama untuk menghabiskan makanan daripada
orang lain
16 Saya menghindari makanan mengandung gula 17 Saya memgkonsumsi makanan diet 18 Saya merasa makanan mengontrol hidup saya 19 Saya menunjukkan kontrol diri saya terhadap segala sesuatu yang
berhubungan dengan makanan (jadwal makan, makanan yang dimakan, dlln)
20 Saya merasa bahwa orang lain menekan saya untuk makan 21 Saya menghabiskan banyak waktu dan pikiran terhadap makanan 22 Saya merasa tidak nyaman sesudah makan makanan manis 23 Saya terpaku dengan usaha diet 24 Saya merasa senang saat perut saya kosong 25 Saya termotivasi untuk memuntahkan apa yang sudah saya makan 26 Saya menikmati mencoba macam-macam makanan baru yang
mengemukkan (berlemak)
Lampiran 2 Nomor butir pernyataan skala sikap terhadap thin-ideal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 4 4 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 4 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 1 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 5 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 3 6 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 2 2 3 2 3 2 3 7 3 4 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 1 1 3 2 3 2 2 8 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 9 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 10 3 2 2 2 2 1 3 2 2 1 2 2 1 2 2 2 3 2 1 3 2 11 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 12 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 13 2 2 2 3 2 2 2 1 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 14 3 1 1 3 2 1 2 1 1 2 1 3 3 1 1 1 1 2 1 2 2 15 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 16 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 1 3 3 17 4 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 18 3 3 2 1 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 1 2 3 2 19 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 20 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 21 4 4 3 4 3 2 3 2 3 3 1 2 2 3 2 1 3 1 2 3 4 22 3 3 4 3 3 3 2 2 3 3 2 3 4 4 1 2 4 4 1 2 2 23 3 3 1 2 3 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 1 2 2 3 24 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 1 3 3 2 4 2 3 2 3 3 25 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 26 4 3 2 3 3 2 2 1 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 27 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 28 3 3 2 4 1 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 1 3 3 2 29 3 2 1 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 30 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 31 2 1 2 3 1 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 32 3 2 2 3 2 2 2 1 2 3 2 2 2 2 1 2 3 2 2 2 3 33 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 34 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 35 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 36 3 1 2 3 2 1 3 1 2 2 1 3 3 2 3 3 4 1 3 2 3
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 431 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 4 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 1 2 3 2 3 3 2 2 3 2 5 2 1 2 3 2 3 2 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 3 2 3 3 6 3 2 3 3 4 2 3 2 3 3 2 2 1 3 3 2 3 3 3 3 3 2 7 3 2 1 3 2 2 2 3 2 3 1 2 1 2 3 2 3 2 2 2 3 2 8 2 1 1 1 2 2 2 2 3 3 1 2 1 2 3 1 3 3 2 3 3 2 9 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 1 3 3 2 2 2 2 3 2 2 10 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 1 3 2 2 2 2 3 2 2 2 11 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 1 3 3 1 2 2 3 3 2 2 12 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 13 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 14 2 2 1 1 3 2 1 4 2 3 1 1 1 2 2 1 2 1 3 2 3 3 15 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 16 2 2 2 4 3 3 3 3 4 3 2 2 1 1 3 2 4 3 3 3 3 2 17 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 1 3 3 2 3 3 3 2 3 2 18 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 19 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 20 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 21 3 1 2 3 2 2 3 2 3 3 1 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 22 4 4 3 2 3 1 3 4 3 2 3 1 1 3 3 2 3 3 3 2 3 2 23 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 1 1 3 2 2 2 3 3 2 2 24 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 1 2 2 2 2 3 1 3 3 2 25 2 2 2 4 3 3 2 3 2 1 2 3 2 3 2 2 2 1 3 2 3 2 26 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 1 3 2 1 2 2 2 2 2 3 27 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 28 2 2 1 2 2 2 3 4 2 3 1 1 1 3 3 1 3 2 2 2 2 1 29 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 30 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 1 2 3 3 3 3 3 3 3 2 31 2 1 1 1 1 2 2 4 1 3 2 1 1 2 2 1 1 2 1 3 1 3 32 2 1 1 3 2 3 3 3 2 3 2 2 1 2 3 2 3 2 2 2 2 2 33 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 34 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 1 3 3 2 3 2 3 3 3 2 35 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 36 2 3 3 3 2 2 2 3 4 3 2 2 4 3 2 4 3 2 3 2 3 3
Lampiran 3 Validitas dan Reliabilitas Uji Coba Skala Sikap Terhadap Thin-ideal
Reliability Statistics
,909 32
Cronbach'sAlpha N of Items
Item-Total Statistics
96,25 104,707 ,404 ,88196,64 101,494 ,455 ,88097,00 102,457 ,487 ,87996,56 108,368 ,029 ,88797,00 103,943 ,446 ,88097,14 102,923 ,479 ,87996,78 104,521 ,425 ,88197,25 102,307 ,576 ,87896,86 100,637 ,686 ,87696,69 103,418 ,476 ,88097,25 106,821 ,174 ,88496,94 104,111 ,456 ,88097,03 102,828 ,433 ,88096,69 97,761 ,745 ,87497,25 104,993 ,376 ,88197,11 105,644 ,269 ,88396,69 102,733 ,452 ,88097,11 105,073 ,246 ,88497,14 105,380 ,275 ,88396,89 105,130 ,341 ,88296,61 102,873 ,448 ,88096,92 104,307 ,426 ,88097,25 103,964 ,427 ,88097,25 102,021 ,602 ,87896,64 101,152 ,507 ,87996,89 103,359 ,458 ,88096,89 110,673 -,161 ,88996,92 103,450 ,508 ,87996,33 113,714 -,399 ,89396,78 100,178 ,655 ,87696,69 109,704 -,074 ,88897,39 105,559 ,369 ,88197,22 104,235 ,382 ,88197,75 104,650 ,282 ,88396,78 105,035 ,301 ,88296,58 103,850 ,510 ,87997,25 104,536 ,341 ,88296,75 101,964 ,554 ,87896,94 102,911 ,515 ,87996,64 103,780 ,407 ,88196,81 109,075 -,017 ,88796,72 103,292 ,486 ,87997,06 110,511 -,166 ,888
VAR00001VAR00002VAR00003VAR00004VAR00005VAR00006VAR00007VAR00008VAR00009VAR00010VAR00011VAR00012VAR00013VAR00014VAR00015VAR00016VAR00017VAR00018VAR00019VAR00020VAR00021VAR00022VAR00023VAR00024VAR00025VAR00026VAR00027VAR00028VAR00029VAR00030VAR00031VAR00032VAR00033VAR00034VAR00035VAR00036VAR00037VAR00038VAR00039VAR00040VAR00041VAR00042VAR00043
Scale Mean ifItem Deleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
Lampiran 4 Nomor Butir Pernyataan Skala Gangguan Makan (Try Out)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 261 3 3 4 4 2 3 3 3 3 4 4 4 2 3 2 4 4 4 4 3 4 4 2 2 4 4 2 3 2 3 3 2 2 2 3 1 1 2 1 1 2 2 3 2 2 3 2 3 4 2 2 1 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 4 3 2 3 3 2 2 2 3 1 1 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 1 2 5 2 2 3 2 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 2 1 1 2 6 2 2 3 3 2 3 3 2 1 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 1 3 7 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 1 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 8 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 9 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 4 3 3 3 2 2 2 3 4 2 3 4 3 2 4 4 10 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 11 3 1 3 4 2 2 2 1 1 1 2 3 3 2 4 2 2 2 2 3 2 1 1 1 1 3 12 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 13 3 2 2 3 2 2 2 2 1 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 14 3 2 3 2 3 2 3 2 2 1 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 15 2 2 3 2 3 2 2 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 16 2 2 3 2 2 2 2 4 2 2 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 4 17 1 4 3 3 2 3 3 3 1 2 3 3 1 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 1 2 18 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 19 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 20 2 2 3 3 3 3 3 2 1 1 2 3 2 2 3 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2 21 1 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 1 3 22 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 23 3 1 3 4 2 2 1 2 1 1 2 3 3 1 1 2 1 2 1 2 3 2 1 1 1 3 24 3 1 3 3 2 3 1 3 1 1 1 3 2 1 1 2 1 1 2 2 2 3 1 1 1 2 25 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 26 3 2 3 3 2 2 2 2 1 1 2 3 1 2 1 3 2 2 3 2 2 2 1 2 1 2 27 3 1 4 3 2 2 2 2 1 1 1 3 2 1 3 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 4 28 3 2 2 3 2 3 2 3 1 1 2 2 3 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 1 29 1 1 3 2 2 2 1 2 1 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 30 3 1 4 4 3 2 1 3 2 2 2 2 3 2 2 2 1 3 2 2 3 2 2 1 2 3 31 2 2 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 32 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 33 3 1 4 3 2 3 2 2 1 1 3 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 3 34 4 1 3 3 2 2 1 3 1 1 2 2 2 2 3 1 1 3 2 3 2 1 2 1 1 3 35 3 2 3 4 2 3 2 3 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 1 1
36 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3
Lampiran 5 Validitas dan Reliabilitas Uji Coba Skala Gangguan Makan
Item-Total Statistics
54,53 51,113 -,029 ,85855,19 46,904 ,499 ,83954,06 49,540 ,229 ,84754,11 50,330 ,078 ,85354,86 51,266 -,020 ,85254,72 49,578 ,224 ,84754,97 46,199 ,579 ,83654,67 49,886 ,126 ,85155,50 46,029 ,597 ,83655,39 43,159 ,763 ,82754,86 45,209 ,681 ,83254,50 48,257 ,319 ,84554,92 51,793 -,096 ,86055,00 46,457 ,715 ,83454,86 50,809 ,006 ,85754,92 47,107 ,525 ,83955,03 46,485 ,591 ,83654,81 45,533 ,732 ,83254,78 46,121 ,576 ,83654,86 49,494 ,243 ,84754,78 46,635 ,629 ,83654,86 45,894 ,478 ,83955,08 47,621 ,491 ,84055,19 48,961 ,241 ,84855,42 43,279 ,744 ,82854,53 47,285 ,322 ,846
VAR00001VAR00002VAR00003VAR00004VAR00005VAR00006VAR00007VAR00008VAR00009VAR00010VAR00011VAR00012VAR00013VAR00014VAR00015VAR00016VAR00017VAR00018VAR00019VAR00020VAR00021VAR00022VAR00023VAR00024VAR00025VAR00026
Scale Mean ifItem Deleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
Reliability Statistics
,907 16
Cronbach'sAlpha N of Items
Lampiran 6
Skala Penelitian (Field Study)
PENGANTAR
Assalamu'alaikum Wr, Wb.
Saya mahasiswi semester IX Fakultas Psikologi UIN Syarief Hidayatullah Jakarta,
sedang melaksanakan penelitian sebagai tugas akhir atau skripsi berjudul:
"Hubungan Sikap terhadap Thin-ideal dan Kecenderungan Gangguan Makan
pada Mahasiswi".
Untuk itu dengan segala hormat, saya meminta kesediaan anda untuk turut serta
membantu penelitian yang saya lakukan ini, dengan mengemukakan pendapat
terhadap pernyataan-pernyataan yang diajukan pada lembar angket yang saya
sediakan. Bagi anda yang bersedia, harap terlebih dahulu mengisi lembar
indentitas sebagai responden.
Hasil penelitian ini akan sangat bergantung pada kejujuran jawaban yang anda
berikan. jawaban yang anda berikan akan dijamin kerahasiaannya serta hanya
dipergunakan untuk tujuan penelitian. Pada setiap bagian akan tersedia petunjuk
pengisian, bacalah terlebih dahulu petunjuk pengisian sehingga jawaban yang
anda berikan sesuai dengan apa yang diminta. Sebelum diserahkan kepada saya,
sudilah kiranya anda memeriksa kembali kelengkapan seluruh jawaban atas
pernyataan yang tersedia.
Terimakasih telah bersedia meluangkan waktu serta segala kerjasamanya
Jakarta, 16 November 2010
Almira Rahma Devi
IDENTITAS RESPONDEN
Nama:
Usia:
Semester:
Tanggal pengisian:
Tanda tangan:
Petunjuk Pengisian
Dibawah ini terdapat pernyataan-pernyataan mengenai bagaimana seseorang,
berpikir, merasa, dan bertingkah laku. Anda diminta untuk menyatakan seberapa
jauh anda setuju atau tidak setuju pada setiap pernyataan.
