hubungan penggunaan teknologi informasi dan …digilib.unila.ac.id/29727/3/skripsi tanpa bab...

71
HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) DI BALAI PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN (BP3K) JATI AGUNG LAMPUNG SELATAN (Skripsi) Oleh M. NUZUL MUBAROKAH JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDARLAMPUNG 2017

Upload: truongnga

Post on 02-May-2019

238 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan

HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN

KOMUNIKASI DENGAN KINERJA PENYULUH PERTANIAN

LAPANGAN (PPL) DI BALAI PENYULUHAN PERTANIAN,

PERIKANAN DAN KEHUTANAN (BP3K)

JATI AGUNG LAMPUNG SELATAN

(Skripsi)

Oleh

M. NUZUL MUBAROKAH

JURUSAN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG

2017

Page 2: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN INFORMATION & COMMUNICATION

TECHNOLOGY USAGE AND EXTENSION WORKERS PERFORMANCE

AT BP3K JATI AGUNG REGENCY

SOUTH LAMPUNG DISTRICT

By

M. Nuzul Mubarokah

The study aims to analyze the level of Information and Communication

Technology (ICT) usage, the level of Extension Workers performance, the factors

related to the use of ICT and the relation between the use of ICT and the

performance of Extension Workers in Agricultural Extension Centers, Fisheries

and Forestry (BP3K) Jati Agung, South Lampung District. This study was

conducted at BP3K Jati Agung Regency, South Lampung District with 17

respondents of Extension Workers. The research method used is a census method.

Methods of analysis used were descriptive analysis and Rank Spearman

correlation. The results showed that Extension Workers have a high rate of ICT

utilization and a high performance level. The use of ICT has a significant

relationship with the performance of Extension Workers and factors related to the

use of ICT are age, education, income, and cosmopolitan.

Key words: Extension workers, ICT, performance

Page 3: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan

ABSTRAK

HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN

KOMUNIKASI DENGAN KINERJA PENYULUH PERTANIAN

LAPANGAN (PPL) DI BALAI PENYULUHAN PERTANIAN,

PERIKANAN DAN KEHUTANAN (BP3K)

JATI AGUNG LAMPUNG SELATAN

Oleh

M. Nuzul Mubarokah

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat penggunaan

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), untuk mengetahui tingkat kinerja

Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), untuk mengetahui faktor-faktor yang

berhubungan dengan penggunaan TIK dan untuk mengetahui hubungan antara

penggunaan TIK dengan kinerja PPL di BP3K Jati Agung Lampung Selatan.

Penelitian ini dilakukan di BP3K Kecamatan Jati Agung Lampung Selatan dengan

17 responden PPL (sensus). Metode penelitian yang digunakan adalah metode

sensus dengan analisis deskriptif dan korelasi Rank Spearman untuk menguji

hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan PPL memiliki tingkat penggunaan TIK

yang tinggi dan tingkat kinerja yang tinggi. Penggunaan TIK memiliki hubungan

nyata dengan kinerja PPL. Faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan

TIK adalah umur, pendidikan, penghasilan dan kekosmopolitan.

Kata kunci: Kinerja, Penyuluh pertanian lapangan, TIK

Page 4: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan

HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN

KOMUNIKASI DENGAN KINERJA PENYULUH PERTANIAN

LAPANGAN (PPL) DI BALAI PENYULUHAN PERTANIAN,

PERIKANAN DAN KEHUTANAN (BP3K)

JATI AGUNG LAMPUNG SELATAN

Oleh

M. NUZUL MUBAROKAH

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

SARJANA PERTANIAN

Pada

Jurusan Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

JURUSAN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2017

Page 5: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan
Page 6: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan
Page 7: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Palembang pada tanggal 21 Juni 1994 dari pasangan Bapak

Henry dan Ibu Nyayu Rita Hayati. Penulis adalah anak kedua dari dua

bersaudara. Penulis menyelesaikan studi Taman Kanak-kanak (TK) di TK Annisa

Palembang pada tahun 2001, tingkat Madrasah Ibtidayah

(MI) Daarul Aitam Palembang pada tahun 2007, tingkat Sekolah Menengah

Pertama (SMP) di SMP Negeri 16 Palembang pada tahun 2010, dan tingkat

Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Gajah Mada Bandar Lampung pada

tahun 2013. Penulis diterima di Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Lampung pada tahun 2013 melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

Tinggi Negeri (SBMPTN).

Selama menjadi mahasiswa di Universitas Lampung, penulis aktif sebagai

anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Pertanian Universitas

Lampung tahun 2013-2014, anggota Bidang Kewirausahaan di Himpunan

Mahasiswa Agribisnis (HIMASEPERTA) tahun 2013-2014, anggota bidang

Hubungan Masyarakat (HUMAS) di UKM-F Lembaga Studi Mahasiswa

Pertanian (LS MATA) Fakultas Pertanian Universitas Lampung tahun 2014-2015,

diamanahkan sebagai Pengurus Departemen Penerangan di Himpunan Mahasiswa

Islam (HMI) Komisariat Pertanian Universitas Lampung tahun 2014-2015,

sebagai Bendahara Panitia Khusus (PANSUS) Pemilihan Raya (PEMIRA)

Page 8: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan

Fakultas Pertanian Universitas Lampung tahun 2014-2015, sebagai Pengurus

Departemen Pengembangan Profesi di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)

Komisariat Pertanian Universitas Lampung tahun 2015-2016, sebagai anggota

Pengembangan Sumber Daya Anggota (PSDA) tahun 2015-2016, sebagai

Sekretaris Bidang Kewirausahaan di Himpunan Mahasiswa Agribisnis

(HIMASEPERTA) tahun 2015-2016, sebagai Koordinator Duta Mahasiswa

Fakultas Pertanian Universitas Lampung tahun 2015-2016, sebagai anggota

Bidang Hubungan Mayarakat (HUMAS) di Badan Pengurus Pusat Ikatan Senat

Mahasisa Pertanian Indonesia (BPP ISMPI) tahun 2015-2016, sebagai Wakil

Sekretaris Umum Bidang Hubungan Masyarakat di Himpunan Mahasiswa Islam

(HMI) Komisariat Pertanian Universitas Lampung tahun 2016-2017, sebagai

Kepala Bidang Kewirausahaan di Himpunan Mahasiswa Agribisnis

(HIMASEPERTA) tahun 2016-2017 dan saat ini penulis sedang diamanahkan

sebagai Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Pertanian

Universitas Lampung periode 2017-2018. Selama masa perkuliahan, penulis juga

diamanahkan menjadi Asisten Dosen pada mata kuliah Teknologi Informasi dan

Multimedia di semester ganjil tahun ajaran 2016/2017, dan Asisten Dosen (Wakil

Koordinator) pada mata kuliah Praktik Pengenalan Pertanian (Homestay) di Desa

Cintamulya, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lampung Selatan tahun 2017.

Penulis juga menjadi penerima beasiswa Bidik Misi tahun 2013-2016. Pada 2014

penulis mengikuti kegiatan Homestay selama satu minggu di Dusun II, Desa

Pancasila, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan. Tahun 2015

mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di Desa Tunggal Warga,

Kecamatan Banjar Agung, Kabupaten Tulang Bawang dan selanjutnya pada Juli-

Page 9: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan

Agustus 2016, penulis melaksanakan Praktik Umum (PU) di Kelompok Tani

Mekartani Jaya di Desa Cibodas, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung

Barat, Provinsi Jawa Barat.

Page 10: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan

SANWACANA

Alhamdulillahi Rabbil ’Alamin puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Hubungan Penggunaan Teknologi Informasi dan

Komunikasi dengan Kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di Balai

Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Kecamatan Jati

Agung Kabupaten Lampung Selatan”. Penulis menyadari skripsi ini dapat

terselesaikan berkat bantuan, arahan, bimbingan, motivasi dan doa dari berbagai

pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan

terimakasih kepada :

1. Ibu Dr. Ir. Dame Trully Gultom, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Pertama

atas arahan, bimbingan, masukan dan nasihat kepada penulis dalam

penyusunan skripsi.

2. Bapak Ir. Suarno Sadar, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Kedua dalam

penyusunan skripsi yang telah memberikan arahan, bimbingan, masukan dan

nasihat kepada penulis.

3. Ibu Ir. Begem Viantimala, M.Si., selaku Dosen Penguji atas masukan, saran,

dan arahan yang telah diberikan dalam penyempurnaan skripsi kepada

penulis.

Page 11: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan

4. Bapak Dr. Ir. Sumaryo Gs., M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik atas

arahan, bimbingan, masukan dan nasihat selama kegiatan akademik penulis.

5. Ibu Dr. Ir. Fembriarti Erry Prasmatiwi, M.P., selaku Ketua Jurusan Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

6. Bapak Dr. Ir Kuswanta Futas Hidayat, M.P., selaku Wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Pertanian Universitas Lampung atas

arahan dan bimbingan selama kagiatan kemahasiswaan penulis.

7. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas

Pertanian Universitas Lampung.

8. Bapak Robinsis, SP., selaku Ketua UPT Tanaman Pangan dan Hortikultura,

Bapak Legino, A.Md., selaku Koordinator Penyuluh Pertanian Lapangan, Ibu

Laksamana Dewi, SP., selaku Penyuluh Supervisi di BP3K Kecamatan Jati

Agung Kabupaten Lampung Selatan atas bantuan, izin dan informasi bagi

penulis selama melaksanakan penelitian.

9. Seluruh Dosen di Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Lampung

atas semua ilmu, bimbingan dan nasihat yang telah diberikan selama penulis

menempuh ilmu di Universitas Lampung.

10. Seluruh Karyawan di Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Lampung atas bantuan dan dukungan yang telah diberikan.

11. Mama dan Papa yang selalu memberikan dukungan, motivasi dan semangat

baik moril dan materil serta do’a ikhlas tak terputus untuk kesuksesan

penulis. Sebuah laporan ini yang hanya bisa penulis persembahkan untuk

membalas jasa-jasa yang sudah Mama dan Papa berikan selama perkuliahan.

Page 12: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan

12. Keluarga besar tercinta, M. Malikul Mulki, Aswan Irfan Ryansyah, Nenek

Masripah (Mak Wek), Nenek Suinah (Mbik), Sanjungan, Lina, Adindi, Batin

dan Uncu yang telah memberikan motivasi dan dukungan dalam penyusunan

skripsi.

13. Sahabat-sahabat “Pagun Sekelik”, Okta Saputra, M. Reza Azhar, Dhanar

Yoga P., Doni Pranata, M. Pandu P., Febriko Fajar A., Reki Septian P., dan

Haryadi yang selalu memberikan semangat dan bantuan dalam proses

perencanaan, pelaksanaan dan penyusunan skripsi.

14. Kawan-kawan seperjuangan HMI Komisariat Pertanian Universitas Lampung

Arbi Fajri Pratama, Citra Rianzani, M. Safrizal Anwar, Ryan Farkhan, M.

Yogi Hadi Atmadja, Tsuraya Khairunnisa, Fery, Fadila Shafira, Rini Yunita

Sari, Linda Maya Sari, Ayu Aprilia Mansi, Panji, Reza, Khomayo dan

Adinda-adinda pengurus yang memberikan bantuan, semangat dan motivasi

kepada penulis.

15. Sahabat-sahabat Agribisnis 2013 Yoga Nandatama, Riandari Irsa, Azil

Agustino, Diqa Aulia, Ahmad Miftahudin, Fadiah Diah L., Erika Dwi

Alviana, Fitria Dwi Rahma P., Anita Eviana, Indah, Suci RN., Resta Gita P.,

Bella Aldila, Kamal Satria, Dwi Ega P., Shintia Sinaga, Onah Sunarya,

Mentari Diasti P., Kiki, Rizki R., Ahmad Rohim, Ibrohim S., M. Nabil

Setiawan, Fitri Yuni L., Asti, Hesti Permata S., Dila Sefa L. dan sahabat-

sahabat Agribisnis 2013 lainnya atas dukungan, bantuan, dan kebersamaan

yang telah diberikan.

16. Bang Sandi, Bang Azhari, Bang Riza, Bang Cerry, Bang Bre, Bang Fahmi,

Bang Didit, Bang Graha, Bang Agasi, Bang Wildan, Bang Eky, Bang Ghani,

Page 13: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan

Bang Nadhif, Bang Jul, Bang Riki, Bang Innaka, Bang Dolly, Mba Icul, Mba

Pipit, Mba Ica, Mba Clara, Uni Rofiiqoh, Mba Karina, Mba Dewi dan Mba

Parastri yang telah memberikan semangat, dukungan dan motivasi kepada

penulis.

17. Keluarga besar Bidik Misi Universitas Lampung, HMI Komisariat Pertanian

Universitas Lampung, HIMASEPERTA, LS-MATA Fakultas Pertanian

Universitas Lampung, Duta Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas

Lampung dan ISMPI yang telah memberikan dukungan dan motivasi dalam

menyelesaikan skripsi penulis.