Pilihlah jawaban yang paling menggambarkan diri anda dengan memberi tanda
silang (X) atau checklist pada salah satu dari empat alternatif jawaban yang
tersedia, dengan ketentuan sebagai berikut:
Silanglah kolom STS ; Jika anda Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut
Silanglah kolom TS ; Jika anda Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut
Silanglah kolom S ; Jika anda Setuju dengan pernyataan tersebut
Silanglah kolom SS ; Jika anda Sangat setuju dengan pernyataan tersebut
Perlu diperhatikan bahwa tidak ada jawaban benar dan salah
Contoh pengisian :
Pernyataan STS TS S SS
Saya senang memelihara binatang peliharaan X
Bila anda setuju bahwa anda senang memelihara binatang peliharaan, berilah
tanda (X) pada kolom Setuju (S)
A. SKALA SIKAP TERHADAP THIN-IDEAL
No Pernyataan STS TS S SS1 Saya merasa menarik dengan tubuh yang langsing 2 Saya terpana melihat perempuan bertubuh kurus menarik 3 Tubuh kurus tampak awet muda 4 Sesudah makan makanan mengandung karbohidrat, lemak, dan gula
tinggi membuat saya merasa bersalah
5 Saya merasa dilecehkan/dicemooh dengan bertubuh gemuk 6 Saya menjaga bentuk tubuh kurus, sebagaimana pentingnya perawatan
wajah
7 Saya berusaha untuk memiliki tubuh kurus meskipun usaha itu menyakitkan
8 Tubuh yang kurus itu cantik 9 Saat berfoto, saya meperhatikan bagaimana saya terlihat kurus 10 Saya meluangkan waktu untuk mencari informasi mengenai usaha
membentuk dan menjaga tubuh kurus
11 Saya memikirkan terus-menerus pegurangan timbunan lemak di bagian tubuh
12 Pujian akan penampilan saya yang semakin kurus, membuat saya senang 13 Saya gemar melakukan perawatan untuk menghindari timbunan lemak
(misalnya akupuntur penghilang nafsu makan)
14 Saya merasa lebih mudah mengikuti trend fashion dengan ukuran tubuh kecil
15 Saya gemar menjaga penampilan tubuh kurus bebas dari timbunan lemak 16 Saya didera rasa bersalah saat tubuh saya kurus, saya seperti mengidap
penyakit
17 Saat berfoto, saya mengeluh dengan timbunan lemak di tubuh 18 Saya menggunakan produk diet yang menunjang keinginan saya
menghindari timbunan lemak ditubuh
19 Saya menjalani perawatan usaha penurunan berat badan untuk memiliki bentuk tubuh kurus
20 Tubuh langsing bukanlah tubuh ideal 21 Terpaan informasi berbagai usaha penurunan berat badan menarik
perhatian saya
22 Penampilan tubuh kurus berandil dalam gambaran tubuh ideal saya 23 Komentar atas berat badan saya yang semakin bertambah membuat saya
kesal
24 Saya menggunakan beragam produk yang menunjang usaha penurunan berat badan
25 Saya merasa menarik dengan apapun betuk tubuh saya 26 Penampilan tubuh yang kurus memberikan kesan lebih dipercaya,
dinamis, dan aktif
27 Timbunan lemak ditubuh adalah hal yang saya usahakan untuk hindari 28 Saya terlihat percaya diri dengan apapun bentuk tubuh saya 29 Ketika timbunan lemak muncul, saya tidak menginginkan itu dan
merencanakan usaha penurunan berat badan yang tepat
30 Saya merencanakan usaha penurunan berat badan, untuk memiliki tubuh kurus yang ideal
31 Saya percaya diri ketika berdekatan dengan orang yang memiliki tubuh yang lebih kurus dari saya
32 Saya kurang peduli dengan lemak ditubuh
B. SKALA GANGGUAN MAKAN
No Pernyataan STS TS S SS1 Saya menghindari makanan ketika saya lapar 2 Saya menghindari makanan mengandung karbohidrat tinggi (contohnya:
nasi, roti, kentang, dlln)
3 Saya memuntahkan apa yang sudah saya makan 4 Saya merasa bersalah sesudah makan 5 Saya keasyikkan dengan keinginan untuk lebih kurus 6 Saat berolahraga, saya memikirkan berapa banyak kalori yang terbuang 7 Pikiran saya terpaku pada berapa banyak lemak di tubuh saya 8 Saya menghindari makanan mengandung gula 9 Saya memgkonsumsi makanan diet 10 Saya merasa makanan mengontrol hidup saya 11 Saya menunjukkan kontrol diri saya terhadap segala sesuatu yang
berhubungan dengan makanan (jadwal makan, makanan yang dimakan, dlln)
12 Saya menghabiskan banyak waktu dan pikiran terhadap makanan 13 Saya merasa tidak nyaman sesudah makan makanan manis 14 Saya terpaku dengan usaha diet 15 Saya termotivasi untuk memuntahkan apa yang sudah saya makan 16 Saya menikmati mencoba macam-macam makanan baru yang
mengemukkan (berlemak)
Lampiran 7 Nomor Butir Pernyataan Skala Sikap Terhadap Thin-ideal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 1 1 1 3 3 4 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 4 3 3 4 2 2 2 2 3 2 3 3 4 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 5 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 1 3 2 3 2 6 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 7 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 8 2 4 4 3 3 2 4 4 4 4 3 3 3 2 3 3 9 1 2 4 4 3 1 3 4 1 1 3 4 4 1 3 1 10 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 1 2 2 11 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 1 3 2 2 4 12 2 2 3 4 4 2 4 2 3 4 4 2 3 2 2 2 13 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 1 3 2 2 1 14 2 2 1 3 3 2 1 3 3 3 2 2 3 3 2 2 15 2 2 2 4 3 2 4 2 3 3 3 3 3 2 3 4 16 2 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 17 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 18 3 4 4 4 3 2 4 4 3 3 3 3 3 2 2 1 19 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 20 1 1 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 21 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 22 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3
23 2 2 3 4 3 4 4 2 4 4 3 3 3 2 3 3 24 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 25 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 26 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 2 2 3 27 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 28 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 2 29 2 2 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 30 2 3 4 1 3 3 2 3 2 1 1 1 4 2 3 4 31 2 3 3 2 3 3 4 4 4 3 3 4 4 2 3 2 32 2 2 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 1 3 3 33 2 2 2 1 3 1 1 1 2 2 1 1 2 1 2 2 34 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 35 2 3 1 2 1 2 3 2 2 2 2 2 3 1 2 2 36 2 2 2 3 4 2 3 2 3 3 3 2 4 2 2 1 37 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 38 3 3 4 3 4 3 4 4 2 3 3 2 3 2 3 2
39 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3 3 40 2 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 41 2 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 2 3 2 42 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 43 2 2 2 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 44 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 45 2 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 2 1 46 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 47 2 3 3 2 3 1 3 3 3 2 2 2 1 1 1 2 48 2 3 2 3 4 3 4 2 2 3 3 2 3 3 2 3 49 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 50 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 51 2 2 2 4 4 4 4 3 3 3 4 2 4 4 3 3 52 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 53 2 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 2 3 3 54 2 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 2 3 3 55 2 3 3 2 4 3 3 3 4 3 3 2 3 2 3 2 56 1 2 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 57 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 58 2 2 2 4 3 3 4 3 4 4 3 2 4 2 2 2 59 2 2 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 60 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 1 61 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 62 2 3 3 1 2 3 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 63 1 3 4 4 4 2 2 4 3 4 4 4 4 1 3 4 64 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 65 2 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 66 2 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 2 4 3 3 2 67 2 2 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 68 1 3 4 4 4 4 2 4 3 3 3 1 2 4 4 1 69 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 4 4 3 3 3 1 70 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 71 2 2 3 2 3 2 3 2 1 2 3 1 2 1 1 2 72 2 2 3 2 4 2 3 3 2 2 3 4 3 2 3 2 73 2 2 2 2 2 1 2 3 2 3 4 2 3 2 2 2 74 2 3 2 4 4 2 3 2 2 3 4 3 4 2 2 3 75 3 4 4 2 1 3 2 1 3 2 1 4 3 2 2 1 76 4 3 1 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 1 4 77 2 3 2 4 3 2 2 4 3 3 3 2 2 3 2 3 78 2 1 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 79 3 3 3 2 3 3 1 2 3 3 3 2 2 2 1 3
80 3 3 3 3 2 2 1 3 2 1 3 3 3 2 3 3 81 3 3 2 1 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 2 2 82 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 1 3 3 83 3 2 3 3 3 3 4 3 2 3 3 2 3 2 3 2 84 3 3 3 3 2 1 1 3 3 4 3 2 2 3 4 3 85 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3 1 1 3 2 1 86 1 3 3 2 1 2 3 4 3 3 3 3 2 2 3 3 87 3 2 1 3 4 3 1 1 3 3 2 3 3 2 3 3 88 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 1 3 3 89 3 2 3 3 2 2 3 4 3 2 1 2 2 3 3 3 90 2 2 2 3 2 2 1 3 4 3 2 2 1 3 2 3 91 2 2 1 3 3 2 1 2 3 3 3 3 3 2 3 2 92 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 93 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 94 2 1 1 2 3 3 3 2 3 3 3 2 1 3 2 3 95 1 2 3 3 4 3 3 3 2 2 3 3 2 1 3 3 96 3 3 3 3 2 1 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 97 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 4 3 3 1 3 3 98 2 1 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 99 3 4 3 2 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 3 3 100 1 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 1 1 4 4 3 2 2 3 3 1 3 3 1 3 3 2 3 2 1 3 3 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 4 1 4 3 2 3 2 4 4 2 2 2 4 3 3 3 3 5 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 6 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 7 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 8 1 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 9 3 4 4 3 4 2 3 3 4 2 3 4 3 3 4 4 10 1 3 3 2 2 2 2 4 4 4 3 4 3 2 3 3 11 3 4 2 3 2 3 1 4 3 3 3 3 1 2 4 3 12 1 4 3 2 3 2 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 13 3 3 2 3 3 2 1 3 3 2 3 3 2 2 1 2 14 1 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 15 2 3 3 1 3 2 3 3 4 3 2 4 3 3 3 3 16 1 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 17 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 18 3 4 4 1 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3
19 1 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 20 2 3 2 2 1 2 2 3 4 3 4 4 2 3 4 1 21 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 2 4 3 3 3 3 22 2 4 4 3 3 4 3 4 3 2 2 3 3 3 2 3 23 2 3 3 2 3 2 4 3 3 2 2 3 3 3 2 3 24 1 3 3 3 3 3 3 4 3 2 2 3 3 3 1 3 25 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 26 2 4 3 2 3 2 4 4 3 3 3 2 3 3 1 4 27 1 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 28 1 3 3 2 3 2 2 3 4 3 2 4 3 3 1 3 29 1 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 30 3 1 4 1 2 4 2 1 4 3 4 4 1 1 4 2 31 1 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 2 3 4 2 32 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 33 1 2 2 2 2 2 2 4 3 4 4 3 1 1 1 1 34 1 2 2 2 2 2 2 4 3 3 3 3 2 2 3 2 35 1 2 3 2 2 2 1 4 2 4 3 2 2 2 2 2 36 3 4 4 2 2 3 3 3 4 3 3 4 2 3 2 4 37 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 38 1 3 3 2 2 4 2 3 2 2 3 3 3 3 1 4 39 2 4 4 3 4 4 3 2 4 2 2 4 3 3 2 3 40 1 3 3 2 3 3 3 3 2 1 2 3 3 3 3 2 41 1 4 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 42 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 43 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 44 1 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 45 2 4 4 1 3 2 3 4 4 3 2 4 3 3 3 4 46 1 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 47 1 1 2 3 1 3 1 1 4 3 3 3 1 1 3 2 48 2 4 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 49 1 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 3 4 1 2 50 1 4 3 1 3 2 3 4 3 3 3 2 2 3 3 2 51 2 4 3 2 3 2 3 4 3 3 2 3 3 3 3 4 52 1 3 3 1 3 1 3 4 3 3 3 3 2 3 3 2 53 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 4 2 54 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 4 2 55 1 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 56 1 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 57 1 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 58 1 4 4 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 2 59 2 4 3 2 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 4
60 3 4 4 3 3 3 4 4 4 2 2 4 3 3 2 3 61 2 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 3 4 4 3 3 62 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 63 3 4 4 4 4 2 3 4 2 2 4 2 3 3 2 3 64 1 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 65 2 4 3 2 4 4 3 4 4 2 2 4 3 3 2 3 66 1 3 4 1 3 3 3 3 3 2 2 3 4 2 3 2 67 2 4 4 3 4 4 4 4 3 3 1 3 4 4 4 4 68 3 4 4 1 2 4 4 4 1 1 3 4 2 2 3 3 69 2 3 3 1 3 2 4 3 4 4 2 4 3 2 4 2 70 1 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 71 1 4 2 2 2 2 1 4 3 3 3 3 2 2 2 1 72 1 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 73 1 3 3 1 3 2 1 3 1 4 4 1 1 2 3 2 74 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 75 3 2 3 3 4 2 2 2 3 2 3 2 1 3 2 3 76 3 3 2 2 1 1 3 3 2 2 1 3 2 2 1 4 77 2 1 3 3 2 3 3 1 3 2 2 2 3 3 3 2 78 2 2 1 3 2 3 3 3 2 2 4 3 1 3 2 3 79 2 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 2 1 3 3 80 2 3 2 3 2 3 3 3 2 4 2 2 1 3 3 4 81 1 2 3 3 3 3 2 2 2 2 4 3 3 3 2 2 82 1 3 3 2 1 1 3 3 4 3 2 2 1 1 2 2 83 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 4 3 1 84 2 2 3 3 2 1 1 3 3 2 2 2 2 3 3 4 85 3 2 1 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 86 2 3 2 2 1 2 3 3 3 2 3 2 3 1 2 3 87 2 2 3 3 2 1 2 3 3 3 2 2 3 2 2 2 88 2 3 2 3 3 2 1 3 3 2 3 3 3 3 2 1 89 2 3 3 3 3 3 2 1 1 2 2 3 3 3 3 3 90 2 3 3 2 3 3 3 1 3 3 4 2 1 3 3 2 91 1 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 92 2 3 3 3 4 3 2 3 2 3 4 1 3 2 3 2 93 2 3 3 3 3 3 2 1 3 2 2 2 3 2 3 3 94 2 2 2 2 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 95 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 1 3 3 96 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 1 2 97 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 98 1 2 2 4 3 2 1 2 3 2 2 3 2 3 3 3 99 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 100 2 3 2 4 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 1 3
Lampiran 8 Nomor Butir Pernyataan Skala Gangguan Makan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 2 1 1 1 3 2 1 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 4 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 3 3 2 1 1 3 5 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 6 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 7 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 8 2 3 3 2 4 2 2 4 3 3 3 4 3 3 2 3 9 2 3 3 3 2 4 3 4 2 4 3 3 2 3 4 3 10 1 1 1 1 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 1 4 11 3 2 2 3 3 4 3 4 2 4 3 4 2 2 4 3 12 2 2 1 1 1 3 2 1 2 1 2 1 1 1 1 3 13 1 2 1 2 1 3 2 2 2 3 3 2 1 1 1 1 14 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 16 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 17 2 2 1 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 18 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 1 2 19 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 20 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 4 2 3 21 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 22 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 23 1 1 1 1 1 3 2 2 1 1 1 2 2 1 1 3 24 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 1 3 25 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 26 1 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 1 3 27 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 3 28 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 3 29 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 4 30 2 2 1 3 4 3 4 2 3 2 3 2 3 4 1 2 31 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 2 1 1 3 32 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 33 2 2 4 4 4 2 3 2 2 3 3 3 3 3 4 2 34 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 35 2 3 2 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 2 3 36 1 1 1 1 2 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 4 37 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 38 1 2 1 1 1 2 1 2 2 1 3 2 2 2 1 2
39 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 40 1 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 41 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 42 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 43 1 1 1 1 1 3 3 2 3 4 2 2 3 1 1 4 44 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 45 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 46 2 2 1 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 1 3 47 2 2 2 2 3 4 4 3 3 2 3 2 2 3 1 3 48 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 49 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 3 50 1 1 1 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 2 51 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 3 52 1 1 1 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 2 53 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 2 1 3 3 3 3 54 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 55 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 56 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 1 2 57 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 58 2 2 1 1 1 3 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 59 1 1 1 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 3 60 2 2 1 1 1 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 61 1 1 1 1 1 3 2 2 1 2 1 2 1 1 1 4 62 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 63 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 64 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 65 4 3 3 2 4 3 2 4 4 3 3 3 2 4 3 2 66 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 67 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 68 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 69 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 70 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 71 3 2 1 3 3 4 4 2 2 2 2 2 3 3 1 1 72 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 73 1 1 1 1 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 1 2 74 1 1 1 2 2 3 2 2 1 3 2 1 2 2 1 3 75 3 2 1 1 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 4 76 2 2 2 4 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 77 2 3 2 2 1 1 1 2 2 3 1 1 2 3 3 3 78 2 2 3 3 3 3 2 2 2 1 1 1 2 2 3 4 79 1 2 1 3 2 2 3 3 1 3 2 2 3 2 2 2
80 3 1 1 4 4 4 3 2 2 2 4 3 2 2 2 3 81 3 1 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 4 2 2 2 82 2 2 2 1 2 2 4 1 2 2 4 1 1 2 2 3 83 2 2 3 2 3 2 1 1 4 3 2 2 2 2 3 2 84 2 2 2 2 1 1 1 1 3 2 2 1 1 2 2 3 85 2 4 3 1 1 1 1 1 2 3 4 2 2 2 2 2 86 1 1 3 2 4 2 3 1 1 2 3 3 4 2 2 1 87 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 88 1 2 3 3 4 2 3 4 2 1 3 3 2 1 1 3 89 2 2 3 2 2 2 2 2 4 3 1 1 1 1 2 3 90 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 2 1 3 2 3 91 2 2 2 2 2 4 3 2 3 4 2 1 3 1 1 1 92 3 1 1 1 2 2 3 2 1 1 2 3 3 2 3 2 93 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 94 2 1 2 1 1 2 2 3 2 4 3 2 1 3 3 1 95 2 2 2 2 2 3 3 4 2 3 2 2 2 2 2 2 96 2 2 2 2 1 2 3 3 3 4 3 2 2 3 2 3 97 1 2 2 2 2 1 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 98 2 3 3 3 2 3 2 3 4 2 1 2 2 3 4 2 99 3 1 1 2 1 2 3 1 2 2 2 3 4 3 3 2 100 2 2 2 2 2 1 2 3 3 2 2 3 1 3 2 2
Lampiran 9 Uji Hipotesis Correlations
Correlations
1,000 -,471**. ,000
100 100-,471** 1,000,000 .100 100
Correlation CoefficientSig. (2-tailed)NCorrelation CoefficientSig. (2-tailed)N
Sikap
GangguanMakan
Spearman's rhoSikap
GangguanMakan
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Descriptive Statistics
100 61 110 84,94 8,595100 16 49 31,73 7,734100
SikapGangguanMakanValid N (listwise)
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Seiring meningkatnya gaya hidup konsumtif, dewasa ini restoran cepat saji
dengan berbagai menu makanan menjamur, demikian juga tempat-tempat makan
cepat saji, dan banyaknya majalah serta program televisi tentang masak-memasak
hingga jajanan kuliner. Pada saat yang sama, pengurangan berat badan menjadi
keinginan besar pada remaja untuk bertubuh langsing dan menarik. Melihat minat
yang sangat besar terhadap makanan dan makan itu sendiri, tidak mengherankan
bahwa aspek perilaku manusia ini dapat mengalami gangguan. Gangguan fungsional
pada perilaku yang berkaitan dengan makan ini dikenal dengan istilah gangguan
makan.
Awalnya gangguan makan terjadi di negara maju di barat seperti Amerika dan
Eropa. Namun, pada saat ini gangguan makan juga ditemukan di negara berkembang.
Abou Shaleh, et.al. (dalam Davidson, et.al., 2004) menjelaskan bahwa perubahan
sosial yang berkaitan dengan pengadopsian berbagai praktik budaya barat di beberapa
negara berkembang telah mempelopori meningkatnya jumlah kasus gangguan makan.
Davidson, et.al. (2004) meninjau kembali, melalui wawancara dengan seorang
profesional kesehatan di Asia yang menggambarkan bahwa prevalensi gangguan
1
makan di negara di Asia, khususnya Jepang dan Hongkong mendekati perkiraan
gangguan makan di Amerika, dan di negara barat lainnya.
Gangguan makan merupakan gangguan fungsional pada beberapa perilaku yang
berkaitan dengan makan (Dumas&Nielsen, 2003). Santrock (2006) mengatakan, "Dua
jenis gangguan makan yang sering muncul pada remaja adalah anoreksia dan bulimia
nervosa". Selain itu, Santrock (2006) mengemukakan bahwa anoreksia khususnya
muncul pada tahap perkembangan remaja awal hingga pertengahan, sedangkan
bulimia dimulai pada akhir remaja akhir atau dewasa awal.
Pendapat ini juga didukung dengan hasil penelitian National Institutes of Health
di Amerika, bahwa lebih dari 90 persen penderita gangguan makan dialami wanita
usia 12-25 tahun (dalam Davidson et al, 2004). Dumas&Nielsen menambahkan,
“.......frekuensi gangguan makan banyak terjadi pada masa remaja dan dewasa awal”.
Salah satu penelitian mengenai gangguan makan diantaranya adalah
kecenderungan anoreksia, dilakukan oleh Prihanto dan Sukamto dari Fakultas
Psikologi Universitas Surabaya. Penelitian ini mengungkapkan bahwa sebesar
48,33% sampel memiliki kecederungan anoreksia sedang, 10% sampel memiliki
kecenderungan anoreksia nervosa sangat tinggi. Sedangkan 36,67% sampel memiliki
kecederungan anoreksia yang rendah. Data tersebut didapat dari sejumlah 120 sampel
siswi SMA Santo Paulus di Surabaya (Pintarawan, 2009).
Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa kecenderungan anoreksia pada siswi
Santo Paulus Surabaya besar. Selain itu, hasil penelitian Herzog et.al mengemukakan
bahwa gangguan makan anoreksia, sangat mengancam jiwa, yang mana angka
2
kematian penderita anoreksia berjumlah sepuluh kali lebih besar dibanding pada
populasi umum. Jumlah tersebut dua kali lebih besar dibanding pada para pasien yang
menderita berbagai gangguan psikologis lainnya. Berbeda dengan anoreksia, resiko
kematian jauh lebih sedikit pada bulimia (Herzog et.al dalam Davidson et.al, 2004).
Seperti yang diuraikan di atas, bahwa faktanya resiko gangguan makan secara
bertahap membahayakan kesehatan hingga resiko kematian. Namun penderita
gangguan makan yang melakukan pemulihan dan pengobatan relatif masih sangat
sedikit. Hal tersebut dilaporkan oleh Eating Disorder Association (dalam Simbolon,
2010), bahwa sekitar 60.000 hingga 90.000 atau hanya sekitar 0,7 persen dari jumlah
1,15 juta penderita gangguan makan di Inggris pada tahun 2009, yang menjalani
pemulihan dan pengobatan.
Penelitian Royal College of Psychiatrists di Inggris mengemukakan bahwa,
“Selama paradigma cantik identik dengan langsing tak memudar, maka penderita
gangguan makan juga akan terus bertambah” (dalam Simbolon, 2010). Idealnya
seseorang yang memiliki kecenderungan gangguan makan yang tinggi, menyetujui
paradigma thin-ideal ini. Hal ini lah yang melatarbelakangi penulis tinjau lebih dalam
dari segi sikap.
Istilah Thin-ideal merupakan bentuk idealisasi, yang mana memberikan
pemahaman ide-ide bahwa bentuk tubuh kurus adalah ideal bagi perempuan. Baik,
individu tersebut telah mendapat informasi atau tidak mengenai rumusan berat badan
ideal/sehat yang dikenal dengan BMI (Body Mass index). Thin-ideal mengemukakan
3
bahwa tubuh ideal bagi kaum perempuan adalah kurus. Sebaliknya bagi laki-laki
adalah berotot, yaitu muscular-ideal.
Walaupun thin-ideal memiliki definisi secara jelas, beberapa peneliti sering
menggunakan thinnes, slender body, slim, ultra-slender body atau ultra-thin body
untuk menjelaskan idealisasi kurus tersebut. Diantaranya Hesse-Biber, dalam
bukunya “The cult of thinnes”, ia juga kerap menggunakan istilah ultra-slender ideal.
Agar tidak membingungkan pembaca dalam penggunaan istilah yang berbeda untuk
konsep yang sama, maka untuk seterusnya akan digunakan istilah thin-ideal.
Sesungguhnya, terdapat berbagai paradigma yang berubah, mengenai bentuk
tubuh ideal di masa lalu. Reina (2009) mengemukakan bahwa pada awal tahun
sebelum masehi, bentuk tubuh yang ideal bagi perempuan adalah “perempuan
rumahan", dengan bentuk tubuh perempuan yang berdaging, penuh lemak dengan
lengan dan bahu yang berisi, gemuk, untuk mencerminkan tingkat kemakmuran dan
citra kesuburan seseorang perempuan.
Kemudian pada tahun 1940-an, paradigma bentuk tubuh perempuan ideal
bergeser pada perempuan berbuah dada yang besar, perempuan yang memiliki tubuh
padat dan berlekuk-lekuk bak gelas jam atau disebut tipe tubuh curvy, dengan rambut
berombak, sebagaimana yang dimiliki Marylin Monroe dan Jacqueline Onasis
(Reina, 2009).
Paradigma ini kembali bergeser mulai tahun 1960-an hingga sekarang ini,
perempuan yang diidealkan adalah perempuan yang memiliki tubuh sangat kurus dan
ceking atau lebih dikenal sebagai thinness (Sukamto, 2006). Demam bentuk tubuh
4
Twiggy telah mendorong perempuan diseluruh dunia yang mengidolakannya sebagai
patokan atau standar kecantikan, berusaha mati-matian melangsingkan tubuh mereka
sendiri yang kemudian menjadi tren bagi perempuan untuk ingin telihat cantik dan
menarik dengan bentuk tubuh sangat kurus.
Selain itu, Kimberly (dalam Kristen et.al, 2003) mengatakan bahwa, keinginan
perempuan untuk kurus terkait dengan ciri positif seperti; popularitas, penampilan
semakin menarik di sekolah dan lingkungan kerja, serta sebagai daya tarik bagi lawan
jenis. Senada dengan hal tersebut, Kreipe (2006) menyatakan, "......Finally, you are
surrounded by 'you can never be too’thin' messages from a variety of sources". Hal
ini menunjukkan bagaimana pengaruh thin-ideal dengan ide, bahwa untuk benar-
benar kurus dan agar berpenampilan menarik itu tidak gampang.