18. Kanda, Yunda dan Adinda Jurusan Agribisnis 2010, 2011, 2012, 2013, 2014

dan 2015 yang senantiasa selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada

penulis.

19. Almamater tercinta dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu

per satu, yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, akan tetapi

semoga tugas akhir yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi banyak

pihak. Semoga Allah SWT membalas budi baik berbagai pihak atas segala yang

telah diberikan kepada penulis.

Bandar Lampung, 8 Desember 2017

Penulis,

M. Nuzul Mubarokah

Page 14: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan

v

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI .................................................................................... v

DAFTAR TABEL ........................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................... iv

I. PENDAHULUAN .................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................. 7

C. Tujuan Penelitian .................................................................. 7

D. Kegunaan Penelitian ............................................................. 8

II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 9

A. Kondisi dan Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................ 9

1. Sejarah dan Perkembangan Lokasi Penelitian ............... 9

2. Keadaan Wilayah ........................................................... 10

3. Keadaan Sumber Daya Manusia dan Potensi Lahan

Pertanian .......................................................................... 11

4. Aspek Organisasi dan Sumber Daya Manusia di BP3K

Jati Agung Lampung Selatan ......................................... 13

5. Kegiatan BP3K Jati Agung Lampung Selatan………… 14

6. Tugas dan Fungsi BP3K Jati Agung Lampung Selatan . 15

7. Visi dan Misi BP3K Jati Agung Lampung Selatan ........ 16

B. Tinjauan Pustaka .................................................................. 17

1. TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) ................. 17

2. Penggunaan TIK ............................................................. 19

3. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan

TIK .. ............................................................................... 21

4. Kinerja PPL (Penyuluh Pertanian Lapang) .................... 25

5. Teori Determinisme Teknologi ...................................... 27

6. Penelitian Terdahulu ....................................................... 29

C. Kerangka Pemikiran ............................................................. 34

D. Hipotesis ................................................................................ 38

Page 15: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan

vi

III. METODOLOGI PENELITIAN ............................................. 39

A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ................... 39

B. Lokasi Penelitian, Waktu Penelitian dan Responden ............ 43

C. Metode Penelitian ................................................................. 44

D. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data……………….... 44

E. Metode Analisis Data ............................................................ 45

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................ 48

A. Deskripsi faktor-faktor yang diduga terdapat hubungan

dengan penggunaan TIK ...................................................... 48

1. Umur Responden (X1) ................................................... 48

2. Tingkat Pendidikan Formal (X2) ................................... 49

3. Tingkat Penghasilan (X3) .............................................. 49

4. Tingkat Motivasi (X4) ................................................... 51

5. Tingkat Kekosmopolitan (X5) ....................................... 52

6. Tingkat Persepsi (X9) .................................................... 54

B. Deskripsi Tingkat Penggunaan TIK (Y1) ............................ 56

1. Durasi Penggunaan TIK ................................................ 56

2. Frekuensi Penggunaan TIK ........................................... 60

3. Ragam Penggunaan TIK ................................................ 62

C. Deskripsi Tingkat Kinerja PPL (Y2) .................................... 65

1. Persiapan Penyuluh Pertanian ....................................... 65

2. Pelaksanaan Penyuluh Pertanian ……………………... 66

3. Evaluasi dan Pelaporan Penyuluh Pertanian

Lapangan ....................................................................... 67

D. Pengujian Hipotesis .............................................................. 70

1. Hubungan Faktor-faktor Penggunaan TIK ...................... 70

2. Hubungan Antara Penggunaan TIK dengan Kinerja

PPL di BP3K Jati Agung Lampung Selatan ................... 78

V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ 81

A. Kesimpulan ........................................................................... 81

B. Saran ………………………………………………............. 82

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... 83

LAMPIRAN ..................................................................................... 86

Page 16: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan

vii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Produksi, luas panen, dan produktivitas komoditas jagung

di Provinsi Lampung menurut kabupaten/kota pada

tahun 2014 ……………………………………………….… 5

2. Data penyuluh pertanian BP3K di Kabupaten Lampung

Selatan …….…………………………………..…………… 6

3. Persentase penduduk menurut kelompok umur tahun 2015 . 11

4. Luas panen dan produksi komoditas padi, jagung dan ubi kayu

di Kecamatan Jati Agung tahun 2015 …………..…………. 12

5. Penelitian terdahulu ………………………………………. 30

6. Variabel, definisi operasional, indikator, pengukuran/interval

dan kategori pengukuran ………………………………..…. 42

7. Sebaran umur PPL di BP3K Jati Agung Lampung Selatan .. 48

8. Sebaran pendidikan formal PPL di BP3K Jati Agung

Lampung Selatan ………………………………….………. 49

9. Tingkat penghasilan PPL di BP3K Jati Agung Lampung

Selatan …………………………………………………...… 50

10. Tingkat motivasi PPL di BP3K Jati Agung Lampung

Selatan ………………………………………………...…… 51

11. Tingkat kekosmopolitan PPL di BP3K Jati Agung Lampung

Selatan ………….………………………………………..… 52

12. Tingkat persepsi penyuluh pertanian lapangan di BP3K

Jati Agung Lampung Selatan dilihat dari setiap indikator

pengukuran ………………….………...…………………… 54

13. Tingkat persepsi PPL di BP3K Jati Agung Lampung

Selatan ……………..………………………...…………….. 55

14. Rekapitulasi faktor-faktor yang diduga berhubungan dengan

pengunaan TIK PPL ……..………………..……………….. 56

15. Tingkat durasi penggunaan TIK PPL di BP3K Jati Agung

Lampung Selatan …………………………………...….….. 57

16. Tingkat frekuensi penggunaan TIK PPL di BP3K Jati Agung

Lampung Selatan ………...…………………………….….. 60

17. Tingkat penggunaan TIK PPL di BP3K Jati Agung Lampung

Selatan ……………………………………………………... 64

18. Tingkat persiapan PPL di BP3K Jati Agung Lampung

Selatan …………………………………………………...… 65

19. Tingkat pelaksanaan PPL di BP3K Jati Agung Lampung

Selatan ………………………………………………...…… 66

Page 17: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan

viii

20. Tingkat evaluasi dan pelaporan PPL di BP3K Jati Agung

Lampung Selatan ………...………………………...……… 68

21. Tingkat kinerja PPL di BP3K Jati Agung Lampung

Selatan ……………...……………………………...………. 69

22. Hasil analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan

penggunaan TIK ……………………………………...……. 70

23. Hasil analisis hubungan antara penggunaan TIK dengan

kinerja PPL ............................................................................ 78

24. Data responden ………………….…………………………. 87

25. Data responden mengenai faktor-faktor yang berhubungan

dengan penggunaan TIK ……………………………...…… 88

26. Data responden mengenai penggunaan teknologi informasi

dan komunikasi (Y1) dan kinerja penyuluh pertanian

lapangan (Y2) ……………………………………..……….. 94

27. Hasil MSI faktor-faktor yang berhubungan dengan

penggunaan teknologi informasi dan komunikasi ………… 95

28. Hasil MSI penggunaan teknologi informasi dan

komunikasi ………………………………………………… 100

29. Hasil MSI kinerja penyuluh pertanian lapangan ……….….. 101

30. Hasil analisis hubungan antara umur dengan penggunaan

teknologi informasi dan komunikasi ……………….……… 102

31. Hasil analisis hubungan antara pendidikan dengan

penggunaan teknologi informasi dan komunikasi …...……. 102

32. Hasil analisis hubungan antara penghasilan dengan

penggunaan teknologi informasi dan komunikasi ...………. 102

33. Hasil analisis hubungan antara motivasi dengan penggunaan

teknologi informasi dan komunikasi ………………………. 103

34. Hasil analisis hubungan antara kekosmopolitan dengan

penggunaan teknologi informasi dan komunikasi ………… 103

35. Hasil analisis hubungan antara persepsi dengan penggunaan

teknologi informasi dan komunikasi ………………………. 103

36. Hasil analisis hubungan antara penggunaan teknologi informasi

dan komunikasi dengan kinerja penyuluh pertanian …….… 104

Page 18: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Sub-sistem penyuluhan dalam komunikasi pembangunan

(Mardikanto, 2010).………...…………………………...…. 2

2. Struktur organisasi BP3K Jati Agung Lampung Selatan ….. 13

3. Bagan kerangka pemikiran ……………….……………...… 37

4. Perbedaan penghasilan PPL PNS dan PPL THL TBPP

Menurut rata-rata penghasilan PPL……………...………… 50

5. Perbedaan tingkat motivasi PPL PNS dan PPL THL TBPP.. 52

6. Perbedaan tingkat kekosmopolitan PPL PNS dan PPL THL

TBPP……………………………………………………….. 53

7. Perbedaan tingkat persepsi PPL PNS dan PPL THL TBPP.. 55

8. Sebaran durasi (jam/hari) penggunaan TIK menurut PPL

PNS …………………………………………..……………. 57

9. Sebaran durasi (jam/hari) penggunaan TIK menurut PPL

THL …………………………………………..……………. 58

10. Perbedaan tingkat durasi penggunaan TIK PPL PNS dan PPL

THL TBPP………………………...……………………….. 59

11. Sebaran frekuensi (hari/minggu) penggunaan TIK menurut

PPL PNS …………………………………………...……… 61

12. Sebaran frekuensi (hari/minggu) penggunaan TIK menurut

PPL THL …………………………………………...……… 61

13. Perbedaan tingkat frekuensi penggunaan TIK PPL PNS dan

PPL THL TBPP…………...……………………………….. 62

14. Ragam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi

penyuluh pertanian lapangan di BP3K Jati Agung Lampung

Selatan ……………………...…………………………....… 63

15. Perbedaan tingkat penggunaan TIK PPL PNS dan PPL THL

TBPP…………………………………………..…………… 64

16. Perbedaan tingkat persiapan PPL PNS dan PPL THL TBPP 66

17. Perbedaan tingkat pelaksanaan PPL PNS dan PPL THL

TBPP……………………………………………………….. 67

18. Perbedaan tingkat evaluasi dan pelaporan PPL PNS dan PPL

THL TBPP………………………………………………..... 68

19. Perbedaan tingkat kinerja PPL PNS dan PPL THL TBPP.... 69

20. Hasil tabulasi silang antara penggunaan TIK dengan

umur ……………………………………………………..... 72

21. Hasil tabulasi silang antara penggunaan TIK dengan

pendidikan ………………………………………………..... 73

Page 19: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan

x

22. Hasil tabulasi silang antara penggunaan TIK dengan

penghasilan ………………………………..……………..... 74

23. Hasil tabulasi silang antara penggunaan TIK dengan

motivasi ……………………………...…………………..... 75

24. Hasil tabulasi silang antara penggunaan TIK dengan

kekosmopolitan ………………………………………….... 76

25. Hasil tabulasi silang antara penggunaan TIK dengan

persepsi …………………………………………………..... 77

26. Hasil tabulasi silang antara penggunaan TIK dengan

kinerja PPL …………………………………..…………..... 79

Page 20: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Masalah

Sektor pertanian memegang peranan penting dalam pembangunan nasional.

Sektor pertanian memberikan sumbangan produk domestik bruto sebesar

13,52 % terhadap produk domestik bruto di Indonesia pada tahun 2015. Data

ini menyebabkan sektor pertanian menduduki produk domestik bruto kedua

paling besar setelah sektor industri pengolahan (20,84%) (Badan Pusat

Statistik, 2016).

Produk domestik bruto yang besar di sektor pertanian Indonesia memberikan

arti bahwa sektor ini masih harus dikembangkan untuk mewujudkan tujuan

dan cita-cita bangsa Indonesia, yaitu menciptakan masyarakat adil dan

makmur sejahtera. Pengembangan sektor pertanian sudah dilakukan

pemerintah dengan berbagai kebijakan misalnya pada tahun 1978, Departemen

Pertanian mengeluarkan kebijakan untuk melaksanakan program

memperbanyak produksi benih unggul, khususnya padi dan palawija,

kemudian program memperluas dan memperbanyak jumlah balai benih dan

kebun bibit. Sampai kebijakan terbaru yaitu Program Upaya Khusus Padi

Jagung Kedelai (UPSUS PAJALE) pada tahun 2015 yang berupaya untuk

mensukseskan kedaulatan pangan. Kebijakan-kebijakan tersebut tidak

Page 21: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan

2

terlepas dari peran penyuluhan pertanian yaitu sebagai wadah untuk

menyampaikan informasi dari pemerintah kepada petani di lapangan agar

kebijakan dapat sukses dan berjalan dengan baik.

Penyuluhan pertanian merupakan suatu sistem pendidikan non formal yang

ditujukan kepada masyarakat tani, khususnya yang tinggal di pedesaan agar

mereka tahu, mau, dan mampu melaksanakan anjuran atau teknologi baru

sehingga mereka dapat meningkatkan produksi, produktivitas, dan pendapatan

yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraannya (Saputro dkk.,

2012). Penyuluhan pertanian dalam komunikasi pembangunan memiliki peran

sentral sebagai fasilitator yakni menyampaikan informasi dari luar yakni sub

sistem ilmuwan kepada sistem sosial masyarakat pengguna (petani).