Sebagaimana penjelasan diatas bahwa keinginan perempuan bertubuh kurus
sangatlah besar, hal ini digambarkan juga oleh hasil penelitian Sukamto (2006)
sebagai berikut:
Pada sebuah kesempatan, penulis mewancarai seorang apoteker yang bertugas di Apotek “X” di Surabaya mengenai proporsi konsumen yang membeli jamu maupun obat pelangsing. Menurut pengamatan apoteker tersebut, sekitar 95% konsumen yang membeli jamu atau obat pelangsing adalah perempuan dan hanya 5% konsumen laki-laki, yang kondisinya memang sudah mengalami obesitas. Sedangkan 95% konsumen tersebut, sekitar 70% memang tergolong overweight (kelebihan berat badan), namun sisanya (sekitar 30%) sebenarnya sudah memiliki tubuh yang langsing.
Pada kesempatan lain, penulis juga mewancarai seorang dokter yang bertugas di sebuah klinik kecantikan di Surabaya. Menurut dokter tersebut, dari keseluruhan klien perempuan yang mengikuti perawatan perlangsingan tubuh, ternyata yang benar-benar mengalami kelebihan berat badan atau obesitas kira-kira 50%. Sedangkan sisanya, sekitar 50% sebenarnya telah memiliki bentuk
5
tubuh yang langsing, namun mereka ingin memiliki bentuk tubuh yang lebih kurus lagi.
Sebagaimana penjelasan sebelumnya, penilaian yang didasari kesetujuan
terhadap paradigma thin-ideal memiliki hubungan dengan kecenderungan tinggi
rendahnya gangguan makan. Kecenderungan psikologis yang mengekspresikan
penilaian berupa derajat suka (setuju) atau tidak suka tersebut didefinisikan Eagley &
chaiken sebagai sikap (Penningthon et.al, 1999). Sikap bukan merupakan perilaku,
melainkan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara tertentu terhadap obyek
sikap (Sarwono, 2009). Sedangkan obyek, ide, situasi, atau nilai merupakan bentuk
obyek sikap (Luthfi et.al, 2009).
Dalam penelitian ini, obyek sikap yang akan diteliti adalah thin-ideal. Jadi, sikap
terhadap thin-ideal merupakan kecenderungan psikologis yang mengekspresikan
penilaian berupa derajat suka (setuju) atau tidak suka terhadap thin-ideal. Dengan
adanya penilaian individu baik suka atau tidak suka terhadap thin-ideal, kita bisa
memastikan kecenderungan perilaku individu, yaitu kecenderungan gangguan makan.
Menurut Luthfi et.al (2009), beberapa ciri-ciri sikap adalah: berupa
kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa dalam menghadapi
obyek sikap, mempunyai daya pendorong atau motivasi, mengandung aspek
penilaian, serta berasal dari pengalaman. Seperti dalam kehidupan saat ini, Peneliti
berasumsi bahwa kebebasan berekspresi melalui penggunaan teknologi dalam upaya
menyampaikan pesan terkait sikap untuk menggambarkan kecenderungan persepsi,
6
fikiran, dan tindakan seseorang pada status akunnya di jaringan sosial semakin
meningkat.
Menurut asumsi penulis, hal tersebut bisa terjadi karena dukungan teknologi
komunikasi virtual yang memberi peluang dan memudahkan individu untuk
mengemukakan prinsip, nilai-nilai, dan ide terhadap obyek sikap semakin besar.
Secara instingtif pun, manusia selalu ingin mengungkapkan penilaiannya. Disini
penulis berasumsi bahwa manusia secara naluriah, memiliki keinginan untuk
mengemukakan sikap masing-masing, baik itu positif atau pro, dan negatif atau
kontra serta bersikap netral.
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa sikap berasal dari pengalaman, yang
mana proses pembelajaran memperkaya pengalaman seseorang dan mempengaruhi
bagaimana ia bersikap. Ada empat pembelajaran yang membentuk sikap seseorang
menurut Sarwono (2009) yaitu: pembelajaran melalui pengondisian klasik,
pengondisian instrumental, serta pembelajaran melalui pengamatan dan perbandingan
sosial.
Pembelajaran tersebut menyajikan informasi mengenai obyek sikap dan
membentuk sikap seiring semakin seringnya terpaan informasi tersebut diterima.
Sehingga, dapat ditinjau seberapa besar pembelajaran tersebut mempengaruhi
komponen sikap seseorang, dilihat aspek kognitif yaitu bagaimana persepsi dan
pemikirannya terhadap obyek sikap, aspek afektif mencakup emosi yang menyertai,
serta aspek konatif yaitu kecenderungan berperilaku.
7
Fenomena sikap thin-ideal yang negatif, dapat dilihat dari pendapat yang
dikemukakan Mazel (dalam Ogden, 2010) yang dalam bukunya “Beverly Hills Diet”
mengatakan bahwa jika seseorang berkomentar,”Kamu makin kurus yah,” kamu akan
menjawab, “Terimakasih”. Ogden (2010) menambahkan bahwa bahkan majalah
mempublikasikan cerita sukses wanita yang mengurangi berat badan dan
digambarkan merasa semakin bahagia, dan bagaimana hidupnya berubah.
Penulis tertarik meneliti hubungan sikap terhadap thin-ideal dan kecenderungan
gangguan makan karena penulis ingin mengetahui keterkaitan lebih jauh, yakni
seberapa besar sumbangsih sikap terhadap thin-ideal tersebut pada kecenderungan
gangguan makan.
1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah
1.2.1 Pembatasan masalah
Dalam penelitian ilmiah ini, penulis memberikan batasan masalah yang akan
dibahas. Adapun masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini dibatasi sebagai
berikut:
a. Sikap terhadap thin-ideal yang penulis maksud disini adalah adalah
kecenderungan psikologis yang mengekspresikan penilaian berupa derajat
suka (setuju) atau tidak suka terhadap thin-ideal. Kecenderungan psikologis
tersebut ditinjau dari aspek kognitif, afektif, dan konatif dalam
mengidentifikasikan sikap terhadap idealisasi bahwa tubuh kurus itu ideal atau
yang dikenal thin-ideal.
8
b. Gangguan makan yang dimaksud yaitu gangguan disfungsional pada perilaku
makan. Penelitian ini mengkaji gangguan makan anoreksia dan bulimia
nervosa yang ditinjau dari aspek perilaku diet, bulimia dan menghindari
makanan, serta oral control.
c. Subjek penelitian adalah mahasiswi. Berusia antara 17-23 tahun. Sedangkan
status mahasiswi peneliti maksud untuk mewakili remaja putri dengan tahap
remaja akhir dan dewasa awal.
1.2.2 Perumusan masalah
Dengan mengetahui batasan masalah tersebut diatas, maka peneliti menetapkan
masalah yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan yang
signifikan antara sikap terhadap thin-ideal dan gangguan makan pada mahasiswi?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan penelitian
1. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang
signifikan antara sikap terhadap thin-ideal dan gangguan makan pada
mahasiswi.
1.3.2 Manfaat penelitian
1.3.2.1 Manfaat teoritis. Dari segi teoritis, penelitian ini diharapkan dapat
memperkaya hasil penelitian yang telah ada, sebagai usaha berpartisipasi memberikan
sumbangsih pemikiran tentang pentingnya keterkaitan sikap terhadap thin-ideal
dengan kecenderungan gangguan makan.
1.3.2.2 Manfaat praktis. Dari segi praktis, hasil penelitian ini diharapkan
memberikan masukan positif pada penelitian mengenai masalah dan penelitian
9
10
kecenderungan gangguan makan selanjutnya, dapat memberikan pengetahua pada
mahasiswi tentang hubungan sikap terhadap thin-ideal dengan kecenderungan
gangguan makan.
1.4 Sistematika Penulisan Skripsi
Penelitian ini dibagi menjadi beberapa bahasan seperti yang akan digambarkan
berikut ini:
BAB 1 : Pendahuluan: latar belakang masalah, pembatasan dan rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.
BAB 2 : Kajian Pustaka: sub bab gangguan makan, sub variabel yang
mempengaruhi yaitu sikap terhadap thin-ideal, kerangka berpikir, serta hipotesis
penelitian.
BAB 3 : Metode Penelitian: Pendekatan dan jenis penelitian, populasi dan
sampel, variabel penelitian, pengumpulan data, uji instrumen, dan prosedur
penelitian, serta teknik analisis data.
BAB 4 : Hasil Penelitian: Gambaran umum responden penelitian, deksripsi
data, dan hasil uji hipotesis.
BAB 5 : Kesimpulan, Diskusi dan Saran: Kesimpulan hasil penelitian, diskusi
hasil penelitian dan rujukan teori yang digunakan, serta saran baik secara teoritis
maupun praktis untuk penelitian selanjutnya.
BAB 2
LANDASAN TEORITIS
2.1. Pengantar
Bab ini memaparkan teori yang digunakan dalam penelitian ini. Ada pun sub bab
yang akan dipaparkan terdiri dari empat sub bab yaitu sub bab tentang deskriptif
teoritis yang membahas tentang teori gangguan makan dan variabel-variabel yang
mempengaruhi gangguan makan, yaitu sikap terhadap thin-ideal, serta kerangka
berpikir, dan hipotesis penelitian.
2.2 Kajian Teori
2.2.1 Gangguan Makan
2.2.1.1 Pengertian gangguan makan
Menurut American Psychologist Association (dalam Davidson et al, 2004),
gangguan makan merupakan karakter dengan gangguan berat pada perilaku makan.
Dumas&Nielsen (2003) mengatakan bahwa gangguan makan merupakan gangguan
fungsional pada beberapa perilaku yang berkaitan dengan makan.
Berdasarkan definisi diatas, peneliti menggunakan pengertian gangguan makan
secara konseptual dari Dumas&Nielsen yang menyebutkan bahwa gangguan makan
merupakan gangguan fungsional pada perilaku yang berkaitan dengan makan.
Sedangkan untuk jenis gangguan makan yang diteliti dalam penelitian ini adalah
Anoreksia nervosa dan Bulimia nervosa. Hal ini berdasarkan pendapat yang
11
dikemukakan Santrock (2006) bahwa, "Dua jenis gangguan makan yang sering
muncul pada remaja adalah anoreksia dan bulimia nervosa".
2.2.1.2 Macam-macam gangguan makan
1. Anoreksia nervosa
Istilah Anoreksia diperkenalkan pertama kali pada pertengahan abad ke-17 oleh
Charles Lasegue di Prancis yaitu pada tahun 1873. Lasegue menamakan gangguan ini
awalnya dengan istilah “L’anorexie hysterique” (Ogden, 2010). Selain itu, pada tahun
1874 di London, Sir William Gull yang merupakan doktor pribadi Ratu Victoria,
menerbitkan sebuah makalah berjudul “Appetite Loss”. Gull kemudian menjadi
terkenal dengan studi kasus tersebut, yaitu mengenai bagaimana seorang remaja yang
berusaha dengan bebas untuk melaparkan diri hingga berakhir dengan kematian
(Dumas&Nielsen, 2003).
Menurut Davidson, et.al. (2004), istilah anoreksia berarti hilangnya selera
makan, dan nervosa mengindikasikan bahwa hilangnya selera makan tersebut
memiliki sebab emosional. Santrock (2006) menambahkan bahwa, "Anoreksia
merupakan gangguan makan dengan adanya keinginan yang keras untuk
mendapatkan tubuh yang kurus dengan cara melaparkan diri”. Selain itu, Janet (2000)
mendefinisikan anoreksia nervosa sebagai sebuah gangguan makan dengan ciri
adanya obsesi pada makanan dan menjadi kurus.
Davidson, et.al. (dalam Santrock, 2006) menjelaskan pengertian gangguan
makan melalui tiga karakteristik anoreksia nervosa sebagai berikut, yaitu:
berkurangnya berat badan hingga 85% dari apa yang menjadi berat badan normal
12
berdasar usia dan tinggi badan, memiliki ketakutan yang intens terkait penambahan
berat badan, dan memiliki gangguan citra tubuh terutama mengenai bentuk tubuh.
Berdasarkan pengertian anoreksia nervosa diatas, dalam penelitian ini peneliti
menggunakan pengertian menurut Santrock (2006) bahwa Anoreksia merupakan
gangguan makan dengan adanya keinginan yang keras untuk mendapatkan tubuh
yang kurus dengan cara melaparkan diri.
a. Kriteria DSM-IV-TR untuk Anoreksia nervosa
Menurut Davidson et.al. (2004) menjelaskan bahwa dalam DSM-IV-TR, kriteria
diagnosis gangguan makan anoreksia nervosa yaitu: penderita menolak untuk
mempertahankan berat badan normal, meskipun berat badannya sangat kurang,
namun penderita masih memiliki ketakutan yang amat sangat menjadi gemuk, dan
mengalami gangguan citra tubuh, serta pada perempuan yang telah mengalami
menstruasi, terjadi amenorea.
b. Subtipe Anoreksia nervosa
Berdasarkan pendapat Davidson et.al. (2004), “DSM-IV-TR membedakan dua
tipe anoreksia nervosa. Dalam tipe terbatas, penurunan berat badan dicapai penderita
dengan sangat membatasi asupan makanan; dalam tipe makan berlebihan-pengurasan,
penderita secara rutin juga makan secara berlebihan dan kemudian
memuntahkannya.”
c. Simptom pada umumnya dari Anoreksia
Menurut Kevin (2002) dalam bukunya “Body Image, Eating Disorder, and
Obesity“ Simptom umum dari gangguan makan anoreksia nervosa yaitu: penderita
13
sering menyangkal keluhan mencakup kepedulian mereka mengenai rendahnya berat
badan, kelelahan penurunan energi, cemas berlebihan, gangguan tidur. Penderita
gampang marah, depresi, dan perubahan kepribadian, mengalami sakit kepala, sakit
perut/konstipasi, dan tidak toleran akan suhu dingin, serta Amenorhea.
d. Akibat Anoreksia dalam masalah kesehatan
Masalah kesehatan terkait anoreksia nervosa dapat dipahami dalam istilah
komplikasi fisik dan psikis (Ogden, 2010), sebagaimana gambaran berikut ini:
Gambar 2.1
Akibat Anoreksia dalam Masalah Kesehatan
Kematian: - Bunuh diri
- Serangan jantung
- Infeksi
- Komplikasi GI
Masalah Reproduksi: -Tidak subur
- Bayi kecil
- Anak yang tidak sehat
Kardiovaskular: - Detak jantung tidak teratur
- Gagal jantung
Serangan jantung
Tulang/Gigi: -Pertumbuhan kerdil
- Osteoporosis (tulang keropos)
- Gigi berlubang
Anoreksia nervosa
Psikologis:
-Depresi
- Kecemasan
Sistem saraf:
-Defisit dalam belajar
- Memori, dan analisa
- Gambar&ruang
e. Prognosis pada Anoreksia nervosa
14
Menurut Stober, et.al. (dalam Davidson et.al , 2004) sekitar 70% pasien
anoreksia akhirnya dapat sembuh. Meskipun demikian, penyembuhan dapat
berlangsung selama enam atau tujuh tahun, dan kekambuhan umum terjadi sebelum
tercapainya pola makan yang stabil dan dipertahankannya berat badan.
2. Bulimia nervosa
Bulimia secara formal diperkenalkan pertama kalinya oleh Russell (dalam
Ogden, 2010) pada tahun 1979. Rusell mengatakan bahwa bulimia terdiri atas tiga
faktor: episode makan dalam jumlah besar, menghindari efek kegemukan dari
makanan dengan memuntahkannya atau menggunakan pencahar, serta ketakutan
menjadi gemuk.
Davidson, et.al (2004) mengemukakan bahwa kata Bulimia berasal dari bahasa
yunani yaitu bous, yang berarti menolak. dan limos (yaitu rasa lapar), bulimia secara
bahasa berarti rasa lapar pada seseorang yang makan sebanyak-banyaknya dan
menolak apa yang dimakannya.
Menurut Santrock (2006), "Bulimia nervosa merupakan gangguan makan pada
individu yang secara konsisten mengikuti pola; makan berlebihan dan
memuntahkannya kembali". Selain itu, Janet (2000) menyebutkan bahwa, “Bulimia
nervosa, merupakan gangguan makan dengan ciri episode makan berlebihan atau
dalam jumlah besar dan memuntahkannya.
15
Berdasarkan penjelasan beragam pengertian bulimia nervosa, dalam penelitian
ini peneliti menggunakan pengertian menurut Santrock (2006) yang menyebutkan
bahwa Bulimia nervosa merupakan gangguan makan pada individu yang secara
konsisten mengikuti pola; makan berlebihan dan memuntahkannya kembali.
a. Kriteria DSM-IV-TR untuk Bulimia nervosa
Berdasarkan teori oleh Davidson, et.al (2004) dijelaskan sebagai berikut:
“Dalam DSM-IV-TR, kriteria diagnosis gangguan makan anoreksia nervosa yaitu: makan berlebihan secara berulang, melakukan pengurasan berulang untuk mencegah bertambahnya berat badan, simptom-simptom tersebut terjadi sekurangnya dua kali seminggu selama sekurangnya tiga bulan, serta penilaian diri penderita yang sangat tergantung pada bentuk tubuh dan berat badan”.
b. Subtipe Bulimia nervosa
Davidson, et.al (2004) membedakan dua tipe bulimia nervosa. Dalam Tipe
Pengurasan, penderita bulimia melakukan perilaku kompensatori dengan melakukan
pengurasan atau memuntahkan dan menggunakan obat-obat pencahar dan diuretik;
dalam tipe non-pengurasan, penderita melakukan perilaku kompensatori melalui
olahraga dan puasa secara berlebihan.
c. Simptom pada umumnya dari Bulimia (dalam Kevin, 2002) :
Kevin (2002) menjelaskan bahwa :
“Simptom umum dari gangguan makan bulimia nervosa yaitu: pasien merahasiakan tentang gangguan makan, makan berlebihan, dan memuntahkannya kembali, kelelahan karena penurunan energi, depresi, menderita sakit kepala, sakit perut, dan kembung, muntah yang kambuh, mengalami nyeri hati, konstipasi, menstruasi yang tidak teratur, dan tangan dan kaki bengkak”.
16
d. Akibat Bulimia dalam masalah kesehatan:
Menurut Ogden (2010), pada dasarnya masalah kesehatan terkait bulimia nervosa
tidak terkait dengan kematian, melainkan memiliki komplikasi luas pada fisik
penderita, sebagaimana gambaran berikut ini:
Gambar 2.2
Akibat Bulimia dalam Masalah Kesehatan
Kardiovaskular: Detak jantung tidak teratur
Darah tinggi
Gagal jantung
Sistem pencernaan: Gangguan pencernaan
Konstipasi
Diare
Pankreas
Sakit tenggorokan
Gigi: Karies/ gigi busuk
bernanah
Kulit: Kulit bersisik
Flek pada kulit
Psikologis:
Gejala neurotik (gangguan kecemasan): merasa bersalah, khawatir, sulit konsentrasi
Depresi
Usaha bunuh diri
Kecemasan
Penyalahgunaan alkohol dan narkoba
Gangguan tingkah laku
Impulsif
Bulimia
17
e. Prognosis pada Bulimia nervosa
Stober, et.al. (dalam Davidson et.al , 2004) mengemukakan bahwa:
“Pemantauan jangka panjang pada pasien bulimia nervosa mengungkap bahwa tujuh puluh persen memperoleh kesembuhan, meskipun sekitar sepuluh persen mengalami simtomatik. Para pasien bulimia nervosa yang lebih sering makan berlebihan dan muntah, kormobid dengan penyalahgunaan zat atau memiliki riwayat depresi memiliki prognosis lebih buruk dibanding pasien tanpa faktor-faktor tersebut“.
2.2.1.3 Komponen gangguan makan
Garner & Garnfikel (1982) telah mengemukakan tiga komponen gangguan
makan sebagai berikut:
1. Perilaku diet (Dieting)
Komponen ini terdiri dari menghindari makanan berlemak dan keinginan kuat
untuk memiliki tubuh kurus.
2. Bulimia dan kesenangan terhadap makanan (Bulimia and Food
Preoccupation)
Komponen ini memberikan gambaran tentang pemikiran mengenai makanan
terkait indikasi bulimia.
3. Kontrol Makan (Oral control)
Komponen ini terkait kontrol diri dalam perilaku makan, dan tekanan yang
diterima dari orang lain atas kelebihan berat badan.
2.2.1.4. Faktor-faktor penyebab timbulnya gangguan makan
18
Berdasarkan pendapat Ogden (2010), adapun model teori penyebab gangguan
makan adalah model sosial-budaya, model genetik, model psikoanalisa, model
kognitif-behavioral, dan pendekatan sistem keluarga, serta kejadian terkait makan,
sebagaimana dijelaskan pada gambar dibawah ini:
Gambar 2.3
Penyebab gangguan makan
Model Genetik (Genetic Model)
Model kognitif-perilaku (Cognitive-Behavioral Model)
Gangguan makan Pendekatan melalui
Sistem Keluarga (Family System Approach)
Kejadian terkait makanan (Significant Event)
Model Psikoanalisa (Psychoanalytic)
M d l
Model Sosial-Budaya (Sosiocultural Model)
Selain itu, Ogden (2010) menjelaskan pendekatan penyebab gangguan makan
model sosial-budaya ini sebagai berikut:
Model ini menempatkan penderita anoreksia atau bulimia dengan konteks sosial dan menganalisa gangguan makan sebagai sebuah ekspresi dan nilai-nilai sosial. Beberapa penulis dibidang ini menggambarkan hasil pemikiran Yap dan Deverux, dan gangguan makan ini digambarkan sebagai sindrom ikatan budaya (culture-bound syndrome) atau gangguan etnis (ethnic disorder). Berdasarkan perspektif ini, gangguan makan dipertimbangkan sebagai ekspresi dari ketakutan dan masalah yang tidak terpecahkan pada pengadopsian budaya, sebagaimana yang dijelaskan Gordon, “Yang tidak dapat dipahami dari perkembagan manusia adalah kondisi di era kontemporer ini tanpa adanya analisis kerangka berpikir sosial budaya dari luar yang terjadi”.
19
Secara terperinci, Ogden (2010) juga menjelaskan pengaruh sosial budaya yang
menyebabkan munculnya gangguan makan mencakup tiga faktor, yaitu: konflik dari
kepedulian atas gender, identitas, dan ruang sosial.
1. Faktor Gender
Konflik utama yang memberi konstribusi pada perkembangan gangguan makan
adalah konflik antara gender perempuan dengan peran alami, sebagai ibu, wanita
karir, dan harapan yang menempatkan perempuan pada masyarakat moderen.
Brown, et.al (dalam Ogden, 2010) menyimpulkan bahwa perilaku bulimia
diasosiasikan dengan feminim/kewanitaan. Selain itu, hasil penelitian oleh Thornton,
et.al (dalam Ogden, 2010) menyimpulkan bahwa penelitian tentang “superwoman
syndrome pada mahasiswa di Amerika merupakan bentuk usaha untuk menyesuaikan
diri antara stereotip tradisionil dan yang moderen, hal tersebut dapat memprediksi
gangguan makan.
2. Faktor identitas
Berhubungan erat dengan gender, faktor ini mengenai konflik kepedulian atas
“menjadi dewasa” atau “masih anak-anak”, dan “mandiri” dengan “ketidak-
mandirian”. Senada dengan hal tersebut, Gordon (dalam Ogden, 2010)
mengemukakan bahwa, “Proses pencarian identitas gampang terkena gangguan akan
perubahan radikal pada peran sosial atau harapan budaya”. Konflik terkait identitas
tersebut dianggap sebagai, “Konflik pada identitas merupakan hasil krisis identitas
20
dan perasaan diluar kendali, yang mana diekspresikan melalui dorongan untuk kurus
dan penolakan terhadap makanan”.
3. Faktor ruang sosial
Berdasarkan pendapat ahli psikologi yang bernama Orbach (dalam Ogden, 2010)
menjelaskan pengaruh ruang sosial pada gangguan makan bahwa ukuran tubuh yang
kecil bagi wanita menjadi tujuan hanya pada saat dimana wanita tersebut menuntut
akan ruang lebih. Ia juga berpendapat bahwa memiliki ukuran kecil dapat membentuk
perasaan kuat dan gangguan makan ini merupakan ekspresi konflik antara
mengambil ruang dan menjadi tidak terlihat yang menjadi hasil dari kontrol
berlebihan atas dunia baik dari dalam maupun luar.
2.2.2 Sikap Terhadap Thin-ideal
2.2.2.1 Pengertian sikap
G.W. Allport (dalam Sarwono, 2009) juga mendefinisikan sikap sebagai
kesiapan mental yaitu suatu proses yang berlangsung dalam diri seseorang berkaitan
dengan pengalaman individual masing-masing yang mengarahkan dan menentukan
respons terhadap berbagai objek dan situasi terkait.
Selain itu, Zanna & Rempel (dalam Sarlito, 2009) mendefinisikan sikap sebagai
reaksi evaluatif yang disukai dan tidak disukai terhadap sesuatu atau seseorang,
menunjukkan kepercayaan, perasaan, atau kecenderungan perilaku seseorang.
Eagley & Chaiken (dalam Penington et.al, 1999) mengatakan sikap merupakan
kecenderungan psikologis yang mengekspresikan penilaian dengan tingkatan suka
21
atau tidak suka. Sedangkan Penington et.al (1999) mengemukakan definisi sikap
merupakan konstruk psikologis yang mengacu pada proses mental tertentu pada diri
seseorang.
Berdasarkan ragam pengertian sikap yang dikemukakan diatas, dalam penelitian
ini peneliti menggunakan pengertian menurut Eagley & Chaiken (dalam Penington
et.al, 1999) mengatakan sikap merupakan kecenderungan psikologis yang
mengekspresikan penilaian dengan tingkatan suka atau tidak suka.
2.2.2.2. Ciri-ciri sikap
Luthfi et.al (2009) merumuskan ciri-ciri sikap sebagai berikut :
1. Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa
dalam menghadapi obyek, ide, situasi atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi
merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara tertentu terhadap obyek.