Penyuluhan pertanian dalam hal ini menuntut penyuluh mampu

berkomunikasi dan memanfaatkan media penunjang yang ada sehingga

penyuluhan dapat berjalan efektif dan efisien (Gambar 1).

Gambar 1. Sub-sistem penyuluhan dalam komunikasi pembangunan

(Mardikanto, 2010).

Page 22: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan

3

Salah satu permasalahan penyuluhan pertanian dalam pelaksanaannya adalah

sumber daya manusia yaitu keterbatasan tenaga penyuluh pertanian baik dari

segi kuantitas maupun kualitasnya (Kementerian Pertanian, 2014).

Berdasarkan penelitian Juwita Sari (2015) di Kecamatan Pagelaran Kabupaten

Pringsewu tentang kinerja penyuluh pertanian menyimpulkan bahwa kinerja

penyuluh pertanian masih dalam kategori cukup. Penelitian yang sama oleh

Santi (2016) di Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu menyimpulkan

bahwa kinerja penyuluh pertanian masih tergolong rendah. Hal ini

menunjukkan kinerja penyuluh pertanian masih kurang maksimal dalam

melakukan kegiatan penyuluhan.

Menurut Peraturan Menteri Pertanian No. 01/Permentan/OT.140/1/2008

tentang Pedoman Pembinaan Tenaga Harian Lepas (THL) Tenaga Bantu

Penyuluh Pertanian (TBPP) menerangkan bahwa dalam upaya melakukan

percepatan pembangunan pertanian antara lain ditempuh melalui revitalisasi

penyuluhan pertanian dengan kebijakan satu desa satu penyuluh guna

meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani dan keluarganya dengan

merekrut Tenaga Harian Lepas (THL) Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian

(TBPP). Pada penelitian Santi (2016) di Kecamatan Gadingrejo Kabupaten

Pringsewu menerangkan jumlah penyuluh pertanian (11 orang) belum

sebanding dengan jumlah desa (23 desa) yang ada sehingga menyebabkan

masing-masing penyuluh pertanian mendapat dua hingga tiga desa. Hal ini

menunjukkan kebijakan satu penyuluh satu desa belum berjalan secara

maksimal.

Page 23: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan

4

Undang-undang No. 16 tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan pasal 31 ayat 1

mengamanatkan perlunya meningkatkan kapasitas kelembagaan penyuluhan

dan kinerja penyuluh melalui sarana dan prasarana memadai agar penyuluhan

dapat diselenggarakan secara efektif dan efisien. Penyuluh dituntut tahu dan

menguasai materi penyuluhan dan berbagai informasi pertanian dengan cepat

dan tepat sehingga penyuluh harus dapat mengikuti perkembangan akses

informasi melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

TIK merupakan teknologi yang menggabungkan komputasi dengan jalur

komunikasi berkecepatan tinggi yang membawa data, suara, dan video

(informasi) (William dan Sawyer dalam Supriyadi dan Kiswanto, 2010). TIK

dalam penyuluhan pertanian memiliki peran sebagai alat bantu menerima dan

menyampaikan informasi bidang pertanian yang digunakan oleh PPL untuk

melakukan kegiatan penyuluhan pertanian. Berdasarkan kebijakan pemerintah

dalam Peraturan Menteri Pertanian No. 16/Permentan/OT.140/2/2013 tentang

Pedoman Sistem Manajemen Informasi Penyuluhan Pertanian di Lingkungan

Kementerian Pertanian menerangkan bahwa penggunaan teknologi informasi

bertujuan dalam rangka percepatan informasi penyuluhan pertanian agar

efektif dan efisien. Sistem jaringan yang terkoneksi diharapkan mampu

meningkatkan produktivitas kerja penyuluh dan penyuluhan, dalam pelayanan

yang efisien, cepat, mudah, akurat, murah, aman, terpadu dan akuntabel. Oleh

karena itu pemerintah menerapkan sistem manajemen informasi penyuluh

pertanian yang dilakukan melalui pelayanan dengan memanfaatkan teknologi

informasi.

Page 24: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan

5

Menurut Sumardjo dkk., (2010) TIK memiliki peranan yang sangat penting

untuk mendukung kegiatan pembangunan pertanian berkelanjutan.

Pembangunan pertanian dengan memanfaatkan TIK merupakan hal yang

saling berpengaruh satu sama lain (determinisme). Pemanfaatan TIK adalah

salah satu faktor yang paling penting dalam peningkatan produksi dengan

memaksimalkan informasi pertanian sehingga dapat mendorong ke arah

pembangunan yang diharapkan. Misalnya produksi pertanian yang tinggi

pada komoditas jagung di Provinsi Lampung (Tabel 1).

Tabel 1. Produksi, luas panen, dan produktivitas komoditas jagung di Provinsi

Lampung menurut kabupaten/kota pada tahun 2014

No. Kabupaten/Kota Produksi (ton) Luas Panen

(ha)

Produktivitas

(ton/ha)

1 Lampung Barat 962 235 4,093

2 Tanggamus 17.651 3.441 5,129

3 Lampung Selatan 632.137 121.985 5,182

4 Lampung Timur 516.412 99.025 5,214

5 Lampung Tengah 268.949 51.805 5,191

6 Lampung Utara 103.243 24.262 4,255

7 Way Kanan 49.418 11.369 4,346

8 Tulang Bawang 6.448 1.501 4,295

9 Pesawaran 71.645 14.070 5,092

10 Pringsewu 31.403 6.326 4,964

11 Mesuji 447 95 4,705

12 Tulang Bawang Barat 2.492 569 4,379

13 Pesisir Barat 13.488 3.254 4,145

14 Bandar Lampung 231 45 5,133

15 Metro 4.460 903 4,939

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2015

Tabel 1 menunjukkan Kabupaten Lampung Selatan memiliki total produksi

632.137 ton dan luas panen seluas 121.985 ha. Kabupaten Lampung Selatan

memiliki jumlah produksi dan luas panen yang terbesar dibandingkan dengan

kabupaten/kota lainnya di Provinsi Lampung, namun tingkat produktivitasnya

Page 25: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan

6

masih belum optimal dan berada pada urutan ketiga setelah Kabupaten

Lampung Timur dan Kabupaten Lampung Tengah.

Salah satu kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan yang menjadi sentra

produksi jagung adalah Kecamatan Jati Agung. Kecamatan Jati Agung

merupakan kecamatan yang memiliki jumlah penyuluh kedua terbanyak di

Kabupaten Lampung Selatan (Tabel 2).

Tabel 2. Data penyuluh pertanian BP3K di Kabupaten Lampung Selatan

No. BP3K Penyuluh Pertanian Total

Penyuluh Jumlah

Desa PNS THLTBPP

1 Natar 10 8 18 22

2 Jati Agung 7 10 17 21

3 Tanjung Bintang - 9 9 16

4 Tanjung Sari 5 6 11 8

5 Katibung 5 7 12 12

6 Merbau Mataram 4 8 12 -

7 Way Sulan 3 3 6 8

8 Sidomulyo 7 8 15 16

9 Candipuro 6 1 7 14

10 Way Panji 3 2 5 4

11 Kalianda 9 5 14 28

12 Rajabasa 4 4 8 -

13 Palas 8 8 16 21

14 Sragi 8 1 9 -

15 Penengahan 8 4 12 22

16 Ketapang 10 5 15 19

17 Bakauheni 4 3 7 -

Sumber: Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan

(BP4K) Kabupaten Lampung Selatan, 2015

Berdasarkan Tabel 2 penyuluh pertanian di BP3K Jati Agung Lampung

Selatan berjumlah 17 orang. BP3K Jati Agung Lampung Selatan memiliki

jumlah penyuluh pertanian kedua terbanyak setelah Kecamatan Natar di

Kabupaten Lampung Selatan, namun Kecamatan Jati Agung memiliki

sebaran penyuluh pertanian THLTBPP yang jumlahnya paling banyak.

Berdasarkan hasil pra turun lapangan, penyuluh pertanian THL TBPP

Page 26: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan

7

memiliki umur yang lebih muda (rata-rata 34,70 tahun) dibandingkan dengan

penyuluh pertanian PNS (rata-rata 47,42 tahun). Menurut Soekartawi (1988),

semakin muda umur semakin cepat melakukan adopsi inovasi walaupun

sebenarnya masih belum berpengalaman dalam soal adopsi inovasi tersebut.

Adopsi inovasi yang dimaksud adalah penggunaan TIK bagi Penyuluh

Pertanian Lapangan (PPL). Jumlah penyuluh pertanian di Kecamatan Jati

Agung Lampung Selatan belum sebanding dengan 21 desa yang ada di

Kecamatan Jati Agung, sehingga menyebabkan masih terdapat penyuluh

pertanian yang mendapatkan dua desa untuk wilayah cakupan kerja penyuluh.

Hal tersebut merupakan permasalahan yang dapat berkaitan dengan kinerja

penyuluh pertanian yang ada di BP3K Jati Agung Lampung Selatan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka diidentifikasi permasalahan

sebagai berikut:

1. Bagaimanakah tingkat penggunaan TIKoleh PPL?

2. Apa faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan TIK oleh PPL?

3. Bagaimanakah tingkat kinerja PPL?

4. Apakah terdapat hubungan antara penggunaan TIK dengan kinerja PPL?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah, penelitian ini bertujuan menganalisis:

1. Penggunaan TIK oleh PPL

Page 27: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan

8

2. Faktor-faktor yang berhubungan dengan dengan penggunaan TIK oleh

PPL

3. Kinerja PPL

4. Hubungan antara penggunaan TIK oleh PPL dengan kinerja PPL

D. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian sebagai berikut:

1. Bahan pembelajaran bagi mahasiswa untuk menemukan dan

memecahkan masalah yang sedang diteliti.

5. Bahan referensi bagi peneliti lain yang melakukan penelitian sejenis.

Page 28: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan

9

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

1. Sejarah dan Perkembangan Lokasi Peneilitian

BP3K Kecamatan Jati Agung sudah ada sejak tahun 1976 dengan nama

BPP (Balai Penyuluhan Pertanian). Semula BPP Kecamatan Jati Agung

masih dalam wilayah Kecamatan Kedaton (Kedaton dan Tanjung

Bintang). Pada tahun 1983 menjadi BPP Tanjung Bintang, dengan

wilayah Natar dan Tanjung Bintang. Tahun 1995 menjadi BPP Tanjung

Bintang dengan wilayah Tanjung Bintang dan Jati Agung. Tahun 2002

menjadi BPP Jati Agung yang memiliki 21 desa binaan. Mulai tahun 2012

BPP berubah nama menjadi BP3K sampai saat ini.

BP3K Kecamatan Jati Agung berlokasi di Desa Fajar Baru Jalan RA.

Basyid Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan

Jati Agung terletak paling utara Kabupaten Lampung Selatan dan

terbentuk berdasarkan Undang- Undang No. 22 Tahun 1999, surat Menteri

dalam Negeri No.: 188.138/173/POUD tanggal 17 Juni 1999 perihal

petunjuk pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 1999 dan surat

Keputusan Gubernur/KDH TK.I Lampung tanggal 13 Agustus 1999 No.

81 Tahun 1999 meresmikan Kecamatan Jati Agung dengan Ibu Kota

Page 29: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan

10

Marga Agung. Kecamatan Jati Agung terdiri dari 21 desa, 516 RT (Rukun

Tetangga), 122 RW (Rukun Warga), dan 126 dusun. Batas geografis

Kecamatan Jati Agung dengan wilayah lain yaitu:

A. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Sekampung Udik,

Kabupaten Lampung Timur

B. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Bintang

Kabupeten Lampung Selatan dan Kotamadya Bandarlampung

C. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Natar Kabupaten

Lampung Selatan

D. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Lampung Timur (Badan

Pusat Statistik, 2016)

2. Keadaan Wilayah

Topografi wilayah Kecamatan Jati Agung pada umumnya terdiri dari lahan

datar dan sedikit bergelombang yang berada pada ketinggian 47-110 mdpl.

Topografi wilayahnya datar dengan luas 1801,23 km2. Jenis tanah

Padsolik merah kuning dengan pH tanah berkisar anatar 4,90-5,90.

Kemiringan tanah kurang dari 5%. Keadaan iklim di Jati Agung termasuk

iklim basah. Rata-rata curah hujan per tahun dan per bulan berturut-turut

adalah 2.188,90 mm/tahun dan 182,40 mm/bulan. Bulan basah jatuh pada

bulan Januari-Maret dan November-Desember bulan lembab terjadi pada

bulan April-Mei, serta bulan kering adalah Juni-Oktober (Badan Pusat

Statistik, 2016).

Page 30: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan

11

3. Keadaan Sumber Daya Manusia dan Potensi Lahan Pertanian

Kecamatan Jati Agung memiliki jumlah penduduk sebanyak 110.180 jiwa.