2. Sikap mempunyai daya pendorong atau motivasi. Sikap bukan sekedar
rekaman masa lalu, tetapi juga menentukan apakah orang harus pro atau kontra
terhadap sesuatu. Sikap membantu menentukan apa yang disukai, diharapkan, dan
diinginkan. Sikap juga mengesampingkan apa yang tidak diinginkan, apa yang harus
dihindari.
3. Sikap relatif mudah berubah, karena sikap adalah hal dapat dipelajari dan
sebaliknya. Walaupun secara umum sikap relatif mudah berubah, untuk obyek
tertentu (spesifik) ternyata sikap relative cenderung menetap dan jarang berubah.
4. Sikap mengandung aspek evaluatif, artinya mengandung nilai menyenangkan
atau tidak menyenangkan, suka atau tidak suka.
22
5. Sikap timbul dari pengalaman, tidak dibawa sejak lahir, tetapi merupakan
hasil belajar sepanjang perkembangan dan berinteraksi dengan obyeknya.
2.2.2.3 Komponen sikap
Katz (dalam Pennington & Hill, 1999) mengemukakan bahwa pendekatan
struktural sikap adalah berupa penilaian, positif atau negatif dari suatu objek sikap
baik orang atau gambaran. Menurut Eagly & Chaiken (dalam Pennington & Hill,
1999), ada tiga model komponen yang terkait dengan sikap, diantaranya sebagai
berikut:
Gambar 2.4
Komponen Sikap
Aspek kognitif
Objek sikap Aspek afektif
Aspek perilaku/konatif
Sikap
1. Komponen kognitif (pengetahuan)
Komponen kognitif mengacu pada kepercayaan, opini, dan ide mengenai objek
sikap.
2. Komponen afektif (emosi)
23
Komponen afektif mengacu pada penilaian (bagus atau tidak bagus, suka atau
tidak suka) dari objek sikap dan juga merupakan prinsip seseorang.
3. Komponen konatif (tendensi perilaku)
Komponen konatif mengacu pada niat menunjukkan perilaku atau berperilaku
nyata terkait dengan objek sikap.
2.2.2.4 Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Sikap
Menurut Luthfi et.al (2009), sikap pada diri seseorang dapat dipengaruhi oleh
faktor internal dan faktor eksternal, yaitu faktor pengalaman, situasi, norma-norma,
hambatan dan faktor pendorong.
Reaksi yang dapat diberikan individu terhadap objek sikap dapat bersifat positif,
tetapi juga dapat bersifat negatif. Diagram terbentuknya sikap dapat dilihat pada
gambar berikut ini:
Gambar 2.5 Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Sikap
Faktor Internal -Fisiologis -Psikologis
Objek Sikap :
Thin-ideal
Reaksi
SIKAP Faktor Eksternal
-Pengalaman -Situasi -Norma-norma -Hambatan
Menurut Pennington & Hill (1999), terdapat beberapa fungsi sikap sebagai
berikut:
24
1. Fungsi pengetahuan, fungsi ini peduli mengenai bagaimana seseorang
mengatur, menyusun, dan proses informatif mengenai dunia sosial.
2. Fungsi adaptif, fungsi ini peduli bagaimana sikap memungkinkan seseorang
untuk mencapai tujuan yang diingini dan menghindari hal yang tidak diinginkan.
3. Fungsi pertahanan ego, fungsi ini menyatakan bahwa sikap umumnya untuk
melindungi orang-orang dari diri mereka sendiri dan orang lain.
4. Fungsi ekspresi diri, fungsi ini memberitahukan kebutuhan untuk
menceritakan sesuatu mengenai diri seseorang dan untuk mengetahui isi pikiran
orang tersebut.
2.2.1.4. Pengertian thin-ideal
Bordo (dalam Ogden, 2010) pada salah satu bukunya yang berjudul “Reading the
Slender Body”, berpendapat bahwa gambaran yang ada mengenai kurus atau thin-
ideal merupakan hasil kontemporer dan ketakutan dalam masyarakat, yang dapat
dijelaskan dalam gambaran pengertian ukuran tubuh sebagai berikut
Gambar 2.6 Pengertian Ukuran Tubuh
Makan berlebihan kontrol menarik Malas
Menderita Tidak populer Gemuk
Tidak sukses Tidak menarik
kebebasan sukses
Kurus
25
Istilah thin-ideal ini memiliki sinonim dengan thinness, slim, ultra-thin ideal,
slender body atau ultra-slender ideal. Istilah tersebut memiliki makna sama yaitu
pengidealan citra tubuh kurus atau yang dikenal dengan slogan “cantik itu langsing”
Dumas&Nielsen (2003) terkait thin-ideal bahwa:
“Rata-rata berat badan dari model –yang mana merupakan standar kecantikan amerika-adalah memiliki berat badan 95% dibawah berat badan perempuan amerika pada umumnya. Banyak remaja putri dan pemudi menjaga berat badan yang sehat, yang mana lebih rendah dari rerata berat badan populasi pada umumnya, dan kebanyakan dari mereka tidak menemukan ideal berat badan yang disampaikan secara sukses dalam kesehariannya melalui hiburan, iklan-iklan, dan model. Banyak peneliti percaya bahwa hal ini merupakan faktor penting pada peningkatan gangguan makan, senada peningkatan remaja putri dan wanita muda yang berusaha untuk mencapai ketidakmungkinan tersebut”.
Selain itu, Dumas&Nielsen mengemukakan bahwa patokan atau ukuran thin-
ideal kian meningkat secara berlanjut pada dekade sebelumnya. Senadan dengan hal
tersebut Wilson (2007) menjelaskan melalui gambaran sebagai berikut berdasarkan
penelitian mengenai ukuran tubuh yang dilakukan oleh pengamat model Playboy dan
kontestan Miss Amerika dengan periode masing-masing 10 tahun, yaitu:
Berdasarkan gambaran diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa ukuran thin-ideal
bervariasi sepanjang waktu, tidak ada patokan yang jelas. Namun, hasil penelitian
diatas menemukan bahwa berat badan rata-rata mereka pada tahun 2000 semakin
dratis penurunan BMT dengan taraf 13%-19% dibawah dari usia yang diharapkan.
Hal ini menunjukkan bahwa berdasarkan 4 kategori atas BMT (Berat Massa
Tubuh) oleh Gucciardi et.al (2004), terdiri atas berat badan terlalu rendah (BMT <
26
20), berat badan yang sesuai (BMT 20-250, berat badan berlebih (BMT 25-27), dan
Obesitas (BMT > 27). Pada tahun 2000, Tren thin-ideal dengan BMT tersebut sudah
berada ditaraf berat badan terlalu rendah.
2.3 Hubungan Sikap terhadap Thin-ideal dan Gangguan Makan
Gangguan makan merupakan gangguan disfungsional pada perilaku yang
berhubungan dengan makan. Gangguan makan ditinjau dari tiga aspek (Gardner &
Garnfikel, 1982), yaitu: perilaku diet, aspek bulimia dan pengertian mengenai
makanan, dan aspek kontrol oral.
Benveniste (dalam Grogan, 2000) mengatakan bahwa budaya memegang peranan
penting pada perkembangan gangguan makan. Menurut Ogden (2010), model sosial
budaya dalam pengaruhnya pada gangguan makan mencakup tiga hal yaitu: faktor
gender, faktor identitas, dan ruang sosial.
Berdasarkan uraian sebelumnya bahwa gangguan makan ditinjau dari aspek diet,
Grogan (2000) menyampaikan penelitian di Inggris, menunjukkan bahwa responden
penelitian menyatakan alasan melakukan diet adalah untuk kurus, dan meningkatkan
kepercayaan diri. Senada dengan hal tersebut, beberapa penelitian mengemukakan
tekanan sosial untuk berpenampilan menarik bagi perempuan salah satunya memiliki
tubuh ideal. Sayangnya tubuh ideal ini bukan berdasarkan ukuran BMI atau Body
mass Index, melainkan dikenal dengan paradoks “cantik itu langsing”.
Idealisasi bentuk tubuh cenderung mendukung remaja putri menginginkan untuk
menjadi kurus dikarenakan tubuh kurus atau langsing umumnya diidentifikasikan
27
dengan kecantikan, menarik, popularitas. Selain itu, penggunaan citra tubuh kurus
pada model atau artis di berbagai media merupakan promosi idealisasi tersebut.
Paparan informasi idealisasi baik melalui pesan media secara langsung maupun tidak
langsung mempengaruhi sikap individu terhadap objek sikap, dan memiliki
kecenderungan untuk berperilaku.
Sikap terhadap thin-ideal yang peneliti maksud merupakan kecenderungan
psikologis yang mengekspresikan penilaian dengan tingkatan suka atau tidak suka
individu terhadap thin-ideal. Tingkatan tersebut ditinjau melalui aspek kognitif,
afektif, dan konatif yang mendasari sikap individu.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti ingin meneliti apakah sikap terhadap thin-
ideal memiliki hubungan dengan tingginya perilaku gangguan makan pada
mahasiswi.
Gambar 2.9
Skema Hubungan Sikap terhadap Thin-ideal
dan Gangguan Makan
Sikap terhadap Thin-
ideal
Aspek Kognitif Aspek Afektif Aspek Konatif
-/ +
28
Tinggi / Rendah
Gangguan Makan
2.4. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian mempunyai fungsi memberikan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah atau research question. Berdasarkan deskripsi teori diatas, penulis
merumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :
1. Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara sikap terhadap thin-ideal dan
gangguan makan pada mahasiswi.
2. Ha : Ada hubungan yang signifikan antara sikap terhadap thin-ideal dan
gangguan makan pada mahasiswi.
29
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Pengantar
Bab ini menjelaskan tentang metode penelitian yang terdiri dari tujuh subbab.
Subbab tersebut adalah pendekatan dan jenis penelitian, konseptual dan operasional
variabel, populasi dan sampel, alat pengumpulan data, prosedur penelitian, serta
teknik analisis data.
3.2 Pendekatan dan Jenis Penelitian
3.2.1 Pendekatan penelitian
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif. Arikunto
(2006) mendefinisikan penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan
pengetahuan yang menggunakan data berupa angka, mulai dari pengumpulan data,
penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Dengan pendekatan
kuantitatif akan diperoleh signifikan hubungan antar variabel yang diteliti.
3.2.2 Jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah korelasional. Dengan penelitian korelasi,
memungkinkan tercapainya formula hubungan variabel atau Ha, yaitu keadaan yang
menunjukkan adanya asumsi hubungan antara Independent Variable (IV) dengan
Dependent Variable (DV). Hal ini sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu apakah
30
terdapat hubungan antara sikap terhadap thin-ideal dengan kecenderungan gangguan
makan pada mahasiswi.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Arikunto (2006) mengatakan bahwa, populasi atau universe adalah keseluruhan
subjek penelitian. Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari atas
obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Dalam
penelitian ini populasi yang digunakan adalah mahasiswi dengan karakteristik berusia
antara 17-23 tahun. Hal tersebut sebagaimana menurut Santrock (2006) bahwa
gangguan makan anoreksia dan bulimia nervosa umumnya terjadi pada tahap
petengahan remaja hingga dewasa awal. Peneliti menyesuaikan dengan status
mahasiswi yang dapat mewakili usia sebagaimana karakteristik populasi tersebut.
3.3.2 Sampel
Berdasarkan pendapat Arikunto (2006), definisi sampel atau contoh adalah
sebagian atau wakil dari populasi yang hendak diteliti. Sampel dimaksudkan untuk
mengeneralisasikan atau mengangkat kesimpulan penelitian, sebagai sesuatu yang
berlaku bagi populasi. Sampel yang baik adalah yang kesimpulannya dapat dikenakan
pada populasi dan bersifat representatif atau yang dapat menggambarkan karakteristik
populasi.
31
Pada penelitian ini, sampel yang digunakan adalah mahasiswi. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah berjumlah 100 orang mahasiswi. Karena itu
peneliti menganggap sampel yang digunakan telah cukup mewakili.
3.3.3 Teknik pengumpulan sampel
Dalam penelitian ini, metode pengumpulan sampel dilakukan dengan
menggunakan non-random sampling yaitu menggunakan accidental sampling,
dimana tidak semua anggota populasi mendapat kesempatan yang sama untuk
menjadi sampel penelitian. Dalam Kerlinger (1973) sampling accidental adalah
menggunakan sampel apa saja yang telah tersedia, misalnya dalam penelitian ini
peneliti membutuhkan sampel mahasiswi. Mahasiswi yang dimaksud peneliti adalah
mahasiswi yang berusia 17-23 tahun. Sehingga dianggap mewakili orientasi usia
mahasiswi yang rentan terhadap gangguan makan, sebagaimana menurut Satrock
(2006) bahwa gangguan makan anoreksia dan bulimia nervosa umumnya terjadi pada
tahap petengahan remaja hingga dewasa awal.
Atas dasar itulah dalam penelitian ini, pengambilan sampel dilakukan dengan
cara mengambil sampel yang seketemunya yang tentunya sesuai dengan karakteristik
yang telah ditentukan dengan ciri-ciri tertentu. Adapun karakteristik sampel dalam
penelitian ini adalah:
1. Mahasiswi
2. Berusia antara 17 hingga 23 tahun
3.4 Variabel Penelitian
3.4.1 Identifikasi variabel
32
Pada penelitian ini yang menjadi variabel terikat (dependent variable) adalah
gangguan makan. Sedangkan variabel bebasnya (independent variable) yaitu sikap
terhadap thin-ideal.