Jumlah penduduk laki-laki adalah 55.628 jiwa (50,48%) dan jumlah

penduduk perempuan adalah 54.552 jiwa (49,51%). Jika berdasarkan

jumlah penduduk menurut kelompok umur dapat dilihat di Tabel 3.

Tabel 3. Persentase penduduk menurut kelompok umur tahun 2015

Kelompok Umur Klasifikasi

Persentase

(tahun) (%)

0-14 Belum produktif 30,11

15-64 Produktif 66,85

>65 Tidak produktif 6,63

Jumlah 100,00

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2016

Tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk di Kecamatan Jati

Agung berada pada kelompok umur produktif 15-64 tahun yaitu sebesar

66,85%. Berdasarkan kategori tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

ketersediaan tenaga kerja produktif di Kecamatan Jati Agung cukup tinggi.

Kecamatan Jati Agung merupakan kecamatan yang memiliki berbagai

komoditas tanaman, begitu juga dengan penggunaan lahan yang meliputi

persawahan, peladangan, perkebunan, pemukiman, lahan dan lain-lain.

Komoditi pertanian yang paling banyak diusahakan di Kecamatan Jati

Agung ini adalah padi, jagung dan ubi kayu sebagaimana terlihat pada

Tabel 4.

Page 31: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan

12

Tabel 4. Luas panen dan produksi komoditas padi, jagung dan ubi kayu di

Kecamatan Jati Agung tahun 2015

Penggunaan Lahan Luas Panen Produksi

(Ha) (Ton)

Padi 5.251 27.692

Jagung 6.000 28.040

Ubi Kayu 2.500 50.840

Jumlah 13.751 106.572

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2016

Tabel 4 memperlihatkan bahwa jagung mempunyai luas panen terbesar di

Kecamatan Jati Agung. Luas panen dan produksi jagung di Kecamatan

Jati Agung adalah 6.000 Ha dan 28.040 ton.

Keadaan sumber daya manusia terkait di bidang pertanian di Kecamatan

Jati Agung cukup lengkap. Terdapat beberapa kelembagaan yang

terbentuk dalam upaya pengembangan bidang pertanian, yaitu:

1) Kelompok Tani Tanaman Pangan dan Hortikultura ada 264 kelompok

dengan jumlah anggota 9.044 orang dan luas lahan 10.326 Ha,

perkebunan rakyat kelapa sawit, kelapa, dan kakao dengan luas

2.771,50 Ha.

2) Kelompok tani ternak ada 15 kelompok dengan jumlah anggota 215

orang dengan ternak yang diusahakan yaitu sapi, kambing, ayam ras

dan ayam buras.

3) Kelompok pembudidaya ikan ada 5 kelompok dengan jumlah anggota

45 orang dan luas kolam 7,25 Ha.

4) Kelompok Wanita Tani (KWT) ada 18 kelompok dengan jumlah

anggota 360 orang, dengan jenis usaha budidaya jamur tiram, sayuran

dan olahan pangan lokal.

Page 32: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan

13

4. Aspek Organisasi dan Sumber Daya Manusia di BP3K Jati Agung

Lampung Selatan

BP3K Jati Agung memiliki struktur organisasi yang telah ditetapkan

berdasarkan kebijakan pemimpin daerah dengan otonomi daerah yang

berlaku pada setiap pemerintahan daerah. Struktur organisasi pada BP3K

ini berbentuk lini dimana kekuasaan dan tanggung jawab berjalan dari atas

kebawah. Berikut ini struktur organisasi BP3K Jati Agung Kabupaten

Lampung Selatan.

Gambar 2. Struktur organisasi BP3K Jati Agung Lampung Selatan

Gambar 2 menunjukkan struktur organisasi yang ada di BP3K Jati Agung

Lampung Selatan. Masing-masing pengurus memiliki tugas-tugas tertentu

yang menjadi tanggung jawab dan fungsinya

1) Sumber Daya Petugas PPL:

a. Kepala BP3K : 1 Orang

b. Tenaga Administrasi (TU) : 3 Orang

c. PPL Supervisi : 1 Orang

d. Penyuluh PNS : 7 Orang

Kepala BP3K

Petugas OPT Penyuluh Supervisi

Penyuluh Pertanian

Tenaga Administrasi

Page 33: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan

14

e. Penyuluh THL-TBPP : 10 Orang

2) Sarana dan Prasarana

a. Gedung BP3K memiliki Kepala BP3K, ruang tata usaha, Aula,

perpustakaan, ruang komputer, kamar mandi serta rumah dinas

b. Kendaraan operasional PPL roda dua ada sembilan buah

5. Kegiatan BP3K Jati Agung Lampung Selatan

BP3K sebagai balai dalam sektor pertanian memiliki perencanaan dan

program kegiatan yang bertujuan untuk memajukan petani dengan

melakukan suatu upaya dan usaha untuk terus mewujudkan tujuan

bersama. Kegiatan yang pernah dilakukan antara lain :

1) BP3K Model/ difasilitasi

2) Pelaksanaan PRA (Participatory Rural Appraisal)

3) Penyusunan RKPP (Rencana Kerja Penyuluh Pertanian) dan programa

4) Penyusunan media informasi

5) Pembuatan data base

6) Pertemuan dan pelatihan PPL

7) Pelaksanaan kursus tani

8) Penyusunan RDKK (Rencana Definitif Kelompok Tani)

9) Penumbuhan kelompok tani

10) Penilaian kelas kelompok tani

11) Lumbung pangan

12) Tunda jual dan cadangan pangan

13) Lomba insentifikasi tanaman pangan tingkat kecamatan

Page 34: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan

15

14) Desa Model

15) Kolam Terpal/Fiber

16) Peningkatan Kapasitas BP3K sebagai posko

17) Optimal Lahan dan GP-PTT (Gerakan Penerapan Pengolahan

Tanaman Terpadu) PAJALE.

6. Tugas dan Fungsi BP3K Jati Agung Lampung Selatan

BP3K mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan daerah

dibidang penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan di tingkat

kecamatan. Fungsi BP3K Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan

adalah:

1) Penyusunan programa penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan

ditingkat Kecamatan yang sejalan dengan programa penyuluhan

pertanian, perikanan dan kehutanan Kabupaten.

2) Melaksanakan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan

berdasarkan program penyuluhan.

3) Menyediakan dan menyebarkan informasi teknologi, sarana produksi,

pembiayaan dan pasar.

4) Memfasilitas pengembangan kelembagaan dan kemitraan pelaku

utama dan pelaku usaha.

5) Melaksanakan peningkatan kapasitas PNS, Penyuluh Swadaya dan

Penyuluh Swasta melalui proses pembelajaran secara berkelanjutan.

Page 35: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan

16

6) Melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan metode penyuluhan

pertanian, perikanan dan kehutanan bagi pelaku utama dan pelaku

usaha secara berkelanjutan.

7) Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan

programa penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan

7. Visi dan Misi BP3K Jati Agung Lampung Selatan

Visi BP3K Kecamatan Jati Agung adalah menjadi lembaga penyuluhan

yang handal, mandiri, dan profesional dalam memberikan pelayanan

prima kepada masyarakat tani guna mendukung ketahanan pangan dan

peningkatan kesejahteraan petani. Misi BP3K Kecamatan Jati Agung

Lampung Selatan sendiri terbagi menjadi lima yaitu:

1) Mengembangkan lembaga penyuluhan, serta meningkatkan kualitas

dan kuantitas sarana prasarana penyuluhan.

2) Meningkatkan kompetensi tenaga penyuluh pertanian, perikanan dan

kehutanan di dalam memberikan pelayanan konsultasi agribisnis

kepada para petani.

3) Mengembangkan sistem pemberdayaan petani, kelembagaan petani,

dan usaha petani yang berdaya saing.

4) Meningkatkan kerjasama dan jejaring pelatihan pertanian dengan

lembaga terkait.

5) Meningkatkan kualitas pengelolaan administrasi, penatausahaan dan

rumah tangga serta sistem informasi dan publikasi yang akuntabel.

Page 36: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan

17

B. Tinjauan Pustaka

1. TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi)

Teknologi informasi menurut Haag dan Keen (1996) dalam Supriyadi dan

Kiswanto (2010) adalah seperangkat alat yang membantu pekerjaan

dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan

pemrosesan informasi. Kadir dan Triwahyuni (2003) menjelaskan bahwa

teknologi informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputasi

(komputer) dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi yang membawa

data, suara dan video.

Menurut Supriyadi dan Kiswanto (2010), teknologi informasi dapat

didefinisikan sebagai hasil rekayasa manusia terhadap proses penyampaian

informasi dari bagian pengirim ke penerima sehingga pengiriman

informasi akan lebih cepat, lebih luas sebarannya dan lebih lama

penyimpanannya. Lebih rinci penjelasan dari kedua teknologi yang

mendasari teknologi informasi yaitu:

1) Teknologi komputer adalah semua yang berhubungan dengan

komputer, termasuk peralatan-peralatan yang berhubungan dengan

komputer seperti printer dan laptop.

2) Teknologi komunikasi adalah teknologi yang berhubungan dengan

komunikasi jarak jauh, contohnya telepon, televisi, dan radio.

Beberapa peralatan tersebut juga termasuk komputer, sebab di dalam

peralatan tersebut telah ditanamkan komputer berupa cip, yaitu

mikroprosesor dan perlu diketahui bahwa teknologi informasi tidak

Page 37: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan

18

harus mutlak berupa komputer yang saling terhubung dengan

komputer yang lainnya melalui peralatan telekomunikasi, tetapi dapat

juga berupa peralatan elektronika yang menyajikan informasi.

TIK mengacu pada penggunaan peralatan elektronik (terutama komputer)

untuk memproses suatu kegiatan tertentu. TIK mempunyai kontribusi

yang potensial untuk berperan dalam mencapai manfaat ekonomi, sosial

dan lingkungan yang signifikan. TIK memiliki peranan yang sangat

penting untuk mendukung tersedianya informasi pertanian yang relevan

dan tepat waktu dalam mendukung kegiatan pembangunan pertanian

berkelanjutan (Sumardjo dkk., 2010).

Menurut Maureen (2009) yang dikutip oleh Sumardjo dkk., (2010)

informasi pertanian merupakan salah satu faktor yang paling penting

dalam produksi dan tidak ada yang menyangkal bahwa informasi pertanian

dapat mendorong ke arah pembangunan yang diharapkan. Integrasi yang

efektif antara TIK dalam sektor pertanian akan menuju pada pertanian

berkelanjutan melalui penyimpanan informasi pertanian tepat waktu dan

relevan yang dapat memberikan informasi yang tepat kepada petani dalam

proses pengambilan keputusan berusahatani untuk meningkatkan

produktivitasnya. TIK dapat memperbaiki aksesibilitas petani dengan

cepat terhadap informasi pasar, input produksi, tren konsumen, yang

secara positif berdampak pada kualitas dan kuantitas produksi mereka.

Informasi pasar, praktek pengelolaan ternak dan tanaman baru, penyakit

dan hama tanaman/ternak, ketersediaan transportasi, informasi peluang

Page 38: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan

19

pasar dan harga pasar input maupun output pertanian sangat penting untuk

efisiensi produk secara ekonomi. Penyuluh dalam hal ini berperan sebagai

fasilitator harus turut mengetahui informasi pertanian tersebut dalam

pengembangan kapasitas penyuluh untuk membantu memberikan

informasi kepada petani berdasarkan kebutuhan di lapangan.

2. Penggunaan TIK

Menurut Servaes (2007) dalam Sumardjo dkk., (2010) perkembangan TIK

seperti komputer dan teknologi komunikasi, khususnya internet dapat

digunakan untuk menjembatani informasi dan pengetahuan yang tersebar

di antara yang menguasai informasi dan yang tidak menguasai informasi.

Akses terhadap komunikasi digital membantu meningkatkan akses

terhadap peluang pendidikan, meningkatkan transparansi dan efisiensi

layanan pemerintah, memperbesar partisipasi secara langsung dari “used-

to-be-silent-public” (masyarakat yang tidak mampu berpendapat) dalam

proses demokrasi. TIK merupakan alat yang membantu untuk berbagi

informasi, namun pada kenyataan di lapangan dalam penelitian

Prawiranegara (2016) tingkat kapabilitas petani mengelola inovasi masih

rendah dan kualitas informasi masih dalam kategori sedang.

Blumler (1979) dalam Morissan dkk., (2010), mengemukakan sejumlah

gagasan mengenai jenis-jenis kegiatan yang dilakukan khalayak (audience

activity) ketika menggunakan media, yang mencakup:

1) Kegunaan (utility), media memiliki kegunaan dan orang dapat

memanfaatkan kegunaan media.

Page 39: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan

20

2) Kehendak (intentionality), hal ini terjadi ketika motivasi menentukan

konsumsi media.

3) Seleksi (selectivity), penggunaan media oleh khalayak mencerminkan

ketertarikan atau prefensinya.

4) Tidak terpengaruh hingga terpengaruh (imperviounusness to

influence), khalayak menciptakan makna terhadap isi media yang akan

mempengaruhi apa yang mereka pikirkan dan kerjakan, namun mereka

juga secara aktif sering menghindar terhadap jenis pengaruh media

tertentu.

Helmy dkk., (2013) dalam penelitiannya menyatakan persepsi penyuluh

pertanian terhadap sifat inovasi cyber extension menunjukkan hubungan

yang relatif erat dan nyata terhadap kompetensi penyuluh pertanian

melalui kemampuan operasional komputer, kemampuan mengakses

jaringan internet, dan mempertahankan komitmen terhadap pembangunan

pertanian. Penelitian lainnya oleh Elian dkk., (2014) menemukan bahwa

penggunaan internet oleh penyuluh pertanian masih tergolong rendah.

Faktor-faktor yang memiliki hubungan dengan penggunaan internet adalah

karakteristik individu dan kebutuhan informasi penyuluh. TIK dalam hal

ini menjadi menarik untuk diperhatikan terlepas dari fungsi fasilitasi yang

dijalankan. Penyuluh yang faktanya masih tergolong rendah dalam

memanfaatkan internet dan menunjukkan hubungan dalam meningkatkan

kompetensi penyuluh pertanian. Kapasitas penyuluh dalam hal ini

menjadi poin penting agar kompetensinya terus meningkat seiring

perkembangan TIK.

Page 40: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan

21

Menurut De Fleur (1989) dalam Elian dkk., (2014) bahwa untuk melihat

perilaku penggunaan dilihat dari tiga alat ukur yaitu total waktu rata-rata

yang digunakan dalam sehari, pilihan acara dan frekuensi. Penggunaan

TIK oleh PPL adalah intensitas manggunakan TIK seperti radio, televisi,

telepon, handphone/smartphone, laptop dan komputer dalam pelaksanaan

kegiatan penyuluhan atau gambaran berapa lama dan sering penyuluh

pertanian yang menggunakan TIK. Penggunaan merujuk pada tiga alat

ukur yaitu durasi, frekuensi dan ragam informasi yang diakses.

3. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan TIK

1) Karakteristik Individu

Karakteristik individu merupakan sifat-sifat atau ciri-ciri seseorang yang

berhubungan dengan semua aspek kehidupan dan lingkungannya.

Karakter tersebut terbentuk oleh faktor biologis yang mencakup genetik,

sistem syaraf serta sistem hormonal dan faktor sosio-psikologis berupa

komponen-komponen konatif yang berhubungan dengan kebiasaan dan

afektif (Rakhmat, 2008).

Soekartiwi (1988) juga menjelaskan cepat tidaknya proses adopsi

inovasi, tergantung dari faktor intern dari orang yang mengadopsi itu

sendiri. Beberapa hal tersebut antara lain: umur, pendidikan, pola

hubungan (kosmopolitan/lokalitas), sikap terhadap perubahan,

motivasi berkarya, aspirasi, fatalisme sistem kepercayaan tertentu

(diagtotisme), dan karakteristik psikologi. Slamet (1978)

mengungkapkan beberapa faktor yang mempengaruhi proses adopsi

Page 41: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan

22

inovasi karakteristik individu yakni umur, pendidikan, pendapatan, dan

pola hubungan (kosmopolitan).

Setyonegoro (1974) mengelompokkan usia manusia dalam tiga

kategori yakni usia dewasa muda (18-25 tahun), usia dewasa penuh

(25-60 tahun) dan usia lanjut (>60 tahun). Menurut Soekartiwi (1988),

pola hubungan adalah apakah seseorang berada dalam lingkup pola

hubungan kosmopolitas atau lokalitas. Biasanya orang yang berada

dalam pola hubungan yang kosmopolitas akan lebih cepat melakukan

adopsi inovasi. Artinya orang-orang yang termasuk dalam pola

hubungan kosmopolitas terbuka akan informasi-informasi baru dan

aktif menari informasi-informasi di luar lingkungan diri sendiri.

Menurut teori Herzberg dalam Siagian (2004), motivasi terbagi atas

intrinsik dan ektrinsik. Motivasi yang berasal dari intrinsik merupakan

kepuasan yang didasarkan pada dalam diri seseorang yakni

keberhasilan mencapai sesuatu, pengakuan yang diperoleh, sifat

pekerjaan yang dilakukan, rasa tanggung jawab, kemajuan dalam karir

dan pertumbuhan profesional dan intelektual. Motivasi yang berasal

dari ektrinsik artinya motivasi yang bersifat dari luar diri seseorang

misalnya kebijaksanaan organisasi, pelaksanaan kebijakan, hubungan

interpersonal dan kondisi kerja.

Pada penelitian Elian dkk., (2014) menggunakan beberapa indikator

dalam variabel karakteristik individu yakni umur, pendidikan,

penghasilan dan ketersediaan teknologi. Penelitian tersebut

Page 42: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan

23

menyimpulkan faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan

internet pada variabel karakteristik individu adalah umur dan

ketersediaan teknologi.

2) Persepsi

Persepsi menurut Rakhmat (2008) adalah pengalaman tentang objek,

peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan

menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. DeVito (2011)

menerangkan penafsiran dan evaluasi yang dilakukan seseorang

terhadap suatu pesan atau informasi yang dimulai dengan penyaringan

stimulus, memberikan makna serta membentuk interpretasi

berdasarkan pertimbangan interpersonal yang dipengaruhi masa lalu,

kebutuhan, keinginan sistem nilai, keyakinan, keadaan fisik dan emosi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi adalah faktor fungsional

dan faktor struktural. Faktor fungsional yang mempengaruhi persepsi

diantaranya kebutuhan, pengalaman masa lalu, dan faktor-faktor personal

seseorang. Faktor struktural yang mempengaruhi persepsi adalah faktor-

faktor yang berasal dari stimuli fisik dan efek-efek syaraf yang timbul

pada sistem syaraf individu. Jadi faktor struktural lebih condong pada

sistem fisiologis manusia yang membentuk persepsi (Rakhmat, 2008).

Persepsi dalam penggunaan TIK dapat dinilai melalui sejauh mana

inovasi atau dapat dikatakan suatu teknologi baru akan memberikan

keuntungan daripada teknologi lama yang digantikannya. Jika

memang benar teknologi baru memberikan keuntungan yang relatif

Page 43: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan

24

lebih besar dari nilai yang dihasilkan oleh teknologi lama, maka

kecepatan proses adopsi inovasi akan berjalan cepat. Persepsi

penyuluh dalam hal ini berdasarkan teori sifat adopsi inovasi

(Soekartawi, 1988) yaitu:

a. Kompatibilitas (kesesuaian), seringkali teknologi baru yang

menggantikan teknologi lama tidak saling mendukung, namun

banyak juga dijumpai penggantian teknologi lama dengan

teknologi baru yang merupakan kelanjutan saja. Jika seperti itu,

maka kecepatan adopsi inovasi akan berjalan relatif cepat. Hal ini

disebabkan pengetahuan orang yang mengadopsi sudah terbiasa

untuk menerapkan teknologi lama yang tidak berbeda dengan

teknologi baru. Artinya bila perubahan dengan adanya teknologi

baru tersebut tidaklah frontal, maka orang yang mengadopsi cukup

mampu untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian untuk adopsi

inovasi tersebut.

b. Kompleksitas (kerumitan), makin mudah teknologi baru dapat

dipraktekkan, maka makin cepat pula proses adopsi inovasi yang

dilakukan adopter. Oleh karena itu agar proses adopsi inovasi

dapat berjalan cepat, maka penyajian inovasi harus lebih

sederhana.

c. Triabilitas (kemudahan dicoba), merupakan kesamaan dari kata

kemudahan. Artinya semakin mudah teknologi baru tersebut

dilakukan, maka relatif cepat proses adopsi inovasi yang dilakukan

adopter.

Page 44: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan

25

d. Observabilitas (kemudahan diamati), banyak adopter yang cukup

sulit untuk diajak mengerti mengadopsi inovasi dari teknologi

baru, walaupun teknologi baru tersebut telah memberikan

keuntungan karena telah dicoba di tempat lain. Masalahnya

sekarang adalah bagaimana memberikan pengertian itu semudah

mungkin agar adopter dapat mengerti sehingga mampu dan mau

melakukan adopsi inovasi.

4. Kinerja PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan)

Departemen Pertanian (2006) menerangkan penyuluhan adalah proses

pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan

mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses

informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai

upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan

kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi

lingkungan hidup. Pelaku utama dalam kegiatan penyuluhan adalah

masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan hutan, petani, pekebun,

peternak, nelayan, pembudidaya ikan, pengolah ikan serta keluarga

intinya. Pelaku usaha adalah perorangan warga negara Indonesia atau

koorporasi yang dibentuk menurut hukum Indonesia yang mengelola

usaha pertanian, perikanan dan kehutanan.

Kegiatan penyuluhan dilakukan oleh penyuluh pertanian. Penyuluh

pertanian pada pelaksanaan di lapangan dikenal sebagai PPL. PPL di

lingkup pertanian umumnya adalah pegawai negeri sipil (PNS) dan

Page 45: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan

26

sebagian lagi masih berstatus honorer atau di lapangan dikenal dengan

PPL tenaga harian lepas tenaga bantu penyuluh pertanian (THL TBPP)

(Saputro dkk., 2012).

Jahi dan Leilani (2006) berpendapat penyuluh adalah salah satu unsur

penting yang diakui peranannya dalam memajukan pertanian di Indonesia.

Penyuluh yang siap dan memiliki kemampuan dengan sendirinya

berpengaruh pada kinerjanya. Kinerja adalah prestasi yang dicapai

karyawan dalam melaksanakan suatu pekerjaan dalam suatu organisasi.

Kinerja seorang penyuluh dapat dilihat dari dua sudut pandang yaitu: (a)

bahwa kinerja merupakan fungsi dari karakteristik individu, karakteristik

tersebut merupakan variabel penting yang mempengaruhi perilaku

seseorang termasuk penyuluh pertanian dan (b) bahwa kinerja penyuluh

pertanian merupakan pengaruh dari situasional di antaranya terjadi

perbedaan pengelolaan dan penyelenggaraan penyuluhan pertanian di

setiap kabupaten yang menyangkut beragamnya aspek kelembagaan,

ketenagaan, program penyelenggaraan dan pembiayaan.

Peraturan Menteri Pertanian No. 91/Permentan/OT.140/9/2013 tentang

Pedoman Evaluasi Kinerja Penyuluh Pertanian, penilaian kinerja penyuluh

pertanian diukur melalui tiga indikator yaitu:

1) Persiapan Penyuluhan Pertanian:

a. Membuat data potensi wilayah dan agro ekosistem;

b. Memandu (pengawalan dan pendampingan) penyusunan RDKK;

c. Penyusunan programa penyuluhan pertanian desa dan kecamatan;

Page 46: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan

27

d. Membuat Rencana Kerja Tahunan Penyuluh Pertanian (RKTPP).

2) Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian:

a. Melaksanakan desiminasi/penyebaran materi penyuluhan sesuai

kebutuhan petani;

b. Melaksanakan penerapan metoda penyuluhan pertanian di wilayah

binaan;

c. Melakukan peningkatan kapasitas petani terhadap akses informasi

pasar, teknologi, sarana prasarana, dan pembiayaan;

d. Menumbuhkan dan mengembangkan kelembagaan petani dari

aspek kuantitas dan kualitas;

e. Menumbuhkan dan mengembangkan kelembagaan ekonomi petani

dari aspek kuantitas dan kualitas;

3) Evaluasi dan Pelaporan Penyuluhan Pertanian

a. Melakukan evaluasi pelaksanaan penyuluhan pertanian;

b. Membuat laporan pelaksanaan penyuluhan pertanian.

5. Teori Determinisme Teknologi

Teori Determinisme Teknologi dikemukakan pertama kali oleh Marshall

McLuhan pada tahun 1962 dalam tulisannya The Guttenberg Galaxy:

The Making of Typographic Man. Ide dasar teori ini adalah perubahan

yang terjadi pada berbagai macam cara berkomunikasi akan membentuk

pula keberadaban manusia itu sendiri. Teknologi membentuk individu

bagaimana cara berpikir, berperilaku dalam masyarakat, dan teknologi

Page 47: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan

28

tersebut mengarahkan manusia bergerak dari satu abad teknologi ke

teknologi yang lain (Nurudin, 2011).

Dikutip dari Wikipedia (2016), determinisme teknologi adalah sebuah

teori yang menegaskan bahwa perubahan yang terjadi dalam

perkembangan teknologi sejak zaman dahulu sampai saat ini memberikan

pengaruh yang besar terhadap masyarakat. Perkembangan teknologi

seperti reka baru atau bisa juga disebut inovasi, penemuan-penemuan baru,

dan hal-hal lain yang bertujuan mengembangkan teknologi untuk

mempermudah kegiatan-kegiatan manusia, memberikan pengaruh yang

besar kepada perkembangan nilai-nilai sosial dan kehidupan dalam

masyarakat.