3.4.2 Definisi konseptual variabel
Berikut ini penjelasan dari definisi konseptual masing-masing variabel :
1. Gangguan makan
Gangguan makan merupakan gangguan fungsional pada beberapa perilaku yang
berkaitan dengan makan. Dapat ditinjau dari aspek perilaku diet, bulimia dan arti
makanan, serta kontrol oral.
2. Sikap terhadap thin-ideal
Sikap terhadap thin-ideal adalah kecenderungan psikologis yang
mengekspresikan penilaian berupa derajat suka atau tidak suka terhadap thin-ideal.
Dapat ditinjau dari aspek kognitif, afektif dan konatif individu.
3.4.3 Definisi operasioanal variabel
Berikut ini penjelasan definisi operasional dari masing-masing variabel:
1. Gangguan makan
Gangguan makan merupakan hasil skor dari pengukuran menggunakan Eating
Disorder Test-26. Instrumen penelitian ini terdiri atas 26 item skala yang dirancang
oleh Garner & Garnfikel (1982) untuk menguji simptom dari gangguan makan yaitu
anoreksia dan bulimia. Menurut Kevin (2002), skala ini dapat digunakan pada non-
pasien, akan tetapi antara anoreksia dengan bulimia tidak dapat dibedakan.
2. Sikap terhadap thin-ideal
33
Sikap terhadap thin-ideal merupakan hasil skor dari pengukuran skala sikap
terhadap thin-ideal. Skala Sikap terhadap thin-ideal tersebut diukur berdasarkan 3
komponen sikap, yaitu: aspek kognitif, afektif, dan konatif yang ditinjau pada objek
sikap berupa konsep idealisasi bentuk tubuh kurus (thin-ideal). Instrumen penelitian
ini dirancang oleh peneliti.
3.5 Pengumpulan Data
3.5.1 Teknik pengumpulan data
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan menggunakan
metode/instrumen skala. Skala Likert merupakan suatu metode pengambilan data
dimana data-data yang diperlukan dalam penelitian diperoleh melalui pernyataan
tertulis. Dalam penelitian ini subyek diberikan skala yang terdiri dari 3 bagian yaitu:
a. Bagian pengantar, berisi tentang nama peneliti, tujuan dari penelitian,
kerahasiaan jawaban yang diberikan oleh responden, dan ucapan terimakasih peneliti.
b. Bagian data kontrol, berisi tentang data-data subyek seperti nama, usia,
semester. Data kontrol ini berisi pernyataan tertutup.
c. Bagian inti, berisi 2 alat ukur yakni alat ukur skala EAT-26 yang meliputi 3
dimensi, yaitu aspek perilaku diet, bulimia dan arti makanan, dan kontrol oral; alat
ukur sikap terhadap thin-ideal yaitu meliputi aspek kognitif, aspek afektif, dan
konatif.
3.5.2 Instrumen penelitian
34
Pada penelitian ini, penulis menggunakan dua alat pengumpul data, yaitu skala
sikap terhadap thin-ideal dan skala EAT-26. Skala yang digunakan dalam
penelitian ini adalah skala model Likert. Dengan menggunakan model skala ini,
respon yang diharapkan dari subyek adalah kesetujuan dan ketidaksetujuan dalam
variasi: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju
(STS), terdiri atas pernyataan pendukung secara teknis yang disebut favorable
statement, yang tidak mendukung disebut unfavorable statement. Masing-masing
kategori respon tersebut memiliki nilai tertentu.
Skoring untuk respon jawaban pada skala adalah seperti terlihat pada tabel
dibawah ini :
Tabel 3.1
Skoring Respon Jawaban / Bobot Nilai Jawaban
Respon Favorable Statement Unfavorable Statement
SS 4 1
S 3 2
TS 2 3
STS 1 4
Berikut ini adalah Blue print skala sikap terhadap thin-ideal dengan gangguan
makan :
35
1. Skala sikap terhadap thin ideal sebagai reaksi perasaan yang mempengaruhi
perilaku individu terhadap thin-ideal meliputi aspek kognitif, afektif, dan konatif.
Tabel blue-print adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2
Blue Print Skala Sikap terhadap Thin-Ideal
No Komponen Indikator Butir Soal Jumlah F U
1 Kognitif - Persepsi mengenai citra tubuh kurus merupakan ideal body pada perempuan
- Perhatian terhadap citra tubuh kurus merupakan ideal body pada perempuan
- Kepercayaan tentang citra tubuh yang kurus merupakan ideal body
33*, 25*
34
27
1*, 9*, 17*
2*, 10*, 18, 26*
3*, 11, 19, 35*
5
5
5
2 Afektif - Minat terhadap citra tubuh kurus
- Perasaan bersalah terhadap penampilan fisik
- Pengalaman emosional mengenai citra tubuh kurus yang merupakan body-ideal
40
21*
37*, 41*
4,12*,20*,
28*,36*
5*,13*,29
6*,14*,22*,
30*
6
4
6
3 Konatif - Tindakan menghindari hal-hal yang menyebabkan ketidaknyamanan berhubungan dengan body ideal adalah kurus (thin-ideal)
- Perilaku yang dipengaruhi thin-ideal
42*
43
7*,15*,23*,31,38*
8*,16,24*,32*,39*
6
6
Jumlah = 43
*Item skala untuk field study
36
2. Skala Gangguan Makan, untuk mengukur kecenderungan gangguan makan
ditinjau dari hasil pengukuran Eating Disorder Test-26, yang meliputi aspek perilaku
diet, bulimia dan arti makanan, serta kontrol oral, sebagaimana digambarkan pada
tabel di bawah ini:
Tabel 3.3 Blue print EAT-26 Garner & Garnfikel (1982)
* Item skala untuk field study
No Komponen Indikator Butir soal Jumlah
1 Perilaku Diet - Menghindari makanan berlemak
- Keinginan kuat untuk memiliki tubuh kurus.
6, 7*, 12*, 14*, 16*, 22*, 24,
1, 10*, 11*, 17*, 23*, 26*
7
6
2 Bulimia & arti makanan
- Pemikiran mengenai makanan 3, 4, 9*, 18*, 21*, 25*
6
3 Kontrol oral - Kontrol diri dalam perilaku makan
- Tekanan yang diterima dari orang lain atas kelebihan berat badan
2*, 5, 19*
8, 13, 15,20
3
4
Jumlah = 26
3.6 Uji Instrumen
3.6.1 Uji validitas
Menurut Arikunto (2006), validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan
tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Validitas merupakan ciri
yang harus dimiliki oleh instrumen pengukuran, karena berhubungan langsung
dengan dapat tidaknya mengukur apa yang diinginkan dan tepat.
37
Suatu alat ukur dengan validitas tinggi, tidak hanya menjalankan fungsi ukurnya
secara tepat, akan tetapi juga memiliki tingkat kecermatan yang tinggi. Validitas
suatu butir pernyataan dapat dilihat pada hasil output SPSS 14,00 yang menilai
kevalidan masing-masing item dari nilai Corrected Item-Total Correlation masing-
masing butir pernyataan
3.6.2 Uji Reliabilitas
Menurut Arikunto (2006), reliabilitas adalah ukuran bahwa suatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik. Dengan demikian, suatu instrumen dikatakan reliabel
bila mampu mengukur sesuatu dengan hasil yang konsisten (ajeg). Karena
pengukuran yang tidak reliable dapat menyebabkan skor yang tidak dapat dipercaya.
Prosedur yang digunakan untuk mengukur relibialitas tes dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan formula Alpha Cronbach. Reliabilitas suatu konstruk
variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach’s alpha > dari 0,60. Dalam
perhitungannya, peneliti menggunakan SPSS 14,00. Formula reliabilitas yang
digunakan dengan analisa Alpha Cronbach , adalah sebagai berikut:
2 1 S S
S
12
22
2
1.7 Prosedur Penelitian
Keterangan :
dan = varian skor belahan 1 dan varian skor belahan 2
= varian skor skala
38
Adapun prosedur penelitian ini dapat dilakukan dalam empat tahapan penelitian,
yait
Persiapan penelitian a. Dimulai dengan merumuskan masalah.
el yang akan diteliti. atkan gambaran dan landasan teori
gal 16 November 2010
tian dan meminta kuosioner penelitian.
simpulan hasil penelitian yang diperoleh dan dibahas
uk mencari korelasi. Pada penelitian ini digunakan
anal
u :
1.
b. Menentukan variabc. Melakukan studi pustaka untuk mendap
yang tepat mengenai variabel penelitian. d. Menentukan, menyusun, dan menyiapkan alat ukur yang digunakan dalam
penelitian yaitu skala sikap terhadap thin-ideal dan skala EAT-26. e. Menentukan lokasi penelitian.
2. Tahap uji coba (Try Out) 3. Pelaksanaan penelitian
da tang Penelitian dilaksanakan pa 4. Tahap pengambilan data
a. Menentukan sampel penelitian san mengenai tujuan penelib. Memberikan penjela
kesediaan subjek untuk mengisic. Melaksanakan pengambilan data dengan memberikan kuosioner yang
telah disiapkan kepada subjek penelitian. 5. Pengolahan data
a. Penulis memberikan kode dan melakukan skoring terhadap hasil skala i oleh responden yang telah diis
b. Menginput data yang diperoleh dan menghitung data tersebut dengan metode yang telah ditentukan.
c. Kemudian melakukan analisa data dengan metode statistika melalui program SPSS
6. Tahap pembahasan a. Menginterpretasikan dan membahas hasil statistika berdasarkan teori b. Merumuskan ke
berdasarkan data dan teori yang ada.
1.8 Teknik Analisis Data
Analisa data diarahkan unt
isa statistika sebagai analisa data yaitu kelompok sampel yang mencari korelasi
dari 2 variabel. Sedangkan untuk mencari seberapa besar pengaruh/sumbangan yang
diberikan sikap terhadap thin-ideal pada kecenderungan gangguan makan
39
40
analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisa statistik,
yait
Uji Hipotesis
is digunakan untuk menjawab pertanyaan utama penelitian ini.
Met
1 6 ∑
1
menggunakan uji linearitas yang dilakukan dengan menggunakan teknik komputer
yaitu SPSS 14.00.
Adapun teknik
u:
1.
Pengujian hipotes
ode yang digunakan adalah metode Korelasi Spearman. Rumus korelasi
Spearman bertujuan untuk mencari hubungan atau untuk menguji signifikansi
hipotesis asosiatif bila masing-masing variabel yang dihubungkan berbentuk ordinal,
dan sumber data antar variabel tidak harus sama. Untuk menghitungnya, penulis
menggunakan program SPSS versi 14.00. Adapun rumus Spearman adalah sebagai
berikut :
Keterangan : : Koefisien korelasi tata jenjang Spearman
Perbedaan skor antara dua kelompok pasangan n
D : : Jumlah subyek
1 dan 6 : Bilangan konstan
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Responden Penelitian
Subjek penelitian ini adalah mahasisiwi. Sampel dalam penelitian ini berjumlah
100 responden. Gambaran umum responden penelitian didasari karakteristik usia
pada penelitian ini, peneliti mengambil sampel dengan rentang usia dari 17 tahun
hingga 23 tahun.
4.2.Deskripsi Data
4.2.1 Gambaran Skor Skala Sikap terhadap Thin-ideal
Peneliti menentukan kategorisasi skor skala sikap terhadap thin-ideal. Untuk
memudahkan menghitung nilai maksimum, minimum, rata-rata, dan deviasi
menggunakan hitungan computer dengan program SPSS versi 14.00. Didapatkan
nilai maksimum, minimum, rata-rata, dan deviasi sebagai berikut:
Tabel 4.1
Nilai Maksimum, Minimum, Rata-rata, Deviasi, dan Jumlah Total
(SUM) Sikap terhadap Thin-ideal
N Minimum Maximum Sum Mean Std. deviation Variance
Sikap terhadap thin-ideal
100 61 110 8494 84,94 8,595 73,875
Berdasarkan tabel diatas didapatkan nilai minimum untuk skala sikap terhadap
thin-ideal sebesar 61, nilai maksimum sebesar 110, rata-rata sebesar 8494, standar
deviasi sebesar 8,595, dan jumlah total (Sum) sebesar 8494.
41
Peneliti menggolongkan sampel ke dalam tiga kategori tingkatan sikap terhadap
thin-ideal yaitu positif, netral, dan negatif. Cara untuk mendapatkan skor sikap
terhadap thin-ideal yang dominan adalah pertama mencari nilai rata-rata (M/Mean)
dan simpangan baku (standard deviation/SD). Nilai rerata dan simpangan baku
tersebut kemudian dimasukkan dalam formula berikut dan menghasilkan sebaran
kategori skor seperti terlihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.2
Kategorisasi Sikap terhadap Thin-ideal
Kategori Rentang Frekuensi %
Positif ≥ M+1SD X ≥94, 12 12%
Netral M–1SD < x < M+1SD 76<X< 94 78 78%
Negatif ≤ M – 1SD X ≤ 76 10 10%
Jumlah 100% Catt: dilakukan pembulatan pada skor yang diperoleh
Berdasarkan hasil penghitungan skor sikap terhadap thin-ideal, seperti
ditunjum,kkan dalam tabel diatas, diketahui bahwa 12% memiliki tingkat sikap
terhadap thin-ideal positif, 78% memiliki tingkat sikap terhadap thin-ideal netral, dan
10% memiliki tingkat sikap terhadap thin-ideal negatif. Ternyata sikap terhadap thin-
ideal sebagian besar mahasiswi masuk dalam kategori sedang.