Teknologi membentuk individu untuk bagaimana cara berpikir,

berperilaku dalam masyarakat dan teknologi tersebut akhirnya

mengarahkan manusia untuk begerak dari satu abad teknologi ke teknologi

lain. McLuhan berpendapat bahwa budaya dibentuk oleh bagaimana cara

kita berkomunikasi. Hal ini terdapat beberapa hal yang dapat disimak,

yakni penemuan dalam teknologi komunikasi menyebabkan perubahan

budaya, perubahan di dalam jenis-jenis komunikasi akhirnya membentuk

kehidupan manusia, kita membentuk peralatan untuk berkomunikasi dan

akhirnya peralatan untuk berkomunikasi yang kita gunakan membentuk

dan memengaruhi kehidupan kita sehari-hari (Nurudin, 2011).

Page 48: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan

29

6. Penelitian Terdahulu

Kajian penelitian terdahulu diperlukan sebagai bahan referensi dan

penuntun penentuan metode untuk menganalisis data penelitian (Tabel 3).

Page 49: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan

30

Tabel 5. Penelitian terdahulu

No. Penulis (Tahun)/

Sumber Tulisan

Tema Penelitian Metode Temuan Utama

1. Juwita Sari (2015)/

Jurnal Ilmu-ilmu

Agribisnis.

Persepsi Petani Terhadap

Kinerja Penyuluh dalam

Pengembangan Padi Organik

di Kecamatan Pagelaran

Kabupaten Pringsewu.

Metode analisis menggunakan

analisis deskriptif kualitatif,

Rank Spearman, dan Mann

Whitney.

Persepsi petani terhadap kinerja penyuluh dalam

pengembangan padi organik termasuk dalam klasifikasi

sedang, faktor-faktor yang berhubungan nyata dengan

persepsi petani terhadap kinerja penyuluh dalam

pengembangan padi organik yaitu umur, pengetahuan

petani, lama berusahatani, dan interaksi sosial petani.

Tidak ada perbedaan persepsi petani padi organik dan

anorganik terhadap kinerja penyuluh

2. Y. Sapari (2009)/

Jurnal Komunikasi

Pembangunan.

Pemanfaatan Media

Komunikasi Prima Tani,

Aksebilitas Kelembagaan Tani

dan Persepsi Petani tentang

Teknologi Agribisnis

Industrial Pedesaan.

Analisis deskriptif yang

digunakan adalah frekuensi,

rataan, persentase, rataan skor.

Untuk melihat hubungan antar

peubah menggunakan Rank

Spearman.

Karakteristik petani mempunyai derajat hubungan nyata

dengan persepsi mereka tentang teknologi AIP, dlihat

dari aspek biofisik, ekonomi dan sosial. Pemanfaatan

media komunikasi berhubungan nyata dengan persepsi

petani tentang teknologi AIP. Aksebilitas kelembagaan

tani berhubungan nyata dengan persepsi petani tentang

teknologi AIP.

3. Santi (2016)/

Skripsi Agribisnis

UNILA

Tingkat Peranan Penyuluh

Tanaman Pangan di BP3K

Kecamatan Gadingrejo

Kabupaten Pringsewu

Metode penelitian adalah

metode survei dengan analisis

data deskriptif dan kuantitatif.

Tingkat kinerja penyuluh pertanian di BP3K Gadingrejo

termasuk dalam klasifikasi rendah.

4. Narso (2012)/

Jurnal Penyuluhan.

Persepsi Penyuluh Pertanian

Lapang tentang Parannya

dalam Penyuluhan Pertanian

Padi di Provinsi Banten.

Metode yang digunakan adalah

metode survei. Menggunakan

analisis deskriptif dan analisis

korelasi Rank Spearman.

Persepsi PPL tentang perannya yang memiliki skor

tertinggi berturut-turut adalah peran dalam memilih dan

menerapkan metode penyuluhan, peran sebagai

pendamping, dan peran sebagai fasilitator, sedangkan

tiga peran dengan skor rendah berturut-turut adalah

peran penyuluh sebagai pendidik, peran sebagai

motivator dan peran sebagai ahli teknik pertanian.

Faktor-faktor yang berhubungan dengan persepsi petani

adalah karakteristik penyuluh, lingkungan fisik,

lingkungan sosial ekonomi dan motivasi.

Page 50: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan

31

Tabel 5. Lanjutan

No. Penulis (Tahun)/

Sumber Tulisan

Tema Penelitian Metode Temuan Utama

5. Dame Trully

Gultom (2016)/

IJSBAR.

Peran Media Komunikasi

Cyber Extension dalam

Memperkuat Petani

Hortikultura Menghadapi

Globalisasi di Provinsi

Lampung, Indonesia

Metode yang digunakan adalah

metode survei. Manggunakan

analisis deskriptif dan

inferensial dengan Mann

Whitney Test dan Rank

Spearman.

Petani hortikultura di Provinsi Lampung tidak siap

menghadapi globalisasi karena karakteristik individu yang

rendah. Tidak ada perbedaan karakteristik individu petani

hortikultura di Provinsi Lampung, namun tingkat

kosmopolitan, pengalaman usahatani, dan motivasi terdapat

perbedaan di Kabupaten Tanggamus dengan di Kabupaten

Lampung Barat. Ada hubungan antara karakteristik

individu dengan prilaku komunikasi dalam menggunakan

sumber informasi berbasis TIK, tetapi tidak terdapat

hubungan dalam menggunakan sumber informasi

konvensional. Untuk memperkuat petani hortikultura dalam

menggunakan media komunikasi cyber extention untuk

menghadapi globalisasi adalah dengan pendidikan

bagaimana menggunakan sumber informasi berbasis TIK

dengan melibatkan pemangku kepentingan di desa.

6. Novi Elian (2014)/

Jurnal Komunikasi

Pembangunan

Penggunaan Intenet dan

Pemanfaatan Informasi

Pertanian oleh Penyuluh

Pertaninan di Kabupaten

Bogor Wilayah Barat.

Metode yang digunakan adalah

metode survei. Manggunakan

analisis deskriptif dan analisis

uji korelasi Rank Spearman.

Penggunaan internet oleh responden tergolong rendah.

Faktor-faktor yang memiliki hubungan nyata dengan

penggunaan internet adalah karakteristik individu (umur

dan ketersediaan alat teknologi komunikasi), dan kebutuhan

informasi penyuluh (informasi teknologi pengolahan hasil,

pemasaran dan iklim). Pemanfaatan informasi oleh

responden terjadi ketimpangan, lebih dari separuh

responden hanya membagikan informasi ke sesama

penyuluh dan sebagian lagi dibagikan kepada petani dan

disimpan untuk pribadi.

Page 51: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan

32

Tabel 5. Lanjutan

No. Penulis

(Tahun)/

Sumber Tulisan

Tema Penelitian Metode Temuan Utama

7. Zahron Helmy

(2013)/ Jurnal

Agro Ekonomi.

Hubungan Kompetensi

Penyuluh dengan

Karakteristik Pribadi,

Persepsi Penyuluh terhadap

Sifat Inovasi Cyber

Extension.

Metode yang digunakan adalah

metode survei yang bersifat

deskriptif korelasi. Analisis

statistik yang digunakan adalah

Korelasi Rank Spearman.

Persepsi penyuluh pertanian relatif rendah terhadap cyber

extensión sebagai satu alternatif sistem penyuluhan

pertanian melalui jaringan internet. Persepsi penyuluh

pertanian terhadap sifat inovasi cyber extensión,

menunjukkan hubungan yang relatif erat terhadap

dukungan kelembagaan. Persepsi penyuluh pertanian

terhadap sifat inovasi cyber extensión menunjukkan

hubungan yang relatif erat dan nyata terhadap kompetensi

penyuluh pertanian melalui kemampuan operasional

komputer, kemampuan mengakses jaringan internet, dan

kemampuan mempertahankan komitmen terhadap

pembangunan pertanian.

8. Retno Sri

Hartati

Mulyandari

(2011)/

Disertasi IPB

Cyber Extension sebagai

Media Komunikasi dalam

Pemberdayaan Petani

Sayuran.

Metode yang digunakan adalah

metode survei. Analisis data

mencakup analisis deskriptif dan

inferensial. Analisis inferensial

berupa analisis koefisien korelasi

Pearson Product Moment (r) dan

uji t.

Petani di Jabar memiliki tingkat pengetahuan dan

keterampilan dalam memanfaatkan teknologi informasi

yang secara nyata lebih tinggi dibandingkan dengan petani

di Jatim meskipun tidak didukung oleh program

pengembangan akses sistem informasi berbasis teknologi

informasi (telecenter). Cyber extension dimanfaatkan oleh

petani sayuran sebagai sarana komunikasi dan berbagi

informasi, promosi usahatani, serta untuk akses informasi

produksi dan teknologi pertanian. Faktor dominan yang

memberikan pengaruh nyata terhadap perilaku dalam

memanfaatkan teknologi informasi adalah karakteristik

individu (tingkat kekosmopolitan petani). Faktor dominan

yang secara nyata memberikan pengaruh positif terhadap

tingkat pemanfaatan cyber extension adalah karakteristik

individu dan perilaku (sikap dan keterampilan) petani

dalam memanfaatkan teknologi informasi. Selanjutnya,

Page 52: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan

33

Tabel 5. Lanjutan

No. Penulis (Tahun)/

Sumber Tulisan

Tema Penelitian Metode Temuan Utama

tingkat keberdayaan petani dipengaruhi secara dominan

oleh perilaku dalam memanfaatkan teknologi informasi,

tingkat pemanfaatan cyber extension, karakteristik

individu (tingkat kekosmopolitan), persepsi terhadap

karakteristik cyber extension, dan faktor lingkungan

(ketersediaan sarana teknologi informasi).

9. Darojat

Prawiranegara

(2016)/

Sosiohumaniora

Pengaruh Kualitas Informasi

Berbasis Cyber terhadap

Kapabilitas Petani Sayuran

Mengelola Inovasi di Jawa

Barat

Metode yang digunakan adalah

metode survei. Analisis data

yang digunakan adalah analisis

kualitatif dan kuantitatif, serta

uji regresi.

Tingkat kapabilitas petani mengelola inovasi masih

rendah dan persepsi terhadap kualitas informasi

dinyatakan sedang. Penilaian petani terhadap informasi

yang berkualitas secara berurutan adalah: (1) informasi

harga; (2) informasi berupa hasil penelitian; (3)

informasi pemasaran; dan (4) informasi kebijakan

pertanian. Karakteristik kualitas informasi yang terdiri

atas relevansi, kepahaman, akurasi, kehandalan,

keaktualan, kelengkapan dan ketepatwaktuan, secara

serempak berpengaruh terhadap kapabilitas petani

mengelola inovasi.

10. Rudi Lantang Janis

(2014)/ Cocos

Kinerja Penyuluh Pertanian

di Wilayah Kerja Badan

Pelaksana Penyuluhan

Pertanian Perikanan dan

Kehutanan (BP4K)

Kabupaten Kepulauan

Sangihe.

Metode yang digunakan adalah

metode survei dengan sampel

penyuluh pertanian PNS.

Analisis data menggunakan

analisis deskriptif dan regresi

linier.

Tingkat kinerja penyuluh pertanian tergolong tinggi.

Pendidikan dan keterampilan, disiplin dan etos kerja,

kegiatan kunjungan penyuluh pertanian, serta motivasi

berpengaruh nyata bagi peningkatan kinerja penyuluh

pertanian

Page 53: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan

34

C. Kerangka Pemikiran

Pembangunan nasional sangat bergantung pada sektor pertanian. Sektor

pertanian menyumbangkan produk domestik bruto kedua terbesar setelah

sektor industri dan pengolahan (Badan Pusat Statistik, 2016). Besarnya data

ini tidak terlepas dari kebijakan-kebijakan pemerintah untuk pembangunan

sektor pertanian. Salah satu yang berperan untuk mensukseskan kebijakan

tersebut adalah kegiatan penyuluhan pertanian. Penyuluhan pertanian

merupakan suatu sistem pendidikan non formal yang ditujukan kepada

masyarakat tani, khususnya yang tinggal di pedesaan agar mereka tahu, mau,

dan mampu melaksanakan anjuran atau teknologi baru sehingga mereka dapat

meningkatkan produksi, produktivitas, dan pendapatan yang pada akhirnya

dapat meningkatkan kesejahteraannya (Saputro dkk., 2012). Penyuluhan

pertanian dalam komunikasi pembangunan memiliki peran sentral sebagai

fasilitator yakni menyampaikan informasi dari luar yakni sub sistem ilmuwan

kepada sistem sosial masyarakat pengguna (petani).

Kegiatan penyuluhan pertanian di lapangan dilakukan oleh penyuluh

pertanian. Selain melaksanakan kegiatan penyuluhan, penyuluh memiliki

peranan sebagai penghubung antara pemerintah sebagai pemegang kebijakan

dan peneliti sebagai penemu inovasi dengan petani sebagai pelaksana

kebijakan dan pengguna inovasi. Saat ini di lapangan masih terdapat masalah

terkait jumlah penyuluh dengan jumlah desa yang ada, misalnya pada

penelitian Santi (2016) menerangkan jumlah penyuluh yang tidak sebanding

dengan jumlah desa yang ada. Hal ini juga terjadi pada lokasi yang akan

Page 54: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan

35

diteliti di Kecamatan Jati Agung Lampung Selatan. Jumlah penyuluh di

Kecamatan Jati Agung Lampung Selatan sebanyak 17 orang, sedangkan

jumlah desa sebanyak 21 desa sehingga kondisi ini menyebakan penyuluh

pertanian memiliki dua wilayah desa dalam kegiatan penyuluhan pertanian.

Peningkatan kualitas penyuluh melalui sarana dan prasarana merupakan salah

satu kebijakan pemerintah dalam rangka melaksanakan penyuluhan yang

efektif dan efisien (Kementerian Pertanian, 2014). Salah satu sarana dan

prasarana dalam peningkatan kualitas penyuluh adalah penggunaan TIK. TIK

memiliki peranan yang sangat penting untuk mengakses dan menyampaikan

informasi pertanian. Penggunaan TIK mempengaruhi cara penyuluh

melakukan kegiatan penyuluhan (determinisme teknologi). TIK membentuk

bagaimana cara individu berfikir dan berperilaku sehingga mempengaruhi

kinerja penyuluh pertanian.

Pada penelitian ini terdapat beberapa variabel yang menjadi unit pengukuran

yakni menentukan tingkat penggunaan TIK. Penentuan variabel tingkat

penggunaan TIK berdasarkan teori De Fleur dalam Elian dkk., (2014) yang

melihat perilaku penggunaan diukur melalui tiga faktor yakni total waktu

rata-rata yang digunakan dalam sehari (durasi), pilihan acara/ ragam (diolah

secara deskriptif) dan frekuensi. Variabel lain yang menjadi unit pengukuran

yakni menentukan faktor-faktor yang diduga berhubungan dengan

penggunaan TIK. Variabel faktor-faktor yang diduga berhubungan dengan

pengunaan TIK ditentukan berdasarkan teori Slamet (1978) yakni adalah

umur, tingkat pendidikan formal, tingkat penghasilan, dan kekosmopolitan

Page 55: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan

36

serta ditambah motivasi berdasarkan teori Harzberg dalam Siagian (2004) dan

persepsi berdasarkan teori Soekartawi (1988). Variabel terakhir yakni

menentukan tingkat kinerja PPL. Penentuan tingkat kinerja PPL berdasarkan

Peraturan Menteri Pertanian No. 91/Permentan/OT.140/9/2013 tentang

Pedoman Evaluasi Kinerja Penyuluh Pertanian dengan indikator persiapan

penyuluhan pertanian, pelaksanaan penyuluhan pertanian dan evaluasi dan

pelaporan penyuluhan pertanian. Penelitian ini juga akan menguji hubungan

antara variabel-variabel tersebut. Variabel-variabel tersebut yakni menguji

hubungan antara faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan TIK

dengan tingkat penggunaan TIK dan hubungan antara tingkat penggunaan

teknologi komunikasi dengan kinerja PPL (Gambar 2).

Page 56: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan

37

Faktor-faktor yang

berhubungan dengan

penggunaan teknologi

informasi dan komunikasi (X):

Gambar 3. Bagan kerangka pemikiran

Penggunaan TIK oleh PPL (Y1):

1. Durasi

2. Frekuensi

3. Ragam penggunaan jenis TIK

Umur (X1)

Tingkat pendidikan formal

(X2)

Tingkat penghasilan (X3)

Motivasi (X4)

Kekosmopolitan (X5)

Persepsi PPL terhadap TIK

(X6)

Kinerja PPL (Y2):

1. Persiapan penyuluhan pertanian

2. Pelaksanaan penyuluhan pertanian

3. Evaluasi dan pelaporan penyuluhan

pertanian

Page 57: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan

38

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut maka dapat diturunkan beberapa

hipotesis:

1. Terdapat hubungan yang nyata antara umur dengan penggunaan TIK.

2. Terdapat hubungan yang nyata antara tingkat pendidikan formal dengan

penggunaan TIK.

3. Terdapat hubungan yang nyata antara tingkat penghasilan dengan

penggunaan TIK.

4. Terdapat hubungan yang nyata antara motivasi dengan penggunaan TIK.

5. Terdapat hubungan yang nyata antara kekosmopolitan dengan penggunaan

TIK.

6. Terdapat hubungan yang nyata antara Persepsi PPL dengan penggunaan

TIK PPL.

7. Terdapat hubungan yang nyata antara penggunaan TIK PPL dengan

kinerja PPL.

Page 58: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan

39

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel-

variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis data yang

berhubungan dengan tujuan penelitian. Variabel X dalam penelitian ini adalah

faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat penggunaan TIK. Faktor-

faktor yang berhubungan dengan tingkat penggunaan TIK adalah:

1. Umur (X1) adalah lamanya waktu hidup responden pada saat penelitian

dilaksanakan.

2. Tingkat pendidikan formal (X2) adalah tingkat pembelajaran tertinggi

yang diikuti penyuluh di bangku sekolah formal.

3. Tingkat penghasilan (X3) adalah pendapatan perbulan yang diperoleh PPL

dari pekerjaan penyuluh dan pekerjaan sampingan.

4. Motivasi (X4) adalah dorongan penyuluh pertanian menggunakan TIK

dalam rangka melaksanakan kagiatan penyuluhan.

5. Kekosmopolitan (X5) adalah PPL yang terbuka akan informasi-informasi

baru dan aktif mencari informasi-informasi di luar lingkungan diri sendiri.

6. Persepsi (X6) adalah penilaian penyuluh dalam menggunakan TIK untuk

kegiatan penyuluhan pertanian. Persepsi PPL terhadap TIK terdiri atas

kompatibilitas, kompleksitas, triabilitas dan observabilitas.

Page 59: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan

40

Variabel Y1 dalam penelitian ini adalah penggunaan TIK oleh PPL di BP3K

Jati Agung, Lampung Selatan. Penggunaan TIK adalah intensitas akses atau

gambaran berapa lama dan sering penyuluh pertanian menggunakan TIK

dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi tentang pertanian.

Indikator untuk menentukan tingkat penggunaan teknologi komunikasi adalah:

1. Durasi penggunaan TIK adalah lamanya waktu yang digunakan penyuluh

pertanian untuk menggunakan TIK guna memenuhi kebutuhan

menyampaikan dan memperoleh informasi tentang pertanian dalam satu

hari.

2. Frekuensi penggunaan TIK adalah seberapa sering penyuluh menggunakan

TIK untuk menyampaikan dan memperoleh informasi tentang pertanian

dalam satu minggu.

3. Ragam penggunaan jenis TIK adalah banyaknya jenis teknologi

komunikasi yang digunakan PPL untuk berkomunikasi dalam

menyampaikan dan memperoleh informasi seperti laptop, komputer,

telepon, handphone, smartphone, radio, dan televisi. Data indikator ragam

penggunaan TIK diolah secara deskriptif.

Variebel Y2 dalam penelitian ini adalah tingkat kinerja PPL di BP3K Jati

Agung, Kabupaten Lampung Selatan. Tingkat kinerja PPL adalah gambaran

prestasi atau hasil kerja baik secara kualitas maupun kuantitas yang dicapai

penyuluh dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang

diberikan kepadanya. Penilaian kinerja penyuluh berdasarkan Peraturan

Menteri Petnanian No. 91/Permentan/OT.140/9/2013 tentang Pedoman

Evaluasi Kinerja Penyuluh Pertanian, diukur melalui tiga indikator yaitu:

Page 60: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan

41

1. Persiapan penyuluhan pertanian adalah segala sesuatu yang berhubungan

dengan keberhasilan penyuluh dalam persiapan penyuluhan pertanian.

2. Pelaksanaan penyuluhan pertanian adalah segala sesuatu yang

berhubungan dengan keberhasilan penyuluh dalam melaksanakan

penyuluhan pertanian penyuluh pertanian

3. Evaluasi dan pelaporan penyuluhan pertanian adalah segala sesuatu yang

berhubungan dengan keberhasilan penyuluh dalam melakukan evaluasi

dan laporan pelaksanaan penyuluhan pertanian.

Berdasarkan variabel-variabel dan definisi operasional yang digunakan pada

penelitian ini, maka disusun variabel, definisi operasional, indikator-indikator,

pengukuran/interval dan kategori pengukuran yang disajikan pada Tabel 6.

Page 61: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan

42

Tabel 6. Variabel, definisi operasional, indikator, pengukuran/interval dan

kategori pengukuran

Variabel Definisi

Operasional

Indikator Pengukuran/

Interval

Kategori

Pengukuran

1. Umur (X1) Lamanya

waktu hidup

responden

pada saat

penelitian

dilaksanakan.

- 44,67-55,00 Tinggi

- 34,34-44,67 Sedang

- 24,00-34,33 Rendah

2. Tingkat

pendidikan

formal (X2)

Tingkat

pembelajaran

tertinggi

yang diikuti

penyuluh di

bangku

sekolah

formal pada

saat

penelitian

dilaksanakan

a. Sarjana 17-18 tahun Tinggi

b. Diploma 15 tahun Sedang

c. SMA 12 tahun Rendah

3. Tingkat

penghasilan (X3)

Pendapatan

perbulan

yang

diperoleh

penyuluh

pertanian

dari

pekerjaan

penyuluh dan

pekerjaan

sampingan.

- 4.266–5.800 Tinggi

- 2.733–4.266 Sedang

- 1.200–2.733

*disajikan

dalam

ribuan

rupiah

Rendah

4. Motivasi (X4) Sesuatu yang

mendorong

penyuluh

pertanian

untuk

melakukan

tindakan.

a. Intrinsik

b. Ekstrinsik

7,87-9,55

6,17-7,86

4,47-6,16

31,63-35,79

27,46-31,62

23,27-27,45

Tinggi

Sedang

Rendah

Tinggi

Sedang

Rendah

5. Kekosmopolitan

(X5)

PPL yang

terbuka akan

informasi-

informasi

baru dan

aktif mencari

informasi-

informasi di

luar

lingkungan

diri sendiri.

-

-

-

10,54–12,31

8,79–10.54

7,01–8,78

Tinggi

Sedang

Rendah

Page 62: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan

43

Tabel 6. Lanjutan

Variabel Definisi

Operasional

Indikator Pengukuran/

Interval

Kategori

Pengukuran

6. Persepsi

PPL (X6)

Penilaian

penyuluh

pertanian terhadap

TIK digunakan

dalam bidang

pertanian.

a. Kompatibilitas

(kesesuaian)

b. Kompleksitas

(kerumitan/

Kemudahan)

c. Triabillitas

(kemudahan

dicoba)

d. Observabilitas

(kemudahan

diamati)

26,02–28,92

23,11–26,02

20,20–23,12

18,10–22,26

13,94–18,10

9,78–13,94

17,40–21,36

13,43–17,39

9,46 – 13,42

16,86–21,39

12,32–16,85

7,77–12,31

Tinggi

Sedang

Rendah

Tinggi

Sedang

Rendah

Tinggi

Sedang

Rendah

Tinggi

Sedang

Rendah

7. Tingkat

pengguna

an TIK

PPL (Y1)

Prilaku PPL

dalam

menggunakan TIK

yang dihitung

dalam satuan

waktu dan ragam

TIK.

a. Durasi

penggunaan TIK

(jam/hari)

b. Frekuensi

penggunaan TIK

(hari/minggu)

c. Ragam

penggunaan TIK

(deskriptif)

5,68 – 7,33

4,01 – 5,67

2,33 – 4,00

5,51 – 7,00

4,01 – 5,50

2,50 – 4,00

Tinggi

Sedang

Rendah

Tinggi

Sedang

Rendah

8. Tingkat

kinerja

PPL (Y2)

Prestasi yang

dicapai penyuluh

dalam

melaksanakan

tugasnya.

a. Persiapan

penyuluhan

pertanian

b. Pelaksanaan

penyuluhan

pertanian

c. Evaluasi dan

pelaporan

penyuluhan

pertanian

9,20–9,90

8,49–9,19

7,78–8,48

21,52-24,51

18,53-21,51

15,52–18,52

5,38–7,05

3,69–5,37

2,00–3,68

Tinggi

Sedang

Rendah

Tinggi

Sedang

Rendah

Tinggi

Sedang

Rendah

B. Lokasi Penelitian, Waktu Penelitian dan Responden

Penelitian ini dilakukan di BP3K Jati Agung, Kabupaten Lampung

Selatan. Penentuan lokasi secara sengaja (purposive). Dasar petimbangan

pemilihan lokasi penelitian adalah Kecamatan Jati Agung merupakan salah

satu kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan yang memiliki jumlah

penyuluh pertanian kedua terbanyak setelah Kecamatan Natar di

Kabupaten Lampung Selatan, namun Kecamatan Jati Agung memiliki

Page 63: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan

44

sebaran penyuluh pertanian THLTBPP yang jumlahnya paling banyak

(Tabel 2). Secara geografis lokasi Kecamatan Jati Agung terletak di

wilayah Kabupaten Lampung Selatan dan berbatasan dengan Kotamadya

Bandar Lampung. Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan April 2017.