4.2.2 Gambaran Skor Skala Sikap terhadap Gangguan Makan
Peneliti menentukan kategorisasi skor skala gangguan makan yaitu menggunakan
EAT-26. Untuk memudahkan menghitung nilai maksimum, minimum, rata-rata, dan
42
deviasi menggunakan hitungan computer dengan program SPSS versi 14.00.
Didapatkan nilai maksimum, minimum, rata-rata, dan deviasi sebagai berikut:
Tabel 4.3 Nilai Maksimum, Minimum, Rata-rata, Deviasi, dan Jumlah Total (SUM)
Gangguan Makan N Minimum Maximum Sum Mean Std. deviation Variance
Gangguan makan
100 16 49 3173 31,73 7,73 59.81
Berdasarkan tabel diatas didapatkan nilai minimum untuk skala gangguan makan
sebesar 16, nilai maksimum sebesar 49, rata-rata sebesar 31,73, standar deviasi
sebesar 59,81, dan jumlah total (Sum) sebesar 3173.
Peneliti menggolongkan sampel ke dalam tiga kategori tingkatan gangguan
makan yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Cara untuk mendapatkan skor gangguan
makan yang dominan adalah pertama mencari nilai rata-rata (M/Mean) dan
simpangan baku (standard deviation/SD). Nilai rerata dan simpangan baku tersebut
kemudian dimasukkan dalam formula berikut dan menghasilkan sebaran kategori
skor seperti terlihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.4 Kategorisasi Gangguan Makan
Kategori Rentang Frekuensi %
Tinggi ≥ M+1SD X ≥40 13 13%
Sedang M–1SD < x < M+1SD 24 <X< 40 67 67%
Rendah ≤ M – 1SD X ≤ 24 20 20%
Jumlah 100 100% Catt: dilakukan pembulatan pada skor yang diperoleh
43
Berdasarkan hasil penghitungan skor gangguan makan, seperti ditunjukkan
dalam tabel diatas, diketahui bahwa 13% memiliki tingkat gangguan makan tinggi,
67% memiliki tingkat gangguan makan sedang, dan 20% memiliki tingkat gangguan
makan rendah. Ternyata kecenderungan gangguan makan pada mahasiswi masuk
dalam tingkatan gangguan makan kategori sedang.
4.3 Hasil Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini pengujian hipotesis menggunakan bantuan program
komputer yakni SPSS versi 14.00 dengan rumus korelasi Spearman. Adapun hasil uji
korelasi diperoleh nilai koefisien korelasi antara sikap terhadap thin-ideal dan
kecenderungan gangguan makan pada mahasiswi sebesar 0,471. Korelasi tersebut
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.5 Korelasi Parametrik
Tabel 4.4 menunjukkan skor korelasi -0,471, taraf signifikansi pada level 0,01 (2-
tailed) dengan menggunakan perhitungan Spearman yaitu 0,000. Dari hasil ini dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang negatif dan signifikan sikap terhadap
thin-ideal dan kecenderungan gangguan makan yang berarti bahwa meningkatnya
skor negatif sikap terhadap thin-ideal akan diikuti dengan peningkatan skor tingginya
Correlations
1,000 -,471**. ,000
100 100-,471** 1,000,000 .100 100
Correlation CoefficientSig. (2-tailed)NCorrelation CoefficientSig. (2-tailed)N
Sikap
GangguanMakan
Spearman's rhoSikap
GangguanMakan
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
44
45
kecenderungan gangguan makan. Hal tersebut menunjukkan hubungan sikap terhadap
thin-ideal dan kecenderungan gangguan makan memiliki korelasi yang signifikan dan
berlawanan arah.
Dengan demikian hipotesis nihil (Ho) ditolak sehingga ada hubungan yang
signifikan sikap terhadap thin-ideal dan kecenderungan gangguan makan (0,471).
BAB 5
KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
1.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis data pada bab empat, dengan menggunakan uji korelasi
didapat hasil koefisien korelasi sebesar -0,471 yang menyatakan ada hubungan yang
signifikan sikap terhadap thin-ideal dan kecenderungan gangguan makan. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Korelasi antara sikap terhadap
thin-ideal dan kecenderungan gangguan makan juga menunjukkan arah yang negatif,
artinya semakin negatif sikap terhadap thin-ideal, maka ada kecenderungan semakin
tinggi juga gangguan makan pada mahasiswi, begitu pula sebaliknya.
Kemudian dari hasil pengkategorisasian antara dua variabel masing-masing sikap
terhadap thin-ideal dan gangguan makan didapatkan hasil untuk sikap terhadap thin-
ideal responden dengan kategori bersikap negatif dengan skor (X≤76) dengan
frekuensi 10 orang (10%), kategori bersikap netral dengan skor (76<X<94) dengan
frekuensi 78 orang (78%), dan kategori positif dengan skor (.X≥94) dengan frekuensi
12 orang (12%).
Sedangkan untuk kategorisasi gangguan makan dengan kategori rendah didapat
skor (X≤24,) dengan frekuensi 20 orang (20%), kategori sedang dengan skor
(24<X<40) dengan frekuensi 67 orang (67%), dan kategori tinggi dengan skor
(X≥40) dengan frekuensi 13 orang (13%).
45
Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa sikap terhadap thin-ideal dan
kecederungan gangguan makan sama-sama terbanyak dalam kategori sedang dengan
jumlah frekuensi sebanyak 78 orang (78%) untuk sikap terhadap thin-ideal dan 67
orang (67%) untuk gangguan makan. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa
kemungkinan yang menyebabkan sikap terhadap thin-ideal dan kecenderungan
gangguan makan tergolong sedang. Selain itu, hasil tersebut menandakan bahwa
terdapat faktor lain selain sikap terhadap thin-ideal yang memiliki hubungan erat
dengan kecenderungan gangguan makan.
5.2 Diskusi
Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara
sikap terhadap thin-ideal dan kecenderungan gangguan makan pada mahasiswi. Hal
ini didukung data statistik yang menjelaskan bahwa koefisien signifikan sebesar
0,471. Maka dapat dikatakan bahwa antara sikap terhadap thin-ideal dan
kecenderungan gangguan makan pada mahasiswi memiliki suatu hubungan yang
signifikan dan saling berkaitan satu sama lain.
Disamping itu, hasil deksripsi data berdasarkan kategori sikap terhadap thin-ideal
menunjukkan bahwa sebagian besar sampel menyatakan sikap netral terhadap thin-
ideal. Sedangkan untuk hasil deksripsi data berdasarkan kategori gangguan makan,
sebagian besar sampel masuk dalam kategori gangguan makan sedang. Hal ini
menandakan bahwa terdapat faktor lain, selain sikap terhadap thin-ideal yang
memiliki hubungan lebih signifikan dengan kecenderungan gangguan makan.
46
Kemungkinan besar, penggunaan teknik sampling yang lebih spesifik akan lebih
baik lagi digunakan agar hasil deksripsi tersebut tidak menampakkan kesenjangan
tersebut. Peneliti akhirnya berasumsi bahwa dengan teknik sampling lainnya, seperti
purposive sampling, dengan penambahan karakteristik yang lebih spesifik mungkin
hasilnya akan semakin berbeda. Selain itu, peneliti menyarankan populasi penelitian
yang ternyata tidak secara jelas mengambarkan sikap terhadap thin-ideal karena
sebagian besar bersikap netral. Hal ini menunjukkan sampel yang digunakan tidak
begitu mewakili atau representatif pada penelitian ini. Peneliti menyarankan
pemilihan populasi dan sampel yang akan lebih baik lagi, sebagai contoh agensi
model, yang memang tekanan untuk thin-ideal tersebut tinggi. Karakteristik sampel
yang hanya berdasarkan usia akan lebih baik makin spesifik seperti gambaran
perilaku diet, berat badan sekarang, dan berat badan ideal dari sampel, dan
sebagainya.
Hal ini senada dengan penelitian di Inggris, yang menunjukkan bahwa
responden menyatakan alasan melakukan diet adalah untuk kurus, dan meningkatkan
kepercayaan diri (Grogan, 2000). Idealisasi bahwa kurus merupakan bentuk tubuh
kurus atau thin-ideal atau Grogan (2000) sebut sebagai, “kesempurnaan feminimitas” yang
mensyaratkan remaja putri dan perempuan sibuk melakukan diet. Dari penyataan tersebut
cukup menjelaskan bagaimana sikap terhadap thin-ideal dan kecenderungan
gangguan makan saling berkaitan erat.
47
Begitu juga dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Amy & Marion
berjudul “Internalization of the Ultra-thin ideal: positive Implicit associated with
drive for thinnes in Young women” pada mahasiswi pula. Melaporkan adanya
hubungan antara motivasi untuk kurus dengan hasil skor IAT (Implicit Association
Test). Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswi yang memiliki skema kognitif terkait
sikap positif untuk bertubuh sekurus-kurusnya dilaporkan memiliki tingginya gejala
gangguan makan.
Selain itu, penelitian lain sebelumnya juga dilakukan oleh Ahern et. Al (2010)
yang berjudul “A Qualitative exploration of Young women’s attitude towards the
thin-ideal”. Penelitian terhadap idealisasi kurus pada remaja putri tersebut fokus pada
pengukuran kuantitatif yang mencakup kompleksnya sikap pada 41 remaja putri
berusia 16-26 tahun. Dengan tujuan mendalami hubungan yang dihadapi remaja putri
akan thin-ideal.
Sebaiknya untuk penelitian selanjutnya peneliti menganjurkan untuk
menggunakan alat ukur yang lebih baik lagi, dimana kekurangan alat ukur EAT-26
ini adalah antara gangguan makan anoreksia dan bulimia tidak dapat dibedakan
(Kevin, 200). Kekurangan lain yang mungkin dapat mempengaruhi hasil dari variabel
ini adalah setelah dilakukan uji coba skala. Jumlah item skala EAT-26 yang valid
pada skala baku tersebut dari sejumlah 26 item menjadi 16 saja. Dan pada sub
indikator dari kontrol oral, yaitu tekanan yang diterima dari orang lain atas kelebihan
berat badan semuanya tidak valid.
48
1.2 Saran
Berdasarkan pengalaman yang peneliti alami dalam melakukan penelitian dan
hasil penelitian. Dalam penelitian ini terdapat keterbatasan dari segi pembahasan
yang kurang meluas karena hanya menggunakan dua variabel saja. Karena itu peneliti
memberikan saran-saran untuk menyempurnakan penelitian-penelitian selanjutnya
dan agar penelitian selanjutnya dapat lebih baik lagi.
1.2.1 Saran Teoritis
a. Pada penelitian ini hanya menggunakan dua variabel saja yaitu sikap
terhadap thin-ideal dan variabel kecenderungan gangguan makan. Untuk
peneliti selanjutnya disarankan dapat menambahkan penggunaan
variabel-variabel yang lebih bervariasi dalam penelitiannya sehingga
analisisnya lebih meluas. Selain itu terkait hasil penelitian bahwa
variabel sikap terhadap thin-ideal sebagian besar sampel bersikap netral.
Hal ini menandai bahwa ada faktor lain selain sikap yang memiliki
hubungan lebih kuat dengan kecenderungan gangguan makan.
b. Penelitian ini dikarenakan keterbatasan waktu, biaya, menggunakan
teknik accidental, akan lebih baik menggunakan teknik yang lebih baik
lagi. Peneliti menyarankan penggunaan teknik sampling yang lebih
spesifik, diantaranya purposive sampling.
c. Hasil penelitian ini menunjukkan sikap terhadap thin-ideal pada sampel
yang sebagian besar bersikap netral. Berdasarkan hal tersebut peneliti
menyarankan untuk karakteristik sampel yang lebih spesifik dan tepat.
49
50
Sebagai contoh, menggunakan sampel dari populasi manajemen artis
yang memang menuntut penampilan untuk thin-ideal.
d. Sebaiknya menggunakan skala gangguan makan yang lain, dimana
kekurangan skala EAT-26 ini adalah antara anoreksia dan bulimia tidak
dapat dibedakan dalam hasil perhitungannya, melainkan langsung
mencakup keduanya, dsb.
1.2.2 Saran Praktis
a. Sikap terhadap thin-ideal memberikan pengaruh atau sumbangan
yang cukup signifikan terhadap kecenderungan gangguan makan pada
mahasiswi. Diharapkan pembaca, khususnya remaja putri dapat terus
memperhatikan pentingnya pengetahuan mengenai thin-ideal dan
bagaimana harus bersikap serta kenyataan bahwa gangguan makan
yang rentan pada mahasiswi.
b. Diharapkan pembaca dapat membantu dalam memberikan pengarahan
dan masukan pada remaja putri lainnya dalam bersikap terhadap thin-
ideal dan informasi mengenai gangguan makan sehingga dapat
mengurangi kecenderungan gangguan makan pada mahasiswi.