Responden dalam penelitian ini adalah seluruh PPL di BP3K Jati Agung

Lampung Selatan yang berjumlah 17 orang (7 PPL PNS dan 10 PPL

THLTBPP).

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan peneliti adalah metode sensus. Metode ini

merupakan riset survei yaitu peneliti mengambil seluruh anggota populasi

sebagai respondennya, dengan demikian sensus menggunakan total

sampling, artinya jumlah total populasi diteliti (Kriyantono, 2009).

D. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan oleh peneliti mencakup data primer dan data

sekunder. Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh

secara langsung dari sumber asli atau tidak melalui perantara. Data primer

secara khusus dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan

penelitian. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh

langsung dari responden baik melalui wawancara atau pengisian

kuesioner. Data sekunder merupakan data yang sudah dipublikasikan,

namun tidak khusus diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pekerjaan yang

Page 64: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan

45

sedang ditangani. Data sekunder dapat diperoleh melalui studi

kepustakaan.

Alat pengumpulan data yang digunakan peneliti meliputi tiga metode

(Fathoni, 2011), yaitu:

1. Kuesioner, merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan

untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

pribadinya, atau hal-hal yang diketahui.

2. Wawancara (interview), merupakan percakapan antara peneliti dengan

seseorang yang berhadap mendapatkan informasi, dan informan atau

seorang yang diasumsikan mempunyai informasi penting tentang suatu

obyek.

3. Studi Kepustakaan, merupakan suatu cara untuk memperoleh data

yang tidak langsung ditujukan kepada subyek penelitian.

E. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan pada penelitian adalah analisis

deskriptif dan inferensial. Analisis deskriptif digunakan untuk menjawab

tujuan satu dan tiga, sedangkan analisis inferensial digunakan untuk

menjawab tujuan dua dan empat. Analisis inferensial pada penelitian ini

menggunakan analisis Rank Spearman.

Pengukuran koefisien korelasi pada penelitian ini adalah menguji apakah

terdapat hubungan antara faktor-faktor yang diduga berhubungan dengan

penggunaan TIK dengan penggunaan TIK, serta hubungan penggunaan

Page 65: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan

46

TIK oleh PPL dengan kinerja PPL. Pengujian ini menggunakan statistik

non parametrik Rank Spearman dengan bantuan program aplikasi SPSS

(Statistical Package for the Social Sciences) versi 16.00. Pengukuran

koefisien Rank Spearman (Siegel, 1986) terdapat rumus:

rs ∑ di

ni

n n

Keterangan:

rs = Koefisien korelasi

di = Perbedaan pasangan setiap peringkat

n = Jumlah sampel

Rumus rs ini digunakan atas dasar pertimbangan bahwa dalam penelitian

ini akan melihat korelasi (keeratan hubungan) antara variabel-variabel dari

peringkat dan dibagi dalam klasifikasi tertentu. Hal ini sesuai dengan

fungsi rs yang merupakan ukuran asosiasi dua variabel yang berhubungan,

diukur sekurang-kurangnya dengan skala ordinal (berurutan), sehingga

objek atau individu yang dipelajari dapat diberi peringkat dalam rangkaian

berurutan. Bila terdapat rank kembar dalam variabel maka diperlukan

faktor koreksi T (Siegel, 1986) dengan rumus:

rs ∑ ∑ y ∑ di

√∑ ∑ y

∑ n n

∑ y n n

∑ y

∑ t t

Keterangan:

n = Jumlah responden

t = Banyak observasi yang berangka sama pada suatu peringkat tertentu.

T = Faktor koreksi

Σ 2 = Jumlah kuadrat variabel independen yang dikoreksi

Σy2 = Jumlah kuadrat variabel dependen yang dikoreksi

Page 66: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan

47

Σ Jumlah faktor koreksi variabel indepnden

Σ y Jumlah faktor koreksi variabel dependen

Selanjutnya dilakukan uji signifikan, pengujian dilakukan dengan

membandingkan nilai koefisien kolerasi (rs) hitung dengan harga kritis rs

pada Tabel P. Kriteria pengambilan keputusan:

1) Jika rs hitung < rs tabel pada α 0,05, maka terima Ho. Berarti tidak

terdapat hubungan yang nyata antara variabel dependen dan variabel

independen.

2) Jika rs hitung ≥ rs tabel pada α 0,05 maka tolak Ho. Berarti terdapat

hubungan yang nyata antara variabel dependen dan variabel

independen.

Page 67: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan

81

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpilkan bahwa:

1. Tingkat penggunaan TIK PPL di BP3K Jati Agung Lampung Selatan

termasuk dalam kategori tinggi.

2. Faktor-faktor yang berhubung dengan penggunaan TIK PPL di BP3K Jati

Agung Lampung Selatan adalah umur, pendidikan, penghasilan dan

kekosmopolotan.

3. Tingkat kinerja PPL di BP3K Jati Agung Lampung Selatan termasuk

dalam kategori tinggi.

4. Terdapat hubungan antara penggunaan TIK dengan kinerja PPL di BP3K

Jati Agung Lampung Selatan. Semakin tinggi penggunaan TIK maka

semakin tinggi kinerja PPL.

Page 68: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan

82

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka saran yang dapat

diberikan yaitu:

1. PPL perlu mengikuti pelatihan TIK agar tidak hanya menggunakan

Handphone saja melainkan juga mampu menggunakan alat TIK dan

aplikasi lain dalam pelaksanaan penyuluhan.

2. Bagi peneliti lain, dapat melakukan penelitian lebih mendalam terkait

perilaku penggunaan aplikasi alat-alat TIK yang dipakai dan perilaku

akses informasi pertanian yang digunakan PPL.

Page 69: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP4K)

Lampung Selatan. 2015. Data Penyuluh Pertanian, Perikanan dan

Kehutanan Kabupaten Lampung Selatan. BP4K Kabupaten Lampung

Selatan. Lampung.

Badan Pusat Statistik. 2015. Produksi Tanaman Palawija Provinsi Lampung

Tahun 2010-2014. BPS Provinsi Lampung. Bandarlampung.

________________. 2016a. Statistik Daerah Kecamatan Jati Agung. BPS

Kabupaten Lampung Selatan. Lampung Selatan.

________________. 2016b. Pendapatan Nasional Indonesia 2011-2015. BPS

Indonesia. Jakarta.

Departemen Pertanian. 2006. Undang-undang Republik Indonesia No. 16 Tahun

2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan.

Deptan. Jakarta.

DeVito, J.A. 2011. Komunikasi Antar Manusia. Karisma Publishing Group.

Tanggerang.

Elian, N., D.P. Lubis dan P.A. Rangkuti. 2014. Penggunaan Internet dan

Pemanfaatan Informasi Pertanian oleh Penyuluh Pertanian di Kabupaten

Bogor Wilayah Barat. Jurnal Komunikasi Pembangunan. Vol.12, No.2:

104-109.

Fathoni, A. 2011. Metode Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi. Rineka

Cipta. Jakarta.

Gultom, D.T., Sumardjo, S. Sarwoprasodjo, dan P. Muljono. 2016. The Role of

Cyber Extension Communication Media in Strengthening Horticulture

Farmers in Facing Globalization in Lampung Province, Indonesia.

IJSBAR. Vol. 26, No. 2: 104-117.

Helmy, Z., Sumardjo, N. Purnaningsih dan P. Tjitropranoto. 2013. Hubungan

Kompetensi Penyuluh dengan Karakteristik Pribadi, Persepsi Penyuluh

terhadap Dukungan Kelembagaan dan Persepsi Penyuluh terhadap Sifat

Inovasi Cyber Extension. Jurnal Agro Ekonomi. Vol. 31 No. 1: 1-18.

Page 70: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan

Jahi, A. dan A. Leilani. 2006. Kinerja Penyuluh Pertanian di Beberapa

Kabupaten Provinsi Jawa Barat. Jurnal penyuluhan. Vol 2 (2) : 99-106.

Janis, R.L. 2014. Kinerja Penyuluhan Pertanian di Wilayah Kerja Badan

Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP4K)

Kabupaten Kepulauan Sangahie. Jurnal Cocos. Vol 4 No. 4: 20-41.

Kadir, A. dan T.C. Triwahyuni. 2003. Pengenalan Teknologi Informasi dan

Komunikasi. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Kementerian Pertanian. 2008. Peraturan Menteri Pertanian Nomor

01/Permentan/OT. 140/1/2008 Tentang Pedoman Tenaga Harian Lepas

(THL) Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian. Kementan. Jakarta.

__________________. 2013a. Peraturan Menteri Pertanian Nomor

91/Permentan/OT. 140/9/2013 Tentang Pedoman Evaluasi Peranan

Penyuluh Pertanian. Kementan. Jakarta.

__________________. 2013b. Peraturan Menteri Pertanian Nomor

16/Permentan/OT. 140/2/2013 Tentang Pedoman Sistem Manajemen

Informasi Penyuluh Pertanian (SMIPP) di Lingkungan Kementerian

Pertanian. Kementan. Jakarta.

__________________. 2014. Kebijakan Pembangunan Pertanian 2015-2019.

Kementan. Jakarta.

Kriyantono, R. 2009. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Kencana Prenada Media

Group. Jakarta.

Mardikanto, T. 2010. Komunikasi Pembangunan. UNS Press. Surakarta.

Morissan, M.A., A.C. Wardhani dan F. Hamid. 2010. Teori Komunikasi Massa.

Ghalia Indonesia. Bogor.

Mulyandari, R.S.H. 2011. Cyber Extension sebagai Media Komunikasi dalam

Pemberdayaan Petani Sayuran. (Skripsi). IPB. Bogor.

Narso, A. Saleh, P.S. Asngari dan P. Muljono. 2012. Persepsi Penyuluh

Pertanian Lapang tentang Perannya dalam Penyuluhan Pertanian Padi di

Provinsi Banten. Jurnal Penyuluhan. Vol. 8, No. 1: 92-102.

Nurudin. 2011. Pengantar Komunikasi Massa. Rajagrafindo Persada. Jakarta.

Prawiranegara, D. 2016. Pengaruh Kualitas Informasi Berbasis Cyber terhadap

Kapabilitas Petani Sayuran Mengelola Inovasi di Jawa Barat. Jurnal

Sosiohumaniora. Vol. 18, No. 2: 166-172.

Rakhmat, J. 2008. Psikologi Komunikasi. Remaja Rosda Karya. Bandung.

Page 71: HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN …digilib.unila.ac.id/29727/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan

Santi. 2016. Tingkat Peranan Penyuluh Tanaman Pangan di BP3K Kecamatan

Gadingrejo Kabupaten Pringsewu. (Skripsi). Universitas Lampung.

Lampung.

Sapari, Y. 2009. Pemanfaatan Media Komunikasi Prima Tani, Aksebilitas

Kelembagaan Tani dan Persepsi Petani tentang Teknologi Agribisnis

Industrial Pedesaan. Jurnal Komunikasi Pembangunan. Vol. 7 No. 1.

Saputro, S.G., I. Listiana dan D.T. Gultom. 2012. Dasar-Dasar Penyuluhan dan

Komunikasi Pertanian. Anugrah Utama Raharja. Bandarlampung.

Sari, J., I. Nnurmayasari dan H. Yanfika. 2015. Persepsi Petani Terhadap Kinerja

Penyuluh dalam Pengembangan Padi Organik di Kecamatan Pagelaran

Kabupaten Pringsewu. Jurnal Ilmu-ilmu Agribisnis. Vol. 3, No. 4: 432-

439.

Setyonegoro, K. 1974. Transeksual Ditinjau Dari Segi Psikiatri. Depertemen

Kehakiman RI. Jakarta.

Siagian, S.P. 2004. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Rineka Cipta. Jakarta.

Siegel, S. 1986. Statistik Non-Parametrik. PT Gramedia. Jakarta.

Slamet, M. 1978. Kumpulan Bacaan Penyuluhan Pertanian Bogor. IPB Press.

Bogor.

Soekartawi. 1988. Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. UI Press. Jakarta.

Sumardjo, L.M. Baga dan R.S.H. Mulyandari. 2010. Cyber Extension Peluang

dan Tantangannya dalam Revitalisasi Penyuluhan Pertanian. IPB Press.

Bogor.

Supriyadi, E. dan M.H. Kiswanto. 2010. Teknologi Informasi dan Komunikasi.

CV Sinar Mandiri. Jakarta.

Wikipedia. 2016. Determinisme Teknologi.

https://id.wikipedia.org/wiki/Determinisme_teknologi. Diakses 8

November 2016.